MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 52 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 52 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

4 posters

Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by admin Tue 15 Feb 2011, 12:47 am


Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung
Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung 182199_200277949982571_200079123335787_756775_1167880_n


Taruhan ini diajukan oleh George H. Smith, pengarang buku “Atheism: The Case Against God”. Tulisan ini terangkum dalam naskah pidato yang disampaikannya pada 1979 di depan Society of Separationists.

Anda mungkin pernah mendengar taruhan Pascal (Pascal’s wager). Blaise Pascal adalah seorang matematikawan, filsuf dan teolog asal Perancis. Pascal pernah mengeluarkan pernyataan yang terkenal sebagai berikut:
“Akal tidak dapat membatalkan atau membuktikan eksistensi Tuhan. Anggap jika ateis benar, maka kita (orang Kristen) akan mati, tak ada yang terjadi, kita pun tidak akan rugi. Tapi jika Kristen (orang beragama lain) benar, orang yang tak percaya akan masuk neraka untuk selamanya. Jadi dilihat dari sini, memilih beragama akan lebih menguntungkan.”

Masalah pertama dari taruhan Pascal ini ada pada kepengecutan intelektual. Alih-alih mencari kebenaran, karena diliputi takut kemudian memilih bertindak aman untuk begitu saja percaya. Padahal percaya bukan sesuatu yang dapat diatur begitu saja. Orang yang tidak percaya peri tidak akan jadi percaya meskipun diancam. Pun jika percaya, itu hanya dimulut, tidak tulus, hanya sekedar mencari aman.

Itu sebab, saya menawarkan alternatif pengganti untuk taruhan Pascal. Taruhan ini saya sebut taruhan Smith (Smith’s wager). Berikut lengkapnya:

1. Eksistensi Tuhan mesti bisa dibuktikan oleh akal.
2. Dengan menggunakan cara berlogika yang konsisten, kita akan sampai pada simpulan bahwa kepercayaan atas Tuhan itu sama sekali tak berdasar dan harus ditolak.
Sekarang timbul pertanyaan, bagaimana jika akal ternyata salah? Akal memang kadang salah. Tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana jika ternyata Tuhan (Kristen) ada? Bukankah Dia akan memasukkan orang tak percaya dan orang beragama lain ke neraka?
Disinilah taruhan saya akan menjelaskannya. Anggap saja Anda seorang ateis. Kemungkinan apa yang akan menimpa Anda?

Kemungkinan pertama, ternyata Tuhan tidak eksis. Dalam kasus ini maka kematian akan menjadi akhir semuanya. Dengan menjadi ateis, Anda telah menjalani hidup dengan baik dan dengan pilihan yang benar.

Kemungkinan kedua, Tuhan ada, tapi Dia adalah Tuhan yang tidak peduli dengan urusan manusia. Dia adalah sejenis Tuhannya kaum Deis.


Tuhan tipe ini mungkin dulu menciptakan alam semesta, namun kemudian dibiarkanNya bekerja sendiri melalui hukum alam. Dalam kasus ini, jika Anda meninggal maka selesailah semuanya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Toh Dia tak peduli dengan urusan manusia.

Kemungkinan ketiga, anggap ternyata Tuhan eksis dan Dia peduli dengan urusan manusia, tapi Tuhan ini adalah Tuhan yang benar-benar adil.


Jika Dia adalah Tuhan yang adil, dia tidak akan menghukum manusia atas kesalahan jujurnya (kesalahan setelah mencari) apalagi jika orang ini tidak pernah berbuat jahat selama hidupnya.
Tuhan ‘jenis’ ini telah menciptakan manusia dengan dibekali akal untuk memahami dunia ini. Dia justru akan bangga pada manusia yang mampu menggunakan akalnya sebaik-baiknya. Meski manusia berbuat salah Dia akan tetap bangga, sebangga seorang ayah pada anaknya yang telah berusaha sebaik-baiknya, meski anak ini kadang juga berbuat salah.

Itu sebab, jika ternyata Tuhan yang adil ini eksis, kita seharusnya tidak perlu merasa takut. Tuhan seperti ini tidak akan menghukum kita untuk sebuah kesalahan jujur.

Berikutnya kemungkinan terakhir. Anggap ternyata Tuhan itu ada, dan Dia bukanlah Tuhan yang adil. Tuhan yang mudah mengirim manusia ke neraka untuk kesalahan-kesalahan jujur dan sepele.
Di hadapan Tuhan macam ini, orang-orang beragama (Islam, Kristen) merasa aman dalam keyakinan mereka. Meskipun pada kenyataannya keamanan itu sifatnya ekslusif, hanya mencakup pemeluk agama sejenis. Dan kita tidak pernah tahu Tuhan versi Islam, Kristen, atau Yahudi yang benar.

Tapi mari kita telaah lebih lanjut. Ketidakadilan dicirikan dengan perilaku yang tidak bisa ditebak. Jika ternyata yang eksis itu Tuhan yang tidak adil, yang mudah mengirim manusia ke neraka, lantas apa yang membuat orang beragama merasa aman? Tuhan seperti ini bisa melakukan apa saja sesukanya tanpa perlu mengindahkan prinsip-prinsip keadilan.


Jika Tuhan ini begitu tega memasukkan manusia yang tak percaya atau beda agama ke neraka, Anda tidak dapat mempercayaiNya akan selalu memegang kata-kataNya. Tuhan semacam ini adalah Tuhan yang sadistik, menikmati ritual penyiksaaan manusia.


Jadi siapapun tidak akan pernah aman dibawah perintah Tuhan yang tidak adil ini. Orang seagama, orang lain agama, orang tak percaya, semua sama-sama dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tidak ada yang punya posisi lebih baik.

Itu sebab, jika akan membuat taruhan, Anda juga harus menuruti apa yang dikatakan akal Anda bahwa ateisme adalah benar, karena siapapun tidak akan berada dalam posisi aman dibawah Tuhan yang tidak adil ini.


Maka berdasarkan ini semua saya juga akan mengajukan taruhan bahwa Anda seharusnya menempatkan taruhan pada akal dan menerima konsekuensi logis darinya, yaitu ateisme.


Jika Anda bertaruh pada ateisme, jika ternyata Tuhan tidak ada maka Anda benar; jika ternyata Tuhan ada tapi Dia tidak tertarik dengan urusan manusia maka Anda tidak akan kena siksa; jika ternyata Tuhan ada dan Dia Tuhan yang adil, Anda tidak perlu khawatir karena Anda telah menggunakan akal Anda dengan jujur; dan jika ternyata Tuhan ada dan Dia Tuhan yang tidak adil, Anda tentu akan khawatir, tapi begitu juga yang lainnya, termasuk para penganut agama.
Ateisme harus selalu dipertimbangkan sebagai sesuatu yang menghargai akal untuk mencapai kebenaran.
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8029
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Re: Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by hamba tuhan Tue 15 Feb 2011, 4:00 pm

Perjelaskan pertanyaannya bung admin.... sedikit aja dl tanggapan atas postingan admin

Jika seorang atheis bertanya : "Mengapa kamu percaya pada sesuatu yang tidak jelas bentuknya dan tidak pernah bisa dipahami keberadaannya?". Kita tahu ia sedang menyindir keyakinan kita pada Tuhan.

Kebanyakan orang akan berpikir bahwa teman kita itu telah menggunakan logikanya dengan benar. Demikianlah penggunaan akal sehat yang benar. Akalnya tidak salah. Tetapi, agama juga tidak salah. Lalu mana yang benar? Apakah agama dan akal memang tidak pernah akur? Segala sesuatu yang "logis" biasanya juga "bisa dipahami". Sekarang, kita akan membuktikan bahwa ada juga hal yang "logis" namun tidak bisa dipahami. Justru hal semacam ini tidaklah logis jika bisa dipahami.

Bingung? Bagus. Berarti Anda masih menyimak.
Kita tidak akan memberikan kritik pada agama-agama lain di dunia, karena apa pun keyakinan mereka adalah urusan mereka. Enam ayat dalam surah Al-Kaafiruun sudah sangat cukup untuk menggambarkan sikap seorang Muslim terhadap umat beragama lainnya. Akan tetapi, cukup bermanfaat jika kita mengingat fakta bahwa dari seluruh agama dan kepercayaan di dunia ini, Islamlah satu-satunya agama yang tidak memiliki gambaran fisik tentang Tuhan. Bahkan dalam sekte paling sesatnya sekalipun, tidak ditemui satu pun penggambaran sosok Tuhan. Inilah salah satu ciri khas Islam. Sungguh wajar jika kita menemukan larangan untuk memikirkan Zat Tuhan dalam ajaran Islam.
Wajarkah manusia beriman pada sesuatu yang tidak jelas wujudnya secara material? Ijinkanlah kita untuk balik bertanya : wajarkah manusia beriman pada sesuatu yang jelas wujudnya dan dapat dipahami dengan akal?

Jelasnya begini. Tuhan Maha Melihat. Semua agama sepakat. Tidak ada agama yang menuduh Tuhannya lengah dalam menyaksikan suatu peristiwa, sekecil apa pun itu. Apakah ini berarti Tuhan punya mata? Jika ya, bagaimana bentuknya? Masing-masing agama punya penggambaran Tuhannya sendiri-sendiri. Bahkan suku-suku terasing pun punya caranya sendiri untuk menggambarkan Tuhan. Semua sosok 'Tuhan' itu memiliki mata. Hanya Islam yang tidak punya gambaran tentang mata Tuhan, walaupun sama-sama meyakini bahwa Tuhan memang Maha Melihat.

Bagaimanakah bentuk mata Tuhan? Seperti mata manusia? Mata manusia memang dikenal canggih, karena menyebabkan kita mampu melakukan persepsi tiga dimensi. Kalau kita hanya memiliki satu mata saja, maka kita akan sulit melakukan perhitungan jarak. Kelebihan lainnya lagi, mata manusia indah dilihat dan berkarakter. Setiap orang memiliki bentuk mata yang unik dan berbeda-beda. Hewan tidak memiliki keragaman seperti ini.

Akan tetapi, mata manusia hanya bisa menatap ke depan dan ke samping hingga batas tertentu. Ia tidak bisa melihat ke belakang. Apakah Tuhan bisa memiliki sifat Maha Melihat dengan mata yang serba terbatas seperti ini?

Sekarang, pikirkanlah tubuh Tuhan. Bagaimanakah gambaran dalam benak Anda tentang Tuhan? Apakah Anda membayangkan Yesus Kristus, Buddha, atau Wisnu? Atau tubuh Tuhan itu seperti raksasa, semacam Zeus, Neptunus, atau Atlas? Sekilas, cara penggambaran ini terlihat sangat logis. Tubuh manusia memang merupakan instrumen paling sempurna yang ada di muka bumi ini. Wajar kalau kita membayangkan Tuhan memiliki tubuh seperti manusia juga. Sosok raksasa memberikan kesan berkuasa yang sangat kuat. Wajar pula jika masyarakat Yunani kuno menggambarkan dewa-dewinya dalam sosok raksasa.

Apakah semua penggambaran ini memang sesuai dengan logika?
Apa pun penggambaran fisiknya, jika kita mampu membayangkannya dalam benak kita, maka pastilah ia memiliki ukuran. Artinya, ia mengisi ruang, memiliki luas permukaan dan volume. Hal ini sangatlah manusiawi, karena memang kita selalu hidup dalam dimensi ruang. Benda sekecil bakteri pun memiliki ukuran. Sebaliknya, sebuah galaksi pun bisa diukur panjang-lebarnya. Kita memang belum menemukan metode yang akurat benar untuk mengukurnya, akan tetapi ia pasti bisa diukur, karena masih menempati dimensi ruang. Kesimpulannya, jika kita bisa membayangkan wujud Tuhan, maka itu artinya Tuhan menempati dimensi ruang, seperti kita dan benda-benda lain di alam semesta ini.

Dimensi ruang? Hei, tunggu dulu! Lalu siapa yang menciptakan dimensi ruang ini?
Logiskah membayangkan Tuhan yang terkurung dalam sebuah dimensi ruang yang telah Dia ciptakan sendiri? Logiskah membuat kesimpulan bahwa Tuhan bisa dibatasi oleh hasil ciptaan-Nya sendiri? Kalau Tuhan terbatas oleh dimensi ruang, lalu apa bedanya dengan makhluk? Kalau Tuhan memiliki ukuran terbatas, maka ia pun membutuhkan suatu jangka waktu untuk mencapai suatu jarak. Ini adalah sebuah konsekuensi dari segala sesuatu yang mendiami dimensi ruang dan waktu. Lalu apa pula yang dimaksud dengan dimensi waktu?

Pertanyaan soal dimensi waktu bisa sama menariknya. Pertanyaan paling favorit adalah mengenai taqdir (qadha dan qadar). Pertanyaannya : segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini adalah hasil dari serangkaian persamaan, ataukah memang sudah digariskan oleh Tuhan? Ada yang bilang bahwa semuanya adalah hasil perbuatan kita. Karena itu, baik-buruknya nasib kita adalah cerminan dari usaha kita sebelumnya. Ada juga yang bilang bahwa semuanya telah ditentukan oleh Tuhan. Karena itu, kita tidak perlu repot-repot. Kalau sudah jodoh, tak akan lari kemana pun. Sit back, relax, and let destiny do the job!

Permasalahan ini tidak perlu terjadi kalau saja kita mau berhenti berpikir sebagai Tuhan. Sampai kapan pun, manusia adalah manusia, bukan Tuhan. Pertanyaan di atas muncul karena ada perasaan 'tidak rela' dalam hati manusia kalau ia tidak memiliki pilihan. Apa pun yang ia perbuat, Tuhan telah menentukan takdirnya. Hal itu amat sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi, ini bukan masalah selera. Kita harus objektif dan mau menerima kenyataan.

Kenyataannya, dimensi waktu adalah ciptaan Tuhan. Manusia terkurung dalam dimensi waktu. Hari kemarin tidak akan kembali lagi, sementara hari esok masih merupakan misteri. Itulah faktanya. Manusia dibatasi oleh dimensi waktu. Tapi Tuhan tidak demikian. Wajar, karena Tuhan sendirilah yang telah menciptakan dimensi waktu. Bagi Tuhan, tidak ada misteri masa depan. Segalanya telah diketahui-Nya dengan jelas. Manusia memang beda dengan Tuhan. Kita harus menerima kenyataan itu, atau depresi hingga akhir hayat.

Tuhan memang melarang manusia untuk memikirkan Zat-Nya. Larangan ini tidak diberikan tanpa sebab. Manusia boleh saja mencoba memikirkan hal itu, tapi tidak akan pernah berhasil. Masalahnya, Tuhan itu sama sekali tidak sama dengan apa yang pernah kita jumpai di alam semesta ini. Apa pun yang kita jumpai di dunia adalah sesuatu yang mendiami dimensi ruang dan waktu ; dengan kata lain, dibatasi olehnya. Tuhan adalah Zat yang tidak mungkin dibatasi oleh apa pun, karena Dia-lah yang menciptakan segala sesuatunya.

Tuhan memang tidak bisa dipahami sepenuhnya. Inilah penjelasan paling logis dan ilmiah. Justru sangatlah tidak logis kalau Dia bisa dipahami sepenuhnya oleh akal manusia. Kalau bisa dipahami, jangan-jangan suatu hari nanti manusia akan menciptakan senjata yang bisa digunakan untuk mengkudeta Tuhan. Lagi-lagi tidak logis.
Kita tidak bisa memahami Zat Tuhan. Tidak paham, tapi kita bisa menyatakannya sebagai sesuatu yang sangat logis. Kalau kita mencari jawaban yang paling logis, maka jelaslah bahwa manusia memang tidak akan pernah memahami Zat Tuhan. Terjawab, bukan?
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15881
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Re: Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by hamba tuhan Tue 15 Feb 2011, 4:03 pm

Beriman kepada Takdir menurut islam
Kaum muslimin yang semoga dimuliakan oleh Allah Ta’ala, salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim adalah beriman kepada takdir baik maupun buruk. Perlu diketahui bahwa beriman kepada takdir ada empat tingkatan :
1. Beriman kepada ilmu Allah yang ajali sebelum segala sesuatu itu ada. Di antaranya seseorang harus beriman bahwa amal perbuatannya telah diketahui (diilmui) oleh Allah sebelum dia melakukannya.
2. Mengimani bahwa Allah telah menulis takdir di Lauhul Mahfuzh.
3. Mengimani masyi’ah (kehendak Allah) bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak-Nya.
4. Mengimani bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu. Allah adalah Pencipta satu-satunya dan selain-Nya adalah makhluk termasuk juga amalan manusia.
Dalil dari tingkatan pertama dan kedua di atas adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya),”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al Hajj [22] : 70). Kemudian dalil dari tingkatan ketiga di atas adalah firman Allah (yang artinya),”Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At Takwir [81] : 29). Sedangkan untuk tingkatan keempat, dalilnya adalah firman Allah (yang artinya),”Allah menciptakan kamu dan apa saja yang kamu perbuat.” (QS. Ash-Shaffaat [37] : 96). Pada ayat ‘Wa ma ta’malun’ (dan apa saja yang kamu perbuat) menunjukkan bahwa perbuatan manusia adalah ciptaan Allah.

Macam-macam Takdir
Takdir itu ada 2 macam :
[1] Takdir umum mencakup segala yang ada. Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut,“Tulislah”. Kemudian qalam berkata,“Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman,“Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Abi Daud).
[2] Takdir yang merupakan rincian dari takdir yang umum. Takdir ini terdiri dari :
(a) Takdir ‘Umri yaitu takdir sebagaimana terdapat pada hadits Ibnu Mas’ud, di mana janin yang sudah ditiupkan ruh di dalam rahim ibunya akan ditetapkan mengenai 4 hal : (1) rizki, (2) ajal, (3) amal, dan (4) sengsara atau berbahagia.

(b) Takdir Tahunan yaitu takdir yang ditetapkan pada malam lailatul qadar mengenai kejadian dalam setahun. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 4). Ibnu Abbas mengatakan,”Pada malam lailatul qadar, ditulis pada ummul kitab segala kebaikan, keburukan, rizki dan ajal yang terjadi dalam setahun.” (Lihat Ma’alimut Tanzil, Tafsir Al Baghowi) Seorang muslim harus beriman dengan takdir yang umum dan terperinci ini. Barangsiapa yang mengingkari sedikit saja dari keduanya, maka dia tidak beriman kepada takdir. Dan berarti dia telah mengingkari salah satu rukun iman yang wajib diimani.

Salah dalam Menyikapi Takdir
Dalam menyikapi takdir Allah, ada yang mengingkari takdir dan ada pula yang terlalu berlebihan dalam menetapkannya.
Yang pertama ini dikenal dengan Qadariyah. Dan di dalamnya ada dua kelompok lagi. Kelompok pertama adalah yang paling ekstrim. Mereka mengingkari ilmu Allah terhadap segala sesuatu dan mengingkari pula apa yang telah Allah tulis di Lauhul Mahfuzh. Mereka mengatakan bahwa Allah memerintah dan melarang, namun Allah tidak mengetahui siapa yang ta’at dan berbuat maksiat. Perkara ini baru saja diketahui, tidak didahului oleh ilmu Allah dan takdirnya. Namun kelompok seperti ini sudah musnah dan tidak ada lagi.

Kelompok kedua adalah yang menetapkan ilmu Allah, namun meniadakan masuknya perbuatan hamba pada takdir Allah. Mereka menganggap bahwa perbuatan hamba adalah makhluk yang berdiri sendiri, Allah tidak menciptakannya dan tidak pula menghendakinya. Inilah madzhab mu’tazilah. Kebalikan dari Qadariyah adalah kelompok yang berlebihan dalam menetapkan takdir sehingga hamba seolah-olah dipaksa tanpa mempunyai kemampuan dan ikhtiyar (usaha) sama sekali. Mereka mengatakan bahwasanya hamba itu dipaksa untuk menuruti takdir. Oleh karena itu, kelompok ini dikenal dengan Jabariyyah.
Keyakinan dua kelompok di atas adalah keyakinan yang salah sebagaimana ditunjukkan dalam banyak dalil. Di antaranya adalah firman Allah (yang artinya),”(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At Takwir [81] : 28-29). Ayat ini secara tegas membantah pendapat yang salah dari dua kelompok di atas. Pada ayat,“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus” merupakan bantahan untuk jabariyyah karena pada ayat ini Allah menetapkan adanya kehendak (pilihan) bagi hamba. Jadi manusia tidaklah dipaksa dan mereka berkehendak sendiri. Kemudian pada ayat selanjutnya,”Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” merupakan bantahan untuk qadariyah yang mengatakan bahwa kehendak manusia itu berdiri sendiri dan diciptakan oleh dirinya sendiri tanpa tergantung pada kehendak Allah. Ini perkataan yang salah karena pada ayat tersebut, Allah mengaitkan kehendak hamba dengan kehendak-Nya.

Keyakinan yang Benar dalam Mengimani Takdir
Keyakinan yang benar adalah bahwa semua bentuk ketaatan, maksiat, kekufuran dan kerusakan terjadi dengan ketetapan Allah karena tidak ada pencipta selain Dia. Semua perbuatan hamba yang baik maupun yang buruk adalah termasuk makhluk Allah. Dan hamba tidaklah dipaksa dalam setiap yang dia kerjakan, bahkan hambalah yang memilih untuk melakukannya.

As Safariny mengatakan, ”Kesimpulannya bahwa mazhab ulama-ulama terdahulu (salaf) dan Ahlus Sunnah yang hakiki adalah meyakini bahwa Allah menciptakan kemampuan, kehendak, dan perbuatan hamba. Dan hambalah yang menjadi pelaku perbuatan yang dia lakukan secara hakiki. Dan Allah menjadikan hamba sebagai pelakunya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya),”Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah” (QS. At Takwir [81] : 29). Maka dalam ayat ini Allah menetapkan kehendak hamba dan Allah mengabarkan bahwa kehendak hamba ini tidak terjadi kecuali dengan kehendak-Nya. Inilah dalil yang tegas yang dipilih oleh Ahlus Sunnah.”

Jangan Hanya Bersandar pada Takdir Allah
Sebagian orang ada yang salah paham dalam memahami takdir. Mereka menyangka bahwa seseorang yang mengimani takdir itu hanya pasrah tanpa melakukan sebab sama sekali. Contohnya adalah seseorang yang meninggalkan istrinya berhari-hari untuk berdakwah keluar kota. Kemudian dia tidak meninggalkan sedikit pun harta untuk kehidupan istri dan anaknya. Lalu dia mengatakan,”Saya pasrah, biarkan Allah yang akan memberi rizki pada mereka”. Sungguh ini adalah suatu kesalahan dalam memahami takdir. Ingatlah bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengimani takdir-Nya, di samping itu Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita bermalas-malasan. Apabila kita telah mengambil sebab, namun kita mendapatkan hasil yang sebaliknya, maka kita tidak boleh berputus asa dan bersedih karena hal ini sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah.

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah pada Allah dan janganlah malas. Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata: ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah: ‘Qodarollahu wa maa sya’a fa’al’ (Ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya) karena ucapan’seandainya’ akan membuka (pintu) setan.” (HR. Muslim)

Buah dari Beriman kepada Takdir
Di antara buah dari beriman kepada takdir dan ketetapan Allah adalah hati menjadi tenang dan tidak pernah risau dalam menjalani hidup ini. Seseorang yang mengetahui bahwa musibah itu adalah takdir Allah, maka dia yakin bahwa hal itu pasti terjadi dan tidak mungkin seseorang pun lari darinya. Dari Ubadah bin Shomit, beliau pernah mengatakan pada anaknya, ”Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan engkau harus mengetahui bahwa apa saja yang akan menimpamu tidak akan luput darimu dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu. Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Takdir itu demikian. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak beriman seperti ini, maka dia akan masuk neraka.” (Shahih. Lihat Silsilah Ash Shahihah no. 2439)

Maka apabila seseorang memahami takdir Allah dengan benar, tentu dia akan menyikapi segala musibah yang ada dengan tenang. Hal ini pasti berbeda dengan orang yang tidak beriman pada takdir dengan benar, yang sudah barang tentu akan merasa sedih dan gelisah dalam menghadapi musibah. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk sabar dalam menghadapi segala cobaan yang merupakan takdir Allah.

Ya Allah, kami meminta kepada-Mu surga serta perkataan dan amalan yang mendekatkan kami kepada-Mu. Dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka serta perkataan dan amalan yang dapat mengantarkan kami kepadanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, jadikanlah semua takdir yang Engkau tetapkan bagi kami adalah baik. Amin Ya Mujibbad Da’awat.
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15881
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Re: Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by Tom Jerry Tue 15 Feb 2011, 6:22 pm

Kalau manusia bisa merasa sedih, menangis, marah, emosi berapi2, senang, bersukacita, bahagia, tertawa karena merasa lucu, bernyanyi, kemudian kalau tidur bisa bermimpi, apakah bisa dijelaskan dengan Sains? Hal2 sederhana ini terdapat dalam kitab suci.
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7251
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Re: Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by agus Tue 15 Feb 2011, 7:34 pm

Tom Jerry wrote:Kalau manusia bisa merasa sedih, menangis, marah, emosi berapi2, senang, bersukacita, bahagia, tertawa karena merasa lucu, bernyanyi, kemudian kalau tidur bisa bermimpi, apakah bisa dijelaskan dengan Sains? Hal2 sederhana ini terdapat dalam kitab suci.

tentu saja sains tidak akan bisa menjawab itu semua, karena sains hanyalah penjelasan hubungan antar variabel yang diamati tanpa menjawab suatu hakekat permasalahan.

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung 280186
agus
agus
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14642
Registration date : 2010-04-16

Back to top Go down

Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung Empty Re: Taruhan Smith: Orang Ateis akan Selalu Lebih Untung

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum