MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 73 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 73 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

+28
M.K.B
annom_sanjaya
Om Jenggot panjang
alam hazmi alkarami
72 BIDADARI
mang odoy
Pedo
paulus
Theleb_boy
Yhowshua
Moeslim
Mencarikebenaran
Khawariz
brani mati demi islam ku
forever_muslim
DOMBA BERTARING SERIGALA
erwin gautama
BOTELHEM
mencari petunjuk
ingintau
answering-ff
vampir kristus
shaggy
agus
AlukarD
Islam is the our religi
Tom Jerry
hamba tuhan
32 posters

Page 5 of 6 Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6  Next

Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 18 Nov 2010, 5:04 am

First topic message reminder :

Matius :
26:55Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.

26:56Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

26:57Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.

26:58Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.

26:59Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,

26:60tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,

26:61yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."

26:62Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

26:63Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak/bukan."

26:64Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya(yaitu bukan mesias). Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Matius 26:64 Membuktikan bahwa yesus diangkat oleh ALLAH kelangit dalam keadaan hidup-hidup…. Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Kata Mulai sekarang maksudnya adalah saat ini juga, detik ini juga, gak menunggu sampe detik selanjutnya, berarti selesai yesus berkata itu langsung diangkat ALLAH ke langit. Jadi ayat alkitab selanjutnya itu bukan yesus lagi… tapi yudas iskariot yang digantikan ALLAH menyerupai yesus.

Hubungan dengan Matius 26:38, 39, 42

26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"


Berarti doa yesus dikabulkan oleh ALLAH, atas kehendak ALLAH... yesus diselamatkan dengan diangkat hidup-hidup kelangit bukan ke sorga.


Last edited by hamba tuhan on Mon 29 Nov 2010, 12:40 pm; edited 3 times in total
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down


pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Fri 31 Dec 2010, 2:00 pm

yoshwua wrote:
waaaaaahhhhhhhh. . . . . . . . . . . gak nyangka kalau kamu senang dengan pernyataan saya. . . . . . yaa. . . sudah . . . saya hibur kamu lagi dengan menunjukkan teman teman auloh wtsmu si batu hitam hajar aswad .
teman - teman si auloh adalah : batu ponari , batu jimat para dukun , batu besar sesembahan para suku primitif yang masih animisme , dan tentu saja batu nisan mbah priuk !!!
harusnya anda itu berusaha keras meng-upgrade diri anda bukan hanya sekedar jadi penghibur atau pelawak di forum ini... Razz Razz

beranikah anda serius di thread ini dgn mempertahankan keyakinan anda yesus rela koit disalib utk menebus dosa umat manusia???
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Fri 31 Dec 2010, 2:39 pm

paulus wrote:
yesus memang ga mati di salib mas HT....
buktinya dia datang ke kaumnya dengan kedagingan, bukan dalam bentuk roh...

lukas 42:
(36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
(37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
(38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
(39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
(41) Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"
(42) Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng
(43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

jadi yesus makan ikan goreng dulu sebelum naik kesyurga...membuktikan bahwa "dia tidak pernah mati"
menarik membaca tulisan bro paulus diatas... nah menurut bro paulus sendiri bagaimana memahami peristiwa penyaliban Isa as?? silahkan bro ikutan sharing disini dan Insya Allah bermanfaat buat kita semua karena saya tahu bro paulus ini sangat menguasai alkitab dan saya sangat senang membaca tulisan2 bro paulus... silahkan bro...
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 31 Dec 2010, 3:07 pm

paulus wrote:
hamba tuhan wrote:Matius :
26:55Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.

26:56Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

26:57Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.

26:58Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.

26:59Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,

26:60tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,

26:61yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."

26:62Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

26:63Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak/bukan."

26:64Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya(yaitu bukan mesias). Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Matius 26:64 Membuktikan bahwa yesus diangkat oleh ALLAH kelangit dalam keadaan hidup-hidup…. Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Kata Mulai sekarang maksudnya adalah saat ini juga, detik ini juga, gak menunggu sampe detik selanjutnya, berarti selesai yesus berkata itu langsung diangkat ALLAH ke langit. Jadi ayat alkitab selanjutnya itu bukan yesus lagi… tapi yudas iskariot yang digantikan ALLAH menyerupai yesus.

Hubungan dengan Matius 26:38, 39, 42

26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"


Berarti doa yesus dikabulkan oleh ALLAH, atas kehendak ALLAH... yesus diselamatkan dengan diangkat hidup-hidup kelangit bukan ke sorga.


yesus memang ga mati di salib mas HT....
buktinya dia datang ke kaumnya dengan kedagingan, bukan dalam bentuk roh...Smile


lukas 42:
(36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
(37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
(38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
(39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
(41) Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"
(42) Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng
(43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

jadi yesus makan ikan goreng dulu sebelum naik kesyurga...membuktikan bahwa "dia tidak pernah mati" Smile




Terimakasih saudaraku seiman bro PM.... maaf, dalam masalah ini saya dan bro AFF berlawanan pendapat dgn sauadaraku Bro PM dan bro FM, secara alkitabiah saya dgn bro AFF sudah paparin di halaman belakang.... baiklah saya copas kembali kesini.... inget!!! pembelajaran ini bukan utk menunjukkan keegoisan diri kita dalam berpendapat saudaraku sekalian.....

Kesimpulan tentang Penyaliban Yesus

(Al-Masih) dan ‘penderitaannya’ (the passion of Christ) dalam akidah Islam, bukan saja tidak mendapat tempat, namun juga ditolak oleh Bibel. Apa yang dikatakan oleh saudaraku bro FM bahwa salah satu alasan penolakan Islam adalah Qs. An-Nisa’ [4]: 157 sama sekali tidak tepat. Dalam tulisan ini, saya mencoba membuat kesimpulan dan memberikan beberapa catatan penting.


Pertama, kisah penyaliban Yesus dan penderitaannya (Âlâm al-Masîh) yang diklaim oleh umat Kristen sebagai bagian dogma yang harus diterima, meskipun irasional dan sama sekali tidak berdasar. Bangunan dogma ini laksana ‘sarang laba-laba’: tidak kokoh dan sudah runtuh.

Yang meruntuhkan dogma yang ‘membingungankan’ ini bukan hanya Al-Qur’an, tapi juga Bibel. Namun sayang, karena dogma –percaya tidak percaya, masuk akal atau tidak—wajib diterima. Benar, bahwa Qs. An-Nisa [4]: 157 menolak penyaliban Yesus. Penolakan Al-Qur’an bukan tanpa dasar dan tanpa alasan yang kuat.

Kisah penyaliban Yesus merupakan ‘sandiwara’ yang dibuat oleh Yahudi. Kemudian sandiwara ini mendapat sambutan yang sangat besar sekali dari umat Kristen. Umat Yahudi yang paling banyak mencerca ibunda Mariam (Maria) –wanita suci dan terhormat—dan menuduhnya berbuat “serong” lebih dicintai oleh umat Kristen, meskipun umat Islam membela habis-habisan.

Pada akhirnya, penyaliban ini menjadi dogma yang taken for granted, tanpa proses olah nalar yang cerdas.

Umat Yahudi adalah umat yang memiliki budaya “ingkar janji”, mengingkari ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa alasan yang benar, mengaku hatinya terutup.
Mereka juga mencerca Mariam, ibu Yesus. Dan yang paling besar, mereka mengaku telah ‘membunuh’ –menyalib—Yesus utusan Allah (Qs. An-Nisa’ [4]: 156-157). Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, hanya orang yang diserupakan –bukan disamarkan.

Dan ternyata, orang-orang Yahudi sendiri ragu terhadap yang mereka salib itu. Mereka tidak memiliki pengetahuan yang valid, akhirnya mereka hanya mengikuti perkiraan (prasangka) saja (ittibâ` az-zhann).

Dan mereka memang benar-benar tidak yakin bahwa mereka telah membunuh Yesus (Qs. An-Nisa’ [4]: 157). Al-Qur’an menyatakan bahwa Yesus tidak hanya tidak disalib, bahkan diangkat oleh Allah (Qs. An-Nisa [4]: 158).

Kalau seandainya benar Yesus disalib, demi menebus dosa bapaknya Adam. Berarti Allah tidak adil. Kalau Tuhan mengorbankan ‘Anak Tunggal-Nya’, berarti Tuhan tidak memiliki kasih sayang. Bukankah dalam agama Kristen Tuhan itu bersifat ‘adil’ dan ‘pengasih’.
Jika demikian, kisah penyaliban Yesus tertolak melalui dua sifat Tuhan yang kontradiktif ini. Adalah benar apa yang termaktub di dalam Kitab Yehezkiel 18: 2-4, “Mengapa peribahasa ini terus disebut-sebut di negeri Israel? ‘Orang tua makan buah anggur yang asam rasanya, tetapi anak-anaklah yang ngilu giginya.’ Demi Aku, Allah yang hidup, TUHAN Yang Mahatinggi, peribahasa ini tidak akan lagi diucapkan di Israel. Nyawa setiap orang adalah milik-Ku, baik nyawa orang tua maupun nyawa anaknya. Orang yang berdosa, dialah yang akan mati.”

Lebih tegas lagi dijelaskan, “Orang yang berbuat dosa, dialah yang akan mati. Anak tidak harus menanggung akibat dari kesalahan ayahnya; sebaliknya, ayah pun tidak harus menanggung akibat dari dosa-dosa anaknya. Orang yang baik akan mendapat ganjaran yang baik karena perbuatannya yang baik. Dan orang yang jahat akan menderita akibat dari kejahatannya.” (Yehezkiel 18: 20).

Dengan demikian, tidak ada alasan bahwa Yesus harus menebus dosa Adam. Rentang waktu yang begitu lama – ribuan tahun—sejak Adam dan Hawa makan buah dari pohon kehidupan dan keabadian, menjadi tanya besar yang tidak terpecahkan.

Bukan hanya tidak masuk akal, juga menodai ke-Mahaagungan Allah SWT. Apakah Allah Yang Mahakuasa tidak mampu mengampuni dosa para hamba-Nya? Karena dia Mahakuasa. Lalu kenapa harus menunggu Yesus dilahirkan? Paralogisme yang menggelikan!


Kedua, benarkah Yesus disalib?

saudaraku bro FM juga menyatakan, ” Secara gramatikal, Q.s. An-Nisa’ 157 memang tidak menyangkal secara gamblang historisitas penyaliban Yesus.

Ungkapan lakin syubiha lahum (melainkan yang disamarkan bagi mereka), menggunakan bentuk fi’il mabni lil-majhul yang tidak menunjuk secara jelas subyek, yaitu siapa yang menggantikan Yesus dalam penyaliban.

Nama Yudas Iskariot sebagai pengganti Yesus baru muncul belakangan, dan dalam sejumlah tafsir kuno dikemukakan nama-nama lain (Simon Petrus, Simon dari Kirene, dan sebagainya).
Artinya, nama-nama inipun tidak muncul dalam teks al-Qur’an, melainkan dalam sejumlah kitab Tafsir al-Qur’an.

Keliru besar jika kita menyatakan bahwa kata kerja (fi`il) syubbiha lahum fi`il al-mabni li al-majhuul dari segi ILMU TAUHID. Kemudian, dengan spontan menyimpulkan bahwa ayat tersebut tidak secara gamblang menolak historisitas penyaliban Yesus

Ini sangat penting untuk dicermati.
Pertama, dalam gramatikal Arab, tidak semua fi`il al-mabnî li al-majhuul tidak jelas pelakunya. Kesimpulan dini anti-klimaks ini merupakan akibat dari ilmu bahasa Arab yang matang dipaksakan. Yang menggantikan Yesus adalah Allah. Itu adalah logika. Kesimpulan yang ‘sembrono’ dan ‘serampangan’ itu adalah akibat dari kutipan ayat yang tidak sempurna.


Jika saudaraku bro FM benar-benar mengutip ayat secara sempurna, dari ayat 156-158, maka kesimpulannya akan berbeda jauh. Syeikh Mutawalli Sya`rawi dalam bukunya Maryam wa Al-Masih menyatakan, bahwa kata ‘syubbiha lahum’ merupakan ‘satu bukti’ adanya “kecerobohan” dalam usaha pembunuhan itu. Maka, orang lain diserupakan dengan Yesus. Hal itu mengindikasikan bahwa masalah penyaliban (pembunuhan Yesus) tidak alami. Tidak ada kepastian dari orang-orang yang ingin membunuhnya.”

Saya kira, tidak ada bedanya kata syubbiha lahum dengan ayat yang berbunyi zuyyina li an-nassi dalam Qs. Ali `Imran [3]: 14,”Zuyyina li an-naasi hubb asy-syahawaati min an-nisaa’i wa’l-baniin a’l-qanaathiir’l-muqantharah min adz-dzahabi wa’l-fidhdhati wa’l-khili’l-musawwati wa’l-an`aami wa’l-harts….”

Apakah ayat ini juga harus dipertanyakan, “Siapa yang memberikan rasa cinta dalam diri manusia terhadap wanita, anak-anak, dst…? Apakah ayat ini juga akan disebut ‘tidak jelas’?

Ada juga usulan untuk menggantikan kata ‘‘syubbiha lahum’’ dengan ‘‘syubbiha lahu’’ adalah ‘nyeleneh’ dan ‘ngawur’. Kenapa ngawur? Pertama, yang diserupakan itu adalah Yesus, bukan orang lain. Dan penyerupaan orang lain menjadi seperti Yesus itu ditampakkan kepada orang-orang Yahudi dan tentara Romawi yang hendak menyalib Yesus. Kalau kata syubbiha lahum diganti dengan syubbiha lahu, maknanya: orang lain yang ditampakkan kepada Yesus, dan itu salah total. Kedua, apa yang diinginkan orientalis sebenarnya ‘ingin merusak keyakinan’ umat Islam, lewat Al-Qur’an. Kalau dipercayai – dan ini salah – pendapat orientalis, maka Al-Qur’an salah. Kalau Al-Qur’an salah, maka Yesus benar disalib. Itulah gaya orientalis dalam merusak akidah Islam dan Al-Qur’an.

Al-Thabari menyatakan:
‘‘Para ahli tafsir (ahl al-ta’wîl) berbeda pendapat tentang penyerupaan itu (al-tasybîh) yang ditampakkan kepada orang-orang Yahudi dalam masalah ‘Isa (Yesus). Sebagian mereka menyatakan: Ketika orang-orang Yahudi mengelilingi ‘Isa dan para sahabatnya, mereka – ‘Isa dan para sahabatnya – mengitari orang-orang Yahudi. Mereka yakin mengenali ‘Isa, karena mereka semua – para sahabatnya, termasuk Yesus – dirubah menjadi rupa Yesus semuanya. Hal itu menyulitkan orang-orang Yahudi yang hendak membunuh ‘Isa, ‘Isa yang lain dari mereka.[67] Sebagian mereka yang ada di rumah – tempat mereka dikepung – keluar bersama ‘Isa, lalu mereka membunuhnya. Mereka mengira bahwa dia adalah Yesus.’’[68]

Kemudian, al-Thabari menyebutkan sekitar 12 riwayat tentang kondisi ‘Isa ketika didatangi oleh orang-orang Yahudi.[69] Yang paling benar, menurutnya, adalah salah satu riwayat dari Wahab ibn Munabbih, yakni: penyerupaan (syibh) ‘Isa itu diberikan kepada seluruh yang ada di rumah bersama ‘Isa, ketika mereka saling mengitari, hal itu untuk menghinakan Yahudi dan menyelamatkan nabi-Nya ‘as dari kejelekan yang mereka inginkan, yakni membunuh. Dan Dia menguji siapa yang hendak diujinya dari hamba-hamba-Nya dalam masalah ‘Isa dan khabar (kisah) yang benar tentang dia.

Atau, menurut al-Thabari, pendapat yang diriwayatkan oleh ‘Abd al-Shamad.’’[70]
Tentang riwayat ‘Abd al-Shamad ibn Ma‘qal dari Wahab ibn Munabbih, al-Thabari menjelaskan:
‘‘Orang-orang yang bersama ‘Isa di dalam rumah berpencar – meninggalkan ‘Isa – sebelum Yahudi masuk. ‘Isa menetap di dalam rumah tersebut, dan kemiripan rupanya ‘dilemparkan’ kepada sebagian sahabatnya yang bersamanya di dalam rumah, setelah orang-orang yang selain ‘Isa berpencar dan selain orang yang ‘dimiripkan’ dengan ‘Isa. Dan ‘Isa diangkat. Maka dibunuhlah orang yang berubah rupanya menjadi ‘Isa. Para sahabatnya dan orang-orang Yahudi menyangka bahwa yang dibunuh dan disalib adalah ‘Isa, karena mereka melihat kemiripan dan ‘tertutupnya’ diri ‘Isa – yang sebenarnya – bagi mereka. Karena, diangkatnya ‘Isa dan berubahnya orang yang dibunuh (al-maqtûl) dalam rupa ‘Isa itu terjadi setelah para sahabatnya berpencar meninggalkannya. Mereka telah mendengar ‘Isa menceritakan kematian dirinya dan bersedih, karena mengiri kematian akan menghampirinya. Maka, mereka menceritakan apa yang ada pada diri mereka, sebagai sebuah kebenaran. Padahal, yang ada di sisi Allah adalah berbeda dengan yang mereka ceritakan. Maka tidak benar para Hawariyun ‘Isa yang menceritakan hal itu dicap sebagai para pendusta, karena mereka menyebarkan cerita versi mereka yang benar secara zahir, meskipun di sisi Allah berbeda dengan apa yang mereka ceritakan.’’[71]

Hemat saya, sangat memuaskan apa yang dipaparkan oleh al-Thabari.
Menurut al-Qurthubî, ’’[71] yang dimiripkan oleh Allah – seperti ‘Isa – adalah Yudas. Beliau menyatakan:
‘‘Raja mereka kemudian berkata kepada Yudas: ‘‘Masuklah ke dalam rumah itu dan bunuhlah ‘Isa.’’ Kemudian ia masuk ke dalam ‘‘pintu kecil yang ada dalam pintu besar’’[73], tetapi dia tidak menemukannya. Kemudian, Allah menjadikannya mirip seperti ’Isa. Ketika dia keluar, orang-orang Yahudi melihatnya seperti ‘Isa, lalu mereka membunuh dan menyalibnya. Mereka lalu berkata: ‘‘Wajahnya mirip ‘Isa dan tubuhnya mirip seperti tubuh teman kita. Kalau dia sahabat kita, lalu ke mana si ‘Isa? Jika dia benar ‘Isa, lalu ke mana teman kita?’’ Akhirnya mereka saling bunuh. Dengan demikian Allah berfirman ‘‘wa makarû wa makara Allâhu’’ (mereka membuat tipu muslihat dan Allah – juga – membuat tipu muslihat).’’[74]



Jawabannya yang tepat saya kira adalah kembali kepada penguasan bahasa Arab yang lebih sempurna. Bukan penguasaan yang tendesnsius. Kedua, tidak benar bahwa nama Yudas Iskariot baru muncul belakangan.

Kalo kemudian, saudaraku bro FM menyebutkan nama-nama Simon Petrus, Simon dari Kirena, dan sebagainya. Setelah itu saudaraku bro FM menyimpulkan, “Nama-nama inipun tidak muncul dalam teks al-Qur’an, melainkan dalam sejumlah tafsir al-Qur’an.

Benar bahwa, nama-nama Simon Petrus dan Simon dari Kirena, dan sebagainya tidak tercantum di dalam Al-Qur’an. Karena nama-nama itu tidak penting. Yang penting adalah, wa maa qataluuhu wa maa shalabuuhu, wa laakin syubbiha lahum. Itulah inti ayat Al-Qur’an dalam masalah ini. Karena aktor dalam penyaliban itu ada tiga: Yahudi, Yesus dan Yudas Iskariot. Inilah yang harus dicantumkan dalam Al-Qur’an. Sementara Simon Petrus dan Simon dari Kirena, dalam istilah bahasa Arab, laa yanfa` wa laa yadhurr.
Sejatinya, nama Yudas sudah hilang ketika –menurut keyakinan Kristen—setelah penangkapan Yesus dan diserahkan kepada para pemuka agama dan tentara Romawi, ia menghilang. Ia tidak kedengaran lagi perannya dalam panggung peristiwa

Ke mana dia? Ini akan dijawab pada poin ketiga di bawah ini.



Ketiga, Yesus benar-benar tidak disalib menurut kesaksian Bibel.

Buktinya;

1. Nubuat Yesaya
53: 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya[/b], umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
53:11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
53:12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.


Apakah Yesus mempunyai anak/ keturunan?

Pihak gereja dan penginjil selalu menyandarkan kepada nubuat Yeyasa tentang kebenaran akan terjadinya kisah penyaliban Yesus. : "Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya." (Yesaya 53:9).

Namun disisi yang lain Gereja dan penginjil menolak pernyataan bahwa Yesus selamat, berumur panjang, mempunyai istri dan anak: “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.” (Yesaya 53:9).


Bahkan Injil Markus mencatat dengan jelas anak Yudas tersebut
Markus 14:50-52
50. Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
51. Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya,
52. tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.


Perhatikan dengan teliti ayat diatas. Semua murid Yesus melarikan diri mencari selamat saat Yesus ditangkap. Tetapi ada seorang anak muda (anak kecil) yang berlari mengejar ayahnya (Yudas) sampai kain yang dipakainya terlepas sehingga ia berlari sambil telanjang.
Manakah mungkin seorang anak orang lain mengejar Yudas sedemikian rupa, yang membuktikan bahwa ada ikatan batin dan darah yang membuatnya merasa kehilangan sang ayah.

Dapatkah kita merasakan hati seorang anak yang melihat bapaknya diseret tentara di depan matanya. Apa yang diucapkannya saat itu? berteriak “bapaaaaaak atau ayaaaaaaaaahh” sambil matanya berkaca-kaca, menangis.
Bagaimanakah orang yang mempunyai nurani dapat mengabaikan ayat ini? Dengan berdalih bahwa tidak ada catatan sejarah mengenai anak tersebut?.

Kembali ke nubuat Yeyasa diatas, apakah Gereja dan penginjil hanya mengambil satu ayat dan meninggalkan ayat lainnya demi mengkultuskan Yesus sebagai Tuhan dan memutuskan nasab seorang anak dari ayahnya (Na’udzubillah).

Bagaimanakah perasaan Yudas melihat anaknya berlari mengejar dirinya yang diseret tentara romawi? Orang tua mana yang tidak disayat hatinya melihat kejadian itu?

Jika ada yang mengatakan Yesus 100% manusia, ya! Inilah sisi manusiawi Yesus, sama seperti kita.

Jika mereka mengatakan bahwa Yesus 100% Tuhan, berarti mereka telah mengangkangi nubuat Yeyasa sendiri dimana Yesus hanyalah hamba Allah demi kepentingan mereka sendiri “Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.” (Yeyasa 53:11)


Pertanyaannya adalah apakah nubuat itu cocoknya untuk Yesus atau untuk Yudas Iskariot????

1.Yesus akan “melihat keturunannya,umurnya akan lanjut”?
2.Yesus adalah “hamba Tuhan itu,sebagai orang yang benar”?
3.Yesus “akan memperoleh org2 kuat sbgai jarahan”?
4.Yesus “terhitung diantara pemberontak2 “?
5. Pemberontak mana yang “Yesus doakan”?


2. Dia(yesus) tidak membuka mulutnya

Gereja dan penginjil selalu berkotbah, bernyanyi dan klaim bahwa Yesus dipengadilan Dia(yesus) tidak membuka mulutnya :

53: 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Saya akan mengutip kata demi kata dari Injil, agar Anda bisa mempelajari penyakit baru dari pemuja-pemuja Injil, yang bahkan mahasiswa-mahasiswa hukum pun tertimpa penyakit ini.

Jika Anda kebetulan bertemu dengan pemuja-pemuja seperti itu, maka tanyakan pada mereka, "Apakah Yesus berbicara dengan mulut tertutup? Bagaimana ungkapan-ungkapan berikut, yang diatributkan kepada Yesus, keluar dari bibir Yesus tanpa membuka mulutnya.
Bagaimana kata-kata ini bisa terdengar oleh orang lain, tanpa Yesus membuka mulutnya?

a. Di hadapan Pilatus: "Kerajaanku bukan dari dunia ini" (Injil - Yohanes 18: 36).
b. Di hadapan Imam Besar: "Jikalau kataku itu salah, tunjukkan salahnya, tetapi jikalau kataku itu benar, mengapakan engkau menampar aku?" (Injil-Yohanes 18: 23).
c. Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Injil-Yohanes 19:26-27)
d. "Elloah, Ellloah lama sabakhtani?" Artinya : "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat 27:46).


Pertanyaannya adalah apakah nubuat itu cocoknya untuk Yesus atau untuk Yudas Iskariot????

3. “Angkatlah seorang jahat untuk mengadili dia, biarlah ia didakwa oleh lawannya. Biarlah ia diadili dan dinyatakan bersalah, dan biarlah doanya dianggap dosa. Biarlah hidupnya lekas berakhir, dan jabatannya diambil oleh orang lain. Biarlah anak-anaknya menjadi yatim, dan istrinya menjadi janda.

Biarlah anak-anaknya menjadi pengemis yang mengembara, dan diusir dari reruntuhan rumahnya. Biarlah segala miliknya disita oleh penagih hutang, dan hasil jerih payahnya dirampas orang. Jangan ada yang baik hati kepadanya, atau menyayangi anak-anak yang ditinggalkannya. Biarlah seluruh keturunannya dibinasakan, dan namanya dilupakan oleh angkatan yang kemudian. Biarlah kejahatan leluhurnya tetap diingat Tuhan, dan dosa ibunya tidak diampunkan.

Biarlah dosa mereka selalu diingat Tuhan, dan tak ada yang mengenang mereka di bumi. Sebab orang itu tak pernah ingat untuk menunjukkan kasih sayang. Ia menganiaya orang miskin dan sengsara, dan membunuh orang yang tak berdaya. Ia suka mengutuk; biarlah ia sendiri terkutuk!

Ia tidak suka memberi berkat, biarlah tak ada berkat untuk dia! Baginya mengutuk itu perbuatan biasa, sama seperti mengenakan pakaiannya. Biarlah kutuk itu merembes seperti air ke badannya, dan seperti minyak ke tulang-tulangnya.

Biarlah kutuk itu menutupi dia seperti pakaian, dan selalu melingkari dia seperti ikat pinggang. Tuhan, jatuhkan hukuman itu atas penuduhku, atas orang yang bicara jahat tentang aku. Tetapi tolonglah aku sesuai dengan janji-Mu, ya Tuhan Allahku, selamatkanlah aku karena kebaikan dan kasih-Mu… (Mazmur 109: 6-21).

Apa yang muncul dari Mazmur di atas? Pertama, Yudas adalah orang yang akan dihakimi, bukan Yesus. Kedua, ditetapkan atasnya dosa. Ketiga, ia pasti akan disalib. Anaknya akan menjadi yatim, dan istirinya menjadi janda. Keempat, dialah yang mengkhianati Yesus dan berusaha untuk menghindar darinya. Kelima, Allah benar-benar akan menyelamatkan Yesus. Khusus poin ketiga, Yesus tidak punya anak, karena dia tidak menikah.
Berarti tepat, itu adalah Yudas. Kemudian, menurut syariat Yahudi, yang disalib adalah terlaknat (terkutuk) (Ulangan 21: 22-23).

Saya kira, tidak ada satu orang Kristenpun yang menerima jika Yesus dilaknat (dikutuk); raja penyelamat harus tetap hidup. Bagaimana mungkin Yesus mati disalib (Yohanes 12: 34); dalam Matius 16: 21 Yesus menyatakan bahwa ‘ia akan dibunuh’.

Namun ini kontradiksi dengan injil Markus dan Lukas, karena kedua injil itu menggunakan kata ganti orang ketiga, ‘Anak Manusia’, bukan Yesus (Markus 8: 31 dan Lukas 18: 31-33).
Dengan demikian, Markus dan Lukas sepakat menggunakan kata ‘Anak Manusia’. Para murid Yesus sendiri –ketika ia berbicara tentang ‘Anak Manusia’ yang akan mati disalib—tidak memahami kata-katanya (Lukas 18: 34 dan Yohanes 20: 9).

Tidak ada satu ayatpun dalam Bibel, ketika Yesus berbicara tentang penyaliban dengan menggunakan ‘Anak Allah’. Dengan demikian, umat Kristen tidak ada alasan untuk mengakui penyalibannya. Silahkan dicermati dalil yang satu ini, “Memang Anak Manusia akan mati (perhatikan dia tidak mengatakan dibunuh) seperti yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi celakalah (artinya siksa dan sakit) orang itu yang melalui tangannya diserahkan anak manusia. Lebih baik bagi dia kalau tidak pernah dilahirkan (Matius 26: 24). Apakah Yesus lebih baik untuk tidak dilahirkan ke dunia ini?

Inilah kata Yudas di atas kayu salib, “Elloah, Elloah, lama sabakhtani?” yang berarti, “Ya Allahku, ya Allahku mengapakah Engkau meninggalkan aku? (Matius 27: 46). Karena jika yang disalib itu Yesus, maka ia harus; ridha dengan ketentuan Allah dan takdir-Nya (secara nâsût dan lâhût, secara kemanusiaan dan keilahian) . Selain itu ia seyogyanya bergembira, bukan malah gelisah, karena ia telah menebus dosa manusia, dan itu merupakan misinya.

Bagaimana mungkin misinya tersebut menyebabkan dia merasa gelisah, khususnya jika ia seorang nabi, atau tuhan atau anak tuhan sebagaimana yang diklaim oleh umat Kristen.
Perhatikanlah ayat Injil ini, ” Tinggal sesaat saja kalian tak akan melihat aku lagi, dan setelah itu sesaat lagi kalian akan melihat aku (Yohanes 16: 16).

Bagaimana mungkin para murid Yesus tidak melihatnya, padahal ia berada di atas kayu salib. Karena ternyata, para murid juga tidak mampu memahami perkataan Yesus ketika berbicara tentang itu. ” Beberapa murid mulai bertanya satu sama lain: “Apa maksud dari perkataannya: “Tinggal sesaat saja, kalian tidak akan melihat aku lagi, dan setelah itu sesaat lagi kalian tidak akan melihat aku.”

Juga apa maksudnya: “Aku pergi kepada Bapa?” Mereka terus bertanya, “Apa artinya sesaat? Kita tidak mengerti ia bicara apa.” (Yohanes 16: 17-18). Itu adalah gaya bahasa Yesus, penuh metafora dan majaz. Itulah usaha Yesus untuk mem-filter iman mereka. Juga agar mereka tidak gusar, tenang: karena Yesus tidak akan mati di tiang salib.
Yesus hanya pergi sebentar, meninggalkan para muridnya. Setelah itu, ia kembali menemui mereka. Kalian tidak akan aku tinggalkan sendirian sebagai yatim piatu.

Tinggal sebentar saja dunia tak akan melihat aku lagi. Tetapi kalian akan melihat aku. Dan karena aku hidup, kalian pun akan hidup. (Yohanes 14: 18-19).

Perhatikan, Yesus tidak menyatakan ‘akan hidup’, tapi ‘hidup’. Kenapa? Karena dia memang tidak mati. Kalau memang Yesus akan hidup (bangkit) lagi, maka tidak ada gunanya Maria Magdalena membawa ramu-ramuan (Markus 16: 1). Karena ramuan untuk orang mati, bukan untuk Yesus yang tidak (belum) mati.

Bahkan ketika bertemu Maria Magdalena, Yesus enggan untuk disentuh. Ia berkata, “Jangan pegang aku, kata Yesus, karena aku belum naik kepada Bapa.” (Yohanes 20: 16-17).

Kalau benar Yesus disalib, ia akan berkata, “Aku telah bangkit dari kematian (dari antara orang-orang mati). Tapi ia malah mengatakan, “Aku belum naik kepada Bapa.” Apa artinya? Artinya ia belum mati, karena memang tidak disalib.

Maria sendiri menyatakan bahwa dia telah melihat Tuhan, bukan menyatakan bahwa Tuhan telah bangkit dari kematian (Yohanes 20: 18). Bukankah pada pertemuan kedua dengan murid-muridnya, ia memperlihatkan tangan dan lambungnya? Artinya, di tangannya tidak ada bekas paku salib.

Wajah Yesus sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menyatakan bahwa dia benar-benar Yesus, tanpa harus memperlihatkan bekas paku segala. Tapi ini benar-benar bukti bahwa ia ingin meyakinan para muridnya, bahwa ia tidak disalib, dan belum mati.
Untuk mempersingkat, ini satu dalil lagi bahwa Yesus (sebagaimana diyakini kalangan Kristen) tidak sedang disalib. “Yesus berkata kepada mereka, “Aku akan pergi, dan kalian akan mencari Aku, namun kalian tidak akan mampu datang ke tempat Aku berada. Namun kalian akan mati dalam dosa-dosa kalian (Yohanes 8: 21).

Konklusi dari ayat Injil ini adalah: pertama, orang-orang Yahudi akan berusaha untuk menangkap Yesus, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kedua, mereka akan menanggung dosa atas usaha pembunuhannya, ketika mereka membunuh Yudas yang tersirat dalam ungkapan Yesus: “Kalian akan mati dalam dosa kalian”.


Ini adalah dalil yang menyatakan bahwa Yesus benar-benar selamat dari usaha penyaliban. Maka wajar jika nama Yudas langsung menghilang dari panggung sandiwara.
Dengan demikian, Yesus benar-benar tidak disalib. Karena kalau dia disalib, berarti ayat ini harus dicopot dari Injil, “Padahal kami berharap bahwa dialah yang akan membebaskan Israel…(Lukas 24: 21).


4. Umat Yahudi dan Kristen, mengklaim bahwa mereka telah ‘‘membunuh’’ Yesus lewat penyaliban. Memang, sudah merupakan ‘kelaziman’ dan ‘kebiasaan’ yang turun-temurun bahwa Yahudi ‘gemar’ membunuh para nabi Allah. Maka tidak heran, jika Yesus juga ‘menjadi korban’ kebrutalan umat Yahud ini – meskipun Allah menyelamatkannya, tidak dibunuh.

Di dalam Bibel memang dinyatakan bahwa Yesus ‘‘diramalkan’’ akan disalib:
‘‘Ketika pengikut-pengikut Yesus berkumpul di Galilea, Yesus berkata kepada mereka: ‘‘Tidak alam lagi Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.’’ Maka pengikut-pengikutnya menjadi sedih sekali.’’[3] ‘‘Waktu Yesus selesai mengajarkan semua hal itu, Ia berkata kepada pengikut-pengikutnya: ‘‘Kalian tahu dua hari lagi Hari Raya Paskah, dan Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’’[4]

Menurut Injil, ketika itu imam-imam kepala dan para pemimpin Yahudi berkumpul di istana Imam Agung Kayafas. Mereka sedang merundingkan penangkapan Yesus secara diam-diam dan membunuhnya.[5]

Dalam konsepsi umat Kristen, kata ‘‘Anak Manusia’’ dalam ayat Injil di atas adalah ‘‘Yesus Kristus’’. Dan dia benar-benar akan mati di tiang salib.

Umat Kristen mengklaim bahwa orang-orang Yahudi benar-benar menangkap Kristus, berdasarkan ayat-ayat Injil di atas. Apa benar demikian? Jawabannya adalah, ‘‘tidak!’’ Ini merupakan jawaban dari Yesus Kristus sendiri, yang tertera dengan jelas di dalam ayat-ayat Injil. Nabi Isa as benar-benar menantang orang-orang Yahudi secara terang-terangan. Ia menyatakan bahwa mereka tidak dapat ‘menyentuhnya’, tidak akan pernah bisa menangkapnya. Ia akan diangkat oleh Allah ke suatu tempat yang aman, yang tidak dapat dicapai oleh mereka:

(1) ‘‘Orang-orang Farisi mendengar bagaimana orang banyak itu berbisik-bisik tentang Yesus. Karena itu, bersama-sama dengan para imam kepala, mereka menyuroh beberapa pengawal Rumah Tuhan untuk mengkapnya. Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘‘Hanya sebentar saja Aku bersama kalian. Setelah itu Aku akan kembali kepada yang mengutus aku. Kalian akan mencari aku, tetapi tidak dapat menemukan Aku, sebab kalian tidak dapat datang ke tempat aku berada.’’[6]

(2) Beliau kemudian menguatkan pernyataannya dan berkata: ‘‘Yesus berkata lagi kepada mereka: ‘‘Aku akan pergi dan kalian akan mencari Aku, tetapi kalain akan mati di dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, kalian tidak dapat datang.’’ Maka para penguasa Yahudi berkata: ‘‘Barangkali Ia mau bunuh diri, sebab ia berkata, ‘‘Ke tempat Aku pergi, kalian tidak dapat datang.’’ Lalu Yesus berkapa kepada mereka: ‘‘Kalian datang dari bawah, tetapi Aku datang dari atas. Kalian dari dunia, tetapi Aku bukan dari dunia. Itu sebab Aku berkata kepadamu, bahwa kalian akan mati di dalam dosa-dosa kalian. Dan kalian memang akan mati di dalam dosa-dosamu, kalau tidak percaya bahwa, ‘‘Akulah Dia yang disebut Aku Ada.’’ Mereka lalu bertanya kepada Yesus: ‘‘Siapakah Engkau ini?’’ Yesus menjawab: ‘‘Untuk apa bicara lagi dengan kalian! Masaih banya lagi tentang kalian yang mau Kukatakan dan hakimi. Tetapi Dia yang mengutus Aku dapat dipercaya. Dan Aku memberitahukan kepada dunia apa yang Aku dengan dari Dia.’’ Mereka tidak mengerti bahwa Dia sedang berbicara kepada mereka tentang Bapa. Karena itu Yesus lalu berkata kepada mereka: ‘‘Ketika kalian mengangkat Anak Manusia, kalian akan tahu bahwa ‘Akulah Dia yang disebut Aku Ada’, dan kalian akan tahu bahwa tidak ada satupun yang Aku lakukan dari diri-Ku sendiri. Aku hanya mengatakan apa yang diajarkan Bapa kepada-Ku.’’([7])

Jadi, Yesus telah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah akan mewafatkannya kepada-Nya. Artinya: Dia akan menyelamatkannya dari mereka dan mengangkatnya kepada-Nya. Sementara orang yang akan mereka tangkap dan mereka hinakan, ketika mereka mengangkatnya ke atas tiang salib, mereka akan mengerti bahwa ‘‘Akulah Dia orang yang digantungkan’’: ‘‘Ketika kalian mengangkat seorang Anak Manusia, ketika itu kalian akan mengerti bahwa Aku tidak melakukan sesuatu dari diri-KU, tetapi Aku berbicara seperti yang diajarkan Bapa-Ku’’. Ini merupakan pemahaman yang salah, karena kalian harus yakin bahwa Aku akan mengalahkan seluroh dunia (Tetapi percayalah pada-Ku, Aku telah mengalahkan dunia).[8] Kalian tidak akan sampai kepada-Ku.

Ini merupakan iradah (kehendak) Allah: kalian tidak akan sampai kepada-Ku, karena setiap saat aku melakukan apa yang membuat Allah ridha. Dia bersamaku dan tidak akan pernah meninggalkanku selamanya. Inilah perintah-perintah Allah yang dipenuhi: yang Dia menyuruhku untuk menyampaikannya kepada kalian. Aku tidak lain hanyalah seorang utusan Allah kepada kalian: ‘‘Dia yang mengutus Aku bersama-Ku dan Bapa tidak meninggalkan-Ku sendirian, karena Aku hanya mengatakan apa yang diajarkan Bapa kepada-Ku.’’[9]

Tetapi, apakah Yesus di sini Anak Manusia? Tidak. Ia berkata dengan menggunakan ‘‘kata ganti orang ketiga’’: (‘‘Ketika kalian menaikkan Anak Manusia, ketika itu kalian akan paham bahwa Akulah Dia.’’)

Tetapi, kenapa Yesus bukan ‘‘Anak Manusia’’ itu? Perhatikan! Ini merupakan nubuat (ramalan) yang dikabarkan olehnya kepada mereka! Jika yang dia maksud adalah dirinya sendiri, apa hikmahnya dari pemberitahuan dia kepada mereka: untuk menceomooh, mencela dan menantang? Apakah itu logis? Apakah masuk akal atau bermanfaat jika saya berkata: ‘‘Jika engkau menembakku lalu aku mata, maka engkau akan tahu bahwa yang mati itu adalah aku?’’ Dan seandainya dia yang disalib, maka ia akan menjadi seorang tuhan yang tolol dan pendusta. Dia telah menantang orang-orang Yahudi, bahwa dia menyatakan kepada mereka akan mengalahkan mereka dan akan mengalahkan seluruh alam.

Apakah setelah ucapannya ini sampai kepada sebagian kecil orang-orang Yahudi? Dia tidak mungkin menjadi seorang nabi, karena seorang nabi yang memberikan kabar kecuali yang benar, berbicara dengan apa yang diwahyukan kepadanya. Bagaimana mungkin seorang rasul Allah menantang mereka berdasarkan ajaran-ajaran dari Allah, kemudian dia ditipu oleh Allah itu dan dibiarkannya disalib?

Ia lebih tepat disebut sebagai nubuat (ramalan). Dan ini harus terjadi. Jika tidak, maka ia akan menjadi seorang nabi pendusta. Tidak mungkin dia memiliki hal yang remeh seperti itu. Oleh karena itu, apa yang dipahami oleh orang-orang Yahudi adalah salah. Dan mereka mati dalam dosa-dosa mereka dan mereka meyakini bahwa mereka telah menyalib seorang rasul Allah.

Jika Anda – wahai orang-orang Yahudi – menerima bahwa Yesus di sini seorang Anak Manusia, maka sifat keilahiaannya hilang. Hal ini berdasarkan Alkitab bahwa ‘‘Allah tidak ada yang menyerupainya’’. Artinya, Ia tidak diserupai oleh seorang manusia, hewan, burung, tidak pula makhluk hidup apapun. Hal itu juga berdasarkan pernyataan Alkitab, bahwa Allah bukan seorang manusia: ‘‘Allah bukan manusia yang gampang berdusta. Ia juga bukan seorang anak manusia, sehingga mudah menyesal. Ia berkata, namun tidak mengerjakan? Atau berbicara, tapi tidak menepati?[10]
‘‘Apakah engkau masih dapat mengatakan di hadapan para pembunuhmu: ‘‘Aku Allah.’’ Nyatalah engkau hanya manusia biasa, bukan Tuhan. Engkau akan mati di tangan orang yang membunuhmu?’’([11])

‘‘Beginilah Tuhan berkata: ‘‘Karena hatimu telah tinggi, lalu engkau berkata: ‘‘Akulah Tuhan.’’ Engkau menganggap dirimu sebagai dewa dan bertakhta di tengah-tengah laut. Engkau hanyalah seorang manusia, bukan Tuhan, meskipun hatimu engkau jadikan seperti hati para dewa.’’([12])

Bilangan 23:19 TUHAN(Allah) bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, (Allah) bukan (seperti) anak manusia, sehingga ALLAH menyesal. Masakan ALLAH berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Maka, tidak mungkin Tuhan itu seorang manusia, bukan pula hewan, benda mati, tumbuhan, atau bentuk apapun yang tidak mungkin dikhayalkan oleh manusia. Allah tidak ada taranya, tidak ada yang menyerupai-Nya. Bibel telah menegaskan ini beberapa kali, agar setan tidak mencampur-adukkan urusan agama manusia. Bibel menyatakan:
‘‘Kemudian Tuhan berbicara kepadamu dari api dan kamu mendengar suara-Nya, tapi tidak melihat-Nya dalam bentuk apapun.’’...‘‘Ingatlah baik-baik! Ketika Tuhan berbicara kepadamu dari dalam api di Gunung Sinai, kamu tidak melihat apa-apa.’’[57]

Dan ketika Musa memohon kepada Tuhan untuk melihat-Nya: ‘‘Tuhan berkata, ‘‘Engkau tidak mampu melihat wajahku, karena manusia tak mungkin melihat Aku, dan tetap hidup.’’[58]

Hal itu dikuatkan oleh Yesaya, ia berkata: ‘‘Sungguh, engkau adalah Allah yang tersembunyi, wahai Tuhan Israel.’’[59]

Kemudian ditegaskan lagi oleh Yohanes, ia berkata: ‘‘Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.’’[60]

Hal sama juga dikuatkan oleh Yesus, beliau berkata: ‘‘Allah adalah roh. Dan hanya dengan kuasa roh Allah orang-orang dapat menyembah Bapa sebagaimana Ia ada,.’’[61] Jika Allah itu roh, maka tidak mungkin manusia dapat melihat roh tersebut, karena ‘‘Tidak ada yang pernah melihat Allah...’’[62]

Bagaimana mungkin Yesus itu Allah. Apakah Allah itu memiliki jasad, tau dilahirkan dari jasad? Tentu tidak. Yang dilahirkan secara jasmani adalah jasad, dan yang dilahirkan dari roh adalah roh.’’ ‘‘Setiap roh mengakui Yesus Kristus. Ia telah datang dalam jasad, maka dia berasal dari Allah. Setiap roh yang tidak mengakui Yesus Kristus bahwa ia telah datang dalam jasad, dia bukan dari Allah.’’[63]

Ini merupakan penolakan yang tegas dari Yesus dan peringatan agar manusia manapun tidak menjadikannya sebagai ‘Tuhan’. Karena ia dilahirkan dari jasad seorang wanita, ia pernah mengalami bentuknya sebagai tulang dan daging. Sedangkan orang-orang yang menjadikan seorang manusia sebagai ‘Tuhan’ dan menyembahnya setelah ia diberi nikmat akal oleh Allah, dan mereka telah mengetahui ‘‘Tuhan yang benar’’: yang memberi ganjaran dan tidak diganjar, yang hidup, tidak disalib dan tidak mati, yang maha kudus dan tidak direndahkan, mereka adalah orang-orang yang kekal di dalam neraka.

‘‘Karena manusia ketika telah mengenal Allah, tetapi tidak menghormati Dia sebagai Allah dan tidak juga berterimakasih kepada-Nya. Sebaliknya manusia memikirkan yang bukan-bukan; hati mereka sudah menjadi gelap. Mereka merasa diri bijaksana, padahal mereka bodoh. Bukannya Allah abadi yang mereka sembah, melainkan patung-patung yang menyerupai makhluk yang bisa mati; yaitu manusia, burung, binatang yang berkaki empat, dan binatang yang melata. Oleh sebab itu, Allah membiarkan mereka dikuasai oleh keinginan hati mereka untuk berbuat yang bejat, sehingga mereka melakukan hal-hal yang kotor terhadap sama sendiri. Allah yang benar mereka ganti dengan sesuatu yang palsu. Bukan Pencipta melainkan yang diciptkan itulah justru yang disembah dan dilayani oleh mereka. Padahal yang menciptakan itulah yang seharusnya dipuji selama-lamanya! Amin. Karena manusia berbuat yang demikian, maka Allah membiarkan mereka menuruti nafsu mereka yang hina.’’[64]

Dengan demikian, kita telah buktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, melainkan seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada umatnya. Ia tidak memiliki otoritas untuk mengampuni dosa-dosa, dia tidak pernah mengatakan kepada Bani Israel bahwa dia datang sebagai ‘Tuhan’: yang bersatu (mutajassid) dalam bentuk manusia untuk mengampuni dosa manusia. Sebagaimana telah kita buktikan bhawa yang mati di atas kayu salib tidak mungkin Allah, karena Allah tidak mati. Dan itu merupakan ‘‘bantahan’’ terhadap mitos ‘‘penyaliban’’ dan ‘‘pengurbanan’’.

Sedangkan yang mati di atas kayu salib, ini bukan hal yang samar bagi kami, atau bagi kalian. Banyak pendapat mengatakan bahwa dia adalah Yudas si pengkhianat; sebagian lagi menyatakan bahwa tidak ada seorang muridpun yang menjadi seorang pengkhianat; bahkan Yudas sepakat – dan dia merupakan murid termuda – untuk menjadi pengganti Yesus yang mirip wajahnya. Hal ini dikuatkan oleh tiga permohonan kepadanya, dan dia menyepakati. Sebagian yang lain ‘‘menduga’’ bahwa yang disalib adalah Simon dari Kirene yang memikul salib. Tidak penting bagi kita siapa yang berada – mati – di atas salib, yang penting adalah: apakah Yesus mati disalib atau tidak?[65]

‘‘Engkau tidak akan Ku-hukum dalam kemarahan-Ku; engkau tidak akan Ku-hancurkan lagi. Sebab Aku Allah, bukan manusia. Aku, Yang Kudus, menyertai kita, dan tak mau lagi marah kepadamu.’’([13])

Hal itu juga didasarkan pada pernyataan Alkitab: ‘‘Aku mengangkat tangan-Ku, dan Aku berkata Aku Maha Hidup selama-lamanya.’’([14])

‘‘Tapi Engkau, Tuhan, Allah yang benar, Allah pemberi hidup, raja kekal.’([15])

Dengan tantangan ini, nabi Isa as telah memberikan satu permisalan kepada orang-orang Yahudi, yang dekat kemukjizatannya dari firman Allah kepada Abu Lahab, bahwa ia akan mati dalam keadaan kafir dan akan dibangkitkan ke neraka jahannam. Dia dan istrinya akan memperolah akhir perjalanannya yang buruk. Dan keduanya mati tergolong kepada orang-orang kafir. Ini merupakan apa yang dikatakan oleh nabi Isa as kepada orang-orang Yahudi, bahwa mereka akan mempercayai bahwa dia (Yesus) anak manusia yang akan digantung di atas kayu salib. Dan mereka mati dalam pemahaman tersebut dan dalam dosa tersebut: dosa usaha mereka untuk membunuh seorang rasul Allah.


Orang-orang Yahudi selalu berusaha untuk membunuh nabi Isa as. Usaha-usaha yang sama telah dilakukan oleh mereka. Namun, nabi Isa as selamat dari usaha itu semua, berkat kuasa yang diberikan oleh Allah untuk bisa menyembunyikan diri, menyembunyikan identitasnya, wajahnya, raut mukanya dari manusia:

(a) Mereka hendak melemparkan Yesus dari atas gunung, lalu Allah merubah keadaan dirinya dan keluar dari tengah-tengah mereka dan mereka tidak melihatnya: ‘‘Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali ketika mendengar hal itu. Merka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke tebing gunung, di mana kota mereka di bangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke dalam jurang. Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi.’’[16]

(b) Kedua orang pengikut dan yang mencintainya pun tidak mengetahuinya. ‘‘Sementara mereka bercakap-cakap dan bertukar pikiran, Yesus sendiri datang mendekati keduanya dan berjalan bersama-sama mereka. Tetapi ada sesuatu yang membuat mereka tidak mengenal Dia.’’[17]

(c) Bahkan, tujuh orang muridnya dan orang terdekatnya tidak mengetahuinya. ‘‘Setelah itu Yesus memperlihatkan dirinya sekali lagi di Danau Tiberias kepada para pengikut-Nya. Beginilah terjadinya: Suatu hari Simon Petrus, Tomas yang disebut si Kembar, Natael dari Kana di Galilea, anak-anak Zebedus, dan dua pengikut Yesus yang lainnya, sedang berkumpul. Kata Simon Petrus kepada yang lain, ‘‘Saya mau pergi menangkap ikan.’’ ‘‘Kami ikut,’’ kata mereka kepadanya. Maka pergilah mereka naik perahu. Tetapi sepanjang malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika matahari mulai terbit, Yesus berdiri di pantai, tetapi mereka tidak tahu bahwa itu Yesus. Yesus berkata kepada mereka, ‘‘Anak-anak, apakah kalian punya ikan?’’ ‘‘Tidak,’’ jawab mereka. Yesus berkata kepada mereka, ‘‘Lemparkanlah jalamu ke sebelah kanan perahu, nanti kalian mendapat ikan.’’ Lalau jala itu mereka lemparkan, tetapi tidak sanggup menariknya kembali sebab begitu banyak ikan di dalamnya. Pengikut yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, ‘‘Itu Tuhan!’’ Ketika Simon Petrus mendengar bahwa itu Tuhan, ia memakai bajunya (sebab ia tidak berbaju) lalu terjun ke dalam air.’’[18]

(d) Begitu pula dengan Yahudi, mereka tidak mengetahuinya: yang selalu mendengarnya di Rumah Tuhan setiap saat. Meskipun orang-orang Yahudi memungkin untuk menangkapnya dan mengenalnya. Tetapi perubahan raut mukanya, bentuk tubuhnya dan suaranya mempersulit mereka itu melakukan hal itu. Hal itulah yang menjadikan mereka terpaksa memperalat seorang muridnya (Yudas), untuk menunjukkan tempat perkumpulannya. ‘‘Maka Yudas pergi ke tempat itu dengan membawa sepasukan tentara Romawi dan beberapa pengawal Rumah Tuhan yang disuroh oleh imam-imam kepada dan orang-orang Farisi. Mereka membawa lentera dan obor. Yesus tahu semua yang akan terjadi pada diri-Nya. Jadi ia mendekati orang-orang itu dan bertanya, ‘‘Kalian mencari siapa?’’ ‘‘Yesus, orang Nazaret, ’’ jawab mereka. ‘‘Akulah Dia, ’’ kata Yesus. Yudas si pengkhianat berdiri di situ dengan mereka. Waktu Yesus berkata kepada mereka, ‘‘Akulah Dia, ’’ mereka semua mundur lalu jatuh ke tanah. Sekali lagi Yesus bertanya kepada mereka, ‘‘Kalian mencari siapa?’’ ‘‘Yesus, orang Nazaret, ’’ jawab mereka. ‘‘Sudah Kukatakan Akulah Dia. ’’ Dan kalau memang Aku yang kalian cari, biarkan mereka yang lain pergi.’’[19]

(e) Begitu juga penghilatan Maria Magdalena, tidak dapat mengetahuinya. ‘‘Setelah berkata begitu, ia melihat ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ. Tetapi ia tidak tahu bahwa itu Yesus. Yesus bertanya kepadanya, ‘‘Ibu, mengapa menangis? Ibu mencari siapa?’’ Maria menyangka itu tukang kebun, jadi ia berkata, ‘‘Pak, kalau Bapak yang memindahkan Dia dari sini, tolong katakan kepada saya di mana Bapak menyimpan Dia, supaya saya dapat mengambilnya.’’ Yesus berkata kepadanya, ‘‘Maria!’’ Mari menolah kepada Yesus, lalu berkata , ‘‘Rabbuni!’’ (Berarti ‘‘Guruku.’’)

Tetapi, jika Nabi Isa as telah mampu – berkat kuasa Allah – untuk menyamar (menyembunyikan identitas dirinya), hal itu terjadi berdasarkan satu hikmah. Lalu apa hikmah dari mukjizat ini? Jika kalian mengatakan – wahai orang-orang Yahudi dan Kristen – bahwa hal itu sengaja dilakukan untuk ‘‘pengorbanan bagi manusia’’, maka kalian terperosok kepada ‘‘kebingungan’’ dalam menjelaskan sebab yang menjadikannya berdoa dengan bersangatan, agar Tuhannya menghindarkan ‘‘cawan kematian’’ darinya!! Kiranya Yudaslah orang yang tepat untuk ‘‘dikuduskan’’ (disakralkan), karena dialah ‘kurban sejati’ atas apa yang kalian sebuat dengan kesalahan (dosa) asal.

(f) Yesus juga menantang seluruh orang-orang Yahudi. ‘‘Tetapi, yakinlah, Aku telah mengalahkan dunia.’’[20]

(g) Allah telah memutuskan untuk ‘‘menggantung’’ ‘si jahat’ karena ulah tangannya sendiri. ‘‘Tuhan telah menyatakan diri-Nya karena keputusan-Nya yang adil. Orang jahat terjerumus oleh perbuatannya sendiri.’’[21] ‘‘Tangan-Mu akan menawan musuh-musuh-Mu...karena mereka ingin bertindak jahat kepada-Mu. Mereka memikirkan tipu muslihat, tetapi mereka tidak mampu melakukannya.’’([22])([23])

Berdasarkan ayat-ayat Bibel di atas, terbukti bahwa Yesus benar-benar tidak ditangkap dan disalib oleh Yahudi dan Romawi. Lantas, siapakah yang mati di tiang salib itu?


Pertanyaannya kemudian adalah: kalau bukan Yesus yang disalib, lalu siapa? Apakah Yudas Iskariot? Atau orang lain – selain mereka berdua?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu menganalisa ayat-ayat Injil, sebagai ‘catatan’ valid diri Yesus. Sejak awal, Yesus telah ‘‘menolak’’ usaha pembunuhan atas dirinya.



Kesimpulan :

Ada 2 pendapat disini dgn kata ‎‎‎شُبِّهَ‎ syubbiha tsb sebagai kunci untuk keseluruhan makna ayat tsb..

1. pendapat sebagian besar ulama bahwa bukannya Nabi ‘Isa yang mereka tangkap dan mereka hukum bunuh melalui metode penyaliban, akan tetapi orang lain yang perwujudannya ‎‎‎شُبِّهَ‎ ( serupa/ menyerupai/mirip ) atas kuasa Allah SWT.

2. pendapat kaum modernis atau rasionalis, kata Syubbiha lahum yang dibuat kelihatan serupa dengan seorang yang disalib bagi mereka adalah merujuk pada peristiwa penyalibannya yang diserupakan bukan orang lain yang diserupakan bagi mereka tetapi Nai Isa as yang mengalami penyaliban itu.


Anyway it is your choice?
1. Pendapat siapakah yang akan kalian ambil untuk dipertanggungjawabkan di akhirat kelak? Apakah ijma sahabat atau kalangan yang menyebutnya dirinya kaum modernis atau Rasionalis.

2. Siapakah yang harus kita ingkari pendapatnya apakah para sahabat Nabi, tabi’in, tabiut tabi’in dan ulama setelahnya ataukah kalangan yang menyebutnya kaum modernis atau rasionalis, dan kaum yang menyatakan hadist diseputar penyaliban Nabi Isa adalah hadist ahad?


Dua pilihan itu harus direnungkan dan dipelajari dengan banyak membaca kitab-kitab dan buku hal-hal yang terkait. Karena sudah dipastikan kedua kelompok akan berusaha bahwa pendapatnya adalah paling benar sesuai cara berpikir mereka masing-masing. Dan pada akhirnya kitapun harus memilih satu diantara dua pendapat tersebut.

Wallahua`lamu bi as-shawab!

hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 31 Dec 2010, 3:13 pm

forever_muslim wrote:
yoshua wrote:
para islamer penyembah batu begitu memuja - muja koran ; buku manual teroris mereka , dengan segudang gombal pernyataan .
salah satunya adalah , sebagai buku yang paling baik bahasanya ( hoack cuihhhh ) , tetapi kenyataannya : auloh wts saja menyebut dirinya : k a m i , artinya jamak !!! sudah gitu , auloh wts , bersumpah demi "tuhan" yang lain lagi !!! XIXIXXIXIXIXIXI . . . . . . . . . . .
kemungkinannya hanya 3 :
1. koran , buku manual teroris yang salah .
2. auloh wts yang bego . atau
3. para islamer penyembah batu yang dungu , yang mau di bego - begoin sama si batu !!!
wah lumayan bro HT ... ada hiburan juga dari :rendeer: (badut) yoshua ini... mayanlah sebagai intermezzo Laughing Laughing Laughing

hahahaaa.... bener bro FM.... yoshua hanya ngotorin thread ini aja dgn argumertasi yg gak jelas tuh!!! jujur bro FM... dengar nama yoshua aja saya lgsung....

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 581260 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 581260 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 994211 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 994211 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 994211
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 31 Dec 2010, 3:23 pm

forever_muslim wrote:
hamba tuhan wrote:
Jawab : Ayat tsb merupakan bantahan Allah SWT atas pembunuhan terhadap diri Nabi Isa as. Dakwaan kaum Yahudi tsb dibantah dengan firman Allah : wamaa qataluuhu wamaa shalabuuhu

pengulangan pemakaian kata wamaa merupakan penegas bahwa :
1. Nabi Isa as tidak pernah dibunuh (secara umum)
2. Nabi Isa as tidak pernah disalib (secara khusus)

Pemakaian pola kalimat tsb diatas serupa dengan QS 4:59 dalam kalimat : wa athi'uu Allah wa athi'uu rasul yang merupakan perintah kepada Allah dan Rasul secara terpisah (berdiri-sendiri).

Itu adalah makna yang muhkamat dari ayat tsb diatas bahwa Isa tidak pernah dibunuh dan juga tidak pernah disalib.
maaf bro HT... karena penjelasan bro diatas belum pernah saya ketahui karena keterbatasan pengetahuan saya akan ilmu alat, mohon bro HT memberikan referensi kitab apa yang dijadikan rujukan oleh bro HT yang menjelaskan pemakaian kata maa nafi yang berulang merupakan keterangan yang menjelaskan keadaan "tidak pernah"... karena yang saya tahu sesuai dgn postingan saya sebelumnya bahwa lafadz maa nafi tidak merubah shigot /makna Fi'ilnya baik bentuk mudhori' maupun madhi (bisa di lihat dalam kitab al-kailani littashrifil'izzi hlm 9,bisa juga dilihat disitu keterangan apa yang dimaksud tentang nafi mutlak, nafi mustagrak dan nafi hal )

jadi jika ada keterangan2 lain yang saya belum mengetahuinya tentunya saya dgn senang hati menerimanya karena ini merupakan tambahan ilmu buat saya namun tolong diberikan rujukannya agar bisa saya mempelajarinya... sama seperti diskusi saya lewat email dgn sesama saudara muslim tentang ayat ini yang sama-sama memakai pendekatan ilmu alat dan kami saling beragumen dgn menggunakan kitab al-kailani matan tashrif Al-Izzi ( ilmu shorof ) ... banyak kebenaran yang saya terima dari temen diskusi saya tsb yang mengkoreksi uraian saya dan juga kebalikannya yaitu ada juga argumen saya yang diterima kebenarannya oleh rekan diskusi saya tsb....

Jawab : kalimat syubbiha adalah fi'il madhi majhul (kata keja lampau pasif) yang mengandung pengganti pelaku (naibul fa'il), sedangkan fi'il madhi ma'lum (kata kerja lampau aktif) dari kata tsb adalah syabbaha yang mengandung dhamir huwa (dia) yang artinya dia menyamarkan/menyerupakan.

Yang bisa menjadi naibul fa'il setelah fa'ilnya dibuang adalah maf'ul bih (obyek penderita). Maf'ul bih ini menggeser fa'il yang dibuang dan menduduki posisi fa'il.

Maka kalimat walakin syubbiha lahum artinya adalah melainkan orang yang diserupakan/disamarkan bagi mereka(1. yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as).

dan ALLAH SWT tidak menjelaskan atau menyebutkan siapa orang tsb diayat itu....... makanya saya golongkan ayat ini ke MUTASYABIHAAT, trus kita harus merujuk ke hadits sebagai pembayan ayat alquran... kalo emang ada hadits yg membahas masalah ini, ya sudah.... pakai aja hadits tsb.
coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...

jawaban bro HT diatas bisa diterima apabila maf'ul bih baik pertama ( naibul fa'il ) dan kedua ( manshubnya itsbat maf'ul bih ) dilafadzkan dgn jelas makanya seperti yang saya katakan sebelumnya tidak ada satu lafadzpun yang mengisyaratkan adanya pemeran pengganti alias mr.X dalam ayat ini... jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu... dari penjelasan ini bisa kita lihat kaitannya bahwa qataluhu dan sholabuhu memang terjadi pada Isa as namun Isa as tidaklah meninggal seperti sangkaan imam2 yahudi yang ditegaskan dgn lafadz maa nafi melainkan diserupakan kondisinya seperti meninggal bagi mereka seperti dalam lafadz walakin syubbiha lahum...

jawab : saya tau dr postingan bro FM sebelumnya, saya quote kembali kesini ya???
kalau bro HT keberatan saya menggunakan referensi alkitab kenapa pula bro HT jadi ikut2an mengambil pernyataan saya tsb yang menggunakan referensi alkitab untuk dijadikan kesimpulan bro HT pada penggalan kalimat pertama dan kedua :scratch:

tanggapan : kalau IHKTILAFUU adalah fi'il madhi(Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah berlalu dan selesai).... berarti perselihan tentang pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as sudah terjadi di masa lampau dan sudah selesai, dan tidak terjadi lagi sesudahnya, benarkan bgtu bro FM?????
benar ..perselisihan yang terjadi adalah karena keragu-raguan imam2 yahudi tsb apakah pembunuhan yang mereka lakukan terhadap Isa as dgn cara penyaliban telah benar-benar membuat Isa as meninggal karena beberapa hal yang terjadi didalam prosesi penyaliban seperti yang saya postingkan sebelumnya dgn menggunakan kronologis penyaliban didalam alkitab... terus ???

Tapi kenapa sekarang kita juga masih berselisih??? mungkin juga sebagian org2 yahudi dan kristen jg msh berselisih.....
ini konteksnya tentang apa?? bukankah penafsiran utk ayat-ayat mutasyabihat selalu
terjadi perbedaan pada para mufassir dan bukan hanya ayat ini saja... kalo kaum yahudi dan kristen, mereka sama-sama meyakini bahwa Isa as meninggal di tiang salib namun dgn motif dan implikasi yang berbeda... nah Islam datang dgn penafsiran yang membantah keyakinan yahudi dan kristen dengan menempatkan secara proporsional ttg keadaan Nabi Isa yang sebenarnya dalam kejadian usaha pembunuhan Isa as dengan hukuman penyaliban tersebut yaitu bahwa Isa as tidaklah meninggal pada saat usaha pembunuhan dgn cara penyaliban melainkan diserupakan kondisi Isa as seperti meninggal dan Isa as sendiri masih hidup pada saat itu dan sehat setelah diobati oleh murid2 rahasianya...

tanggapan : ini saya quote kembali pendapat bro FM dipostingan sebelumnya ya??? dan kita liat siapa yg ngeluarin statement bahwa kedua dhamir didalam penggalan kalimat keempat merujuk kepada lafadz ‎‎‎شُبِّهَ‎ "syubbiha"..... sedangkan dipostingan ini bro FM dhamir مِّنْهُ udah merujuk ke QATLUN
benar.. memang sebelumnya saya berpendapat seperti itu namun hasil diskusi saya dgn rekan muslim lainnya di email tentang ayat ini, beliau mengkoreksi pendapat saya khusus dhomir pada lafadz minhu ini dan saya terima kebenarannya karena Jumlah "lafii syakkin minhu" mahal rofa' khobar inna dgn jar yang majrurr maka yang tepat dhomir hu ini kembali ke lafazh qotlu yang diambil dari fi'il qotaluu pada lafadz didepannya... dan inilah manfaat yang saya terima hasil dari diskusi saya dgn rekan muslim lainnya... begitu juga dgn rekan saya tsb yang pada akhirnya juga menerima pemahaman saya untuk uraian yang lainnya terutama tarkiban pada lafadz "walakin syubbiha lahum" ...... di forum answering faith freedom juga saya mendiskusikan hal yang sama dgn rekan muslim lainnya disana dan masih berlangsung sama seperti di forum ini.. dan Insya Allah dari diskusi tentang hal ini di berbagai forum membuat wawasan saya bertambah dari sebelumnya kecuali mungkin di forum atheis abal-abal yaitu ffi yang isinya cuma caci maki dan bahasa kebun binatang...

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam

saudaraku bro FM.... tunggu sebentar ya saya pelajari dl tanggepan saudaraku bro FM.... dan kita prioritaskan kaum tersesat dl...
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by Pedo Fri 31 Dec 2010, 6:04 pm

hamba tuhan wrote:Matius :
26:55Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.

26:56Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

26:57Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.

26:58Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.

26:59Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,

26:60tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,

26:61yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."

26:62Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

26:63Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak/bukan."

26:64Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya(yaitu bukan mesias). Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Matius 26:64 Membuktikan bahwa yesus diangkat oleh ALLAH kelangit dalam keadaan hidup-hidup…. Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Kata Mulai sekarang maksudnya adalah saat ini juga, detik ini juga, gak menunggu sampe detik selanjutnya, berarti selesai yesus berkata itu langsung diangkat ALLAH ke langit. Jadi ayat alkitab selanjutnya itu bukan yesus lagi… tapi yudas iskariot yang digantikan ALLAH menyerupai yesus.

Hubungan dengan Matius 26:38, 39, 42

26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"


Berarti doa yesus dikabulkan oleh ALLAH, atas kehendak ALLAH... yesus diselamatkan dengan diangkat hidup-hidup kelangit bukan ke sorga.

Beginilah jadinya kalau Alkitab di tetafsirkan secara ngawur.
kitab Injil dengan jelas menyatakan bahwa Yesus disalibkan dan bangkit.

Hanya orang xxxx yg ga bisa melihatnya... Kasian.

Pedo
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 138
Reputation : 0
Points : 5016
Registration date : 2010-12-31

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 31 Dec 2010, 6:31 pm

hamba tuhan wrote:
Jawab : Ayat tsb merupakan bantahan Allah SWT atas pembunuhan terhadap diri Nabi Isa as. Dakwaan kaum Yahudi tsb dibantah dengan firman Allah : wamaa qataluuhu wamaa shalabuuhu

pengulangan pemakaian kata wamaa merupakan penegas bahwa :
1. Nabi Isa as tidak pernah dibunuh (secara umum)
2. Nabi Isa as tidak pernah disalib (secara khusus)

Pemakaian pola kalimat tsb diatas serupa dengan QS 4:59 dalam kalimat : wa athi'uu Allah wa athi'uu rasul yang merupakan perintah kepada Allah dan Rasul secara terpisah (berdiri-sendiri).

Itu adalah makna yang muhkamat dari ayat tsb diatas bahwa Isa tidak pernah dibunuh dan juga tidak pernah disalib.

forever_muslim wrote:maaf bro HT... karena penjelasan bro diatas belum pernah saya ketahui karena keterbatasan pengetahuan saya akan ilmu alat, mohon bro HT memberikan referensi kitab apa yang dijadikan rujukan oleh bro HT yang menjelaskan pemakaian kata maa nafi yang berulang merupakan keterangan yang menjelaskan keadaan "tidak pernah"... karena yang saya tahu sesuai dgn postingan saya sebelumnya bahwa lafadz maa nafi tidak merubah shigot /makna Fi'ilnya baik bentuk mudhori' maupun madhi (bisa di lihat dalam kitab al-kailani littashrifil'izzi hlm 9,bisa juga dilihat disitu keterangan apa yang dimaksud tentang nafi mutlak, nafi mustagrak dan nafi hal )

jadi jika ada keterangan2 lain yang saya belum mengetahuinya tentunya saya dgn senang hati menerimanya karena ini merupakan tambahan ilmu buat saya namun tolong diberikan rujukannya agar bisa saya mempelajarinya... sama seperti diskusi saya lewat email dgn sesama saudara muslim tentang ayat ini yang sama-sama memakai pendekatan ilmu alat dan kami saling beragumen dgn menggunakan kitab al-kailani matan tashrif Al-Izzi ( ilmu shorof ) ... banyak kebenaran yang saya terima dari temen diskusi saya tsb yang mengkoreksi uraian saya dan juga kebalikannya yaitu ada juga argumen saya yang diterima kebenarannya oleh rekan diskusi saya tsb....


Saudaraku bro FM... coba saudaraku telaah dan cari rujukan disini aja tentang masalah kata penegasan ini :

ilmu balaghah dan tiga sub ilmu balaghah, yaitu
Ilmu ma’aani
Ilmu Bayan
Ilmu Badi’
kitab ibid
Ilmu Ma’ani An-Nahdhah Al-‘Arabiyah
Jawahirul Balaghah
Qawaid Lughah Al-‘Arabiyah
http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/91-m-a-j-a-s


oya bro FM… saya perhatikan terjemahan bro FM kata perkata dipenggalan kalimat kedua yaitu wamaa ada masuk kata2 mereka sebelum waw athaf dan sebelum maa nafi…. Sebenarnya kalo kita terjemahkan kata perkata wamaa adalah dan tidak terjemahannya. Saya mau tanya sama bro FM.... Dari mana kata mereka itu saudaraku bro FM?

hamba tuhan wrote:Jawab : kalimat syubbiha adalah fi'il madhi majhul (kata keja lampau pasif) yang mengandung pengganti pelaku (naibul fa'il), sedangkan fi'il madhi ma'lum (kata kerja lampau aktif) dari kata tsb adalah syabbaha yang mengandung dhamir huwa (dia) yang artinya dia menyamarkan/menyerupakan.

Yang bisa menjadi naibul fa'il setelah fa'ilnya dibuang adalah maf'ul bih (obyek penderita). Maf'ul bih ini menggeser fa'il yang dibuang dan menduduki posisi fa'il.

Maka kalimat walakin syubbiha lahum artinya adalah melainkan orang yang diserupakan/disamarkan bagi mereka(1. yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as).

dan ALLAH SWT tidak menjelaskan atau menyebutkan siapa orang tsb diayat itu....... makanya saya golongkan ayat ini ke MUTASYABIHAAT, trus kita harus merujuk ke hadits sebagai pembayan ayat alquran... kalo emang ada hadits yg membahas masalah ini, ya sudah.... pakai aja hadits tsb.

forever_muslim wrote: coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...

jawaban bro HT diatas bisa diterima apabila maf'ul bih baik pertama ( naibul fa'il ) dan kedua ( manshubnya itsbat maf'ul bih ) dilafadzkan dgn jelas makanya seperti yang saya katakan sebelumnya tidak ada satu lafadzpun yang mengisyaratkan adanya pemeran pengganti alias mr.X dalam ayat ini... jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu... dari penjelasan ini bisa kita lihat kaitannya bahwa qataluhu dan sholabuhu memang terjadi pada Isa as namun Isa as tidaklah meninggal seperti sangkaan imam2 yahudi yang ditegaskan dgn lafadz maa nafi melainkan diserupakan kondisinya seperti meninggal bagi mereka seperti dalam lafadz walakin syubbiha lahum...

Tanggapan atas jawaban bro FM seperti berikut ini : menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu

Ok.... ini tanggapan saya berbicara tentang masalah ISIM MANSHUB, mashdar , maf’ul bih dan nabiul fa’il. coba kita kaji kembali kaidah2 yg dipakai dalam ilmu nahu sharaf :

1. ISIM MANSHUB
Isim yang terkena I’rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua Isim selain Fa’il atau Naib al-Fa’il dalam Jumlah Fi’liyyah.
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
a. Khabar Kaana Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
b. Isim Inna Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.
c. Maf’ul Bih
Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf’ul bih = objek.
d. Maf’ul Muthlaq
Yaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya.
e. Maf’ul Li ajlih
Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi)
f. Maf’ul Ma’ah Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya bersama untuk menunjukkan kebersamaan.
g. Maf’ul Fih Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu) atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan” atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi).
h. Haal Yaitu isim nakirah lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana” terjadinya perbuatan tersebut)
i. MUSTATSNA atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA atau Pengecuali.
- Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu’.
- Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa’il maka ia harus mengikuti kaidah I’rab yakni menjadi Marfu’.
j. Munada’ Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).
k. Tamyiiz Yaitu isim nakirah lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu.


2. Mashdar
Mashdar ialah isim manshub yang dalam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga
Mashdar itu ada dua bagian, yaitu mashdar lafzhi dan mashdar ma'nawi.
Apabila lafazh mashdar itu sesuai (serupa) dengan lafazh fi'il-nya, maka disebut mashdar lafzhi lam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga.

Apabila mashdar itu sesuai dengan fi'il-nya dalam hal maknanya saja tanpa lafazhnya, maka disebut mashdar ma'nawi.

3. Maf ' ul bih ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan (objek).
Maksudnya: Maf'ul bih menurut istilah ahli Nahwu ialah isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku
Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan maf'ul bih yang mudhmar.

4. Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
a. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rab rafa’.
b. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.
c. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
d. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad
e. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrad mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrad muannats.
f. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus mempunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih.
Maaf kalo menurut analisa saya bro FM merujuk ke kaidah naibul fa’il yg ketentuaan F bukan???
naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu(pendapat bro FM), karena mengandung dua maf’ul bih (obyek) yaitu sholabu(masdhar sholbun) dan qotalu(masdhar qotlun), maf’ul bih pertama menjadi naibul fail yaitu sholabu(masdhar sholbun), dan sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih yaitu qotalu qotalu(masdhar qotlun),

Nah... yg jadi masalah maf'ul bih kedua yang syaratnya tetap manshub... apakah qotalu(masdhar qotlun) tetap manshub saudaraku bro FM?????



hamba tuhan wrote:jawab : saya tau dr postingan bro FM sebelumnya, saya quote kembali kesini ya???

forever_muslim wrote:
kalau bro HT keberatan saya menggunakan referensi alkitab kenapa pula bro HT jadi ikut2an mengambil pernyataan saya tsb yang menggunakan referensi alkitab untuk dijadikan kesimpulan bro HT pada penggalan kalimat pertama dan kedua :scratch:

Tanggapan... sebenarnyanya ini hanyalah trik saya dalam diskusi aja saudaraku bro FM... maaf dan jgn tersinggung ya???
Coba liat pernyataan saya sebelumnya... bukankah saya blg kurang berkenan? Bukan berarti tidak setujukan??? Makanya saya tegasin dgn pertayaan utk bro FM... apakah bro FM setuju kita pakai referensi alkitab????? Kalo emang bro FM setuju... berarti bro FM hrs setuju jg kita pakai referensi hadits....
sedangkan sebelumnya saudaraku bro FM mau kita berdiskusi dgn menggunakan Alquran dan logika saja. Jadi kesimpulannya gmn saudaraku bro FM????


hamba tuhan wrote:tanggapan : kalau IHKTILAFUU adalah fi'il madhi(Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah berlalu dan selesai).... berarti perselihan tentang pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as sudah terjadi di masa lampau dan sudah selesai, dan tidak terjadi lagi sesudahnya, benarkan bgtu bro FM?????

forever_muslim wrote:benar ..perselisihan yang terjadi adalah karena keragu-raguan imam2 yahudi tsb apakah pembunuhan yang mereka lakukan terhadap Isa as dgn cara penyaliban telah benar-benar membuat Isa as meninggal karena beberapa hal yang terjadi didalam prosesi penyaliban seperti yang saya postingkan sebelumnya dgn menggunakan kronologis penyaliban didalam alkitab... terus ???

Nah.... makanya sebelumnya saya tanyakan sama bro FM, siapakah orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat???? Tp bro FM tdk menjawabnya...
Kalo saya lihat jawaban bro FM disini, menurut analisa saya bahwa orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat adalah imam2 yahudi saja, tdk termasuk romawi, nasrani dan islam. Benarkah bgtu saudaraku bro FM????


hamba tuhan wrote:Tapi kenapa sekarang kita juga masih berselisih??? mungkin juga sebagian org2 yahudi dan kristen jg msh berselisih.....


forever_muslim wrote:ini konteksnya tentang apa?? bukankah penafsiran utk ayat-ayat mutasyabihat selalu
terjadi perbedaan pada para mufassir dan bukan hanya ayat ini saja... kalo kaum yahudi dan kristen, mereka sama-sama meyakini bahwa Isa as meninggal di tiang salib namun dgn motif dan implikasi yang berbeda... nah Islam datang dgn penafsiran yang membantah keyakinan yahudi dan kristen dengan menempatkan secara proporsional ttg keadaan Nabi Isa yang sebenarnya dalam kejadian usaha pembunuhan Isa as dengan hukuman penyaliban tersebut yaitu bahwa Isa as tidaklah meninggal pada saat usaha pembunuhan dgn cara penyaliban melainkan diserupakan kondisi Isa as seperti meninggal dan Isa as sendiri masih hidup pada saat itu dan sehat setelah diobati oleh murid2 rahasianya...

[color=blue]jawaban dan tangapan :
ini konteksnya tentang apa?? Jawab : konteks tentang masalah pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as.
bukankah penafsiran utk ayat-ayat mutasyabihat selalu terjadi perbedaan pada para mufassir dan bukan hanya ayat ini saja? Jawab : benar bro FM... berarti bro FM mengakui dan menyetujui bahwa walakin syubbiha lahum ini adalah mutasyabihatkan??? Nah... setiap yg mutasyabihat coba dl kita cari referensi yg mendukung untuk masalah mutasyabihat ini biar muhkamat.... tentunya hadits donk!!!...

forever_muslim wrote:nah Islam datang dgn penafsiran yang membantah keyakinan yahudi dan kristen dengan menempatkan secara proporsional ttg keadaan Nabi Isa yang sebenarnya dalam kejadian usaha pembunuhan Isa as dengan hukuman penyaliban tersebut yaitu bahwa Isa as tidaklah meninggal pada saat usaha pembunuhan dgn cara penyaliban melainkan diserupakan kondisi Isa as seperti meninggal dan Isa as sendiri masih hidup pada saat itu dan sehat setelah diobati oleh murid2 rahasianya...

Tanggapan saya... makanya saya nanya apakah ikhtalafuu itu fi’il madhi atau bukan????
Trus jawaban bro FM bahwa ikhtalafuu itu fi’il madhi... maaf bro FM.. boleh saya tau akar kata ikhtalafuu apa??? Mohon jelaskan wajan2nya dan kenapa hamzah(qata' atau washal? ) bisa masuk diawal kata ikhtalafuu dan ta’ ditengah2 kata ikhtalafuu... monggo bro FM...


hamba tuhan wrote:tanggapan : ini saya quote kembali pendapat bro FM dipostingan sebelumnya ya??? dan kita liat siapa yg ngeluarin statement bahwa kedua dhamir didalam penggalan kalimat keempat merujuk kepada lafadz ‎‎‎شُبِّهَ‎ "syubbiha"..... sedangkan dipostingan ini bro FM dhamir مِّنْهُ udah merujuk ke QATLUN
forever_muslim wrote:benar.. memang sebelumnya saya berpendapat seperti itu namun hasil diskusi saya dgn rekan muslim lainnya di email tentang ayat ini, beliau mengkoreksi pendapat saya khusus dhomir pada lafadz minhu ini dan saya terima kebenarannya karena Jumlah "lafii syakkin minhu" mahal rofa' khobar inna dgn jar yang majrurr maka yang tepat dhomir hu ini kembali ke lafazh qotlu yang diambil dari fi'il qotaluu pada lafadz didepannya... dan inilah manfaat yang saya terima hasil dari diskusi saya dgn rekan muslim lainnya... begitu juga dgn rekan saya tsb yang pada akhirnya juga menerima pemahaman saya untuk uraian yang lainnya terutama tarkiban pada lafadz "walakin syubbiha lahum" ...... di forum answering faith freedom juga saya mendiskusikan hal yang sama dgn rekan muslim lainnya disana dan masih berlangsung sama seperti di forum ini.. dan Insya Allah dari diskusi tentang hal ini di berbagai forum membuat wawasan saya bertambah dari sebelumnya kecuali mungkin di forum atheis abal-abal yaitu ffi yang isinya cuma caci maki dan bahasa kebun binatang...

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam


maaf bro FM... saya jg ikuti diskusi bro FM di FFI
http://answering-ff.org/board/mang-odoy-nabi-isa-benar2-disalib-t5316-570.html
dan http://www.studycycle.net/2010/08/yahudi-tak-bunuh-tak-salibkan-isa-al_18.html


oya saudaraku bro FM... saya liat koment di FFI bahwa saudaraku seiman jg sempat mondok dipondokkan yang tradisional pengajiannya, jujur bro FM... saya jg sama dgn bro FM... boleh tau pondokan tradisonal mana??? kalo bro FM sendiri dah taukan saya drmn...

Itu saja kita bahas dl bro FM... mohon tanggapan, masukan dan koreksi dari saudaraku bro FM.... inget!!! ini semua hanya pembelajaran buat kita semua, kalo ada sedikit emosional anggap aja itu hal biasa dlm diskusi dan diharap sama2 dimaklumi... ass wrb
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Sun 02 Jan 2011, 8:37 pm

pedo wrote:
Beginilah jadinya kalau Alkitab di tetafsirkan secara ngawur.
kitab Injil dengan jelas menyatakan bahwa Yesus disalibkan dan bangkit.

Hanya orang xxxx yg ga bisa melihatnya... Kasian.
problemnya anda berani gak mempertahankan keyakinan anda disini bahwa yesus benar2 mati disalib??
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Sun 02 Jan 2011, 11:24 pm

bro HT wrote:
Saudaraku bro FM... coba saudaraku telaah dan cari rujukan disini aja tentang masalah kata penegasan ini :

ilmu balaghah dan tiga sub ilmu balaghah, yaitu
Ilmu ma’aani
Ilmu Bayan
Ilmu Badi’
kitab ibid
Ilmu Ma’ani An-Nahdhah Al-‘Arabiyah
Jawahirul Balaghah
Qawaid Lughah Al-‘Arabiyah
http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/91-m-a-j-a-s

oya bro FM… saya perhatikan terjemahan bro FM kata perkata dipenggalan kalimat kedua yaitu wamaa ada masuk kata2 mereka sebelum waw athaf dan sebelum maa nafi…. Sebenarnya kalo kita terjemahkan kata perkata wamaa adalah dan tidak terjemahannya. Saya mau tanya sama bro FM.... Dari mana kata mereka itu saudaraku bro FM?
terima kasih atas linknya...namun saya belum melihat adanya materi seperti yang bro sampaikan bahwa kata negasi maa yang berulang bermakna "tidak pernah"... yang saya lihat penjelasan-penjelasan umum dan tidak specifik dgn konteks maa haraf nafi yang sedang kita bicarakan ini ....

seperti yang saya sampaikan sebelumnya utk kata negasi yang specifik bermakna meniadakan selalunya bentuk nafi mutlak dimana lafadz yang digunakan adalah "lam" .. mungkin biar lebih jelas silahkan lihat keterangan ini :

{ لم } أظهر في معنى النفي من { ما } لعدم الاشتراك فيها إذ هي لنفي الماضي خاصة و { ما } مشترك لنفي الحال والاستقبال
مَا النَّافِيَة: تَنْفي المَاضِي والحَاضِر، وهي لِنَفْي المَعَارِف كثيراً والنَكِرَات قليلاً. وإذا دَخَلَتْ على المُضَارع كانَتْ لنَفْي الحَال
حروف النفي
وهي ما ولا ولم ولما ولن وإن فما لنفي الحال في قولك ما يفعل وما زيد منطلق أو منطلقاً على اللغتين ولنفي الماضي المقرب من الحال

intinya, kata negasi "maa" untuk menafikan keadaan secara umum, kecuali bila ada qoyyid yang menunjukkan ke arah tertentu..
Sumber: mu’jam al qowaidul ‘arobiyyah

mengenai wawu diterjemahkan "mereka" ... oh iya kenapa ya Depag juga menterjemahkan "mereka" :scratch: :scratch: ... coba bro HT tanya juga sama tim ladjnah Depag kenapa mereka memperterjemahkan wawu disini menjadi "mereka"....

kalo saya melihatnya wawu disini adalah wawu haliyah (wawu yang biasa mengikuti jumlah yang dijadikan hal, walaupun tdk setiap hal jumlah harus disertai wawu), shohibul halnya dhomir "hum" pada kalimat "qoulihim" (ketika imam2 yahudi sesumbar mengatakan bahwa mereka telah membunuh Isa, وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ .... nah dari dasar inilah wawu disini diterjemahkan menjadi "mereka" menurut pemahaman saya... jika bro HT keberatan silahkan protes juga ke tim ladjnah Depag karena terjemahan Depag dan saya sama-sama menterjemahkan wawu di depan haraf nafi ini adalah "mereka" Laughing

biar gak penasaran saya uraikan saja lengkapnya..
وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ
Wawu, wawu haliyah yang shohibul halnya dhomir "hum" pada kalimat "qoulihim"
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ)
atau bisa juga wawu haraf isti-naf.
Maa, haraf nafi
Qotalu, fi'il madhy mabni fathah muqoddaroh
Wawu, dhomir bariz muttasil marfu’ mabni sukun mahal rofa’ fail
Hu, dhomir bariz muattashil manshub mabni dlommah mahal nashob maf’ul
Wawu haraf ataf, ataf jumlah ke maa qotaluu
Maa sholabuu, sama dengan maa qotaluu

Tanggapan atas jawaban bro FM seperti berikut ini : menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu

Ok.... ini tanggapan saya berbicara tentang masalah ISIM MANSHUB, mashdar , maf’ul bih dan nabiul fa’il. coba kita kaji kembali kaidah2 yg dipakai dalam ilmu nahu sharaf :

1. ISIM MANSHUB
Isim yang terkena I’rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua Isim selain Fa’il atau Naib al-Fa’il dalam Jumlah Fi’liyyah.
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
a. Khabar Kaana Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
b. Isim Inna Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.
c. Maf’ul Bih
Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf’ul bih = objek.
d. Maf’ul Muthlaq
Yaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya.
e. Maf’ul Li ajlih
Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi)
f. Maf’ul Ma’ah Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya bersama untuk menunjukkan kebersamaan.
g. Maf’ul Fih Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu) atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan” atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi).
h. Haal Yaitu isim nakirah lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana” terjadinya perbuatan tersebut)
i. MUSTATSNA atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA atau Pengecuali.
- Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu’.
- Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa’il maka ia harus mengikuti kaidah I’rab yakni menjadi Marfu’.
j. Munada’ Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).
k. Tamyiiz Yaitu isim nakirah lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu.


2. Mashdar
Mashdar ialah isim manshub yang dalam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga
Mashdar itu ada dua bagian, yaitu mashdar lafzhi dan mashdar ma'nawi.
Apabila lafazh mashdar itu sesuai (serupa) dengan lafazh fi'il-nya, maka disebut mashdar lafzhi lam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga.

Apabila mashdar itu sesuai dengan fi'il-nya dalam hal maknanya saja tanpa lafazhnya, maka disebut mashdar ma'nawi.

3. Maf ' ul bih ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan (objek).
Maksudnya: Maf'ul bih menurut istilah ahli Nahwu ialah isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku
Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan maf'ul bih yang mudhmar.

4. Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
a. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rab rafa’.
b. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.
c. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
d. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad
e. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrad mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrad muannats.
f. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus mempunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih.
Maaf kalo menurut analisa saya bro FM merujuk ke kaidah naibul fa’il yg ketentuaan F bukan???
naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu(pendapat bro FM), karena mengandung dua maf’ul bih (obyek) yaitu sholabu(masdhar sholbun) dan qotalu(masdhar qotlun), maf’ul bih pertama menjadi naibul fail yaitu sholabu(masdhar sholbun), dan sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih yaitu qotalu qotalu(masdhar qotlun),

Nah... yg jadi masalah maf'ul bih kedua yang syaratnya tetap manshub... apakah qotalu(masdhar qotlun) tetap manshub saudaraku bro FM?????
terima kasih atas penjelasan panjang lebar kaedah isim manshub, mashdar, maf'ul bih dan naibul fa'il.. dan dalam kaedah naibul fa'il yang bro jelaskan itu semua syarat-syarat kaedah Fi'il majhul dan tidak terpisah-pisah ketentuannya seperti ada ketentuan A s/d Z ...semua ketentuan tsb harus dipenuhi...
mengenai pertanyaan qotalu tetap manshub... saya juga bingung jawabnya karena rasanya saya gak pernah mengatakan ada 2 maf'ul bih pada masdhar qotlun dan sholbun.. coba baca pelan-pelan postingan saya sebelumnya :

jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu
dimana saya tulis seperti yang bro HT tanyakan???

Tanggapan... sebenarnyanya ini hanyalah trik saya dalam diskusi aja saudaraku bro FM... maaf dan jgn tersinggung ya???
Coba liat pernyataan saya sebelumnya... bukankah saya blg kurang berkenan? Bukan berarti tidak setujukan??? Makanya saya tegasin dgn pertayaan utk bro FM... apakah bro FM setuju kita pakai referensi alkitab????? Kalo emang bro FM setuju... berarti bro FM hrs setuju jg kita pakai referensi hadits....
sedangkan sebelumnya saudaraku bro FM mau kita berdiskusi dgn menggunakan Alquran dan logika saja. Jadi kesimpulannya gmn saudaraku bro FM????
bukankah bro HT sudah mengusung artikel tentang hadist substitusi disini dan saya juga sudah merespon tentang hadist tsb... silahkan bro menyanggah postingan saya tentang hadist substitusi pada tulisan saya sebelumnya... simple ajakan bro tak perlu pake trick2 segala :turban:
masalahnya adalah apakah kita mau membahas ini dgn cara serabutan atau gradual?? jika tafsiran ayat ini selesai dgn pendekatan ilmu alat maka kita lanjutkan dgn referensi lainnya mau hadist atau alkitab ... saya sih welcome aja :cheers:

Nah.... makanya sebelumnya saya tanyakan sama bro FM, siapakah orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat???? Tp bro FM tdk menjawabnya...
Kalo saya lihat jawaban bro FM disini, menurut analisa saya bahwa orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat adalah imam2 yahudi saja, tdk termasuk romawi, nasrani dan islam. Benarkah bgtu saudaraku bro FM????
tolong bro perhatikan kembali postingan saya.. kan jawabannya sudah ada disana tapi bro tidak memperhatikan dgn seksama....
reposting wrote:
biar lebih jelasnya coba saya uraikan lafadznya dgn pendekatan ilmu alat secara detail...
وَإِنَّ wawu jamak, bisa athaf bisa isti-naf ... inna, haraf taukid ‘amil nawasikh mabni fathah tanpa mahal irob....
الَّذِينَ isim maushul, mabni ya mahal nashob isim inna.
اخْتَلَفُوا Fiil madhy mabni fathah muqoddaroh... wawu, dhomir bariz muttashil marfu mabni sukun mahal rofa jadi fail sekaligus menjadi ‘a-id, marji’nya lafazh alladziina (imam2 yahudi) ... Jumlah dari fi'il, fa'il dan jar majrur (lafazh "fiihi" di depan) tanpa mahal I’rob jadi shilah maushul...
فِيهِ Jar majrur mahal nashob jadi maful ikhtalafuu.. Hii, dhomir baris muttashil majrur mabni kasroh mahal jar kembali ke Isa as ( kondisi Isa as sendiri/ huwa al-musyabbah bihi walaysa bimusyabbah )
لَفِي شَكٍّ Lam, lam ibtida muzahlaqoh... Fii, haraf jar mabni sukun tanpa mahal irob... Syakkin, majrur alamat jar-nya kasroh isim mufrod...
Jumlah “lafii syakkin minhu” mahal rofa’ khobar inna
مِنْهُ Jar majrurr, dhomirnya kembali ke lafazh "qotlu" (diambil dari "qotaluu")

[color=blue]jawaban dan tangapan :
ini konteksnya tentang apa?? Jawab : konteks tentang masalah pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as.
bukankah penafsiran utk ayat-ayat mutasyabihat selalu terjadi perbedaan pada para mufassir dan bukan hanya ayat ini saja? Jawab : benar bro FM... berarti bro FM mengakui dan menyetujui bahwa walakin syubbiha lahum ini adalah mutasyabihatkan??? Nah... setiap yg mutasyabihat coba dl kita cari referensi yg mendukung untuk masalah mutasyabihat ini biar muhkamat.... tentunya hadits donk!!!...
benar bro menafsirkan Al-Qur'an dgn hadist adalah cara kedua setelah Al-Qur'an dgn Al-Qur'an ( surah dgn surah ) namun yang menjadi masalah adalah hadist tentang substitusi ini justru gak sejalan dgn petunjuk di ayat ini... jika diayat ini terutama lafadz "walakin syubbiha lahum" ditunjukkan dgn jelas naibul failnya sebagai objek pengganti Isa as maka saya tidak akan ragu2 menerima hadist tsb..... jadi hadist ini bertentangan dgn matan ayati ini... maka saya belum bisa menerima hadist ini sebagai hujjah...

Tanggapan saya... makanya saya nanya apakah ikhtalafuu itu fi’il madhi atau bukan????
Trus jawaban bro FM bahwa ikhtalafuu itu fi’il madhi... maaf bro FM.. boleh saya tau akar kata ikhtalafuu apa??? Mohon jelaskan wajan2nya dan kenapa hamzah(qata' atau washal? ) bisa masuk diawal kata ikhtalafuu dan ta’ ditengah2 kata ikhtalafuu... monggo bro FM...
yang saya tahu ikhtalafuu adalah qiyasan ikhtalafaa yg mufrod mudzakar ghoib karena ikhtalafuu pake wawu jamak maka jamak mudzakar ghoib... kalau masalah wazan2nya trus dll ... wahhh silahkan bro HT yg lebih jago ilmu alat menerangkan ke saya dan teman2 lainnya.. saya tidak terlalu pede jika menjelaskan hal-hal yang diluar konteks topik ini... No

maaf bro FM... saya jg ikuti diskusi bro FM di FFI
http://answering-ff.org/board/mang-odoy-nabi-isa-benar2-disalib-t5316-570.html
dan http://www.studycycle.net/2010/08/yahudi-tak-bunuh-tak-salibkan-isa-al_18.html
oya saudaraku bro FM... saya liat koment di FFI bahwa saudaraku seiman jg sempat mondok dipondokkan yang tradisional pengajiannya, jujur bro FM... saya jg sama dgn bro FM... boleh tau pondokan tradisonal mana??? kalo bro FM sendiri dah taukan saya drmn...
Itu saja kita bahas dl bro FM... mohon tanggapan, masukan dan koreksi dari saudaraku bro FM.... inget!!! ini semua hanya pembelajaran buat kita semua, kalo ada sedikit emosional anggap aja itu hal biasa dlm diskusi dan diharap sama2 dimaklumi... ass wrb
pertanyaan diatas maksudnya apa ya :scratch: :scratch:

saya sendiri selalu berprinsip bahwa diskusi saya di berbagai forum lainnya adalah sebagai pembelajaran untuk menambah wawasan saya pribadi dan penyajian saya tidak bermaksud untuk merubah pemahaman orang lain agar seperti pemahaman saya dan saya menerima jika ada kesalahan dari kajian saya tentang ayat ini... problemnya adalah jika saya rasakan bahwa teman diskusi saya sudah mengarah ke nafsu pribadi debat semata dan ngotot dgn pendapatnya tanpa referensi yang jelas maka terpaksa saya akhiri diskusi tsb karena saya tidak ingin berdebat dgn dasar referensi yang gak jelas... seperti di answering faith freedom... jika rekan muslim disana yang berdiskusi dgn saya lebih menekankan bahwa kata membunuh itu sudah pasti ada korban jiwanya karena berbentuk kata kerja perfect verb sesuai pedoman link yang diambilnya dari Quranic corpus maka saya sudah tunjukkan ke beliau bahwa yang dimaksud perfect verb dalam tense bahasa arab adalah Fi'il madhy yang dalam kaedahnya, pekerjaan ditinjau dari segi waktu kejadian dimana bentuk Fi'il madhy ini yaitu pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dgn kaedah waktunya yaitu masa lampau.. jadi yang sempurna adalah pekerjaannya karena telah selesai dilakukan dan tidak ada kaitan dgn hasilnya yang harus sempuna... karena rekan saya tsb tetap kekeuh dgn pendiriannya bahwa pekerjaan membunuh belumlah dikatakan sempurna jika korbannya tidak meninggal untuk mendukung argumen beliau bahwa kata qotalna pada penggalan kalimat pertama yang berarti yahudi telah membunuh seseorang tapi bukan Isa as....maka dgn terpaksa saya mengundurkan diri saja karena saya tahu diskusi ini tidak akan selesai2 pada masalah itu saja dan saya menghindari diskusi yang berkepanjangan tanpa referensi yang jelas sementara saya sudah sampaikan bahwa tense dalam bahasa arab hanya 2 macam mudhori' (imperfect tense/verb) dan madhy ( perfect tense/verb) yang pekerjaannya ditinjau dari segi waktu kejadian bukan dari hasil pekerjaannya...

sebenarnya simple saja problemnya...bro HT cukup menunjukkan kesaya bahwa pada lafadz "walakin syubbiha lahum" ada disebutkan naibul fail sebagai objek pengganti Isa as yang tidak saya ketemukan dalam kajian saya... saya posting kembali tulisan saya sebelumnya yang paling sederhana dalam penjelasan lafadz ini "

coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...
nah tunjukkan dgn saya bagaimana ada objek lain yang menjadi naibul fail dalam lafadz tersebut sesuai dgn ketentuan kaedah fi'il majhul... simplekan?? jadi gak perlulah kita melebar kemana2 dgn pernyataan dan pertanyaan yang diluar konteks topik ini yang saya rasa sama sekali tidak perlu utk dibahas.... semoga dapat dipahami..

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Mon 03 Jan 2011, 7:00 pm

forever_muslim wrote:
bro HT wrote:
Saudaraku bro FM... coba saudaraku telaah dan cari rujukan disini aja tentang masalah kata penegasan ini :

ilmu balaghah dan tiga sub ilmu balaghah, yaitu
Ilmu ma’aani
Ilmu Bayan
Ilmu Badi’
kitab ibid
Ilmu Ma’ani An-Nahdhah Al-‘Arabiyah
Jawahirul Balaghah
Qawaid Lughah Al-‘Arabiyah
http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/91-m-a-j-a-s

oya bro FM… saya perhatikan terjemahan bro FM kata perkata dipenggalan kalimat kedua yaitu wamaa ada masuk kata2 mereka sebelum waw athaf dan sebelum maa nafi…. Sebenarnya kalo kita terjemahkan kata perkata wamaa adalah dan tidak terjemahannya. Saya mau tanya sama bro FM.... Dari mana kata mereka itu saudaraku bro FM?
terima kasih atas linknya...namun saya belum melihat adanya materi seperti yang bro sampaikan bahwa kata negasi maa yang berulang bermakna "tidak pernah"... yang saya lihat penjelasan-penjelasan umum dan tidak specifik dgn konteks maa haraf nafi yang sedang kita bicarakan ini ....

seperti yang saya sampaikan sebelumnya utk kata negasi yang specifik bermakna meniadakan selalunya bentuk nafi mutlak dimana lafadz yang digunakan adalah "lam" .. mungkin biar lebih jelas silahkan lihat keterangan ini :

{ لم } أظهر في معنى النفي من { ما } لعدم الاشتراك فيها إذ هي لنفي الماضي خاصة و { ما } مشترك لنفي الحال والاستقبال
مَا النَّافِيَة: تَنْفي المَاضِي والحَاضِر، وهي لِنَفْي المَعَارِف كثيراً والنَكِرَات قليلاً. وإذا دَخَلَتْ على المُضَارع كانَتْ لنَفْي الحَال
حروف النفي
وهي ما ولا ولم ولما ولن وإن فما لنفي الحال في قولك ما يفعل وما زيد منطلق أو منطلقاً على اللغتين ولنفي الماضي المقرب من الحال

intinya, kata negasi "maa" untuk menafikan keadaan secara umum, kecuali bila ada qoyyid yang menunjukkan ke arah tertentu..
Sumber: mu’jam al qowaidul ‘arobiyyah

mengenai wawu diterjemahkan "mereka" ... oh iya kenapa ya Depag juga menterjemahkan "mereka" :scratch: :scratch: ... coba bro HT tanya juga sama tim ladjnah Depag kenapa mereka memperterjemahkan wawu disini menjadi "mereka"....

kalo saya melihatnya wawu disini adalah wawu haliyah (wawu yang biasa mengikuti jumlah yang dijadikan hal, walaupun tdk setiap hal jumlah harus disertai wawu), shohibul halnya dhomir "hum" pada kalimat "qoulihim" (ketika imam2 yahudi sesumbar mengatakan bahwa mereka telah membunuh Isa, وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ .... nah dari dasar inilah wawu disini diterjemahkan menjadi "mereka" menurut pemahaman saya... jika bro HT keberatan silahkan protes juga ke tim ladjnah Depag karena terjemahan Depag dan saya sama-sama menterjemahkan wawu di depan haraf nafi ini adalah "mereka" Laughing

biar gak penasaran saya uraikan saja lengkapnya..
وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ
Wawu, wawu haliyah yang shohibul halnya dhomir "hum" pada kalimat "qoulihim"
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ)
atau bisa juga wawu haraf isti-naf.
Maa, haraf nafi
Qotalu, fi'il madhy mabni fathah muqoddaroh
Wawu, dhomir bariz muttasil marfu’ mabni sukun mahal rofa’ fail
Hu, dhomir bariz muattashil manshub mabni dlommah mahal nashob maf’ul
Wawu haraf ataf, ataf jumlah ke maa qotaluu
Maa sholabuu, sama dengan maa qotaluu

Tanggapan atas jawaban bro FM seperti berikut ini : menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu

Ok.... ini tanggapan saya berbicara tentang masalah ISIM MANSHUB, mashdar , maf’ul bih dan nabiul fa’il. coba kita kaji kembali kaidah2 yg dipakai dalam ilmu nahu sharaf :

1. ISIM MANSHUB
Isim yang terkena I’rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua Isim selain Fa’il atau Naib al-Fa’il dalam Jumlah Fi’liyyah.
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
a. Khabar Kaana Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
b. Isim Inna Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.
c. Maf’ul Bih
Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf’ul bih = objek.
d. Maf’ul Muthlaq
Yaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya.
e. Maf’ul Li ajlih
Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi)
f. Maf’ul Ma’ah Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya bersama untuk menunjukkan kebersamaan.
g. Maf’ul Fih Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu) atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan” atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi).
h. Haal Yaitu isim nakirah lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana” terjadinya perbuatan tersebut)
i. MUSTATSNA atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA atau Pengecuali.
- Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu’.
- Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa’il maka ia harus mengikuti kaidah I’rab yakni menjadi Marfu’.
j. Munada’ Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).
k. Tamyiiz Yaitu isim nakirah lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu.


2. Mashdar
Mashdar ialah isim manshub yang dalam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga
Mashdar itu ada dua bagian, yaitu mashdar lafzhi dan mashdar ma'nawi.
Apabila lafazh mashdar itu sesuai (serupa) dengan lafazh fi'il-nya, maka disebut mashdar lafzhi lam tashrif-an fi'il jatuh pada urutan ketiga.

Apabila mashdar itu sesuai dengan fi'il-nya dalam hal maknanya saja tanpa lafazhnya, maka disebut mashdar ma'nawi.

3. Maf ' ul bih ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan (objek).
Maksudnya: Maf'ul bih menurut istilah ahli Nahwu ialah isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku
Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan maf'ul bih yang mudhmar.

4. Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
a. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rab rafa’.
b. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.
c. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
d. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad
e. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrad mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrad muannats.
f. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus mempunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih.
Maaf kalo menurut analisa saya bro FM merujuk ke kaidah naibul fa’il yg ketentuaan F bukan???
naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu(pendapat bro FM), karena mengandung dua maf’ul bih (obyek) yaitu sholabu(masdhar sholbun) dan qotalu(masdhar qotlun), maf’ul bih pertama menjadi naibul fail yaitu sholabu(masdhar sholbun), dan sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih yaitu qotalu qotalu(masdhar qotlun),

Nah... yg jadi masalah maf'ul bih kedua yang syaratnya tetap manshub... apakah qotalu(masdhar qotlun) tetap manshub saudaraku bro FM?????
terima kasih atas penjelasan panjang lebar kaedah isim manshub, mashdar, maf'ul bih dan naibul fa'il.. dan dalam kaedah naibul fa'il yang bro jelaskan itu semua syarat-syarat kaedah Fi'il majhul dan tidak terpisah-pisah ketentuannya seperti ada ketentuan A s/d Z ...semua ketentuan tsb harus dipenuhi...
mengenai pertanyaan qotalu tetap manshub... saya juga bingung jawabnya karena rasanya saya gak pernah mengatakan ada 2 maf'ul bih pada masdhar qotlun dan sholbun.. coba baca pelan-pelan postingan saya sebelumnya :

jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu
dimana saya tulis seperti yang bro HT tanyakan???

Tanggapan... sebenarnyanya ini hanyalah trik saya dalam diskusi aja saudaraku bro FM... maaf dan jgn tersinggung ya???
Coba liat pernyataan saya sebelumnya... bukankah saya blg kurang berkenan? Bukan berarti tidak setujukan??? Makanya saya tegasin dgn pertayaan utk bro FM... apakah bro FM setuju kita pakai referensi alkitab????? Kalo emang bro FM setuju... berarti bro FM hrs setuju jg kita pakai referensi hadits....
sedangkan sebelumnya saudaraku bro FM mau kita berdiskusi dgn menggunakan Alquran dan logika saja. Jadi kesimpulannya gmn saudaraku bro FM????
bukankah bro HT sudah mengusung artikel tentang hadist substitusi disini dan saya juga sudah merespon tentang hadist tsb... silahkan bro menyanggah postingan saya tentang hadist substitusi pada tulisan saya sebelumnya... simple ajakan bro tak perlu pake trick2 segala :turban:
masalahnya adalah apakah kita mau membahas ini dgn cara serabutan atau gradual?? jika tafsiran ayat ini selesai dgn pendekatan ilmu alat maka kita lanjutkan dgn referensi lainnya mau hadist atau alkitab ... saya sih welcome aja :cheers:

Nah.... makanya sebelumnya saya tanyakan sama bro FM, siapakah orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat???? Tp bro FM tdk menjawabnya...
Kalo saya lihat jawaban bro FM disini, menurut analisa saya bahwa orang2 yg dimaksud oleh ALLAH SWT dalam penggalan kalimat ke empat adalah imam2 yahudi saja, tdk termasuk romawi, nasrani dan islam. Benarkah bgtu saudaraku bro FM????
tolong bro perhatikan kembali postingan saya.. kan jawabannya sudah ada disana tapi bro tidak memperhatikan dgn seksama....
reposting wrote:
biar lebih jelasnya coba saya uraikan lafadznya dgn pendekatan ilmu alat secara detail...
وَإِنَّ wawu jamak, bisa athaf bisa isti-naf ... inna, haraf taukid ‘amil nawasikh mabni fathah tanpa mahal irob....
الَّذِينَ isim maushul, mabni ya mahal nashob isim inna.
اخْتَلَفُوا Fiil madhy mabni fathah muqoddaroh... wawu, dhomir bariz muttashil marfu mabni sukun mahal rofa jadi fail sekaligus menjadi ‘a-id, marji’nya lafazh alladziina (imam2 yahudi) ... Jumlah dari fi'il, fa'il dan jar majrur (lafazh "fiihi" di depan) tanpa mahal I’rob jadi shilah maushul...
فِيهِ Jar majrur mahal nashob jadi maful ikhtalafuu.. Hii, dhomir baris muttashil majrur mabni kasroh mahal jar kembali ke Isa as ( kondisi Isa as sendiri/ huwa al-musyabbah bihi walaysa bimusyabbah )
لَفِي شَكٍّ Lam, lam ibtida muzahlaqoh... Fii, haraf jar mabni sukun tanpa mahal irob... Syakkin, majrur alamat jar-nya kasroh isim mufrod...
Jumlah “lafii syakkin minhu” mahal rofa’ khobar inna
مِنْهُ Jar majrurr, dhomirnya kembali ke lafazh "qotlu" (diambil dari "qotaluu")

[color=blue]jawaban dan tangapan :
ini konteksnya tentang apa?? Jawab : konteks tentang masalah pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as.
bukankah penafsiran utk ayat-ayat mutasyabihat selalu terjadi perbedaan pada para mufassir dan bukan hanya ayat ini saja? Jawab : benar bro FM... berarti bro FM mengakui dan menyetujui bahwa walakin syubbiha lahum ini adalah mutasyabihatkan??? Nah... setiap yg mutasyabihat coba dl kita cari referensi yg mendukung untuk masalah mutasyabihat ini biar muhkamat.... tentunya hadits donk!!!...
benar bro menafsirkan Al-Qur'an dgn hadist adalah cara kedua setelah Al-Qur'an dgn Al-Qur'an ( surah dgn surah ) namun yang menjadi masalah adalah hadist tentang substitusi ini justru gak sejalan dgn petunjuk di ayat ini... jika diayat ini terutama lafadz "walakin syubbiha lahum" ditunjukkan dgn jelas naibul failnya sebagai objek pengganti Isa as maka saya tidak akan ragu2 menerima hadist tsb..... jadi hadist ini bertentangan dgn matan ayati ini... maka saya belum bisa menerima hadist ini sebagai hujjah...

Tanggapan saya... makanya saya nanya apakah ikhtalafuu itu fi’il madhi atau bukan????
Trus jawaban bro FM bahwa ikhtalafuu itu fi’il madhi... maaf bro FM.. boleh saya tau akar kata ikhtalafuu apa??? Mohon jelaskan wajan2nya dan kenapa hamzah(qata' atau washal? ) bisa masuk diawal kata ikhtalafuu dan ta’ ditengah2 kata ikhtalafuu... monggo bro FM...
yang saya tahu ikhtalafuu adalah qiyasan ikhtalafaa yg mufrod mudzakar ghoib karena ikhtalafuu pake wawu jamak maka jamak mudzakar ghoib... kalau masalah wazan2nya trus dll ... wahhh silahkan bro HT yg lebih jago ilmu alat menerangkan ke saya dan teman2 lainnya.. saya tidak terlalu pede jika menjelaskan hal-hal yang diluar konteks topik ini... No

maaf bro FM... saya jg ikuti diskusi bro FM di FFI
http://answering-ff.org/board/mang-odoy-nabi-isa-benar2-disalib-t5316-570.html
dan http://www.studycycle.net/2010/08/yahudi-tak-bunuh-tak-salibkan-isa-al_18.html
oya saudaraku bro FM... saya liat koment di FFI bahwa saudaraku seiman jg sempat mondok dipondokkan yang tradisional pengajiannya, jujur bro FM... saya jg sama dgn bro FM... boleh tau pondokan tradisonal mana??? kalo bro FM sendiri dah taukan saya drmn...
Itu saja kita bahas dl bro FM... mohon tanggapan, masukan dan koreksi dari saudaraku bro FM.... inget!!! ini semua hanya pembelajaran buat kita semua, kalo ada sedikit emosional anggap aja itu hal biasa dlm diskusi dan diharap sama2 dimaklumi... ass wrb
pertanyaan diatas maksudnya apa ya :scratch: :scratch:

saya sendiri selalu berprinsip bahwa diskusi saya di berbagai forum lainnya adalah sebagai pembelajaran untuk menambah wawasan saya pribadi dan penyajian saya tidak bermaksud untuk merubah pemahaman orang lain agar seperti pemahaman saya dan saya menerima jika ada kesalahan dari kajian saya tentang ayat ini... problemnya adalah jika saya rasakan bahwa teman diskusi saya sudah mengarah ke nafsu pribadi debat semata dan ngotot dgn pendapatnya tanpa referensi yang jelas maka terpaksa saya akhiri diskusi tsb karena saya tidak ingin berdebat dgn dasar referensi yang gak jelas... seperti di answering faith freedom... jika rekan muslim disana yang berdiskusi dgn saya lebih menekankan bahwa kata membunuh itu sudah pasti ada korban jiwanya karena berbentuk kata kerja perfect verb sesuai pedoman link yang diambilnya dari Quranic corpus maka saya sudah tunjukkan ke beliau bahwa yang dimaksud perfect verb dalam tense bahasa arab adalah Fi'il madhy yang dalam kaedahnya, pekerjaan ditinjau dari segi waktu kejadian dimana bentuk Fi'il madhy ini yaitu pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dgn kaedah waktunya yaitu masa lampau.. jadi yang sempurna adalah pekerjaannya karena telah selesai dilakukan dan tidak ada kaitan dgn hasilnya yang harus sempuna... karena rekan saya tsb tetap kekeuh dgn pendiriannya bahwa pekerjaan membunuh belumlah dikatakan sempurna jika korbannya tidak meninggal untuk mendukung argumen beliau bahwa kata qotalna pada penggalan kalimat pertama yang berarti yahudi telah membunuh seseorang tapi bukan Isa as....maka dgn terpaksa saya mengundurkan diri saja karena saya tahu diskusi ini tidak akan selesai2 pada masalah itu saja dan saya menghindari diskusi yang berkepanjangan tanpa referensi yang jelas sementara saya sudah sampaikan bahwa tense dalam bahasa arab hanya 2 macam mudhori' (imperfect tense/verb) dan madhy ( perfect tense/verb) yang pekerjaannya ditinjau dari segi waktu kejadian bukan dari hasil pekerjaannya...

sebenarnya simple saja problemnya...bro HT cukup menunjukkan kesaya bahwa pada lafadz "walakin syubbiha lahum" ada disebutkan naibul fail sebagai objek pengganti Isa as yang tidak saya ketemukan dalam kajian saya... saya posting kembali tulisan saya sebelumnya yang paling sederhana dalam penjelasan lafadz ini "

coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...
nah tunjukkan dgn saya bagaimana ada objek lain yang menjadi naibul fail dalam lafadz tersebut sesuai dgn ketentuan kaedah fi'il majhul... simplekan?? jadi gak perlulah kita melebar kemana2 dgn pernyataan dan pertanyaan yang diluar konteks topik ini yang saya rasa sama sekali tidak perlu utk dibahas.... semoga dapat dipahami..

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam

sebenarnya simple juga problemnya saudaraku bro FM .... apapun hujjah kita tetap kembali ke penggalan kalimat ketiga yaitu lafadz "walakin syubbiha lahum'', dikarenakan saudaraku memakai referensi ilmu nahu sharaf yg terlalu berlebihan dan keliatan dipaksakan, walaupun sudah saya tanggapi bahwa nahu sharafnya saudaraku bro FM sudah sangat jelas sekali tdk tepat dgn lafadz "walakin syubbiha lahum''..... tapi saudaraku bro FM tetap keukeuh jg dgn alasan dan argumentasi agak sedikit emosional....

kenapa saya bilang simple lafadz "walakin syubbiha lahum''????

jawab :
Kita hrs memahami dulu kenapa ALLAH berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul(mutasyabihaat), sedangkan kalimat penggalan yg lain dalam ayat ini ALLAH SWT berfirman dgn MUHKAMAAT... pasti ada maksud tertentu ALLAH SWT baik yang tersurat maupun yang tersirat kalo emang kita bisa memahaminya dgn pikiran yg jernih dan hati yg bersih, inilah rahasia ALLAH buat org2 yg mau bertaqwa kpdNYA...

saudaraku bro FM mau taukan apa maksud ALLAH SWT berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul??????
simple aja jawabannya saudaraku bro FM.... Fi’il majhul adalah fi’il yang yang tidak disebutkan pelakunya, alias pelakunya tidak nampak(pelakunya ghaib/ tdk keliatan).....

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم - walaakin syubbiha lahum = akan tetapi dia(nabi isa as) telah diserupakan (oleh ALLAH) bagi mereka

Nabi Isa telah diserupakan oleh ALLAH SWT

1. Setiap fa’il dan maf’ul itu adalah isim (kata benda) = Nabi Isa as dan ALLAH SWT
2. Fa’il adalah yang mengerjakan suatu perbuatan(pelaku) = ALLAH SWT(ghaib)
3. Maf’ul bih adalah yang dikenakan suatu perbuatan(diserupakan/dijiplak) = Nabi Isa as

Note : diserupakan/dijiplak/ dicopy pastekan Nabi Isa ASLI(copy) kepada orang lain menjadi Nabi Isa PALSU(paste).

kesimpulan :
Nabi Isa as telah diserupakan oleh ALLAH SWT.... maksudnya ada seseorang yang serupa dengan Nabi Isa, berarti ada orang lain yang telah diserupakan oleh ALLAH SWT seperti Nabi Isa as(Nabi Isa PALSU), oleh karena itu Nabi Isa(ASLI) tidak dibunuh alias tdk mengalami proses pembunuhan dan penyaliban beserta hal2 terkait yg menyangkut dalam kasus tsb, seperti penangkapan, pengadilan dan penghukuman.. trus sapa jg yg mengalami hal demikian????? jawabnya adalah org lain yg telah diserupakan seperti Nabi Isa as alias Nabi Isa PALSU.

Ahli bedah telah membuat sejarah medis dengan melakukan operasi pertama di dunia transplantasi mengganti wajah secara keseluruhan, Dalam ‘holy grail of plastic surgery’.

Manusia ciptaan oleh ALLAH SWT saja bisa melakukan operasi ganti wajah... masak ALLAH SWT tidak bisa melakukannya dalam sekejap??????? ALLAH SWT mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendakiNYA.... Amin.


wallahu a'lam bishawab............
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by paulus Mon 03 Jan 2011, 8:45 pm

Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by shaggy Mon 03 Jan 2011, 8:53 pm

paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11032
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by paulus Mon 03 Jan 2011, 9:19 pm

shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261


tuuuh buktinya...langsung kelihatan kan bedanya antara kaum yang berpikir dan kaum yang ga pernah berpikir Smile
dogma=terima saja, jangan menolak, kalo bertanya DOSA
Allah SWT mempermalukan kaum tersesat di dunia...sebelum dipermalukan di akhirat kelak Smile
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Mon 03 Jan 2011, 9:23 pm

shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261

jgn kotorin thread ini shaggy.... thread ini gak level buat shaggy yg BOTOl....
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by shaggy Mon 03 Jan 2011, 9:24 pm

paulus wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261


tuuuh buktinya...langsung kelihatan kan bedanya antara kaum yang berpikir dan kaum yang ga pernah berpikir Smile
dogma=terima saja, jangan menolak, kalo bertanya DOSA
Allah SWT mempermalukan kaum tersesat di dunia...sebelum dipermalukan di akhirat kelak Smile

hahahhaa.......
sitolol mau taqiya lagi.
Apa gak terbalik tuh omongan kamu.
Siapa yang dilarang bertanya sama nabi dan Tuhannya ??
jawabannya adalah umat islam.
Dasar manusia tolol dan munafik !!
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11032
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by shaggy Mon 03 Jan 2011, 9:25 pm

hamba tuhan wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261

jgn kotorin thread ini shaggy.... thread ini gak level buat shaggy yg BOTOl....
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436

gak usah banyak omong kamu umat tertolol kedua setelah si tolol paulus muslim !!
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11032
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Mon 03 Jan 2011, 9:26 pm

shaggy wrote:
paulus wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261


tuuuh buktinya...langsung kelihatan kan bedanya antara kaum yang berpikir dan kaum yang ga pernah berpikir Smile
dogma=terima saja, jangan menolak, kalo bertanya DOSA
Allah SWT mempermalukan kaum tersesat di dunia...sebelum dipermalukan di akhirat kelak Smile

hahahhaa.......
sitolol mau taqiya lagi.
Apa gak terbalik tuh omongan kamu.
Siapa yang dilarang bertanya sama nabi dan Tuhannya ??
jawabannya adalah umat islam.
Dasar manusia tolol dan munafik !!

apa shaggy.... mau masuk thread ini juga???? apa kamu udah siapin botol minyak angin???
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by shaggy Mon 03 Jan 2011, 9:29 pm

hamba tuhan wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261


tuuuh buktinya...langsung kelihatan kan bedanya antara kaum yang berpikir dan kaum yang ga pernah berpikir Smile
dogma=terima saja, jangan menolak, kalo bertanya DOSA
Allah SWT mempermalukan kaum tersesat di dunia...sebelum dipermalukan di akhirat kelak Smile

hahahhaa.......
sitolol mau taqiya lagi.
Apa gak terbalik tuh omongan kamu.
Siapa yang dilarang bertanya sama nabi dan Tuhannya ??
jawabannya adalah umat islam.
Dasar manusia tolol dan munafik !!

apa shaggy.... mau masuk thread ini juga???? apa kamu udah siapin botol minyak angin???
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135

Oh ini threadnya orang tertolol kedua setelah si paulus muslim badut forum manusia pengecut dan penyesat sejati.
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11032
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Mon 03 Jan 2011, 9:32 pm

shaggy wrote:
hamba tuhan wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:
shaggy wrote:
paulus wrote:Subhanallah...
beginilah kalo Muslim saling bertukar pikiran...Smile

idaman saya bisa bertemu dan bertukar pikiran juga dengan kaum tersesat
seperti cara Muslim disini bertukar pikiran...
dengan tujuan mencari KEBENARAN...Smile

well memang intinya yesus di angkat Allah SWT, bukan pergi sendiri dengan kekuatannya Smile
yesus ga bisa terbang, kalo bisa dah pasti ada dimuat dlm ayat2 bibel..Smile

Ku aing di tunggu didieu :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t8926p50-numpang-tanya#48261


tuuuh buktinya...langsung kelihatan kan bedanya antara kaum yang berpikir dan kaum yang ga pernah berpikir Smile
dogma=terima saja, jangan menolak, kalo bertanya DOSA
Allah SWT mempermalukan kaum tersesat di dunia...sebelum dipermalukan di akhirat kelak Smile

hahahhaa.......
sitolol mau taqiya lagi.
Apa gak terbalik tuh omongan kamu.
Siapa yang dilarang bertanya sama nabi dan Tuhannya ??
jawabannya adalah umat islam.
Dasar manusia tolol dan munafik !!

apa shaggy.... mau masuk thread ini juga???? apa kamu udah siapin botol minyak angin???
pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135

Oh ini threadnya orang tertolol kedua setelah si paulus muslim badut forum manusia pengecut dan penyesat sejati.

argumentasi yg bagus dr kaum tersesat... saya pikir bung ingin tau slma ini yg lbh hebat beragumentasi yg hrs keluar jg dr panggung..... trus gmn shaggy....
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by shaggy Mon 03 Jan 2011, 9:36 pm

sialhakn baca signature saya,itulah jiwa saya.
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11032
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Mon 03 Jan 2011, 9:39 pm

shaggy wrote:sialhakn baca signature saya,itulah jiwa saya.

hahaa... signature buatan paulus tarsus sesat ya??? paulus tarsus yg gak dapat jatah 12 takhta yg udah dikasih yesus buat 12 org anak muridnya,,,, gmn ya nasib sipaulus tarsus dan pengikut ajaran sesatnya kelak dihari kebangkitan????

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Tue 04 Jan 2011, 1:05 am

hamba tuhan wrote:
sebenarnya simple juga problemnya saudaraku bro FM .... apapun hujjah kita tetap kembali ke penggalan kalimat ketiga yaitu lafadz "walakin syubbiha lahum'', dikarenakan saudaraku memakai referensi ilmu nahu sharaf yg terlalu berlebihan dan keliatan dipaksakan, walaupun sudah saya tanggapi bahwa nahu sharafnya saudaraku bro FM sudah sangat jelas sekali tdk tepat dgn lafadz "walakin syubbiha lahum''..... tapi saudaraku bro FM tetap keukeuh jg dgn alasan dan argumentasi agak sedikit emosional....
afwan bro HT... saran saya sebaiknya sebelum bro HT memvonis uraian nahwu shorof saya berlebihan atau kelihatan dipaksakan dan tidak tepat..tolong tunjukkan dibagian mananya, jadi tuduhan bro ada dasarnya dan jika memang terdapat kesalahan dari kajian saya berdasarkan kaedah ilmu alat tentu saja saya akan menerimanya dan merubahnya tanpa harus mempertahankan kajian saya yg salah...
dan maaf juga rasanya saya menikmati diskusi ini dgn santai aja tanpa emosional apalagi berdiskusi sesama muslim...

saya postingkan kembali tulisan saya dan mohon ditunjukkan yang mana uraian saya yg berlebihan, dipaksakan serta tidak tepat seperti yg bro tuduhkan ...
reposting I wrote:
coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...
reposting II wrote:
jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu
atau yang ini yang lumayan panjang ....
reposting III wrote:
sekarang kita coba uraikan kata "syubbiha" pada lapisan selanjutnya untuk menjawab pertanyaan2 yg ada pada lapisan pertama.. kata syubbiha berasal dari syabbaha (Fi'il Ma'lum) dan menjadi bentuk Fi'il Majhul karena huruf pertamanya berbaris Dhammah dan Huruf sebelum huruf terakhirnya berbaris Kasrah untuk Fi’il Madhy (syabbaha ->syubbiha ).
karena kata syubbiha ini berbentuk Fi'il Majhul tentu kita sama-sama tahu bahwa Fa'ilnya tidak diketahui atau tidak disebutkan untuk itu Fi'il Majhul dikenal istilah Naibul Fa'il atau pengganti Fa'il dan udah kita sama-sama tahu juga bahwa Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
problem dari frase "walaakin syubbiha lahum" ini adalah Naibul Fa'ilnya tidak disebutkan secara jelas hanya Fi'il Madhy Majhulnya saja sehingga menurut pemahaman saya harus kita rujuk kembali dari penggalan frase sebelumnya yg menjadi mashdar dgn penggalan frase ini.. sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"... jadi makna "Syubbiha lahum" disini obyek implisit yang diserupakan bagi mereka ( imam2 yahudi dan tentara romawi ) adalah diserupakannya kondisi Isa as yang ditampakkan kepada mereka bukan Isa as yang diserupakan oleh orang lain. Alasan utama kenapa bukan Isa as diserupakan orang lain karena selain Isa as tidak disebutkan adanya orang lain pada ayat ini dan dhomir mustatir untuk Fi'il Madhy Majhul ini hanya bisa dipakai apabila konteks sudah nyata sekali artinya ada lafaz yang jelas yang menyebutkan Ma'ful bih-nya yang menjadi Nabiul Fa'il.... dan pada frase ini tidak disebutkan sama sekali orang yang menjadi "pemeran pengganti" yang menjadi Nabiul Fa'il dari Fi'il Madhy Maujhul "Syubbiha" ini...
yang mana yang berlebihan dan dipaksakan atau tidak tepat seperti yg bro HT tuduhkan pada kajian saya khusus utk lafadz "walakin syubbiha lahum" diatas??
hamba tuhan wrote:
kenapa saya bilang simple lafadz "walakin syubbiha lahum''????

jawab :
Kita hrs memahami dulu kenapa ALLAH berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul(mutasyabihaat), sedangkan kalimat penggalan yg lain dalam ayat ini ALLAH SWT berfirman dgn MUHKAMAAT... pasti ada maksud tertentu ALLAH SWT baik yang tersurat maupun yang tersirat kalo emang kita bisa memahaminya dgn pikiran yg jernih dan hati yg bersih, inilah rahasia ALLAH buat org2 yg mau bertaqwa kpdNYA...

saudaraku bro FM mau taukan apa maksud ALLAH SWT berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul??????
simple aja jawabannya saudaraku bro FM.... Fi’il majhul adalah fi’il yang yang tidak disebutkan pelakunya, alias pelakunya tidak nampak(pelakunya ghaib/ tdk keliatan).....
bro HT..yang bro sampaikan itu teori tentang kaedah fi'il majhul.. sama seperti yang saya uraikan diatas namun bro HT tidak menjelaskan kesaya bagaimana pada lafadz " akan tetapi diserupakan bagi mereka" terdapat naibul fail sebagai pengganti fail dalam bentuk fi'il majhul?? kontroversinya bukan dipelaku atau fa'ilnya bro tapi pada naibul fa'ilnya atau objeknya yang tidak disebutkan dgn jelas...

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم - walaakin syubbiha lahum = akan tetapi dia(nabi isa as) telah diserupakan (oleh ALLAH) bagi mereka

Nabi Isa telah diserupakan oleh ALLAH SWT
1. Setiap fa’il dan maf’ul itu adalah isim (kata benda) = Nabi Isa as dan ALLAH SWT
2. Fa’il adalah yang mengerjakan suatu perbuatan(pelaku) = ALLAH SWT(ghaib)
3. Maf’ul bih adalah yang dikenakan suatu perbuatan(diserupakan/dijiplak) = Nabi Isa as
Note : diserupakan/dijiplak/ dicopy pastekan Nabi Isa ASLI(copy) kepada orang lain menjadi Nabi Isa PALSU(paste)
begini bro HT .. untuk tulisan yang saya warnai tersebut, saya tidak mengatakan itu keliru tapi ada baiknya kita kembali ke kaedah dhomir seperti yang pernah bro postingkan panjang lebar sebelumnya.... dan menurut saya dhomir yg ada pada kata syubbiha marji’nya tidak bisa ke "lafadz Isa as", karena Isa as bertindak sebagai musyabbah bih, sebagaimana dalam tafsir al bahrul muhith :
ولا يجوز أن يكون ضمير المسيح ، لأن المسيح مشبه به لا مشبه.
Dengan posisi Isa as sebagai musyabbah bih mengharuskan kehadiran seorang musyabbah sedangkan objek yang menjadi musyabbah dilafadz ini tidak disebutkan dan dhomir mustatir untuk fi'il madhy majhul ini hanya bisa dipakai apabila konteks sudah nyata sekali yg maksudnya ada lafadz yang jelas yang menyebutkan ma'ful bih-nya yang menjadi Nabiul fa'il maka seperti yang saya tuliskan sebelumnya karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyunnya menurut saya adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu sebagai naibul fa'il dari kata syubbiha ini...

kesimpulan :
Nabi Isa as telah diserupakan oleh ALLAH SWT.... maksudnya ada seseorang yang serupa dengan Nabi Isa, berarti ada orang lain yang telah diserupakan oleh ALLAH SWT seperti Nabi Isa as(Nabi Isa PALSU), oleh karena itu Nabi Isa(ASLI) tidak dibunuh alias tdk mengalami proses pembunuhan dan penyaliban beserta hal2 terkait yg menyangkut dalam kasus tsb, seperti penangkapan, pengadilan dan penghukuman.. trus sapa jg yg mengalami hal demikian????? jawabnya adalah org lain yg telah diserupakan seperti Nabi Isa as alias Nabi Isa PALSU.

Ahli bedah telah membuat sejarah medis dengan melakukan operasi pertama di dunia transplantasi mengganti wajah secara keseluruhan, Dalam ‘holy grail of plastic surgery’.

Manusia ciptaan oleh ALLAH SWT saja bisa melakukan operasi ganti wajah... masak ALLAH SWT tidak bisa melakukannya dalam sekejap??????? ALLAH SWT mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendakiNYA.... Amin.
menurut saya sebelum mengambil kesimpulan sebaiknya kita pelajari lebih lanjut kira-kira motivasi apa sehingga naibul fa'il kata syubbiha ini tidak shorih (tidak jelas)?
apa yang ingin disampaikan oleh ayat ini dari petunjuk kata syubbiha ini... disinilah saya mengajak bro HT dan rekan2 muslim lainnya untuk menganalisanya namun tentu saja dgn referensi yang jelas dan pendekatan melalui ilmu alat merupakan salah satu kunci untuk membuka makna ayat ini..... dan tentu saja kekuasaan Allah SWT tidak kita ragukan sedetikpun namun yang perlu kita telaah juga apakah demi menyelamatkan Nabi Isa as lalu Allah SWT mengorbankan manusia lainnya?? sedangkan Allah SWT maha pengasih dan penyayang kepada semua ciptaanNya.....


forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by paulus Tue 04 Jan 2011, 11:09 am

hamba tuhan wrote:
shaggy wrote:sialhakn baca signature saya,itulah jiwa saya.

hahaa... signature buatan paulus tarsus sesat ya??? paulus tarsus yg gak dapat jatah 12 takhta yg udah dikasih yesus buat 12 org anak muridnya,,,, gmn ya nasib sipaulus tarsus dan pengikut ajaran sesatnya kelak dihari kebangkitan????

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 416135

si guguk sok gaya aja mas...
pake suruh baca signaturenya segala...liat aja kelakuannya...buang hajat di semua tread...ga sopa...ga tertib Smile
si guguk ga dapat roh kudus tapi roh mblegedes, ngikutin hawa nafsunya aja sih Smile
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by AlukarD Tue 04 Jan 2011, 11:23 pm

Jujur...

pernyataan bro FM tentang : " apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang " Sedikit mengusik logika saya. Bukannya bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan, tapi hal tersebut benar2 membuat saya merenung akan prosesi penyerupaan dan penyaliban. silahkan dilanjutkan bro sekalian. saya hanya ingin commet perasaan saya sewaktu membaca hal tersebut. Terimakasih.

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186
AlukarD
AlukarD
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 524
Reputation : -1
Points : 5475
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Tue 04 Jan 2011, 11:43 pm

forever_muslim wrote:
hamba tuhan wrote:
sebenarnya simple juga problemnya saudaraku bro FM .... apapun hujjah kita tetap kembali ke penggalan kalimat ketiga yaitu lafadz "walakin syubbiha lahum'', dikarenakan saudaraku memakai referensi ilmu nahu sharaf yg terlalu berlebihan dan keliatan dipaksakan, walaupun sudah saya tanggapi bahwa nahu sharafnya saudaraku bro FM sudah sangat jelas sekali tdk tepat dgn lafadz "walakin syubbiha lahum''..... tapi saudaraku bro FM tetap keukeuh jg dgn alasan dan argumentasi agak sedikit emosional....
afwan bro HT... saran saya sebaiknya sebelum bro HT memvonis uraian nahwu shorof saya berlebihan atau kelihatan dipaksakan dan tidak tepat..tolong tunjukkan dibagian mananya, jadi tuduhan bro ada dasarnya dan jika memang terdapat kesalahan dari kajian saya berdasarkan kaedah ilmu alat tentu saja saya akan menerimanya dan merubahnya tanpa harus mempertahankan kajian saya yg salah...
dan maaf juga rasanya saya menikmati diskusi ini dgn santai aja tanpa emosional apalagi berdiskusi sesama muslim...

saya postingkan kembali tulisan saya dan mohon ditunjukkan yang mana uraian saya yg berlebihan, dipaksakan serta tidak tepat seperti yg bro tuduhkan ...
reposting I wrote:
coba kita uraikan kembali jawaban bro HT..
"yang diserupakan oleh Allah SWT adalah mr.X yang diserupai seperti Isa as "
kita jadikan bentuknya menjadi madhy mabni ma'lum :
"Allah SWT menyerupakan mr.X seperti Isa as bagi mereka"
dijadikan majhul maka Fa'ilnya hilang yaitu Allah dan mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il sedangkan Isa as sebagai maf'ul bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih... maka kalimatnya menjadi :
"mr.X diserupakan seperti Isa as bagi mereka" sedangkan diayat ini lafadznya "diserupakan bagi mereka" ... jadi dapat kita lihat tidak ada disebutkan mr.X sebagai naibul fa'il serta Isa as yang manshub itsbat sebagai maf'ul bih diayat ini padahal jika Isa as bertindak sebagai musyabbah bih maka lafadznya juga harus disebutkan...
reposting II wrote:
jadi menurut saya isim maf'ul yang menjadi taqdir dari syabbaha ( ma'lum ) adalah mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sbg tempat kembalinya (marji'nya), maka dikembalikan ke ismun ma’nawiyyun dari fi'ilnya sehingga jelas jika di maujhulkan, naibul fa'il dari syubbiha ini adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu
atau yang ini yang lumayan panjang ....
reposting III wrote:
sekarang kita coba uraikan kata "syubbiha" pada lapisan selanjutnya untuk menjawab pertanyaan2 yg ada pada lapisan pertama.. kata syubbiha berasal dari syabbaha (Fi'il Ma'lum) dan menjadi bentuk Fi'il Majhul karena huruf pertamanya berbaris Dhammah dan Huruf sebelum huruf terakhirnya berbaris Kasrah untuk Fi’il Madhy (syabbaha ->syubbiha ).
karena kata syubbiha ini berbentuk Fi'il Majhul tentu kita sama-sama tahu bahwa Fa'ilnya tidak diketahui atau tidak disebutkan untuk itu Fi'il Majhul dikenal istilah Naibul Fa'il atau pengganti Fa'il dan udah kita sama-sama tahu juga bahwa Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
problem dari frase "walaakin syubbiha lahum" ini adalah Naibul Fa'ilnya tidak disebutkan secara jelas hanya Fi'il Madhy Majhulnya saja sehingga menurut pemahaman saya harus kita rujuk kembali dari penggalan frase sebelumnya yg menjadi mashdar dgn penggalan frase ini.. sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"... jadi makna "Syubbiha lahum" disini obyek implisit yang diserupakan bagi mereka ( imam2 yahudi dan tentara romawi ) adalah diserupakannya kondisi Isa as yang ditampakkan kepada mereka bukan Isa as yang diserupakan oleh orang lain. Alasan utama kenapa bukan Isa as diserupakan orang lain karena selain Isa as tidak disebutkan adanya orang lain pada ayat ini dan dhomir mustatir untuk Fi'il Madhy Majhul ini hanya bisa dipakai apabila konteks sudah nyata sekali artinya ada lafaz yang jelas yang menyebutkan Ma'ful bih-nya yang menjadi Nabiul Fa'il.... dan pada frase ini tidak disebutkan sama sekali orang yang menjadi "pemeran pengganti" yang menjadi Nabiul Fa'il dari Fi'il Madhy Maujhul "Syubbiha" ini...
yang mana yang berlebihan dan dipaksakan atau tidak tepat seperti yg bro HT tuduhkan pada kajian saya khusus utk lafadz "walakin syubbiha lahum" diatas??

Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"

maaf saudaraku bro FM… yg saya maksudkan kalo saudaraku terlalu memaksakan adalah masalah Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"…. Bukankah kalo itu refrensi yg saudaraku pakai, kalo menurut saya ada 2 maf’ul bih(objek)…. Krn ada 2 pilihan… coba saudaraku lihat dan pelajari lg kaidah utk naibul fa’iI sebagai objek(maf’ul bih ) jikalau ada 2 pilihan…..




hamba tuhan wrote:
kenapa saya bilang simple lafadz "walakin syubbiha lahum''????

jawab :
Kita hrs memahami dulu kenapa ALLAH berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul(mutasyabihaat), sedangkan kalimat penggalan yg lain dalam ayat ini ALLAH SWT berfirman dgn MUHKAMAAT... pasti ada maksud tertentu ALLAH SWT baik yang tersurat maupun yang tersirat kalo emang kita bisa memahaminya dgn pikiran yg jernih dan hati yg bersih, inilah rahasia ALLAH buat org2 yg mau bertaqwa kpdNYA...

saudaraku bro FM mau taukan apa maksud ALLAH SWT berfirman dipenggalan kalimat ketiga dgn fi'il majhul??????
simple aja jawabannya saudaraku bro FM.... Fi’il majhul adalah fi’il yang yang tidak disebutkan pelakunya, alias pelakunya tidak nampak(pelakunya ghaib/ tdk keliatan).....
bro HT..yang bro sampaikan itu teori tentang kaedah fi'il majhul.. sama seperti yang saya uraikan diatas namun bro HT tidak menjelaskan kesaya bagaimana pada lafadz " akan tetapi diserupakan bagi mereka" terdapat naibul fail sebagai pengganti fail dalam bentuk fi'il majhul?? kontroversinya bukan dipelaku atau fa'ilnya bro tapi pada naibul fa'ilnya atau objeknya yang tidak disebutkan dgn jelas...

saudaraku bro FM... bolehkah saya tau referensinya drmn setiap fi'il majhul diwajibkan(tidak boleh tidak) memakai yang dikenal dgn istilah nabiul fail?????

jujur saudaraku bro FM... saya tdk meragukan ilmu nahu sharafnya ibnu katsir dan jalalain, ini udah terlebih dahulu mereka pertimbangkan jauh hari sebelum kita bahas disini...

teringat saudaraku bro FM pernah mondok dipondokan tradisonal, pasti saudaraku bro FM tau siapa Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahally...
Jalaluddin al-Suyuthi mampu menghafal Al-Qur’an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian ia juga mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.

Karya diantaranya:
• Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
• Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur
• Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad
• Asrar At-Tanzil
• Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul
• At-Takhbirfi Ulum At-Tafsir
• Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an
• Al-Iklil fi Istinbat At-Tanzil
• Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi
• Takmilah Tafsir As-Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli

Jalaluddin Al-Mahalli
menyarahi kitab Minhajut Tholibin karya Imam An-Nawawi

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
dan karena ucapan mereka:` Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS. 4:157) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Ayat ini menerangkan pula bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan, dan kemurkaan Allah sWT ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Al-Masih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah seorang yang serupa dengan Isa Al-Masih bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
(Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.


apakah saudaraku msh meragukan nahu sharaf mereka2??????




وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم - walaakin syubbiha lahum = akan tetapi dia(nabi isa as) telah diserupakan (oleh ALLAH) bagi mereka

Nabi Isa telah diserupakan oleh ALLAH SWT
1. Setiap fa’il dan maf’ul itu adalah isim (kata benda) = Nabi Isa as dan ALLAH SWT
2. Fa’il adalah yang mengerjakan suatu perbuatan(pelaku) = ALLAH SWT(ghaib)
3. Maf’ul bih adalah yang dikenakan suatu perbuatan(diserupakan/dijiplak) = Nabi Isa as
Note : diserupakan/dijiplak/ dicopy pastekan Nabi Isa ASLI(copy) kepada orang lain menjadi Nabi Isa PALSU(paste)
begini bro HT .. untuk tulisan yang saya warnai tersebut, saya tidak mengatakan itu keliru tapi ada baiknya kita kembali ke kaedah dhomir seperti yang pernah bro postingkan panjang lebar sebelumnya.... dan menurut saya dhomir yg ada pada kata syubbiha marji’nya tidak bisa ke "lafadz Isa as", karena Isa as bertindak sebagai musyabbah bih, sebagaimana dalam tafsir al bahrul muhith :
ولا يجوز أن يكون ضمير المسيح ، لأن المسيح مشبه به لا مشبه.
Dengan posisi Isa as sebagai musyabbah bih mengharuskan kehadiran seorang musyabbah sedangkan objek yang menjadi musyabbah dilafadz ini tidak disebutkan dan dhomir mustatir untuk fi'il madhy majhul ini hanya bisa dipakai apabila konteks sudah nyata sekali yg maksudnya ada lafadz yang jelas yang menyebutkan ma'ful bih-nya yang menjadi Nabiul fa'il maka seperti yang saya tuliskan sebelumnya karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyunnya menurut saya adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu sebagai naibul fa'il dari kata syubbiha ini...

mendengar tafsir al bahrul muhith jadi teringat Abu hayyan neh!!!!!

Abu Hayyan berkata : “Umat Islam sepakat bahwa ‘Isa ’alaihis-salaam masih hidup di langit dan seterusnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam” (Hamisy Al-Bahrul-Muhith 2/473).

Apakah saudaraku bro FM setuju dengan pendapat abu hayyan diatas????




kesimpulan :
Nabi Isa as telah diserupakan oleh ALLAH SWT.... maksudnya ada seseorang yang serupa dengan Nabi Isa, berarti ada orang lain yang telah diserupakan oleh ALLAH SWT seperti Nabi Isa as(Nabi Isa PALSU), oleh karena itu Nabi Isa(ASLI) tidak dibunuh alias tdk mengalami proses pembunuhan dan penyaliban beserta hal2 terkait yg menyangkut dalam kasus tsb, seperti penangkapan, pengadilan dan penghukuman.. trus sapa jg yg mengalami hal demikian????? jawabnya adalah org lain yg telah diserupakan seperti Nabi Isa as alias Nabi Isa PALSU.

Ahli bedah telah membuat sejarah medis dengan melakukan operasi pertama di dunia transplantasi mengganti wajah secara keseluruhan, Dalam ‘holy grail of plastic surgery’.

Manusia ciptaan oleh ALLAH SWT saja bisa melakukan operasi ganti wajah... masak ALLAH SWT tidak bisa melakukannya dalam sekejap??????? ALLAH SWT mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendakiNYA.... Amin.
menurut saya sebelum mengambil kesimpulan sebaiknya kita pelajari lebih lanjut kira-kira motivasi apa sehingga naibul fa'il kata syubbiha ini tidak shorih (tidak jelas)?
apa yang ingin disampaikan oleh ayat ini dari petunjuk kata syubbiha ini... disinilah saya mengajak bro HT dan rekan2 muslim lainnya untuk menganalisanya namun tentu saja dgn referensi yang jelas dan pendekatan melalui ilmu alat merupakan salah satu kunci untuk membuka makna ayat ini..... dan tentu saja kekuasaan Allah SWT tidak kita ragukan sedetikpun namun yang perlu kita telaah juga apakah demi menyelamatkan Nabi Isa as lalu Allah SWT mengorbankan manusia lainnya?? sedangkan Allah SWT maha pengasih dan penyayang kepada semua ciptaanNya.....

referensi buat kita bersama semoga bermanfaat.....

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم
Dalam bagian ayat ini terdapat perkataan
"lakin" yang artinya "tetapi". Selamanya perkataan "lakin" dipergunakan untuk untuk menghilangkan sesuatu kesamaran atau keraguan yang timbul dalam kalimat sebelumnya. Dalam "Muslim Isubut" (semacam buku Pelajaran Bahasa Arab) diterangkan tentang perkataan "lakin" begini: "Lakin khafifatan wastaqilatan lil istidraki. Wahuwa
raf'ut tawahhummi nasyi-u'anissabiqi. Wasyartuhul ihktilafu kaifan wa
ma'nan"......("Lakin" itu baik ia khafifah atau staqilah, adalah gunanya untuk istidrak, yaitu menghilangkan keraguan yang terjadi dalam kalimat yang sebelumnya. Dan syaratnya adalah berlawanan dalam segi kaifiat dan makna).

Dalam kitab "Syarah Jami" (juga buku Pelajaran Bahasa Arab)
diterangkan sebagai berikut: "Wa lakin lil istidraki. Wama'nal istidraku raf'u tawahhamu yatalladu minal kalamil mutaqaddamu tawassatu baina kalamaini mutaghayyaraini nfyan wa isbatan ma'nan ai taghayyuran ma'nawiyayan. Waddaruriyyu huwa lima'nawiyyin".....("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Yang dikatakan istidrak ialah menghilangkan keraguan yang timbul atau terjadi pada kalimat yang sebelumnya. Ia terletak di antara dua buah
kalimat yang berlainan dalam hal mengiakan dan menidakkan menurut arti dan makna dan yang terpenting dalam segi makna).

Dalam kitab "Tahzibut Taudih" juz pertama, halaman 79 ada tertulis:
"Lakin wahia lil istidraki. wahuwa ta'qibul kalam binnafyi ma yatawahhamu tsbutuhu au bi itsbati ma yatawahhamu nafyuhu. Famitsalul awwali: 'Aliyyun syuja'un lakinnahu bakhilun. Rufi'at bilakin tawahhamu annahu karimun limulazimatil karamusysyuja'ah.
Wamitsasustsani qauluka: Ibrahimu juubbanun, lakinnahu karimun. Atsbata bihal karamul lazi yatawahhamu nafyuhu min itsbatil jubnu"......
("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Ia mengiringi kalimat dengan nafi apa yang diragukan oleh tsubutnya. Atau meisbatkan (menetapkan) apa yang diragukan oleh nafinya (tidaknya).
Misal yang pertama seperti: 'Si Ali berani, tetapi ia kikir. Dengan
perkataan "lakin" maka hilanglah sangka-sangka yang mengganggap ia
seorang pemurah, karena yang menurut yang biasa, apabila ada sifat
keberanian , sudah barang tentu mesti ada sifat pemurah. Misal kedua:
Ibrahim seorang pengecut, tetapi ia pemurah . Dengan perkataan
"lakin" maka hilanglah keraguan buruk yang terdapat pada
perkataan pengecut. Dan sekarang ia menjadi orang yang
terhormat.


Hubungan dengan ayat ini kedepan coba sama2 kita kaji.....


Wallahu a'lam....

Saudaraku bro FM... berbicara masalah fi'il majhul, izinkan saya belajar nahu sharaf sama saudaraku bro FM di ayat yang berbunyi zuyyina li an-nassi dalam Qs. Ali `Imran [3]: 14,”Zuyyina li an-naasi hubb asy-syahawaati min an-nisaa’i wa’l-baniin a’l-qanaathiir’l-muqantharah min adz-dzahabi wa’l-fidhdhati wa’l-khili’l-musawwati wa’l-an`aami wa’l-harts….”

monggo saudaraku bro FM yg sangat saya hormati menjelaskannya....






hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Wed 05 Jan 2011, 2:07 am

hamba tuhan wrote:
Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"

maaf saudaraku bro FM… yg saya maksudkan kalo saudaraku terlalu memaksakan adalah masalah Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"…. Bukankah kalo itu refrensi yg saudaraku pakai, kalo menurut saya ada 2 maf’ul bih(objek)…. Krn ada 2 pilihan… coba saudaraku lihat dan pelajari lg kaidah utk naibul fa’iI sebagai objek(maf’ul bih ) jikalau ada 2 pilihan…..
coba bro HT pahami kembali postingan saya sebelumnya yang saya singkat aja kutipannya

karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyunnya menurut saya adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu sebagai naibul fa'il dari kata syubbiha ini...
jadi masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu adalah ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha sehingga dengan kata lain menjadi naibul fa'il dari syubbiha tersebut... ismun ma'nawiyyun itu bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il... tapi khusus untuk lafadz ini gak mungkin ismun ma'nawiyyunnya diambil dari isim fa'il karena gak mungkin Allah SWT sebagai fa'il diserupakan seperti Isa as.. makanya saya lebih memilih ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha ini berupa mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu...

sedangkan maf'ul bih yang bro HT katakan justru itu yang menjadi pertanyaan saya.. karena maf'ul bih ini harusnya terdapat dalam lafadz ini pada bentuk ma'lum seperti yang saya contohkan pada postingan saya sebelumnya yang saya sederhanakan seperti ini :
Allah menyerupakan mr.X seperti Isa as :
Allah = Fa'il
menyerupakan = Fi'il madhy mabni ma'lum
mr. X = maf'ul bih pertama
Isa as = maf'ul bih kedua
kaedahnya pada saat dijadikan majhul jadinya seperti ini :
Fa'ilnya hilang maka mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il ( dalam hal ini sebagai musyabbah )
Isa as tetap manshub sebagai maf'ul bih ( dalam hal ini sebagai musyabbah bih )

nah seandainya lafadznya seperti ini maka saya tidak akan ragu-ragu sepaham dgn bro HT tapikan lafadz tidak seperti itu... jangankan maf'ul bih yang sebagai naibul fa'il, maf'ul bih yang tetap manshub sebagai maf'ul bih pun tidak disebutkan....
jadi bedakan masdhar dgn maf'ul bih yang ada pada lafadz yang bersangkutan..

saudaraku bro FM... bolehkah saya tau referensinya drmn setiap fi'il majhul diwajibkan(tidak boleh tidak) memakai yang dikenal dgn istilah nabiul fail?????
ini bukan persoalan diwajibkan atau tidak boleh tidak bro HT... ini masalah kaedah shorof tentang bagaimana perubahan bentuk.. bentuk dari ma'lum menjadi majhul makanya jika didapatkan hal-hal seperti diluar kaedah maka dikembalikan lagi ke kaedah yang lain yang saling berkaitan..contohnya dalam lafadz ini jika tidak disebutkan dgn shorih naibul fa'il sehingga diluar kebiasaan dalam kaedah dalam bentuk fi'il majhul maka dilihat dari dhomir pada fi'il ma'lumnya yaitu syabbaha yang taqdirnya adalah huwa dan jika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyun bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il ... urutan-urutan kaedahnya kan sudah jelas.. jadi bisa kita pelajari dari sini..

jujur saudaraku bro FM... saya tdk meragukan ilmu nahu sharafnya ibnu katsir dan jalalain, ini udah terlebih dahulu mereka pertimbangkan jauh hari sebelum kita bahas disini...

teringat saudaraku bro FM pernah mondok dipondokan tradisonal, pasti saudaraku bro FM tau siapa Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahally...
Jalaluddin al-Suyuthi mampu menghafal Al-Qur’an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian ia juga mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.

Karya diantaranya:
• Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
• Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur
• Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad
• Asrar At-Tanzil
• Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul
• At-Takhbirfi Ulum At-Tafsir
• Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an
• Al-Iklil fi Istinbat At-Tanzil
• Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi
• Takmilah Tafsir As-Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli

Jalaluddin Al-Mahalli
menyarahi kitab Minhajut Tholibin karya Imam An-Nawawi

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
dan karena ucapan mereka:` Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS. 4:157) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Ayat ini menerangkan pula bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan, dan kemurkaan Allah sWT ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Al-Masih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah seorang yang serupa dengan Isa Al-Masih bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
(Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.

apakah saudaraku msh meragukan nahu sharaf mereka2??????
wahh tentu saja saya tidak meragukan kemampuan ulama-ulama besar seperti mereka namun pemahaman seperti yang saya pahami bukan saja dari saya pribadi ( apelah saya ini kata orang melayu ) tapi juga dari ulama-ulama besar lainnya yang setelah saya pelajari justru menurut saya lebih logis utk saya terima penafsirannya dan saya tak perlulah menampilkan nama-nama ulamanya... bukankah perbedaan penafsiran ayat ini sudah terjadi sejak lama dari beberapa ulama terkenal ???

mendengar tafsir al bahrul muhith jadi teringat Abu hayyan neh!!!!!
Abu Hayyan berkata : “Umat Islam sepakat bahwa ‘Isa ’alaihis-salaam masih hidup di langit dan seterusnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam” (Hamisy Al-Bahrul-Muhith 2/473).
Apakah saudaraku bro FM setuju dengan pendapat abu hayyan diatas????
semua referensi yang sesuai dengan kaedah ilmu alat tentu saya pakai untuk memperkuat rujukan saya didalam mencari makna yang tepat untuk ayat ini....dan tidak ada salahnya kan??
dan tentang kesimpulan Aby Hayyan tentu saja bro tahu pemahaman saya jadi tidak perlu saya jawab lagi Cool


referensi buat kita bersama semoga bermanfaat.....

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم
Dalam bagian ayat ini terdapat perkataan
"lakin" yang artinya "tetapi". Selamanya perkataan "lakin" dipergunakan untuk untuk menghilangkan sesuatu kesamaran atau keraguan yang timbul dalam kalimat sebelumnya. Dalam "Muslim Isubut" (semacam buku Pelajaran Bahasa Arab) diterangkan tentang perkataan "lakin" begini: "Lakin khafifatan wastaqilatan lil istidraki. Wahuwa
raf'ut tawahhummi nasyi-u'anissabiqi. Wasyartuhul ihktilafu kaifan wa
ma'nan"......("Lakin" itu baik ia khafifah atau staqilah, adalah gunanya untuk istidrak, yaitu menghilangkan keraguan yang terjadi dalam kalimat yang sebelumnya. Dan syaratnya adalah berlawanan dalam segi kaifiat dan makna).

Dalam kitab "Syarah Jami" (juga buku Pelajaran Bahasa Arab)
diterangkan sebagai berikut: "Wa lakin lil istidraki. Wama'nal istidraku raf'u tawahhamu yatalladu minal kalamil mutaqaddamu tawassatu baina kalamaini mutaghayyaraini nfyan wa isbatan ma'nan ai taghayyuran ma'nawiyayan. Waddaruriyyu huwa lima'nawiyyin".....("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Yang dikatakan istidrak ialah menghilangkan keraguan yang timbul atau terjadi pada kalimat yang sebelumnya. Ia terletak di antara dua buah
kalimat yang berlainan dalam hal mengiakan dan menidakkan menurut arti dan makna dan yang terpenting dalam segi makna).

Dalam kitab "Tahzibut Taudih" juz pertama, halaman 79 ada tertulis:
"Lakin wahia lil istidraki. wahuwa ta'qibul kalam binnafyi ma yatawahhamu tsbutuhu au bi itsbati ma yatawahhamu nafyuhu. Famitsalul awwali: 'Aliyyun syuja'un lakinnahu bakhilun. Rufi'at bilakin tawahhamu annahu karimun limulazimatil karamusysyuja'ah.
Wamitsasustsani qauluka: Ibrahimu juubbanun, lakinnahu karimun. Atsbata bihal karamul lazi yatawahhamu nafyuhu min itsbatil jubnu"......
("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Ia mengiringi kalimat dengan nafi apa yang diragukan oleh tsubutnya. Atau meisbatkan (menetapkan) apa yang diragukan oleh nafinya (tidaknya).
Misal yang pertama seperti: 'Si Ali berani, tetapi ia kikir. Dengan
perkataan "lakin" maka hilanglah sangka-sangka yang mengganggap ia
seorang pemurah, karena yang menurut yang biasa, apabila ada sifat
keberanian , sudah barang tentu mesti ada sifat pemurah. Misal kedua:
Ibrahim seorang pengecut, tetapi ia pemurah . Dengan perkataan
"lakin" maka hilanglah keraguan buruk yang terdapat pada
perkataan pengecut. Dan sekarang ia menjadi orang yang
terhormat.


Hubungan dengan ayat ini kedepan coba sama2 kita kaji.....

Wallahu a'lam....
menurut bro HT lafadz lakin di ayat ini beramal atau tidak?? karena menurut saya lakin ini tidak beramal sehingga isim setelahnya tidak berubah, kecuali lakinna dia beramal, huruf lakinna masuk pada mubtada khobar, akibatnya isim lakinna menjadi manshub dan khobarnya marfu seperti lafadz kana (tarfa'ul isma wa tanshibul khobar)...

demikian bro HT semoga dapat dipahami... saya rasa penyajian saya disini berdasarkan pendekatan ilmu alat saya cukupkan sampai disini karena sudah cukup pembelajaran yang saya peroleh dari diskusi kita ini dgn referensi imu alat walaupun masih terdapat perbedaan yang belum bisa kita selesaikan terutama pada lafadz walakin syubbiha lahum.. namun saya juga tak ingin kita berputar-putar terus pada perbedaan didalam menguraikan lafadz ini sehingga diskusi kita tidak maju-maju sehingga stuck ditempat.... biarlah ini menjadi PR kita semua didalam mempelajari makna ayat ini melalui pendekatan ilmu alat...

jika bro HT masih ingin melanjutkan bisa diteruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab sehingga rekan-rekan yang lain yang mungkin ingin ikut menyampaikan pendapatnya didalam diskusi ini dengan menggunakan referensi tersebut... jadi tidak terfokus diskusi ini diantara kita berdua atau bertiga dgn bro AFF saja.. dan tentu saja diskusi jauh lebih bermanfaat karena dari polarisasi pendapat dari semua rekan-rekan muslim yang lain semakin dapat memperkaya wawasan kita semua....

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam


forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Wed 05 Jan 2011, 2:33 am

forever_muslim wrote:
hamba tuhan wrote:
Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"

maaf saudaraku bro FM… yg saya maksudkan kalo saudaraku terlalu memaksakan adalah masalah Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"…. Bukankah kalo itu refrensi yg saudaraku pakai, kalo menurut saya ada 2 maf’ul bih(objek)…. Krn ada 2 pilihan… coba saudaraku lihat dan pelajari lg kaidah utk naibul fa’iI sebagai objek(maf’ul bih ) jikalau ada 2 pilihan…..
coba bro HT pahami kembali postingan saya sebelumnya yang saya singkat aja kutipannya

karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyunnya menurut saya adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu sebagai naibul fa'il dari kata syubbiha ini...
jadi masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu adalah ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha sehingga dengan kata lain menjadi naibul fa'il dari syubbiha tersebut... ismun ma'nawiyyun itu bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il... tapi khusus untuk lafadz ini gak mungkin ismun ma'nawiyyunnya diambil dari isim fa'il karena gak mungkin Allah SWT sebagai fa'il diserupakan seperti Isa as.. makanya saya lebih memilih ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha ini berupa mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu...

sedangkan maf'ul bih yang bro HT katakan justru itu yang menjadi pertanyaan saya.. karena maf'ul bih ini harusnya terdapat dalam lafadz ini pada bentuk ma'lum seperti yang saya contohkan pada postingan saya sebelumnya yang saya sederhanakan seperti ini :
Allah menyerupakan mr.X seperti Isa as :
Allah = Fa'il
menyerupakan = Fi'il madhy mabni ma'lum
mr. X = maf'ul bih pertama
Isa as = maf'ul bih kedua
kaedahnya pada saat dijadikan majhul jadinya seperti ini :
Fa'ilnya hilang maka mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il ( dalam hal ini sebagai musyabbah )
Isa as tetap manshub sebagai maf'ul bih ( dalam hal ini sebagai musyabbah bih )

nah seandainya lafadznya seperti ini maka saya tidak akan ragu-ragu sepaham dgn bro HT tapikan lafadz tidak seperti itu... jangankan maf'ul bih yang sebagai naibul fa'il, maf'ul bih yang tetap manshub sebagai maf'ul bih pun tidak disebutkan....
jadi bedakan masdhar dgn maf'ul bih yang ada pada lafadz yang bersangkutan..

saudaraku bro FM... bolehkah saya tau referensinya drmn setiap fi'il majhul diwajibkan(tidak boleh tidak) memakai yang dikenal dgn istilah nabiul fail?????
ini bukan persoalan diwajibkan atau tidak boleh tidak bro HT... ini masalah kaedah shorof tentang bagaimana perubahan bentuk.. bentuk dari ma'lum menjadi majhul makanya jika didapatkan hal-hal seperti diluar kaedah maka dikembalikan lagi ke kaedah yang lain yang saling berkaitan..contohnya dalam lafadz ini jika tidak disebutkan dgn shorih naibul fa'il sehingga diluar kebiasaan dalam kaedah dalam bentuk fi'il majhul maka dilihat dari dhomir pada fi'il ma'lumnya yaitu syabbaha yang taqdirnya adalah huwa dan jika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyun bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il ... urutan-urutan kaedahnya kan sudah jelas.. jadi bisa kita pelajari dari sini..

jujur saudaraku bro FM... saya tdk meragukan ilmu nahu sharafnya ibnu katsir dan jalalain, ini udah terlebih dahulu mereka pertimbangkan jauh hari sebelum kita bahas disini...

teringat saudaraku bro FM pernah mondok dipondokan tradisonal, pasti saudaraku bro FM tau siapa Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahally...
Jalaluddin al-Suyuthi mampu menghafal Al-Qur’an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian ia juga mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.

Karya diantaranya:
• Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
• Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur
• Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad
• Asrar At-Tanzil
• Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul
• At-Takhbirfi Ulum At-Tafsir
• Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an
• Al-Iklil fi Istinbat At-Tanzil
• Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi
• Takmilah Tafsir As-Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli

Jalaluddin Al-Mahalli
menyarahi kitab Minhajut Tholibin karya Imam An-Nawawi

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
dan karena ucapan mereka:` Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS. 4:157) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Ayat ini menerangkan pula bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan, dan kemurkaan Allah sWT ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Al-Masih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah seorang yang serupa dengan Isa Al-Masih bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
(Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.

apakah saudaraku msh meragukan nahu sharaf mereka2??????
wahh tentu saja saya tidak meragukan kemampuan ulama-ulama besar seperti mereka namun pemahaman seperti yang saya pahami bukan saja dari saya pribadi ( apelah saya ini kata orang melayu ) tapi juga dari ulama-ulama besar lainnya yang setelah saya pelajari justru menurut saya lebih logis utk saya terima penafsirannya dan saya tak perlulah menampilkan nama-nama ulamanya... bukankah perbedaan penafsiran ayat ini sudah terjadi sejak lama dari beberapa ulama terkenal ???

mendengar tafsir al bahrul muhith jadi teringat Abu hayyan neh!!!!!
Abu Hayyan berkata : “Umat Islam sepakat bahwa ‘Isa ’alaihis-salaam masih hidup di langit dan seterusnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam” (Hamisy Al-Bahrul-Muhith 2/473).
Apakah saudaraku bro FM setuju dengan pendapat abu hayyan diatas????
semua referensi yang sesuai dengan kaedah ilmu alat tentu saya pakai untuk memperkuat rujukan saya didalam mencari makna yang tepat untuk ayat ini....dan tidak ada salahnya kan??
dan tentang kesimpulan Aby Hayyan tentu saja bro tahu pemahaman saya jadi tidak perlu saya jawab lagi Cool


referensi buat kita bersama semoga bermanfaat.....

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم
Dalam bagian ayat ini terdapat perkataan
"lakin" yang artinya "tetapi". Selamanya perkataan "lakin" dipergunakan untuk untuk menghilangkan sesuatu kesamaran atau keraguan yang timbul dalam kalimat sebelumnya. Dalam "Muslim Isubut" (semacam buku Pelajaran Bahasa Arab) diterangkan tentang perkataan "lakin" begini: "Lakin khafifatan wastaqilatan lil istidraki. Wahuwa
raf'ut tawahhummi nasyi-u'anissabiqi. Wasyartuhul ihktilafu kaifan wa
ma'nan"......("Lakin" itu baik ia khafifah atau staqilah, adalah gunanya untuk istidrak, yaitu menghilangkan keraguan yang terjadi dalam kalimat yang sebelumnya. Dan syaratnya adalah berlawanan dalam segi kaifiat dan makna).

Dalam kitab "Syarah Jami" (juga buku Pelajaran Bahasa Arab)
diterangkan sebagai berikut: "Wa lakin lil istidraki. Wama'nal istidraku raf'u tawahhamu yatalladu minal kalamil mutaqaddamu tawassatu baina kalamaini mutaghayyaraini nfyan wa isbatan ma'nan ai taghayyuran ma'nawiyayan. Waddaruriyyu huwa lima'nawiyyin".....("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Yang dikatakan istidrak ialah menghilangkan keraguan yang timbul atau terjadi pada kalimat yang sebelumnya. Ia terletak di antara dua buah
kalimat yang berlainan dalam hal mengiakan dan menidakkan menurut arti dan makna dan yang terpenting dalam segi makna).

Dalam kitab "Tahzibut Taudih" juz pertama, halaman 79 ada tertulis:
"Lakin wahia lil istidraki. wahuwa ta'qibul kalam binnafyi ma yatawahhamu tsbutuhu au bi itsbati ma yatawahhamu nafyuhu. Famitsalul awwali: 'Aliyyun syuja'un lakinnahu bakhilun. Rufi'at bilakin tawahhamu annahu karimun limulazimatil karamusysyuja'ah.
Wamitsasustsani qauluka: Ibrahimu juubbanun, lakinnahu karimun. Atsbata bihal karamul lazi yatawahhamu nafyuhu min itsbatil jubnu"......
("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Ia mengiringi kalimat dengan nafi apa yang diragukan oleh tsubutnya. Atau meisbatkan (menetapkan) apa yang diragukan oleh nafinya (tidaknya).
Misal yang pertama seperti: 'Si Ali berani, tetapi ia kikir. Dengan
perkataan "lakin" maka hilanglah sangka-sangka yang mengganggap ia
seorang pemurah, karena yang menurut yang biasa, apabila ada sifat
keberanian , sudah barang tentu mesti ada sifat pemurah. Misal kedua:
Ibrahim seorang pengecut, tetapi ia pemurah . Dengan perkataan
"lakin" maka hilanglah keraguan buruk yang terdapat pada
perkataan pengecut. Dan sekarang ia menjadi orang yang
terhormat.


Hubungan dengan ayat ini kedepan coba sama2 kita kaji.....

Wallahu a'lam....
menurut bro HT lafadz lakin di ayat ini beramal atau tidak?? karena menurut saya lakin ini tidak beramal sehingga isim setelahnya tidak berubah, kecuali lakinna dia beramal, huruf lakinna masuk pada mubtada khobar, akibatnya isim lakinna menjadi manshub dan khobarnya marfu seperti lafadz kana (tarfa'ul isma wa tanshibul khobar)...

demikian bro HT semoga dapat dipahami... saya rasa penyajian saya disini berdasarkan pendekatan ilmu alat saya cukupkan sampai disini karena sudah cukup pembelajaran yang saya peroleh dari diskusi kita ini dgn referensi imu alat walaupun masih terdapat perbedaan yang belum bisa kita selesaikan terutama pada lafadz walakin syubbiha lahum.. namun saya juga tak ingin kita berputar-putar terus pada perbedaan didalam menguraikan lafadz ini sehingga diskusi kita tidak maju-maju sehingga stuck ditempat.... biarlah ini menjadi PR kita semua didalam mempelajari makna ayat ini melalui pendekatan ilmu alat...

jika bro HT masih ingin melanjutkan bisa diteruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab sehingga rekan-rekan yang lain yang mungkin ingin ikut menyampaikan pendapatnya didalam diskusi ini dengan menggunakan referensi tersebut... jadi tidak terfokus diskusi ini diantara kita berdua atau bertiga dgn bro AFF saja.. dan tentu saja diskusi jauh lebih bermanfaat karena dari polarisasi pendapat dari semua rekan-rekan muslim yang lain semakin dapat memperkaya wawasan kita semua....

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam



Saudaraku bro FM... berbicara masalah fi'il majhul, izinkan saya belajar nahu sharaf sama saudaraku bro FM di ayat yang berbunyi zuyyina li an-nassi dalam Qs. Ali `Imran [3]: 14,”Zuyyina li an-naasi hubb asy-syahawaati min an-nisaa’i wa’l-baniin a’l-qanaathiir’l-muqantharah min adz-dzahabi wa’l-fidhdhati wa’l-khili’l-musawwati wa’l-an`aami wa’l-harts….”

monggo saudaraku bro FM yg sangat saya hormati menjelaskannya....
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Wed 05 Jan 2011, 10:29 pm

AlukarD wrote:Jujur...

pernyataan bro FM tentang : " apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang " Sedikit mengusik logika saya. Bukannya bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan, tapi hal tersebut benar2 membuat saya merenung akan prosesi penyerupaan dan penyaliban. silahkan dilanjutkan bro sekalian. saya hanya ingin commet perasaan saya sewaktu membaca hal tersebut. Terimakasih.

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

maaf saudaraku bro AlukarD... sungguh tidak tepat kalo kita alamatkan pertanyaan apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang?? kita sebagai org yg beriman... pasti tau bahwa rukun iman yg ke 6, makanya kalo menurut saya sungguh sangat tdk tepat kita mengatakan bahwa ALLAH SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan seseorang..... ALLAH SWT tdk pernah berkehendak demikian, namun krn ini menyangkut dgn rukun iman yg ke 6.... tentu kita tau bahwa itu adalah TAQDIR, semoga saudaraku dapat memahaminya....
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Wed 05 Jan 2011, 11:00 pm

forever_muslim wrote:
hamba tuhan wrote:
Naibul Fa'il adalah isim marfu' dan asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
sehingga Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"

maaf saudaraku bro FM… yg saya maksudkan kalo saudaraku terlalu memaksakan adalah masalah Naibul Fa’il untuk Fi’il Madhy Majhul “Syubbiha” adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam Fi’il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu"…. Bukankah kalo itu refrensi yg saudaraku pakai, kalo menurut saya ada 2 maf’ul bih(objek)…. Krn ada 2 pilihan… coba saudaraku lihat dan pelajari lg kaidah utk naibul fa’iI sebagai objek(maf’ul bih ) jikalau ada 2 pilihan…..
coba bro HT pahami kembali postingan saya sebelumnya yang saya singkat aja kutipannya

karena hukumnya ketika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyunnya menurut saya adalah masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu sebagai naibul fa'il dari kata syubbiha ini...
jadi masdhar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu adalah ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha sehingga dengan kata lain menjadi naibul fa'il dari syubbiha tersebut... ismun ma'nawiyyun itu bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il... tapi khusus untuk lafadz ini gak mungkin ismun ma'nawiyyunnya diambil dari isim fa'il karena gak mungkin Allah SWT sebagai fa'il diserupakan seperti Isa as.. makanya saya lebih memilih ismun ma'nawiyyun dari fi'il syubbiha ini berupa mashdar sholbun atau qotlun yang dikandung dalam fi'il sholabu-hu atau qotalu-hu...

sedangkan maf'ul bih yang bro HT katakan justru itu yang menjadi pertanyaan saya.. karena maf'ul bih ini harusnya terdapat dalam lafadz ini pada bentuk ma'lum seperti yang saya contohkan pada postingan saya sebelumnya yang saya sederhanakan seperti ini :
Allah menyerupakan mr.X seperti Isa as :
Allah = Fa'il
menyerupakan = Fi'il madhy mabni ma'lum
mr. X = maf'ul bih pertama
Isa as = maf'ul bih kedua
kaedahnya pada saat dijadikan majhul jadinya seperti ini :
Fa'ilnya hilang maka mr.X sebagai maf'ul bih pertama menjadi naibul fa'il ( dalam hal ini sebagai musyabbah )
Isa as tetap manshub sebagai maf'ul bih ( dalam hal ini sebagai musyabbah bih )

nah seandainya lafadznya seperti ini maka saya tidak akan ragu-ragu sepaham dgn bro HT tapikan lafadz tidak seperti itu... jangankan maf'ul bih yang sebagai naibul fa'il, maf'ul bih yang tetap manshub sebagai maf'ul bih pun tidak disebutkan....
jadi bedakan masdhar dgn maf'ul bih yang ada pada lafadz yang bersangkutan..

saudaraku bro FM... bolehkah saya tau referensinya drmn setiap fi'il majhul diwajibkan(tidak boleh tidak) memakai yang dikenal dgn istilah nabiul fail?????
ini bukan persoalan diwajibkan atau tidak boleh tidak bro HT... ini masalah kaedah shorof tentang bagaimana perubahan bentuk.. bentuk dari ma'lum menjadi majhul makanya jika didapatkan hal-hal seperti diluar kaedah maka dikembalikan lagi ke kaedah yang lain yang saling berkaitan..contohnya dalam lafadz ini jika tidak disebutkan dgn shorih naibul fa'il sehingga diluar kebiasaan dalam kaedah dalam bentuk fi'il majhul maka dilihat dari dhomir pada fi'il ma'lumnya yaitu syabbaha yang taqdirnya adalah huwa dan jika dhomir pada fi’il tidak menjumpai isim shorih sebagai marji'nya, maka dikembalikan ke ismun ma'nawiyyun dari fi'ilnya dan ismun ma'nawiyyun bisa berupa masdhar bisa juga berupa isim fa'il ... urutan-urutan kaedahnya kan sudah jelas.. jadi bisa kita pelajari dari sini..

jujur saudaraku bro FM... saya tdk meragukan ilmu nahu sharafnya ibnu katsir dan jalalain, ini udah terlebih dahulu mereka pertimbangkan jauh hari sebelum kita bahas disini...

teringat saudaraku bro FM pernah mondok dipondokan tradisonal, pasti saudaraku bro FM tau siapa Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahally...
Jalaluddin al-Suyuthi mampu menghafal Al-Qur’an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian ia juga mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.

Karya diantaranya:
• Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
• Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur
• Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad
• Asrar At-Tanzil
• Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul
• At-Takhbirfi Ulum At-Tafsir
• Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an
• Al-Iklil fi Istinbat At-Tanzil
• Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi
• Takmilah Tafsir As-Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli

Jalaluddin Al-Mahalli
menyarahi kitab Minhajut Tholibin karya Imam An-Nawawi

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
dan karena ucapan mereka:` Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS. 4:157) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Ayat ini menerangkan pula bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan, dan kemurkaan Allah sWT ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Al-Masih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah seorang yang serupa dengan Isa Al-Masih bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157)
(Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.

apakah saudaraku msh meragukan nahu sharaf mereka2??????
wahh tentu saja saya tidak meragukan kemampuan ulama-ulama besar seperti mereka namun pemahaman seperti yang saya pahami bukan saja dari saya pribadi ( apelah saya ini kata orang melayu ) tapi juga dari ulama-ulama besar lainnya yang setelah saya pelajari justru menurut saya lebih logis utk saya terima penafsirannya dan saya tak perlulah menampilkan nama-nama ulamanya... bukankah perbedaan penafsiran ayat ini sudah terjadi sejak lama dari beberapa ulama terkenal ???

mendengar tafsir al bahrul muhith jadi teringat Abu hayyan neh!!!!!
Abu Hayyan berkata : “Umat Islam sepakat bahwa ‘Isa ’alaihis-salaam masih hidup di langit dan seterusnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam” (Hamisy Al-Bahrul-Muhith 2/473).
Apakah saudaraku bro FM setuju dengan pendapat abu hayyan diatas????
semua referensi yang sesuai dengan kaedah ilmu alat tentu saya pakai untuk memperkuat rujukan saya didalam mencari makna yang tepat untuk ayat ini....dan tidak ada salahnya kan??
dan tentang kesimpulan Aby Hayyan tentu saja bro tahu pemahaman saya jadi tidak perlu saya jawab lagi Cool


referensi buat kita bersama semoga bermanfaat.....

وَلٰكِن شُبِّهَ لَهُم
Dalam bagian ayat ini terdapat perkataan
"lakin" yang artinya "tetapi". Selamanya perkataan "lakin" dipergunakan untuk untuk menghilangkan sesuatu kesamaran atau keraguan yang timbul dalam kalimat sebelumnya. Dalam "Muslim Isubut" (semacam buku Pelajaran Bahasa Arab) diterangkan tentang perkataan "lakin" begini: "Lakin khafifatan wastaqilatan lil istidraki. Wahuwa
raf'ut tawahhummi nasyi-u'anissabiqi. Wasyartuhul ihktilafu kaifan wa
ma'nan"......("Lakin" itu baik ia khafifah atau staqilah, adalah gunanya untuk istidrak, yaitu menghilangkan keraguan yang terjadi dalam kalimat yang sebelumnya. Dan syaratnya adalah berlawanan dalam segi kaifiat dan makna).

Dalam kitab "Syarah Jami" (juga buku Pelajaran Bahasa Arab)
diterangkan sebagai berikut: "Wa lakin lil istidraki. Wama'nal istidraku raf'u tawahhamu yatalladu minal kalamil mutaqaddamu tawassatu baina kalamaini mutaghayyaraini nfyan wa isbatan ma'nan ai taghayyuran ma'nawiyayan. Waddaruriyyu huwa lima'nawiyyin".....("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Yang dikatakan istidrak ialah menghilangkan keraguan yang timbul atau terjadi pada kalimat yang sebelumnya. Ia terletak di antara dua buah
kalimat yang berlainan dalam hal mengiakan dan menidakkan menurut arti dan makna dan yang terpenting dalam segi makna).

Dalam kitab "Tahzibut Taudih" juz pertama, halaman 79 ada tertulis:
"Lakin wahia lil istidraki. wahuwa ta'qibul kalam binnafyi ma yatawahhamu tsbutuhu au bi itsbati ma yatawahhamu nafyuhu. Famitsalul awwali: 'Aliyyun syuja'un lakinnahu bakhilun. Rufi'at bilakin tawahhamu annahu karimun limulazimatil karamusysyuja'ah.
Wamitsasustsani qauluka: Ibrahimu juubbanun, lakinnahu karimun. Atsbata bihal karamul lazi yatawahhamu nafyuhu min itsbatil jubnu"......
("Lakin" itu gunanya untuk istidrak. Ia mengiringi kalimat dengan nafi apa yang diragukan oleh tsubutnya. Atau meisbatkan (menetapkan) apa yang diragukan oleh nafinya (tidaknya).
Misal yang pertama seperti: 'Si Ali berani, tetapi ia kikir. Dengan
perkataan "lakin" maka hilanglah sangka-sangka yang mengganggap ia
seorang pemurah, karena yang menurut yang biasa, apabila ada sifat
keberanian , sudah barang tentu mesti ada sifat pemurah. Misal kedua:
Ibrahim seorang pengecut, tetapi ia pemurah . Dengan perkataan
"lakin" maka hilanglah keraguan buruk yang terdapat pada
perkataan pengecut. Dan sekarang ia menjadi orang yang
terhormat.


Hubungan dengan ayat ini kedepan coba sama2 kita kaji.....

Wallahu a'lam....
menurut bro HT lafadz lakin di ayat ini beramal atau tidak?? karena menurut saya lakin ini tidak beramal sehingga isim setelahnya tidak berubah, kecuali lakinna dia beramal, huruf lakinna masuk pada mubtada khobar, akibatnya isim lakinna menjadi manshub dan khobarnya marfu seperti lafadz kana (tarfa'ul isma wa tanshibul khobar)...

demikian bro HT semoga dapat dipahami... saya rasa penyajian saya disini berdasarkan pendekatan ilmu alat saya cukupkan sampai disini karena sudah cukup pembelajaran yang saya peroleh dari diskusi kita ini dgn referensi imu alat walaupun masih terdapat perbedaan yang belum bisa kita selesaikan terutama pada lafadz walakin syubbiha lahum.. namun saya juga tak ingin kita berputar-putar terus pada perbedaan didalam menguraikan lafadz ini sehingga diskusi kita tidak maju-maju sehingga stuck ditempat.... biarlah ini menjadi PR kita semua didalam mempelajari makna ayat ini melalui pendekatan ilmu alat...

jika bro HT masih ingin melanjutkan bisa diteruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab sehingga rekan-rekan yang lain yang mungkin ingin ikut menyampaikan pendapatnya didalam diskusi ini dengan menggunakan referensi tersebut... jadi tidak terfokus diskusi ini diantara kita berdua atau bertiga dgn bro AFF saja.. dan tentu saja diskusi jauh lebih bermanfaat karena dari polarisasi pendapat dari semua rekan-rekan muslim yang lain semakin dapat memperkaya wawasan kita semua....

Afwan Wallohul Musta'an
manusia tempatnya salah dan khilaf
FM - Batam


Umar Ibnul Khaththab radliyallah 'anhu berkata, "orang-orang akan datang mendebat kalian dengan syubhat (kerancuan) dari Al Qur’an, maka bantahlah mereka dengan as Sunnah. Karena pengikut as Sunnah lebih mengetahui tentang Kitabullah." (HR. Imam al Lalikai dalam Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah)

baiklah saudaraku bro FM.... kita teruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab, silahkan temen2 yg lain juga ikut dalam diskusi ini....
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Wed 05 Jan 2011, 11:17 pm

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDQQFjAE&url=http%3A%2F%2Fwww.artikata.com%2Farti-376108-serupa
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by BOTELHEM Wed 05 Jan 2011, 11:19 pm

hamba tuhan wrote:pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDQQFjAE&url=http%3A%2F%2Fwww.artikata.com%2Farti-376108-serupa

Membisu Bro..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229
BOTELHEM
BOTELHEM
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2632
Location : -Dunia Maya-
Humor : Jesus vs ALLAH..mana yg menang..??
Reputation : 8
Points : 7797
Registration date : 2010-10-09

http://laskarislam.indonesianforum.net/

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by AlukarD Wed 05 Jan 2011, 11:29 pm

hamba tuhan wrote:
AlukarD wrote:Jujur...

pernyataan bro FM tentang : " apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang " Sedikit mengusik logika saya. Bukannya bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan, tapi hal tersebut benar2 membuat saya merenung akan prosesi penyerupaan dan penyaliban. silahkan dilanjutkan bro sekalian. saya hanya ingin commet perasaan saya sewaktu membaca hal tersebut. Terimakasih.

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

maaf saudaraku bro AlukarD... sungguh tidak tepat kalo kita alamatkan pertanyaan apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang?? kita sebagai org yg beriman... pasti tau bahwa rukun iman yg ke 6, makanya kalo menurut saya sungguh sangat tdk tepat kita mengatakan bahwa ALLAH SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan seseorang..... ALLAH SWT tdk pernah berkehendak demikian, namun krn ini menyangkut dgn rukun iman yg ke 6.... tentu kita tau bahwa itu adalah TAQDIR, semoga saudaraku dapat memahaminya....

iya bro HT, saya juga berpikir kita tak pantas bertanya seperti itu. Semalaman saya coba bertanya dalam hati apakah mungkin. Lalu jawaban saya adalah mungkin :
1. karena Takdir
2. Karena Mr. X memang bersedia mengorbankan diri ( Syahid )

yah... Allahualam bissawab...

:turban: :turban: :turban:
AlukarD
AlukarD
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 524
Reputation : -1
Points : 5475
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Wed 05 Jan 2011, 11:49 pm

AlukarD wrote:
hamba tuhan wrote:
AlukarD wrote:Jujur...

pernyataan bro FM tentang : " apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang " Sedikit mengusik logika saya. Bukannya bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan, tapi hal tersebut benar2 membuat saya merenung akan prosesi penyerupaan dan penyaliban. silahkan dilanjutkan bro sekalian. saya hanya ingin commet perasaan saya sewaktu membaca hal tersebut. Terimakasih.

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

maaf saudaraku bro AlukarD... sungguh tidak tepat kalo kita alamatkan pertanyaan apakah Allah SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan ISA AS sedangkan ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyayang?? kita sebagai org yg beriman... pasti tau bahwa rukun iman yg ke 6, makanya kalo menurut saya sungguh sangat tdk tepat kita mengatakan bahwa ALLAH SWT mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan seseorang..... ALLAH SWT tdk pernah berkehendak demikian, namun krn ini menyangkut dgn rukun iman yg ke 6.... tentu kita tau bahwa itu adalah TAQDIR, semoga saudaraku dapat memahaminya....

iya bro HT, saya juga berpikir kita tak pantas bertanya seperti itu. Semalaman saya coba bertanya dalam hati apakah mungkin. Lalu jawaban saya adalah mungkin :
1. karena Takdir
2. Karena Mr. X memang bersedia mengorbankan diri ( Syahid )

yah... Allahualam bissawab...

:turban: :turban: :turban:

iya saudaraku bro AlukarD....

kita belajar definisi yuk...


rupa :: ru.pa
1 Kelas Kata: kata benda
Ragam: ki
Definisi: keadaan yg tampak di luar (pd lahirnya):
Contoh: anak marmot itu rupanya mirip tikus
2 Kelas Kata: kata benda
Ragam: ki
Definisi: roman muka; tampang muka; paras muka; raut muka:
Contoh: rupa anak itu mirip kakaknya
3 Kelas Kata: kata benda
Ragam: ki
Definisi: wujud; apa yg tampak (kelihatan):
Contoh: zat itu sudah berubah rupa
4 Kelas Kata: kata benda
Ragam: ki
Definisi: bangun; tokoh; bentuk:
Contoh: kapal itu rupanya sbg kapal pemburu
5 Kelas Kata: kata benda
Ragam: ki
Definisi: macam; jenis:
Contoh: sedia segala rupa makanan dan minuman

bagai rupa orang terkena beragih, pb ::
1 Ragam: ki
Definisi: bermuka masam krn rugi dsb (dl perdagangan)
indah kabar dr rupa, pb ::
1 Ragam: ki
Definisi: kabar biasanya lebih baik dp keadaan yg sebenarnya
rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati, pb ::
1 Ragam: ki
Definisi: terlalu susah mengubah perangai yg sudah menjadi tabiat
rupa harimau, hati tikus, pb ::
1 Ragam: ki
Definisi: kelihatannya gagah berani, tetapi sebenarnya penakut

rupa-rupa :: ru.pa-ru.pa
1 Definisi: bermacam-macam:
Contoh: dibelinya rupa-rupa barang untuk oleh-oleh
2 Definisi: (hal) lain-lain

berupa :: be.ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: ada rupanya yg nyata (kelihatan); berwujud:
Contoh: dikatakan bahwa roh itu tidak berupa , tetapi eksistensinya tidak dapat disangkal
2 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: rupanya (bentuknya, bangunnya) sbg:
Contoh: dibuatnya lambang yg berupa padi dan kapas
3 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: terjadi dr; terdiri atas:
Contoh: bantuan yg diterima panitia berupa beras, gula pasir, susu bubuk, ikan asin, dan pakaian
4 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: elok rupanya; cantik:
Contoh: rasanya sukar juga mencari istri yg berada, berbangsa lagi berupa

berupa-rupa :: be.ru.pa-ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: banyak rupa; bermacam-macam; berbagai-bagai; berjenis-jenis

merupa :: me.ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: tampak rupanya; menjadi berwujud; menampakkan diri (tt jin, hantu, dsb)
2 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: tampak membayang (dl mimpi, angan-angan, dsb)

merupai :: me.ru.pa.i
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: serupa dng; menyerupai; mirip dng:
Contoh: meriam-meriam kuno beserta sejumlah benda besi merupai nanas yg telah berkarat ditemukan di bawah runtuhan benteng kuno itu

merupakan :: me.ru.pa.kan
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: memberi rupa; membentuk (menjadikan) supaya berupa:
Contoh: formasi barisan itu merupakan lambang pon
2 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: menjadi:
Contoh: minyak bumi merupakan hasil ekspor yg terpenting bagi negara kita
merupakan diri ::
1 Definisi: menampakkan dirinya sbg (menjadi); mewujudkan diri-nya dsb
2 Definisi: berbuat (berlagak) sbg

terupa :: te.ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: dapat dirupakan (diwujudkan); dapat dibayangkan (diangan-angankan):
Contoh: terupa di matanya wajah anaknya yg hilang itu

terupa di akal ::
1 Definisi: masuk pd akal

serupa :: se.ru.pa
1 Kelas Kata: kata benda
Definisi: satu rupa (macam, jenis, dsb):
Contoh: radionya serupa dng radio saya
2 Kelas Kata: kata benda
Definisi: sama rupanya (bentuknya, warnanya); semacam; seragam:
Contoh: anak kembar itu memakai pakaian serupa :
3 Kelas Kata: kata benda
Definisi: sama (dng); bersamaan (dng):
Contoh: jawaban ibunya serupa saja dng jawaban ayahnya
4 Kelas Kata: kata benda
Definisi: selaku; seperti; sebagai:
Contoh: tingkah lakunya serupa orang kaya
5 Kelas Kata: kata benda
Definisi: sebangun (sama bangunnya atau bentuknya):
Contoh: dua buah segitiga yg serupa

berserupa :: ber.se.ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: berbentuk serupa; bersamaan; sama benar rupanya

menyerupa :: me.nye.ru.pa
1 Kelas Kata: kata kerja
Dialek: Minangkabau
Definisi: merupakan diri (sbg); menyamar (menyaru) sbg; berlagak (berlaku) spt

menyerupai :: me.nye.ru.pa.i
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: serupa dng; mirip dng; mengarah-arahi:
Contoh: batu itu hitam dan keras menyerupai besi
2 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: menyamai:
Contoh: engkau harus dapat menyerupai dia, baik dl hal kepandaian maupun dl hal kerajinan
3 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: meniru(-niru):
Contoh: anak kecil suka menyerupai kelakuan kakak-kakaknya yg lebih besar

menyerupakan :: me.nye.ru.pa.kan
1 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: menjadikan serupa (dng); menyamakan (rupanya, aturannya, dsb)
2 Kelas Kata: kata kerja
Definisi: mengatakan sama (dng); memisahkan sama (dng); menganggap sama (dng)

perserupaan :: per.se.ru.pa.an
1 Kelas Kata: kata benda
Definisi: persamaan rupa; persesuaian

keserupaan :: ke.se.ru.pa.an
1 Kelas Kata: kata benda
Definisi: kesamaan rupa

rupanya :: ru.pa.nya
1 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: rupa
2 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: kelihatannya; tampak; (jika) menilik keadaannya (bentuknya, kelakuannya, dsb):
Contoh: rupanya hari akan hujan
3 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: agaknya; kiranya; barangkali:
Contoh: rupanya ia tidak dapat datang
4 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: gerangan; konon:
Contoh: siapa pula rupanya yg mencoret-coret dinding itu
5 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: kiranya (dl arti, alih-alih, sebetulnya; sebenarnya):
Contoh: kusangka sudah mati, rupanya masih bergerak-gerak

rupa-rupanya :: ru.pa-ru.pa.nya
1 Kelas Kata: kata keterangan
Definisi: rupanya
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by BOTELHEM Wed 05 Jan 2011, 11:52 pm

Waduh..Bro HT lg buka Bimbel ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186
BOTELHEM
BOTELHEM
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2632
Location : -Dunia Maya-
Humor : Jesus vs ALLAH..mana yg menang..??
Reputation : 8
Points : 7797
Registration date : 2010-10-09

http://laskarislam.indonesianforum.net/

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by AlukarD Thu 06 Jan 2011, 12:00 am

BOTELHEM wrote:Waduh..Bro HT lg buka Bimbel ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

iya nih bro...

gw lagi belajar sama bro HT nih..

ayo bro HT lanjuuuuttt.....
AlukarD
AlukarD
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 524
Reputation : -1
Points : 5475
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by BOTELHEM Thu 06 Jan 2011, 12:02 am

AlukarD wrote:
BOTELHEM wrote:Waduh..Bro HT lg buka Bimbel ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

iya nih bro...

gw lagi belajar sama bro HT nih..

ayo bro HT lanjuuuuttt.....

Ikutan nimbrung lah Bro, tp Pak Gurunya ntah kemana lg ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229
BOTELHEM
BOTELHEM
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2632
Location : -Dunia Maya-
Humor : Jesus vs ALLAH..mana yg menang..??
Reputation : 8
Points : 7797
Registration date : 2010-10-09

http://laskarislam.indonesianforum.net/

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 06 Jan 2011, 12:04 am

BOTELHEM wrote:
AlukarD wrote:
BOTELHEM wrote:Waduh..Bro HT lg buka Bimbel ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 280186

iya nih bro...

gw lagi belajar sama bro HT nih..

ayo bro HT lanjuuuuttt.....

Ikutan nimbrung lah Bro, tp Pak Gurunya ntah kemana lg ya..?? pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 649229

Smile Smile Smile

Hadits Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal RA bahwa Rasulullah SAW ketika mengutusnya ke Yaman, Rasulullah SAW bersabda,”Bagaimana kamu akan bertindak jika diajukan kepadamu suatu perkara?” Mu’adz menjawab,”Aku akan memutuskan dengan apa yang ada dalam Kitabullah.” Rasulullah SAW bertanya,”Lalu bagaimana jika tidak terdapat dalam Kitabullah?” Mu’adz menjawab,”Dengan Sunnah Rasulullah.” Rasulullah SAW bertanya lagi,” Lalu bagaimana jika tidak terdapat dalam Sunnah Rasulullah?” Mu’adz menjawab,”Aku akan berijtihad dan sungguh aku tidak akan lalai.” Mu’adz berkata,”Kemudian Rasulullah menepuk dadaku lalu berkata,’Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah pada apa yang membuat ridha Rasulullah.” (HR. Ahmad, abu Dawud, dan At Tirmidzi).
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by AlukarD Thu 06 Jan 2011, 12:07 am

Insya Allah semuanya lagi gw jalanin....

moga2 bener ya bro....
AlukarD
AlukarD
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 524
Reputation : -1
Points : 5475
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 06 Jan 2011, 12:25 am

Mau Beli Kitab Baru?, Hati-Hati dengan Distorsi.....

Distorsi Kitab Dari Wahabi


Sejak abad dua belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah. Di sini kita akan membicarakan fitnah Wahabi terhadap kitab-kitab para ulama dahulu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.

Pada masa dahulu ada seorang ulama Mujassimah, yaitu Ibn Baththah al-’Ukbari, penulis kitab al-Ibanah, sebuah kitab hadits yang menjadi salah satu rujukan utama akidah Wahabi. Menurut al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi, Ibn Baththah pernah ketahuan menggosok nama pemilik dan perawi salinan kitab Mu’jam al-Baghawi, dan diganti dengan namanya sendiri, sehingga terkesan bahwa Ibn Baththah telah meriwayatkan kitab tersebut. Bahkan al-Hafizh Ibn Asakir juga bercerita, bahwa ia pernah diperlihatkan oleh gurunya, Abu al-Qasim al-Samarqandi, sebagian salinan Mu’jam al-Baghawi yang digosok oleh Ibn Baththah dan diperbaiki dengan diganti namanya sendiri.

Belakangan Ibn Taimiyah al-Harrani, ideolog pertama aliran Wahabi, seringkali memalsu pendapat para ulama dalam kitab-kitabnya. Misalnya ia pernah menyatakan dalam kitabnya al-Furqan Bayna al-Haqq wa al-Bathil, bahwa al-Imam Fakhruddin al-Razi ragu-ragu terhadap madzhab al-Asy’ari di akhir hayatnya dan lebih condong ke madzhab Mujassimah, yang diikuti Ibn Taimiyah. Ternyata setelah dilihat dalam kitab Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyyah, karya Ibn al-Qayyim, murid Ibn Taimiyah, ia telah men-tahrif pernyataan al-Razi dalam kitabnya Aqsam al-Ladzdzat.

Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi.

1. Di antaranya adalah kitab al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr.
2. Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini.
3. Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi.
4. Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7.
5. Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka.
6. Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.

Demikianlah beberapa kitab yang telah ditahrif oleh orang-orang Wahabi. Tentu saja tulisan ini tidak mengupas berbagai cara tahrif dan perusakan Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah peninggalan para ulama kita. Namun setidaknya, yang sedikit ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhati-hati dalam membaca atau membeli kitab-kitab terbitan baru. Wallahu a’lam
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by AlukarD Thu 06 Jan 2011, 12:31 am

bila terjadi kejanggalan antara kitab2 dengan AL QURAN, maka yang benar adalah AL QURAN....

AlukarD
AlukarD
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 524
Reputation : -1
Points : 5475
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 06 Jan 2011, 12:46 am

AlukarD wrote:Insya Allah semuanya lagi gw jalanin....

moga2 bener ya bro....

Sebelum Melangkah Lebih jauh yuk.... Belajar Hukum-Hukum Syar’iyyah bareng daripada salah menghukumi, kan parah.....

I. AL-QUR’AN :
1. IJMAL : Ahkam I’tiqadiyyah (akidah), ahkam amaliyyah & ahkam khuluqiyyah

2. TAFSHIL : Ahkam ‘amaliyyah (ahkamul ibadat & ahkamul mu’amalah).

Ahkamul mu’amalah :

a. AKHWALU-SYAKHSYIYYAH : Keluarga, suami-istri, kerabat (kurang lebih ada 70 ayat).

b. AHKAMUL-MADANIYYAH : Hukum perdata. Pergaulan antar individu & masyarakat, seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai, wakalah, utang-piutang (kurang lebih ada 70 ayat).

c. AHKAMUL-JINAYYAH : Hukum pidana. Berkaitan dengan kejahatan mukallaf &
sanksinya (kurang lebih ada 30 ayat).

d. AHKAMUL-MURAFA’AT : Hukum acara. Berhubungan dengan lembaga peradilan, saksi & sumpah, keadilan antar ummat manusia (kurang lebih ada 13 ayat).

e. AHKAMU-DUSTURIYYAH : Hukum perundang-undangan. Dasar UU, seperti hak-hak hakim & terdakwa, hak-hak pribadi & masyarakat (kurang lebih ada 10 ayat).

f. AHKAMUD-DAULIYYAH : Hukum ketatanegaraan. Hubungan antara negara Islam & non Islam, pergaulan non muslim di negara Islam, hukum peperangan, delegasi politik (kurang lebih ada 25 ayat).

g. AHKAMUL-IQTISHADIYYAH : Hukum ekonomi & perbankan. Seperti hak-hak fakir miskin, pendistribusian pendapatan, pencatatan jual-beli, hak orang lain dalam harta (kurang lebih ada 70 ayat).


DALIL-DALIL QATH’I DAN ZHANNI :
Dari sisi tsubut-nya maka semua dalil al-Qur’an adalah qath’i. Namun dari sisi dilalah-nya maka ada yang qath’i & ada yang zhanni.
1. QATHIYYUD-DILALAH : Nash yang dapat difahami maknanya & tidak menerima adanya perbedaan penafsiran (tidak menerima ta’wil). Contoh :

1. QS 4/12, jumlah bagian bagi ahli-waris dalam ayat tersebut tidak bisa di-ta’wil.
2. QS 24/2, jumlah dera untuk pezina tidak boleh <100 x.
3. Dan semua nash yang menjelaskan jumlah bagian, batas nishab, batas waktu, dsb.

2. ZHANNIYYUD-DILALAH : Nash yang pemahamannya bisa memungkinkan perbedaan penafsiran (menurut syara’) & memungkinkan dita’wil. Contoh :

a. QS 2/228, ma’na quru’ dalam ayat tersebut tidak ada penjelasan, sehingga bisa berbeda.

b. QS 5/3, ma’na maytatu dalam ayat tersebu muthlaq, & ada hadits-hadist yang mengecualikan beberapa bangkai.

c. Semua nash yang bermakna ganda (‘aam) atau muthlaq maka dilalahnya zhanni.

II. AS-SUNNAH :
1. Para ulama menerima hadits ahad (gharib) sebagai dalil, walaupun zhanniyyuts-tsubut, karena ada riwayat-riwayat yang menunjukkan nabi SAW menerima kesaksian 1 orang dalam awal & akhir puasa

2.Walaupun sebagian ulama yang lain ada yang menolak karena dalam al-Qur’an disebutkan hendaknya ada 2 orang saksi.

Sunnah yang Bukan Syari’at
Sunnah yg bukan syariat ini ditentukan oleh para ulama berdasarkan ayat : “Katakanlah sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian (tetapi aku) diberikan wahyu..” (QS 18/110).
1. Apa-apa yang ada pada diri Rasulullah yang bersifat manusiawi, seperti berdiri, duduk, berjalan, tidur, makan, bersin, batuk, meludah, mandi, bukan merupakan syariat karena bukan bersumber dari misi kerasulan beliau, tapi dari kemanusiaannya, kecuali jika ada dalil yang mensyariatkannya.
2. Apa-apa yang merupakan pengetahuan beliau SAW, kepandaian, percobaan tentang masalah keduniaan. Seperti mengatur tentara, siasat perang, cara pengobatan beliau, berdiplomasi, surat-menyurat, & pendapat-pendapat beliau tentang pengetahuan (seperti hadits mengawinkan Kurma).3. Apa-apa yang bersumber dari beliau tentang hukum-hukum syariat tapi ada dalil yang mengkhususkan. Seperti menikah lebih dari 4 wanita, bahwa istri beliau Rasulullah tidak boleh dinikahi lagi setelahnya, bahwa beliau jika berpuasa boleh wishal, dll.

III. AL-IJMA’ :

KEBERADAAN IJMA’ :

1. Sebagian ulama menolak adanya ijma’ karena menurut mereka tidak mungkin semua ulama bersepakat atas 1 hal.

2. Namun jumhur ulama menerimanya, contohnya kekhalifahan Abubakar ra berdiri atas dasar ijma’, haramnya lemak babi merupakan ijma’, bagian warisan nenek adalah 1/6.
3. Ijma’ merupakan sunnah sahabat, Abubakar ra & Umar ra selalu memutuskan berdasarkan ijma’ ulama kaum muslimin.


JENIS-JENIS IJMA’ :
1. IJMA’ SHARIH : Kesepakatan para mujtahid dalam suatu waktu atas suatu hukum dengan menyampaikan pendapat masing-masing secara jelas. Maka hukumnya qath’i.
2. IJMA’ SUKUTY : Sebagian mujtahid dalam suatu waktu mengeluarkan pendapatnya secara jelas & mujtahid yang lain diam (tidak menanggapi pendapat tersebut baik karena tidak menanggapi, tidak tahu ataupun karena persetujuannya). Maka hukumnya ijma’ tersebut adalah zhanni.

IV. AL-QIYAS :
1. TA’RIF : Menyamakan suatu kondisi yang tidak ada nash dengan kondisi lain yang ada nash-nya, lantaran adanya kesamaan illat (sebab). Contohnya :

a. QS 5/90 (larangan minum khamr) & hadits-hadist tentang khamr ditemukan illat pengharamannya adalah karena MEMABUKKAN, maka setiap yang ada unsur memabukkannya sedikit atau banyak di-qiyas-kan dengan khamr.

b.. “Orang yang membunuh tidak mendapatkan waris.” (al-Hadits), ternyata illat membunuh tersebut adalah karena INGIN MENYEGERAKAN MENDAPAT HARTANYA, sehingga nabi Muhammad SAW selain menetapkan had/sanksi-pidana pada orang tersebut, beliau juga membatalkan hak waris orang tersebut, maka orang yang membunuh untuk mendapatkan wasiat juga di-qiyas-kan dengan ini (karena kesamaan illat-nya).

c. QS 62/9 (makruhnya berjual-beli saat azan shalat jum’at), illat-nya adalah KARENA MELALAIKAN DZIKRULLAH (shalat), maka semua perbuatan (pergadaian, sewa-menyewa, bekerja, belajar, rapat, ngobrol) pada saat azan tersebut juga jadi makruh-tahrim hukumnya, karena kesamaan illat.

d. Dari ‘urf (adat-istiadat) misalnya tanda-tangan dipercaya sebagai bukti personal, maka cap-jari juga di-qiyas-kan hukumnya kepadanya.

e. Perbuatan pencurian dari anggota keluarga tidak boleh dihukum kecuali ada pengaduan dari keluarga tersebut, maka menggunakan hak keluarga tanpa izin, melakukan kekerasan, menggunakan cek kosong antara anggota keluarga semuanya di-qiyas-kan hukumnya dengan hal tersebut.

2. HUJJIYYATUL-QIYAS :

a.MUTSBITUL-QIYAS : Yaitu jumhur ulama, yang berpendapat menerima kehujjahan qiyas berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut : Al-Qur’an :

1. Q.S: 4/59 (maknanya bahwa semua hal hendaklah dikembalikan/di-qiyas-kan pada Al-Qur’an dan as-Sunnah)

2. Q.S: 59/2 (ALLAH SWT memerintahkan mengambil i’tibar/peng-qiyas-an dari
kisah Yahudi tersebut bagi kaum muslimin); juga pada ayat-ayat yang menggunakan : Inna fi dzalika la’ibrah.. atau : laqad kana lakum fi qashashihim ‘ibratan…

3. Q.S: 36/79 (dalam ayat ini ALLAH SWT meng-qiyas-kan pengembalian mereka
dengan penciptaan yang pertama kali atau hukum asalnya)

4. Syarat-syarat lainnya seperti illat, mengapa tidak boleh menyetubuhi wanita haidh : qul huwa adza… (Q.S: 2/222), kenapa boleh tayammum : ma yuriduLLAHa liyaj’ala ‘alaykum fid dini min haraj.. (Q.S: 5/6). Artinya hukum syariah ditetapkn pastilah ada sebabnya.

As-Sunnah :

1. Hadits Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal RA bahwa Rasulullah SAW ketika mengutusnya ke Yaman, Rasulullah SAW bersabda,”Bagaimana kamu akan bertindak jika diajukan kepadamu suatu perkara?” Mu’adz menjawab,”Aku akan memutuskan dengan apa yang ada dalam Kitabullah.” Rasulullah SAW bertanya,”Lalu bagaimana jika tidak terdapat dalam Kitabullah?” Mu’adz menjawab,”Dengan Sunnah Rasulullah.” Rasulullah SAW bertanya lagi,” Lalu bagaimana jika tidak terdapat dalam Sunnah Rasulullah?” Mu’adz menjawab,”Aku akan berijtihad dan sungguh aku tidak akan lalai.” Mu’adz berkata,”Kemudian Rasulullah menepuk dadaku lalu berkata,’Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah pada apa yang membuat ridha Rasulullah.” (HR. Ahmad, abu Dawud, dan At Tirmidzi).

2. Hadits Jariyyah Khasmiyyah yg ayahnya sudah tidak kuat haji & ia ingin menghajikan,: “Bagaimana pendapatmu jika ayahmu punya hutang lalu engkau tunaikan apakah itu berguna bagi ayahmu” Maka kata Rasulullah SAW: ”Hutang pada ALLAH lebih layak untuk dibayar.”

3. Hadits Umar ra yang bertanya tentang mencium istri saat puasa (tapi tidak sampai keluar mani), maka kata SAW : Bagaimana jika kamu berkumur dengan air sedang kamu berpuasa? Lalu nabi SAW menambahkan : Begitu pula dengan mencium. (lihat I’lamul Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim, juz-I)


Perbuatan Sahabat ra :

1. Mereka meng-qiyas-kan penunjukan Nabi Muhammad SAW atas Abubakar sebagai Imam shalat dengan pengangkatannya sebagai khalifah.

2. Mereka memerangi orang yang menolak membayar zakat & meng-qiyas-kannya sama dengan yang tidak melakukan shalat.

3. Umar ra berpesan pada Abu Musa ra : “Hal-hal yang tidak kau temui dalam al-Qur’an & as-Sunnah maka qiyas-kanlah pada yang ada nash-nya.”

4. Ali ra berkata : “Ketahuilah kebenaran itu dengan jalan melakukan qiyas bagi orang-orang yang mau berfikir.”

5. Ibnu Abbas ra mengatakan : “Aku tidak mengira setiap sesuatu itu melainkan sama saja.” (lih. I’lamul Muwaqqi’in, III/224)

b.NAFATIL-QIYAS :

1. Yaitu sebagian ulama yang menolak qiyas karena berpendapat bahwa qiyas itu didasarkan pada dugaan, misalnya penentuan ‘illat. Maka hasilnyapun akan dugaan pula, sementara hal tersebut dilarang dalam QS 17/36.

JAWABAN : Yang dilarang dalam ayat tersebut zhan dalam masalah aqidah bukan ‘amaliyyah & mu’amalah.

2. Hal yang lain bahwa dasar qiyas itu sendiri masih memungkinkan perbedaan pendapat yaitu illat, sementara penggunaan ra’yu adalah terlarang.

JAWABAN : Yang dilarang adalah menggunakan ra’yu tanpa dalil sama sekali atau didasarkan oleh hawa nafsu saja.

3. ARKANUL-QIYAS

(Rukun Sahnya Qiyas) : Ada 4 hal yang harus dipenuhi sehingga sahnya sebuah qiyas secara fiqh, yaitu ;

1. AL-ASHL : Sesuatu yang hukumnya ada dalam nash, biasa disebut maqis-‘alaih (yang dipakai sebagai ukuran), atau mahmul-‘alaih (yang menanggung), atau musyabbah-bih (yang diserupakan).
2. AL-FAR’U : Sesuatu yang hukumnya tidak ada dalam nash sehingga perlu diserupakan dengan al-‘ashl. Biasa disebut al-maqis (yang diukur), atau al-mahmul (yang ditanggung), atau musyabbah (yang diserupakan).
3. HUKMUL-‘ASHL : Hukum syara’ yang terdapat nash-nya menurut ashl, yg nanti akan dipakai sebagai hukum cabang (far’u).
4. AL-ILLAT : Sebab/keadaan tertentu yang digunakan sebagai dasar bagi adanya hukum asal, yang nanti hukum cabangnya akan dilihat persamaannya dengan hukum asal tersebut.

Contoh : Dalam masalah peng-qiyas-an narkoba dengan khamr, maka khamr adalah al-ashl, narkoba merupakan al-far’u, haram adalah hukmul-‘ashl (karena ada lafzh tahrim : fajtanibu) & memabukkan adalah al-illat.
Contoh lain adalah peng-qiyas-an jagung, padi, kacang-kacangan & kedelai (al-far’u) pada gandum, syi’ir & korma (al-‘ashl); juga bunga bank (al-far’u) kepada riba’ fadhl & nasi’ah (al-ashl), karena adanya kesamaan persis dalam illat-nya.


4. SYARAT SHAHNYA QIYAS :

1. MERUPAKAN HUKUM ‘AMALIYYAH : Bukan masalah i’tiqadiyyah (Aqidah) & ‘ubudiyyah (Ibadah), karena hukum masalah ‘aqidah & ‘ibadah harus berdasar ayat & hadits yang sharih (jelas) & tidak bisa menggunakan qiyas. Contoh : Jika hukum tersebut merupakan hukum ‘amaliyyah, lalu diketahui bentuknya selain pada hukum asal, seperti mengusap khuffain , maka illatnya memakai khuffain tersebut bisa ditemukan pada kondisi lainnya, seperti pada memakai sepatu.
2. ‘ILLATNYA HARUS DAPAT DIJANGKAU AKAL : Harus hal-hal yg dapat diteliti ma’nanya (ma’qulatil ma’na) oleh akal. Kalau tidak dapat diteliti sebabnya (ghairu ma’qulatil ma’na) maka tidak shah. Contoh : Jika hukum tsb tidak diketahui bentuknya selain pada hukum asal, seperti shalat qashar bagi musafir, hukumnya memang ma’qulun ma’na yaitu menolak masyaqqah (kesulitan), illatnya juga jelas yaitu safar (bepergian), namun illat seperti itu tidak terdapat pada hal yg lain, karena tidak ada pekerjaan lain yg dapat diserupakan dengan safar, maka kondisi itu tidak dapat di-qiyas-kan.
3. HUKUM ASAL TERSEBUT TIDAK DITAKHSHISH : Karena jika sudah di-takhshsish (dikhususkan) maka tidak bisa lagi disamakan atau di-qiyas-kan pada hal yang lain. Contoh : Jika hukum tersebut di-takhshish, maka tidak bisa di-qiyas-kan, seperti bahwa nabi Muhammad SAW beristri lebih dari 4, atau istri-istri beliau tidak boleh dinikahi sepeninggalnya, atau cukupnya persaksian 1 orang Huzaimah bin Tsabit ra. Maka semua itu tidak bisa di-qiyas-kan karena sudah di-takhshish.


V. SYURUTHUL-‘ILLAT Syarat-Syarat ‘Illat :
a. Bisa dijangkau oleh pancaindra secara zhahir. Contohnya : Memabukkan bisa dirasakan oleh indra (untk hukum khamr), ukuran jenis benda yang sama dapat diukur/dihitung oleh indra (untuk hukum riba). Contoh lain : Masuknya air mani tidak bisa jadi ‘illat hubungan nasab karena tidak bisa dilihat, maka diambil yang dapat diindrai yaitu terjadinya akad-nikah. Suka sama suka juga tidak bisa dijadikan ‘illat, untuk jual-beli karena tidak dapat diindrai, maka diambil ‘illat-nya yaitu shighat akad/ijab-kabul. Sempurna akalnya/dewasa juga tidak bisa jadi ‘illat. untuk pendelegasian wewenang/kekuasaan, maka diambil ‘illat yg nyata yaitu tanda-tanda baligh.
b. Bersifat pasti, tertentu, terbatas dan dapat dibuktikan wujudnya pada cabang dengan cara membatasinya. Contohnya : Pembunuhan, muwarits oleh ahli waris, bisa disamakan dengan pembunuhan pada pemberi wasiat. Atau paksaan yg dilakukan dalam jual-beli, bisa disamakan dengan paksaan dalam sewa-menyewa.

c. Harus ada sifat yang sama, sebagai dasar asumsi bagi mewujudkan hikmah hukum. Jika ada hukum yang hikmahnya nyata dan pasti maka hikmah hukum tersebut sekaligus juga merupakan ‘illat-nya. Contohnya : Memabukkan merupakan ‘illat, yang hikmahnya untuk memelihara akal. Membunuh dan menganiaya adalah ‘illat untuk melakukan qishash yang hikmahnya untuk memelihara hak kemanusiaan. Mencuri adalah ‘illat untuk melakukan had, yang hikmahnya untuk memelihara hak-milik manusia. Tidak sah jika mensenaraikan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan secara nyata/pasti. Contohnya : Menentukan hukum khamr berdasar warnanya (karena sering melihat khamr berwarna merah). Atau menentukan hukum penjual narkoba berdasarkan warna kulitnya (karena sering melihat penjual narkoba berkulit hitam), atau menentukan hukum had pada orang Manado (karena melihat orang Manado sering berbuka di siang hari di bulan Ramadhan.

d. Harus tidak hanya terbatas pada sifat asal. Melainkan bisa dijumpai pada selain asal. Jika ia hanya ada pada asal saja, maka tidak dapat dijadikan sebagai dasar hukum. Contohnya : Hukum khushusiyyah yang berlaku hanya pada nabi SAW, maka ‘illat-nya adalah nabi Muhammad SAW, maka tidak bisa dikiaskan pada orang lain. Seperti menikah dengan 9 orang istri, atau bahwa istri beliau haram dinikahi sepeninggal beliau. Contoh lain (yang juga tidak sah) : Memberi ‘illat pada khamr karena ia adalah perasan anggur, membatasi harta ribawi hanya sejumlah 6 macam (yang ada dalam nash) saja, dll kesemuanya itu adalah tidak sah.

AQSAMUL-‘ILLAT (PEMBAGIAN ‘ILLAT) :
Ada 4 jenis ‘illat yaitu : Munasibul-mu’tsir, munasibul-mula’im, munasibul-mursal dan munasibul-mulgha.
a. MUNASIBUL-MU’TSIR (sesuai dan ada dalam nash) : Yaitu sifat yang sesuai yang syari’ telah menyusun persesuain tersebut dan nash atau ijma’ sudah menentukan persesuaian tersebut. Contohnya : QS 2/222 (‘illat-nya pelarangan jima’ dengan wanita haidh disebutkan langsung yaitu adanya ‘adza/kotoran); QS 4/6 (‘illat-nya penguasaan atas harta anak yatim adalah belum dewasa); hadits : LAA YARITSUL QAATIL (‘illat-nya pelarangan waris bagi pembunuh adalah karena ia telah membunuh).


b. MUNASIBUL-MULA’IM (sesuai & seimbang) : Yaitu sifat yang sesuai dan yang syari’ telah menyusun persesuaian tersebut, tapi nash atau ijma’ belum menentukan persesuaian tersebut. Contohnya : Nash (hadits) menyebutkan bahwa ayah berhak menikahkan putrinya yang masih kecil (bikr/perawan), tapi nash & ijma’ tidak menetapkannya (tidak mu’tsir) apakah ‘illat-nya itu karena kecilnya atau karena perawannya. Lalu ada ayat yang menyebutkan kekuasaan wali atas harta anak kecil, maka disimpulkan bahwa ‘illat-nya karena kecil (bukan karena perawan), maka janda kecil, wanita yang gila juga boleh dinikahkan oleh ayahnya (tanpa menunggu persetujuannya). Contoh lain : Nash menetapkan bolehnya menjama’ shalat karena hujan, ‘illat-nya tidak mu’tsir baik dalam nash maupun ijma’, maka dilihat (setelah digabungkan dengan bolehnya, jama’ karena safar) bahwa ‘illat-nya adalah karena hujan (yang menyulitkan sebagaimana dalam safar) maka dikiaskanlah kepadanya juga saat turun salju atau ketika di musim dingin yang sangat. Contoh lain : Nash menetapkan wanita haidh tidak meng-qadha’ shalat, tapi ‘illat-nya tidak mu’tsir, baik dalam nash dan ijma, maka digabungkan dengan nash-nash lain (bahwa boleh jama’ karena sakit dan safar, boleh tayammum karena sakit atau tidak ada air, dll) maka nampaknya ‘illat-nya adalah rukhshah. Maka dikiaskan juga ketika wanita yang nifas.

c. MUNASIBUL-MURSAL (sesuai & lepas) : Yaitu sifat yang nash atau ijma’ tidak memberikan petunjuk persesuaiannya & tidak ada pula dalil i’tibar dalam syara’, masalah ini biasanya disebut MASHALIHUL-MURSALAH. Tentang hal ini terjadi perbedaan pendapat ulama, sebagian menyatakan : Syari’ tidak meng-i’tibar-kan maka tidak bisa dipakai sebagai hukum. Sebagian lagi berkata : Syari’ tidak membatalkan/melarangnya sehingga bisa dipakai sebagai hukum. Contohnya : Pencetakan, penjualan & pendistribusian al-Qur’an; Pencetakan mata uang, giro, LC, dsb; pewajiban pajak atas tanah, pajak kekayaan, pajak pertanian, berdakwah dengan radio/TV, berpolitik lewat partai, parlemen, ikut PEMILU, dsb.

d. MUNASIBUL-MULGHA (sesuai tapi dihapus/dibatalkan) : Yaitu sifat yg mengandung kemaslahatan namun nash atau ijma’ tidak menyusun persesuaiannya dengan sifat tsb & bahkan dalil-dalil syar’i telah memberikan petunjuk batalnya i’tibar tersebut. Contohnya : Bersatunya anak laki-laki dan wanita dalam kekerabatan karena kebersamaannya dalam waris. Hukum ini sah dan bisa diterima, namun mendasarkan hukum kias pada hukum ini adalah batal, karena tidak ada i’tibar nash-nya, seperti menyamakan hak waris lelaki & wanita.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by BOTELHEM Thu 06 Jan 2011, 12:53 am

Begitu lengkap ya Bro..Hukum-hukum yg datangnya dari Allah...
namun sayang Hukum2 trsebut tidak sepenuhnya diterapkan dalam Negara Kita...mnkgin apabila kita menerapkannya dengan bersungguh2, maka bukan tidak mngkin negara kita akan maju..
contohnya saja Malaysia yg menerapkan Hukum2 Islam dalam seluruh bidang Pemerintahannya, dan kita bisa lihat sendiri negara itu bagaimana wajahnya...
BOTELHEM
BOTELHEM
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2632
Location : -Dunia Maya-
Humor : Jesus vs ALLAH..mana yg menang..??
Reputation : 8
Points : 7797
Registration date : 2010-10-09

http://laskarislam.indonesianforum.net/

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 06 Jan 2011, 12:56 am

BOTELHEM wrote:Begitu lengkap ya Bro..Hukum-hukum yg datangnya dari Allah...
namun sayang Hukum2 trsebut tidak sepenuhnya diterapkan dalam Negara Kita...mnkgin apabila kita menerapkannya dengan bersungguh2, maka bukan tidak mngkin negara kita akan maju..
contohnya saja Malaysia yg menerapkan Hukum2 Islam dalam seluruh bidang Pemerintahannya, dan kita bisa lihat sendiri negara itu bagaimana wajahnya...

tapi jgn tanya masalah ini ada gak dikitab tetangga sebelah?????? jawabnya pasti gak ada.... harus diedit lg beybelnya.....

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436 pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 76436 ohhh... indahnya ISLAM, semua sudah diatur......
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Thu 06 Jan 2011, 9:34 pm

hamba tuhan wrote:Mau Beli Kitab Baru?, Hati-Hati dengan Distorsi.....

Distorsi Kitab Dari Wahabi


Sejak abad dua belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah. Di sini kita akan membicarakan fitnah Wahabi terhadap kitab-kitab para ulama dahulu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.

Pada masa dahulu ada seorang ulama Mujassimah, yaitu Ibn Baththah al-’Ukbari, penulis kitab al-Ibanah, sebuah kitab hadits yang menjadi salah satu rujukan utama akidah Wahabi. Menurut al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi, Ibn Baththah pernah ketahuan menggosok nama pemilik dan perawi salinan kitab Mu’jam al-Baghawi, dan diganti dengan namanya sendiri, sehingga terkesan bahwa Ibn Baththah telah meriwayatkan kitab tersebut. Bahkan al-Hafizh Ibn Asakir juga bercerita, bahwa ia pernah diperlihatkan oleh gurunya, Abu al-Qasim al-Samarqandi, sebagian salinan Mu’jam al-Baghawi yang digosok oleh Ibn Baththah dan diperbaiki dengan diganti namanya sendiri.

Belakangan Ibn Taimiyah al-Harrani, ideolog pertama aliran Wahabi, seringkali memalsu pendapat para ulama dalam kitab-kitabnya. Misalnya ia pernah menyatakan dalam kitabnya al-Furqan Bayna al-Haqq wa al-Bathil, bahwa al-Imam Fakhruddin al-Razi ragu-ragu terhadap madzhab al-Asy’ari di akhir hayatnya dan lebih condong ke madzhab Mujassimah, yang diikuti Ibn Taimiyah. Ternyata setelah dilihat dalam kitab Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyyah, karya Ibn al-Qayyim, murid Ibn Taimiyah, ia telah men-tahrif pernyataan al-Razi dalam kitabnya Aqsam al-Ladzdzat.

Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi.

1. Di antaranya adalah kitab al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr.
2. Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini.
3. Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi.
4. Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7.
5. Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka.
6. Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.

Demikianlah beberapa kitab yang telah ditahrif oleh orang-orang Wahabi. Tentu saja tulisan ini tidak mengupas berbagai cara tahrif dan perusakan Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah peninggalan para ulama kita. Namun setidaknya, yang sedikit ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhati-hati dalam membaca atau membeli kitab-kitab terbitan baru. Wallahu a’lam

Hati-hati Terhadap Kitab Tafsir Yang Dinisbatkan Kepada Ibnu Abbas

saudara, ingin membeli kitab tafsir? maka perhatikanlah judulnya dengan baik berikut nama penulisnya agar saudara tidak salah membeli dan tidak terjerumus dalam pemahaman yang bisa membelokkan aqidah kita.Sebaiknya bertanya dahulu ke kawan atau ustadz yang memang faham betul terhadap kitab-kitab tafsir yang layak untuk dibaca.Selain selamat pemahaman kita, ukhti akhirnya bisa menghindarkan dari membuang ”uang” sayang kan apabila kitab tafsir yang kita beli dengan harga yang ”agak mahal” eeh..ga tahunya bertentangan dengan aqidah salafus shalih dimana mereka adalah sebaik-baik pendahulu kita yang wajib kita ikuti. Salah satu contoh yang akan saya berikan kepada ukhti semua adalah kitab tafsir Tanwir Al-Miqbaas min Tafsir Ibnu Abbas karangan Muhammad Ya’qub Al-Fairuz Abadi, pengarang kamus Al-Muhieth (yang belajar bahasa Arab biasanya kenal dengan kamus ini )atau Kitab Tafsir yang dipetik dari perkataan Ibnu Abbas ini sangat beredar luas dikalangan kaum muslimin bahkan telah mengalami cetakan ulang beberapa kali dinegeri -negeri Arab tempat kaum muslimin menimba ilmu agama mereka. Dan, sayangnya banyak diantara mereka yang tidak tahu.Nah, mari kita selidiki lebih dalam lagi.

Doktor Ali Ahmad Salus dalam kitabnya Ensiklopedi antara Sunnah dan Syiah menjelaskan tentang kitab tafsir yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ini menjelaskan bahwa kitab tafsir ini mencakup semua Al-Qur’an.Lalu apakah benar bahwa semua penafsiran Ibnu Abbas sampai kepada kita??

Untuk itu marilah kita bahas beberapa tafsir yang ada dalam buku tafsir tersebut.

Dalam Surat Al-Fatihah Ibnu Abbas-menurut kitab ini- menafsirkan (bismillahirrahmanirrahim) sebagai berikut:

Al-Baa, bahaaullah (keindahan Allah), bahjatuhu (keelokan-Nya), balauhu(cobaan-Nya) dan baraktuhu (barakah-Nya) serta awal dari nama-Nya al-baarie (Yang Menciptakan).

Siin, sanauhu (keluhuran dan keagungan-Nya), sumuwwuhu(ketinggian-Nya) dan awal mula huruf dari nama-Nya, samii’ (Yang Maha Mendengar)

.Miim, mulkuhu (kekuasaan-Nya), majduhu(keagungan-Nya) dan minanuhu(karunia-Nya) atas hamba-Nya yang Allah beri hidayah iman serta awal dari nama-Nya majiid (Yang Maha Agung)

Allah, artinya ialah bahwa makhluk menjadikan-Nya sebagai ilaah dan merendahkan diri kepada-Nya tatkala mereka membutuhkan segala sesuatu dan ketika ditimpa sebuah musibah.

Ar-rahman, Yang penuh kasih dan kelembutan yang demikian menyentuh kepada hamba-Nya, baik kepada mereka yang suka berbuat baik maupun kepada yang berbuat jahat, yaitu dengan memberikan rezki kepada mereka dan mencegah segala macam kejelekan yang menimpa akan mereka.

Ar-rahiem, ini khusus untuk kaum muslimin, yaitu Allah memberikan ampunan-Nya dan memasukkan mereka ke dalam surga.Dan, maknanya adalah bahwa Dia menutupi dosa-dosa mereka di dunia, dan memberi rahmat diakhirat, sehingga mereka damasking kedalam surga (lihat tafsir ini pada halaman kedua)

Sedangkan dalam surat Al-Baqarah, dia berkata bahwa surat ini adalah surat Madaniyah, namun dikatakan pula sebagai Makkiyah.Kemudian dia memulai tafsirnya sebagai berikut,

Aliif Laam Miim.Alif itu Allah, Laam itu Jibril sedangkan Miim adalah Muhammad.Juga dikatakan bahwa Alif:Allauhu (nikmat-Nya), Laam:Luthfuhu (Kelembutan Allah) dan Miim;mulkuhu(kerajaan Allah).Juga disebutkan Alif adalah huruf awal dari nama Allah, Laam huruf awal dari nama-Nya Lathif (Yang Maha Lembut) sedangkan Miim adalah huruf awal dari nama-Nya Majiid(Yang Maha Mulia).Juga Aliif Laam Miim itu diartikan Ana Allah A’lam (Aku Allah Maha Tahu).Juga disebutkan bahwa itu adalah sumpah yang Allah bersumpah dengannya.

Dzalikal Kitaab; yakni Kitab ini yang Muhammad bacakan atas kalian.

Laa raiba Fihi; tidak ada keraguan bahwa ia dari sisi-Ku.Maka jika kalian beriman dengannya, niscaya kalian akin mendapat hidayah dan jika kalian tidak beriman, maka kalian akan mendapat siksa.Juga dikatakan bahwa Al-Kitab disini adalah kitab yang ada di Lauh Mahfuzh.Juga disebutkan yang dimaksud dengan Al-Kitab dalam ayat diatas adalah Kitab yang dijanjikan kepada kamu (Muhammad) pada hari perjanjian (yaum mitsaq) bahwa Al-Kitab itu akan Aku wahyukan Kepadamu.Juga dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Al-Kitab itu adalah Taurat dan Injil, Laa raiba Fihi, tak ada keraguan bahwa didalamnya ada sifat dan karakter Muhammad (Lihat tafsir ini pada halaman tiga).

Kesimpulan Dari Pembahasan Diatas:

Inilah sebagian yang ada dalam kitab Tafsir yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas.Kita akan mendapatkan bahwa dalam pembahasannya hal-hal sebagai berikut:

Pertama, Kita perlu tegaskan bahwa tafsir yang berasal dari Ibnu Abbas sangatlah sedikit jumlahnya, dan bahkan tidak lebih dari seratus hadits, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafii’I sedangkan pada kitab tafsir ini kita dapatkan tafsir seluruh ayat Al-Qur’an.

Kedua, Pada tafsir ini kita dapatkan apa yang tidak benar dari Ibnu Abbas atau dari sahabat-sahabat yang lain Radhiyallahu anhum,atau orang-orang yang memiliki pengetahuan dan ilmu yang sangat mendalam dan kokoh. Bahkan pada tafsir ini kita temukan sebuah bentuk penafsiran yang sangat dekat dengan pola penafsiran bathini dan isyari (satu bentuk tafsir yang sama sekali tidak berdasarkan pola nash namun semata berdasarkan bisikan batin dan isyarat-isyarat.Penafsiran dengan cara ini sama sekali tidak diakui dikalangan mufassir yang sama sekali tidak berdasarkan ilmu yang benar.Sedangkan
yang lain memang sama sekali tidak diterima.Sebagaimana dinyatakan bahwa surat
Al-Baqarah ada kemungkinan adalah surat Makiyyah dan bahwa yang dimaksud
Al-Kitab dalam ayat itu adalah kitab selain Al-qur’an.

Ketiga, Al-Hafizh Ibnu Katsir mengatakan tentang keutamaan Bismillahirrahmanirrahim,Al-Hafizh Ibnu Mardawih meriwayatkan dari 2 jalan dari Ismail bin Ayyasy dan Ismail bin Yahya dari Mis’ar dari Athiyyah dan dari Abi Said dia berkata,Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya ibu Isa (maryam) menyerahkan Isa kesebuah tempat pengajaran(seorang tukang tulis) agar dia diajari.Sang guru berkata,”Tulislah!” Isa bertanya kepada sang guru “Apa yang mesti saya tulis?” Sang guru berkata”Bismillah” Isa bertanya kepada sang guru “Apa bismillah itu?”Sang guru Menjawab“saya sama sekali tidak tahu!”Isa berkata,”Baa itu Bahaaullah, Siin, Sanaauhu sedangkan Miim adalah mamlaktuhu.Allah itu adalah Tuhannya semua tuhan (yang disembah selain Allah), Ar-Rahmaan itu adalah Yang Maha Pengasih didunia dan akhirat, sedangkan Ar-Rahiim adalah Yang Maha Penyayang diakhirat.

Ibnu Jarir juga meriwayatkan ini dari hadits Ibrahim bin Al-Alaa yang bergelar Ibnu Zabriq dari Ismail bin Ayyasy dari Ismail bin Yahya dari Ibnu Abi Mulaikah dari orang yang memberitahukan kepadanya drai Ibnu Mas’ud , mis’ar dari “Athiyah drai Abi Said dia berkata, Rasulullah bersabda kemudian dia menyebutkan hadits tersebut.

Setelah menguraikan hadits ini Ibnu Katsir berkata,Hadits ini adalah sangat gharib (hadits yang periwayatannya hanya melalui satu sanad) mungkin saja hadits ini shahih, namun bukan dari Rasulullah, dan mungkin saja ia tremasuk dalam riwayat-riwayat Israiliyyat dan bukan termasuk hadits marfu’ yang bersambung kepada Rasulullah. (lihat Tfasir Ibnu Katsir,I/17)

Dalam surat Al-baqarah Ibnu Katsir berkata, saat menafsirkan firman Allah (Dzaalika Laa Raibaa Fihi ) Ibnu Juraij berkata, Ibnu Abbas berkata,”Yang dimaksud dengan kitab itu adalah kitab ini (al-Qur’an). Demikian juga apa yang disebutkan oleh Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair dan As-Sudi Muqatil bin Hayyan,Zaid bin Aslam dan Ibnu Juraij.

Kemudian Ibnu Katsir berkata, Sebagian mufassir mengatakan sebagaimana yang dinukil oleh Al-Qurthubi dan yang lainnya, bahwa kalimat itu mengisyaratkan kepada Al-Qur’an yang Allah janjikan kepada Rasulullah bahwa ia akan diturunkan kepadanya, atau Taurat dan Injil, atau sepuluh pendapat semisal dengan itu.Hadits ini telah dilemahkan oleh sekian banyak ulama.

Yang dimaksud dengan Al-Kitab adalah Al-Qur’an dan barangsiapa yang menyatakan bahwa isyarat itu menunjukkan kepada Taurat dan Injil, sebagaimana yang dinukil Ibnu Jarir, maka ia benar-benar telah melakukan kecerobohan dan telah tenggelam dalam sebuah perselisihan serta melakukan hal yang sebenarnya tidak diketahui sama sekali (ibid hal:39)

Dalam Kitab Ad-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bil Ma’tsur, As-suyuthi berkata:”Ibnu Jarir telah meriwayatkan, demikian juga Ibnu Adi dalam bukunya Al-Kamil, Ibnu Mardawih, Abu Nuaim didalam Hilyat Al-Awliya,Ibnu Asakir dalam bukunya Tarikh Dimasyq juga Ats-Tsa’labi dengan sanad yang sangat lemah dari Abu Said Al-Khudri dia berkata,Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya maryam Ibu Isa telah menyerahkan Isa kepada seorang tukang tulis agar diajari menulis”

Kemudian ia menuturkan apa yang telah disebutkan sebelumnya.(Ad-Durr Mantsur,I/18)

Khabar yang ditolakoleh Ibnu Ktasir dan juga As-Suyuthi adalah apa yang diriwayatkan oleh ‘Athiyah dari Abu Said Al-Kudri, Athiyah dalam periwayatan hadits ini adalah Athiyah bin Saad bin Janadah al-Aufa.

Imam Ahmad bin Hanbal banyak menyinggung orang ini dan riwayat haditsnya dari Abu Said.dia mengatakan bahwa orang ini adalah lemah haditsnya.Ats-Tsauri dan Hasyim juga melemahkan haditsnya.Dia juga mengatakan “Telah sampai berita kepada saya bahwa Athiyah mendatangi Al-Kalbi dan dia belajar tafsir darinya.dan dia memberi gelar Al-Kalbi dengan sebutan Abu Said”.Kemudian dia berkata, Abu Said berkata”banyak orang yang mengira bahwa yang dimaksud adalah Abu said Al-Khudri”

Ibnu Hibban berkata,”Athiyah pernah mendengar dari Abu Said Al-Khudri beberapa hadist, tatkala Abu Said Al-Khudri meninggal, maka dia belajar kepada Al-Kalbi.Ketika Al-Kalbi dipanggil Abu Said dia mengatakan, Rasulullah bersabda dan dia telah menghafal dan meriwayatkan darinya ,maka jika dikatakan kepadanya,“Siapa yang mengatakan hadits ini Kapadamu?“ Dia akan mengatakan,“Abu Said telah mengatakan hadits ini Kepadaku”.Orang-orang mengira bahwa Abu Said yang dimaksud adalah Abu Said Al-Khudri padahal yang dia maksud adalah Al-Kalbi.

Tafsir Tanwirul Miqbas ini diriwayatkan oleh Al-kalbi, untuk memberi penegasan bahwa riwayat itu tidak mungkin berasal dari Abu Said Al-khudri.Ini juga diperkuat dengan apa yang dikatakan oleh Athiyyah bahwa dia mengatakan belajar tafsir dari Al-Kalbi dan dia digelari Abu Said agar orang menyangka bahwa riwayatnya itu berasal dari Abu Said Al-Khudri.

Dalam tafsir At-Thabari yang ditahqiq dan diberi catatan oleh guru kami yang alim, Mahmud Muhammad Syakir dan hadits-haditsnya diteliti oleh kakaknya, Syaikh Ahmad Syakir kita mendapatkan tentang tafsir Basmallah yang sma dengan diatas.Dan, dalam catatan kaki yang ditulis oleh Mahmud Syakir kita dikatakan:Hadits ini palsu dan tidak memilki asal usul.Kemudian dia menyebutkan secara terinci tentang kepalsuan hadits ini serta memberikan isyarat dan catatan terhadap apa yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dan Suyuthi (Tafsir Al-Qurthubi,I/121-122)

Dari bahasan diatas kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa sebagian besar tafsir yang ada dalam kitab Tanwirul Miqbas sama sekali tidak benar dan penisbatannya kepada Ibnu Abbas, “Hibrul Ummah(tinta Umat) dan turjuman Al-Qur’an (penerjemah Al-Qur’an) adalah bohong.Dan sebagian tafsir yang ada dalam kitab ini bertentangan dengan apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas sendiri lewat jalur periwayatan yang benar dan diterima. (EnsiklopediSunnah-Syiah, I/392-396)

Jadi berhati-hatilah sebelum membeli buku, agar tidak menyesal nantinya.

Semoga Allah memberikan pahala yang tidak terhingga kepada para ulama kita yang telah menghabiskan seluruh waktunya untuk meneliti buku-buku tafsir maupun hadits lainnya yang beredar luas dikalangan kaum muslimin, agar kaum muslimin tidak terjerumus dalam kesesatan maupun kesalahan yang fatal akibat dari membaca kitab-kitab tadi. Dan, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wassalam, para sahabatnya dan keluarganya.amiin.

Sumber rujukan:
1.Ensiklopedi Sunnah-Syiah Study Perbandingan Aqidah dan tafsir,Prof.Dr.Ali Ahmad As-Salus,Pustaka Al-Kautsar.
2.tanwirul Miqbaas min Tafsir Ibnil Abbas, Fairuz Abadi, Beirut, Lebanon
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Fri 07 Jan 2011, 2:50 am


Saudaraku bro FM... berbicara masalah fi'il majhul, izinkan saya belajar nahu sharaf sama saudaraku bro FM di ayat yang berbunyi zuyyina li an-nassi dalam Qs. Ali `Imran [3]: 14,”Zuyyina li an-naasi hubb asy-syahawaati min an-nisaa’i wa’l-baniin a’l-qanaathiir’l-muqantharah min adz-dzahabi wa’l-fidhdhati wa’l-khili’l-musawwati wa’l-an`aami wa’l-harts….”

monggo saudaraku bro FM yg sangat saya hormati menjelaskannya....
wah masih penasaran dengan fi'il majhul ya bro HT.. he he he..karena anda menyatakan mau belajar..Insya Allah apa yang saya ketahui akan saya jelaskan.. tapi biar lebih cepat dipahami saya kasih clue aja dulu ya... di lafadz "zuyyina linnasi hubbuashshahawati" menurut saya naibul fa'ilnya dilafadzkan dgn shorih...nah diantara linnasi- hubbu-shahawati yang mana yang naibul fail-nya menurut bro HT....
contoh perbandingan..coba bro HT lihat lafadz "kataballahu alaikumusshiyaama" ini bentuk fi'il ma'lum jika di majhulkan menjadi "kutiba alaikumusshiyaamu"... Kata الصِّيَامُ isim mufrod, marfu dengan dhommah, sebagai naibul fa’il karena setelah fi’il majhul... nah dari perbandingan yang saya berikan menurut bro HT yang mana yang menjadi naibul fa'il dari lafadz "zuyyina linnasi hubbuashshahawati" ??
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Fri 07 Jan 2011, 3:06 am

alukard wrote:
iya bro HT, saya juga berpikir kita tak pantas bertanya seperti itu. Semalaman saya coba bertanya dalam hati apakah mungkin. Lalu jawaban saya adalah mungkin :
1. karena Takdir
2. Karena Mr. X memang bersedia mengorbankan diri ( Syahid )

yah... Allahualam bissawab...

persoalannya bukan tentang kita mempertanyakan tindakan ALLAH SWT bro... yang jadi masalah apabila pemahaman tentang Isa as digantikan mr.X oleh Allah SWT membuat fitrah kita sebagai manusia berfikir dan menelaah, mungkin atau tidak pemahaman seperti tsb mengingat ALLAH SWT maha pengasih dan penyayang pada setiap makhlukNya....

walaupun mr.X bersedia mengorbankan dirinya untuk mati syahid... apakah Nabi Isa as sanggup mengorbankan mr.X yang mungkin muridnya berdasarkan hadist-hadist yang beredar demi menyelamatkan dirinya sendiri??

jangan bicara soal takdir atau beriman kepada Qada dan Qadar dulu... pelajari dulu dan telaah ( usaha ) selebihnya baru serahkan kepada Allah SWT karena kebenaran hanya milikNya tapi usaha untuk mempelajari dan menelaah firmah Allah juga fardhu kifayah...
jadi kalo ngomongin soal takdir ini sama juga jika bertanya apakah kemiskinan itu takdir?? apa bunuh diri itu juga takdir ?? repotkan jadi panjang ceritanya he he he


bila terjadi kejanggalan antara kitab2 dengan AL QURAN, maka yang benar adalah AL QURAN....
nah ini mohon pencerahan dari bro alukard
bila terjadi kejanggalan antara hadist dengan matan Al-Qur'an, maka yang benar apa bro??


Last edited by forever_muslim on Fri 07 Jan 2011, 3:26 am; edited 1 time in total
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by forever_muslim Fri 07 Jan 2011, 3:22 am

hamba tuhan wrote:
baiklah saudaraku bro FM.... kita teruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab, silahkan temen2 yg lain juga ikut dalam diskusi ini....

maaf dari tgl.5 sampai hari ini saya masih disibukkan jadi saksi sukarelawan salah satu partai atas pilkwako batam tgl 5 kemarin... makanya agak telat reply.. bro theleb boy dan mencari kebenaran yang sama-sama dari batam pasti udah tahu siapa calon pemenangnya he he he...sayang calon dari partai saya PKS kalah... tapi yang penting udah berusaha..


ok bro HT jika mau lanjut dengan referensi hadist dan alkitab.. saya re-posting kembali tulisan saya tentang telaah atas hadist-hadist substitusi seperti berikut :

hadist tentang penyerupaan Isa as oleh orang lain setahu saya terdapat pada tafsir Ibnu katsir untuk penafsiran beliau dari QS.4:157 yang menyatakan yang diserupakan itu adalah seorang lelaki yang masih muda dari anggota Hawariyyun, pengikut setia Isa as ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir, surat an-Nisa' (1/493).... jika menuruti tafsir ini maka murid termuda dari anggota Hawariyyun ini menurut pendapat umum dari kristener adalah yohanes saudara yakobus anak zebedeus...

Kemudian Ibnu Katsir menerangkan riwayat itu dari Ibnu Abbas, dari Ibnu Abu Hatim, kemudian ia sebutkan dari Wahab bin Munabbih dari Ibnu Jarir, bahwa yang diserupakan itu adalah Simon, salah satu anggota Hawariyyun. Orang Yahudi berhasil menangkapnya, lalu mereka berkata, "Dia ini salah seorang sahabat Isa", tapi Simon melawan, kemudian kelompok lain menangkapnya kembali, dan ia tetap melawan, kemudian Simon menawarkan sesuatu kepada orang yang menangkapnya, "Apa imbalan yang kalian berikan kepadaku jika aku menunjukkan tempat persembunyia Isa? Lalu mereka memberinya 30 dirham dan Simon menunjukkan tempat Isa setelah menerima uang itu. Sebelumnya wajah Simon sudah diserupakan dengan nabi Isa, lalu mereka mengikatnya pakai tali, menyeretnya dan mereka meludahi serta memakaikan mahkota dari duri di kepalanya, sampai akhirnya mereka menyiapkan kayu tempat penyaliban. Maka Allah mengangkat Isa dan mereka menyalib orang yang diserupakan... nah ini simon yang mana? jika simone dari kirene, dia bukanlah anggota hawariyyun karena hanya ada dua nama simon murid2nya yesus yaitu simon petrus dan simon orang zelot ( Matius 10:2-4, Markus 3:16-19 dan Lukas 6:1-16 ).....
jauh sebelumnya sekitar Tahun 117 M, seorang pakar gnostik bernama basilides yang mengarang buku berjudul Exegetica, yang beberapa tokoh gereja awal kristen mengutip dari bukunya diantaranya adalah Irenaeus. Tentang penyaliban Yesus, Irenaeus dalam bukunya Against Heresies mengutip basilides. irenaeus menyatakan bahwa yang disalib itu adalah simone dari kirene dan bukan yesus... apakah wahab bin munnabih ini merujuk dari tulisan irenaeus yang mengutip pula dari basilides.. walahualam..

kemudian ada juga riwayat dari Ibnu jarrir at-thabari yg sumbernya dari wahab bin munabbih juga yang meriwayatkan bahwa Allah menyerupakan wajah kedua belas murid Isa as seperti wajah Isa as untuk membingungkan imam2 yahudi dan tentara romawi pada saat penangkapannya ( Lihat Tafsir Ibnu Jarir at Thabari, Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Qur'on, (4/352) dari tafsir ini tidak jelas siapa murid yang ditangkap oleh tentara romawi dan imam2 yahudi...

berikutnya dan yang paling banyak diikuti oleh kalangan mainstream Islam yang meyakini bahwa yang diserupakan wajahnya dgn Isa as adalah Yudas iskariot yang merupakan salah satu Hawariyyun juga... dan aneh bin ajaibnya kisah yudas ini diambil dari injil barnabas yang apokrifa menurut kristener namun justru diyakini oleh sebagian umat Islam kebenaran kisah yudas dari injil tsb... injil barnabas walaupun isi didalam kitab tsb terkesan "Islami" namun tetap saja banyak juga bertentangan dgn Al-Qur'an dan kita harus tahu juga perbedaan dari surat2 barnabas dan injil barnabas...

dari tafsir Ibnu Katsir dan Ibnu Jarir at-thabari tsb bisa kita lihat tidak ada satupun tafsir yang menyebutkan satu nama yg sama dari pemeran pengganti tsb dan terdapat beberapa versi nama dan kejadian yang apabila kita menganalisa hal tersebut secara ilmiah tentu saja hal tsb tidak bisa diterima karena tidak ada keterangan yang sama dari beberapa sumber tsb... apakah untuk hal yang sangat penting seperti ini hadist yang katanya dinisbahkan pada Rasulullah, Rasul saw tidak menyebutkan nama dari "pemeran pengganti" ini secara jelas???

jika kita merujuk pada status hadist tsb maka sesuai dgn kesepakatan para ulama yang mengklasifikasikan jenis2 hadist maka menurut saya hadist tentang substitusi Isa as ini adala hadist mauquf yaitu perkataan, atau perbuatan, atau taqrir yang disandarkan kepada seorang sahabat Rasulullah dan bukan hadist marfu yaitu perkataan, atau perbuatan, atau taqrir yang disandarkan kepada Rasulullah dan bisa kita lihat sanad awalnya hanya dari riwayat ibnu abbas dan jika kita pelajari terdapat juga hadist lain dari riwayat ibnu abbas tentang nyanyian dan alat musik yg didhoifkan oleh Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu dalam kitab beliau Mizanul I’tidal (2/292) beliau memasukkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma ini sebagai salah satu dari kemungkaran-kemungkaran hadits Al-Husain bin ‘Abdillah).
apakah ibnu abbas benar2 pernah mendengar Rasulullah menyatakan seperti yang diriwayatkannya tsb?? walahualam namun sebagai muslim tentu saja saya haqul yakin bahwa Rasulullah tidak akan membuat fatwa yang bertentangan dgn wahyu Allah SWT.
jadi karena hadis ini statusnya hadist mauquf yang sumbernya hanya bersandarkan pada sahabat dan menurut saya matannya bertentangan dengan Qs.4:157 maka hadist ini tidak layak untuk dijadikan hujjah apalagi dijadikan sandaran hukum sedangkan hadist-hadist yang dijeniskan marfu saja masih banyak yang diragukan keshahihan-nya baik dari sanad dan matannya sehingga keyakinan saya sekali lagi bahwa Rasulullah tidak akan memberikan fatwa yang bertentangan dgn kalam Ilahi...
silahkan dikoreksi dan tanggapannya....

oh iya saya juga teringat dgn hadist dibawah ini,menurut bro HT siapa nabi yang dimaksud oleh Rasulullah dalam hadist ini :
Bukhari, Volume 9, Book 84, Number 63:
Dikisahkan oleh Abdullah :
Saat aku melihat Rasulullah saat dia sedang berbicara tentang SALAH SATU NABI YANG BANGSANYA TELAH MEMUKULI DAN MELUKAINYA, dan sang nabi mengusap darah di wajahnya dan berkata :
“Oh Tuhan, Ampunilah bangsaku karena mereka tidak tahu”


koq mirip dgn ayat yang ini :
lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
forever_muslim
forever_muslim
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 457
Location : batam
Reputation : -3
Points : 5474
Registration date : 2010-09-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by mang odoy Fri 07 Jan 2011, 10:45 am

@FM

Pak Ustad..ane cuman mo absen doang....bahwa ane telah hadir disini...he he he..
Lanjut Pak....

Saya mah newbie....baca baca aja dolo.... Laughing

mang odoy
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 1228
Reputation : -115
Points : 6043
Registration date : 2011-01-06

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 07 Jan 2011, 12:11 pm

forever_muslim wrote:
hamba tuhan wrote:
baiklah saudaraku bro FM.... kita teruskan dgn menggunakan referensi yang lain seperti hadist dan alkitab, silahkan temen2 yg lain juga ikut dalam diskusi ini....

maaf dari tgl.5 sampai hari ini saya masih disibukkan jadi saksi sukarelawan salah satu partai atas pilkwako batam tgl 5 kemarin... makanya agak telat reply.. bro theleb boy dan mencari kebenaran yang sama-sama dari batam pasti udah tahu siapa calon pemenangnya he he he...sayang calon dari partai saya PKS kalah... tapi yang penting udah berusaha..


ok bro HT jika mau lanjut dengan referensi hadist dan alkitab.. saya re-posting kembali tulisan saya tentang telaah atas hadist-hadist substitusi seperti berikut :

hadist tentang penyerupaan Isa as oleh orang lain setahu saya terdapat pada tafsir Ibnu katsir untuk penafsiran beliau dari QS.4:157 yang menyatakan yang diserupakan itu adalah seorang lelaki yang masih muda dari anggota Hawariyyun, pengikut setia Isa as ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir, surat an-Nisa' (1/493).... jika menuruti tafsir ini maka murid termuda dari anggota Hawariyyun ini menurut pendapat umum dari kristener adalah yohanes saudara yakobus anak zebedeus...

Kemudian Ibnu Katsir menerangkan riwayat itu dari Ibnu Abbas, dari Ibnu Abu Hatim, kemudian ia sebutkan dari Wahab bin Munabbih dari Ibnu Jarir, bahwa yang diserupakan itu adalah Simon, salah satu anggota Hawariyyun. Orang Yahudi berhasil menangkapnya, lalu mereka berkata, "Dia ini salah seorang sahabat Isa", tapi Simon melawan, kemudian kelompok lain menangkapnya kembali, dan ia tetap melawan, kemudian Simon menawarkan sesuatu kepada orang yang menangkapnya, "Apa imbalan yang kalian berikan kepadaku jika aku menunjukkan tempat persembunyia Isa? Lalu mereka memberinya 30 dirham dan Simon menunjukkan tempat Isa setelah menerima uang itu. Sebelumnya wajah Simon sudah diserupakan dengan nabi Isa, lalu mereka mengikatnya pakai tali, menyeretnya dan mereka meludahi serta memakaikan mahkota dari duri di kepalanya, sampai akhirnya mereka menyiapkan kayu tempat penyaliban. Maka Allah mengangkat Isa dan mereka menyalib orang yang diserupakan... nah ini simon yang mana? jika simone dari kirene, dia bukanlah anggota hawariyyun karena hanya ada dua nama simon murid2nya yesus yaitu simon petrus dan simon orang zelot ( Matius 10:2-4, Markus 3:16-19 dan Lukas 6:1-16 ).....
jauh sebelumnya sekitar Tahun 117 M, seorang pakar gnostik bernama basilides yang mengarang buku berjudul Exegetica, yang beberapa tokoh gereja awal kristen mengutip dari bukunya diantaranya adalah Irenaeus. Tentang penyaliban Yesus, Irenaeus dalam bukunya Against Heresies mengutip basilides. irenaeus menyatakan bahwa yang disalib itu adalah simone dari kirene dan bukan yesus... apakah wahab bin munnabih ini merujuk dari tulisan irenaeus yang mengutip pula dari basilides.. walahualam..

kemudian ada juga riwayat dari Ibnu jarrir at-thabari yg sumbernya dari wahab bin munabbih juga yang meriwayatkan bahwa Allah menyerupakan wajah kedua belas murid Isa as seperti wajah Isa as untuk membingungkan imam2 yahudi dan tentara romawi pada saat penangkapannya ( Lihat Tafsir Ibnu Jarir at Thabari, Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Qur'on, (4/352) dari tafsir ini tidak jelas siapa murid yang ditangkap oleh tentara romawi dan imam2 yahudi...

berikutnya dan yang paling banyak diikuti oleh kalangan mainstream Islam yang meyakini bahwa yang diserupakan wajahnya dgn Isa as adalah Yudas iskariot yang merupakan salah satu Hawariyyun juga... dan aneh bin ajaibnya kisah yudas ini diambil dari injil barnabas yang apokrifa menurut kristener namun justru diyakini oleh sebagian umat Islam kebenaran kisah yudas dari injil tsb... injil barnabas walaupun isi didalam kitab tsb terkesan "Islami" namun tetap saja banyak juga bertentangan dgn Al-Qur'an dan kita harus tahu juga perbedaan dari surat2 barnabas dan injil barnabas...

dari tafsir Ibnu Katsir dan Ibnu Jarir at-thabari tsb bisa kita lihat tidak ada satupun tafsir yang menyebutkan satu nama yg sama dari pemeran pengganti tsb dan terdapat beberapa versi nama dan kejadian yang apabila kita menganalisa hal tersebut secara ilmiah tentu saja hal tsb tidak bisa diterima karena tidak ada keterangan yang sama dari beberapa sumber tsb... apakah untuk hal yang sangat penting seperti ini hadist yang katanya dinisbahkan pada Rasulullah, Rasul saw tidak menyebutkan nama dari "pemeran pengganti" ini secara jelas???

jika kita merujuk pada status hadist tsb maka sesuai dgn kesepakatan para ulama yang mengklasifikasikan jenis2 hadist maka menurut saya hadist tentang substitusi Isa as ini adala hadist mauquf yaitu perkataan, atau perbuatan, atau taqrir yang disandarkan kepada seorang sahabat Rasulullah dan bukan hadist marfu yaitu perkataan, atau perbuatan, atau taqrir yang disandarkan kepada Rasulullah dan bisa kita lihat sanad awalnya hanya dari riwayat ibnu abbas dan jika kita pelajari terdapat juga hadist lain dari riwayat ibnu abbas tentang nyanyian dan alat musik yg didhoifkan oleh Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu dalam kitab beliau Mizanul I’tidal (2/292) beliau memasukkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma ini sebagai salah satu dari kemungkaran-kemungkaran hadits Al-Husain bin ‘Abdillah).
apakah ibnu abbas benar2 pernah mendengar Rasulullah menyatakan seperti yang diriwayatkannya tsb?? walahualam namun sebagai muslim tentu saja saya haqul yakin bahwa Rasulullah tidak akan membuat fatwa yang bertentangan dgn wahyu Allah SWT.
jadi karena hadis ini statusnya hadist mauquf yang sumbernya hanya bersandarkan pada sahabat dan menurut saya matannya bertentangan dengan Qs.4:157 maka hadist ini tidak layak untuk dijadikan hujjah apalagi dijadikan sandaran hukum sedangkan hadist-hadist yang dijeniskan marfu saja masih banyak yang diragukan keshahihan-nya baik dari sanad dan matannya sehingga keyakinan saya sekali lagi bahwa Rasulullah tidak akan memberikan fatwa yang bertentangan dgn kalam Ilahi...
silahkan dikoreksi dan tanggapannya....

oh iya saya juga teringat dgn hadist dibawah ini,menurut bro HT siapa nabi yang dimaksud oleh Rasulullah dalam hadist ini :
Bukhari, Volume 9, Book 84, Number 63:
Dikisahkan oleh Abdullah :
Saat aku melihat Rasulullah saat dia sedang berbicara tentang SALAH SATU NABI YANG BANGSANYA TELAH MEMUKULI DAN MELUKAINYA, dan sang nabi mengusap darah di wajahnya dan berkata :
“Oh Tuhan, Ampunilah bangsaku karena mereka tidak tahu”


koq mirip dgn ayat yang ini :
lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Maaf saudaraku bro FM.... sebelum saya tanggepin masalah hadits tsb, saya akan kritisi dl isi hadits tsb “Oh Tuhan, Ampunilah bangsaku karena mereka tidak tahu”, setau saya Nabi Muhammad tidak pernah mengucapkan untuk umatnya dgn kata2 bangsaku...... thank's... mohon tanggapannya.........
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by hamba tuhan Fri 07 Jan 2011, 12:23 pm

forever_muslim wrote:

Saudaraku bro FM... berbicara masalah fi'il majhul, izinkan saya belajar nahu sharaf sama saudaraku bro FM di ayat yang berbunyi zuyyina li an-nassi dalam Qs. Ali `Imran [3]: 14,”Zuyyina li an-naasi hubb asy-syahawaati min an-nisaa’i wa’l-baniin a’l-qanaathiir’l-muqantharah min adz-dzahabi wa’l-fidhdhati wa’l-khili’l-musawwati wa’l-an`aami wa’l-harts….”

monggo saudaraku bro FM yg sangat saya hormati menjelaskannya....
wah masih penasaran dengan fi'il majhul ya bro HT.. he he he..karena anda menyatakan mau belajar..Insya Allah apa yang saya ketahui akan saya jelaskan.. tapi biar lebih cepat dipahami saya kasih clue aja dulu ya... di lafadz "zuyyina linnasi hubbuashshahawati" menurut saya naibul fa'ilnya dilafadzkan dgn shorih...nah diantara linnasi- hubbu-shahawati yang mana yang naibul fail-nya menurut bro HT....
contoh perbandingan..coba bro HT lihat lafadz "kataballahu alaikumusshiyaama" ini bentuk fi'il ma'lum jika di majhulkan menjadi "kutiba alaikumusshiyaamu"... Kata الصِّيَامُ isim mufrod, marfu dengan dhommah, sebagai naibul fa’il karena setelah fi’il majhul... nah dari perbandingan yang saya berikan menurut bro HT yang mana yang menjadi naibul fa'il dari lafadz "zuyyina linnasi hubbuashshahawati" ??

iya neh bro FM..... makasih atas pelajarannya saudaraku, oya.... yg pingin saya tau dikalimat "zuyyina linnasi hubbuashshahawati".... siapa ya fa'il(pelaku)nya????? kok gak disebutkan???? kalo emang ada fa'il(pelaku)nya, apakah diwajibkan menggunakan naibul fa'il(pengganti pelaku) nya lg?????

ok bro FM.... Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah: 183)

kita melihat redaksi ayat dalam bentuk seruan dengan menggunakan huruf nida’ yang ditujukan kepada mukhathab dan diiringi dengan fi’il mabni majhul (fi’il yang fa’ilnya tidak disebut lalu digantikan oleh maf’ulnya). Dalam hukum asal mestinya fi’il disandarkan pada fa’ilnya dan bukan maf’ulnya. Sehingga redaksinya adalah; “wahai orang-orang yang beriman AKU telah mewajibkan puasa atas kalian sebagaimana AKU telah mewajibkannya atas orang-orang sebelum kalian”. Atau, “wahai orang-orang yang beriman ALLAH telah mewajibkan puasa atas kalian sebagaimana ALLAH telah mewajibkannya atas orang-orang sebelum kalian”. Sehingga dapat dipastikan penggunaan redaksi ayat sebagaimana diatas memiliki tujuan lain yang tidak dapat diwujudkan oleh redaksi asli. Jadi jelas di dalam ayat diatas fa’il (orang yang memerintahkan) justru tidak ditampilkan. Jadi, yang ada dalam ayat itu adalah mafu’l bih yang telah diposisikan dalam posisinya fa’il. Sehingga, mutakallim (Allah) sebagai pihak yang menyeru seolah adalah orang lain yang hanya menyampaikan pesan saja. Sementara, pihak yang diseru berada dalam posisi orang yang kedua (khudhur) yakni alladzîna âmanû yang didahului oleh huruf nida’ (menyeru), yâ ayyuhâ. Setelah itu, sudah barang tentu akan berubah menjadi dhamir muttashil mukhathab, yaitu kum yang ada dalam lafadz ‘alaykum dan qablikum. Redaksi semacam ini jelas memiliki makna yang lebih dalam yang dapat difahami oleh orang-orang yang memiliki dzauq (perasaan bahasa) yang tinggi disamping ia memiliki pengetahuan bahasa Arab yang cukup.


monggo penjelasannya bro FM.....


Last edited by hamba tuhan on Fri 07 Jan 2011, 2:27 pm; edited 2 times in total
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

pembuktian - Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab - Page 5 Empty Re: Pembuktian yesus tidak disalib melainkan diangkat Kelangit oleh ALLAH berdasarkan alkitab

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Page 5 of 6 Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6  Next

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum