Pengertian Berhala secara spiritual maupun ilmiah

Pengertian Berhala secara spiritual maupun ilmiah

Makna "berhala" bukanlah setiap benda yang ada dimuka kita, tetapi adalah sesuatu benda yang tertentu, baik tertentu namanya, tertentu tempatnya, tidak mengenalnya, terhadap benda mana seseorang ruku' dan sujud, yaitu membungkuk dan bersembah sujud atau berdoa sambil mengelilinginya atau mencium benda tersebut diangap kramat.
Terhadap benda demikian sebagai sarana kebaktian dan berpusat pada benda yang tidak dikenal (batu, keris, jimat, dll), itu adalah berhala namanya.Diakui atau tidak diakui oleh orang yang mempergunakannya, namun namanya adalah "BERHALA"

Timbul pertanyaan :Bagaimana dengan Batu Hitam (Hajar Aswad)
Orang Islam tanpa pikir panjang akan memberikan jawaban "Orang Islam Tidak Menyembah Batu Hitam". Umat Islam "HANYA" beribadah menghadap kesana, karena memang demkian peritah Allah lewat Muhammad, maka "setiap orang Islam wajib dan harus menurutinya",titik. Itulah jawaban singkat tanpa menggunakan Ratio.

Terhadap Batu-hitam (Hajar-aswad) ini tegas dikatakan dalam Al Qur'an s. Al Baqarah ayat 125, supaya terhadapnya orang 'Ruku' dan 'Sujud'.

Setiap tahun umat Islam datang ke Mekah, mengelilingi Kabah sambil komat-kamit, menyembah Kabah, Ruku' dan Sujud kepada Batu Hitam dan Menciuminya berkali-kali.
Bahkan dari jauh Mekah, mereka di-mesjid2, surau2 maupun ditempat-tempat umum, dirumah ruku' dan sujud ke Mekah.
Dalam mencium Batu-hitam Hajar-aswad, mereka ingin berlama-lama menciumnya, tapi ini dianjurkan jangan lama2 mencium Batu-hitam itu karena umat Islam dari seluruh dunia sudah antri panjang juga rindu mau mencium Batu-hitam tersebut.

Batu-hitam (Hajar-aswad) ini pada mulanya warnanya putih, Muhammad bilang, Hajar-aswad itu diturunkan dari sorga, sekarang sudah menjadi hitam karena semua itu disebabkan dosa ana-cucu Adam.
Muhammad berkata, "Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. (Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877), derajat hadis Hasan Shahih).

Ketika berpisah dengan Batu-hitam itu Muhammad melambaikan tangannya :
Dari Ibn Abbas bahwa Nabi Muhammad s.a.w. tidak melambaikan tangan (menyalami) kecuali kepada Hajar Aswad dan Rukun Yamani.

Padahal Hadits Bukhari mengatakan, bahwa Batu-hitam itu tidak bermanfaat sama sekali, tapi umat Islam hanya mengekor saja dan tidak berpikir dengan akal budi, sudah tidak pakai ratio lagi (maka melihat Muhammad membunuh orang lain maka mereka juga membunuh orang lain, Muhammad membenci orang kafir, Kristen dan Yahudi, umatnya juga ikut membenci) kalau Muhammad mencium batu-hitam maka mereka juga ikut2an mencium Batu-hitam tsb :

"Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak membahayakan, dan tidak pula dapat memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullaah s.a.w. menciummu, maka sekali-kali aku tidak akan menciummu." (H.R. Bukhari).