MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
ketakutan Yahudi pada islam EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
ketakutan Yahudi pada islam EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
ketakutan Yahudi pada islam EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
ketakutan Yahudi pada islam EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
ketakutan Yahudi pada islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
ketakutan Yahudi pada islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
ketakutan Yahudi pada islam EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
ketakutan Yahudi pada islam EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
ketakutan Yahudi pada islam EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


ketakutan Yahudi pada islam Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 83 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 83 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


ketakutan Yahudi pada islam

5 posters

Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty ketakutan Yahudi pada islam

Post by paulusjancok Thu 25 Aug 2011, 3:42 pm

Garakan 'anti-Semit' di seluruh dunia belakangan ini adalah gejala yang paling ditakuti Yahudi. Baca pesan Bernard Lewis yang menempatkan diri sebagai penasehat Barat dan AS. Baca CAP ke-52 Adian Husaini, MA

Website Koran Haaretz yang berbasis di Israel, edisi 28 April 2004, menurunkan sebuah berita berjudul: ?55-nation meeting on anti-Semitism opens in Germany?. Konferensi Internasional tentang ?anti-semitisme? itu diselenggarakan di Berlin dan dibuka oleh Presiden Jerman Johannes Rau. Penyelenggaranya, Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) dan Jerman. Sejumlah tokoh dunia juga dijadwalkan memberikan presentasinya, seperti Menlu AS Colin Powel, sejumlah menteri negara-negara Eropa, dan pemenang Hadiah Nobel Elie Wiesel.

Konferensi tersebut merupakan bagian kampanye serius Israel untuk melawan dan mengurangi gelombang anti-semitisme yang melanda Eropa. Akhir-akhir ini, pemerintah Israel memang sangat serius untuk menghadapi apa yang mereka sebuat sebagai ?anti-semitisme?. Bulan lalu, Menlu Israel Silvan Shalom melawan ke Eropa dengan misi khusus meredam gelombang anti-semitisme di Eropa, yang belum pernah terjadi sehebat ini, pasca Perang Dunia II. Kata Shalom, ?Anti-Semitism is not only a problem for Israel and the Jews, it is Europe's problem as well."

Polling di kalangan masyarakat Eropa, November 2003, menunjukkan, Israel dipandang sebagai ancaman pertama bagi perdamaian dunia. Awal Januari 2004, Haaretz menyebutkan, 54 persen warga Israel mendesak pemerintah Israel agar melakukan usaha lebih aktif untuk melawan gelombang anti-Yahudi di Eropa. Syndroma ketakutan Yahudi terhadap sejarah masa lalu mereka tampaknya sedang kembali mencengkeram banyak kaum Yahudi.

Istilah anti-semitisme itu sendiri sudah banyak dikritik. Tetapi, kuatnya propaganda Yahudi menyebabkan, istilah itu akhirnya diterima secara luas di kalangan media massa dan dunia akademis. Istilah antisemitisme merujuk kepada nama ?Sem?, anak Noah ?yang menurut Kitab Kejadian 11:10-32 ? akan menurunkan Abram (Abraham). Dari Abram garis Ismail, akan lahir bangsa Arab. Artinya, bangsa Arab pun sebenarnya anak keturunan Sem. Karena itu, ada istilah ?Semitic language?, sebutan untuk sejumlah bahasa rumpun Semit, seperti Bahasa Arab, Hebrew, Syriac, dan lain-lain.

Istilah yang tepat sebenarnya ?anti-Yahudi?. Namun, entah mengapa istilah yang jelas-jelas salah ini masih terus dipertahankan di dunia internsional, dan dikhususkan untuk orang-orang Yahudi saja.

Fenomena ketakutan dan keterancaman kaum Yahudi ini sudah sejak lama dikhawatirkan oleh sejumlah cendekiawan Yahudi anti-Zionis Israel. Bahwa, negara Israel bukan hanya menjadi ancaman bagi Timur Tengah, tetapi juga ancaman bagi dunia internasional. ?In my view, Israel as a Jewish state constitutes a danger not only to itself and its inhabitants, but to all Jew and to all other peoples and states in the Middle East and beyond,? kata Dr. Israel Shahak dalam bukunya Jewish History, Jewish Religion. (London: Pluto Press, 1994). Tapi, hingga kini, peringatan Shahak, Noam Chomsky, Einstein, dan sebagainya, dianggap angin lalu saja oleh manusia sejenis Sharon dan Bush. Penjajahan, kekejaman, dan pembunuhan-pembunuhan terus dilakukan terhadap para pejuang Palestina.

Masalah Palestina, dari aspek hukum internasional, sebenarnya sangatlah jelas. Sesuai Resolusi 242 dan 338 PBB, Israel hanya dituntut mengembalikan sekitar 20 persen wilayah yang didudukinya dalam Perang 1967, yang hanya meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat. Itu artinya, PBB sudah mengesahkan pendudukan Isreal terhadap sekitar 80 persen wilayah Palestina. Padahal, sesuai Resolusi MU-PBB, No 181 tahun 1947, Yahudi hanya berhak terhadap 50 persen wilayah Palestina, tidak termasuk Jerusalem ? yang kini dijadikan ibukota Israel.

Masalahnya menjadi berkepenjangan dan sulit diselesaikan karena ? selain berbagai faktor lainnya ? faktor AS. Politik AS yang terus memihak Israel telah menimbulkan kecaman hebat di dunia internasional.

Bahkan, pasca pembunuhan Syeikh Yassin, AS benar-benar sendirian. Eropa pun mengecam sikap Israel. Harian Haaretz, edisi 2 April 2004, memuat berita, bahwa Masyarakat Eropa menilai, aksi-aksi tentara Israel (Israeli Defence Force/IDF) terhadap penduduk sipil Palestina, juga merupakan aksi teror. Ditulis dalam berita itu: ?The European Parliament on Thursday compared injuries to Palestinians by Israeli military action to "acts of terror," and called for a suspension of the Israel-EU Association Agreement, should Israel persist with its policy of assassinations.?

Israel adalah pelanggar terbesar berbagai resolusi PBB. Ia jelas-jelas melakukan praktik kolonialisme yang bertentangan dengan Piagam PBB. Dunia internasional, hampir tiap hari menyaksikan dan mendengar cerita tentang penjajahan, pembunuhan, dan berbagai kekejaman tentara Israel. Kasus ini benar-benar jelas. Mana yang salah dan mana yang benar. Mana yang zalim, dan mana yang dizalimi. Kasus ini menjadi titik penting penyelesaian berbagai masalah internasional, termasuk masalah terorisme.

Namun, AS terus-menerus melakukan pembelaan terhadap Israel. Mengapa? Ada sejumlah teori yang menjelaskan soal hubungan khusus (special ally) antara AS dan Israel. Kali ini, kita simak dua faktor penting yang menyebabkan AS terus mengekalkan politik ?anak-emas?nya terhadap Israel, yaitu (1) dukungan kelompok Kristen fundamentalis dan (2) kelompok ?neo-orientalis?. Kedua kelompok itu dikenal dalam politik AS sebagai kelompok neo-konservatif yang berpengaruh besar terhadap politik internasional AS.

Buku Religion and Globalization, (London: SAGE Publications, 1994), yang diedit oleh Peter Beyer, menyebutkan, kelompok Kristen fundamentalis AS, yang lebih dikenal sebagai Kristen Sayap Kanan (The New Christian Right/NCR), mulai dikenal pada akhir 1970-an. Ketika itu masyarakat AS menyaksikan kebangkitan munculnya kelompok ini, yang dalam politik AS dikenal sebagai ?gerakan politik keagamaan konservartif? atau a conservative religio-political Movement.

Kelompok Kristen fundamentalis juga dikenal dengan sebutan ?Kristen-Zionis? (The Zionist Christian) karena dukungan kuat mereka terhadap posisi dan kepentingan Zionis Israel. Mereka menggunakan ayat-ayat Bible untuk menguatkan posisi Israel, bahwa seolah-olah Tuhan telah memuliakan bangsa Israel, sehingga apa pun perilaku bangsa Yahudi tersebut, harus didukung. Kitab Kejadian 12:3 menyebutkan pernyataan Tuhan kepada bangsa Israel: ?Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Satu kelompok lain yang terus menyokong posisi AS terhadap Israel adalah para ilmuwan yang dikenal sebagai kelompok ?neo-orientalis?. Salah satu yang menonjol, misalnya, Bernard Lewis. Tahun 2003, ia menerbitkan buku tipis berjudul The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror (London: Phoenix, edisi 2004). Buku ini perlu dicermati, karena kabarnya termasuk yang cukup laris di Barat dan memberikan panduan, bagaimana Barat, khususnya AS, memandang dan menerapkan kebijakan terhadap dunia Islam, termasuk masalah Palestina. Jika ditelaah, buku Lewis ini merupakan satu bentuk ?apologia?, yang dalam bahasa Greek (Yunani) memiliki arti ?pembelaan diri? (?speech in defence?)

Buku Lewis memiliki gaya dan ruh sejenis dengan buku The Clash of Civilization and Remaking of World Order -nya Samuel P. Huntington. Bahkan, Lewis lah yang sebenarnya telah mengangkat tema ?Clash of Civilization? sebelum dipopulerkan oleh Huntington, di era pasca keruntuhan Soviet. Shireen T. Hunter, dalam satu tulisannya berjudul The Rise of Islamist Movements and The Western Rresponse: Clash of Civilizations or Clash of Interests??, menyebut, ilmuwan seperti Bernard Lewis, termasuk tokoh aliran ?neo-Orientalist?. Aliran ini melihat munculnya kecenderungan anti-Barat pada kalangan ?Islamists? sebagai konsekuensi dari ?clash of civilizations?. Lewis menganggap, bahwa paham anti-Barat (anti-Westernism), khususnya anti-Amerika (anti-Americanism), merupakan derivasi dari gabungan antara unsur-unsur ?penghinaan?, ?kecemburuan?, dan ?ketakutan?. Aliran Lewis ini berbeda dengan aliran neo-Third-World, yang memandang munculnya semangat anti-Barat sebagai dampak dari kebijakan politik Barat. Misalnya, dukungan Barat terhadap rezim-rezim represif otoriter di dunia Islam dan juga dukungan sepihak terhadap Israel.

Pola pikir ?neo-orientalist? itulah yang mewarnai isi buku The Crisis of Islam ini. Maka, jangan heran, jika pembaca nyaris tidak akan mendapatkan kritik apa pun terhadap berbagai kebijakan Barat dalam buku ini.

Sebaliknya, berbagai justifikasi dan legitimasi politik Barat dan AS khususnya bisa dinikmati dalam buku ini. Sebuah pertanyaan yang populer di Barat pasca Perang Dingin, misalnya, dilontarkan Lewis, ?Is Islam, whether fundamentalist or other, a threat to the West?? Kata Lewis, yang juga keturunan Yahudi, Islam itu sendiri, bukan musuh Barat. Banyak kalangan Muslim, baik di dunia Islam, maupun di Barat, yang ingin menjalin hubungan lebih dekat dan bersahabat dengan Barat serta mengembangkan demokrasi di negara mereka. Tetapi, Muslim ? dalam jumlah yang signifikan, baik yang fundamentalis maupun tidak ? adalah jahat dan berbahaya; bukan karena Barat membutuhkan musuh, tetapi karena mereka memang seperti itu. (Islam as such is not enemy of the West? But a significant sumber of Muslims ? notably but not exclusively those whom we call fundamentalists ? are hostile and dangerous, not because we need enemy but because they do).

Untuk memudahkan Barat dalam membuat kebijakan politik, Lewis membagi Muslim dalam tiga kelompok: (1) Yang melihat Barat secara umum dan AS, khususnya, sebagai musuh Islam yang abadi; penghalang utama menerapkan keimanan dan hukum Tuhan. Maka, cara satu-satunya dalam menghadapi Barat adalah perang. (2) kalangan Muslim yang tetap berpegang kepada kepercayaan dan budayanya, tetapi mau bergabung dengan Barat untuk menciptakan dunia yang lebih bebas dan lebih baik. (3) Muslim yang melihat Barat sebagai musuh utama. Tapi, karena sadar terhadap kekuatan Barat, mereka melakukan akomodasi sesaat, untuk mempersiapkan ?perjuangan akhir? (final struggle). Lewis mengingatkan, agar Barat tidak salah dalam mengidentifikasi kelompok ke-2 dan ke-3. (We would be wise not to confuse the second and the third).

Dengan tegas, Lewis menyebut Muslim fundamentalis sebagai musuh Barat. Ia menyebut sejumlah ciri Muslim fundamentalis: (1) menganggap masalah yang dihadapi Muslim sebagai dampak dari modernisasi yang berlebihan dan mengkhianati nilai-nilai Islam yang murni (2) menganggap obat dari ?penyakit? itu adalah kembali kepada Islam sejati dan sekaligus menghapuskan semua hukum dan aspek sosial yang dipinjam dari Barat, serta menggantikannya dengan syariat, (3) menganggap bahwa perjuangan tertinggi adalah melawan pengkhianat di dunia Islam yang melakukan Westernisasi.

Menempatkan dirinya sebagai penasehat Barat, maka tidaklah aneh jika Lewis melakukan berbagai legitimasi terhadap kebijakan-kebijakan politik Barat dan AS. Dalam soal Israel-Palestina, misalnya, Lewis lebih banyak mengkritik sikap Muslim ketimbang kebijakan AS. Ia mengritik, mengapa pihak Arab dan Palestina pada 1930-an justru bersekutu dengan Jerman yang banyak mengirim orang Yahudi ke Palestina, dibanding Inggris, yang justru ingin mengeluarkan orang-orang Yahudi. Ia pun mempertanyakan, mengapa Arab lebih banyak memusuhi AS ketimbang Soviet, padahal Soviet memainkan peranan penting dalam pendirian negara Israel. Kritik Lewis jelas tidak fair. Sejumlah fakta penting tentang peranan Inggris dan AS dalam pendirian negara Israel, tidak diungkapnya. Ia tidak menyebut Deklarasi Balfour yang merupakan satu diantara tiga pijakan berdirinya negara Israel. Benar, Soviet banyak membantu senjata kepada Israel dalam perang tahun 1948-1949. Tapi, AS adalah arsitek keluarnya Resolusi 181 MU-PBB, 1947, yang membagi Palestina menjadi tiga bagian, dan memberi Yahudi hak 50 persen wilayah Palestina. Lewis tidak menyebut soal ini. Pun, ia membuang fakta AS adalah pelindung dan pembantu setia Israel. Apalagi, dengan menguatnya peran lobi-lobi Yahudi sayap kanan di sana.

Hendrick Smith, pemenang Hadiah Pulitzer, menulis dalam bukunya The Power Games: How Washington Works, sederet fakta tentang soal ini. Berkat peran AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee), bantuan AS kepada Israel melonjak dari 2,1 milyar USD (1980) ke 3,8 milyar USD pada 1986. Buku-buku yang mengulas tentang ?hubungan spesial? antara Israel-AS ini begitu banyak bertebaran. Namun, Lewis sama sekali tidak menghiraukannya. Malah, ia menulis, bahwa hubungan strategis antara AS dan Israel adalah akibat dari penetrasi Soviet, bukan sebab.

Lewis secara jujur menyatakan, perhatian utama semua pemerintah AS adalah untuk menjamin kepentingan-kepentingan AS. Pasca Perang Dingin, kebijakan utama AS di Timur Tengah, ditujukan untuk mencegah munculnya hegemoni tunggal di wilayah itu, yang akan memonopoli minyak. Untuk itu, ia tidak menyoal, mengapa Barat dan AS mendukung rezim-rezim otoriter di Timur Tengah yang melakukan berbagai tindak kejahatan kemanusiaan. Sebab, itu dilakukan untuk mengejar kepentingan. Maka, tulis Lewis, sikap Eropa dan AS terhadap rezim-rezim semacam ini adalah: ?We don?t care what you do your own people at home, so long as you are cooperative in meeting our needs and protecting our interests?.

Buku Lewis ini sebenarnya tidak terlalu ?serius? dibandingkan buku-buku yang dia tulis sebelumnya, seperti buku Islam and the West, (New York: Oxford University Press, 1993). Namun, buku The Crisis of Islam, lebih praktis dan mudah dibaca sebagai panduan politik penguasa Barat. Itulah yang terjadi di Iraq. Sebelum serangan AS, Lewis sudah menulis, bahwa di Iraq dan Iran, penguasanya sangat anti-AS. Maka, kata dia, ?Kita? dapat membantu kekuatan-kekuatan oposisi demokratis untuk mengambil oper dan membentuk pemerintahan baru.

Ia juga menasehati, agar AS dan Barat pada umumnya, membantu atau tidak menjauhi kalangan Muslim yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Maka, jangan heran, jika AS sekarang rajin membantu sebagian kalangan sekular-liberal yang dipandang sejalan dengan mereka. Dan mendorong kelompok-kelompok ini untuk ?nggebuki? (menghantam) saudara-saudara Muslimnya sendiri.

Ilmuwan-ilmuwan sejenis Lewis inilah yang membuat persoalan Palestina dan dunia pada umumnya sulit terpecahkan. Ia tidak mau melakukan koreksi yang substansial terhadap politik Barat, khususnya AS, dalam masalah Palestina. Padahal, dunia begitu jelas melihat duduk persoalannya. Bahwa yang terjadi di Palestina adalah pendudukan Israel, pengusiran warga Palestina, kekejaman-demi kekejaman yang dilakukan Israel, dan dukungan yang terus-menerus dari AS.

Semenntara dunia pun makin terbuka, dan kejahatan Israel semakin tersingkap. Ujung-ujungnya justru berakibat pada ketakutan kaum Yahudi sendiri di berbagai belahan dunia. Itu memang ulah mereka sendiri. Kita dapat membaca fenomena Yahudi kontemporer sekarang ini dan menelaah, bagaimana Al-Quran telah banyak bercerita tentang sifat kaum Yahudi. Diantaranya, sifat serakah pada dunia dan ingkar nikmat Allah. Wallahu a?lam.
paulusjancok
paulusjancok
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 809
Age : 36
Humor : Yesus nggak pake sempak...hanya orang GOBLOK yang menyembahnya
Reputation : 1
Points : 6465
Registration date : 2011-08-12

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by penggembala_domba Thu 25 Aug 2011, 6:59 pm

Pohon Ghorqod (Pohonnya Yahudi) dan Pohon Beringin

Pohon Ghorqod (nitraria retusa) tampaknya sedang naik daun di Indonesia. Naik daun karena pohon ini konon merupakan satu-satunya pohon yang melindungi orang yahudi ketika akan terjadi kiamat manakala kaum muslimin memerangi kaum yahudi. Diceritakan dalam hadits Bukhari:

“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon Ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi.”

Ya .. dalam perang yang kita bisa lihat dari dulu hingga saat ini ... hingga akhirnya kaum Muslim merai kemenangan

Menjadi semakin naik daun karena beberapa pihak yang menghubung-hubungkan penanaman pohon oleh JNF, peristiwa “penyerbuan” kapal Mavi Marmara dan persiapan kaum Yahudi berperang dengan kaum muslimin. Namun situs jnf.org yang dikutip beberapa pihak bahwa Israel menanam 220 juta pohon ghorqod, tidak memberi deskripsi tentang pohon ini. Di situs tersebut hanya disebutkan:

“While the forests of Israel belong to the people, JNF ensures their environmental soundness and is focusing on diversification, planting trees indigenous to the Middle East such as native oaks, carob, redbud, almond, pear, hawthorn, cypress and the exotic Atlantic cedar.”

http://politik.kompasiana.com/2010/06/07/pohon-ghorqod-pohonnya-yahudi-dan-pohon-beringin/

penggembala_domba
penggembala_domba
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 131
Age : 46
Job/hobbies : Cuma Islam yang benar
Humor : Tuhan apa yg Brewokan tapi seksi ?
Reputation : 0
Points : 4810
Registration date : 2011-08-03

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by adhoel13firmansyah Fri 16 Mar 2012, 1:59 pm

hanya orang bego yang mau nyembah orang bego...
tuhan sih di salib n cm pke celana pula...
jelas" itu bukan tuhan, dia tuh cuma judis sikariot....dasar begooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

adhoel13firmansyah

Number of posts : 1
Reputation : 0
Points : 4463
Registration date : 2012-02-08

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by kuku bima Wed 21 Mar 2012, 11:59 am

paulusjancok wrote:Garakan 'anti-Semit' di seluruh dunia belakangan ini adalah gejala yang paling ditakuti Yahudi. Baca pesan Bernard Lewis yang menempatkan diri sebagai penasehat Barat dan AS. Baca CAP ke-52 Adian Husaini, MA

Website Koran Haaretz yang berbasis di Israel, edisi 28 April 2004, menurunkan sebuah berita berjudul: ?55-nation meeting on anti-Semitism opens in Germany?. Konferensi Internasional tentang ?anti-semitisme? itu diselenggarakan di Berlin dan dibuka oleh Presiden Jerman Johannes Rau. Penyelenggaranya, Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) dan Jerman. Sejumlah tokoh dunia juga dijadwalkan memberikan presentasinya, seperti Menlu AS Colin Powel, sejumlah menteri negara-negara Eropa, dan pemenang Hadiah Nobel Elie Wiesel.

Konferensi tersebut merupakan bagian kampanye serius Israel untuk melawan dan mengurangi gelombang anti-semitisme yang melanda Eropa. Akhir-akhir ini, pemerintah Israel memang sangat serius untuk menghadapi apa yang mereka sebuat sebagai ?anti-semitisme?. Bulan lalu, Menlu Israel Silvan Shalom melawan ke Eropa dengan misi khusus meredam gelombang anti-semitisme di Eropa, yang belum pernah terjadi sehebat ini, pasca Perang Dunia II. Kata Shalom, ?Anti-Semitism is not only a problem for Israel and the Jews, it is Europe's problem as well."

Polling di kalangan masyarakat Eropa, November 2003, menunjukkan, Israel dipandang sebagai ancaman pertama bagi perdamaian dunia. Awal Januari 2004, Haaretz menyebutkan, 54 persen warga Israel mendesak pemerintah Israel agar melakukan usaha lebih aktif untuk melawan gelombang anti-Yahudi di Eropa. Syndroma ketakutan Yahudi terhadap sejarah masa lalu mereka tampaknya sedang kembali mencengkeram banyak kaum Yahudi.

Istilah anti-semitisme itu sendiri sudah banyak dikritik. Tetapi, kuatnya propaganda Yahudi menyebabkan, istilah itu akhirnya diterima secara luas di kalangan media massa dan dunia akademis. Istilah antisemitisme merujuk kepada nama ?Sem?, anak Noah ?yang menurut Kitab Kejadian 11:10-32 ? akan menurunkan Abram (Abraham). Dari Abram garis Ismail, akan lahir bangsa Arab. Artinya, bangsa Arab pun sebenarnya anak keturunan Sem. Karena itu, ada istilah ?Semitic language?, sebutan untuk sejumlah bahasa rumpun Semit, seperti Bahasa Arab, Hebrew, Syriac, dan lain-lain.

Istilah yang tepat sebenarnya ?anti-Yahudi?. Namun, entah mengapa istilah yang jelas-jelas salah ini masih terus dipertahankan di dunia internsional, dan dikhususkan untuk orang-orang Yahudi saja.

Fenomena ketakutan dan keterancaman kaum Yahudi ini sudah sejak lama dikhawatirkan oleh sejumlah cendekiawan Yahudi anti-Zionis Israel. Bahwa, negara Israel bukan hanya menjadi ancaman bagi Timur Tengah, tetapi juga ancaman bagi dunia internasional. ?In my view, Israel as a Jewish state constitutes a danger not only to itself and its inhabitants, but to all Jew and to all other peoples and states in the Middle East and beyond,? kata Dr. Israel Shahak dalam bukunya Jewish History, Jewish Religion. (London: Pluto Press, 1994). Tapi, hingga kini, peringatan Shahak, Noam Chomsky, Einstein, dan sebagainya, dianggap angin lalu saja oleh manusia sejenis Sharon dan Bush. Penjajahan, kekejaman, dan pembunuhan-pembunuhan terus dilakukan terhadap para pejuang Palestina.

Masalah Palestina, dari aspek hukum internasional, sebenarnya sangatlah jelas. Sesuai Resolusi 242 dan 338 PBB, Israel hanya dituntut mengembalikan sekitar 20 persen wilayah yang didudukinya dalam Perang 1967, yang hanya meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat. Itu artinya, PBB sudah mengesahkan pendudukan Isreal terhadap sekitar 80 persen wilayah Palestina. Padahal, sesuai Resolusi MU-PBB, No 181 tahun 1947, Yahudi hanya berhak terhadap 50 persen wilayah Palestina, tidak termasuk Jerusalem ? yang kini dijadikan ibukota Israel.

Masalahnya menjadi berkepenjangan dan sulit diselesaikan karena ? selain berbagai faktor lainnya ? faktor AS. Politik AS yang terus memihak Israel telah menimbulkan kecaman hebat di dunia internasional.

Bahkan, pasca pembunuhan Syeikh Yassin, AS benar-benar sendirian. Eropa pun mengecam sikap Israel. Harian Haaretz, edisi 2 April 2004, memuat berita, bahwa Masyarakat Eropa menilai, aksi-aksi tentara Israel (Israeli Defence Force/IDF) terhadap penduduk sipil Palestina, juga merupakan aksi teror. Ditulis dalam berita itu: ?The European Parliament on Thursday compared injuries to Palestinians by Israeli military action to "acts of terror," and called for a suspension of the Israel-EU Association Agreement, should Israel persist with its policy of assassinations.?

Israel adalah pelanggar terbesar berbagai resolusi PBB. Ia jelas-jelas melakukan praktik kolonialisme yang bertentangan dengan Piagam PBB. Dunia internasional, hampir tiap hari menyaksikan dan mendengar cerita tentang penjajahan, pembunuhan, dan berbagai kekejaman tentara Israel. Kasus ini benar-benar jelas. Mana yang salah dan mana yang benar. Mana yang zalim, dan mana yang dizalimi. Kasus ini menjadi titik penting penyelesaian berbagai masalah internasional, termasuk masalah terorisme.

Namun, AS terus-menerus melakukan pembelaan terhadap Israel. Mengapa? Ada sejumlah teori yang menjelaskan soal hubungan khusus (special ally) antara AS dan Israel. Kali ini, kita simak dua faktor penting yang menyebabkan AS terus mengekalkan politik ?anak-emas?nya terhadap Israel, yaitu (1) dukungan kelompok Kristen fundamentalis dan (2) kelompok ?neo-orientalis?. Kedua kelompok itu dikenal dalam politik AS sebagai kelompok neo-konservatif yang berpengaruh besar terhadap politik internasional AS.

Buku Religion and Globalization, (London: SAGE Publications, 1994), yang diedit oleh Peter Beyer, menyebutkan, kelompok Kristen fundamentalis AS, yang lebih dikenal sebagai Kristen Sayap Kanan (The New Christian Right/NCR), mulai dikenal pada akhir 1970-an. Ketika itu masyarakat AS menyaksikan kebangkitan munculnya kelompok ini, yang dalam politik AS dikenal sebagai ?gerakan politik keagamaan konservartif? atau a conservative religio-political Movement.

Kelompok Kristen fundamentalis juga dikenal dengan sebutan ?Kristen-Zionis? (The Zionist Christian) karena dukungan kuat mereka terhadap posisi dan kepentingan Zionis Israel. Mereka menggunakan ayat-ayat Bible untuk menguatkan posisi Israel, bahwa seolah-olah Tuhan telah memuliakan bangsa Israel, sehingga apa pun perilaku bangsa Yahudi tersebut, harus didukung. Kitab Kejadian 12:3 menyebutkan pernyataan Tuhan kepada bangsa Israel: ?Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Satu kelompok lain yang terus menyokong posisi AS terhadap Israel adalah para ilmuwan yang dikenal sebagai kelompok ?neo-orientalis?. Salah satu yang menonjol, misalnya, Bernard Lewis. Tahun 2003, ia menerbitkan buku tipis berjudul The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror (London: Phoenix, edisi 2004). Buku ini perlu dicermati, karena kabarnya termasuk yang cukup laris di Barat dan memberikan panduan, bagaimana Barat, khususnya AS, memandang dan menerapkan kebijakan terhadap dunia Islam, termasuk masalah Palestina. Jika ditelaah, buku Lewis ini merupakan satu bentuk ?apologia?, yang dalam bahasa Greek (Yunani) memiliki arti ?pembelaan diri? (?speech in defence?)

Buku Lewis memiliki gaya dan ruh sejenis dengan buku The Clash of Civilization and Remaking of World Order -nya Samuel P. Huntington. Bahkan, Lewis lah yang sebenarnya telah mengangkat tema ?Clash of Civilization? sebelum dipopulerkan oleh Huntington, di era pasca keruntuhan Soviet. Shireen T. Hunter, dalam satu tulisannya berjudul The Rise of Islamist Movements and The Western Rresponse: Clash of Civilizations or Clash of Interests??, menyebut, ilmuwan seperti Bernard Lewis, termasuk tokoh aliran ?neo-Orientalist?. Aliran ini melihat munculnya kecenderungan anti-Barat pada kalangan ?Islamists? sebagai konsekuensi dari ?clash of civilizations?. Lewis menganggap, bahwa paham anti-Barat (anti-Westernism), khususnya anti-Amerika (anti-Americanism), merupakan derivasi dari gabungan antara unsur-unsur ?penghinaan?, ?kecemburuan?, dan ?ketakutan?. Aliran Lewis ini berbeda dengan aliran neo-Third-World, yang memandang munculnya semangat anti-Barat sebagai dampak dari kebijakan politik Barat. Misalnya, dukungan Barat terhadap rezim-rezim represif otoriter di dunia Islam dan juga dukungan sepihak terhadap Israel.

Pola pikir ?neo-orientalist? itulah yang mewarnai isi buku The Crisis of Islam ini. Maka, jangan heran, jika pembaca nyaris tidak akan mendapatkan kritik apa pun terhadap berbagai kebijakan Barat dalam buku ini.

Sebaliknya, berbagai justifikasi dan legitimasi politik Barat dan AS khususnya bisa dinikmati dalam buku ini. Sebuah pertanyaan yang populer di Barat pasca Perang Dingin, misalnya, dilontarkan Lewis, ?Is Islam, whether fundamentalist or other, a threat to the West?? Kata Lewis, yang juga keturunan Yahudi, Islam itu sendiri, bukan musuh Barat. Banyak kalangan Muslim, baik di dunia Islam, maupun di Barat, yang ingin menjalin hubungan lebih dekat dan bersahabat dengan Barat serta mengembangkan demokrasi di negara mereka. Tetapi, Muslim ? dalam jumlah yang signifikan, baik yang fundamentalis maupun tidak ? adalah jahat dan berbahaya; bukan karena Barat membutuhkan musuh, tetapi karena mereka memang seperti itu. (Islam as such is not enemy of the West? But a significant sumber of Muslims ? notably but not exclusively those whom we call fundamentalists ? are hostile and dangerous, not because we need enemy but because they do).

Untuk memudahkan Barat dalam membuat kebijakan politik, Lewis membagi Muslim dalam tiga kelompok: (1) Yang melihat Barat secara umum dan AS, khususnya, sebagai musuh Islam yang abadi; penghalang utama menerapkan keimanan dan hukum Tuhan. Maka, cara satu-satunya dalam menghadapi Barat adalah perang. (2) kalangan Muslim yang tetap berpegang kepada kepercayaan dan budayanya, tetapi mau bergabung dengan Barat untuk menciptakan dunia yang lebih bebas dan lebih baik. (3) Muslim yang melihat Barat sebagai musuh utama. Tapi, karena sadar terhadap kekuatan Barat, mereka melakukan akomodasi sesaat, untuk mempersiapkan ?perjuangan akhir? (final struggle). Lewis mengingatkan, agar Barat tidak salah dalam mengidentifikasi kelompok ke-2 dan ke-3. (We would be wise not to confuse the second and the third).

Dengan tegas, Lewis menyebut Muslim fundamentalis sebagai musuh Barat. Ia menyebut sejumlah ciri Muslim fundamentalis: (1) menganggap masalah yang dihadapi Muslim sebagai dampak dari modernisasi yang berlebihan dan mengkhianati nilai-nilai Islam yang murni (2) menganggap obat dari ?penyakit? itu adalah kembali kepada Islam sejati dan sekaligus menghapuskan semua hukum dan aspek sosial yang dipinjam dari Barat, serta menggantikannya dengan syariat, (3) menganggap bahwa perjuangan tertinggi adalah melawan pengkhianat di dunia Islam yang melakukan Westernisasi.

Menempatkan dirinya sebagai penasehat Barat, maka tidaklah aneh jika Lewis melakukan berbagai legitimasi terhadap kebijakan-kebijakan politik Barat dan AS. Dalam soal Israel-Palestina, misalnya, Lewis lebih banyak mengkritik sikap Muslim ketimbang kebijakan AS. Ia mengritik, mengapa pihak Arab dan Palestina pada 1930-an justru bersekutu dengan Jerman yang banyak mengirim orang Yahudi ke Palestina, dibanding Inggris, yang justru ingin mengeluarkan orang-orang Yahudi. Ia pun mempertanyakan, mengapa Arab lebih banyak memusuhi AS ketimbang Soviet, padahal Soviet memainkan peranan penting dalam pendirian negara Israel. Kritik Lewis jelas tidak fair. Sejumlah fakta penting tentang peranan Inggris dan AS dalam pendirian negara Israel, tidak diungkapnya. Ia tidak menyebut Deklarasi Balfour yang merupakan satu diantara tiga pijakan berdirinya negara Israel. Benar, Soviet banyak membantu senjata kepada Israel dalam perang tahun 1948-1949. Tapi, AS adalah arsitek keluarnya Resolusi 181 MU-PBB, 1947, yang membagi Palestina menjadi tiga bagian, dan memberi Yahudi hak 50 persen wilayah Palestina. Lewis tidak menyebut soal ini. Pun, ia membuang fakta AS adalah pelindung dan pembantu setia Israel. Apalagi, dengan menguatnya peran lobi-lobi Yahudi sayap kanan di sana.

Hendrick Smith, pemenang Hadiah Pulitzer, menulis dalam bukunya The Power Games: How Washington Works, sederet fakta tentang soal ini. Berkat peran AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee), bantuan AS kepada Israel melonjak dari 2,1 milyar USD (1980) ke 3,8 milyar USD pada 1986. Buku-buku yang mengulas tentang ?hubungan spesial? antara Israel-AS ini begitu banyak bertebaran. Namun, Lewis sama sekali tidak menghiraukannya. Malah, ia menulis, bahwa hubungan strategis antara AS dan Israel adalah akibat dari penetrasi Soviet, bukan sebab.

Lewis secara jujur menyatakan, perhatian utama semua pemerintah AS adalah untuk menjamin kepentingan-kepentingan AS. Pasca Perang Dingin, kebijakan utama AS di Timur Tengah, ditujukan untuk mencegah munculnya hegemoni tunggal di wilayah itu, yang akan memonopoli minyak. Untuk itu, ia tidak menyoal, mengapa Barat dan AS mendukung rezim-rezim otoriter di Timur Tengah yang melakukan berbagai tindak kejahatan kemanusiaan. Sebab, itu dilakukan untuk mengejar kepentingan. Maka, tulis Lewis, sikap Eropa dan AS terhadap rezim-rezim semacam ini adalah: ?We don?t care what you do your own people at home, so long as you are cooperative in meeting our needs and protecting our interests?.

Buku Lewis ini sebenarnya tidak terlalu ?serius? dibandingkan buku-buku yang dia tulis sebelumnya, seperti buku Islam and the West, (New York: Oxford University Press, 1993). Namun, buku The Crisis of Islam, lebih praktis dan mudah dibaca sebagai panduan politik penguasa Barat. Itulah yang terjadi di Iraq. Sebelum serangan AS, Lewis sudah menulis, bahwa di Iraq dan Iran, penguasanya sangat anti-AS. Maka, kata dia, ?Kita? dapat membantu kekuatan-kekuatan oposisi demokratis untuk mengambil oper dan membentuk pemerintahan baru.

Ia juga menasehati, agar AS dan Barat pada umumnya, membantu atau tidak menjauhi kalangan Muslim yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Maka, jangan heran, jika AS sekarang rajin membantu sebagian kalangan sekular-liberal yang dipandang sejalan dengan mereka. Dan mendorong kelompok-kelompok ini untuk ?nggebuki? (menghantam) saudara-saudara Muslimnya sendiri.

Ilmuwan-ilmuwan sejenis Lewis inilah yang membuat persoalan Palestina dan dunia pada umumnya sulit terpecahkan. Ia tidak mau melakukan koreksi yang substansial terhadap politik Barat, khususnya AS, dalam masalah Palestina. Padahal, dunia begitu jelas melihat duduk persoalannya. Bahwa yang terjadi di Palestina adalah pendudukan Israel, pengusiran warga Palestina, kekejaman-demi kekejaman yang dilakukan Israel, dan dukungan yang terus-menerus dari AS.

Semenntara dunia pun makin terbuka, dan kejahatan Israel semakin tersingkap. Ujung-ujungnya justru berakibat pada ketakutan kaum Yahudi sendiri di berbagai belahan dunia. Itu memang ulah mereka sendiri. Kita dapat membaca fenomena Yahudi kontemporer sekarang ini dan menelaah, bagaimana Al-Quran telah banyak bercerita tentang sifat kaum Yahudi. Diantaranya, sifat serakah pada dunia dan ingkar nikmat Allah. Wallahu a?lam.
YAHUDI BUKAN TAKUT PADA ISLAM GUOBLOK JUSTRU YANG YAHUDI TAKUTKAN KEHANCURAN KITA SEMUA.........MEREKA MASIH PUNYA RASA KEMANUSIAAN......SEJARAH MASIH MENCATAT 6 NEGARA HANYA DALAM ENAM HARI..SEMUA BERTEKUK LUTUT.......AMAT DIBEJAT MASIH KALAH GERTA AME ANWAR SADAT....TAPI NYATANYA APA .....BUNGKEM........PADA HAL MEREKA DI BANTU PENUH OLEH ...KOMUNIS.....JADI BUKAN CUMA ENAM NEGARA 7 NEGARA.........PASUKAN ARAB KENCING DI CELANA SEMUA... ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260
kuku bima
kuku bima
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 4057
Age : 43
Location : firdaus
Job/hobbies : memperkenalkan Yesus
Humor : iman yang buta membawa malapetaka...
Reputation : 12
Points : 10368
Registration date : 2011-05-20

http://Islam bukan agama ,tapi Idiologi mematikan..

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by kuku bima Wed 21 Mar 2012, 12:04 pm

penggembala_domba wrote:Pohon Ghorqod (Pohonnya Yahudi) dan Pohon Beringin

Pohon Ghorqod (nitraria retusa) tampaknya sedang naik daun di Indonesia. Naik daun karena pohon ini konon merupakan satu-satunya pohon yang melindungi orang yahudi ketika akan terjadi kiamat manakala kaum muslimin memerangi kaum yahudi. Diceritakan dalam hadits Bukhari:

“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon Ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi.”

Ya .. dalam perang yang kita bisa lihat dari dulu hingga saat ini ... hingga akhirnya kaum Muslim merai kemenangan

Menjadi semakin naik daun karena beberapa pihak yang menghubung-hubungkan penanaman pohon oleh JNF, peristiwa “penyerbuan” kapal Mavi Marmara dan persiapan kaum Yahudi berperang dengan kaum muslimin. Namun situs jnf.org yang dikutip beberapa pihak bahwa Israel menanam 220 juta pohon ghorqod, tidak memberi deskripsi tentang pohon ini. Di situs tersebut hanya disebutkan:

“While the forests of Israel belong to the people, JNF ensures their environmental soundness and is focusing on diversification, planting trees indigenous to the Middle East such as native oaks, carob, redbud, almond, pear, hawthorn, cypress and the exotic Atlantic cedar.”

http://politik.kompasiana.com/2010/06/07/pohon-ghorqod-pohonnya-yahudi-dan-pohon-beringin/

MUNGKIN JUGA YA SOALNYA PERANG 6 HARI SUKSES KEARENA YAHUDI BERSEMBUNYI DI BALIK POHON ITU,,,,,,,, ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 ketakutan Yahudi pada islam 581260 DONGENG DI IMANI GUOBLOK.....
kuku bima
kuku bima
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 4057
Age : 43
Location : firdaus
Job/hobbies : memperkenalkan Yesus
Humor : iman yang buta membawa malapetaka...
Reputation : 12
Points : 10368
Registration date : 2011-05-20

http://Islam bukan agama ,tapi Idiologi mematikan..

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by kuku bima Wed 21 Mar 2012, 12:06 pm

adhoel13firmansyah wrote:hanya orang bego yang mau nyembah orang bego...
tuhan sih di salib n cm pke celana pula...
jelas" itu bukan tuhan, dia tuh cuma judis sikariot....dasar begooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
LIHAT ORANG2 BEGO SEPERTI KAMU DI AVATAR SAYA.....ISLAM SYIAH ISLAM HOMO...TELADANI MAMAD.....
kuku bima
kuku bima
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 4057
Age : 43
Location : firdaus
Job/hobbies : memperkenalkan Yesus
Humor : iman yang buta membawa malapetaka...
Reputation : 12
Points : 10368
Registration date : 2011-05-20

http://Islam bukan agama ,tapi Idiologi mematikan..

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by salsabila Wed 21 Mar 2012, 2:31 pm

kuku bima wrote:
adhoel13firmansyah wrote:hanya orang bego yang mau nyembah orang bego...
tuhan sih di salib n cm pke celana pula...
jelas" itu bukan tuhan, dia tuh cuma judis sikariot....dasar begooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
LIHAT ORANG2 BEGO SEPERTI KAMU DI AVATAR SAYA.....ISLAM SYIAH ISLAM HOMO...TELADANI MAMAD.....

punya harga diri dikitlah kuku babi masa di anggap kotoran ma orang yahudi ttp aja di bela

salsabila
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 376
Reputation : 1
Points : 4924
Registration date : 2011-11-15

Back to top Go down

ketakutan Yahudi pada islam Empty Re: ketakutan Yahudi pada islam

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum