Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 72 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 72 Guests :: 3 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Pilih Mana: Puasa Islam atau Puasa Kristiani?
3 posters
Page 1 of 1
Pilih Mana: Puasa Islam atau Puasa Kristiani?
Pilih Mana: Puasa Islam atau Puasa Kristiani?
Dalam pengertian sehari-hari – atau dalam definisi Kamus Umum Bahasa Indonesia
– puasa diartikan sebagai “tidak makan dan tidak minum dengan sengaja (terutama
bertalian dengan keagamaan)”. Puasa dibulan Ramadhan kini bukan hanya menjadi
bagian dari ibadah Islam, melainkan juga mulai menjadi fashion kultural. Berpuasa
diwajibkan kepada Muslim seperti yang terdapat dalam Sura Al-Baqarah: 183,
"Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga
kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."
Disini Muhammad memproyeksikan seolah-olah puasa yang sama juga diwajibkan
kepada umat-umat Yahudi dan Nasrani! Namun kita tahu bahwa puasa Islamik dan
Kristiani justru berbeda seperti bumi terhadap langit! Dengan perkataan lain,
Muhammad itu mendapatkan “wahyu” yang tidak akurat!
Apa yang disebut puasa dalam Islam SESUNGGUHNYA (pada hakekatnya) bukan
puasa sama sekali, melainkan PEMINDAHAN JAM MAKAN! Muslim yang berpuasa
menggeser jam makan-mimumnya dari pagi-petang menjadi petang-subuh!
Sedangkan kwalitas dan kwantitas makannya tidak terpengaruh samasekali.
Malahan kalau mau jujur, kwalitas dan kwantitas makan-minum diwaktu puasa jauh
dipertinggi dan diperpuaskan melebihi waktu-waktu selainnya. Apa yang ditahan,
dipuaskan lampias dalam bukaan puasa, termasuk merokok dll. Itu sebabnya Orang
Barat/ non-Muslim sering bertanya terheran-heran kenapa dalam masa Ramadhan
semua penjualan makanan menjadi naik, termasuk harganya. Bukankah
seharusnya turun, karena orang berpuasa berarti mengurangi segala nafsu
duniawinya termasuk nafsu makan-minum?
Dalam iklim berpuasa seperti begini, bisa terselip beberapa perasaan dan tuntutan
tertentu dikalangan Muslim yang berpuasa yang sering kurang disadari.
Pertama, perasaan “berkemenangan” sehari lepas sehari dalam berpuasa hingga
selesainya bulan Ramadhan. Tanpa usah dirinci, setiap usaha dan pengorbanan
manusia dalam bentuk apapun (dalam hal ini: ingkar makan-minum) cenderung
akan dikaitkan dengan perasaan sukses yang dicapai. Tetapi apakah sukses
semacam ini riil atau semu dihadapan Tuhan yang melihat hati dan bukan
“upacarawi”? Menang atas apa jikalau hanya memuaskan ego yang merasa sudah
berkurban sesaat lalu melampias disaat lainnya?
Kedua, perasaan “ingin dihormati” karena bertindak mulia dan berkurban ketika
puasa. Itu sebabnya mereka bangga menampilkan dirinya sebagai orang yang
berpuasa, malahan pura-pura bertanya kepada setiap temannya “Puasa, kan?”
yang harus diartikan: ”Saya berpuasa, lho?”. Maka kedai-kedai makan dan resto
“dihimbau” (malah ada yang diwajibkan) untuk ditutup atau setidaknya setengah
tertutup. Dalil yang dipakai adalah “orang yang tak berpuasa harus sensitive dan
menghormati”yang berpuasa”. Inilah tuntutan halus yang salah fatal yang tidak
disadari betul oleh Muslim. Sebab kedai dan resto yang terbuka sebagaimana
biasanya itu samasekali tidak berbuat salah apapun terhadap siapapun, ketikamana
mereka hanya meneruskan usaha mereka sehari-hari yang toh harus dianggap
amanah bagi kehidupan keluarga mereka, sambil melayani orang lain. Lebih jauh
lagi, orang yang sukses berpuasa tidaklah bisa dikatakan sukses bilamana semua
makanan dan minuman diprakondisikan jauh dari matanya sehari-hari sehingga
tidak available dan tidak accessible baginya.
Definisi kita diatas mengatakan berpuasa adalah “tidak makan-minum dengan
sengaja”, bukan dengan prakondisi keberadaan makanan dan minuman yang
harus disingkirkan jauh daripadanya. Apakah Anda akan berkata bahwa Anda
bermental bersih dari korupsi karena Anda tak punya peluang untuk korupsi?
Demikian juga Anda tak bisa berteriak sukses puasa jikalau makanan
disembunyikan dari jangkauan mata dan tangan Anda! Tetapi inilah yang kita sering
saksikan, bahwa dibanyak tempat dikolong langit ini, Muslim mendamprat atau
memukuli orang-orang yang makan dihadapannya, bukan karena sengaja mau
“menghina” nya, melainkan ya, hanya spontan makan seperti biasanya! Cara dan
sikap berpuasa semacam itu -- termasuk pemindahan jam makan, show off dan
pamer, minta pengakuan dan penghormatan -- oleh Al-Masih semuanya disebut
sebagai “UPAH YANG SUDAH DIBAYAR OLEH DIRINYA”.
Inti Puasa Kristiani
Semua Muslim tahu berpuasa cara Islam, tetapi mereka praktis tidak tahu apa itu
“Puasa Injili” yang diperintahkan oleh Isa Al-Masih.
Cara yang paling kontras untuk memperlihatkan perbedaan keduanya adalah
dengan merujuk kepada cara puasa Muhammad dibandingkan dengan puasa Isa Al-
Masih. Puasa Muhammad dibulan Ramadhan dikatakan sebagai “puasa sebulan
penuh”, dan berakhir dengan “kemenangan” melawan godaan nafsu dan setan. Itu
hanya istilah. Dalam kenyataannya istilah “penuh” itu hanyalah “kosong”, karena
setiap hari juga beliau makan-minum dengan menggeser waktu. Dan
“kemenangan” yang diperolehnya dari berpuasa tahun ketahun? Ya, itu jelas
tampak di medan peperangan dan akibatnya (seperti pembunuhan, pemancungan
kepala, pembudakan anak dan wanita) terus dan makin bereskalasi hingga kepada
pengusiran dan pemusnahan suku-suku Yahudi. Juga penambahan jumlah istri dari
tahun-ketahun khususnya pengambilan paksa istri orang (Safiyya binti Huyayy
isteri Kinana), serta akibat dari “kemenangan” ini, beliau diracuni di Khaybar yang
berdampak hingga kepada seluruh sisa hidupnya (HS.Bukhari no.1570).
Sebaliknya, Al-Masih, dan juga Musa - berpuasa dalam kesunyian selama 40 hari 40
malam tanpa makan dan minum. Dan berakhir dengan kemenangan yang berbeda
samasekali dengan Muhammad, karena Musa memperoleh dua loh batu dari tangan
Tuhan yang berisikan 10 Perintah-Nya. Sedangkan Isa Al-Masih bukan hanya
menang terhadap godaan setan yang sesungguhnya, melainkan justru menang
mengusir setan dari hadiratnya, yang digantikan oleh para malaikat yang melayani
dia! (Injil, Rasul Matius 4:1-11).
Tentang puasa inti, Isa Al-Masih mengajarkan keluhuran, dan fokus berelasi antara
yang berpuasa dengan Tuhan sendiri tanpa di embel-embeli oleh pengaruh luar,
seperti pamer dan menuntut ini dan itu. Satu kerendah-hatian dan bukan minta
dihormati. Satu substansi rohani yang riil dan bukan ritual geser jam makan yang
semu. Semua faktor pihak luar yang mengkondisikan puasa adalah munafik, dan
“pahalanya” sudah terbayar. Al-Masih menampilkan ajaran berpuasa yang paling
sederhana namun murni dan dalam tentang apa yang harus dan apa yang tidak
TUHAN berkenan:
"Dan apabila kamu berpuasa (bukan geser jam makan), janganlah muram mukamu
seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa (minta pengakuan dan penghormatan orang lain).
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya
jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi (rendah hati, tidak menuntut) akan membalasnya kepadamu." (Injil,
Rasul Matius 6:16-18).
Itu adalah bagian dari Khotbah Isa Al-Masih dibukit yang sangat terkenal. Dan
dengan mata yang sedikit jeli kita dapat melihat betapa Al-Masih telah
memproyeksikan kedepan kepada Muslim, demi mengkoreksi balik proyeksi
Muhammad kepada kaum Nasrani seperti ayat yang dikutip diatas, “telah
diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umatumat
yang sebelum kamu…”
Dalam pengertian sehari-hari – atau dalam definisi Kamus Umum Bahasa Indonesia
– puasa diartikan sebagai “tidak makan dan tidak minum dengan sengaja (terutama
bertalian dengan keagamaan)”. Puasa dibulan Ramadhan kini bukan hanya menjadi
bagian dari ibadah Islam, melainkan juga mulai menjadi fashion kultural. Berpuasa
diwajibkan kepada Muslim seperti yang terdapat dalam Sura Al-Baqarah: 183,
"Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga
kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."
Disini Muhammad memproyeksikan seolah-olah puasa yang sama juga diwajibkan
kepada umat-umat Yahudi dan Nasrani! Namun kita tahu bahwa puasa Islamik dan
Kristiani justru berbeda seperti bumi terhadap langit! Dengan perkataan lain,
Muhammad itu mendapatkan “wahyu” yang tidak akurat!
Apa yang disebut puasa dalam Islam SESUNGGUHNYA (pada hakekatnya) bukan
puasa sama sekali, melainkan PEMINDAHAN JAM MAKAN! Muslim yang berpuasa
menggeser jam makan-mimumnya dari pagi-petang menjadi petang-subuh!
Sedangkan kwalitas dan kwantitas makannya tidak terpengaruh samasekali.
Malahan kalau mau jujur, kwalitas dan kwantitas makan-minum diwaktu puasa jauh
dipertinggi dan diperpuaskan melebihi waktu-waktu selainnya. Apa yang ditahan,
dipuaskan lampias dalam bukaan puasa, termasuk merokok dll. Itu sebabnya Orang
Barat/ non-Muslim sering bertanya terheran-heran kenapa dalam masa Ramadhan
semua penjualan makanan menjadi naik, termasuk harganya. Bukankah
seharusnya turun, karena orang berpuasa berarti mengurangi segala nafsu
duniawinya termasuk nafsu makan-minum?
Dalam iklim berpuasa seperti begini, bisa terselip beberapa perasaan dan tuntutan
tertentu dikalangan Muslim yang berpuasa yang sering kurang disadari.
Pertama, perasaan “berkemenangan” sehari lepas sehari dalam berpuasa hingga
selesainya bulan Ramadhan. Tanpa usah dirinci, setiap usaha dan pengorbanan
manusia dalam bentuk apapun (dalam hal ini: ingkar makan-minum) cenderung
akan dikaitkan dengan perasaan sukses yang dicapai. Tetapi apakah sukses
semacam ini riil atau semu dihadapan Tuhan yang melihat hati dan bukan
“upacarawi”? Menang atas apa jikalau hanya memuaskan ego yang merasa sudah
berkurban sesaat lalu melampias disaat lainnya?
Kedua, perasaan “ingin dihormati” karena bertindak mulia dan berkurban ketika
puasa. Itu sebabnya mereka bangga menampilkan dirinya sebagai orang yang
berpuasa, malahan pura-pura bertanya kepada setiap temannya “Puasa, kan?”
yang harus diartikan: ”Saya berpuasa, lho?”. Maka kedai-kedai makan dan resto
“dihimbau” (malah ada yang diwajibkan) untuk ditutup atau setidaknya setengah
tertutup. Dalil yang dipakai adalah “orang yang tak berpuasa harus sensitive dan
menghormati”yang berpuasa”. Inilah tuntutan halus yang salah fatal yang tidak
disadari betul oleh Muslim. Sebab kedai dan resto yang terbuka sebagaimana
biasanya itu samasekali tidak berbuat salah apapun terhadap siapapun, ketikamana
mereka hanya meneruskan usaha mereka sehari-hari yang toh harus dianggap
amanah bagi kehidupan keluarga mereka, sambil melayani orang lain. Lebih jauh
lagi, orang yang sukses berpuasa tidaklah bisa dikatakan sukses bilamana semua
makanan dan minuman diprakondisikan jauh dari matanya sehari-hari sehingga
tidak available dan tidak accessible baginya.
Definisi kita diatas mengatakan berpuasa adalah “tidak makan-minum dengan
sengaja”, bukan dengan prakondisi keberadaan makanan dan minuman yang
harus disingkirkan jauh daripadanya. Apakah Anda akan berkata bahwa Anda
bermental bersih dari korupsi karena Anda tak punya peluang untuk korupsi?
Demikian juga Anda tak bisa berteriak sukses puasa jikalau makanan
disembunyikan dari jangkauan mata dan tangan Anda! Tetapi inilah yang kita sering
saksikan, bahwa dibanyak tempat dikolong langit ini, Muslim mendamprat atau
memukuli orang-orang yang makan dihadapannya, bukan karena sengaja mau
“menghina” nya, melainkan ya, hanya spontan makan seperti biasanya! Cara dan
sikap berpuasa semacam itu -- termasuk pemindahan jam makan, show off dan
pamer, minta pengakuan dan penghormatan -- oleh Al-Masih semuanya disebut
sebagai “UPAH YANG SUDAH DIBAYAR OLEH DIRINYA”.
Inti Puasa Kristiani
Semua Muslim tahu berpuasa cara Islam, tetapi mereka praktis tidak tahu apa itu
“Puasa Injili” yang diperintahkan oleh Isa Al-Masih.
Cara yang paling kontras untuk memperlihatkan perbedaan keduanya adalah
dengan merujuk kepada cara puasa Muhammad dibandingkan dengan puasa Isa Al-
Masih. Puasa Muhammad dibulan Ramadhan dikatakan sebagai “puasa sebulan
penuh”, dan berakhir dengan “kemenangan” melawan godaan nafsu dan setan. Itu
hanya istilah. Dalam kenyataannya istilah “penuh” itu hanyalah “kosong”, karena
setiap hari juga beliau makan-minum dengan menggeser waktu. Dan
“kemenangan” yang diperolehnya dari berpuasa tahun ketahun? Ya, itu jelas
tampak di medan peperangan dan akibatnya (seperti pembunuhan, pemancungan
kepala, pembudakan anak dan wanita) terus dan makin bereskalasi hingga kepada
pengusiran dan pemusnahan suku-suku Yahudi. Juga penambahan jumlah istri dari
tahun-ketahun khususnya pengambilan paksa istri orang (Safiyya binti Huyayy
isteri Kinana), serta akibat dari “kemenangan” ini, beliau diracuni di Khaybar yang
berdampak hingga kepada seluruh sisa hidupnya (HS.Bukhari no.1570).
Sebaliknya, Al-Masih, dan juga Musa - berpuasa dalam kesunyian selama 40 hari 40
malam tanpa makan dan minum. Dan berakhir dengan kemenangan yang berbeda
samasekali dengan Muhammad, karena Musa memperoleh dua loh batu dari tangan
Tuhan yang berisikan 10 Perintah-Nya. Sedangkan Isa Al-Masih bukan hanya
menang terhadap godaan setan yang sesungguhnya, melainkan justru menang
mengusir setan dari hadiratnya, yang digantikan oleh para malaikat yang melayani
dia! (Injil, Rasul Matius 4:1-11).
Tentang puasa inti, Isa Al-Masih mengajarkan keluhuran, dan fokus berelasi antara
yang berpuasa dengan Tuhan sendiri tanpa di embel-embeli oleh pengaruh luar,
seperti pamer dan menuntut ini dan itu. Satu kerendah-hatian dan bukan minta
dihormati. Satu substansi rohani yang riil dan bukan ritual geser jam makan yang
semu. Semua faktor pihak luar yang mengkondisikan puasa adalah munafik, dan
“pahalanya” sudah terbayar. Al-Masih menampilkan ajaran berpuasa yang paling
sederhana namun murni dan dalam tentang apa yang harus dan apa yang tidak
TUHAN berkenan:
"Dan apabila kamu berpuasa (bukan geser jam makan), janganlah muram mukamu
seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa (minta pengakuan dan penghormatan orang lain).
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya
jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi (rendah hati, tidak menuntut) akan membalasnya kepadamu." (Injil,
Rasul Matius 6:16-18).
Itu adalah bagian dari Khotbah Isa Al-Masih dibukit yang sangat terkenal. Dan
dengan mata yang sedikit jeli kita dapat melihat betapa Al-Masih telah
memproyeksikan kedepan kepada Muslim, demi mengkoreksi balik proyeksi
Muhammad kepada kaum Nasrani seperti ayat yang dikutip diatas, “telah
diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umatumat
yang sebelum kamu…”
Re: Pilih Mana: Puasa Islam atau Puasa Kristiani?
Ya jelaslah puasa Islam dengan yang non Islam itu ibarat Langit dan bumi...tapi siapa yang langit dan siapa yg bumi, dan lagi siapa yang pamer.. kami berpuasa tidak ada yang pamer itu sih perasaan lu pade... karena lu pada iri saja melihat ibadah kami yang serentak dan kompak di seluruh dunia. Lagi pula tidak makan dan tidak minum siapa yang tahu, itu seeh urusan individu dengan Tuhan. Jadi cara puasanya tetap pilih cara Islam aturan jelas dan bermanfaat. Gak mutu nih TSnya.
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6384
Registration date : 2010-07-31
Re: Pilih Mana: Puasa Islam atau Puasa Kristiani?
gw udah nyoba puasa kristiani , puasa kristiani cuman beberapa hari larangannya cuma tidak boleh makan apa2 yg disukai.., tidak sama dengan yg dilakukan isa (selama gue masih kristen belum pernah ada perintah puasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum) ......., ternyata lebih nikmat puasa islam... Subhanallah Alhamdulillah..
pertanyaan untuk saudara admin : apakah anda sudah pernah melakukan puasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum ? ..
menurut lo enakan mana sama puasa islam ?
pertanyaan untuk saudara admin : apakah anda sudah pernah melakukan puasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum ? ..
menurut lo enakan mana sama puasa islam ?
antipaganism- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 403
Reputation : 14
Points : 5397
Registration date : 2010-09-18
antipaganism- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 403
Reputation : 14
Points : 5397
Registration date : 2010-09-18
Similar topics
» Pilih Mana: Puasa Islami atau "Puasa" Kristen?
» Agama mana yang Paling Mulia ??? Islam atau Kristen
» MANA YANG KEJAM? ISLAM ATAU NON ISLAM?
» Agama mana yang Paling Mulia ??? Islam atau Kristen
» MANA YANG KEJAM? ISLAM ATAU NON ISLAM?
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN