Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 27 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 27 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 421 on Fri 29 Nov 2024, 9:09 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
4 posters
Page 1 of 1
Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
http://www.solopos.com/2012/channel/jateng/seratusan-santri-jadi-korban-kekerasan-seksual-di-ponpes-168890
SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Sedikitnya 100 orang santri putri dan putra diketahui telah menjadi korban kekerasan seksual di sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Jateng selama tahun 2011.
Data ini diungkapkan Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jateng, Fatkhurozi kepada Solopos.com di Semarang, Kamis (8/3/2012).
Kasus ini, jelas dia, terjadi pada beberapa Ponpes di daerah, antara lain Wonogiri, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Klaten, Batang, Pati, Solo, Temanggung dan Jepara.
Bentuk kekerasan seksual yang menimpa para santri itu, misalnya untuk putra disodomi, sedang satri putri pelecehan seksual, kawin paksa.
“Dari 100 orang itu, korbannya kebanyakan santri perempuan berusia antara 14 tahun sampai 18 tahun,” ujarnya.
Pelaku tindak kekerasan seksual di Ponpes, kata Fatkhurozi, para pengasuh pondok seperti, kiai, guru spiritual, ustad atau guru, guru mursid. Modusnya menggunakan beragam jenis, misalnya dengan mengancam para santri kalau menolak akan disantet, ditakuti orangtua atau saudaranya akan meninggal. Dijanjikan derajatnya meningkat dan akan masuk surga.
“Ada juga yang diberikan minuman yang telah diberi ramuan tertentu sehingga setelah santri minum langsung tak sadarkan diri,” katanya. Bila sampai terjadi kehamilan bagi santri putri, maka dipaksa agar kandungannya digugurkan atau aborsi.
“Kejadian ini terjadi di Ponpes di Kota Semarang, sebanyak 26 santri putrid dipaksa aborsi,” imbuhnya.
Kekerasan seksual terhadap santri ini, lanjut dia, tak hanya terjadi di Ponpes tradisional yang berada daerah, tapi juga Ponpes moderen di perkotaan. Santri yang menjadi korban kekerasan seksual, ujar Fatkhurozi, kebanyakan tak berani melaporkan kasusnya kepada apara penegak hukum.
“Beberapa korban putri memang ada yang melaporkan ke LRC-KJHAM. Kami juga mendapatkan laporan adanya kekerasan seksual di Ponpes dari para alumni Ponpes di sana,” ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah kasus dan kekerasan seksual di lingkungan Ponpes lebih banyak, karena hanya sebagian saja yang terungkap ke permukaan. Sebab para pengasuh Ponpes kadang menggunakan dalil agama untuk melegitimasi mereka melakukan tindak kekerasan, sehingga membuat santri takut melaporkan kepada keluarga atau orang luar.
”Sangat disayangkan dengan menggunakan kedok agama (Ponpes), para pelaku bisa bebas melakukan kekerasan seksual terhadap para santri,” katanya.
Dengan kondisi ini, ujar dia, LRC-KJHAM Jateng mendesak kepada pemerintah, terutama Kementerian Agama supaya melakukan pengawasan yang ketat terhadap sistem pembelajaran di Ponpes.
Kepada para orang tua, juga harus ikut mengawasi anak-anaknya yang belajar di Ponpes secara rutin, sehingga bisa mengetahui kondisi mereka. ”Kami mendorong para korban dan orang tua korban agar berani melaporkan kepada aparat kepolisian,” pungkasnya.
SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Sedikitnya 100 orang santri putri dan putra diketahui telah menjadi korban kekerasan seksual di sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Jateng selama tahun 2011.
Data ini diungkapkan Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jateng, Fatkhurozi kepada Solopos.com di Semarang, Kamis (8/3/2012).
Kasus ini, jelas dia, terjadi pada beberapa Ponpes di daerah, antara lain Wonogiri, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Klaten, Batang, Pati, Solo, Temanggung dan Jepara.
Bentuk kekerasan seksual yang menimpa para santri itu, misalnya untuk putra disodomi, sedang satri putri pelecehan seksual, kawin paksa.
“Dari 100 orang itu, korbannya kebanyakan santri perempuan berusia antara 14 tahun sampai 18 tahun,” ujarnya.
Pelaku tindak kekerasan seksual di Ponpes, kata Fatkhurozi, para pengasuh pondok seperti, kiai, guru spiritual, ustad atau guru, guru mursid. Modusnya menggunakan beragam jenis, misalnya dengan mengancam para santri kalau menolak akan disantet, ditakuti orangtua atau saudaranya akan meninggal. Dijanjikan derajatnya meningkat dan akan masuk surga.
“Ada juga yang diberikan minuman yang telah diberi ramuan tertentu sehingga setelah santri minum langsung tak sadarkan diri,” katanya. Bila sampai terjadi kehamilan bagi santri putri, maka dipaksa agar kandungannya digugurkan atau aborsi.
“Kejadian ini terjadi di Ponpes di Kota Semarang, sebanyak 26 santri putrid dipaksa aborsi,” imbuhnya.
Kekerasan seksual terhadap santri ini, lanjut dia, tak hanya terjadi di Ponpes tradisional yang berada daerah, tapi juga Ponpes moderen di perkotaan. Santri yang menjadi korban kekerasan seksual, ujar Fatkhurozi, kebanyakan tak berani melaporkan kasusnya kepada apara penegak hukum.
“Beberapa korban putri memang ada yang melaporkan ke LRC-KJHAM. Kami juga mendapatkan laporan adanya kekerasan seksual di Ponpes dari para alumni Ponpes di sana,” ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah kasus dan kekerasan seksual di lingkungan Ponpes lebih banyak, karena hanya sebagian saja yang terungkap ke permukaan. Sebab para pengasuh Ponpes kadang menggunakan dalil agama untuk melegitimasi mereka melakukan tindak kekerasan, sehingga membuat santri takut melaporkan kepada keluarga atau orang luar.
”Sangat disayangkan dengan menggunakan kedok agama (Ponpes), para pelaku bisa bebas melakukan kekerasan seksual terhadap para santri,” katanya.
Dengan kondisi ini, ujar dia, LRC-KJHAM Jateng mendesak kepada pemerintah, terutama Kementerian Agama supaya melakukan pengawasan yang ketat terhadap sistem pembelajaran di Ponpes.
Kepada para orang tua, juga harus ikut mengawasi anak-anaknya yang belajar di Ponpes secara rutin, sehingga bisa mengetahui kondisi mereka. ”Kami mendorong para korban dan orang tua korban agar berani melaporkan kepada aparat kepolisian,” pungkasnya.
F-22- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1644
Reputation : 19
Points : 6942
Registration date : 2011-09-30
Re: Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
MAU DI BAWAH KEMANA AGAMA KITA......LA LA LA OH OH YEH...!!!ALLOHNYA PENIPU....YA GIMANA UMATNYA.......QS 3:54 wamakaruu wamakara allaahu waallaahu khayru almaakiriinaF-22 wrote:http://www.solopos.com/2012/channel/jateng/seratusan-santri-jadi-korban-kekerasan-seksual-di-ponpes-168890
SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Sedikitnya 100 orang santri putri dan putra diketahui telah menjadi korban kekerasan seksual di sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Jateng selama tahun 2011.
Data ini diungkapkan Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jateng, Fatkhurozi kepada Solopos.com di Semarang, Kamis (8/3/2012).
Kasus ini, jelas dia, terjadi pada beberapa Ponpes di daerah, antara lain Wonogiri, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Klaten, Batang, Pati, Solo, Temanggung dan Jepara.
Bentuk kekerasan seksual yang menimpa para santri itu, misalnya untuk putra disodomi, sedang satri putri pelecehan seksual, kawin paksa.
“Dari 100 orang itu, korbannya kebanyakan santri perempuan berusia antara 14 tahun sampai 18 tahun,” ujarnya.
Pelaku tindak kekerasan seksual di Ponpes, kata Fatkhurozi, para pengasuh pondok seperti, kiai, guru spiritual, ustad atau guru, guru mursid. Modusnya menggunakan beragam jenis, misalnya dengan mengancam para santri kalau menolak akan disantet, ditakuti orangtua atau saudaranya akan meninggal. Dijanjikan derajatnya meningkat dan akan masuk surga.
“Ada juga yang diberikan minuman yang telah diberi ramuan tertentu sehingga setelah santri minum langsung tak sadarkan diri,” katanya. Bila sampai terjadi kehamilan bagi santri putri, maka dipaksa agar kandungannya digugurkan atau aborsi.
“Kejadian ini terjadi di Ponpes di Kota Semarang, sebanyak 26 santri putrid dipaksa aborsi,” imbuhnya.
Kekerasan seksual terhadap santri ini, lanjut dia, tak hanya terjadi di Ponpes tradisional yang berada daerah, tapi juga Ponpes moderen di perkotaan. Santri yang menjadi korban kekerasan seksual, ujar Fatkhurozi, kebanyakan tak berani melaporkan kasusnya kepada apara penegak hukum.
“Beberapa korban putri memang ada yang melaporkan ke LRC-KJHAM. Kami juga mendapatkan laporan adanya kekerasan seksual di Ponpes dari para alumni Ponpes di sana,” ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah kasus dan kekerasan seksual di lingkungan Ponpes lebih banyak, karena hanya sebagian saja yang terungkap ke permukaan. Sebab para pengasuh Ponpes kadang menggunakan dalil agama untuk melegitimasi mereka melakukan tindak kekerasan, sehingga membuat santri takut melaporkan kepada keluarga atau orang luar.
”Sangat disayangkan dengan menggunakan kedok agama (Ponpes), para pelaku bisa bebas melakukan kekerasan seksual terhadap para santri,” katanya.
Dengan kondisi ini, ujar dia, LRC-KJHAM Jateng mendesak kepada pemerintah, terutama Kementerian Agama supaya melakukan pengawasan yang ketat terhadap sistem pembelajaran di Ponpes.
Kepada para orang tua, juga harus ikut mengawasi anak-anaknya yang belajar di Ponpes secara rutin, sehingga bisa mengetahui kondisi mereka. ”Kami mendorong para korban dan orang tua korban agar berani melaporkan kepada aparat kepolisian,” pungkasnya.
QS 8:30 wa-idz yamkuru bika alladziina kafaruu liyutsbituuka aw yaqtuluuka aw yukhrijuuka wayamkuruuna wayamkuru allaahu waallaahu khayru almaakiriina
الماكرين - almaakiriina = the cheators/the deceivors = penipu / pengelabu / penyesat.
Akar kata dari kata kerja مكر - makar = to deceive (meaning = cause someone to believe an untruth.) = mengelabui (makna = membuat sesorang percaya kepada sesuatu yang tidak benar).
خير - khairu = the best = terbaik.
Jadi kalau disatukan خير الماكرين - khayrul'maakiriin = the best deceivors = penipu / pengelabu / penyesat terbaik.
Re: Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Ini OKNUM ya? Oknum tapi koq berjamaah gitu ya?
F-22- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1644
Reputation : 19
Points : 6942
Registration date : 2011-09-30
Re: Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
jangan jangan fenomena gunung es nehh??????
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9760
Registration date : 2011-06-17
Re: Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
ngatain orang laen bau, tapi muka sendiri blepotan tokai,,..emang manteb banged dah kelakuan kresten dimari..
jiseskrais- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 851
Location : Gelora Bung Karel.
Job/hobbies : bikin kesel domba domba
Humor : gantian dunks ? Pegel tau di salib ! >_<
Reputation : 4
Points : 5779
Registration date : 2011-08-06
Re: Edun .... SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Ini ponpes atau sarang penjahat kelamin ya??? Ini oknum ya??? Oknum koq berjamaah gitu ya???
F-22- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1644
Reputation : 19
Points : 6942
Registration date : 2011-09-30
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Wed 20 Nov 2024, 6:07 am by heryviper
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo
» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Sat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo
» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Sat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo
» kenapa muhammad suka makan babi????
Sat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin