MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 79 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 79 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965

Go down

Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965 Empty Kisah-kisah para ibu korban peristiwa 1965

Post by admin Thu 17 Sep 2009, 2:52 am



Tulisan ini juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr/

Kisah-kisah menyedihkan para ibu

korban peristiwa 1965
(bahan renungan ke-5 untuk memperingati 44 tahun 30 September 1965)
Ketika memperingati 44 tahun 30 September 1965 seyogianyalah kita semua tidak melupakan kepada banyaknya penderitaan, kepahit-getiran, kesedihan, atau kesengsaraan yang dialami oleh para ibu, istri para korban pembunuhan besar-besaran di seluruh tanah-air dan istri para eks-tapol. Sebab, patut selalu diingat bahwa korban pembunuhan massal yang berkaitan dengan peristiwa 1965 berjumlah jutaan (bahkan 3 juta menurut Sarwo Edhie) sedangkan jumlah orang yang pernah ditahan di seluruh Indonesia adalah sampai 1,9 juta orang (menurut Kopkamtib).
Besarnya jumlah orang-orang yang dibunuhi secara massal itu, ditambah pula dengan banyaknya orang-orang yang pernah ditahan -- secara sewenang-wenang ! --merupakan peristiwa besar bersejarah yang penting untuk selalu dikenang oleh seluruh bangsa kita, termasuk anak-cucu kita di kemudian hari.
Apalagi, kalau kita ingat bahwa sebagai akibat dibunuhinya jutaan orang dan ditahannya begitu banyak eks-tapol, dengan sendirinya ada juga jutaan para ibu ( istri para korban pembunuhan dan istri para eks-tapol) yang mengalami banyak sekali berbagai macam penderitaan berkepanjangan yang sangat menyedihkan. Sebab, kebanyakan para ibu (istri para korban 65 dan istri para eks-tapol itu bersama anak-anak mereka) terpaksa ditinggalkan suami secara mendadak, tanpa persiapan, dan tanpa sarana untuk hidup. Berapa jumlah mereka, sulitlah dikatakan dengan pasti, walaupun kiranya dapat diduga sampai puluhan juta.
Sudah sejak beberapa waktu yang lalu mulai dapat didengar kisah-kisah yang menyedihkan dari para istri yang ditinggalkan para suami mereka akibat pergolakan politik waktu itu. Sebagai kebiasaan keluarga Indonesia, mereka itu kebanyakan mempunyai anak, dua tiga orang, bahkan ada yang sampai 6 orang. Dapat dibayangkan betapa beratnya tanggungan hidup para ibu-ibu ini, yang harus menghidupi anak-anak mereka tanpa suami. Dan begitu itu pun banyak yang sampai bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Itulah sebabnya terdengar juga kisah-kisah nyata menyedihkan, yang menceritakan bahwa banyak ibu-ibu yang terpaksa menitipkan anak-anak mereka kepada orang tua mereka, atau saudara-saudara mereka (itupun kalau mau, atau kalau berani menerimanya). Ada yang karena mempunyai anak banyak, maka terpaksa dititipkan terpisah-pisah. Banyak ibu-ibu yang tega hati untuk berpisah dengan anak-anak kesayangan mereka, karena dipaksa oleh keadaan atau berbagai pertimbangan (karena tidak bisa memberi makan dan menjaga kesehatan mereka, atau karena keamanan, atau terpaksa kawin lagi, umpamanya).
Namun, banyak juga kisah-kisah yang menampilkan ibu-ibu istri para korban pembunuhan 65 dan istri para eks-tapol, yang dengan tekad teguh yang mengagumkan, berjuang dengan susah-payah dan dengan segala jalan dan cara, untuk bisa terus hidup dan menghidupi anak-anak mereka, yang ditinggalkan oleh ayah-ayah yang dibunuh atau ditahan.
Bahan pendidikan untuk seluruh bangsa
Karena besarnya jumlah istri para korban pembunuhan dan istri para eks-tapol, dan tersebarnya mereka itu di banyak tempat di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Maluku dll dll, maka dengan sendiriya banyak sekali berbagai macam kisah mereka yang bisa diangkat.
Kisah penderitaan para ibu sebagai akibat peristiwa 65 adalah khasanah bangsa yang sangat berharga dan penting sekali. Kisah-kisah ini bisa merupakan bahan yang ideal sekali untuk pendidikan bangsa di bidang politik, moral atau kehidupan bermasyarakat.
Mengingat luasnya dan besarnya penderitaan kaum istri para korban pembunuhan 65 dan istri para eks-tapol – beserta anak-anak mereka --, dan mengingat pula jangka waktu yang begitu lama (beberapa puluh tahun!), maka kiranya bisa dikatakan bahwa kisah-kisah mereka ini merupakan sumbangan besar sekali bagi bangsa, termasuk generasi kita yang akan datang. Tidak banyak rakyat di dunia yang mempunyai khasanah yang mengandung isi pendidikan serta bahan sejarah sosial yang sebesar atau seluas kisah-kisah jutaan para ibu Indonesia, istri para korban 65 dan istri para eks-tapol itu.
Hukuman yang berkepanjangan bagi keluarga
Kalau dipandang secara jauh dan luas, maka bisa disimpulkan bahwa kisah-kisah para istri para korban peristiwa 65 (dan bermacam-macam kisah menyedihkan lainnya) adalah milik bersama seluruh bangsa, dan bukannya hanya milik keluarga para korban saja. Dan bukan pula hanya milik golongan kiri pendukung Bung Karno, atau anggota PKI dan simpatisan-simpatisannya saja. Bahkan, segala jenis penentang politik Bung Karno dan segala macam orang atau kalangan yang anti- PKI pun, seharusnya juga ikut merasakan kepedihan, kesengsaraan, penderitaan, kesedihan, para ibu yang jumlahnya begitu besar itu. Karena, penderitaan puluhan juta para ibu-ibu dalam jangka waktu yang begitu adalah merupakan aib besar seluruh bangsa Indonesia. Artinya, terutama aib juga bagi para pendukung Orde Baru.
Adalah hak seseorang untuk tidak menyetujui politik Bung Karno atau anti PKI, namun bersikap acuh-tak-acuh terhadap kesengsaraan besar dan yang berkepanjangan yang diderita oleh jutaan para istri korban 65 ( bersama anak-anak mereka !) adalah sikap yang betul-betul tidak manusiawi, tidak mencerminkan iman yang benar, dan bertentangan dengan moral yang beradab. Sebab, sebagian terbesar dari para istri korban 65 itu (Harap sekali lagi ingat : bersama anak-anak mereka !) adalah sama sekali tidak bersalah apa-apa.
Adalah tidak adil, dan tidak bisa dibenarkan sama sekali, bahwa mereka harus menderita penyiksaan berkepanjangan begitu lama -- yang berupa berbagai penderitaan dan kesengsaraan -- hanya karena bersuami dengan orang-orang yang dibunuh serta dipenjarakan (yang kebanyakan juga tidak berdosa apa-apa sama sekali). Dengan begini bisa diartikan bahwa para istri korban 65 (bersama anak-anak mereka) juga ikut dihukum, dan dalam jangka lama pula, walaupun tidak bersalah apa-apa.
Mempersoalkan kasus korban 65 adalah berguna sekali
Kalau menurut nalar yang sehat, membunuh atau memenjarakan (dalam jangka lama ) jutaan suami atau bapak anak-anak (yang tidak bersalah apa-apa !) saja sudah merupakan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa besarnya. Apalagi kalau ditambah dengan menyengsarakan atau menyiksa dalam jangka lama sekali para istri mereka yang begitu banyak. Jelaslah bahwa hal yang demikian merupakan kejahatan yang lebih besar lagi, bahkan berlipat ganda. Inilah yang pernah terjadi di Indonesia pada masa lalu yang belum lama, yang sisa-sisa akibatnya masih bisa dijumpai sampai sekarang ini di banyak tempat di seluruh negeri.
Oleh karenanya, setiap orang Indonesia yang berfikiran waras, atau berhati manusiawi, atau beriman yang benar, pastilah akan menganggap bahwa keadaan yang begitu itu adalah merupakan aib besar kita semua, tidak peduli apakah tergolong pendukung atau penentang Orde Baru. Sebab, para istri korban 65 adalah sesama ummat manusia, dan sesama warganegara Republik Indonesia, seperti orang lainnya. Ini merupakan urusan seluruh bangsa.
Itulah sebabnya maka persoalan keluarga korban pembunuhan dan keluarga eks-tapol, yang sebagian terbesar sampai sekarang masih belum terselesaikan (sesudah 44 tahun terjadinya peristiwa 65 dan sesudah lebih dari 11 tahun jatuhnya Suharto) tetap perlu diangkat. Mengangkat terus atau mempersoalkan pembunuhan besar-besaran dan penahanan begitu banyak orang tidak bersalah – ditambah penyiksaan berkepanjangan para istri dan anak-anak mereka – adalah berguna sekali sebagai pelajaran dan peringatan untuk kita semua, termasuk generasi yang akan datang.
Karenanya, segala macam kegiatan kolektif dari berbagai kalangan masyarakat untuk mengangkat kembali peristiwa yang merupakan noda atau aib besar bangsa kita ini justru hanya akan mendatangkan kebaikan bagi bangsa seluruhnya. Hanyalah orang-orang atau kalangan yang berpandangan picik, bernalar cupet, dan beriman tidak sehatlah yang tidak menyetujui dibongkarnya segala penyakit yang merusak tubuh bangsa dan dihapuskannya segala najis yang mengotori sejarah bangsa kita.
Kalau makin terlambat, kita akan menyesal
Mengingat itu semuanya, seyogianyalah kita bersama-sama berusaha mendorong lebih kuat lagi lahirnya berbagai karya (tulisan, lukisan, puisi, atau sekadar catatan), baik yang dihasilkan sendiri oleh para ibu korban pembunuhan 65 dan istri para eks-tapol, maupun yang dibuat oleh berbagai kalangan lainnya (umpamanya : wartawan, penulis, sejarawan, mahasiswa, atau siapa saja yang mau), yang mengangkat kisah-kisah para istri korban peristiwa 65 dan para korban lainnya pada umumnya.
Memang, selama ini sudah muncul juga berbagai buku atau pamflet yang berisi kisah-kisah mengenai pengalaman penderitaan kaum ibu para istri korban pembunuhan 65 dan istri para eks-tapol. Namun, dibanding dengan besarnya skala kasus mereka yang sebenarnya, apa yang sudah diterbitkan itu adalah masih sedikit sekali. Sangat sangat sedikit.
Perlu menjadi perhatian kita semua bahwa kebanyakan istri para korban 65 itu sudah lanjut usia, bahkan sudah terlalu lanjut sekali. Yang masih hidup makin banyak sekali berkurang. Karena itu sudah banyak kisah-kisah yang berharga untuk dijadikan peninggalan sejarah sudah tidak bisa kita himpun lagi. Sekarang ini masih ada sisa-sisanya, dan masih belum terlambat untuk menggalinya dengan berbagai cara dan bentuk. Tetapi, sebentar lagi sudah terlambat, dan khasanah penting ini akan ikut terkubur dalam makam mereka masing-masing. Hal yang demikian itu akan menjadi penyesalan besar kita bersama. Kita semuanya akan kehilangan banyak bahan berharga bagi sejarah bangsa.
Posisi istri para korban 65 kuat di berbagai bidang
Perlu diusahakan bersama-sama supaya bisa digali sebanyak mungkin kisah-kisah nyata atau pengalaman dari istri para korban 65 yang masih hidup sekarang ini, atau didorong mereka untuk bersuara, dengan macam-macam cara. Perlulah kiranya menjadi kesadaran bagi mereka (dan juga kita semua) bahwa tidak perlu takut-takut lagi untuk mengemukakan apa-apa saja yang terjadi sebenarnya. Sebab, kalau dipandang dari berbagai segi secara serius, maka bisalah dikatakan bahwa posisi para istri para korban 65 adalah di fihak yang kuat, baik dalam segi hukum dan keadilan, maupun dalam segi politik dan juga moral. Karena itu mereka berhak mengeluarkan suara lantang, dan menuntut keadilan, demi kebaikan bangsa.
Memang, kadang-kadang, tidak mudah bagi mereka untuk bisa menceritakan apa yang mereka alami. Karenanya, tidak perlulah dituntut dari mereka sesuatu yang terlalu muluk-muluk. yang serba bagus penampilannya atau penyajiannya. Yang paling utama adalah supaya berdasar kebenaran dari kenyataan. Kebesaran, keindahan dan kekuatan dari isi kisah-kisah itu justru terletak di kebenaran.
Paris 16 September 2009
A. Umar Said
* * *
PS Harap baca juga :
Kepala Ayah Dipenggal di Depan Mataku
Suara segar korban peristiwa 65
PARA KORBAN PERISTIWA 65 BERHAK MENGGUGAT !


admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8029
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum