Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 11 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 11 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 412 on Tue 29 Oct 2024, 11:45 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Yesus vs Paulus
2 posters
Page 1 of 1
Yesus vs Paulus
Pengajaran-pengajaran Paulus seringkali dipahami secara salah, yang
kemudian memunculkan tuduhan bahwa:
(1) Pauluslah yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi,
(2) Paulus menegasikan Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan makanan haram,
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus
(1) Paulus yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi (??)
Dalam Kis 10:1-48 justru kita temukan FAKTA bahwa Petrus-lah yang
pertama mewartakan Injil kepada non-Yahudi. Murid2 yang lain ketika
mendengar hal itu (Kis 11:1) kemudian memprotes Petrus, yang pada
gilirannya menjelaskan soal penglihatan yang diterimanya (Kis
10:10-28, Kis 11:4-16), bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi pun berhak
menerima pewartaan mengenai Yesus. Penjelasan ini melegakan
murid-murid yang lain (Kis 11:18). Beberapa murid lain (sebelum Paulus
juga) kemudian menjadi berani mewartakan Injil kepada non-Yahudi (Kis
11:20). Penglihatan itu pun membuahkan kesimpulan bahwa tak ada lagi
yang haram dan najis di hadapan Allah.
Paulus yang kemudian menjadi murid Yesus pun pertama kali justru
melakukan pewartaan kepada umat Yahudi (Kis 9:20-22). Bahkan meski
telah dipilih secara khusus untuk mewartakan Injil kepada non-Yahudi,
Paulus (dan Barnabas ) tetap memprioritaskan pewartaan kepada umat
Yahudi di setiap tempat yang didatanginya (Kis 13:14-44, 14:1, 16:13,
17:3-4, 17:10-12, 17:17, 18:4, 19:8-10). Prioritas ini ditegaskan oleh
Paulus (dan Barnabas) sendiri (Kis 13:46). Pada kenyataannya, dalam
pewartaan di tempat-tempat ibadah Yahudi itu juga banyak non-Yahudi
yang mendengarkan mereka dan menjadi percaya, sementara umat Yahudi
sendiri banyak yang menentang mereka, maka keduanya memfokuskan diri
untuk membina iman non-Yahudi yang percaya pada pewartaan mereka.
Dengan kata lain, non-Yahudi yang percaya pada pewartaan Paulus ini
adalah 'hasil sampingan' dari prioritas pewartaan Paulus di tengah2
umat Yahudi.
Disini FAKTA yang kita dapat adalah bahwa sebenarnya dari awal Paulus
tidak secara khusus melakukan pewartaan kepada non-Yahudi (meski dia
sudah diberi tanggungjawab tsb). Namun karena melihat antusiasme
non-Yahudi yang lebih besar dari umat Yahudi sendiri, adalah wajar
jika Paulus tidak membiarkan iman non Yahudi ini berkembang dalam
intrepretasi yang salah, dan kemudian membina mereka.
(2) Paulus menyangkal Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan
makanan haram (??)
Dalam perkembangannya, jumlah non Yahudi lebih banyak daripada Yahudi
dalam jemaat Kristen perdana. Kenyataan ini menimbulkan kecemburuan
diantara kaum Yahudi, yang kemudian menuntut Kristen non-Yahudi untuk
juga menaati aturan2 dalam Taurat, terutama dalam hal sunat dan
makanan yang diharamkan, Paulus tidak setuju dengan tuntutan seperti
itu, karena melihat bahwa tuntutan itu diberikan hanya karena
kecemburuan, bukan karena niat baik. Paulus kemudian menjelaskan
pandangannya yang kemudian diterima oleh kaum Yahudi itu (Kis
15:1-31). Surat Paulus kepada Jemaat di Roma yang oleh banyak
pengkritik dianggap sebagai penyangkalan Paulus atas Taurat sebenarnya
merupakan tindak lanjut dari perdebatannya dengan kaum Kristen Yahudi
diatas. Dimana penyataan Paulus dalam Roma 2:12-29, 3:1-9, 3:19-24,
3:28-31 yang kesemuanya menekankan bahwa Kristen non-Yahudi tidak
harus mengkuti Taurat (terutama soal sunat dan makanan haram) sebelum
menjadi pengikut Yesus dan menerima Injil. Dengan pernyataan itu bukan
berarti Paulus ingin mengatakan 'Taurat tidak lagi berguna', Taurat
tetap bisa menjadi rujukan Kristen Yahudi (Roma 2:17-20) namun bagi
Kristen non-Yahudi, fase ketaatan terhadap Taurat bukan sesuatu yang
wajib dilalui sebelum menjadi pengikut Yesus sebagaimana dialami oleh
Kristen Yahudi. Paulus juga menjelaskan panjang lebar kepada Kristen
Yahudi bahwa sunat sebagai tanda perjanjian bagi keturunan Abraham
takkan ada artinya jika Taurat hanya dilaksanakan setengah-setengah.
Seseorang menjadi benar menurut Taurat bukan semata-mata karena dia
disunat tapi karena mengamalkan Taurat sebagaimana mestinya. Paulus
samasekali bukan ingin menyangkal Taurat dan sunat (karena sebagai
Yahudi, dia sendiri toh taat melaksanakan keduanya). Disini Paulus
hanya ingin mengatakan bahwa tanpa mengenal Taurat, jika perilaku
non-Yahudi juga selaras dengan aturan2 Taurat, itu justru lebih baik
daripada mengenal Taurat tapi tidak melaksanakannya (lih. Roma
2:25-26). Orang dianggap benar dalam Taurat bukan (cuma) karena dia
mengenal Taurat tapi lebih karena penghayatan dan pengamalannya atas
Taurat (Roma 2:13). Tanpa disunatpun orang tidak akan dinilai 'kotor'
dalam konteks iman kepada Allah, karena dalam sejarahnya Abraham
sendiri (dan bahkan sebagain besar nabi sebelumnya) dianggap benar
tanpa harus bersunat (Roma 4:1-13). Jelaslah disini bahwa sunat
samasekali terlepas dari konteks keimanan dan kebenaran seseorang.
Soal makanan haram, Paulus bukan yang pertama menghalalkan makanan
yang sebelumnya haram bagi Yahudi, tapi justru Yesus sendiri yang
melakukannya (Mat 15:11). AlQuran pun mengkonfirmasi ini, meski tidak
secara detail menyebutkan apa yang dihalalkan oleh Yesus.
Jadi disini Paulus bukan memberikan penyangkalan atas Taurat namun
memberikan konteks pemahaman terhadap Taurat itu sendiri dalam
kerangka ajaran Yesus... berlajut di nomor selanjutnya....
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus (??)
Paulus seringkali dituduh menyangkal Taurat. Dalam banyak contoh,
terungkap bahwa Yesus-pun "mengobrak-abrik" Taurat, dan bahkan itu
yang menjadi salah satu alasan kebencian ahli-ahli Taurat kepada Yesus:
- Yesus melanggar keistimewaan hari Sabat (Markus 2:27,3:4; Mat 12:11-12)
- Yesus menyingkirkan aturan halal-haram, najis-tahir (Markus7:15;
Lukas 11:38)
- Yesus merombak aturan-aturan utama Taurat (Mat 5:21-48)
Di sini justru tampak kesamaan antara ajaran Yesus dan Paulus yang
tidak lagi menekankan pada persoalan fisik semata (najis, haram,
sunat, dendam, membunuh, mencuri..dsb) sebagaimana penekanan Taurat.
Namun beralih pada konteks spiritual. Yesus menekankan bahwa 'orang
benar' didasarkan pada mentalitas dan kerohanian seseorang yang
berpangkal pada hati nurani yang menjadi pembentuk sikap dan perilaku
seseorang (Mat 5:21-48; 15:18), sementara Paulus menekankan bahwa
tanda perjanjian keselamatan Allah bagi umat Kristiani bukan pada
tanda 'sunat fisik' (penampilan luar seseorang, e.g Yahudi yang
bersunat ataupun non-Yahudi yang bersunat seperti Yahudi, rajin
beribadah namun hanya sebagai rutinitas, dsb)... namun lebih pada
'sunat rohani' (beriman melalui pertobatan, sikap dan perilaku) (Roma
2:29).
Kedua ajaran ini intinya mirip kan????
Semoga serangkaian penjelasan ini bisa meluruskan pandangan
temen-temen muslim tentang Paulus dan ajarannya..
***
Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga,
tidakkah kamu mendengar?... (Markus 8:18)
Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang
telinga, tetapi tidak mendengar. (Yesaya 42:20)
***
kemudian memunculkan tuduhan bahwa:
(1) Pauluslah yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi,
(2) Paulus menegasikan Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan makanan haram,
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus
(1) Paulus yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi (??)
Dalam Kis 10:1-48 justru kita temukan FAKTA bahwa Petrus-lah yang
pertama mewartakan Injil kepada non-Yahudi. Murid2 yang lain ketika
mendengar hal itu (Kis 11:1) kemudian memprotes Petrus, yang pada
gilirannya menjelaskan soal penglihatan yang diterimanya (Kis
10:10-28, Kis 11:4-16), bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi pun berhak
menerima pewartaan mengenai Yesus. Penjelasan ini melegakan
murid-murid yang lain (Kis 11:18). Beberapa murid lain (sebelum Paulus
juga) kemudian menjadi berani mewartakan Injil kepada non-Yahudi (Kis
11:20). Penglihatan itu pun membuahkan kesimpulan bahwa tak ada lagi
yang haram dan najis di hadapan Allah.
Paulus yang kemudian menjadi murid Yesus pun pertama kali justru
melakukan pewartaan kepada umat Yahudi (Kis 9:20-22). Bahkan meski
telah dipilih secara khusus untuk mewartakan Injil kepada non-Yahudi,
Paulus (dan Barnabas ) tetap memprioritaskan pewartaan kepada umat
Yahudi di setiap tempat yang didatanginya (Kis 13:14-44, 14:1, 16:13,
17:3-4, 17:10-12, 17:17, 18:4, 19:8-10). Prioritas ini ditegaskan oleh
Paulus (dan Barnabas) sendiri (Kis 13:46). Pada kenyataannya, dalam
pewartaan di tempat-tempat ibadah Yahudi itu juga banyak non-Yahudi
yang mendengarkan mereka dan menjadi percaya, sementara umat Yahudi
sendiri banyak yang menentang mereka, maka keduanya memfokuskan diri
untuk membina iman non-Yahudi yang percaya pada pewartaan mereka.
Dengan kata lain, non-Yahudi yang percaya pada pewartaan Paulus ini
adalah 'hasil sampingan' dari prioritas pewartaan Paulus di tengah2
umat Yahudi.
Disini FAKTA yang kita dapat adalah bahwa sebenarnya dari awal Paulus
tidak secara khusus melakukan pewartaan kepada non-Yahudi (meski dia
sudah diberi tanggungjawab tsb). Namun karena melihat antusiasme
non-Yahudi yang lebih besar dari umat Yahudi sendiri, adalah wajar
jika Paulus tidak membiarkan iman non Yahudi ini berkembang dalam
intrepretasi yang salah, dan kemudian membina mereka.
(2) Paulus menyangkal Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan
makanan haram (??)
Dalam perkembangannya, jumlah non Yahudi lebih banyak daripada Yahudi
dalam jemaat Kristen perdana. Kenyataan ini menimbulkan kecemburuan
diantara kaum Yahudi, yang kemudian menuntut Kristen non-Yahudi untuk
juga menaati aturan2 dalam Taurat, terutama dalam hal sunat dan
makanan yang diharamkan, Paulus tidak setuju dengan tuntutan seperti
itu, karena melihat bahwa tuntutan itu diberikan hanya karena
kecemburuan, bukan karena niat baik. Paulus kemudian menjelaskan
pandangannya yang kemudian diterima oleh kaum Yahudi itu (Kis
15:1-31). Surat Paulus kepada Jemaat di Roma yang oleh banyak
pengkritik dianggap sebagai penyangkalan Paulus atas Taurat sebenarnya
merupakan tindak lanjut dari perdebatannya dengan kaum Kristen Yahudi
diatas. Dimana penyataan Paulus dalam Roma 2:12-29, 3:1-9, 3:19-24,
3:28-31 yang kesemuanya menekankan bahwa Kristen non-Yahudi tidak
harus mengkuti Taurat (terutama soal sunat dan makanan haram) sebelum
menjadi pengikut Yesus dan menerima Injil. Dengan pernyataan itu bukan
berarti Paulus ingin mengatakan 'Taurat tidak lagi berguna', Taurat
tetap bisa menjadi rujukan Kristen Yahudi (Roma 2:17-20) namun bagi
Kristen non-Yahudi, fase ketaatan terhadap Taurat bukan sesuatu yang
wajib dilalui sebelum menjadi pengikut Yesus sebagaimana dialami oleh
Kristen Yahudi. Paulus juga menjelaskan panjang lebar kepada Kristen
Yahudi bahwa sunat sebagai tanda perjanjian bagi keturunan Abraham
takkan ada artinya jika Taurat hanya dilaksanakan setengah-setengah.
Seseorang menjadi benar menurut Taurat bukan semata-mata karena dia
disunat tapi karena mengamalkan Taurat sebagaimana mestinya. Paulus
samasekali bukan ingin menyangkal Taurat dan sunat (karena sebagai
Yahudi, dia sendiri toh taat melaksanakan keduanya). Disini Paulus
hanya ingin mengatakan bahwa tanpa mengenal Taurat, jika perilaku
non-Yahudi juga selaras dengan aturan2 Taurat, itu justru lebih baik
daripada mengenal Taurat tapi tidak melaksanakannya (lih. Roma
2:25-26). Orang dianggap benar dalam Taurat bukan (cuma) karena dia
mengenal Taurat tapi lebih karena penghayatan dan pengamalannya atas
Taurat (Roma 2:13). Tanpa disunatpun orang tidak akan dinilai 'kotor'
dalam konteks iman kepada Allah, karena dalam sejarahnya Abraham
sendiri (dan bahkan sebagain besar nabi sebelumnya) dianggap benar
tanpa harus bersunat (Roma 4:1-13). Jelaslah disini bahwa sunat
samasekali terlepas dari konteks keimanan dan kebenaran seseorang.
Soal makanan haram, Paulus bukan yang pertama menghalalkan makanan
yang sebelumnya haram bagi Yahudi, tapi justru Yesus sendiri yang
melakukannya (Mat 15:11). AlQuran pun mengkonfirmasi ini, meski tidak
secara detail menyebutkan apa yang dihalalkan oleh Yesus.
Jadi disini Paulus bukan memberikan penyangkalan atas Taurat namun
memberikan konteks pemahaman terhadap Taurat itu sendiri dalam
kerangka ajaran Yesus... berlajut di nomor selanjutnya....
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus (??)
Paulus seringkali dituduh menyangkal Taurat. Dalam banyak contoh,
terungkap bahwa Yesus-pun "mengobrak-abrik" Taurat, dan bahkan itu
yang menjadi salah satu alasan kebencian ahli-ahli Taurat kepada Yesus:
- Yesus melanggar keistimewaan hari Sabat (Markus 2:27,3:4; Mat 12:11-12)
- Yesus menyingkirkan aturan halal-haram, najis-tahir (Markus7:15;
Lukas 11:38)
- Yesus merombak aturan-aturan utama Taurat (Mat 5:21-48)
Di sini justru tampak kesamaan antara ajaran Yesus dan Paulus yang
tidak lagi menekankan pada persoalan fisik semata (najis, haram,
sunat, dendam, membunuh, mencuri..dsb) sebagaimana penekanan Taurat.
Namun beralih pada konteks spiritual. Yesus menekankan bahwa 'orang
benar' didasarkan pada mentalitas dan kerohanian seseorang yang
berpangkal pada hati nurani yang menjadi pembentuk sikap dan perilaku
seseorang (Mat 5:21-48; 15:18), sementara Paulus menekankan bahwa
tanda perjanjian keselamatan Allah bagi umat Kristiani bukan pada
tanda 'sunat fisik' (penampilan luar seseorang, e.g Yahudi yang
bersunat ataupun non-Yahudi yang bersunat seperti Yahudi, rajin
beribadah namun hanya sebagai rutinitas, dsb)... namun lebih pada
'sunat rohani' (beriman melalui pertobatan, sikap dan perilaku) (Roma
2:29).
Kedua ajaran ini intinya mirip kan????
Semoga serangkaian penjelasan ini bisa meluruskan pandangan
temen-temen muslim tentang Paulus dan ajarannya..
***
Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga,
tidakkah kamu mendengar?... (Markus 8:18)
Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang
telinga, tetapi tidak mendengar. (Yesaya 42:20)
***
Tom Jerry- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7442
Registration date : 2010-09-21
Re: Yesus vs Paulus
Tom Jerry wrote:Pengajaran-pengajaran Paulus seringkali dipahami secara salah, yang
kemudian memunculkan tuduhan bahwa:
(1) Pauluslah yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi,
(2) Paulus menegasikan Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan makanan haram,
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus
(1) Paulus yang pertama berinisiatif mengajar kepada non-Yahudi (??)
Dalam Kis 10:1-48 justru kita temukan FAKTA bahwa Petrus-lah yang
pertama mewartakan Injil kepada non-Yahudi. Murid2 yang lain ketika
mendengar hal itu (Kis 11:1) kemudian memprotes Petrus, yang pada
gilirannya menjelaskan soal penglihatan yang diterimanya (Kis
10:10-28, Kis 11:4-16), bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi pun berhak
menerima pewartaan mengenai Yesus. Penjelasan ini melegakan
murid-murid yang lain (Kis 11:18). Beberapa murid lain (sebelum Paulus
juga) kemudian menjadi berani mewartakan Injil kepada non-Yahudi (Kis
11:20). Penglihatan itu pun membuahkan kesimpulan bahwa tak ada lagi
yang haram dan najis di hadapan Allah.
Paulus yang kemudian menjadi murid Yesus pun pertama kali justru
melakukan pewartaan kepada umat Yahudi (Kis 9:20-22). Bahkan meski
telah dipilih secara khusus untuk mewartakan Injil kepada non-Yahudi,
Paulus (dan Barnabas ) tetap memprioritaskan pewartaan kepada umat
Yahudi di setiap tempat yang didatanginya (Kis 13:14-44, 14:1, 16:13,
17:3-4, 17:10-12, 17:17, 18:4, 19:8-10). Prioritas ini ditegaskan oleh
Paulus (dan Barnabas) sendiri (Kis 13:46). Pada kenyataannya, dalam
pewartaan di tempat-tempat ibadah Yahudi itu juga banyak non-Yahudi
yang mendengarkan mereka dan menjadi percaya, sementara umat Yahudi
sendiri banyak yang menentang mereka, maka keduanya memfokuskan diri
untuk membina iman non-Yahudi yang percaya pada pewartaan mereka.
Dengan kata lain, non-Yahudi yang percaya pada pewartaan Paulus ini
adalah 'hasil sampingan' dari prioritas pewartaan Paulus di tengah2
umat Yahudi.
Disini FAKTA yang kita dapat adalah bahwa sebenarnya dari awal Paulus
tidak secara khusus melakukan pewartaan kepada non-Yahudi (meski dia
sudah diberi tanggungjawab tsb). Namun karena melihat antusiasme
non-Yahudi yang lebih besar dari umat Yahudi sendiri, adalah wajar
jika Paulus tidak membiarkan iman non Yahudi ini berkembang dalam
intrepretasi yang salah, dan kemudian membina mereka.
(2) Paulus menyangkal Taurat, terutama aturan mengenai sunat dan
makanan haram (??)
Dalam perkembangannya, jumlah non Yahudi lebih banyak daripada Yahudi
dalam jemaat Kristen perdana. Kenyataan ini menimbulkan kecemburuan
diantara kaum Yahudi, yang kemudian menuntut Kristen non-Yahudi untuk
juga menaati aturan2 dalam Taurat, terutama dalam hal sunat dan
makanan yang diharamkan, Paulus tidak setuju dengan tuntutan seperti
itu, karena melihat bahwa tuntutan itu diberikan hanya karena
kecemburuan, bukan karena niat baik. Paulus kemudian menjelaskan
pandangannya yang kemudian diterima oleh kaum Yahudi itu (Kis
15:1-31). Surat Paulus kepada Jemaat di Roma yang oleh banyak
pengkritik dianggap sebagai penyangkalan Paulus atas Taurat sebenarnya
merupakan tindak lanjut dari perdebatannya dengan kaum Kristen Yahudi
diatas. Dimana penyataan Paulus dalam Roma 2:12-29, 3:1-9, 3:19-24,
3:28-31 yang kesemuanya menekankan bahwa Kristen non-Yahudi tidak
harus mengkuti Taurat (terutama soal sunat dan makanan haram) sebelum
menjadi pengikut Yesus dan menerima Injil. Dengan pernyataan itu bukan
berarti Paulus ingin mengatakan 'Taurat tidak lagi berguna', Taurat
tetap bisa menjadi rujukan Kristen Yahudi (Roma 2:17-20) namun bagi
Kristen non-Yahudi, fase ketaatan terhadap Taurat bukan sesuatu yang
wajib dilalui sebelum menjadi pengikut Yesus sebagaimana dialami oleh
Kristen Yahudi. Paulus juga menjelaskan panjang lebar kepada Kristen
Yahudi bahwa sunat sebagai tanda perjanjian bagi keturunan Abraham
takkan ada artinya jika Taurat hanya dilaksanakan setengah-setengah.
Seseorang menjadi benar menurut Taurat bukan semata-mata karena dia
disunat tapi karena mengamalkan Taurat sebagaimana mestinya. Paulus
samasekali bukan ingin menyangkal Taurat dan sunat (karena sebagai
Yahudi, dia sendiri toh taat melaksanakan keduanya). Disini Paulus
hanya ingin mengatakan bahwa tanpa mengenal Taurat, jika perilaku
non-Yahudi juga selaras dengan aturan2 Taurat, itu justru lebih baik
daripada mengenal Taurat tapi tidak melaksanakannya (lih. Roma
2:25-26). Orang dianggap benar dalam Taurat bukan (cuma) karena dia
mengenal Taurat tapi lebih karena penghayatan dan pengamalannya atas
Taurat (Roma 2:13). Tanpa disunatpun orang tidak akan dinilai 'kotor'
dalam konteks iman kepada Allah, karena dalam sejarahnya Abraham
sendiri (dan bahkan sebagain besar nabi sebelumnya) dianggap benar
tanpa harus bersunat (Roma 4:1-13). Jelaslah disini bahwa sunat
samasekali terlepas dari konteks keimanan dan kebenaran seseorang.
Soal makanan haram, Paulus bukan yang pertama menghalalkan makanan
yang sebelumnya haram bagi Yahudi, tapi justru Yesus sendiri yang
melakukannya (Mat 15:11). AlQuran pun mengkonfirmasi ini, meski tidak
secara detail menyebutkan apa yang dihalalkan oleh Yesus.
Jadi disini Paulus bukan memberikan penyangkalan atas Taurat namun
memberikan konteks pemahaman terhadap Taurat itu sendiri dalam
kerangka ajaran Yesus... berlajut di nomor selanjutnya....
(3) Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus (??)
Paulus seringkali dituduh menyangkal Taurat. Dalam banyak contoh,
terungkap bahwa Yesus-pun "mengobrak-abrik" Taurat, dan bahkan itu
yang menjadi salah satu alasan kebencian ahli-ahli Taurat kepada Yesus:
- Yesus melanggar keistimewaan hari Sabat (Markus 2:27,3:4; Mat 12:11-12)
- Yesus menyingkirkan aturan halal-haram, najis-tahir (Markus7:15;
Lukas 11:38)
- Yesus merombak aturan-aturan utama Taurat (Mat 5:21-48)
Di sini justru tampak kesamaan antara ajaran Yesus dan Paulus yang
tidak lagi menekankan pada persoalan fisik semata (najis, haram,
sunat, dendam, membunuh, mencuri..dsb) sebagaimana penekanan Taurat.
Namun beralih pada konteks spiritual. Yesus menekankan bahwa 'orang
benar' didasarkan pada mentalitas dan kerohanian seseorang yang
berpangkal pada hati nurani yang menjadi pembentuk sikap dan perilaku
seseorang (Mat 5:21-48; 15:18), sementara Paulus menekankan bahwa
tanda perjanjian keselamatan Allah bagi umat Kristiani bukan pada
tanda 'sunat fisik' (penampilan luar seseorang, e.g Yahudi yang
bersunat ataupun non-Yahudi yang bersunat seperti Yahudi, rajin
beribadah namun hanya sebagai rutinitas, dsb)... namun lebih pada
'sunat rohani' (beriman melalui pertobatan, sikap dan perilaku) (Roma
2:29).
Kedua ajaran ini intinya mirip kan????
Semoga serangkaian penjelasan ini bisa meluruskan pandangan
temen-temen muslim tentang Paulus dan ajarannya..
***
Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga,
tidakkah kamu mendengar?... (Markus 8:18)
Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang
telinga, tetapi tidak mendengar. (Yesaya 42:20)
***
Mirip????
Ajaran Yesus vs Ajaran Paulus:
1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja)(Yohanes 17:3) vs Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan Paulus (1 Korintus 8:6).
2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat (Matius 5:17) vs Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai pernyataan Paulus (Galatia 2:16).
3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap beberapa hukum Taurat (Matius 5:29) (Matius 5:30)(Matius 5:34) vs Kristen membangkang penggenapan (nasakh) Yesus dan menggantinya dengan ajaran baru dari Paulus (Roma 10:4).
4. Yesus disunat pada usia delapan hari sesuai perintah Tuhan (Lukas 2:21)(Kejadian 17:10) vs Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai pernyataan Paulus (Galatia 5:6).
5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus (Yehezkiel 18:20) vs Kristen mengajarkan adanya dosa warisan dari Adam sesuai pernyataan Paulus (Roma 5:12).
6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu apabila sedang berpuasa dan mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud (Matius 6:17)(Matius 26:39)(Keluaran 40:31-32)(Bilangan 20:6)(Kejadian 17:2-3) vs Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja sesuai perintah Paulus (Kolose 3:16).
7. Yesus melarang hidup mewah di dunia (Matius 6:19-20) vs Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus (Efesus 4:28).
8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain kafan (Yohanes 19:40) vs Umat Kristen meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.
9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam (Yohanes 8:7) vs Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen (Galatia 2:16).
10. Yesus tidak membuat agama baru (Matius 5:17-20) vs Kristen adalah agama baru yang lahir pada masa Paulus (setelah masa Yesus)(Kisah Para Rasul 11:26).
Islam Is My Religion- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 294
Reputation : 5
Points : 5595
Registration date : 2010-07-31
Similar topics
» YESUS DISUNAT, PAULUS TAKUT DISUNAT, ORANG KRISTEN NGIKUTIN PAULUS
» Puasa Umat Islam, Musa dan Yesus dan dihapus hukum puasa oleh paulus atas ajaran musa dan yesus
» Yesus, Paulus, dan Muhammad
» Puasa Umat Islam, Musa dan Yesus dan dihapus hukum puasa oleh paulus atas ajaran musa dan yesus
» Yesus, Paulus, dan Muhammad
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo
» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Sat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo
» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Sat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo
» kenapa muhammad suka makan babi????
Sat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin