Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 43 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 43 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Theodicy: Pengasih adalah Sifat Tuhan, Lantas Kenapa Ada Bencana?
4 posters
Page 1 of 1
Theodicy: Pengasih adalah Sifat Tuhan, Lantas Kenapa Ada Bencana?
Tuhan tidak mungkin Maha Pengasih dan Maha Kuasa karena bencana dan kejadian buruk selalu terjadi di sekitar kita sedang Tuhan tidak berusaha mencegah kejadian buruk itu.
Kontradiksi ini disebut ‘Problem of Evil’ atau Theodicy, sifat Tuhan yang saling bertentangan.
Bagaimana kita menjelaskan eksistensi Tuhan semacam itu, yang mengetahui hal buruk akan terjadi pada manusia namun malah membiarkannya?
Epicurus, filsuf Yunani kuno meringkas apa yang dia pikirkan sebagai berikut:
Mungkin Tuhan ingin menghapuskan kejahatan tapi Dia tidak mampu atau tidak ingin.
Jika Dia ingin tapi tidak mampu, maka Dia impoten.
Jika Dia mampu tapi tidak mau, maka Dia keji.
Jika orang-orang bilang Tuhan bisa menghapuskan kejahatan dan Dia benar-benar ingin, kenapa masih ada kejahatan di dunia?
Tapi teis akan selalu bilang, Tuhan bekerja melalui cara yang misterius. Pembelaan seperti itu tidak ada artinya. Ini hanya menunjukkan kontradiksi Tuhan memang tidak dapat dijelaskan.
Jika saja ada satu manusia berbuat semacam ini, bisa mencegah kejahatan tapi tidak dilakukannya, tentu kita sudah mengutukinya.
Tapi ternyata Tuhan bisa berbuat sekehendakNya yang bahkan untuk standar manusia sudah pantas dikutuk. Tuhan mesti berlindung dibalik pembelaan-pembelaan absurd.
Jika Tuhan yang Maha Baik dan Penyayang benar-benar ada, Dia akan menyelamatkan semua orang, tidak akan membiarkan siapapun menderita.
Seperti telah terlihat, konsep Tuhan mengandung begitu banyak kontradiksi. Tuhan tidak hanya tidak eksis, melainkan tidak dapat eksis.
Ribuan tuhan dan dewa telah diciptakan oleh manusia. Monoteis tak percaya dengan semua tuhan dan dewa itu. Ateis hanya tidak percaya satu Tuhan lagi.
Kontradiksi ini disebut ‘Problem of Evil’ atau Theodicy, sifat Tuhan yang saling bertentangan.
Bagaimana kita menjelaskan eksistensi Tuhan semacam itu, yang mengetahui hal buruk akan terjadi pada manusia namun malah membiarkannya?
Epicurus, filsuf Yunani kuno meringkas apa yang dia pikirkan sebagai berikut:
Mungkin Tuhan ingin menghapuskan kejahatan tapi Dia tidak mampu atau tidak ingin.
Jika Dia ingin tapi tidak mampu, maka Dia impoten.
Jika Dia mampu tapi tidak mau, maka Dia keji.
Jika orang-orang bilang Tuhan bisa menghapuskan kejahatan dan Dia benar-benar ingin, kenapa masih ada kejahatan di dunia?
Tapi teis akan selalu bilang, Tuhan bekerja melalui cara yang misterius. Pembelaan seperti itu tidak ada artinya. Ini hanya menunjukkan kontradiksi Tuhan memang tidak dapat dijelaskan.
Jika saja ada satu manusia berbuat semacam ini, bisa mencegah kejahatan tapi tidak dilakukannya, tentu kita sudah mengutukinya.
Tapi ternyata Tuhan bisa berbuat sekehendakNya yang bahkan untuk standar manusia sudah pantas dikutuk. Tuhan mesti berlindung dibalik pembelaan-pembelaan absurd.
Jika Tuhan yang Maha Baik dan Penyayang benar-benar ada, Dia akan menyelamatkan semua orang, tidak akan membiarkan siapapun menderita.
Seperti telah terlihat, konsep Tuhan mengandung begitu banyak kontradiksi. Tuhan tidak hanya tidak eksis, melainkan tidak dapat eksis.
Ribuan tuhan dan dewa telah diciptakan oleh manusia. Monoteis tak percaya dengan semua tuhan dan dewa itu. Ateis hanya tidak percaya satu Tuhan lagi.
God of the Gaps: Argumen Teis yang Semakin Tak Valid
Hingga beberapa abad lalu, orang-orang berpikir Tuhan pasti menjadi pengontrol segala sesuatu.
Kenapa angin berhembus? Kenapa ada petir? Kenapa matahari dan bulan mengelilingi bumi? Kenapa orang bisa sakit dan mati? Kenapa semua itu bisa terjadi?
Jawabannya simpel, karena itu semua telah jadi kehendak Tuhan. Ketika orang tidak bisa menjelaskan sesuatu, dengan mudah dia akan berkata,”Tuhan lah penyebab semuanya.”
Jawaban semacam ini disebut sebagai “god of the gaps” (ruang kosong yang ditempati Tuhan) atau “argument from ignorance” (argumen karena ketidaktahuan/abai). Disinilah letak pusat konflik antara sains dan agama. Sains mencari sebab natural sedang agama mencari sebab supranatural.
Secara konsisten, sains telah menyediakan jawaban atas banyak hal. Ruang yang dulunya ditempati Tuhan perlahan-lahan mulai semakin menyempit. Semakin kita memahami sesuatu, semakin sempit ruang bagi Tuhan untuk beroperasi.
Ketika kita memahami pergerakan matahari, dewa Yunani Helios jadi tak diperlukan lagi. Ketika kita memahami terjadinya kilat, Zeus atau Jupiter jadi tidak valid lagi untuk menjelaskan fenomena ini.
Saat Benjamin Franklin menemukan penangkal petir, terjadilah kehebohan di kalangan gereja. Apakah gereja mesti dilengkapi juga dengan penangkal petir atau cukup mengandalkan perlindungan Tuhan saja?
Akhirnya toh mereka memutuskan untuk memasang penangkal petir setelah melihat gereja lebih sering disambar petir dibanding bangunan lain yang diberi penangkal petir. Apa yang terjadi, bukankah gereja merupakan rumah suci yang seharusnya dilindungi Tuhan?
Cerita ini menjadi contoh bagus bagaimana ruang yang dulu ditempati Tuhan telah diganti oleh penangkal petir temuan Benjamn Franklin.
Dari hari ke hari ruang untuk Tuhan semakin tergusur, gap itu pun kian mengecil.
Kenapa angin berhembus? Kenapa ada petir? Kenapa matahari dan bulan mengelilingi bumi? Kenapa orang bisa sakit dan mati? Kenapa semua itu bisa terjadi?
Jawabannya simpel, karena itu semua telah jadi kehendak Tuhan. Ketika orang tidak bisa menjelaskan sesuatu, dengan mudah dia akan berkata,”Tuhan lah penyebab semuanya.”
Jawaban semacam ini disebut sebagai “god of the gaps” (ruang kosong yang ditempati Tuhan) atau “argument from ignorance” (argumen karena ketidaktahuan/abai). Disinilah letak pusat konflik antara sains dan agama. Sains mencari sebab natural sedang agama mencari sebab supranatural.
Secara konsisten, sains telah menyediakan jawaban atas banyak hal. Ruang yang dulunya ditempati Tuhan perlahan-lahan mulai semakin menyempit. Semakin kita memahami sesuatu, semakin sempit ruang bagi Tuhan untuk beroperasi.
Ketika kita memahami pergerakan matahari, dewa Yunani Helios jadi tak diperlukan lagi. Ketika kita memahami terjadinya kilat, Zeus atau Jupiter jadi tidak valid lagi untuk menjelaskan fenomena ini.
Saat Benjamin Franklin menemukan penangkal petir, terjadilah kehebohan di kalangan gereja. Apakah gereja mesti dilengkapi juga dengan penangkal petir atau cukup mengandalkan perlindungan Tuhan saja?
Akhirnya toh mereka memutuskan untuk memasang penangkal petir setelah melihat gereja lebih sering disambar petir dibanding bangunan lain yang diberi penangkal petir. Apa yang terjadi, bukankah gereja merupakan rumah suci yang seharusnya dilindungi Tuhan?
Cerita ini menjadi contoh bagus bagaimana ruang yang dulu ditempati Tuhan telah diganti oleh penangkal petir temuan Benjamn Franklin.
Dari hari ke hari ruang untuk Tuhan semakin tergusur, gap itu pun kian mengecil.
Re: Theodicy: Pengasih adalah Sifat Tuhan, Lantas Kenapa Ada Bencana?
admin wrote:Tuhan tidak mungkin Maha Pengasih dan Maha Kuasa karena bencana dan kejadian buruk selalu terjadi di sekitar kita sedang Tuhan tidak berusaha mencegah kejadian buruk itu.
Kontradiksi ini disebut ‘Problem of Evil’ atau Theodicy, sifat Tuhan yang saling bertentangan.
Bagaimana kita menjelaskan eksistensi Tuhan semacam itu, yang mengetahui hal buruk akan terjadi pada manusia namun malah membiarkannya?
Epicurus, filsuf Yunani kuno meringkas apa yang dia pikirkan sebagai berikut:
Mungkin Tuhan ingin menghapuskan kejahatan tapi Dia tidak mampu atau tidak ingin.
Jika Dia ingin tapi tidak mampu, maka Dia impoten.
Jika Dia mampu tapi tidak mau, maka Dia keji.
Jika orang-orang bilang Tuhan bisa menghapuskan kejahatan dan Dia benar-benar ingin, kenapa masih ada kejahatan di dunia?
Tapi teis akan selalu bilang, Tuhan bekerja melalui cara yang misterius. Pembelaan seperti itu tidak ada artinya. Ini hanya menunjukkan kontradiksi Tuhan memang tidak dapat dijelaskan.
Jika saja ada satu manusia berbuat semacam ini, bisa mencegah kejahatan tapi tidak dilakukannya, tentu kita sudah mengutukinya.
Tapi ternyata Tuhan bisa berbuat sekehendakNya yang bahkan untuk standar manusia sudah pantas dikutuk. Tuhan mesti berlindung dibalik pembelaan-pembelaan absurd.
Jika Tuhan yang Maha Baik dan Penyayang benar-benar ada, Dia akan menyelamatkan semua orang, tidak akan membiarkan siapapun menderita.
Seperti telah terlihat, konsep Tuhan mengandung begitu banyak kontradiksi. Tuhan tidak hanya tidak eksis, melainkan tidak dapat eksis.
Ribuan tuhan dan dewa telah diciptakan oleh manusia. Monoteis tak percaya dengan semua tuhan dan dewa itu. Ateis hanya tidak percaya satu Tuhan lagi.
Kenapa ada bencana ??
Agar manusia tidak melupakan keberadaan Allah Subhanahu Wata'ala, dan mau menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Theleb_boy- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 733
Location : Indonesia
Job/hobbies : Reading
Humor : Yhowsua Yang Malang
Reputation : 2
Points : 5795
Registration date : 2010-10-27
Re: Theodicy: Pengasih adalah Sifat Tuhan, Lantas Kenapa Ada Bencana?
postingan yg bagus..gw suka yg kayak gini..
karena keluar dari nalar...
dan lihatlah jawaban bego muslim diatas...
gak nyambung..gak ngerti makna KASIH..
apakah mungkin seorg ibu membiarkan bayinya kebibir ranjang?
kalau nurut gue Tuhan tidak maha kuasa dlm arti bisa segalanya..
tapi maha kuasa dlm arti TIDAK ADA KUASA DILUAR KUASANYA..
karena keluar dari nalar...
dan lihatlah jawaban bego muslim diatas...
gak nyambung..gak ngerti makna KASIH..
apakah mungkin seorg ibu membiarkan bayinya kebibir ranjang?
kalau nurut gue Tuhan tidak maha kuasa dlm arti bisa segalanya..
tapi maha kuasa dlm arti TIDAK ADA KUASA DILUAR KUASANYA..
sai_baba- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1584
Reputation : -6
Points : 7133
Registration date : 2010-05-24
Re: Theodicy: Pengasih adalah Sifat Tuhan, Lantas Kenapa Ada Bencana?
makna kasih apa ya baba... kasih botol, kasih tuak atau kasih kasihan????
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15893
Registration date : 2010-09-20
Similar topics
» kalau yesus adalah tuhan kita, kenapa dia dilayani ibu mertua petrus
» YESUS DIANGGAP TUHAN..TAPI KENAPA DI BANTAI MANUSIA DITIANG SALIP?? TUHAN KOK KALAH AMA MANUSIA !!
» 99 sifat allah swt vs 99 sifat iblis vs 99 sifat manusia
» YESUS DIANGGAP TUHAN..TAPI KENAPA DI BANTAI MANUSIA DITIANG SALIP?? TUHAN KOK KALAH AMA MANUSIA !!
» 99 sifat allah swt vs 99 sifat iblis vs 99 sifat manusia
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN