Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 70 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 70 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Quran Versi Lama Telah Ditemukan, Tidak Sama Dengan Versi Sekarang (versi Kairo)
Page 1 of 1
Quran Versi Lama Telah Ditemukan, Tidak Sama Dengan Versi Sekarang (versi Kairo)
AL QURAN VERSI LAMA TELAH DITEMUKAN
Sumber : http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=9422
Dipostingkan oleh : El islaam
Posted: Thu Jan 18, 2007 11:42 am
Kehebohan baru yang bakal mengguncangkan umat Islam datang dari Doktor Gerd R. Puin, seorang pakar filologi dan ahli bahasa-bahasa Semitis. Pada 1979, pakar kaligrafi Arab dan paleografi Alquran dari Universitas Sarre, Jerman, itu diajak Kadi Ismail al-Akwa, Ketua Dinas Purbakala Yaman, untuk meneliti sebuah bungkusan kuno yang ditemukan di Sana'a, ibu kota Yaman, pada 1972. Bungkusan berisi perkamen (kulit kambing) dan kertas (suhuf) itu ditemukan saat pemerintah merenovasi masjid kuno di Sana'a, yang bocor akibat hujan lebat.
Paket kuno yang ditemukan para pekerja di atap masjid agung itu kemudian diamankan Kadi Ismail al-Akwa karena ia yakin isinya pasti bernilai. Ia lalu meminta bantuan internasional untuk menganalisis tulisan di atas perkamen itu. Akhirnya, baru pada 1979 ia berhasil membujuk Puin untuk menelitinya, dengan bantuan dana dari Pemerintah Jerman.
Berdasarkan penelitian awal, bisa dipastikan, perkamen Sana'a itu adalah mushaf Alquran paling tua di dunia, yang ditulis pada abad ketujuh dan kedelapan. Sebagaimana diketahui, hingga saat ini, ada tiga "kopi" mushaf Alquran yang sudah ditemukan. Dua mushaf Alquran abad kedelapan, masing-masing disimpan di Perpustakaan Tashkent, Uzbekistan, dan di Museum Topkapi di Istambul. Sementara, mushaf ketiga berupa manuskrip Ma'il dari abad ketujuh, disimpan di British Library, London, Inggris.
Menurut Doktor Puin, kaligrafi pada mushaf Sana'a itu berasal dari Hijaz, sebuah wilayah Arab, tempat tinggal Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, itu bukan hanya merupakan mushaf tertua di dunia, melainkan salah satu mushaf versi pertama. Perkamen itu mengandung variasi teks yang agak berbeda, surat-suratnya disusun tak biasa, dan gaya serta grafisnya sangat langka. Ia juga melihat adanya jejak teks yang dihapus dan digantikan dengan teks baru. Karena itulah, Puin menyimpulkan, Alquran pernah mengalami evolusi tekstual."Dengan kata lain, apa yang umat Islam baca saat ini kemungkinan bukan satu- satunya "versi" yang diyakini telah diwahyukan Allah kepada Nabi saw.," tulis Abul Taher, pekan lalu, dalam koran Inggris, The Guardian.
Kesimpulan Puin itu tentu saja akan sulit diterima umat Islam. Sebab, ayat-ayat dalam Alquran itu diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw. secara bertahap (610-632). Dan, setiap menerima wahyu, Nabi saw. selalu membacakannya di hadapan para sahabat. Menurut Ensiklopedi Islam (Jakarta, 1994), selain menyuruh para sahabatnya menghafal, Nabi saw. juga memerintahkan mereka untuk menuliskannya di atas pelepah kurma, lempengan batu, atau kepingan tulang.
Menurut hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, untuk menjaga kemurnian Alquran, itu, setiap tahun Malaikat Jibril mendatangi Nabi untuk memeriksa bacaannya. Bahkan pada tahun Nabi saw. wafat, Malaikat Jibril datang dua kali dan mengontrol bacaan Nabi, sebagaimana Nabi sendiri selalu melakukan hal yang sama kepada para sahabat, selama hidupnya. Dengan demikian, terpeliharalah Alquran dari kesalahan dan kekeliruan.
Dua puluh sembilan tahun setelah Nabi wafat, di bawah Usman, khalifah ketiga, sebuah versi baku Alquran ditetapkan dan dikodifikasi dalam bentuk buku, akibat adanya pelbagai versi Alquran, baik lisan maupun tertulis, yang banyak beredar di wilayah kekuasaan Islam. Kodifikasi itu dilakukan berdasarkan mushaf yang dihimpun Khalifah Abu Bakar, yang kemudian disimpan di rumah Hafsah, putri Khalifah Umar, yang juga istri Nabi saw. Karena itu, tak pernah ada lagi modifikasi dan kodifikasi Alquran sesudah Usman, yang disusun di bawah pimpinan Zaid bin Sabit. Mushaf Usmani dalam dialek Quraisy itu lalu dibuat lima kopi. Satu kopi disimpan di Madinah (mushaf al-Imam) dan empat lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah, dan Kufah untuk disalin dan diperbanyak (EI, 1994).
Apakah perkamen dari Sana'a itu adalah salah satu dari mushaf-mushaf itu, atau salinannya, belum bisa dipastikan. Yang jelas, menurut Puin, sebagaimana dalam tradisi litaratur Arab, perkamen Sana'a itu ditulis tanpa tanda-tanda diacritique (titik, aksen, koma, tanda huruf atau fonetik pengubah nilai). Artinya, perkamen itu ditulis lebih sebagai panduan bagi yang sudah hafal Alquran. Akibatnya, puluhan tahun kemudian, pembaca "Arab gundul" itu makin sulit memahaminya. Karena itulah, untuk memudahkan, Hajjaj bin-Yusuf, Gubernur Irak, pada 694-714, lantas melengkapi teks itu dengan pelbagai tanda. "Ia sangat bangga karena ia telah berhasil memasukkan lebih dari 1.000 alif ke dalam teks Alquran," kata Puin.
Kesimpulan Puin yang juga mengejutkan adalah: sumber-sumber pra-Islam, katanya, telah dimasukkan ke dalam Alquran. Misalnya, ihwal As Sahab ar-Rass dan As Sahab al-Aiqa. Soalnya, menurut Geographie karya Ptolomeus, suku Ar Rass hidup di Lebanon sebelum Islam, dan Al Aiqa hidup di wilayah Aswan, Mesir, sekitar 150 tahun sebelum Masehi. Bahkan, Puin tidak yakin Alquran ditulis dalam bahasa Arab murni. Sebab, kata "Quran" sendiri, yang berarti "kalam", "kitab", "bacaan", menurut Puin, berasal dari sebuah kata Aramian, qariyun (penggalan bacaan teks suci saat menjalankan ibadah).
Tak aneh bila Khalidi gusar atas usaha para Islamolog Barat seperti Puin, yang tak selalu menganalisis Alquran sebagaimana mereka melakukannya terhadap Injil. Khalidi bahkan cemas bila hasil penelitian Puin itu disebarluaskan, ia akan bisa dihukum oleh umat Islam, sebagaimana dialami Salman Rushdie akibat novelnya, Ayat-Ayat Setan (1988). Atau dihukum seperti Doktor Nasr Abu Zaid, dosen ilmu Alquran dari Universitas Kairo, pada 1995, akibat karyanya Le Concept du texte (1990), menyatakan, "Alquran hanyalah teks sastra, dan satu-satunya cara untuk memahami, menerangkan, menganalisis, dan mengadaptasinya hanyalah melalui pendekatan sastra."
Toh, Salim Abdullah, Direktur Arsip Islam Jerman, yang berafiliasi pada Liga Islam Dunia, menanggapi kesimpulan Puin dengan sikap positif. "Doktor Puin sebelumnya telah meminta izin kepada saya, apakah ia boleh mempublikasikan salah satu karangannya tentang dokumen Sana'a. Ketika saya memperingatkan bahwa ia akan menghadapi kontroversi, Puin mengatakan, sudah lama ia menunggu adanya perdebatan mengenai hal itu," kata Salim. Padahal, sebelumnya, akibat kesimpulannya yang mengejutkan itu, Puin sendiri segera diusir dari Yaman dan ia dilarang melanjutkan penelitiannya.
Copyright 2000 Forum Cyber News. All rights reserved.
Bagaimana dengan umat Islam Indonesia?
Sumber : http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=9422
Dipostingkan oleh : El islaam
Posted: Thu Jan 18, 2007 11:42 am
Kehebohan baru yang bakal mengguncangkan umat Islam datang dari Doktor Gerd R. Puin, seorang pakar filologi dan ahli bahasa-bahasa Semitis. Pada 1979, pakar kaligrafi Arab dan paleografi Alquran dari Universitas Sarre, Jerman, itu diajak Kadi Ismail al-Akwa, Ketua Dinas Purbakala Yaman, untuk meneliti sebuah bungkusan kuno yang ditemukan di Sana'a, ibu kota Yaman, pada 1972. Bungkusan berisi perkamen (kulit kambing) dan kertas (suhuf) itu ditemukan saat pemerintah merenovasi masjid kuno di Sana'a, yang bocor akibat hujan lebat.
Paket kuno yang ditemukan para pekerja di atap masjid agung itu kemudian diamankan Kadi Ismail al-Akwa karena ia yakin isinya pasti bernilai. Ia lalu meminta bantuan internasional untuk menganalisis tulisan di atas perkamen itu. Akhirnya, baru pada 1979 ia berhasil membujuk Puin untuk menelitinya, dengan bantuan dana dari Pemerintah Jerman.
Berdasarkan penelitian awal, bisa dipastikan, perkamen Sana'a itu adalah mushaf Alquran paling tua di dunia, yang ditulis pada abad ketujuh dan kedelapan. Sebagaimana diketahui, hingga saat ini, ada tiga "kopi" mushaf Alquran yang sudah ditemukan. Dua mushaf Alquran abad kedelapan, masing-masing disimpan di Perpustakaan Tashkent, Uzbekistan, dan di Museum Topkapi di Istambul. Sementara, mushaf ketiga berupa manuskrip Ma'il dari abad ketujuh, disimpan di British Library, London, Inggris.
Menurut Doktor Puin, kaligrafi pada mushaf Sana'a itu berasal dari Hijaz, sebuah wilayah Arab, tempat tinggal Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, itu bukan hanya merupakan mushaf tertua di dunia, melainkan salah satu mushaf versi pertama. Perkamen itu mengandung variasi teks yang agak berbeda, surat-suratnya disusun tak biasa, dan gaya serta grafisnya sangat langka. Ia juga melihat adanya jejak teks yang dihapus dan digantikan dengan teks baru. Karena itulah, Puin menyimpulkan, Alquran pernah mengalami evolusi tekstual."Dengan kata lain, apa yang umat Islam baca saat ini kemungkinan bukan satu- satunya "versi" yang diyakini telah diwahyukan Allah kepada Nabi saw.," tulis Abul Taher, pekan lalu, dalam koran Inggris, The Guardian.
Kesimpulan Puin itu tentu saja akan sulit diterima umat Islam. Sebab, ayat-ayat dalam Alquran itu diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw. secara bertahap (610-632). Dan, setiap menerima wahyu, Nabi saw. selalu membacakannya di hadapan para sahabat. Menurut Ensiklopedi Islam (Jakarta, 1994), selain menyuruh para sahabatnya menghafal, Nabi saw. juga memerintahkan mereka untuk menuliskannya di atas pelepah kurma, lempengan batu, atau kepingan tulang.
Menurut hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, untuk menjaga kemurnian Alquran, itu, setiap tahun Malaikat Jibril mendatangi Nabi untuk memeriksa bacaannya. Bahkan pada tahun Nabi saw. wafat, Malaikat Jibril datang dua kali dan mengontrol bacaan Nabi, sebagaimana Nabi sendiri selalu melakukan hal yang sama kepada para sahabat, selama hidupnya. Dengan demikian, terpeliharalah Alquran dari kesalahan dan kekeliruan.
Dua puluh sembilan tahun setelah Nabi wafat, di bawah Usman, khalifah ketiga, sebuah versi baku Alquran ditetapkan dan dikodifikasi dalam bentuk buku, akibat adanya pelbagai versi Alquran, baik lisan maupun tertulis, yang banyak beredar di wilayah kekuasaan Islam. Kodifikasi itu dilakukan berdasarkan mushaf yang dihimpun Khalifah Abu Bakar, yang kemudian disimpan di rumah Hafsah, putri Khalifah Umar, yang juga istri Nabi saw. Karena itu, tak pernah ada lagi modifikasi dan kodifikasi Alquran sesudah Usman, yang disusun di bawah pimpinan Zaid bin Sabit. Mushaf Usmani dalam dialek Quraisy itu lalu dibuat lima kopi. Satu kopi disimpan di Madinah (mushaf al-Imam) dan empat lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah, dan Kufah untuk disalin dan diperbanyak (EI, 1994).
Apakah perkamen dari Sana'a itu adalah salah satu dari mushaf-mushaf itu, atau salinannya, belum bisa dipastikan. Yang jelas, menurut Puin, sebagaimana dalam tradisi litaratur Arab, perkamen Sana'a itu ditulis tanpa tanda-tanda diacritique (titik, aksen, koma, tanda huruf atau fonetik pengubah nilai). Artinya, perkamen itu ditulis lebih sebagai panduan bagi yang sudah hafal Alquran. Akibatnya, puluhan tahun kemudian, pembaca "Arab gundul" itu makin sulit memahaminya. Karena itulah, untuk memudahkan, Hajjaj bin-Yusuf, Gubernur Irak, pada 694-714, lantas melengkapi teks itu dengan pelbagai tanda. "Ia sangat bangga karena ia telah berhasil memasukkan lebih dari 1.000 alif ke dalam teks Alquran," kata Puin.
Kesimpulan Puin yang juga mengejutkan adalah: sumber-sumber pra-Islam, katanya, telah dimasukkan ke dalam Alquran. Misalnya, ihwal As Sahab ar-Rass dan As Sahab al-Aiqa. Soalnya, menurut Geographie karya Ptolomeus, suku Ar Rass hidup di Lebanon sebelum Islam, dan Al Aiqa hidup di wilayah Aswan, Mesir, sekitar 150 tahun sebelum Masehi. Bahkan, Puin tidak yakin Alquran ditulis dalam bahasa Arab murni. Sebab, kata "Quran" sendiri, yang berarti "kalam", "kitab", "bacaan", menurut Puin, berasal dari sebuah kata Aramian, qariyun (penggalan bacaan teks suci saat menjalankan ibadah).
Tak aneh bila Khalidi gusar atas usaha para Islamolog Barat seperti Puin, yang tak selalu menganalisis Alquran sebagaimana mereka melakukannya terhadap Injil. Khalidi bahkan cemas bila hasil penelitian Puin itu disebarluaskan, ia akan bisa dihukum oleh umat Islam, sebagaimana dialami Salman Rushdie akibat novelnya, Ayat-Ayat Setan (1988). Atau dihukum seperti Doktor Nasr Abu Zaid, dosen ilmu Alquran dari Universitas Kairo, pada 1995, akibat karyanya Le Concept du texte (1990), menyatakan, "Alquran hanyalah teks sastra, dan satu-satunya cara untuk memahami, menerangkan, menganalisis, dan mengadaptasinya hanyalah melalui pendekatan sastra."
Toh, Salim Abdullah, Direktur Arsip Islam Jerman, yang berafiliasi pada Liga Islam Dunia, menanggapi kesimpulan Puin dengan sikap positif. "Doktor Puin sebelumnya telah meminta izin kepada saya, apakah ia boleh mempublikasikan salah satu karangannya tentang dokumen Sana'a. Ketika saya memperingatkan bahwa ia akan menghadapi kontroversi, Puin mengatakan, sudah lama ia menunggu adanya perdebatan mengenai hal itu," kata Salim. Padahal, sebelumnya, akibat kesimpulannya yang mengejutkan itu, Puin sendiri segera diusir dari Yaman dan ia dilarang melanjutkan penelitiannya.
Copyright 2000 Forum Cyber News. All rights reserved.
Bagaimana dengan umat Islam Indonesia?
chupakhabras- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5276
Registration date : 2010-06-14
Similar topics
» Mazmur 1 versi, taurat 1 versi, alquran 1 versi.... nah... kenapa injil harus 4 versi?????
» Quran bukan dari Tuhan
» Telah Terbit, Kitab INJIL Versi Gaul...????????
» Quran bukan dari Tuhan
» Telah Terbit, Kitab INJIL Versi Gaul...????????
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN