MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 84 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 84 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

+3
shaggy
Goespel
Tom Jerry
7 posters

Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Tom Jerry Wed 20 Oct 2010, 5:28 pm

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Dalam Al Quran terdapat ayat yang melarang umat Islam untuk bertanya kepada Nabi tentang hal yang bisa membuat mereka menjadi gusar dan makin tidak percaya. Pelarangan ini walaupun dengan embel-embel supaya mereka tidak menjadi kafir sepintas kelihatannya baik, tetapi tetap saja merupakan suatu bentuk penindasan daya kritis umatnya.

Ekses dari pelarangan demikian masih bisa kita lihat dengan jelas sampai dengan hari ini, misalnya apa yang di katakan oleh Nabi, Ustadz, Habib, Kyai, Mullah, dll. tidak boleh diganggu gugat karena mereka jelas lebih tau dan lebih "hebat". Kalo disuruh ini ya ini, disuruh itu ya itu.

Akibatnya, ada Muslim yang diperintahkan meledakkan diri, tidak boleh banyak tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya akan membuat susah. Para santri dan santriwati disuruh melayani para guru ngaji, juga tidak boleh tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya nanti akan membuat susah.

Semua ini bersumber dari ajaran Islam seperti yang diwahyukan dalam ayat Al Quran berikut ini:
Surah 5 Qaaf:101-102
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.

(menurut anda ini firman Allah bukan ya? Apa cara berpikir Muhammad?)

Pelarangan bertanya kritis dalam ayat-ayat tersebut di atas memberikan beberapa indikasi mengapa hal ini sampai bisa terjadi:
Muhammad tidak menguasai semua cerita2 bangsa Yahudi dan para Nabi dan raja2 mereka yang dibacanya (atau hasil ngobrol2 serius) dari Kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Jadi kalo mau nanya, jangan terlalu kritis kan malu kalo ngak bisa jawab.

Kebingungan Muhammad mengenai Maryam Ibunda Isa sebagai saudara perempuan Harun jelas bukti bahwa Muhammad menjadi bukti bahwa dia tidak menguasai sepenuhnya Kitab-kitab sebelumnya yang digunakan sebagai sumber. Apalagi setelah kematian Warraqa bin Naufal (orang Kristen, saudara sepupu Khadijah-isteri pertama Muhammad) sumber yang biasa dipakai oleh Muhammad menjadi lebih terbatas, sampai-sampai wahyupun terhenti beberapa waktu lamanya karena tidak ada lagi yang membisiki.

Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu kepada umatnya sehingga melarang mereka untuk bertanya yang kritis-kritis karena bisa-bisa nanti ketahuan darimana sumber-sumber yang selama ini digunakan (2/3 isi Al Quran memuat keNabian dan perjuangan raja-raja bangsa Yahudi).

Ajaran-ajaran Nabi Isa dalam Injil pun hanya disebutkan sebagian kecil saja karena memang Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu.

Kalo ditanya mengenai masalah yang tidak disukai atau kebanyakan nanya, Muhammad bener-bener marah dan naik pitam.

Sahih Bukhari. Vol 1, Buku 3. Pengetahuan. Hadis 092.
Diriwayatkan Oleh Abu Musa: Nabi ditanya tentang hal-hal yang dia tidak suka, namun ketika penanya bersikeras, Nabi marah. Dia kemudian berkata kepada orang-orang, "Tanyakan apa-apa yang engkau suka." Seorang laki-laki bertanya, "Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhafa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "Siapakah bapaku, wahai Rasulullah?" Dia menjawab, "Bapamu adalah Salim, Maula (budak yang dibebaskan) dari Shaiba." Jadi, ketika Umar melihat (kemarahan) di wajah Nabi dia berkata, "Ya Rasulullah kami bertobat kepada Allah (kami menyinggung perasaan engkau)."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 75. Doa. Hadis 373.
Dikisahkan Dengan Anas: Setelah orang-orang mulai bertanya Rasulullah, dan mereka bertanya begitu banyak pertanyaan yang ia menjadi marah dan naik mimbar dan berkata, "Aku akan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin engkau bertanya aku hari ini." Aku melihat kanan dan kiri dan melihat semua orang menutupi wajahnya dengan jubahnya dan menangis. Lihatlah! Ada seorang laki-laki yang, pada bertengkar dengan orang-orang, dulu disebut sebagai anak dari orang lain selain bapanya. Dia berkata, "O Rasulullah siapakah bapaku?!" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Dan kemudian 'Umar berdiri dan berkata, "Kami menerima Allah sebagai Tuhan kita, dan Islam sebagai agama (kami), dan Muhammad sebagai Rasul (kami), dan kami mencari perlindungan Allah dari penderitaan." Rasulullah berkata, "Aku belum pernah melihat hari seperti hari ini baikjahatnya bagi Surga dan Neraka Api dipajang di depanku, sampai aku melihat mereka hanya di luar tembok ini." Qatada, ketika dihubungkan dengan hadis ini, digunakan untuk menyebutkan Ayat berikut:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu." (Surah 5:101)

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah.Hadis 394.
Dikisahkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari: Rasulullah ditanya tentang hal-hal yang tidak disukainya, dan ketika orang-orang terlalu banyak bertanya, ia menjadi marah dan berkata, "Tanyakan aku (pertanyaan)." Seorang laki-laki berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi berkata, "Bapamu adalah Salim, Maula Shaiba." Ketika 'Umar melihat tanda-tanda kemarahan di wajah Rasulullah, ia berkata, "Kami bertobat kepada Allah."

Jangan banyak tanya tentang agama karena Allah dan Muhammad tidak suka yang demikian (rahasia bisa terbongkar)

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 73. Good Manners And Form (Al-Adab). Hadis 006.
Dikisahkan oleh Al-Mughira: Nabi berkata, "Allah telah melarang kamu (1) tidak nurut pada ibumu (2) menahan (apa yang harus kamu berikan) atau (3) permintaan (apa yang tidak pantas), dan ( 4) mengubur anak perempuan kamu hidup-hidup. Dan Allah tidak menyukainya bahwa Kamu berbicara terlalu banyak tentang orang lain (ngegosip), terlalu banyak bertanya (dalam agama), atau menghamburkan harta bendamu."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 76. To Make The Heart Tender (Ar-Riqaq). Hadis 480.
Dikisahkan oleh Warrad: (pekerja Al-Mughira bin Shu'ba) Muawiya menulis kepada Al-Mughira: "Tuliskan kepadaku narasi yang telah kamu dengar dari Rasulullah." Jadi Al-Mughira menulis kepadanya, "Aku mendengar dia mengucapkan doa berikut setelah masing-masing: 'La ilaha illal-lahu wahdahu la sharika lahu, lahu-l-mulk wa lahuI-Hamd, wa Huwa' ala kulli Shai-in Qadir. ' Ia juga digunakan untuk melarang omong kosong, meminta terlalu banyak pertanyaan (dalam agama), membuang-buang uang, mencegah apa yang harus diberikan, dan meminta orang lain untuk sesuatu (kecuali yang membutuhkan besar), tidak nurut pada ibu, dan mengubur anak kecil (yang masih hidup ). "


Lakukan saja dan telan saja bulat2, jangan banyak tanya dan banyak cincong.

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah. Hadis 391.
Dikisahkan oleh Abu Huraira: Nabi berkata, "Tinggalkan aku seperti aku meninggalkanmu bagi orang-orang yang sebelum kamu hancur karena pertanyaan mereka dan perbedaan mereka atas nabi mereka. Jadi, jika aku melarang kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian menjauhkan diri dari itu. Dan jika aku memerintahkan kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian lakukan itu sebanyak yang kamu bisa. "

Sahih Muslim. Buku 30. The Excellent Qualities Of The Holy Prophet (pbuh) And His Companions. Hadis 5818.
Abu Huraira melaporkan bahwa ia mendengar Rasulullah (s.a.w; semoga damai besertanya) mengatakan: Hindari yang aku larang kamu untuk lakukan dan lakukan apa yang aku perintahkan kamu untuk lakukan yang terbaik dari kemampuanmu. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu pergi ke azab mereka karena mereka telah memasukkan terlalu banyak pertanyaan untuk nabi mereka dan kemudian tidak setuju dengan ajaran mereka.


Last edited by Tom Jerry on Thu 21 Oct 2010, 12:27 am; edited 1 time in total
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Goespel Wed 20 Oct 2010, 5:41 pm


Salam kenal Mas Tomjer ....
Menurut gue Quran yang elo pegang itu salah ......,
soalnye di quran gue ga ada tuh tulisan yesus lagi naik pitam .....
saran ane, elo nyari lagi yang laen ..... ato elo downlaod lagi ..........


Goespel
Goespel
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 30
Location : Depan Monitor
Job/hobbies : Ngembat Rumput
Humor : Ingin menjadi Tuhan
Reputation : 0
Points : 4995
Registration date : 2010-10-09

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by shaggy Mon 08 Nov 2010, 12:36 am

Tom Jerry wrote:Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Dalam Al Quran terdapat ayat yang melarang umat Islam untuk bertanya kepada Nabi tentang hal yang bisa membuat mereka menjadi gusar dan makin tidak percaya. Pelarangan ini walaupun dengan embel-embel supaya mereka tidak menjadi kafir sepintas kelihatannya baik, tetapi tetap saja merupakan suatu bentuk penindasan daya kritis umatnya.

Ekses dari pelarangan demikian masih bisa kita lihat dengan jelas sampai dengan hari ini, misalnya apa yang di katakan oleh Nabi, Ustadz, Habib, Kyai, Mullah, dll. tidak boleh diganggu gugat karena mereka jelas lebih tau dan lebih "hebat". Kalo disuruh ini ya ini, disuruh itu ya itu.

Akibatnya, ada Muslim yang diperintahkan meledakkan diri, tidak boleh banyak tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya akan membuat susah. Para santri dan santriwati disuruh melayani para guru ngaji, juga tidak boleh tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya nanti akan membuat susah.

Semua ini bersumber dari ajaran Islam seperti yang diwahyukan dalam ayat Al Quran berikut ini:
Surah 5 Qaaf:101-102
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.

(menurut anda ini firman Allah bukan ya? Apa cara berpikir Muhammad?)

Pelarangan bertanya kritis dalam ayat-ayat tersebut di atas memberikan beberapa indikasi mengapa hal ini sampai bisa terjadi:
Muhammad tidak menguasai semua cerita2 bangsa Yahudi dan para Nabi dan raja2 mereka yang dibacanya (atau hasil ngobrol2 serius) dari Kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Jadi kalo mau nanya, jangan terlalu kritis kan malu kalo ngak bisa jawab.

Kebingungan Muhammad mengenai Maryam Ibunda Isa sebagai saudara perempuan Harun jelas bukti bahwa Muhammad menjadi bukti bahwa dia tidak menguasai sepenuhnya Kitab-kitab sebelumnya yang digunakan sebagai sumber. Apalagi setelah kematian Warraqa bin Naufal (orang Kristen, saudara sepupu Khadijah-isteri pertama Muhammad) sumber yang biasa dipakai oleh Muhammad menjadi lebih terbatas, sampai-sampai wahyupun terhenti beberapa waktu lamanya karena tidak ada lagi yang membisiki.

Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu kepada umatnya sehingga melarang mereka untuk bertanya yang kritis-kritis karena bisa-bisa nanti ketahuan darimana sumber-sumber yang selama ini digunakan (2/3 isi Al Quran memuat keNabian dan perjuangan raja-raja bangsa Yahudi).

Ajaran-ajaran Nabi Isa dalam Injil pun hanya disebutkan sebagian kecil saja karena memang Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu.

Kalo ditanya mengenai masalah yang tidak disukai atau kebanyakan nanya, Muhammad bener-bener marah dan naik pitam.

Sahih Bukhari. Vol 1, Buku 3. Pengetahuan. Hadis 092.
Diriwayatkan Oleh Abu Musa: Nabi ditanya tentang hal-hal yang dia tidak suka, namun ketika penanya bersikeras, Nabi marah. Dia kemudian berkata kepada orang-orang, "Tanyakan apa-apa yang engkau suka." Seorang laki-laki bertanya, "Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhafa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "Siapakah bapaku, wahai Rasulullah?" Dia menjawab, "Bapamu adalah Salim, Maula (budak yang dibebaskan) dari Shaiba." Jadi, ketika Umar melihat (kemarahan) di wajah Nabi dia berkata, "Ya Rasulullah kami bertobat kepada Allah (kami menyinggung perasaan engkau)."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 75. Doa. Hadis 373.
Dikisahkan Dengan Anas: Setelah orang-orang mulai bertanya Rasulullah, dan mereka bertanya begitu banyak pertanyaan yang ia menjadi marah dan naik mimbar dan berkata, "Aku akan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin engkau bertanya aku hari ini." Aku melihat kanan dan kiri dan melihat semua orang menutupi wajahnya dengan jubahnya dan menangis. Lihatlah! Ada seorang laki-laki yang, pada bertengkar dengan orang-orang, dulu disebut sebagai anak dari orang lain selain bapanya. Dia berkata, "O Rasulullah siapakah bapaku?!" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Dan kemudian 'Umar berdiri dan berkata, "Kami menerima Allah sebagai Tuhan kita, dan Islam sebagai agama (kami), dan Muhammad sebagai Rasul (kami), dan kami mencari perlindungan Allah dari penderitaan." Rasulullah berkata, "Aku belum pernah melihat hari seperti hari ini baikjahatnya bagi Surga dan Neraka Api dipajang di depanku, sampai aku melihat mereka hanya di luar tembok ini." Qatada, ketika dihubungkan dengan hadis ini, digunakan untuk menyebutkan Ayat berikut:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu." (Surah 5:101)

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah.Hadis 394.
Dikisahkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari: Rasulullah ditanya tentang hal-hal yang tidak disukainya, dan ketika orang-orang terlalu banyak bertanya, ia menjadi marah dan berkata, "Tanyakan aku (pertanyaan)." Seorang laki-laki berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi berkata, "Bapamu adalah Salim, Maula Shaiba." Ketika 'Umar melihat tanda-tanda kemarahan di wajah Rasulullah, ia berkata, "Kami bertobat kepada Allah."

Jangan banyak tanya tentang agama karena Allah dan Muhammad tidak suka yang demikian (rahasia bisa terbongkar)

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 73. Good Manners And Form (Al-Adab). Hadis 006.
Dikisahkan oleh Al-Mughira: Nabi berkata, "Allah telah melarang kamu (1) tidak nurut pada ibumu (2) menahan (apa yang harus kamu berikan) atau (3) permintaan (apa yang tidak pantas), dan ( 4) mengubur anak perempuan kamu hidup-hidup. Dan Allah tidak menyukainya bahwa Kamu berbicara terlalu banyak tentang orang lain (ngegosip), terlalu banyak bertanya (dalam agama), atau menghamburkan harta bendamu."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 76. To Make The Heart Tender (Ar-Riqaq). Hadis 480.
Dikisahkan oleh Warrad: (pekerja Al-Mughira bin Shu'ba) Muawiya menulis kepada Al-Mughira: "Tuliskan kepadaku narasi yang telah kamu dengar dari Rasulullah." Jadi Al-Mughira menulis kepadanya, "Aku mendengar dia mengucapkan doa berikut setelah masing-masing: 'La ilaha illal-lahu wahdahu la sharika lahu, lahu-l-mulk wa lahuI-Hamd, wa Huwa' ala kulli Shai-in Qadir. ' Ia juga digunakan untuk melarang omong kosong, meminta terlalu banyak pertanyaan (dalam agama), membuang-buang uang, mencegah apa yang harus diberikan, dan meminta orang lain untuk sesuatu (kecuali yang membutuhkan besar), tidak nurut pada ibu, dan mengubur anak kecil (yang masih hidup ). "


Lakukan saja dan telan saja bulat2, jangan banyak tanya dan banyak cincong.

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah. Hadis 391.
Dikisahkan oleh Abu Huraira: Nabi berkata, "Tinggalkan aku seperti aku meninggalkanmu bagi orang-orang yang sebelum kamu hancur karena pertanyaan mereka dan perbedaan mereka atas nabi mereka. Jadi, jika aku melarang kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian menjauhkan diri dari itu. Dan jika aku memerintahkan kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian lakukan itu sebanyak yang kamu bisa. "

Sahih Muslim. Buku 30. The Excellent Qualities Of The Holy Prophet (pbuh) And His Companions. Hadis 5818.
Abu Huraira melaporkan bahwa ia mendengar Rasulullah (s.a.w; semoga damai besertanya) mengatakan: Hindari yang aku larang kamu untuk lakukan dan lakukan apa yang aku perintahkan kamu untuk lakukan yang terbaik dari kemampuanmu. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu pergi ke azab mereka karena mereka telah memasukkan terlalu banyak pertanyaan untuk nabi mereka dan kemudian tidak setuju dengan ajaran mereka.

Jawabannya simple saja bung Tom,
Karena muhammad takut ketahuan bohongnya.
hehehehehehehe....................
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11030
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by hamba tuhan Mon 08 Nov 2010, 2:18 am

Tom Jerry wrote:Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Dalam Al Quran terdapat ayat yang melarang umat Islam untuk bertanya kepada Nabi tentang hal yang bisa membuat mereka menjadi gusar dan makin tidak percaya. Pelarangan ini walaupun dengan embel-embel supaya mereka tidak menjadi kafir sepintas kelihatannya baik, tetapi tetap saja merupakan suatu bentuk penindasan daya kritis umatnya.

Ekses dari pelarangan demikian masih bisa kita lihat dengan jelas sampai dengan hari ini, misalnya apa yang di katakan oleh Nabi, Ustadz, Habib, Kyai, Mullah, dll. tidak boleh diganggu gugat karena mereka jelas lebih tau dan lebih "hebat". Kalo disuruh ini ya ini, disuruh itu ya itu.

Akibatnya, ada Muslim yang diperintahkan meledakkan diri, tidak boleh banyak tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya akan membuat susah. Para santri dan santriwati disuruh melayani para guru ngaji, juga tidak boleh tanya tapi telan saja bulat-bulat karena banyak tanya nanti akan membuat susah.

Semua ini bersumber dari ajaran Islam seperti yang diwahyukan dalam ayat Al Quran berikut ini:
Surah 5 Qaaf:101-102
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.

(menurut anda ini firman Allah bukan ya? Apa cara berpikir Muhammad?)

Pelarangan bertanya kritis dalam ayat-ayat tersebut di atas memberikan beberapa indikasi mengapa hal ini sampai bisa terjadi:
Muhammad tidak menguasai semua cerita2 bangsa Yahudi dan para Nabi dan raja2 mereka yang dibacanya (atau hasil ngobrol2 serius) dari Kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Jadi kalo mau nanya, jangan terlalu kritis kan malu kalo ngak bisa jawab.

Kebingungan Muhammad mengenai Maryam Ibunda Isa sebagai saudara perempuan Harun jelas bukti bahwa Muhammad menjadi bukti bahwa dia tidak menguasai sepenuhnya Kitab-kitab sebelumnya yang digunakan sebagai sumber. Apalagi setelah kematian Warraqa bin Naufal (orang Kristen, saudara sepupu Khadijah-isteri pertama Muhammad) sumber yang biasa dipakai oleh Muhammad menjadi lebih terbatas, sampai-sampai wahyupun terhenti beberapa waktu lamanya karena tidak ada lagi yang membisiki.

Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu kepada umatnya sehingga melarang mereka untuk bertanya yang kritis-kritis karena bisa-bisa nanti ketahuan darimana sumber-sumber yang selama ini digunakan (2/3 isi Al Quran memuat keNabian dan perjuangan raja-raja bangsa Yahudi).

Ajaran-ajaran Nabi Isa dalam Injil pun hanya disebutkan sebagian kecil saja karena memang Muhammad ingin menyembunyikan sesuatu.

Kalo ditanya mengenai masalah yang tidak disukai atau kebanyakan nanya, Muhammad bener-bener marah dan naik pitam.

Sahih Bukhari. Vol 1, Buku 3. Pengetahuan. Hadis 092.
Diriwayatkan Oleh Abu Musa: Nabi ditanya tentang hal-hal yang dia tidak suka, namun ketika penanya bersikeras, Nabi marah. Dia kemudian berkata kepada orang-orang, "Tanyakan apa-apa yang engkau suka." Seorang laki-laki bertanya, "Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhafa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "Siapakah bapaku, wahai Rasulullah?" Dia menjawab, "Bapamu adalah Salim, Maula (budak yang dibebaskan) dari Shaiba." Jadi, ketika Umar melihat (kemarahan) di wajah Nabi dia berkata, "Ya Rasulullah kami bertobat kepada Allah (kami menyinggung perasaan engkau)."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 75. Doa. Hadis 373.
Dikisahkan Dengan Anas: Setelah orang-orang mulai bertanya Rasulullah, dan mereka bertanya begitu banyak pertanyaan yang ia menjadi marah dan naik mimbar dan berkata, "Aku akan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin engkau bertanya aku hari ini." Aku melihat kanan dan kiri dan melihat semua orang menutupi wajahnya dengan jubahnya dan menangis. Lihatlah! Ada seorang laki-laki yang, pada bertengkar dengan orang-orang, dulu disebut sebagai anak dari orang lain selain bapanya. Dia berkata, "O Rasulullah siapakah bapaku?!" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Dan kemudian 'Umar berdiri dan berkata, "Kami menerima Allah sebagai Tuhan kita, dan Islam sebagai agama (kami), dan Muhammad sebagai Rasul (kami), dan kami mencari perlindungan Allah dari penderitaan." Rasulullah berkata, "Aku belum pernah melihat hari seperti hari ini baikjahatnya bagi Surga dan Neraka Api dipajang di depanku, sampai aku melihat mereka hanya di luar tembok ini." Qatada, ketika dihubungkan dengan hadis ini, digunakan untuk menyebutkan Ayat berikut:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu." (Surah 5:101)

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah.Hadis 394.
Dikisahkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari: Rasulullah ditanya tentang hal-hal yang tidak disukainya, dan ketika orang-orang terlalu banyak bertanya, ia menjadi marah dan berkata, "Tanyakan aku (pertanyaan)." Seorang laki-laki berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi menjawab, "Bapamu Hudhaifa." Lalu orang lain berdiri dan berkata, "O Rasulullah! Siapakah bapaku?" Nabi berkata, "Bapamu adalah Salim, Maula Shaiba." Ketika 'Umar melihat tanda-tanda kemarahan di wajah Rasulullah, ia berkata, "Kami bertobat kepada Allah."

Jangan banyak tanya tentang agama karena Allah dan Muhammad tidak suka yang demikian (rahasia bisa terbongkar)

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 73. Good Manners And Form (Al-Adab). Hadis 006.
Dikisahkan oleh Al-Mughira: Nabi berkata, "Allah telah melarang kamu (1) tidak nurut pada ibumu (2) menahan (apa yang harus kamu berikan) atau (3) permintaan (apa yang tidak pantas), dan ( 4) mengubur anak perempuan kamu hidup-hidup. Dan Allah tidak menyukainya bahwa Kamu berbicara terlalu banyak tentang orang lain (ngegosip), terlalu banyak bertanya (dalam agama), atau menghamburkan harta bendamu."

Sahih Bukhari. Vol 8, Buku 76. To Make The Heart Tender (Ar-Riqaq). Hadis 480.
Dikisahkan oleh Warrad: (pekerja Al-Mughira bin Shu'ba) Muawiya menulis kepada Al-Mughira: "Tuliskan kepadaku narasi yang telah kamu dengar dari Rasulullah." Jadi Al-Mughira menulis kepadanya, "Aku mendengar dia mengucapkan doa berikut setelah masing-masing: 'La ilaha illal-lahu wahdahu la sharika lahu, lahu-l-mulk wa lahuI-Hamd, wa Huwa' ala kulli Shai-in Qadir. ' Ia juga digunakan untuk melarang omong kosong, meminta terlalu banyak pertanyaan (dalam agama), membuang-buang uang, mencegah apa yang harus diberikan, dan meminta orang lain untuk sesuatu (kecuali yang membutuhkan besar), tidak nurut pada ibu, dan mengubur anak kecil (yang masih hidup ). "


Lakukan saja dan telan saja bulat2, jangan banyak tanya dan banyak cincong.

Sahih Bukhari. Vol 9, Buku 92. Holding Fast To The Qur'an dan Sunnah. Hadis 391.
Dikisahkan oleh Abu Huraira: Nabi berkata, "Tinggalkan aku seperti aku meninggalkanmu bagi orang-orang yang sebelum kamu hancur karena pertanyaan mereka dan perbedaan mereka atas nabi mereka. Jadi, jika aku melarang kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian menjauhkan diri dari itu. Dan jika aku memerintahkan kamu untuk melakukan sesuatu, kemudian lakukan itu sebanyak yang kamu bisa. "

Sahih Muslim. Buku 30. The Excellent Qualities Of The Holy Prophet (pbuh) And His Companions. Hadis 5818.
Abu Huraira melaporkan bahwa ia mendengar Rasulullah (s.a.w; semoga damai besertanya) mengatakan: Hindari yang aku larang kamu untuk lakukan dan lakukan apa yang aku perintahkan kamu untuk lakukan yang terbaik dari kemampuanmu. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu pergi ke azab mereka karena mereka telah memasukkan terlalu banyak pertanyaan untuk nabi mereka dan kemudian tidak setuju dengan ajaran mereka.

Ada hadits qudsi yang artinya kurang lebih, “Wahai Muhammad, sesungguhnya umatmu selalu bertanya, apakah ini, apakah itu, sehingga nanti mereka akan mengatakan, ‘Inilah Allah yang telah menciptakan makhluk, tetapi siapakah yang menciptakan Allah?’”

Manusia memiliki naluri ingin tahu. Akan tetapi, dia juga memiliki keterbatasan. Akalnya tidak mampu mengetahui segala sesuatu. Agama sama sekali tidak melarang seseorang untuk bertanya. Banyak pertanyaan para sahabat Nabi Saw yang dijawab oleh al-Qur’an, demikian juga oleh Nabi Muhammad Saw, bahkan al-Qur’an memerintahkan agar bertanya kepada yang mengetahui [baca QS an-Nahl [16]: 43, al- Anbiyâ’ [21]: 7]. Akan tetapi, ada pertanyaan yang sejak semula telah keliru. Misalnya, “Siapa yang lebih Anda suka untuk mati terlebih dahulu, ibu atau bapak Anda?”. Menjawab pertanyaan ini pasti keliru karena pertanyaan ini tidak perlu dilayani, bahkan keliru menanyakannya.

Ada juga pertanyaan yang jawabannya akan menyusahkan atau berdampak negatif bila didengar. Allah swt melarang menanyakannya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan [kepada Nabimu] hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu” [QS al-Mâ’idah [5]: 101].

Selanjutnya, ada pertanyaan yang tidak mampu dicerna jawabannya oleh penanya. Dalam hal semacam ini, pertanyaan itu sebaiknya tidak dijawab atau bahkan tidak perlu ditanyakan. “Mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah bahwa ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit” [QS al-Isrâ’ [17]: 85]. Ada lagi pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan uraian yang memuaskan akal, tetapi dijawab oleh kalbu dengan pendekatan iman. Ada lagi yang tidak dapat dijawab dengan lisan, tetapi lebih cepat dengan pengamalan. “Jeruk ini manis atau kecut?” Jawaban tepat dan tercepat adalah menyuruh penanya mencicipinya.

Demikian aneka pertanyaan. Setan sering menabur keraguan dalam hati manusia melalui pertanyaan yang dimunculkannya ke dalam benak manusia. Jika manusia memperturutkan, dia akan terjerumus. Rasul Saw mengingatkan, “Setan akan datang kepada salah seorang di antara kamu, lalu dia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ Sampai akhirnya dia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Maka bila dia sampai kepada pertanyaan ini, hendaklah manusia memohon perlindungan kepada Allah dan hendaklah dia berhenti [melayani pertanyaan-pertanyaan semacam ini]” [HR. al-Bukhârî dan Muslim].

Maksud Nabi Saw jangan biarkan akal melayaninya, tetapi biar kalbu yang diasah dan diasuh oleh iman yang melayaninya. Memang, bagi yang mengasah nalar dan mengasuh jiwanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dipilah dan dipilihnya, mana pertanyaan yang benar sehingga boleh dijawab, mana pertanyaan yang sejak semula telah keliru sehingga tidak perlu dilayani karena pasti akan keliru pula jawabannya, mana yang dijawab melalui nalar atau kalbu, dan mana lagi yang jawabannya dengan jalan pintas dan aman.

Seandainya manusia merasa puas dengan perasaan atau informasi jiwa dan intuisinya dalam mencari dan berkenalan dengan Tuhan, niscaya banyak jalan yang dapat dipersingkat dan tidak sedikit kelelahan yang dapat disingkirkan, tetapi tidak semua orang demikian. Banyak juga orang yang menempuh jalan berliku-liku dengan memasuki lorong sempit guna melayani ajakan akal ketika mengajukan aneka pertanyaan sambil mendesak memperoleh jawaban yang memuaskan nalar. Bagi yang puas dengan informasi intuisi, akan merasakan ketenangan dan kedamaian bersama kekuatan Yang Maha Agung itu.
Islam tidak menolak melayani desakan akal atau dorongan nalar. Bukankah beragam argumen akliah yang dipaparkan bersamaan dengan sentuhan-sentuhan rasa guna membuktikan keesaan-Nya. Bukankah Dia memerintahkan untuk memandang alam dan fenomenanya dengan pandangan nalar serta memikirkannya? Akan tetapi, sekali lagi, akal manusia sering tidak puas hanya sampai pada titik ketika wujud-Nya terbukti, akal manusia sering ingin mengenal Dzat dan hakikat-Nya bahkan ingin melihat-Nya dengan mata kepala sendiri seakan-akan Tuhan adalah sesuatu yang dapat terjangkau oleh pancaindra.

Nah, di sinilah letak kesalahan bahkan letak bahaya. Di arena inilah, banyak “pemikir” jatuh tersungkur. Seandainya mereka menempuh cara yang mereka tempuh ketika merasa takut pada harimau tanpa melihat wujudnya cukup dengan mendengar raungnya, atau seandainya mereka berinteraksi dengan Tuhan sebagaimana berinteraksi dengan matahari, meraih kehangatan dan memanfaatkan cahayanya tanpa harus mengenal hakikatnya, banyak daya dan waktu yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Akan tetapi, sekali lagi, tidak semua manusia sama. Dari sini, datang peringatan Rasul Saw seperti yang telah dikemukakan tadi. Demikian, wallâhu a‘lam.

hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Tom Jerry Wed 10 Nov 2010, 5:14 pm

Buat bung shaggy, 100 (seratus) jawaban anda tepat sekaleee.
Buat bung hamba jawaban anda berbelit-belit, banyak alesan dibuat-buat, gak bisa ngejelasin kenape muhammad marah2 kalo ditanya ini itu... Yg namanya nabi itu musti sabar donk...
'Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? 626304'
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by hamba tuhan Wed 10 Nov 2010, 5:21 pm

Tom Jerry wrote:Buat bung shaggy, 100 (seratus) jawaban anda tepat sekaleee.
Buat bung hamba jawaban anda berbelit-belit, banyak alesan dibuat-buat, gak bisa ngejelasin kenape muhammad marah2 kalo ditanya ini itu... Yg namanya nabi itu musti sabar donk...
'Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? 626304'

Napa dek tom.... cumen singgah aja bentar diforum ini ya? kalo mau lama di forum biar saya jelaskan...
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by agus Wed 10 Nov 2010, 8:28 pm

Tom Jerry wrote:Buat bung shaggy, 100 (seratus) jawaban anda tepat sekaleee.
Buat bung hamba jawaban anda berbelit-belit, banyak alesan dibuat-buat, gak bisa ngejelasin kenape muhammad marah2 kalo ditanya ini itu... Yg namanya nabi itu musti sabar donk...
'Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? 626304'

Penjelasan saudara hamba tuhan sudah sangat memadai jika anda menyimak dengan baik keterbatasan akal manusia untuk memahami hal-hal yang di luar nalar. Itulah fungsinya rukun iman dalam Islam. Sekarang saya bertanya kepada saudara Tom. Kapankah kiamat itu datang?
agus
agus
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14641
Registration date : 2010-04-16

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Tom Jerry Fri 12 Nov 2010, 11:30 am

hamba tuhan wrote:Ada hadits qudsi yang artinya kurang lebih, “Wahai Muhammad, sesungguhnya umatmu selalu bertanya, apakah ini, apakah itu, sehingga nanti mereka akan mengatakan, ‘Inilah Allah yang telah menciptakan makhluk, tetapi siapakah yang menciptakan Allah?’”

Ya jawab aja: “Tidak ada yg menciptakan Allah…!!!” Masak takut sama pertanyaan seperti ini. Btw sorry banget, saya lagi repot sama job saya. Jadi thread saya agak tersendat-sendat, sama kayak wahyu Muhammad tersendat-sendat gara2 Waraqa (sumber doktrin Kristen) meninggal dunia. He, he, he…

Manusia memiliki naluri ingin tahu. Akan tetapi, dia juga memiliki keterbatasan. Akalnya tidak mampu mengetahui segala sesuatu. Agama sama sekali tidak melarang seseorang untuk bertanya. Banyak pertanyaan para sahabat Nabi Saw yang dijawab oleh al-Qur’an, demikian juga oleh Nabi Muhammad Saw, bahkan al-Qur’an memerintahkan agar bertanya kepada yang mengetahui [baca QS an-Nahl [16]: 43, al- Anbiyâ’ [21]: 7].
Bukankah QS an-Nahl:43 & QS al Anbiya:7 mengatakan kalo Muhammad belum begitu ngerti soal doktrin2 agama, silahkan Muhammad bertanya pada ahli kitab (Yahudi dan/atau Kristen), yaitu orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka? Bener ngak bung hamba?

Ada juga pertanyaan yang jawabannya akan menyusahkan atau berdampak negatif bila didengar. Allah swt melarang menanyakannya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan [kepada Nabimu] hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu” [QS al-Mâ’idah [5]: 101].
Misalnya: Bertanya tentang apa aja sih yang diajarkan oleh Nabi Musa dan Nabi Isa? Ya Muhammad pusing ngejawabnya.

Selanjutnya, ada pertanyaan yang tidak mampu dicerna jawabannya oleh penanya. Dalam hal semacam ini, pertanyaan itu sebaiknya tidak dijawab atau bahkan tidak perlu ditanyakan. “Mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah bahwa ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit” [QS al-Isrâ’ [17]: 85]. Ada lagi pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan uraian yang memuaskan akal, tetapi dijawab oleh kalbu dengan pendekatan iman. Ada lagi yang tidak dapat dijawab dengan lisan, tetapi lebih cepat dengan pengamalan. “Jeruk ini manis atau kecut?” Jawaban tepat dan tercepat adalah menyuruh penanya mencicipinya.
Masak Nabi / Utusan Tuhan ngak bisa jawab pertanyaan tentang Roh? Muhammad ngak bisa jawab, tapi mungkin malah bung hamba yg bisa jawab.

Demikian aneka pertanyaan. Setan sering menabur keraguan dalam hati manusia melalui pertanyaan yang dimunculkannya ke dalam benak manusia. Jika manusia memperturutkan, dia akan terjerumus. Rasul Saw mengingatkan, “Setan akan datang kepada salah seorang di antara kamu, lalu dia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ Sampai akhirnya dia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Maka bila dia sampai kepada pertanyaan ini, hendaklah manusia memohon perlindungan kepada Allah dan hendaklah dia berhenti [melayani pertanyaan-pertanyaan semacam ini]” [HR. al-Bukhârî dan Muslim].
Siapa yg menciptakan Tuhanmu? Ya tidak ada. Dia kekal, tidak diciptakan. Yang repot, kalo pertanyaannya, "Apakah Allah ngak kesepian seorang diri sebelum malaikat dan alam semesta Dia ciptakan?" Nah, makanya Trinitas lah yg menjawab masalah ini. Allah (Elohim) dalam Alkitab (Bible) berkata: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” . ("Kita" di sini adalah Allah yang kekal dan saling-mengasihi)

Maksud Nabi Saw jangan biarkan akal melayaninya, tetapi biar kalbu yang diasah dan diasuh oleh iman yang melayaninya. Memang, bagi yang mengasah nalar dan mengasuh jiwanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dipilah dan dipilihnya, mana pertanyaan yang benar sehingga boleh dijawab, mana pertanyaan yang sejak semula telah keliru sehingga tidak perlu dilayani karena pasti akan keliru pula jawabannya, mana yang dijawab melalui nalar atau kalbu, dan mana lagi yang jawabannya dengan jalan pintas dan aman.
Ya, terima saja kebenaran Islam, contohnya mengimani dengan sepenuh hati peristiwa Isra’ Mi’raj yg katanya dahsyat itu. Sorry ya bung, lagi siap2 sholat Jumat ya?

Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by hamba tuhan Sat 13 Nov 2010, 11:09 pm

Maaf dek tom baru tanggapin...saya juga banyak banget kerjaan dan kepentingan yg lain, ok deh dengan penjelasan dek tom, tapi tolong jawab pertanyaan ini ya?

1. Kapan TUHAN itu ada?????
2. Darimanakah asal mula TUHAN?
2. Kenapa TUHAN itu harus ada?

3 aja dulu pertanyaannya, dan pertanyaan ini akan menjawab kenapa tidak boleh banyak bertanya. ok dek tom.... saya tunggu tanggapannya
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15880
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Tom Jerry Mon 15 Nov 2010, 10:18 am

Kita sebagai sesama umat beragama tidak patut saling menanyakan 3 hal tersebut.
Anda bertanya 3 hal:
1. Kapan TUHAN (YHWH) itu ada?????
2. Darimanakah asal mula TUHAN (YHWH)?
2. Kenapa TUHAN (YHWH) itu harus ada?

Jika posisi anda adalah seorang Atheis, wajar jika anda menanyakan 3 hal tersebut. Anda khan bukan Atheis, mengapa menyampaikan pertanyaan khas seorang Atheis?

Posisi anda adalah Muslim, seorang yg percaya dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan anda yang anda kenal dengan nama Allah SWT dan saya sebagai umat Kristen tidak tertarik untuk bertanya balik kepada anda, Muslim :
1. Kapan Allah SWT itu ada?????
2. Darimanakah asal mula Allah SWT?
3. Kenapa Allah SWT itu harus ada?
NB: Dapatkah Allah SWT menciptakan sebuah benda yang super berat, yang Dia sendiri tidak sanggup untuk mendorongnya satu sentimeter pun?

Terus-terang pertanyaan2 seperti ini tidaklah mudah dijawab dengan argumen2 dari Kitab Suci. Tapi mungkin saja bung "ingintau" bisa menjawab. Silahken bung "ingintau".
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7250
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Quake Mon 15 Nov 2010, 10:28 am

Tom Jerry wrote:Kita sebagai sesama umat beragama tidak patut saling menanyakan 3 hal tersebut.
Anda bertanya 3 hal:
1. Kapan TUHAN (YHWH) itu ada?????
2. Darimanakah asal mula TUHAN (YHWH)?
2. Kenapa TUHAN (YHWH) itu harus ada?

Jika posisi anda adalah seorang Atheis, wajar jika anda menanyakan 3 hal tersebut. Anda khan bukan Atheis, mengapa menyampaikan pertanyaan khas seorang Atheis?

Posisi anda adalah Muslim, seorang yg percaya dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan anda yang anda kenal dengan nama Allah SWT dan saya sebagai umat Kristen tidak tertarik untuk bertanya balik kepada anda, Muslim :
1. Kapan Allah SWT itu ada?????
2. Darimanakah asal mula Allah SWT?
3. Kenapa Allah SWT itu harus ada?
NB: Dapatkah Allah SWT menciptakan sebuah benda yang super berat, yang Dia sendiri tidak sanggup untuk mendorongnya satu sentimeter pun?

Terus-terang pertanyaan2 seperti ini tidaklah mudah dijawab dengan argumen2 dari Kitab Suci. Tapi mungkin saja bung "ingintau" bisa menjawab. Silahken bung "ingintau".

Keluar lagi dehhh jurus andalan Kresetan..jurus muter-muter, masak baru mulai aja udah ngeluarin jurus andalan..
https://murtadinkafirun.forumotion.com/humor-f10/dialog-yesus-dan-jemaat-t8464.htm?highlight=jemaat

Quake
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Number of posts : 19
Reputation : 0
Points : 4948
Registration date : 2010-11-08

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by answering-ff Fri 26 Nov 2010, 10:17 am

Tom Jerry wrote:Buat bung shaggy, 100 (seratus) jawaban anda tepat sekaleee.
Buat bung hamba jawaban anda berbelit-belit, banyak alesan dibuat-buat, gak bisa ngejelasin kenape muhammad marah2 kalo ditanya ini itu... Yg namanya nabi itu musti sabar donk...
'Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? 626304'

KARENA BANYAK BERTANYA MAKA UMAT YAHUDI MENJADI SIBUK ]SEBELUM WAKTUNYA] DAN BOLOT TIDAK MEMATUHI NABINYA SENDIRI YAITU "YESUS"


Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama”.


Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia”. (Al-Maidah 112-115)



answering-ff
answering-ff
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 3333
Location : ruang humor
Humor : "gile ada yang ngrampok baju gw, Tuhan elu", kata Yesus
Reputation : 10
Points : 8926
Registration date : 2009-11-13

http://www.aboutkutukupret.tk

Back to top Go down

Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ? Empty Re: Mengapa Tidak Boleh Banyak Bertanya ?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum