MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 111 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 111 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

+6
BOTELHEM
Theleb_boy
jesus christ
paulus
hamba tuhan
admin
10 posters

Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:19 pm

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  164004_132037653525326_100001572750119_206412_6476668_n


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias
quran.
Slim mau nanya neh,kejadian manakah yg dahulu:
a.
Al
Baqarah : 35
Dan Kami berfirman: "Hai
Adam, diamilah oleh kamu
dan
isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-
makanannya yang banyak
lagi
baik dimana saja yang
kamu sukai, dan janganlah
kamu dekati pohon
ini, yang
menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang
zalim.
Al
Baqarah : 36
Lalu keduanya digelincirkan
oleh syaitan dari surga
itu
dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan Kami
berfirman:
"Turunlah kamu!
sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan
bagi
kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai
waktu
yang ditentukan".

Atau

b. Al Hijr : 33
Berkata Iblis:
"Aku sekali-kali
tidak akan sujud kepada
manusia yang Engkau telah
menciptakannya
dari tanah
liat kering (yang berasal)
dari lumpur hitam yang
diberi
bentuk"
Al Hijr : 34
Allah berfirman: "Keluarlah
dari surga,
karena
sesungguhnya kamu
terkutuk,
Al Hijr : 35
dan
sesungguhnya kutukan
itu tetap menimpamu
sampai hari kiamat".
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 12:31 pm

maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:34 pm

KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 12:37 pm

admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

foto itu siular atau si iblis lg megang buah apel ya bung admin.... didalam islam tdk dikenal buah apel dalam kisah adam, yg bener buah khuldi.... gambarnya didelete aja bung admin.... itu cocok buat kristen
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:38 pm

hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

foto itu siular atau si iblis lg megang buah apel ya bung admin.... didalam islam tdk dikenal buah apel dalam kisah adam, yg bener buah khuldi.... gambarnya didelete aja bung admin.... itu cocok buat kristen

SAYA DAK TANYA GAMBAR SAYA MAU KAMU BISA TIDAK BACA DAN ARTIKAN

الجمهورية اليمنية

BARU KAMU ADA LEVEL DISINI ATAU CUMA TONG KOSONG

INGAT TIAP MUSLIM HARUS BISA BAHASA SURGA
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 12:46 pm

admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by paulus Sun 09 Jan 2011, 12:48 pm

hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".








paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:53 pm

hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:56 pm

paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like

admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 12:57 pm

admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260


hahaaaa.... kenapa bung admin.... mau belajar bahasa arab ya????

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 12:58 pm

SETAN ATAU IBLIS SAMA ATAU TIDAK?

admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by admin Sun 09 Jan 2011, 1:03 pm

hamba tuhan wrote:
admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260


hahaaaa.... kenapa bung admin.... mau belajar bahasa arab ya????

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186

SORRY BISA KESURUPAN BELAJAR BAHASA SETAN

, JADI INI JUGA KESEMPATAN SAYA BALAS POSTINGAN KAMU SETELAH INI SEGALA POSTINGAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH SAYA TANGGAPI KARENA TIDAK LEVEL , BAHASA ARAB SAJA TIDAK MAMPU

QS 12:2 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

QS 43:3 Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).

KAMU JUGA SUDAH TIDAK BISA DISEBUT MUSLIM KARENA TIDAK MEMAHAMI BAHASA ARAB DAN MELANGGAR ALLAH KAMU SENDIRI DIMANA SEEKOR MUSLIM HARUS MEMAHAMI BAHASA ARAB
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8030
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 1:05 pm

admin wrote:SETAN ATAU IBLIS SAMA ATAU TIDAK?


setan atau syaithan bung admin???? maaf... jgn salah nulis
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by hamba tuhan Sun 09 Jan 2011, 1:16 pm

admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260


hahaaaa.... kenapa bung admin.... mau belajar bahasa arab ya????

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186

SORRY BISA KESURUPAN BELAJAR BAHASA SETAN

, JADI INI JUGA KESEMPATAN SAYA BALAS POSTINGAN KAMU SETELAH INI SEGALA POSTINGAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH SAYA TANGGAPI KARENA TIDAK LEVEL , BAHASA ARAB SAJA TIDAK MAMPU

QS 12:2 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

QS 43:3 Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).

KAMU JUGA SUDAH TIDAK BISA DISEBUT MUSLIM KARENA TIDAK MEMAHAMI BAHASA ARAB DAN MELANGGAR ALLAH KAMU SENDIRI DIMANA SEEKOR MUSLIM HARUS MEMAHAMI BAHASA ARAB
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

hahaaa... bung admin jgn ngambek..... emang ada apa dgn 2 terjemahan diatas bung admin???? coba copas kesini matannya Alquran..... jgn terjemahan, biar saya ajarin bung admin.....
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by paulus Sun 09 Jan 2011, 1:44 pm

admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by jesus christ Sun 09 Jan 2011, 2:51 pm

admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260


hahaaaa.... kenapa bung admin.... mau belajar bahasa arab ya????

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186

SORRY BISA KESURUPAN BELAJAR BAHASA SETAN

, JADI INI JUGA KESEMPATAN SAYA BALAS POSTINGAN KAMU SETELAH INI SEGALA POSTINGAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH SAYA TANGGAPI KARENA TIDAK LEVEL , BAHASA ARAB SAJA TIDAK MAMPU

QS 12:2 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

QS 43:3 Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).

KAMU JUGA SUDAH TIDAK BISA DISEBUT MUSLIM KARENA TIDAK MEMAHAMI BAHASA ARAB DAN MELANGGAR ALLAH KAMU SENDIRI DIMANA SEEKOR MUSLIM HARUS MEMAHAMI BAHASA ARAB
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260
oon Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  416135 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  416135 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  416135
jesus christ
jesus christ
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 1560
Age : 29
Job/hobbies : menanti tampilnya kebodohan shaggy, yhowshua, taro, dkk
Humor : ada idioot forum yang sakit hati sama tuhan jesus fufufu
Reputation : 43
Points : 6854
Registration date : 2010-01-16

http://muslim.or.id/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Theleb_boy Sun 09 Jan 2011, 5:09 pm

paulus wrote:
admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?

Ati-ati Broo.
Jangan bikin Bang Admin ngambek. Ntar Id kita kena Banned
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260
Theleb_boy
Theleb_boy
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 733
Location : Indonesia
Job/hobbies : Reading
Humor : Yhowsua Yang Malang
Reputation : 2
Points : 5784
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by BOTELHEM Sun 09 Jan 2011, 5:15 pm

Theleb_boy wrote:
paulus wrote:
admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?

Ati-ati Broo.
Jangan bikin Bang Admin ngambek. Ntar Id kita kena Banned
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

Jangan diketawain jg Bro, ntar kena banned jg malah.. Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211
BOTELHEM
BOTELHEM
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2632
Location : -Dunia Maya-
Humor : Jesus vs ALLAH..mana yg menang..??
Reputation : 8
Points : 7797
Registration date : 2010-10-09

http://laskarislam.indonesianforum.net/

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by paulus Sun 09 Jan 2011, 5:27 pm

BOTELHEM wrote:
Theleb_boy wrote:
paulus wrote:
admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?

Ati-ati Broo.
Jangan bikin Bang Admin ngambek. Ntar Id kita kena Banned
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

Jangan diketawain jg Bro, ntar kena banned jg malah.. Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211

ya gitulah brow...
bang admin bandingin antara 2 surah Quran
begitu di bandingin paulus dengan surah Quran lainnya di bilang pertanyaan jebakan Smile

lucu juga bang admin ini ya, baru tau saya Smile
dinikmatin aja dah...
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  706181

paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8163
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Theleb_boy Sun 09 Jan 2011, 5:32 pm

BOTELHEM wrote:
Theleb_boy wrote:
paulus wrote:
admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?

Ati-ati Broo.
Jangan bikin Bang Admin ngambek. Ntar Id kita kena Banned
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

Jangan diketawain jg Bro, ntar kena banned jg malah.. Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  BanDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  BanDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Ban
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  AdminDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  AdminDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Admin
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  LolaboveDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  LolaboveDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Lolabove
Theleb_boy
Theleb_boy
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 733
Location : Indonesia
Job/hobbies : Reading
Humor : Yhowsua Yang Malang
Reputation : 2
Points : 5784
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty to_admin

Post by sableng Wed 02 Feb 2011, 5:20 pm

Theleb_boy wrote:
BOTELHEM wrote:
Theleb_boy wrote:
paulus wrote:
admin wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".









PERTANYAAN JEBAKAN ITU SUDAH SAYA JAWAB

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=132037653525326&set=a.117290885000003.15942.100001572750119¬if_t=like


lho kok malah dibilang pertanyaan jebakan? wkwkwkwkwkwkwkwk
jawabnya di fb pula...
kasih disini dong di bagi2 ama teman Muslim disini Smile
jangan ragu gitu dong bang Admin...
ntar paulus beliin permen kepala monyet, leluhur bang Admin...ok?

Ati-ati Broo.
Jangan bikin Bang Admin ngambek. Ntar Id kita kena Banned
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

Jangan diketawain jg Bro, ntar kena banned jg malah.. Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  994211


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  BanDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  BanDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Ban
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  AdminDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  AdminDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Admin
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  LolaboveDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  LolaboveDijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Lolabove
emank sich yg bung admin bilang betul kL itu merupakan terjemahan dari republik yaman..
sebagian mufassir Islam mengatakan bahwa surga yg hakiki belumlah diciptakan oleh Allah SWT dan surga yg dikiaskan tsb merupakan sebuah daerah rep.yaman..yg kita ketahui bahwa rep.Yaman memiliki aneka ragam buah-buahan..penafsiran sebagian para mufassir ialah mengenai kata2 yg ada didlm al-Quran yaitu akhrij minal jannah yg artinya keluarlah dari surga. logikanya kL surga itu berada disidratul muntaha yaitu dilangit ketujuh maka firman Allah bkn Lagi akhrij melainkan andzil minal jannah karena surga berada diatas(langit). mengenai larangan mengenai buah khuldi, itu hanya rencana Tuhan krn ia mengetahui apa yg akan terjadi selanjutnya, bahwa Adamlah yg berhak utk menjadi khalifah dimuka bumi ini, bahwasanya bumi merupakan surga yg semu bagi umat manusia utk menuju surga yg hakiki, tentunya bumi ini merupakan surga bagi manusia yg mau berpikir tanpa mengesampingkan aturan-aturan yg telah ditetapkan oleh Tuhan. kami sebagai umat Islam tdk mengetahui bagaimana surga yg hakiki sebagaimana bahwa kami tidak mengetahui wujud Tuhan itu sendiri tp ia merupakan sosok yg berwujud, bahwa surga yg hakiki tdklah seorangpun yg mengetahui baik itu Adam/Muhammad bahkan para malaikat..krn surga yg hakiki merupakan sebuah tmp yg bebas aturan (tolong bung admin jgn tafsirkan bahwa surga merupakan tmp pelaku postitusi, krn seks merupakan kenikmatan 0,000001% dr surga yg hakiki) dan surga yg hakiki merupakan kado istimewa bagi hambanya yg taat dan tidak seorangpun yg tahu krn jelas didalam al-Quran bahwa Muhammad tidak mengetahui sesuatupun mengenai yg ghaib, jika ada hadits yg mengatakan bahwa Muhammad telah menceritakan sesuatu yg berhubungan dgn yg gaib..itu dpt dinasakh karena bertentangan dg al-Quran yg jauh lebih tinggi kedudukannya dari al-Quran. Dan Rasul merupakan moderator terbaik yg pernah ada karena ia menyampaikan sesuatu kepada orang-orang yg sesuai dgn kapasitasnya berpikir yaitu penyampaian thd orang awam akan sangat berbeda dengan penyampaian orang-orang yg mempunyai intelektualitas dlm berpikir seperti para khulafur rasyidin.

sableng
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 42
Reputation : 0
Points : 4901
Registration date : 2011-01-26

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Christ Killer Wed 02 Feb 2011, 8:50 pm

KAYAKNYE YANG NANYE YANG BELEPOTAN DAH...
ID ANE JANGAN DI BANED YA MIN... Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186
Christ Killer
Christ Killer
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 2276
Age : 1004
Location : USA
Job/hobbies : KILLING NASRANI NOT NASRUDIN
Humor : I WILL KILL U CHRIST...
Reputation : 2
Points : 7464
Registration date : 2011-01-19

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by you7tube7com Thu 03 Feb 2011, 12:56 am

admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:
hamba tuhan wrote:
admin wrote:KAMU HEBAT YAH , INI TOLONG BUKTIKAN KAMU BUTA HURUF SURGA APA TIDAK

الجمهورية اليمنية

BUKTIKAN DAN SAYA TAHU KAMU ONLINE

apa maksud admin buta huruf surga????

الجمهورية اليمنية = republik yaman.... apa maksudnya bung admin????

HA HA HA KAMU TERNYATA TIDAK MAMPU MEMBACA HURUF ARAB , KALAU MAMPU ITU BUKAN JAWABAN DARI MESIN TRANSLETER

KALAU PAKE MESIN PETERJEMAH AKAN SEPERTI ITU KELUARNYA MEMANG MAU TAQIYYAH


Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260 Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260


hahaaaa.... kenapa bung admin.... mau belajar bahasa arab ya????

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  280186

SORRY BISA KESURUPAN BELAJAR BAHASA SETAN

, JADI INI JUGA KESEMPATAN SAYA BALAS POSTINGAN KAMU SETELAH INI SEGALA POSTINGAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH SAYA TANGGAPI KARENA TIDAK LEVEL , BAHASA ARAB SAJA TIDAK MAMPU

QS 12:2 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

QS 43:3 Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).

KAMU JUGA SUDAH TIDAK BISA DISEBUT MUSLIM KARENA TIDAK MEMAHAMI BAHASA ARAB DAN MELANGGAR ALLAH KAMU SENDIRI DIMANA SEEKOR MUSLIM HARUS MEMAHAMI BAHASA ARAB
Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  581260

Admin T0L0L...

KAN ADA TERJEMAHANNYA....

BIASA... KRISTEN AKAN SELALU MENYANGKAL... DAN LARI...SPERTI BIASANYA...

you7tube7com
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Female
Number of posts : 3297
Reputation : -35
Points : 8570
Registration date : 2010-01-23

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Bandot tua Thu 03 Feb 2011, 10:24 am

paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".








setelah tergelincir setan balik lagi kesorga untuk menggoda adam..setan..///kan bebas dia keluar masuk sorga....setankan sejenis penyesat.....sama seperti allow setan punya plat CD....
Bandot tua
Bandot tua
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 219
Reputation : 1
Points : 5101
Registration date : 2011-01-19

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Theleb_boy Thu 03 Feb 2011, 1:20 pm

Bandot tua wrote:
paulus wrote:
hamba tuhan wrote:maaf bung admin... kalo copas ayat2 alquran jgn potong2.....

neh saya jelaskan buat bung admin....


TIKRAR DALAM AL-QUR'AN
Al Qur’an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis. Tetapi disaat yang sama, Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah persoalan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturnkan oleh Allah untuk kita semua. Kita tak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu, petunjuk dan kebahagian, karena kita leih terasing dari kitab yang mulia ini, kita tidak pernah benar-benar seperti yang dikatakan oleh seorang sehabat Nabi, “ Bacalah Al-Qur’an seolah ia baru diturunkan saat ini untukmu.” Mak tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatan oleh Utsman r.a, “Jika saja hati kalian suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah

Memahami Pengulangan Tikrar
Salah satu kriteria yang dijadikan untuk menilai fasih atau tidaknya perkataan seseorang di kalangan bangsa arab, ialah bentuk pengulangan kata ataupun kalimat yang sama dalam satu waktu. Apa pengertian bahasan kita kali ini? Tikrar. Demikian sebutan akrabnya dalam kaedah bahasa. Tikrar berasal dari kata karra yang berarti kembali, mengulangi atau menyambung. Imam Jauhari menegaskan hal yang sama yaitu, arti kata karra ialah mengulangi suatu hal atau perbuatan tertentu. Sedangkan pengertian tikrar dalam istilah, ialah mengulangi satu kata atau kalimat yang sama beberapa kali karena bebarapa alasan, diantaranya dengan tujuan penegasan (tawkid), memberi peringatan atau menggambarkan agungnya sebuah hal tertentu. Para ulama bahasa membagi tikrar menjadi dua macam, yang pertama tikrar yang pola pengulangannya terdapat pada ejaan dan makna kata sekaligus, atau mengulang satu kata yang bermakna sama. Seperti jika seseorang mengatakan kata perintah asri’ asri’ !(cepat-cepat!). Satu kata tersebut diulang dengan makna dan ejaan yang tidak berbeda sama sekali. Tikrar yang kedua yaitu apabila pengulangan hanya pada makna saja, sedangkan ejaan katanya tidak sama. Misalnya, athi’ni wa la tu’shini! (taati dan jangan kau langgar aku!). coba cermati, dua kata ini meski berbeda, yang satu menggunakan kata athi’ni dan satunya lagi la tu’shini, akan tetapi kedua makna tersebut tetap saja sama, sehingga jika ada seseorang mengatakan jangan langgar aku, berarti ia juga memerintahkan untuk mentaatinya. Dirasa ilmu ini cukup penting dalam kajian bahasa, tulis imam Jakhidz , salah seorang ulama bahasa yang hidup di masa dinasti Abbasiyah, dalam kitabnya Rasail Al Jakhidz (Catatan-catatan Jakhidz), menjelaskan kapasitas dan derajat keilmuan seseorang bisa dilihat diantaranya dengan cara mengamati, sejauhmanakah ia mampu menggunakan bentuk pengulangan dalam pembicaraannya. Apa kaitannya dengan bahasan ilmu Alquran kali ini Mengenai apakah terdapat pola pengulangan dalam Al Quran atau tidak, para ulama berselisih pandang. Bagi mereka yang menafikan, atas dalih apapun pengulangan kata itu tetap saja tidak berfaedah, hal ini tentunya tidak berlaku untuk Kalam Allah, dan kalaupun toh pengulangan kata didapati dalam Al Quran, makna kata tersebut berbeda. Sedangkan sebagian yang lain, berpendapat keberadaan pola pengulangan tidak dapat dipungkiri. Kenyataannya, justru pola tikrar yang ada dalam Al Quran menunjukkan apiknya susunan bahasa yang dimiliki Al Quran. Sebagai dalil, sejumlah ulama telah mendata beberapa kata yang diulang-ulang dalam Al Quran, seperti imam Suyuthi, Ibnu Jauzy, Kurmani dan lain sebagainya. Bahkan dari mereka ada yang menggolongkan pola ini ke dalam ayat-ayat samar (mutasyabihat). Sebagai contoh, salah satu rujukan masa kini yang bisa digunakan untuk meneliti sejumlah kata yang diulang-ulang dalam Al Quran ialah Al Mu’jam Al Mufahras Li Al Tarakib Al Mutyabihah Lafdzon Fil Quranil Karim (Kamus Susunan Kata-Kata Yang Serupa Dalam Al Quran), karangan Dr. Muhammad Zaki Muhammad Khidir, Dosen di Universitas Yordania. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, bahasan kali ini bukanlah untuk menjelaskan ada atau tidaknya tikrar apalagi terlibat jauh dalam perdebatan, melainkan mempelajari beberepa pola pengulangan dan makna yang terkandung didalamnya.
Jenis Pola Tikrar Fungsi Dan Maknanya Jika dicermati bentuk tikrar dalam Al Quran bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, pengulangan hanya terbatas pada makna saja, sedangkan lafalnya berbeda, dan yang kedua tikrar pada kedua-duanya lafal dan makna sekaligus. Bentuk yang pertama seperti pengulangan kisah-kisah nabi, ayat-ayat yang menggambarkan siksa dan nikmat di akherat, hari kebangkitan, dan ayat-ayat yang mengisahkan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. Meski masih menceritakan satu hal, lafal pada sejumlah ayat tersebut tidak sama persis. Barangkali akan muncul pertanyaan, jika seandainya ayat-ayat tersebut bisa dipahami hanya dengan sekali, mengapa harus diulang-ulang berapa kali? Justru disinilah menariknya. Ibnu Qutaibah menjelaskan Al Quran diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagamaan kabilah yang ada di komunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika ayat tersebut tidak diulang-ulang, bisa jadi kisah-kisah teladan nabi Musa As, Isa As, Nuh As, Luth As dan sebagainya, hanya akan diterima oleh kaum tertentu, jadi dengan pengulangan tersebut setiap kaum dengan mudah memperolehnya, sehingga makna yang hendak disampaikan bisa ditangkap oleh semua kalangan. Kemudian bentuk tikrar yang kedua dalam Al Quran dapat dibagi menjadi dua, pertama apabila pengulangan kata masih terdapat dalam satu ayat, seperti ayat : “haihaata-haihaata lima tuu’adun” QS. Al Mukminun (23) : 36 dan yang kedua tikrar yang lafalnya diulang pada ayat yang berbeda dan terpisah. Seperti ayat : “ wa inna robbuka lahuwal Azizul Hakiim”. QS. AS Syu’araa’ (26) : 9, kalimat ini diulangi sebanyak 8 kali dalam surat yang sama yaitu AS Syu’araa. Selain contoh pengulangan dalam satu surat di atas, terdapat lafal yang diulang-ulang dalam surat yang berbeda-beda, seperti : “ wayaquuluuna mataa hadzal wa’du inkuntum shodiqin”, lafal ini akan kita dapati di tiga surat yang saling terpisah, yaitu QS. AN Naml (27) : 71, QS. Yaasin (36) : 43, dan QS. Al Mulk (67) : 25.


Faedah Pengulangan Dalam Al Quran Berdasarkan analisa imam zarkasyi dalam kitabnya “Al Burhan”, ada beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari pola tikrar dalam Al Quran, diantaranya yang pertama penegasan atau penguatan (ta’kid) . Bahkan apabila dicermati, nilai penekanan yang dikandung pola takrir setingkat lebih kuat dibanding bentuk ta’kid. Keunggulan pola takrir ini disinyalir karena takrir mengulang kata yang sama, sehingga makna yang dimaksudkan akan lebih mengena. Lain halnya dengan pola ta’kid yang dalam penerapannya lebih sering menggunakan huruf atau perangkat yang mengindikasikan penegasan makna yang terkandung. Sebagaimana contoh berikut : “Hai maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. QS. Ali Imran (3) : 42. Kedua kata yang dicetak tebal, sama-sama menggunakan lafal isthafaaki yang diulang dua kali, dengan tujuan agar keistimewaan yang ada pada Maryam semakin jelas dan menjadi bukti atas kesucian yang ia miliki. Faedah yang kedua ٍpola takrir berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat sebuah peringatan, sehingga kata-kata tersebut bisa dipahami dan diterima. Misalnya, pengulangan kata ya qoumi (Hai kaumku ) pada kedua ayat yang berdekatan dan maknanya saling berkaitan : “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)”. َQS. Al Mukmin (42) : 38-39. Fungsi pola takrir yang ketiga, untuk menghindari sikap lupa yang disebabkan kalimat tertentu terlalu panjang, sehingga jika sebuah kata tidak diulangi, dikhawatirkan kata yang berada di awal akan terlupakan. Seperti pengulangan kata Inna Rabbaka (Sesungguhnya Tuhan mu) pada QS. An Nahl (16) : 110. Kemudian yang keempat untuk lebih mengambarkan agungnya sebuah perkara, atau sebuah mengisahkan jika betapa sebuah peristiwa itu sungguh menakutkan. Sebagaimana pemberitaan tentang hari kiamat pada ayat : “al haaqqotu mal haaqoh”. QS. Al Haaqah (69) : 1-2. Selanjutnya faedah yang kelima, pola takrir ditempatkan sebagai ancaman dan intimidasi, seperti yang terdapat dalam ayat : “kallaa saufa ta’lamun tsumma kallaa saufa ta’lamun”. QS. AT Takaatsur (102) : 3-4. Ancaman tersebut diulang dua kali seakan mengatakan kepada orang yang lalai, hendaknya ia segera bertaubat, karena sejatinya ia tidak akan mengetahui sebesar apakah balasan siksa yang kelak ia tanggung. Pengulangan dalam Al Quran begitu sempurna. Dan menariknya, bentuk takrir dalam kondisi tertentu, senantiasa mempertimbangkan dan menyesuaikan karakter manusia yang amat beragam. Walhasil, tidaklah kebatilan itu didapati dalam Al Quran Kapan dan bagaimanapun. Maha Suci Allah Dengan Segala Firman Nya. Allahul Hadi Ila Sawaissabil

Adapun pembagian Tikrar terbagi menjadi dua bagian :
1. Tikrar Lafdi
2. Tikrar Ma’nawi
Tikrar Lafdi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an baik berupa huruf-hurufnya ataupun susunan kalimatnya dengan tujuan tertentu. Tikrar ini di dalam Al Qur’an memiliki beberapa bentuk :
1. Tikrar Isim
Penyebutan Kata Benda Isim Dua Kali

Pengulangan dua kali sebuah isim memiliki empat kemungkinan :
1. Keduanya Ma’rifah
2. Keduanya Nakirah
3. Yang Pertama Ma’rifah sedang yang kedua nakirah
4. Yang pertama nakirah sedang yang kedua ma’rifah

1. Jika keduanya ma’rifah, maka pada umumnya yang isim kedua adalah yang pertama.
2. Sebaliknya jika keduanya nakirah, maka yang kedua biasanya bukan yang pertama.
3. Jika yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama, karena sudah diketahui.
4. Jika yang pertama ma’rifah sedang yang kedua nakirah, maka tergantung pada qarinahnya, terkadang qarinahnya (Indikasi) itu menunjukan bahwa keduanya itu berbeda
Terkadang Qarinah itu menunjukan bahwa keduanya sama
2. Tikrar Fiil adalah pengulangan redaksi ayat baik yang berbentuk kata kerja atau fiil
3. Tikrar Hurf adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa idiem-idiem susunan
kalimat (huruf dari 1 s.d beberapa huruf)
4. Tikrar dengan nama orang adalah pengulangan ayat dalam Al-Qur’an berupa nama-
nama orang di dalam Al-Qur’an
5. Tikrar Surat adalah pengulangan ayat di dalam Al-Qur’an berupa huruf Muqataah di
bebera surat-surat
6. Tikrar Tasbih
7. Tikrar Ta’kid
8. Tikrar na’at atau sifat
9. Tikrar Athaf
10. Tikrar Jumlah
11. Tikrar Badal
12. Tikrar Qashosh
13. Tikrar Amil


Tikrar Ma’nawi adalah pengulangan redaksi ayat di dalam Al-Qur’an yang mana pengulangan ini lebih di titk beratkan kepada ma;na atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Tikrar ini memiliki beberapa bentuk :
1. Mauidah
2. Wa’id
3. Wa’ad
4. Mubalagoh
5. Istihza
6. Tamsil
7. Qashas
8. Na’at
9. Iltifat


kurang lengkap nih si admin...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS 2:34-36)

kang admin, kalo sama ayat yang ini mana yang duluan ya?Al-A'raaf:
[7.11] Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

[7.12] Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

[7.13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

[7.14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

[7.15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

[7.16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

[7.17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

[7.18] Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

[7.19] (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".

[7.20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".

[7.21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",

[7.22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

[7.23] Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".








setelah tergelincir setan balik lagi kesorga untuk menggoda adam..setan..///kan bebas dia keluar masuk sorga....setankan sejenis penyesat.....sama seperti allow setan punya plat CD....

Pernyataan putus asa, Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Spamani
Theleb_boy
Theleb_boy
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 733
Location : Indonesia
Job/hobbies : Reading
Humor : Yhowsua Yang Malang
Reputation : 2
Points : 5784
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by you7tube7com Thu 03 Feb 2011, 10:02 pm


[/quote] setelah tergelincir setan balik lagi kesorga untuk menggoda adam..setan..///kan bebas dia keluar masuk sorga....setankan sejenis penyesat.....sama seperti allow setan punya plat CD....[/quote]

Hi..hi..hi..

Gue punya cerita lucu....

Alkisah.. ada seorang Pendeta dan seorang Biarawati. Mereka tersesat dlm hutan.Karena berdua saja, sang Pendeta mencoba merayu Biarawati utk utk melakukanhal mesum.

Tidak tahan menahan nafsunya, si Pendeta langsung mengeluarkan kemaluannya g sdh tegang, lantas berkata Biarawati : "Jangan.. itu setan ( kemaluan si Pendeta )."

Lalu Pendeta tsb berkata kpd Biarawati : "Bukankah punyamu (Kemaluan Biarawati) itu adl Surga..??!

Singkat cerita... mereka melakukan zina

Setelah selesai, Biarawti dgn wajah bingung berkata kpd Pendeta :"Sy heran... kok bisa setan keluar - masuk Surga yaa..??!

Hi..hi..hi..hi...






you7tube7com
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Female
Number of posts : 3297
Reputation : -35
Points : 8570
Registration date : 2010-01-23

Back to top Go down

Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.  Empty Re: Dijamin muslim belepotan sm dongengan org terdahulu alias quran.

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum