Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 33 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 33 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 412 on Tue 29 Oct 2024, 11:45 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
pembebasan tanah palestina
Page 1 of 1
pembebasan tanah palestina
Nama lengkap beliau adalah Al-Malik al-Mudhaffar Saifudin Quthuz Ibnu Abdullah At-Turkumany. Beliau adalah seorang pahlawan pemberani, bercita-cita tinggi dan pemilik tangan besi, memegang kekuasaan dengan keberanian yang luar biasa dan perencanaan yang benar-benar matang. Loyalitas dan perjuangannya demi kejayaan Islam tidak diragukan lagi.
Jika kita telusuri kehidupannya, beliau pada masa kecilnya adalah seorang hamba sahaya milik Ibnu Zaim, salah seorang pedagang berkebangsaan Damaskus. Lalu menjadi hamba sahaya Ruknuddin Al-Haijawy, seorang pembesar Mamalik di Mesir pada masa raja Kamil (615-635 M). Terakhir kalinya Quthuz menjadi salah seorang mamalik sultan Izzudin Aibek (648-655 M). Ia tekun dalam bekerja, sehingga membuatnya menonjol dan mampu menempati posisi yang dekat dengan sultan. Sejak saat itulah karirnya terus menanjak sampai beliau meninggal.
Quthuz menjadi pembantu khusus dari kalangan mamalik bagi sultan Aibek. Termasuk orang terdekat dan kepercayaan Aibek. Sultan Aibek mengangkatnya menjadi wakil sultan. Setelah Aibek meninggal, beliau digantikan putranya Al-Manshur. Pada pertengahan masa ini, beliau juga dijadikan panglima, menggantikan Alamuddin yang menjadi panglima atas tunjukan Aibek. Saat memegang jabatan panglima, terjadi pemberontakan yang terbentuk dari gabungan pengikut Alamuddin di Syam dan Bani Ayyub. Pemberontakaan ini dapat dipatahkan pada tahun 656 H/ 1258M. Pada waktu yang bersamaan kehancuran Baghdad di tangan Mongol dan berakhirnya kekuasaan Abbasiyah. Dalam keadaan yang genting tersebut, anehnya raja Al-Manshur tetap tidak menunjukkan perhatiannya. Beliau hanya bersuka ria dengan segala kemewahannya sambil menonton lomba balap khimar di sebuah benteng. Tatkala berita ancaman Mongol terhadap Syam datang, Al-Manshur pun mengumpulkan para pembesar untuk memusyawarahkannya. Saat itulah Quthuz merasa mendapatkan peluang yang tepat untuk mengambil alih kekuasaan. Quthuz teramat benci dengan kepribadian Al-Manshur. Ia pun akhirnya mengamankan Al-Manshur, saudara dan ibunya. Begitulah kekuasaan Al-Manshur berakhir setelah beliau memimpin dalam tempo dua tahun.
Kesultanan Saifudin Quthuz
Banyak pembesar kerajaan yang menyesalkan tindakan ini, beliaupun mengemukakan alasan bahwa ia melakukan hal tersebut karena khawatir terhadap ancaman Mongol dan ancaman raja Nashir. Quthuz pun terus meyakinkan para pembesar sampai mereka puas. Selanjutnya Quthuz mengambil alih kekuasaan dengan tangan besi. Ia menyiapkan segala bekal untuk menghadapi bahaya merah yang mengancam Syam dan Mesir saat itu. Yaitu bahaya Mongol.
Ketika Mongol hendak menaklukkan Syam dan menghancurkan semua kota yang mereka temui, Nashir Yusuf -penguasa Damaskus- baru menyadari bahaya tentara Mongol. Sampai pada akhirnya beliau mengirim surat kepada raja Mughits Umar -penguasa Kurk- dan juga kepada Quthuz -penguasa Mesir- untuk mengadakan perlawanan. Pada waktu bersamaan banyak dari para pembesar Syam yang menyerukan agar menyerah saja. Diantara mereka adalah Zainudin Al-Hafidzy. Ruknuddin Bebris -salah seorang penguasa Mamalik kawasan pinggiran Syam- meskipun ia bermusuhan dengan Quthuz dan membencinya sangat tidak setuu dengan kelakuan para pejabat Syam itu, ia berkata pedas kepada mereka, "Kalian adalah penyebab kehancuran kaum muslimin".
Lalu mulailah Bebris menyiapkan pasukannya dan berangkat bersama rombongannya menuju ke Gaza. Ia mengusulkan kepada Quthuz untuk menyatukan kekuatan kaum muslimin. Oleh Quthuz usulan tersebut diterima, lalu diangkatlah Bebris menjadi salah seorang menteri.
Pertempuran Ain Jalut
Tidak lama setelah peristiwa tersebut datanglah surat ancaman dari Hulako kepada Quthuz di Mesir yang memaksanya supaya menyerah. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa bangsa Mongol telah menaklukkan seluruh daerah. Tidak ada sebuah kekuatan pun yang mampu berhadapan dengan mereka. "Kalian telah melihat sendiri bagaimana kami telah menaklukkan seluruh wilayah. Kami telah membersihkan bumi dari kerusakan. Kami telah membunuh banyak manusia, maka enyahlah dari tempat tinggal kalian! Inilah permintaan dari kami".
Quthuz tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman tersebut. Lalu dibunuhlah para utusan Mongol yang membawa surat tadi. Kepala-kepala mereka digantungkan pada pintu Zawilah -salah satu pintu masuk Kairo waktu itu- dengan maksud mengangkat kembali kemuliaan kaum muslimin yang telah hancur. Saat itu kekuasaan Mongol telah sampai pada daerah Gaza dan Khalel. Ketika Quthuz mendapati beberapa pembesar sedang kebingungan menghadapi keadaan, berkatalah ia kepada mereka, "Wahai para pembesar kaum muslimin! Kalian telah makan dari harta Baitul-mal, namun kalian membenci perang. Aku tetap akan maju...Barang siapa yang menginginkan jihad, hendaknya ia bersamaku! Sedangkan bagi yang tidak menginginkannya silahkan pulang! Sesungguhnya Allah swt Maha Melihat. Kesalahan para pengayom kaum muslimin akan dipikul di atas leher umat yang akan datang".
Tatkala segala persiapan perang telah sempurna berangkatlah pasukan garda depan Mamalik pada akhir bulan juli tahun 1260 M dengan dipimpin oleh Ruknuddin Bebris menuju ke daerah Gaza. Pada waktu yang bersamaan Katbagha telah menyiapkan pasukan Mongol dengan pimpinan Bedra di Gaza. Lalu dengan segera Bedra pun memberitahu Katbagha -yang waktu itu berada di Baflabak- akan kedatangan Bebris. Ia meminta Katabgha agar mengirimkan bala bantuan. Oleh Katbagha dikatakan padanya agar tetap berada di tempat dan menunggu. Akhirnya pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Mamalik. Mamalik dapat merebut wilayah Gaza dan mengusir tentara Mongol sampai sungai Ashy.
Setelah itu sampailah Quthuz dengan sisa bala tentaranya, lalu menggabungkan diri dengan pasukan Mamalik. Pasukan besar ini terus bergerak melalui daerah pinggiran menuju ke danau Thobary. Kemudian ke arah Palestina.
Peristiwa tersebut mencengangkan tentara Salib di Oka. Lalu mereka pun menawarkan bala bantuan kepada sultan Quthuz. Namun beliau menolaknya dan menyumpah mereka agar tidak berpihak atau pun melawannya. Jika tetap bersikeras dan berpihak pada kaum muslimin maka mereka akan diperangi dahulu sebelum tentara Mongol. Pada saat itu Hulako telah pulang ke Mongol dan menugaskan Katabgha sebagai wakilnya di Syam. Ketika Katabgha mengetahui kedatangan kaum muslimin di Syam ia pun memutuskan untuk menyerbu mereka. Lalu berangkatlah ia dan pasukannya menuju ke Ain Jalut, dekat kota Besan di Palestina. Yaitu suatu daerah yang berada di antara dua anak sungai, Jalbuf dan Jalut.
Pada pertempuran ini, Quthuz menggunakan strategi perang yang jitu. Beliau menyembunyikan sebagian besar tentaranya di antara semak belukar dan pepohonan sekitar Ain Jalut. Quthuz hanya menampilkan pasukan utama dengan pimpinan Bebris. Pasukan inilah yang mengawasi gerak-gerik Mongol. Lalu sampailah Katbagha di Ain Jalut, ia laksana lautan api, dikarenakan agresif dan emosi.
Pasukan Katabgha bertemu dengan Mamalik di sebuah desa bernama Ain Jalut, tepatnya pada bulan September tahun 1260 M. Dalam peperangan ini kaum muslimin betul-betul menunjukkan keberanian yang luar biasa, sultan Quthuz pada awal pertempuran mengobarkan semangat tentaranya dengan menyeru dengan lantang, gWaa Islamaahh. Beliau benar-benar berjuang menumpas Mongol habis-habisan. Katbagha sendiri akhirnya terbunuh.
Pertempuran ini memilik cirri khas tersendiri karena diikuti oleh para petani Palestina yang jumlahnya sangat banyak dan mereka sangat antusias dalam bertempur. Tak ayal lagi bahwa kemenangan Ain Jalut ini merupakan titik penghubung bagi sejarah bangsa-bangsa Timur Islam. Mesir, Syam dan Afrika Utara terselamatkan dari ancaman Mongol. Peran Syam dalam peperangan ini bisa dilihat dari upaya pembersihan dengan segera yang dilakukan oleh Sultan Quthuz, sehingga Damaskus dapat kembali ke tangan Islam. Di sisi lain Bebris juga mampu memukul mundur pasukan Mongol sampai ke daerah Halb. Kemenangan ini menyadarkan kaum muslimin akan pentingnya kepemimpinan yang bagus. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bangsa Mamalik telah mengokohkan kedudukannya dengan kemenangan tersebut. Mesir dan Syam dapat bersatu kembali di bawah kekuasaan Mamalik.
Peperangan Ain Jalut ini telah mengantarkan pembebasan kota-kota Palestina satu persatu dari tangan tentara salib. Sampai pada akhirnya mereka harus hengkang sama sekali dari bumi Syam sebelum abad 13 M.
Source: http://sinai.20m.com
Jika kita telusuri kehidupannya, beliau pada masa kecilnya adalah seorang hamba sahaya milik Ibnu Zaim, salah seorang pedagang berkebangsaan Damaskus. Lalu menjadi hamba sahaya Ruknuddin Al-Haijawy, seorang pembesar Mamalik di Mesir pada masa raja Kamil (615-635 M). Terakhir kalinya Quthuz menjadi salah seorang mamalik sultan Izzudin Aibek (648-655 M). Ia tekun dalam bekerja, sehingga membuatnya menonjol dan mampu menempati posisi yang dekat dengan sultan. Sejak saat itulah karirnya terus menanjak sampai beliau meninggal.
Quthuz menjadi pembantu khusus dari kalangan mamalik bagi sultan Aibek. Termasuk orang terdekat dan kepercayaan Aibek. Sultan Aibek mengangkatnya menjadi wakil sultan. Setelah Aibek meninggal, beliau digantikan putranya Al-Manshur. Pada pertengahan masa ini, beliau juga dijadikan panglima, menggantikan Alamuddin yang menjadi panglima atas tunjukan Aibek. Saat memegang jabatan panglima, terjadi pemberontakan yang terbentuk dari gabungan pengikut Alamuddin di Syam dan Bani Ayyub. Pemberontakaan ini dapat dipatahkan pada tahun 656 H/ 1258M. Pada waktu yang bersamaan kehancuran Baghdad di tangan Mongol dan berakhirnya kekuasaan Abbasiyah. Dalam keadaan yang genting tersebut, anehnya raja Al-Manshur tetap tidak menunjukkan perhatiannya. Beliau hanya bersuka ria dengan segala kemewahannya sambil menonton lomba balap khimar di sebuah benteng. Tatkala berita ancaman Mongol terhadap Syam datang, Al-Manshur pun mengumpulkan para pembesar untuk memusyawarahkannya. Saat itulah Quthuz merasa mendapatkan peluang yang tepat untuk mengambil alih kekuasaan. Quthuz teramat benci dengan kepribadian Al-Manshur. Ia pun akhirnya mengamankan Al-Manshur, saudara dan ibunya. Begitulah kekuasaan Al-Manshur berakhir setelah beliau memimpin dalam tempo dua tahun.
Kesultanan Saifudin Quthuz
Banyak pembesar kerajaan yang menyesalkan tindakan ini, beliaupun mengemukakan alasan bahwa ia melakukan hal tersebut karena khawatir terhadap ancaman Mongol dan ancaman raja Nashir. Quthuz pun terus meyakinkan para pembesar sampai mereka puas. Selanjutnya Quthuz mengambil alih kekuasaan dengan tangan besi. Ia menyiapkan segala bekal untuk menghadapi bahaya merah yang mengancam Syam dan Mesir saat itu. Yaitu bahaya Mongol.
Ketika Mongol hendak menaklukkan Syam dan menghancurkan semua kota yang mereka temui, Nashir Yusuf -penguasa Damaskus- baru menyadari bahaya tentara Mongol. Sampai pada akhirnya beliau mengirim surat kepada raja Mughits Umar -penguasa Kurk- dan juga kepada Quthuz -penguasa Mesir- untuk mengadakan perlawanan. Pada waktu bersamaan banyak dari para pembesar Syam yang menyerukan agar menyerah saja. Diantara mereka adalah Zainudin Al-Hafidzy. Ruknuddin Bebris -salah seorang penguasa Mamalik kawasan pinggiran Syam- meskipun ia bermusuhan dengan Quthuz dan membencinya sangat tidak setuu dengan kelakuan para pejabat Syam itu, ia berkata pedas kepada mereka, "Kalian adalah penyebab kehancuran kaum muslimin".
Lalu mulailah Bebris menyiapkan pasukannya dan berangkat bersama rombongannya menuju ke Gaza. Ia mengusulkan kepada Quthuz untuk menyatukan kekuatan kaum muslimin. Oleh Quthuz usulan tersebut diterima, lalu diangkatlah Bebris menjadi salah seorang menteri.
Pertempuran Ain Jalut
Tidak lama setelah peristiwa tersebut datanglah surat ancaman dari Hulako kepada Quthuz di Mesir yang memaksanya supaya menyerah. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa bangsa Mongol telah menaklukkan seluruh daerah. Tidak ada sebuah kekuatan pun yang mampu berhadapan dengan mereka. "Kalian telah melihat sendiri bagaimana kami telah menaklukkan seluruh wilayah. Kami telah membersihkan bumi dari kerusakan. Kami telah membunuh banyak manusia, maka enyahlah dari tempat tinggal kalian! Inilah permintaan dari kami".
Quthuz tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman tersebut. Lalu dibunuhlah para utusan Mongol yang membawa surat tadi. Kepala-kepala mereka digantungkan pada pintu Zawilah -salah satu pintu masuk Kairo waktu itu- dengan maksud mengangkat kembali kemuliaan kaum muslimin yang telah hancur. Saat itu kekuasaan Mongol telah sampai pada daerah Gaza dan Khalel. Ketika Quthuz mendapati beberapa pembesar sedang kebingungan menghadapi keadaan, berkatalah ia kepada mereka, "Wahai para pembesar kaum muslimin! Kalian telah makan dari harta Baitul-mal, namun kalian membenci perang. Aku tetap akan maju...Barang siapa yang menginginkan jihad, hendaknya ia bersamaku! Sedangkan bagi yang tidak menginginkannya silahkan pulang! Sesungguhnya Allah swt Maha Melihat. Kesalahan para pengayom kaum muslimin akan dipikul di atas leher umat yang akan datang".
Tatkala segala persiapan perang telah sempurna berangkatlah pasukan garda depan Mamalik pada akhir bulan juli tahun 1260 M dengan dipimpin oleh Ruknuddin Bebris menuju ke daerah Gaza. Pada waktu yang bersamaan Katbagha telah menyiapkan pasukan Mongol dengan pimpinan Bedra di Gaza. Lalu dengan segera Bedra pun memberitahu Katbagha -yang waktu itu berada di Baflabak- akan kedatangan Bebris. Ia meminta Katabgha agar mengirimkan bala bantuan. Oleh Katbagha dikatakan padanya agar tetap berada di tempat dan menunggu. Akhirnya pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Mamalik. Mamalik dapat merebut wilayah Gaza dan mengusir tentara Mongol sampai sungai Ashy.
Setelah itu sampailah Quthuz dengan sisa bala tentaranya, lalu menggabungkan diri dengan pasukan Mamalik. Pasukan besar ini terus bergerak melalui daerah pinggiran menuju ke danau Thobary. Kemudian ke arah Palestina.
Peristiwa tersebut mencengangkan tentara Salib di Oka. Lalu mereka pun menawarkan bala bantuan kepada sultan Quthuz. Namun beliau menolaknya dan menyumpah mereka agar tidak berpihak atau pun melawannya. Jika tetap bersikeras dan berpihak pada kaum muslimin maka mereka akan diperangi dahulu sebelum tentara Mongol. Pada saat itu Hulako telah pulang ke Mongol dan menugaskan Katabgha sebagai wakilnya di Syam. Ketika Katabgha mengetahui kedatangan kaum muslimin di Syam ia pun memutuskan untuk menyerbu mereka. Lalu berangkatlah ia dan pasukannya menuju ke Ain Jalut, dekat kota Besan di Palestina. Yaitu suatu daerah yang berada di antara dua anak sungai, Jalbuf dan Jalut.
Pada pertempuran ini, Quthuz menggunakan strategi perang yang jitu. Beliau menyembunyikan sebagian besar tentaranya di antara semak belukar dan pepohonan sekitar Ain Jalut. Quthuz hanya menampilkan pasukan utama dengan pimpinan Bebris. Pasukan inilah yang mengawasi gerak-gerik Mongol. Lalu sampailah Katbagha di Ain Jalut, ia laksana lautan api, dikarenakan agresif dan emosi.
Pasukan Katabgha bertemu dengan Mamalik di sebuah desa bernama Ain Jalut, tepatnya pada bulan September tahun 1260 M. Dalam peperangan ini kaum muslimin betul-betul menunjukkan keberanian yang luar biasa, sultan Quthuz pada awal pertempuran mengobarkan semangat tentaranya dengan menyeru dengan lantang, gWaa Islamaahh. Beliau benar-benar berjuang menumpas Mongol habis-habisan. Katbagha sendiri akhirnya terbunuh.
Pertempuran ini memilik cirri khas tersendiri karena diikuti oleh para petani Palestina yang jumlahnya sangat banyak dan mereka sangat antusias dalam bertempur. Tak ayal lagi bahwa kemenangan Ain Jalut ini merupakan titik penghubung bagi sejarah bangsa-bangsa Timur Islam. Mesir, Syam dan Afrika Utara terselamatkan dari ancaman Mongol. Peran Syam dalam peperangan ini bisa dilihat dari upaya pembersihan dengan segera yang dilakukan oleh Sultan Quthuz, sehingga Damaskus dapat kembali ke tangan Islam. Di sisi lain Bebris juga mampu memukul mundur pasukan Mongol sampai ke daerah Halb. Kemenangan ini menyadarkan kaum muslimin akan pentingnya kepemimpinan yang bagus. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bangsa Mamalik telah mengokohkan kedudukannya dengan kemenangan tersebut. Mesir dan Syam dapat bersatu kembali di bawah kekuasaan Mamalik.
Peperangan Ain Jalut ini telah mengantarkan pembebasan kota-kota Palestina satu persatu dari tangan tentara salib. Sampai pada akhirnya mereka harus hengkang sama sekali dari bumi Syam sebelum abad 13 M.
Source: http://sinai.20m.com
paulusjancok- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 809
Age : 37
Humor : Yesus nggak pake sempak...hanya orang GOBLOK yang menyembahnya
Reputation : 1
Points : 6668
Registration date : 2011-08-12
Similar topics
» Tanah Palestina merupakan milik bangsa Palestina
» israel pemilik syah tanah palestina
» INDONESIA, tanah airku, tanah tumpah kepalamu ... disanalah kafir ku penggal ... jadi pandu Allahku ... INDONESIA ...
» israel pemilik syah tanah palestina
» INDONESIA, tanah airku, tanah tumpah kepalamu ... disanalah kafir ku penggal ... jadi pandu Allahku ... INDONESIA ...
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sat 20 Jul 2024, 3:43 pm by darwinToo
» Kenapa Muhammad & muslim ngamuk kalo Islam dikritik?
Sat 20 Jul 2024, 3:41 pm by darwinToo
» Penistaan "Agama"...==> Agama sama seperti cewek/cowok.
Sat 20 Jul 2024, 3:40 pm by darwinToo
» kenapa muhammad suka makan babi????
Sat 20 Jul 2024, 3:39 pm by darwinToo
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin