Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 98 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 98 Guests :: 3 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
5 posters
Page 1 of 1
TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.
(Q.S. Ar-Ruum [30]: 38).
(Q.S. Ar-Ruum [30]: 38).
Salah satu contoh yang diperlihatkan oleh Rasulullah sebagai pemimpin adalah ketika menghadapi masalah kemiskinan. Berikut adalah riwayat yang menggambarkan cara Rasululah yang amat mendidik dan visioner dalam menyikapi kemiskinan. Teladan ini barangkali bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam kapasitas sebagai seorang pemimpin, di manapun dan dalam bidang apapun.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?” Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa saya pakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul langsung berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!” Lalu pengemis itu menyerahkannya kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah menawarkannya kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.” Rasulullah menawarkannya kembali,” adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.
Rasulullah menyuruh pengemis itu untuk membelikan makanan dengan uang tersebut untuk keluarganya, dan selebihnya, Rasulullah menyuruhnya untuk membeli kapak. Rasullulah bersbada, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya, Rasulullah pun memberinya uang untuk ongkos.
Setelah dua minggu, pengemis itu datang lagi menghadap Rasulullah sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Lalu Rasulullah menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya, seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat sesorang tidak bisa berusaha.” (H.R. Abu Daud).
Jauh sebelum ada pepatah bijak “berilah kail, jangan beri ikannya”, yang mengajarkan kepada kita untuk memberi alat, ilmu, ataupun modal kepada seseorang agar berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, alih-alih memberinya uang dan makanan, ternyata Rasulullah telah mempraktekkannya. Rasulullah SAW sadar betul bahwa jika beliau memberi uang kepada si pengemis yang miskin tersebut, maka selamanya ia akan menjadi peminta-minta. Bahkan mungkin anak-cucunya pun mengikutinya. Rasulullah SAW tentu juga sadar, bahwa sesungguhnya manusia diberi kesempurnaan fisik dan akal yang itu merupakan potensi luar biasa yang tanpa batas untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Syaratnya, manusia harus diberi akses, diberi sarana, dididik dan diarahkan dengan benar agar dapat bebas berkreasi.
Dalam riwayat Anas bin Malik di atas, saya menyimpulkan bahwa ada dua hal yang dipertimbangkan oleh Rasulullah SAW ketika menghadapi orang miskin peminta-minta tersebut. Pertama, terkait dengan modal (kapital). Menarik sekali untuk diperhatikan bahwa Rasulullah ternyata tidak langsung memberi uang (atau juga pinjaman) sebagai modal bagi si pengemis. Rasulullah justru mengeksplorasi (menanyakan) apa yang dimiliki oleh si pengemis yang bisa dimanfaatkan sebagai modal. Saya yakin, si pengemis sama sekali tidak pernah memikirkan dan membayangkan bahwa baju dan cangkir butut yang dimilikinya bisa menjadi modal. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tidak lain adalah untuk mencegah ketergantungan dan untuk mengajarkan bahwa apapun yang dimiliki oleh seseorang sebenarnya memiliki nilai produktivitas, tergantung bagaimana ia secara kreatif memanfaatkannya. Selain itu, kita juga mendapatkan pelajaran moral, bahwa sejelek dan seburuk apapun sesuatu yang kita miliki, sebenarnya ia tetap bernilai.
Kedua, terkait dengan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Saat membaca riwayat Anas bin Malik di atas, saya sempat bertanya-tanya, mengapa Rasulullah menyuruh si pengemis itu menjadi tukang kayu ya? Tidak adakah profesi lain yang lebih layak dan menguntungkan? Setelah sedikit ‘mereka-reka’, saya lalu berkeyakinan, bahwa selain karena profesi itu adalah yang paling sesuai dengan modal yang ada, Rasulullah pasti juga mempertimbangkan dua hal: kapasitas SDM si pengemis dan peluang pasar. Saya membayangkan, sang pengemis itu memiliki tubuh yang kekar dan kuat, kemudian waktu itu, orang yang berprofesi sebagai tukang kayu masih sedikit, sedangkan permintaan masyarakat akan kayu bakar sangat tinggi. Kondisi itulah yang kemudian mendorong Rasulullah SAW untuk merekomendasikan si pengemis menjadi tukang kayu.
Maha benar Allah dengan firman-Nya: Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.. (Q.S. An-Najm [53]: 2-5). Dengan kecerdasan, kapasitas intelektual, kebersihan hati, dan kejernihan jiwanya, sehingga kemudian dipilih oleh Allah SWT untuk memperoleh wahyu-Nya, Rasulullah tentu telah mengetahui apa yang harus dilakukan. Sehingga kebijakan-kebijakan Beliau sebagai pemimpin umat selalu baik dan adil. Tidak seperti kebijakan-kebijakan para pemimpin masa kini yang sarat kepentingan dan kekuasaan. Kebijakan pemerintah Indonesia misalnya, yang menggunakan pendekatan subsidi tak mendidik dalam mengatasi kemiskinan demi mempertahankan popularitas. Contoh nyata adalah kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) untuk keluarga miskin sebagai kompensasi kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Kebijakan ini jelas-jelas sangat tidak mendidik masyarakat miskin untuk berkembang dan berkreasi. Kebijakan seperti ini hanya akan membuat masyarakat miskin menjadi tergantung pada pemberian bantuan. Bahkan, anggota masyarakat yang tidak masuk dalam kategori miskin pun tiba-tiba ingin disebut miskin gara-gara ingin mendapatkan BLT.
Demikianlah secuil teladan Rasulullah SAW dalam mengatasi kemiskinan (yang saya yakini hanya benar-benar secuil kecil dari banyak teladan-teladan pengentasan kemiskinan lainnya yang tidak terekam dalam riwayat para sahabat). Rasulullah SAW sangat menghargai sisi-sisi positif untuk berkembang yang dimiliki individu. Jadi, jauh sebelum Adam Smith terkagum-kagum dengan penemuannya sendiri dalam the Wealth of Nation, yang menjadi asumsi dasar ideologi liberal klasik (cikal bakal kapitalisme saat ini), bahwa manusia adalah aktor/ individu yang memiliki potensi positif untuk berkembang dan berkreasi jika diberi kesempatan dan kebebasan (dalam hal ini modal dan kebebasan berkreasi), Rasulullah telah dengan sadar melakukannya. Namun, berbeda dengan kaum liberal klasik yang cenderung mengabaikan moral dan nilai, jika moral dan nilai itu ternyata menghambat, Rasulullah tetap menggunakan prinsip-prinsip nilai dan moral yang bersumber dari Al-Qur’an sebagai pembatas antara yang haq dan yang batil.
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
kalau emang ajaran si momet itu bisa mengangkat kemiskinan , saya bertanya - tanya , jika arab saudi tidak punya minyak dan ka'bah sebagai 2 sumber pendapatan kerajaan arab saudi , kira - kira kerajaan dan masyarakat disana miskinnya kayak apa yaaaa. . . . . . . ? begitu juga negara - negara islam lain di timur tengah , mereka hanya mengandalkan minyak !!!
karena kalau kita lihat negara - negara islam itu kebanyakan miskin - miskin .
karena kalau kita lihat negara - negara islam itu kebanyakan miskin - miskin .
Yhowshua- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 915
Reputation : -21
Points : 5962
Registration date : 2010-08-01
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
agus wrote:Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.
(Q.S. Ar-Ruum [30]: 38).
Salah satu contoh yang diperlihatkan oleh Rasulullah sebagai pemimpin adalah ketika menghadapi masalah kemiskinan. Berikut adalah riwayat yang menggambarkan cara Rasululah yang amat mendidik dan visioner dalam menyikapi kemiskinan. Teladan ini barangkali bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam kapasitas sebagai seorang pemimpin, di manapun dan dalam bidang apapun.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?” Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa saya pakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul langsung berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!” Lalu pengemis itu menyerahkannya kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah menawarkannya kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.” Rasulullah menawarkannya kembali,” adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.
Rasulullah menyuruh pengemis itu untuk membelikan makanan dengan uang tersebut untuk keluarganya, dan selebihnya, Rasulullah menyuruhnya untuk membeli kapak. Rasullulah bersbada, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya, Rasulullah pun memberinya uang untuk ongkos.
Setelah dua minggu, pengemis itu datang lagi menghadap Rasulullah sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Lalu Rasulullah menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya, seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat sesorang tidak bisa berusaha.” (H.R. Abu Daud).
Jauh sebelum ada pepatah bijak “berilah kail, jangan beri ikannya”, yang mengajarkan kepada kita untuk memberi alat, ilmu, ataupun modal kepada seseorang agar berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, alih-alih memberinya uang dan makanan, ternyata Rasulullah telah mempraktekkannya. Rasulullah SAW sadar betul bahwa jika beliau memberi uang kepada si pengemis yang miskin tersebut, maka selamanya ia akan menjadi peminta-minta. Bahkan mungkin anak-cucunya pun mengikutinya. Rasulullah SAW tentu juga sadar, bahwa sesungguhnya manusia diberi kesempurnaan fisik dan akal yang itu merupakan potensi luar biasa yang tanpa batas untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Syaratnya, manusia harus diberi akses, diberi sarana, dididik dan diarahkan dengan benar agar dapat bebas berkreasi.
Dalam riwayat Anas bin Malik di atas, saya menyimpulkan bahwa ada dua hal yang dipertimbangkan oleh Rasulullah SAW ketika menghadapi orang miskin peminta-minta tersebut. Pertama, terkait dengan modal (kapital). Menarik sekali untuk diperhatikan bahwa Rasulullah ternyata tidak langsung memberi uang (atau juga pinjaman) sebagai modal bagi si pengemis. Rasulullah justru mengeksplorasi (menanyakan) apa yang dimiliki oleh si pengemis yang bisa dimanfaatkan sebagai modal. Saya yakin, si pengemis sama sekali tidak pernah memikirkan dan membayangkan bahwa baju dan cangkir butut yang dimilikinya bisa menjadi modal. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tidak lain adalah untuk mencegah ketergantungan dan untuk mengajarkan bahwa apapun yang dimiliki oleh seseorang sebenarnya memiliki nilai produktivitas, tergantung bagaimana ia secara kreatif memanfaatkannya. Selain itu, kita juga mendapatkan pelajaran moral, bahwa sejelek dan seburuk apapun sesuatu yang kita miliki, sebenarnya ia tetap bernilai.
Kedua, terkait dengan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Saat membaca riwayat Anas bin Malik di atas, saya sempat bertanya-tanya, mengapa Rasulullah menyuruh si pengemis itu menjadi tukang kayu ya? Tidak adakah profesi lain yang lebih layak dan menguntungkan? Setelah sedikit ‘mereka-reka’, saya lalu berkeyakinan, bahwa selain karena profesi itu adalah yang paling sesuai dengan modal yang ada, Rasulullah pasti juga mempertimbangkan dua hal: kapasitas SDM si pengemis dan peluang pasar. Saya membayangkan, sang pengemis itu memiliki tubuh yang kekar dan kuat, kemudian waktu itu, orang yang berprofesi sebagai tukang kayu masih sedikit, sedangkan permintaan masyarakat akan kayu bakar sangat tinggi. Kondisi itulah yang kemudian mendorong Rasulullah SAW untuk merekomendasikan si pengemis menjadi tukang kayu.
Maha benar Allah dengan firman-Nya: Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.. (Q.S. An-Najm [53]: 2-5). Dengan kecerdasan, kapasitas intelektual, kebersihan hati, dan kejernihan jiwanya, sehingga kemudian dipilih oleh Allah SWT untuk memperoleh wahyu-Nya, Rasulullah tentu telah mengetahui apa yang harus dilakukan. Sehingga kebijakan-kebijakan Beliau sebagai pemimpin umat selalu baik dan adil. Tidak seperti kebijakan-kebijakan para pemimpin masa kini yang sarat kepentingan dan kekuasaan. Kebijakan pemerintah Indonesia misalnya, yang menggunakan pendekatan subsidi tak mendidik dalam mengatasi kemiskinan demi mempertahankan popularitas. Contoh nyata adalah kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) untuk keluarga miskin sebagai kompensasi kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Kebijakan ini jelas-jelas sangat tidak mendidik masyarakat miskin untuk berkembang dan berkreasi. Kebijakan seperti ini hanya akan membuat masyarakat miskin menjadi tergantung pada pemberian bantuan. Bahkan, anggota masyarakat yang tidak masuk dalam kategori miskin pun tiba-tiba ingin disebut miskin gara-gara ingin mendapatkan BLT.
Demikianlah secuil teladan Rasulullah SAW dalam mengatasi kemiskinan (yang saya yakini hanya benar-benar secuil kecil dari banyak teladan-teladan pengentasan kemiskinan lainnya yang tidak terekam dalam riwayat para sahabat). Rasulullah SAW sangat menghargai sisi-sisi positif untuk berkembang yang dimiliki individu. Jadi, jauh sebelum Adam Smith terkagum-kagum dengan penemuannya sendiri dalam the Wealth of Nation, yang menjadi asumsi dasar ideologi liberal klasik (cikal bakal kapitalisme saat ini), bahwa manusia adalah aktor/ individu yang memiliki potensi positif untuk berkembang dan berkreasi jika diberi kesempatan dan kebebasan (dalam hal ini modal dan kebebasan berkreasi), Rasulullah telah dengan sadar melakukannya. Namun, berbeda dengan kaum liberal klasik yang cenderung mengabaikan moral dan nilai, jika moral dan nilai itu ternyata menghambat, Rasulullah tetap menggunakan prinsip-prinsip nilai dan moral yang bersumber dari Al-Qur’an sebagai pembatas antara yang haq dan yang batil.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6382
Registration date : 2010-07-31
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
teladan si momet saw-kaw itu salah satunya adalah "menunggangi" aisyah kecil berumur 9 tahunMencarikebenaran dalam tumpukan sampah koran ( buku manual teroris ) dan hadist ( buku contoh perbuatan bejat si momet saw-kaw ) wrote:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Yhowshua- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 915
Reputation : -21
Points : 5962
Registration date : 2010-08-01
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
Yhowshua wrote:teladan si momet saw-kaw itu salah satunya adalah "menunggangi" aisyah kecil berumur 9 tahunMencarikebenaran dalam tumpukan sampah koran ( buku manual teroris ) dan hadist ( buku contoh perbuatan bejat si momet saw-kaw ) wrote:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
oyaaa???? yg bener ah... kalu teladan yesus nyodomi keledai donk... loe udah praktekin lom? paling yg ga mau keledai nya.. Wkakakakaka..
mister limbad- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 229
Location : diatas altar gereja
Job/hobbies : otomotif
Humor : bawa ketapel sapa teu ada burung, eeh ga teu nya burung pake kolor
Reputation : 2
Points : 5354
Registration date : 2010-09-02
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
Kalau keledainya nggak mau sama domba aja...
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
agus wrote:Kalau keledainya nggak mau sama domba aja...
Bro, Dombanya itu lho yang didapat dari pemberian atas prestasinya menjadi rangking 1 super dungu dan idiot. ''
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6382
Registration date : 2010-07-31
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
Mencarikebenaran wrote:agus wrote:Kalau keledainya nggak mau sama domba aja...
Bro, Dombanya itu lho yang didapat dari pemberian atas prestasinya menjadi rangking 1 super dungu dan idiot. ''
Embiik...Embiikk....Embiik....
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: TELADAN RASULULLAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN
klo dombanya di kasih kolor trus digantung ditiang jemuran pasti disembah juga tuhh ama jusskuah..memang sipenyembah kolor terrgantung he.he..
Quake- RED MEMBERS
- Number of posts : 19
Reputation : 0
Points : 4937
Registration date : 2010-11-08
Similar topics
» TELADAN RASULULLAH DALAM BERBICARA, DIAM, TERTAWA DAN MENANGIS
» TELADAN RASULULLAH SEBAGAI SEORANG SUAMI
» keampuhan syariat islam dalam mengatasi kriminalitas
» TELADAN RASULULLAH SEBAGAI SEORANG SUAMI
» keampuhan syariat islam dalam mengatasi kriminalitas
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN