Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 24 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 24 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 412 on Tue 29 Oct 2024, 11:45 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Saran muslim (5): bandingkan Islam dgn Kristen
Page 1 of 1
Saran muslim (5): bandingkan Islam dgn Kristen
51. Allahu Akbar
Setiap Muslim mengumandangkan kata itu minimal lima kali sehari. Kata itu terutama diucapkan saat mereka hendak mengadakan salat. Namun hanya sedikit dari mereka yang mengetahui arti kata itu. Kebanyakan diantara mereka tidak mau mengetahui selain dugaan bahwa kata itu berarti Tuhan Yang Maha Esa. Dugaan semacam itu pada dasarnya salah. Umat Muslim menterjemahkan kata “Allahu Akbar” dengan “Allah Maha Besar”. Pada hal secara hurufiah kata “Allahu Akbar” berarti Allah Yang Lebih Besar.
Kita tahu bahwa kata Allah berasal dari gelar yang diberikan kepada dewa bulan: al-ilah, disingkat menjadi allah yang artinya dewa paling utama dan paling tinggi dari semua dewa. Orang-orang Arab penyembah berhala bahkan memakai nama Allah untuk menamai anak-anak mereka. Ayah Muhammad bernama Abdullah yang artinya abdi Allah (dan tidak pernah masuk Islam). Karena Allah tidak lain adalah dewa paling tinggi dari semua dewa yang ada, maka tidak mengherankan mengapa Muhammad menamakan sesembahannya sebagai Allah Yang Lebih Besar, atau Allah Terbesar. Konteksnya adalah situasi masyarakat Arab yang percaya akan adanya banyak dewa (politeisme).
Anda mungkin akan berkata: apalah arti sebuah “nama” yang penting adalah “sesuatu” atau “pribadi” yang disimbolkan oleh nama itu. Hal itu benar.! Namun, persoalannya adalah Muhammad atau Al-Quran tidak pernah mendefinisikan secara spesifik pengertian Allah kepada pengikutnya. Siapakah Allah yang mengajarkan Muhammad untuk membunuh sesama saudara Arabnya yang tidak masuk Islam?. Hal itu mengandaikan bahwa para pendengar Muhammad sudah tahu siapakah sosok dibalik identitas Allahu Akbar tersebut. Sosok Allahu Akbar yang dimaksud oleh Muhammad tidak lain adalah dewa tertinggi, dewa bulan. Kita tidak menemukan indikasi bahwa Muhammad credibel untuk mengganti nama Yahwe menjadi Allah. Kita diyakinkan bahwa Allahnya Muhammad bukan Yahwe, Tuhan Elohim.
Setiap Muslim mengumandangkan kata itu minimal lima kali sehari. Kata itu terutama diucapkan saat mereka hendak mengadakan salat. Namun hanya sedikit dari mereka yang mengetahui arti kata itu. Kebanyakan diantara mereka tidak mau mengetahui selain dugaan bahwa kata itu berarti Tuhan Yang Maha Esa. Dugaan semacam itu pada dasarnya salah. Umat Muslim menterjemahkan kata “Allahu Akbar” dengan “Allah Maha Besar”. Pada hal secara hurufiah kata “Allahu Akbar” berarti Allah Yang Lebih Besar.
Kita tahu bahwa kata Allah berasal dari gelar yang diberikan kepada dewa bulan: al-ilah, disingkat menjadi allah yang artinya dewa paling utama dan paling tinggi dari semua dewa. Orang-orang Arab penyembah berhala bahkan memakai nama Allah untuk menamai anak-anak mereka. Ayah Muhammad bernama Abdullah yang artinya abdi Allah (dan tidak pernah masuk Islam). Karena Allah tidak lain adalah dewa paling tinggi dari semua dewa yang ada, maka tidak mengherankan mengapa Muhammad menamakan sesembahannya sebagai Allah Yang Lebih Besar, atau Allah Terbesar. Konteksnya adalah situasi masyarakat Arab yang percaya akan adanya banyak dewa (politeisme).
Anda mungkin akan berkata: apalah arti sebuah “nama” yang penting adalah “sesuatu” atau “pribadi” yang disimbolkan oleh nama itu. Hal itu benar.! Namun, persoalannya adalah Muhammad atau Al-Quran tidak pernah mendefinisikan secara spesifik pengertian Allah kepada pengikutnya. Siapakah Allah yang mengajarkan Muhammad untuk membunuh sesama saudara Arabnya yang tidak masuk Islam?. Hal itu mengandaikan bahwa para pendengar Muhammad sudah tahu siapakah sosok dibalik identitas Allahu Akbar tersebut. Sosok Allahu Akbar yang dimaksud oleh Muhammad tidak lain adalah dewa tertinggi, dewa bulan. Kita tidak menemukan indikasi bahwa Muhammad credibel untuk mengganti nama Yahwe menjadi Allah. Kita diyakinkan bahwa Allahnya Muhammad bukan Yahwe, Tuhan Elohim.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Pengikut Isa masuk neraka
52. Pengikut Yesus Masuk Neraka
Orang Islam beranggapan bahwa siapa saja yang menerima Islam pasti masuk sorga. Sebaliknya semua pengikut Yesus pasti dilaknati oleh Allah, tepatnya siapa saja yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan pasti terpanggang di neraka. Klaim Muslim tersebut tidak benar. Apakah manusia mampu menjadikan seorang manusia Yesus mejadi Tuhan? Hal itu mustahil.! Jadi, tidak benar kalau dikatakan bahwa orang Kristen membuat Yesus menjadi Tuhan atau Allah.
Pada kenyataannya, dunia ini penuh dengan pengikut-pengikut Kristus. Banyak diantara mereka adalah orang-orang kudus dan saleh; yang kekudusan dan kesalehannya diakui oleh dunia international. Sampai pada masa ini kita belum menemukan sosok manusia yang berlaku sebagai teroris atas nama Kristus. Namun, kita mengenal sejumlah nama yang selalu menghiasi media massa sebagai teroris yang paling dicari dan ngetop. Mereka adalah Osama Bin Laden (Afganistan), Nurdin M Top (Malaysia), Imam Samudera (Indonesia) dan lain sebagainya. Mereka ini diakui oleh dunia international, termasuk dunia Islam sebagai teroris kelas dunia. Para teroris ini meneror, membom, membunuh demi dan atas nama Allah, Al-Quran, Muhammad dan Islam. Kemungkinan besar, ada orang non Muslim yang menjadi teroris, tetapi mereka tidak pernah bertindak demi dan atas nama agama mereka (artinya mereka tidak terkait dengan agama yang mereka anut), tidak pernah bertindak atas nama Yesus dan demi Alkitab dan Kristen.
Kami menantang Anda untuk menjawab dengan jujur. Menurut Anda: siapakah yang akan masuk sorga: Bunda Theresa dari Calcuta India, yang adalah murid Kristus yang setia, penganut Katolik; pembela dan penolong kaum miskin, tertindas dan terlantar, atau Osama Bin Laden, yang adalah otak di balik serangan 11 September 2002 di Amerika Serikat dan menewaskan ribuan manusia yang tidak berdosa, penganut Islam yang taat? Sebagai orang Islam, mungkin Anda akan dengan malu-malu atau terang-terangan mengatakan bahwa Osama Bin Ladenlah yang akan masuk sorga dan bukan Bunda Theresa. Jawaban Anda kami hargai. Sebaliknya, orang Kristen sejagat akan menegaskan dan tanpa malu-malu mengatakan bahwa wanita tua bertubuh semampai itulah yang akan masuk Sorga dan bukan Osama Bin Laden. Pengakuan Kami dan Anda dapat saja tidak fair tetapi pengakuan orang di luar Anda dan Kami pasti fair. Dunia mengakui bahwa Bunda Theresia dari Calcuta adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian; sebuah pengakuan yang prestisius bergengsi dari dunia internasional atas segala ulah saleh dan kebaikan hatinya kepada orang miskin. Anda masih menyangkal? Kita tinggalkan perdebatan: siapakah yang akan masuk sorga Osama atau Bunda Theresa. Apakah benar bahwa mengikuti Yesus akan masuk neraka? Apa kata Allah tentang Isa, Yesus Kristus itu?
Menurut Allah, Isa Almasih datang ke dunia untuk memberi pengetahuan tentang hari kiamat.
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Surat 43:61).
Allah meminta para pengikutNya untuk mengikuti Dia; terutama percaya dengan kata-kataNya bahwa Yesus memberi pengetahuan tentang hari kiamat. “Inilah jalan yang lurus” kata Allah. Artinya: mengikuti Allah adalah mengikuti jalan yang lurus. Lalu apa artinya mengikuti Allah? Salah satunya adalah harus percaya pada kata-kataNya bahwa Yesus datang memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Kalau demikian, maka pengajaran yang Yesus berikan adalah jalan yang lurus juga. Karena Yesus adalah nabi Allah, maka tidak mungkin Allah menyuruh nabinya memberikan jalan yang bengkok atau sesat, jadi pengetahuan yang diberikan oleh Yesus adalah jalan yang lurus. Dalam surat yang sama dikatakan bahwa Isa membawa hikmat.
“Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". (43:63).
Isa Almasih menyuruh seseorang untuk bertaqwa kepada Allah dan taat kepadanya. Amat mengherankan bahwa orang Islam disuruh oleh Isa Almasih untuk taat kepadanya. Amat mengherankan juga bahwa kata-kata nabi Isa Almasih ini dipandang sebagai sabda Allah. Sebaliknya, Alkitab tidak pernah menyuruh pengikut Yesus untuk taat kepada Muhammad. Muhammad sendiri bahkan tidak berani menyuruh orang Kristen untuk taat kepadanya.
Nah, bagaimana mungkin orang yang taat kepada Isa Almasih dapat masuk neraka? Bukankah Isa sendiri yang menyuruh agar seseorang taat kepadanya? Kalau orang Kristen yang taat kepada Isa akan masuk neraka, maka apakah sebabnya orang Islam yang taat kepada Isa yang masuk sorga? Jadi, kalau orang Kristen yang taat kepada Isa akan masuk neraka, maka otomatis orang Islam juga akan masuk neraka. Sebaliknya, kalau orang Kristen yang taat kepada Isa masuk sorga, maka tidak otomatis orang Islam yang taat kepada Isa akan masuk sorga. Mengapa demikian? Jika kami orang Kristen dipaksa untuk mengimani Al-Quran, padahal Al-Quran menyuruh kami untuk mengimani Alkitab maka kemungkinannya, kedua Kitab itu (Alquran dan Alkitab) sama-sama diwahyukan oleh Allah. Kalau kedua-duanya diwahyukan oleh Allah, maka kedua-duanya benar. Kalau kedua-duanya benar, maka kedua-duanya harus diikuti. Dengan demikian, keduanya (Alkitab dan Al-Quran) tidak boleh saling bertentangan. Kalau ternyata keduanya saling bertentangan, maka Alkitablah yang harus diikuti. Mengapa? Al-Quran menyuruh baik Islam maupun Kristen untuk percaya dan mengimani Alkitab, orang yang percaya kepada Injil harus memutuskan perkaranya berdasarkan Injil dan bukan Al-Quran:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (Surat 5:46-47).
Orang Islam tidak boleh menyuruh orang Kristen memutuskan perkara hidupnya berdasarkan Al-Quran. Berbeda dengan Al-Quran, Alkitab tidak pernah mengindikasikan adanya kitab lain (Al-Quran) untuk diimani. Alkitab justeru memberi peringatan secara keras kepada kami:
“Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dulu, sekarang kukatakan skali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”. (Gal 1:6-9)
Kami teringat bahwa Muhammad mengakui dirinya didatangi oleh Malaikat dari sorga untuk mengubah Injil Yesus Kristus dan mengacaukan kami. Namun kami tahu bahwa Malaikat itu adalah penyesat yang nyata.
Jika Allah sama dengan Yahwe, maka baik Al-Quran maupun Alkitab yang sama-sama mencatat perkataan atau perintah Yesus mengandung makna yang kurang lebih sama:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Surat 43:64).
Pernyataan Al-Quran ini sejalan (kurang lebih sama) dengan pernyataan Yesus dalam Alkitab.
“Engkau harus menyembah Tuhan Elohimmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. (Mat 4:10; Luk 4:.
Jika Allah sama dengan Elohim, maka kita harus menghayati dan menerima pernyataan Yesus ini sebagai benar karena kita yakin bahwa kedua kitab adalah wahyu Allah. Karena kedua Kitab benar, maka bagian-bagian lain dalam kedua kitab itu juga haruslah dianggap benar.
“Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Putera Elohim, Elohim tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Elohim” (1Yoh 4:15).
Karena kedua kitab adalah benar, maka orang Islam harus menerimanya bahwa Yesus adalah Putera Elohim. Siapa yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Putera Elohim, maka Elohim tidak ada di dalam dia. Karena mustahillah orang Islam menerima bahwa Yesus adalah Putera Elohim, maka tidaklah mungkin orang Islam dapat memasuki Sorga sebab Elohim tidak ada dalam mereka.
Kita tidak boleh mengembangkan teori bahwa Alkitab terkorup dan palsu sebelum kita dapat membuktikan kebenarannya. Kami orang Kristen tidak akan pernah menerima Al-Quran sebagai Wahyu Elohim sebab Alkitab kami tidak pernah mengindikasikannya. Ini beda dengan Al-Quran yang nyata-nyata menyuruh pengikutnya untuk mengimani Alkitab dan nabi-nabi Israel lainnya. Mengimani nabi-nabi Israel, tetapi membenci orang Yahudi adalah tindakan yang amat memalukan. Mengakui Yesus sebagai nabiku (Islam) sungguh memalukan. Yesus bukan orang Arab, Yesus tidak berasal dari keluarga penyembah berhala, juga tidak berasal dari keluarga yang buta huruf (seperti Muhammad). Kami mengerti Muhamamd mencangkokan Yesus ke dalam pengajarannya semata-mata alasan untuk menaikan pamor Islam saja. Ajarannya menyesatkan banyak orang. Tidak lebih. Sedangkan ajaran Yesus menyelamatkan, memberi petunjuk dan cahaya yang menerangi. Jadi, kesimpulannya, orang Islam akan masuk neraka sedangkan orang Kristen akan masuk Sorga.
Orang Islam beranggapan bahwa siapa saja yang menerima Islam pasti masuk sorga. Sebaliknya semua pengikut Yesus pasti dilaknati oleh Allah, tepatnya siapa saja yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan pasti terpanggang di neraka. Klaim Muslim tersebut tidak benar. Apakah manusia mampu menjadikan seorang manusia Yesus mejadi Tuhan? Hal itu mustahil.! Jadi, tidak benar kalau dikatakan bahwa orang Kristen membuat Yesus menjadi Tuhan atau Allah.
Pada kenyataannya, dunia ini penuh dengan pengikut-pengikut Kristus. Banyak diantara mereka adalah orang-orang kudus dan saleh; yang kekudusan dan kesalehannya diakui oleh dunia international. Sampai pada masa ini kita belum menemukan sosok manusia yang berlaku sebagai teroris atas nama Kristus. Namun, kita mengenal sejumlah nama yang selalu menghiasi media massa sebagai teroris yang paling dicari dan ngetop. Mereka adalah Osama Bin Laden (Afganistan), Nurdin M Top (Malaysia), Imam Samudera (Indonesia) dan lain sebagainya. Mereka ini diakui oleh dunia international, termasuk dunia Islam sebagai teroris kelas dunia. Para teroris ini meneror, membom, membunuh demi dan atas nama Allah, Al-Quran, Muhammad dan Islam. Kemungkinan besar, ada orang non Muslim yang menjadi teroris, tetapi mereka tidak pernah bertindak demi dan atas nama agama mereka (artinya mereka tidak terkait dengan agama yang mereka anut), tidak pernah bertindak atas nama Yesus dan demi Alkitab dan Kristen.
Kami menantang Anda untuk menjawab dengan jujur. Menurut Anda: siapakah yang akan masuk sorga: Bunda Theresa dari Calcuta India, yang adalah murid Kristus yang setia, penganut Katolik; pembela dan penolong kaum miskin, tertindas dan terlantar, atau Osama Bin Laden, yang adalah otak di balik serangan 11 September 2002 di Amerika Serikat dan menewaskan ribuan manusia yang tidak berdosa, penganut Islam yang taat? Sebagai orang Islam, mungkin Anda akan dengan malu-malu atau terang-terangan mengatakan bahwa Osama Bin Ladenlah yang akan masuk sorga dan bukan Bunda Theresa. Jawaban Anda kami hargai. Sebaliknya, orang Kristen sejagat akan menegaskan dan tanpa malu-malu mengatakan bahwa wanita tua bertubuh semampai itulah yang akan masuk Sorga dan bukan Osama Bin Laden. Pengakuan Kami dan Anda dapat saja tidak fair tetapi pengakuan orang di luar Anda dan Kami pasti fair. Dunia mengakui bahwa Bunda Theresia dari Calcuta adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian; sebuah pengakuan yang prestisius bergengsi dari dunia internasional atas segala ulah saleh dan kebaikan hatinya kepada orang miskin. Anda masih menyangkal? Kita tinggalkan perdebatan: siapakah yang akan masuk sorga Osama atau Bunda Theresa. Apakah benar bahwa mengikuti Yesus akan masuk neraka? Apa kata Allah tentang Isa, Yesus Kristus itu?
Menurut Allah, Isa Almasih datang ke dunia untuk memberi pengetahuan tentang hari kiamat.
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Surat 43:61).
Allah meminta para pengikutNya untuk mengikuti Dia; terutama percaya dengan kata-kataNya bahwa Yesus memberi pengetahuan tentang hari kiamat. “Inilah jalan yang lurus” kata Allah. Artinya: mengikuti Allah adalah mengikuti jalan yang lurus. Lalu apa artinya mengikuti Allah? Salah satunya adalah harus percaya pada kata-kataNya bahwa Yesus datang memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Kalau demikian, maka pengajaran yang Yesus berikan adalah jalan yang lurus juga. Karena Yesus adalah nabi Allah, maka tidak mungkin Allah menyuruh nabinya memberikan jalan yang bengkok atau sesat, jadi pengetahuan yang diberikan oleh Yesus adalah jalan yang lurus. Dalam surat yang sama dikatakan bahwa Isa membawa hikmat.
“Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". (43:63).
Isa Almasih menyuruh seseorang untuk bertaqwa kepada Allah dan taat kepadanya. Amat mengherankan bahwa orang Islam disuruh oleh Isa Almasih untuk taat kepadanya. Amat mengherankan juga bahwa kata-kata nabi Isa Almasih ini dipandang sebagai sabda Allah. Sebaliknya, Alkitab tidak pernah menyuruh pengikut Yesus untuk taat kepada Muhammad. Muhammad sendiri bahkan tidak berani menyuruh orang Kristen untuk taat kepadanya.
Nah, bagaimana mungkin orang yang taat kepada Isa Almasih dapat masuk neraka? Bukankah Isa sendiri yang menyuruh agar seseorang taat kepadanya? Kalau orang Kristen yang taat kepada Isa akan masuk neraka, maka apakah sebabnya orang Islam yang taat kepada Isa yang masuk sorga? Jadi, kalau orang Kristen yang taat kepada Isa akan masuk neraka, maka otomatis orang Islam juga akan masuk neraka. Sebaliknya, kalau orang Kristen yang taat kepada Isa masuk sorga, maka tidak otomatis orang Islam yang taat kepada Isa akan masuk sorga. Mengapa demikian? Jika kami orang Kristen dipaksa untuk mengimani Al-Quran, padahal Al-Quran menyuruh kami untuk mengimani Alkitab maka kemungkinannya, kedua Kitab itu (Alquran dan Alkitab) sama-sama diwahyukan oleh Allah. Kalau kedua-duanya diwahyukan oleh Allah, maka kedua-duanya benar. Kalau kedua-duanya benar, maka kedua-duanya harus diikuti. Dengan demikian, keduanya (Alkitab dan Al-Quran) tidak boleh saling bertentangan. Kalau ternyata keduanya saling bertentangan, maka Alkitablah yang harus diikuti. Mengapa? Al-Quran menyuruh baik Islam maupun Kristen untuk percaya dan mengimani Alkitab, orang yang percaya kepada Injil harus memutuskan perkaranya berdasarkan Injil dan bukan Al-Quran:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (Surat 5:46-47).
Orang Islam tidak boleh menyuruh orang Kristen memutuskan perkara hidupnya berdasarkan Al-Quran. Berbeda dengan Al-Quran, Alkitab tidak pernah mengindikasikan adanya kitab lain (Al-Quran) untuk diimani. Alkitab justeru memberi peringatan secara keras kepada kami:
“Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dulu, sekarang kukatakan skali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”. (Gal 1:6-9)
Kami teringat bahwa Muhammad mengakui dirinya didatangi oleh Malaikat dari sorga untuk mengubah Injil Yesus Kristus dan mengacaukan kami. Namun kami tahu bahwa Malaikat itu adalah penyesat yang nyata.
Jika Allah sama dengan Yahwe, maka baik Al-Quran maupun Alkitab yang sama-sama mencatat perkataan atau perintah Yesus mengandung makna yang kurang lebih sama:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Surat 43:64).
Pernyataan Al-Quran ini sejalan (kurang lebih sama) dengan pernyataan Yesus dalam Alkitab.
“Engkau harus menyembah Tuhan Elohimmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. (Mat 4:10; Luk 4:.
Jika Allah sama dengan Elohim, maka kita harus menghayati dan menerima pernyataan Yesus ini sebagai benar karena kita yakin bahwa kedua kitab adalah wahyu Allah. Karena kedua Kitab benar, maka bagian-bagian lain dalam kedua kitab itu juga haruslah dianggap benar.
“Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Putera Elohim, Elohim tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Elohim” (1Yoh 4:15).
Karena kedua kitab adalah benar, maka orang Islam harus menerimanya bahwa Yesus adalah Putera Elohim. Siapa yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Putera Elohim, maka Elohim tidak ada di dalam dia. Karena mustahillah orang Islam menerima bahwa Yesus adalah Putera Elohim, maka tidaklah mungkin orang Islam dapat memasuki Sorga sebab Elohim tidak ada dalam mereka.
Kita tidak boleh mengembangkan teori bahwa Alkitab terkorup dan palsu sebelum kita dapat membuktikan kebenarannya. Kami orang Kristen tidak akan pernah menerima Al-Quran sebagai Wahyu Elohim sebab Alkitab kami tidak pernah mengindikasikannya. Ini beda dengan Al-Quran yang nyata-nyata menyuruh pengikutnya untuk mengimani Alkitab dan nabi-nabi Israel lainnya. Mengimani nabi-nabi Israel, tetapi membenci orang Yahudi adalah tindakan yang amat memalukan. Mengakui Yesus sebagai nabiku (Islam) sungguh memalukan. Yesus bukan orang Arab, Yesus tidak berasal dari keluarga penyembah berhala, juga tidak berasal dari keluarga yang buta huruf (seperti Muhammad). Kami mengerti Muhamamd mencangkokan Yesus ke dalam pengajarannya semata-mata alasan untuk menaikan pamor Islam saja. Ajarannya menyesatkan banyak orang. Tidak lebih. Sedangkan ajaran Yesus menyelamatkan, memberi petunjuk dan cahaya yang menerangi. Jadi, kesimpulannya, orang Islam akan masuk neraka sedangkan orang Kristen akan masuk Sorga.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Buku2 provokasi
53. Buku-buku Provokasi
Ada banyak buku yang menyerang Alkitab sehabis-habisnya. Sebut saja, Dialog Islam Kristen (karangan Ahmed Deedat), Bibel Membawa Petaka (karangan Dr ‘Ala’ Abu Bakar), Indeks Kesalahan Alkitab, Jalan Pintas Memahami Kitab Suci Kristiani (Karangan Molyadi Samuel AM.). Buku-buku tersebut berupaya keras untuk merontokkan iman Kristen dan kewibawaan Alkitab. Namun, pada kenyataannya buku-buku tersebut tidak menggoyahkan iman Kristen, bahkan telah mendorong dengan sangat kuatnya kepada umat Kristen untuk memahami Alkitab secara lebih baik lagi. Kehadiran buku2 tersebut malah mendorong penulis utk memahami lebih baik iman Kristen. Kami tahu kata-kata Alkitab ini:
“Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas…tetapi tidak mengapa sebab bagaimana pun juga Kristus diberitakan baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Flp 1:15-18)
Para pakar provokasi Islam tersebut menduga bahwa jika wibawa Alkitab jatuh, maka otomatis gengsi Al-Quran dan nilai agama Islam akan terdongkrak. Logika semacam itu hanya berlaku bagi orang yang baru belajar baca tulis. Apakah Al-Quran/agama Islam berwibawa atau tidak akan sangat tergantung dari isi yang terkandung di dalamnya (Al-Quran) dan ajaran agama Islam yang bersangkutan. Jadi, Al-Quran/agama Islam sama sekali tidak tergantung pada: apakah Kitab Suci/Agama lain baik atau tidak. Kami percaya bahwa Yesus adalah Putera Elohim dan ajaran yang diberikanNya berasal dari Elohim. Itulah sebabnya, kami tidak terpengaruh apakah Kitab Suci (Al-Quran/Islam) baik atau tidak. Alkitab dan/Kristen tidak tergantung pada Kitab Suci “tetangga”.
Ada banyak buku yang menyerang Alkitab sehabis-habisnya. Sebut saja, Dialog Islam Kristen (karangan Ahmed Deedat), Bibel Membawa Petaka (karangan Dr ‘Ala’ Abu Bakar), Indeks Kesalahan Alkitab, Jalan Pintas Memahami Kitab Suci Kristiani (Karangan Molyadi Samuel AM.). Buku-buku tersebut berupaya keras untuk merontokkan iman Kristen dan kewibawaan Alkitab. Namun, pada kenyataannya buku-buku tersebut tidak menggoyahkan iman Kristen, bahkan telah mendorong dengan sangat kuatnya kepada umat Kristen untuk memahami Alkitab secara lebih baik lagi. Kehadiran buku2 tersebut malah mendorong penulis utk memahami lebih baik iman Kristen. Kami tahu kata-kata Alkitab ini:
“Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas…tetapi tidak mengapa sebab bagaimana pun juga Kristus diberitakan baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Flp 1:15-18)
Para pakar provokasi Islam tersebut menduga bahwa jika wibawa Alkitab jatuh, maka otomatis gengsi Al-Quran dan nilai agama Islam akan terdongkrak. Logika semacam itu hanya berlaku bagi orang yang baru belajar baca tulis. Apakah Al-Quran/agama Islam berwibawa atau tidak akan sangat tergantung dari isi yang terkandung di dalamnya (Al-Quran) dan ajaran agama Islam yang bersangkutan. Jadi, Al-Quran/agama Islam sama sekali tidak tergantung pada: apakah Kitab Suci/Agama lain baik atau tidak. Kami percaya bahwa Yesus adalah Putera Elohim dan ajaran yang diberikanNya berasal dari Elohim. Itulah sebabnya, kami tidak terpengaruh apakah Kitab Suci (Al-Quran/Islam) baik atau tidak. Alkitab dan/Kristen tidak tergantung pada Kitab Suci “tetangga”.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Sunat
54 Sunat
Ada umat Kristen yang tersandung karena disesatkan oleh orang Islam. Orang Islam mengatakan bahwa Abraham dan para nabi terdahulu disunat. Yesus pun di sunat. Orang Kristen malah tak di sunat. Jadi, orang Kristen tidak taat pada perintah Elohim. Dengan itu, orang Muslim mau mengatakan bahwa kaum Muslimlah yang menjalankan perintah Elohim dan agama Islamlah yang benar, sedangkan Kristen tidak.
Kesannya masuk akal. Namun kita tahu bahwa Allah tidak pernah memerintahkan agar Muhammad dan pengikutnya disunat. Sampai ajalnya, Muhammad tidak pernah disunat. Jika sunat adalah syarat masuk sorganya Allah, mengapa hanya penis yang dipotong? Mengapa alat kelamin perempuan tidak juga dipotong? Artinya agama ini (Islam) hanya mengizinkan laki-laki untuk masuk sorga, sedangkan perempuan tidak.
Kita tahu bahwa pada mulanya, sunat diperuntukkan bagi Abraham dan keturunannya. Dengan sunat, maka seseorang menjadi satu keluarga dengan Abraham. Karena Abraham adalah cikal-bakal nenek moyang bangsa Israel, maka sunat merupakan “inisiasi’ ke dalam keluarga/bangsa ini. Dengan demikian, seseorang yang disunat terlibat dalam ‘perjanjian antara Elohim dan Abraham (berlaku juga untuk keturunannya/ lihat Kej 17:1-27). Elohim tidak berjanji dengan manusia dari segala bangsa, atau Elohim tidak berjanji dengan Abraham yang mewakili manusia dari segala suku, kaum dan bangsa asing/lain. Abraham hanya mewakili keturunannya sampai selama-lamanya. Karena pada gilirannya, keturunan Abraham adalah beragama Yahudi, maka otomatis ‘perjanjian sunat’ itu hanya berlaku dalam ritual keagamaan Yahudi. Jadi, perjanjian itu tidak berlaku untuk segala bangsa dan segala agama. Mengherankan kalau umat Muslim ikut-ikutan minta disunat seperti orang Yahudi. Dengan disunat, maka sebenarnya umat Islam telah menjadi Yahudi. Mau menjadi Yahudi?
Tidak aneh kalau Yesus disunat. Maria dan Yusuf berusaha memenuhi tuntutan hukum Taurat atas Putera mereka. Selain itu, Yesus disunat karena Maria dan Yusuf memandang Dia (Yesus) sebagai orang Yahudi. Namun, Yesus belum tentu mau disunat. Ingat Dia masih berumur 8 hari. Ini terbukti dikemudian hari bahwa Yesus menolak sejumlah tradisi Yahudi yang sifatnya sangat lahiriah seperti sunat. Yesus tidak pernah menganjurkan dan mengajarkan perihal sunat kepada para pengikutNya. Padahal menurut tradisi Musa, sunat adalah sarana keselamatan. Bagaimana mungkin Yesus tidak mengajarkan sarana keselamatan itu?
Bagi orang Kristen, tidak semua hal yang dilakukan oleh Yesus, atau tidak semua hal yang dialami oleh Yesus harus dilakukan/dialami juga oleh para muridNya (Kristen). Misalnya, Yesus mati di salib di golgota, tidak harus (bahkan tidak mungkin) semua pengikutNya juga harus mati di salib di Golgota. Selama masa hidupNya Yesus tidak makan daging babi, sedangkan para pengikutNya tidak harus pantang makan daging babi. Cukup apa yang menjadi hal-hal pokok untuk keselamatan. Sunat dan pantang makan daging babi bukanlah hal yang pokok dari pengajaran Yesus.
Sunat pada dasarnya adalah ikatan janji keselamatan antara Yahwe dan Abraham. Keselamatan yang Dia janjikan itu lebih dikhususkan untuk orang Yahudi. Dengan disunat, sekali lagi, seseorang masuk dalam keluarga Abraham. Keluarga Abraham adalah keluarga persiapan menuju keluarga baru. Keluarga Abraham adaalah keluarga Perjanjian Lama menuju keluarga Perjanjian Baru. Salah satu cirri-corak keluarga Perjanjian Lama adalah disunat, dan salah satu kekhasan keluarga Perjanjian Baru adalah tanpa sunat. Keluarga Perjanjian Lama merupakan suatu persiapan untuk karya keselamatan yang lebih universal. Karena karya keselamatan Yahwe ini selanjutnya lebih universal dan katolik, maka janji harus diperbaharui. Ini logis. Janji yang tadinya hanya berlaku bagi orang Yahudi, harus diperbarui agar selanjutnya berlaku bagi segala kaum dan bangsa. Tentu lebih tepat lagi bahwa “materi”, atau persisnya, ‘tanda’ perjanjian itu tidak lagi dalam bentuk menaati perintah ‘sunat’. Janji itu kini diikat bukan dengan sunat, tetapi dengan ‘pribadi’ yakni dalam Putera Elohim sendiri (maksudnya dengan mengimani Yesus Putera Elohim). Pembaharuan terjadi: jika janji keselamatan untuk kalangan terbatas (Yahudi) maka diikat dalam diri manusia (sunat); tetapi kalau janji keselamatan untuk seluruh umat manusia (non Yahudi), maka diikat dalam diri Elohim (PuteraNya).
Sunat tidak lagi menjadi pokok/syarat keselamatan. Sunat atau tidak sunat tidaklah penting. Namun, beriman atau tidak beriman kepada Putera Elohim, sangat menentukan masa depan seseorang. Jika beriman, maka ia akan selamat, jika tidak beriman maka ia akan dihukum. Perhatikan pernyataan Alkitab berikut ini:
“Dan TUHAN Elohimmu akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu sehingga engkau mengasihi TUHAN, Elohimmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.” (Ulangan 30:6).
Sunat hati jauh lebih penting daripada sunat penis (seperti kebiasaan orang Islam). Bukah kulit khatan penis yang pokok yang harus dibuang, tetapi kulit khatan hatimu yang harus dibuang. Alkitab memberi keterangan yang jelas untuk kasus ini.
“Sunatlah dirimu bagi TUHAN dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murkaKu mengamuk seperti api dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat” (Yer 4:4)
Pada suatu waktu Yesus menyindir orang Yahudi yang sangat mengagungkan sunat supaya jangan melanggar hukum Musa.
“Jadi,: Musa menetapkan supaya kamu bersunat –sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang kita- dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepadaKu karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat. Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil” (Yoh 7:22-24).
Kami orang Kristen tidak pernah diajarkan oleh Yesus untuk sunat lahiriah. Para Rasul juga tidak.
“Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Elohim. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Elohim. Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Elohim” (1Kor 7:17-20)
Tetapi karena sunat adalah adat-istiadat Yahudi, maka seorang Yahudi Kristen diberi kebebasan untuk bersunat. Bahkan seseorang yang hanya salah satu saja dari orang tuanya adalah orang Yahudi. Ia boleh disunat. Hal itu pernah dianjurkan oleh Paulus kepada Timotius.
“Paulus datang juga ke derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid yang bernama Timotius; ibunya adalah seornag Yahudi, sedang ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium dan Paulus mau supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani” (Kis 16:1-3).
Namun bagi orang Kristen yang bukan Yahudi tidak perlu disunat. Cukuplah bagi orang Kristen untuk menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang matidicekik dan dari percabulan (lih Kis 15:1-21).
Ada umat Kristen yang tersandung karena disesatkan oleh orang Islam. Orang Islam mengatakan bahwa Abraham dan para nabi terdahulu disunat. Yesus pun di sunat. Orang Kristen malah tak di sunat. Jadi, orang Kristen tidak taat pada perintah Elohim. Dengan itu, orang Muslim mau mengatakan bahwa kaum Muslimlah yang menjalankan perintah Elohim dan agama Islamlah yang benar, sedangkan Kristen tidak.
Kesannya masuk akal. Namun kita tahu bahwa Allah tidak pernah memerintahkan agar Muhammad dan pengikutnya disunat. Sampai ajalnya, Muhammad tidak pernah disunat. Jika sunat adalah syarat masuk sorganya Allah, mengapa hanya penis yang dipotong? Mengapa alat kelamin perempuan tidak juga dipotong? Artinya agama ini (Islam) hanya mengizinkan laki-laki untuk masuk sorga, sedangkan perempuan tidak.
Kita tahu bahwa pada mulanya, sunat diperuntukkan bagi Abraham dan keturunannya. Dengan sunat, maka seseorang menjadi satu keluarga dengan Abraham. Karena Abraham adalah cikal-bakal nenek moyang bangsa Israel, maka sunat merupakan “inisiasi’ ke dalam keluarga/bangsa ini. Dengan demikian, seseorang yang disunat terlibat dalam ‘perjanjian antara Elohim dan Abraham (berlaku juga untuk keturunannya/ lihat Kej 17:1-27). Elohim tidak berjanji dengan manusia dari segala bangsa, atau Elohim tidak berjanji dengan Abraham yang mewakili manusia dari segala suku, kaum dan bangsa asing/lain. Abraham hanya mewakili keturunannya sampai selama-lamanya. Karena pada gilirannya, keturunan Abraham adalah beragama Yahudi, maka otomatis ‘perjanjian sunat’ itu hanya berlaku dalam ritual keagamaan Yahudi. Jadi, perjanjian itu tidak berlaku untuk segala bangsa dan segala agama. Mengherankan kalau umat Muslim ikut-ikutan minta disunat seperti orang Yahudi. Dengan disunat, maka sebenarnya umat Islam telah menjadi Yahudi. Mau menjadi Yahudi?
Tidak aneh kalau Yesus disunat. Maria dan Yusuf berusaha memenuhi tuntutan hukum Taurat atas Putera mereka. Selain itu, Yesus disunat karena Maria dan Yusuf memandang Dia (Yesus) sebagai orang Yahudi. Namun, Yesus belum tentu mau disunat. Ingat Dia masih berumur 8 hari. Ini terbukti dikemudian hari bahwa Yesus menolak sejumlah tradisi Yahudi yang sifatnya sangat lahiriah seperti sunat. Yesus tidak pernah menganjurkan dan mengajarkan perihal sunat kepada para pengikutNya. Padahal menurut tradisi Musa, sunat adalah sarana keselamatan. Bagaimana mungkin Yesus tidak mengajarkan sarana keselamatan itu?
Bagi orang Kristen, tidak semua hal yang dilakukan oleh Yesus, atau tidak semua hal yang dialami oleh Yesus harus dilakukan/dialami juga oleh para muridNya (Kristen). Misalnya, Yesus mati di salib di golgota, tidak harus (bahkan tidak mungkin) semua pengikutNya juga harus mati di salib di Golgota. Selama masa hidupNya Yesus tidak makan daging babi, sedangkan para pengikutNya tidak harus pantang makan daging babi. Cukup apa yang menjadi hal-hal pokok untuk keselamatan. Sunat dan pantang makan daging babi bukanlah hal yang pokok dari pengajaran Yesus.
Sunat pada dasarnya adalah ikatan janji keselamatan antara Yahwe dan Abraham. Keselamatan yang Dia janjikan itu lebih dikhususkan untuk orang Yahudi. Dengan disunat, sekali lagi, seseorang masuk dalam keluarga Abraham. Keluarga Abraham adalah keluarga persiapan menuju keluarga baru. Keluarga Abraham adaalah keluarga Perjanjian Lama menuju keluarga Perjanjian Baru. Salah satu cirri-corak keluarga Perjanjian Lama adalah disunat, dan salah satu kekhasan keluarga Perjanjian Baru adalah tanpa sunat. Keluarga Perjanjian Lama merupakan suatu persiapan untuk karya keselamatan yang lebih universal. Karena karya keselamatan Yahwe ini selanjutnya lebih universal dan katolik, maka janji harus diperbaharui. Ini logis. Janji yang tadinya hanya berlaku bagi orang Yahudi, harus diperbarui agar selanjutnya berlaku bagi segala kaum dan bangsa. Tentu lebih tepat lagi bahwa “materi”, atau persisnya, ‘tanda’ perjanjian itu tidak lagi dalam bentuk menaati perintah ‘sunat’. Janji itu kini diikat bukan dengan sunat, tetapi dengan ‘pribadi’ yakni dalam Putera Elohim sendiri (maksudnya dengan mengimani Yesus Putera Elohim). Pembaharuan terjadi: jika janji keselamatan untuk kalangan terbatas (Yahudi) maka diikat dalam diri manusia (sunat); tetapi kalau janji keselamatan untuk seluruh umat manusia (non Yahudi), maka diikat dalam diri Elohim (PuteraNya).
Sunat tidak lagi menjadi pokok/syarat keselamatan. Sunat atau tidak sunat tidaklah penting. Namun, beriman atau tidak beriman kepada Putera Elohim, sangat menentukan masa depan seseorang. Jika beriman, maka ia akan selamat, jika tidak beriman maka ia akan dihukum. Perhatikan pernyataan Alkitab berikut ini:
“Dan TUHAN Elohimmu akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu sehingga engkau mengasihi TUHAN, Elohimmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.” (Ulangan 30:6).
Sunat hati jauh lebih penting daripada sunat penis (seperti kebiasaan orang Islam). Bukah kulit khatan penis yang pokok yang harus dibuang, tetapi kulit khatan hatimu yang harus dibuang. Alkitab memberi keterangan yang jelas untuk kasus ini.
“Sunatlah dirimu bagi TUHAN dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murkaKu mengamuk seperti api dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat” (Yer 4:4)
Pada suatu waktu Yesus menyindir orang Yahudi yang sangat mengagungkan sunat supaya jangan melanggar hukum Musa.
“Jadi,: Musa menetapkan supaya kamu bersunat –sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang kita- dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepadaKu karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat. Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil” (Yoh 7:22-24).
Kami orang Kristen tidak pernah diajarkan oleh Yesus untuk sunat lahiriah. Para Rasul juga tidak.
“Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Elohim. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Elohim. Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Elohim” (1Kor 7:17-20)
Tetapi karena sunat adalah adat-istiadat Yahudi, maka seorang Yahudi Kristen diberi kebebasan untuk bersunat. Bahkan seseorang yang hanya salah satu saja dari orang tuanya adalah orang Yahudi. Ia boleh disunat. Hal itu pernah dianjurkan oleh Paulus kepada Timotius.
“Paulus datang juga ke derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid yang bernama Timotius; ibunya adalah seornag Yahudi, sedang ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium dan Paulus mau supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani” (Kis 16:1-3).
Namun bagi orang Kristen yang bukan Yahudi tidak perlu disunat. Cukuplah bagi orang Kristen untuk menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang matidicekik dan dari percabulan (lih Kis 15:1-21).
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Binatang haram
55. Binatang Haram
Umat Islam sangat marah kalau orang Kristen menjual daging babi di pasar umum yang mayoritas Islam. Mereka juga menganggap bahwa orang Kristen melanggar perintah Allah yang mengharamkan daging babi. Pertanyaan kami, mengapa Allah menciptakan Babi untuk diharamkan? Apakah maksud Allah dibalik semua itu? Jika Allah bermaksud menguji iman Muslim, maka seharusnya ketika orang-orang non Muslim menjual daging babi, sudah pasti hal itu merupakan suatu batu uji bagi Islam. Sikap apakah yang dikehendaki oleh Allah untuk diteladani kaum Muslim berkaitan dengan kasus yang satu ini? Membunuh penjual daging babi? Mengusir mereka dan memporak-porandakan kedai, warung, restoran dll yang merupakan sumber nafkah kaum non Muslim? Idealnya, jika Allah itu baik dan orang Muslim baik, mereka tidak perlu merasa terusik. Mereka seharusnya tenang-tenang saja. Ya tidak tidak perlu mengusir penjual babi, apalagi membunuhnya. Mengapa begitu rentan terhadaap daging babi? Apakah daging binatang itu dapat melumpuhkan iman Islam Anda? Apakah sekerat daging babi dapat menyeret Anda masuk neraka jahanamnya Allah? Jika itu yang terjadi, maka betapa riskannya iman Anda, betapa rapuhnya ajaran agama Anda dan betapa tidak masuk akalnya apa yang anda yakini sebagai kebenaran.
Kita tahu bahwa babi adalah binatang haram bagi bangsa Yahudi. Anehnya ditiru oleh orang yang sangat membenci orang Yahudi yaitu manusia Islam. Sedangkan kami orang Kristen tidak mengikuti apa saja yang dilakukan dan dihayati oleh orangYahudi. Ada beberapa hal pokok saja yang masih kami ikuti. Itulah sebabnya kami tidak akan pernah dapat membenci orang Yahudi. Mereka telah berjasa bagi kami. Keselamatan datang dari Yahudi. Kami juga tidak dapat begitu saja membela orang Yahudi kalau mereka berlaku jahat kepada kami. Namun kami tidak pernah bisa dan tidak pernah mau bermusuhan secara buta tanpa alasan kepada orang Yahudi.
Kami orang Kristen mengikuti Yesus dan bukan Yahudi. Kami tahu bahwa babi adalah haram bagi orangYahudi. Namun Yesus telah mengoreksi kebiasaan itu.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Mat 28:18).
Ia berkuasa mengubah segala sesuatu yang tidak bernilai. Kalau Anda makan daging babi, maka hal itu tidak membuat anda najis. Yesus berkata:
“Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang ke luar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”. (Mat 15:11)
Senada dengan itu, Yesus mengatakan:
“tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan SEMUA MAKANAN HALAL” (Mrk 7:18-19).
Orang Kristen tahu betul firman ini:
“Apa yang dinyatakan HALAL oleh Tuhan tidak boleh engkau nyatakan HARAM” (Kis 10:15).
Apa yang JAHAT/HARAM ke luar dari mulut seseorang berasal dari hatinya dan hal-hal yang jahat itulah yang menajiskan.
“Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Mrk 7:21-23).
Kami tidak menemukan satu pun teks dimana Yesus melarang pengikutNya untuk makan daging babi. Ia tidak pernah mengatakan bahwa babi haram untuk dimakan. Yesus justeru mengatakan bahwa semua makanan halal.
Kami tahu orang Islam seringkali memakai teks yang telah kami kutip di atas untuk menyatakan bahwa Yesus salah dalam kasus ini (makanan haram). Orang Islam bertanya : “bagaimana dapat dikatakan ganja, narkotika dan dan obat-obat terlarang adalah halal?”. Narkoba, in se tidaklah haram. Narkoba, dalam dirinya sendiri tidaklah najis. Segala sesuatu yang dicipta oleh Tuhan baik adanya. Namun tidak semua yang diciptakanNya itu berguna bagi tubuh manusia. Tetapi semuanya itu berguna untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Berguna bagi kemajuan pengetahuan manusia untuk mengenal SANG ADA. Karena tidak semua yang dicipta itu berguna bagi tubuh fana manusia, maka sebahagiaan dari yang diciptakannya itu, oleh Tuhan, dilarang untuk dikonsumsi. Anda dilarang untuk mengkonsumsi NARKOBA bukan karena narkoba itu in se haram, tetapi karena narkoba itu tidak baik untuk raga fana Anda.
Racun serangga lebih berbahaya daripada sekerat daging babi. Racun serangga dapat memisahkan antara nyawa dan tubuh Anda. Tetapi Allah tidak pernah mengharamkan racun serangga, bukan? Tetapi itu tidak berarti bahwa semua orang Islam boleh dan wajib minum racun serangga. Ajaran agama manapun pasti melarang umatnya minum racun serangga. Itu itu tidak berarti bahwa racun serangga haram atau najis. Yang najis, haram bukan barang/bendanya, tetapi sikap dan tindakan terhadapnya. Haram hukumnya kalau seseorang MINUM racun serangga. Tetapi kalau racun serangga dipakai untuk membasmi nyamuk agaknya agama Islam merestuinya bahkan menganjurkannya.
Perhatikan perkataan Yesus tadi: “tidak tahukah kamu bahwa SEGALA SESUATU dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya” ATAU “Dengar dan camkanlah: bukan YANG MASUK ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang ke luar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”. Jadi, apa yang haram bukan benda/barang, tetapi sikap dan tindakan manusia.
Jika demikian, bukankah perkataan Yesus bertentangan dengan Perjanjian Lama. Orang kafir, atau orang yang tidak senang dengan Yesus selalu membuat pernyataan/pertanyaan seperti itu. Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa Yesus berkuasa untuk melengkapi, menggenapi, membetulkan, meluruskan segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat Yahudi. Yesus mengingatkan orang Yahudi bahwa makanan tidak membuat mereka najis(jahat, bedosa), tetapi buah pikiran, hati, perasaan, tindakan mereka yang jahat (Mrk 7:21-23). Perhatikan seruan Alkitab berikut ini:
“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya dibinasakan Elohim. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh” (1Kor 6:12-14).
Jadi, pada dasarnya tidak ada makanan haram atau najis. Semua dicipta baik adanya (in se) baik. Tetapi tidak semua baik juga untuk tubuh. Apa yang baik untuk tubuh silahkan dikonsumsi, tetapi jika merusak tubuh Anda, ya jangan. Sejuah ini daging babi baik untuk tubuh, maka silahkan dimakan. Sebaliknya, sejauh ini, NARKOBA tidak baik untuk tubuh, maka jangan dikonsumsi. Kita tidak perlu menunggu perintah Allah untuk menolak meminum racun serangga, tetapi jangan minum racun serangga.
Umat Islam sangat marah kalau orang Kristen menjual daging babi di pasar umum yang mayoritas Islam. Mereka juga menganggap bahwa orang Kristen melanggar perintah Allah yang mengharamkan daging babi. Pertanyaan kami, mengapa Allah menciptakan Babi untuk diharamkan? Apakah maksud Allah dibalik semua itu? Jika Allah bermaksud menguji iman Muslim, maka seharusnya ketika orang-orang non Muslim menjual daging babi, sudah pasti hal itu merupakan suatu batu uji bagi Islam. Sikap apakah yang dikehendaki oleh Allah untuk diteladani kaum Muslim berkaitan dengan kasus yang satu ini? Membunuh penjual daging babi? Mengusir mereka dan memporak-porandakan kedai, warung, restoran dll yang merupakan sumber nafkah kaum non Muslim? Idealnya, jika Allah itu baik dan orang Muslim baik, mereka tidak perlu merasa terusik. Mereka seharusnya tenang-tenang saja. Ya tidak tidak perlu mengusir penjual babi, apalagi membunuhnya. Mengapa begitu rentan terhadaap daging babi? Apakah daging binatang itu dapat melumpuhkan iman Islam Anda? Apakah sekerat daging babi dapat menyeret Anda masuk neraka jahanamnya Allah? Jika itu yang terjadi, maka betapa riskannya iman Anda, betapa rapuhnya ajaran agama Anda dan betapa tidak masuk akalnya apa yang anda yakini sebagai kebenaran.
Kita tahu bahwa babi adalah binatang haram bagi bangsa Yahudi. Anehnya ditiru oleh orang yang sangat membenci orang Yahudi yaitu manusia Islam. Sedangkan kami orang Kristen tidak mengikuti apa saja yang dilakukan dan dihayati oleh orangYahudi. Ada beberapa hal pokok saja yang masih kami ikuti. Itulah sebabnya kami tidak akan pernah dapat membenci orang Yahudi. Mereka telah berjasa bagi kami. Keselamatan datang dari Yahudi. Kami juga tidak dapat begitu saja membela orang Yahudi kalau mereka berlaku jahat kepada kami. Namun kami tidak pernah bisa dan tidak pernah mau bermusuhan secara buta tanpa alasan kepada orang Yahudi.
Kami orang Kristen mengikuti Yesus dan bukan Yahudi. Kami tahu bahwa babi adalah haram bagi orangYahudi. Namun Yesus telah mengoreksi kebiasaan itu.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Mat 28:18).
Ia berkuasa mengubah segala sesuatu yang tidak bernilai. Kalau Anda makan daging babi, maka hal itu tidak membuat anda najis. Yesus berkata:
“Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang ke luar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”. (Mat 15:11)
Senada dengan itu, Yesus mengatakan:
“tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan SEMUA MAKANAN HALAL” (Mrk 7:18-19).
Orang Kristen tahu betul firman ini:
“Apa yang dinyatakan HALAL oleh Tuhan tidak boleh engkau nyatakan HARAM” (Kis 10:15).
Apa yang JAHAT/HARAM ke luar dari mulut seseorang berasal dari hatinya dan hal-hal yang jahat itulah yang menajiskan.
“Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Mrk 7:21-23).
Kami tidak menemukan satu pun teks dimana Yesus melarang pengikutNya untuk makan daging babi. Ia tidak pernah mengatakan bahwa babi haram untuk dimakan. Yesus justeru mengatakan bahwa semua makanan halal.
Kami tahu orang Islam seringkali memakai teks yang telah kami kutip di atas untuk menyatakan bahwa Yesus salah dalam kasus ini (makanan haram). Orang Islam bertanya : “bagaimana dapat dikatakan ganja, narkotika dan dan obat-obat terlarang adalah halal?”. Narkoba, in se tidaklah haram. Narkoba, dalam dirinya sendiri tidaklah najis. Segala sesuatu yang dicipta oleh Tuhan baik adanya. Namun tidak semua yang diciptakanNya itu berguna bagi tubuh manusia. Tetapi semuanya itu berguna untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Berguna bagi kemajuan pengetahuan manusia untuk mengenal SANG ADA. Karena tidak semua yang dicipta itu berguna bagi tubuh fana manusia, maka sebahagiaan dari yang diciptakannya itu, oleh Tuhan, dilarang untuk dikonsumsi. Anda dilarang untuk mengkonsumsi NARKOBA bukan karena narkoba itu in se haram, tetapi karena narkoba itu tidak baik untuk raga fana Anda.
Racun serangga lebih berbahaya daripada sekerat daging babi. Racun serangga dapat memisahkan antara nyawa dan tubuh Anda. Tetapi Allah tidak pernah mengharamkan racun serangga, bukan? Tetapi itu tidak berarti bahwa semua orang Islam boleh dan wajib minum racun serangga. Ajaran agama manapun pasti melarang umatnya minum racun serangga. Itu itu tidak berarti bahwa racun serangga haram atau najis. Yang najis, haram bukan barang/bendanya, tetapi sikap dan tindakan terhadapnya. Haram hukumnya kalau seseorang MINUM racun serangga. Tetapi kalau racun serangga dipakai untuk membasmi nyamuk agaknya agama Islam merestuinya bahkan menganjurkannya.
Perhatikan perkataan Yesus tadi: “tidak tahukah kamu bahwa SEGALA SESUATU dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya” ATAU “Dengar dan camkanlah: bukan YANG MASUK ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang ke luar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”. Jadi, apa yang haram bukan benda/barang, tetapi sikap dan tindakan manusia.
Jika demikian, bukankah perkataan Yesus bertentangan dengan Perjanjian Lama. Orang kafir, atau orang yang tidak senang dengan Yesus selalu membuat pernyataan/pertanyaan seperti itu. Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa Yesus berkuasa untuk melengkapi, menggenapi, membetulkan, meluruskan segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat Yahudi. Yesus mengingatkan orang Yahudi bahwa makanan tidak membuat mereka najis(jahat, bedosa), tetapi buah pikiran, hati, perasaan, tindakan mereka yang jahat (Mrk 7:21-23). Perhatikan seruan Alkitab berikut ini:
“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya dibinasakan Elohim. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh” (1Kor 6:12-14).
Jadi, pada dasarnya tidak ada makanan haram atau najis. Semua dicipta baik adanya (in se) baik. Tetapi tidak semua baik juga untuk tubuh. Apa yang baik untuk tubuh silahkan dikonsumsi, tetapi jika merusak tubuh Anda, ya jangan. Sejuah ini daging babi baik untuk tubuh, maka silahkan dimakan. Sebaliknya, sejauh ini, NARKOBA tidak baik untuk tubuh, maka jangan dikonsumsi. Kita tidak perlu menunggu perintah Allah untuk menolak meminum racun serangga, tetapi jangan minum racun serangga.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Dosa penyembahan Yesus
56. Dosa Penyembahan Yesus
Orang Muslim tidak suka dengan orang Kristen yang menyembah Yesus. Mereka beranggapan bahwa penyembahan kepada Yesus adalah perbuatan dosa yang tidak dapat diampuni. Mereka kemudian mengembangkan sebuah pikiran yang akhirnya menjerat mereka kepada penolakan terhadap Yesus. “Menyembah Yesus saja tidak boleh apalagi menjadikan Dia Tuhan”. Demikianlah orang Muslim kehilangan kesempatan untuk diselamatkan oeh Tuahn Yesus.
Ingat bahwa orangKristen tidak mungkin dapat membuat manusia menjadi Tuhan. Tetapi Tuhan membuat diriNya menjadi manusia bukan ssuatu yang mustahil. Mungkinkah orang Kristen dapat membuat seorang manusia menjadi Tuhan? Itu sangat mustahil. Namun adalah sangat mungkin bahwa orang Kristen diminta untuk percaya bahwa Tuhan telah menjadi manusia. Artinya apa? Manusia (Anak Manusia) yang bergaul dengan kita, kita lihat dan mendampingi kita adalah Tuhan. Orang Kristen diminta untuk percaya, maka mereka pun pecaya.
Orang Muslim harus ingat bahwa pada suatu waktu Allah pernah menyuruh malaikatNya untuk menyembah Adam. Surat 2 ayat 4 berbunyi demikian:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
Karena perintah ini penting maka diulangi dalam surat 7:11-13.
“.Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Apakah masih ada surat lain yang mencatat perintah Allah ini? Kita masih dapat melihatnya dalam surat 15:29-35
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?". Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
(Kita masih membaca dalam surat 17:61-62, surat 18:50, 20:116 dan 38:71-74.) Menarik bahwa malaikat itu berani memberi sujud kepada Adam kecuali Iblis. Idealnya, sampai hari ini orang Islam harus menyembah Adam (memberi sujud kepadanya), sebab firman/sabda Allah berlaku menembus ruang dan waktu. Artinya perintah itu masih berlaku sampai hari ini. Jika tidak, maka firman itu sudah mati, artinya tidak berlaku lagi, jadi tidak berguna lagi. Karena firman berlaku sepanjang zaman, berlaku sampai hari ini (dan semua Muslim berpendapat demikian), maka komentar apa yang dapat kita berikan kepada orang Muslim sekarang? Pada kenyataannya mereka tidak dapat menyembah selain Allah. Hanya Allah saja yang berhak disembah, dan pernyataan ini hampir memenuhi seluruh teks Al-Quran.
Dari semua teks yang sudah kita kutip di atas, hanya satu yang menolak menyembah Adam atau menolak perintah Allah yaitu Iblis. Nasip Iblis itu juga sudah dinyatakan secara jelas: Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". Tentu firman Allah ini berlaku juga bagi semua Muslim saat ini. Mereka seperti Iblis tidak mau menyembah selain Allah, Allah saja yang berhak disembah. Pada hal Allah memerintahkan mereka untuk menyembah Adam. Nasip mereka sangat jelas diberitahu oleh Allah. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
Adam ini kita tahu dicipta dari debu tanah, sedangkan Yesus berasal dari Roh, Kalimat Allah sendiri.
[21.91] Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. “
Kalau Adam yang berasal dari debu tanah saja diminta untuk disembah, maka jauh lebih masuk akal lagi kalau manusia yang berasal dari Roh Allah disembah. Jadi, menyembah Yesus tidak berdosa. Apa yang berdosa adalah menolak perintah Yahwe.
Orang Muslim tidak suka dengan orang Kristen yang menyembah Yesus. Mereka beranggapan bahwa penyembahan kepada Yesus adalah perbuatan dosa yang tidak dapat diampuni. Mereka kemudian mengembangkan sebuah pikiran yang akhirnya menjerat mereka kepada penolakan terhadap Yesus. “Menyembah Yesus saja tidak boleh apalagi menjadikan Dia Tuhan”. Demikianlah orang Muslim kehilangan kesempatan untuk diselamatkan oeh Tuahn Yesus.
Ingat bahwa orangKristen tidak mungkin dapat membuat manusia menjadi Tuhan. Tetapi Tuhan membuat diriNya menjadi manusia bukan ssuatu yang mustahil. Mungkinkah orang Kristen dapat membuat seorang manusia menjadi Tuhan? Itu sangat mustahil. Namun adalah sangat mungkin bahwa orang Kristen diminta untuk percaya bahwa Tuhan telah menjadi manusia. Artinya apa? Manusia (Anak Manusia) yang bergaul dengan kita, kita lihat dan mendampingi kita adalah Tuhan. Orang Kristen diminta untuk percaya, maka mereka pun pecaya.
Orang Muslim harus ingat bahwa pada suatu waktu Allah pernah menyuruh malaikatNya untuk menyembah Adam. Surat 2 ayat 4 berbunyi demikian:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
Karena perintah ini penting maka diulangi dalam surat 7:11-13.
“.Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Apakah masih ada surat lain yang mencatat perintah Allah ini? Kita masih dapat melihatnya dalam surat 15:29-35
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?". Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
(Kita masih membaca dalam surat 17:61-62, surat 18:50, 20:116 dan 38:71-74.) Menarik bahwa malaikat itu berani memberi sujud kepada Adam kecuali Iblis. Idealnya, sampai hari ini orang Islam harus menyembah Adam (memberi sujud kepadanya), sebab firman/sabda Allah berlaku menembus ruang dan waktu. Artinya perintah itu masih berlaku sampai hari ini. Jika tidak, maka firman itu sudah mati, artinya tidak berlaku lagi, jadi tidak berguna lagi. Karena firman berlaku sepanjang zaman, berlaku sampai hari ini (dan semua Muslim berpendapat demikian), maka komentar apa yang dapat kita berikan kepada orang Muslim sekarang? Pada kenyataannya mereka tidak dapat menyembah selain Allah. Hanya Allah saja yang berhak disembah, dan pernyataan ini hampir memenuhi seluruh teks Al-Quran.
Dari semua teks yang sudah kita kutip di atas, hanya satu yang menolak menyembah Adam atau menolak perintah Allah yaitu Iblis. Nasip Iblis itu juga sudah dinyatakan secara jelas: Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". Tentu firman Allah ini berlaku juga bagi semua Muslim saat ini. Mereka seperti Iblis tidak mau menyembah selain Allah, Allah saja yang berhak disembah. Pada hal Allah memerintahkan mereka untuk menyembah Adam. Nasip mereka sangat jelas diberitahu oleh Allah. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
Adam ini kita tahu dicipta dari debu tanah, sedangkan Yesus berasal dari Roh, Kalimat Allah sendiri.
[21.91] Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. “
Kalau Adam yang berasal dari debu tanah saja diminta untuk disembah, maka jauh lebih masuk akal lagi kalau manusia yang berasal dari Roh Allah disembah. Jadi, menyembah Yesus tidak berdosa. Apa yang berdosa adalah menolak perintah Yahwe.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Ayat ragu2
57. Ayat Ragu-Ragu
Orang Islam menduga bahwa Alkitab tidak bersisi wahyu Tuhan karena mengandung banyak ayat ragu-ragu (kira-kira/tidak pasti). Jika itu takarannya, taruhlah Alkitab mengandung banyak ayat ragu-ragu, maka apa yang memungkinkan bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab yang diwahyukan dari Tuhan Yang Maha Kuasa? Dalam Alquran yang satu ini justeru mengandung banyak ayat yang ragu-ragu alias tidak pasti, atau ini, atau itu, boleh jadi ini, boleh jadi itu. Beberapa diantaranya adalah sebagaimana kami kemukakan berkut ini:
1. [Surat 66.5] Jika Nabi menceraikan kamu, BOLEH JADI Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
2. [Surat 66.8] Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, MUDAH-MUDAHAN TUHAN kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
3. [Surat 68.32] MUDAH-MUDAHAN TUHAN memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan
4. [53.8] Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, [53.9] maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah ATAU lebih dekat (lagi).
5. [49.11] Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) BOLEH JADI [mungkin] mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) BOLEH JADI [mungkin] jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
6. [18.6] Maka (apakah) BARANGKALI kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an).
7. [8.23] KALAU KIRANYA Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).
8. [21.111] Dan aku tiada mengetahui BOLEH JADI hal itu cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai kepada suatu waktu.
9. [11.12] Maka BOLEH JADI kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.
10. [2.216] Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. BOLEH JADI kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
11. [9.43] SEMOGA ALLAH memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
Kesimpulannya, Al-Quran bukan wahyu Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi wahyu Allah sesembahan bangsa Arab pagan.
Orang Islam menduga bahwa Alkitab tidak bersisi wahyu Tuhan karena mengandung banyak ayat ragu-ragu (kira-kira/tidak pasti). Jika itu takarannya, taruhlah Alkitab mengandung banyak ayat ragu-ragu, maka apa yang memungkinkan bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab yang diwahyukan dari Tuhan Yang Maha Kuasa? Dalam Alquran yang satu ini justeru mengandung banyak ayat yang ragu-ragu alias tidak pasti, atau ini, atau itu, boleh jadi ini, boleh jadi itu. Beberapa diantaranya adalah sebagaimana kami kemukakan berkut ini:
1. [Surat 66.5] Jika Nabi menceraikan kamu, BOLEH JADI Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
2. [Surat 66.8] Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, MUDAH-MUDAHAN TUHAN kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
3. [Surat 68.32] MUDAH-MUDAHAN TUHAN memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan
4. [53.8] Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, [53.9] maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah ATAU lebih dekat (lagi).
5. [49.11] Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) BOLEH JADI [mungkin] mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) BOLEH JADI [mungkin] jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
6. [18.6] Maka (apakah) BARANGKALI kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an).
7. [8.23] KALAU KIRANYA Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).
8. [21.111] Dan aku tiada mengetahui BOLEH JADI hal itu cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai kepada suatu waktu.
9. [11.12] Maka BOLEH JADI kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.
10. [2.216] Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. BOLEH JADI kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
11. [9.43] SEMOGA ALLAH memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
Kesimpulannya, Al-Quran bukan wahyu Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi wahyu Allah sesembahan bangsa Arab pagan.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Hari sabat
58. Hari Sabat
Sebuah buklet kecil ditulis oleh Insan Mokoginta (Kontroversi Hari Sabat. Versi Islam, Kristen dan Yahudi. Mei 2005). Dari judulnya sudah dapat diketahui bahwa pengarang ini sangat menaruh perhatian pada hari Sabat. Ia berpendapat bahwa hari Sabat telah dilanggar oleh orang Kristen, kecuali Adventis. Mokoginta deras beranggapan bahwa Hari Sabat ditetapkan oleh Tuhannya Musa (Yahwe). Hari Sabat adalah hari yang diberikan oleh Tuhan kepada nabi-nabi Israel (atau bapa bangsa, kaum beriman, utusan atau rasul Tuhan dan lain sebagainya). Agak aneh bahwa orang Islam mengakui bahwa Nuh adalah nabi mereka, Abraham adalah nabi mereka, Loth adalah nabi mereka, Musa adalah nabi mereka, Sulaiman adalah nabi mereka. Semua nama yang disebutkan itu adalah orang-orang yang beragama Yahudi (kemudian diklaim oleh Muahammad dan Islam sebagai orang yang beragama Islam). Sebagai orang Yahudi, mereka beribadah (salat) pada hari Sabat. Artinya mereka menguduskan hari Tuhan tersebut. Orang Kristen tidak pernah mengklaim bahwa nama-nama tersebut adalah pribadi yang beragama Kristen.
Jika nama-nama yang kami sebut adalah nabinya Allah, bahkan beragama Islam, yang diwajibkan untuk menguduskan hari Sabat, atau beribadat pada hari Sabat, mengapa orang Islam justeru secara telak melanggarnya? Bukankah orang Islam telah mengganti hari Sabat itu menjadi hari Jumaat? Islam telah menurunkan derajat hari Sabat menjadi hari Jumaat. Dimanakah ditulis dalam Alkitab orang Yahudi: ”Kuduskan hari Jumaat?” Satu-satunya jawaban yang harus diberikan oleh umat Muslim adalah bahwa mereka tidak percaya kepada Alkitab (terutama sabda Yahwe dalam Perjanjian Lama). Jika mereka menolak Sabda Yahwe dalam Perjanjian Lama, maka secara telak pula mereka melawan Al-Quran yang justeru meminta mereka untuk mengimani Taurat, Zabur dan Injil.
Sebuah buklet kecil ditulis oleh Insan Mokoginta (Kontroversi Hari Sabat. Versi Islam, Kristen dan Yahudi. Mei 2005). Dari judulnya sudah dapat diketahui bahwa pengarang ini sangat menaruh perhatian pada hari Sabat. Ia berpendapat bahwa hari Sabat telah dilanggar oleh orang Kristen, kecuali Adventis. Mokoginta deras beranggapan bahwa Hari Sabat ditetapkan oleh Tuhannya Musa (Yahwe). Hari Sabat adalah hari yang diberikan oleh Tuhan kepada nabi-nabi Israel (atau bapa bangsa, kaum beriman, utusan atau rasul Tuhan dan lain sebagainya). Agak aneh bahwa orang Islam mengakui bahwa Nuh adalah nabi mereka, Abraham adalah nabi mereka, Loth adalah nabi mereka, Musa adalah nabi mereka, Sulaiman adalah nabi mereka. Semua nama yang disebutkan itu adalah orang-orang yang beragama Yahudi (kemudian diklaim oleh Muahammad dan Islam sebagai orang yang beragama Islam). Sebagai orang Yahudi, mereka beribadah (salat) pada hari Sabat. Artinya mereka menguduskan hari Tuhan tersebut. Orang Kristen tidak pernah mengklaim bahwa nama-nama tersebut adalah pribadi yang beragama Kristen.
Jika nama-nama yang kami sebut adalah nabinya Allah, bahkan beragama Islam, yang diwajibkan untuk menguduskan hari Sabat, atau beribadat pada hari Sabat, mengapa orang Islam justeru secara telak melanggarnya? Bukankah orang Islam telah mengganti hari Sabat itu menjadi hari Jumaat? Islam telah menurunkan derajat hari Sabat menjadi hari Jumaat. Dimanakah ditulis dalam Alkitab orang Yahudi: ”Kuduskan hari Jumaat?” Satu-satunya jawaban yang harus diberikan oleh umat Muslim adalah bahwa mereka tidak percaya kepada Alkitab (terutama sabda Yahwe dalam Perjanjian Lama). Jika mereka menolak Sabda Yahwe dalam Perjanjian Lama, maka secara telak pula mereka melawan Al-Quran yang justeru meminta mereka untuk mengimani Taurat, Zabur dan Injil.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Isa dan hari sabat
59. Yesus dan Hari Sabat
Hari Sabat tidak begitu penting di hati Yesus. Yesus lebih menaruh hati pada orang-orang kecil. Hukum hari Sabat adalah hukum lahiriah ala Yahudi. Bagi Yesus,
“Hari Sabat diadakah untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat”. (Mrk 2:27-28).
Yesus berkuasa meniadakan hari Sabat yang sudah berlaku turun-temurun. Nah siapakah Dia itu? Dia dapat mengubahnya karena Dia berkehendak mengubahNya sebab Dialah Tuahn atas hari Sabat itu. Itulah sebabnya Yesus meniadakan hari Sabat.
“Ia berkata kepada mereka: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga”. Sebab itu orang-orang Yahudi berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia (Yesus) MENIADAKAN HARI SABAT tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Yahwe adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Yahwe” (Yoh 5:17-18).
Jadi, sebenarnya hari Sabat itu sudah tidak bernilai lagi. Orang-orang kafir akan tetap ngotot mengatakan bahwa manusia untuk hari Sabat (maksudnya, manusia harus taat buta kepada peraturan hari Sabat).
Hari Sabat tidak begitu penting di hati Yesus. Yesus lebih menaruh hati pada orang-orang kecil. Hukum hari Sabat adalah hukum lahiriah ala Yahudi. Bagi Yesus,
“Hari Sabat diadakah untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat”. (Mrk 2:27-28).
Yesus berkuasa meniadakan hari Sabat yang sudah berlaku turun-temurun. Nah siapakah Dia itu? Dia dapat mengubahnya karena Dia berkehendak mengubahNya sebab Dialah Tuahn atas hari Sabat itu. Itulah sebabnya Yesus meniadakan hari Sabat.
“Ia berkata kepada mereka: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga”. Sebab itu orang-orang Yahudi berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia (Yesus) MENIADAKAN HARI SABAT tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Yahwe adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Yahwe” (Yoh 5:17-18).
Jadi, sebenarnya hari Sabat itu sudah tidak bernilai lagi. Orang-orang kafir akan tetap ngotot mengatakan bahwa manusia untuk hari Sabat (maksudnya, manusia harus taat buta kepada peraturan hari Sabat).
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Yesus dan hari minggu
60. Yesus dan Hari Minggu
Para propagandis Muslim ngotot berkata: “Hari minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus. Hari minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari Ibadah bagi umat Kristiani”. (Insan Mokoginta, hal 51). Jika semua tradisi penyembahan harus dicari dalam Alkitab, maka hal itu adalah sesuatu yang konyol. Agama Kristen bukanlah agama buku sebagaimana Islam adalah agama buku. Kristen lahir dan berdiri karena seorang pribadi yakni Anak Elohim, Putera Yahwe. Dia berasal dari Nasareth, dikandung dari Roh Kudus. Ia berjalan keliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota sambil berbuat baik. Akhir hidupnya tergantung di tiang salib, namun pada hari yang ketika Ia bangkit dari kematianNya. Ia naik ke sorga dan kini hidup diantara kami dan menyemangati seluruh hidup kami.
Apa yang telah dibuat oleh Putera Elohim itu tidak semuanya tercatat dalam Alkitab. Alkitab berkata:
“Masih banyak hal-hal lain lagi yangdibuat oleh yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kita yang harus ditulis” (Yoh 21:25).
Apa yang dimaksud dengan hari Minggu? Inilah pertanyaan pokok. Mengapa para murid dulu justeru beribadah pada hari Minggu yang kemudian diikuti turun-temurun oleh seluruh umat Kristen? Hari Minggu adalah hari Tuhan. Apa maksudNya? Hari Tuhan berarti hari dimana Yesus Kristus bangkit dari kematianNya. Hari dimana Ia mengalahkan maut. Hari dimana Ia membawa cahaya kehidupan bagi seluruh umat manusia. Hari dimana semua para muridNya berkumpul untuk menghadirkan kembali peristiwa kebangkitan itu. Hal itu tidak dimulai dari kemarin tetapi dimulai sejak Kristus bangkit.
“Ketika hari sudah malam, pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri ditengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20:19).
Kalau kita konsisten bahwa hari ketujuh adalah hari Sabat, maka yang dimaksud dengan “hari pertama minggu itu” adalah hari Minggu. Nah, pada hari minggu itu: “berkumpullah murid-murid Yesus”. Hari Minggu adalah hari dimana murid-murid Kristus berkumpul untuk berdoa dan mengucap syukur.
“Delapan hari kemudian, murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka” (Yoh 20:26).
Dari sinilah kita ketahui bahwa pada “hari minggulah” Yesus berjumpa dengan murid-muridNya. Karena Yesus berjumpa denganmurid-muridNya pada hari Minggu maka hari Minggu disebutpula dengan “Hari Tuhan”.
Yohanes kemudian bertemu dan berbicara dengan Tuhannya (Yesus) pada hari Minggu.
“Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar daribelakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala” (Yoh 1:10).
Kitab Didache kemudian memberi kesaksian:
“Pada setiap hari Tuhan, setelah kamu berkumpul bersama, dan memecah-mecahkan roti, dan mengucap syukur, setelah sebelumnya itu pertama-tama sekali kamu mengakui pelanggaran-pelanggaranmu agar persembahanmu menjadi murni” (Didache 14:1).
Jadi, hari Minggu adalah hari perkenanan Tuhan Yesus bertemu dengan umatNya dan bukan pada hari Sabtu (juga tidak pada hari Jumaat). Di Indonesia, hari Jumaat seringkali dihubungkan dengan hari pestanya para Hantu, Pocong, Setan dan Iblis”)
Para propagandis Muslim ngotot berkata: “Hari minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus. Hari minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari Ibadah bagi umat Kristiani”. (Insan Mokoginta, hal 51). Jika semua tradisi penyembahan harus dicari dalam Alkitab, maka hal itu adalah sesuatu yang konyol. Agama Kristen bukanlah agama buku sebagaimana Islam adalah agama buku. Kristen lahir dan berdiri karena seorang pribadi yakni Anak Elohim, Putera Yahwe. Dia berasal dari Nasareth, dikandung dari Roh Kudus. Ia berjalan keliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota sambil berbuat baik. Akhir hidupnya tergantung di tiang salib, namun pada hari yang ketika Ia bangkit dari kematianNya. Ia naik ke sorga dan kini hidup diantara kami dan menyemangati seluruh hidup kami.
Apa yang telah dibuat oleh Putera Elohim itu tidak semuanya tercatat dalam Alkitab. Alkitab berkata:
“Masih banyak hal-hal lain lagi yangdibuat oleh yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kita yang harus ditulis” (Yoh 21:25).
Apa yang dimaksud dengan hari Minggu? Inilah pertanyaan pokok. Mengapa para murid dulu justeru beribadah pada hari Minggu yang kemudian diikuti turun-temurun oleh seluruh umat Kristen? Hari Minggu adalah hari Tuhan. Apa maksudNya? Hari Tuhan berarti hari dimana Yesus Kristus bangkit dari kematianNya. Hari dimana Ia mengalahkan maut. Hari dimana Ia membawa cahaya kehidupan bagi seluruh umat manusia. Hari dimana semua para muridNya berkumpul untuk menghadirkan kembali peristiwa kebangkitan itu. Hal itu tidak dimulai dari kemarin tetapi dimulai sejak Kristus bangkit.
“Ketika hari sudah malam, pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri ditengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20:19).
Kalau kita konsisten bahwa hari ketujuh adalah hari Sabat, maka yang dimaksud dengan “hari pertama minggu itu” adalah hari Minggu. Nah, pada hari minggu itu: “berkumpullah murid-murid Yesus”. Hari Minggu adalah hari dimana murid-murid Kristus berkumpul untuk berdoa dan mengucap syukur.
“Delapan hari kemudian, murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka” (Yoh 20:26).
Dari sinilah kita ketahui bahwa pada “hari minggulah” Yesus berjumpa dengan murid-muridNya. Karena Yesus berjumpa denganmurid-muridNya pada hari Minggu maka hari Minggu disebutpula dengan “Hari Tuhan”.
Yohanes kemudian bertemu dan berbicara dengan Tuhannya (Yesus) pada hari Minggu.
“Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar daribelakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala” (Yoh 1:10).
Kitab Didache kemudian memberi kesaksian:
“Pada setiap hari Tuhan, setelah kamu berkumpul bersama, dan memecah-mecahkan roti, dan mengucap syukur, setelah sebelumnya itu pertama-tama sekali kamu mengakui pelanggaran-pelanggaranmu agar persembahanmu menjadi murni” (Didache 14:1).
Jadi, hari Minggu adalah hari perkenanan Tuhan Yesus bertemu dengan umatNya dan bukan pada hari Sabtu (juga tidak pada hari Jumaat). Di Indonesia, hari Jumaat seringkali dihubungkan dengan hari pestanya para Hantu, Pocong, Setan dan Iblis”)
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 9059
Registration date : 2010-09-16
Similar topics
» Saran muslim (1): bandingkan Islam dgn Kristen
» Saran muslim (2): bandingkan Islam dgn Kristen
» Saran muslim (4): bandingkan Islam dgn Kristen
» Saran muslim (2): bandingkan Islam dgn Kristen
» Saran muslim (4): bandingkan Islam dgn Kristen
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo
» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Sat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo
» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Sat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo
» kenapa muhammad suka makan babi????
Sat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin