MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 84 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 84 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau

Go down

Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau Empty Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau

Post by chupakhabras Mon 14 Jun 2010, 2:29 pm

Kenapa Susunan Al-Qur'an Kacau Balau
TEORI DOKUMEN TERTULIS


Dikutib dari : vivaldi
http://diskusi.forumsplace.com/message316.html
Posted: 04 Dec 2005 02:41 pm


I. PENDAHULUAN

Jika kita membaca Al-Qur’an maka kita akan dihadapkan pada sederetan kisah-kisah yang saling tidak menyambung satu dengan yang lainnya. Sama sekali tidak ada satu pola penulisan yang baku, apakah itu kronologis ataupun topikal. Semuanya tercampur baur tanpa adanya kejelasan.

Richard Bell seorang pakar tentang Islam dari Edinburg dalam bukunya yang berjudul Bell’s Introduction to The Qur’an mengemukakan sebuah teori menarik tentang keberadaan catatan-catatan ayat-ayat Al-Qur’an dan penyusunannya kemudian yang “ASAL-ASALAN”.

Sumber :
Richard Bell : Pengantar Quran
Direvisi oleh W. Montgomery Watt
Edinburg University Press, 1970
Terjemahan Indonesia : INIS, 1998

Bab VI.3 : Hipotesa Bell Tentang Dokumen Tertulis
… Teori ini tidak semata-mata bahwa bagian-bagian Quran ditulis pada masa yang cukup awal dalam karir Muhammad, tetapi lebih utama lagi kenyataan bahwa DITENGAH SURAH BISA MUNCUL BACAAN YANG SAMA SEKALI TIDAK BERKAITAN DENGAN KONTEKS harus dijelaskan dengan dugaan bahwa bacaan ini sebelumnya ditulis dibelakang “POTONGAN KERTAS” yang dipakai untuk salah satu bacaan bersebelahan yang memang termasuk dalam surah…….


Istilah kertas disini tidak harus berarti kertas seperti yang kita miliki sekarang


II. PEMBAHASAN MASALAH

Berikut akan diberikan beberapa contoh kasus.

A. Contoh Pertama : QS 5 : 3

Beberapa ahli menyatakan bahwa ayat QS 5 : 3c adalah ayat terakhir.
Sumber :
Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy,
Pustaka Rizki Putra, 2000, halaman 39 - 40

4. Ayat yang Terakhir Turunnya
Ayat yang terakhir turunnya menurut pendapat jumhur ialah :
Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu (S. 5 : Al Maidah, 3)


Jika dilihat keseluruhan ayat QS 5 : 3 dapat dibagi menjadi 4 bagian (a, b, c dan d). Ayat a, b, dan d berisikan tentang halal dan haram yang jelas adalah satu kesatuan. Sementara ayat terakhir yang bertopik kemenangan Islam justru hanya nyelip secara aneh di ayat c.

QS 5 : 3
3a. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekek, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala
3b. Dan (diharamkan) juga mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
3c. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu. Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
3d. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Menyelipnya ayat 3c secara aneh ini jelas hanya dapat diterangkan dengan hipotesa dokumen tertulis sebagai berikut :

Ayat 3a dan 3b ditulis pada satu lembar kertas sendiri, sementara ayat 3d ditulis pada lembar terpisah. Kemudian ada yang mencatatkan ayat 3c dibalik kertas yang dipakai untuk mencatat 3a dan 3b. Oleh tim penyusun Usman yang mungkin tidak mengetahui hal ini dianggap ayat 3c ini adalah kesatuan dengan 3a, 3b dan 3d sehingga dituliskan berurutan. Padahal jelas-jelas ayat 3c ini memotong kesatuan ayat-ayat tentang halal dan haram tersebut.


B. Contoh Kedua : QS 84 : 10 - 25

Dalam ayat-ayat ini terdapat 2 topik yang dibahas yaitu :
1. Judul perikop untuk ayat 10 – 15 dalam bahasa Indonesia adalah : ORANG-ORANG DURHAKA MENERIMA CATATAN AMALNYA DARI BELAKANG DAN AKAN DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA.
2. Sementara untuk ayat 16 – 25 judul perikop adalah : MANUSIA MENGALAMI PROSES KEHIDUPAN TINGKAT DEMI TINGKAT

Namun jika diperhatikan untuk perikop kedua yaitu ayat 16 – 25 ternyata sebetulnya terdiri dari 2 bahasan yaitu :
* Ayat 16 – 19 berbicara tentang manusia yang mengalami kehidupan bertingkat-tingkat.
* Ayat 20 – 25 : berbicara tentang nasib orang durhaka yang ternyata adalah kelanjutan dari ayat 10 – 15 sebelumnya
Jadi ayat 16 – 19 terkesan terselip begitu saja sehingga memotong keseluruhan ayat-ayat tentang hari kiamat.

Coba kita susun QS 84 10 – 25 menjadi 2 bagian yaitu :

Bagian pertama
ORANG-ORANG DURHAKA MENERIMA CATATAN AMALNYA
DARI BELAKANG DAN AKAN DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA
QS 84 :
10 : Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang (thahrihi),
11 : maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". (thubooran)
12 : Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (saAAeeran)
13 : Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (masrooran)
14 : Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (yahoora)
15 : (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. (baseeran)
20 : Mengapa mereka tidak mau beriman? (minoona)
21 : dan apabila Al Quraan dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, (yasjudoona)
22 : bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya). (yukaththiboona)
23 : Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka). (yooAAoona)
24 : Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih, (aleemin)
25 : tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya. (mamnoonin)


Terlihat bagaimana kesamaan rima dari ayat 10 – 15 dan 20 – 25 yaitu n (in, na, an) yang jelas mengindikasikan bahwa ayat-ayat itu semula adalah satu kesatuan yang kemudian terpisah oleh ayat sisipan 16 – 19.

Bagian kedua
Adalah ayat 16 – 19 yang berbicara tentang tingkat hidup manusia.
MANUSIA MENGALAMI PROSES KEHIDUPAN TINGKAT DEMI TINGKAT
QS 84
16 : Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, (bialshshafaqi)
17 : dan dengan malam dan apa yang diselubunginya, (wasaqa)
18 : dan dengan bulan apabila jadi purnama, (ittasaqa)


Semua rima ayat 16 – 19 berakhiran dengan q yang jelas berbeda dengan ayat 10 – 15 dan 20 – 25 yang berakhiran n.
Transliterasi diambil dari DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.8

Menyelipnya ayat 16 – 19 secara aneh ini jelas hanya dapat diterangkan dengan hipotesa dokumen tertulis sebagai berikut :

Semula QS 84 : 10 – 15 dan 20 – 25 ditulis dalam 2 lembar kertas terpisah. Kemudian ada yang mencatatkan ayat 16 – 19 dibalik kertas yang digunakan untuk mencatat ayat 10 – 15. Oleh tim penyusun Usman yang mungkin tidak mengetahui hal ini dianggap ayat 16 – 19 adalah kelanjutan ayat 10 – 15 sehingga dituliskan berurutan. Padahal jelas-jelas ayat 16 – 19 memotong kesatuan ayat-ayat tentang nasib orang-orang durhaka tersebut (ayat 10 – 15 dan 20 – 25).


C. Contoh Ketiga : QS 75 : 1 - 25

Dalam ayat-ayat ini terdapat 2 topik yang dibahas yaitu :
1. Judul perikop untuk ayat 1 – 15 dalam bahasa Indonesia adalah : HARI KIAMAT DAN HURU HARANYA.
2. Sementara untuk ayat 16 – 25 judul perikop adalah : TERTIB AYAT-AYAT DAN SURAT-SURAT DALAM AL QUR'AN MENURUT KETENTUAN ALLAH.

Namun jika diperhatikan untuk perikop kedua yaitu ayat 16 – 25 ternyata sebetulnya terdiri dari 2 bahasan yaitu :
* Ayat 16 – 19 berbicara tentang tertib ayat-ayat Qur’an
* Ayat 20 – 25 : berbicara tentang hari kiamat yang ternyata adalah kelanjutan dari ayat 1 – 15 sebelumnya

Jadi ayat 16 – 19 terkesan terselip begitu saja sehingga memotong keseluruhan ayat-ayat tentang hari kiamat.

Coba kita susun QS 75 1 – 25 menjadi 2 bagian yaitu :

Bagian pertama
Adalah : ayat 12- 15 dilanjutkan 20 – 25 yang berbicara tentang hari kiamat.
QS 75
1. Aku bersumpah demi hari kiamat,
2 dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) [1531].
3. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
4. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
5. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
6. Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?"
7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya,
9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,
10. pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?"
11. sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!
12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri [1532],
15. meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.
20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,
21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.
22. Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri.
23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,
25. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.


Terlihat bagaimana penggabungan diatas menghasilkan satu konteks yang lengkap yaitu tentang HARI KIAMAT.

Bagian kedua
Adalah ayat 16 – 19 yang berbicara tentang tertib ayat-ayat Qur’an.
QS 75
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya [1533].
17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.


Kesalahan ini diperjelas lagi dengan mengamati rima dari keseluruhan ayat 1 – 25 (sekalipun tidak sejelas contoh kedua diatas) :
1. Di ayat 1 – 15 terdiri dari : 4 akhiran ti / tun, 4 berakhiran hu dan 7 berakhiran ru / ra. Diayat 20 – 25 seluruhnya berakhiran ta / tun. Jadi mayoritas berakhiran t (10 kali) dan r (7 kali).
2. Sementara 16 – 19 seluruhnya bearakhiran hu / hi

Dalam aksara Arab, huruf dasar t dan r hampir sama yang jelas mengindikasikan ayat 1 – 15 dan 20 – 25 semula adalah satu kesatuan kemudian tersisipkan dengan ayat 16 – 19 yang jelas tidak ada kaitan konteks.

Menyelipnya ayat 16 – 19 secara aneh ini jelas hanya dapat diterangkan dengan hipotesa dokumen tertulis sebagai berikut :

Semula QS 75 : 1 – 15 dan QS 75 : 20 – 25 ditulis dalam 2 lembar kertas terpisah. Kemudian ada yang mencatatkan ayat 16 – 19 dibalik kertas yang digunakan untuk mencatat ayat 1 – 15. Oleh tim penyusun Usman yang mungkin tidak mengetahui hal ini dianggap ayat 16 – 19 adalah kelanjutan ayat 1 – 15 sehingga dituliskan berurutan. Padahal jelas-jelas ayat 16 – 19 memotong kesatuan ayat-ayat tentang hari kiamat tersebut (ayat 1 – 115 dan 20 – 25).

Sangat ironis karena diayat yang menjelaskan tentang tertib Al-Qur’an justru menjadi bukti tidak tertibnya ayat-ayat Al-Qur’an.


D. Contoh Keempat : QS 2 : 183 - 188

Perikop ini diberi judul Puasa .
Namun jika ditelaah dengan cermat ternyata terdiri dari 3 bagian yaitu :
• Tentang puasa yang ada di ayat 183, 184, 185 dan 187
• Tentang kemurahan Allah SWT yang terselip di ayat 186
• Tentang harta benda yang terselip di ayat 188.

Coba kita lihat perikop tersebut :
QS 2
183 : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa …….
184 : …… Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
185 : …... maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, ……… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. ........ hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

186 : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

187 : Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; ……... Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. ……... Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

188 : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.


Jika kita lihat jelas sekali adanya ayat sisipan 186 dan 188 dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Ayat 183, 184, 185 dan 187 semuanya bicara tentang puasa dan Allah SWT diacu sebagai pihak ketiga, dengan kata lain Muhammad SAWlah yang berbicara diayat-ayat ini
• Ayat 186 topik berubah dan Allah SWT diacu sebagai pihak pertama, dengan kata lain Allah SWTlah yang berbicara disini. Kemudian diayat 187 kembali terjadi perubahan pembicara menjadi Muhammad SAW lagi karena menyambung ayat-ayat puasa yang terputus sebelumnya.

Coba kita lihat tafsir Ibn Kathir tentang apa yang dimaksud dengan ayat 186 : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. …..

Tafsir Ibn Kathri
http://www.tafsir.com/


Allah hears the Servant's Supplication
Imam Ahmad reported that Abu Musa Al-Ash`ari said, "We were in the company of Allah's Messenger during a battle. Whenever we climbed a high place, went up a hill or went down a valley, we used to say, `Allah is the Most Great,' raising our voices. The Prophet came by us and said:
(O people! Be merciful to yourselves (i.e., don't raise your voices), for you are not calling a deaf or an absent one, but One Who is All-Hearer, All-Seer. The One Whom you call is closer to one of you than the neck of his animal. O `Abdullah bin Qais (Abu Musa's name) should I teach you a statement that is a treasure of Paradise: `La hawla wa la quwwata illa billah (there is no power or strength except from Allah).')

Imam Ahmad melaporkan bahwa Abu Musa al Ashar berkata, “Kami sedang menemani Rasulullah dalam satu pertempuran. Ketika kami memanjat tempat yang tinggi, naik ke bukit atau turun ke lembah, kami biasa berkata, “Allah maha besar”, meninggikan suara kami.
Rasulullah berkata :
“O manusia! Bermurah hatilah (yaitu tidak meninggikan suaramu), karena kamu tidak memanggil yang tuli atau yang tidak ada, tetapi Dia yang Maha Mendengar, Maha Melihat. Dia yang kamu panggil adalah lebih dekat kepadamu daripada leher binatangmu ……..


Jadi ayat ini tampaknya diturunkan saat dipeperangan dan tampaknya bukan saat bulan puasa karena bulan puasa haram untuk berperang.

QS 2 : 217 :
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar


Jadi berdasar tafsir Ibn Kathir malah memperkuat hipotesa Richard Bell tentang catatan-catatan yang ditulis disebalik kertas yang sudah digunakan untuk mencatat ayat lainnya.

• Ayat 188 jelas adalah tambahan karena topik telah berubah dan ayat-ayat puasa jelas telah ditutup dengan sangat manisnya dengan kalimat “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” di ayat 187


Kesalahan ini mungkin tidak diketahui oleh tim penyusun Al-Qur’an karena rima ayat 183 – 188 semuanya berakhir dengan n.

Menyelipnya ayat 186 dan 188 secara aneh ini jelas hanya dapat diterangkan dengan hipotesa dokumen tertulis sebagai berikut :

Semula QS 2 : 183, 184, 185 ditulis dalam lembar tersendiri sedangkan QS 2 : 187 ditulis dalam lembar terpisah. Kemudian ada yang mencatatkan ayat 186 dibalik kertas yang digunakan untuk mencatat ayat 183 – 185 dan ada yang menuliskan ayat 188 dibalik kertas yang digunakan untuk mencatat ayat 187. Oleh tim penyusun Usman yang mungkin tidak mengetahui hal ini dianggap ayat 186 dan 188 adalah satu kesatuan dengan ayat-ayat puasa sehingga dituliskan berurutan.

Sangat memprihatinkan karena ibadah puasa diakui adalah salah satu dari 5 pilar Islam ternyata taraf kelengkapan ayat yang mengaturnya tidak diketahui dan malah disisip-sisip begitu saja secara sangat ceroboh.

III. SANGGAHAN

Muslim mungkin akan berargumentasi bahwa penurunan ayat-ayat al-Qur’an adalah sepotong-sepotong disesuaikan dengan kejadian yang dihadapi oleh Muhammad SAW. Namun inipun tidak menjelaskan bagaimana bisa ayat yang sudah lengkap kemudian disisip secara acak dengan ayat-ayat lain yang tidak ada hubungan konteksnya.
Dan sangat menarik karena ternyata tidak ada kesepahaman pendapat antar pakarIslam tentang bagaimana URUTAN SURAH-SURAH AL-QUR'AN

Pendapat pertama :
Al-Qur’an sudah disusun menurut ketentuan nabi Muhammad SAW

Dikutip dari :
Al Itqan I halaman 99
Al Burhan I halaman 237

Berdasar sebuah hadis dengan isnad dari Bukhari dan Muslim yang menyebutkan Zaid bin Tsabit berkata, “Di kediaman rasulullah kami dahulu menyusun ayat-ayat Al-Qur’an yang tercatat pada riqa ..”

Pengertian menyusun ditafsirkan menyusun ayat-ayat dan surah-surah menurut perintah nabi Muhammad SAW

Dikutip dari :
Sunan, Tirmidzi, kitab Al-Tafsir, bab sura 9
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas dari Usman ibn Affan bahwa apabila diturunkan kepada nabi suatu wahyu, ia memanggil sekertarisnya untuk menuliskannya, kemudian ia bersabda “Letakkanlah ayat ini dalam surat yang menyebutkan begini atau begitu”

Namun uniknya tidak terdapat banyak riwayat tentang nabi menyusun urutan-urutan ayat dan surah-surah qur’an.

Pendapat dari Quraish Shihab dalam kata pengantar untuk buku :
Rekonstruksi Sejarah al Qur’an,
Taufik Adnan Amal
FKBA, halaman xvii

“Namun hampir tidak bisa ditemukan berbagai riwayat yang mengatakan bahwa ayat sekian ditempatkan setelah ayat ini dan sebagainya. Sekiranya ada, maka al Qur’an akan membutuhkan sekian ribu riwayat nabi atau sahabat tentang susunan al Qur’an, mengingat ayat-ayat tersebut diturunkan secara terpisah selama 23 tahun. Karya-karya sedetail Al Burhan dan al Itqan juga tidak menukil riwayat-riwayat tersebut”.

Pendapat kedua :
Al-Qur’an disusun berdasarkan kesepakatan para sahabat nabi


Dikutip dari :
Al Burhan I halaman 262 karya Zarkasyi :
Pendapat didasarkan pada hadis dari Imam Malik yang menyatakan :
“Bahwa urutan surah-surah al Qur’an disusun atas dasar ijtihad mereka (para sahabat nabi) sendiri”


Urutan surah bukan merupakan hal yang diwajibkan Allah, tapi sesuatu yang berasal dari ijtihad dan kemauan para sahabat sendiri. Karena itu setiap mushaf mempunyai urutan sendiri

Pendapat ketiga :
Karena ada 2 pendapat yang bertentangan, maka harus ada pandangan yang berada ditengah-tengah, yaitu urutan Qur’an sebagian berasal dari nabi SAW sebagian berasal dari sahabat-sahabat nabi.

Dikutip dari :
Membahas Ilmu-Ilmi Qur’an
DR Subhi as Shalih
Pustaka Firdaus, halaman 82

(catatan : sekalipun Subhi as Shalih tidak sependapat dengan pandangan ini) :
Al Qadhi Abu Muhammad bin Athiyyah mengatakan, “Semasa hidup rasulullah banyak surah telah diketahui susunan dan urutannya ..... sehingga susunan berdasar kehendak dan petunjuk rasulullah jauh lebih besar, dan yang berdasarkan ijtihad amat sedikit.

Jadi hampir tidak ada kejelasan sama sekali tentang bagaimana Qur’an disusun.[/I]

Berikut ini diberikan perbedaan susunan 10 sura awal mushaf-mushaf sebelum Usman dan perbandingannya dengan edisi Kairo 1923/24.

Edisi Kairo …….... Ubay ……....…. Mas’ud …....… Ibn Abbas …...… Ali b. Abi Talib

1. Al Fatihah ….... Al Fatihah ….. Al Baqara …... Al Alaq .. …...…. Al Baqara
2. Al Baqarah ….. Al Baqarah ... An Nisa …...... Al Qalam ….…... Yusuf
3. Ali Imran …..… An Nisa …....… Ali Imran …....Adh Dhuha ….... Al Ankabut
4. An Nisa …....…. Ali Imran ..... Al Araf …......…Al Muzammil ..… Al Rum
5. Al Maidah ...…. Al Anam …..… Al Anam …...… Al Mudatasir ….. Luqman
6. Al Anam …...… Al Araf …….... Al Maidah …... Al Fatihah …..….. Fush shilat
7. Al Araf ……..... Al Maidah …... Yunus ……...... Al Lahab …...….… Adz Dzariyat
8. Al Anfal …...…. Yunus ……..... At Tawba ….... At Taqwir …...….. Al Insaan
9. At Tawba ….... Al Anfal ……... Al Nahl ……..... Al Ala ………........ Al Sajdah
10. Yunus ……..… At Tawba ....… Hud ………....... Al Lail ………....... Al Naziat

Sumber :
Ubay bin Kaab dari Ibn Al Nadim – Fihrist, halaman 61
Ibn Mas’ud dari Ibn Al Nadim – Fihrist, halaman 57
Ibn Abbas dari Az Sanjani – Tarikh, halaman 101 - 103
Ali dari Az Sanjani – Tarikh, halaman 95f


Terlihat tidak adanya satu keseragaman susunan surah-surah Al-Qur’an pada mushaf-mushaf sebelum Usman. Jadi tampaknya susunah surah itu ditentukan sendiri oleh para penulis mushaf, ada yang mengacu pada panjang – pendek (Ubay dan Mas’ud) ada yang mengacu pada kronologis (Ibn Abbas dan Ali)


IV. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat dikatakan hipotesa Richard Bell sangat masuk diakal.
Dapat dikatakan dengan cukup kepastian adalah :
1. Penyusunan Al-Qur’an tidak lebih dari sekedar pembundelan catatan-catatan yang dikumpulkan dari berbagai pihak.

2. Tim penyusun Al-Qur’an tidaklah mengetahui secara pasti kronologis penurunan ayat dan taraf kelengkapannya sehingga ayat yang sudah lengkap dipotong begitu saja ditengah-tengah tanpa adanya kesinambungan cerita.

3. Klaim Al-Qur’an sudah dihafal luar kepala oleh ratusan/ribuan sahabat nabi tidak lebih hanya ungkapan hiperbolis saja. Jika untuk mengingat urutan saja tidak bisa bagaimana bisa mengingat seluruh Al-Qur’an.

Sekian
chupakhabras
chupakhabras
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5275
Registration date : 2010-06-14

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum