Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 64 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 64 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
3 posters
Page 1 of 1
Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
Bagi umat Islam, istilah hari wafat Isa
Almasih ini kurang tepat, karena menurut aqidah Islam, Nabi Isa
alaihissalam tidak mati dan tidak pula disalib. Agama yang meyakini
kematian Yesus di tiang salib adalah Kristen. Maka istilah yang lebih
tepat adalah Hari Kematian Yesus Kristus. Karena dalam pandangan
Kristen, Yesus adalah salah satu oknum Tuhan, maka istilah yang lebih
pas lagi adalah “Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan Kristiani.” Di
kalangan Kristen, hari kematian Yesus itu masyhur dengan sebutan Jum’at
Agung.
Ulang tahun kematian Yesus di tiang salib adalah salah satu inti iman Kristiani. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum),
umat Kristen memakai tiga perkataan untuk menekankan keyakinan akan
kematian Yesus: “Dan kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal, Tuhan
kita... disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.”
Sedemikian
pentingnya makna salib dalam iman kristiani, sehingga tanpa adanya
penyaliban Yesus, maka gugurlah keyakinan Kristen tentang dosa waris,
penebusan dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.
Terkait dengan Hari Ulang Tahun Kematian Yesus, beberapa waktu lalu penulis mendapati buku berjudul Memfitnah Yesus karya
Dr Erwin Lutzer di toko buku Gramedia. Buku setebal 167 halaman yang
diterbitkan oleh Light Publishing Jakarta ini adalah terjemahan dari
edisi asli dalam bahasa Inggris Slandering Jesus.
Secara
khusus, buku apologetika kristiani ini didedikasikan untuk memerangi
berbagai pandangan teologi yang menentang doktrin Kristen tentang
penyaliban, kematian dan ketuhanan Yesus Kristus. Dengan telak, Erwin
menuding paham-paham tentang Yesus yang bertolak belakang dengan
Kristen sebagai kebohongan.
Dalam bab II, secara khusus Erwin
menghantam Al-Qur'an sebagai kebohongan, karena membantah penyaliban
Yesus. Dalam judul “Kebohongan 2: Yesus Tidak Disalibkan.” Di bawah
judul tersebut, ia mencantumkan terjemah Al-Qur'an surat An-Nisa’ 157”
(hlm. 39).
Menurut Erwin, kisah Al-Qur'an tentang kegagalan
penyaliban Yesus adalah kebohongan. Alasannya, jika Tuhan menggagalkan
penyaliban dengan membuat orang Yahudi salah tangkap, berarti Tuhan
dalam Al-Qur'an bersalah atas tindak penipuan. Erwin menulis:
“Menurut
Al-Qur'an, orang-orang Yahudi tidak berhasil membunuh Yesus, yang
disebut sebagai rasul Tuhan. Beberapa penerjemah Muslim mengatakan
bahwa orang-orang Yahudi membunuh seseorang yang dibuat Yesus tampak
seperti Yesus. Tetapi hal ini akan membuat Tuhan bersalah atas penipuan
dan ilusi. Mengapa Tuhan mau ikut serta dalam suatu tindakan yang
menipu dan tidak jujur dengan menciptakan seseorang yang tampak seperti
Yesus dan membuat orang yang tidak bersalah ini mati sebagai ganti
Yesus? Tuhan pastinya bersalah karena tindak penipuan, memimpin
orang-orang untuk percaya bahwa yang disalibkan itu adalah Yesus
padahal kenyataannya itu adalah orang lain.” (hlm. 41).
Ayat Al-Qur'an yang digugat DR Erwin
adalah sbb: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula)
yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa” (Qs An-Nisa’ 157).
Menurut
ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap dan menyalib
Nabi Isa, apalagi sampai membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu
mereka salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
Para mufassir memahamkan surat An-Nisa’
157 bahwa Nabi Isa sama sekali tidak disalib dan dibunuh, karena yang
disalib dan dibunuh adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
Prof Dr H Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’anul Karim menerjemahkan
ayat tersebut, “Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau mereka
salibkan, tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan
Isa, yang telah dibuat samar” (hlm. 94). Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
menyatakan, “Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain,
lalu ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa
orang lain itulah Isa” (Juz 6 hlm. 21).
Penyerupaan wajah orang
lain menjadi Yesus sehingga proses penyaliban menjadi salah alamat
tersebut, juga didukung data-data dalam Bibel bahwa:
KISAH PENYALIBAN YESUS PATUT DIRAGUKAN
Pernyataan Al-Qur'an bahwa orang-orang
berselisih paham dan ragu-ragu tentang pembunuhan Isa adalah kebenaran
yang tak dapat disangkal. Buktinya, laporan penyaliban dalam Bibel
penuh kontradiktif dan keraguan, misalnya soal waktu penyaliban.
Kontradiksi penyaliban Yesus masih banyak lagi, bisa dibaca dalam buku Dokumen Pemalsuan Alkitab terbitan Victory Press.
Penyelamatan
terhadap Nabi Isa dari penyaliban adalah tindakan yang sangat tepat dan
terhormat. Bukankah Bibel sendiri mengakui bahwa orang yang mati di
tiang salib adalah manusia terkutuk:
“…Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3: 13).
Penyelamatan
Tuhan dalam terhadap Nabi Isa dari penyaliban orang-orang kafir adalah
tindakan yang Maha Tepat, bukan tipuan seperti tudingan Erwin Lutzer.
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (Qs. Ali Imran 54).
Maka
sungguh aneh tudingan Dr Erwin Lutzer bahwa Tuhan dalam Al-Qur'an
melakukan kesalahan dan penipuan. Rupanya Erwin lebih memihak orang
kafir yang menginginkan kematian Nabi Isa dengan cara yang terkutuk.
LAPORAN BIBEL TENTANG PENYALIBAN YESUS DIRAGUKAN
Setelah menuding Al-Qur'an berbohong
soal keselamatan Yesus dari penyaliban, Dr Erwin Lutzer, mencoba
membandingkan validitas Al-Qur'an dan Bibel. Menurutnya, Bibel lebih
dipercaya karena Injil saksi mata sehingga laporannya lebih akurat
ketimbang Al-Qur'an yang ditulis lebih dari 500 tahun kemudian oleh
seorang Muhammad yang bukan saksi mata. Erwin menulis:
“Kitab
Injil melaporkan mengenai kematian Yesus dengan kesadaran akan keadaan
yang sebenarnya dan secara mendetail yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang merupakan saksi mata dari peristiwa tersebut. Selain para
tentara Romawi, banyak orang yang berkumpul untuk melihat apa yang
sedang terjadi saat itu” (hlm. 44).
Dalam pernyataan tersebut, Lutzer
berdusta terhadap para murid Yesus, karena para murid Yesus bukanlah
saksi mata penyaliban. Terbukti, menurut Bibel, ketika Yesus dibekuk
tentara kafir, semua muridnya lari tunggang-langgang meninggalkan Yesus
(Markus 14: 46-50).
Bahkan ketika dihadapkan di pengadilan,
Yesus sangat membutuhkan pembelaan para muridnya. Tetapi semua murid
Yesus tak satupun yang melakukan pembelaan. bahkan Petrus, murid
kesayangan Yesus, justru menyangkal dan mengaku tak kenal dengan Yesus
(Markus 14: 68-71).
Para penulis keempat Injil pun tak satupun
yang menyaksikan peristiwa dengan mata kepalanya. Semua penulis Injil
ini bukan murid Yesus, bahkan Injil Markus sampai sekarang masih belum
diketahui dengan pasti siapa pengarangnya, karena ia tidak
menperkenalkan diri dalam Injil yang ditulisnya. Perhatikan komentar
Lembaga Biblika Indonesia dalam Tafsir Injil Markus berikut:
“Pengarang
Injil Markus adalah murid Petrus dari Roma, yang menyebutnya 'Markus,
anakku'” (I Petrus 5: 13). Belum jelas apakah Markus ini sama dengan
Yohanes Markus dari Yerusalem, anak Maria, yang tempatnya digunakan
untuk berkumpul dan berdoa jemaat Kristen pertama (Kisah Para Rasul 12:
12).
Tanpa memperkenalkan diri, Markus memulai penulisannya:
“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Dalam
karyanya, Markus tidak menonjolkan diri. Juga tidak menyebut nama
sendiri atau menambahkan sesuatu yang dapat menyingkapkan
kepribadiannya” (hlm. 9-10).
Jika pengarang Injil itu masih
misterius, maka mempercayai karya tulisnya sebagai dasar keimanan
adalah kepercayaan yang misterius.
KONTRADIKSI CERITA PENYALIBAN DALAM BIBEL
Kesimpulan bahwa para penulis Injil
bukan saksi mata cerita penyaliban dalam Bibel, semakin diperkuat
dengan banyaknya kontradiksi kronologis kisah penyaliban Yesus,
misalnya:
a. Tulisan apa yang ada di atas kayu salib?
Injil Matius 27:37 melaporkan bahwa di
atas salib Yesus terpampang tulisan “Inilah Yesus Raja orang Yahudi”.
Sedangkan Injil Markus 15: 26 melaporkan bahwa tulisan itu berbunyi
“Raja orang Yahudi”. Lukas 23:38 membaca bahwa tulisan di salib Yesus
adalah “Inilah raja orang Yahudi”. Sangat berbeda dengan laporan
Yohanes 19:19 “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Ini adalah
pertentangan yang nyata.
b. Berapa orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib?
Menurut Matius 27:44 dan Markus 15: 32,
ada dua orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib. Sedangkan
Lukas 3:39 me¬la¬por¬¬kan bahwa yang mencaci Yesus hanya satu orang
saja. Jelas kontradiksi, bukan?
c. Apakah Yesus mengecap anggur bercampur empedu?
Matius 27: 33-34 melaporkan bahwa Yesus
mengecapnya. Sebaliknya, Markus 15: 23 melaporkan bahwa di atas tiang
salib Yesus malah menolak anggur. Bukankah ini sangat kontradiktif?
d. Apakah teriakan Yesus waktu disalib?
Menurut Matius 27: 46-52 dan Markus 15:
34-38, sebelum mati Yesus berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani”,
sedangkan Lukas 23: 45-46 mengatakan bahwa teriakan Yesus itu adalah
“Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku”. Ini pertentangan ayat
yang tidak bisa ditemukan, bukan??
e. Siapakah yang menurunkan tubuh Yesus dari tiang salib?
Matius 27: 59-60, Markus 15: 45-46 dan
Lukas 23: 53 melaporkan bahwa yang menurunkan mayat Yesus dari tiang
salib adalah Yusuf Arimatea sendiri. Tetapi Yohanes 19:38-42 membantah
dan melapor¬kan bahwa yang menurunkan adalah Yusuf Arimatea dan
Nicodemus. Ini jelas dua versi kisah yang saling berbeda!!
Jika para penulis Injil itu adalah
saksi mata terjadinya penyaliban Yesus, maka bisa dipastikan
kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi. Adanya kontradiksi
kronologis itu membuktikan bahwa para penulis Injil itu bukanlah saksi
mata. Kemungkinan lainnya, kontradiksi itu terjadi bila para penulis
Injil adalah orang-orang yang ceroboh atau lemah ingatan.
Al-Qur'an tidak relevan dan upaya pemborosan energi. Daripada menggugat
kitab suci agama lain, lebih bermanfaat bagi Dr Erwin Lutzer jika ia
menyelidiki keruwetan dan problematika Alkitab (Bibel) yang mengisahkan
penyaliban Yesus dengan seribu satu kerumitan.
Almasih ini kurang tepat, karena menurut aqidah Islam, Nabi Isa
alaihissalam tidak mati dan tidak pula disalib. Agama yang meyakini
kematian Yesus di tiang salib adalah Kristen. Maka istilah yang lebih
tepat adalah Hari Kematian Yesus Kristus. Karena dalam pandangan
Kristen, Yesus adalah salah satu oknum Tuhan, maka istilah yang lebih
pas lagi adalah “Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan Kristiani.” Di
kalangan Kristen, hari kematian Yesus itu masyhur dengan sebutan Jum’at
Agung.
Ulang tahun kematian Yesus di tiang salib adalah salah satu inti iman Kristiani. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum),
umat Kristen memakai tiga perkataan untuk menekankan keyakinan akan
kematian Yesus: “Dan kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal, Tuhan
kita... disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.”
Sedemikian
pentingnya makna salib dalam iman kristiani, sehingga tanpa adanya
penyaliban Yesus, maka gugurlah keyakinan Kristen tentang dosa waris,
penebusan dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.
Terkait dengan Hari Ulang Tahun Kematian Yesus, beberapa waktu lalu penulis mendapati buku berjudul Memfitnah Yesus karya
Dr Erwin Lutzer di toko buku Gramedia. Buku setebal 167 halaman yang
diterbitkan oleh Light Publishing Jakarta ini adalah terjemahan dari
edisi asli dalam bahasa Inggris Slandering Jesus.
Secara
khusus, buku apologetika kristiani ini didedikasikan untuk memerangi
berbagai pandangan teologi yang menentang doktrin Kristen tentang
penyaliban, kematian dan ketuhanan Yesus Kristus. Dengan telak, Erwin
menuding paham-paham tentang Yesus yang bertolak belakang dengan
Kristen sebagai kebohongan.
Dalam bab II, secara khusus Erwin
menghantam Al-Qur'an sebagai kebohongan, karena membantah penyaliban
Yesus. Dalam judul “Kebohongan 2: Yesus Tidak Disalibkan.” Di bawah
judul tersebut, ia mencantumkan terjemah Al-Qur'an surat An-Nisa’ 157”
(hlm. 39).
Menurut Erwin, kisah Al-Qur'an tentang kegagalan
penyaliban Yesus adalah kebohongan. Alasannya, jika Tuhan menggagalkan
penyaliban dengan membuat orang Yahudi salah tangkap, berarti Tuhan
dalam Al-Qur'an bersalah atas tindak penipuan. Erwin menulis:
“Menurut
Al-Qur'an, orang-orang Yahudi tidak berhasil membunuh Yesus, yang
disebut sebagai rasul Tuhan. Beberapa penerjemah Muslim mengatakan
bahwa orang-orang Yahudi membunuh seseorang yang dibuat Yesus tampak
seperti Yesus. Tetapi hal ini akan membuat Tuhan bersalah atas penipuan
dan ilusi. Mengapa Tuhan mau ikut serta dalam suatu tindakan yang
menipu dan tidak jujur dengan menciptakan seseorang yang tampak seperti
Yesus dan membuat orang yang tidak bersalah ini mati sebagai ganti
Yesus? Tuhan pastinya bersalah karena tindak penipuan, memimpin
orang-orang untuk percaya bahwa yang disalibkan itu adalah Yesus
padahal kenyataannya itu adalah orang lain.” (hlm. 41).
Ayat Al-Qur'an yang digugat DR Erwin
adalah sbb: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula)
yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa” (Qs An-Nisa’ 157).
Menurut
ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap dan menyalib
Nabi Isa, apalagi sampai membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu
mereka salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
...laporan penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan...
Para mufassir memahamkan surat An-Nisa’
157 bahwa Nabi Isa sama sekali tidak disalib dan dibunuh, karena yang
disalib dan dibunuh adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
Prof Dr H Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’anul Karim menerjemahkan
ayat tersebut, “Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau mereka
salibkan, tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan
Isa, yang telah dibuat samar” (hlm. 94). Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
menyatakan, “Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain,
lalu ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa
orang lain itulah Isa” (Juz 6 hlm. 21).
Penyerupaan wajah orang
lain menjadi Yesus sehingga proses penyaliban menjadi salah alamat
tersebut, juga didukung data-data dalam Bibel bahwa:
- Penangkapan dilakukan pada waktu gelap (Yohanes 18:3).
- Salah tangkap menjadi semakin mungkin, karena Yesus punya mukjizat dapat merubah wajah (Matius 17:2).
- Para tentara yang melakukan penangkapan tidak ada yang mengenal
wajah Yesus, sehingga mereka harus menyewa Yudas untuk menunjukkan
siapa Yesus, dengan upah 30 keping uang perak (Matius 26:15).
KISAH PENYALIBAN YESUS PATUT DIRAGUKAN
Pernyataan Al-Qur'an bahwa orang-orang
berselisih paham dan ragu-ragu tentang pembunuhan Isa adalah kebenaran
yang tak dapat disangkal. Buktinya, laporan penyaliban dalam Bibel
penuh kontradiktif dan keraguan, misalnya soal waktu penyaliban.
- Menurut Injil Markus 15:25, Yesus disalib pada jam 9: “Hari jam sembilan ketika ia (Yesus) disalibkan.”
- Padahal menurut Injil Yohanes 19:14, pada jam 12 Yesus masih belum
disalib: “Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua
belas.” - Sementara kedua Injil lainnya, yaitu Matius dan Lukas abstain tidak menulis apapun tentang waktu penyaliban.
Kontradiksi penyaliban Yesus masih banyak lagi, bisa dibaca dalam buku Dokumen Pemalsuan Alkitab terbitan Victory Press.
Penyelamatan
terhadap Nabi Isa dari penyaliban adalah tindakan yang sangat tepat dan
terhormat. Bukankah Bibel sendiri mengakui bahwa orang yang mati di
tiang salib adalah manusia terkutuk:
“…Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3: 13).
Penyelamatan
Tuhan dalam terhadap Nabi Isa dari penyaliban orang-orang kafir adalah
tindakan yang Maha Tepat, bukan tipuan seperti tudingan Erwin Lutzer.
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (Qs. Ali Imran 54).
Maka
sungguh aneh tudingan Dr Erwin Lutzer bahwa Tuhan dalam Al-Qur'an
melakukan kesalahan dan penipuan. Rupanya Erwin lebih memihak orang
kafir yang menginginkan kematian Nabi Isa dengan cara yang terkutuk.
LAPORAN BIBEL TENTANG PENYALIBAN YESUS DIRAGUKAN
Setelah menuding Al-Qur'an berbohong
soal keselamatan Yesus dari penyaliban, Dr Erwin Lutzer, mencoba
membandingkan validitas Al-Qur'an dan Bibel. Menurutnya, Bibel lebih
dipercaya karena Injil saksi mata sehingga laporannya lebih akurat
ketimbang Al-Qur'an yang ditulis lebih dari 500 tahun kemudian oleh
seorang Muhammad yang bukan saksi mata. Erwin menulis:
“Kitab
Injil melaporkan mengenai kematian Yesus dengan kesadaran akan keadaan
yang sebenarnya dan secara mendetail yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang merupakan saksi mata dari peristiwa tersebut. Selain para
tentara Romawi, banyak orang yang berkumpul untuk melihat apa yang
sedang terjadi saat itu” (hlm. 44).
Dalam pernyataan tersebut, Lutzer
berdusta terhadap para murid Yesus, karena para murid Yesus bukanlah
saksi mata penyaliban. Terbukti, menurut Bibel, ketika Yesus dibekuk
tentara kafir, semua muridnya lari tunggang-langgang meninggalkan Yesus
(Markus 14: 46-50).
...Lutzer berdusta terhadap para murid Yesus, karena para murid Yesus bukanlah saksi mata penyaliban...
Bahkan ketika dihadapkan di pengadilan,
Yesus sangat membutuhkan pembelaan para muridnya. Tetapi semua murid
Yesus tak satupun yang melakukan pembelaan. bahkan Petrus, murid
kesayangan Yesus, justru menyangkal dan mengaku tak kenal dengan Yesus
(Markus 14: 68-71).
Para penulis keempat Injil pun tak satupun
yang menyaksikan peristiwa dengan mata kepalanya. Semua penulis Injil
ini bukan murid Yesus, bahkan Injil Markus sampai sekarang masih belum
diketahui dengan pasti siapa pengarangnya, karena ia tidak
menperkenalkan diri dalam Injil yang ditulisnya. Perhatikan komentar
Lembaga Biblika Indonesia dalam Tafsir Injil Markus berikut:
“Pengarang
Injil Markus adalah murid Petrus dari Roma, yang menyebutnya 'Markus,
anakku'” (I Petrus 5: 13). Belum jelas apakah Markus ini sama dengan
Yohanes Markus dari Yerusalem, anak Maria, yang tempatnya digunakan
untuk berkumpul dan berdoa jemaat Kristen pertama (Kisah Para Rasul 12:
12).
Tanpa memperkenalkan diri, Markus memulai penulisannya:
“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Dalam
karyanya, Markus tidak menonjolkan diri. Juga tidak menyebut nama
sendiri atau menambahkan sesuatu yang dapat menyingkapkan
kepribadiannya” (hlm. 9-10).
Jika pengarang Injil itu masih
misterius, maka mempercayai karya tulisnya sebagai dasar keimanan
adalah kepercayaan yang misterius.
...Jika para penulis Injil itu adalah
saksi mata terjadinya penyaliban Yesus, maka bisa dipastikan
kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi...
KONTRADIKSI CERITA PENYALIBAN DALAM BIBEL
Kesimpulan bahwa para penulis Injil
bukan saksi mata cerita penyaliban dalam Bibel, semakin diperkuat
dengan banyaknya kontradiksi kronologis kisah penyaliban Yesus,
misalnya:
a. Tulisan apa yang ada di atas kayu salib?
Injil Matius 27:37 melaporkan bahwa di
atas salib Yesus terpampang tulisan “Inilah Yesus Raja orang Yahudi”.
Sedangkan Injil Markus 15: 26 melaporkan bahwa tulisan itu berbunyi
“Raja orang Yahudi”. Lukas 23:38 membaca bahwa tulisan di salib Yesus
adalah “Inilah raja orang Yahudi”. Sangat berbeda dengan laporan
Yohanes 19:19 “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Ini adalah
pertentangan yang nyata.
b. Berapa orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib?
Menurut Matius 27:44 dan Markus 15: 32,
ada dua orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib. Sedangkan
Lukas 3:39 me¬la¬por¬¬kan bahwa yang mencaci Yesus hanya satu orang
saja. Jelas kontradiksi, bukan?
c. Apakah Yesus mengecap anggur bercampur empedu?
Matius 27: 33-34 melaporkan bahwa Yesus
mengecapnya. Sebaliknya, Markus 15: 23 melaporkan bahwa di atas tiang
salib Yesus malah menolak anggur. Bukankah ini sangat kontradiktif?
d. Apakah teriakan Yesus waktu disalib?
Menurut Matius 27: 46-52 dan Markus 15:
34-38, sebelum mati Yesus berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani”,
sedangkan Lukas 23: 45-46 mengatakan bahwa teriakan Yesus itu adalah
“Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku”. Ini pertentangan ayat
yang tidak bisa ditemukan, bukan??
e. Siapakah yang menurunkan tubuh Yesus dari tiang salib?
Matius 27: 59-60, Markus 15: 45-46 dan
Lukas 23: 53 melaporkan bahwa yang menurunkan mayat Yesus dari tiang
salib adalah Yusuf Arimatea sendiri. Tetapi Yohanes 19:38-42 membantah
dan melapor¬kan bahwa yang menurunkan adalah Yusuf Arimatea dan
Nicodemus. Ini jelas dua versi kisah yang saling berbeda!!
Jika para penulis Injil itu adalah
saksi mata terjadinya penyaliban Yesus, maka bisa dipastikan
kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi. Adanya kontradiksi
kronologis itu membuktikan bahwa para penulis Injil itu bukanlah saksi
mata. Kemungkinan lainnya, kontradiksi itu terjadi bila para penulis
Injil adalah orang-orang yang ceroboh atau lemah ingatan.
Maka, gugatan Dr Erwin Lutzer terhadap
...Daripada menggugat kitab suci agama
lain, lebih bermanfaat bagi Dr Erwin Lutzer jika ia menyelidiki dan
memperbaiki kekisruhan Alkitab (Bibel)...
Al-Qur'an tidak relevan dan upaya pemborosan energi. Daripada menggugat
kitab suci agama lain, lebih bermanfaat bagi Dr Erwin Lutzer jika ia
menyelidiki keruwetan dan problematika Alkitab (Bibel) yang mengisahkan
penyaliban Yesus dengan seribu satu kerumitan.
Re: Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
kesimpulañnya buat kresetan ganti ya hari wafatnya isa almasih ke hari matinya yesus kristus. karena menurut islam nabi isa as tidak pernah wafat and tidak pernah di salibkan. harap di catat itu baik2.
wasalam
wasalam
pandawa lima- RED MEMBERS
-
Number of posts : 13
Reputation : 0
Points : 5143
Registration date : 2010-04-23
Salib di Bulan Sabit
DR. Jerald F Dirk mantan diaken Gereja Methodis di Amerika yg menulis buku judul diatas menjelaskan keraguan dia tentang Penyaliban. Karena dia mengutip dari Perjanjian Baru adanya dua orang yg diinterogasi yaitu Yesus Juru Selamat dan Barabas (yg dlm NRSV dicatat sebagai Yesus Barabas). Yesus Juru Selamat yg disalibkan sedangkan Yesus Barabas (yg diterjemahkan Jerald sebagai Yesus Putera Bapa) yg dilepaskan. Penerjemahan Bar abas diindentikkan dgn bar Jonah yg artinya Putera Jonah.
Jadi yg manakah sebenarnya Yesus Kristus itu ???, Yesus Juru Selamat yg disalibkan atau Yesus Putera Bapa yg dibebaskan Pilatus.
Jadi yg manakah sebenarnya Yesus Kristus itu ???, Yesus Juru Selamat yg disalibkan atau Yesus Putera Bapa yg dibebaskan Pilatus.
Tarsus- Number of posts : 3
Reputation : 0
Points : 4658
Registration date : 2011-08-12
Similar topics
» Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
» Kenapa tuhan disembah pada hari minggu?, Apakah tuhan hanya ada pada saat hari minggu?
» Dr Zakir Naik Ikan Paus dan Tragedi 2 Hari 1 Malam Kematian Yesus
» Kenapa tuhan disembah pada hari minggu?, Apakah tuhan hanya ada pada saat hari minggu?
» Dr Zakir Naik Ikan Paus dan Tragedi 2 Hari 1 Malam Kematian Yesus
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN