Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 92 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 92 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
+10
semoga islam jaya
AlukarD
Gak_Mau_DiSembah
Piss
Bandot tua
hamba tuhan
Tom Jerry
agus
Kura Kura Ninja
Bejat
14 posters
Page 2 of 2
Page 2 of 2 • 1, 2
7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
First topic message reminder :
Doctor Verkuyl, Doctor Kraemer, Rifai Burhanuddin lupa, demikian pula dengan Pater Grunnen, bahwa ada tujuh kenyataan mutlak yang dipunyai oleh Islam, yang tidak dapat dibantah oleh siapapun juga.
Ia tidak dapat dibantah oleh sejarah, ia juga tak dapat dibantah oleh Ilmu Pengetahuan, ia tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi, oleh iklim dan masa. Mereka, pendeta-pendeta dan pastor-pastor betul betul lupa, demikian pula sarjana-sarjana orientalis barat bahwa:
1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa.
Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an.
Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentik asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibrani ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman. Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst.
Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting, maka didalam Injil bahasa Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.
2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan.
Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung."
Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
3. Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia.
Itulah sebabnya didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin, ditentang oleh Islam.
Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran. Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas: 4.
4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah.
Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
6. Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan.
Ia selalu maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan sosialisme.
Adapun atau kalaupun dikatakan mundur, sebenarnya ialah oknum artinya orang-orangnya apakah itu person atau kelompok. Mengapakah ummatnya mundur? Sebab ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda dengan ajaran atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh - tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal kawin adalah soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan selalu berubah-ubah dan dapat ditentang oleh manusia?
7. Qur'an tak dapat disangkal lagi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia dan akhirat.
Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.
Doctor Verkuyl, Doctor Kraemer, Rifai Burhanuddin lupa, demikian pula dengan Pater Grunnen, bahwa ada tujuh kenyataan mutlak yang dipunyai oleh Islam, yang tidak dapat dibantah oleh siapapun juga.
Ia tidak dapat dibantah oleh sejarah, ia juga tak dapat dibantah oleh Ilmu Pengetahuan, ia tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi, oleh iklim dan masa. Mereka, pendeta-pendeta dan pastor-pastor betul betul lupa, demikian pula sarjana-sarjana orientalis barat bahwa:
1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa.
Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an.
Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentik asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibrani ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman. Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst.
Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting, maka didalam Injil bahasa Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.
2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan.
Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung."
Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
3. Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia.
Itulah sebabnya didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin, ditentang oleh Islam.
Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran. Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas: 4.
4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah.
Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
6. Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan.
Ia selalu maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan sosialisme.
Adapun atau kalaupun dikatakan mundur, sebenarnya ialah oknum artinya orang-orangnya apakah itu person atau kelompok. Mengapakah ummatnya mundur? Sebab ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda dengan ajaran atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh - tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal kawin adalah soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan selalu berubah-ubah dan dapat ditentang oleh manusia?
7. Qur'an tak dapat disangkal lagi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia dan akhirat.
Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????[/quote]
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam[/quote]
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
udah nyata koq, tapi dasar ilmu ngeles yang dipakai, pasti mbantah lagi...
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14641
Registration date : 2010-04-16
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
ya sudah pun........
serba salah dengan mereka...
jika kita mengingatkan, kita dimusuhi...
tapi jika kita membiarkan..
mereka akan tersesat dan kita berdosa karena tidak membenarkan ajaran saudara kita....
serba salah dengan mereka...
jika kita mengingatkan, kita dimusuhi...
tapi jika kita membiarkan..
mereka akan tersesat dan kita berdosa karena tidak membenarkan ajaran saudara kita....
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Bejat wrote:ya sudah pun........
serba salah dengan mereka...
jika kita mengingatkan, kita dimusuhi...
tapi jika kita membiarkan..
mereka akan tersesat dan kita berdosa karena tidak membenarkan ajaran saudara kita....
Orang sesat memang perlu perhatian khusus bro....
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14641
Registration date : 2010-04-16
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam[/quote]
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
[/quote]
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
Piss- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6863
Registration date : 2011-03-29
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
[/quote]
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
[/quote]
1. maaf bro pis.... anda pinter ngeles dan menghindar dr sesuatu yg gak bs anda jelaskan.... dan anda bener2 gak memahami ajaran yesus yg sebenarnya.....
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
mana penjelasan anda bung.....
2. yesus tdk pernah menghapus hukum yg udah ada ditaurat sebelumnya bro.... kristen cs aja gak ngerti dgn beybelnya sendiri yg udah diobok2 oleh paulus, anak murid paulus dan teolog2 gereja pengikut ajaran paulus....
Mat. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
tuh kata yesus: tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah... kalo orang bersalah boleh dihukum donk!!!!!!
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
hamba tuhan wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
[/quote]
1. maaf bro pis.... anda pinter ngeles dan menghindar dr sesuatu yg gak bs anda jelaskan.... dan anda bener2 gak memahami ajaran yesus yg sebenarnya.....
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
mana penjelasan anda bung.....
2. yesus tdk pernah menghapus hukum yg udah ada ditaurat sebelumnya bro.... kristen cs aja gak ngerti dgn beybelnya sendiri yg udah diobok2 oleh paulus, anak murid paulus dan teolog2 gereja pengikut ajaran paulus....
Mat. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
tuh kata yesus: tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah... kalo orang bersalah boleh dihukum donk!!!!!![/quote]
Salam bro...
Anda memang benar-benar paham ajaran Yesus bro, sungguh luar biasa.
Selamat!
Salam
Piss- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6863
Registration date : 2011-03-29
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
1. maaf bro pis.... anda pinter ngeles dan menghindar dr sesuatu yg gak bs anda jelaskan.... dan anda bener2 gak memahami ajaran yesus yg sebenarnya.....
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
mana penjelasan anda bung.....
2. yesus tdk pernah menghapus hukum yg udah ada ditaurat sebelumnya bro.... kristen cs aja gak ngerti dgn beybelnya sendiri yg udah diobok2 oleh paulus, anak murid paulus dan teolog2 gereja pengikut ajaran paulus....
Mat. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
tuh kata yesus: tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah... kalo orang bersalah boleh dihukum donk!!!!!![/quote]
Salam bro...
Anda memang benar-benar paham ajaran Yesus bro, sungguh luar biasa.
Selamat!
Salam
[/quote]
Jadi Pada Intinya???????????
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
mana neeh komen dari mang odoy, BOTELHEM, bayo lubis, ... jangan bisanya nyerang terus tapi ngak bisa membela diri...!!!Tom Jerry wrote:Ya, tetap saja harus diterjemahkan supaya semua bangsa bisa mengerti dan memahami makna suatu ayat, bukan hanya jadi seni pengajian. Btw terjemahan Qur'an kok banyak dalam kurung sih...??? Jadi, tidak ada yg istimewa. Bible diterjemahkan, Qur'an juga diterjemahkan....Bejat wrote:1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa.
Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an.
Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentik asli.Herannya ilmuwan2 besar lahir dari dunia Kristen dan/atau kafir menurut islam.... Lihat siapa2 yg dapet hadiah Nobel. Gimana sih, yg punya kitab Sains... malah sedikit sekali menghasilkan ilmuwan2 hebat...Bejat wrote:2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan.
Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung."
Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.Ngritik Katolik nih??? Ngak kena ke semua golongan Kristen deh... Hukum Calibat karena salah nangkap maksud rasul Paulus, sedangkan Poligami udah ngak zamannya deh... Coba bisa ngak cowok yg lagi pacaran sama ceweknya, udah bilang duluan sama ceweknya bahwa nanti aku mau poligami ya... Kamu akan jadi isteri pertamaku... Pasti langsung diputusin sama ceweknya... Ha, ha, ha.... Poligami zaman dulu bisa jalan karena cewek2 hanya jadi budak.....Bejat wrote:3. Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia. Itulah sebabnya didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin, ditentang oleh Islam. Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran. Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas:Begini aja deh... Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Al Kaafiruun:6)Bejat wrote:4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah.
Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.islam bersembunyi di balik kelemahan sejarah, contohnya: Ka'bah adalah bangunan yang pertama kali ada di bumi, dan Ka'bah itu dibangun oleh malaikat sebelum manusia (Adam) diciptakan.Bejat wrote:5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi dan kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.Ya, berlakukan terus hukuman rajam terhadap pasangan kumpul kebo pra-nikah....Heran deh…Hukuman kayak gini (yg katanya islami) dibilang seirama dengan kemajuan zaman..??? Pakai akal budimu...!!!Bejat wrote:6. Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan.
Ia selalu maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan sosialisme.Ya, potong tangan pencuri...!!! Hukuman tak berperikemanusiaan...!!! Kesaksian 1 orang wanita = kesaksian ½ pria…!!! Hukum (yg katanya islami) kayak gini ngak bakalan kepake di zaman moderen abad ke-21 gini. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Al Kaafiruun:6). NB: Ini perkataan Tuhan (Allah), apa pendapat manusia?Bejat wrote:7. Qur'an tak dapat disangkal lagi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia dan akhirat.
Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.
Tom Jerry- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
and also Mr. Bejat...
Tom Jerry- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Bejat wrote: 1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa.
Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an. Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentik asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibrani ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman. Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst.Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting, maka didalam Injil bahasa Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.
Memakai bahasa yg tetap sepanjang masa tidak membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar, kecuali dia memakai bahasa yg tetap yaitu Arab. Jika Anda pernah hidup di zaman batu, dan batu adalah alat yang umum dipakai untuk memotong kambing, kemudian hal yang sama dipakai oleh manusia modern ini memotong kambing dengan menggunakan batu, anda tak perlu marah kalau dicap sebagai orang yg bebal, tak menggunakan otak secara maksimal. Orang Muslim ya seperti itu. Kita yg datang dari Allah seharusnya memperlihatkan keunggulannya yakni mampu menyesuaikan diri dengan segala situasi zaman dan kondisi manusia. Alquran ternyata sama sekali tidak bisa. Derasnya kritik terhadap Alquran yg tetap mempertahankan bahasa Arab, membuaat komentator muslim terengah2, permisi lebih dulu kepada awloh bahwa bahasanya [Arab] tidak dapat dimengerti oleh sebagian besar umat manusia, maka harus diterjemahkan ke dalam bahasa kaum kafir: Inggris, Indonesia dll. Jika Arab dipertahankan, sesungguhnya itu adalah bukti kelemahan Awloh tidak mampu menguasai seluruh bahasa dunai.
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 8866
Registration date : 2010-09-16
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Bejat wrote:2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan.Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung." Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
Muslim selalu berpikir dan mengklaim bahwa Alquran tidak bertentangan dengan sain. Namun setelah kita membaca Alquran secara cermat, ternyata klaim itu lebih pada praduga saja. Ada banyak klaim Alquran dan Muslim bertentangan dengan sain, antara lain:
a. Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari (QS 7:54).
b. Satu hari sama dengan 50.000 tahun [QS 70:4].
Jadi, Allah butuh waktu 300.000 tahun untuk menciptakan langit dan bumi.
c. Bumi diciptakan oleh zat (jadi bukan oleh Allah) [QS 41:9-12]
d. Langit dan bumi dapat berbicara dan bersuka hati [QS 41:9-12]
e. Manakah yang dicipta lebih dulu: menurut QS 2:29, 20:4 adalah bumi, tetapi menurut QS 7:54, 10:3, 11:7, 25:29, 32:4, 50:38, 57:4, 79:27 yang lebih dulu dicipta adalah langit.
f. Langit dan bumi adalah suatu yang padu (dulunya satu/bersatu) [QS 21:30]. Itu berarti langit bersifat material benda). Ingat langit adalah ruang luas yang hampa (non material).
g. Langit dan bumi memiliki hati seperti layaknya manusia [QS 41:11]
h. Ada tujuh langit [QS 23:11, 67:3]
i. Allah menciptakan langit bertingkat-tingkat [QS 71:15-16]
j. Bintang-bintang dijadikan Allah sebagai alat pelempar setan [QS 67:5]
k. Allah menduga ada 2 Timur dan ada 2 Barat [QS 55:17)
l. Allah menghidupkan bumi setelah bumi itu mati [35:9).
Semua pernyataan itu dan pernyataan lainnya dalam Alquran jelas tidak masuk akal dan bertentangan dengan sain modern. [baca: http://akalbudiislam.blogspot.com/2011/04/sains-menentang-alquran.html]
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 8866
Registration date : 2010-09-16
Bila Alquran adalah pemberian Allah dan Alkitab juga
Bila Alquran adalah pemberian Allah dan Alkitab juga.
Bila Alkitab dirubah oleh bangsa Yahudi.
Bila Alquran tidak dirubah oleh bangsa Arab.
Bila Allah menjaga Alquran
Bila Allah tidak menjaga Alkitab.
kesimpulan
Bila Alquran dan Alkitab pemberian Allah pasti dua duanya dijaga ( Dapat dirubah isinya)
Bila Alkitab tidak dijaga suatu saat Alquran pun tidak dijaga ( dapat dirubah isinya)
Bila Alkitab dirubah oleh bangsa Yahudi.
Bila Alquran tidak dirubah oleh bangsa Arab.
Bila Allah menjaga Alquran
Bila Allah tidak menjaga Alkitab.
kesimpulan
Bila Alquran dan Alkitab pemberian Allah pasti dua duanya dijaga ( Dapat dirubah isinya)
Bila Alkitab tidak dijaga suatu saat Alquran pun tidak dijaga ( dapat dirubah isinya)
Frans- Number of posts : 6
Reputation : 0
Points : 4778
Registration date : 2011-04-14
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:
[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,
*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 8866
Registration date : 2010-09-16
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Tom Jerry wrote:and also Mr. Bejat...
Just Call Me 'Bro BJ'..
Tompel....
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Bejat wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
1. maaf bro pis.... anda pinter ngeles dan menghindar dr sesuatu yg gak bs anda jelaskan.... dan anda bener2 gak memahami ajaran yesus yg sebenarnya.....
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
mana penjelasan anda bung.....
2. yesus tdk pernah menghapus hukum yg udah ada ditaurat sebelumnya bro.... kristen cs aja gak ngerti dgn beybelnya sendiri yg udah diobok2 oleh paulus, anak murid paulus dan teolog2 gereja pengikut ajaran paulus....
Mat. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
tuh kata yesus: tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah... kalo orang bersalah boleh dihukum donk!!!!!!
Salam bro...
Anda memang benar-benar paham ajaran Yesus bro, sungguh luar biasa.
Selamat!
Salam
[/quote]
Jadi Pada Intinya???????????[/quote]
pada intinya yesus juga menyuruh menghukum orang yg bersalah bro.......
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
hamba tuhan wrote:Bejat wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:hamba tuhan wrote:Piss wrote:
buat bro piss yg msh tersesat dgn ajaran trinitas paulus.... monggo jelaskan dl yg ini :
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa.
apa maksud yesus berkata TUHAN Allah kita??????
Salam bro..
Hamba yang menurut bro tersesat ini akan coba jelaskan;
Maksud Yesus cukup jelas, tidak ada metafora di situ. Tapi sudut pandang yang kita gunakan di situ adalah dalam sudut pandang Yesus dalam kemanusiaannya yang terlahir sebagai Yahudi juga masuk dalam golongan orang Israel yang disebutkanNya.
Salam
nah... buka pikiran anda bung.... yesus sendiri menyembah TUHAN yaitu ALLAH, bahasa simbolisnya adalah BAPA. BAPA adalah TUHANNYA yesus........... BAPA=ALLAH, disini udah terang benderang bahwa yesus bukan TUHAN.... tobat.
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Yoh. 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yoh. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Mat. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa(TUHAN/ALLAH) di bumi ini, karena hanya satu Bapamu(TUHANMU/ALLAHMU), yaitu Dia yang di sorga.
Salam bro HT....
Ada pengertian yang tidak akan bro bisa tangkap, selama bro dalam kondisi psikologis ingin menyerang, bukan ingin memahami, memahami ajaran Yesus. dasar mengenai Yesus adalah Allah sendiri yang turun ke dunia saja, belum bro pahami. Dengan memperoleh pengertiain dasar yang benar, maka kebenaran lain akan terbuka satu demi satu, terang benderang.
JAdi untuk mengerti perlu suasana hati yang INGIN MEMAHAMI, bukan INGIN MENYERANG. Selama niat kita menyerang maka, kita tidak akan mampu memahami.
Banyak bro muslim yang menyatakan ajaran Yesus ini aneh, ya secara logika dunia memang aneh karena sebenarnya adalah sesuatu yang Ilahi yang tidak mungkin bisa dipahami dengan logika dunia. Seperti kenapa Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pipi kanan kita untuk ditampar, bila pipi kiri kita ditampar? Gak masuk akal bro? Harusnya tangan si penampar dipotong saja kan? Kenapa juga Yesus mengampuni dan menyelamatkan wanita pendosa yang hendak dirajam, padahal jelas-jelas dia tertangkap basah berzina? Rajam aja sampai mati, bukan begitu logika keadilan dunia ini bro?
Tentu bukan jika kita mendapatkan pencerahan dari Yang MAHA Penyayang lagi Pengampun.
Salam bro
1. maaf bro pis.... anda pinter ngeles dan menghindar dr sesuatu yg gak bs anda jelaskan.... dan anda bener2 gak memahami ajaran yesus yg sebenarnya.....
Yoh. 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
mana penjelasan anda bung.....
2. yesus tdk pernah menghapus hukum yg udah ada ditaurat sebelumnya bro.... kristen cs aja gak ngerti dgn beybelnya sendiri yg udah diobok2 oleh paulus, anak murid paulus dan teolog2 gereja pengikut ajaran paulus....
Mat. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
tuh kata yesus: tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah... kalo orang bersalah boleh dihukum donk!!!!!!
Salam bro...
Anda memang benar-benar paham ajaran Yesus bro, sungguh luar biasa.
Selamat!
Salam
Jadi Pada Intinya???????????[/quote]
pada intinya yesus juga menyuruh menghukum orang yg bersalah bro.......[/quote]
Hm... Karena Dia Udah AGAK sadar ... apa salahnya kita bimbing.......
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Bukan tanpa keberatan tentunya:
1. "Hypotesa atau Teori"......tidak dapat dipakai sebagai "kebenaran" bukan?
2. Coba baca pernyataan berikut ini secara teliti:
Teori Big Bang Diragukan : Semesta Tak Memiliki Awal dan Akhir
bbcnews/AP/san
Apa yang bakal terjadi jika teori Big Bang itu ternyata salah" Bagaimana jika ternyata semesta tidak pernah memiliki awal dan akhir" Dua ahli fisika, yakni Paul Steinhardt dari Princeton University dan Neil Turok dari Cambridge University memunculkan pertanyaan ini lewat konsep baru yang mereka tawarkan.
Teori Big Bang, selama beberapa dekade, dipercaya memberikan penjelasan paling masuk akal tentang kelahiran alam semesta. Teori ini menerangkan bahwa semesta lahir sekitar 14 miliar tahun lalu lewat dentuman besar entitas zat dan energi.
Segera setelah ledakan pertama tersebut, semesta meluas dengan cepat, dalam sebuah fenomena yang disebut para astronom sebagai inflasi. Proses perluasan semesta berlanjut dengan periode sangat singkat dan pendinginan sangat cepat, diikuti dengan ekpansi yang lebih tenang. Big Bang menjadi awal pembentukan ruang dan waktu.
Tapi model tersebut, dalam kaca mata Steinhardt dan Turok, memiliki beberapa kekurangan. Model tersebut tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang dan menjelaskan hasil akhir dari semesta.
Akhir Teori Big Bang
Steinhardt dan Turok dari Cambridge, dalam laporan di jurnal Science, menguraikan bahwa Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir.
Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan kesimpulan mengada-ada. Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung bukan dalam miliar tapi triliunan tahun.
"Waktu tidak mesti memiliki awal," ujar Steinhardt dalam wawancara telepon dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan semesta yang ada saat ini.
Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai "energi gelap".
Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri dari energi biasa dan "energi gelap", tapi juga "spesies ketiga". "Kami melihat rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen materi biasa," ujar Steinhardt.
Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang dan planet, termasuk bumi.
Sementara percepatan ekspansi didorong oleh "energi gelap" yang menyatukan sejumlah zat dan energi. "Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang mendominasi semesta," ujar Steinhardt.
Dentuman besar muncul ketika "energi gelap" mengubah karakter ini. Dengan alasan inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak menerima argumen bahwa Big Bang merupakan penyebab kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi.
Penulis kosmologi Marcus Chown Concedes mengakui pembuktian model semesta memang rumit. Ia bahkan mengatakan sejarah semesta adalah sejarah kesalahan kita sebagai manusia.
Karena kita hendak menyelidiki materi yang luar biasa besar, sementara kita hanya bisa duduk di sebuah planet kecil yang menjadi bagian dari materi tersebut. [http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1130601964]
3. Teori big bang, tentu saja menyanggah klaim bahwa Allah adalah pencipta semesta
4.Coba baca potongan artikel dari http://www.faithfreedom.frihost.net/wiki/Ali_Sina_vs_Muhammad_Al_Assadi_4 berikut ini:
QS 41:10. IA menciptakan pada bumi, gunung2 yg berdiri tegak dan memberikan rahmatNya pada bumi, dan mengukur hal2 didalamnya dan memberikan mereka makanan menurut proporsi masing2, dalam 4 hari, sesuai dgn kebutuhan mereka.
QS 41:11 IA menciptakan langit, yang tadinya sbg asap: Ia mengatakan kepadanya dan kpd bumi: "Bersatulah kalian, dgn kemauan atau tidak." Mereka mengatakan, "Kami bersatu, dalam kemauan patuh."
QS 41:12 Jadi Ia menyelesaikan (langit) dlm 7 lapisan dalam 2 hari, dan ia memberi tugas pada langit. dan Kami menghias lapisan langit bawah dgn sinar (bintang2) ... Demikian keputusanNya, yang Maha Kuasa dan Maha Tahu.
Nah, jelas disini bahwa Muhamad mengatakan; hal pertama yg diciptakan Allah adalah BUMI (dlm 2 hari). Lalu diatas Bumi IA menciptakan gunung dan tumbuh2an dan binatang. Ini memakan waktu 4 hari. “Lalu”, artinya pada hari terakhir, setelah kesemuanya diatas itu diciptakan, Allah menciptakan langit.
Inikah caranya alam semesta dibentuk ? Menurut surah2 diatas, penciptaan dunia dimulai dgn penciptaan BUMI. Begitu Bumi selesai, diisi dgn flora fauna, dan hanya SETELAH ITU Allah menciptakan langit. Setiap anak SD yg tidak dicekoki nonsens Islam tahu bahwa yang ada terlebih dahulu adalah ALAM SEMESTA dan BUKAN BUMI !
Alam semesta diperkirakan berusia 13 sampai 14 billion milyar tahun. Bumi hanya berumur 4.5 billion tahun. Organisme pertama yg timbul adalah 3.5 milyar tahun yg lalu. Walaupun mahluk bertubuh lunak timbul 3 milyar tahun lalu, fossil binatang tertua hanya berusia 600 juta tahun. ...
Saat alam semesta masih dlm bentuk gas, yaitu 13 milyar tahun lalu, TIDAK ADA BUMI dan tidak ada mahluk diatas planet bumi. Cerita2 ttg evolusi/penciptaan alam semesta dlm Quran bersifat anakronis dan memalukan. Tidak ada sedikitpun kemiripan dgn apa yg dikatakan sains. Setiap aspek didalamnya S A L A H.
Surah 4.12 malah melanjutkan teori penciptaan yg aneh ini. Dikatakan, Allah menyelesaikan ke 7 lapisan langit dalam 2 hari. (Lihatlah bahwa Muhamad sering lupa bahwa Quran seharusnya di-dikte Allah dan menggunakan kata "IA" dan bukan "Saya" alias Allah yg bicara).
Tujuh langit dari mana ? Mana ada 7 langit ? Ini absurd ! Lihatlah artikel saya http://www.faithfreedom.org/Articles/sina40712.htm ttg lapisan langit dan Shooting Stars http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/shooting_stars.htm. Jawaban saya ada disana.
Lalu Muhamad mengatakan Allah menghias lapisan langit bawah dgn “sinar2” (bintang2). l Ini hanya cerita anak2 (fairytales). Ini bukan pernyataan sains, tidak sedikitpun mengandung sains. Kalau memang asap yg dimaksudkan Muhamad adalah gas2 yg membentuk alam semesta, bgm anda kemudian bisa menjelaskan omong kosong Quran selanjutnya dibawah ini ?
Kami hanya perlu membuktikan satu kesalahan : bahwa Quran bukan berasal dari Tuhan. Nah, SATU kesalahan ini saja sudah membutkikan bahwa Allah bisa berbuat salah. Padahal Allah (Tuhan) seharusnya bebas dari segala kesalahan. Kalau ada SATU kesalahan-pun dalam seluruh Quran, jelas ini bukan kitab dari Tuhan. Namun, bukannya satu melainkan ratusan kesalahan ditemukan dalam Quran. Dan anda masih juga mencoba2 mencari mukjizat dalam Quran dan mencoba menafsirkan kembali surah2 guna menegaskan kepercayaan anda. Anda juga sengaja melewatkan kesalahan2 yang menganga dalam Quran.
Bayangan Muhamad ttg penciptaan alam semesta tidak berbeda dgn teori2 orang2 jamannya atau jaman sebelumnya. Cerita2 ini persis spt yg terdapat dalam Injil dan cerita2 rakyat (folklore) rakyat Sumeria, Babylon dan Kanaan. Mereka semua mengira langit terdiri dari 7 lapisan dan berbentuk kubah. Kata اسْتوَى (membangun, mendirikan, mengangkat) dalam surah ini menunjukkan bahwa Muhamad menyangka langit adalah kubah yg menutupi bumi.
Dlm Surah 13.2 dan 31.10 ia bahkan menyebut bahwa langit di-berdirikan/diangkat tanpa “tiang2 yg dapat anda lihat”.
Ini semua bukan sains. Pernyataan2 nabi anda ini didasarkan pada kepercayaan primitif orang2 jaman dulu. Sekarang anda ingin mengambil kata "asap" dan mengatakan disini Muhamad berbicara ttg keadaan asli alam semesta ? Sungguh memalukan.
Asal Mula Asap
Muhamad mengatakan bahwa langit berbentuk kubah ini berpucuk (pitched), semua diatas permukaan bumi spt asap. Ini bukan sains. Asal usul isapan jempol ini ditemukan dalam cerita2 Mesopotamia. Sudah saya ceritakan sebelumnya ttg dewa Marduk yg membunuh naga laut dan membelah tubuhnya dan mengangkat bagian tubuh atasnya shg menjadi langit. Ia kemudian mencantolkan bintang2, mengaturnya menjadi konstelasi zodiak dan menciptakan bulan "agar menjadi mahluk malam yg menandakan jumlah hari setiap bulan ... * Dgn cara ini Marduk membawa keteraturan dalam alam semesta. Marduk menciptakan 7 langit dan menempatkan satu dewa (planet2 yg berputar mengelilingi matahari disangka dewa dewi) pada masing2 lapisan. Sebelumnya semuanya tidak berbentuk dan dalam keadaan porak poranda.
Dewi Naga, Tiamat, mewakili keadaan alam semesta yg belum dijinakkan. Ia dikelilingi awan/asap/embun, lambang2 kekacauan.
(* Perhatikan bgm Muhamad menggunakan konsep ini utk menjawab pertanyaan orang yg menanyakannya ttg bulan. Katakan: Ini hanya utk menandakan waktu bagi pekerjaan manusia, dan bagi hijrah. 2.189)
Lalu Marduk membunuh Kingu, putera mbalelo dan terlibat incest dgn ibunya, Tiamat dan dgn darahnya ia menciptkaan umat manusia agar tunduk sbg budak pada dewa-dewi. (Perhatikan arti nama "Abdullah"; budak Allah)
Penggambaran Tiamat dikelilingi awan/asap. Awan adalah lambang keadaan morat marit (chaos).
[Dengarkan wahai Tiamat! Dan ketahuilah bahwa saya yg berbicara padamu telah memulihkan nyawamu. Pergilah kpd saudara2 pendahulumu dan katakan kpd mereka bahwa saya melihat wajah2 mereka dlm kematian. Dgn semua kekuatan of Cephalomancy saya mendapatkan visi masa depan dan saya melihat kematian. Ketahuilah bahwa kekuasaan Cthulhu akan menghabiskan semua dan semuanya akan mati tetapi tidak bermimpi. Tiamat menyerang tubuh Marduk dan ia menjadi spt asap dlm angin...
Inilah asap yg disebut2 Muhamad dan bukan gas yg menjadi asal usul alam semesta 13 milyar tahun yg lalu. Muhamad membungkus ulang cerita2 kaum berhala. Tidak ada satu hal ilmiah-pun dalam pernyataannya.
Muhamad adalah orang yg tidak sekolah dan bodoh (buta huruf). Pengetahuannya terbatas pada mitologi, legenda Arab dan cerita2 Injil. Dalam menyusun buku ceritanya sendiri, ia seenaknya menggunakan cerita2 ini. Sangat bodoh jika orang mencari2 arti bermakna dalam surah2 karangan orang bodoh macam itu.
Quran menganggap diri buku JELAS 5:15, dijelaskan secara mendetill 6:114, disampaikan secara jelas, 5:16, 10:15, MUDAH DIMENGERTI 44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40 DAN DIDALAMNYA TIDAK TERDAPAT KERAGUAN 2:1 Nah, bisakah kita menyebut surah2 41:9-12 JELAS ? Kecuali kalau anda minum narkoba, anda tidak dapat mengatakan bahwa asap yg disebut2 Muahamd adalah gas panas yg merupakan plasma primordial (bahan pembentuk) alam semesta.
Diantara semua “mukjizat sains” yg dikatakan Muslim ditemujkan dlm Quran, YANG MANA BISA DIANGGAP JELAS DAN MUDAH DIMENGERTI ? Kalau Allah, memang benar2 pencipta alam semesta ini dan tahu semuanya, TIDAK PERNAH DAPAT MENGATAKANNYA DGN JELAS, KECUALI PADA SAAT IA MEMERINTAHKAN PENGIKUTNYA UTK MENYERANG DAN MENJARAH KARAVAN ?? Mengapa ia tidak dapat megnatkan dgn jelas, contohnya: “Bumi bulat dan berputar mengelilingi matahari”, “Alam Semesta berumur 14 milyar tahun dan lahir akibat ledakan kosmik”, “Manusia dan semua mahluk adalah produk evolusi” atau “BIntang2 adalah matahari, seperti mataharimu sendiri tetapi lebih jauh jaraknya.” Ini yang namanya pernyataan JELAS, bukan gobbledygook yg dicoret2 dlm Quran. “Awan adalah kubah yg ditunjangi tiang2 tidak nampak", "bintang adalah hiasan yg tergantung dari lapisan langit bawah (spt lampu2 Christmas ?) dan bulan berada diatas mereka", "gunung2 adalah paku yg menjaga agar bumi tidak bergetar", atau omongan aneh macam ini. Ini bukan sains. Ini hanya kebodohan total.
Ada sajak Persia : Kau selalu dalam pikiran saya shg setiap kali saya meilhat orang datang dari kejauhan, saya sangka itu dirimu”. INILAH problem Muslim. Mereka begitu obses dgn Quran shg mereka melihat mukjizat dimana2 di Quran.
Contoh lagi: pernytaan 7 lapisan atmosfir yg dijelaskan oleh pakar meteorologi diramalkan dlm Quran. Pernyataan ini sebelumnya dibuat oleh Harun Yahya. Setelah saya menulis artikel ttg ke7 lapisan langit guna menunjukkan kesalahan pernyataan ini, ia menghilangkan saya dari situsnya. Namun beberapa situs Islam masih juga memuat artikel itu.
Semua “mukjizat sains” Quran adalah bohong dan telah dibuktikan. Tidak ada mukjizat sains dalam buku nonsens itu. Itu semua hanyalah karangan Muslim yg menafsirkan surah2 aneh dlm Quran sbg ilmiah dan mukzizat. Satu2nya mukjizat adalah kemampuan otak manusia utk mengarang.
Dan utk menjawab pertanyaan anda sekali lagi "bgm Muhamad bisa tahu" adalah is: "IA TIDAK TAHU".
Kalau saya mengatakan saya memiliki kekuatan magis yg bisa membuat diri saya terbang, SAYA HARUS BUKTIKAN DULU BAHWA SAYA MEMANG BISA TERBANG. Kalau saya tidak bisa membuktikannya, maka itu berati bahwsa saya hanya membual. Begitu juga dgn Quran. bUKANKAH aLQURAN [AYAT-AYAT DI ATAS MENENTANG TEORI BIG BANG?
5. Baca juga artikel berikut dari sumber yang sama:
Tidak ada berita gaib dalam Quran
Banyak bukti-bukti tentang ke ajaiban Quran kenyataannya dapat diperdebatkan, kerena pengetahuan yang dihadirkan sudah diketahui baik di Mediteranian dan Timur Tengah sejak berabad-abad sebelum Quran di tulis.
Karya-karya Yunani dikenal di dunia Arab dan Afrika Utara sejak seribu tahun sebelum Islam, dan Islam mulai menterjemahkan text-text Yunani ke bahasa Arab dalam satu abad penyerbuan militernya. Budaya Hellenis Yunani sejak lama tersebar dan mempengaruhi kepercayaan popular, bahkan di antara orang-orang yang buta huruf. Bahkan India sudah mengenal karya-karya astronomy pada abad pertama AD, dan secara parsial diterjemahkan ke bahasa kerajaan. Setiap orang yang kenal dengan sejarah penyerbuan Alexander Agung dan para penerusnya tahu bahwa orang-orang Yunani dan kebudayaan mereka dengan kuat berakar dan menyebar ke seluruh dunia kuno seperti Afganistan,Syria, Persia, Mesir bahkan Arab sendiri.
Quran sama sekali tidak menjelaskan cosmology modern, yang disebut Quran hanyalah teori bahwa alam semesta MELULU hanya terdiri dari langit dan bumi berikut aksesorisnya yaitu bintang-bintang dan rembulan. Quran sama sekali tidak menyebutkan bahwa bintang-bintang adalah matahari yang jumlahnya milyaran di alam semesta. Sains quran hanyalah representasi dari pandangan masyarakat kuno mengenai alam semesta.
Model kuno alam semesta menurut Homer dibawah ini, lebih cocok dengan pernyataan Quran yang menyebut alam semesta hanya terdiri dari langit dan bumi, dan kisah mengenai Dzul Qarnaen ke tempat matahari terbenam yang berupa lautan berlumpur hitam :
Quran 18:86
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka".
Juga pernyataan Quran mengenai 2 tempat terbit/tebenamnya matahari, cocok dengan konsep dunia kuno dari parallelogram Ephorus mengenai “summer setting/rising” dan “winter setting/rising”:
Quran 55:17
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
2. Prediksi Kosmology Quran salah
Muslim menyetakan bahwa Quran menunjukkan alam semesta berasal dari ‘material seperti gas’ (Surah 41:11). Ini adalah contoh pola “bukti” yang biasa disodorkan. Tapi ide-ide mengenai alam semesta bermula sebagai sejenis ‘pusaran gas’, ada dimana-mana di seluruh ideology Persia dan Yunani. Maka pernyataan Quran mengenai hal yang sama , sama sekali tidak mengejutkan. Filsuf-filsuf Yunani memperkirakan banyak detail-detail sains secara benar. Mereka mengantisipasi atom, system tata surya, evolusi, hukum thermodynamic, siklus hujan, dan itu tidak membuat mereka menjadi juru ramal supernatural.
Al Quran gagal untuk mengatakan tentang gas-gas yang spesifik, atau ada lebih dari satu (helium and hydrogen), atau hal-hal ilmiah lainnya yang bersifat spesifik, seperti mengapa dan bagaimana alam semesta berasal atau berkembang, tidak sebut mengenai hukum matematik atau ikatan-ikatan atau konstanta fisika. Oleh kerena itu Quran sama sekali tidak membuat pernyataan sains.
Alam semesta tidak dimulai sebagai sebuah gas. Bila teori Big-Bang benar, alam semesta mulai sebelum berbagai jenis materi eksis----ia mulai sebagai energy yang murni. Ia mengambil beberapa saat untuk terbentuknya berbagai materi, yang merupakan sebuah plasma bukan sebuah gas. Gas datang kemudian, sesudah plasma mendingin, dan gas-gas bukan satu-satunya, banyak massa energy pada saat itu, seperti sebelumnya, terdiri atas radiasi elektromagnetik –cahaya. Pada kenyataannya Quran gagal menyebutkan hal-hal itu atau menyebutkan berbagai informasi sains yang penting lainnya dengan tepat. Quran hanyalah membuat pernyataan metafisis samar-samar, dan itu bukan sains.
Sebenarnya ayat-ayat Quran itu tidak mengatakan “materi yang seperti gas.” Kata Arab yang digunakan adalah dukhan, “asap.” Ini di klaim sebagai analogy yang sempurna dari gas. Itu tidak benar. Asap dibuat dari abu, sebagian besar karbon, dan dihasilkan dari dari pembakaran (oksidasi), bukan pemadatan plasma. Asap tidak seperti hydrogen atau helium dipanaskan, maupun mengandung unsur-unsur massanya atau kandungan yang lain, bahkan tidak memiliki banyak kandungan umum dari sebuah gas. Dengan begitu ini adalah sebuah kata yang tidak tepat. Bahasa Arab tidak kekurangan perbendaharaan kata untuk dengan gampang mengatakan “udara panas” atau “gas panas mengembang di dalam ruang” atau apapun yang agak relevan dengan kebenaran. Sebagai ganti, penulis Quran malah memilih kata yang paling tidak akurat, “asap.” Bila engkau dapat mengubah arti sebuah kata sekehendak, dengan mengubah sebuah kata untuk “abu berbasis carbon” menjadi “ gas-gas dua asas,” maka engkau dapat mengubah arti kata-kata pada setiap buku manapun untuk membuktikan terori yang engkau inginkan.
Yang paling dipermasalahkan adalah kutipan yang dikutip di luar konteks, untuk menyembunyikan fakta bahwa seluruh bagian sesungguhnya dengan jelas dan bulat berkontradisksi dengan sains. Sains dalam Quran sepenuhnya salah, dan ini membuktikan bahwa sains dalam Quran berasal dari budaya pra-modern sesuai dengan tempat dan waktunya. Kedua fakta ini membuktikan bahwa Quran tidak mengandung prediksi ilmiah dan hanya produk imajinasi manusia saja. Perhatikan kutipan di bawah ini :
QS 41 : 9-12
[9] Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa (atau hari) dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam".
[10] Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
[11] Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
[12] Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Berulang-ulang Quran menyatakan Allah menciptakan segala sesuatu dalam enam hari (dalam terjemahan al Islam diganti dengan enam masa), sama halnya dengan yang dikatakan Bibel PL, dan di sini 6 hari dipecah menjadi 3 bagian , disusun menurut urutan waktu. Meskipun dicoba untuk mereinterpretasi kata hari (dengan istilah masa) supaya sesuai dengan pengetahuan sains , kita kesampingkan itu dan fokus dengan apa yang tidak dapat di bantah : urutan penciptaan yang dengan jelas diberikan di atas terlihat berkontradiksi dengan fakta sains. Ayat 41: 9 menyatakan dengan pasti bahwa bumi di ciptakan dalam “dua hari (atau masa),” dan dua hari pertama ada dalam daftar. Ayat 41:10 menjelaskan dua hari berikutnya, menyelesaikan “empat hari “ yang pertama, dimana gunun-gunung dan tanaman di buat. Maka, kita melihat sebuah urutan sementara dengan jelas : kerena gunung-gunung dan tumbuhan tidak dapat dibuat sebelum bumi dibuat, oleh sebab itu ayat 41:10 mengikuti 41:9 dalam urutan waktu, maka ini hanya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa 41:11 dan 41:12 meneruskan yang sebelumnya, yang , kerena satu langit tidak dapat dipisahkan menjadi 7 langit dan menghiasinya dengan bintang-bintang sebelum berbentuk sebagai asap.
Tetapi kemudian kita melihat pada ayat 41:11 menunjukkan konteks yang tidak dapat dibantah bahwa alam semesta eksis sebagai asap pada saat dimana bumi sudah eksis, kerena Alah “naik ke atas langit waktu masih berbentuk asap” dan berbicara kepadanya dan kepada bumi. Bumi eksis saat langit masih sebagai asap, atau kalimat ini tidak punya arti. Maka dapat disimpulkan bahwa Quran tidak mengatakan “ bahwa alam semesta berasal” dari asap, dan tentunya tidak ada teori sains yang mengatakan bahwa ketika alam semesta dalam keadaan berbentuk gas, pada saat yang bersamaan bumi sudah terbentuk ! Secara sains ini tidak mungkin : unsur-unsur yang membentuk bumi tidak eksis sampai gas-gas dipadatkan ke bintang-bintang, dan bintang-bintang meledak dan dipadatkan kembali melalui beberapa siklus, memunculkan unsur-unsur padat yang pada akhirnya memadat menjadi planet-planet mengelilingi bintang (matahari) yang baru.
Muslim biasanya mencoba menggunakan taktik untuk mengelabui dan memelintir bahasa melawan perasaan dan nalar, mengatakan bahwa kata yang diterjemakan sebagai “kemudian,” thumma, dalam ayat 41:11 dan 41:12 berarti “dan juga” atau “lagipula” sehingga tidak menunjukan urutan kejadian, maka ayat 41:9-12 hanyalah urutan waktu yang bersifat konsepsual . Tetapi argument ini salah, kerena thumma faktanya dapat berarti sebuah urutan waktu “kemudian,” dan sebagai mana kita lihat konteks membuat tidak ada tafsiran lain yang secara logis memadai. Namun di samping itu klaim bahwa alam semesta “dimulai” sebagai asap sama sekali tidak ada dalam Quran. Dengan mengabaikan sifat kronologis dalam ayat itu, muslim juga sebenarnya menolak klaimnya sendiri.
Penulis Quran hanyalah mengulangi urutan kejadian yang ada dalam Bibel. Variasinya cuman ada pada pemilihan waktu , Kejadian menyatakan bintang-bintang diciptakan pada hari yang ke 4, sedangkan Quran pada hari yang ke lima dan ke enam, dsb, tetapi kedua konsep itu jelas berhubungan. Lagipula, ayat 41:12 hanya mengulangi tahayul popular yang ditemukan pada dunia Yunani-Persia pada waktu itu yaitu: mithos 7 lapisan langit. Tentu saja “tujuh lapis langit” adalah pandangan yang keliru mengenai susunan tata surya bahkan menyiratkan geosentrisme, kerena “ ke tujuh lapis langit biasanya digambarkan dengan tujuh “planet” yang terluhat oleh mata telanjang, yaitu matahari, bulan, Mercury, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Waktu itu orang belum mengetahui adanya planet Uranus, Neptunus, atau Pluto.
Masalah 7 Lapis Langit
Dalam Timaeus ( http://en.wikipedia.org/wiki/Timaeus_(dialogue) ) dan Republic ( http://en.wikipedia.org/wiki/Republic } Plato berpendapat bahwa langit terdiri dari 7 lapis (sphere) yang masing-masing diwakili dengan 7 planet yang kelihatan :
Yang Ilahi.
Bintang tetap (tidak bergerak)
7. Saturn
6. Jupiter
5. Mars
4. Mercury
3. Venus
2. Matahari
1. Bulan
Bumi sebagai pusat alam semesta
Dan pada bagian lapis ke 8 tempatnya bintang-bintang tetap atau fixed stars. Di atasnya tempat bersemayamnya Tuhan. Konsep Plato ini mempengaruhi pemikiran Yahudi, tapi Yahudi yang menganggap angka 7 adalah angka keramat lebih memilih 7 lapis langit dan menempatkan bintang-bintang pada bagian lapisan yang paling bawah atau rakia. Yahudi tetap setia kepada Bibel yang mengatakan bahwa diluar alam semesta adalah air, dan dibawah bumi adalah alam kubur, maka lahirlah konsep cosmology Yahudi yang mengatakan bahwa langit terdiri dari 7 lapis dan dilapisan paling atas adalah air dan diatasnya lagi adalah tahta Ilahi.
Kutipan dari Talmud Tract Hagiga
http://www.sacred-texts.com/jud/t03/hgg03.htm
Resh Lakish berkata, mereka (langit) ada tujuh, yaitu : Vilon, Rakhia, Shchakim, Zbul, Maon, Makhon, Araboth. Vilon tidak ada kegunaan apapun selain ini , ia muncul di pagi hari dan pergi di petang hari, dan memperbaharui setiap hari karya penciptaan. Rakia adalah yang tempat kedudukan matahari dan bulan, bintang-bintang dan gugus bintang. Shchakim adalah tempat baru gerinda berdiri dan menggerinda manna (makanan surgawi) untuk orang-orang kudus. Zbul adalah tempat dimana Jerusalem Surgawai dan Kuil, altar dibangun di sana, dan malaikat Michael pangeran agung berdiri dan mempersembahkan di atasnya suatu persembahan. Maon adalah tempat kelompok malaikat-malaikat yang melayani Allah, yang melantunkan nyanyian Nya di malam hari dan diam di siang hari demi kemuliaan Israel…… Makhon adalah tempat d perbendaharaan salju,………………………………………………………. Araboth (langit ke 7) adalah dimana kebajikan dan penghakiman dan rahmat, harta-harta karun kehidupan dan damai dan berkat, dan jiwa-jiwa orang kudus dan jiwa-jiwa yang akan diciptakan……………malaikat-malaikat yang melayani…………. tahta kemuliaan, dan sang Raja, Tuhan yang Hidup, tinggi dan ditinggikan, duduk diatas mereka di antara awan-awan, dan kegelapan dan awan dan kegelapan pekat mengelilinginya [/b].
Konsep cosmology Yahudi itu sama dengan konsep cosmology Quran.
QS 42 :12 Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Abu Dawud, Book 40, Number 470
Diriwayatkan Al Abbas ibn AbdulMuttalib:
Aku duduk di al Batha dengan para sahabat, dan diantaranya adalah Rasul Allah sendiri yang sedang duduk, ketika awan lewat di atas mereka, Rasul melihat ke atas dan berkata : ‘Kamu sebut apa ini ?’ Mereka berkata :’ Sahab’. Rasul berkata : ‘dan Munz ?’ Mereka berkata : ‘dan Muzn ‘. Rasul berkata :’. Dan anan ?’ Mereka berkata : ‘dan anan’. Abu dawud berkata : ‘saya tidak sungguh –sungguh yakin mengenai kata anan’. Rasul berkata :’ kamu tahu jarak antara langit dan bumi?’. Mereka menjawab :’kami tidak tahu’. Rasul kemudian berkata : ‘ Jarak antara mereka adalah 71, 72, atau 73 tahun (perjalanan onta). Langit yang di atasnya mempunyai jarak yang sama. Di atas surga ke 7 adalah lautan. Jarak antara permukaan dan dasarnya adalah sama seperti jarak antara satu lapis langit dengan lapis yang berikutnya. Kemuadian Allah yang disucikan dan di agungkan, ada di atasnya.
Sahih al Bukhari 4.414:
Diriwayatkan Imran bin Husain:
Dia (Rasulullah) berkata, “Pertama dari semuanya, tidak ada apapun kecuali Allah dan (kemudian di menciptakan tahtaNya) tahtaNya di atas air, dan dia menulis segala sesuatu dalam Al Kitab dan menciptakan Langit dan Bumi.”…………………………………..
Al Bukhari 4, no 429 (Isra Miraj)
Di riwayatkan oleh Malik bin Sasaa:
‘Kemudian kami naik ke langit ke 7 dan kembali pertanyaan dan jawaban yang sama diucapkan seperti pada langit yang sebelumnya. Di sini aku bertemu dan menyambut Abraham yang berkata,’Engkau disambut o anak dan seorang nabi.’ udian aku melihat Al-Bait-al-Ma'mur (Rumah Allah). Aku menanyakan Jibril mengenai ini dan dia berkata, ini adalah Al Bait-ul-Ma'mur dimana 70.000 malaikat mengerjakan shalat tiap hari.
jADI, KOSMOLOGI YANG DIKEMBANGKAN OLEH aLQURAN BERTENTANGAN DENGAN PANDANAGN MODERN
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 8866
Registration date : 2010-09-16
Muslim Membantah Bulan Terbelah
[/quote] beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
[/quote]
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
Bulan Pernah Terbelah? Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja.!
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT+3, Malabar = GMT+5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: +19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2+1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
[/quote]
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
Bulan Pernah Terbelah? Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja.!
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT+3, Malabar = GMT+5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: +19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2+1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Akal Budi Islam- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3445
Reputation : 16
Points : 8866
Registration date : 2010-09-16
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
[quote="Akal Budi Islam"]
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??
Akal Budi Islam wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
SABTU, APRIL 16, 2011 AKAL BUDI ISLAM NO COMMENTS
Bulan Pernah Terbelah?
Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja. [klik]
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT 3, Malabar = GMT 5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: 19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2 1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??
Thawaf
dalam makna asalnya berarti mengelilingi sesuatu. Dalam pengertian
syariat, thawaf adalah salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi
ka'bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat
penting sekali. Dan selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak
thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang
yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk
yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (hadits hasan riwayat
Baihaqi).
Apakah makna dibalik thawaf? Di dalam Alquran dan
hadits tidak dijelaskan makna berkeliling di sekitar ka'bah itu. Tetapi
ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya.
Kalau kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga
dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam
tulisan ini bagaimana alam pun berthawaf sebagai bentuk ketaatan
kepada-Nya.
Ketaatan Makhluk
Pada awal
penciptaan alam semesta, Allah mengambil "janji" langit dan bumi dalam
bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat:9-12.
Katakanlah,
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Allah itulah)
Rabb semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh, memberkahinya, dan menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni-)nya dalam empat masa. (Itulah jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menyempurnakan langit, (ketika) itu masih berupa
kabut. Dia berkata kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian dengan taat
atau terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang dengan taat". Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Untuk memahami "janji" langit dan bumi tersebut,
perlu juga difahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan.
Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di
dalam Al-Qur-an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri enam tahapan
proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Masa pertama
dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi
asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam
semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang
generasi pertama.
Masa yang ke dua adalah pembentukan
bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas
antarbintang, Q. S. 41:11). Masa ke tiga dan ke empat dalam penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses
pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ke tiga penciptaan
alam semesta. Proto-bumi ('bayi' bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa
pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa ke
empat.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat
kehidupan merupakan masa ke lima proses penciptaan alam. Atmosfer yang
ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri,
sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk
bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya)
diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio
Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air
di bumi, sekitar 0.0002.
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai
dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh- tumbuhan merupakan masa ke enam
dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Semua proses alami itu yang seolah-olah
berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah.
Tanpa tawar menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itu "janji" alam
ketika Allah menciptakannya.
Benda-benda langit ditentukan
urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet
lainnya serta komet dan asteorid (planet kecil) mengelilingi matahari.
Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Semua tunduk
pada aturan-Nya.
Demikian juga segala proses alami di bumi
berjalan sesuai aturan-Nya. Bumi berotasi yang menghasilkan fenomena
malam dan siang. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Air mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Semuanya taat mengikuti ketentuan Allah sesuai janji pada saat
penciptaannya.
Alam berthawaf
Thawafnya alam semesta adalah
bentuk ketaatan yang paling nyata. Hal ini akan tampak jelas mulai dari
proses pembentukan bintang dan planet-planet sampai pada skala galaksi.
Penelitian
astronomi menunjukkan banyak bintang bermassa kecil (hampir massa
matahari) masih dalam proses pembentukan. Bagian intinya membentuk
embrio bintang yang dikelilingi piringan debu dan gas. Hasil pengamatan
itu didukung model teoritik berdasarkan perhitungan fisika.
Menurut
telaah teoritik, pembentukan bintang bermula dari kontraksi (pemadatan)
debu dan gas (dukhan) secara lambat akibat gaya gravitasinya sendiri
sambil berotasi. Gas dan debu berthawaf mengelilingi inti pemadatan yang
akhirnya nanti akan menjadi bakal bintang.
Akibat rotasi itu,
debu dan gas itu tidak semuanya memadat ke intinya, tetapi sebagian
membentuk piringan di sekitar intinya yang juga terus berotasi. Embrio
bintang dan piringan masih diselubungi oleh debu yang amat tebal
sehingga tidak terlihat dari luar. Hanya pancaran sinar inframerah yang
dapat diamati.
Dalam proses selanjutnya, embrio bintang
berkembang menjadi bintang muda yang didalam intinya mulai terjadi
reaksi nuklir. Bintang muda itu kemudian memancarkan partikel-partikel
halusnya yang disebut angin bintang. Ini dimulai dari arah kutubnya
selanjutnya ke arah ekuatornya. Dengan itu pula proses pemadatan
berhenti dan selubung debunya mulai tersibak. Yang tersisa adalah
piringan gas dan debu di sekitar bintang muda tersebut.
Sisa
piringan gas dan debu itu disebut nebula proto-planet, karena di
piringan itulah kemudian terbentuk planet-planet. Bintang (termasuk
matahari) dan piringan debunya selanjutnya memasuki masa pembentukan
planet-planetnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa nebula
proto-planet mula-mula berdiameter sekitar 20 SA (SA = Satuan Astronomi,
jarak bumi-matahari) ketika pemadatan berhenti, belum seluas tata surya
kita sekarang (berdiameter lebih dari 50.000 SA). Kemudian nebula
proto- planet melebar yang disertai dengan proses pendinginan.
Proses
pendinginan nebula proto-planet menyebabkan terjadinya penggumpalan gas
dan debu. Senyawa yang mula-mula berkondensasi adalah besi dan silikat.
Di bagian luar tata nebula proto-planet yang temperaturnya lebih
rendah, es air juga ikut berkondensasi. Teori yang kini dianggap kuat
menyatakan bahwa planet-planet berasal dari penggumpalan itu yang
disebut planetesimal.
Bumi dan planet-planet dekat matahari
lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) hanya terbentuk dari materi padat
yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan
Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal
besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu
menangkap gas, terutama Hidrogen dan Helium. Planetesimal kecil yang
tidak membentuk planet atau pecah akibat tumbukan sesamanya tersisa
sebagai komet, asteroid, dan meteoroid.
Thawafnya dukhan pada
penciptaan matahari dan anggotanya masih tampak pada rotasi matahari
yang berperiode 27 hari dan peredaran planet-planet mengitari matahari.
Matahari
dan dan bintang-bintang pun tidak diam di tempat. Semua anggota galaksi
bima sakti, yang jumlahnya ratusan milyar bintang juga berthawaf
mengitari pusat galaksi. Matahari dan anggota tata suryanya berthawaf
mengitari pusat galaksi sekali dalam 200 juta tahun dengan kecepatan
sekitar 200-300 km per detik.
Bagaimana cara thawaf
makhluk-makhluk lainnya di atas bumi? Tumbuhan dan binatang juga
berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena
gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya. Malah kita
merasakannya seolah-olah benda-benda langit yang mengelilingi kita, yang
tampak dalam proses terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
Thawafnya Manusia
Secara
jasmani, manusia merupakan bagian dari alam yang pada awal
penciptaannya, telah berjanji akan taat kepada-Nya. Maka manusia pun
turut dalam proses alam. Termasuk berthawaf bersama tumbuhan dan
binatang mengitari poros bumi, walau kadang-kadang tidak menyadarinya.
Secara
ruhani, pada awal penciptaan di alam rahim, diri manusia pun telah
berjanji untuk taat mengakui Allah sebagai Rabb, Tuhan pencipta dan
pemeliharanya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Q.S. 7:172).
Pada hari perhitungan kelak,
yang mesti dipertanggungjawabkan manusia bukanlah dimensi jasmaninya,
tetapi dimensi ruhaninya. Karena jasmani manusia sebenarnya telah taat
kepada ketentuan Allah. Ketika terpeleset, jasmani manusia akan jatuh
tertarik gravitasi bumi. Ketika terkena wabah penyakit, jasmani manusia
bisa rusak. Ketika mati, jasmani manusia pun akan hancur dalam proses
pembusukan. Itulah contoh ketaatan jasmani manusia.
Secara ruhani
manusia berpotensi untuk ingkar janji, karena adanya nafsu. Ketaatan
berdasarkan pengakuan Allah sebagai penciptanya yang pernah
dijanjikannya sering terlupakan.
Haji sebagai puncak ibadah
mengingatkan akan janji awal manusia untuk taat, sebagai mana alam
semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada-Nya. Dalam ibadah haji,
thawaf bisa mengingatkan jiwa manusia untuk taat kepada Allah
sebagaimana alam pun taat pada penciptanya.
Tujuh kali
mengelilingi ka'bah bisa bermakna proses yang terus menerus tiada henti
sebagaimana thawafnya alam semesta. Di dalam Alqur'an ungkapan 'tujuh'
atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung.
Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Perumpamaan yang diberikan Allah seperti menanam sebutir benih
menghasilkan tujuh tangkai berisi masing-masing seratus butir.
Demikian
juga perumpamaan tak terbatasnya Kalimat Allah yang tak mungkin dapat
dituliskan walaupun semua pohon jadi pena dan lautan jadi tintanya dan
di tambah tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman:27). Ungkapan tujuh langit pun
bisa bermakna seluruh benda langit yang tak terhitung jumlahnya.
Bagi
diri manusia, pelaksanaan thawaf tujuh kali merupakan simbol ketaatan
dirinya seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti.
Tetapi, bila dilihat sebagai kelompok, manusia yang berthawaf silih
berganti tiada henti akan tampak seperti miniatur anggota tata surya
yang sedang mengitari matahari. Atau seperti bintang-bintang yang sedang
mengitari pusat galaksi.
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
Assalamualaikum wr. wb
pabusacilat- RED MEMBERS
- Number of posts : 20
Reputation : 0
Points : 4788
Registration date : 2011-04-18
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
[quote="BOTELHEM"]
Salam bro...
Di trit ini kan kita membahas kebenaran islam yang katanya MUTLAK. Sesuatu yang MUTLAK itu adalah yang diterima sebagai kebenaran secara Universal, sperti halnya matahari terbit di timur setiap pagi, tidak perlu diperdebatkan karena MUTLAK.
Jadi kalo benar hak-hal yang diungkapkan di awal trit ini memiliki kebenaran yang MUTLAK, maka sudah pasti semua orang di dunia ini sudah jadi islam (apalagi para ilmuwan yang pinter-pinter itu), lha wong MUTLAK kok, kayak terbitnya matahari..he he
Salam MUTLAK
Akal Budi Islam wrote:Akal Budi Islam wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
SABTU, APRIL 16, 2011 AKAL BUDI ISLAM NO COMMENTS
Bulan Pernah Terbelah?
Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja. [klik]
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT 3, Malabar = GMT 5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: 19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2 1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??Thawaf
dalam makna asalnya berarti mengelilingi sesuatu. Dalam pengertian
syariat, thawaf adalah salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi
ka'bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat
penting sekali. Dan selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak
thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang
yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk
yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (hadits hasan riwayat
Baihaqi).
Apakah makna dibalik thawaf? Di dalam Alquran dan
hadits tidak dijelaskan makna berkeliling di sekitar ka'bah itu. Tetapi
ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya.
Kalau kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga
dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam
tulisan ini bagaimana alam pun berthawaf sebagai bentuk ketaatan
kepada-Nya.
Ketaatan Makhluk
Pada awal
penciptaan alam semesta, Allah mengambil "janji" langit dan bumi dalam
bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat:9-12.
Katakanlah,
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Allah itulah)
Rabb semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh, memberkahinya, dan menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni-)nya dalam empat masa. (Itulah jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menyempurnakan langit, (ketika) itu masih berupa
kabut. Dia berkata kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian dengan taat
atau terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang dengan taat". Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Untuk memahami "janji" langit dan bumi tersebut,
perlu juga difahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan.
Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di
dalam Al-Qur-an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri enam tahapan
proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Masa pertama
dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi
asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam
semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang
generasi pertama.
Masa yang ke dua adalah pembentukan
bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas
antarbintang, Q. S. 41:11). Masa ke tiga dan ke empat dalam penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses
pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ke tiga penciptaan
alam semesta. Proto-bumi ('bayi' bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa
pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa ke
empat.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat
kehidupan merupakan masa ke lima proses penciptaan alam. Atmosfer yang
ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri,
sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk
bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya)
diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio
Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air
di bumi, sekitar 0.0002.
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai
dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh- tumbuhan merupakan masa ke enam
dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Semua proses alami itu yang seolah-olah
berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah.
Tanpa tawar menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itu "janji" alam
ketika Allah menciptakannya.
Benda-benda langit ditentukan
urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet
lainnya serta komet dan asteorid (planet kecil) mengelilingi matahari.
Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Semua tunduk
pada aturan-Nya.
Demikian juga segala proses alami di bumi
berjalan sesuai aturan-Nya. Bumi berotasi yang menghasilkan fenomena
malam dan siang. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Air mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Semuanya taat mengikuti ketentuan Allah sesuai janji pada saat
penciptaannya.
Alam berthawaf
Thawafnya alam semesta adalah
bentuk ketaatan yang paling nyata. Hal ini akan tampak jelas mulai dari
proses pembentukan bintang dan planet-planet sampai pada skala galaksi.
Penelitian
astronomi menunjukkan banyak bintang bermassa kecil (hampir massa
matahari) masih dalam proses pembentukan. Bagian intinya membentuk
embrio bintang yang dikelilingi piringan debu dan gas. Hasil pengamatan
itu didukung model teoritik berdasarkan perhitungan fisika.
Menurut
telaah teoritik, pembentukan bintang bermula dari kontraksi (pemadatan)
debu dan gas (dukhan) secara lambat akibat gaya gravitasinya sendiri
sambil berotasi. Gas dan debu berthawaf mengelilingi inti pemadatan yang
akhirnya nanti akan menjadi bakal bintang.
Akibat rotasi itu,
debu dan gas itu tidak semuanya memadat ke intinya, tetapi sebagian
membentuk piringan di sekitar intinya yang juga terus berotasi. Embrio
bintang dan piringan masih diselubungi oleh debu yang amat tebal
sehingga tidak terlihat dari luar. Hanya pancaran sinar inframerah yang
dapat diamati.
Dalam proses selanjutnya, embrio bintang
berkembang menjadi bintang muda yang didalam intinya mulai terjadi
reaksi nuklir. Bintang muda itu kemudian memancarkan partikel-partikel
halusnya yang disebut angin bintang. Ini dimulai dari arah kutubnya
selanjutnya ke arah ekuatornya. Dengan itu pula proses pemadatan
berhenti dan selubung debunya mulai tersibak. Yang tersisa adalah
piringan gas dan debu di sekitar bintang muda tersebut.
Sisa
piringan gas dan debu itu disebut nebula proto-planet, karena di
piringan itulah kemudian terbentuk planet-planet. Bintang (termasuk
matahari) dan piringan debunya selanjutnya memasuki masa pembentukan
planet-planetnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa nebula
proto-planet mula-mula berdiameter sekitar 20 SA (SA = Satuan Astronomi,
jarak bumi-matahari) ketika pemadatan berhenti, belum seluas tata surya
kita sekarang (berdiameter lebih dari 50.000 SA). Kemudian nebula
proto- planet melebar yang disertai dengan proses pendinginan.
Proses
pendinginan nebula proto-planet menyebabkan terjadinya penggumpalan gas
dan debu. Senyawa yang mula-mula berkondensasi adalah besi dan silikat.
Di bagian luar tata nebula proto-planet yang temperaturnya lebih
rendah, es air juga ikut berkondensasi. Teori yang kini dianggap kuat
menyatakan bahwa planet-planet berasal dari penggumpalan itu yang
disebut planetesimal.
Bumi dan planet-planet dekat matahari
lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) hanya terbentuk dari materi padat
yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan
Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal
besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu
menangkap gas, terutama Hidrogen dan Helium. Planetesimal kecil yang
tidak membentuk planet atau pecah akibat tumbukan sesamanya tersisa
sebagai komet, asteroid, dan meteoroid.
Thawafnya dukhan pada
penciptaan matahari dan anggotanya masih tampak pada rotasi matahari
yang berperiode 27 hari dan peredaran planet-planet mengitari matahari.
Matahari
dan dan bintang-bintang pun tidak diam di tempat. Semua anggota galaksi
bima sakti, yang jumlahnya ratusan milyar bintang juga berthawaf
mengitari pusat galaksi. Matahari dan anggota tata suryanya berthawaf
mengitari pusat galaksi sekali dalam 200 juta tahun dengan kecepatan
sekitar 200-300 km per detik.
Bagaimana cara thawaf
makhluk-makhluk lainnya di atas bumi? Tumbuhan dan binatang juga
berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena
gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya. Malah kita
merasakannya seolah-olah benda-benda langit yang mengelilingi kita, yang
tampak dalam proses terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
Thawafnya Manusia
Secara
jasmani, manusia merupakan bagian dari alam yang pada awal
penciptaannya, telah berjanji akan taat kepada-Nya. Maka manusia pun
turut dalam proses alam. Termasuk berthawaf bersama tumbuhan dan
binatang mengitari poros bumi, walau kadang-kadang tidak menyadarinya.
Secara
ruhani, pada awal penciptaan di alam rahim, diri manusia pun telah
berjanji untuk taat mengakui Allah sebagai Rabb, Tuhan pencipta dan
pemeliharanya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Q.S. 7:172).
Pada hari perhitungan kelak,
yang mesti dipertanggungjawabkan manusia bukanlah dimensi jasmaninya,
tetapi dimensi ruhaninya. Karena jasmani manusia sebenarnya telah taat
kepada ketentuan Allah. Ketika terpeleset, jasmani manusia akan jatuh
tertarik gravitasi bumi. Ketika terkena wabah penyakit, jasmani manusia
bisa rusak. Ketika mati, jasmani manusia pun akan hancur dalam proses
pembusukan. Itulah contoh ketaatan jasmani manusia.
Secara ruhani
manusia berpotensi untuk ingkar janji, karena adanya nafsu. Ketaatan
berdasarkan pengakuan Allah sebagai penciptanya yang pernah
dijanjikannya sering terlupakan.
Haji sebagai puncak ibadah
mengingatkan akan janji awal manusia untuk taat, sebagai mana alam
semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada-Nya. Dalam ibadah haji,
thawaf bisa mengingatkan jiwa manusia untuk taat kepada Allah
sebagaimana alam pun taat pada penciptanya.
Tujuh kali
mengelilingi ka'bah bisa bermakna proses yang terus menerus tiada henti
sebagaimana thawafnya alam semesta. Di dalam Alqur'an ungkapan 'tujuh'
atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung.
Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Perumpamaan yang diberikan Allah seperti menanam sebutir benih
menghasilkan tujuh tangkai berisi masing-masing seratus butir.
Demikian
juga perumpamaan tak terbatasnya Kalimat Allah yang tak mungkin dapat
dituliskan walaupun semua pohon jadi pena dan lautan jadi tintanya dan
di tambah tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman:27). Ungkapan tujuh langit pun
bisa bermakna seluruh benda langit yang tak terhitung jumlahnya.
Bagi
diri manusia, pelaksanaan thawaf tujuh kali merupakan simbol ketaatan
dirinya seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti.
Tetapi, bila dilihat sebagai kelompok, manusia yang berthawaf silih
berganti tiada henti akan tampak seperti miniatur anggota tata surya
yang sedang mengitari matahari. Atau seperti bintang-bintang yang sedang
mengitari pusat galaksi.
Salam bro...
Di trit ini kan kita membahas kebenaran islam yang katanya MUTLAK. Sesuatu yang MUTLAK itu adalah yang diterima sebagai kebenaran secara Universal, sperti halnya matahari terbit di timur setiap pagi, tidak perlu diperdebatkan karena MUTLAK.
Jadi kalo benar hak-hal yang diungkapkan di awal trit ini memiliki kebenaran yang MUTLAK, maka sudah pasti semua orang di dunia ini sudah jadi islam (apalagi para ilmuwan yang pinter-pinter itu), lha wong MUTLAK kok, kayak terbitnya matahari..he he
Salam MUTLAK
Piss- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6863
Registration date : 2011-03-29
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
[quote="Piss"]
salam bejat.....
otak anda memang mulak baganya...
jika saja ajaran Yesus yang shahih tidak diotak atik oleh Paulus DKK, tidak mungkin jadi seperti ini.....
salam....
BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Akal Budi Islam wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
SABTU, APRIL 16, 2011 AKAL BUDI ISLAM NO COMMENTS
Bulan Pernah Terbelah?
Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja. [klik]
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT 3, Malabar = GMT 5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: 19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2 1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??Thawaf
dalam makna asalnya berarti mengelilingi sesuatu. Dalam pengertian
syariat, thawaf adalah salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi
ka'bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat
penting sekali. Dan selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak
thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang
yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk
yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (hadits hasan riwayat
Baihaqi).
Apakah makna dibalik thawaf? Di dalam Alquran dan
hadits tidak dijelaskan makna berkeliling di sekitar ka'bah itu. Tetapi
ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya.
Kalau kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga
dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam
tulisan ini bagaimana alam pun berthawaf sebagai bentuk ketaatan
kepada-Nya.
Ketaatan Makhluk
Pada awal
penciptaan alam semesta, Allah mengambil "janji" langit dan bumi dalam
bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat:9-12.
Katakanlah,
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Allah itulah)
Rabb semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh, memberkahinya, dan menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni-)nya dalam empat masa. (Itulah jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menyempurnakan langit, (ketika) itu masih berupa
kabut. Dia berkata kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian dengan taat
atau terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang dengan taat". Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Untuk memahami "janji" langit dan bumi tersebut,
perlu juga difahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan.
Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di
dalam Al-Qur-an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri enam tahapan
proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Masa pertama
dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi
asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam
semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang
generasi pertama.
Masa yang ke dua adalah pembentukan
bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas
antarbintang, Q. S. 41:11). Masa ke tiga dan ke empat dalam penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses
pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ke tiga penciptaan
alam semesta. Proto-bumi ('bayi' bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa
pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa ke
empat.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat
kehidupan merupakan masa ke lima proses penciptaan alam. Atmosfer yang
ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri,
sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk
bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya)
diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio
Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air
di bumi, sekitar 0.0002.
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai
dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh- tumbuhan merupakan masa ke enam
dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Semua proses alami itu yang seolah-olah
berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah.
Tanpa tawar menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itu "janji" alam
ketika Allah menciptakannya.
Benda-benda langit ditentukan
urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet
lainnya serta komet dan asteorid (planet kecil) mengelilingi matahari.
Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Semua tunduk
pada aturan-Nya.
Demikian juga segala proses alami di bumi
berjalan sesuai aturan-Nya. Bumi berotasi yang menghasilkan fenomena
malam dan siang. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Air mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Semuanya taat mengikuti ketentuan Allah sesuai janji pada saat
penciptaannya.
Alam berthawaf
Thawafnya alam semesta adalah
bentuk ketaatan yang paling nyata. Hal ini akan tampak jelas mulai dari
proses pembentukan bintang dan planet-planet sampai pada skala galaksi.
Penelitian
astronomi menunjukkan banyak bintang bermassa kecil (hampir massa
matahari) masih dalam proses pembentukan. Bagian intinya membentuk
embrio bintang yang dikelilingi piringan debu dan gas. Hasil pengamatan
itu didukung model teoritik berdasarkan perhitungan fisika.
Menurut
telaah teoritik, pembentukan bintang bermula dari kontraksi (pemadatan)
debu dan gas (dukhan) secara lambat akibat gaya gravitasinya sendiri
sambil berotasi. Gas dan debu berthawaf mengelilingi inti pemadatan yang
akhirnya nanti akan menjadi bakal bintang.
Akibat rotasi itu,
debu dan gas itu tidak semuanya memadat ke intinya, tetapi sebagian
membentuk piringan di sekitar intinya yang juga terus berotasi. Embrio
bintang dan piringan masih diselubungi oleh debu yang amat tebal
sehingga tidak terlihat dari luar. Hanya pancaran sinar inframerah yang
dapat diamati.
Dalam proses selanjutnya, embrio bintang
berkembang menjadi bintang muda yang didalam intinya mulai terjadi
reaksi nuklir. Bintang muda itu kemudian memancarkan partikel-partikel
halusnya yang disebut angin bintang. Ini dimulai dari arah kutubnya
selanjutnya ke arah ekuatornya. Dengan itu pula proses pemadatan
berhenti dan selubung debunya mulai tersibak. Yang tersisa adalah
piringan gas dan debu di sekitar bintang muda tersebut.
Sisa
piringan gas dan debu itu disebut nebula proto-planet, karena di
piringan itulah kemudian terbentuk planet-planet. Bintang (termasuk
matahari) dan piringan debunya selanjutnya memasuki masa pembentukan
planet-planetnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa nebula
proto-planet mula-mula berdiameter sekitar 20 SA (SA = Satuan Astronomi,
jarak bumi-matahari) ketika pemadatan berhenti, belum seluas tata surya
kita sekarang (berdiameter lebih dari 50.000 SA). Kemudian nebula
proto- planet melebar yang disertai dengan proses pendinginan.
Proses
pendinginan nebula proto-planet menyebabkan terjadinya penggumpalan gas
dan debu. Senyawa yang mula-mula berkondensasi adalah besi dan silikat.
Di bagian luar tata nebula proto-planet yang temperaturnya lebih
rendah, es air juga ikut berkondensasi. Teori yang kini dianggap kuat
menyatakan bahwa planet-planet berasal dari penggumpalan itu yang
disebut planetesimal.
Bumi dan planet-planet dekat matahari
lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) hanya terbentuk dari materi padat
yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan
Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal
besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu
menangkap gas, terutama Hidrogen dan Helium. Planetesimal kecil yang
tidak membentuk planet atau pecah akibat tumbukan sesamanya tersisa
sebagai komet, asteroid, dan meteoroid.
Thawafnya dukhan pada
penciptaan matahari dan anggotanya masih tampak pada rotasi matahari
yang berperiode 27 hari dan peredaran planet-planet mengitari matahari.
Matahari
dan dan bintang-bintang pun tidak diam di tempat. Semua anggota galaksi
bima sakti, yang jumlahnya ratusan milyar bintang juga berthawaf
mengitari pusat galaksi. Matahari dan anggota tata suryanya berthawaf
mengitari pusat galaksi sekali dalam 200 juta tahun dengan kecepatan
sekitar 200-300 km per detik.
Bagaimana cara thawaf
makhluk-makhluk lainnya di atas bumi? Tumbuhan dan binatang juga
berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena
gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya. Malah kita
merasakannya seolah-olah benda-benda langit yang mengelilingi kita, yang
tampak dalam proses terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
Thawafnya Manusia
Secara
jasmani, manusia merupakan bagian dari alam yang pada awal
penciptaannya, telah berjanji akan taat kepada-Nya. Maka manusia pun
turut dalam proses alam. Termasuk berthawaf bersama tumbuhan dan
binatang mengitari poros bumi, walau kadang-kadang tidak menyadarinya.
Secara
ruhani, pada awal penciptaan di alam rahim, diri manusia pun telah
berjanji untuk taat mengakui Allah sebagai Rabb, Tuhan pencipta dan
pemeliharanya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Q.S. 7:172).
Pada hari perhitungan kelak,
yang mesti dipertanggungjawabkan manusia bukanlah dimensi jasmaninya,
tetapi dimensi ruhaninya. Karena jasmani manusia sebenarnya telah taat
kepada ketentuan Allah. Ketika terpeleset, jasmani manusia akan jatuh
tertarik gravitasi bumi. Ketika terkena wabah penyakit, jasmani manusia
bisa rusak. Ketika mati, jasmani manusia pun akan hancur dalam proses
pembusukan. Itulah contoh ketaatan jasmani manusia.
Secara ruhani
manusia berpotensi untuk ingkar janji, karena adanya nafsu. Ketaatan
berdasarkan pengakuan Allah sebagai penciptanya yang pernah
dijanjikannya sering terlupakan.
Haji sebagai puncak ibadah
mengingatkan akan janji awal manusia untuk taat, sebagai mana alam
semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada-Nya. Dalam ibadah haji,
thawaf bisa mengingatkan jiwa manusia untuk taat kepada Allah
sebagaimana alam pun taat pada penciptanya.
Tujuh kali
mengelilingi ka'bah bisa bermakna proses yang terus menerus tiada henti
sebagaimana thawafnya alam semesta. Di dalam Alqur'an ungkapan 'tujuh'
atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung.
Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Perumpamaan yang diberikan Allah seperti menanam sebutir benih
menghasilkan tujuh tangkai berisi masing-masing seratus butir.
Demikian
juga perumpamaan tak terbatasnya Kalimat Allah yang tak mungkin dapat
dituliskan walaupun semua pohon jadi pena dan lautan jadi tintanya dan
di tambah tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman:27). Ungkapan tujuh langit pun
bisa bermakna seluruh benda langit yang tak terhitung jumlahnya.
Bagi
diri manusia, pelaksanaan thawaf tujuh kali merupakan simbol ketaatan
dirinya seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti.
Tetapi, bila dilihat sebagai kelompok, manusia yang berthawaf silih
berganti tiada henti akan tampak seperti miniatur anggota tata surya
yang sedang mengitari matahari. Atau seperti bintang-bintang yang sedang
mengitari pusat galaksi.
Salam bro...
Di trit ini kan kita membahas kebenaran islam yang katanya MUTLAK. Sesuatu yang MUTLAK itu adalah yang diterima sebagai kebenaran secara Universal, sperti halnya matahari terbit di timur setiap pagi, tidak perlu diperdebatkan karena MUTLAK.
Jadi kalo benar hak-hal yang diungkapkan di awal trit ini memiliki kebenaran yang MUTLAK, maka sudah pasti semua orang di dunia ini sudah jadi islam (apalagi para ilmuwan yang pinter-pinter itu), lha wong MUTLAK kok, kayak terbitnya matahari..he he
Salam MUTLAK
salam bejat.....
otak anda memang mulak baganya...
jika saja ajaran Yesus yang shahih tidak diotak atik oleh Paulus DKK, tidak mungkin jadi seperti ini.....
salam....
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
[quote="Bejat"]
Ha ha..
Ndak salah bro...
sebenarnya ga jadi begini kalo
muhammad yang waktu itu dengar-dengar ajaran Yesus sekilas dari pamannya siti khadijjah, ga pengen cari kekuasaan lebih dengan mengklaim jadi nabi dan ngarang-ngarang quran..
Salam
Piss wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Akal Budi Islam wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
SABTU, APRIL 16, 2011 AKAL BUDI ISLAM NO COMMENTS
Bulan Pernah Terbelah?
Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja. [klik]
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT 3, Malabar = GMT 5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: 19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2 1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??Thawaf
dalam makna asalnya berarti mengelilingi sesuatu. Dalam pengertian
syariat, thawaf adalah salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi
ka'bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat
penting sekali. Dan selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak
thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang
yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk
yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (hadits hasan riwayat
Baihaqi).
Apakah makna dibalik thawaf? Di dalam Alquran dan
hadits tidak dijelaskan makna berkeliling di sekitar ka'bah itu. Tetapi
ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya.
Kalau kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga
dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam
tulisan ini bagaimana alam pun berthawaf sebagai bentuk ketaatan
kepada-Nya.
Ketaatan Makhluk
Pada awal
penciptaan alam semesta, Allah mengambil "janji" langit dan bumi dalam
bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat:9-12.
Katakanlah,
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Allah itulah)
Rabb semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh, memberkahinya, dan menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni-)nya dalam empat masa. (Itulah jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menyempurnakan langit, (ketika) itu masih berupa
kabut. Dia berkata kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian dengan taat
atau terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang dengan taat". Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Untuk memahami "janji" langit dan bumi tersebut,
perlu juga difahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan.
Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di
dalam Al-Qur-an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri enam tahapan
proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Masa pertama
dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi
asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam
semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang
generasi pertama.
Masa yang ke dua adalah pembentukan
bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas
antarbintang, Q. S. 41:11). Masa ke tiga dan ke empat dalam penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses
pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ke tiga penciptaan
alam semesta. Proto-bumi ('bayi' bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa
pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa ke
empat.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat
kehidupan merupakan masa ke lima proses penciptaan alam. Atmosfer yang
ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri,
sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk
bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya)
diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio
Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air
di bumi, sekitar 0.0002.
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai
dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh- tumbuhan merupakan masa ke enam
dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Semua proses alami itu yang seolah-olah
berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah.
Tanpa tawar menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itu "janji" alam
ketika Allah menciptakannya.
Benda-benda langit ditentukan
urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet
lainnya serta komet dan asteorid (planet kecil) mengelilingi matahari.
Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Semua tunduk
pada aturan-Nya.
Demikian juga segala proses alami di bumi
berjalan sesuai aturan-Nya. Bumi berotasi yang menghasilkan fenomena
malam dan siang. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Air mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Semuanya taat mengikuti ketentuan Allah sesuai janji pada saat
penciptaannya.
Alam berthawaf
Thawafnya alam semesta adalah
bentuk ketaatan yang paling nyata. Hal ini akan tampak jelas mulai dari
proses pembentukan bintang dan planet-planet sampai pada skala galaksi.
Penelitian
astronomi menunjukkan banyak bintang bermassa kecil (hampir massa
matahari) masih dalam proses pembentukan. Bagian intinya membentuk
embrio bintang yang dikelilingi piringan debu dan gas. Hasil pengamatan
itu didukung model teoritik berdasarkan perhitungan fisika.
Menurut
telaah teoritik, pembentukan bintang bermula dari kontraksi (pemadatan)
debu dan gas (dukhan) secara lambat akibat gaya gravitasinya sendiri
sambil berotasi. Gas dan debu berthawaf mengelilingi inti pemadatan yang
akhirnya nanti akan menjadi bakal bintang.
Akibat rotasi itu,
debu dan gas itu tidak semuanya memadat ke intinya, tetapi sebagian
membentuk piringan di sekitar intinya yang juga terus berotasi. Embrio
bintang dan piringan masih diselubungi oleh debu yang amat tebal
sehingga tidak terlihat dari luar. Hanya pancaran sinar inframerah yang
dapat diamati.
Dalam proses selanjutnya, embrio bintang
berkembang menjadi bintang muda yang didalam intinya mulai terjadi
reaksi nuklir. Bintang muda itu kemudian memancarkan partikel-partikel
halusnya yang disebut angin bintang. Ini dimulai dari arah kutubnya
selanjutnya ke arah ekuatornya. Dengan itu pula proses pemadatan
berhenti dan selubung debunya mulai tersibak. Yang tersisa adalah
piringan gas dan debu di sekitar bintang muda tersebut.
Sisa
piringan gas dan debu itu disebut nebula proto-planet, karena di
piringan itulah kemudian terbentuk planet-planet. Bintang (termasuk
matahari) dan piringan debunya selanjutnya memasuki masa pembentukan
planet-planetnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa nebula
proto-planet mula-mula berdiameter sekitar 20 SA (SA = Satuan Astronomi,
jarak bumi-matahari) ketika pemadatan berhenti, belum seluas tata surya
kita sekarang (berdiameter lebih dari 50.000 SA). Kemudian nebula
proto- planet melebar yang disertai dengan proses pendinginan.
Proses
pendinginan nebula proto-planet menyebabkan terjadinya penggumpalan gas
dan debu. Senyawa yang mula-mula berkondensasi adalah besi dan silikat.
Di bagian luar tata nebula proto-planet yang temperaturnya lebih
rendah, es air juga ikut berkondensasi. Teori yang kini dianggap kuat
menyatakan bahwa planet-planet berasal dari penggumpalan itu yang
disebut planetesimal.
Bumi dan planet-planet dekat matahari
lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) hanya terbentuk dari materi padat
yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan
Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal
besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu
menangkap gas, terutama Hidrogen dan Helium. Planetesimal kecil yang
tidak membentuk planet atau pecah akibat tumbukan sesamanya tersisa
sebagai komet, asteroid, dan meteoroid.
Thawafnya dukhan pada
penciptaan matahari dan anggotanya masih tampak pada rotasi matahari
yang berperiode 27 hari dan peredaran planet-planet mengitari matahari.
Matahari
dan dan bintang-bintang pun tidak diam di tempat. Semua anggota galaksi
bima sakti, yang jumlahnya ratusan milyar bintang juga berthawaf
mengitari pusat galaksi. Matahari dan anggota tata suryanya berthawaf
mengitari pusat galaksi sekali dalam 200 juta tahun dengan kecepatan
sekitar 200-300 km per detik.
Bagaimana cara thawaf
makhluk-makhluk lainnya di atas bumi? Tumbuhan dan binatang juga
berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena
gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya. Malah kita
merasakannya seolah-olah benda-benda langit yang mengelilingi kita, yang
tampak dalam proses terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
Thawafnya Manusia
Secara
jasmani, manusia merupakan bagian dari alam yang pada awal
penciptaannya, telah berjanji akan taat kepada-Nya. Maka manusia pun
turut dalam proses alam. Termasuk berthawaf bersama tumbuhan dan
binatang mengitari poros bumi, walau kadang-kadang tidak menyadarinya.
Secara
ruhani, pada awal penciptaan di alam rahim, diri manusia pun telah
berjanji untuk taat mengakui Allah sebagai Rabb, Tuhan pencipta dan
pemeliharanya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Q.S. 7:172).
Pada hari perhitungan kelak,
yang mesti dipertanggungjawabkan manusia bukanlah dimensi jasmaninya,
tetapi dimensi ruhaninya. Karena jasmani manusia sebenarnya telah taat
kepada ketentuan Allah. Ketika terpeleset, jasmani manusia akan jatuh
tertarik gravitasi bumi. Ketika terkena wabah penyakit, jasmani manusia
bisa rusak. Ketika mati, jasmani manusia pun akan hancur dalam proses
pembusukan. Itulah contoh ketaatan jasmani manusia.
Secara ruhani
manusia berpotensi untuk ingkar janji, karena adanya nafsu. Ketaatan
berdasarkan pengakuan Allah sebagai penciptanya yang pernah
dijanjikannya sering terlupakan.
Haji sebagai puncak ibadah
mengingatkan akan janji awal manusia untuk taat, sebagai mana alam
semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada-Nya. Dalam ibadah haji,
thawaf bisa mengingatkan jiwa manusia untuk taat kepada Allah
sebagaimana alam pun taat pada penciptanya.
Tujuh kali
mengelilingi ka'bah bisa bermakna proses yang terus menerus tiada henti
sebagaimana thawafnya alam semesta. Di dalam Alqur'an ungkapan 'tujuh'
atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung.
Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Perumpamaan yang diberikan Allah seperti menanam sebutir benih
menghasilkan tujuh tangkai berisi masing-masing seratus butir.
Demikian
juga perumpamaan tak terbatasnya Kalimat Allah yang tak mungkin dapat
dituliskan walaupun semua pohon jadi pena dan lautan jadi tintanya dan
di tambah tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman:27). Ungkapan tujuh langit pun
bisa bermakna seluruh benda langit yang tak terhitung jumlahnya.
Bagi
diri manusia, pelaksanaan thawaf tujuh kali merupakan simbol ketaatan
dirinya seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti.
Tetapi, bila dilihat sebagai kelompok, manusia yang berthawaf silih
berganti tiada henti akan tampak seperti miniatur anggota tata surya
yang sedang mengitari matahari. Atau seperti bintang-bintang yang sedang
mengitari pusat galaksi.
Salam bro...
Di trit ini kan kita membahas kebenaran islam yang katanya MUTLAK. Sesuatu yang MUTLAK itu adalah yang diterima sebagai kebenaran secara Universal, sperti halnya matahari terbit di timur setiap pagi, tidak perlu diperdebatkan karena MUTLAK.
Jadi kalo benar hak-hal yang diungkapkan di awal trit ini memiliki kebenaran yang MUTLAK, maka sudah pasti semua orang di dunia ini sudah jadi islam (apalagi para ilmuwan yang pinter-pinter itu), lha wong MUTLAK kok, kayak terbitnya matahari..he he
Salam MUTLAK
salam bejat.....
otak anda memang mulak baganya...
jika saja ajaran Yesus yang shahih tidak diotak atik oleh Paulus DKK, tidak mungkin jadi seperti ini.....
salam....
Ha ha..
Ndak salah bro...
sebenarnya ga jadi begini kalo
muhammad yang waktu itu dengar-dengar ajaran Yesus sekilas dari pamannya siti khadijjah, ga pengen cari kekuasaan lebih dengan mengklaim jadi nabi dan ngarang-ngarang quran..
Salam
Piss- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6863
Registration date : 2011-03-29
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
[quote="Piss"]
hm.. jika saja waktu itu Yesus sempat Menikah. pasti Para Pastor disini tidak ada yang membujang....
itulah alasan mengapa para pastor diDUNIA ini tidak punya istri.. tapi suster selalu menjadi korban....
Bejat wrote:Piss wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Akal Budi Islam wrote:BOTELHEM wrote:Akal Budi Islam wrote:Bejat wrote: 4. Qur'an tidak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan (Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.
Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
a. Ada banyak karya para flsuf yang sudah terbit sejak zaman pra islam. Ada banyak yang tidak bertentangan dengan akal dan fikiran manusia, juga tidak bertentangan dengan sejarah. Karya2 mereka tetap bertahan dan diminati hampir seluruh kaum terpelajar dan cendikia dan bahwa manusia pada umumnya. Namun, tak seorang pun mengklaim hal itu sebagai wahyu Awloh. Bertahannya sebuah buku dalam peredaran zaman tidak membuktikan bahwa buku itu datang dari Awloh.
b. Dua point yg Anda kemukakan adalah pernyataan NEGASI untuk membenarkan Islam, Islam, "tidak begini dan tidak begitu"
Tidak perlu mempertahankan Alquran dg pernyataan kosong. Alquran amat bertentangan dengan akal lsehat.
* Langit dan bumi berbicara kepada Allah [Surat 41.11] ".....Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
* Lihatlah Awloh yang begitu lemah dalam ayat2nya berikut ini:[33.72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,*Matahari tenggelam dalam laut yang berlumpur hitam [Surat 18.86] .
* Di sorga ada sungai (2:25)
* Banyak orang disesatkan Allah melalui perumpamaan (2:26)
*Allah menentukan seorang menjadi musuh bagi yang lainnya (2:36).
*Bani Israel dilebihkan atas segala umat (2:47)
*Allah menyuruh bunuh diri (2:54)
*Allah menyambar dengan halilintar orang yang ingin melihatNya (2:55)
*Orang Yahudi dan Nasrani mendapat pahala dari Tuhan mereka
*Orang yang melanggar hari Sabtu dijadikan kera oleh Allah (2:65)
*Memukul mayat dengan sebahagian anggota sapi betina (2:73)
* Bani Israil dilebihkan atas segala umat (2:122
*Haid adalah kotoran, dan jangan mendekati wanita yang haid (2:222)
Masih banyak mitos yg terkandung dalam Alquran Awloh ini
c. Islam bertentangan dengan sejarah
Anda pasti masih ingat bagaima sejarah Isra Miraj itu? Baca lagi [https://murtadinkafirun.forumotion.com/t774-isra-miraj-sejarah-dan-kejanggalan}
beberapa bukti KBENARAN AYAT-AYAT AL-QURAN yg beberapa juga menjadi sesuatu hal yg dilirik oleh PARA ILMUWAN DUNIA....
dan ADA baiknya dulu Mari sama-sama kita saksikan video berikut...
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau juga pernah LIHAT sungai bawah laut nggak..???
thx
dari Thread sebelah :
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t10233-mengetahui-kebenaran-al-qur-an#63695
Muslim Membantah Bulan Pernah Terbelah
SABTU, APRIL 16, 2011 AKAL BUDI ISLAM NO COMMENTS
Bulan Pernah Terbelah?
Sisa-sisa terbelahnya bulan pada masa lalu? Mungkin saja. [klik]
.
Pertanyaan itu datang dari beberapa sejawat yang 'katanya' pernah membaca sebuah artikel di Majalah Hidayatullah Edisi Januari 2007 lalu juga mendapatkan selebaran via email dan sempat beredar dari milis ke milis (saya juga sempat mendapatkannya). Beberapa blog sebenarnya sudah mengangkat juga masalah ini tapi saya merasa belum memperoleh jawaban yang memuaskan. .
Ini beberapa link itu :
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/12/01/bulan-terbelah-kita-dan-gugel/
http://fisan.wordpress.com/2006/10/09/scientific-bulan-pun-telah-terbelah/
http://www.yogyadalnet.web.id/index.php?p=ar&ik=1&amp;i=22
http://hairilabubakar.blogspot.com/2007/07/bulan-pernah-terbelah.html
http://karangan.wordpress.com/2007/01/24/bulan-pernah-membelah/
http://zamanku.blogspot.com/2006/02/betulkah-nabi-muhammad-pernah-membelah.html
dan masih banyak lagi..Sampai akhirnya saya temukan jawaban yang cukup ilmiah dari Anggota Pakar JAC sdr. Marufin Sudibyo dan Bapak T. Djamaluddin (Peneliti Astronomi Antariksa LAPAN Bandung) lewat personal webnya.
..
..
Mukjizat tak Harus Dijelaskan
.
Majalah internal LAPAN, FOKKAL Volume 7 Nomor 1 2007, memuat tulisan “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” yang diambil dari bebagai sumber. Saya kira sumber utama (termasuk gambar) dari internet, antara lain
http://sukmayana.blog.com/Moon/ dan http://www.aulia-e-hind.com/Prophet.htm.
.
Sebelumnya di beberapa milis yang saya ikuti, hal serupa pernah di-forward dan pernah saya tanggapi. Kini muncul di majalah internal LAPAN. Saya khawatir, bagi orang luar yang sempat membacanya, spekulasi bahwa bulan pernah terbelah secara fisik dianggap mendapat pembenaran karena dimuat di media terbitan LAPAN, lembaga yang terkait dengan riset antariksa. Karenanya saya perlu mengklarifikasinya.
.
Interpretasi gambar permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah dan kabar seolah-olah ada pakar antariksa dari Amerika Serikat yang pernah ke bulan membuktikannya, bukanlah interpertasi dan informasi yang benar. Lihatlah sumber gambar asli dan penjelasnnya di http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html. Tidak ada penjelasan bahwa itu bukti bulan telah terbelah dalam foto tersebut.
.
Gambar itu hanyalah salah satu kanal sempit (disebut rille) yang dinamakanAriadaeus Rille. Kanal seperti itu banyak terdapat di permukaan bulan dan bentuknya bermacam-macam, ada yang hampir lurus (seperti Ariadaeus Rilletersebut), ada juga yang berkelok-kelok (seperti Hadle Rille). Panjangnya bisa ratusan km, lebarnya beberapa kilometer, dan dalamnya bisa ratusan meter. Pembentukannya dari proses aktivitas geologis permukaan bulan, bukan karena celah bekas bulan terbelah. Jadi, anggapan bahwa kanal itu adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah sangat mengada-ada.
.
Benarkah bulan pernah terbelah? Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
.
Saya mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
.
Mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena dibuktikan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, tetapi kita tidak perlu mengkaji bagaimana mekanisme fisisnya. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan juga kita yakini terjadi, tanpa perlu mengkaji proses fisisnya, apalagi terlalu jauh berspekulasi menjelaskan dengan informasi ilmu pengetahuan yang keliru.
.
Salam,
T. Djamaluddin
(Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
.
.
Sementara Marufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM dan puluhan tahun menggeluti dunia astronomi amatir juga menjadi anggota Pakar di Jogja Astro Club menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasannya:
.
Shaqq Al Qomar dalam perspektif Astronomi
Mukjizat terbelahnya bulan (Shaqq Al Qamar)
Mukjizat terbelahnya Bulan (shaqq al-Qamar) pernah saya baca sekilas di satu buku kecil pas dulu kluyuran di Bandung. Namun bukunya ringkas sekali, meski lengkap dengan hadits2-nya tapi tidak jelas bagaimana status hadits itu dalam sanad dan matan-nya. Ringkasnya, ketika penduduk Makkah meminta agar Nabi SAW membelah Bulan, maka Nabi SAW dan penduduk Makkah naik ke Jabal Qubais (gunung batu di timur Makkah). emudian Nabi SAW mengacungkan telunjuknya ke Bulan, dan terbelah-lah sang Bulan. Separuh belahan Bulan bergerak ke kiri sementara separuhnya lagi bergerak kekanan, lalu bergerak lagi dan menyatu di tempat semula. Ini membuat penduduk Makkah demikian takjub meski sebagian dari mereka tetap saja dalam kekafirannya.
Fenomena ini teramati juga oleh sejumlah karavan dagang yang sedang dalam perjalanan ke Makkah, pun teramati di Malabar (India barat daya) oleh raja Chakrawati Farmas dan disebutnya sebagai "kabar dari langit" tentang tanda2 kenabian yang telah turun di Arab. Kini di lereng barat Jabal Qubais telahdidirikan sebuah mesjid kecil untuk mengenang peristiwa ini. Namun bagaimana 'nasib' mesjid kecil ini pasca perluasan istana Kerajaan Saudi di Makkah yang juga berlokasi di Jabal Qubais, saya belum tahu.
(Catatan : Jabal Qubais menurut cerita orang Arab dalah gunung tertua di Bumi.) Ini bukan sekedar dongeng. Tanah Arabia bagian Barat tempat kota Makkah berdiri adalah bagian dari Arabian Nubian Shield yang usianya sangat tua, dimana batuan metamorfikofiolit-nya terbentuk 870 juta tahun silam. Sementara mayoritas pegunungan di Bumi - kecuali Appalachia -umurnya kurang dari 300 juta tahun, yang terbentuk kala lempeng2 tektonik mulai eksis bersamaan dengan pembelahan superkontinen Pangea. Meski 50 km di utara Jabal Qubais terdapat "ujung" zona kelurusan Makkah-Madinah-Nufud yang menjadi tempat berdirinya vulkan rekahan Harrah Rahat nan gigantik dengan endapan lava alkali basaltiknya dan lahir 10 jutatahun silam, namun aliran lavanya tidaklah menjangkauwilayah Jeddah-Makkah-Thaif. Ini ditunjukkan oleh batuan dasar Makkah yang berupa batuan beku diorit, dan kemungkinan Jabal Qubais pun tersusun oleh diorit).
Estimasi Waktu dan Daya Pisah Mata
Mari mengestimasi dulu waktu terjadinya shaqq al-Qamar ini. Saat itu Nabi SAW belum berhijrah, maka shaqqal-Qamar terjadi beberapa waktu (bulan/tahun ?) sebelum Oktober 621 CE. Saat shaqq al-Qamar terjadi Nabi SAW dan penduduk Makkah berdiri di lereng Jabal Qubais yang menghadap ke Ka'bah, yakni lereng Barat, maka kemungkinan besar pandangan pun terarah ke Langit Barat sehingga azimuth Bulan saat itu berada dalam rentang 180° - 360° . Shaqq al-Qamar terjadi diwaktu malam, sebelum mayoritas penduduk Makkah tertidur namun selepas shalat Isya'. Awal Isya' di Makkah dalam setahun Julian berkisar antara pukul 19.00 - 20.30 Waktu Makkah. Maka dapat saja kita asumsikan shaqq al-Qamar terjadi jam 21.00 waktu setepat. Shaqq al-Qamar juga disaksikan di Malabar, yang beda waktu-nya 2,5 jam dibanding Makkah (Makkah = GMT 3, Malabar = GMT 5,5) maka di Malabar pada jam 23.30 waktu setempat tentunya Bulan pun belum terbenam.
Karena Raja Chakrawati beranggapan shaqq al-Qamar adalah kabar dari langit tentang kenabian yang telah turun di Arab, mari asumsikan "tradisi" astronomi zaman itu (mengambil analogi 'bintang' Betlehem yang menuntun orang2 Majusi ke tanah Palestina) masih berlaku, sehingga Bulan berada di arah Arabia jika dilihat dari Malabar, alias azimuth Bulan sejajar dengan busur Malabar-Makkah. Maka, menggunakan titik acuan kota Bhuj (23°17' LU - 69°40' BT) di wilayah Malabar/pantai barat India, bisa diestimasikan azimuth Bulan saat itu di sekitar 270°, atau persis diarah Barat setempat.
Menggunakan segala asumsi tadi, pemodelan2 sangat kasar lewat software MoonCalc v6.0 untuk Bhuj menunjukkan waktu terjadinya shaqq al-Qamar dapat dikerucutkan disekitar bulan Mei-Juni (tahunnya tidak diketahui, yang jelas pada range 609 - 621 CE), mengingat hanya pada saat2 itu Matahari (demikian juga Bulan) memiliki azimuth disekitar 270°. Untuk penanggalan qamariyah-nya, waktu mengerucut pada tanggal 5 - 8 ketika Bulan berada di kuartir pertamanya dengan fase setengah lingkaran, karena hanya pada rentang tanggal itu Bulan masih berada di langit Barat serta masih cukup tinggi untuk Makkah dan seluruh Semenanjung Arabia (sekitar 30°-40°), namun sudah rendah untuk Bhuj (sekitar 10°-15°).
Sekali lagi, ini hanya rekonstruksi teramat kasar. Kemampuan alat optik untuk melihat dua buah benda berjarak sangat jauh tetap terpisah bergantung pada Kriteria Rayleigh yang memiliki bentuk matematis berikut :
ALFA = (1,22 X LAMBDA)/D
Dengan alfa = dayapisah alat optik (radian), lambda = panjang gelombang cahaya yang digunakan (meter) dan d= diameter lensa/cermin utama alat optik (meter).
Untuk mata (d = 5 mm, sensitif pada lambda = 6.000Angstrom), alfa = 0,15 miliradian (0,5 menit busur). Sultan (Sultan, 2003) menyebut daya pisah ini berlaku di atmosfer dalam kondisi pencahayaan yang baik. Untuk amannya, lipatduakan saja nilai itu menjadi 0,3 miliradian (1'). Dengan jarak surface-to-surface Bumi-Bulan bervariasi dari 348.300 km (perigee) hingga 398.600 km (apogee), maka alfa =0,3 miliradian berkorelasi dengan benda sebesar 104 km (saat perigee) - 120 km (saat apogee) di permukaan Bulan.
Artinya, hanya benda2 bergaris tengah melebihi 120 km saja yang bisa terlihat oleh mata manusia (makac erita tentang Tembok Besar China nampak jelas dari Bulan dengan mata telanjang itu hanya mitos).
Sebagai pembanding, instrumen WFPC-2 (Wide Field Planetary Camera-2) di Hubble Space Telescope yang super sensitif pada cahaya Ultraviolet dekat 'hanya' bisa melihat benda sebesar 60 meter di permukaan Bulan. Dengan memperhitungkan batas daya pisah mata manusia ini maka ada beberapa kemungkinan fenomena yang jika dilihat dari Bumi mengesankan shaqq al-Qamar :
1. BULAN BENAR2 TERBELAH SECARA FISIK.
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
Para astronot Apollo memang menjumpai batuan basalt Bulan, breksi Bulan dan metamorf. Namun basalt dan breksi Bulan ini sudah cukup tua - produk vulkanisme berjuta tahun silam - sementara batuan metamorf-nya pun cukup tua juga dan malah menunjukkan ciri-ciri metamorfosis tekanan seperti yang umum dijumpai di kawah-kawah produk tumbukan benda langit. Sementara rille atau straight rimae - yang disebut-sebut sebagai jejak terbelahnya Bulan - itu tidaklah terkonsentrasi di area sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol Bulan, namun tersebar secara random. Memang terdapat rille sejajar garis bujur nol, yakni satu rille cukup panjang di Mare Nubium (belahan selatan) dan kompleks rille Ariadaeus yang lebih pendek (belahan utara). Namun keduanya terlokalisir disekitar equator saja, tidak memanjang hingga kutub-kutub Bulan. Maka sulit untuk mengatakan duarille ini sebagai jejak patahan kala Bulan terbelah.Lagipula, seandainya patahan ini ada, tentu wahanaantariksa semacam Clementine sudah bisa mendeteksinya sejak diluncurkan 1994 silam, karena bekas2 aktivitasgeologi Resen di Bulan senantiasa menghasilkan polafotometris (pada rasio UV/cahaya tampak maupun citra OMAT/Optical Maturity) yang lebih "biru".
Bisa saja memang jejak2 patahan di Bulan tersembunyi di balik debu tebal hasil pelapukan batuan Bulan, meski hal ini sulit dibayangkan karena aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Untuk mengetahui keberadaan patahan yang terkubur itu musti diketahui penampang melintang batuan Bulan hingga kedalaman beberapa km, yang bisa dibuat menggunakan bantuan gelombang gempa Bulan. Secara teknis hal inimemungkinkan, karena meski Bulan tidak memiliki lempeng tektonik dan vulkanisme-nya sudah mati, Bulan tergolong aktif secara seismik.
Sedikitnya terdapat empat tipe gempa Bulan, yakni gempa dalam (hiposentrum> 700 km) akibat gaya tidal, gempa tumbukan meteorit, gempa termal oleh pemuaian kerak Bulan saat terpanasi cahaya (Matahari setelah dua minggu tergelapkan dan terdinginkan) serta gempa2 dangkal (hiposentrum 20 -30 km) yang sumbernya belum jelas. Gempa2 ini saya kira bisa dimanfaatkan untuk tomographic imaging padabagian dalam Bulan, termasuk untuk mencari patahan itu.
.
2. BULAN "TERLIHAT" TERBELAH
Alternatif Pertama disebabkan oleh tumbukan benda langit (komet/asteroid) di Bulan, dimana ejecta-nya dihamburkan ke titik2 yang jauh dari kawah tumbukan dan membentuk endapan2 khas yang disebut "ray". Disini memang tidak terjadi pembelahan Bulan secara fisik, namun ray yang melintang di permukaan Bulan memberikan kesan luar biasa, karena lebih cerah dari lingkungan sekitarnya sehingga dari Bumi bisa terlihat seolah 'terbelah'. Agar tumbukan benda langit bisa menghasilkan ray sejajar ekuator Bulan, harus dipenuhi syarat berikut.
PERTAMA, titik tumbuknya harus di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT.KEDUA, diameter benda langititu harus cukup besar, sehingga lebar ray-nya (untuk diameter ejecta tertentu, anggaplah > 10 cm) mampu melebihi lebar minimum 120 km sementara panjangnya hampir menjangkau area pusat cakram Bulan (dilihat dari Bumi).KETIGA, dilihat dari titik tumbuk, benda langit tersebut datang dari ketinggian sangat rendah (oblique impact) sehingga bentuk kawah tumbukannya sangat eliptik seperti kawah2 tumbukan di Rio Cuarto, Argentina (Paillou dkk, 2004). Sejauh ini ada beberapa ray di Bulan dan yang fenomenal adalah ray di belahan selatan (panjangnya >1.000 km) yang bersumber dari kawah Tycho. Kawah ini terbentuk 109 juta tahun silam sehingga setting waktunya sulit dikaitkan dengan shaqq al-Qamar. Kawah termuda (untuk diameter > 10 km) yakni Giordano Bruno, kemungkinan terbentuk pada 1178 CE, namun diameternya 'hanya' 20 km sehingga lebar ray yang diproduksinya pun berkisar 20-an km saja, tidak melebihi 120 km. Didekat garis 90° BB dan 90° BT pada region ekuator memang dijumpai sejumlah kawah elliptik, namun usianya pun sudah sangat tua.
.
ALTERNATIF KEDUAdisebabkan Transit Meteor dengan Bulan dimana meteor nampak melintas di depan Bulan. Fenomena ini murni terjadi di atmosfer Bumi dan sangat jarang terjadi. Disini meteor itu harus memiliki apparent diameter minimum sebesar 1' (menit busur), maka kecemerlangannya harus melebihi terangnya Venus sehingga meteor itu adalah berupa fireball. Bila fireball-nya cukup banyak (sebagai storm), kolom udara yang dilintasinya akan terpanaskan hingga indeks biasnya berubah secara cepat dan terjadi aliran udara (akibat perbedaan temperatur) sehingga Bulan pun nampak 'bergerak-gerak' (analog dengan bintang yang nampak berkedip-kedip).
'Bergeraknya' Bulan bersamaan dengan 'terbelahnya' langit oleh kilatan cahaya amat terang, mungkin saja mendatangkan impresi luar biasa mengesankan bahwa Bulan sedang 'terbelah' (Withers, 2001). Fenomena transit antara fireball dengan Bulan hanya bisa disaksikan dalam area terbatas. Di luar area itu fireball dan Bulan memang masih terlihat, namun tidak berada di titik yang sama. Hal ini yang mungkin menyebabkan terbelahnya Bulan hanya bisa disaksikan di semenanjung Arabia dan Malabar semata, meski faktor ketinggian Bulan pun harus diperhitungkan. Dari mana asal fireball ini? Ini bisa diprediksi jika waktu terjadinya transit diketahui dengan pasti (yakni pada tanggal berapa, jam berapa dan terlihat darimana). Dari sini bisa diperoleh perkiraan elemen orbit meteoroidnya pada beragam kecepatan yang mungkin sehingga bisa dikerucutkan kira2 meteoroid itu bersumber dari mana, apakah dari sabuk asteroid, pecahan asteroid AAA maupun sisa komet. Secara kasar -tanpa melakukan analisis lebih jauh - fireball yang bertransit dengan Bulan dapat berupa meteor sporadik maupun shower. Ia juga bisa berasal dari batuan Bulan sendiri yang terlontarkan ke Bumi oleh peristiwa tumbukan benda langit. Dalam hal ini sebagian ejecta produk tumbukan harus memiliki kecepatan cukup tinggi (v>2,4 km/detik, kecepatan lepas untuk permukaan Bulan). Secara kasar ejecta2 itu membutuhkan waktu ± 1 minggu guna menempuh lintasan (elliptik) dari Bulan menuju Bumi. Agar bisa mengarahkan ejecta-nya ke Bumi, tumbukan itu harus oblique impact dan letak kawah tumbukannya harus di sisi jauh (farside) Bulan namun berdekatan dengan batas sisi dekat-sisi jauh Bulan, yakni di dekat garis bujur 90° BB atau 90° BT. Tumbukan harus memproduksi ejecta besar (diameter > 10 cm) cukup banyak dan bergerak dalam satu stream sehingga ketika memasuki atmosfer Bumi guyuran ejecta2 besar ini akan menjadi badai fireball.
Karena terbelahnya Bulan hanya teramati dalam satu malam dan itu pun dalam selang waktu cukup sempit (asumsikan sekitar setengah jam), maka lebar stream ejecta ini harus jauh lebih pendek dibanding stream sisa-sisa komet yang menjadi sumber shower periodik di Bumi, dan kondisi ini memang hanya bisa muncul ketika terjadi tumbukan benda langit diBulan (Mims dkk, 1982).
..
Analogi Kejadian 25 Juni 1178 CE
Beratus tahun pasca shaqq al-Qamar, peristiwa yang mirip dilaporkan teramati oleh lima orang biarawan di Canterbury (51°17' LU - 01°05' BT), Inggris. Pada hari Senin 25 Juni 1178 CE (semula disebut 18 Juni, namun belakangan diralat) sejam setelah sunset, lima biarawan yang sedang duduk2 di satu bangku dan memandang ke arah Bulan tiba2 melihat Bulan (sabit) itu 'terbelah' dua pada ujung 'tanduk' atas-nya sembari menyemburkan asap dan kilatan cahaya. KemudianBulan sabit itu nampak bergerak-gerak seperti ular terluka, lalu diam kembali. Fenomena selanjutnya ini berulang hingga puluhan kali. Hartung (Hartung, 1976) menganggap peristiwa itu adalah tampilan visual dari tumbukan benda langit di Bulan.
Dari laporan itu bisa diidentifikasi sumber kilatan api dan asap berada di sekitar koordinat 45°LU 90° BT Bulan. Sangat mengesankan bahwa didekatnya, yakni pada koordinat 36°LU 103°BT Bulan, terdapat kawah Giordano Bruno (diameter 22 km) yang sirkular dan tanpa endapan debu tipis didasarnya, menandakan kawah ini masih sangat muda. Holsaple (Holsaple, 1993, dalam Withers, 2001) menunjukkan kawah ini dibentuk oleh benda langit berdiameter 1 - 3 km yang jatuh dengan range kecepatan 5-70 km/detik sembari menyemburkan ejecta sedikitnya 10 juta ton. Kawah Giordano Bruno adalah salah satu kawah Bulan yang memiliki sistem ray, dengan ray terpanjang (±1.000 km, mengarah ke azimuth selenografis 237°) setara dengan ray kawah Tycho, dimana kawah terakhir ini jauh lebih besar. Belakangan Hartung (Hartung, 1993) mengaitkan ray ini dengan shower Corvid (muncul 25 Juni - 2 Juli 1937) yang tidak bisadikaitkan dengan komet manapun dan tidak pernah muncul sebelumnya. Teramat jarangnya kemunculan shower Corvidmenunjukkan ia diproduksi oleh sumber yang terbelah/terpecah di masa Resen.
Dengan memperhitungkan koordinat shower ini (RA : 12°, Dec: 19°) terhadap (hipotesis) waktu terbentuknya Kawah Giordano Bruno dan arah azimuth selenografis ray utama-nya, Hartung tiba pada kesimpulan bahwa ejecta dari Giordano Bruno-lah yang menjadi sumber meteoroid Corvid. Sifat tumbukan benda langit pembentuk Kawah Giordano Bruno adalah nyaris obliqe impact, datang dari azimuth selenografis 57° sehingga lontaran ejectanya dominan ke azimuth selenografis 237°. Eksperimen laboratorium oleh Gault dan Fechtig (Gaultdkk, 1963; Fechtig dkk, 1978, dalam Hartung, 1993) menunjukkan ejecta berkecepatan sangat tinggi (v>2,7 km/detik) mempunyai sudut elevasi hingga 60° terhadap horizon setempat dan inilah yang lepas ke angkasa dan menjadi meteoroid Corvid.
Sementara ejecta2 lambat (v<2,4>)
Sangat mengesankan bahwa di Korea pada 11 Oktober 1178 CE malam muncul badai meteor demikian intensif yang mengarah ke Barat namun hanya terjadi semalam saja. Badai meteor ini tak bisa dikaitkan dengan shower2 utama yang telah dikenal, sehingga Mims menyimpulkan badai meteor ini berasal dari ejecta2 berkecepatan rendah produk tumbukan Giordano Bruno. Hipotesis Hartung ini mendapat sanggahan dari Ninninger (Ninninger dkk, 1977). Sulit membayangkan tumbukan bisa dilihat dari Bumi karena diameter kawah Giordano Bruno jauh lebih kecil dibanding kawah Clavius (diameter 230 km) dan Copernicus (diameter 96 km), dimana dua kawah terakhir ini pun hanya bisa diidentifikasi dengan jelas lewat teleskop. Ninninger juga menyanggah pendapat Hartung yang menyebut dalam tumbukan Giordano Bruno sempat terbentuk atmosfer temporer dengan indeks bias "udara"-nya beragam yang berakibat pada derajat pembiasan cahaya yang berbeda-beda di tiap titik, sehingga Bulan nampak bergerak-gerak.
Menurut Ninninger, ketika tumbukan menghasilkan gas, lingkungan dingin di Bulan membuat gas itu segera menyublim menjadi partikel2 padat yang lalu jatuh bebas ke Bulan. Menurut Ninninger, apa yang terlihat di Canterbury itu lebih merupakan peristiwa transit meteor terhadap Bulan. Sanggahan kritis dan komprehensif datang dari Withers (Withers, 2001). Berdasarkan citra2 bidikan Clementine, kawah Giordano Bruno disimpulkan berusia jauh lebih tua dibanding 800 tahun menurut pola fotometris (padarasio UV/cahaya tampak dan instrumen OMAT) yang dibentuknya, sehingga sulit dikaitkan dengan kejadian di Canterbury kecuali proses erosi di Bulan berjalan jauh lebih cepat dibanding yang diketahui saat ini. Lewat persamaan Neukum dan Ivanov (1994, dalam Withers, 2001), kawah Bruno diestimasikan terbentuk 350 juta tahun silam. Sementara berdasarkan umur absolut meteorit ALHA 81005, kawah Bruno diduga terbentuk sekurangnya 10.000 tahun silam (Warren, 1994 dalam Withers, 2001), namun sejauh ini relasi antara kawah Bruno dengan meteorit ALHA 81005 adalah lemah(Ryder & Ostertag, 1983 dalam Withers, 2001).
Vickery dan Melosh (Vickery, 1987; Vickery & Melosh,1991 dalam Withers, 2001) menunjukkan diameter ejecta dari tumbukan Giordano Bruno yang bisa 'terbang' keangkasa berkisar 0,1 - 10 cm. Tidak ada ejecta yang lebih besar dari 10 cm yang sanggup mengatasi gravitasi Bulan. Dengan menganggap 10 juta ton ejecta Giordano Bruno 'diterbangkan' ke Bumi secara langsung dan diameter ejecta adalah uniform pada angka 10 cm maka seorang pengamat di Bumi akan menyaksikan sebuah storm sepanjang 1 minggu penuh dengan 50.000 meteor/jam bila pengamatan dilakukan sampai 30 derajat dari zenith.
Meteor2 ini memiliki magnitude rata2 1,7. Intensitas storm ini masih di bawah storm Leonid1966 yang demikian fenomenal itu, namun jauh di atasrata2 shower lainnya yang telah dikenal. Sehinggastorm Giordano Bruno seharusnya bisa dilihat olehbanyak penduduk Bumi di berbagai benua. Namun sejauhini, di tahun 1178 CE itu hanya ada catatan storm dariKorea saja (yakni pada bulan oktober), sementaraastronom2 Eropa, Arab, Cina dan Jepang yang rajinmencatat fenomena2 unik di langit tidaklah menyaksikanstorm. Ini yang membuat Withers menyimpulkan hipotesisterbentuknya kawah Giordano Bruno pada 25 Juni 1178 CEadalah lemah.
.
Epilog
Jika peristiwa shaqq al-Qamar dicoba diinterpretasikan dengan pembanding kejadian Canterbury 25 Juni 1178 CE, maka salah satu penjelasan yang logis adalah peristiwa transit meteor dengan Bulan. Tumbukan benda langit di Bulan tetap bisa diperhitungkan, karena mungkin saja tumbukan tersebut yang menjadi sumber bagi meteor2 yang kemudian menjalani transit dengan Bulan ketika dilihat dari daerah di antara Makkah dan Malabar. Jika hal itu yang terjadi, maka tumbukan tersebut harus menghasilkan kawah yang kecil (jauh lebih kecil dibanding Giordano Bruno) sehingga memproduksi ejecta yang terbatas dan ketika masuk ke atmosfer Bumi menghasilkan storm dalam rentang waktu yang pendek (tidak lebih dari satu hari). Sangat mengesankan, apabila hipotesis sumber meteoroid Corvid dari Hartung itu bisa dipercaya, menggunakan salah satu dari angka2 periode ulang shower yang diajukan Hartung (Hartung,1991) yakni 33 tahun dan tumbukan Giordano Brunoterjadi 10.000 tahun silam, maka kita mendapat kesan, selain pada Juni 1178 dan Juni 1932, shower Corvid ini juga bisa muncul pada bulan Juni 617 CE, hanya empat tahun sebelum Nabi SAW berhijrah.
Sementara menginterpretasikan shaqq al-Qamar dengan kejadian tumbukan benda langit itu sendiri, atau dengan terbelahnya Bulan secara nyata (sehingga menyisakan patahan nan panjang), sejauh ini, bukti2 nya lemah. Namun demikian tidak dapat langsung disimpulkan bahwa shaqq al-Qamar semata merupakan peristiwa transit meteor dengan Bulan. Ilmu itu dinamis. Dalam beberapa puluh tahun ke depan mungkin saja pengetahuan kita tentang Bulan akan sangat jauh berbeda dengan apa yang kita terima saat ini, dan saat itu interpretasi akan shaqq al-Qamar bisa jadi sudah lebih baik dibanding masa kini. Seperti pengalaman 1960-an silam. Ketika NASA mengarahkan Apollo-nya ke Bulan, pengetahuan tentang Bulan langsung melonjak berlipat tiga hanya dalam waktu sepuluh tahun dibanding pra-peluncuran Apollo, yang telah dikumpulkan dengan susah payah sejak masa Galileo.
Walaupun bukti-bukti secara empirik menunjukkan bahwa bulan pernah terbelah adalah lemah, saya sependapat dengan bapak DR. T. Djamaluddin dari LAPAN yang menyatakan bahwa kita mempercayai adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Tetapi itu tidak harus berarti secara fisik bulan terbelah. Bisa jadi, itu hanya fenomena di atmosfer bumi yang menyebabkan bulan tampak terbelah. Mukjizat memang tidak harus difahami dengan ilmu pengetahuan atau harus dicocokkan dengan logika ilmu pengetahuan. Mukjizat hanya cara menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kita harus menyakini adanya, tetapi tidak harus menalar bagaimana hal itu bisa terjadi.
Referensi :
Hartung. 1976. Was The Lunar Crater Giordano BrunoFormed on June 18, 1178? Lunar & Planetary Science(1976) p. 43.
Hartung. 1991. A Corvid Meteor Shower is Predicted for 2003 or 2006. Lunar and Planetary Science 22 (765)p.81.
Hartung. 1993. Corvid Meteoroids and A Giordano BrunoRay are Genetically Related. Lunar & Planetary Science 24 (1003) p.613 - 614.
NASA Science News. 2006. Moonquakes. NASA, Maret 2006.
Ninninger, et.al. 1977. Was The Formation of Lunar Crater Giordano Bruno Witnessed in 1178? Look Again. Meteoritics vol. 12 no. 1 (1977) p. 21 - 25.
Mims, et.al. 1982. Meteors from Giordano Bruno Ejecta. Lunar & Planetary Science 13 (1982) p. 520 - 521.
Paillou, et.al. 2004. Discovery of the Largest Impact Craterfield on Earth in the Gilf Kebir Region, Egypt. CR Geoscience 336 (2004) p. 1491 - 1500.
Sultan. 2003. Hijri Calendar & Lunar Visibility :Physical Approach. Amman : 3rd Islamic Astronomical Conference, Astronomical Applications in Islamic Shari'a, Oct 2003.
Withers. 2001. Meteor Storm Evidence Against The Recent Formation of Lunar Crater Giordano Bruno. Lunar& Planetary Science 32 (2001).
Wikipedia. Splitting of the Moon
http://en.wikipedia.org/wiki/splitting_of_the_moon.html
.
Salam:
Ma'rufin Sudibyo - Anggota Pakar Jogja Astro Club (JAC)
Rasul membelah bulan adlah salah satu Mukjizat-nya Rasul kala itu, dimana Rasul ingin membuktikan bahwa dirinya ialah seorang Rasul utusan Allah,..ngapain dipermasalhin sih...??
MUSTAHIL memang, namanya juga Mukjizat yg datangnya dari Allah,..
Yesus yang menghidupkan orang mati, mustahil juga kan (dalam pandangan manusia biasa)..??Thawaf
dalam makna asalnya berarti mengelilingi sesuatu. Dalam pengertian
syariat, thawaf adalah salah satu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi
ka'bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat
penting sekali. Dan selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak
thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang
yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk
yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (hadits hasan riwayat
Baihaqi).
Apakah makna dibalik thawaf? Di dalam Alquran dan
hadits tidak dijelaskan makna berkeliling di sekitar ka'bah itu. Tetapi
ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya.
Kalau kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga
dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam
tulisan ini bagaimana alam pun berthawaf sebagai bentuk ketaatan
kepada-Nya.
Ketaatan Makhluk
Pada awal
penciptaan alam semesta, Allah mengambil "janji" langit dan bumi dalam
bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat:9-12.
Katakanlah,
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Allah itulah)
Rabb semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh, memberkahinya, dan menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni-)nya dalam empat masa. (Itulah jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menyempurnakan langit, (ketika) itu masih berupa
kabut. Dia berkata kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian dengan taat
atau terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang dengan taat". Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Untuk memahami "janji" langit dan bumi tersebut,
perlu juga difahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan.
Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di
dalam Al-Qur-an (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri enam tahapan
proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Masa pertama
dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi
asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam
semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang
generasi pertama.
Masa yang ke dua adalah pembentukan
bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas
antarbintang, Q. S. 41:11). Masa ke tiga dan ke empat dalam penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses
pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai
dipancarkannya cahaya dan angin matahari itulah masa ke tiga penciptaan
alam semesta. Proto-bumi ('bayi' bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi yang menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa
pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa ke
empat.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat
kehidupan merupakan masa ke lima proses penciptaan alam. Atmosfer yang
ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri,
sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk
bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya)
diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio
Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air
di bumi, sekitar 0.0002.
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai
dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh- tumbuhan merupakan masa ke enam
dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Semua proses alami itu yang seolah-olah
berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah.
Tanpa tawar menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itu "janji" alam
ketika Allah menciptakannya.
Benda-benda langit ditentukan
urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet
lainnya serta komet dan asteorid (planet kecil) mengelilingi matahari.
Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Semua tunduk
pada aturan-Nya.
Demikian juga segala proses alami di bumi
berjalan sesuai aturan-Nya. Bumi berotasi yang menghasilkan fenomena
malam dan siang. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Air mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Semuanya taat mengikuti ketentuan Allah sesuai janji pada saat
penciptaannya.
Alam berthawaf
Thawafnya alam semesta adalah
bentuk ketaatan yang paling nyata. Hal ini akan tampak jelas mulai dari
proses pembentukan bintang dan planet-planet sampai pada skala galaksi.
Penelitian
astronomi menunjukkan banyak bintang bermassa kecil (hampir massa
matahari) masih dalam proses pembentukan. Bagian intinya membentuk
embrio bintang yang dikelilingi piringan debu dan gas. Hasil pengamatan
itu didukung model teoritik berdasarkan perhitungan fisika.
Menurut
telaah teoritik, pembentukan bintang bermula dari kontraksi (pemadatan)
debu dan gas (dukhan) secara lambat akibat gaya gravitasinya sendiri
sambil berotasi. Gas dan debu berthawaf mengelilingi inti pemadatan yang
akhirnya nanti akan menjadi bakal bintang.
Akibat rotasi itu,
debu dan gas itu tidak semuanya memadat ke intinya, tetapi sebagian
membentuk piringan di sekitar intinya yang juga terus berotasi. Embrio
bintang dan piringan masih diselubungi oleh debu yang amat tebal
sehingga tidak terlihat dari luar. Hanya pancaran sinar inframerah yang
dapat diamati.
Dalam proses selanjutnya, embrio bintang
berkembang menjadi bintang muda yang didalam intinya mulai terjadi
reaksi nuklir. Bintang muda itu kemudian memancarkan partikel-partikel
halusnya yang disebut angin bintang. Ini dimulai dari arah kutubnya
selanjutnya ke arah ekuatornya. Dengan itu pula proses pemadatan
berhenti dan selubung debunya mulai tersibak. Yang tersisa adalah
piringan gas dan debu di sekitar bintang muda tersebut.
Sisa
piringan gas dan debu itu disebut nebula proto-planet, karena di
piringan itulah kemudian terbentuk planet-planet. Bintang (termasuk
matahari) dan piringan debunya selanjutnya memasuki masa pembentukan
planet-planetnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa nebula
proto-planet mula-mula berdiameter sekitar 20 SA (SA = Satuan Astronomi,
jarak bumi-matahari) ketika pemadatan berhenti, belum seluas tata surya
kita sekarang (berdiameter lebih dari 50.000 SA). Kemudian nebula
proto- planet melebar yang disertai dengan proses pendinginan.
Proses
pendinginan nebula proto-planet menyebabkan terjadinya penggumpalan gas
dan debu. Senyawa yang mula-mula berkondensasi adalah besi dan silikat.
Di bagian luar tata nebula proto-planet yang temperaturnya lebih
rendah, es air juga ikut berkondensasi. Teori yang kini dianggap kuat
menyatakan bahwa planet-planet berasal dari penggumpalan itu yang
disebut planetesimal.
Bumi dan planet-planet dekat matahari
lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) hanya terbentuk dari materi padat
yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan
Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal
besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu
menangkap gas, terutama Hidrogen dan Helium. Planetesimal kecil yang
tidak membentuk planet atau pecah akibat tumbukan sesamanya tersisa
sebagai komet, asteroid, dan meteoroid.
Thawafnya dukhan pada
penciptaan matahari dan anggotanya masih tampak pada rotasi matahari
yang berperiode 27 hari dan peredaran planet-planet mengitari matahari.
Matahari
dan dan bintang-bintang pun tidak diam di tempat. Semua anggota galaksi
bima sakti, yang jumlahnya ratusan milyar bintang juga berthawaf
mengitari pusat galaksi. Matahari dan anggota tata suryanya berthawaf
mengitari pusat galaksi sekali dalam 200 juta tahun dengan kecepatan
sekitar 200-300 km per detik.
Bagaimana cara thawaf
makhluk-makhluk lainnya di atas bumi? Tumbuhan dan binatang juga
berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena
gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya. Malah kita
merasakannya seolah-olah benda-benda langit yang mengelilingi kita, yang
tampak dalam proses terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
Thawafnya Manusia
Secara
jasmani, manusia merupakan bagian dari alam yang pada awal
penciptaannya, telah berjanji akan taat kepada-Nya. Maka manusia pun
turut dalam proses alam. Termasuk berthawaf bersama tumbuhan dan
binatang mengitari poros bumi, walau kadang-kadang tidak menyadarinya.
Secara
ruhani, pada awal penciptaan di alam rahim, diri manusia pun telah
berjanji untuk taat mengakui Allah sebagai Rabb, Tuhan pencipta dan
pemeliharanya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Q.S. 7:172).
Pada hari perhitungan kelak,
yang mesti dipertanggungjawabkan manusia bukanlah dimensi jasmaninya,
tetapi dimensi ruhaninya. Karena jasmani manusia sebenarnya telah taat
kepada ketentuan Allah. Ketika terpeleset, jasmani manusia akan jatuh
tertarik gravitasi bumi. Ketika terkena wabah penyakit, jasmani manusia
bisa rusak. Ketika mati, jasmani manusia pun akan hancur dalam proses
pembusukan. Itulah contoh ketaatan jasmani manusia.
Secara ruhani
manusia berpotensi untuk ingkar janji, karena adanya nafsu. Ketaatan
berdasarkan pengakuan Allah sebagai penciptanya yang pernah
dijanjikannya sering terlupakan.
Haji sebagai puncak ibadah
mengingatkan akan janji awal manusia untuk taat, sebagai mana alam
semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada-Nya. Dalam ibadah haji,
thawaf bisa mengingatkan jiwa manusia untuk taat kepada Allah
sebagaimana alam pun taat pada penciptanya.
Tujuh kali
mengelilingi ka'bah bisa bermakna proses yang terus menerus tiada henti
sebagaimana thawafnya alam semesta. Di dalam Alqur'an ungkapan 'tujuh'
atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung.
Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Perumpamaan yang diberikan Allah seperti menanam sebutir benih
menghasilkan tujuh tangkai berisi masing-masing seratus butir.
Demikian
juga perumpamaan tak terbatasnya Kalimat Allah yang tak mungkin dapat
dituliskan walaupun semua pohon jadi pena dan lautan jadi tintanya dan
di tambah tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman:27). Ungkapan tujuh langit pun
bisa bermakna seluruh benda langit yang tak terhitung jumlahnya.
Bagi
diri manusia, pelaksanaan thawaf tujuh kali merupakan simbol ketaatan
dirinya seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti.
Tetapi, bila dilihat sebagai kelompok, manusia yang berthawaf silih
berganti tiada henti akan tampak seperti miniatur anggota tata surya
yang sedang mengitari matahari. Atau seperti bintang-bintang yang sedang
mengitari pusat galaksi.
Salam bro...
Di trit ini kan kita membahas kebenaran islam yang katanya MUTLAK. Sesuatu yang MUTLAK itu adalah yang diterima sebagai kebenaran secara Universal, sperti halnya matahari terbit di timur setiap pagi, tidak perlu diperdebatkan karena MUTLAK.
Jadi kalo benar hak-hal yang diungkapkan di awal trit ini memiliki kebenaran yang MUTLAK, maka sudah pasti semua orang di dunia ini sudah jadi islam (apalagi para ilmuwan yang pinter-pinter itu), lha wong MUTLAK kok, kayak terbitnya matahari..he he
Salam MUTLAK
salam bejat.....
otak anda memang mulak baganya...
jika saja ajaran Yesus yang shahih tidak diotak atik oleh Paulus DKK, tidak mungkin jadi seperti ini.....
salam....
Ha ha..
Ndak salah bro...
sebenarnya ga jadi begini kalo
muhammad yang waktu itu dengar-dengar ajaran Yesus sekilas dari pamannya siti khadijjah, ga pengen cari kekuasaan lebih dengan mengklaim jadi nabi dan ngarang-ngarang quran..
Salam
hm.. jika saja waktu itu Yesus sempat Menikah. pasti Para Pastor disini tidak ada yang membujang....
itulah alasan mengapa para pastor diDUNIA ini tidak punya istri.. tapi suster selalu menjadi korban....
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Re: 7 Kebenaran Islam Yang MUTLAK
sepi.....
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6754
Registration date : 2011-02-13
Page 2 of 2 • 1, 2
Similar topics
» TUJUH KEBENARAN ISLAM YANG MUTLAK.
» "101 KONTRADIKSI INJIL"..----> APAKAH INI YANG DINAMAKAN KITAB SUCI.???
» Hanya Orang Yang Ber iLmu saja yang Bisa mengatakan dan Mengakui Kebenaran Al-Qur'an
» "101 KONTRADIKSI INJIL"..----> APAKAH INI YANG DINAMAKAN KITAB SUCI.???
» Hanya Orang Yang Ber iLmu saja yang Bisa mengatakan dan Mengakui Kebenaran Al-Qur'an
Page 2 of 2
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN