TREND MENIKAH SEJENIS DI LEGALKAN DI NEGARA KRISTEN

Jesuschrist wrote:Itukan Photo Shaggy sama Taro,..,.. Mesra bener,....

Jesuschrist wrote:Itukan Photo Shaggy sama Taro,..,.. Mesra bener,....

taro sama shaggy...
jauh banget...

khan wrote:CITIZEN
JOURNALISM: SIAPA SAJA, MENULIS APA SAJA


Pro - Kontra Pernikahan Sejenis
Margharita Fernandez - Thailand





Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.
Pernikahan
sejenis merupakan issue yang sangat komplek di manapun juga
apalagi di negara yang mana pengaruh agama merupakan faktor dominant di
dalam masyarakatnya. Di beberapa belahan dunia perilaku homosexual itu
dianggap sebagai sesuatu yang taboo, menjijikkan bahkan melanggar hukum,
sekalipun hubungan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Di
negara–negara Afrika seperti Malawi, Uganda, Senegal dan Zimbabwe
misalnya homosexuality bisa mengakibatkan si pelakunya masuk penjara.
Sedangkan di Nigeria menjadi gay itu bisa dikenakan hukuman mati.
Sungguh menyedihkan bukankah untuk mencintai dan dicintai itu merupakan
hak setiap manusia?

Sampai detik ini hanya beberapa gelintir negara yang memperbolehkan
pernikahan sejenis, antara lain: Kanada, Spanyol, Afrika Selatan,
Belanda, Belgium, Swedia dan Norwegia. Sedangkan di Amerika Serikat
hanya ada 5 negara bagian saja yang memperbolehkannya yaitu: Iowa,
Massachusettes, Vermont, Connecticut dan Newhampshire.

Buat KoKiers yang di Amrika mohon koreksi ataupun tambahannya bila
perlu, terimakasih.

Marriage is the union of a man and a woman

Dulu sebelum adanya undang–undang dan hukum di dalam kebudayaan modern
.. agama dan hukum adat adalah merupakan pedoman yang dipakai untuk
menjaga ketertiban di dalam masyarakatnya pada waktu itu. The Do’s and
The don’t’s (perintah dan larangan) yang ada di dalam kitab ajaran
masing–masing agamalah yang dijadikan patokan atas benar dan salahnya
dari suatu tindakan.

Perintah–perintah dalam kitab suci seperti "Jangan mencuri, jangan
berzinah, jangan membunuh" adalah hukum yang berlaku pada saat itu.
Supaya tidak dituduh berzinah maka sebelum meniduri seorang wanita
seorang pria diharuskan untuk menikahinya terlebih dahulu, vice
versa.
Di jaman Biblical dulu setahuku tidak ada surat nikah, tapi
pernikahan cukup hanya dilakukan dengan melalui suatu upacara di depan
pemuka agamanya maka seorang pria dan wanita akan resmi menjadi suami
istri. Dan sampai hari ini, 2000 tahun kemudian, definisi pernikahan
yang masih kita percayai bersama adalah persatuan antara seorang pria
dengan seorang wanita.

Demikian
juga pandangan sebagian besar dunia terhadap hubungan homosexual yang
hingga sampai sekarang ini masih banyak mengadopsi pandangan yang
berlaku pada jaman itu. Meski harus diakui bahwa keadaannya sudah banyak
berubah, terutama di negara–negara barat. Di sana pasangan gay tidak
merasa perlu untuk menutupi kegay-annya lagi. Meskipun demikian bukan
berarti sudah tidak ada diskriminasi lagi seperti contohnya hak untuk
menikah yang belum bisa terwujud sampai sekarang ini. Thailand, negara
yang dikenal sangat toleran dengan kaum gay saja masih tidak mengijinkan
pernikahan sejenis. Mind you tolerance doesn’t mean acceptance.

Adopsi anak oleh pasangan gay. Yay or nay?
Pertama kali membaca berita tentang adopsi anak oleh pasangan gay,
reaksiku adalah: Hemmh.. seberapa jauhkah tuntutan persamaan hak ini
akan dibawa? Is it fair for the child? Begitulah yang ada dibenakku pada
saat itu. Sewaktu si anak masih bayi dan belum bisa ber- komunikasi
dengan temannya maka segalanya akan berjalan normal. Tapi bagaimana
nanti seandainya si anak tumbuh besar, masuk sekolah dan mulai menyadari
bahwa anak lain mempunyai papa–mama sedangkan dia hanya mempunyai papa –
papa atau mama–mama. Aku ingin tahu bagaimana pasangan itu bisa
menjelaskan kepada si anak bahwa dia telah dibesarkan oleh pasangan gay.
Tentu akan sangat sulit.

Pada saat si anak mulai bersekolah tentu dia akan melihat bahwa
keluarganya “berbeda“ dengan anak–anak yang lainnya. Bagaimanakah si
anak akan bisa mengerti bahwa bapaknya dulu membayar seorang wanita
untuk mengandung dan melahirkan bayinya. Atau kemungkinan mereka akan
mengambil jalan pintas dengan memberitahu si anak bahwa ibunya telah
meninggal, hiks kasihan anaknya.

Bahkan pasangan heterosexual yang mengadopsi anak pun mengalami
kesulitan untuk menjelaskan kepada si anak bahwa dia tidak keluar dari
perut sang mama melainkan dari seorang wanita lain yang tidak pernah
dikenalnya. Selain itu anak angkat dari pasangan heterosexual tidak akan
pernah menanyakan soal asal usulnya kalau tidak ada yang memberitau
soal statusnya atau karena bisa melihat sendiri bahwa secara fisik dia
sangat berlainan dengan orang tuanya. Misalnya saja seperti anak
angkatnya Angelina Jolie, Pax, Zahara dan Maddox yang berlainan ras dari
orang tua angkatnya.

Dulu aku punya kenalan seorang cowok asal Brazil di tempat kursus bahasa
Perancisku, namanya Silvinho. Ceritanya dia ini ikut di kelas kami
lantaran dibawa oleh seorang temanku, si J yang sudah kenal duluan
dengannya di sekolahan anaknya. Eniwei, sebelum Silvinho bergabung, si J
sudah memberikan briefing kepada kami bahwa yang bersangkutan ini
adalah seorang gay. Anaknya teman sekelas anaknya si J. Hah, punya anak
??? tanyaku. Menurut si J, Silvinho dengan partnernya, Roberto mempunyai
seorang anak perempuan yang didapat melalui proses inseminasi buatan
antara Silvinho dengan seorang wanita Brazil (teman mainnya waktu kecil )
selaku surrogate mothernya.

Waktu itu kami (aku dan Eni) hanya manggut–manggut saja mendengarkan
cerita si J ini. Nggak tahu mesti berkomentar apa. Terus terang saja
waktu itu aku terpana karena selama ini hanya sebatas membaca berita
seperti ini di media–media dan nggak pernah kepikiran kalau
suatu hari akan ketemu dengan orang yang sudah melakukannya.

Setelah akrab dengan Silvinho sedikit demi sedikit aku berani menanyakan
hal–hal yang sifatnya lebih pribadi tanpa sedikitpun menyinggung
mengenai ke-gay-annya itu. Bagiku, gay itu hanyalah sexual preference,
no big deal. Aku lebih tertarik untuk mengetahui siapa berperan menjadi
apa di dalam rumah tangga mereka. Ternyata si Roberto itu berperan
sebagai suami karena dialah yang bekerja untuk membiayai hidup Silvinho
dan anak mereka. Sedangkan Silvinho berperan sebagai istri yang tinggal
di rumah, memasak dan mengurus anak. Suatu hari aku memberanikan diri
untuk bertanya:

“Silvinho, aku mau tanya jangan marah, ya?“

“Tanya apa dulu dong. Kalau menurutku terlalu pribadi aku nggak mau
jawab, ok?“ begitu katanya

"Ok. Itu si Lola apa nggak bingung tuh punya bapak dua?“ tanyaku

“Nggak ah. Dia happy happy saja tuh“ jawabnya

“Terus gimana manggilnya dong. Papa sama papa gitu ye?“

“Idih, nggak dong. Dia manggil aku “papay“ itu bapak dalam bahasa
Portugis. Terus dia manggil Roberto “papito“ loe tau kan dari kata “
papi”, jelasnya.

“Iye“

FYI, Roberto, partnernya ini orang Ecuador yang berbahasa Spanyol.
Sehari- harinya mereka berkomuikasi di dalam bahasa ibu si Roberto.
Sedangkan Lola, anak mereka yang lucu imut–imut itu lancar berbicara
dalam tiga bahasa, Inggris, Portugis dan Spanyol, plus sedikit Thai
belajar dari nanny-nya.

Suatu hari pas bubaran sekolah, kami berpapasan di hall (dulu aku sering
ngikut menjemput anaknya Eni dari sekolah). Seperti biasa para orang
tua suka membiarkan anak–anaknya untuk bermain sebentar dengan
teman–temannya sebelum digiring ke mobil. Waktu itu Lola, yang dikenal
punya banyak energi sedang kejar–kejaran dengan temannya. Saking
semangatnya, pas mau belok dia lengah dan kepalanya kejedot tembok.
Kami, ibu–ibu yang melihatnya menjerit karena kaget. Secepat kilat
Silvinho langsung berlari terus digendongnya Lola dan diciuminya
kepalanya sambil membisikan kata–kata untuk menenangkan si anak. Just
like any concern mother would do. Entah kenapa aku sangat tersentuh
melihat adegan itu.

Dulu aku
beranggapan bahwa pasangan gay yang berniat mengadopsi anak itu adalah
suatu tindakan yang mokal dan menyalahi kodrat. Setelah mengenal
Silvinho dan melihat adegan kejedot hari itu aku jadi mikir lagi. So ,
bukan tidak mungkin bahwa pasangan gay juga bisa menjadi orang tua yang
baik atau bahkan lebih baik daripada pasangan heterosexual.

But then again, what do I know about being a good or bad parent when
I don’t have the experience in the first hand. Hahaha…

Lagipula bisa dikatakan kalau perubahan pandanganku itu sifatnya sangat
subyektif karena kebetulan saja aku mengenalnya.

MUSLIM NICE wrote:kayak kekurangan perempuan aja, dasar kristen gila...

khan wrote:CITIZEN
JOURNALISM: SIAPA SAJA, MENULIS APA SAJA


Pro - Kontra Pernikahan Sejenis
Margharita Fernandez - Thailand





Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.
Pernikahan
sejenis merupakan issue yang sangat komplek di manapun juga
apalagi di negara yang mana pengaruh agama merupakan faktor dominant di
dalam masyarakatnya. Di beberapa belahan dunia perilaku homosexual itu
dianggap sebagai sesuatu yang taboo, menjijikkan bahkan melanggar hukum,
sekalipun hubungan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Di
negara–negara Afrika seperti Malawi, Uganda, Senegal dan Zimbabwe
misalnya homosexuality bisa mengakibatkan si pelakunya masuk penjara.
Sedangkan di Nigeria menjadi gay itu bisa dikenakan hukuman mati.
Sungguh menyedihkan bukankah untuk mencintai dan dicintai itu merupakan
hak setiap manusia?

Sampai detik ini hanya beberapa gelintir negara yang memperbolehkan
pernikahan sejenis, antara lain: Kanada, Spanyol, Afrika Selatan,
Belanda, Belgium, Swedia dan Norwegia. Sedangkan di Amerika Serikat
hanya ada 5 negara bagian saja yang memperbolehkannya yaitu: Iowa,
Massachusettes, Vermont, Connecticut dan Newhampshire.

Buat KoKiers yang di Amrika mohon koreksi ataupun tambahannya bila
perlu, terimakasih.

Marriage is the union of a man and a woman

Dulu sebelum adanya undang–undang dan hukum di dalam kebudayaan modern
.. agama dan hukum adat adalah merupakan pedoman yang dipakai untuk
menjaga ketertiban di dalam masyarakatnya pada waktu itu. The Do’s and
The don’t’s (perintah dan larangan) yang ada di dalam kitab ajaran
masing–masing agamalah yang dijadikan patokan atas benar dan salahnya
dari suatu tindakan.

Perintah–perintah dalam kitab suci seperti "Jangan mencuri, jangan
berzinah, jangan membunuh" adalah hukum yang berlaku pada saat itu.
Supaya tidak dituduh berzinah maka sebelum meniduri seorang wanita
seorang pria diharuskan untuk menikahinya terlebih dahulu, vice
versa.
Di jaman Biblical dulu setahuku tidak ada surat nikah, tapi
pernikahan cukup hanya dilakukan dengan melalui suatu upacara di depan
pemuka agamanya maka seorang pria dan wanita akan resmi menjadi suami
istri. Dan sampai hari ini, 2000 tahun kemudian, definisi pernikahan
yang masih kita percayai bersama adalah persatuan antara seorang pria
dengan seorang wanita.

Demikian
juga pandangan sebagian besar dunia terhadap hubungan homosexual yang
hingga sampai sekarang ini masih banyak mengadopsi pandangan yang
berlaku pada jaman itu. Meski harus diakui bahwa keadaannya sudah banyak
berubah, terutama di negara–negara barat. Di sana pasangan gay tidak
merasa perlu untuk menutupi kegay-annya lagi. Meskipun demikian bukan
berarti sudah tidak ada diskriminasi lagi seperti contohnya hak untuk
menikah yang belum bisa terwujud sampai sekarang ini. Thailand, negara
yang dikenal sangat toleran dengan kaum gay saja masih tidak mengijinkan
pernikahan sejenis. Mind you tolerance doesn’t mean acceptance.

Adopsi anak oleh pasangan gay. Yay or nay?
Pertama kali membaca berita tentang adopsi anak oleh pasangan gay,
reaksiku adalah: Hemmh.. seberapa jauhkah tuntutan persamaan hak ini
akan dibawa? Is it fair for the child? Begitulah yang ada dibenakku pada
saat itu. Sewaktu si anak masih bayi dan belum bisa ber- komunikasi
dengan temannya maka segalanya akan berjalan normal. Tapi bagaimana
nanti seandainya si anak tumbuh besar, masuk sekolah dan mulai menyadari
bahwa anak lain mempunyai papa–mama sedangkan dia hanya mempunyai papa –
papa atau mama–mama. Aku ingin tahu bagaimana pasangan itu bisa
menjelaskan kepada si anak bahwa dia telah dibesarkan oleh pasangan gay.
Tentu akan sangat sulit.

Pada saat si anak mulai bersekolah tentu dia akan melihat bahwa
keluarganya “berbeda“ dengan anak–anak yang lainnya. Bagaimanakah si
anak akan bisa mengerti bahwa bapaknya dulu membayar seorang wanita
untuk mengandung dan melahirkan bayinya. Atau kemungkinan mereka akan
mengambil jalan pintas dengan memberitahu si anak bahwa ibunya telah
meninggal, hiks kasihan anaknya.

Bahkan pasangan heterosexual yang mengadopsi anak pun mengalami
kesulitan untuk menjelaskan kepada si anak bahwa dia tidak keluar dari
perut sang mama melainkan dari seorang wanita lain yang tidak pernah
dikenalnya. Selain itu anak angkat dari pasangan heterosexual tidak akan
pernah menanyakan soal asal usulnya kalau tidak ada yang memberitau
soal statusnya atau karena bisa melihat sendiri bahwa secara fisik dia
sangat berlainan dengan orang tuanya. Misalnya saja seperti anak
angkatnya Angelina Jolie, Pax, Zahara dan Maddox yang berlainan ras dari
orang tua angkatnya.

Dulu aku punya kenalan seorang cowok asal Brazil di tempat kursus bahasa
Perancisku, namanya Silvinho. Ceritanya dia ini ikut di kelas kami
lantaran dibawa oleh seorang temanku, si J yang sudah kenal duluan
dengannya di sekolahan anaknya. Eniwei, sebelum Silvinho bergabung, si J
sudah memberikan briefing kepada kami bahwa yang bersangkutan ini
adalah seorang gay. Anaknya teman sekelas anaknya si J. Hah, punya anak
??? tanyaku. Menurut si J, Silvinho dengan partnernya, Roberto mempunyai
seorang anak perempuan yang didapat melalui proses inseminasi buatan
antara Silvinho dengan seorang wanita Brazil (teman mainnya waktu kecil )
selaku surrogate mothernya.

Waktu itu kami (aku dan Eni) hanya manggut–manggut saja mendengarkan
cerita si J ini. Nggak tahu mesti berkomentar apa. Terus terang saja
waktu itu aku terpana karena selama ini hanya sebatas membaca berita
seperti ini di media–media dan nggak pernah kepikiran kalau
suatu hari akan ketemu dengan orang yang sudah melakukannya.

Setelah akrab dengan Silvinho sedikit demi sedikit aku berani menanyakan
hal–hal yang sifatnya lebih pribadi tanpa sedikitpun menyinggung
mengenai ke-gay-annya itu. Bagiku, gay itu hanyalah sexual preference,
no big deal. Aku lebih tertarik untuk mengetahui siapa berperan menjadi
apa di dalam rumah tangga mereka. Ternyata si Roberto itu berperan
sebagai suami karena dialah yang bekerja untuk membiayai hidup Silvinho
dan anak mereka. Sedangkan Silvinho berperan sebagai istri yang tinggal
di rumah, memasak dan mengurus anak. Suatu hari aku memberanikan diri
untuk bertanya:

“Silvinho, aku mau tanya jangan marah, ya?“

“Tanya apa dulu dong. Kalau menurutku terlalu pribadi aku nggak mau
jawab, ok?“ begitu katanya

"Ok. Itu si Lola apa nggak bingung tuh punya bapak dua?“ tanyaku

“Nggak ah. Dia happy happy saja tuh“ jawabnya

“Terus gimana manggilnya dong. Papa sama papa gitu ye?“

“Idih, nggak dong. Dia manggil aku “papay“ itu bapak dalam bahasa
Portugis. Terus dia manggil Roberto “papito“ loe tau kan dari kata “
papi”, jelasnya.

“Iye“

FYI, Roberto, partnernya ini orang Ecuador yang berbahasa Spanyol.
Sehari- harinya mereka berkomuikasi di dalam bahasa ibu si Roberto.
Sedangkan Lola, anak mereka yang lucu imut–imut itu lancar berbicara
dalam tiga bahasa, Inggris, Portugis dan Spanyol, plus sedikit Thai
belajar dari nanny-nya.

Suatu hari pas bubaran sekolah, kami berpapasan di hall (dulu aku sering
ngikut menjemput anaknya Eni dari sekolah). Seperti biasa para orang
tua suka membiarkan anak–anaknya untuk bermain sebentar dengan
teman–temannya sebelum digiring ke mobil. Waktu itu Lola, yang dikenal
punya banyak energi sedang kejar–kejaran dengan temannya. Saking
semangatnya, pas mau belok dia lengah dan kepalanya kejedot tembok.
Kami, ibu–ibu yang melihatnya menjerit karena kaget. Secepat kilat
Silvinho langsung berlari terus digendongnya Lola dan diciuminya
kepalanya sambil membisikan kata–kata untuk menenangkan si anak. Just
like any concern mother would do. Entah kenapa aku sangat tersentuh
melihat adegan itu.

Dulu aku
beranggapan bahwa pasangan gay yang berniat mengadopsi anak itu adalah
suatu tindakan yang mokal dan menyalahi kodrat. Setelah mengenal
Silvinho dan melihat adegan kejedot hari itu aku jadi mikir lagi. So ,
bukan tidak mungkin bahwa pasangan gay juga bisa menjadi orang tua yang
baik atau bahkan lebih baik daripada pasangan heterosexual.

But then again, what do I know about being a good or bad parent when
I don’t have the experience in the first hand. Hahaha…

Lagipula bisa dikatakan kalau perubahan pandanganku itu sifatnya sangat
subyektif karena kebetulan saja aku mengenalnya.

iman indah wrote:

khan wrote:CITIZEN
JOURNALISM: SIAPA SAJA, MENULIS APA SAJA


Pro - Kontra Pernikahan Sejenis
Margharita Fernandez - Thailand





Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.
Pernikahan
sejenis merupakan issue yang sangat komplek di manapun juga
apalagi di negara yang mana pengaruh agama merupakan faktor dominant di
dalam masyarakatnya. Di beberapa belahan dunia perilaku homosexual itu
dianggap sebagai sesuatu yang taboo, menjijikkan bahkan melanggar hukum,
sekalipun hubungan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Di
negara–negara Afrika seperti Malawi, Uganda, Senegal dan Zimbabwe
misalnya homosexuality bisa mengakibatkan si pelakunya masuk penjara.
Sedangkan di Nigeria menjadi gay itu bisa dikenakan hukuman mati.
Sungguh menyedihkan bukankah untuk mencintai dan dicintai itu merupakan
hak setiap manusia?

Sampai detik ini hanya beberapa gelintir negara yang memperbolehkan
pernikahan sejenis, antara lain: Kanada, Spanyol, Afrika Selatan,
Belanda, Belgium, Swedia dan Norwegia. Sedangkan di Amerika Serikat
hanya ada 5 negara bagian saja yang memperbolehkannya yaitu: Iowa,
Massachusettes, Vermont, Connecticut dan Newhampshire.

Buat KoKiers yang di Amrika mohon koreksi ataupun tambahannya bila
perlu, terimakasih.

Marriage is the union of a man and a woman

Dulu sebelum adanya undang–undang dan hukum di dalam kebudayaan modern
.. agama dan hukum adat adalah merupakan pedoman yang dipakai untuk
menjaga ketertiban di dalam masyarakatnya pada waktu itu. The Do’s and
The don’t’s (perintah dan larangan) yang ada di dalam kitab ajaran
masing–masing agamalah yang dijadikan patokan atas benar dan salahnya
dari suatu tindakan.

Perintah–perintah dalam kitab suci seperti "Jangan mencuri, jangan
berzinah, jangan membunuh" adalah hukum yang berlaku pada saat itu.
Supaya tidak dituduh berzinah maka sebelum meniduri seorang wanita
seorang pria diharuskan untuk menikahinya terlebih dahulu, vice
versa.
Di jaman Biblical dulu setahuku tidak ada surat nikah, tapi
pernikahan cukup hanya dilakukan dengan melalui suatu upacara di depan
pemuka agamanya maka seorang pria dan wanita akan resmi menjadi suami
istri. Dan sampai hari ini, 2000 tahun kemudian, definisi pernikahan
yang masih kita percayai bersama adalah persatuan antara seorang pria
dengan seorang wanita.

Demikian
juga pandangan sebagian besar dunia terhadap hubungan homosexual yang
hingga sampai sekarang ini masih banyak mengadopsi pandangan yang
berlaku pada jaman itu. Meski harus diakui bahwa keadaannya sudah banyak
berubah, terutama di negara–negara barat. Di sana pasangan gay tidak
merasa perlu untuk menutupi kegay-annya lagi. Meskipun demikian bukan
berarti sudah tidak ada diskriminasi lagi seperti contohnya hak untuk
menikah yang belum bisa terwujud sampai sekarang ini. Thailand, negara
yang dikenal sangat toleran dengan kaum gay saja masih tidak mengijinkan
pernikahan sejenis. Mind you tolerance doesn’t mean acceptance.

Adopsi anak oleh pasangan gay. Yay or nay?
Pertama kali membaca berita tentang adopsi anak oleh pasangan gay,
reaksiku adalah: Hemmh.. seberapa jauhkah tuntutan persamaan hak ini
akan dibawa? Is it fair for the child? Begitulah yang ada dibenakku pada
saat itu. Sewaktu si anak masih bayi dan belum bisa ber- komunikasi
dengan temannya maka segalanya akan berjalan normal. Tapi bagaimana
nanti seandainya si anak tumbuh besar, masuk sekolah dan mulai menyadari
bahwa anak lain mempunyai papa–mama sedangkan dia hanya mempunyai papa –
papa atau mama–mama. Aku ingin tahu bagaimana pasangan itu bisa
menjelaskan kepada si anak bahwa dia telah dibesarkan oleh pasangan gay.
Tentu akan sangat sulit.

Pada saat si anak mulai bersekolah tentu dia akan melihat bahwa
keluarganya “berbeda“ dengan anak–anak yang lainnya. Bagaimanakah si
anak akan bisa mengerti bahwa bapaknya dulu membayar seorang wanita
untuk mengandung dan melahirkan bayinya. Atau kemungkinan mereka akan
mengambil jalan pintas dengan memberitahu si anak bahwa ibunya telah
meninggal, hiks kasihan anaknya.

Bahkan pasangan heterosexual yang mengadopsi anak pun mengalami
kesulitan untuk menjelaskan kepada si anak bahwa dia tidak keluar dari
perut sang mama melainkan dari seorang wanita lain yang tidak pernah
dikenalnya. Selain itu anak angkat dari pasangan heterosexual tidak akan
pernah menanyakan soal asal usulnya kalau tidak ada yang memberitau
soal statusnya atau karena bisa melihat sendiri bahwa secara fisik dia
sangat berlainan dengan orang tuanya. Misalnya saja seperti anak
angkatnya Angelina Jolie, Pax, Zahara dan Maddox yang berlainan ras dari
orang tua angkatnya.

Dulu aku punya kenalan seorang cowok asal Brazil di tempat kursus bahasa
Perancisku, namanya Silvinho. Ceritanya dia ini ikut di kelas kami
lantaran dibawa oleh seorang temanku, si J yang sudah kenal duluan
dengannya di sekolahan anaknya. Eniwei, sebelum Silvinho bergabung, si J
sudah memberikan briefing kepada kami bahwa yang bersangkutan ini
adalah seorang gay. Anaknya teman sekelas anaknya si J. Hah, punya anak
??? tanyaku. Menurut si J, Silvinho dengan partnernya, Roberto mempunyai
seorang anak perempuan yang didapat melalui proses inseminasi buatan
antara Silvinho dengan seorang wanita Brazil (teman mainnya waktu kecil )
selaku surrogate mothernya.

Waktu itu kami (aku dan Eni) hanya manggut–manggut saja mendengarkan
cerita si J ini. Nggak tahu mesti berkomentar apa. Terus terang saja
waktu itu aku terpana karena selama ini hanya sebatas membaca berita
seperti ini di media–media dan nggak pernah kepikiran kalau
suatu hari akan ketemu dengan orang yang sudah melakukannya.

Setelah akrab dengan Silvinho sedikit demi sedikit aku berani menanyakan
hal–hal yang sifatnya lebih pribadi tanpa sedikitpun menyinggung
mengenai ke-gay-annya itu. Bagiku, gay itu hanyalah sexual preference,
no big deal. Aku lebih tertarik untuk mengetahui siapa berperan menjadi
apa di dalam rumah tangga mereka. Ternyata si Roberto itu berperan
sebagai suami karena dialah yang bekerja untuk membiayai hidup Silvinho
dan anak mereka. Sedangkan Silvinho berperan sebagai istri yang tinggal
di rumah, memasak dan mengurus anak. Suatu hari aku memberanikan diri
untuk bertanya:

“Silvinho, aku mau tanya jangan marah, ya?“

“Tanya apa dulu dong. Kalau menurutku terlalu pribadi aku nggak mau
jawab, ok?“ begitu katanya

"Ok. Itu si Lola apa nggak bingung tuh punya bapak dua?“ tanyaku

“Nggak ah. Dia happy happy saja tuh“ jawabnya

“Terus gimana manggilnya dong. Papa sama papa gitu ye?“

“Idih, nggak dong. Dia manggil aku “papay“ itu bapak dalam bahasa
Portugis. Terus dia manggil Roberto “papito“ loe tau kan dari kata “
papi”, jelasnya.

“Iye“

FYI, Roberto, partnernya ini orang Ecuador yang berbahasa Spanyol.
Sehari- harinya mereka berkomuikasi di dalam bahasa ibu si Roberto.
Sedangkan Lola, anak mereka yang lucu imut–imut itu lancar berbicara
dalam tiga bahasa, Inggris, Portugis dan Spanyol, plus sedikit Thai
belajar dari nanny-nya.

Suatu hari pas bubaran sekolah, kami berpapasan di hall (dulu aku sering
ngikut menjemput anaknya Eni dari sekolah). Seperti biasa para orang
tua suka membiarkan anak–anaknya untuk bermain sebentar dengan
teman–temannya sebelum digiring ke mobil. Waktu itu Lola, yang dikenal
punya banyak energi sedang kejar–kejaran dengan temannya. Saking
semangatnya, pas mau belok dia lengah dan kepalanya kejedot tembok.
Kami, ibu–ibu yang melihatnya menjerit karena kaget. Secepat kilat
Silvinho langsung berlari terus digendongnya Lola dan diciuminya
kepalanya sambil membisikan kata–kata untuk menenangkan si anak. Just
like any concern mother would do. Entah kenapa aku sangat tersentuh
melihat adegan itu.

Dulu aku
beranggapan bahwa pasangan gay yang berniat mengadopsi anak itu adalah
suatu tindakan yang mokal dan menyalahi kodrat. Setelah mengenal
Silvinho dan melihat adegan kejedot hari itu aku jadi mikir lagi. So ,
bukan tidak mungkin bahwa pasangan gay juga bisa menjadi orang tua yang
baik atau bahkan lebih baik daripada pasangan heterosexual.

But then again, what do I know about being a good or bad parent when
I don’t have the experience in the first hand. Hahaha…

Lagipula bisa dikatakan kalau perubahan pandanganku itu sifatnya sangat
subyektif karena kebetulan saja aku mengenalnya.

inilah yg dinamakan agama kasih, saling ngasih gtu....

kemaren kan ada berita kyai yang memperkosa para santrinya,

maka boleh dong saya bilang:

"inilah agama pedang itu, ternyata suka ngerjain anak sekolahan juga" ha ha..

Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.

Mencarikebenaran wrote:

kemaren kan ada berita kyai yang memperkosa para santrinya,

maka boleh dong saya bilang:

"inilah agama pedang itu, ternyata suka ngerjain anak sekolahan juga" ha ha..

Pernyataan diatas tidak bisa dibenarkan, karena pada ajaran yang dituduhnya dan juga negara tidak mengajarkan hal demikian/ tidak melegalkan bahkan sangat melarangnya.

Sangat berbeda dengan kasus perkawinan gay yang sudah dilegalkan dan diberikan ijin secara lembaga di suatu negara yang mayoritas memeluk agama tertentu dan peran besar umatnya.

Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.

Saya kira cukup jelas bagi kaum yang berpikir.

Belum lama ini Mexico City telah menjadi kota pertama di Amerika Latin
yang memberikan ijin atas pernikahan sejenis. Suatu gebrakan yang sangat
berani mengingat akan besarnya peran agama Katholik di dalam komunitas
di negara–negara Amerika Latin.

Piss wrote:
ha ha...


kalo anda menyimpulkan, coba bedakan antara ajaran agamanya dari perilaku orang-orang yang mengaku-ngaku beragama ha ha..

kalo cara pemikiran sempit anda saya pakai:

kemaren kan ada berita kyai yang memperkosa para santrinya,

maka boleh dong saya bilang:

"inilah agama pedang itu, ternyata suka ngerjain anak sekolahan juga" ha ha..


mari lebih cerdas bersama-sama


salam ha ha

Piss wrote:
mengertikah anda maksud tulisan di atas? maksudnya:
betapa nekatnya pengambil keputusan mengambil kebijakan yang bertentangan dengan ajaran agama Katolik..ha ha..

masa anda yang ngaku-ngaku kaum berpikir hal seperti ini aja ga ngerti... ha ha..

saya aja yang bodoh ngerti, kalo bandingin jeruk dengan jeruk, apel dengan apel...jangan duren dengan apel ha ha..

kaum yang berpikir, kaum yang berpikir h aha...
salam

bayo_lubis wrote:@piss & jel:
Aku tanya kalian berdua:
Apakah pendeta/pastor yg menikahkan pasangn homo itu masih memegang jabatannya?
Lihat tuh kiai yg seperti kau katakan PASTI kehilangan muka dan harga diri di dpn muslim.

Mencarikebenaran wrote:

Piss wrote:
mengertikah anda maksud tulisan di atas? maksudnya:
betapa nekatnya pengambil keputusan mengambil kebijakan yang bertentangan dengan ajaran agama Katolik..ha ha..

masa anda yang ngaku-ngaku kaum berpikir hal seperti ini aja ga ngerti... ha ha..

saya aja yang bodoh ngerti, kalo bandingin jeruk dengan jeruk, apel dengan apel...jangan duren dengan apel ha ha..

kaum yang berpikir, kaum yang berpikir h aha...
salam

Lepas dari nekat ato tidak pengambilan keputusan …yang tampak jelas telah nyata bahwa di Negara yang maryoritas kafir sudah melegalkannya perkawinan sejenis apalagi ada peran besar mayoritas umat Katholik yang ada disana.

Jauh beda dengan Kyai yang telah memperkosa santrinya, apakah disini ada yang melegalkan ato mengijinkan? Ternyata tidak ada sama sekali,, jadi tidak bisa dibenarkan tuduhan terhadap agamanya.

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

pakdhesam wrote:pastor/pendeta yg penting kasih duit beres kok om, mrk semua kan gila uang dan fasilitas ...

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

Piss wrote:
mengertikah anda maksud tulisan di atas? maksudnya:
betapa nekatnya pengambil keputusan mengambil kebijakan yang bertentangan dengan ajaran agama Katolik..ha ha..

masa anda yang ngaku-ngaku kaum berpikir hal seperti ini aja ga ngerti... ha ha..

saya aja yang bodoh ngerti, kalo bandingin jeruk dengan jeruk, apel dengan apel...jangan duren dengan apel ha ha..

kaum yang berpikir, kaum yang berpikir h aha...
salam

Lepas dari nekat ato tidak pengambilan keputusan …yang tampak jelas telah nyata bahwa di Negara yang maryoritas kafir sudah melegalkannya perkawinan sejenis apalagi ada peran besar mayoritas umat Katholik yang ada disana.

Jauh beda dengan Kyai yang telah memperkosa santrinya, apakah disini ada yang melegalkan ato mengijinkan? Ternyata tidak ada sama sekali,, jadi tidak bisa dibenarkan tuduhan terhadap agamanya.

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

HIDIH!

TOLOL BENAR ANAK INI!

ITU KAN SUDAH DITULIS DI BERITA ITU SENDIRI (SECARA TERSIRAT): "AJARAN KATOLIK MENENTANG PERKAWINAN"

ADUH.. ADUH.. INI ANAK BACA BERITA NGGA BECUS SAJA MAU BELAGAK DEBAT !
HA HA HA

GW KETAWAIN LOE!

MENDINGAN KAMBING...BISA NGOMONG :

MBEEEKKKK!

Mencarikebenaran wrote:

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

Piss wrote:
mengertikah anda maksud tulisan di atas? maksudnya:
betapa nekatnya pengambil keputusan mengambil kebijakan yang bertentangan dengan ajaran agama Katolik..ha ha..

masa anda yang ngaku-ngaku kaum berpikir hal seperti ini aja ga ngerti... ha ha..

saya aja yang bodoh ngerti, kalo bandingin jeruk dengan jeruk, apel dengan apel...jangan duren dengan apel ha ha..

kaum yang berpikir, kaum yang berpikir h aha...
salam

Lepas dari nekat ato tidak pengambilan keputusan …yang tampak jelas telah nyata bahwa di Negara yang maryoritas kafir sudah melegalkannya perkawinan sejenis apalagi ada peran besar mayoritas umat Katholik yang ada disana.

Jauh beda dengan Kyai yang telah memperkosa santrinya, apakah disini ada yang melegalkan ato mengijinkan? Ternyata tidak ada sama sekali,, jadi tidak bisa dibenarkan tuduhan terhadap agamanya.

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

HIDIH!

TOLOL BENAR ANAK INI!

ITU KAN SUDAH DITULIS DI BERITA ITU SENDIRI (SECARA TERSIRAT): "AJARAN KATOLIK MENENTANG PERKAWINAN"

ADUH.. ADUH.. INI ANAK BACA BERITA NGGA BECUS SAJA MAU BELAGAK DEBAT !
HA HA HA

GW KETAWAIN LOE!

MENDINGAN KAMBING...BISA NGOMONG :

MBEEEKKKK!

Ini seeh pernyataan yang lebih parah lagi..perhatikan dulu lagi yang anda tulis sendiri sebelum dipermalukan di kandang sendiri

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

Piss wrote:
mengertikah anda maksud tulisan di atas? maksudnya:
betapa nekatnya pengambil keputusan mengambil kebijakan yang bertentangan dengan ajaran agama Katolik..ha ha..

masa anda yang ngaku-ngaku kaum berpikir hal seperti ini aja ga ngerti... ha ha..

saya aja yang bodoh ngerti, kalo bandingin jeruk dengan jeruk, apel dengan apel...jangan duren dengan apel ha ha..

kaum yang berpikir, kaum yang berpikir h aha...
salam

Lepas dari nekat ato tidak pengambilan keputusan …yang tampak jelas telah nyata bahwa di Negara yang maryoritas kafir sudah melegalkannya perkawinan sejenis apalagi ada peran besar mayoritas umat Katholik yang ada disana.

Jauh beda dengan Kyai yang telah memperkosa santrinya, apakah disini ada yang melegalkan ato mengijinkan? Ternyata tidak ada sama sekali,, jadi tidak bisa dibenarkan tuduhan terhadap agamanya.

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

HIDIH!

TOLOL BENAR ANAK INI!

ITU KAN SUDAH DITULIS DI BERITA ITU SENDIRI (SECARA TERSIRAT): "AJARAN KATOLIK MENENTANG PERKAWINAN"

ADUH.. ADUH.. INI ANAK BACA BERITA NGGA BECUS SAJA MAU BELAGAK DEBAT !
HA HA HA

GW KETAWAIN LOE!

MENDINGAN KAMBING...BISA NGOMONG :

MBEEEKKKK!

Ini seeh pernyataan yang lebih parah lagi..perhatikan dulu lagi yang anda tulis sendiri sebelum dipermalukan di kandang sendiri

OHH?

GITUUUu?

YA SUDAH ...

XI XI XI

PEDE BANGET NIH ANAK !

jelasnggak wrote:
BAYOO:
MBEEEKKKK!

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

TAPI GEREJA KATOLIK TIDAK MELEGALKAN HAL TERSEBUT ,.. GOBLOOOOOOOOOOOOOOOOKKGHH

Jesuschrist wrote:Itukan Photo Shaggy sama Taro,..,.. Mesra bener,....

jezusmakantaai wrote:

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

TAPI GEREJA KATOLIK TIDAK MELEGALKAN HAL TERSEBUT ,.. GOBLOOOOOOOOOOOOOOOOKKGHH

BWAHAHAHA DASAR MAHA TOLOL LU! UDAH KATOLIK MAHATOLOL PULAK! SIAPA YANG BILANG GEREJA KATOLIK MELEGALKAN HAL TERSEBUT?? GEREJA KATOLIK MAU MELEGALKAN ATAU TIDAK GUE GA PEDULI! MANGKANNYA BACA YANG BENER! BIAR NGGAK KELIHATAN MAHATOLOL LU! MALU SAMA TAIK!! PLUUUUUNG!!

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

TAPI GEREJA KATOLIK TIDAK MELEGALKAN HAL TERSEBUT ,.. GOBLOOOOOOOOOOOOOOOOKKGHH

jelasnggak wrote:

jezusmakantaai wrote:

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

TAPI GEREJA KATOLIK TIDAK MELEGALKAN HAL TERSEBUT ,.. GOBLOOOOOOOOOOOOOOOOKKGHH

BWAHAHAHA DASAR MAHA TOLOL LU! UDAH KATOLIK MAHATOLOL PULAK! SIAPA YANG BILANG GEREJA KATOLIK MELEGALKAN HAL TERSEBUT?? GEREJA KATOLIK MAU MELEGALKAN ATAU TIDAK GUE GA PEDULI! MANGKANNYA BACA YANG BENER! BIAR NGGAK KELIHATAN MAHATOLOL LU! MALU SAMA TAIK!! PLUUUUUNG!!

HERAN SAYA...
YG BEGINI IKUTAN DEBAT..

APA TEMAN KAU NGGA MERASA MALU TUH ?

SAYA KUTIP LAGI TULISAN NETTER "MENCARIKEBENARAN" :

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t7042-trend-menikah-sejenis-di-legalkan-di-negara-kristen#87632D

SUDAH MBEEEKKKK BERLAGAK EINSTEIN.. HA HA HA

KETAWA GW...

jezusmakantaai wrote:

jelasnggak wrote:

jezusmakantaai wrote:

jelasnggak wrote:

Mencarikebenaran wrote:

jezusmakantaai wrote:YANG JELAS INI MENANDAKAN BAHWA GEREJA-GEREJA KRISTEN SUDAH TAK BERDAYA ALIAS IMPOTEN MENGHADAPI GEJOLAK-GEJOLAK SOSIAL YANG TERJADI DI BENUA EROPA DAN MEREKA SUDAH BANYAK YANG SUDAH NGGAK RESPEK LAGI DENGAN GEREJA-GEREJA YANG MEMANG UDAH NGGAK PUNYA WIBAWA ITU!

Betul bro, gereja tidak punya nyali...kita appresiasi untuk yang berani (pura-pura) menentangnya. Namun kenyataan bahwa negara kafir yang dengan peran besar komunitas katholik setempat NYATA-NYATA telah melegalkan barang terlarang tersebut.

Dan sangat berbeda dengan yang dituduhkan oleh kaum tersesat kalo ada kyai melakukan pemerkosaan dikarenakan ajaran agamanya.

TAPI GEREJA KATOLIK TIDAK MELEGALKAN HAL TERSEBUT ,.. GOBLOOOOOOOOOOOOOOOOKKGHH

BWAHAHAHA DASAR MAHA TOLOL LU! UDAH KATOLIK MAHATOLOL PULAK! SIAPA YANG BILANG GEREJA KATOLIK MELEGALKAN HAL TERSEBUT?? GEREJA KATOLIK MAU MELEGALKAN ATAU TIDAK GUE GA PEDULI! MANGKANNYA BACA YANG BENER! BIAR NGGAK KELIHATAN MAHATOLOL LU! MALU SAMA TAIK!! PLUUUUUNG!!

HERAN SAYA...
YG BEGINI IKUTAN DEBAT..

APA TEMAN KAU NGGA MERASA MALU TUH ?

SAYA KUTIP LAGI TULISAN NETTER "MENCARIKEBENARAN" :

Jadi kesimpulan:Barang haram telah dilegalkan di negara kafir dan komunitas Katholik ikut berperan besar.

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t7042-trend-menikah-sejenis-di-legalkan-di-negara-kristen#87632D

SUDAH MBEEEKKKK BERLAGAK EINSTEIN.. HA HA HA

KETAWA GW...

BWAHAHAHAHA ITU KAN KOMUNITAS KATOLIK IKUT BERPERAN BESAR BUKAN GEREJA KATOLIK YANG MELEGALKAN DIA BILANG. DASAR MAKIN TOLOL AJA!! UDAH LEBIH GOBLOK DARI TAIK MAU BELAGAK KAYAK TAIK LAGI!!