MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 87 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 87 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam

Go down

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam

Post by SADAR@netvigator.com Fri 26 Dec 2008, 2:51 am

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam
Krisis sandera Korea Selatan 2007 terjadi di Afganistan pada Juli 2007 - Agustus 2007. Krisis ini dimulai dengan penangkapan 23 pekerja misionaris Kristen Korea Selatan oleh Taliban di provinsi Ghazni, Afganistan. Dari 23 sandera ini, dua diantaranya telah dibunuh pada 25 dan 30 Juli. Taliban membebaskan 2 sandera wanita pada 13 Agustus, sebagai tanda maksud baik. Akhirnya pada 28 Agustus 2007 Taliban menyatakan akan segera membebaskan ke-19 sandera yang tersisa, dan sebagai syarat Korea Selatan akan menarik pasukannya dari Afganistan paling lambat akhir 2007, serta menghentikan kegiatan misionaris mereka di Afghanistan. Persetujuan ini dicapai berkat negosiasi antara pemerintah Korea Selatan, pihak Taliban, tetua adat setempat serta diplomat dari Indonesia. Rumor juga menyebutkan bahwa pemerintah Korea Selatan mungkin telah membayar tebusan kepada Taliban. Krisis berakhir setelah 12 sandera dibebaskan pada 29 Agustus, dan 7 sisanya pada 30 Agustus.

Reaksi di Korea Selatan

Pada saat penyanderaan, warga Korea Selatan telah menyelenggarakan berbagai doa bersama demi keselamatan para sandera. Termasuk juga, umat Islam di Korea yang telah menyampaikan duka cita mereka, dan mengatakan tindakan Taliban bertentangan dengan prinsip agama Islam Sekalipun begitu, kelompok-kelompok warga Korea tetap mengadakan demonstrasi terhadap masjid-masjid di Seoul. Dari sisi lain, beberapa pihak di Korea mengkritik para sandera yang melakukan kegiatan misionaris Kristen di Afganistan yang berpenduduk Muslim, sekalipun telah diperingatkan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

Kontroversi tebusan

Berbagai pihak telah menyebutkan bahwa pemerintah Korea Selatan telah membayar tebusan demi pembebasan para sandera. Hal ini juga diakui oleh pejabat senior Afganistan, meskipun hal ini dibantah oleh pemerintah Korea Selatan. Suratkabar Jepang Asahi Shimbun, mengutip sumber dari Afganistan, melaporkan jumlah tebusan mencapai 2 juta dolar AS, sedangkan narasumber televisi Al Jazeera di Kabul mengatakan bahwa tebusan berjumlah sekitar 20 juta dolar telah dibayarkan kepada Taliban. Pembayaran tebusan ini dikritik karena dapat memicu kejadian serupa di masa mendatang.


Kasus penyanderaan warga Korsel di Afganistan-Tragedi yang harus tidak terulang lagi

Kasus penyanderaan di Afganistan yang dimulai dengan penculikan 23 warga Korea Selatan oleh kelompok milisi Taliban, berakhir setelah berlangsung selama 42 hari. Dua sandera mati dan lainnya dibebaskan pada tanggal 30 Agustus.

Keseluruhan sandera adalah jemaat gereja kristen Saem-mul di Bundang Seoul . Kelompok bantuan gereja kristen itu mengunjungi Afganistan sebagai sukarelawan. Pada 19 Juli, mereka diculik oleh kelompok milisi Taliban di tengah jalan menuju ke Kandahar dari Kabul.

Pada awalnya pemerintah Afganistan melakukan negosiasi dengan Taliban tetapi tidak berhasil. Pihak kelompok milisi menuntut pembebasan anggota Taliban sebagai syarat pembebasan sandera warga Korea.
Selama periode awal tersebut pihak Taliban membunuh dua sandera laki-laki, pendeta Bae Hyung-kyu dan Shim Sung-min.

Kasus tersebut menimbulkan perdebatan dalam masyarakat Korea, tentang bagaimana mengatasi saat masalah semacam itu terjadi lagi dan kegiatan misionaris kelompok kristen yang agresif.


Pelajaran yang dapat diambil dari kasus penyanderaan warga Korea

Kesembilan belas orang sukarelawan gereja Korea Selatan tiba ditanah air pada hari Minggu dengan selamat, setelah disandera selama 6 minggu di Afganistan. Sebanyak 23 tenaga sukarela gereja Korea selatan diculik oleh milisi Taliban ada tanggal 19 Juli dalam perjalanan antara Kabul dan Kandahar. Dua orang penduduk setempat yang menurut pengemudi bus yang ditumpangi tidak berbahaya, tiba-tiba menghentikan bus dan menyandera penumpangnya. Selama dalam penyanderaan para mereka ditahan di gudang bawah tanah serta rumah petani dan dipisahkan dalam tiga atau empat kelompok. Dua dari 23 orang sandera dibunuh oleh Taliban. Korea Selatan menderita kerugian besar, karena semua orang terjebak pada ketidak pastian selama 40 hari. Masyarakat diselimuti oleh rasa takut karena Taliban selalu mengancam akan membunuh para sandera.

Krisis penyanderaan baru-baru ini merupakan kasus penyanderaan yang paling dramatis, dan merupakan pelajaran bagi gereja-gereja di Korea atas metode yang dilakukan dalam tugas penyebaran agama, juga bagi pemerintah atas bagaimana cara mencegah dan bereaksi terhadap kasus yang sama dimasa depan, serta bagi masyarakat internasional tentang bagaimana bekerjsama dalam menangani terorisme.

Para sandera yang dibebaskan adalah jemaat sebuah gereja protestan yang secara sukarela mengisi liburan musim panas mereka di Afganistan dengan merawat pasien atau mengajar bahasa Inggris dan komputer bagi anak-anak Afganistan. Akan tetapi muncul perbedaan pendapat, apakah memang pantas bagi sebuah gereja untuk mengirim sukarelawan ke negara yang sedang mengalami konflik tersebut. Perbedaan pendapat bahkan berubah menjadi suatu himbauan untuk mengubah strategi dan metode kegiatan missionaris dan kerja sukarela diluar negeri bagi warga Korea Selatan. Sejarah perkembangan agama kristen di Korea cukup pendek bila dibandingkan dengan Amerika Serikat, Eropa bahkan dengan Cina dan Jepang, akan tetapi penganut protestan melebihi 20% dari keseluruhan penduduk Korea Selatan, dan mereka dikenal sebagai penganut agama yang taat. Dibalik singkatnya sejarah perkembangan gereja protestan di dalam negeri, Korea Selatan merupakan negara nomor 2 didunia yang paling banyak mengirimkan petugas missionaris keluar negeri setelah AS, dan suatu kenyataan bahwa para missionaris Korea Selatan dapat ditemukan diseluruh dunia.

Akan tetapi yang menjadi masalah adalah kegiatan missionaris besar-besaran seperti itu telah menyebabkan penyanderaan yang terjadi baru-baru ini. Masyarakat Korea sendiri menjadi terpecah tentang apakah tepat atau tidaknya bagi teman-teman mereka untuk melakukan tugas tugas sukarela di negara yang sedang dilanda konflik. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa mereka seharusnya tidak melakukan kegiatan missionaris di daerah berbahaya, dengan mengatakan suatu tindakan yang salah untuk membawa hidup mereka menghadapi resiko. Kelompok lainnya mengatakan mereka tidak seharusnya dikritik atas pilihan mereka untuk melakukan hal yang baik sekalipun itu dinegara dengan situasi sangat berbahaya. Tidak dapat dikatakan mana diantara kedua yang benar, akan tetapi yang jelas adalah kejadian seperti itu jangan sampai terulang kembali, dan strategi yang lebih bijaksana dalam melakukan tugas penyebaran agama serta pekerjaan sukarela keluar negeri harus diterapkan. Masyarakat juga diharapkan dapat menahan emosi dan berhenti menyalahkan para sandera. Sudah sewajarnya negara menunjukkan toleransi dan kesabaran untuk menolong pembebasan para sandera serta menghilangkan trauma anggota keluarga mereka.

Pemerintah telah berhasil melakukan negosiasi dalam pembebasan sandera, namun perlu diperhatikan apakah mereka telah melakukan sesuatu yang salah dalam mencegah ataupun bereaksi terhadap penyanderaan maupun aksi terorisme. Seorang warga Korea telah diculik dan dibunuh secara sadis oleh kelompok ekstrimis Irak pada tahun 2004. sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi nyawa warganya dan harta yang mereka miliki.

Negosiasi langsung yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dengan Taliban menuai kritik dari berbagai pihak, namun apa yang dilakukan pemerintah cukup jelas, yaitu melindungi nyawa warganya, bukan suatu penyimpangan dari kerjasama internasional dalam memerangi terorisme. Dalam kasus ini memang diperlukan pengertian dari masyarakat internasional, disamping terus bekerjasama dalam memerangi aktivitas terorist.

Tidak diragukan lagi, penculikan atau pembunuhan warga yang tidak bersalah adalah tindakan kejahatan yang tidak dapat diterima apapun alasannya. Pemerintah Korea Selatan tidak dapat memberikan toleransi terhadap tindakan seperti itu, dan akan melakukan segalanya untuk mencegah dan menghapuskannya.

SADAR@netvigator.com
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 21
Reputation : 0
Points : 5612
Registration date : 2008-12-26

Back to top Go down

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty Taliban Ulangi Ancaman Bunuh Sandera

Post by SADAR@netvigator.com Fri 26 Dec 2008, 2:51 am

Taliban Ulangi Ancaman Bunuh Sandera

Kabul – Taliban mengulangi ancaman mereka untuk membunuh sandera Korea Selatan, sementara Presiden Afghanistan Hamid Karzai tiba di Washington, Minggu (5/Cool, untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat George W Bush.

Juru Bicara Taliban, Qari Yusuf Ahmadi, kembali mengancam untuk membunuh ke-21 warga Korsel yang diculik sejak 19 Juli lalu. Dua sandera pria, termasuk seorang pastor sudah ditembak mati. Para sandera berada di Afghanistan untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang dikelola sebuah gereja. Demikian kabar yang dilansir kantor berita Yonhap, Senin (6/Cool.

Kelompok militan meminta agar ke-21 sandera ditukar dengan 21 rekan mereka yang ditahan pemerintah Afghanistan.

Karzai bertemu dengan Bush di Camp David, tempat peristirahatan di Maryland, siang ini. Keduanya diperkirakan akan membahas perkembangan perang melawan terorisme, serta kondisi terakhir penyanderaan warga Korea Selatan.

Dalam wawancara dengan CNN, Karzai mengatakan dia akan melakukan apa pun untuk membantu pembebasan warga Korsel, namun tidak akan memenuhi permintaan Taliban.

“Kami akan melakukan apa pun agar mereka dibebaskan dengan selamat dan aman,” katanya. “Kami akan melakukan segalanya yang tidak akan mendorong penyanderaan dan terorisme selanjutnya,” kata Karzai.

Pernyataannya mengulangi pejabat AS yang beberapa waktu lalu mengulangi kebijakan Washington yang tidak mau bernegosiasi dengan teroris. Pihak AS berpendapat, penukaran sandera hanya akan memicu banyaknya penyanderaan lain di masa depan.

Belum Berunding

Pejabat Korsel berupaya merancang perundingan langsung dengan Taliban, namun terhambat masalah tempat dan keamanan. Krisis makin mendesak karena dua sandera wanita dalam kondisi sakit parah dan memerlukan perawatan segera.

Beberapa sandera wanita diperbolehkan berbicara dengan media asing, akhir pekan lalu. Upaya ini dianggap sebagai usaha para penyandera untuk mendesak Seoul menjelang pertemuan Bush-Karzai. Dalam wawancara telepon dengan Yonhap, para sandera wanita meminta kepada pemerintah Korsel, Vatikan dan gereja mereka untuk melakukan segalanya guna menyelamatkan mereka.

“Mereka (Taliban) mengancam membunuh kami, kecuali pemerintah kita menerima permintaan mereka,” kata salah seorang sandera wanita.

Pernyataan mereka mirip dengan apa yang mereka katakan kepada media lain, yang mengindikasikan bahwa mereka diinstruksikan untuk mengatakan hal itu oleh para penyanderanya.
Kantor berita Reuters mengatakan para dokter dari Afghanistan mengirimkan obat-obatan untuk mengobati sandera wanita yang sakit. Obat-obatan senilai US$ 1.200 terdiri atas antibiotik, penghilang rasa sakit, vitamin dan obat jantung diturunkan di wilayah padang pasir di Distrik Qarabagh, Provinsi Ghazni seperti diinstruksikan Taliban.

SADAR@netvigator.com
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 21
Reputation : 0
Points : 5612
Registration date : 2008-12-26

Back to top Go down

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty OKI Kecam Penyanderaan Warga Korsel di Afghanistan

Post by SADAR@netvigator.com Fri 26 Dec 2008, 2:52 am

OKI Kecam Penyanderaan Warga Korsel di Afghanistan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof Ekmelddin Ihsanoglu mengecam keras tindakan gerilyawan Taliban yang menyandera sekelompok warga sipil Korea Selatan (Korsel) di Afghanistan, dan mendesak agar mereka segera dibebaskan.

Penculikan dan penyanderaan itu merupakan kejahatan serius melawan kemanusian, dan hal itu bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu tidak bisa dibenarkan, kata Sekjen Ihsanoglu dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (31/7).

Pernyataan keceman tersebut bertalian dengan aksi penyanderaan oleh gerilyawan Taliban terhadap 23 pekerja kemanusiaan asal Korsel di Afghanistan, salah satu korban dilaporkan telah ditembak mati.

Sekjen OKI menyerukan kepada para pelaku penyanderaan untuk mengakhiri tindakan yang bertentangan dengan Islam tersebut.

Prof Ihsanoglu juga menyampaikan rasa simpati kepada pemerintah Afghanistan menyangkut krisis yang tidak menguntungkan ini, dan menyerukan rakyat Afghanistan yang cinta damai untuk mengutuk penculikan dan penyanderaan sebagai suatu tindakan yang tidak manusiawi dan benar-benar telah menodai kesucian Islam.

Ingin intervensi

Sementara itu, Utusan Khusus Korea Selatan (Korsel) Kim Jooseok mengatakan, negaranya akan menyambut baik bila intervensi Pakistan untuk pembebasan dengan selamat atas warganya yang disandera oleh Taliban di Afghanistan, media massa setempat, kemarin.

Saat ini kami mencari siapa yang dapat membantu kami dan mempengaruhi Taliban untuk membebaskan para warga Korsel sejak kami tak bisa memenuhi permintaan mereka ketika mereka menginginkan pembebasan kawan-kawan mereka, yang ditahan AS dan Afghanistan, katanya dalam wawancara dengan suratkabar Nation.

Taliban menculik 18 wanita Korsel dan lima lelaki, semuanya adalah anggota Gereja Komunitas Saemmul, pada 19 Juli di bagian selatan Provinsi Ghazni saat mereka dalam perjanalan dari kabul ke Kandahar.

Dua dari para sandera telah dibunuh setelah melewati batas waktu yang ditetapkan Taliban dengan tuntukan pembebasan kawan-kawan mereka (Taliban) yang mendekam di tahanan Afghanistan, dan menuntut penarikan 200 pasukan Korsel di Afghanistan sesegera mungkin.

Mereka (Taliban) salah pengertian bahwa pasukan Korsel yang diculik. Sebetulnya pasukan kami justru membantu merehabilitasi mereka, suatu hal yang seharusnya Taliban memahami, kata Jooseok.

Pembebasan para sandera akan bermafaat pula bagi Taliban. Bila mereka melakukannya, mereka dapat memenangkan hati dan pikiran masyarakat, ujarnya.

SADAR@netvigator.com
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 21
Reputation : 0
Points : 5612
Registration date : 2008-12-26

Back to top Go down

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty NU-Muhammadiyah Prihatin dan Kecam Penyanderaan Warga Korsel di Afghanistan

Post by SADAR@netvigator.com Fri 26 Dec 2008, 2:52 am

NU-Muhammadiyah Prihatin dan Kecam Penyanderaan Warga Korsel di Afghanistan

Dua Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menyatakan prihatin dan mengecam tindakan penyanderaan warga Korea Selatan (Korsel) yang dilakukan kelompok Taliban, di Afghanistan.

Kecaman tersebut disampaikan secara terpisah oleh Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi dan Ketua PP Muhammadiyah HM Din Syamsuddin terkait dengan penculikan 23 pekerja sosial dari Korea Selatan pada tanggal 19 Juli 2007 oleh kelompok Taliban, di wilayah Ghazni Afghanistan. Bahkan, dua sandera yang bernama Bae Hyung-kyu dan Shim Sung-min dibunuh oleh kelompok tersebut.

KH Hasyim Muzadi usai menerima dua Duta Besar (Dubes) negara sahabat untuk Indonesia yakni Dubes Korsel Lee Sun-jin, Dubes Afghanistan Zherazamin Kunary dan Kuasa Usaha Dubes Pakistan Ali Baz Khan, menyatakan sangat menyayangkan peristiwa penyanderaan 23 warga sipil Korsel yang 18 di antaranya adalah perempuan.

Kita sangat prihatin dan menyesalkan penculikan, dan bahkan telah menewaskan dua orang dari 23 warga Korsel yang diculik oleh kelompok Taliban, di Afghanistan beberapa waktu lalu, kata KH Hasyim Muzadi, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (1/Cool. Hadir mendampingi Ketua PBNU Rozy Munir dan Wakil Sekjen PBNU Iqbal Sullam.

Dengan adanya peristiwa tersebut, Hasyim yang kini juga menjabat Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP), meminta kelompok militan dan gerilyawan di Taliban, serta para ulama untuk kembali pada ajaran Islam dalam mencapai tujuan.

Saya minta kebesaran dari teman-teman dan para ulama di Afghanistan untuk kembali pada ajaran dan tata cara agama (Islam), bahwa di dalam Islam, perempuan tidak boleh diperlakukan seperti itu (disandera-Red), imbuhnya.

Menurut Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu, peristiwa penculikan dan penyanderaan oleh kelompok Taliban itu murni dilatarbelakangi persoalan politik dan kepentingan kekuasaan.

Itu bukan peristiwa agama atau tidak ada hubungannya dengan agama, sekalipun yang menyandera itu orang Islam, ujarnya.

Terkait dengan kedatangan Dubes Korsel, Dubes Afghanistan, dan Kuasa Usaha Pakistan; Hasyim menyatakan PBNU siap membantu upaya pembebasan 21 warga sipil Korsel yang hingga kini masih disandera kelompok militan dan gerilyawan Taliban.

Akan tetapi, kata Hasyim, upaya tersebut dilakukan tetap terbatas pada wilayah-wilayah tertentu yang menjadi kewenangan PBNU, dan bukan pada memasuki wilayah diplomasi antar-negara. Misalnya saja, akan mencoba menghubungkan dengan para ulama di negara tersebut. Utamanya para ulama yang telah berkomunikasi dengan NU saat hadir pada Konferensi Ulama/Cendikiawan Muslim se-Dunia.
Upaya diplomasi itu urusannya lebih ke pemerintah masing-masing. Yang kita lakukan adalah intensifikasi negosiasi. Saya minta juga kepada ulama-ulama dan komunitas Muslim di dunia untuk menyuarakan upaya-upaya pembebasan, demi kemanusiaan. Saya berharap juga pihak Korsel mampu mengikutsertakan komunitas Muslim di negaranya, ungkapnya.

Di tempat terpisah, Ketua PP Muhammadiyah HM Din Syamsuddin juga menyesali dan mengecam tindakan penculikan, penyanderaan, dan pembunuhan yang dilakukan kelompok Taliban di Afghanistan terhadap warga Korsel di negara tersebut.

Karena itu, kami meminta kelompok Taliban untuk segera membebaskan sandera warga negara Korsel tersebut tanpa syarat apapun, ujar HM Din Syamsuddin, di PP Muhammadiyah, Menteng.

Din juga berpandangan bahwa tindakan penyanderaan yang dilakukan kelompok Taliban akan merusak proses perdamaian dan pembangunan di Afghanistan yang mulai berjalan hingga kini. Disamping itu kami juga meyakini bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan memperburuk citra Islam di mata dunia iInternasional, tegasnya.

Menurut dia, Islam tidak membenarkan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuan. Bahkan tindakan itu bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan universal yang harus selalu dipegang teguh semua pihak, termasuk pihak-pihak yang tengah berkonflik.

Karena itu, Din mengimbau kepada Pemerintah Afghanistan untuk dapat menyelesaikan krisis penyanderaan oleh kelompok Taliban, dan sekaligus mengambil langkah-langkah yang diperlukan sehingga tidak terulang kejadian serupa.(ay)

Sumber: http://www.hupelita.com/baca.php?id=34473

SADAR@netvigator.com
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 21
Reputation : 0
Points : 5612
Registration date : 2008-12-26

Back to top Go down

Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam Empty Re: Kasus Penyanderaan 23 Warga Korea oleh Geng Islam

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum