MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptySat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo

» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptySat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo

» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptySat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo

» kenapa muhammad suka makan babi????
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptySat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo

» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

Gallery


Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 13 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 13 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 412 on Tue 29 Oct 2024, 11:45 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

+4
bayo_lubis
KAKEK TUA NGEMBAT BOCAH
Sempak Yesus
MAMAD RAJA FEDOFIL
8 posters

Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Sun 16 Oct 2011, 4:09 pm

Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam


Thursday, 14 June 2007 20:35
Warga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:
PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa. Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

“Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau,” jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. “Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley,” cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

“Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa,” kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.

Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. “Kita lebih senang duduk di bawah sini,” tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. “Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini,” cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. “Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. “Silakan diminum air panasnya,” kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. “Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. “Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama,” katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. “Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin,” cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.


PAK Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. “Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. “Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. “Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya, yang ditemui di rumah kontrakannya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. “Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Mutmainnah.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. “Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. “Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain,” pungkasnya.*** dari http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=40935

sumber : http://www.mualaf.com/kisah-a-pengalaman/muallaf-rohaniawan/411-yahya-yopie-dan-keluarganya-mantan-pendeta-yang-memeluk-islam

----------------------------------------------------------------------------


Kenapa gw post disini ?
ini alasannya,


Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan.
Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.


Marilah kita tertawa bersama
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by Sempak Yesus Sun 16 Oct 2011, 4:44 pm

MAMAD RAJA FEDOFIL wrote: Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam


Thursday, 14 June 2007 20:35
Warga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:
PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa. Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

“Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau,” jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. “Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley,” cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

“Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa,” kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.

Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. “Kita lebih senang duduk di bawah sini,” tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. “Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini,” cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. “Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. “Silakan diminum air panasnya,” kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. “Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. “Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama,” katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. “Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin,” cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.


PAK Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. “Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. “Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. “Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya, yang ditemui di rumah kontrakannya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. “Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Mutmainnah.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. “Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. “Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain,” pungkasnya.*** dari http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=40935

sumber : http://www.mualaf.com/kisah-a-pengalaman/muallaf-rohaniawan/411-yahya-yopie-dan-keluarganya-mantan-pendeta-yang-memeluk-islam

----------------------------------------------------------------------------


Kenapa gw post disini ?
ini alasannya,


Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan.
Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.


Marilah kita tertawa bersama
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260

Mari semua bersama ikut menertawakan kebodohan umat sempak....!!!

HATI2 TERGUNCAAAAANGGG,,,,,!!!


Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 76436
Sempak Yesus
Sempak Yesus
RED MEMBERS
RED MEMBERS

Male
Number of posts : 73
Location : gereja esek esek
Job/hobbies : menghitung domba domba yang ga pernah mandi.
Humor : 3 in 1... kayak kopi susu aje....
Reputation : -3
Points : 4859
Registration date : 2011-10-14

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Sun 16 Oct 2011, 5:35 pm

Cuma bisa tertawa bos ?

Bukankah itu MUALAF kebanggaan kalian ?

yg TERNYATA TAQQIYA !!



Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by KAKEK TUA NGEMBAT BOCAH Sun 16 Oct 2011, 5:57 pm

Numpang jualan yeee.....




Ayo tararahu....tararahu....tararahu......

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Tahu
KAKEK TUA NGEMBAT BOCAH
KAKEK TUA NGEMBAT BOCAH

Number of posts : 5
Reputation : 0
Points : 4788
Registration date : 2011-10-14

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by bayo_lubis Sun 16 Oct 2011, 6:21 pm

Masalah tahun pindahnya Yahya, masalah gelar, saya gak tau. Entah ada kesalahan dlm menulis, saya juga gak tau. Yg pasti, benarkah beliau pernah jadi pendeta? Benarkah beliau pernah dosen? Pernahkah orang membantah kalau beliau pernah jadi pendeta?
bayo_lubis
bayo_lubis
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 5571
Location : Mandailing Natal, Sumatera Utara
Humor : Mari semaikan karet ini, Lalu tanam di tengah sawah. Mari selamatkan planet ini, Buang Alkitab ke tong sampah.
Reputation : -106
Points : 10749
Registration date : 2011-02-27

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Kisah Mualaf nan HOAX

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Tue 29 Nov 2011, 11:56 pm

Nambahin kisah ah.......

Kisah Mualaf Christiana Adriana

CHRISTIANA Adriana adalah nama pemberian orang tua. Sesuai nama saya yang berawalan Christiana, orang sudah mafhum dengan agama saya. Saya memang penganut agama Kristen Katolik. Sejak kecil, kedua orang tua kami selalu menanamkan ajaran Kristen dalam mendidik kami, anak-anaknya. Bersama kedua orang tua, saya pun aktif dalam setiap kegiatan gereja. Bahkan, ibu saya adalah seorang aktivis gereja yang bertugas memberi makan para pendeta.

Sebagai penganut agama Kristen Katolik yang taat, saya sangat rajin membaca Alkitab. Selain itu, saya juga banyak membaca kisah-kisah Nabi Isa. Saya juga sangat kagum dengan gambar Bunda Maria yang saya tempel di banyak sudut rumah.

Bersamaan dengan rasa kagum kepada agama yang saya anut itu, sebagai anggota masyarakat, saya juga perlu bergaul dengan sesama. Kebetulan, saya tinggal di wilayah Yogyakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di lingkungan yang berbeda agama inilah saya menyempatkan diri untuk bergaul. Ini saya lakukan sejak kanak-kanak hingga dewasa. Saya sangat senang bergaul dengan mereka, sebab mereka tidak pernah mempersoalkan perbedaan agama.

Pergaulan saya yang luas dengan kalangan Islam ini membuat kedua orang tua saya was-was. Mereka kemudian melarang saya bergaul dengan orang-orang Islam. Karena sudah terlalu dekat dengan teman-teman itu, maka saya secara sembunyi-sembunyi menjumpai mereka. Lama-kelamaan tingkah laku saya itu diketahui juga oleh ayah. Saya didamprat habis-habisan. Bukan itu saja, saya juga mendapat hukuman.

Tahun 1971, selepas dan Sekolah Guru Agama (SGA), saya secara resmi menyandang gelar biarawati. Sebagai biarawati, saya diharuskan tinggal di dalam asrama. Tugas saya yang pertama adalah mengajar di taman kanak-kanak. Setelah itu, tugas saya adalah sebagai misionaris yang meliputi wilayah garapan Jakarta dan sekitarnya.

Sebagai seorang misionaris, saya berusaha mengajak pemeluk agama Islam untuk menjadi penganut agama Kristen. Dan itu berhasil. Ternyata banyak orang Islam yang pindah ke agama Kristen. Umumnya mereka berasal dari kalangan orang yang kesusahan. Mereka berani menggadaikan imannya karena merasa berutang budi kepada misionaris.

Setelah tiga tahun menjadi misionaris, saya mulai risih dengan ajaran-ajaran agama saya sendiri. Saya sering membandingkan ajaran Kristen dengan ajaran Islam. Karena sering membandingkan, akhirnya saya berkesimpulan bahwa agama Islamlah yang mempunyai ajaran dan hukum yang sangat jelas, seperti halal, haram, mubah, dan makruh.

Bukan itu saja, saya terkadang bertanya tentang ketuhanan Yesus. Mengapa Yesus sebagai Tuhan bisa disalib dan tidak berdaya? Selain itu, saya juga bertanya mengenai sikap umat Kristen yang seharusnya taat pada perintah Alkitab, tapi malah percaya kepada dogma-dogma Paulus. Misalnya, pada Imamat: 11 yang mengharamkan babi, tapi umat Kristen malah memakannya. Selain itu, umat Kristen juga melalaikan perintah sunat atau berkhitan.

Dari pertanyaan dan sikap yang ditunjukkan umat Kristen ini, membuat saya ragu akan kebenaran agama yang saya anut sejak kecil itu. Pertanyaan dan sikap penganutnya ini yang menjadi awal keraguan saya terhadap agama Kristen.

HAL—HAL ANEH
Dari keraguan inilah, saya mengalami hal-hal aneh yang belum pernah terjadi dalam hidup saya selama ini. Pertama, saya berdoa kepada Tuhannya orang Islam. Dalam doa itu, saya minta agar ditunjukkan kekuasaan-Nya sehingga dengan itu akan menambah keyakinan saya. Kedua, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, saya melihat orang-orang yang suci bersih berbaris dengan rapi. Tiba-tiba muncul gumpalan-gumpalan awan yang memayungi orang-orang suci itu.

Ketiga, di saat subuh, ketika saya bersiap untuk melakukan doa, tiba-tiba ada yang memegangi tangan saya dan belakang. Mulut saya juga dibekap hingga tak bisa bicara. Pikir saya saat itu, saya sedang dirampok. Karena kondisi demikian, saya berusaha untuk berteriak. Namun, saya malah berteriak Allahu Akbar dan mengucapkan dua kalimat syalurdat.

Setelah berteriak seperti itu, pegangan tangan itu pun mengendur dan lenyap. Kemudian, saya tak sadarkan diri. Dalam keadaan seperti ihi, saya mengalami halusinasi. Saya merasa dibawa entah oleh siapa ke sebuah padang yang sangat luas. Di hadapan saya terdapat gumpalan bara sebesar gunung. Semua rumput bersujud. Kemudian secara sayup-sayup saya mendengar kumandang suara azan. Lantunan suara suci itu begitu menyayat hati. Saya merasa begitu bersalah selama ini.

Keempat, setiap kali saya mendapat kesulitan, muncul seseorang memakai sorban yang berdiri tegar di hadapan saya. Orang itu kemudian mengatakan, “Apa yang engkau ingin-kan? Apa belum cukup kebesaran yang Aku tunjukkan?”

MASUK ISLAM
Setelah mengalami kejadian aneh itu, saya berkeinginan secara ikhlas untuk memeluk agama Islam. Niatan itu saya sampaikan kepada kepala suster. Bukan sambutan hangat yang saya terima, malah kemarahan yang saya dapatkan. Kepala suster marah dan melarang saya. Namun, tekad saya sudah bulat untuk pindah agama. Untuk mewujudkan itu, saya hengkang dari asrama.

Keinginan itu juga didengar oleh orang tua saya. Saya dimarahi dan diobati oleh paranormal. Mereka mengancam untuk tidak mengakui saya sebagai anak. Namun yang keluar dari mulut saya hanya kalimat tauhid. Karena tidak mempan, akhimya orang tua saya membawa saya ke rumah sakit jiwa dengan alasan kena sihir.

Akhirnya, saya dapat mewujudkan keinginan itu. Berkat usaha seorang teman, saya berhasil dibimbing untuk memeluk Islam di sebuah pondok pesantren di Jakarta Timur. Nama saya segera saya ganti menjadi Supriantini. Setelah pindah agama, saya lebih memfokuskan belajar mendalami Islam. Saya juga tidak bosan-bosan mendoakan kedua orang tua saya agar mereka segera diberi taufik dan hidayah oleh Allah SWT.

Pustaka
Saya memilih Islam Oleh Abdul Kadir Zein
http://databaseartikel.com/all-islam/20112240-kisah-muallaf-christiana-adriana-supriantini.html

.......................


Model kisah begini adalah model kisah mualaf kebanggaan moslem.
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Thu 01 Dec 2011, 10:57 am



bounce


MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by kuku bima Thu 01 Dec 2011, 11:14 am

MAMAD RAJA FEDOFIL wrote: Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam


Thursday, 14 June 2007 20:35
Warga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:
PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa. Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

“Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau,” jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. “Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley,” cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

“Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa,” kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.

Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. “Kita lebih senang duduk di bawah sini,” tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. “Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini,” cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. “Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. “Silakan diminum air panasnya,” kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. “Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. “Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama,” katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. “Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin,” cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.


PAK Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. “Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. “Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. “Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya, yang ditemui di rumah kontrakannya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. “Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Mutmainnah.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. “Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. “Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain,” pungkasnya.*** dari http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=40935

sumber : http://www.mualaf.com/kisah-a-pengalaman/muallaf-rohaniawan/411-yahya-yopie-dan-keluarganya-mantan-pendeta-yang-memeluk-islam

----------------------------------------------------------------------------


Kenapa gw post disini ?
ini alasannya,


Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan.
Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.


Marilah kita tertawa bersama
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260

HAI KAMU YANG DI BOHONGI MUHAMMAD.....JANGAN LAH KAMU MENCIUM BATU APALAGI MENYEMBAHNYA...RUKU DAN SUJUD ADALAH BUKTI ..PENYEMBAHAN PADA BATU HAJAR ASWAD .......................................BUKTIKAN KALAU ALLOH SWTMU BUKAN HAJAR ASWAD.......KARENA SEMUA AKTIFITAS PERIBADAHAN MU MENYARAH PADA BATU HITAM HAJAR ASWAD..........KASIHAN JUGA SI GEMBEL ...YANG CUMA PUNYA MOTOR BUTUT.......MASUK ISLAM BANJIR HARTA.....AKU JUGA MAU AH...ENAK JUGA YA MASUK ISLAM.......BERGELIMANG HARTA TAPI BERAHIR DI API NERAKA KEKAL SELAMANYA..INILAH KETETAPAN YANG SUDAH DI TETAPKAN..BUAT UMAT MUHAMMAD....Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (QS. 19:71)
kuku bima
kuku bima
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 4057
Age : 43
Location : firdaus
Job/hobbies : memperkenalkan Yesus
Humor : iman yang buta membawa malapetaka...
Reputation : 12
Points : 10573
Registration date : 2011-05-20

http://Islam bukan agama ,tapi Idiologi mematikan..

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Thu 15 Dec 2011, 1:44 am

Kemaren belum dijelaskan point2 nya.


MAMAD RAJA FEDOFIL wrote:Nambahin kisah ah.......

Kisah Mualaf Christiana Adriana

CHRISTIANA Adriana adalah nama pemberian orang tua. Sesuai nama saya yang berawalan Christiana, orang sudah mafhum dengan agama saya. Saya memang penganut agama Kristen Katolik. Sejak kecil, kedua orang tua kami selalu menanamkan ajaran Kristen dalam mendidik kami, anak-anaknya. Bersama kedua orang tua, saya pun aktif dalam setiap kegiatan gereja. Bahkan, ibu saya adalah seorang aktivis gereja yang bertugas memberi makan para pendeta.

Sebagai penganut agama Kristen Katolik yang taat, saya sangat rajin membaca Alkitab. Selain itu, saya juga banyak membaca kisah-kisah Nabi Isa. Saya juga sangat kagum dengan gambar Bunda Maria yang saya tempel di banyak sudut rumah.

Bersamaan dengan rasa kagum kepada agama yang saya anut itu, sebagai anggota masyarakat, saya juga perlu bergaul dengan sesama. Kebetulan, saya tinggal di wilayah Yogyakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di lingkungan yang berbeda agama inilah saya menyempatkan diri untuk bergaul. Ini saya lakukan sejak kanak-kanak hingga dewasa. Saya sangat senang bergaul dengan mereka, sebab mereka tidak pernah mempersoalkan perbedaan agama.

Pergaulan saya yang luas dengan kalangan Islam ini membuat kedua orang tua saya was-was. Mereka kemudian melarang saya bergaul dengan orang-orang Islam. Karena sudah terlalu dekat dengan teman-teman itu, maka saya secara sembunyi-sembunyi menjumpai mereka. Lama-kelamaan tingkah laku saya itu diketahui juga oleh ayah. Saya didamprat habis-habisan. Bukan itu saja, saya juga mendapat hukuman.

Tahun 1971, selepas dan Sekolah Guru Agama (SGA), saya secara resmi menyandang gelar biarawati. Sebagai biarawati, saya diharuskan tinggal di dalam asrama. Tugas saya yang pertama adalah mengajar di taman kanak-kanak. Setelah itu, tugas saya adalah sebagai misionaris yang meliputi wilayah garapan Jakarta dan sekitarnya.

Sebagai seorang misionaris, saya berusaha mengajak pemeluk agama Islam untuk menjadi penganut agama Kristen. Dan itu berhasil. Ternyata banyak orang Islam yang pindah ke agama Kristen. Umumnya mereka berasal dari kalangan orang yang kesusahan. Mereka berani menggadaikan imannya karena merasa berutang budi kepada misionaris.

Setelah tiga tahun menjadi misionaris, saya mulai risih dengan ajaran-ajaran agama saya sendiri. Saya sering membandingkan ajaran Kristen dengan ajaran Islam. Karena sering membandingkan, akhirnya saya berkesimpulan bahwa agama Islamlah yang mempunyai ajaran dan hukum yang sangat jelas, seperti halal, haram, mubah, dan makruh.

Bukan itu saja, saya terkadang bertanya tentang ketuhanan Yesus. Mengapa Yesus sebagai Tuhan bisa disalib dan tidak berdaya? Selain itu, saya juga bertanya mengenai sikap umat Kristen yang seharusnya taat pada perintah Alkitab, tapi malah percaya kepada dogma-dogma Paulus. Misalnya, pada Imamat: 11 yang mengharamkan babi, tapi umat Kristen malah memakannya. Selain itu, umat Kristen juga melalaikan perintah sunat atau berkhitan.

Dari pertanyaan dan sikap yang ditunjukkan umat Kristen ini, membuat saya ragu akan kebenaran agama yang saya anut sejak kecil itu. Pertanyaan dan sikap penganutnya ini yang menjadi awal keraguan saya terhadap agama Kristen.

HAL—HAL ANEH
Dari keraguan inilah, saya mengalami hal-hal aneh yang belum pernah terjadi dalam hidup saya selama ini. Pertama, saya berdoa kepada Tuhannya orang Islam. Dalam doa itu, saya minta agar ditunjukkan kekuasaan-Nya sehingga dengan itu akan menambah keyakinan saya. Kedua, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, saya melihat orang-orang yang suci bersih berbaris dengan rapi. Tiba-tiba muncul gumpalan-gumpalan awan yang memayungi orang-orang suci itu.

Ketiga, di saat subuh, ketika saya bersiap untuk melakukan doa, tiba-tiba ada yang memegangi tangan saya dan belakang. Mulut saya juga dibekap hingga tak bisa bicara. Pikir saya saat itu, saya sedang dirampok. Karena kondisi demikian, saya berusaha untuk berteriak. Namun, saya malah berteriak Allahu Akbar dan mengucapkan dua kalimat syalurdat.

Setelah berteriak seperti itu, pegangan tangan itu pun mengendur dan lenyap. Kemudian, saya tak sadarkan diri. Dalam keadaan seperti ihi, saya mengalami halusinasi. Saya merasa dibawa entah oleh siapa ke sebuah padang yang sangat luas. Di hadapan saya terdapat gumpalan bara sebesar gunung. Semua rumput bersujud. Kemudian secara sayup-sayup saya mendengar kumandang suara azan. Lantunan suara suci itu begitu menyayat hati. Saya merasa begitu bersalah selama ini.

Keempat, setiap kali saya mendapat kesulitan, muncul seseorang memakai sorban yang berdiri tegar di hadapan saya. Orang itu kemudian mengatakan, “Apa yang engkau ingin-kan? Apa belum cukup kebesaran yang Aku tunjukkan?”

MASUK ISLAM
Setelah mengalami kejadian aneh itu, saya berkeinginan secara ikhlas untuk memeluk agama Islam. Niatan itu saya sampaikan kepada kepala suster. Bukan sambutan hangat yang saya terima, malah kemarahan yang saya dapatkan. Kepala suster marah dan melarang saya. Namun, tekad saya sudah bulat untuk pindah agama. Untuk mewujudkan itu, saya hengkang dari asrama.

Keinginan itu juga didengar oleh orang tua saya. Saya dimarahi dan diobati oleh paranormal. Mereka mengancam untuk tidak mengakui saya sebagai anak. Namun yang keluar dari mulut saya hanya kalimat tauhid. Karena tidak mempan, akhimya orang tua saya membawa saya ke rumah sakit jiwa dengan alasan kena sihir.

Akhirnya, saya dapat mewujudkan keinginan itu. Berkat usaha seorang teman, saya berhasil dibimbing untuk memeluk Islam di sebuah pondok pesantren di Jakarta Timur. Nama saya segera saya ganti menjadi Supriantini. Setelah pindah agama, saya lebih memfokuskan belajar mendalami Islam. Saya juga tidak bosan-bosan mendoakan kedua orang tua saya agar mereka segera diberi taufik dan hidayah oleh Allah SWT.

Pustaka
Saya memilih Islam Oleh Abdul Kadir Zein
http://databaseartikel.com/all-islam/20112240-kisah-muallaf-christiana-adriana-supriantini.html

.......................


Model kisah begini adalah model kisah mualaf kebanggaan moslem.



point - point :


1. Christiana adalah kristen sejak kecil bahkan sampai menjadi biarawati, tetapi terasa jangal kalau tiba tiba dia mengunakan bahasa yg terlalu ARAB SEKALEEE. MAHFUM = ARAB SEKALEEE... :turban:
2. Penganut agama Kristen Katolik.... heloo.... tidak ada itu yang namanya agama kristen katolik.. katolik ya katolik, kristen ya kristen...
3. Penganut agama kristen katolik tapi ibunya aktivis gereja bertugas memberi makan kepada pendeta.... rancu nih kayanya antara pendeta sama pastor.. kalau pendeta itu berarti dia beragama kristen dan kalau katolik disebut pastor yah...ckckckck
4. Nabi Isa.. emang di alkitab ada disebut Nabi Isa?? No No
5. Tahun 1971, selepas dan Sekolah Guru Agama (SGA), saya secara resmi menyandang gelar biarawati... wuih.... Sekolah Guru Agama langsung jadi biarawati??? hebaatt.... Laughing gampang kali jadi biarawati... ]Laughing
6. tugas saya adalah sebagai misionaris.... bu..bu.. anda biarawati atau misionaris yah... gak konsisten deh ih Laughing
7. saya terkadang bertanya tentang ketuhanan Yesus. Mengapa Yesus sebagai Tuhan bisa disalib dan tidak berdaya?.. lah.. ente kemana ajee...kok baru nanya, berarti di sekolahan gak nyimak neh.... apa Sleep

aduh..aduh.. 😕 😕 😕 capek deh.... sumpah, mengarang indah banget yah... Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 994211



MRF: Maaf nilai mengarang anda 0
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by kermit katak lucu Thu 15 Dec 2011, 5:26 am


Sebagai penganut agama Kristen Katolik yang taat, saya sangat rajin membaca Alkitab. Selain itu, saya juga banyak membaca kisah-kisah Nabi Isa. Saya juga sangat kagum dengan gambar Bunda Maria yang saya tempel di banyak sudut rumah.
============================================


HOAXXXXXXXXXX PARAH BANGET NEHHH ,MANA ADA ALKITAB MENYEBUT YESUS SEBAGAI NABI ISA????



Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260
kermit katak lucu
kermit katak lucu
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9700
Registration date : 2011-06-17

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by lihd Thu 15 Dec 2011, 9:46 am

Yahya Waloni yah?

Simak nih dakwah beliau... liat aja mana ada pendeta yg berani debat sama beliau :D
Dah ditantang terbuka loh....

Mau bukti, simak baek2 dakwahnya yaa.... ada 8 seri... ikutin aja




Silahkan disimak ...
Silahkan bila ada pendeta yg berani debat terbuka dengan beliau....

Gitu aja kok repot....
Sono debat terbuka, buktiin beliau muallaf gadungan seperti yang Kristen2 dongok tuduhkan :D
lihd
lihd
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 2075
Location : Bait Allah
Job/hobbies : Merevisi Injil
Humor : Tolong carikan ahli sains yg TOP utk menjumlahkan 1+1+1= ...??
Reputation : -76
Points : 7085
Registration date : 2011-03-09

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by kuku bima Thu 15 Dec 2011, 10:06 am

MAMAD RAJA FEDOFIL wrote: Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam


Thursday, 14 June 2007 20:35
Warga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:
PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa. Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

“Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau,” jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. “Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley,” cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

“Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa,” kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.

Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. “Kita lebih senang duduk di bawah sini,” tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. “Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini,” cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. “Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. “Silakan diminum air panasnya,” kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. “Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. “Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama,” katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. “Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin,” cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.


PAK Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. “Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. “Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. “Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya, yang ditemui di rumah kontrakannya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. “Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Mutmainnah.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. “Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. “Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain,” pungkasnya.*** dari http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=40935

sumber : http://www.mualaf.com/kisah-a-pengalaman/muallaf-rohaniawan/411-yahya-yopie-dan-keluarganya-mantan-pendeta-yang-memeluk-islam

----------------------------------------------------------------------------


Kenapa gw post disini ?
ini alasannya,


Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan.
Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.


Marilah kita tertawa bersama
Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260


BANG AKU CUMA MAU IKUT NGAKAK......... Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260
kuku bima
kuku bima
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 4057
Age : 43
Location : firdaus
Job/hobbies : memperkenalkan Yesus
Humor : iman yang buta membawa malapetaka...
Reputation : 12
Points : 10573
Registration date : 2011-05-20

http://Islam bukan agama ,tapi Idiologi mematikan..

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by lihd Thu 15 Dec 2011, 10:09 am

Ku.... ga usah ngulang2 quote.... tulis aja uneg2 elu....

Emang ada pendeta yg berani debat sama Pak Ustadz Yahya Waloni??
Silahkan dibuktikan....

Beliau udah nantang terbuka disetiap dakwahnya loh.... :D
lihd
lihd
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 2075
Location : Bait Allah
Job/hobbies : Merevisi Injil
Humor : Tolong carikan ahli sains yg TOP utk menjumlahkan 1+1+1= ...??
Reputation : -76
Points : 7085
Registration date : 2011-03-09

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by salsabila Thu 15 Dec 2011, 10:10 am

lihd wrote:Yahya Waloni yah?

Simak nih dakwah beliau... liat aja mana ada pendeta yg berani debat sama beliau :D
Dah ditantang terbuka loh....

Mau bukti, simak baek2 dakwahnya yaa.... ada 8 seri... ikutin aja




Silahkan disimak ...
Silahkan bila ada pendeta yg berani debat terbuka dengan beliau....

Gitu aja kok repot....
Sono debat terbuka, buktiin beliau muallaf gadungan seperti yang Kristen2 dongok tuduhkan :D

YAHYA WALONI INI KALO GA SALAH SATU2NYA MANTAN PENDETA DI INDONESIA YG MENGERTI BAHASA IBRANI KAN

MASIH PADA BS NGAKAK GA YA ORG2 KRISTEN SETELAH NONTON VIDEONYA...DIA NANTANGIN DEBAT SEMUA PENDETA LHO...PI G DA YG BERANI

GMN MO BERANI DIA DULU SALAH SATU PENDETA YG DI SEGANI N PEMEGANG KARTU AS KEBOBROKAN PENDETA DI INDONESIA


salsabila
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 376
Reputation : 1
Points : 5129
Registration date : 2011-11-15

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Fri 16 Dec 2011, 12:45 am

kermit katak lucu wrote:
Sebagai penganut agama Kristen Katolik yang taat, saya sangat rajin membaca Alkitab. Selain itu, saya juga banyak membaca kisah-kisah Nabi Isa. Saya juga sangat kagum dengan gambar Bunda Maria yang saya tempel di banyak sudut rumah.
============================================


HOAXXXXXXXXXX PARAH BANGET NEHHH ,MANA ADA ALKITAB MENYEBUT YESUS SEBAGAI NABI ISA????



Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260 Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 581260

Bg kermit.
Walaupun begitu hoax nya, itu adalah kisah2 mualaf kebanggan moslim.

Moslem emang bangga dengan yg HOAX HOAX.....

Slim...slim...kapan pinternya sih..... Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK 416135
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by MAMAD RAJA FEDOFIL Fri 16 Dec 2011, 12:56 am

lihd wrote:Yahya Waloni yah?

Simak nih dakwah beliau... liat aja mana ada pendeta yg berani debat sama beliau :D
Dah ditantang terbuka loh....

Mau bukti, simak baek2 dakwahnya yaa.... ada 8 seri... ikutin aja




Silahkan disimak ...
Silahkan bila ada pendeta yg berani debat terbuka dengan beliau....

Gitu aja kok repot....
Sono debat terbuka, buktiin beliau muallaf gadungan seperti yang Kristen2 dongok tuduhkan :D

Kisah muallafnya aja uda membuktikan kalau itu cuma HOAX..!!
MAMAD RAJA FEDOFIL
MAMAD RAJA FEDOFIL
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 548
Age : 617
Location : Diatas puhun melihat MOSLEM dungu, mula mula MENYEMBAH BATU, lalu MENCIUM BATU, eh....kemudian MELEMPARIN BATU. Aneh kan !
Humor : MOSLEM identik dengan BATU. Utk disembah, dicium dan dilemparin, bahkan utk CEBOK. Lucu ya !?
Reputation : 1
Points : 5392
Registration date : 2011-10-08

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by salsabila Fri 16 Dec 2011, 8:08 am

KENAPA???? G BS TERIMA KENYATAAN YA????MEMANG PAHIT YA HEHEHEHE


KALO MANG HOAX TGL DATENGIN ORANGNYA, MASIH HIDUP LHO

BELIAU DAH MEMBUKA TANTANGN DEBAT TUH BERANI GA??????


SATU HAL YG PASTI DLM ISLAM ADALAH DOSA BESAR BERPURA2 PINDAH AGAMA HANYA UNTUK MENARIK UMAT

GAK KAYA AGAMA SITU PURA2 MASUK ISLAM G TAUNYA SRIGALABERBULU DOMBA

salsabila
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 376
Reputation : 1
Points : 5129
Registration date : 2011-11-15

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by lihd Fri 16 Dec 2011, 8:22 am

MAMAD RAJA FEDOFIL wrote:
lihd wrote:Yahya Waloni yah?

Simak nih dakwah beliau... liat aja mana ada pendeta yg berani debat sama beliau :D
Dah ditantang terbuka loh....

Mau bukti, simak baek2 dakwahnya yaa.... ada 8 seri... ikutin aja




Silahkan disimak ...
Silahkan bila ada pendeta yg berani debat terbuka dengan beliau....

Gitu aja kok repot....
Sono debat terbuka, buktiin beliau muallaf gadungan seperti yang Kristen2 dongok tuduhkan :D

Kisah muallafnya aja uda membuktikan kalau itu cuma HOAX..!!

Seperti Jeng Salsa bilang... silahkan anda contact Ustadz Yahya Waloni buktiin omongan anda.... tuh beliau setiap dakwah selalu nantangin Pendeta2 utk debat / adu argumen sama beliau. Gampang kan? :D

Ga perlu senewen... kita bicara apa adanya saja...

Anda mau ketemu orang2 yg masuk kristen disekitar rumahku?! Mau tahu apa alasannya?!
Dengan senang hati aku akan menemani....

Jangankan orang lain disekitarku.... yg masih ada hubungan sodara (jauh) sama aku juga ada yg masuk Kristen tuh.... malah sekarang jadi pengembala domba.
Mau tahu kenapa?! .... silahkan bertanya2 sendiri ke mereka... aku bakalan temanin kamu utk menunjukkan motif "Kristenisasi" yg benar2 ada sekarang ini...

Berani terima tantangan? Smile
lihd
lihd
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 2075
Location : Bait Allah
Job/hobbies : Merevisi Injil
Humor : Tolong carikan ahli sains yg TOP utk menjumlahkan 1+1+1= ...??
Reputation : -76
Points : 7085
Registration date : 2011-03-09

Back to top Go down

Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK Empty Re: Kumpulan kisah mualaf yg bikin NGAKAK

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum