SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR?

by TANAH Wed 21 Sep 2011, 7:04 am

[b]DARI JUDUL FORUMNYA PUN SUDAH PASTI MENIMBULKAN KONTRA YANG DI SEBABKAN OLEH CEPATNYA EMOSIONAL YANG MEMUTUSKAN JARINGAN SYARAF OTAK KETIKA SEDANG BERFIKIR SEMAKIN DALAM DAN JAUH LEBIH DALAM YANG MEMANGLAH SUDAH SEHARUSNYA, TETAPI APA DAYA AMARAH SUDAH DI UJUNG BENAK, DAN " KLIK " ... TERJADILAH KONFLIK SEKETIKA !
ngebelain apa sih kita ini bro?, ngebelain OTAK? NURANI?? NALURI?? SUDUT PANDANG?? HASIL-INTELEKTUALITAS?? KEBENARAN&KESALAHAN? DOGMA?? PENGALAMAN? untuk memperebutkan harga diri demi jati diri yang kita panuti yaitu AGAMA..

ohh pantaskah bila seperti itu caranya? saling berperang dan bercela-cela ria merendahkan satu sama lain, membenarkan apa yang disalahkan orang lain dan menganggap salah untuk apa yang telah diyakini benar oleh orang lain juga? klaim sana sini, riset sana sini, menghakimi sana sini yang masih dimungkin kan bahwa hal2 tersebut tidak didasari alasan2 dan argumen2 yang benar2 mendasar dan bisa di terima oleh kita semua.

SAYA INGIN BERTANYA KEPADA BRO2 SEMUA.. TENTANG HAL YANG MEMANG SANGAT2 MENDASAR UNTUK SAYA KETAHUI DARI BRO2 SEMUA.

## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

tolong bro2 pencerahannya.. lebih di harapkan jawaban dari bro ysng atheist sebagai penengah dari kami yang selalu apatis dan di jajah nalarnya sehingga mempersempit suatu persepsi yang memang sudah termainstream dari awal perjalanan hidup kami..,, saya sudah tidak tahan melihat orang2 di forum ini dan di luar forum, banyak saya lihat mereka saling mencela dan terus mencela. menghujat dan terus menghujat tanpa arti dan tujuan yg jelas, seakan kita membahas lebih dalam apa itu DOSA, tetapi kita terus2an melakukan DOSA yang sebelumnya pernah di bahas jelas oleh mulut dan tangan mereka sendiri tentang bagaimana perbuatan dosa itu. menjilat ludah sendiri, merasa benar dan mengkaim apa yg dikatakannya dan menutup2i kesalahan yg memang sudah terlihat sebelumnya.

harapan saya, semoga di trid ini kita sebagai umat yang ber"KEYAKINAN" masing2 semakin bersatu dalam sosialisasi meskipun berbeda dalam persepsi.. NO SARA PLEASE , sekali lagi NO SARA ! kesalahan bisa kita hakimi dengan baik2 dan perlahan .

by lompoh Wed 21 Sep 2011, 8:51 am

TANAH wrote:[b]DARI JUDUL FORUMNYA PUN SUDAH PASTI MENIMBULKAN KONTRA YANG DI SEBABKAN OLEH CEPATNYA EMOSIONAL YANG MEMUTUSKAN JARINGAN SYARAF OTAK KETIKA SEDANG BERFIKIR SEMAKIN DALAM DAN JAUH LEBIH DALAM YANG MEMANGLAH SUDAH SEHARUSNYA, TETAPI APA DAYA AMARAH SUDAH DI UJUNG BENAK, DAN " KLIK " ... TERJADILAH KONFLIK SEKETIKA !
ngebelain apa sih kita ini bro?, ngebelain OTAK? NURANI?? NALURI?? SUDUT PANDANG?? HASIL-INTELEKTUALITAS?? KEBENARAN&KESALAHAN? DOGMA?? PENGALAMAN? untuk memperebutkan harga diri demi jati diri yang kita panuti yaitu AGAMA..

ohh pantaskah bila seperti itu caranya? saling berperang dan bercela-cela ria merendahkan satu sama lain, membenarkan apa yang disalahkan orang lain dan menganggap salah untuk apa yang telah diyakini benar oleh orang lain juga? klaim sana sini, riset sana sini, menghakimi sana sini yang masih dimungkin kan bahwa hal2 tersebut tidak didasari alasan2 dan argumen2 yang benar2 mendasar dan bisa di terima oleh kita semua.

SAYA INGIN BERTANYA KEPADA BRO2 SEMUA.. TENTANG HAL YANG MEMANG SANGAT2 MENDASAR UNTUK SAYA KETAHUI DARI BRO2 SEMUA.

## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

tolong bro2 pencerahannya.. lebih di harapkan jawaban dari bro ysng atheist sebagai penengah dari kami yang selalu apatis dan di jajah nalarnya sehingga mempersempit suatu persepsi yang memang sudah termainstream dari awal perjalanan hidup kami..,, saya sudah tidak tahan melihat orang2 di forum ini dan di luar forum, banyak saya lihat mereka saling mencela dan terus mencela. menghujat dan terus menghujat tanpa arti dan tujuan yg jelas, seakan kita membahas lebih dalam apa itu DOSA, tetapi kita terus2an melakukan DOSA yang sebelumnya pernah di bahas jelas oleh mulut dan tangan mereka sendiri tentang bagaimana perbuatan dosa itu. menjilat ludah sendiri, merasa benar dan mengkaim apa yg dikatakannya dan menutup2i kesalahan yg memang sudah terlihat sebelumnya.

harapan saya, semoga di trid ini kita sebagai umat yang ber"KEYAKINAN" masing2 semakin bersatu dalam sosialisasi meskipun berbeda dalam persepsi.. NO SARA PLEASE , sekali lagi NO SARA ! kesalahan bisa kita hakimi dengan baik2 dan perlahan .

Siiip sobat, saya juga sangat setuju sekali kalau forum ini juga ditutup hehehe...tapi semua pasti ada hikmahnya... SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 706181

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 706181

by TANAH Wed 21 Sep 2011, 5:10 pm

lompoh wrote:
TANAH wrote:[b]DARI JUDUL FORUMNYA PUN SUDAH PASTI MENIMBULKAN KONTRA YANG DI SEBABKAN OLEH CEPATNYA EMOSIONAL YANG MEMUTUSKAN JARINGAN SYARAF OTAK KETIKA SEDANG BERFIKIR SEMAKIN DALAM DAN JAUH LEBIH DALAM YANG MEMANGLAH SUDAH SEHARUSNYA, TETAPI APA DAYA AMARAH SUDAH DI UJUNG BENAK, DAN " KLIK " ... TERJADILAH KONFLIK SEKETIKA !
ngebelain apa sih kita ini bro?, ngebelain OTAK? NURANI?? NALURI?? SUDUT PANDANG?? HASIL-INTELEKTUALITAS?? KEBENARAN&KESALAHAN? DOGMA?? PENGALAMAN? untuk memperebutkan harga diri demi jati diri yang kita panuti yaitu AGAMA..

ohh pantaskah bila seperti itu caranya? saling berperang dan bercela-cela ria merendahkan satu sama lain, membenarkan apa yang disalahkan orang lain dan menganggap salah untuk apa yang telah diyakini benar oleh orang lain juga? klaim sana sini, riset sana sini, menghakimi sana sini yang masih dimungkin kan bahwa hal2 tersebut tidak didasari alasan2 dan argumen2 yang benar2 mendasar dan bisa di terima oleh kita semua.

SAYA INGIN BERTANYA KEPADA BRO2 SEMUA.. TENTANG HAL YANG MEMANG SANGAT2 MENDASAR UNTUK SAYA KETAHUI DARI BRO2 SEMUA.

## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

tolong bro2 pencerahannya.. lebih di harapkan jawaban dari bro ysng atheist sebagai penengah dari kami yang selalu apatis dan di jajah nalarnya sehingga mempersempit suatu persepsi yang memang sudah termainstream dari awal perjalanan hidup kami..,, saya sudah tidak tahan melihat orang2 di forum ini dan di luar forum, banyak saya lihat mereka saling mencela dan terus mencela. menghujat dan terus menghujat tanpa arti dan tujuan yg jelas, seakan kita membahas lebih dalam apa itu DOSA, tetapi kita terus2an melakukan DOSA yang sebelumnya pernah di bahas jelas oleh mulut dan tangan mereka sendiri tentang bagaimana perbuatan dosa itu. menjilat ludah sendiri, merasa benar dan mengkaim apa yg dikatakannya dan menutup2i kesalahan yg memang sudah terlihat sebelumnya.

harapan saya, semoga di trid ini kita sebagai umat yang ber"KEYAKINAN" masing2 semakin bersatu dalam sosialisasi meskipun berbeda dalam persepsi.. NO SARA PLEASE , sekali lagi NO SARA ! kesalahan bisa kita hakimi dengan baik2 dan perlahan .
Siiip sobat, saya juga sangat setuju sekali kalau forum ini juga ditutup hehehe...tapi semua pasti ada hikmahnya...

Di tutup juga pun kayak nya bukan jalan terbaik dan terbenar bro, mbok ya kitanya juga ngga tau yang benar tuh harus gimana. hahahaha. setuju sama bro, apapun itu semoga menuju pada hikmahnya masing2,dan semoga yang berkunjung ke forum ini justru lebih tertarik untuk lebih mendalami keyakinan dan ajarannya di kitabnya masing2 dan menentukan arah hidupnya sendiri, bukan mengutip para AHLI dan kitabnya masing2 untuk dijadikan suatu argumen, karena MUNGKIN sekuat apapun itu argumen, ya pasti ada aja kontranya.. kalo indonesia ini hanya sebatas 1 ruangan kelas sekolah, masih bisa dicapai kemungkinannya untuk mencapai satu ideologi, tapi kalo ratusan juta penduduk indonesia? wow bisa anda bayangkan dari berbagi latar belakang di bimbing untuk menuju satu persepsi merujuk pada ideologi? mungkin tak bisa kita hitung berapa banyak kontra di dalamnya.. bahkan pancasila pun belum tentu membhineka tunggal ika kan kita semua. terima kasih untuk commentnya bro

by lompoh Wed 21 Sep 2011, 5:27 pm

TANAH wrote:
lompoh wrote:
TANAH wrote:[b]DARI JUDUL FORUMNYA PUN SUDAH PASTI MENIMBULKAN KONTRA YANG DI SEBABKAN OLEH CEPATNYA EMOSIONAL YANG MEMUTUSKAN JARINGAN SYARAF OTAK KETIKA SEDANG BERFIKIR SEMAKIN DALAM DAN JAUH LEBIH DALAM YANG MEMANGLAH SUDAH SEHARUSNYA, TETAPI APA DAYA AMARAH SUDAH DI UJUNG BENAK, DAN " KLIK " ... TERJADILAH KONFLIK SEKETIKA !
ngebelain apa sih kita ini bro?, ngebelain OTAK? NURANI?? NALURI?? SUDUT PANDANG?? HASIL-INTELEKTUALITAS?? KEBENARAN&KESALAHAN? DOGMA?? PENGALAMAN? untuk memperebutkan harga diri demi jati diri yang kita panuti yaitu AGAMA..

ohh pantaskah bila seperti itu caranya? saling berperang dan bercela-cela ria merendahkan satu sama lain, membenarkan apa yang disalahkan orang lain dan menganggap salah untuk apa yang telah diyakini benar oleh orang lain juga? klaim sana sini, riset sana sini, menghakimi sana sini yang masih dimungkin kan bahwa hal2 tersebut tidak didasari alasan2 dan argumen2 yang benar2 mendasar dan bisa di terima oleh kita semua.

SAYA INGIN BERTANYA KEPADA BRO2 SEMUA.. TENTANG HAL YANG MEMANG SANGAT2 MENDASAR UNTUK SAYA KETAHUI DARI BRO2 SEMUA.

## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

tolong bro2 pencerahannya.. lebih di harapkan jawaban dari bro ysng atheist sebagai penengah dari kami yang selalu apatis dan di jajah nalarnya sehingga mempersempit suatu persepsi yang memang sudah termainstream dari awal perjalanan hidup kami..,, saya sudah tidak tahan melihat orang2 di forum ini dan di luar forum, banyak saya lihat mereka saling mencela dan terus mencela. menghujat dan terus menghujat tanpa arti dan tujuan yg jelas, seakan kita membahas lebih dalam apa itu DOSA, tetapi kita terus2an melakukan DOSA yang sebelumnya pernah di bahas jelas oleh mulut dan tangan mereka sendiri tentang bagaimana perbuatan dosa itu. menjilat ludah sendiri, merasa benar dan mengkaim apa yg dikatakannya dan menutup2i kesalahan yg memang sudah terlihat sebelumnya.

harapan saya, semoga di trid ini kita sebagai umat yang ber"KEYAKINAN" masing2 semakin bersatu dalam sosialisasi meskipun berbeda dalam persepsi.. NO SARA PLEASE , sekali lagi NO SARA ! kesalahan bisa kita hakimi dengan baik2 dan perlahan .
Siiip sobat, saya juga sangat setuju sekali kalau forum ini juga ditutup hehehe...tapi semua pasti ada hikmahnya...

Di tutup juga pun kayak nya bukan jalan terbaik dan terbenar bro, mbok ya kitanya juga ngga tau yang benar tuh harus gimana. hahahaha. setuju sama bro, apapun itu semoga menuju pada hikmahnya masing2,dan semoga yang berkunjung ke forum ini justru lebih tertarik untuk lebih mendalami keyakinan dan ajarannya di kitabnya masing2 dan menentukan arah hidupnya sendiri, bukan mengutip para AHLI dan kitabnya masing2 untuk dijadikan suatu argumen, karena MUNGKIN sekuat apapun itu argumen, ya pasti ada aja kontranya.. kalo indonesia ini hanya sebatas 1 ruangan kelas sekolah, masih bisa dicapai kemungkinannya untuk mencapai satu ideologi, tapi kalo ratusan juta penduduk indonesia? wow bisa anda bayangkan dari berbagi latar belakang di bimbing untuk menuju satu persepsi merujuk pada ideologi? mungkin tak bisa kita hitung berapa banyak kontra di dalamnya.. bahkan pancasila pun belum tentu membhineka tunggal ika kan kita semua. terima kasih untuk commentnya bro

Sama-sama bro..., ane pertama kali nemu forum ini yach otomatis marah bro. Tapi lama-lama ane jd sering baca, setiap thread2 yg ada malahan bisa nambah2 pengetahuan juga, tinggal kita nya saja yang harus bisa memposisikkan sebagai apa... Selamat datang bro kalo begitu mah... :04: :04: :04:

by Kolopir Wed 21 Sep 2011, 8:21 pm

Hallo, kita semua disini memperdebatkan masalah agama, ciptaan manusia, tak sempurna.

Siapa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? TUHAN, tak ada yg lain, apalagi kita-kita diforum ini. Bersikeras bahwa diri sendiri benar atau agama sendiri benar adalah bodoh.

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Apa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Ajaran TUHAN yang penuh kasih.

Semoga bisa menjawab, Pak.

Salam.

by agus Wed 21 Sep 2011, 8:49 pm

## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

Ini adalah permasalahan mendasar manusia dari sejak dulu kala untuk mencari kebenaran. Tentu harus dari sumber yang benar dan haq. Permasalahannya ada beberapa orang yang tidak mengetahui bahwa sumber kebanarannya adalah suatu kesalahan. Lalu apa jadinya ketika ketidakbenaran dianggap sebagai suatu kebenaran ..... SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? Smileys-free-download-1415

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? Smileys-free-download-1415

by TANAH Thu 22 Sep 2011, 2:55 am

Kolopir wrote:Hallo, kita semua disini memperdebatkan masalah agama, ciptaan manusia, tak sempurna.

Siapa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? TUHAN, tak ada yg lain, apalagi kita-kita diforum ini. Bersikeras bahwa diri sendiri benar atau agama sendiri benar adalah bodoh.

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Apa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Ajaran TUHAN yang penuh kasih.

Semoga bisa menjawab, Pak.

Salam.

Hallo juga bro kolopir, sungguh mencerahkan mas bro terima kasih, namun sebagaimana manusia selalu tiada puasnya untuk tahu..
" Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan). "
dari pencerahan mas bro yang saya kutip ini timbul lagi pertanyaan apakah hati nurani kita ini memang benar2 pure bergerak dan berbicara dengan sendirinya untuk memilah milah suatu perilaku dan tindakan yang memang sama sekali tidak di pengaruhi oleh latar belakang budaya dan yang di alami oleh manusia semasa hidupnya? seperti kehidupan di daerah kutub utara sana yg jauh dari peradaban , suku eskimo. mempunyai budaya/istiadat dimana anak harus membunuh orang tuanya pada "saat tertentu"? yaa ada kemungkinan si anak mungkin akan merasa tidak tega karena nurani sebagaimana manusia pada hakikatnya. tapi ini kok ada kejanggalan dari yang saya lihat mas bro, kok masih aja terus dan di legalkan yah oleh yang mpunya suku sampai sekarang? padahal peradaban untuk segi pakaian mereka itu up to date mas bro. dan bisa saja tersempil pendidikan yang di ajarkan kepada mereka oleh para pendatang(dari alaska dan rusia) untuk menetap disana. apa si pendatang tidak berpendidikan? apa si pendatang hanya berbaur saja? oh apa mungkin porsi pendidikan dini yang minim dan ke"biasa"an ekstreme yang dilakukan suku eskimo ini sangat berpengaruh pada mainset nurani mereka? loh berarti nurani itu dari manusia juga dong? haduh2 pusing pusing saya masbro tolong deh rada di cerahin lagi nih otak saya. makasih sebelumnya SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 706181

by TANAH Thu 22 Sep 2011, 3:22 am

agus wrote:
## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

Ini adalah permasalahan mendasar manusia dari sejak dulu kala untuk mencari kebenaran. Tentu harus dari sumber yang benar dan haq. Permasalahannya ada beberapa orang yang tidak mengetahui bahwa sumber kebanarannya adalah suatu kesalahan. Lalu apa jadinya ketika ketidakbenaran dianggap sebagai suatu kebenaran .....

terima kasih bro agus udah mampir kemari dan turut serta pula di trid ini, jadi dari yg saya tangkap dari bro agus. tolak ukurnya kebenaran itu sendiri adalah kesalahan? ya saya setuju secara sistematisnya memang selalu begitu dan begitu. tapi apa daya mas bro apabila kata " kebenaran " dan " kesalahan " itu memiliki makna yang jamak? saking jamaknya 2 kata sifat itu bisa di mungkinkan saling mendekati untuk kesamaan maknanya. nah lho? saya aja bingung tuh yang ngetiknya kok bisa gitu?

perlukah makna suatu kata sifat itu memiliki porsi yang fix, hingga pada porsinya tersebut bisa di terima oleh kita sebagai makna yang tepat dari suatu kata sifat?
seperti kata "sabar" , bagaimana sih sabar yang benar itu? bagaimana tahapan2nya untuk menuju sabar yang final? dan harus sebesar apa sih sabar itu? sebesar hati mu yang lapangkah? (lah emang ada lapangan di hati?) .
Naah begitu juga dengan kebenaran dan kesalahan itu sendiri mas bro sebagai 2 sejoli yang saling mengisi filosofi bahasa kita, gimana sih bro ngukur kata2 itu biar final? takutnya salah kaprah lagi masbro(apa saya nya yang salah kaprah?), salah sedikit di bilang banyak, dan ada kemungkinan kebenaran nya nihil dari salah sedikit itu. wah kebenaran yang kita rasa sudah lakukan berarti percuma dong? wah bisa jadi beda persepsi dan sudut pandang dong ? wah wah .. yang gila yang mana dong? SAYA? MEMANG..
SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 581260

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 581260

makasih bro agus.. monggo kalo mau nanggepin saya yang gila ini.

by bayo_lubis Thu 22 Sep 2011, 6:14 am

-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

by agus Thu 22 Sep 2011, 10:28 pm

TANAH wrote:
agus wrote:
## APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

Ini adalah permasalahan mendasar manusia dari sejak dulu kala untuk mencari kebenaran. Tentu harus dari sumber yang benar dan haq. Permasalahannya ada beberapa orang yang tidak mengetahui bahwa sumber kebanarannya adalah suatu kesalahan. Lalu apa jadinya ketika ketidakbenaran dianggap sebagai suatu kebenaran .....

terima kasih bro agus udah mampir kemari dan turut serta pula di trid ini, jadi dari yg saya tangkap dari bro agus. tolak ukurnya kebenaran itu sendiri adalah kesalahan? ya saya setuju secara sistematisnya memang selalu begitu dan begitu. tapi apa daya mas bro apabila kata " kebenaran " dan " kesalahan " itu memiliki makna yang jamak? saking jamaknya 2 kata sifat itu bisa di mungkinkan saling mendekati untuk kesamaan maknanya. nah lho? saya aja bingung tuh yang ngetiknya kok bisa gitu?

perlukah makna suatu kata sifat itu memiliki porsi yang fix, hingga pada porsinya tersebut bisa di terima oleh kita sebagai makna yang tepat dari suatu kata sifat?
seperti kata "sabar" , bagaimana sih sabar yang benar itu? bagaimana tahapan2nya untuk menuju sabar yang final? dan harus sebesar apa sih sabar itu? sebesar hati mu yang lapangkah? (lah emang ada lapangan di hati?) .
Naah begitu juga dengan kebenaran dan kesalahan itu sendiri mas bro sebagai 2 sejoli yang saling mengisi filosofi bahasa kita, gimana sih bro ngukur kata2 itu biar final? takutnya salah kaprah lagi masbro(apa saya nya yang salah kaprah?), salah sedikit di bilang banyak, dan ada kemungkinan kebenaran nya nihil dari salah sedikit itu. wah kebenaran yang kita rasa sudah lakukan berarti percuma dong? wah bisa jadi beda persepsi dan sudut pandang dong ? wah wah .. yang gila yang mana dong? SAYA? MEMANG..

makasih bro agus.. monggo kalo mau nanggepin saya yang gila ini.

Saya kira perlu azas kusus untuk memfinalkan dua kata sifat tsb. Dan apa yang dikatakan oleh bro bayu lubis :

-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

Ini adalah rumusan dasar yang perlu dikembangkan .... SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? S10696

by TANAH Thu 22 Sep 2011, 10:52 pm

bayo_lubis wrote:-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

Aiiiih, sempit sekali jalan pikiran anda? bukan maksud saya menyinggung..
coba deh jika kita analogikan secara sistematis dari ucapan anda tadi.

jika dilihat dari siklus perkembangan :

KESEPAKATAN -> DI AKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN
KESEPAKATAN + DIAKUI SELURUH DUNIA = ACUAN

dan versi anda :

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
oh dimana ini letak sistematis nya sehingga bisa kita terima secara yuridis? masa harus langsung instan aja gitu masbro untuk eksitensi sebuah acuan dari sejak acuan itu terlahir?
apakah maksud anda TUHAN yang di sebut sebagai acuan itu? kalau ya , memang lah TUHAN yang kita tahu selama ini dan ada secara instan tanpa ada asal usul yang bisa dibuktikan lalu di uraikan secara historis . namun apa acuan yang instan tersebut langsung saja anda terima dan mengetahui secara instan dari sejak anda lahir tanpa ada proses yang tersosialisasikan di lingkungan anda? oh berarti semua makna kebenaran tersebut sudah tertanam lansung dalam memori anda ketika anda baru dilahirkan? waw luar biasa. mukzizat ... jika berkenan beri saya penjelasan nya bagaimana pernyataan anda itu bisa terucapkan dengan sungguh terihat sangat filosifis dan mungkin anda bisa meralat pernyataan anda tentang kebenaran tadi.

by agus Thu 22 Sep 2011, 11:05 pm

Jadi disini yang teramat penting adalah bagaimana kita memahami batas-batas pikiran manusia, selain juga kemungkinan-kemungkinannya. Salah satu batas itu adalah bahwa pikiran manusia bekerja melalui abstraksi dan generalisasi. Realitas sebagaimana adanya, dan sebagaimana dialami secara langsung, merupakan tampilan fakta yang partikular kompleks, dan kontekstual. Setiap unsur yang dialami mempunyai tempat unik pada arus pengalaman, yang menjadi partikular karena respons yang membawa pengalaman respons dan disposisi masa lampau ke masa depan. Dan semua ini saling terjalin dengan unsur-unsur lain yang mempengaruhi karakter serta maknanya bagi subyek yang mengalami.

Oleh karenanya saya terkesan dengan yang ini :

SURAH AL-'ALAQ

“SEGUMPAL DARAH”

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Lima ayat pertama surah ini umumnya dianggap sebagai ayat yang pertama diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Surah ini berkenaan dengan upaya pembangkitan kecerdasan dan pengetahuan yang sudah ada dalam diri si pembaca, dan menyangkut pengetahuan diri serta pembacaan catatan batin.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
1. Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.

Iqra' (dari qara'a, membaca) berarti 'Bacalah!' Ini adalah perintah yang datang kepada Nabi, yang disebut sebagai ummi (tidak belajar secara formal). Tapi penerjemahan kata ummi sebagai 'buta aksara' atau 'tidak berpendidikan' adalah bentuk penyalahartian yang umum. Kalau sekadar tidak berpendidikan maka tidaklah ada artinya, dan jika Nabi buta aksara maka akan ada sesuatu yang keliru. Nabi sendiri mendorong agar kaumnya melek aksara dan selalu terus didampingi oleh para ahli baca-tulis. Namun beliau tidak mendapat pendidikan atau pengajaran formal, karena pengetahuannya berasal dari sumber 'batin'.

Ummi juga berarti 'keibuan atau seperti ibu'. Umm berarti 'ibu' atau 'sumber'. Pengetahuan beliau adalah dari Satu Sumber. Kalau kita mengatakan ummi maksudnya adalah bahwa diri beliau sendiri sudah merupakan catatan, dan berarti beliau membaca catatan dirinya sendiri.

Rabb (Tuhan) adalah entitas yang membesarkan kita, sebagai energi atau atribut Allah yang fungsinya adalah mendidik dan membesarkan setiap orang hingga mencapai potensi penuhnya. Itulah tujuan dari Penciptaan. Isi perintah adalah membaca dengan izin untuk mengenal tujuan penciptaan, memahami penciptaan secara keseluruhan, dan memahami realitas tunggal yang menjelma sebagai Rabb. Meskipun Rabb diterjemahkan sebagai 'Tuhan', na-mun memiliki makna yang banyak sekali. la berarti 'Pemelihara', dengan kerahman-rahiman-Nya manusia diberikan kesadaran dan ditopang dengan suplai udara.

Pada saat ayat-ayat ini diwahyukan kepadanya, Nabi sudah biasa menghabiskan berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan bermeditasi dalam sebuah gua untuk menembus selubung eksistensi, dengan cara demikian beliau mengikuti jalan orang-orang sebelumnya yang mengikuti diktum, 'Orang yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya'. Jalan menuju pengetahuan tentang ketuhanan, tentang kepemeliharaan, adalah dengan cara mengenal apa yang paling dekat kepada kita, yakni semua aspek yang berbeda dari diri kita.

Sebagaimana para pencari dari masa sebelum dan sesudah beliau, beliau pergi ke tempat-tempat terpencil menjalani masa-masa perenungannya. Bagi pencari sejati, ini bukanlah pelarian diri, melainkan suatu upaya langsung dan positif untuk mengungkapkan jatidirinya. Hal ini dilakukan dengan merenungkan dirinya. Akhirnya, beliau bisa mencapai suatu titik netralitas di mana hampir tidak ada lagi dari diri itu yang tertinggal karena ia sudah dikenal dalam segala aspeknya oleh si pencari. Ia akan melihat setiap sudut dari apa yang disebut persona (topeng, dalam bahasa Latin).

Bila ini sudah dipahami, si pencari dengan tulus-ikhlas terus berjalan menuju peniadaan, dilambangkan dengan Batu Hitam Ka'bah. Ia bergerak menuju keadaan tanpa sifat. Kalau kata kaum sufi, 'mencapai kedekatan pada pancaran cahaya hakikat, pergi dari bintang-bintang sifat'. Pertama-tama, ia menenangkan tindakan-tindakannya, selanjutnya, ia memasuki alam sifat yang lebih halus, kemudian ia melintasi perbatasan hakikat. Setelah itu, kemudian ia menjelajahi alain lain. Proses penjelajahan ini tidak dapat dilihat atau digambarkan secara langsung, dan di alam ini berlaku perangkat aturan lain. Itulah negeri tak berpenghuni di mana tak ada yang dapat menolong orang lain, selain membicarakan batas-batas lahiriahnya. Masing-masing orang menafsirkan pengalaman ini secara berbeda. Ia bagaikan sebuah peristiwa yang menyebabkan goncangan dahsyat dan yang berusaha digambarkan oleh setiap orang dengan bahasa yang berbeda. Ia adalah citarasa, citarasa yang lebih tinggi; ia adalah pembukaan yang hebat. Ia merupakan pengecambahan hati yang meledak.

Pembukaan ini, tentu saja, menghancurkan, sebagaimana kita saksikan pada kejadian yang menimpa Musa. Kejadian tersebut merupakan pengalaman yang menghancurkan; ia bukan sekadar pengalaman lain dari kehidupan ini, tapi malah merupakan pengalaman lain dari alam lain. Kita hanya dapat berjalan sejauh memahami pengetahuan dan informasi mengenai alam kesadaran kita, dan ini sebenarnya merupakan aspek kesadaran yang lebih tinggi. Bagaikan kisah seseorang yang hidup di bawah air. Ia sangat mengetahui apa yang ada di bawah air dan ia mengerti apa yang terjadi di sana. Ia mungkin juga sudah sering melihat sepintas apa yang ada di atas air. Tapi berada di atas air memang sebuah pengalaman yang berbeda. Tidak peduli berapa banyak ia dipersiapkan untuk berada di atas air, tetap saja berada di atas air merupakan goncangan. Nabi berada dalam keadaan terguncang sehingga sebagian orang bahkan mengatakan beliau menjadi gila.

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

Pembacaan itu—melalui 'ilm al-laduni (intuisi, pengetahuan batin)—mengungkapkan kepada Nabi tentang mengapa dan bagaimana terjadinya realitas penciptaan. Dengan kata ‘alaq yang berarti 'gumpalan darah', kita diberitahu keseluruhan kisah tentang manusia di alam ini. Kata ‘alaq juga berarti 'lintah', dari kata 'aliqa yang berarti 'menggantungkan, menempel, dilekatkan, menjadi hamil'. Kata ini menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung, dari benda kecil sekali yang mengancing—sperma menyatu dengan ovum—dan kemudian stabil menjadi 'alaq. Perkembangan hanya bisa terjadi jika 'alaq itu menempel pada rahim. Jadi penciptaan dihasilkan hanya oleh sesuatu yang menggantung, bahkan seperti bumi yang tergantung pada orbitnya di dalam bintik alam semesta.

Secara biologis, penciptaan seperti yang kita pahami sekarang digambarkan secara sempurna dalam Alquran. Kita hanya perlu keberanian untuk memperhatikan kata-kata ini secara cermat dan memahami makna batinnya, tanpa menyembunyikannya.

Kita harus membaca, melihat, dan memahami situasi manusia secara intuitif, melalui alam batin kita sendiri. Kita tidak terpisah dari alam ini. Manusia dan semua yang terjadi di dalam dan di luar alam ini berasal dari satu Realitas. Kita harus membaca berdasarkan sifat murah hati yang diberikan oleh Pemelihara dan Tuhan yang paling murah hati.

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
3. Bacalah karena Tuhanmu adalah yang paling murah hati,

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
4. Yang mengajarkan dengan [menggunakan] pena,

Qalama berarti 'memotong', dan qalam berarti 'pena atau pensil'. Itu adalah alat yang digunakan orang untuk meninggalkan tanda; ia menuliskan sesuatu dan tercatat selamanya.

Qalam juga adalah pena yang telah mencatat tentang bagaimana penciptaan ini akan dipertahankan, dipelihara dan dikembalikan. Hukum yang berlaku di dalam penciptaan bekerja melalui energi halus yang ada di dalamnya dan yang mempedomaninya, yakni malaikat sebagaimana disebutkan dalam Alquran. Meskipun disebut malaikat, yang pada kebanyakan orang menimbulkan imajinasi tentang makhluk bersayap, namun lebih tepat kalau mereka disebut sebagai kekuatan, tenaga, atau bentuk-bentuk energi. Mereka yakin bahwa apa yang telah tertulis, yakni, hukum yang mengatur segala aspek, nyata maupun tidak nyata, di alam semesta ini, adalah terintegrasi, termuat dan terpelihara, dan berada di jalannya.

Dikatakan dalam Alquran bahwa jika semua pohon di dunia dijadikan pena dan semua lautan dijadikan tinta, maka semua ini pun tidak akan cukup untuk mencatat ciptaan, perintah atau kekuasaan Allah. Maknanya adalah bahwa setiap kemungkinan, setiap permutasi dan kombinasi dari berbagai kemungkinan ini selalu ada, baik dalam makna ataupun bentuk. Jumlah kemungkinannya tidak terhingga. Begitulah makna pena. Penalah yang menulisi lembaran penciptaan, qadha wa qadar, ketentuan dan takdir. Ia memiliki tujuan, arah, akhir dan hasil, semuanya berada dalam satu komando penciptaan. Maka, inilah pena yang menulis.

Ketika hal ini terjadi pada Nabi, seakan-akan beliau dengan serta merta menyaksikan tulisan pena itu secara keseluruhan. Beliau mengalami kebenaran yang berlimpah dan ketika itu beliau melihat pencantuman kode sub-genetiknya. Apa pun yang dapat kita pahami dari kebenaran tersebut, semuanya sudah tertulis dalam diri kita.

عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
5. Mengajarkan kepada manusia apa yang ia tidak tahu.

Dia mengajari manusia apa yang ia tidak tahu, karena manusia tidak menyadari akan potensi pengetahuannya. Dia mengajari manusia, yang hanya melihat apa yang ada di hadapannya, bahwa sebenarnya ia tidak mengetahui apa yang ada sebelumnya dan di belakangnya. Dia mengajari manusia keesaan (tauhid), Dia mengajarinya keterkaitan dengan masa lampau dan masa akan datang, karena tidak ada masa lampau maupun masa akan datang, Keduanya hanya ada dalam dimensi waktu kita yang menyesatkan, dan dari sudut pandang realitas, dimensi non-duniawi, masa lampau dan masa datang hanyalah aspek atau produk dari dimensi waktu. Ayat ini berkaitan dengan pengetahuan yang tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, tapi hanya antara manusia dan sang Pencipta, di mana tidak ada pemisahan. Ketika manusia sepenuhnya menjadi sebuah non-entitas, maka sang Entitas Tunggal melakukan kehendaknya. Ini adalah 'ilm al-laduni.

by sun-moon Fri 23 Sep 2011, 1:51 am

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 51217

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 463897

@ mbah agus.... :D

by bayo_lubis Fri 23 Sep 2011, 4:40 am

@TANAH:
Saya ga berfilsafat. Tak sadarkah Anda bahwa yg saya tulis itu hanya poin2 kebalikan dari pernyataan Anda?
Bila pernyataan Anda seperti di atas, dg kata lain Anda menyatakan bahwa kebenaran yg benar itu ga ada. Benarkah demikian?

by agus Fri 23 Sep 2011, 8:23 am

bayo_lubis wrote:@TANAH:
Saya ga berfilsafat. Tak sadarkah Anda bahwa yg saya tulis itu hanya poin2 kebalikan dari pernyataan Anda?
Bila pernyataan Anda seperti di atas, dg kata lain Anda menyatakan bahwa kebenaran yg benar itu ga ada. Benarkah demikian?

Kalau saya sih meyakini kebenaran yang haq bro ..... :04: :04: :04:

by enggakjelas Fri 23 Sep 2011, 8:39 am

TANAH wrote:
bayo_lubis wrote:-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

Aiiiih, sempit sekali jalan pikiran anda? bukan maksud saya menyinggung..
coba deh jika kita analogikan secara sistematis dari ucapan anda tadi.

jika dilihat dari siklus perkembangan :

KESEPAKATAN -> DI AKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN
KESEPAKATAN + DIAKUI SELURUH DUNIA = ACUAN

dan versi anda :

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
--skip--
jika berkenan beri saya penjelasan nya bagaimana pernyataan anda itu bisa terucapkan dengan sungguh terihat sangat filosifis dan mungkin anda bisa meralat pernyataan anda tentang kebenaran tadi.

HUIHUIHUI

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
= O'ON

HUIHUIHUI
SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 581260

by answering-ff Fri 23 Sep 2011, 8:47 am

kebenaran adalah hasil sintesis antara ilmu, nalar/akal dan nurani/naluri.

a. ilmu berasal dari ajaran agama, ilham, pengetahuan dan sejarah.

menihilkan salah satu faktor di atas akan membawa ketimpangan dan ketidakadilan dalam pola pikir.

amal dan akal tanpa basic ilmu tidak akan diterima, ilmu tanpa amal tiada gunanya. ilmu menghasilkan ahklak, tapi ahklak mencakup seluruhnya. niat baik ataupun amal baik harus berdasar ilmu karena amal adalah bagian dari ahklak dan bukan sebaliknya.

hukum positif dan konsensus manusia harus berdasar ilmu dan ilmu berasal darimana? kembali ke poin a.

jika kitab dan sejarahnya adalah sebuah fakta selama berabad-abad, mengapa ateis dan humanis mengabaikan fakta ini dengan memilih tidak beragama bukan menyelidiki dan mengkomparasi keseluruhan?

kecuali mereka memang pemalas!

pemalas yang berlagak jagoan pembela kebenaran...

by agus Fri 23 Sep 2011, 8:49 am

enggakjelas wrote:
TANAH wrote:
bayo_lubis wrote:-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

Aiiiih, sempit sekali jalan pikiran anda? bukan maksud saya menyinggung..
coba deh jika kita analogikan secara sistematis dari ucapan anda tadi.

jika dilihat dari siklus perkembangan :

KESEPAKATAN -> DI AKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN
KESEPAKATAN + DIAKUI SELURUH DUNIA = ACUAN

dan versi anda :

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
--skip--
jika berkenan beri saya penjelasan nya bagaimana pernyataan anda itu bisa terucapkan dengan sungguh terihat sangat filosifis dan mungkin anda bisa meralat pernyataan anda tentang kebenaran tadi.

HUIHUIHUI

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
= O'ON

HUIHUIHUI

Yang banyak itu belum tentu benar bro, makanya perlu kehati-hatian untuk meyakini sesuatu .... :04: :04: :04:

by bayo_lubis Fri 23 Sep 2011, 2:37 pm

@enggakjelas:
Bila Anda setuju bahwa kebenaran yg sebenarnya HARUS DIAKUI oleh seluruh dunia, artinya Anda mengatakan bahwa hukum ataupun kebenaran dlm agama Anda BUKANLAH kebenaran yg sebenarnya.
Salahkah pernyataan ini?

by abu hanan Fri 23 Sep 2011, 3:13 pm

TANAH wrote:
bayo_lubis wrote:-kebenaran harus punya acuan
-kebenaran tdk harus diakui oleh seluruh dunia
-kebenaran tak selamanya harus hasil dari kesepakatan

Aiiiih, sempit sekali jalan pikiran anda? bukan maksud saya menyinggung..
coba deh jika kita analogikan secara sistematis dari ucapan anda tadi.

jika dilihat dari siklus perkembangan :

KESEPAKATAN -> DI AKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN
KESEPAKATAN + DIAKUI SELURUH DUNIA = ACUAN

dan versi anda :

TANPA HARUS ADA KESEPAKATAN -> TANPA HARUS DIAKUI SELURUH DUNIA -> ACUAN?
oh dimana ini letak sistematis nya sehingga bisa kita terima secara yuridis? masa harus langsung instan aja gitu masbro untuk eksitensi sebuah acuan dari sejak acuan itu terlahir?
apakah maksud anda TUHAN yang di sebut sebagai acuan itu? kalau ya , memang lah TUHAN yang kita tahu selama ini dan ada secara instan tanpa ada asal usul yang bisa dibuktikan lalu di uraikan secara historis . namun apa acuan yang instan tersebut langsung saja anda terima dan mengetahui secara instan dari sejak anda lahir tanpa ada proses yang tersosialisasikan di lingkungan anda? oh berarti semua makna kebenaran tersebut sudah tertanam lansung dalam memori anda ketika anda baru dilahirkan? waw luar biasa. mukzizat ... jika berkenan beri saya penjelasan nya bagaimana pernyataan anda itu bisa terucapkan dengan sungguh terihat sangat filosifis dan mungkin anda bisa meralat pernyataan anda tentang kebenaran tadi.

buginih ajah pak...
bisakah kita letakkan kesepakatan bahwa AKAL adalah acuan utk mengenali kebenaran?
kaloh gak bugituh..pembicaraan bakal ngalor ngulon...cuman bakar rokok plus cemilan.
btw...sekalian sebar undangan di sinih ahhh..

http://isyfatihah.wordpress.com/2011/09/19/hijab-dan-sumur/

by Kolopir Fri 23 Sep 2011, 6:45 pm

TANAH wrote:
Kolopir wrote:Hallo, kita semua disini memperdebatkan masalah agama, ciptaan manusia, tak sempurna.

Siapa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? TUHAN, tak ada yg lain, apalagi kita-kita diforum ini. Bersikeras bahwa diri sendiri benar atau agama sendiri benar adalah bodoh.

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Apa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Ajaran TUHAN yang penuh kasih.

Semoga bisa menjawab, Pak.

Salam.

Hallo juga bro kolopir, sungguh mencerahkan mas bro terima kasih, namun sebagaimana manusia selalu tiada puasnya untuk tahu..
" Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan). "
dari pencerahan mas bro yang saya kutip ini timbul lagi pertanyaan apakah hati nurani kita ini memang benar2 pure bergerak dan berbicara dengan sendirinya untuk memilah milah suatu perilaku dan tindakan yang memang sama sekali tidak di pengaruhi oleh latar belakang budaya dan yang di alami oleh manusia semasa hidupnya? seperti kehidupan di daerah kutub utara sana yg jauh dari peradaban , suku eskimo. mempunyai budaya/istiadat dimana anak harus membunuh orang tuanya pada "saat tertentu"? yaa ada kemungkinan si anak mungkin akan merasa tidak tega karena nurani sebagaimana manusia pada hakikatnya. tapi ini kok ada kejanggalan dari yang saya lihat mas bro, kok masih aja terus dan di legalkan yah oleh yang mpunya suku sampai sekarang? padahal peradaban untuk segi pakaian mereka itu up to date mas bro. dan bisa saja tersempil pendidikan yang di ajarkan kepada mereka oleh para pendatang(dari alaska dan rusia) untuk menetap disana. apa si pendatang tidak berpendidikan? apa si pendatang hanya berbaur saja? oh apa mungkin porsi pendidikan dini yang minim dan ke"biasa"an ekstreme yang dilakukan suku eskimo ini sangat berpengaruh pada mainset nurani mereka? loh berarti nurani itu dari manusia juga dong? haduh2 pusing pusing saya masbro tolong deh rada di cerahin lagi nih otak saya. makasih sebelumnya

Hallo lagi Pak Tanah. Mohon maaf sebelumnya, kalau saya diizinkan meralat, perkenankanlah saya meralat yang poin "Bagaimana". Demikian,

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan firman dan atau ajaran yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Terima kasih, semoga berkenan.

Salam.

by agus Fri 23 Sep 2011, 7:40 pm

Allah SWT menciptakan cinta dan kasih sayang terdiri dari 99 bagian. Yang 1 bagian diturunkan ke dunia. Dan dengan 1 bagian itu yang diturunkan tersebut sehingga seekor induk singa tidak akan tega untuk menginjak anaknya. Sedangkan yang 99 bagian akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak.... :study:

by agus Fri 23 Sep 2011, 8:16 pm

Kolopir wrote:
TANAH wrote:
Kolopir wrote:Hallo, kita semua disini memperdebatkan masalah agama, ciptaan manusia, tak sempurna.

Siapa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? TUHAN, tak ada yg lain, apalagi kita-kita diforum ini. Bersikeras bahwa diri sendiri benar atau agama sendiri benar adalah bodoh.

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Apa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Ajaran TUHAN yang penuh kasih.

Semoga bisa menjawab, Pak.

Salam.

Hallo juga bro kolopir, sungguh mencerahkan mas bro terima kasih, namun sebagaimana manusia selalu tiada puasnya untuk tahu..
" Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan). "
dari pencerahan mas bro yang saya kutip ini timbul lagi pertanyaan apakah hati nurani kita ini memang benar2 pure bergerak dan berbicara dengan sendirinya untuk memilah milah suatu perilaku dan tindakan yang memang sama sekali tidak di pengaruhi oleh latar belakang budaya dan yang di alami oleh manusia semasa hidupnya? seperti kehidupan di daerah kutub utara sana yg jauh dari peradaban , suku eskimo. mempunyai budaya/istiadat dimana anak harus membunuh orang tuanya pada "saat tertentu"? yaa ada kemungkinan si anak mungkin akan merasa tidak tega karena nurani sebagaimana manusia pada hakikatnya. tapi ini kok ada kejanggalan dari yang saya lihat mas bro, kok masih aja terus dan di legalkan yah oleh yang mpunya suku sampai sekarang? padahal peradaban untuk segi pakaian mereka itu up to date mas bro. dan bisa saja tersempil pendidikan yang di ajarkan kepada mereka oleh para pendatang(dari alaska dan rusia) untuk menetap disana. apa si pendatang tidak berpendidikan? apa si pendatang hanya berbaur saja? oh apa mungkin porsi pendidikan dini yang minim dan ke"biasa"an ekstreme yang dilakukan suku eskimo ini sangat berpengaruh pada mainset nurani mereka? loh berarti nurani itu dari manusia juga dong? haduh2 pusing pusing saya masbro tolong deh rada di cerahin lagi nih otak saya. makasih sebelumnya

Hallo lagi Pak Tanah. Mohon maaf sebelumnya, kalau saya diizinkan meralat, perkenankanlah saya meralat yang poin "Bagaimana". Demikian,

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan firman dan atau ajaran yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Terima kasih, semoga berkenan.

Salam.

Saya koq tidak menemukan esensi jawaban dari argumen saudara TANAH, Bagi saya jawabannya koq terkesan sangat umum banget ya ..... Rolling Eyes

by TANAH Fri 23 Sep 2011, 9:19 pm

agus wrote:
Kolopir wrote:
TANAH wrote:
Kolopir wrote:Hallo, kita semua disini memperdebatkan masalah agama, ciptaan manusia, tak sempurna.

Siapa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? TUHAN, tak ada yg lain, apalagi kita-kita diforum ini. Bersikeras bahwa diri sendiri benar atau agama sendiri benar adalah bodoh.

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Apa yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Ajaran TUHAN yang penuh kasih.

Semoga bisa menjawab, Pak.

Salam.

Hallo juga bro kolopir, sungguh mencerahkan mas bro terima kasih, namun sebagaimana manusia selalu tiada puasnya untuk tahu..
" Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan hati nurani yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan). "
dari pencerahan mas bro yang saya kutip ini timbul lagi pertanyaan apakah hati nurani kita ini memang benar2 pure bergerak dan berbicara dengan sendirinya untuk memilah milah suatu perilaku dan tindakan yang memang sama sekali tidak di pengaruhi oleh latar belakang budaya dan yang di alami oleh manusia semasa hidupnya? seperti kehidupan di daerah kutub utara sana yg jauh dari peradaban , suku eskimo. mempunyai budaya/istiadat dimana anak harus membunuh orang tuanya pada "saat tertentu"? yaa ada kemungkinan si anak mungkin akan merasa tidak tega karena nurani sebagaimana manusia pada hakikatnya. tapi ini kok ada kejanggalan dari yang saya lihat mas bro, kok masih aja terus dan di legalkan yah oleh yang mpunya suku sampai sekarang? padahal peradaban untuk segi pakaian mereka itu up to date mas bro. dan bisa saja tersempil pendidikan yang di ajarkan kepada mereka oleh para pendatang(dari alaska dan rusia) untuk menetap disana. apa si pendatang tidak berpendidikan? apa si pendatang hanya berbaur saja? oh apa mungkin porsi pendidikan dini yang minim dan ke"biasa"an ekstreme yang dilakukan suku eskimo ini sangat berpengaruh pada mainset nurani mereka? loh berarti nurani itu dari manusia juga dong? haduh2 pusing pusing saya masbro tolong deh rada di cerahin lagi nih otak saya. makasih sebelumnya

Hallo lagi Pak Tanah. Mohon maaf sebelumnya, kalau saya diizinkan meralat, perkenankanlah saya meralat yang poin "Bagaimana". Demikian,

Bagaimana yang memang benar-benar bisa dikatakan benar ? Diuji, berdasarkan firman dan atau ajaran yang TUHAN berikan. (Perlakukan orang lain seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan).

Terima kasih, semoga berkenan.

Salam.

Saya koq tidak menemukan esensi jawaban dari argumen saudara TANAH, Bagi saya jawabannya koq terkesan sangat umum banget ya .....

ini memang umum mas bro agus, saya masih belum percaya diri buat membawa dalil2 saya kesini karena ilmu saya masih cetek. saya kaitkan saja dengan realita yang mungkin bisa nanti saya dapat jawabannya melebihi apa yang saya tidak ketahui serta terus menggali apa jawaban2 yang berikan kepada saya untuk lebih mengetahui secara pelan2 dan coba anda baca kembali pernyataan saya itu bukan jawaban.. tapi pertanyaan untuk lebih mengetahui maksud dari jawaban2 anda sekalian yang masih terus menimbulkan pertanyaan pertanyaan lain.. jika di baca sepintas dan di serap dari sudut yang berbeda. memang pertanyaan2 saya ini sedikit mengutip pendapat pendapat saya sendiri yang kemungkinannya bisa di anggap sebuah jawaban oleh pembaca lain. yang sabar mas agus,tolong lebih bermurah hatilah untuk memberi ilmu agar yang membaca dan mendengarkannya pun ikut bermurah hati pula dan nggak gontok2an karena tersinggung. kadang dalam maksud penyampaian itu memang bisa dikatakan sudah benar. tapi cara menyampaikan nya itu juga mungkin belum benar yang mebuat ajang perdebatan itu malah jadi gontok2an dan berbau emosi dan menghasilkan sesuatu yang nihil. gimana mau bikin orang seperti saya ini 'sadar'? jika yang mau menyadarkannya pun selalu saja lepas kesadarannya di tengah2 penyelamatan.

by agus Fri 23 Sep 2011, 9:26 pm

Kayaknya salah paham nih bro TANAH, saya sedang menanyakan jawaban kolopir terhadap argumen anda. Oh ya bagi saya disini saya tidak sedang gontok-gontokan tapi cari hiburan .... :04: :04: :04:

by TANAH Fri 23 Sep 2011, 9:43 pm

agus wrote:Jadi disini yang teramat penting adalah bagaimana kita memahami batas-batas pikiran manusia, selain juga kemungkinan-kemungkinannya. Salah satu batas itu adalah bahwa pikiran manusia bekerja melalui abstraksi dan generalisasi. Realitas sebagaimana adanya, dan sebagaimana dialami secara langsung, merupakan tampilan fakta yang partikular kompleks, dan kontekstual. Setiap unsur yang dialami mempunyai tempat unik pada arus pengalaman, yang menjadi partikular karena respons yang membawa pengalaman respons dan disposisi masa lampau ke masa depan. Dan semua ini saling terjalin dengan unsur-unsur lain yang mempengaruhi karakter serta maknanya bagi subyek yang mengalami.

--lanjut--
Dia mengajari manusia apa yang ia tidak tahu, karena manusia tidak menyadari akan potensi pengetahuannya. Dia mengajari manusia, yang hanya melihat apa yang ada di hadapannya, bahwa sebenarnya ia tidak mengetahui apa yang ada sebelumnya dan di belakangnya. Dia mengajari manusia keesaan (tauhid), Dia mengajarinya keterkaitan dengan masa lampau dan masa akan datang, karena tidak ada masa lampau maupun masa akan datang, Keduanya hanya ada dalam dimensi waktu kita yang menyesatkan, dan dari sudut pandang realitas, dimensi non-duniawi, masa lampau dan masa datang hanyalah aspek atau produk dari dimensi waktu. Ayat ini berkaitan dengan pengetahuan yang tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, tapi hanya antara manusia dan sang Pencipta, di mana tidak ada pemisahan. Ketika manusia sepenuhnya menjadi sebuah non-entitas, maka sang Entitas Tunggal melakukan kehendaknya. Ini adalah 'ilm al-laduni.

jadi kesimpulan dan maksud makna nya itu sendiri itu bagaimana nih bro agus?
saya masih ambigu membaca artikel bro agus ini.
di satu sisi kita harus mencari kebenaran itu kembali pada bagaimana kita mengenal diri kita sendiri dengan perjalanan panjang, karena satu hal yang tak terhingga menurut alam sadar kita(alam lain) untuk dicapainya kebenaran yang ada ini masih sulit untuk di cari hingga akhir khayat karena bertentangan dengan potensi kesadaran manusia yang realistis dan ketidak mungkinan kita untuk mencapai banyak hal yang hanya bisa dilakukan oleh nabi dalam mencari kebenaran?. Disisi lain pula keraguan saya terjadi karena apa mungkin nabi2 itu benar2 mendapatkan suatu kejelasan yang fitrah dalam pencariaannya? yang bahkan orang lain pun masih menyebutnya gila ketika ia mendeskripsikan pengalamannya? mohon lebih di jelaskan lagi mas bro agus.

by TANAH Fri 23 Sep 2011, 9:54 pm

agus wrote:Kayaknya salah paham nih bro TANAH, saya sedang menanyakan jawaban kolopir terhadap argumen anda. Oh ya bagi saya disini saya tidak sedang gontok-gontokan tapi cari hiburan .... :04: :04: :04:

walaaaaaaaaaaaaaah

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 581260

sory mas agus kirain ke saya. punten yoo. ya sebagai mana manusia banyak khilafnya mas bro kata anak SD mah. saya pun begitu. hahaha. sory yah sekali lagi.
jangan kesindiri dulu situ mas bro agus, situ kan 'icon' disini jadi nilai komersilnya tinggi biar orang2 lain kepancing protes saya biar sama2 saling sadar.. hahahaha.. (seven icon kali yee) SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 280186

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 280186

by agus Fri 23 Sep 2011, 10:01 pm

Jelasinnya agak ribet dan panjang bro, tapi begini saja biarkan saya ceritakan fakta pengalaman saya. Saya yakin anda pernah merasakannya tapi mungkin tidak menyadarinya.

Sewaktu masih di bangku kuliah dulu saya pernah mendapat suatu pertanyaan dari dosen saya secara private (tentu saja berkenaan dengan mata kuliah tertentu). Pertanyaannya sederhana tapi sungguh sulit untuk dijawab saat itu juga. Sang dosen menunggu sampai sekitar 30 menit dan saya tidak menjawab apapun. Akhirnya dia memutuskan saya kembali seminggu kemudian dengan sebuah jawaban yang dia tanyakan.

Dalam seminggu itu saya berpikir keras untuk mencari jawaban tapi tidak ketemu juga, bahkan berbagai literatur sudah saya buka tetap tidak ada jawaban. Pada saat akhir deadline tiba-tiba saya mendapat jawaban tersebut dengan sendirinya. Dan setelah saya konfirmasi dengan sang dosen ia pun membenarkan jawaban saya. Sayapun terheran-heran dengan pengalaman tersebut. Itulah catatan hati yang telah diinstal oleh Allah. Tinggal kita saja bagaimana mencarinya.

Pada bulan berikutnya saya membaca sebuah artikel tentang cara kerja otak kita. Ternyata ketika kita sedang berpikir untuk mencari suatu jawaban otak kita terus bekerja walaupun kita sedang tidur. Biasanya jawaban itu muncul berupa ilmu setitik (dot) tapi mengandung ilmu pengetahuan. Demikian bro sedikit pengalaman saya. Dan sebenarnya hal ini bukan aneh karena setiap manusia mengalaminya.

by roel_kisser Fri 23 Sep 2011, 11:16 pm

numpang komen ya mas bro semuanya... saya masih baru n belajar jadi mhn maaf sebelumnya...

Menurut saya didunia ini tidak ada yg namanya "kebenaran" krn kebenaran hakiki hanya milik Allah SWT, karena hanya Dia lah segala dari yg Maha besar, hakim yg paling adil, perencana diatas segala rencana.... Dialah yang akan menentukan siapa yg benar dan siapa yg salah pada pengadilannya nanti... berapa nilai hukuman yg akan diberikan-Nya apa imbalan yg akan di limpahkan-Nya semua akan kembali berdasarkan penilaiannya...

Apa yg manusia bilang benar belum tentu benar menurut Allah (lihat contoh kasus nabi Musa dan nabi Khidir).. Adapun yg manusia anggap selama ini benar sebagian besar hanya didasari oleh EGO nya...agar dapat memberikan keuntungan,kepuasan,kesejahteraan bagi diri atau golongannya..(lihat sejarah perang salib,perang dunia 1,2)

Dalam mencari jalan menuju kebenaran Allah memberikan kita patokan/pedoman hidup dengan surat/tulisan melalui kitab2nya dan memberikan contoh melalui para nabi dan rasulnya.. jadi sedikit ilmu yg kita dapat dlm rangka mencari kebenaran sdh diberikan tinggal bagaimana manusia menggali dan melaksanakan apa yg sudah diberikan dan diajarkan oleh penciptanya (spt contoh mas yg mendapat jawaban pertanyaan dosen)

Masih banyak rahasia dari kebenaran (versi manusia) yg belum terungkap atau mungkin blm waktunya terungkap.. (kebenaran isi Injil, kesahihan suatu hadits..dll)

Namun sebagai manusia kita diberikan akal,nurani dan pikiran dgn kemampuan yg luarbiasa dan belum terpecahkan cara meng optimalkannya sampai skrg.. dgn sarana yang sudah diberikan Allah tsb lah kita mencari apa itu "ke..be..na..ran" (pake gaya bung Rhoma ya..)

Mau nambahin tp takut kepanjangan..udah ya sampai sini dulu aja...

Peace for all .. lakum diinukum waliyadiin

by agus Fri 23 Sep 2011, 11:25 pm

Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. bounce

by roel_kisser Fri 23 Sep 2011, 11:33 pm

agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

by sun-moon Fri 23 Sep 2011, 11:35 pm

yups

@bro agus

semuanya sangat berkaitan dengan konsep & formulasi yang telah dinyatakan melalui 'istilah' dan 'kalam'-NYa,,
contohnya:
- Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) (malam ketetapan)
setelah digembleng dan dilatih dalam (memasuki) alam malakut (dengan kata lain: setelah melalui 'pembelajaran'), maka 'hidayah' (petunjuk kebenaran) ataupun hikmah yang dinantikan yang value nya = 1000 bulan (ibaratnya = perolehan kebenaran melalui studi normal selama 83,333 tahun) = bisa dicapai/diperoleh hanya pada satu 'saat' berupa 'dot' tadi yang clik putih-clak herang......

-Shiratal Mustaqim adalah sebuah istilah dalam agama Islam yang berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "jalan yang lurus". Frase ini tercantum pada surat Al Fatihah ayat 6-7 yang berbunyi :
Tunjukilah kami jalan yang lurus,Yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat, bukan jalan yang dimurkai, bukan pula jalan orang-orang yang sesat. ( Al-Fatihah / Pembukaan : 6-7 )
Jalan yang lurus tersebut adalah jalan yang ditempuh oleh manusia dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam surat Al-Fatihah hingga surat An-Naas (Manusia), yang berarti bagaimana mengaplikasikan kehendak Allah yang sudah terjadi di Alam Semesta, menjadi kehendak Allah yang juga terwujud dalam kehidupan manusia.
id.wikipedia.org/wiki/Shiratal_Mustaqim

jalan yang lurus = jalan yang benar = jalan menuju kebenaran hakiki.

konon, 'shiratal mustaqim' ini divisualisasikan ibarat sehelai rambut yang dibelah 7 (tujuh), dengan kata/arti lain adalah: sangat-sangat tipis/halus/tidak terlihat oleh mata kasar...,,
dengan kata lain, itulah jalan-jalannya keputusan yang dibuat di dalam otak manusia, baik keputusan yang bersifat instant/reflex (bergerak, bernafas, berbicara, dll) maupun keputusan-keputusan sbg buah/hasil (output) dari proses pekerjaan otak yang lebih lama (proses perenungan/tafakur)....pada setiap waktu selama hayat (roh) belum terlepas dari raga (jasad) manusia...
harapannya adalah bahwa setiap keputusan2 itu adalah merupakan keputusan2 yang berada (meniti)/termasuk di dalam 'jalan yang lurus' (jalan yang benar) hingga sampai/tiba kepada setiap kebenaran demi kebenaran yang 'relative' dekat atau cenderung kepada kebenaran hakiki yang hanya dimiliki/berada/sifat daripada Yang Maha Benar (haq)....

by answering-ff Sat 24 Sep 2011, 12:35 am

roel_kisser wrote:
agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

klo mau serempak mengukur suatu kebenaran yang serempak, maka metode berikut dapat dipakai:

[17:84] Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Dari 'Irbadh bin Sariyah ra., ujarnya: Rasulullah saw.
pernah bersabda: "Saya berpesan kepada kamu sekalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengarkan serta patuh, sekalipun kepada seorang pemimpin dari Habsyi. Barangsiapa di antara kamu kelak masih hidup setelah meninggalku, ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kamu berpegang pada Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang terpimpin. Berpegang teguhlah kamu padanya dan gigitlah erat-erat dengan gigi gerahammu… " (HR. Ahmad)

[3:103] Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Rasulullah SAW bersabda beliau, ”Al-Mukminu lilmukminin kalbunyaan yasyuddu ba’duhum ba’dhan.” (Mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya bagai satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya). (Al Hadis)

berdasar dari emp4t metode tsb dan tidak boleh dipisah maka bisa dikembangkanlah segala kreativitas pemikiran atau perbuatan. insya allah.

by roel_kisser Sat 24 Sep 2011, 11:11 am

bagaimana om tanah...? sudah banyak masukan dan pendapat yg anda terima ttg kebenaran adakah yg mengena di hati anda?

by Bnei Yishmael Ben Avraham Sat 24 Sep 2011, 2:02 pm

kalo elu emang bener-bener mencari sesuatu yg memang bener-bener bener???? tinggal ikutin aja nurani elu,,,,,hati nurani itu selalu condong kepada kebajikan,,,,,nah, setelah itu ambil pegangan yg elu anggap emang bener-bener bener,,,,,lalu ikutin rambu-rambunya,,,,jikalau belum juga dianggap bener-bener bener,,,,,cari lagi......sampe mentok.....oke bro??????

by agus Thu 29 Sep 2011, 8:36 pm

roel_kisser wrote:
agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

Jawaban anda tidak salah .... SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 51217

by DariKelMuslim Thu 29 Sep 2011, 8:55 pm

jduL threadnya tebal amat.. hampir rusak mata ne..
brrRr ssshhhh
ne pesan dari saya SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 280186

::

Pesan
untuk smua dalam Thread ini : jan terlalu suka mengarti2kan/ Mentafsir
menurut pikiran sndiri. Krn HAL dari Diri kita yg Betul , belum tentu
Benar. Siapa yg mmbuat smuanya Indah..? orang2 disekitar yg lebih
mengalami ke-agamaan yg sangat Baik seperti Pemuka agama, org2 berhasil
dll. Dan juga Bimbingan Ilahi.

by barabasmurtad Thu 29 Sep 2011, 10:02 pm

BERBICARA TENTANG KEBENARAN MAKA YANG PASTI ADALAH BAHWA TIDAK SEORANG MANUSIA PUN YANG BENAR KARENA:
Roma: 3
3:9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
3:13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
3:14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
3:15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
3:16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
3:17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
3:18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Yohanes: 17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Yohanes: 4
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
ARTINYA: ALLAH YANG HARUS MENJADI PUSAT PENYEMBAHAN KITA DAN KARENA ALLAH ITU ROH ADANYA, MAKA HARUSLAH KITA MENYEMBAH ALLAH DALAM ROH YANG SUDAH DIPERBAHARUI DAN DI DALAM KEBENARAN FIRMANNYA.

Yohanes: 14
14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
HANYA BILA HIDUP KITA DIKUASAI OLEH ROH ALLAH SAJA MAKA KITA AKAN MENGENAL KEBENARAN
HANYA INILAH SAJA YANG BISA SAYA BAGIKAN KEPADA ANDA, KARENA SESUNGGUHNYA TIDAK ADA SEORANG MANUSIAPUN YANG BENAR KECUALI ALLAH SAJA

by answering-ff Sun 02 Oct 2011, 5:37 am

barabasmurtad wrote:BERBICARA TENTANG KEBENARAN MAKA YANG PASTI ADALAH BAHWA TIDAK SEORANG MANUSIA PUN YANG BENAR KARENA:
Roma: 3
3:9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
3:13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
3:14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
3:15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
3:16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
3:17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
3:18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Yohanes: 17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Yohanes: 4
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
ARTINYA: ALLAH YANG HARUS MENJADI PUSAT PENYEMBAHAN KITA DAN KARENA ALLAH ITU ROH ADANYA, MAKA HARUSLAH KITA MENYEMBAH ALLAH DALAM ROH YANG SUDAH DIPERBAHARUI DAN DI DALAM KEBENARAN FIRMANNYA.

Yohanes: 14
14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
HANYA BILA HIDUP KITA DIKUASAI OLEH ROH ALLAH SAJA MAKA KITA AKAN MENGENAL KEBENARAN
HANYA INILAH SAJA YANG BISA SAYA BAGIKAN KEPADA ANDA, KARENA SESUNGGUHNYA TIDAK ADA SEORANG MANUSIAPUN YANG BENAR KECUALI ALLAH SAJA

firman Allah = kalam Allah = nabi Allah = nabi penutup/nabi akhir jaman = Quran (berjalan) = ilmu Allah ... thanx. :study:

by hamba tuhan Sun 02 Oct 2011, 11:20 pm

agus wrote:
roel_kisser wrote:
agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

Jawaban anda tidak salah ....

ada yg lg nyari2 thread ini loh!!!!

SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 280186

by agus Sun 02 Oct 2011, 11:24 pm

hamba tuhan wrote:
agus wrote:
roel_kisser wrote:
agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

Jawaban anda tidak salah ....

ada yg lg nyari2 thread ini loh!!!!

Udah ketemu .... :04: :04: :04:

by hamba tuhan Sun 02 Oct 2011, 11:27 pm

agus wrote:
hamba tuhan wrote:
agus wrote:
roel_kisser wrote:
agus wrote:Tentu saja, Semua itu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

iya mas bro..saya cm berusaha menjawab pertanyaan mas Tanah dibawah ini...

APA DAN BAGAIMANA SIH KITA MENGUKUR SUATU KEBENARAN YANG MEMANG MEMANG SANGAT BENAR DAN BISA DIKATAKAN BENAR SERATUS PERSEN OLEH SELURUH PENDUDUK DI DUNIA INI YANG SEREMPAK DENGAN SEPAKAT UNTUK SUATU KEBENARAN DARI BANYAKNYA KEBENARAN DI DUNIA INI? NALURI KAH? NURANI KAH? PEMBUKTIAN TERLENGKAP DAN FINAL KAH? PENJELASAN MENDALAM DAN MENDASAR KAH? dari hal2 itu jika sudah di terapkan, apakah masih ada kemungkinan bahwa KEBENARAN itu masih belum terpecahkan?

omong2 mas Tanah itu yg lempung apa liat ya? hehehehe...

Jawaban anda tidak salah ....

ada yg lg nyari2 thread ini loh!!!!

Udah ketemu .... :04: :04: :04:

syukurlah....

mas agus... saya gak bs lama2 neh diforum.... sikecil sakit, rewel trus.... dah kedokter seh!!! saya izin pamit dl ya.....

by agus Sun 02 Oct 2011, 11:34 pm

ok, bro. Semoga lekas sehat kembali .... SIAPA,BAGAIMANA,DAN APA YANG MEMANG BISA BENAR2 DIKATAKAN BENAR? 280186

by Sponsored content

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN