MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 65 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 65 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan

2 posters

Go down

mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan Empty mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan

Post by shellameliala Sun 09 Sep 2012, 10:46 pm

Sekitar lima ribu tahun yang lalu, di dataran subur di Timur Tengah,
agama paganisme berkembang di Mesopotamia. Agama ini memunculkan
sejumlah mitos dan takhayyul tentang asal-usul kehidupan dan alam
semesta. Salah satunya adalah kepercayaan pada “evolusi”. Menurut
legenda Sumeria, Enuma-Elish, kehidupan pertama muncul secara kebetulan
di air dan kemudian berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain.

Bertahun-tahun
kemudian, mitos evolusi tumbuh subur di peradaban pagan yang lain,
yakni Yunani Kuno. Para filsuf Yunani, yang menyebut diri mereka sebagai
“materialis”, hanya mengakui keberadaan materi dan menganggap materi
sebagai sumber kehidupan. Karenanya, mereka menggunakan mitos evolusi,
yang diwariskan bangsa Sumeria, untuk menjelaskan bagaimana makhluk
hidup muncul menjadi ada. Demikianlah, Yunani Kuno menjadi jembatan
penghubung bagi filsafat materialis dan mitos evolusi. Bangsa Romawi
pagan kemudian mewarisi pemikiran ini.

Dua konsep dari kebudayaan
penyembah berhala ini diperkenalkan ke dunia modern di abad kedelapan
belas. Kaum intelektual Eropa yang terpengaruh oleh pemikiran Yunani
kuno mempercayai paham ‘materialisme’ dengan keyakinan yang sama, yakni
mereka sangat anti terhadap agama monoteisme. Buku karya tokoh
materialis terkemuka, Baron d’Holbach, The System of Nature dianggap
sebagai “rujukan utama ateisme”.

Dalam hal ini, ahli biologi
Perancis, Jean Baptist Lamarck, adalah yang pertama memberikan
penjelasan rinci tentang teori evolusi. Teori Lamarck, yang kemudian
terbantahkan, menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu
spesies ke spesies yang lain melalui perubahan sedikit demi sedikit
dalam jangka waktu lama. Adalah Charles Darwin yang mengulangi dan
menyebarluaskan pandangan Lamarck, meskipun agak berbeda.

Darwin
mengemukakan pandangannya di Inggris tahun 1859, melalui penerbitan
bukunya The Origin of Species. Buku Darwin pada hakikatnya adalah
penjelasan rinci tentang mitos evolusi, yang awalnya diperkenalkan oleh
bangsa Sumeria kuno. Teorinya menyatakan bahwa semua spesies yang
berbeda berasal dari satu moyang yang sama, yang terbentuk dalam air
secara kebetulan, yang darinya beragam spesies makhluk hidup muncul
dalam rentang waktu yang lama.

Pernyataan Darwin ini tidaklah
didasarkan atas bukti ilmiah, sehingga tak begitu dipercayai oleh para
ilmuwan di zamannya. Para ahli paleontologi khususnya, menyadari bahwa
keseluruhan teori tersebut sebagian besarnya adalah khayalan Darwin
belaka. Catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak mengalami
proses evolusi dari bentuk sederhana ke bentuk lebih sempurna. Bahkan
makhluk yang hidup ratusan juta tahun lalu memiliki tubuh yang sama
lengkapnya dengan yang masih hidup sekarang. Tak ada jejak “bentuk
transisi” yang menurut Darwin pernah ada dan yang dianggap menghubungkan
satu spesies dengan yang lain. Di tahun-tahun berikutnya, pernyataan
lain dari teori ini terbantahkan satu demi satu. Biokimia mengungkapkan
bahwa kehidupan terlalu kompleks untuk dapat muncul secara kebetulan
sebagaimana klaim Darwin. Bahkan diketahui bahwa pembentukan secara acak
molekul paling sederhana tidaklah mungkin, apalagi sebuah sel hidup. Di
sisi lain, anatomi menunjukkan bahwa makhluk hidup memiliki disain khas
dan masing-masing diciptakan secara terpisah.

Singkatnya, teori
Darwin tidak memiliki landasan ilmiah. Tapi, teori ini dengan cepat
memperoleh dukungan politis dikarenakan “pembenaran ilmiah” yang
diberikannya pada kekuatan yang berpengaruh di abad kesembilan belas.

Teori Darwin Tentang Ras Manusia

Pada
tahun 1871, Darwin menerbitkan bukunya yang lain, The Descent of Man.
Dalam buku ini ia menyatakan bahwa manusia berevolusi dari makhluk mirip
kera. Darwin tak dapat memberikan bukti apapun yang mendukung klaimnya
selain membuat sejumlah skenario khayalan.

Darwin juga memiliki
pemikiran yang menarik. Ia berpendapat bahwa sejumlah ras berevolusi
lebih cepat dan, karenanya, lebih maju dari yang lain; sedangkan ras-ras
lain dianggapnya masih setingkat dengan kera.

Ada satu hal
penting lagi tentang teori Darwin, ia membangun keseluruhan teorinya
pada konsep “perjuangan untuk mempertahankan hidup”. Menurutnya, konflik
sengit, perjuangan berdarah melingkupi alam kehidupan ini. Yang kuat
selalu menang melawan yang lemah, dan ini mendorong yang kuat untuk
berkembang.

Darwin menegaskan bahwa konflik serupa juga berlaku
pada ras-ras manusia. Bahkan sub-judul dari bukunya "The Origin of
Species: by way of Natural Selection or the Preservation of Favoured
Races in the Struggle for Life" (Asal Usul Spesies: Melalui Seleksi Alam
atau Pelestarian Ras-Ras Pilihan dalam Perjuangan Mempertahankan
Hidup), dengan jelas mengungkap pandangan rasialnya.

Menurut
Darwin, ras pilihan adalah ‘bangsa kulit putih Eropa’, sedangkan Ras
Asia atau Afrika gagal dalam perjuangan mempertahankan hidup. Darwin
melangkah lebih jauh, bahkan mengatakan bahwa ras-ras ini akhirnya akan
dihapuskan sama sekali:

Di masa mendatang, tidak sampai
berabad-abad lagi, ras-ras manusia beradab hampir dipastikan akan
memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat
yang sama, kera-kera mirip manusia...tak pelak lagi akan dimusnahkan.

Seperti
terungkap jelas dalam pernyataan ini, Darwin adalah seorang rasis tulen
yang meyakini keunggulan bangsa kulit putih. Ia meyakini bangsa kulit
putih pertama-tama akan memperbudak, dan kemudian memusnahkan ras-ras
kelas rendah.

Gagasan Darwin sungguh mendapat sambutan baik. Di
zamannya, bangsa kulit putih sedang mencari teori untuk membenarkan
tindakan biadab mereka.

Landasan Berpikir Kolonialisme

Sejak
abad keenam belas, Eropa mulai menjajah berbagai belahan dunia.
Penjajah pertama adalah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Christopher
Columbus. Dalam waktu singkat, penjajah Spanyol menyerbu Amerika
Selatan. Mereka memperbudak penduduk asli, ras masyarakat yang
sebelumnya hidup damai. Wilayah Amerika Selatan, yang kaya emas dan
perak, dirampok oleh para penjarah ini. Penduduk asli yang berusaha
melawan dibantai.

Menyusul Spanyol; Portugis, Belanda dan Inggris
turut ambil bagian dalam memperebutkan daerah jajahan. Di abad
kesembilan belas, Inggris menjadi imperium kolonial terbesar di dunia.
Dari India hingga Amerika Latin, imperium Inggris mengeruk habis
sumber-sumber kekayaan alam. Bangsa kulit putih menjarah dunia demi
kepentingannya sendiri.

Tentu saja kaum penjajah ini tak ingin
dikenang sepanjang sejarah sebagai “penjarah”. Karenanya, mereka
berusaha mendapatkan pembenaran bagi tindakannya ini. Mereka berdalih
dengan menganggap bangsa terjajah sebagai “kaum primitif atau
terbelakang”, bahkan “makhluk mirip binatang”. Pandangan ini pertama
kali dikemukakan di masa awal penjajahan, masa ketika Christopher
Columbus berlayar menuju Amerika. Dengan menganggap penduduk asli
Amerika bukan manusia murni, tapi spesies binatang yang telah
berkembang, penjajah Spanyol membenarkan perbudakan yang mereka lakukan.

Saat
peristiwa ini terjadi, dalih tersebut tidak mendapat dukungan luas.
Sebab, waktu itu masyarakat Eropa secara luas masih percaya bahwa semua
manusia diciptakan sama oleh Tuhan dan semuanya berasal dari moyang yang
sama, yakni Nabi Adam.

Namun, segalanya berubah di abad
kesembilan belas. Tumbuh suburnya paham materialime menyebabkan
masyarakat mulai mengabaikan kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan. Ini juga berarti kelahiran paham rasisme.

Landasan ilmiah rasisme adalah teori evolusi Darwin. Ahli antropologi India, Lalita Vidyarthi menyatakan:

Teori Darwin tentang “kelangsungan hidup bagi yang terkuat“ disambut
hangat oleh ilmuwan sosial masa itu, dan mereka percaya bahwa manusia
meraih tangga evolusi yang berbeda, yang berpuncak pada peradaban bangsa
kulit putih. Hingga paruh kedua abad ke-19, rasisme diterima sebagai
fakta oleh mayoritas ilmuwan barat.

Dengan pandangan rasial
seperti ini, Darwin memberikan dukungan penuh bagi penjajahan oleh
bangsa Eropa. Imperialisme Inggris zaman Victoria mengambil teori Darwin
sebagai dasar dan pembenaran ilmiahnya.
shellameliala
shellameliala
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Female
Number of posts : 213
Location : medan
Humor : gw pasti bisa jadi muallaf
Reputation : 0
Points : 4686
Registration date : 2012-07-25

Back to top Go down

mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan Empty Re: mitos yang didengung-dengungkan kristen agama pagan

Post by Piss Sun 09 Sep 2012, 10:59 pm

shellameliala wrote:Sekitar lima ribu tahun yang lalu, di dataran subur di Timur Tengah,
agama paganisme berkembang di Mesopotamia. Agama ini memunculkan
sejumlah mitos dan takhayyul tentang asal-usul kehidupan dan alam
semesta. Salah satunya adalah kepercayaan pada “evolusi”. Menurut
legenda Sumeria, Enuma-Elish, kehidupan pertama muncul secara kebetulan
di air dan kemudian berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain.

Bertahun-tahun
kemudian, mitos evolusi tumbuh subur di peradaban pagan yang lain,
yakni Yunani Kuno. Para filsuf Yunani, yang menyebut diri mereka sebagai
“materialis”, hanya mengakui keberadaan materi dan menganggap materi
sebagai sumber kehidupan. Karenanya, mereka menggunakan mitos evolusi,
yang diwariskan bangsa Sumeria, untuk menjelaskan bagaimana makhluk
hidup muncul menjadi ada. Demikianlah, Yunani Kuno menjadi jembatan
penghubung bagi filsafat materialis dan mitos evolusi. Bangsa Romawi
pagan kemudian mewarisi pemikiran ini.

Dua konsep dari kebudayaan
penyembah berhala ini diperkenalkan ke dunia modern di abad kedelapan
belas. Kaum intelektual Eropa yang terpengaruh oleh pemikiran Yunani
kuno mempercayai paham ‘materialisme’ dengan keyakinan yang sama, yakni
mereka sangat anti terhadap agama monoteisme. Buku karya tokoh
materialis terkemuka, Baron d’Holbach, The System of Nature dianggap
sebagai “rujukan utama ateisme”.

Dalam hal ini, ahli biologi
Perancis, Jean Baptist Lamarck, adalah yang pertama memberikan
penjelasan rinci tentang teori evolusi. Teori Lamarck, yang kemudian
terbantahkan, menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu
spesies ke spesies yang lain melalui perubahan sedikit demi sedikit
dalam jangka waktu lama. Adalah Charles Darwin yang mengulangi dan
menyebarluaskan pandangan Lamarck, meskipun agak berbeda.

Darwin
mengemukakan pandangannya di Inggris tahun 1859, melalui penerbitan
bukunya The Origin of Species. Buku Darwin pada hakikatnya adalah
penjelasan rinci tentang mitos evolusi, yang awalnya diperkenalkan oleh
bangsa Sumeria kuno. Teorinya menyatakan bahwa semua spesies yang
berbeda berasal dari satu moyang yang sama, yang terbentuk dalam air
secara kebetulan, yang darinya beragam spesies makhluk hidup muncul
dalam rentang waktu yang lama.

Pernyataan Darwin ini tidaklah
didasarkan atas bukti ilmiah, sehingga tak begitu dipercayai oleh para
ilmuwan di zamannya. Para ahli paleontologi khususnya, menyadari bahwa
keseluruhan teori tersebut sebagian besarnya adalah khayalan Darwin
belaka. Catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak mengalami
proses evolusi dari bentuk sederhana ke bentuk lebih sempurna. Bahkan
makhluk yang hidup ratusan juta tahun lalu memiliki tubuh yang sama
lengkapnya dengan yang masih hidup sekarang. Tak ada jejak “bentuk
transisi” yang menurut Darwin pernah ada dan yang dianggap menghubungkan
satu spesies dengan yang lain. Di tahun-tahun berikutnya, pernyataan
lain dari teori ini terbantahkan satu demi satu. Biokimia mengungkapkan
bahwa kehidupan terlalu kompleks untuk dapat muncul secara kebetulan
sebagaimana klaim Darwin. Bahkan diketahui bahwa pembentukan secara acak
molekul paling sederhana tidaklah mungkin, apalagi sebuah sel hidup. Di
sisi lain, anatomi menunjukkan bahwa makhluk hidup memiliki disain khas
dan masing-masing diciptakan secara terpisah.

Singkatnya, teori
Darwin tidak memiliki landasan ilmiah. Tapi, teori ini dengan cepat
memperoleh dukungan politis dikarenakan “pembenaran ilmiah” yang
diberikannya pada kekuatan yang berpengaruh di abad kesembilan belas.

Teori Darwin Tentang Ras Manusia

Pada
tahun 1871, Darwin menerbitkan bukunya yang lain, The Descent of Man.
Dalam buku ini ia menyatakan bahwa manusia berevolusi dari makhluk mirip
kera. Darwin tak dapat memberikan bukti apapun yang mendukung klaimnya
selain membuat sejumlah skenario khayalan.

Darwin juga memiliki
pemikiran yang menarik. Ia berpendapat bahwa sejumlah ras berevolusi
lebih cepat dan, karenanya, lebih maju dari yang lain; sedangkan ras-ras
lain dianggapnya masih setingkat dengan kera.

Ada satu hal
penting lagi tentang teori Darwin, ia membangun keseluruhan teorinya
pada konsep “perjuangan untuk mempertahankan hidup”. Menurutnya, konflik
sengit, perjuangan berdarah melingkupi alam kehidupan ini. Yang kuat
selalu menang melawan yang lemah, dan ini mendorong yang kuat untuk
berkembang.

Darwin menegaskan bahwa konflik serupa juga berlaku
pada ras-ras manusia. Bahkan sub-judul dari bukunya "The Origin of
Species: by way of Natural Selection or the Preservation of Favoured
Races in the Struggle for Life" (Asal Usul Spesies: Melalui Seleksi Alam
atau Pelestarian Ras-Ras Pilihan dalam Perjuangan Mempertahankan
Hidup), dengan jelas mengungkap pandangan rasialnya.

Menurut
Darwin, ras pilihan adalah ‘bangsa kulit putih Eropa’, sedangkan Ras
Asia atau Afrika gagal dalam perjuangan mempertahankan hidup. Darwin
melangkah lebih jauh, bahkan mengatakan bahwa ras-ras ini akhirnya akan
dihapuskan sama sekali:

Di masa mendatang, tidak sampai
berabad-abad lagi, ras-ras manusia beradab hampir dipastikan akan
memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat
yang sama, kera-kera mirip manusia...tak pelak lagi akan dimusnahkan.

Seperti
terungkap jelas dalam pernyataan ini, Darwin adalah seorang rasis tulen
yang meyakini keunggulan bangsa kulit putih. Ia meyakini bangsa kulit
putih pertama-tama akan memperbudak, dan kemudian memusnahkan ras-ras
kelas rendah.

Gagasan Darwin sungguh mendapat sambutan baik. Di
zamannya, bangsa kulit putih sedang mencari teori untuk membenarkan
tindakan biadab mereka.

Landasan Berpikir Kolonialisme

Sejak
abad keenam belas, Eropa mulai menjajah berbagai belahan dunia.
Penjajah pertama adalah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Christopher
Columbus. Dalam waktu singkat, penjajah Spanyol menyerbu Amerika
Selatan. Mereka memperbudak penduduk asli, ras masyarakat yang
sebelumnya hidup damai. Wilayah Amerika Selatan, yang kaya emas dan
perak, dirampok oleh para penjarah ini. Penduduk asli yang berusaha
melawan dibantai.

Menyusul Spanyol; Portugis, Belanda dan Inggris
turut ambil bagian dalam memperebutkan daerah jajahan. Di abad
kesembilan belas, Inggris menjadi imperium kolonial terbesar di dunia.
Dari India hingga Amerika Latin, imperium Inggris mengeruk habis
sumber-sumber kekayaan alam. Bangsa kulit putih menjarah dunia demi
kepentingannya sendiri.

Tentu saja kaum penjajah ini tak ingin
dikenang sepanjang sejarah sebagai “penjarah”. Karenanya, mereka
berusaha mendapatkan pembenaran bagi tindakannya ini. Mereka berdalih
dengan menganggap bangsa terjajah sebagai “kaum primitif atau
terbelakang”, bahkan “makhluk mirip binatang”. Pandangan ini pertama
kali dikemukakan di masa awal penjajahan, masa ketika Christopher
Columbus berlayar menuju Amerika. Dengan menganggap penduduk asli
Amerika bukan manusia murni, tapi spesies binatang yang telah
berkembang, penjajah Spanyol membenarkan perbudakan yang mereka lakukan.

Saat
peristiwa ini terjadi, dalih tersebut tidak mendapat dukungan luas.
Sebab, waktu itu masyarakat Eropa secara luas masih percaya bahwa semua
manusia diciptakan sama oleh Tuhan dan semuanya berasal dari moyang yang
sama, yakni Nabi Adam.

Namun, segalanya berubah di abad
kesembilan belas. Tumbuh suburnya paham materialime menyebabkan
masyarakat mulai mengabaikan kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan. Ini juga berarti kelahiran paham rasisme.

Landasan ilmiah rasisme adalah teori evolusi Darwin. Ahli antropologi India, Lalita Vidyarthi menyatakan:

Teori Darwin tentang “kelangsungan hidup bagi yang terkuat“ disambut
hangat oleh ilmuwan sosial masa itu, dan mereka percaya bahwa manusia
meraih tangga evolusi yang berbeda, yang berpuncak pada peradaban bangsa
kulit putih. Hingga paruh kedua abad ke-19, rasisme diterima sebagai
fakta oleh mayoritas ilmuwan barat.

Dengan pandangan rasial
seperti ini, Darwin memberikan dukungan penuh bagi penjajahan oleh
bangsa Eropa. Imperialisme Inggris zaman Victoria mengambil teori Darwin
sebagai dasar dan pembenaran ilmiahnya.


huahahahaha...


muncul lagi loe ya..huahahaha muslim yang ngaku-ngaku kristen mau jadi mualaf huahahahahahaha..
sekaraang loe mau ngaku sebagai apa mualaf, muslim apa murtadin..huahahahahahahahaa...




bukannya muslim yang pagan? huahahahahaha..


udah kita buat persetujuan saja antar muslim dan kriten di dunia biar masalh pagan ini selesai...huahahaha..
muslim boleh ambil apa puan yang menurut muslim berhalanya kristen, boleh dihancurkan, dibakar atau dinodai..huahaahaha.
kristen cuma minta batu hitam dekil bernama hajar aswad untuk digiling halus dan dibuang ke septic tank..
gimana? huahahahaha..supaya kelihatan siapa yang pagan sebenarnya gitu...huahahahaha


setuju?


huahahahaha..

Piss
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6858
Registration date : 2011-03-29

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum