MISI YESUS BUKAN MEMBAWA DAMAI, MELAINKAN PEDANG (machaira)

numenonearth wrote:ini salah satu contoh pedang yang dimaksud

https://www.youtube.com/watch?v=QIL_EGaELF0&feature=related

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

INI PERTANYAAN BISA DIKETAWAIN ORANG. KALAU BERTAHAN DENGAN DONGENGAN GEREJA ITU YANG BAGUS DONG, JANGAN MEMALUKAN.....!

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Huaaa...huaa...huaa.huaa...huaa.....uaaa.huaaaa......huaaa.... \

Nanya in pedangnya yesus... hi...hi...hi...hi..hi..

Orang kalo udah ngomongin pedang... apa asumsinya.....perang....pertumpahan darah.....pembunuhan.....

Oh yaaa.... mungkin bukan itu yg yesus maksud.... mungkin yg yesus maksud itu adl .... jualan pedang kalleee.....

Dan kamu nanya mana pedangnya..... ya... udah laku.... hi..hi..hi..

Hoiiii... kristen....... ga usah nyari pedangnya yesus...... nyari penjelasan ttg ayat itu aja.... kenapa ayat itu bisa ada....??!! apk yesus sendiri yg ngomong..... ato bukan........

Dan..... kristen kayaknya malu aja nih..... ternyata di Alkitabnya, ada ayat spt itu, yg notabene kristen menuduh Muhammad tukang perang.... hi...hi...hi..hi..
Malu aahh.......!!!! hi...hi..hi..hi..

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

INI PERTANYAAN BISA DIKETAWAIN ORANG. KALAU BERTAHAN DENGAN DONGENGAN GEREJA ITU YANG BAGUS DONG, JANGAN MEMALUKAN.....!

you7tube7com wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Huaaa...huaa...huaa.huaa...huaa.....uaaa.huaaaa......huaaa.... \

Nanya in pedangnya yesus... hi...hi...hi...hi..hi..

Orang kalo udah ngomongin pedang... apa asumsinya.....perang....pertumpahan darah.....pembunuhan.....

Oh yaaa.... mungkin bukan itu yg yesus maksud.... mungkin yg yesus maksud itu adl .... jualan pedang kalleee.....

Dan kamu nanya mana pedangnya..... ya... udah laku.... hi..hi..hi..

Hoiiii... kristen....... ga usah nyari pedangnya yesus...... nyari penjelasan ttg ayat itu aja.... kenapa ayat itu bisa ada....??!! apk yesus sendiri yg ngomong..... ato bukan........

Dan..... kristen kayaknya malu aja nih..... ternyata di Alkitabnya, ada ayat spt itu, yg notabene kristen menuduh Muhammad tukang perang.... hi...hi...hi..hi..
Malu aahh.......!!!! hi...hi..hi..hi..

jimatkalimasada wrote:kita lihat fakta saja:
- apa Yesus pernah membawa senjata tajam (pedang)?
- apa Yesus pernah berperang dengan pedang-Nya?
- apa Yesus pernah membunuh musuh dengan pedang-Nya?

mahluk berpikir hendaklah berpikir
(secara waras)

Gerabah wrote:

jimatkalimasada wrote:kita lihat fakta saja:
- apa Yesus pernah membawa senjata tajam (pedang)?
- apa Yesus pernah berperang dengan pedang-Nya?
- apa Yesus pernah membunuh musuh dengan pedang-Nya?

mahluk berpikir hendaklah berpikir
(secara waras)

YESUS MEMPERSIAPKAN UNTUK JIHAD

Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:

“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada mereka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Lukas 22:35-36)

Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci –Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk ‘hidup berdampingan’– Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:

“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati “.(Matius 10:16).

jika rasul mengatakan bahwa perang itu tipu daya

Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:

“… Tuhan, ini dua pedang.” Jawabnya, “Sudah cukup” (Lukas 22:38).

Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai “Pangeran Perdamaian”, orang2 kristen membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka ‘jubah’ di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.

“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya“. (Matius 26:51).

Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.

Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah ‘cukup’? Alasannya adalah Yesus tidak bermaksud menyerang pasukan Romawi. Karena ‘temannya’ Yudas bekerja sama dengan penguasa kuil. Dia tahu bahwa dia bisa ditangkap dengan cara yang licik oleh kaum Yahudi. Ini menjadi masalah bagi kaum Yahudi. Dalam suatu peperangan melawan penjaga kuil dan kaum gelandangan di kota, dia mungkin menang. Dan dia yakin sekali karena ada Petrus (si batu), Yohanes dan James (Putra Halilintar) serta delapan murid lainnya yang masing-masing bersedia berkorban dipenjara bersamanya bahkan mati demi dirinya (”Semua murid yang lain pun berkata demikian” (Matius 26: 35)). Mereka semua adalah orang Galilea yang mempunyai reputasi kesetiaan, teroris dan pemberontakan terhadap Romawi.

Dengan bersenjatakan tongkat, batu dan pedang serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, mereka yakin bisa mengetuk pintu neraka bagi setiap Yahudi yang mengganggu dan melawan mereka.

Dia (Yesus) telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Tidak? Itu bukanlah sifatnya. Suatu malam, sewaktu sedang menuju Getsemani –kebun zaitun– dengan suatu bangunan berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka gagal dalam serangan ini.

Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat dengan bersikap seperti anggota Sandhurst (Suatu akademi militer terbaik di Inggris). Beliau menempatkan delapan dari sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut dan memerintahkan mereka:

“…duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36).

Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.

Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya” untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:

“Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya … Lalu katanya kepada mereka … Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Matius 26:37-38).

Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan –dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan mengawasi’- -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!

“…dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka, ‘Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya … ‘ Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, ‘Ya Bapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperti yang Engkau kehendaki’…” (Matius 26:37-39).

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44).

Apakah arti ratapan dan tangisan ini? Apakah dia menangis karena kulitnya luka? Tidak mungkin ia melakukan hal itu! Karena seperti nasehatnya pada muridnya:

“Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cukillah dan buanglah itu … Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu yang utuh masuk neraka.”(Matius 5:29-30).

Kita mungkin menilai Yesus dengan tidak adil bila kita menduga bahwa dia menangis seperti seorang wanita untuk menjaga tubuhnya dari luka fisik. Beliau menangis bagi umatnya –kaum Yahudi. Mereka memegang suatu pemikiran yang aneh yaitu bahwa jika mereka berhasil membunuh Al-Masih (Kristus), maka akan menjadi bukti yang meyakinkan terhadap kebohongan Yesus. Akan tetapi Allah Subha-nahu wa Ta’a1a tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Karenanya, penolakan kaum Yahudi terhadap Yesus Putra Maria sebagai Al-Masih yang dijanjikan adalah –Penolakan Yang abadi.

Cerita yang penuh dengan ratapan tangis yang mengerikan dan membekukan darah ini menimbulkan simpati di hati yang mendalam. Dan para pengabar Injil memanfaatkannya dengan efektif. Kita diceritakan bahwa Yesus ditakdirkan untuk meninggal demi menebus dosa umat manusia. Bahwa dia telah “dipersiapkan untuk menjalani pengorbanan diri, sebelum dunia ini dibuat”. Bahwa bahkan sebelum bahan-bahan dasar dunia ini terbentuk, sudah ada suatu kontrak antara “Bapa dan Putranya” dan bahwa pada tahun 4000 setelah Adam (menurut perhitungan Kristen, dunia beserta isinya ini berumur 6000 tahun), Tuhan dalam bentuk Yesus sebagai orang kedua dalam Trinitas yang membingungkan, turun langsung untuk menebus manusia dari dosa turunan dan dosa manusia itu sendiri. (”Trinitas”: Dalam ajaran Kristen yang ada dalam Injil - Bahwa ada 3 kesaksian dalam surga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1 Yohanes 5: 7))

Dari peristiwa rencana mempersenjatai diri, sang guru menyebar kekuatannya di Getsemani dan doa yang penuh dengan air mata darah untuk meminta pertolongan Tuhain, tergambar bahwa Yesus tidak mengetahui adanya perjanjian mengenai pengorbanan dirinya. Ini mengingatkan pada cerita Ibrahim yang membiarkan anaknya disembelih sebagai pengorbanan kepada Tuhan.

Jika ini adalah rencana Tuhan untuk suatu pengorbanan diri bagi menebus dosa umat manusia, maka jelaslah bahwa Tuhan telah salah memilih korban. Calon yang dipilih ini sangat enggan untuk mati. Mempersenjatai diri! Meratap! Berkeringat! Menangis! Mengeluh! Berbeda sekali dengan respon Lord Nelson, seorang pahlawan perang yang terkenal dengan kata-katanya yang abadi:

“Terima kasih Tuhan, saya telah menyelesaikan tugas saya!” Telah jutaan orang sampai saat ini yang dengan suka rela mengorbankan jiwanya bagi raja dan negaranya dengan senyum di wajahnya, dengan teriakan Amandhla! atau Allahu Akbar atau “Tuhan menyelamatkan Sang Ratu”. Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri.

Mayor Yeast-Brown, dalam bukunya Life of a Bengal Lancer meringkas ajaran Kristen tentang pengorbanan ini hanya dengan satu kalimat:

“Tak satu pun suku kafir yang pernah menyusun cerita yang sangat aneh yang penuh dengan dugaan, bahwa manusia lahir dengan dosa bawaan dari nenek moyangnya; dan dosa bawaan itu (yang sebetulnya bukanlah tanggungjawabnya secara pribadi) harus ditebus; dan bahwa sang pencipta alam beserta isinya ini telah mengorbankan satu-satunya putranya untuk menebus kutukan misterius ini.”

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

ABI, Silahkan aja tertawa, gak ada yg melarang, tetapi mana jawaban anda? Anda bisa jawab atau gak, dimana pedang yang dibawa oleh Yesus itu?

Gerabah wrote:

ITU SIH PERTANYAAN MENGADA-ADA (OOT), SILAHKAN SANGGAH PAPARAN DIATAS. ITU YANG MENDASAR THREAT INI.....!

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ITU SIH PERTANYAAN MENGADA-ADA (OOT), SILAHKAN SANGGAH PAPARAN DIATAS. ITU YANG MENDASAR THREAT INI.....!

MISI YESUS BUKAN MEMBAWA DAMAI, MELAINKAN PEDANG (machaira)

[/size][/b]

lihat judul itu, apanya yg OOT? Jadi, kalau kau gak bisa jawab, maka cukup kau katakan OOT? Masih punya rasa malu gak sih, kecauli kalau aku bilang, puasamu gak berguna, baru kau bilang oot.

Silahkan jawab, saya mulai dgn yang sederhana berikut ini

dimana pedang yang dibawa oleh Yesus itu?

Bagaimana diskusi bisa berjalan, kalau pertanyaan yg berkaitan langsung dgn judul aja anda gak ngerti, malah nuduh ABI OOT. Jelas2 anda bilang Yesus bawa pedang. Lha hanya karena ABI tanya ada yg tahu dimana pedang itu sekarang, anda bilang OOT. Masih pakai otak gak sih kalau debat?

Supaya kau puas, yang mana sih yg mendasar, kalau ternyata yang mendasar itu bukan soal Yesus bawa pedang.

PAULOS wrote:

Mat.10:34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (machaira).

Ket : 3162 macaira probably feminine of a presumed derivative of mach – mache 3163; a knife, i.e. dirk; figuratively, war, judicial punishment:–sword. μαχαιρα (218) a large knife or dagger, short sword.
Machaira, adalah senjata yang canggih pada saat itu alias alat pembunuh yang mematikan http://www.aurorahistoryboutique.com/A000045.htm (padanan di Indonesia: clurit), jadi machaira pada ayat itu konotasinya apa?. Pengertian machaira menurut PB dan PL adalah sama : senjata, alias alat pembunuh. Untuk memotong telinga Matt 26:51 machairan, noun, singular. Bisa dibeli Luke 22:38 machairai, noun, plural.

Yahweh sendiri punya machaira (bacalah septuagint)
Exo 22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang (machaira), sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.
Deut 32:41 apabila Aku mengasah pedang-Ku (machairan mou) yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, dst…
Deut 32:42 Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku(machairan mou) akan memakan daging:…dst

Silahkan anda check sendiri apa arti machaira pada ayat bible lainnya.
Digunakan untuk siapa machaira (senjata) itu?

Matt 10:35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
Matt 10:36 dan musuh (echtroi) orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

Apa yang dipisahkan dengan machaira, orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya ? Machaira adalah senjata, digunakan untuk memisahkan ruh dan jasad mereka alias membunuh, sehingga mereka benar-benar terpisah oleh kematian. Tindakan apa yang harus dilakukan terhadap musuh dengan machaira ditangan ? Apa ayat itu tidak berkonotasi untuk membunuh anggota keluarga sendiri ?
Realisasi Matt 10:34, pengikut Jesus diperintah membeli machaira (anda sudah membeli atau belum?)
Luke 22:36 Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang (machaira).
Luke 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang
Peter memakai machaira Matt 26:51

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ITU SIH PERTANYAAN MENGADA-ADA (OOT), SILAHKAN SANGGAH PAPARAN DIATAS. ITU YANG MENDASAR THREAT INI.....!

MISI YESUS BUKAN MEMBAWA DAMAI, MELAINKAN PEDANG (machaira)

[/size][/b]

lihat judul itu, apanya yg OOT? Jadi, kalau kau gak bisa jawab, maka cukup kau katakan OOT? Masih punya rasa malu gak sih, kecauli kalau aku bilang, puasamu gak berguna, baru kau bilang oot.

Silahkan jawab, saya mulai dgn yang sederhana berikut ini

dimana pedang yang dibawa oleh Yesus itu?

Bagaimana diskusi bisa berjalan, kalau pertanyaan yg berkaitan langsung dgn judul aja anda gak ngerti, malah nuduh ABI OOT. Jelas2 anda bilang Yesus bawa pedang. Lha hanya karena ABI tanya ada yg tahu dimana pedang itu sekarang, anda bilang OOT. Masih pakai otak gak sih kalau debat?

Supaya kau puas, yang mana sih yg mendasar, kalau ternyata yang mendasar itu bukan soal Yesus bawa pedang.

Ya jelas kau salah menangkap pernyataan Yesus dengan fakta kisahnya yg dipaparkan TS. Disana dikisahkan Yesus mempersiapkan diri untuk melawan para musuhnya dengan mempersenjatai pedang kepada para muridnya (baca lagi kisahnya). Nah, pertanyaanmu tentang pedang yg dipakai para murid tsb. jelas sudah dimakan usia entah kemana. Itu sama saja kau mengalihkan pokok bahasan threat ini alias OOT, iya kan...??

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Ya jelas kau salah menangkap pernyataan Yesus dengan fakta kisahnya yg dipaparkan TS. Disana dikisahkan Yesus mempersiapkan diri untuk melawan para musuhnya dengan mempersenjatai pedang kepada para muridnya (baca lagi kisahnya). Nah, pertanyaanmu tentang pedang yg dipakai para murid tsb. jelas sudah dimakan usia entah kemana. Itu sama saja kau mengalihkan pokok bahasan threat ini alias OOT, iya kan...??

Aku ingatkan judul,

[b]MISI YESUS BUKAN MEMBAWA DAMAI, MELAINKAN PEDANG (machaira)

Nah, pertanyaanmu tentang pedang yg dipakai para murid tsb. jelas sudah dimakan usia entah kemana.

Mana sumber yang mengatakan bahwa pedang yg dibawa Yesus dimakan usia, entah kemana. APakah abi percaya begitu saja pada pernyataanmu? Tentu saja tidak

ABI wrote:
Ngakulah bahwa Yesus tidak bawa pedang, kecuali Anda bisa membuktikan kebalikannya.

Walau Anda tidak sanggup memberi bukti bahwa Yesus membawa pedang, anda masih juga ngomong mengenai pedang.

Disana dikisahkan Yesus mempersiapkan diri untuk melawan para musuhnya dengan mempersenjatai pedang kepada para muridnya (baca lagi kisahnya).

Saya tanya lagi,

yang mana sih yg mendasar, kalau ternyata yang mendasar itu bukan soal Yesus bawa pedang?

Silahkan jawab.

PAULOS wrote:


Luke 22:36 Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang (machaira).

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Ya jelas kau salah menangkap pernyataan Yesus dengan fakta kisahnya yg dipaparkan TS. Disana dikisahkan Yesus mempersiapkan diri untuk melawan para musuhnya dengan mempersenjatai pedang kepada para muridnya (baca lagi kisahnya). Nah, pertanyaanmu tentang pedang yg dipakai para murid tsb. jelas sudah dimakan usia entah kemana. Itu sama saja kau mengalihkan pokok bahasan threat ini alias OOT, iya kan...??

Aku ingatkan judul,

[b]MISI YESUS BUKAN MEMBAWA DAMAI, MELAINKAN PEDANG (machaira)

Nah, pertanyaanmu tentang pedang yg dipakai para murid tsb. jelas sudah dimakan usia entah kemana.

Mana sumber yang mengatakan bahwa pedang yg dibawa Yesus dimakan usia, entah kemana. APakah abi percaya begitu saja pada pernyataanmu? Tentu saja tidak

Itu bukan kapasitas gw menjelaskan tentang dimana dan apa masih ada pedangnya Yesus.
Yang jelas dalam situasi sulit Yesus mempertahankan dirinya dengan ksatria bersama murid2nya siap melawan musuh2nya dengan persenjataan pedang. Itu faktanya....!

ABI wrote:
Ngakulah bahwa Yesus tidak bawa pedang, kecuali Anda bisa membuktikan kebalikannya.

Walau Anda tidak sanggup memberi bukti bahwa Yesus membawa pedang, anda masih juga ngomong mengenai pedang.

Disana dikisahkan Yesus mempersiapkan diri untuk melawan para musuhnya dengan mempersenjatai pedang kepada para muridnya (baca lagi kisahnya).

Saya tanya lagi,

yang mana sih yg mendasar, kalau ternyata yang mendasar itu bukan soal Yesus bawa pedang?

Silahkan jawab.

Yesus tidak membawa damai, tapi pedang. Pedang disini artinya perlawanan (mempertahankan diri) menghadapi musuh2nya, dan itu juga diperlengkapi dengan senjata pedang. Begitoo....!

Saya tanya lagi,

yang mana sih yg mendasar, kalau ternyata yang mendasar itu bukan soal Yesus bawa pedang?

Silahkan jawab.
Gerabah
Yesus tidak membawa damai, tapi pedang. Pedang disini artinya perlawanan (mempertahankan diri) menghadapi musuh2nya, dan itu juga diperlengkapi dengan senjata pedang. Begitoo....!

NYFGbY wrote:

PAULOS wrote:


Luke 22:36 Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang (machaira).

Kita liat gimana maksud dari kata pedang disini ya, di ambil yg di Lukas 22 aja;

Lukas 22

22:25	Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
22:26	Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
22:27	Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
22:28	Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
22:29	Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
22:30	bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
22:31	Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
22:32	tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
22:33	Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
22:34	Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
22:35	Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
22:36	Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
22:37	Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
22:38	Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."

Sama sperti para rasul yg dulu tidak mengerti perkataan itu sehingga Yesus langsung mengakhiri pembicaraan itu dgn kata: "Sudah cukup."

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Silahkan baca isi threat ini lagi.......

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Silahkan baca isi threat ini lagi.......

Tidak apa2 kalau anda tidak mampu bertanggungjawab atas pernyataan anda.

adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Silahkan baca isi threat ini lagi.......

Tidak apa2 kalau anda tidak mampu bertanggungjawab atas pernyataan anda.

adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus

Masak gw yang bukan orang kristen ngajari kalau Yesus dalam misinya dari awal sampai akhir selalu ditentang oleh orang-orang yahudi, silahkan baca biblemu.....!

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Silahkan baca isi threat ini lagi.......

Tidak apa2 kalau anda tidak mampu bertanggungjawab atas pernyataan anda.

adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus

Masak gw yang bukan orang kristen ngajari kalau Yesus dalam misinya dari awal sampai akhir selalu ditentang oleh orang-orang yahudi, silahkan baca biblemu.....!

Anda sadar sekarang bahwa anda bukan orang Kristen, dan terutama sadar bahwa

Masak gw yang bukan orang kristen ngajari kalau Yesus dalam misinya dari awal sampai akhir selalu ditentang oleh orang-orang yahudi,

Bahasa sederhananya, anda tidak mau sok tahu lagi mengenai misi Yesus. Baguslah, barangkali ini buah konkrit dari puasamu.

Ingat, gak ada yang mita anda ngajarin mengenai misi Yesus dr awal sampai akhir ditentang oleh Yahudi.

Utk pernyataanmu itu bisa dikritik, tp utk sementara yang ABI tanya ke anda adalah.....

apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Gerabah wrote:

Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah ‘cukup’?

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Dendeng wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

PERTANYAAN APAAN INI???
TRUS LO TAU DIMANA SEMPAK ASLI YESUS SEKARANG????
DIMANA KAYU SALIB YESUS SEKARANG????
DIMANA KUBUR YESUS SEKARANG????
LO TAU....?????

GA USAH KEMANA-MANA DAN DIMANA-MANA...

GA USAH KEMANA-MANA DAN DIMANA-MANA...

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

Akal Budi Islam wrote:

Gerabah wrote:

ABI wrote:
Anda tidak mampu membuktikan bahwa Yesus memiliki pedang, anda menghindar dan kata anda itu tanggungjawab TS. Tetapi tetap menjelaskan bahwa pedang itu berarti begini dan begitu.

Anda mengatakan bahwa pedang di sini artinya perlawanan (memperthankan diri).dstnya..

Nah, mana ayatnya? Atau hanya dari mulut anda doank? Saya harap kali ini Anda tidak perlu lagi bersikap seperti anak2 TK yg suka melempar tanggungjawab.

Saya ingatkan menurut teman anda pedang adalah Machaira, adalah senjata yang canggih (kata benda)

Paparan TS adalah gambaran yang dimaksud "Yesus membawa pedang" (adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus) bukan damai.Ini fakta sejarah yang tidak bisa ditafsirkan dengan tafsiran yang lain. Begitoo !

Saya mengambil kesimpulan, Yesus tidak membawa pedang, dlm arti benda tajam, sejenis celurit

Yesus hanya bawa pertentangan, bukan damai.

Silahkan dikoreksi.

Ya begitulah faktanya..........

Baguslah, anda sudah mengaku bahwa Yesus datang TIDAK bawa PEDANG dlm arti FISIK, materi, TIDAK BAWA SENJATA YANG CANGGIH, BENDA TAJAM. Saya harap banyak muslim seperti anda bertobat, dan terluruskan pikirannya.

Silahkan lanjutkan uraian anda.

Jika pedang itu bukan pedang fisik tetapi pertentangan, maka silahkan anda menguraikan apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan....

Silahkan baca isi threat ini lagi.......

Tidak apa2 kalau anda tidak mampu bertanggungjawab atas pernyataan anda.

adanya pertentangan orang2 yahudi terhadap Yesus

Masak gw yang bukan orang kristen ngajari kalau Yesus dalam misinya dari awal sampai akhir selalu ditentang oleh orang-orang yahudi, silahkan baca biblemu.....!

Anda sadar sekarang bahwa anda bukan orang Kristen, dan terutama sadar bahwa

Masak gw yang bukan orang kristen ngajari kalau Yesus dalam misinya dari awal sampai akhir selalu ditentang oleh orang-orang yahudi,

Bahasa sederhananya, anda tidak mau sok tahu lagi mengenai misi Yesus. Baguslah, barangkali ini buah konkrit dari puasamu.

Ingat, gak ada yang mita anda ngajarin mengenai misi Yesus dr awal sampai akhir ditentang oleh Yahudi.

Utk pernyataanmu itu bisa dikritik, tp utk sementara yang ABI tanya ke anda adalah.....

apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Silahkan

Silahkan buat threat sendiri, biar fokus threat ini terjaga.....!

apa yg anda mengerti dgn pertentangan.

Akal Budi Islam wrote:

you7tube7com wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Huaaa...huaa...huaa.huaa...huaa.....uaaa.huaaaa......huaaa.... \

Nanya in pedangnya yesus... hi...hi...hi...hi..hi..

Orang kalo udah ngomongin pedang... apa asumsinya.....perang....pertumpahan darah.....pembunuhan.....

Oh yaaa.... mungkin bukan itu yg yesus maksud.... mungkin yg yesus maksud itu adl .... jualan pedang kalleee.....

Dan kamu nanya mana pedangnya..... ya... udah laku.... hi..hi..hi..

Hoiiii... kristen....... ga usah nyari pedangnya yesus...... nyari penjelasan ttg ayat itu aja.... kenapa ayat itu bisa ada....??!! apk yesus sendiri yg ngomong..... ato bukan........

Dan..... kristen kayaknya malu aja nih..... ternyata di Alkitabnya, ada ayat spt itu, yg notabene kristen menuduh Muhammad tukang perang.... hi...hi...hi..hi..
Malu aahh.......!!!! hi...hi..hi..hi..

Anda punya jawabannya gak?
Napa gak perlu nanya? Jika ada, itu salah satu bukti fisik, utk menguatkan asumsi anda. Dgn demikian, pedang itu akan melegitimasi seluruh uraian anda.
Anda ngomong pedang koq, malah anda berkata gak usah cari pedangnya.

Anda singgung tentang Muhammad, ABI gak suka OOT, tp anda yang mulai.
Pedang muhammad masih ada atau tidak? Anda masih ingat gak gigi depan Muhammad
rontok karena terlibat perang?

Saya tidak malu mengatakan bahwa Alkitab juga bicara tentang pedang, namun ABI berusaha mengikuti alurpikiran dan pemahaman muslim mengenai pedang. Kalau paham kristen tentu lain dgn paham anda.

Silahkan jawab secara tegas, ada atau tidak ada bukti fisik mengenai pedang yg dibawa Yesus?

you7tube7com wrote:

Akal Budi Islam wrote:

you7tube7com wrote:

Akal Budi Islam wrote:Ada yang tahu gak dimana pedang itu dekarang?

Huaaa...huaa...huaa.huaa...huaa.....uaaa.huaaaa......huaaa.... \

Nanya in pedangnya yesus... hi...hi...hi...hi..hi..

Orang kalo udah ngomongin pedang... apa asumsinya.....perang....pertumpahan darah.....pembunuhan.....

Oh yaaa.... mungkin bukan itu yg yesus maksud.... mungkin yg yesus maksud itu adl .... jualan pedang kalleee.....

Dan kamu nanya mana pedangnya..... ya... udah laku.... hi..hi..hi..

Hoiiii... kristen....... ga usah nyari pedangnya yesus...... nyari penjelasan ttg ayat itu aja.... kenapa ayat itu bisa ada....??!! apk yesus sendiri yg ngomong..... ato bukan........

Dan..... kristen kayaknya malu aja nih..... ternyata di Alkitabnya, ada ayat spt itu, yg notabene kristen menuduh Muhammad tukang perang.... hi...hi...hi..hi..
Malu aahh.......!!!! hi...hi..hi..hi..

Anda punya jawabannya gak?
Napa gak perlu nanya? Jika ada, itu salah satu bukti fisik, utk menguatkan asumsi anda. Dgn demikian, pedang itu akan melegitimasi seluruh uraian anda.
Anda ngomong pedang koq, malah anda berkata gak usah cari pedangnya.

Anda singgung tentang Muhammad, ABI gak suka OOT, tp anda yang mulai.
Pedang muhammad masih ada atau tidak? Anda masih ingat gak gigi depan Muhammad
rontok karena terlibat perang?

Saya tidak malu mengatakan bahwa Alkitab juga bicara tentang pedang, namun ABI berusaha mengikuti alurpikiran dan pemahaman muslim mengenai pedang. Kalau paham kristen tentu lain dgn paham anda.

Silahkan jawab secara tegas, ada atau tidak ada bukti fisik mengenai pedang yg dibawa Yesus?

Huaaa.huaaa.....huaaa.....huaaa....huaa.huaa.huaa.huaa.huaaa....

Elo liat.... liat....... baek2.......

sy ilustrasikan aja deh :

Kalo secara damai ga bisa, maka pedang yang akan saya mainkan......

Huaa...huaa...huaaa...hua..ua.... cara ngeles yg bodoh.... hi...hi...hi...hi...

Mat.10:34
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (machaira).

"Janganlah menyangka bahwa Aku membawa perdamaian ke dunia ini. Aku tidak membawa perdamaian, tetapi perlawanan.

Ini adalah bahasa Indonesia sehari2 pada :http://www.jesoes.com/alkitab/mat/10/34#34
Tanya aja sono sama si pembuat terjemahan Alkitab itu, tanya pedangnya yesus ada dimana.... hi...hi...hi...hi..hi...

Liat.... katanya yesus membawa kasih.... kok tidak membawa damai.....??!!

Silahkan jawab secara tegas, ada atau tidak ada bukti fisik mengenai pedang yg dibawa Yesus?

Gerabah wrote:

YESUS MEMPERSIAPKAN UNTUK JIHAD

Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:

“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada mereka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Lukas 22:35-36)

Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci –Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk ‘hidup berdampingan’– Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:

“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati “.(Matius 10:16).

jika rasul mengatakan bahwa perang itu tipu daya

Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:

“… Tuhan, ini dua pedang.” Jawabnya, “Sudah cukup” (Lukas 22:38).

Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai “Pangeran Perdamaian”, orang2 kristen membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka ‘jubah’ di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.

“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya“. (Matius 26:51).

Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.

Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah ‘cukup’? Alasannya adalah Yesus tidak bermaksud menyerang pasukan Romawi. Karena ‘temannya’ Yudas bekerja sama dengan penguasa kuil. Dia tahu bahwa dia bisa ditangkap dengan cara yang licik oleh kaum Yahudi. Ini menjadi masalah bagi kaum Yahudi. Dalam suatu peperangan melawan penjaga kuil dan kaum gelandangan di kota, dia mungkin menang. Dan dia yakin sekali karena ada Petrus (si batu), Yohanes dan James (Putra Halilintar) serta delapan murid lainnya yang masing-masing bersedia berkorban dipenjara bersamanya bahkan mati demi dirinya (”Semua murid yang lain pun berkata demikian” (Matius 26: 35)). Mereka semua adalah orang Galilea yang mempunyai reputasi kesetiaan, teroris dan pemberontakan terhadap Romawi.

Dengan bersenjatakan tongkat, batu dan pedang serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, mereka yakin bisa mengetuk pintu neraka bagi setiap Yahudi yang mengganggu dan melawan mereka.

Dia (Yesus) telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Tidak? Itu bukanlah sifatnya. Suatu malam, sewaktu sedang menuju Getsemani –kebun zaitun– dengan suatu bangunan berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka gagal dalam serangan ini.

Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat dengan bersikap seperti anggota Sandhurst (Suatu akademi militer terbaik di Inggris). Beliau menempatkan delapan dari sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut dan memerintahkan mereka:

“…duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36).

Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.

Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya” untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:

“Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya … Lalu katanya kepada mereka … Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Matius 26:37-38).

Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan –dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan mengawasi’- -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!

“…dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka, ‘Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya … ‘ Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, ‘Ya Bapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperti yang Engkau kehendaki’…” (Matius 26:37-39).

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44).

Apakah arti ratapan dan tangisan ini? Apakah dia menangis karena kulitnya luka? Tidak mungkin ia melakukan hal itu! Karena seperti nasehatnya pada muridnya:

“Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cukillah dan buanglah itu … Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu yang utuh masuk neraka.”(Matius 5:29-30).

Kita mungkin menilai Yesus dengan tidak adil bila kita menduga bahwa dia menangis seperti seorang wanita untuk menjaga tubuhnya dari luka fisik. Beliau menangis bagi umatnya –kaum Yahudi. Mereka memegang suatu pemikiran yang aneh yaitu bahwa jika mereka berhasil membunuh Al-Masih (Kristus), maka akan menjadi bukti yang meyakinkan terhadap kebohongan Yesus. Akan tetapi Allah Subha-nahu wa Ta’a1a tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Karenanya, penolakan kaum Yahudi terhadap Yesus Putra Maria sebagai Al-Masih yang dijanjikan adalah –Penolakan Yang abadi.

Cerita yang penuh dengan ratapan tangis yang mengerikan dan membekukan darah ini menimbulkan simpati di hati yang mendalam. Dan para pengabar Injil memanfaatkannya dengan efektif. Kita diceritakan bahwa Yesus ditakdirkan untuk meninggal demi menebus dosa umat manusia. Bahwa dia telah “dipersiapkan untuk menjalani pengorbanan diri, sebelum dunia ini dibuat”. Bahwa bahkan sebelum bahan-bahan dasar dunia ini terbentuk, sudah ada suatu kontrak antara “Bapa dan Putranya” dan bahwa pada tahun 4000 setelah Adam (menurut perhitungan Kristen, dunia beserta isinya ini berumur 6000 tahun), Tuhan dalam bentuk Yesus sebagai orang kedua dalam Trinitas yang membingungkan, turun langsung untuk menebus manusia dari dosa turunan dan dosa manusia itu sendiri. (”Trinitas”: Dalam ajaran Kristen yang ada dalam Injil - Bahwa ada 3 kesaksian dalam surga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1 Yohanes 5: 7))

Dari peristiwa rencana mempersenjatai diri, sang guru menyebar kekuatannya di Getsemani dan doa yang penuh dengan air mata darah untuk meminta pertolongan Tuhain, tergambar bahwa Yesus tidak mengetahui adanya perjanjian mengenai pengorbanan dirinya. Ini mengingatkan pada cerita Ibrahim yang membiarkan anaknya disembelih sebagai pengorbanan kepada Tuhan.

Jika ini adalah rencana Tuhan untuk suatu pengorbanan diri bagi menebus dosa umat manusia, maka jelaslah bahwa Tuhan telah salah memilih korban. Calon yang dipilih ini sangat enggan untuk mati. Mempersenjatai diri! Meratap! Berkeringat! Menangis! Mengeluh! Berbeda sekali dengan respon Lord Nelson, seorang pahlawan perang yang terkenal dengan kata-katanya yang abadi:

“Terima kasih Tuhan, saya telah menyelesaikan tugas saya!” Telah jutaan orang sampai saat ini yang dengan suka rela mengorbankan jiwanya bagi raja dan negaranya dengan senyum di wajahnya, dengan teriakan Amandhla! atau Allahu Akbar atau “Tuhan menyelamatkan Sang Ratu”. Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri.

Mayor Yeast-Brown, dalam bukunya Life of a Bengal Lancer meringkas ajaran Kristen tentang pengorbanan ini hanya dengan satu kalimat:

“Tak satu pun suku kafir yang pernah menyusun cerita yang sangat aneh yang penuh dengan dugaan, bahwa manusia lahir dengan dosa bawaan dari nenek moyangnya; dan dosa bawaan itu (yang sebetulnya bukanlah tanggungjawabnya secara pribadi) harus ditebus; dan bahwa sang pencipta alam beserta isinya ini telah mengorbankan satu-satunya putranya untuk menebus kutukan misterius ini.”

jimatkalimasada wrote:

Gerabah wrote:

YESUS MEMPERSIAPKAN UNTUK JIHAD

Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:

“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada mereka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Lukas 22:35-36)

Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci –Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk ‘hidup berdampingan’– Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:

“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati “.(Matius 10:16).

jika rasul mengatakan bahwa perang itu tipu daya

Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:

“… Tuhan, ini dua pedang.” Jawabnya, “Sudah cukup” (Lukas 22:38).

Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai “Pangeran Perdamaian”, orang2 kristen membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka ‘jubah’ di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.

“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya“. (Matius 26:51).

Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.

Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah ‘cukup’? Alasannya adalah Yesus tidak bermaksud menyerang pasukan Romawi. Karena ‘temannya’ Yudas bekerja sama dengan penguasa kuil. Dia tahu bahwa dia bisa ditangkap dengan cara yang licik oleh kaum Yahudi. Ini menjadi masalah bagi kaum Yahudi. Dalam suatu peperangan melawan penjaga kuil dan kaum gelandangan di kota, dia mungkin menang. Dan dia yakin sekali karena ada Petrus (si batu), Yohanes dan James (Putra Halilintar) serta delapan murid lainnya yang masing-masing bersedia berkorban dipenjara bersamanya bahkan mati demi dirinya (”Semua murid yang lain pun berkata demikian” (Matius 26: 35)). Mereka semua adalah orang Galilea yang mempunyai reputasi kesetiaan, teroris dan pemberontakan terhadap Romawi.

Dengan bersenjatakan tongkat, batu dan pedang serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, mereka yakin bisa mengetuk pintu neraka bagi setiap Yahudi yang mengganggu dan melawan mereka.

Dia (Yesus) telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Tidak? Itu bukanlah sifatnya. Suatu malam, sewaktu sedang menuju Getsemani –kebun zaitun– dengan suatu bangunan berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka gagal dalam serangan ini.

Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat dengan bersikap seperti anggota Sandhurst (Suatu akademi militer terbaik di Inggris). Beliau menempatkan delapan dari sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut dan memerintahkan mereka:

“…duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36).

Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.

Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya” untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:

“Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya … Lalu katanya kepada mereka … Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Matius 26:37-38).

Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan –dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan mengawasi’- -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!

“…dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka, ‘Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya … ‘ Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, ‘Ya Bapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperti yang Engkau kehendaki’…” (Matius 26:37-39).

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44).

Apakah arti ratapan dan tangisan ini? Apakah dia menangis karena kulitnya luka? Tidak mungkin ia melakukan hal itu! Karena seperti nasehatnya pada muridnya:

“Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cukillah dan buanglah itu … Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu yang utuh masuk neraka.”(Matius 5:29-30).

Kita mungkin menilai Yesus dengan tidak adil bila kita menduga bahwa dia menangis seperti seorang wanita untuk menjaga tubuhnya dari luka fisik. Beliau menangis bagi umatnya –kaum Yahudi. Mereka memegang suatu pemikiran yang aneh yaitu bahwa jika mereka berhasil membunuh Al-Masih (Kristus), maka akan menjadi bukti yang meyakinkan terhadap kebohongan Yesus. Akan tetapi Allah Subha-nahu wa Ta’a1a tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Karenanya, penolakan kaum Yahudi terhadap Yesus Putra Maria sebagai Al-Masih yang dijanjikan adalah –Penolakan Yang abadi.

Cerita yang penuh dengan ratapan tangis yang mengerikan dan membekukan darah ini menimbulkan simpati di hati yang mendalam. Dan para pengabar Injil memanfaatkannya dengan efektif. Kita diceritakan bahwa Yesus ditakdirkan untuk meninggal demi menebus dosa umat manusia. Bahwa dia telah “dipersiapkan untuk menjalani pengorbanan diri, sebelum dunia ini dibuat”. Bahwa bahkan sebelum bahan-bahan dasar dunia ini terbentuk, sudah ada suatu kontrak antara “Bapa dan Putranya” dan bahwa pada tahun 4000 setelah Adam (menurut perhitungan Kristen, dunia beserta isinya ini berumur 6000 tahun), Tuhan dalam bentuk Yesus sebagai orang kedua dalam Trinitas yang membingungkan, turun langsung untuk menebus manusia dari dosa turunan dan dosa manusia itu sendiri. (”Trinitas”: Dalam ajaran Kristen yang ada dalam Injil - Bahwa ada 3 kesaksian dalam surga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1 Yohanes 5: 7))

Dari peristiwa rencana mempersenjatai diri, sang guru menyebar kekuatannya di Getsemani dan doa yang penuh dengan air mata darah untuk meminta pertolongan Tuhain, tergambar bahwa Yesus tidak mengetahui adanya perjanjian mengenai pengorbanan dirinya. Ini mengingatkan pada cerita Ibrahim yang membiarkan anaknya disembelih sebagai pengorbanan kepada Tuhan.

Jika ini adalah rencana Tuhan untuk suatu pengorbanan diri bagi menebus dosa umat manusia, maka jelaslah bahwa Tuhan telah salah memilih korban. Calon yang dipilih ini sangat enggan untuk mati. Mempersenjatai diri! Meratap! Berkeringat! Menangis! Mengeluh! Berbeda sekali dengan respon Lord Nelson, seorang pahlawan perang yang terkenal dengan kata-katanya yang abadi:

“Terima kasih Tuhan, saya telah menyelesaikan tugas saya!” Telah jutaan orang sampai saat ini yang dengan suka rela mengorbankan jiwanya bagi raja dan negaranya dengan senyum di wajahnya, dengan teriakan Amandhla! atau Allahu Akbar atau “Tuhan menyelamatkan Sang Ratu”. Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri.

Mayor Yeast-Brown, dalam bukunya Life of a Bengal Lancer meringkas ajaran Kristen tentang pengorbanan ini hanya dengan satu kalimat:

“Tak satu pun suku kafir yang pernah menyusun cerita yang sangat aneh yang penuh dengan dugaan, bahwa manusia lahir dengan dosa bawaan dari nenek moyangnya; dan dosa bawaan itu (yang sebetulnya bukanlah tanggungjawabnya secara pribadi) harus ditebus; dan bahwa sang pencipta alam beserta isinya ini telah mengorbankan satu-satunya putranya untuk menebus kutukan misterius ini.”

pedang itu digunakan untuk membunuh lawan kagak?
kok gak ada perang, malah telinga musuh yang diitetak putus oleh murid-Nya
malah dipulihkan..
teorimu berbusa-busa tapi kosong melompong

Gerabah wrote:
Kau apa nggak melihat fakta tidak imbangnya jumlah tentara musuh yang dihadapi Yesus dan para murid. Yesus tidak mau mati konyol. Tapi fakta persiapan menghadapi serangan musuh telah dilakukan Yesus. Begitu faktanya. Tapi kristen maunya meniadakan fakta ini. Itu namanya pelecehan terhadap Yesus yang memang gagah berani....

jimatkalimasada wrote:

Gerabah wrote:
Kau apa nggak melihat fakta tidak imbangnya jumlah tentara musuh yang dihadapi Yesus dan para murid. Yesus tidak mau mati konyol. Tapi fakta persiapan menghadapi serangan musuh telah dilakukan Yesus. Begitu faktanya. Tapi kristen maunya meniadakan fakta ini. Itu namanya pelecehan terhadap Yesus yang memang gagah berani....

mo jihad kok takut jumlah musuh, tidak rasional
katamu melawan mati konyol, padahal tidak melawan juga mati, tidak rasional lagi
lalu kenapa yang disuruh beli pedang cuman yang gak bawa bekal
kalau mau jihad berjamaah tentunya semua suruh bawa/beli pedang. lagi lagi teorimu tidak rasional

jimatkalimasada wrote:
Yesus sangat realistis walau sangat manusiawi dia dalam doanya penuh ketakutan sampai keluar kringat bercampur darah. Tapi Yesus juga memperhitungkan untung ruginya. sebab yang dikehendaki musuh adalah dirinya bukan para murid.

Gerabah wrote:

jimatkalimasada wrote:
Yesus sangat realistis walau sangat manusiawi dia dalam doanya penuh ketakutan sampai keluar kringat bercampur darah. Tapi Yesus juga memperhitungkan untung ruginya. sebab yang dikehendaki musuh adalah dirinya bukan para murid.

- jihadis kok bermental tempe, semakin gak rasional aja kamu..

jimatkalimasada wrote:

Gerabah wrote:Yesus sangat realistis walau sangat manusiawi dia dalam doanya penuh ketakutan sampai keluar kringat bercampur darah. Tapi Yesus juga memperhitungkan untung ruginya. sebab yang dikehendaki musuh adalah dirinya bukan para murid.

- jihadis kok bermental tempe, semakin gak rasional aja kamu..

Gerabah wrote:
Nah, kalau itu faktanya. apa kau mau melecehkan keadaan Yesus seperti itu ??

bayo_lubis wrote:[Jauh lebih tidak rasional lagi para Kristen. Menurut kalian, Yesus itu Tuhan, Yesus sudah merencanakan dirinya disalib untuk menebus dosa. Lho... Kok cengeng?

jimatkalimasada wrote:

bayo_lubis wrote:[Jauh lebih tidak rasional lagi para Kristen. Menurut kalian, Yesus itu Tuhan, Yesus sudah merencanakan dirinya disalib untuk menebus dosa. Lho... Kok cengeng?

semakin merontokkan teori jihadis berpedang a la seukuwahmu
jihadis kok cengeng

Gerabah wrote:

jimatkalimasada wrote:

Gerabah wrote:

YESUS MEMPERSIAPKAN UNTUK JIHAD

Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:

“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada mereka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Lukas 22:35-36)

Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci –Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk ‘hidup berdampingan’– Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:

“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati “.(Matius 10:16).

jika rasul mengatakan bahwa perang itu tipu daya

Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:

“… Tuhan, ini dua pedang.” Jawabnya, “Sudah cukup” (Lukas 22:38).

Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai “Pangeran Perdamaian”, orang2 kristen membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka ‘jubah’ di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.

“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya“. (Matius 26:51).

Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.

Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah ‘cukup’? Alasannya adalah Yesus tidak bermaksud menyerang pasukan Romawi. Karena ‘temannya’ Yudas bekerja sama dengan penguasa kuil. Dia tahu bahwa dia bisa ditangkap dengan cara yang licik oleh kaum Yahudi. Ini menjadi masalah bagi kaum Yahudi. Dalam suatu peperangan melawan penjaga kuil dan kaum gelandangan di kota, dia mungkin menang. Dan dia yakin sekali karena ada Petrus (si batu), Yohanes dan James (Putra Halilintar) serta delapan murid lainnya yang masing-masing bersedia berkorban dipenjara bersamanya bahkan mati demi dirinya (”Semua murid yang lain pun berkata demikian” (Matius 26: 35)). Mereka semua adalah orang Galilea yang mempunyai reputasi kesetiaan, teroris dan pemberontakan terhadap Romawi.

Dengan bersenjatakan tongkat, batu dan pedang serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, mereka yakin bisa mengetuk pintu neraka bagi setiap Yahudi yang mengganggu dan melawan mereka.

Dia (Yesus) telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Tidak? Itu bukanlah sifatnya. Suatu malam, sewaktu sedang menuju Getsemani –kebun zaitun– dengan suatu bangunan berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka gagal dalam serangan ini.

Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat dengan bersikap seperti anggota Sandhurst (Suatu akademi militer terbaik di Inggris). Beliau menempatkan delapan dari sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut dan memerintahkan mereka:

“…duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36).

Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.

Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya” untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:

“Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya … Lalu katanya kepada mereka … Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Matius 26:37-38).

Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan –dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan mengawasi’- -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!

“…dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka, ‘Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya … ‘ Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, ‘Ya Bapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperti yang Engkau kehendaki’…” (Matius 26:37-39).

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44).

Apakah arti ratapan dan tangisan ini? Apakah dia menangis karena kulitnya luka? Tidak mungkin ia melakukan hal itu! Karena seperti nasehatnya pada muridnya:

“Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cukillah dan buanglah itu … Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu yang utuh masuk neraka.”(Matius 5:29-30).

Kita mungkin menilai Yesus dengan tidak adil bila kita menduga bahwa dia menangis seperti seorang wanita untuk menjaga tubuhnya dari luka fisik. Beliau menangis bagi umatnya –kaum Yahudi. Mereka memegang suatu pemikiran yang aneh yaitu bahwa jika mereka berhasil membunuh Al-Masih (Kristus), maka akan menjadi bukti yang meyakinkan terhadap kebohongan Yesus. Akan tetapi Allah Subha-nahu wa Ta’a1a tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Karenanya, penolakan kaum Yahudi terhadap Yesus Putra Maria sebagai Al-Masih yang dijanjikan adalah –Penolakan Yang abadi.

Cerita yang penuh dengan ratapan tangis yang mengerikan dan membekukan darah ini menimbulkan simpati di hati yang mendalam. Dan para pengabar Injil memanfaatkannya dengan efektif. Kita diceritakan bahwa Yesus ditakdirkan untuk meninggal demi menebus dosa umat manusia. Bahwa dia telah “dipersiapkan untuk menjalani pengorbanan diri, sebelum dunia ini dibuat”. Bahwa bahkan sebelum bahan-bahan dasar dunia ini terbentuk, sudah ada suatu kontrak antara “Bapa dan Putranya” dan bahwa pada tahun 4000 setelah Adam (menurut perhitungan Kristen, dunia beserta isinya ini berumur 6000 tahun), Tuhan dalam bentuk Yesus sebagai orang kedua dalam Trinitas yang membingungkan, turun langsung untuk menebus manusia dari dosa turunan dan dosa manusia itu sendiri. (”Trinitas”: Dalam ajaran Kristen yang ada dalam Injil - Bahwa ada 3 kesaksian dalam surga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1 Yohanes 5: 7))

Dari peristiwa rencana mempersenjatai diri, sang guru menyebar kekuatannya di Getsemani dan doa yang penuh dengan air mata darah untuk meminta pertolongan Tuhain, tergambar bahwa Yesus tidak mengetahui adanya perjanjian mengenai pengorbanan dirinya. Ini mengingatkan pada cerita Ibrahim yang membiarkan anaknya disembelih sebagai pengorbanan kepada Tuhan.

Jika ini adalah rencana Tuhan untuk suatu pengorbanan diri bagi menebus dosa umat manusia, maka jelaslah bahwa Tuhan telah salah memilih korban. Calon yang dipilih ini sangat enggan untuk mati. Mempersenjatai diri! Meratap! Berkeringat! Menangis! Mengeluh! Berbeda sekali dengan respon Lord Nelson, seorang pahlawan perang yang terkenal dengan kata-katanya yang abadi:

“Terima kasih Tuhan, saya telah menyelesaikan tugas saya!” Telah jutaan orang sampai saat ini yang dengan suka rela mengorbankan jiwanya bagi raja dan negaranya dengan senyum di wajahnya, dengan teriakan Amandhla! atau Allahu Akbar atau “Tuhan menyelamatkan Sang Ratu”. Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri.

Mayor Yeast-Brown, dalam bukunya Life of a Bengal Lancer meringkas ajaran Kristen tentang pengorbanan ini hanya dengan satu kalimat:

“Tak satu pun suku kafir yang pernah menyusun cerita yang sangat aneh yang penuh dengan dugaan, bahwa manusia lahir dengan dosa bawaan dari nenek moyangnya; dan dosa bawaan itu (yang sebetulnya bukanlah tanggungjawabnya secara pribadi) harus ditebus; dan bahwa sang pencipta alam beserta isinya ini telah mengorbankan satu-satunya putranya untuk menebus kutukan misterius ini.”

pedang itu digunakan untuk membunuh lawan kagak?
kok gak ada perang, malah telinga musuh yang diitetak putus oleh murid-Nya
malah dipulihkan..
teorimu berbusa-busa tapi kosong melompong

Kau apa nggak melihat fakta tidak imbangnya jumlah tentara musuh yang dihadapi Yesus dan para murid. Yesus tidak mau mati konyol. Tapi fakta persiapan menghadapi serangan musuh telah dilakukan Yesus. Begitu faktanya. Tapi kristen maunya meniadakan fakta ini. Itu namanya pelecehan terhadap Yesus yang memang gagah berani....