Saran muslim (7): bandingkan Islam dgn Kristen

71 Kerajaan Surga Elohim

Orang Islam, mislanya Dr Ahmad Hijazi As Saqa, dalam bukunya yang berjudul: Injil Didache: Injil Perspektif Baru yang Terungkap di Yerusalem Memuat 20 Butir Kabar gembira Tentang Nabi Muhammad, beranggapan bahwa Kerajaan Elohim adalah Kerajaan Allah, atau Kerajaan Allah yang direalisasikan oleh Muhammad. Untuk membenarkan anggapannya, Dr Ahmad Hijazi As Saqa mendasarkan pendapatnya pada Kitab Daniel 7, pewartaan Yesus sendiri dalam Matius 3:1-12, dan Matius 4:1-7:29. Berikut ini kami salin lengkap sebagian tulisannya berkaitan dengan pokok kerajaan surga:

“Kabar Gembira Tentang Nabi Muhammad di Dalam Injil Didache. Di dalam Didache disebutkan bahwa Almasih bersabda: “Maka berdoalah demikian: Bapa kami di surga, dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, terjadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. Berikanlah kepada kami pada hari ini makanan kami untuk bekal esok hari. Ampunilah kesalahan kami sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah Engkau mmembawa kami ke dalam pencobaan, tapi bebaskanlah kami dari orang yang jahat, karena engkaulah yang memiliki kekuatan dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Seperti itulah kamu berdoa tiga kali sehari” (Didache, 8:2-3). Perhatikan: 1. Orang-orang Yahudi berdoa tiga kali sehari. Itu membuktikan bahwa Didache ditulis sebelum agama Kristen berubah menjadi agama yang terpisah dari agama Yahudi (Lihat Daniel 6:10; Mazmur 55:17, dan bandingkan dengan Kis 3:1 dan 10:9). 2 Perkataan Almasih, “Datanglah kerajaanMu” membuktikan bahwa Kerajaan itu belum datang pada masa hidupnya, bahwa dia bukan pemiliknya, dan kerajaan itu datang setelahnya. Berikut ini penjelasannya. Di dalam Kitab Daniel- salah satu kitab tambahan di dalam Taurat- disebutkan, empat kerajaan akan menguasai tanah Palestina secara bergiliran. Lalu pada akhir masa kerajaan keempat- yaitu Kekaisaraan romawi- datanglah Anak Manusia, yaitu Nabi akhir zaman, Muhammad Ahallallahu Alaihi wa Sallam untuk menghancurkan Kerajaan itu dan membangun Kerajaan Tuhan yang kekal sampai selama-lamanya. Yang menghancurkan Kekaisaran Romawi adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka dialah nabi yang datang untuk membangun Kerajaan Tuhan. Dalam pengertian inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Quran, “Aliif Laam Miim. Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang terdekat. Setelah dikalahkan, dalam beberapa tahun lagi, mereka akan menang. Bagi Tuhan-lah urusan sesudah dan sebelumnya. Pada hari itu, orang-orang yang beriman akan bergembira karena pertolongan Tuhan. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Inilah janji yang sebenar-benarnya dari Tuhan. Tuhan tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang zhahir saja dari kehidupan dunia. Sedangkan tentang kehidupan akhirat, mereka lalai” (Al Rum 1-7).

Tulisan Dr Ahmad Hijaz As –Saqa ini membuktikan kepada kita bahwa ia dan Islam pada dasarnya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Kerajaan Surga. Adalah tugas orang Kristen untuk menerangkannya secara jelas. Kerajaan Surga adalah pusat dan puncak, titik awal dan titik tuju pewartaan Yesus Kristus dari dulu sampai selama-lamanya. Demikian juga Kerajaan Elohim adalah titik awal dan titik tuju, pusat dan puncak pewartaan Gereja dari dulu sampai selama-lamanya. Apa yang disebut “Kerajaan Elohim, Kerajaan Sorga” tersirat dalam istilah itu sendiri. Kerajaan Elohim pasti bukan di dunia ini. Kerajaan dunia bersifat duniawi. Kerajaan sorga bersifat sorgawi. Kalau Yesus datang untuk membawa “Kerajaan Elohim” itu berarti Dia berasal dari Elohom. Seorang manusia tidak mungkin dapat membawa kerajaan yang bukan dari dunia.

72 Buku “Injil Barnabas”

Sebagian besar orang Islam beranggapan bahwa ‘Injil Barnabas’ adalah Injil yang asli. Sebagian lagi berpandangan ‘Injil’ ini palsu. Diantara Muslim sendiri terjadi saling silang menangani kasus ini. Kita kutip pendapat Ranhib M.BA berikut ini:

“Namun Injil Barnabas ini bukanlah Injil Nabi Isa, karena terdapat kontradiksi-kontradiksi pada ayat-ayatnya dan banyak pula ayat-ayatnya yang tak bertahan jika diuji dengan sacience, nyata bukanlah wahyu ilahi, karena wahyu takkan bertentangan dengan ilmu (science), atau takkan menyalahi science, seperti Quran takkan terdapat menyalahi ilmu, apalagi bertentangan dengan science; dulu, kini, mendatang, sampai zaman nanti di akhirat tetap benar, sedangkan ada ayat-ayat Injil Barnabas ini yang tidak sesuai dengan ayat-ayat Quran. Justeru itu jangan kita sampai terlalu silau dan terpukau oleh Injil Barnabas ini, karena secara keseluruhan Injil ini tercampurhal-hal yang tidak suci, justeru itu pula tidak memenuhi persyaratan sebagai Kitab Suci. Dan pastilah Injil Barnabas ini bukan ditulis oleh seorang Hawari, atau kalaupun ditulis oleh seorang Hawari pasti telah diinterpolasi oleh tangan kotor manusia karena isinya yang tidak sesuai dengan aqidah yang benar”

Buku yang dianggap Injil (oleh sementara orang Islam ini) ditulis oleh Fra Marino, alias Mustafa de Aranda, sekitar tahun 1300 M, atau pada masa Paus Sixtus V (1585-1590). Ia adalah seorang Yahudi Spanyol yang telah masuk Islam. Sebagian isi buku yang disebut ‘Injil Barnabas’ ini dapat kita baca dari hasil studi Bambang Noorsena, dalam bukunya yang berjudul Telaah Kritis Injil Barnabas, 1990. Ia menulis:

“Buku karangan yang berjudul “Injil Barnabas” ini lebih layak disebut pamflet propaganda anti-Kristen yang tidak “fair” dan tak dapat disejajarkan dengan keempat Injil dan kitab-kitab Perjanjian Baru, bahkan juga dengan kitab-kitab kuno yang biasa dikategorikan sebagai ‘apokrif’ sebab kitab ini belum muncul pada waktu gereja melalui konsili-konsilinya menetapkan kanon Kitab Suci”.

Selain itu Robert Morey, dalam karya monumentalnya Islamic Invasion; mencatat:

“Injil Barnabas mengutuk orang mempunyai lebih dari satu isteri sementara Al-Quran mengizinkan sampai empat isteri. Injil Barnabas juga mengizinkan seseorang makan daging babi sementara Alquran mengharamkannya. Setiap Muslim yang menjagokan pewahyuan Injil Barnabas adalah sama artinya dengan menusuk lehernya sendiri”.

Jadi, ‘Injil Barnabas’ tidak dapat dijagokan sebagai kitab yang asli.