Zionis Gagal menghancurkan islam, karena islam ada di mana-mana

Walikota London Ken Livingstone menepis berbagai tuduhan beberapa media massa Inggris atas Syekh Yusuf Qardhawi yang dituding menyokong bom-bom syahid di Palestina. Livingstone mengatakan, pemikiran dan pandangan-pandangan Qordhawi itu moderat dan toleran.
Dalam pembukaan Konferensi ke-13 Dewan Fatwa dan Studi Eropa (DFSE), Rabu (7/7), Livingstone menyerukan agar tak memperdulikan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan berbagai media massa Inggris atas Qardhawi. Ken menegaskan, dirinya sejalan dengan sebagian besar sikap Qardhawi sembari menekankan pentingnya eksistensi Islam di Inggris.
Ken menilai, sesungguhnya pemikiran dan pandangan-pandangan Qardhawi itu moderat, terkenal toleran dan menolak segala bentuk ekstriminitas dan terorisme, ia meyakinkan bahwa Qardhawi adalah seorang penyeru dialog antar-kultur dan agama, selain itu ia juga sejalan dengan sebagian besar sikap Qardhawi sembari mengajak agar tak memperdulikan tuduhan-tuduhan terhadapnya dan menyebut tuduhan-tuduhan itu sama sekali tak masuk akal.
Livingstone secara tegas menolak penghakiman sepihak media massa atas kaum Muslim hanya karena ulah sekelompok kaum ekstrim dari mereka yang sama sekali tak mewakili mayoritas umat Islam yang dikenal sangat membenci dan menolak aksi terorisme, segala bentuk kefanatikan dan tindakan diskriminatif. Lalu Ken menyinggung ihwal peran positif yang dimainkan minoritas Muslim di Inggris.
Walikota London itu menjadi tamu dalam pembukaan Konferensi ke-13 DFSE yang dihadiri oleh berbagai perwakilan media massa. Dalam pembukaan itu tampak hadir para anggota DFSE dan tokoh-tokoh penting komunitas Muslim di Inggris, di samping seorang pendeta Yahudi dari sekte Naturai Karta yang menentang keras pendirian negara Israel serta mendukung penuh sikap-sikap Qardhawi.
Qardhawi sendiri tampak heran atas tuntutan media massa Inggris yang hendak menjegal dirinya masuk ke Inggris, pasalnya, ia sendiri sudah beberapa kali mengunjungi London, yaitu sejak sepertiga abad lalu. Qardhawi menyebut London sebagai ibukota yang terbuka dan sejatinya terus seperti itu, sebab London dikenal dengan pluralitas bangsa, kultur dan agamanya. Qardhawi mengatakan, “Kami tak memusuhi Yahudi dan Kristen, tapi kami melawan orang yang merampas tanah kami dan membunuhi anak-anak kami.”
Seperti dilansir kantor berita Al-Quds Press, Rabu (7/7), Qardhawi mengatakan bahwa dirinya merupakan salah satu anggota Dewan Pengetahuan Pusat Studi Islam di Universitas Oxford, ia mengunjungi London lebih dari tiga dekade, yaitu untuk menyampaikan berbagai ceramah, saran-saran, ikut serta dalam seminar-seminar ilmiah, menengok tiga puterinya yang kala itu tengah belajar di Inggris yang kini semuanya telah berhasil meraih gelar doktor dari universitas-universitas di Inggris.
Qardhawi menambahkan, dirinya ke London untuk berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan DFSE, yang menaungi ulama-ulama yang bermukim di Eropa, di samping beberapa ulama dari kawasan Arab dan Islam, dan ini merupakan sumbangsihnya dalam memecahkan masalah-masalah dan kepelikan-kepelikan hukum fiqih yang ditemui umat Islam Eropa secara umum, yaitu sebuah upaya dari DFSE dengan memberikan arahan bagi Muslim minoritas untuk berbaur secara positif dan efektif sesuai perkembangan negara di mana mereka hidup, sembari menghormati undang-undang yang berlaku di sana tanpa mengesampingkan agama mereka. Qardhawi mengatakan, tema dari Pelatihan ke-13 DFSE ini, yang dibuka pada Rabu (7/7) lalu adalah, “Keluarga Muslim dan Tantangan yang Dihadapi Barat’.
Adapun komentarnya tentang tuduhan-tuduhan yang menyudutkan umat Islam sebagai teroris dan anti-non Muslim, Qardhawi menegaskan, “Kami umat Islam tak memusuhi siapa pun, juga tak menuntut agar memusuhi seseorang, bahkan kami menganggap semua manusia sebagai satu keluarga, dalam agama kami, kami yakin bahwa kita semua dari satu bapak yaitu Adam. Islam memberikan kedudukan khusus terhadap orang-orang Kristen dan Yahudi, dimana mereka dinamakan Ahlul Kitab, bahkan Islam membolehkan untuk menikahi mereka yang menjadikan mereka sebagai paman/bibi (dari pihak Ibu) dan kakeknya umat Islam, dan inilah yang akan merontokkan semua klaiman-klaiman bahwa umat Islam memusuhi agama-agama selain Islam.”
Berkaitan dengan sikap Qardhawi terhadap pertikaian Arab-Zionis dan operasi-operasi bom syahid yang memicu polemik itu, Qardhawi menegaskan bahwa umat Islam-terutama para ulamanya-tidak memusuhi dan tak menyimpan dengki apapun terhadap Zionis sebagai sebuah umat Yahudi, tapi umat Islam memusuhi mereka sebagi pencaplok yang merampas tanah air umat Islam. Qardhawi bahkan mengingatkan umat Yahudi ketika mereka dikejar-kejar Badan Inkuisi, kala itu mereka tak menemukan tempat untuk berlari kecuali ke negara-negara Islam yang bersedia menampung mereka. Qardhawi menilai bahwa walikota London sebagai orang yang berani, dan Qardhawi mengucapkan rasa terimakasihnya kepada walikota London atas jamuannya.
Demikian juga Ahmad Asy-Syekh, ketua Ikatan Muslim Inggris (IMI), sebuah organisasi Muslim terbesar di Inggris yang juga bertindak sebagai penyelenggara Konferensi ke-13 DFSE, memuji pembelaan dan sikap obyektif Livingstone terhadap berbagai permasalahan umat Islam.
Sementara Anas At-Tikriti, mantan ketua IMI dan tokoh aktifis Islam di Inggris, menilai kedatangan Qardhawi ini sebagai sesuatu yang berharga, pasalnya ia datang bersamaan dengan makin berperannya umat Islam dalam perpolitikan Inggris, yang akan mendorong pembauran umat Islam secara positif dalam perkembangan dan dinamika negara Inggris, sembari menghindari sikap isolasi diri, ekstriminitas dan berlebih-lebihan, sebagaimana juga IMI, organisasi yang menaungi sekitar 400 organisasi yang berbeda-beda, mengutuk serangan-serangan media massa atas Qardhawi, dan IMI menilai Qardhawi sebagai ‘suara akal dan kesadaran.’
Lawatan Qardhawi ke London ini berlangsung selama satu pekan, dimana ia ikut serta dalam konferensi tentang jilbab yang diselenggrakan administratif London, Senin (12/7). AFP menyebutkan, Qardhawi sangat dihormati di berbagai negara-negara Islam, karena keluasan ilmunya dan kemampuannya dalam mengharmoniskan ajaran-ajaran dasar Islam di dunia moderen.
Setelah tragedi 11 September, Qardhawi sempat menganjurkan umat Islam di seluruh dunia agar berdonor darah untuk membantu para korban, juga ia mengutuk tragedi bom di Bali tahun 2002 yang menurutnya sebagai serangan yang tak bermoral.
Sebenarnya tanda-tanda untuk menjegal kedatangan Qardhawi ke Inggris telah mulai tampak ketika seorang legislator perempuan yang terkenal pro penjajah Zionis Louise Ellman menyerukan agar Qardhawi diusir, begitu pula upaya tokoh oposisi dari Partai Konservatif, Michael Howard yang terus menekan Tony Blair agar mengusir Qardhawi keluar Inggris, sedangkan jurubicara Departemen Dalam Negeri Inggris menjelaskan bahwa pihaknya tak akan melarang masuk orang asing ke Inggris hanya karena ia mempunyai pemikiran-pemikiran tertentu.
Jurubicara Departemen Luar Negeri yang ditugasi dalam masalah hubungan antar-kelompok-kelompok kepercayaan dan agama di Inggris mengingatkan, ia telah lebih dulu menyampaikan kepada pihak panitia, bahwa pihaknya cukup memberikan surat arahan dukungannya atas mereka, ini beranjak dari dukungannya yang tak asing lagi atas mereka yang menolak pengebirian pemakaian jilbab di Perancis.
Dan sebelumnya diungkap ihwal memo yang dikirim seorang legislator wanita dari Partai Buruh Louise Ellman untuk Menteri Dalam Negeri David Blunkett, dimana Ellman meminta pencekalan kedatangan Syekh Qardhawi di Inggris, alasannya karena Qardhawi mendukung para pelaku bom bunuh diri di Palestina, pemukulan atas isteri-isteri yang tak patuh, dan Ellman-salah seorang pro Israel di parlemen Inggris-menyebut kunjungan seorang fundamentalis itu sebagai kerja yang menjijikan, karena akan memicu masalah-masalah besar dalam keamanan, dan menuduh Qardhawi anti-Semit…!!
Sementara itu Dr Azzam At-Tamimi menegaskan bahwa IMI telah menyampaikan undangan atas Qardhawi seratus persen secara legal, lalu ia menambahkan bahwa polemik yang terjadi atas kunjungan itu merupakan serangan lobi Yahudi yang hendak menebar opini publik di Inggris. At-Tamimi mengatakan, para pendukung Zionisme kecewa berat, pasalnya walikota London Ken Livingstone, yang dikenal banyak mendukung terhadap masalah-masalah umat Islam dan Palestina, ternyata malah menjamu Syekh Qardhawi.
Ken menegaskan bahwa Qardhawi adalah, “Seorang ulama yang bijak, pendapat-pendapatnya orisinil, dapat memberikan pengaruh terhadap generasi muda Islam.” Ken menilai, “Menurut Kami, upaya-upaya lobi Zionis akan menemui kegagalan, karena ia ada di antara kami (sejak dua tahun), kami telah menghubungi pihak-pihak terkait sebelum kami melayangkan undangan kepadanya, dan pihak-pihak itu menyambut baik atas kedatangan ulama agama yang bijak dan moderat seperti dia.”
Dan koran-koran Inggris pada hari Selasa (6/7) cukup mengekspos berita kritikan atas kunjungan Qardhawi, selain surat kabar Daily Mail, Evening Standard dan Times, maka harian Sun sebagai koran yang banyak dibaca, merupakan koran yang memuat kritikan atas kunjungan itu di halaman muka dengan judul pedas ‘Kejahatan Telah Mendarat’, ungkapan ini terilhami dari judul film ‘Burung Nasar Telah Mendarat’ yang menceritakan tentang pertikaian antara negara-negara sekutu melawan NAZI Jerman.
Sementara Menteri Dalam Negeri David Blunkett, Rabu (7/7), mengatakan, gonjang-ganjing Syekh Qardhawi akan diawasi selama kunjungannya di Inggris, untuk menjaga indikasi-indikasi pemicu kebencian ras atau kefanatikan. Demikian ungkapannya yang disampaikan di Radio BBC pada hari itu juga, selain itu ia mengatakan bahwa dirinya merencanakan akan membuat undang-undang untuk menghentikan serangan-serangan yang ditujukan kepada agama Islam pascaTragedi 11 September.
Dan di Parlemen Inggris, tokoh oposisi Partai Konservatif, Michael Howard, meminta agar Perdana Menteri Blair menolak kunjungan Qardhawi, pasalnya ia menyokong operasi-operasi bom syahid…!!(