tak satupun kristen disini yang bukan PEMBUAL.....

abi wrote:Sedangkan apa yg berkaitan dgn postingan awal anda, sesuai dgn apa yg anda minta, abi telah menjawabnya: Ada bukti dosa abi telah ditebus, bukan hoax.

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Oh gitu jadi saya pembual?? Kalo gitu silakan tuntut saya di pengadilan. Bisakah?? Atau silakan tagih saya. Bisakah??? Anda bawa bukti2 tsb coba sebutkan apa saja??? Bahwa saya gak bisa membuktikan??? Hanya itu saja??? Atau bahwa bukti2 saya yang kata kamu sama seperti orang laen??? Bisakah anda bawa ke pengadilan?? Bisakah anda tuntut saya untuk membayar?? Atau bisakah anda membuat orang laen menuntut saya??? Coba jelaskan secara logis!!!

Emang kenapa kalo saya gak bisa buktikan?? Emang kenapa kalo bukti2 saya kata kamu sama seperti orang laen hahhh??? Toh kamu sendiri emangnya bisa membuktikan orang laen yang punya bukti2 yang kata kamu sama dengan saya tsb bersalah???

Jika saya bilang saya gak punya kewajiban membayar tapi yang laen punya kamu bisa nuduh saya punya kewajiban untuk membayar hahhhh?????

Mas pertanyaan perbandingan seperti yang kamu lakukan tsb hanya bisa digunakan apabila kita menilai orang laen. Tapi kalo hanya menilai diri sendiri ya gak bisa lah. Misalkan ada 3 orang namanya budi, andi, dedi. Lalu si budi nuduh si andi bersalah, tapi si budi bilang si dedi gak bersalah. Trus si andi protes sama budi "kok saya dituduh bersalah tapi si dedi gak?? Kan saya sama dedi itu sama. Adilkah???" Jika saya melihat situasi seperti ini saya akan katakan gak adil artinya ialah pertanyaan yang dilontarkan oleh si andi berhasil atau bener. Tapi ketika misalkan si andi bilang bahwa dia gak bersalah, lalu si budi bertanya ke andi: "eh liat tuh si dedi, kan sama kayak kamu juga berarti seharusnya dia gak bersalah dong. Kok kamu gak bilang bahwa dia gak bersalah juga???" kalo saya katakan si budi ini sangatlah bodoh dalam bertanya. Kenapa?? Ini kan seperti bertanya "kamu aja bisa bilang bener terhadap diri kamu sendiri berarti kamu seharusnya bisa bilang bener juga terhadap orang laen". Nah ini maksudnya apa coba??? Kita disuruh menilai orang lain hanya gara2 kita mampu menilai diri sendiri?? Menurut kamu logis gak??? Jelaskan secara logis kalo emang logis.

kamu pernah baca tulisannya howard storm seorang pendeta mantan atheis?? dalam tulisannya ada tertulis bahwa kita sebenernya gak punya hak untuk menilai orang laen. Kalo misalkan hanya gara2 kita mampu menilai diri sendiri apakah mampu menilai orang laen hahhhhh???? Saya bilang belum tentu kalo kita gak punya kapasitas untuk hal tsb. Tapi muslim seperti kamu selalu merasa seperti itu. Selalu merasa punya kapasitas untuk menilai orang laen padahal gak sama sekali.

Jadi jelas kan pertanyaan saya kalo misalkan emang bener saya punya bukti yang kata kamu sama dengan orang laen apakah saya bisa dituduh pembual???

Masalahnya adalah apakah orang laen dituduh punya kewajiban membayar atau gak hahhh??? Bukankah sampe sekarang elo masih mempertanyakan itu pada saya ya kan?? dan saya katakan saya tidak punya kapasitas untuk hal tsb.

Jadi masih berani nuduh saya pembual??

Berani bawa bukti kamu tentang saya memiliki bukti yang kata kamu sama dengan orang laen yang di mana orang laen juga belum tentu punya kewajiban untuk membayar hanya untuk menuduh saya pembual??? Berani melakukan seperti itu?? Silakan saja dan jelaskan secara logis di sini kenapa elo berani.

Buktikan secara logis kalo saya pembual!!!! Kalo elo gak bisa maka saya akan katakan bahwa kamu pembual dan saya punya buktinya.

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:Gila saya baru liat cara membuktikan/ menentukan saya salah apa bener dan orang laen salah apa bener adalah dengan cara nanya ke saya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya????
 
Emangnya kalo saya bilang bener (misalkan hanya sekedar supaya saya bener), lha trus orang yang saya bilang bener tsb memang bener2 bener kah??? Kalo tiba2 tuh orang ngaku gak bener bagaimana coba??? Ngefek kagak tuh jawaban saya??? dasar gila nih pengikut setan saking gak mampunya menuduh orang laen pembual, jadinya pake cara yang gak logis sama sekali. Jangan2 ini adalah cara pengikut setan melakukan adu domba terhadap orang laen biar orang laen berantem. Oh ndak bisa sama sekali. Kalo tuh orang laen gak terima dengan jawaban saya karena berlawanan jawabannya saya tinggal bilang aja "kan saya disuruh si bayo lubis yang jawab jadi saya yang disuruh nentuin bener salahnya kamu jadi cari aja tuh bayo lubis". Gimana tuh coba hahhhh???

Bukti itu harus bisa membedakan antara yang sudah dengan yang belum.

Ini contoh bukti yang bisa membedakan:
Lelaki yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumah tangga.
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Bandingkan dengan bukti berikut;
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya rumah.
Yang belum berumahtangga juga ada yang punya rumah.
Nah... bukti ini (punya rumah) tidak bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumahtangga.

Bukti yang Anda berikan masih seperti bukti yang nomor dua. Bukti itu juga dimiliki oleh mereka yang belum ditebus.

Ini bukti Anda:
Anda (yang mengaku sudah ditebus) memberi bukti tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Atheis (yang tidak direbus) juga tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Nah... bukti Anda ini tidak bisa membedakan antara yang ditebus dengan yang belum.

Kesimpulannya:
Dosa Anda sudah ditebus adalah bual.

Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Omong kosong,,,, Guoblok,

tidak punya istri tidak sama dengan belum berumah tangga!

Banyak sekali duda, gak punya istri. Orang goblok seperti anda akan menyimpulan, mereka belum berumah  tangga, sebab tidak punya istri.

Ada gak muslim yg sedikit waras di sini?


Di rajam lagi.....

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:Mas analogi ente itu sudah gak relevan elo ngeyel lagi.......Ingat mas seperti yang saya bilang tadi kalo misalkan elo bisa ngeliat saya di penjara itu sudah jadi bukti buat kamu.

Dipanjara, dalam kasus ini adalah dosa waris. Karena Anda bukan Tuhan dan bukan hewan, Anda itu punya dosa waris. Dalam hal ini, Anda berada dalam penjara. Itu buktinya bahwa Anda berada dipenjara (kebagian dosa waris). Dan dosa itu akan hilang bila ditebus oleh Yesus.

Artinya meskipun kamu bertanya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya hanya untuk mengatakan bahwa saya pembual atau bukan dan orang lain dipenjara atau gak itu gak ada gunanya sama sekali. Bayangin aje jika kamu liat saya di penjara lalu kamu menanyakan hal tsb, apakah ngefek jawaban saya??? Gak kan. Atau misalkan kamu gak liat saya di penjara tapi kamu liat orang lain di penjara lalu kamu menanyakan pertanyaan seperti itu, apakah ngefek jawaban saya?? Gak kan.
Artinya ialah cara kamu membuktikan dengan memberi pertanyaan seperti itu gak ada gunanya sama sekali karena sudah dikalahkan bukti fisik. Yang artinya juga ialah analogi kamu dengan pembahasan saya soal saya ditebus dosanya yang kamu belum menemukan buktinya secara logis itu gak nyambung apabila dalam analogi kamu sudah ada bukti fisiknya. Lha yang satu udah ada bukti fisiknya yang laen belum ada tapi yang laen pake pertanyaan soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya hanya untuk mengatakan bahwa saya pembual atau bukan dan orang lain dipenjara/ hutang dosa atau gak. Gak nyambung sama sekali.

Dosa itu tak dapat dilihat. Dalam analogi ini, Anda dan yang lain tidak saya lihat dengan mata kepala bahwa sedang berada dalam penjara. Tapi ada kabar burung yang bilang bahwa semua manusia tanpa kecuali masuk penjara. Dan Anda percaya bahwa Anda awalnya dipenjara. Dalam hal ini, semua manusia tanpa kecuali dapat dosa waris. Dan Anda percaya bahwa Anda dapat dosa waris. Anda lahir sudah dapat dosa waris. Betul? Artinya Anda dipenjara. Betul?
Nah... saya nelpon Anda. Anda ngaku sudah dibebaskan. Ingat waktu Anda dibebaskan saya tidak melihat Anda sedang berada di mana. Saya juga tak bisa melihat siapa-siapa yang ada dipenjara. Ini karena dosa tak bisa dilihat.
Nah, makanya saya tanya Anda apa buktinya bahwa Anda sudah dibebaskan.
Anda membuktikan dengan beberapa alasan. Tapi bukti yang Anda berikan itu juga dimiliki oleh mereka yang tidak dibebaskan. Inilah masalahnya.

Trus kata2 kamu ini:

Sebenarnya saya gak perlu melihat Anda ada dalam penjara atau tidak. Dengan bukti yang Anda berikan juga saya bisa menyimpulkan Anda sedang berada di mana. Kalau bukti yang Anda berikan juga dimiliki oleh orang yang dipenjara, berarti Anda sedang membual.
Dalam kasus ini; makanya saya minta Anda memberi bukti yang hanya dimiliki oleh orang yang sudah ditebus. Bila bukti yang Anda berikan masih dimiliki oleh orang yang belum ditebus, maka bukti itu adalah hoax.

Oh yaa benerkah??? Seperti halnya saya bilang saya bukan pencuri dan kamu nuduh saya pencuri, apa jika seperti itu kamu berani bawa kasus ini ke pengadilan hahhh setidaknya untuk menentukan siapa bener dan siapa yang salah??? Sila dijawab dengan logis. Oh yaa kalo ente gak terima dengan analogi saya tentang pencuri (hanya gara2 hal ini bisa dibawa ke pengadilan) tsb akan saya kasih tau bahwa kalo saya punya hutang maka saya bisa dituntut hukuman seperti halnya apabila saya diketahui sebagai pencuri. Jadi analogi saya sudah bener2 pas sekali. Emangnya kalo saya diketahui dipenjara saya akan dipenjara?? Udah dipenjara dipenjara lagi. Udah dikasih analogi yang pas pake analogi yang gak nyambung sama sekali.

Jadi logis gak jika saya ditanya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya hanya untuk mengatakan bahwa saya pembual atau bukan dan orang lain pencuri atau bukan?? Atau logis gak ditanya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya hanya untuk mengatakan bahwa saya dipenjara atau gak dan orang laen dipenjara atau bukan?? Sila dijawab dengan logis??

Jadi mana bukti logisnya kalo saya pembual?? Ingat ya jangan sembarangan ngomong kalo saya ngaku bukan pencuri meski tanpa bukti kamu tetep menuduh dan menuntut saya sebagai pencuri hingga elo sendiri bisa membuktikannya secara logis. Emangnya kalo dibawa pengadilan elo bakalan menang ape????

Bukti yang Anda berikan tidak bisa membedakan Anda dengan mereka yang belum ditebus. Bukti Anda juga dimiliki oleh mereka. Artinya bukti yang Anda berikan tidak bisa jadi bukti bahwa Anda berbeda dengan yang belum ditebus. Ini masalahnya.

 
Dipanjara, dalam kasus ini adalah dosa waris. Karena Anda bukan Tuhan dan bukan hewan, Anda itu punya dosa waris. Dalam hal ini, Anda berada dalam penjara. Itu buktinya bahwa Anda berada dipenjara (kebagian dosa waris). Dan dosa itu akan hilang bila ditebus oleh Yesus.

Berikan abi bukti bible, bab dan ayat, tertulis "dosa waris"?

Kasihan kalau abi selalu merajam anda!

DOSA ASAL/ DOSA WARIS


Rekan-rekan Ismael sering "menuduh" bahwa konsep dosa asal, dosa waris, atau apa pun namanya, berasal dari rasul Paulus. Tuduhan itu jelas tidak tepat karena ternyata ide tentang dosa asal itu ada di dalam Perjanjian Lama.


* Mazmur 51:5 (Tehillim 51:7)
LAI Terjemahan Baru (TB), Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
King James Version (KJV), Behold, I was shapen in iniquity; and in sin did my mother conceive me.
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
הֵן־בְּעָוֹון חֹולָלְתִּי וּבְחֵטְא יֶחֱמַתְנִי אִמִּי׃
Translit Interlinear, HEN-BE'AVON {lihatlah dalam kesalahan} KHOLALTI {aku dilahirkan} 'UVEKHETE' {dan dalam dosa} YEKHEMATNI {ia mengandungku} 'IMI {ibuku}


ובחטא יחמתני אמי ; 'UVEKHETE' YEKHEMATNI 'IMI", "dalam dosa aku dikandung ibuku", ia menggunakan 'paralelisme' Ibrani dengan menggunakan dua kata עון - 'AVON dan חטא -KHET/ KHATE. Paralelisme Ibrani senantiasa mengumandangkan ide kesejajaran, bukan mempertentangkan atau membedakan antara "kesalahan" dan "dosa" karena kedua kata ini ibarat dua sisi mata uang.


* 1 Yohanes 5:17
LAI TB, Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
KJV, All unrighteousness is sin: and there is a sin not unto death.
TR, πασα αδικια αμαρτια εστιν και εστιν αμαρτια ου προς θανατον
Translit Interlinear, [color=olive]pasa {setiap} adikia {ketidakbenaran} hamartia {dosa} estin {ia adalah} kai {dan} estin {ia adalah} hamartia {dosa} ou {tidak} pros {ke arah} thanaton {maut}

Bandingkan dengan terjemahan ini :

LAI TL, Adapun tiap-tiap kesalahan itu dosa; maka ada suatu dosa tiada membawa mati.
The Orthodox Jewish Brit Chadasha, Kol avon is chet, and there is chet not leading to mavet.


Jadi , jika Daud menulis, ובחטא יחמתני אמי ; 'UVEKHETE' YEKHEMATNI 'IMI", "dalam dosa aku dikandung ibuku", ditinjau kata yang digunakan oleh The Orthodox Jewish Brit Chadasha (Perjanjian Baru Yahudi Ortodoks) dan dihubungkan dengan Perjanjian Baru Yunani, maka kata "dosa (asal)", Yunani αμαρτια - hamartia bersinonim dengan kata Ibrani חטא -KHET/ KHATE.

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Baca lagi lebih teliti jangan cuma ambil sepotong2 doang. udah jelas yang dimerahin gak cuma yang ente garisin kok malah ngambil yang digarisin?? Goblok banget sih elo.

Bukankah cara satu2nya ialah kita tidak lagi menuruti seseorang yang memberi kita beban tawanan dan hutang tsb dan/ atau membayar beban tawanan dan hutang tsb ya kan.

Dan ini tentang bukti DOSA YANG DITEBUS. Jadi beban tawanan dan hutang apa yang ditebus yang cara satu2nya dibuktikan dengan kita gak akan menuruti seseorang yang memberi kita beban tawanan dan hutang tsb dan/ atau membayar beban tawanan dan hutang tsb??? Bisa kan jawab sendiri.............Jangan kayak anak tk deh.

Nah.... dalam kasus ini, Anda mengaku sebagai orang yang sudah ditebus. Apa saja yang tidak perlu Anda turuti tsb?

Selanjutnya tuh yang bikin si abi bingung kaitannya antara bukti dosa yang ditebus dengan percaya dan iman. Silakan dijawab.

Apakah yang tidak percaya juga turut ditebus oleh Yesus?
Silakan dijawab.

Eh anjing bayo lubis................baca baik tulisan saya kok masih aja ngambil sepotong-potong doang?? Ya udah berarti dari sini saya pastikan kamu sudah skak mat. Karena baca aja masih gak becus sama sekali.

 
Anda saja yang gak mampu menjawa dan menjelaskan.
Ini tulisan Anda:

Bukankah cara satu2nya ialah kita tidak lagi menuruti seseorang yang memberi kita beban tawanan dan hutang tsb dan/ atau membayar beban tawanan dan hutang tsb ya kan.

Nah... dalam konteks penebusan dosa, apa saja yang tidak perlu Anda turuti karena dosa Anda sudah ditebus?

Tuh lagi kan. Motong2 pernyataan orang seenak jidat aja. Kayak gini mau debat??? Ngaco kalii loh.........Ya udah berarti ente sudah skak mat nih ya oke. Baca aja gak becus sama sekali. Berarti sudah jelas ente gak bisa debat. Kasian deh masih mending jadi orang buta beneran. Tapi kalo jadi orang buta huruf lebih kasian lagi. Punya mata bisa melihat tapi gak bisa baca. Ckckckckckckckck. Kasian2.
 

Bilang aja Anda tak mampu menjawab atau takut keceplosan.

Ini tulisan Anda:

buncis hitam wrote:Bukankah cara satu2nya ialah kita tidak lagi menuruti seseorang yang memberi kita beban tawanan dan hutang tsb dan/ atau membayar beban tawanan dan hutang tsb ya kan.

Makanya saya tanya:
Apa yang tidak perlu Anda turuti?
Apa yang tidak perlu Anda bayar?

Yang lebih tepatnya ialah saya gak perlu bayar. Makanya saya gak bakar kambing. Gak puasa. Gak jedotin jidat ke lantai. Gak nyiumin batu dsb. Jelas??? Kan sama seperti yang dibilang oleh si abi. Ayo baca lagi pernyataan saya dengan bener deh. Jangan jadi pura2 buta huruf.

Nah... berani juga Anda menjawabnya.
Orang atheis, Hindu, Budha juga gak perlu bakar kambing, gak puasa, gak jedotin jidat ke lantai, gak nyiumin batu, dsb. Apakah ini juga bukti bahwa mereka ikut ditebus?
Orang atheis, Hindu dan Budha terbukti ditebus juga ya?
Jelaskan secara logis!

Abi beri satunya lagi yakni berani menulis di sini:
Muhammad saw adalah nabi palsu, pedopil, perampok dan pembunuh, cacat mental, maniak sex,  dan Awloh swt adalah tuhan palsu sosok karangan Muhammad.
Anda bisa menulis ulang hal di atas itu di sini?

Silahkan!!!

 

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Mas saya sudah bilang apa??? Jangan jawab terlebih dahulu pernyataan saya yang kamu debat tsb ya kan. Kamu mau saya simpulkan apa kalo begini jadinya??? Pertanyaan saya ialah darimana kamu mengatakan saya pembual?? Kalo ngeliat dari tulisan kamu sepertinya ada 2 alasan kamu yaitu karena saya tidak bisa memberikan bukti dan karena bukti yang saya punya dengan bukti yang laen punya untuk mendukung saya dan yang laen itu sama. Kalo memang alasan pertama yang kamu maksud justru itulah yang menjadi alasan kamu adalah seorang pembual. Kan sudah saya bilang bahwa yang punya kapasitas untuk menilai diri saya ialah saya sendiri dan korban dari saya. Masa yang tertuduh disuruh cari bukti dan harus punya bukti?? Lha yang menuduh bagaimana coba?? Masa tuduhannya dikabulkan hanya gara2 yang tertuduh gak punya bukti sedangkan yang menuduh juga gak punya bukti selain celotehan dia bahwa yang tertuduh gak punya bukti? Ada gak yang menghakimi seperti itu di belahan dunia manapun?? Jelaskan secara logis. Kalo misalkan begitu gw sih juga bisa kaleee...Elo mau gw perlakukan seperti itu hahhhh?? Lagian kalo misalkan kamu seperti itu dimana kamu menuduh trus nyuruh yang tertuduh untuk punya bukti tapi kamu sendiri gak punya bukti dan alasan tuduhan kamu bener hanya gara2 yang tertuduh gak punya bukti saya juga bisa melakukan seperti itu. Yaitu pembelaan saya bener karena kamu gak punya bukti. Mau seperti itu??? mau ngomong ape coba elo hahh?? Dan dengan begitu otomatis saya sudah langsung menang dan saya bisa tuntut balik kamu. Tapi kalo misalkan alasan yang kedua yaitu karena bukti yang saya punya dengan bukti yang laen punya untuk mendukung saya dan yang laen itu sama, lha trus apakah ada bukti yang sama2 mampu menjatuhkan saya dan yang laen hahhh??? Kalo ternyata yang ada hanyalah bukti yang menjatuhkan yang laen bukan saya, trus masa saya tetep dituduh pembual segala hahhh???? Kan gak mungkin kalo misalkan bukti yang saya punya dengan bukti yang laen punya untuk mendukung saya dan yang laen itu sama maka saya langsung dituduh bersalah. Karena seharusnya ialah elo punya bukti yang dapat menjatuhkan yang laen sehingga itu bisa menjadi patokan supaya elo bisa mendapatkan bukti yang menjatuhkan saya. Kan begitu caranya ya gak. Nah dari semua uraian saya di atas jelas kan kenapa saya minta bukti dari kamu. Nah sekarang mana buktinya???

Trus gimana dengan pertanyaan saya tentang alasan kamu bertanya kepada saya soal kelakuan yang laen yang sekiranya mirip dengan saya tsb?? Mana jawaban kamu??? Sila dijawab dengan logis.

Muhammad saw adalah nabi palsu, pedopil, perampok dan pembunuh, cacat mental, maniak sex,  dan Awloh swt adalah tuhan palsu sosok karangan Muhammad.

Anda dituduh pembual karena Anda tidak mampu membuktikan omongan (pengakuan Anda) soal dosa Anda sudah ditebus. Itu saja.

Soal bukti yang sama itu adalah bantahan saya terhadap buktinya Anda. Artinya; bukti yang Anda beri itu bukanlah bukti yang valid.

bayo_lubis wrote:

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:Gila saya baru liat cara membuktikan/ menentukan saya salah apa bener dan orang laen salah apa bener adalah dengan cara nanya ke saya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya????
 
Emangnya kalo saya bilang bener (misalkan hanya sekedar supaya saya bener), lha trus orang yang saya bilang bener tsb memang bener2 bener kah??? Kalo tiba2 tuh orang ngaku gak bener bagaimana coba??? Ngefek kagak tuh jawaban saya??? dasar gila nih pengikut setan saking gak mampunya menuduh orang laen pembual, jadinya pake cara yang gak logis sama sekali. Jangan2 ini adalah cara pengikut setan melakukan adu domba terhadap orang laen biar orang laen berantem. Oh ndak bisa sama sekali. Kalo tuh orang laen gak terima dengan jawaban saya karena berlawanan jawabannya saya tinggal bilang aja "kan saya disuruh si bayo lubis yang jawab jadi saya yang disuruh nentuin bener salahnya kamu jadi cari aja tuh bayo lubis". Gimana tuh coba hahhhh???

Bukti itu harus bisa membedakan antara yang sudah dengan yang belum.

Ini contoh bukti yang bisa membedakan:
Lelaki yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumah tangga.
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Bandingkan dengan bukti berikut;
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya rumah.
Yang belum berumahtangga juga ada yang punya rumah.
Nah... bukti ini (punya rumah) tidak bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumahtangga.

Bukti yang Anda berikan masih seperti bukti yang nomor dua. Bukti itu juga dimiliki oleh mereka yang belum ditebus.

Ini bukti Anda:
Anda (yang mengaku sudah ditebus) memberi bukti tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Atheis (yang tidak direbus) juga tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Nah... bukti Anda ini tidak bisa membedakan antara yang ditebus dengan yang belum.

Kesimpulannya:
Dosa Anda sudah ditebus adalah bual.

Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Omong kosong,,,, Guoblok,

tidak punya istri tidak sama dengan belum berumah tangga!

Banyak sekali duda, gak punya istri. Orang goblok seperti anda akan menyimpulan, mereka belum berumah  tangga, sebab tidak punya istri.

Ada gak muslim yg sedikit waras di sini?


Di rajam lagi.....

 
Anda hanya memperumit saja. Yang pasti, duda itu pernah punya istri. Mana istrinya? Bisa jadi meninggal. Bisa juga cerai.
Yang belum berumahtangga bagaimana? Tak pernah punya istri.

Baik, bila Anda merasa kurang pas dengan analogi di atas. Tapi mungkin Anda mengerti dengan yang saya maksudkan soal bukti yang bisa jadi pembeda antara yang belum dengan yang sudah.

Kita perbaiki karena Anda sudah tau yang saya maksudkan:
Yang sudah berumahtangga itu buktinya punya istri atau pernah punya istri.
Ini adalah bukti valid karena bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum.
Nah... beri bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus!
Agar bukti Anda valid, maka bukti itu harus bisa jadi pembeda antara yang sudah ditebus dengan yang belum ditebus.
Buktikan bahwa dosa Anda sudah ditebus kalau Anda tak ingin disebut PEMBUAL!!!

Muhammad adalah nabi palsu, seorang yang cacat mental, pedopil, maniak seks, perampok dan pemebunuh, tukang kawin, dan Awloh swt ada tuhan palsu ciptaan Muhammad. Al qoran tidak berasal dari Tuhan asli, tetapi dari tuhan palsu ciptaan Muhammad.

buncis hitam wrote:Eh bayo lubis kata2 kamu ini saya catat yaa:

Anda dituduh pembual karena Anda tidak mampu membuktikan omongan (pengakuan Anda) soal dosa Anda sudah ditebus. Itu saja.

Soal bukti yang sama itu adalah bantahan saya terhadap buktinya Anda. Artinya; bukti yang Anda beri itu bukanlah bukti yang valid.

Kesimpulannya ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH ORANG LAEN SALAH DAN MENYURUH YANG TERTUDUH PUNYA BUKTI TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI DAN MENGATAKAN BAHWA TUDUHANNYA BENER HANYA KARENA YANG TERTUDUH GAK PUNYA BUKTI.

Dan kesimpulan kedua ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH BUKTI ORANG LAEN GAK VALID TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI VALID.

Ingat mas kalo misalkan dari sini banyak muslim jadi murtad maka jangan salahkan saya yaaa. Karena apa?? karena pernyataan anda menjadi bukti bahwa muslim dengan islamnya memiliki moral yang berlawanan dengan moral dunia yang bener. Mana ada orang menghakimi orang lain tapi gak punya bukti. Dan itu menjadi seperti main hakim sendiri. Di belahan dunia manapun tidak ada yang seperti itu, silakan dicek...........Anda marah dengan saya silakan cari saya di ciputat.

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:Gila saya baru liat cara membuktikan/ menentukan saya salah apa bener dan orang laen salah apa bener adalah dengan cara nanya ke saya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya????
 
Emangnya kalo saya bilang bener (misalkan hanya sekedar supaya saya bener), lha trus orang yang saya bilang bener tsb memang bener2 bener kah??? Kalo tiba2 tuh orang ngaku gak bener bagaimana coba??? Ngefek kagak tuh jawaban saya??? dasar gila nih pengikut setan saking gak mampunya menuduh orang laen pembual, jadinya pake cara yang gak logis sama sekali. Jangan2 ini adalah cara pengikut setan melakukan adu domba terhadap orang laen biar orang laen berantem. Oh ndak bisa sama sekali. Kalo tuh orang laen gak terima dengan jawaban saya karena berlawanan jawabannya saya tinggal bilang aja "kan saya disuruh si bayo lubis yang jawab jadi saya yang disuruh nentuin bener salahnya kamu jadi cari aja tuh bayo lubis". Gimana tuh coba hahhhh???

Bukti itu harus bisa membedakan antara yang sudah dengan yang belum.

Ini contoh bukti yang bisa membedakan:
Lelaki yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumah tangga.
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Bandingkan dengan bukti berikut;
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya rumah.
Yang belum berumahtangga juga ada yang punya rumah.
Nah... bukti ini (punya rumah) tidak bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumahtangga.

Bukti yang Anda berikan masih seperti bukti yang nomor dua. Bukti itu juga dimiliki oleh mereka yang belum ditebus.

Ini bukti Anda:
Anda (yang mengaku sudah ditebus) memberi bukti tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Atheis (yang tidak direbus) juga tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Nah... bukti Anda ini tidak bisa membedakan antara yang ditebus dengan yang belum.

Kesimpulannya:
Dosa Anda sudah ditebus adalah bual.

Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Omong kosong,,,, Guoblok,

tidak punya istri tidak sama dengan belum berumah tangga!

Banyak sekali duda, gak punya istri. Orang goblok seperti anda akan menyimpulan, mereka belum berumah  tangga, sebab tidak punya istri.

Ada gak muslim yg sedikit waras di sini?


Di rajam lagi.....

 
Anda hanya memperumit saja. Yang pasti, duda itu pernah punya istri. Mana istrinya? Bisa jadi meninggal. Bisa juga cerai.
Yang belum berumahtangga bagaimana? Tak pernah punya istri.

Baik, bila Anda merasa kurang pas dengan analogi di atas. Tapi mungkin Anda mengerti dengan yang saya maksudkan soal bukti yang bisa jadi pembeda antara yang belum dengan yang sudah.

Kita perbaiki karena Anda sudah tau yang saya maksudkan:
Yang sudah berumahtangga itu buktinya punya istri atau pernah punya istri.
Ini adalah bukti valid karena bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum.
Nah... beri bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus!
Agar bukti Anda valid, maka bukti itu harus bisa jadi pembeda antara yang sudah ditebus dengan yang belum ditebus.
Buktikan bahwa dosa Anda sudah ditebus kalau Anda tak ingin disebut PEMBUAL!!!

Analogi anda itu memang memperlihatkan anda itu gak bisa bernalar, bukan soal abi merasa gak pas atau gak. 

Kau cari lagi soal pembeda antara anda dan abi.

Terlalu gampang:

Tulis ulang hal dibawah ini! Apakah nanti anda dan abi, masih berani anda bilang gak beda?

Muhammad adalah nabi palsu, seorang yang cacat mental, pedopil, maniak seks, perampok dan pemebunuh, tukang kawin, dan Awloh swt ada tuhan palsu ciptaan Muhammad. Al qoran tidak berasal dari Tuhan asli, tetapi dari tuhan palsu ciptaan Muhammad.

Nah, silahkan anda tulis ulang besar2 sebagai bentuk pengakuan anda, bahwa anda dan abi gak ada bedanya!

bayo_lubis wrote:
 
Anda ngaku bahwa dosa Anda sudah ditebus.
Orang lain minta bukti.
Anda gak mampu memberi buktinya.
Disebut apa lagi kalau bukan pembual?
 
Saya punya bukti bahwa Anda itu pembual.
Buktinya adalah:
Anda gak mampu membuktikan ucapan/pengakuan Anda.
Disebut apa lagi kalau bukan pembual?

Kesimpulannya ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH ORANG LAEN SALAH DAN MENYURUH YANG TERTUDUH PUNYA BUKTI TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI DAN MENGATAKAN BAHWA TUDUHANNYA BENER HANYA KARENA YANG TERTUDUH GAK PUNYA BUKTI.

Dan kesimpulan kedua ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH BUKTI ORANG LAEN GAK VALID TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI VALID.

Ingat mas kalo misalkan dari sini banyak muslim jadi murtad maka jangan salahkan saya yaaa. Karena apa?? karena pernyataan anda menjadi bukti bahwa muslim dengan islamnya memiliki moral yang berlawanan dengan moral dunia yang bener. Mana ada orang menghakimi orang lain tapi gak punya bukti. Dan itu menjadi seperti main hakim sendiri. Di belahan dunia manapun tidak ada yang seperti itu, silakan dicek...........Anda marah dengan saya silakan cari saya di ciputat.

bayo_lubis wrote:

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:Gila saya baru liat cara membuktikan/ menentukan saya salah apa bener dan orang laen salah apa bener adalah dengan cara nanya ke saya soal kelakuan orang laen yang sekiranya mirip dengan kelakuan saya????
 
Emangnya kalo saya bilang bener (misalkan hanya sekedar supaya saya bener), lha trus orang yang saya bilang bener tsb memang bener2 bener kah??? Kalo tiba2 tuh orang ngaku gak bener bagaimana coba??? Ngefek kagak tuh jawaban saya??? dasar gila nih pengikut setan saking gak mampunya menuduh orang laen pembual, jadinya pake cara yang gak logis sama sekali. Jangan2 ini adalah cara pengikut setan melakukan adu domba terhadap orang laen biar orang laen berantem. Oh ndak bisa sama sekali. Kalo tuh orang laen gak terima dengan jawaban saya karena berlawanan jawabannya saya tinggal bilang aja "kan saya disuruh si bayo lubis yang jawab jadi saya yang disuruh nentuin bener salahnya kamu jadi cari aja tuh bayo lubis". Gimana tuh coba hahhhh???

Bukti itu harus bisa membedakan antara yang sudah dengan yang belum.

Ini contoh bukti yang bisa membedakan:
Lelaki yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumah tangga.
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Bandingkan dengan bukti berikut;
Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya rumah.
Yang belum berumahtangga juga ada yang punya rumah.
Nah... bukti ini (punya rumah) tidak bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum berumahtangga.

Bukti yang Anda berikan masih seperti bukti yang nomor dua. Bukti itu juga dimiliki oleh mereka yang belum ditebus.

Ini bukti Anda:
Anda (yang mengaku sudah ditebus) memberi bukti tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Atheis (yang tidak direbus) juga tidak merasa perlu membayar hutang dosa.
Nah... bukti Anda ini tidak bisa membedakan antara yang ditebus dengan yang belum.

Kesimpulannya:
Dosa Anda sudah ditebus adalah bual.

Lelaki yang sudah berumahtangga itu punya istri.
Yang belum berumahtangga TIDAK punya istri.
Nah.... bukti ini tidak bisa dibantah.

Omong kosong,,,, Guoblok,

tidak punya istri tidak sama dengan belum berumah tangga!

Banyak sekali duda, gak punya istri. Orang goblok seperti anda akan menyimpulan, mereka belum berumah  tangga, sebab tidak punya istri.

Ada gak muslim yg sedikit waras di sini?


Di rajam lagi.....

 
Anda hanya memperumit saja. Yang pasti, duda itu pernah punya istri. Mana istrinya? Bisa jadi meninggal. Bisa juga cerai.
Yang belum berumahtangga bagaimana? Tak pernah punya istri.

Baik, bila Anda merasa kurang pas dengan analogi di atas. Tapi mungkin Anda mengerti dengan yang saya maksudkan soal bukti yang bisa jadi pembeda antara yang belum dengan yang sudah.

Kita perbaiki karena Anda sudah tau yang saya maksudkan:
Yang sudah berumahtangga itu buktinya punya istri atau pernah punya istri.
Ini adalah bukti valid karena bisa membedakan antara yang sudah berumahtangga dengan yang belum.
Nah... beri bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus!
Agar bukti Anda valid, maka bukti itu harus bisa jadi pembeda antara yang sudah ditebus dengan yang belum ditebus.
Buktikan bahwa dosa Anda sudah ditebus kalau Anda tak ingin disebut PEMBUAL!!!

Analogi anda itu memang memperlihatkan anda itu gak bisa bernalar, bukan soal abi merasa gak pas atau gak. 

Kau cari lagi soal pembeda antara anda dan abi.

Terlalu gampang:

Tulis ulang hal dibawah ini! Apakah nanti anda dan abi, masih berani anda bilang gak beda?

Muhammad adalah nabi palsu, seorang yang cacat mental, pedopil, maniak seks, perampok dan pemebunuh, tukang kawin, dan Awloh swt ada tuhan palsu ciptaan Muhammad. Al qoran tidak berasal dari Tuhan asli, tetapi dari tuhan palsu ciptaan Muhammad.

Nah, silahkan anda tulis ulang besar2 sebagai bentuk pengakuan anda, bahwa anda dan abi gak ada bedanya!

Apakah Anda ingin mengatakan bahwa menulis ulang tulisan di atas termasuk bukti yang membedakan Abi yang sudah ditebus dengan saya yang tidak ditebus?
Kalau itu tujuan Anda, maka Anda akan salah besar.
Dalam hal ini Abi, manusia yang mengaku ditebus berani menulis seperti itu.
Atheis yang dosanya tidak ditebus juga PASTI BERANI menulis seperti itu.
Artinya: Bukti yang Anda beri itu adalah bukti yang TIDAK VALID.
Kesimpulannya: Anda adalah pembual.
Alasannya: Tidak mampu membuktikan omongan sendiri.

 
Atheis yang dosanya tidak ditebus juga PASTI BERANI menulis seperti itu.

buncis hitam wrote:

bayo_lubis wrote:
 
Anda ngaku bahwa dosa Anda sudah ditebus.
Orang lain minta bukti.
Anda gak mampu memberi buktinya.
Disebut apa lagi kalau bukan pembual?
 
Saya punya bukti bahwa Anda itu pembual.
Buktinya adalah:
Anda gak mampu membuktikan ucapan/pengakuan Anda.
Disebut apa lagi kalau bukan pembual?

Lho saya mengklaim diri saya sendiri apapun itu kan terserah saya selama gak ada siapapun yang mampu menghakimi saya toh saya gak menghakimi siapapun dan gak merugikan siapapun.

Lha kalo orang kayak elo menghakimi itu urusannya sudah beda karena bisa dibilang urusannya sudah sampe "hidup mati" seseorang. Makanya yang namanya menghakimi pasti butuh bukti.

Jadi ingat kesimpulan dan pesen saya di bawah ini:

Kesimpulannya ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH ORANG LAEN SALAH DAN MENYURUH YANG TERTUDUH PUNYA BUKTI TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI DAN MENGATAKAN BAHWA TUDUHANNYA BENER HANYA KARENA YANG TERTUDUH GAK PUNYA BUKTI.

Dan kesimpulan kedua ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH BUKTI ORANG LAEN GAK VALID TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI VALID.

Ingat mas kalo misalkan dari sini banyak muslim jadi murtad maka jangan salahkan saya yaaa. Karena apa?? karena pernyataan anda menjadi bukti bahwa muslim dengan islamnya memiliki moral yang berlawanan dengan moral dunia yang bener. Mana ada orang menghakimi orang lain tapi gak punya bukti. Dan itu menjadi seperti main hakim sendiri. Di belahan dunia manapun tidak ada yang seperti itu, silakan dicek...........Anda marah dengan saya silakan cari saya di ciputat.

Dan inilah yang saya katakan tentang islam:

FUCK ISLAM!!!

Akal Budi Islam wrote:

bayo_lubis wrote:Apakah Anda ingin mengatakan bahwa menulis ulang tulisan di atas termasuk bukti yang membedakan Abi yang sudah ditebus dengan saya yang tidak ditebus?
Kalau itu tujuan Anda, maka Anda akan salah besar.
Dalam hal ini Abi, manusia yang mengaku ditebus berani menulis seperti itu.
Atheis yang dosanya tidak ditebus juga PASTI BERANI menulis seperti itu.
Artinya: Bukti yang Anda beri itu adalah bukti yang TIDAK VALID.
Kesimpulannya: Anda adalah pembual.
Alasannya: Tidak mampu membuktikan omongan sendiri.

Ngaku aja, mank kita beda koq. Anda menyangkal pengakuan abi bahwa dosa abi telah ditebus dengan memperlihatkan bahwa antara anda dan abi, ya sama saja. Abi sanggah dech.....terbukti baik argumen konyol analogi kawinmu, argumen "pembedaan" semua bisa dipatahkan.

Sekarang teori mengenai ateis, silahkan dia ajak ke sini, jangan asal ngomong. Berikan satu saja contoh.....terbukti lum ada satupun ateis yg menulis ulang pernyataan abi di atas.

Namanya aja ateis, so pasti lum ditebus.

Untuk ateis abi akan kasih syaratnya. Saat ini, abi mau memberi bukti pada anda bahwa antara anda dan abi GAK SAMA, TETAPI BEDA.

 
Atheis yang dosanya tidak ditebus juga PASTI BERANI menulis seperti itu.

Apa bukti pendukung pernyataan anda ini? Jangan memastikan hal yg lum pasti, kecuali kalau otak anda sedang error.

bayo lubis tai anjing wrote:Buktinya ada. Yaitu: ANDA GAK MAMPU MEMBUKTIKAN UCAPAN/PENGAKUAN/KLAIM Anda bahwa Anda sudah ditebus.

MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH ORANG LAEN SALAH DAN MENYURUH YANG TERTUDUH PUNYA BUKTI TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI DAN MENGATAKAN BAHWA TUDUHANNYA BENER HANYA KARENA YANG TERTUDUH GAK PUNYA BUKTI.

Dan kesimpulan kedua ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH BUKTI ORANG LAEN GAK VALID TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI VALID.

Ingat mas kalo misalkan dari sini banyak muslim jadi murtad maka jangan salahkan saya yaaa. Karena apa?? karena pernyataan anda menjadi bukti bahwa muslim dengan islamnya memiliki moral yang berlawanan dengan moral dunia yang bener. Mana ada orang menghakimi orang lain tapi gak punya bukti. Dan itu menjadi seperti main hakim sendiri. Di belahan dunia manapun tidak ada yang seperti itu, silakan dicek...........Anda marah dengan saya silakan cari saya di ciputat.

buncis hitam wrote:

bayo lubis tai anjing wrote:Buktinya ada. Yaitu: ANDA GAK MAMPU MEMBUKTIKAN UCAPAN/PENGAKUAN/KLAIM Anda bahwa Anda sudah ditebus.

Kalo gitu saya juga punya bukti pembelaan diri saya sendiri yaitu elo gak mampu membuktikan ucapan/ tuduhan/ klaim bahwa saya pembual dan belum ditebus. Mau ngomong ape elo sekarang??

Ini sih seperti percakapan di bawah ini:
Hewan (H): Eh si manusia itu pembual.
Hakim (Ha): Apa bukti??
H: Buktinya adalah si manusia gak punya bukti.

Manusia (M): lho elo hewan juga kagak punya bukti tuh.
Ha: Eh hewan kalo bukti tuduhan elo itu cuma karena si manusia gak punya bukti berarti si manusia juga bisa punya bukti pembelaan diri dikarenakan elo sang hewan gak punya bukti. Mau lho seperti itu hahhhh??
H: Gak bisa.....Pokoknya si manusia itu pembual.
Ha: Dasar gila nih hewan, mana ada bukti tuduhan kok cuma hanya ngeliat dari yang laen gak punya bukti!!! Kalo gitu elo hewan dibatalkan tuntutannya. Dan elo manusia bebas dari tuduhan apakah elo pengen menuntut balik??
M: Mau. saya menuntut si hewan dengan tuduhan pemfitnahan.
Ha: silakan, kalo gitu apa buktinya?
M: Buktinya adalah saya merekam kejadian bahwa si hewan menuduh saya tanpa bukti.
Ha: Silakan diperlihatkan.
M: saya perlihatkan.
Ha: Kalo gitu si hewan dituntut penjara karena melakukan fitnah.

Eh bayo lubis tai anjing elo harus tau yaa emangnya menurut elo siapa sih yang pantas mengklaim, menilai, menghakimi, menuntut diri saya sendiri?? Elo??

Ya kalo elo punya buktinya tapi kalo gak yang gak bisa.

Jadi yang pantas mengklaim, menilai, menghakimi, menuntut diri saya sendiri ya saya sendiri, karena diri saya ialah hak saya sendiri jadinya pasti saya akan menerima perlakuan dan klaim apapun yang berasal dari diri saya sendiri mau ada bukti atau gak sama sekali.

Tapi kalo elo gak punya bukti mana bisa sih memperlakukan dan mengklaim saya bagaimana dan apa.

Emangnya diri saya adalah hak kamu hahhh???

Emangnya sudah pasti saya akan menerima klaim dan perlakukan apapun dari kamu hahhh?? Jelaskan secara logis.

Jadi jelas kan kalo elo mau menuduh saya butuh bukti tapi kalo saya untuk menilai diri saya sendiri gak perlu.

Jadi jelas juga kalo kamu bertanya pada saya kenapa saya bisa menilai diri saya gak punya kewajiban hutang tapi saya gak bisa menilai orang lain gak punya kewajiban hutang padahal sqaya dan orang laen memiliki kelakuan yang mirip, itu adalah pertanyaan yang bodoh, tolol, bahkan gak adil sama sekali.

Karena yang satu sudah pasti menerima klaim dari saya sedangkan yang laen belum tentu menerima atau menolak klaim dari saya. Ini seperti bertanya kenapa yang belum dapat makan dikasih makan tapi yang sudah makan gak dikasih makanan. Lha sudah jelas kan masa yang sudah dapat makan dikasih makan lagi?? Itu pertanyaan bodoh sekali itu. Dan sudah jelas juga bahwa pertanyaan seperti itu hanya cocok untuk ditanyakan kepada seseorang yang menilai orang laen. Karena objek yang ditanyakan ialah sama2 belum tentu menerima atau menolak klaim tertentu.

buncis hitam wrote:Ingat kesimpulan dan pesen saya bayo lubis:

MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH ORANG LAEN SALAH DAN MENYURUH YANG TERTUDUH PUNYA BUKTI TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI DAN MENGATAKAN BAHWA TUDUHANNYA BENER HANYA KARENA YANG TERTUDUH GAK PUNYA BUKTI.

Dan kesimpulan kedua ialah:
MUSLIM ADALAH ORANG YANG PALING KURANG AJAR DAN PALING PEMBUAL SEDUNIA YANG BISANYA CUMA MENUDUH BUKTI ORANG LAEN GAK VALID TAPI MUSLIM SENDIRI GAK PUNYA BUKTI VALID.

Ingat mas kalo misalkan dari sini banyak muslim jadi murtad maka jangan salahkan saya yaaa. Karena apa?? karena pernyataan anda menjadi bukti bahwa muslim dengan islamnya memiliki moral yang berlawanan dengan moral dunia yang bener. Mana ada orang menghakimi orang lain tapi gak punya bukti. Dan itu menjadi seperti main hakim sendiri. Di belahan dunia manapun tidak ada yang seperti itu, silakan dicek...........Anda marah dengan saya silakan cari saya di ciputat.

Dan inilah yang saya katakan tentang islam:

FUCK ISLAM!!!

 

Dalam hal ini, bayo tidak menuduh bahwa buncis itu tidak naik kelas. Yang dituduh adalah; Buncis itu pembual karena tidak

H: Buktinya adalah si manusia gak punya bukti.

Jawaban yang benar bukan itu. Tapi ini:
H: Dia gak bisa membuktikan ucapannya sendiri, makanya disebut pembual.

buncis hitam wrote:Eh bayo lubis tai anjing, liat omongan elo ini:

Dalam hal ini, bayo tidak menuduh bahwa buncis itu tidak naik kelas. Yang dituduh adalah; Buncis itu pembual karena tidak

Omongan elo ini aja udah aneh. Saya dibilang pembual perihal saya naik kelas, berarti saya gak naik kelas dong. Kan naik kelas itu kata saya dan itu kebohongan karena saya pembual berarti saya gak naik kelas dong. Aneh kagak tuh?? masih mau debat hahhh?? Kalo makin banyak pernyataan kamu yang aneh dan gak logis seperti itu itu menunjukkan kalo kamu gak bisa debat sama sekali.

Trus juga liat ini:

H: Buktinya adalah si manusia gak punya bukti.

trus kamu bilang:

Jawaban yang benar bukan itu. Tapi ini:
H: Dia gak bisa membuktikan ucapannya sendiri, makanya disebut pembual.

Apa bedanya dengan analogi saya tsb?? Jelaskan secara logis, kok dibilang salah?? Bisa gak sih elo berdebat?? dasar tai anjing elo!!!

Ingat ya saya merasakan saya yang mengklaim diri saya sendiri jadi saya sudah pasti menerima klaim saya tsb jadi saya gak perlu bukti apapun supaya saya menerima klaim saya tsb.

Satu2nya yang bisa jadi bukti (kalo mau dikatakan bukti) ialah apa yang saya rasakan. Jika elo mengklaim diri saya supaya saya menerima dengan klaim elo tsb elo harus membuktikannya karena elo bukan gw, jadi elo gak bisa merasakan apa yang gw rasakan.

Terserah elo bilang gw goblok atau apapun. Toh saya merasa gak ada beban untuk membayar hutang dosa tuh dan gak ada juga tuh yang yang menagih saya untuk membayar.

Nah elo sendiri bisa menagih saya??

Apakah elo melihat saya punya kewajiban membayar??

Silakan tunjukkan itu semua, buktikan itu semua!! Gak usah banyak omong, tai anjing.

trus kalo elo mau supaya orang laen percaya ama elo elo mesti bisa tunjukkan buktinya bukan saya.

Masa hakim nyuruh saya membuktikan cuma buat nurutin elo doang??

Lha masalahnya kenapa saya harus membuktikan??

Emangnya saya harus membuat orang laen percaya dengan saya??

kenapa kalo gak percaya dengan saya??

Apakah saya salah kalo orang laen jadi gak percaya dengan saya??

Apakah merugikan orang laen-kah??

Jadi elo-lah yang harus membuktikan bukan saya. Jadi selamat membuktikan.

jadi gak ada ya yang namanya buktinya ialah gw gak punya bukti. Kalo kayak gitu saya juga bisa bilang elo gak punya bukti.

bayo lubis tai anjing wrote:Bila hal itu adalah hal yang benar, bagaimana Anda akan membuktikan kebenaran itu kepada orang lain?

Nah Anda sendiri bisa menagih athesi??

buncis hitam BABI PIARAAN PAULUS wrote:

bayo lubis wrote:Bila hal itu adalah hal yang benar, bagaimana Anda akan membuktikan kebenaran itu kepada orang lain?

Kenapa saya harus membuktikannya kepada orang laen??

Toh saya gak perlu mempromosikan kristen supaya orang lain percaya sama kresten tuh.

Ingat tujuan saya tuh apa. Jadi untuk apa saya membuktikan segala??

salah saya di mana??

Orang gak mau percaya dengan saya terserah.

Tapi bagaimana dengan kamu hahhh?? kamu mau percaya orang laen percaya dengan kamu hahh??

Kalo misalkan nih saudara saya baca harus gak percaya sama kamu hahhh???

kalo ya ya sudah buktikan dong?? Jangan memaksakan orang laen percaya sama kamu.

Dan kalo ngomongin soal penyesatan siapa yang menyesatkan di sini hahhh??

Saya gak butuh orang laen percaya dengan saya di sini, saya gak butuh orang lain ikut dengan kepercayaan saya tuh???

nah trus elo berusaha nyuruh2 saya buktikan.........Mana ada cara seperti itu....Elo yang nuduh gw masa elo sendiri yang nyuruh gw buktikan??

trus kalo saya gak jawab elo langsung berkesimpulan saya pembual hanya karena saya gak membuktikan. Skenario apa itu??

kalo elo nyuruh gw buktikan gw juga bisa nyuruh elo buktikan dong.

Elo liat analogi gw di atas, siapa yang paling bersalah coba hahhh??? Pendek kata: elo bilang gw pembual trus elo bilang lagi "buktikan kalo bukan pembual". Nuduh orang nyuruh orang buktikan. Menurut elo ada gak yang kayak getooo?? Siapa yang menyesatkan di sini coba hahh??? jelaskan secara logis.

Trus kata2 kamu ini:

Nah Anda sendiri bisa menagih athesi??

Maksudnya apa nanya ini ke saya?? Memangnya saya menuduh atheis pembual-kah??? Jangan nanya2 yang gak penting dong di sini!! Sebel saya ngeliatnya!!!!

buncis hitam wrote:@bayo lubis

satu2nya yang saya inginkan agar orang laen percaya ialah gak ada yang namanya nuduh orang laen trus nyuruh orang laen membuktikan.

Karena kalo misalkan orang yang tertuduh gak merugikan orang laen dan gak menginginkan orang laen percaya gak ada perlunya juga yang tertuduh membuktikan.

Jadi kalo misalkan di jalanan elo tiba2 nuduh saya pembual trus nyuruh saya membuktikan saya tinggal pergi aje deh elo.

Atau kalo gak saya suruh balik elo aja buat ngebuktiin. Mau ape elo coba??

Jadi kalo elo masih ngotot ya elo aja yang buktikan bukan saya.

bayo lubis tai anjing bangsat keparat wrote:Saya punya bukti bahwa Anda pembual.

Bukan soal menuduh dan pembual. Ini soal hutang dosa. Dan ini hanya soal verifikasi. Bila Anda anggap saya gak bisa menagih Anda, maka bukan berarti Anda itu benar, karena Anda sendiri juga gak bisa menagih ke atheis. Artinya Anda yang mengaku ditebus merasa gak bisa ditagih, padahal yang tidak mengaku juga tidak bisa ditagih. Paham?

Who the hell are you to decide that having a tailed beast in me makes me unhappy?

Siapa elo yang menentukan gw punya beban untuk membayar hutang dosa???

bayo lubis tai anjing keparat wrote:Anda hanya gak tau kronologinya. Nih saya ajarin lagi.
bayo: Si Buncis itu pembual, Pak Hakim.
Hakim: Apa buktinya?
bayo: Dia gak mampu mempertanggungjawabkan ucapannya sendiri.
Hakim: Bukti bisa diterima. Tapi soal pembual atau tidak, perlu kita dengar pembelaan diri tertuduh. Bagaimana Buncis? Benarkah Anda pembual?
Buncis: Fitnah pak hakim. Saya bukan pembual. Bayo itu hanya mengada-ngada.
Hakim: Emang ucapanmu apa?
Buncis: Saya bilang bahwa dosa saya sudah ditebus.
Hakim: Apa buktinya bahwa ucapanmu itu benar?

Saya tidak minta bukti bahwa Anda pembual. Bukti Anda pembual itu saya miliki, yaitu Anda gak mampu mempertanggungjawabkan ucapan. Itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Anda pembual. Sekarang yang perlu Anda berikan adalah bukti untuk pembelaan diri Anda.

buncis hitam wrote:

bayo lubis yang bikin buncis kelabakan wrote:Saya punya bukti bahwa Anda pembual.

mana buktinya?? Buktinya adalah saya gak mampu membuktikan/ gak punya bukti gitu??

saya bisa juga bilang elo gak mampu membuktikan/ gak punya bukti?? Mau ape elo sekarang berani ngelawan gw dengan kata2 elo itu hahhhhh???

Bukan soal menuduh dan pembual. Ini soal hutang dosa. Dan ini hanya soal verifikasi. Bila Anda anggap saya gak bisa menagih Anda, maka bukan berarti Anda itu benar, karena Anda sendiri juga gak bisa menagih ke atheis. Artinya Anda yang mengaku ditebus merasa gak bisa ditagih, padahal yang tidak mengaku juga tidak bisa ditagih. Paham?

ya udah silakan saja kamu berkata saya gak bener toh saya gak ada beban tuh kalo saya harus bayar. Dan gak ada tuh yang nagih saya, mau ngomong ape elo sekarang??......Silakan katakan saya gak bener. Bisakah?? Kalo saya tuduh itu atheis pembual atau saya menagih si atheis tsb saya akan buktikan. Saya tunjukkan rinciannya begini2 dsb. Itu sudah pasti!!

Jadi intinya nih saya gak ada beban untuk membayar. Dan gak ada juga yang datang menagih saya?? Sekarang elo mau ngomong ape hahhh??? Masih mau bilang saya pembual hahhhh??? Jelaskan secara logis......

Saya teringat dengan kata2 naruto kepada madara bertopeng di satu episode seri naruto shippuden, begini kata2nya (dalam bahasa inggris):

Who the hell are you to decide that having a tailed beast in me makes me unhappy?

Dan saya bisa berkata kepada kamu:

Siapa elo yang menentukan gw punya beban untuk membayar hutang dosa???

FUCK ISLAM!!!

 

bayo lubis tai anjing keparat wrote:Tapi terbuktikan bahwa ucapan Anda tidak benar? Makanya disebut PEMBUAL.

Orang atheis juga gak ada beban untuk membayar. Dan gak ada juga yang datang menagih mereka. Ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus. Karena Anda tak mampu mempertanggungjawabkan ucapan, maka Anda adalah PEMBUAL.

Saya tidak menuduh Anda punya beban. Yang saya permasalahkan adalah; atheis juga gak merasa punya beban, padahal mereka tidak ditebus. Kesimpulannya; gak punya beban membayar hutang tidak bisa dijadikan sebagai bukti bahwa dosa sudah ditebus.
Akhirnya; Anda masih tetap PEMBUAL selama Anda belum mampu membela diri.

bayo_lubis wrote:

buncis hitam wrote:

bayo lubis yang bikin buncis kelabakan wrote:Saya punya bukti bahwa Anda pembual.

mana buktinya?? Buktinya adalah saya gak mampu membuktikan/ gak punya bukti gitu??

Itu bahasa simpelnya. Biar lebih jelas agar Anda gak muter-muter. Gini:
Buncis itu pembual. Buktinya adalah: Buncis tidak berkata benar karena ucapannya tidak terbukti.

saya bisa juga bilang elo gak mampu membuktikan/ gak punya bukti?? Mau ape elo sekarang berani ngelawan gw dengan kata2 elo itu hahhhhh???

Tapi terbuktikan bahwa ucapan Anda tidak benar? Makanya disebut PEMBUAL.

Bukan soal menuduh dan pembual. Ini soal hutang dosa. Dan ini hanya soal verifikasi. Bila Anda anggap saya gak bisa menagih Anda, maka bukan berarti Anda itu benar, karena Anda sendiri juga gak bisa menagih ke atheis. Artinya Anda yang mengaku ditebus merasa gak bisa ditagih, padahal yang tidak mengaku juga tidak bisa ditagih. Paham?

ya udah silakan saja kamu berkata saya gak bener toh saya gak ada beban tuh kalo saya harus bayar. Dan gak ada tuh yang nagih saya, mau ngomong ape elo sekarang??......Silakan katakan saya gak bener. Bisakah?? Kalo saya tuduh itu atheis pembual atau saya menagih si atheis tsb saya akan buktikan. Saya tunjukkan rinciannya begini2 dsb. Itu sudah pasti!!

Jadi intinya nih saya gak ada beban untuk membayar. Dan gak ada juga yang datang menagih saya?? Sekarang elo mau ngomong ape hahhh??? Masih mau bilang saya pembual hahhhh??? Jelaskan secara logis......

Orang atheis juga gak ada beban untuk membayar. Dan gak ada juga yang datang menagih mereka. Ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus. Karena Anda tak mampu mempertanggungjawabkan ucapan, maka Anda adalah PEMBUAL.

Saya teringat dengan kata2 naruto kepada madara bertopeng di satu episode seri naruto shippuden, begini kata2nya (dalam bahasa inggris):

Who the hell are you to decide that having a tailed beast in me makes me unhappy?

Dan saya bisa berkata kepada kamu:

Siapa elo yang menentukan gw punya beban untuk membayar hutang dosa???

Saya tidak menuduh Anda punya beban. Yang saya permasalahkan adalah; atheis juga gak merasa punya beban, padahal mereka tidak ditebus. Kesimpulannya; gak punya beban membayar hutang tidak bisa dijadikan sebagai bukti bahwa dosa sudah ditebus.
Akhirnya; Anda masih tetap PEMBUAL selama Anda belum mampu membela diri.

FUCK ISLAM!!!

 

gusti bara tai anjing wrote:
ini sama aja.... gak nyicil bukan berarti hutang kita lunas yah...kalo cuman gak nyicil itu sih ngemplang juga bisa....membual deh itu namanya....
atheis ngemplang, buncis ngemplang, jimat ngemplang, abi ngemplang, hanya saja mereka bisa membual bahwa dosanya dah lunas...itu yang luar biasa...

buncis hitam wrote:

bayo lubis tai anjing keparat wrote:Tapi terbuktikan bahwa ucapan Anda tidak benar? Makanya disebut PEMBUAL.

berarti saya juga bisa bilang bahwa terbukti ucapan elo gak bener. Maka elo adalah pembual.

Orang atheis juga gak ada beban untuk membayar. Dan gak ada juga yang datang menagih mereka. Ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa dosa Anda sudah ditebus. Karena Anda tak mampu mempertanggungjawabkan ucapan, maka Anda adalah PEMBUAL.

Saya tidak menuduh Anda punya beban. Yang saya permasalahkan adalah; atheis juga gak merasa punya beban, padahal mereka tidak ditebus. Kesimpulannya; gak punya beban membayar hutang tidak bisa dijadikan sebagai bukti bahwa dosa sudah ditebus.
Akhirnya; Anda masih tetap PEMBUAL selama Anda belum mampu membela diri.

Tapi saya gak akan membayar apapun. Mau ape elo sekarang hahhh???

trus elo bilang elo gak menuduh saya ada beban??? Lho kalo saya bilang sudah ditebus hutangnya ya saya gak ada beban untuk membayar dong,

jadi kalo elo bilang saya pembual yang artinya saya gak ditebus ya berarti saya ada beban untuk membayar dong.

Kok elo bilang kagak menuduh ada beban??? Waduh makin ngelantur ya elo ngomongnya......

Intinya saya gak membayar apapun sama sekali. Jadi mau ape elo sekarang hahhh???? jelaskan secara logis.

Ya trus2 elo bilang gw pembual, tapi mau ape elo sekarang emangnya hahhh????

buncis hitam wrote:kayaknya gw udah cukup memperlihatkan kebodohan muslim bernama bayo lubis ini. Jadi saya perkirakan bakalan banyak yang murtad setelah membaca perdebatan ini. makanya slim kalo mau berdebat jangan menunjukkan kebodohan kalian.

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Kamu terus2an bilang saya pembual, gak bisa mempertanggungjawabkan ucapan saya. Nah trus kamu sendiri bagaimana hahh??

Kamu bisa menunjukkan saya punya kewajiban membayar?? Bukankah kamu sendiri gak melihat saya punya kewajiban membayar, bukankah kamu sendiri gak mampu menagih saya ya kan.

Jadi bagaimana bisa kamu menunjukkan saya punya kewajiban membayar?? Ditambah lagi saya memang gak ada beban untuk membayar tuh. jadi mau ape elo sekarang hahhh??

.....Soal atheis dll, kenapa sih kamu ngurus2 hal tsb hahhh??? Saya aja gak ngurusin sama sekali........

Bukankah saya sudah bilang kalo hanya menunjukkan bahwa saya dan atheis punya hal/ kelakuan yang mirip ya sudah trus darimana kamu menunjukkan saya pembual hahhh???

Apakah trus begitu si atheisnya salah/ pembual/ punya kewajiban membayar hahh??

Kalo kamu bisa menunjukkan bahwa atheis itu pembual/ punya kewajiban membayar itu jadi patokan kamu untuk mendapatkan bukti bahwa saya pembual. Lha sekarang darimana kamu mendapatkan bukti dan menunjukkan bahwa atheis itu pembual/ punya kewajiban membayar????

Intinya saya gak akan membayar apapun. Mau ape elo sekarang??

Marah sama saya hahhh??? Silakan cari saya di ciputat. Trus yang muslim jadi murtad dan yang sudah murtad tetep murtad. Dan tunggu saja di masa depan kamu akan saya babat ketika muslim tinggal sedikit dan jadi mindoritas di sini.

Atheis tidak mengaku bahwa dosanya sudah ditebus.

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Kamu sudah kalah.....muslim2 di sini yang baca beginian sudah pada murtad. masih mau dilanjutkan???

terserah kamu mau ngomong ape yang penting saya gak ada beban untuk membayar. elo mau ape sekarang???

Analogi kamu itu gak pas sama sekali seperti halnya analogi kamu tentang penjara tsb. Baca lagi deh penjelasan saya tentang ketidakpasan analogi kamu tsb. Lagian kamu kan sudah terbukti gak mampu mengerti analogi. Kalo gak mengerti analogi gimana bisa kamu membuat analogi hahh???

buncis hitam wrote:@bayo lubis

Kamu bilang saya dengan atheis sama?? liat kata2 kamu:

Atheis tidak mengaku bahwa dosanya sudah ditebus.

Lha saya mengaku tidak punya kewajiban membayar artinya dosa saya sudah ditebus tuh.......Itu saja udah beda, kalo emang bener atheis mengaku seperti itu. Ya sama dong seperti perkiraannya si abi saya dengan atheis berbeda (kalo emang atheis mengaku seperti itu). Lagian kalo misalkan seperti itu kenapa gak dipertanyakan juga tuh ke atheis kalo misalkan seperti itu apakah saya juga gak ditebus/ punya kewajiban membayar??? Trus habis itu tuduh lah si atheis sebagai pembual juga yang artinya atheis tsb tidak punya kewajiban membayar alias dosanya sudah ditebus?? Kenapa gak melakukan hal tsb?? Jelaskan secara logis!! Jadi tolong jangan terlalu tolol banget yaa kayak tai anjing aja!!!

buncis hitam wrote:Enak aja saya cuma mengaku sudah ditebus dosa saya atau tidak ada beban kewajiban untuk membayar langsung dituduh pembual.

Si atheisnya gak dituduh pembual juga padahal juga cuma gak mengaku sudah ditebus dosanya saja atau tidak ada beban kewajiban untuk membayar. Ini baru standar ganda......
 

Tuh makin mantaf kan menunjukkan kegoblokan muslim malahan.

Anda dan atheis SAMA soal "GAK MERASA PERLU MEMBAYAR DOSA".

Atheis tidak pernah mengaku bahwa dosanya sudah ditebus

Ini logisnya:
Bagaimana mungkin menuduh atheis pembual padahal mereka gak pernah mengakui/menyatakan/mengklaim bahwa dosanya sudah ditebus.

Pembual adalah orang yang ngomong, tapi omongannya gak benar.

gusti_bara wrote:atheis kan gak kenal dosa dan tuhan cis... yah pasti gak kenal penebusan lah.... mosok kita menghakimi atehis... yah lucu aja kalo mo nuduh ateihis pembual...lah dia gak ngomong apa2 kok mau dituduh....

buncis hitam wrote:@bayo lubis tai anjing kalap

Elo bilang:

Anda dan atheis SAMA soal "GAK MERASA PERLU MEMBAYAR DOSA".

trus tiba2 bilang lagi:

Atheis tidak pernah mengaku bahwa dosanya sudah ditebus

Kalo atheis merasa gak perlu membayar dosa ya sudah berarti dia mengakui bahwa dosanya sudah ditebus dong atau dia gak ngaku kalo dosanya gak ditebus. Kok ini dibilang gak mengaku dosanya ditebus?? gimana sih?? Bingung gw jadinya.

Kalo mengaku sudah ditebus atau gak ngaku gak ditebus ya dia gak merasa perlu dosa dong.

kalo dia ngaku dosanya gak ditebus atau gak mengaku dosanya sudah ditebus dia merasa perlu membayar dosanya dong. Kan gitu logikanya. Ini gimana maksudnya jadi beda getooo???

Ini logisnya:
Bagaimana mungkin menuduh atheis pembual padahal mereka gak pernah mengakui/menyatakan/mengklaim bahwa dosanya sudah ditebus.

Saya bisa menuduh seperti itu kok kalo saya punya bukti......jadi kalo si atheis gak ngaku dosanya sudah ditebus dan saya gak ngaku kalo dosa saya gak ditebus kok cuma saya saja yang dituduh pembual?? Jelaskan secara logis!! Silakan..................
 

Pembual adalah orang yang ngomong, tapi omongannya gak benar.

Jadi saya salah kalo gak ada beban membayar getooo??? jadi yang sebenernya saya itu membayar getooo??? Kok saya sampe hari ini gak membayar apapun sih?? Sila dijawab dengan logis....

buncis hitam wrote:

gusti_bara wrote:atheis kan gak kenal dosa dan tuhan cis... yah pasti gak kenal penebusan lah.... mosok kita menghakimi atehis... yah lucu aja kalo mo nuduh ateihis pembual...lah dia gak ngomong apa2 kok mau dituduh....

Ya udah berarti gw gak bisa dihakimi oleh elo dan gak dituduh pembual dong, oke.........Kan lucu kalo menuduh saya pembual ya gak. Skak mat deh elo.....
 

bayo lubis tai anjing bangsat wrote:"Gak merasa perlu membayar dosa" gak sama artinya dengan "mengaku bahwa dosanya sudah ditebus". Bila atheis gak merasa perlu membayar dosa, gak sama artinya dengan mengaku bahwa dosanya sudah ditebus.
Emang atheis pernah mengaku bahwa dosanya sudah ditebus oleh Yesus di tiang salib?

Tidak ada tuntutan dari saya Anda harus membayar atau tidak. Tetapi soal "gak ada beban untuk membayar" itu tidak bisa menjelaskan/menerangkan/membenarkan sebagai bukti bahwa Anda sudah ditebus. Mengapa tidak bisa? Karena atheis juga gak ada beban untuk membayar. Kok Anda susah ngerti sih? Atau pura-pura gak ngerti?

buncis hitam BABI PIARAAN PAULUS wrote:

bayo lubis wrote:"Gak merasa perlu membayar dosa" gak sama artinya dengan "mengaku bahwa dosanya sudah ditebus". Bila atheis gak merasa perlu membayar dosa, gak sama artinya dengan mengaku bahwa dosanya sudah ditebus.
Emang atheis pernah mengaku bahwa dosanya sudah ditebus oleh Yesus di tiang salib?

jadi maksudnya apa?? Atheis gak ngaku apapun sama sekali?? Nah trus kalo gw ngaku sudah ditebus alias gak perlu membayar apapun elo bisa menuduh/ mengklaim/ memvonis saya pembual begitu???

Eeiiiittttt tunggu dulu buktinya mana saya pembual??? kan bisa saja elo menuduh/ mengklaim/ memvonis saya jujur ya gak. Jadi buktikan saya pembual, mengerti??

Tidak ada tuntutan dari saya Anda harus membayar atau tidak. Tetapi soal "gak ada beban untuk membayar" itu tidak bisa menjelaskan/menerangkan/membenarkan sebagai bukti bahwa Anda sudah ditebus. Mengapa tidak bisa? Karena atheis juga gak ada beban untuk membayar. Kok Anda susah ngerti sih? Atau pura-pura gak ngerti?

terserah apa kata kamu deh. berarti saya salah kan??.......

Kok saya gak ada beban membayar apapun sih??

Nih saya sampe sekarang gak membayar apapun tuh buat nebus dosa.

Jadi saya salah gak nih????

Saya punya beban untuk membayar hutang dosa gak nih???

Kan itu yang harus jawab kalo kamu bisa menuduh saya pembual dan apalagi kalo kamu bilang tuduhan kamu bener....Jadi mana jawabannya............

kalo gak ada jawabannya tapi tetep nuduh saya pembual cari dong bukti yang bener, oke. kalo gak elo yang bakalan dituduh pembual.