MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
kenapa orang pintar masuk Islam 2 EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 91 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 91 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


kenapa orang pintar masuk Islam 2

5 posters

Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by paulus Sun 14 Feb 2010, 9:45 pm

paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kircheHM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Hubertus_Mynarek2HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.

Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ...

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8162
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty buat renungan walit elu juga boleh

Post by paulus Sun 28 Feb 2010, 9:20 pm

paulus nyundul..........
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8162
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty pauus nyundul lagi

Post by paulus Wed 10 Mar 2010, 2:25 pm

paulus wrote:paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kirche
HM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena
saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.
"Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ... ?

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber

paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8162
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by paulus Sun 23 May 2010, 7:14 pm

mana jawaban dari taro...?
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8162
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by paulus Tue 07 Sep 2010, 7:44 am

paulus wrote:
paulus wrote:paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kirche
HM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena
saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.
"Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ... ?

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber


kriiikkk...kriikkk...krikkk..
sepi bantahan dari kaum tersesat
Smile
paulus
paulus
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8162
Registration date : 2010-01-12

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by shaggy Tue 07 Sep 2010, 7:47 am

paulus wrote:
paulus wrote:
paulus wrote:paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kirche
HM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena
saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.
"Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ... ?

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber


kriiikkk...kriikkk...krikkk..
sepi bantahan dari kaum tersesat
Smile

https://murtadinkafirun.forumotion.com/ruang-debat-f2/tantangan-buat-paulus-muslim-t7739.htm#26723
shaggy
shaggy
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11031
Registration date : 2010-05-06

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by pastur cabul Tue 07 Sep 2010, 8:20 am

sundul...

pastur cabul
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Male
Number of posts : 10
Age : 33
Location : vatican, markas pastur cabul
Humor : tuhan yesus, satu-satunya tuhan yang punya kelamin.
Reputation : 1
Points : 5004
Registration date : 2010-09-07

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by admin. Tue 07 Sep 2010, 10:03 am

[quote="shaggy"]
paulus wrote:
paulus wrote:
paulus wrote:paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kirche
HM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena
saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.
"Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ... ?

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber


kriiikkk...kriikkk...krikkk..
sepi bantahan dari kaum tersesat
Smile

saya mau sundul juga ah...

admin.
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Female
Number of posts : 712
Location : Kandang Domba
Job/hobbies : Mengajarkan cinta kasih...
Humor : oh yes... oh no...
Reputation : 19
Points : 5823
Registration date : 2010-07-10

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by agus Tue 07 Sep 2010, 10:26 am

shaggy wrote:
paulus wrote:
paulus wrote:
paulus wrote:paulus bilang:

Prof. Dr. Hubertus Mynarek ( Pastor & Teolog ) : Menyatakan Keluar dari Gereja




Islam is not the Enemy - Dunia Islam

Sunday, 22 October 2006 02:42
Namanya Prof. Dr. Hubertus Mynarek. Tahun 1972 dia keluar dari agama Katolik. Suatu sensasi, karena dia bukan sembarang profesor: dia adalah profesor teologi. Bukan cuma itu, dia bahkan dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina, Austria.

Dia lahir tahun 1928. Dalam usia 25 dia dinobatkan menjadi pastor. Dia terbukti menjadi teolog yang piawai, dalam usia 38 dia sudah menyandang gelar profesor di bidang filosofi agama di Universitas Bamberg, Jerman. Dalam usia 41 dia sudah dipercayai untuk menjadi dekan Fakultas Teologi di Universitas Wina.
Setahun kemudian, di bulan November 1972, setelah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia teologi Kristen, dia berkesimpulan bahwa agamanya tak bisa diterima lagi: dia menyatakan keluar dari gereja.

Gereja Katolik bereaksi keras: Mynarek dipecat dari jabatannya, bahkan dia dipaksa pensiun dalam usia 43 tahun. 22 tahun lebih awal.

Berikut potongan wawancara dia dengan majalah Jerman "Materialien und Informationen zur Zeit" (MIZ) nomer 2/2000 (sumber: www.kirchenkritik.de/archiv/kk_mynarek.html)


MIZ: Mari kita bicara tentang Gereja Katolik dan reaksinya atas kritik. Ketika anda di tahun 1972 sebagai dekan Fakultas Teologi Universitas Wina memutuskan untuk keluar dari gereja, apakah anda sudah meramalkan reaksi keras dari gereja?

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Buch_herren_knechte_der_kirche
HM: Berdasarkan sejarah gereja selama 2000 tahun tentu saja saya tahu: gereja akan mengejar-ngejar semua yang menghalangi kepentingan kekuasaannya, dan gereja tidak akan menerima kritik meski kritik ini beralasan.

Meski demikian saya terkejut juga dengan reaksi gereja yang keras dan brutal atas keluarnya saya dari gereja, atas surat terbuka saya untuk Paus, dan atas buku saya tentang situasi intern gereja "Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja].

Reaksi yang di luar batas ini muncul karena
saya adalah profesor teologi Katolik pertama di abad 20 di wilayah berbahasa Jerman [Jerman, Austria, sebagian Swiss dan Luxemburg] yang meninggalkan gereja.

Gereja kan masih juga berkeyakinan dan menggodamkan keyakinan pada para pengikutnya bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja.

Pengritik gereja yang tajam seperti Uta Ranke-Heinemann, Drewermann, Küng, dsb. masih juga percaya dengan doktrin ini dan karenanya tetap tinggal di dalam gereja, dan tidak melakukan konsekwensi logis keluar dari gereja.

Dibandingkan mereka, saya sudah tahu jelas sekali sebelum saya keluar dari gereja bahwa: gereja tidak akan lupa, tidak akan memaafkan, tanpa ampun dalam mengejar-ngejar pengritiknya, dan tidak mengenal rasa keadilan ataupun ampunan.

MIZ: Kritik anda pada gereja membuat kehidupan ekonomi anda sulit. Beberapa saat bahkan anda sempat tinggal di kolong jembatan. Bagaimana ini terjadi? Apa pengalaman terburuk anda di saat itu?

HM: Yang pertama kali terjadi setelah surat terbuka saya --yang harus saya akui sangat kritis-untuk Paus dipublikasikan di majalah-majalah dan koran-koran adalah ditusuknya ban-ban mobil saya yang diparkir dekat Universitas Wina.

Ini berulang kali terjadi. Yang kedua adalah ambrolnya mobil saya di jalan tol Wina-Salzburg. Rem tidak berfungsi, hampir semua sekrup di bagian motor dikendorkan. Saya menyesal tidak meminta keterangan tertulis dari bengkel yang menderek mobil saya bahwa orang bengkel benar-benar terheran-heran dan terus berkata: "Ini benar-benar mukjizat bahwa anda masih hidup.

Anjing-babi mana yang melakukan ini?" Kejadian yang mirip terjadi sekali lagi dalam perjalanan saya dari München ke Würzburg. Ancaman pembunuhan lewat telepon, saya terima tiap hari. Juga untuk isteri saya [setelah keluar dari gereja Mynarek kemudian menikah] bila saya tidak di rumah, padahal isteri saya tak bersalah sama sekali, karena saya keluar dari gereja bukan karena wanita, tapi karena sruktur kekuasaan gereja yang tidak manusiawi.

Tentu saja para petinggi gereja tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa orang keluar dari gereja dengan motif-motif idealisme.

Pernah saya didatangi wakil-wakil tinggi dari gereja yang berkata: "Hey, masa hanya karena wanita kamu keluar dari gereja? Tunangan saja, kamu kan sebagai pastor bisa melakukan apa saja yang kamu inginkan dengan wanita. Tapi jangan nikahi dia. Ini kan tidak susah, karena kamu bisa memiliki kebebasan yang kamu inginkan."

Kemudian muncul konsekwensi-konsekwensi negatif. Saya kehilangan jabatan profesor saya di Universitas Wina, akibat konkordat [perjanjian] antara Vatikan dan Republik Austria, meski seorang pakar hukum ternama Austria di majalah "Profil" berkata:

"Kalau negara Austria memaksa seorang ilmuwan sekaliber Mynarek untuk pensiun, hanya karena dia keluar dari gereja, maka konkordat dalam hal ini bertentangan dengan undan-undang dasar."

MIZ: Tahun 1973 terbit buku anda " Herren und Knechte der Kirche" [Tuan dan Hamba Gereja] yang diterbitkan oleh Kiepenheuer und Witsch ...

HM: Ya, setelah Penerbit Bertelsmann, yang telah menerima penuh naskah saya dan menandatangani perjanjian dengan saya, mundur setelah ditekan gereja.

Sementara itu --Bertelsmann telah membatalkan perjanjian, tapi gereja belum tahu apakah saya sudah menemukan penerbit lain untuk buku saya-- datang seorang utusan dari Kardinal Döpfner yang berkata: "Anda akan langsung menerima kembali jabatan profesor kalau anda tidak menerbitkan buku ini dan kembali ke pangkuan gereja.

Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan dihujani dengan lebih dari 30 proses pengadilan, dan anda akan terhempas ke pinggir jalan, kemudian menangis meminta-minta untuk diterima kembali oleh gereja.
"Hukum bakar tidak ada lagi, tapi kami bisa mematikan orang lewat jalur ekonomi."

MIZ: Dan ancaman ini bukan omong kosong ... ?

HM: Tidak, setelah buku ini terbit dan sempat ditahan penerbitannya oleh gereja, memang bukan 30 tapi ada 14 proses pengadilan yang harus saya hadapi.

Para petinggi gereja meminta uang ganti rugi sebesar 360 ribu DM karena merasa tersinggung oleh buku saya.

Dan pengadilan memenangkan mereka. Ketika Penerbit Bertelsmann melihat bagaimana proses di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi München tidak memihak saya, mereka pun turut campur dan tiba-tiba meminta kembali uang panjar yang pernah mereka bayar bersama bunga 13,9%. ... Secara keseluruhan proses-proses ini berlangsung selama 6 tahun dan ini adalah masa terberat hidup saya.

Para pengacara yang tadinya senang mendapat kasus yang sensasional, kemudian memperlihatkan kebuasannya setelah mereka tahu saya tak memiliki sesen pun, dan menggadaikan saya habis-habisan. Ketika mesin tik saya terakhir diangkut orang, dan saya mengadu pada Pengadilan Kitzingen --rumah saya terletak di sana-- dan berkataa bahwa saya sebagai penulis tergantung sekali pada mesin tik, pengadilan bekata:

"Anda masih bisa mengritik gereja dengan tangan." Karena kerugian-kerugian material ini saya harus melepaskan rumah saya di Kitzingen. Direktur sebuah bank di Bayern menjanjikan saya hipotek yang mengizinkan saya untuk tetap menempati rumah itu.

Tetapi setelah dia ditekan gereja, dia kemudian berkata bahwa dia tidak tahu kalau saya hidup seberbahaya itu dan bahwa saya sedang berkonfontasi dengan gereja. Akhirnya dia menarik kembali hipotek itu.

Saya bersama isteri saya, dan bayi kami yang baru lahir, benar-benar harus hidup di kolong jembatan.

MIZ: Adakah orang di dalam atau luar gereja yang menolong anda di situasi sulit ini?

HM: Dari dalam gereja hanya sedikit yang masih menolong saya. Di antaranya teolog pastoral Prof. Klostermann dari Wina, yang menganggap tindakan gereja sebagai sadis dan tidak pada tempatnya.

Di luar gereja banyak sekali. Misalnya 2 profesor Yahudi Werner Peiser dan Ossip K. Flechtheim. Prof. Flechtheim dalam kasus saya malah sempat menghubungi Menteri Ekonomi Austria, Firnberg, dan pemilik Bertelsmann, Mohn. Sayang tanpa hasil.

Ketua "Bund der Konfessionslosen" [organisasi orang-orang tanpa konfesi/aliran] ketika itu mengangkut saya dan keluarga dari kolong jembatan. Dia menyediakan sebuah flat dengan 2 kamar di Berlin, dengan sewa yang murah.

Dia juga mengadakan inisiatif untuk menolong saya dengan nama "aksi solidaritas untuk korban inquisisi modern" yang diikuti oleh banyak tokoh terkenal dari kalangan penulis, seniman, pemikir liberal, Bund der Konfessionslosen, juga dari para pemuda sosialis, yang memprotes ketidakadilan gereja atas saya. Mualaf.Com dari swaramuslim.net dan berbagai sumber


kriiikkk...kriikkk...krikkk..
sepi bantahan dari kaum tersesat
Smile

https://murtadinkafirun.forumotion.com/ruang-debat-f2/tantangan-buat-paulus-muslim-t7739.htm#26723
kenapa orang pintar masuk Islam 2 357511

Yang ini aja belum selesai, mau ngajak ke tempat lain... kenapa orang pintar masuk Islam 2 357511
agus
agus
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14642
Registration date : 2010-04-16

Back to top Go down

kenapa orang pintar masuk Islam 2 Empty Re: kenapa orang pintar masuk Islam 2

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum