Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 38 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 38 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 412 on Tue 29 Oct 2024, 11:45 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Bantu dong adek sma kita ini........................................................
3 posters
Page 1 of 1
Bantu dong adek sma kita ini........................................................
PELAJARAN SEWAKTU DI SMA
Aku masih ingat sekali kejadian di kelasku waktu SMA. Saat itu guruku telah panjang lebar menjelaskan betapa indahnya Qur’an. Salah seorang murid di kelas bertanya tentang ayat yang dibicarakan hari
itu, yakni Q 49:9.
Q 49:9
And if two parties or groups among the believers fall to fighting, then..
terjemahan:
Dan jika kedua kelompok mukmin jadi berperang, maka…
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Pertanyaannya adalah: mengapa kok begitu?
Aku yakin teman sekelasku itu tidak bermaksud menghina Qur’an, tapi hanya mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam Qur’an.. Pertanyaannya mengejutkanku, terlebih-lebih lagi guruku. Guru itu lalu menegur sang murid dan mengingatkannya agar bersikap hati-hati dan hormat jika membicarakan Qur’an. Sudah jelas bahwa guruku juga mengetahui kesalahan tata bahasa di Q 49:9 untuk pertama kalinya; dia berjuang keras untuk mencari jawaban dan terus berusaha menunjukkan dengan sia-sia betapa indahnya alunan ayat tersebut. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang jaman Nabi saja terpesona akan ayat tersebut, lalu siapakah kita ini sehingga berani tidak setuju dengan mereka?
Q 49:9 jelas menunjukkan kesalahan tata bahasa yang tak dapat disangkal atau dijelaskan. Para ahli Islam menjelaskan berputar-putar, jungkir balik memelintir aturan Islam dan mengubah arti kata untuk memaksa Muslim percaya bahwa kesalahan itu bukanlah kesalahan, melainkan muzizat! Kesalahan yang serupa juga terdapat di Q 22:19.
Q 22:19
These two opponents dispute with each other...
terjemahan:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang saling bertengkar, Dalam ayat tersebut, Qur’an secara salah menggunakan kata ikhtasamu (=saling bertengkar) di tempat yang seharusnya terdapat kata ikhtasama.
Dulu, aku tidak peduli apapun penjelasan guruku, sebab bagiku yang penting ada jawaban. Aku dulu sudah cukup puas dengan jawaban Islamiah yang memang diciptakan untuk menghalangi Muslim berpikir lebih jauh mempertanyakan Qur’an. Kau tentu telah sering dengar jawaban khas imam Muslim,“Kau pikir semua ilmuwan besar Arab di jaman dulu tidak tahu akan hal ini? Kau pikir kau ini jenius ya? Emangnya kau benar-benar mengerti akan ayat ini?”
sarah rahma azhari
Contoh kesalahan Qur’an favoritku adalah dalam Q 6:151, yang berisi tentang daftar hal-hal haram yang harus dihindari Muslim. Secara teori, ayat ini seharusnya adalah salah satu ayat termudah disusun; yang diperlukan hanyalah penyebutan hal satu persatu, tapi ini pun ternyata gagal dilakukan dengan benar dalam Qur’an:
Q 6:151
"Come, I will recite what your Lord has prohibited you from: Join not anything in worship with Him; be good and dutiful to your parents; kill not your children because of poverty - We provide sustenance for you and for them; come not near to Al-Fawâhish whether committed openly or secretly, and kill not anyone whom Allâh has forbidden, except for a just cause..”
terjemahan:
“Mari, aku akan melafalkan bahwa Tuhanmu telah melarangmu dari: jangan mempersekutukan apapun dalam menyembah Dia; bersikap baik dan berbaktilah pada orangtuamu; jangan bunuh anak-anakmu karena miskin �"
Kami menyediakan makanan bagimu dan bagi mereka; jangan melakukan Al-Fawâhish secara terang-terangan atau rahasia, dan jangan bunuh siapapun yang dilarang Allâh, kecuali untuk alasan yang benar…
Ayat di atas menyebutkan hal-hal yang diharamkan bagi semua Muslim. Ayat ini menyebut ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ sebagai satu dari hal-hal haram. Para ahli Islam mengatakan bahwa ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ tidak termasuk dalam daftar hal yang haram dan kita semua tentunya berharap demikian. Tapi mengapa lalu Allâh memasukkan hal itu ke dalam daftar haram dan bergantung pada pengertian logis manusia untuk menyadari bahwa hal itu tidak termasuk dalam daftar haram? Apakah ayat tersebut ditulis dalam tata bahasa yang benar? Apakah tulisan seperti ini bisa diterima di jaman dulu atau sekarang?
Aku masih ingat sekali kejadian di kelasku waktu SMA. Saat itu guruku telah panjang lebar menjelaskan betapa indahnya Qur’an. Salah seorang murid di kelas bertanya tentang ayat yang dibicarakan hari
itu, yakni Q 49:9.
Q 49:9
And if two parties or groups among the believers fall to fighting, then..
terjemahan:
Dan jika kedua kelompok mukmin jadi berperang, maka…
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Pertanyaannya adalah: mengapa kok begitu?
Aku yakin teman sekelasku itu tidak bermaksud menghina Qur’an, tapi hanya mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam Qur’an.. Pertanyaannya mengejutkanku, terlebih-lebih lagi guruku. Guru itu lalu menegur sang murid dan mengingatkannya agar bersikap hati-hati dan hormat jika membicarakan Qur’an. Sudah jelas bahwa guruku juga mengetahui kesalahan tata bahasa di Q 49:9 untuk pertama kalinya; dia berjuang keras untuk mencari jawaban dan terus berusaha menunjukkan dengan sia-sia betapa indahnya alunan ayat tersebut. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang jaman Nabi saja terpesona akan ayat tersebut, lalu siapakah kita ini sehingga berani tidak setuju dengan mereka?
Q 49:9 jelas menunjukkan kesalahan tata bahasa yang tak dapat disangkal atau dijelaskan. Para ahli Islam menjelaskan berputar-putar, jungkir balik memelintir aturan Islam dan mengubah arti kata untuk memaksa Muslim percaya bahwa kesalahan itu bukanlah kesalahan, melainkan muzizat! Kesalahan yang serupa juga terdapat di Q 22:19.
Q 22:19
These two opponents dispute with each other...
terjemahan:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang saling bertengkar, Dalam ayat tersebut, Qur’an secara salah menggunakan kata ikhtasamu (=saling bertengkar) di tempat yang seharusnya terdapat kata ikhtasama.
Dulu, aku tidak peduli apapun penjelasan guruku, sebab bagiku yang penting ada jawaban. Aku dulu sudah cukup puas dengan jawaban Islamiah yang memang diciptakan untuk menghalangi Muslim berpikir lebih jauh mempertanyakan Qur’an. Kau tentu telah sering dengar jawaban khas imam Muslim,“Kau pikir semua ilmuwan besar Arab di jaman dulu tidak tahu akan hal ini? Kau pikir kau ini jenius ya? Emangnya kau benar-benar mengerti akan ayat ini?”
sarah rahma azhari
Contoh kesalahan Qur’an favoritku adalah dalam Q 6:151, yang berisi tentang daftar hal-hal haram yang harus dihindari Muslim. Secara teori, ayat ini seharusnya adalah salah satu ayat termudah disusun; yang diperlukan hanyalah penyebutan hal satu persatu, tapi ini pun ternyata gagal dilakukan dengan benar dalam Qur’an:
Q 6:151
"Come, I will recite what your Lord has prohibited you from: Join not anything in worship with Him; be good and dutiful to your parents; kill not your children because of poverty - We provide sustenance for you and for them; come not near to Al-Fawâhish whether committed openly or secretly, and kill not anyone whom Allâh has forbidden, except for a just cause..”
terjemahan:
“Mari, aku akan melafalkan bahwa Tuhanmu telah melarangmu dari: jangan mempersekutukan apapun dalam menyembah Dia; bersikap baik dan berbaktilah pada orangtuamu; jangan bunuh anak-anakmu karena miskin �"
Kami menyediakan makanan bagimu dan bagi mereka; jangan melakukan Al-Fawâhish secara terang-terangan atau rahasia, dan jangan bunuh siapapun yang dilarang Allâh, kecuali untuk alasan yang benar…
Ayat di atas menyebutkan hal-hal yang diharamkan bagi semua Muslim. Ayat ini menyebut ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ sebagai satu dari hal-hal haram. Para ahli Islam mengatakan bahwa ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ tidak termasuk dalam daftar hal yang haram dan kita semua tentunya berharap demikian. Tapi mengapa lalu Allâh memasukkan hal itu ke dalam daftar haram dan bergantung pada pengertian logis manusia untuk menyadari bahwa hal itu tidak termasuk dalam daftar haram? Apakah ayat tersebut ditulis dalam tata bahasa yang benar? Apakah tulisan seperti ini bisa diterima di jaman dulu atau sekarang?
Last edited by kuku bima on Wed 07 Sep 2011, 3:12 pm; edited 1 time in total
Re: Bantu dong adek sma kita ini........................................................
kuku bima wrote:PELAJARAN SEWAKTU DI SMA
Aku masih ingat sekali kejadian di kelasku waktu SMA. Saat itu guruku telah panjang lebar menjelaskan betapa indahnya Qur’an. Salah seorang murid di kelas bertanya tentang ayat yang dibicarakan hari
itu, yakni Q 49:9.
Q 49:9
And if two parties or groups among the believers fall to fighting, then..
terjemahan:
Dan jika kedua kelompok mukmin jadi berperang, maka…
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Pertanyaannya adalah: mengapa kok begitu?
Aku yakin teman sekelasku itu tidak bermaksud menghina Qur’an, tapi hanya mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam Qur’an.. Pertanyaannya mengejutkanku, terlebih-lebih lagi guruku. Guru itu lalu menegur sang murid dan mengingatkannya agar bersikap hati-hati dan hormat jika membicarakan Qur’an. Sudah jelas bahwa guruku juga mengetahui kesalahan tata bahasa di Q 49:9 untuk pertama kalinya; dia berjuang keras untuk mencari jawaban dan terus berusaha menunjukkan dengan sia-sia betapa indahnya alunan ayat tersebut. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang jaman Nabi saja terpesona akan ayat tersebut, lalu siapakah kita ini sehingga berani tidak setuju dengan mereka?
Q 49:9 jelas menunjukkan kesalahan tata bahasa yang tak dapat disangkal atau dijelaskan. Para ahli Islam menjelaskan berputar-putar, jungkir balik memelintir aturan Islam dan mengubah arti kata untuk memaksa Muslim percaya bahwa kesalahan itu bukanlah kesalahan, melainkan muzizat! Kesalahan yang serupa juga terdapat di Q 22:19.
Q 22:19
These two opponents dispute with each other...
terjemahan:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang saling bertengkar, Dalam ayat tersebut, Qur’an secara salah menggunakan kata ikhtasamu (=saling bertengkar) di tempat yang seharusnya terdapat kata ikhtasama.
Dulu, aku tidak peduli apapun penjelasan guruku, sebab bagiku yang penting ada jawaban. Aku dulu sudah cukup puas dengan jawaban Islamiah yang memang diciptakan untuk menghalangi Muslim berpikir lebih jauh mempertanyakan Qur’an. Kau tentu telah sering dengar jawaban khas imam Muslim,“Kau pikir semua ilmuwan besar Arab di jaman dulu tidak tahu akan hal ini? Kau pikir kau ini jenius ya? Emangnya kau benar-benar mengerti akan ayat ini?”
sarah rahma azhari
Jakarta, Indonesia
Reply »
|
Report Abuse
|
Judge it!
|
#8
Dec 28, 2008
Judged:
[Disagree]
3
[Funny]
1
[Spam]
1
Contoh kesalahan Qur’an favoritku adalah dalam Q 6:151, yang berisi tentang daftar hal-hal haram yang harus dihindari Muslim. Secara teori, ayat ini seharusnya adalah salah satu ayat termudah disusun; yang diperlukan hanyalah penyebutan hal satu persatu, tapi ini pun ternyata gagal dilakukan dengan benar dalam Qur’an:
Q 6:151
"Come, I will recite what your Lord has prohibited you from: Join not anything in worship with Him; be good and dutiful to your parents; kill not your children because of poverty - We provide sustenance for you and for them; come not near to Al-Fawâhish whether committed openly or secretly, and kill not anyone whom Allâh has forbidden, except for a just cause..”
terjemahan:
“Mari, aku akan melafalkan bahwa Tuhanmu telah melarangmu dari: jangan mempersekutukan apapun dalam menyembah Dia; bersikap baik dan berbaktilah pada orangtuamu; jangan bunuh anak-anakmu karena miskin �"
Kami menyediakan makanan bagimu dan bagi mereka; jangan melakukan Al-Fawâhish secara terang-terangan atau rahasia, dan jangan bunuh siapapun yang dilarang Allâh, kecuali untuk alasan yang benar…
Ayat di atas menyebutkan hal-hal yang diharamkan bagi semua Muslim. Ayat ini menyebut ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ sebagai satu dari hal-hal haram. Para ahli Islam mengatakan bahwa ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ tidak termasuk dalam daftar hal yang haram dan kita semua tentunya berharap demikian. Tapi mengapa lalu Allâh memasukkan hal itu ke dalam daftar haram dan bergantung pada pengertian logis manusia untuk menyadari bahwa hal itu tidak termasuk dalam daftar haram? Apakah ayat tersebut ditulis dalam tata bahasa yang benar? Apakah tulisan seperti ini bisa diterima di jaman dulu atau sekarang?
sebelum bahas gnian... apakah kamu sejago si hilman di FFI andalan kalian?????? ntar belum 1 halaman dah kabur and buat thread baru trus yg gak bebobot....
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 24
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 16072
Registration date : 2010-09-20
Re: Bantu dong adek sma kita ini........................................................
hamba tuhan wrote:kuku bima wrote:PELAJARAN SEWAKTU DI SMA
Aku masih ingat sekali kejadian di kelasku waktu SMA. Saat itu guruku telah panjang lebar menjelaskan betapa indahnya Qur’an. Salah seorang murid di kelas bertanya tentang ayat yang dibicarakan hari
itu, yakni Q 49:9.
Q 49:9
And if two parties or groups among the believers fall to fighting, then..
terjemahan:
Dan jika kedua kelompok mukmin jadi berperang, maka…
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Pertanyaannya adalah: mengapa kok begitu?
Aku yakin teman sekelasku itu tidak bermaksud menghina Qur’an, tapi hanya mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam Qur’an.. Pertanyaannya mengejutkanku, terlebih-lebih lagi guruku. Guru itu lalu menegur sang murid dan mengingatkannya agar bersikap hati-hati dan hormat jika membicarakan Qur’an. Sudah jelas bahwa guruku juga mengetahui kesalahan tata bahasa di Q 49:9 untuk pertama kalinya; dia berjuang keras untuk mencari jawaban dan terus berusaha menunjukkan dengan sia-sia betapa indahnya alunan ayat tersebut. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang jaman Nabi saja terpesona akan ayat tersebut, lalu siapakah kita ini sehingga berani tidak setuju dengan mereka?
Q 49:9 jelas menunjukkan kesalahan tata bahasa yang tak dapat disangkal atau dijelaskan. Para ahli Islam menjelaskan berputar-putar, jungkir balik memelintir aturan Islam dan mengubah arti kata untuk memaksa Muslim percaya bahwa kesalahan itu bukanlah kesalahan, melainkan muzizat! Kesalahan yang serupa juga terdapat di Q 22:19.
Q 22:19
These two opponents dispute with each other...
terjemahan:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang saling bertengkar, Dalam ayat tersebut, Qur’an secara salah menggunakan kata ikhtasamu (=saling bertengkar) di tempat yang seharusnya terdapat kata ikhtasama.
Dulu, aku tidak peduli apapun penjelasan guruku, sebab bagiku yang penting ada jawaban. Aku dulu sudah cukup puas dengan jawaban Islamiah yang memang diciptakan untuk menghalangi Muslim berpikir lebih jauh mempertanyakan Qur’an. Kau tentu telah sering dengar jawaban khas imam Muslim,“Kau pikir semua ilmuwan besar Arab di jaman dulu tidak tahu akan hal ini? Kau pikir kau ini jenius ya? Emangnya kau benar-benar mengerti akan ayat ini?”
sarah rahma azhari
Jakarta, Indonesia
Reply »
|
Report Abuse
|
Judge it!
|
#8
Dec 28, 2008
Judged:
[Disagree]
3
[Funny]
1
[Spam]
1
Contoh kesalahan Qur’an favoritku adalah dalam Q 6:151, yang berisi tentang daftar hal-hal haram yang harus dihindari Muslim. Secara teori, ayat ini seharusnya adalah salah satu ayat termudah disusun; yang diperlukan hanyalah penyebutan hal satu persatu, tapi ini pun ternyata gagal dilakukan dengan benar dalam Qur’an:
Q 6:151
"Come, I will recite what your Lord has prohibited you from: Join not anything in worship with Him; be good and dutiful to your parents; kill not your children because of poverty - We provide sustenance for you and for them; come not near to Al-Fawâhish whether committed openly or secretly, and kill not anyone whom Allâh has forbidden, except for a just cause..”
terjemahan:
“Mari, aku akan melafalkan bahwa Tuhanmu telah melarangmu dari: jangan mempersekutukan apapun dalam menyembah Dia; bersikap baik dan berbaktilah pada orangtuamu; jangan bunuh anak-anakmu karena miskin �"
Kami menyediakan makanan bagimu dan bagi mereka; jangan melakukan Al-Fawâhish secara terang-terangan atau rahasia, dan jangan bunuh siapapun yang dilarang Allâh, kecuali untuk alasan yang benar…
Ayat di atas menyebutkan hal-hal yang diharamkan bagi semua Muslim. Ayat ini menyebut ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ sebagai satu dari hal-hal haram. Para ahli Islam mengatakan bahwa ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ tidak termasuk dalam daftar hal yang haram dan kita semua tentunya berharap demikian. Tapi mengapa lalu Allâh memasukkan hal itu ke dalam daftar haram dan bergantung pada pengertian logis manusia untuk menyadari bahwa hal itu tidak termasuk dalam daftar haram? Apakah ayat tersebut ditulis dalam tata bahasa yang benar? Apakah tulisan seperti ini bisa diterima di jaman dulu atau sekarang?
sebelum bahas gnian... apakah kamu sejago si hilman di FFI andalan kalian?????? ntar belum 1 halaman dah kabur and buat thread baru trus yg gak bebobot....
klu nga sanggup pergi aja yang jauh.....
Re: Bantu dong adek sma kita ini........................................................
satu aja dl.... mau liat sampai dmn kemampuan kamukuku bima wrote:hamba tuhan wrote:kuku bima wrote:PELAJARAN SEWAKTU DI SMA
Aku masih ingat sekali kejadian di kelasku waktu SMA. Saat itu guruku telah panjang lebar menjelaskan betapa indahnya Qur’an. Salah seorang murid di kelas bertanya tentang ayat yang dibicarakan hari
itu, yakni Q 49:9.
Q 49:9
And if two parties or groups among the believers fall to fighting, then..
terjemahan:
Dan jika kedua kelompok mukmin jadi berperang, maka…
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Pertanyaannya adalah: mengapa kok begitu?
Aku yakin teman sekelasku itu tidak bermaksud menghina Qur’an, tapi hanya mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam Qur’an.. Pertanyaannya mengejutkanku, terlebih-lebih lagi guruku. Guru itu lalu menegur sang murid dan mengingatkannya agar bersikap hati-hati dan hormat jika membicarakan Qur’an. Sudah jelas bahwa guruku juga mengetahui kesalahan tata bahasa di Q 49:9 untuk pertama kalinya; dia berjuang keras untuk mencari jawaban dan terus berusaha menunjukkan dengan sia-sia betapa indahnya alunan ayat tersebut. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang jaman Nabi saja terpesona akan ayat tersebut, lalu siapakah kita ini sehingga berani tidak setuju dengan mereka?
Q 49:9 jelas menunjukkan kesalahan tata bahasa yang tak dapat disangkal atau dijelaskan. Para ahli Islam menjelaskan berputar-putar, jungkir balik memelintir aturan Islam dan mengubah arti kata untuk memaksa Muslim percaya bahwa kesalahan itu bukanlah kesalahan, melainkan muzizat! Kesalahan yang serupa juga terdapat di Q 22:19.
Q 22:19
These two opponents dispute with each other...
terjemahan:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang saling bertengkar, Dalam ayat tersebut, Qur’an secara salah menggunakan kata ikhtasamu (=saling bertengkar) di tempat yang seharusnya terdapat kata ikhtasama.
Dulu, aku tidak peduli apapun penjelasan guruku, sebab bagiku yang penting ada jawaban. Aku dulu sudah cukup puas dengan jawaban Islamiah yang memang diciptakan untuk menghalangi Muslim berpikir lebih jauh mempertanyakan Qur’an. Kau tentu telah sering dengar jawaban khas imam Muslim,“Kau pikir semua ilmuwan besar Arab di jaman dulu tidak tahu akan hal ini? Kau pikir kau ini jenius ya? Emangnya kau benar-benar mengerti akan ayat ini?”
sarah rahma azhari
Jakarta, Indonesia
Reply »
|
Report Abuse
|
Judge it!
|
#8
Dec 28, 2008
Judged:
[Disagree]
3
[Funny]
1
[Spam]
1
Contoh kesalahan Qur’an favoritku adalah dalam Q 6:151, yang berisi tentang daftar hal-hal haram yang harus dihindari Muslim. Secara teori, ayat ini seharusnya adalah salah satu ayat termudah disusun; yang diperlukan hanyalah penyebutan hal satu persatu, tapi ini pun ternyata gagal dilakukan dengan benar dalam Qur’an:
Q 6:151
"Come, I will recite what your Lord has prohibited you from: Join not anything in worship with Him; be good and dutiful to your parents; kill not your children because of poverty - We provide sustenance for you and for them; come not near to Al-Fawâhish whether committed openly or secretly, and kill not anyone whom Allâh has forbidden, except for a just cause..”
terjemahan:
“Mari, aku akan melafalkan bahwa Tuhanmu telah melarangmu dari: jangan mempersekutukan apapun dalam menyembah Dia; bersikap baik dan berbaktilah pada orangtuamu; jangan bunuh anak-anakmu karena miskin �"
Kami menyediakan makanan bagimu dan bagi mereka; jangan melakukan Al-Fawâhish secara terang-terangan atau rahasia, dan jangan bunuh siapapun yang dilarang Allâh, kecuali untuk alasan yang benar…
Ayat di atas menyebutkan hal-hal yang diharamkan bagi semua Muslim. Ayat ini menyebut ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ sebagai satu dari hal-hal haram. Para ahli Islam mengatakan bahwa ‘bersikap baik dan berbakti pada orangtua’ tidak termasuk dalam daftar hal yang haram dan kita semua tentunya berharap demikian. Tapi mengapa lalu Allâh memasukkan hal itu ke dalam daftar haram dan bergantung pada pengertian logis manusia untuk menyadari bahwa hal itu tidak termasuk dalam daftar haram? Apakah ayat tersebut ditulis dalam tata bahasa yang benar? Apakah tulisan seperti ini bisa diterima di jaman dulu atau sekarang?
sebelum bahas gnian... apakah kamu sejago si hilman di FFI andalan kalian?????? ntar belum 1 halaman dah kabur and buat thread baru trus yg gak bebobot....
klu nga sanggup pergi aja yang jauh.....
kuku bima wrote:QS 49:9
Dalam ayat di atas, Qur’an menggunakan kata iktatalu (= jadi berperang) di tempat yang seharusnya adalah kata iktatala..
Al-Hujuraat (49) No. Ayat : : 9
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِن فَاءتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
kuku bima nulisnya iktatalu.... nulis kebahasa latin aja dah salah, iqtataluu yg bener... ini aja kamu gak ngerti...
boleh tau iqtataluu itu fi'il atau isim???????
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 24
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 16072
Registration date : 2010-09-20
Re: Bantu dong adek sma kita ini........................................................
btw apa g salah bold tu bung HT,,,
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا
الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِن فَاءتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ
wah sengaja ni bung HT
tau aja klo si kuku bima g bisa bedain isim dengan fi'il he he he
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا
الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِن فَاءتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ
wah sengaja ni bung HT
tau aja klo si kuku bima g bisa bedain isim dengan fi'il he he he
Jangan Ngaco- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 813
Location : SumSel
Job/hobbies : Memaafkan
Humor : kasihan umat yang diwarisi dosa
Reputation : 12
Points : 5704
Registration date : 2011-08-07
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo
» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Sat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo
» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Sat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo
» kenapa muhammad suka makan babi????
Sat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin