Samara Ragu untuk Murtad

by MURTADINKAFIRUN Tue 12 Jan 2010, 10:04 pm

Samara Ragu untuk Murtad

Takut Merdeka dari Islam

SAMARA:

Halo Ali sina,

Namaku Samara (nama asli diganti oleh Ali Sina), mahasiswa kedokteran di USA. Akumenulis surat ini padamu sebagai usaha akhir untuk mengatasi masalahku.

Aku adalah imigran yang datang ke USA bersama keluargaku. Masalah yang kuhadapi sekarang adalah aku jatuh cinta pada seorang pemuda Hindu. Karena aku terlahir di keluarga Muslim, aku selalu diajari sejak kecil bahwa aku harus menikah dengan Muslim. Aku sungguh tak menyangka bakal jatuh cinta berat pada pemuda Hindu.

Aku sangat bimbang dan terpecah antara Islam, keluargaku, dan pacarku. Aku sangat benci aturan² dan batasan² yang diterapkan Muslim. Setelah membaca website-mu, aku jadi nge-fans berat padamu.

Kadangkala aku memang berpikir untuk murtad meninggalkan Islam, tapi aku lalu merasa sangat bersalah. Aku mencintai keluargaku, dan merasa sangat ditekan oleh mereka untuk menikah dengan pria Muslim pilihan mereka. Aku sangat tak suka kawin paksa.

Tolong aku. Apa yang harus kulakukan? Tolong jawab aku dong, karena ini harapanku yang terakhir. Aku mungkin akan bunuh diri jika musti hidup tanpa pria itu.

Terima kasih.

===================

Ali Sina:

Hai Samara,
Sebelum aku menjawabmu, terlebih dahulu aku ingin menerangkan bagaimana orang melatih gajah² liar di Asia.

Samara Ragu untuk Murtad Chained_elephant

Samara Ragu untuk Murtad Chained_elephant

Di Asia Tenggara, cara untuk menjinakkan gajah² telah dikembangkan dan disempurnakan sedemikan rupa selama beribu-ribu tahun. Ketika seekor gajah liar ditangkap (khedda), gajah itu pertama-tama akan diikat bersebelahan dengan beberapa gajah pekerja jinak (kumies) dan gajah liar itu diseret ke daerah tempat melatih gajah.

Maka dimulailah program kejam dan berat melatih gajah liar. Proses ini berlangsung selama seminggu dan bertujuan untuk membuat sang gajah benar² tunduk pada keinginan pawangnya.

Bagaimana Caranya Menjinakkan Gajah² Liar?

Gajah liar itu diikat pada tiang kayu atau diantara dua pohon sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Gajah itu tentunya berusaha memutuskan tali pengikat dan berusaha menusuk dengan gadingnya, dan dalam proses inilah dia berkenalan dengan pawangnya. Gajah yang melawan itu ditusuk berkali-kali dengan tongkat kait gajah dan dipukuli. Tapi pada saat yang bersamaan, pawang itu juga berusaha berbicara menenangkan si gajah.

Samara Ragu untuk Murtad Chained-elephant

Rasa takut, sakit, dan lapar akhirnya membuat gajah itu tidak melawan lagi. Ketiak si gajah sudah bisa menerima nasibnya, pawang gajah memandikannya di sungai dan memberinya makan, meskipun si gajah ini tetap diikatkan pada gajah jinak lain.

Setelah beberapa minggu, gajah ini akan cukup jinak untuk dibimbing, tapi masih diikat, dan dilatih oleh beberapa pawang, meskipun tidak lagi ditemani oleh gajah² jinak lain.

Setelah masa perkenalan ini, gajah itu mulai dilatih untuk jadi gajah pekerja.

Hal serupa inilah yang dialami Muslim sehingga akhirnya benar² tunduk. Manusia itu lahir dengan semangat yang merdeka. Akan tetapi mereka yang kurang beruntung lahir di keluarga Muslim dan lalu jatuh ke dalam perangkap Islam di usia dewasa akan tunduk total dengan cara yang sama seperti yang dialami gajah liar di atas. Semangat merdeka mereka telah dipatahkan dan mereka jadi budak² Islam yang tunduk total.

Anak² Muslim dan para mualaf diberitahu tentang ancaman neraka Allâh yang mengerikan, di mana manusia dibakar abadi sampai selama-lamanya. Mereka tidak akan mati tapi dibakar, lalu air mendidih disiramkan pada mereka. Anak kecil itu inosen (tanpa dosa) dan mereka akan percaya saja apa yang dikatakan orangtua mereka. Para mualaf juga masih belum tahu apa² tentang Islam, sehingga percaya saja dengan apa yang dikatakan Muslim tentang Islam tanpa menyelidiki lebih lanjut.

Begitu rasa takut berkuasa, maka hilang pula semangat merdeka dalam diri orang tersebut. Dia akan tunduk sepenuhnya terhadap segala keterangan ngawur dan terlalu takut untuk mempertanyakan keterangan tak masuk akal itu.

Gajah itu cukup kuat untuk memutuskan tali, melempar pawang gajah, dan melarikan diri. Tapi dia tidak melakukan hal itu. Sekali saja tekadnya ‘dipatahkan’, rasa takut mencegahnya untuk melarikan diri.

Kau hidup di Amerika Serikat. Kau adalah mahasiswa kedokteran, dan tentunya kau pun adalah wanita dewasa. Tiada satu pun yang bisa mencegahmu untuk melakukan apa yang baik bagi dirimu. Tapi kau menulis surat padaku untuk minta nasehat karena rasa takut dan rasa bersalah. Rasa takut ini begitu menyiksamu sehingga kau berpikir untuk bunuh diri saja agar bisa bebas dari masalah.

Tiada apapun yang dapat mencegahmu melakukan apa yang ingin kau lakukan. Kau terlahir bebas dan tidak seperti para Muslimah malang lainnya yang hidup di negara² Islam, hukum USA melindungi kemerdekaanmu. Yang menyiksa dirimu itu hanyalah pikiranmu saja.

Meninggalkan Islam itu tidak berarti kau mengkhianati keluargamu, budayamu, atau siapapun. Kau hanya meraih kembali kemerdekaanmu. Kau ambil kembali hak yang sudah menjadi hakmu sejak lahir. Kau melepaskan diri dari rantai maya yang selama ini membelenggumu.

Kau mencintai pria Hindu dan dia pun mencintaimu. Meskipun cinta bukan jaminan pernikahan langgeng, tapi cinta merupakan unsur penting dalam memiliki pernikahan yang bahagia. Pernikahan yang sehat juga membantu anak² untuk berkembang secara emosional dengan sehat pula.

Pernikahan paksa itu bagaikan bermain dengan rulet Rusia. Ini sungguh permainan yang berbahaya. Kau tidak tahu apa nasibmu saat pelatuk pistol ditarik. Tapi pernikahan paksa dengan Muslim bagaikan main rulet Rusia dengan pistol yang penuh peluru. Muslim adalah jenis makhluk yang lain. Sungguh berbahaya jika pria itu adalah Muslim kaffah yang percaya segala dusta Muhammad, seperti di Q 4:34 yang mengatakan pria itu lebih unggul dibandingkan wanita, wanita adalah milik pria, sama seperti anjing jinak, dan jika Muslim takut istrinya tidak tunduk, maka dia boleh menegurnya, mengasingkannya, dan memukulnya. Kau tentunya tidak ingin pria sinting seperti ini jadi suamimu. Pria yang percaya ajaran tak masuk akal seperti itu tentunya adalah pria yang sakit jiwa. Jauhi dia sama seperti kau menjauhi bala penyakit.

Apakah kau mau beli sepatu, baju atau topi tanpa mencobanya terlebih dahulu? Maukah kau menyewa rumah tanpa memeriksa dalamnya terlebih dahulu? Bagaimana mungkin kau bisa menikahi seseorang tanpa tahu sifatnya terlebih dahulu? Bagaimana jika nantinya kalian berdua tidak cocok? Bagaimana jika nantinya tiada cinta atau ketertarikan diantara kalian berdua? Bayangin musti bersetubuh dan tidur setiap malam dengan pria yang tak kau cintai. Tentunya ini merupakan siksaan berat, bukan? Kau tidak akan bahagia. Anak²mu juga tak akan bisa tumbuh besar di rumah yang penuh kebahagiaan. Mereka akan terganggu kejiwaannya. Itulah sebabnya kebanyakan Muslim menderita berbagai kelainan psikologis, seperti depresi, tak punya keyakinan diri, paranoia, megalomania, agresif, dll. Mereka merupakan hasil dari keluarga yang berantakan. 99% keluarga Muslim itu berantakan. Sebagian sedikit berantakan, sebagian lain berantakan berat. Orang memang bisa memaksa wanita untuk menikah dengan pria yang tidak dia cintai, tapi bisakah orang memaksa wanita untuk mencintai pria itu? Rumah tanpa cinta merupakan rumah yang tak sehat.

Islam menganggap wanita adalah mesin pembuat bayi bagi Muslim. Wanita tidak dianggap sebagai manusia seutuhnya. Perasaan wanita tidak dianggap penting, bahkan dianggap tidak ada. Yang dianggap penting dari wanita hanyalah VAGINA dan KANDUNGANnya saja, terutama jika wanita itu sanggup melahirkan bayi² laki. Tidak penting apakah wanita itu tertarik atau cinta suami, atau senang berada bersama suami. Muslimah itu tidak boleh punya perasaan. Perasaan Muslimah, sama seperti bodynya, dimiliki suami Muslimnya. Muslimah harus hidup untuk menyenangkan Muslim saja. Puaskan perut Muslim dan apapun yang di bawah perutnya. Muslimah harus kerja bagaikan budak, harus menjaga harta suami bagaikan anjing penjaga, Muslimah digebuki suami bagaikan keledai, dan Muslimah harus siap sedia untuk ngesex kapanpun suami butuh bagaikan boneka balon sex tiup. Jutaan Muslimah yang hidup di negara² Islam memang tidak punya pilihan lain, tapi kamu punya. Satu²nya yang merantai dirimu adalah rasa takutmu.

Tiada satu hari pun di mana aku tidak menerima e-mail dari wanita yang patah hati yang memberitahu aku bagaimana mereka terperangkap cinta pria Muslim dan kesengsaraan yang lalu dialaminya. Tak ada akhir yang bahagia dari pernikahan seperti ini.

Orangtuamu tidak memiliki dirimu. Mereka tidak punya hak untuk menentukan dengan siapa kau harus menikah. Mereka punya kewajiban terhadapmu dan kau pun punya kewajiban pada mereka. Kewajiban mereka adalah menyediakan kebutuhan bagi tubuhmu, pikiranmu, dan hatimu – merawat perkembangan dirimu secara fisik, intelek, dan perasaan sampai kau tumbuh dewasa. Kewajibanmu pada mereka adalah merawat mereka jika mereka butuh perawatan, mengasihi mereka, dan membantu mereka di hari tua agar mereka tidak menderita. Tapi mereka tidak punya hak untuk memilih suami bagimu. Jika mereka melakukan hal itu, maka mereka telah melanggar batas dan melanggar hakmu.

Jangan pergi ke luar negeri bersama mereka. Jangan pernah kembali lagi ke negara Islam asalmu dengan alasan apapun, bahkan jikalau nenekmu hampir ajal dan memanggil-manggil namamu. Mereka bisa menjebakmu di sana dan memaksamu menikah dengan pria yang tak kau kenal. Selesaikan kuliahmu dan keluar dari rumah ortumu. Jika sekarang kau bisa tinggal di asrama universitas, maka segera lakukan itu. Jika pria Hindu ini adalah pria yang baik bagimu, maka silakan menikah dengannya. Jika kau takut orangtuamu akan melakukan hal konyol, seperti honor kill kamu, maka pindahlah ke kota lain dan rahasiakan ini agar mereka tidak bisa menemukanmu. Jika mereka menderita karenanya, ya itu salah mereka sendiri. Kau tidak usah merasa bersalah atas kesalahan mereka. Mereka musti sadar bahwa kau bukan harta milik mereka. Kesengsaraan mereka itu dibuat sendiri oleh mereka. Mereka bisa memerdekakan diri dari Islam dan berhenti menderita. Tapi kau tidak usah membiarkan dirimu terantai seperti itu hanya karena mereka tidak mau atau terlalu takut unutk memutuskan rantai Islam mereka.

Kau bukan milik siapapun – bukan milik orangtua, bukan milik suami, bukan milik Tuhan. Kau terlahir sebagai manusia bebas dan bisa hidup bebas pula. Biarkan kesadaranmu dan Hukum Emas mengatur hidupmu.

by Khalifah Wed 13 Jan 2010, 2:56 pm

Waduh.... Agama kok seenaknya aja maen pindah2
Yg diberi contoh kok muslim ktp sih?
Pilih 1. Murtad untuk mndapatkan pria idaman dan melakukan hal2 surga dunia yg akhirnya hadiahnya Jahannam atau
2. Tetap menjadi muslim dan segera bertaubat yg akhirnya hadiahnya Firdaus
Lagian jg minta pendapat sama si ahli zinah, eh maksudnya ali sina. Dia itu mlakukan segala cara utk mndapatkan teman di neraka

Ya Allah jika boleh aku meminta, berikanlah hidayah kpd mereka(orang2 kafir) agar negeriku ini menjadi damai. Janganlah Engkau mengeraskan hati mereka sebagaimana Engkau melakukannya terhadap Fir'aun laknatullah. Amiiin
Samara Ragu untuk Murtad 51217

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Samara Ragu untuk Murtad

Samara Ragu untuk Murtad

Re: Samara Ragu untuk Murtad