Kami Arab dilahirkan utk Benci Yahudi

Kakak Mohamed Merah mengatakan, Anti-Semitisme Orang Tua Meradikalisasinya: "Ibu Selalu Mengatakan, ''Kami, Arab, Memang Dilahirkan untuk BENCI YAHUDI '"

from the Associated Press, November 11, 2012:
http://www.jihadwatch.org/2012/11/my-mother-always-said-we-the-arabs-we-were-born-to-hate-jews.html

PARIS – Radikalisasi Mohamed Merah, si pembunuh orang2 Yahudi disebuah sinagog di Toulouse bbrp bulan lalu, diceritakan kembali oleh kakak lelakinya dalam sebuah buku dan film dokumenter. LIHAT http://indonesia.faithfreedom.org/forum/penembakan-sekolah-yahudi-di-perancis-t48148/


Mohamed Merah (foto atas) membunuh 3 anak2 Yahudi, seorang rabbi dan 3 paratruper di dan sekitar kota Toulouse bulan Maret lalu sebelum ia sendiri ditembak mati. Ia berhubungan dgn al-Qaida dan mendapatkan latihan paramiliter di Pakistan.

Salah seorang adiknya, Abdelkader, juga menghadapi tuduhan terorisme dan sedang dalam tahanan polisi. Tapi sebuah buku yg diterbitkan adiknya, Abdelghani, mengatakan bahwa orangtuanya, khususnya IBUNYA, yang bertanggungjawab atas radikalisasi Mohamed. (Hmmmm ... dan si ibu ini diradikalisasi oleh siapa yahhhhh?? Quran mungkin? Ingat Q5:82 ttg bgm Allah begitu membenci Yahudi sampai doi menyulap Yahudi menjadi babi dan monyet!)

"Saya akan menjelaskan bgm orang tua saya bisa membesarkan anak dalam atmosfir rasisme dan kebencian sebelum kaum Salafi menenggelamkanmu dalam ekstrimisme religius,'' katanya. ''Kakak Saya, Teroris Itu,'' terbit Rabu ini.

"Ibu saya selalu mengatakan, 'Kami, Arab, dilahirkan untuk membunuh Yahudi.' Ini saya sering dengar sedari masa kecil," Abdelghani mengatakan dlm film dokumenter RTL.

Si adik perempuan, Souad, dilain pihak, menyatakan betapa BANGGAnya ia akan kakaknya, Mohammed, yg berhasil membunuh Yahudi.

How my hate-filled family spawned Merah the monster/Brother's book blames parents for Toulouse scooter assassin's killing spree
Monday 12 November 2012
http://www.independent.co.uk/news/world/europe/how-my-hatefilled-family-spawned-merah-the-monster-8307341.html


http://www.hellocoton.fr/to/rF2M#http://radio-planete-elea.com/?p=10834

Abdelghani Merah, 36 (foto atas), mengatakan, adiknya yang paling kecil (dari 5 bersaudara) dibesarkan dalam 'atmosfir rasisme, kebencian, kekerasan dan keterlantaran.' Ia menulis buku – "Mon Frère, ce terroriste" – untuk mencoba meng-counter remaja2 Muslim Perancis yg begitu memuja2 Mohammed Merah, yg membunuh dan tewas di usia 23. (Ane jadi ingat ayat di Quran bhw mereka yg 'mémbunuh dan terbunuh' di jalan aulloh akan masuk surga!)

"Saya adalah kakak si pembunuh tapi saya berada dipihak korban2nya," katanya.

Dalam buku, wawancara sk dan film dokumenter, Abdelghani Merah tidak tanggung2 menuduh orang tuanya. Ia menuduh ayahnya, seorang pengedar narkoba yg pernah mendekam di penjara, sbg orang sadis yg sering memukuli anak2nya dan ibunya dituduhnya sebagai orang yg menelantarkan anak2nya. Tapi ia menuding orang yang paling bertanggung jawab menyampaikan ajaran Islam yang ekstrimis dan anti semitik, yi adik perempuannya. Souad (32 thn) dan adik lelakinya, Abdelkader (30 thn dan kini dipenjara). Secara diam2, Abdelghani merekam adik perempuannya saat ia menunjukkan kebanggaannya pada Mohammed dan pernyataan kebenciannya terhdp Yahudi.

Souad Merah, 32, juga diinterogasi tapi tidak dihubungkan dengan serangan2 tsb.

Dlm film dokumenter TV M6, Souad nampak mengatakan: "Gua bangga ama Mohammed. Ia berjuang sampai akhir hayatnya. Dia tuh pemberani, berani bertindak. Gua bangga, bangga, banggaaaa .... Yahudi dan siapa saja yang berani bantai Muslim, gua benciiii deh! Gua cinta bin Laden dan gua juga udah bilang ini pada polisi dan sekarang gua bilang ama elu."

Wanita ini memiliki hubungan dgn gerakan Salafi.

Abdelghani Merah menggambarkan Abdelkader, atau "Kader", sbg "tumor". Abdelghani bercerita bhw di thn 2003 adiknya menikamnya sebanyak 7 kali krn ia menolak meninggalkan pacarnya yg memiliki latar belakang Yahudi.

Pada saat itu, ia sudah memperingatkan polisi di Toulouse bahwa kalau ada serangan teroris di kota itu, mereka ''hanya perlu menangkap Kader.'' Baik Abdelkader & Souad sudah dipantau selama bertahun2 oleh intel Perancis shg mereka dikritik keras krn gagal memantau evolusi anggota keluarga yang paling bontot yang suka ke disko, dari penjahat kelas teri ke teroris internasional.

Dlm bukunya, Abdulghani menggambarkan masa kecil yg penuh sakit hati, khususnya ayahnya (yg kebetulan juga bernama Mohammed Merah) yg sering memukulinya sampai ia tidak lagi bisa merasakannya. Ayahnya juga sering memukul Abdelkader tapi Mohammed jarang dipukulinya karena masih terlalu kecil.

Si calon pembunuh berusia 4 thn ketika ayahnya menelantarkan keluarganya dan menjadi pengedar narkoba part-time dan karenanya masuk penjara. Ibunya, Zoulikha, ketika itu dlm usia 30-an, "harus keluar rumah terus dan membiarkan Mohammed sendirian dirumah didepan tv seharian penuh.''

Pada usia 8, Mohammed diserahkan kepada lembaga sosial krn si ibu tidak mampu menjaganya. Si ibu berjanji akan mengunjunginya pada akhir minggu tapi ia tidak pernah datang shg si Mohammed kecil sangat sakit hati dan tidak bahagia.

Abdulghani ingat peristiwa saat ia mengunjungi rumah ibunya setelah peristiwa pembunuhan Mohammed. Ibunya dikelilingi orang2 yg girang dan menyalaminya spt selebriti. ''Bangga dong! Banggalah kau! Puteramu menaklukkan Perancis!'' kata mereka. "Saya berteriak: 'Adik saya bukan pahlawan. Ia pembunuh liar.''

ente orang arab ya???