MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 67 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 67 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

4 posters

Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 6:31 am

Kesaksian Chuck Norris

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 151209top

Lahir dengan nama Carlos Ray pada tahun 1940, "Chuck" kecil tumbuh tanpa seorang ayah. Sosok ayah yang sempat diingatnya adalah seorang pria yang kasar dan suka mabuk, yang kemudian pergi meninggalkan keluarganya. Meninggalkan ibu serta adik-adiknya begitu saja. Kehilangan figur ayah membuat Chuck menjadi seorang yang pemalu, tidak pernah berprestasi dalam olahraga, apalagi dalam pergaulan. Chuck selalu minder dan dihindari teman-temannya.
Chuck si pemalu dan ramah ini kemudian masuk ke Angkatan Udara, dan ditugaskan di Korea. Di tanah ginseng inilah ia secara tidak sengaja mempelajari seni bela diri Tae Kwon Do. Dan di negeri ini jugalah untuk pertama kali teman-teman di baraknya memberi nama julukan "Chuck" yang berarti usapan, karena keramahan dan kelembutannya. Kemudian penambahan nama Norris diambil dari marga ibunya. Dalam seni bela diri, Chuck seperti menemukan jati dirinya. Suatu hal di mana dia tidak perlu berkomunikasi dengan orang lain atau pun bekerja dalam satu tim. Yang perlu dia lakukan hanyalah berlatih keras dan lebih keras lagi, dalam kesendirian yang dinikmatinya.

Ketekunannya di dalam dunia bela diri, membuahkan hasil. Chuck diminta mempertunjukkan keahliannya dalam sebuah acara besar yang dihadiri seluruh Angkatan Udara Amerika Serikat. Sebelum mempertunjukan kebolehannya, dia diharuskan untuk memberikan sebuah pidato singkat sebagai kata sambutan. Chuck pun mempersiapkan pidatonya di atas sehelai kertas dan menghafalkannya. Tiba pada waktunya, ia berdiri di depan ribuan prajurit Angkatan Udara yang menatapnya, Chuck terdiam seribu bahasa di depan mikrofon, sangat gugup dan lupa akan semua kata-kata yang dihafalkannya. Tubuhnya dibanjiri oleh keringat dingin. Ia pun lupa bahwa apakah ia sempat mengatakan sesuatu pada acara itu, yang jelas ia tidak mau mengingat-ingatnya. Baginya, peristiwa itu adalah peristiwa yang paling memalukan dalam hidupnya.

Tidak lama kemudian, prestasinya mendunia. Ia menjuarai enam kali berturut-turut "World Karate Championships", dengan mengalahkan para petarung terhebat kaliber dunia. Dan karena bosan tidak ada lagi yang bisa mengimbanginya, kemudian ia mundur dari kejuaraan itu. Lagipula, seandainya ia tetap ikut dalam kejuaraan itu, para petarung cenderung mundur teratur karena mereka gentar bila harus berhadapan dengannya. Chuck kemudian mendapat penghargaan tertinggi dalam bela diri Korea tersebut, dengan mencapai Ban Hitam tingkat delapan dalam Tae Kwon Do. Dia adalah orang pertama yang berhasil mencapai tingkatan itu sejak 4500 tahun sejarah beladiri Tae Kwon Do didirikan.

Secara bertahap, Chuck mundur dari olahraga bela diri karena tidak menemui lawan yang berarti lagi. Ia kemudian hijrah ke Hollywood yang membuat namanya melambung dan dikenal oleh seluruh orang di dunia. Salah satu debutnya yang terkenal adalah perannya dalam film "Enter The Dragon", sebuah pertarungan yang dikenang dalam sejarah perfilman maupun sejarah bela diri, saat ia bertarung melawan legenda kungfu, Bruce Lee.
Chuck Norris kini menjadi megabintang dan terjun dalam kehidupan glamor selebriti. Pundi-pundi uangnya terus bertambah dari banyak perguruan bela diri miliknya, apalagi setiap buku yang ditulisnya selalu menjadi "best seller". Segera ia masuk dalam jajaran "red carpet" di semua acara selebriti dan segera menjadi teman baik setiap presiden Amerika Serikat beserta para stafnya.


Lahir dengan nama Carlos Ray pada tahun 1940, "Chuck" kecil tumbuh tanpa seorang ayah. Sosok ayah yang sempat diingatnya adalah seorang pria yang kasar dan suka mabuk, yang kemudian pergi meninggalkan keluarganya. Meninggalkan ibu serta adik-adiknya begitu saja. Kehilangan figur ayah membuat Chuck menjadi seorang yang pemalu, tidak pernah berprestasi dalam olahraga, apalagi dalam pergaulan. Chuck selalu minder dan dihindari teman-temannya.
Chuck si pemalu dan ramah ini kemudian masuk ke Angkatan Udara, dan ditugaskan di Korea. Di tanah ginseng inilah ia secara tidak sengaja mempelajari seni bela diri Tae Kwon Do. Dan di negeri ini jugalah untuk pertama kali teman-teman di baraknya memberi nama julukan "Chuck" yang berarti usapan, karena keramahan dan kelembutannya. Kemudian penambahan nama Norris diambil dari marga ibunya. Dalam seni bela diri, Chuck seperti menemukan jati dirinya. Suatu hal di mana dia tidak perlu berkomunikasi dengan orang lain atau pun bekerja dalam satu tim. Yang perlu dia lakukan hanyalah berlatih keras dan lebih keras lagi, dalam kesendirian yang dinikmatinya.
Ketekunannya di dalam dunia bela diri, membuahkan hasil. Chuck diminta mempertunjukkan keahliannya dalam sebuah acara besar yang dihadiri seluruh Angkatan Udara Amerika Serikat. Sebelum mempertunjukan kebolehannya, dia diharuskan untuk memberikan sebuah pidato singkat sebagai kata sambutan. Chuck pun mempersiapkan pidatonya di atas sehelai kertas dan menghafalkannya. Tiba pada waktunya, ia berdiri di depan ribuan prajurit Angkatan Udara yang menatapnya, Chuck terdiam seribu bahasa di depan mikrofon, sangat gugup dan lupa akan semua kata-kata yang dihafalkannya. Tubuhnya dibanjiri oleh keringat dingin. Ia pun lupa bahwa apakah ia sempat mengatakan sesuatu pada acara itu, yang jelas ia tidak mau mengingat-ingatnya. Baginya, peristiwa itu adalah peristiwa yang paling memalukan dalam hidupnya.
Tidak lama kemudian, prestasinya mendunia. Ia menjuarai enam kali berturut-turut "World Karate Championships", dengan mengalahkan para petarung terhebat kaliber dunia. Dan karena bosan tidak ada lagi yang bisa mengimbanginya, kemudian ia mundur dari kejuaraan itu. Lagipula, seandainya ia tetap ikut dalam kejuaraan itu, para petarung cenderung mundur teratur karena mereka gentar bila harus berhadapan dengannya. Chuck kemudian mendapat penghargaan tertinggi dalam bela diri Korea tersebut, dengan mencapai Ban Hitam tingkat delapan dalam Tae Kwon Do. Dia adalah orang pertama yang berhasil mencapai tingkatan itu sejak 4500 tahun sejarah beladiri Tae Kwon Do didirikan.
Secara bertahap, Chuck mundur dari olahraga bela diri karena tidak menemui lawan yang berarti lagi. Ia kemudian hijrah ke Hollywood yang membuat namanya melambung dan dikenal oleh seluruh orang di dunia. Salah satu debutnya yang terkenal adalah perannya dalam film "Enter The Dragon", sebuah pertarungan yang dikenang dalam sejarah perfilman maupun sejarah bela diri, saat ia bertarung melawan legenda kungfu, Bruce Lee.
Chuck Norris kini menjadi megabintang dan terjun dalam kehidupan glamor selebriti. Pundi-pundi uangnya terus bertambah dari banyak perguruan bela diri miliknya, apalagi setiap buku yang ditulisnya selalu menjadi "best seller". Segera ia masuk dalam jajaran "red carpet" di semua acara selebriti dan segera menjadi teman baik setiap presiden Amerika Serikat beserta para stafnya.

Merasa Ketakutan
"Ada beberapa perisitiwa yang mengubah hidup saya," ujar bintang film seri "Walker Texas Ranger" ini. (Film ini adalah salah satu film seri yang memiliki episode terpanjang dalam sejarah perfilman, diputar di televisi selama 12 tahun.) "Yang pertama adalah saat saya membesuk Lee Atwater -- mantan ketua kampanye Presiden George Bush, Sr. -- di rumah sakit, Lee adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidup saya, dan juga seorang teman dekat saya. Saat saya sampai di rumah sakit, ada begitu banyak orang penting mengantri untuk datang menjenguk, namun mereka tidak bisa masuk. Bahkan banyak keluarga dekatnya tidak diperkenankan masuk. Ia hanya mengizinkan orang-orang tertentu untuk menjenguknya."

"Saat saya sedang bercakap-cakap dengan orang-orang yang menanti di luar, tiba-tiba nama saya dipanggil dan diperkenankan masuk. Saya merasa beruntung saat itu karena dipilih untuk boleh bertemu dengan dia. Saya masuk dan melihat di dalam ruangan sudah ada beberapa orang yang sangat penting, sehingga saya memilih tempat di pojok ruangan dan melihatnya dari jauh. Saya melihat Lee sedang sekarat, usianya jauh lebih muda dari saya, baru 30-an tahun. Dia yang biasanya begitu bersemangat dan selalu menginspirasi banyak orang, kini sedang terbaring lemah tak berdaya, bergulat dengan maut karena sebuah tumor besar di kepalanya, dan tidak ada satu pun yang dapat dilakukan dokter untuk menyelamatkannya."

"Lee memandang aku dengan lemah, dan melambai agar aku mendekat. Aku harus menunduk untuk mendengar dia berbisik karena dia sudah sangat lemah untuk berbicara secara normal. Katanya perlahan, `Chuck, percayalah pada Tuhan, aku mengasihimu ....` Aku terkejut mendengar hal itu, seperti terpukul keras. Aku mundur perlahan darinya dan keluar dari tempat itu dengan sangat terkejut. Aku tahu itu adalah kata-kata terakhir Lee bagiku. Entah sudah berapa kali aku mendengar kata-kata itu dari para rohaniwan, tetapi semua itu seakan hanya lewat begitu saja seperti sebuah sampah bagiku. Sekarang aku mendengarnya dari sahabatku sendiri yang sedang berada di ujung kematian, sebuah pesan terakhir yang sangat penting, tidak mungkin dia menyia-nyiakan napas terakhirnya untuk berbicara padaku kalau itu tidak begitu penting."

"Aku duduk terdiam di dalam mobil dan mulai menangis, mengingat kehidupanku selama ini. Aku telah terlalu jauh dari Tuhan, terhisap dan terjebak dalam gemerlap kehidupan seorang bintang, membuat hidupku berantakan. Keluargaku berantakan, dan aku bukan ayah yang baik bagi anak-anakku. Melihat sahabatku sedang menjelang maut, membuat diriku merasa sangat dekat akan maut juga. Sebelumnya, aku tidak pernah takut pada apa pun, bahkan dalam pertarungan bela diri hidup dan mati, tapi kini aku merasa sangat gentar. Aku merasa hidupku menjadi sangat rapuh, dan aku tersadar bahwa semua kekuatan yang telah kubangun selama ini ternyata tidak bisa menghindarkan aku dari maut."

Malam yang Mencekam

Tapi peristiwa "pesan terakhir" dari Lee Atwater pun berlalu, Chuck kembali sibuk dengan bisnisnya. Kembali tenggelam dalam kehidupan selebritisnya dan hanyut dalam pikiran bagaimana mencari uang lebih banyak lagi. Walaupun begitu, peristiwa itu telah membawanya dalam sebuah pemikiran bahwa ia membutuhkan Tuhan. Peristiwa selanjutnya terjadi tidak lama kemudian. Malam itu adalah malam di mana istrinya, Gena, akan melahirkan bayi kembar. Dokter mengatakan kelahiran ini sangat berbahaya karena ada beberapa komplikasi. Paling kurang salah satu nyawa dipertaruhkan malam itu; kalau tidak ibunya, maka salah satu dari kedua anaknya.

Malam itu sangat mencekam bagi Chuck, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada lawan yang harus dikalahkannya selain rasa takutnya sendiri, tidak ada dokter yang bisa ia bayar untuk menjamin keselamatan keluarganya. Ia menangis, karena sadar uang yang begitu berlimpah di rekeningnya yang dikumpulkan sepanjang kariernya, ternyata tidak dapat menyelamatkannya. Dia lalu teringat, bahwa hanya satu Pribadi yang dapat menyelamatkan keluarganya saat ini, yaitu Yesus. Seorang Pribadi yang lembut dan penuh kasih, yang kepada-Nya ia pernah menyerahkan hidup masa remajanya di suatu KKR Billy Graham. Dan kini ia telah melupakan komitmennya untuk mengikuti Dia, Chuck menangis, merasa begitu berdosa dan telah begitu jauh dari-Nya.

Chuck juga teringat ibunya. Dia adalah seorang ibu yang tangguh membesarkan Chuck serta adik-adiknya sendirian. Ibunya adalah seorang yang rajin berdoa, dan selalu berkata pada Chuck, "Tuhan punya rencana untukmu." Selama ini, ia tidak mengerti apa maksud ibunya itu, ia pikir semua ketenarannya ini adalah rencana Tuhan, sampai di situ saja. Tapi pada peristiwa itu, ia kini menjadi mengerti apa yang berusaha disampaikan oleh ibunya. Malam itu pun ia berdoa, agar Tuhan mengampuni semua dosanya, mengembalikan ia kembali dekat pada-Nya, menyelamatkan istri serta bayinya, dan agar rencana Tuhan seutuhnya tergenapi dalam hidupnya. Sungguh luar biasa, Tuhan memberi tanda bahwa Dia mendengarkan Chuck, dengan menyelamatkan istri dan kedua bayi kembarnya. Malam itu juga Chuck menyerahkan seluruh hidupnya pada Tuhan.

Sejak saat itu, ia menghentikan segala usahanya untuk menambahkan pundi-pundi uangnya, dan terjun sangat aktif dalam kegiatan kemanusiaan yang begitu banyak. Menjadi wakil dan utusan perdamaian, memimpin yayasan-yayasan kemanusiaan, masuk sampul-sampul majalah sebagai "Man Of The Year", dan begitu banyak yang lain. Ia melihat setiap hari Gena membaca Alkitab, karena pada waktu itu Gena sudah terlebih dahulu hidup dekat dengan Tuhan sebelum mengenal Chuck. Melihat hal itu, lama-kelamaan Chuck turut bergabung dalam kegiatan membaca Alkitab. Dan menurutnya, hal itu menjadi sangat menyenangkan dan dinikmatinya, membaca Alkitab bersama istrinya setiap hari.

Orang sering datang pada Chuck dan berkata, "Chuck, engkau adalah orang paling beruntung di dunia. Juara karate tak terkalahkan, bintang film terkenal, dan penulis buku-buku terlaris. Tidak ada orang seberuntung engkau di dunia!" Chuck menjawab dengan tersenyum ramah, "Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan itu semua, Tuhanlah yang berhubungan dengan itu semua."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: VOICE Indonesia, Edisi 83, Tahun 2006
Penulis: LM (dari berbagai sumber)
Penerbit: Communication Department -- Full Gospel Business`s Men
Fellowship International -- Indonesia: Yayasan Usahawan
Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta 2006 Halaman: 4 -- 9

Jennifer Strickland

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya JenStrickland-Promo-01



http://www.jenniferstrickland.net/pages/testimony.php

Kesaksian Jennifer Strickland :

"Saya mulai bertanya-tanya siapa wanita di cermin benar-benar dan apa nilai di dunia bisa. . . . "


Ketika saya masih kecil, yang digunakan orang untuk selalu berhenti ,ibuku di jalan dan mengatakan padanya aku harus menjadi model. Pada usia delapan tahun, aku mulai melakukan fashion show, pemotretan, dan pemodelan manekin. Pada tujuh belas, karir saya melepas ketika saya menandatangani kontrak dengan Nina Blanchard Badan Los Angeles dan dia mengirim saya ke Eropa. Selama enam tahun berikutnya, kehidupan saya penuh dengan audisi, iklan TV, dan pemotretan. Sementara mencapai gelar dari USC, aku model di seluruh Eropa dan Australia, muncul dalam mode tak terhitung jumlahnya dan majalah kecantikan, katalog, dan kampanye.

Jadi bangga dengan keberhasilan putrinya, orang tua saya mengumpulkan semua majalah dari kios koran internasional dan dibingkai dalam kolase besar pada dinding di rumah. Tanpa sepengetahuan mereka, saya selalu menemukan diri dalam situasi berbahaya di luar negeri, bahkan harus membela diri secara fisik dari klien, fotografer dan orang-orang di jalan. Saya tinggal dengan model yang hidupnya penuh dengan gangguan makan, penyalahgunaan obat, dan sembrono seksual, saya berurusan dengan kritik yang terus menerus dan penolakan tentang ketidaksempurnaan saya, dan hidup saya mulai lepas kendali.

Setelah kuliah, saya menandatangani dengan dua dari agen modeling paling berpengaruh di dunia, FORD New York dan FASHION Milan, dan pindah ke Italia, siap membawa Milan oleh badai dan menghantam landasan pacu. Sebagai wajah baru di kota, aku segera mulai bekerja dengan fotografer elit, klien dan desainer, termasuk Giorgio Armani. Aku membuka nya dan menunjukkan Emporio Giorgio, menampilkan nya haute-budaya dan garis wanita muda kepada dunia. Armani memilih untuk desain riasan untuk tahun 1995 Giorgio nya Semi Koleksi di wajah saya, dan ingin mempekerjakan saya untuk kampanye mencetak jutaan dolar.

Namun, pada puncak karier saya, tempat ini dari yang sepertinya tak ada batas untuk apa yang bisa saya capai, aku menemukan diriku mencolok terpenuhi. Ketika saya melihat bagaimana kedangkalan daging-terobsesi dunia modeling mode menghancurkan citra diri begitu banyak wanita muda, dan meninggalkan bahkan mereka yang mencapai kesuksesan tanpa tujuan yang jelas, aku mulai merasakan perasaan mengganggu yang ada harus lebih dari hidup ini.

Setelah Armani, karier saya melejit dengan cepat - Aku pergi dari studio ke studio, negara ke negara, setiap hari berdandan untuk menjadi orang yang berbeda: wajah yang berbeda, rambut, pakaian. . . sampai refleksi di cermin menunjukkan kemiripan redup diriku yang dulu. Aku mulai bertanya-tanya siapa wanita di cermin benar-benar dan apa nilai di dunia bisa. Menggunakan obat untuk mengatasi kesepian, kelaparan diri untuk menunjukkan, dan menjadi ribuan mil jauhnya dari rumah, semua mulai untuk mengejar ketinggalan dengan saya. . . dan kereta ini bergerak cepat untuk ketenaran tergelincir dalam kecelakaan yang menyakitkan yang tampaknya mengambil setiap mimpi hati gadis muda saya dengan latar belakangnya.

"Keindahan" yang bergantung pada karir saya akhirnya mengkhianatiku: lingkaran hitam di bawah mata saya, jerawat kistik, dan kerangka begitu tipis sehingga orang bisa melihat semua rusuk bawah punggungku; wajah dan tubuh menanggung tol bisnis yang diobati saya sebagai sepotong plastik yang bisa mengecat, rusak terpisah, dan dibuang di akan. Ketika ibu saya melihat saya selama liburan, ia ketakutan mencoba untuk memberi makan anoreksia tipis tubuhku, dan aku meletakkan beberapa kilogram. Tapi ketika saya melihat Armani pinggang-line telah berubah, dia langsung dipecat saya untuk menunjukkannya. Dari sana, karir saya mengambil slide menurun, dan saya menemukan diri saya berkeliaran di jalan-jalan Florence, Roma, dan Siena, mencari makna hidup saya. Dalam menjulang, gereja megah, aku berlutut dan menangis keluar untuk cinta, tanpa harapan atau keyakinan bahwa doa saya akan terjawab.

Aku akhirnya mencapai titik terendah saat bekerja di Munich - sedangkan mati rasa dengan obat-obatan dan alkohol, saya berniat bunuh diri - tapi sedikit yang saya tahu bahwa Tuhan telah mendengar tangisan saya dan ada di sana, siap untuk mengambil potongan-potongan kehidupan saya yang hancur .

Saya segera bertemu dengan serangkaian kata-kata bijak orang asing yang mengubah arah langkah saya. Dengan taman-taman bir Munich, saya bertemu seorang pria yang sedang membagikan Perjanjian Baru; dia bercerita tentang Kristus, yang cukup mencintaiku untuk mati bagi saya, dan yang bangkit kembali, membuktikan kekuasaannya atas kematian - dan kekuasaan atas kegelapan yang telah dikonsumsi hari-hari saya. Orang ini dan teman-temannya membawa saya ke gereja, saya mendapat sebuah Alkitab bahasa Inggris, dan Allah secara harfiah digunakan dia untuk menyelamatkan hidup saya. Selama waktu ini, saya juga bertemu orang asing di jalan yang berani mengatakan bahwa saya tidak bisa "menjual kecantikan saya," Saya tidak bisa menjual wajahku, tapi aku harus berbalik dan pergi ke arah aku datang - pulang keluarga saya di mana saya berasal.

Dari hampir tenggelam diriku dalam dingin apartemen saya, kosong untuk mendaki gunung bersalju dari Jerman, menemukan Juruselamat yang bisa memberi saya kehidupan baru dan cinta yang saya sangat merindukan, saya mengalami keajaiban sedang dicari oleh Pencipta alam semesta dan diselamatkan. Dalam halaman-halaman Firman-Nya, saya menemukan arti sebenarnya dari cinta dan menemukan keamanan yang berasal dari menjadi anak Allah.

Karena saya meninggalkan industri ini, hidup saya telah benar-benar telah berubah dari dalam ke luar Iman telah mengubah saya.. Ini telah memberikan saya keinginan hati saya dan Rock yang di atasnya berdiri. Ia telah memberi saya kebebasan dari dosa saya dan kebebasan untuk akan aku juga telah sangat diberkati dengan dua anak yang cantik dan seorang suami yang luar biasa yang mendorong saya untuk menggunakan karunia saya untuk kemuliaan Allah.. Dan Tuhan telah memberikan saya tujuan - untuk berbagi cinta dengan yang hilang, untuk menceritakan kisah-kisah hidup saya yang begitu kuat menampilkan keindahan bahwa Allah melihat di jantung setiap wanita, tidak peduli seberapa rusak, acak-acakan, atau bahkan sempurna dia mungkin tampak dari luar.

Saya kagum pada bagaimana Allah telah menetapkan pelayanan ini dalam gerak Pada awalnya, saya mulai berbagi kesaksian saya kepada siapa saja yang akan bertanya;. Saya berbicara di sekolah-sekolah tinggi, pertemuan bisnis, dan makan siang wanita Seiring waktu, Tuhan menunjukkan kepada saya melalui FirmanNya. kebenaran yang lebih dan lebih tentang kecantikan, keburukan, transformasi yang benar, dan kebebasan. Dia memanggil saya untuk berbicara dan menulis dalam nama-Nya, dan mempercayai-Nya dengan yang lain.

Sejak buku saya Gadis Sempurna: Pengakuan Mantan Model Runway keluar, saya telah menerima surat-surat yang tak terhitung jumlahnya dari perempuan dan anak perempuan dipengaruhi oleh cerita ini telah memberikan orang di seluruh dunia berharap bahwa mereka juga dapat menjadi nyata, diterima, dan diubah oleh Tuhan yang sempurna.. Sekarang, pendamping nya Pendalaman Alkitab, yang Gadis Sempurna Panduan Studi, sebuah Perjalanan Melalui Kerinduan Hati kita, sedang dirilis April 1, 2010 Penelitian ini akan mengubah hidup;. Aku tahu, karena saya berubah.

Hari ini, saya banyak pesan saya berbagi, dari Gadis Sempurna Pesan untuk Pria, Cermin dan Majalah, Untuk Eve, Maria, dan Me, apa pun kebutuhan sekolah atau pelayanan .. tetapi yang semua menarik wanita dan anak perempuan "hukum yang sempurna yang membawa kebebasan" (Yakobus 1:25). Melalui iman, kita dapat diubah menjadi lebih dan lebih indah ... . dari dalam ke luar Semuanya dimulai dengan pergeseran fokus kami: bukan mencari media untuk menjadi cermin kita, kita melihat bukan untuk Pencipta kita ada, di mata-Nya, kita dapat melihat cerminan sejati kita - sebagai tak terkira berharga dan indah -. perempuan yang kami selalu ingin menjadi.

Ketika kita akhirnya melihat siapa kita di mata-Nya, kita mulai untuk memimpin kehidupan yang indah yang selalu kita inginkan.


Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 6:35 am

Pastor dan Yahudi

Esther Ueberall
DESEMBER 1902
Hari ini hari Jumat, hari pertama kami membuka usaha kami.

Dengan berseri-seri, saya (17 tahun, pengantin baru) berdiri di sebelah suami saya Solomon, di dalam toko kami yang bernama UEBERALL 3 - 9 – 19 Sen. Terletak di Brooklyn, Amerika Serikat, toko ini menjual barang-barang dengan harga pas, senilai 3, 9 atau 19 sen.
Tamu pertama kami melangkah masuk. Beliau seorang Pastor Katolik muda usia, dari sebuah Gereja Katolik) kecil, namanya Pastor Caruana. Beliau berbelanja sedikit, dan mukanya gelap, semuram warna jubahnya. "Mengapa sedih Bapa?" suami saya bertanya – Pastor Katolik biasa disapa dengan sebutan Father/Bapa - Solomon tergolong orang yang sangat mudah "jatuh hati".
Pastor tersebut berbicara pelan, seolah menerawang menjawab, "Gereja kami harus ditutup...." "Mengapa?" bagi suami saya, agama adalah penyembahan dari menit ke menit. Kami menjalankan semua ritual agama kami, Keluarga Ueberall, sebagaimana sebagian besar orang-orang Yahudi,beragama Yahudi.
Mereka menyembah Allah Yehovah yaitu Allah Abraham, Ishak & Yakub, dan mematuhi hukum Taurat Musa. Mereka bukan beragama Kristen Katolik. Bukan demi ritus itu semata mata, namun kepatuhan kami kepada Allah.
Pastor tersebut menjelaskan bahwa Beliau membutuhkan $500, untuk Senin mendatang. Jemaatnya miskin, dan tidak mungkin memenuhi tuntutan $500 itu. Gereja pusatnya tidak dapat membantu, dan rasanya tidak ada jalan keluar.
Suami saya mendengarkan dengan cermat, dan tangannya meremas-remas jemari saya. Saya merasakan perasaan hatinya yang terdalam. Kami berdua adalah orang-orang Yahudi, pindah dari Austria (suami saya) dan saya dari Rusia. Kami mencari kehidupan yang lebih aman dan baik di Amerika.
Di Eropa, keadaannya kurang begitu baik untuk bangsa kami.
"Tidak! tidak boleh terjadi...." Solomon menggerutu. Ia berpikir keras, dan kemudian berkata: "Jangan kawatir Bapa, kita usahakan uang itu...."Saya melotot ke arah Solomon. Nggak salah? Lima dollar saja tidak kami miliki saat ini. Pastor Caruana juga melotot memandangi suami saya. Kemudian dengan wajah tidak percaya, Beliau meninggalkan kami.
Solomon menatap saya. "Esther, kita memiliki begitu banyak hadiah pernikahan. Kita gadaikan itu semua.
Suatu saat kita tebus itu semua kembali, namun sekarang kita cari 500 dollar...." Solomon melepaskan jam emas beserta rantainya yang merupakan hadiah dari ayah saya. Ia melihat kepada cincin kawin saya. Terpaksa saya buka perlahan dan menyerahkan kepadanya.
MASIH KURANG BANYAK
Solomon kembali petang itu dengan wajah kurang cerah. Ia hanya berhasil mendapatkan $250. Pada saat makan malam ia menjadi riang kembali dan berseri-seri berkata: "Saya tahu, kita pinjam! Keluarga kita besar dan kompak bukan?"
Dan sepanjang hari minggu itu,Solomon pergi mengunjungi para paman, ipar, sepupu, dan kawan kawan yang pernah ia tolong. Beberapa dengan simpatik langsung menolong, beberapa berkeras hati. Solomonmemohon-mohon, ia mengemis-ngemis, ia menghimbau, ia membangkit-bangkit, akhirnya terkumpul lagi sebesar $250.-.
Sejak saat itu, tiap hari Senin, Pastor Caruana merupakan pengunjung toko kami yang paling pagi. Beliau senantiasa membawa sebuah dompet kulit, dan membayar sebagian demi sebagian. Uang tersebut adalah hasil kolekte jemaatnya. Persahabatan kami meningkat. Kemudian seluruh hutangnya terbayar lunas....
BERKAT MELIMPAH
Cincin kawin saya telah berhasil ditebus, dan semua barang-barang yang kami gadaikan kembali dengan selamat. Keberuntungan senantiasa mewarnai toko kami, dan berkat bagaikan luber tercurah. Tak lama sesudah itu kami mengganti nama toko menjadi TOKO SERBA ADA UEBERALL.
Demikianpun dengan jemaat Pastor Caruana. Dengan pelan namun pasti, jemaat itu makin kuat dan makin besar. Mereka bahkan bisa membangun gereja yang lebih kokoh dan bagus, dengan nama Santa Lucia. Tahun 1919 Pastor Caruana dipanggil pulang ke Roma, dan perpisahannya dengan Solomon lebih merupakan perpisahan dua saudara kandung.
TAHUN - TAHUN KEMUDIAN
Solomon secara tiba tiba dipanggil Allah pulang, meninggalkan saya dan dua anak anak. Pukulan keras ini berdampak dua tahun. Saya kemudian bekerja sendiri, dan melatih putera saya mengambil alih usaha. Secara pelan-pelan, ingatan akan Pastor Caruana menghilang dari pikiran saya.
Perang dunia II meletus, dan Hitler menderap masuk Austria . Kesulitan besar terjadi di sana , dan kami menerima surat-surat permohonan dari saudara serta kerabat Solomon, yang ingin disponsori untuk pindah ke Amerika. Tanpa kepindahan ini, kamp-kamp konsentrasi dan maut menanti mereka.
Saya berusaha keras menolong.Namun pemerintah Amerika kemudian menutup kemungkinan migrasi dengan memberlakukan sebuah kuota. Surat-surat permintaan terus masuk. Tiap menerima sebuah, terasa satu tikaman di ulu hati saya. Saya akan bersandar di dinding dan menangis: "Oh Solomon, kalau saja engkau masih hidup...."
Akhirnya saya menghubungi Departemen Perburuhan di Washington, dan mereka menyarankan agar saya membiayai para pelarian masuk Cuba . (Saat itu Cuba masih bersahabat dgn Amerika Serikat). Syaratnya, harus ada tokoh kuat di Cuba yang bisa mensponsori, dan menjamin akan kelangsungan
hidup di sana . Siapa? Saya tak kenal seorang pun di Cuba. Terbersit sebuah ilham. Cuba negara Katholik, mungkin gereja Santa Lucia bisa menolong. Seorang Pastor muda langsung mengirim kawat (telex) kepada pimpinan Gereja Katholik di Havana memberi kabar kedatangan saya.
HAVANA INTERNATIONAL AIRPORT CUBA, 2 HARI KEMUDIAN...
Turun dari pesawat terbang, udara hangat menerpa wajah. Seorang anak laki-laki kecil berlari-lari menemui saya di tangga pesawat dengan sebuah buket kembang mawar. Saya mencium pipi anak kecil ini, terheran heran akan penyambutan VIP macam ini.
Pelan pelan saya melihat sepasang sepatu coklat di sisi anak itu. Mata saya naik ke atas, terpandang sebuah gaun beludru berwarna merah darah dengan rumbai-rumbai kuning. Mata saya terangkat lagi keatas, dan melihat langsung kepada sepasang mata ramah, berkeriput, yang memandang dalam-dalam, dengan riak-riak gelombang hangat di dalamnya.
Orang itu tersenyum kepada saya. Saya memusatkan perhatian. Tangannya terulur kepada saya,dan berkata pelan:
"Esther Ueberall... tidak ingatkah kau pada saya?" Pastor Caruana!! Saya berenang dalam air mata....
Di dalam mobil menuju pusat kota, Pastor Caruana bercerita bagaimana Beliau kemudian ditugaskan Roma di Cuba, dan menjadi Bishop Kepala (Uskup Agung?) disana. Dengan pertolongannya, dua lusin keluarga kami melarikan diri dari cengkeraman Hitler, dan tiba di Cuba . Mereka menantikan dibukanya kuota imigrasi Amerika, dan tidak diperkenankan bekerja. Namun, Gereja Katolik Cuba melindungi mereka, memberi makanan, pakaian, sayur mayur segar dari kebun-kebun sendiri, daging, dan enam bulan kemudian mereka telah aman di Amerika.
KEMBALI KE AMERIKA SERIKAT
Sejak saat itu, saya dan Pastor Caruana berkirim-kiriman surat . Beliau kemudian jatuh sakit dan dirawat di kota Philadelphia , Amerika Serikat. Beberapa kali saya menyempatkan diri menengok, dan dalam tiap doa.... saya selalu ingat keadaan Beliau.
Suatu hari, sebuah surat tiba di meja kerja saya, dari pimpinan Gereja Katolik Philadelphia, dan isinya mengatakan bahwa keadaan Pastor Caruana sangat gawat. Beliau tidak ingin ditemui oleh siapapun, namun terus menerus memanggil-manggil nama saya. 3 jam kemudian saya telah tiba disana , dan duduk dengan diam di sisi tempat tidurnya.
Beliau tampak kurus, lemah, dan tidak berdaya..."Esther. ...", katanya memegang tangan saya. Kami berdiam diri disana, saling memandang. Saya tahu, bahwa Beliau sebentar lagi akan "berangkat".
Kemudian Beliau berkata: "Esther, jaga diri baik baik, saya selalu berdoa untukmu dan untuk keluargamu." Kemudian,dengan banyak kesulitan, Beliau mengeluarkan dari bawah bantalnya sesuatu yang diletakkan dalam genggaman tangan saya.
Beliau memberikan kepada saya sebuah bros perak yang selalu dikenakannya. Air mata yang panas membanjiri saya, dan sambil memegang tangannya erat-erat.
Pergilah dengan tenang Bapa, KENANGAN akan engkau sangat MANIS di dalam hati saya.
Lambang dari suatu hubungan yang manis, dari sekian banyak perbedaan-perbedaan umat manusia, namun...saling berbuat baik, karena kenal DIA !! Ini adalah terjemahan bahasa Indonesia .
Riwayat kehidupan Esther Ueberall ini, dimuat dua kali dalam majalah Guideposts, Februari 1974 dan Mei 1987.
Marilah kita singkirkan semua perbedaan kita dan saling membantu satu sama lain sebagai umat yang mengenal TUHAN "

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 7:01 am

Kesaksian Mantan Peramal
Posted by hopfan on February 2, 2010 at 11:35 AM

KESAKSIAN MANTAN PERAMAL DAN AHLI HONG SUI

Nama asli saya adalah Tjong Khim Long/ Tjuk Lin Tse alias Yusuf. Tjuk Lin Tse adalah nama praktek saya. Saya berasal dari Kalimantan Barat dan sudah menetap di Jakarta selama 21 tahun sebagai seorang Sinshe. Saya juga masuk dalam ikatan Sinshe-sinshe di Indonesia. Sebagai peramal nasib, saya mulai dengan memasang tarip sebesar Rp. 500, untuk setiap pasien. Tarip terakhir sebelum saya bertobat, yaitu tahun 1988 sebesar Rp. 150.000, setiap pasien untuk waktu ½ jam. Pasien saya begitu banyak sampai harus menunggu giliran 2-3 bulan, bahkan 4 bulan untuk diramal nasibnya.

Selama 21 tahun saya tidak pernah memasang iklan, tetapi dapat menjadi begitu terkenal dan saya mempunyai 46 orang murid, baik di dalam maupun di luar negeri, terdiri dari 34 pria dan 12 wanita: Murid yang paling jauh dari Canada,sedangkan yang paling dekat dari Singapore dan Malaysia. Yang dari Indonesia terpencar dari berbagai daerah. Setiap murid harus membayar antara 9-10 juta rupiah pada saat itu. Mereka belajar hal meramal nasib, melihat Hong Sui,membuat Hoe dan Pak Kwa.

CARA MERAMAL NASIB

Sekarang saya mau menerangkan bagaimana saya meramal nasib. Sewaktu pasien mendaftar dan tiba gilirannya untuk diramal maka pada saat pasien datang, saya dapat mengetahui persoalan apa yang terjadi yang menyebabkan pasien tersebut mencari saya; baik itu masalah usaha, masalah rumah tangga dan lain-lain. Saya juga dapat mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien tersebut atau penyakitnya mengharuskan dia dioperasi dan barapa kali dia sudah dioperasi saya dapat mengetahuinya. Lebih dari itu, anak-anaknya dengan tanda-tanda yang ada pada tubuhnya laki-laki atau perempuan, janda atau duda dan lain-lain, semuanya dapat saya ketahui.

Sebenarnya itu bukan karena kehebatan saya, sebab cara saya meramal berasal dari ilmu keturunan nenek moyang saya, bukan karena mempelajari buku-buku. Sejak kecil saya sudah dilatih dengan sembahyang, puasa serta membaca mantra-mantra. Pada saat saya menghadapi pasien untuk diramal, sebenarnya roh yang pada pasien itulah yang telah memberitahu kepada roh yang mengikuti saya. Murid saya yang belum sepenuhnya luluspun sudah dapat disertai dengan roh yang dapat memberitahukan segala sesuatu kepadanya. Dengan adanya roh dari pasien yang memberitahukan kepada roh yang mengikuti saya, kemudian mamberikan firasat kepada saya, maka saya berani menyampaikan ramalan nasib pasien saya secara tepat.

Lalu bagaimana saya yang memiliki latar belakang kehidupan yang sedemikian, dapat percaya kepada Tuhan Yesus, padahal sebelumnya saya sama sekali tidak dapat percaya kepada Tuhan Yesus. Menurut pendapat saya sebelumnya, Tuhan Yesus tidak sebangsa dengan saya, bagaimana Dia dapat membawa saya ke Sorga? Mimpipun tidak mungkin, pikir saya. Saya mengatakan, bahwa Alkitab adalah tulisan manusia, bukan secara langsung dijatuhkan dari langit. Namun ternyata saat ini saya dapat menjadi orang yang lebih percaya kepada Tuhan Yesus, lebih daripada sebagian orang-orang Kristen.

Saya menjadi Kristen bukan melalui kesaksian Orang Kristen, bahkan seandainya ada yang menyodorkan 100 juta rupiah sekalipun supaya saya mau menjadi orang Kristen, saya akan menolaknya. Saya dapat percaya kepada Tuhan Yesus melalui satu proses yang panjang dari Tuhan sendiri.

KENAPA SAYA DAPAT PERCAYA KEPADA TUHAN YESUS?

Tgl. 01 Pebruari 1988 itulah titik awal di mana saya mulai percaya kepada Tuhan Yesus. Setiap manusia mamiliki cinta kasih dan melalui hal inilah saya dapat mengenal Tuhan Yesus. Cinta kasih yang akan saya paparkan di sini adalah cinta kasih antara suami istri.

Pada tgl.23 Maret 1987 isteri saya telah meninggal dunia karena penyakit tidak nafsu makan. Meskipun saya seorang Sinshe, saya tidak pernah membuka resep untuk isteri saya, melainkan menghubungi Sinshe lain yang terkenal untuk membukakan resep untuk istri saya.

Di rumah saya ada satu kamar yang keadaannya seperti layaknya sebuah kelenteng, 21 tahun yang lalu patung yang saya sembah itu dapat bergerak dan selama isteri saya sakit, saya menyembah kepada berhala-berhala itu. ternyata hasilnya tidak ada, demikian juga usaha-usaha saya yang lain bagi kesembuhan isteri saya.

Terakhir isteri saya masuk rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menemukan penyakit apa yang diderita oleh istri saya. Hasil check up secara menyeluruhpun mengatakan bahwa isteri saya sehat, tidak ada sesuatu penyakit. Saat itu keadaan isteri saya setiap hari hanya dapat makan sebanyak dua (2) sendok, jika ditambah satu(l) sendok lagi dia akan muntah. Setelah menghadapi jalan buntu, isteri saya menyatakan bahwa dia menerima Tuhan Yesus dan percaya kepadaNya. Meskipun saya sama sekali tidak percaya kepada Tuhan Yesus, namun karena rasa cinta kasih saya kepada isteri, saya terpaksa mengijinkannya. Pada saat istri saya percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak didoakan oleh siapa-siapa, hanya seorang putra dan putri saya yang belum Kristen pada saat itu. Setelah didoakan, pada malam itu isteri saya dapat tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya, ketika dia bangun, wajahnva begitu berseri-seri dan sejak itu setiap malam dia dapat tidur dengan tenang. Di lain pihak ternyata hal itu justru membuat saya tidak dapat tidur. Kenapa dapat tajadi hal yang demikian? Bayangkan, isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi di rumah saya masih penuh dengan berhala. Menurut ramalan saya dalam waktu 8-10 hari lagi istri saya akan pulang ke rumah dan situasi rumah yang demikian jelas akan merupakan satu persoalan untuknya. Sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus, isteri saya akan mengucapkan “Haleluyah dan Puji Tuhan”, sedangkan saya masih harus mengucapkan kata-kata untuk berhala. Perbedaan hidup yang demikian jelas akan mendatangkan suasana yang tidak baik.

BERHALA-BERHALA DI RUMAH SAYA DIHANCURKAN

Segera saya mengumpulkan murid-murid saya untuk mengadakan rapat, tetapi mereka juga tidak dapat memberikan satu usul tepat sebagai jalan keluarnya. Namun karena rasa cinta kasih saya, segala macam berhala itu kemudian saya hancurkan, termasuk patung yang dapat bergerak dari zaman dinasti Ming tersebut.

Kira-kira 6 jam sebelum isteri saya meninggal dunia, dokter baru dapat menemukan bahwa isteri saya terkena penyakit kanker usus yang sebelumnya kami mengira hanya wasir saja. Saat isteri saya meninggal dunia saya belum percaya kepada Tuhan Yesus, namun dikarenakan isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, upacara kematiannya diadakan secara Kristen dan kemudian setiap malam hari diadakan kebaktian penghiburan di rumah untuk beberapa waktu saya terpaksa mengikuti berdoa di dalam nama Tuhan Yesus dan mendengarkan tentang perihal Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan memberikan Sorga kepada orang yang percaya kepadaNya. Saya ingin sekali mengetahui di mana isteri saya, di Sorga atau di Neraka. Menurut kata orang-orang Kristen dan pendeta-pendeta, isteri saya ada di Sorga, tetapi bagaimana mereka dapat memberikan bukti kepada saya. Tidak ada orang yang pernah ke Sorga dan kembali serta memberitahukan kepada saya, bahwa isteri saya ada disana.

MENGIKUTI SEMINAR PERTUMBUHAN GEREJA DI KOREA SELATAN

Pada bulan Agustus 1987 di Korea Selatan diadakan Seminar Pertumbuhan Gereja bagi orang-orang Asia dan kami sekeluarga yang bejumlah 7 orang ikut mendaftarkan diri. Saya hanya mengikuti acara-acara tersebut, tetapi tidak mengikuti kebaktiannya.

Banyak Gereja-gereja di Asia mengirimkan utusannya ke Korea tapi saya ikut datang ke sana hanya untuk mengetahui tentang Tuhan Yesus saja. Saya mempunyai 4 orang anak, seorang putra dan 3 orang putri. Putri saya yang sulung bisu tuli sama sekali tidak dapat mendengar meski ada bunyi petasan sekalipun. Putri sulung saya yang demikian juga saya ajak ke Korea. Kami juga pergi ke Bukit Doa di mana berduyun-duyun orang yang datang ke sana. Saat itu ada 163 orang dari Indonesia yang pergi ke sana termasuk saya sekeluarga. Di sana ada gua-gua untuk berdoa dan saya hanya sekedar mau tahu saja tentang gua-gua tsb. Saya sudah antri tetapi tidak pernah mendapat giliran.

Disana saya bertemu seorang penatua yang berasal dari Taiwan. Saya melihat dia berdoa untuk menyembuhkan orang-orang sakit tanpa mantera-mantera atau obat, hanya berdoa dalam nama Tuhan Yesus. Ada seseorang yang tangannya selisih panjang pendek, setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus, tangan yang pendek dapat menjulur keluar menjadi sama panjang. Saya juga adalah mantan pemain akrobat dan tukang sulap, tetapi apa yang saya lihat ini bukan sulapan. Kemudian saya meminta kepada penatua tersebut untuk menyembuhkan anak saya yang sulung. Dia menjawab bahwa dirinya tidak dapat menyembuhkan, yang diandalkan hanya kuasa dari Tuhan Yesus. Kesempatan inilah saya pergunakan untuk dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan Yesus tersebut.

Penatua itu meletakkan kedua jarinya di telinga anak saya lalu berdoa. Dia mengatakan, bahwa di dalam nama Tuhan Yesus anak ini harus dapat mendengar dan dapat berkata-kata Amin. Pada saat penatua itu selesai berdoa, dia memetikkan tangannya di belakang anak saya, anak saya sudah dapat mendengar. Peristiwa itu betul-betul membuat hati saya terharu, sebab 31 tahun putri sulung saya tidak pernah mendengar sesuatu suara apapun. Sekarang dia dapat mendengar hanya melalui doa.

Penatua itu mengajarkan putri saya untuk mengucapkan kata-kata “Haleluyah” dan putri saya dapat mengikutinya meskipun dengan ucapan yang belum sepenuhnya tepat. Saat itu saya rasakan diri saya seperti orang udik yang pertama kali datang ke kota. saya merasakan kebesaran Tuhan Yesus.

SAYA MULAI MERASAKAN KUASA TUHAN YESUS

YANG HERAN Dari Korea saya kembali ke Indonesia mampir di Taiwan dan Hongkong. Biasanya setiap kali saya berada di Singapore atau Taiwan selalu didatangi banyak orang yang ingin diramal nasibnya, sehingga tidak dapat pergi ke mana-mana. Tetapi seat itu tidak ada yang mengetahui kedatangan saya di Taiwan sehingga saya dapat pergi ke tempat rekreasi Wu Lay. Ketika saya kembali dari tempat rekreasi tersebut, ternyata kaki saya menjadi bengkak, lebih besar dari sepatu saya.

Dikarenakan jadwal penerbangan yang sudah diatur maka dari Taiwan saya mampir ke Hongkong dengan kaki yang bertambah bengkak lagi. Saya sempat berpikir jika demikian jangan-jangan saya harus menenteng sepatu saya sampai ke Indonesia. Oleh karena itu saya memanggil kedua putri saya untuk mendoakan saya. Setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus ternyata belum terlihat hasilnya, didoakan kedua kali juga belum tampak adanya perubahan, sehingga saya katakan biar sajalah, saya mau tidur saja tetapi keesokan harinya ketika saya bangun ternyata kaki saya sudah sembuh. Dengan penuh sukacita saya pulang ke Indonesia bukan dengan menenteng sepatu, tetapi memakai sepatu.

Saat itu saya belum mau percaya juga kepada Tuhan Yesus dan sesampai di Indonesia saya teruskan pekejaan saya sebagai peramal nasib.

Saat itu saya juga mengidap penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi kronis. Dengan keadaan tersebut saya ingin dapat mengetahui lebih jauh sampai dimana kuasa dari Tuhan Yesus. Saya sudah tidak mau makan obat lagi melainkan saya memanggil putra dan putri saya untuk mendoakan saya. Setelah berdoa saya pergi ke dokter untuk check up. Dokter menanyakan selama satu bulan saya tidak periksa itu telah berobat ke mana? Dokter terheran dengan hasil check up. Saya jawab, bahwa saya tidak berobat ke mana-mana. Dokter itu tidak percaya, tanpa berobat bagaimana mungkin penyakitnya dapat sembuh dan normal seperti itu, baik kencing manis maupun tekanan darah saya sudah normal kembali. Dulu tekanan darah saya untuk turun menjadi 150 saja sulit, tetapi sekarang dapat menjadi 130 - 85.

Hal itu semakin membuat saya tahu bahwa ada kuasa yang besar di balik doa. Saya mau tidak mau harus mengakui kebesaran Tuhan Yesus, tetapi saya belum dapat percaya sepenuhnya kepadaNya, masalahnya adalah terletak pada pekerjaan saya sebagai peramal yang dengan begitu mudah dapat menghasilkan uang. Saat itu dalam sehari saja dapat memperoleh hasil 500-600 ribu rupiah padahal tanpa modal. Jika saya harus percaya kepada Tuhan Yesus, jelas pekerjaan saya tersebut harus saya tinggalkan dan saya tidak dapat mencari uang.

Posisi saya memang terjepit, sehingga saya memilih untuk tetap menjadi peramal nasib. Dan satu hal yang aneh ternyata juga banyak orang Kristen yang mau diramal nasibnya. Hal itu saya ketahui sebab sepulangnya saya dari Korea saya membeli 100 buah Alkitab dan setiap pasien yang datang kepada saya, saya berikan sebuah Alkitab, di antara mereka ada yang menyatakan, bahwa dirinya sudah memiliki Alkitab, berarti mereka adalah orang Kristen, mereka percaya kepada Tuhan Yesus.

Ketika saya menanyakan kepadanya apakah Tuhan Yesus tidak menolong? Dia menjawab, bahwa dulu Tuhan Yesus menolong, tetapi sekarang tidak. Saya menasehati mereka, bahwa mereka pasti ada sesuatu kesalahan dan saya anjurkan segera kembali sungguh-sungguh datang kepada Tuhan . Saya bersaksi kepadanva bahwa saya yang paling tidak percaya, ternyata Tuhan Yesus masih mau menolong saya. Saat itu ramalan saya semakin terkenal, banyak juga orang-orang Kristen yang mau tahu, karena ada peramal yang membagikan Alkitab. Mereka menyatakan, bahwa di dunia ini sayalah satu-satunya peramal yang demikian.

SEKARANG SAYA BERTOBAT SUNGGUH-SUNGGUH

Untuk mengakhiri kesaksian saya, pada tgl. 01 Pebruari 1988 pukul 01.00 barulah saya percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh. Hari itu saya selesai melihat dua Hong Sui dan yang terakhir di Pondok Indah, suatu tempat yang begitu luas baik tanah dan bangunannya. Ketika tiba di sana, hujan turun dengan lebatnya, sehingga saya kesulitan untuk turun dari mobil. Saya membawa kompas, tetapi dari dalam mobil jarum penunjuk tidak dapat menunjuk dengan tepat,sehingga saya terpaksa turun dengan payung untuk melihat tempat tersebut. Sepulangnya dari sana, kira-kira sudah jam 20.00, setelah makan lalu tidur karena badan terasa sudah kurang enak.

Tengah malam saya terbangun dengan pernafasan yang tidak lancar alias sesak. Sebagai seorang Sinshe saya tahu bahwa ini merupakan gangguan jantung. Rasanya saya sudah tidak tahan, udara yang keluar terasa lebih banyak dari yang saya hirup dan dengan situasi yang demikian, saya sadari dalam waktu 5-10 menit saya akan meninggal dunia. Di saat yang demikian, saya teringat kuasa doa dan mulailah saya berlutut di atas tempat tidur, berdoa kepada Tuhan Yesus supaya melalukan masa kritis tersebut, sehingga saya dapat melihat hari esok.

Setelah “Amin” ternyata hasilnya tidak ada, bahkan pernafasan saya terasa bertambah sesak. Saya mengulangi lagi dengan berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus dan Amin lagi, ternyata hasilnya juga tidak ada. Hati saya menjadi sedemikian sesak dan menurut perhitungan, sisa waktu tinggal kira-kira dua menit lagi. Waktu yang pendek itulah yang akan menentukan saya masih dapat hidup atau harus meninggalkan dunia ini.

Dalam keadaan demikian untuk kembali menyembah berhala pada saat seperti itu sudah tidak memungkinkan, sebab semua berhala sudah tidak ada lagi, sehingga satu-satunya jalan adalah saya harus kembali berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus. Situasi sudah sedemikian gawat, saya tidak hanya berdoa supaya disembuhkan, bahkan saya berjanji jika saya disembuhkan saya mau percaya dan menurut kepada Tuhan Yesus, bersaksi dan melayani Tuhan Yesus, meninggalkan segala profesi lama saya. Saat itu saya yakin, bahwa Tuhan Yesus hadir di depan saya.

Seperti biasanya saya mengakhiri doa dengan kata “Amin”, tetapi heran saya, baru mengucapkan kata “A”, belum sampai “MIN”, pernapasan saya sudah lancar dan sembuh secara sempurna. Rasanya tubuh saya begitu segar seperti menjadi muda kembali dan saya dapat merasakan sukacita besar yang belum pernah saya alami selama 61 tahun saya hidup di dunia ini. Sejak saat itulah saya betul-betul percaya kepada Tuhan Yesus.

Saya adalah orang yang berpegang teguh kepada janji, sebab itu saya juga menepati janji saya kepada Tuhan Yesus. Tgl. 01 April 1988 saya mengumumkan, bahwa praktek meramal nasib, serta Hong Sui saya tutup meskipun masih banyak orang yang minta diramal, bahkan yang dari Taiwan, Singapore atau Malaysia. Tuhan mengasihi semua manusia, tetapi sayang hanya sedikit yang mau mengasihi Tuhan Yesus. Saya merasa sangat berhutang kepada Tuhan Yesus yang begitu mengasihi saya dan saya ingin dapat membalas kasihNya.

Saya himbau Anda, kenalilah Tuhan Yesus Kristus, Percaya dan terimalah Dia dengan bulat hati. Percayalah kepadaNya senantiasa dengan 100% jangan 99%, maka hidup Anda diselamatkan, disembuhkan, diPulihkan di Dunia maupun di Sorga.

Kiranya melalui kesaksian ini, ini dapat berguna bagi Anda dalam menguatkan iman semua saudara seiman. AMIN.

Yohanes 3:16

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Yohanes 14:6

"Kata Yesus kepadanya:”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

Ibrani 2: 3-4

“Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan oleh Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.

Ibrani 4:17b

“Pada hari ini, iika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu!”

Kisah Para Rasul 4:12

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang parcaya dalam NamaNya”.

Amin.

Sumber : http://www.ibchopfan.com/apps/blog/show/2751485-kesaksian-mantan-peramal

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 7:16 am

Bill Wiese: 23 Minutes in Hell

TRACK 1

Beberapa bulan yang lalu, Mike Bickle, teman sekerja saya di ‘the International House of Prayer’ mananyakan apakah saya bersedia mengajarkan topik tentang neraka. Ketika mempelajari tentang hal itu, saya di beri sebuah kaset dari seorang teman yang bernama Steve Carpenter.

Kaset itu berisi pesan dari Bill Wiese dan Annette istrinya yang akan Anda dengar. Isi nya mengguncang dunia hidup saya. Dan sepenuhnya merubah cara saya dalam berhubungan dengan keluarga, teman-teman, bahkan juga dengan orang2 yang tidak saya kenal. Betul2 sebuah perubahan secara permanen, saya tidak membesar-besarkan, jadi jangan berpikir saya sedang berbicara dengan hiperbola disini.

Hal ini betul¬betul merubah cara pandang saya terhadap sisa waktu saya di dunia ini. Doa saya adalah bahwa Tuhan juga melakukannya pada Anda hari ini. Saya tidak bisa berlebihan mengenai pentingnya pesan ini. Bill adalah seorang Kristen. Dia menyerahkan hidupnya pada Kristus di umur 16. Dia telah mengenal Tuhan selama 32 tahun.

Bill pindah ke California tahun1976 dan menjadi jemaatnya Pastor Chuck Smith di Costa Messa selama 10 tahun. Bill dan istri hádala seorang ‘Realtor’ (berurusan dengan real estate). Pada 15 tahun terakhir, Bill telah melayani, dan dalam masa kepemimpinan yang berbeda dari Gembala Doctor Gary Greenwald di orange County, California.

Beberapa bulan lalu seorang pendeta di Eagle Nest bernama Raul datang padanya dan berkata “Bill, Tuhan akan melakukan sebuah pekerjaan kebangkitan. Tuhan akan mulai dari Kansas City untuk Amerika. Dia akan mengirim Anda kesana, dan kamu harus pergi” Bill dan istrinya sama sekali belum pernah ke Kansas City sebelumnya. Esok nya saya menelpon Bill dan mengatakan “ Apakah kamu berkeinginan untuk dating ke Kansas City?” “Saya telah melihat video Anda dan saya pikir Anda memang harus datang” “Saya yakin adanya perintah Tuhan. Anda akan mendengarkan tentang sebuah penglihatan tentang neraka, tetapi yang lebih penting, Anda akan mendengar sebuah pengalaman yang akrab bersama Yesus Kristus dan Kasih Nya terhadap seisi dunia ini. Bill ada di neraka saat itu.

Dia bukan pengamat yang umum seperti yang dialami beberapa orang, melainkan ia mengalami penyiksaan neraka sekitar satu setengah jam. Benar-benar tanpa harapan untuk bisa keluar lagi. Bill dan istrinya sangat menyelaraskan hidupnya pada Yesus Kristus, dan juga pada pekerjaan Tuhan, dan pada pimpinan Roh Kudus. Anda akan menyukai dia pula. Inilah dia Bill dan Annette Wiesel...

TRACK 2

“Suatu kehormatan untuk bisa berada disini. Perjalanan ini telah menjadi semacam berkat bagi kita semua. Seperti Hal sampaikan, kami berada di bisnis Real Estate. Kami tidak melakukan ini menjadi mata-pencharian. Kita tidak melakukan ini demi uang. Yang kami ketahui hanyalah Tuhan telah berkata pada kami untuk pergi dan menyampaikan pada dunia tentang KasihNYA pada manusia, dan tempat yang Dia inginkan untuk setiap ciptaannya kelak berada. Jadi, untuk itulah kami disini. Maka, untuk menyingkat waktu, saya akan segera masuk ke dalam topik kita sebenarnya.

TRACK 3

“Tetapi sebelumnya saya akan menyampaikan beberapa hal... pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam pikiran Anda. Pertanyaan pertama yang akan muncul bila saya menyaksikan diri saya adalah, ‘Bagaiman saya tau kalau semua ini bukan hanya sekedar mimpi belaka”? “Mimpi buruk?” Beberapa point harus di tetapkan...
Pertama sekali, saya meninggalkan tubuh saya. Ketika saya menoleh, saya melihat tubuh saya terbaring di lantai. Jadi saya tahu dengan sebenarnya bahwa ini adalah suatu pengalaman meninggalkan tubuh saya (out of body experience). Beberapa orang Kristen mengatakan “Oh.. seorang Kristen tidak mungkin meninggalkan tubuhnya, atau mengalami hal yang seperti ini”

Tetapi itu tidak benar, dalam 2Korintus 12:2 ketika Rasul Paulus di bawa ke tingkat tiga surgawi, Dia berkata “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.” Jadi bila Paulus tidak yakin bukan berarti hal ini tidak mungkin. Juga dikatakannya dalam ayat 1 bahwa hal itu adalah suatu pemandangan sehingga saya percaya hal ini termasuk dalam klasifikasi pemandangan (vision)
Dan dalam Ayub 7: 14 di katakana, “Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.” Jadi itulah yang sebenarnya Tuhan lakukan, Menakutkan saya melalui sebuah penglihatan. Juga, karena pengalaman ini, saya butuh waktu satu tahun untuk bisa tenang dan kembali menjadi manusia normal. Saya telah menjadi begitu kecewa dan menderita trauma dari rasa takut yang akhirnya merubah seluruh cara saya memandang dan menjadi saksi dan juga lebih banyak menghargai Tuhan atas keselamatan yang anugerahkanNya. Lalu saya

TRACK 4

Mengajak istri saya untuk tampil sejenak agar dia bisa sedikit berbagi dengan Anda beberapa-saat tentang bagaimana dia menemukan saya di ruang tamu, karena saya tidak ingat saat itu. Jadi saya ingin dia menyampaikan ceritanya sedikit. Terima kasih saying Saat itu sekitar jam 3:23 subuh ketika saya terbangun. Saya ingat karena saya melihat jam saat mengetahui Bill tidak berada disampingku dan saya mendengar teriakan berasal dari ruang tamu kami. Saya segera menuju kesana dan menjumpai suami saya dengan cara yang tidak pernah saya jumpai sebelumnya. Semua orang yang mengenal Bil tahu , dia adalah tipe yang sangat sangat konservatif secara alamiah. Sangat tenang, layaknya seorang professional.

Dia bukan tipe orang yang mudah terpengaruh oleh apapun… kecuali karena Tuhan. Tapi, pokoknya saya melihatnya di sana sangat menderita trauma yang luar biasa dengan memegangi kepalanya,sambil menangis dan berteriak. Dia berada di tengah-tengah ruang tamu, dan saya benar2 tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya pikir dia terkena serangan jantung. Saya mulai berdoa dan di meraung dan berkata “ Berdoa supaya Tuhan mau mengilangkan semua itu dari pikiranku” Tuhan membawa saya ke neraka” Aku merasa tubuhku seperti sedang mati. Aku tidak tahan ini”

Jadi saya melanjutkan berdoa baginya, dan selanjutnya beberapa saat kemudian Bill mulai tenang. Dia benar2 berada dalam kondisi trauma yang hebat. Seperti orang yang pulih bekas perang Vietnam atau orang yang hidup setelah kecelakaan lalu lintas yang hebat. Ini bukan seperti orang yang terbangun karena mimpi buruk.

Jadi saya mau bersaksi mengenai hal itu. Saya sangat di berkati dengan seorang perempuan yang baik. Saya sangat bersyukur pada Tuhan. Saya telah menikah selama empat tahun, mengenal nya selama enam tahun, dan ini hádala enam tahun terbaik di dalam hidup saya. Itulah yang saya katakan, jadi Terpujilah Tuhan.

TRACK 5

Pertama sekali… Saya mau mencari tahu setelah pengalaman ini, apabila ada manusia di dalam Alkitab yang pernah mengalami neraka. Jadi saya mulai menéela dan saya menemukan, dan banyak mendengarkan Check Messler, dia adalah guru Alkitab de seluruh negeri, seorang murid sejati dan mengatakan bahwa Yunus juga mengalami pengalaman neraka. Dalam Yunus 2:2 di katakan. “"Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.....”
Jadi paling tidak ada seorang di Alkitab yang mengalami pengalaman neraka. Yunus. Saya juga ingin mencari tahu, sebab saya sedang membangkitkan semangat gereja yang mula-mula yang bakal Anda alami, harus sesuai dengan Perkataan Tuhan. Jadi saya tahu betul kalau yang saya alami itu adalah nyata, itu telah ada tertulis dalam firman Nya.
Kemudian saya mulai mencari dan menemukan lebih dari 400 yang menguatkan apa yang saya lihat, dengar, rasakan, segala sesuatu yang berhubungan dengan neraka. Semua itu telah ada dalam Alkitab, jadi apa yang saya katakan itu semua ada dalam Alkitab. Saya membuat referensi untuk beberapa ayat, saya tidak dapat mengkutip seluruh 400 ayat tetapi paling tidak sebagian. Saya juga menjumpai di luar sana setidaknya ada 14 orang yang telah mengalami sebagian pengalaman neraka. Hampir semua mengalami keadaan dekat ajal (near death experiences). Orang-orang di rumah sakit meninggal dan di bawa pergi dan seterus nya.

TRACK 06

Penjara dan setan-setan: Jadi segera kembali pada hal ini; Saya dan istri sedang berada pada acara doa bersama statu Minggu malam, dan kami pulang seperti malam2 biasanya, lalu tidur.. Sekitar pukul 3.00 pagi hari saya di bawa, saya tidak tahu bagaimana saya bias tiba di situ, sampai saya kembali,

Tuhan menjelaskan, tetapi saya menemukan diriku seperti di masukkan kedalam penjara., seperti sel penjara umumnya, dengan tembok-tembok besar dan jeruji besi, (di pintunya), dan saya tidak tahu dimana saya sedang berada,… yang saya ketahui ini sangat luar biasa panas, sangat panas, tidak bisa terbayangkan bahwa saya masih hidup di dalam sel itu… saya merasa bahwa semestinya saya sudah terurai dengan panas yang sedahsyat ini, tetapi saya masih tetap hidup, dalam sel ini, ada cahaya dalam ruangan ini beberapa saat, dan saya percaya Tuhan hadir untuk ku supaya saya bisa mengerti semuanya dengan baik, kemudian suasana menjadi gelap dalam jangka waktu semenit,..

Walaupun dalam Yesaya 24:22 di katakan; “Mereka akan dikumpulkan bersama-sama, seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam penjara dan akan dihukum sesudah waktu yang lama.”

Amsal 7:27 “Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.” ruang di sini berarti sebuah ruang. Jadi satu bagian dari neraka memiliki sel-sel penjara serta ruang¬ruang dan tungku-tungku perapian dan daerah perapian yang besar sekali.. jadi saya sedang berada dalam sel penjara dan kemudian ada satu yang berasal dari Yunus 2:6-, dunia dengan dengan terali¬terali melingkupi aku selamanya.- dan dalam Ayub 17: 16 Keduanya akan tenggelam ke dasar dunia orang mati, apabila kami bersama-sama turun ke dalam debu."Jadi sekali lagi, semua yang saya lihat telah tertulis dalam “Firman” (Alkitab).

Yesaya 14: 19 banyak menceritakan hal ini. Saya mendapatkan diri saya dalam sel, bersama 4 mahluk lain.. dan saya tidak mengetahui kalau mereka adalah iblis, sebab saya masuk ke neraka bukan sebagai orang yang telah ‘diselamatkan”. Tuhan mengambil pikiranku bahwa saya ádalah orang Kristen, saya tidak mengerti mengapa, tetapi Dia menjelaskannya pada saya pada perjalanan kembali, baru saya mengerti…

Jadi saat itu saya tidak mengerti mengenai mahluk-mahluk itu, tapi mereka sangat menyolok sekali, mereka Kira-kira 12-13 kaki tingginya, seperti yang Anda lihat di video, dan salah satunya memiliki tampang sangat buruk. Orang2 yang pernah bersaksi juga menggambarkan mahluk yang sama dengan yang saya lihat, dan Anda akan tahu gambar sebenarnya di video… mahluk inilah yang menarik orang-orang ke balik jeruji, lihat saja kesaksian Kenneth Hagan, dan, mereka semuanya memiliki tubuh bersisik… dan yang satu ini memiliki rahang sang sangat besar.. taring besar yang tertanam diantara gigi-gigi besar.. mata yang amblas ke dalam tengkoraknya, dan mereka betul¬betul mengerikan….

Yang satunya berbeda sekali dengan mahluk tadi.. dengan duri-duri atau taji yang sangat tajam diseluruh tangannya.. arahnya tidak beraturan…dengan bentuk yang tertekuk-tekuk, tidak memiliki proporsi, tidak simetris, satu tangan lebih panjang dari tangan yang lain.. benar-benar mahluk yang sangat aneh, mengerikan, mengerikan…dan mereka semua menghujat Tuhan,… mengana mereka sangat membenci Tuhan?... Lalu mereka mengalihkan perhatiannya pada saya… dan saya merasakan kebencian yang sama juga terhadap saya, dan saya berpikir mengapa mereka membenci saya, saya tidak pernah melakukan apa-¬apa terhadap mereka.. tetapi mereka membenciku dengan kebencian yang tidak pernah saya rasakan didunia. Melampaui kemampuan manusia untuk membenci.. mereka secara mutlak membenciku….

Dan saya tahu kalau mereka memang di tugaskan untuk menyiksaku,… ada beberapa hal yang ingin saya katakan, yang tidak saya mengerti bagaimana saya bisa tahu, Sepertinya di neraka perasaan kita lebih peka, mampu merasakan lebih baik dibanding tubuh alami kita, saya dapat, - merasakan jarak, dapat merasakan waktu dan lainnya… jauh lebih mampu ketimbang tubuh fisik kita….jadi salah satu yang saya ketahui.. mereka datang untuk menyiksa ku selamanya ditempat ini, saya tahu bahwa saya sedang terbaring di lantai sel, dan saya benar2 tidak punya tenaga sama sekali di tubuh saya, dan saya heran, kenapa sangat sulit untuk bergerak… apa yang terjadi dengan saya?

Saya benar2 bingung dengan hal ini. Dan saya berusaha mencoba terus, tetapi tidak bertenaga.. tanpa harapan terbaring di lantai…Salah satu mahluk itu mencengkram saya lalu melemparkan ke dinding seperti melempar gelas.. saya berpikir begitu ringannya saya atau luar biasa kuatnya mereka… semua tulang di tubuhku patah, dan mulai patah.. saya merasa sakit..saya berbaring saja lalu mulai menangis minta belas kasihan,… tetapi mahluk-mahluk itu tidak mamiliki rasa belas kasihan sama sekali! Benar-benar tidak ada!

Mahluk yang satu mengangkat saya dan mahluk lainnya yang berduri dan bertaring merobek-robek dagingku…dia tidak perduli bahwa tubuh ini diciptakan dengan hati-hati dan sempurna oleh Tuhan….Kebencian yang sangat luar biasa terhadap saya itu membuatku heran mengana saya bisa tetap hidup dan mengalami semua ini… saya tidak mengerti mengapa saya tidak mati, dagingku bergantungan seperti rumbai¬-rumbai tetapi tidak berdarah atau berair… hanya daging belaka.. Karena kehidupan itu melalui darah, maka tidak ada hidup di neraka, dan tidak ada air di neraka pula.

Dalam Yesaya 14: 9-10 mengaatakan (9) Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari takhta mereka. (10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!'

Mazmur 88: 4 berkata “Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan.” Dan kita tahu memang memiliki kekuatan, juga di dalam firman tentang kekuatan iblis dikuburan seperti di dalam :

Markus 5: 1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.

5: 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.
5: 3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,
5: 4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
5: 5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
5: 6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya,
5: 7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"
5: 8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
5: 9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak."
5: 10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
5: 11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan,
5: 12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"
5: 13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
5: 14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung¬kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
5: 15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
5: 16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.
5: 17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
5: 18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.
5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
5: 20 Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. Mereka tidak dapat mengakap mereka dan ia mematahkan rantai belenggunya berkeping-keping, itu hanya seorang saja denga kekuatan iblis, iblis-iblis ini juga kyat sekali… mungkin 1000 kali lebih kyat dari manusia, jadi walaupun saya memiliki kekuatan manusia saya, saya tetap tidak mampu melawan mereka, saya ada didalam kekuasaan mereka, mahluk2 tak berbelas-kasihan.

TRACK 07

Iblis menguasai hidup mu di neraka. Bau mereka dan bau neraka sangatlah mencekam.. bau kekejaman, saya bahkan tidak bisa menjelaskan nya dengan tepat, tapi akan saya coba… baunya seperti, bial Anda mengambil daging yang terbakar bercampur bau belerang… itulah bau iblis, seperti bau luka terbuka, daging busuk atau telur busuk, susu atau apapun juga yang bisa dibayangkan… kalikan 1000, letakan dekat hidung mu, lalu bernapaslah dalam-dalam.

Sangat meracuni, mungkin bisa membunuhmu bila Anda berada disitu dengan tubuh jasmanimu.... saya tidak mengerti kenapa saya hidup, sangat mengerikan, dan sakali lagi... saya tidak mati.. harus mengalami semua ini. Dengan perkataan, mereka menajiskan Tuhan, juga ditulis dalam Yehezkiel 22-26 “...Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.” Kata firman Tuhan.

Yehezkiel 22-26 “Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.” Perkataan-perkataan yang merendahkan dan kotor serta menghujat. Saat mereka melakukannya padaku, muncul kutipan dari Ulangan 32: 22-24

32 :22 “Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku, dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung¬gunung.”
32: 23 “Aku akan menimbun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan kepada mereka.”
32: 24 “Apabila mereka sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang menjalar di dalam debu.” Juga ada gigi-gigi mahluk yang mencengkeramku.. 2 Samuel 22: 6 berbicara mengenai: “tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap¬perangkap maut terpasang di depanku.” Dan di Mika 3: 2 merupakan ayat yang menarik mengenai Filistin, yang membenci orang Israel: “hai kamu yang membenci kebaikan dan yang mencintai kejahatan? Mereka merobek kulit dari tubuh bangsaku dan daging dari tulang-tulangnya;” Itu yang mereka lakukan terhadap orang yahudi, jadi itu merupakan sesuatu yang umum bagi mereka, tetapi ide tersebut datangnya BERASAL dari neraka, itu yang dilakukan oleh Setan-setan tersebut Dan belas kasihan? Belaskasihan hanya berada di surga, dan belaskasihan berasal dari Tuhan… dan iblis sama sekali tidak mengerti belaskasihan, mereka benar-benar bertolak belakang sekali. Mazmur 36: 5: “kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. “ Itu benar-benar bukan di neraka. Dan dalam: Mazmur 74: 20 mengatakan: “Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh sarang-sarang kekerasan. “ Itu adalah tempat yang kejam dan mengerikan, …kamu harus mengalaminya, semuanya, segalanya. Hal lain hádala: Tuhan menciptakan manusia sebagai bentuk ciptaan tertinggi dari segala ciptaanNya, Tuhan menciptakan kita sebagai bentuk tertinggi dan mahluk-mahluk itu sebagai bentuk terendah… dan esbagai manusia kita berusaha menjadi lebih baik dalam hidup.. kita bersekolah, melakukan segala sesuatu untuk menjadi lebih baik. Dan di neraka kehidupanmu di atur oleh setan-setan itu, yang sama sekali tidak memiliki IQ.. yang mereka ketahui Cuma MEMBENCI dan KEBENCIAN terhadap Tuhan dan lepada manusia, dan untuk menyiksa… Mereka menguasai hidupmu dan Anda tidak bisa berbuat apapun juga. Ada firman Tuhan mengenai hal ini, pelecehan yang Anda tarima dan alami… saya tidak bisa menghentikan semua ini…. Yesaya 5: 14

5: 14 Sebab itu dunia orang mati akan membuka kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulutnya lebar-lebar dengan tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala kesemarakan dan keramaian Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-orang yang bersukaria di kota itu.
5: 15 Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. Yesaya 57: 9 Engkau datang menghadap Molokh dengan membawa minyak dan banyak-banyak wangi¬wangian; engkau menyuruh duta-dutamu pergi sampai jauh, dan sampai ke bawah di dunia orang mati.

57: 10 Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.
57: 11 Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!
57: 12 Aku akan menyebutkan kesalehanmu dan segala perbuatanmu, tetapi semuanya itu tidak akan berguna bagimu:
57: 13 apabila engkau berteriak, biarlah berhala-berhalamu melepaskan engkau! Mereka semua akan ditiup angin, akan diterbangkan hembusan nafas. Tetapi orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus. 14 Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!" 15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk. 16 Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan. Yeehezkiel 32: 24 Di situ Elam dan sekeliling kuburnya seluruh rakyatnya yang banyak; mereka semuanya mati terbunuh, rebah oleh pedang, yaitu yang tanpa disunat turun ke bumi yang paling bawah, yang dari pihaknya menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup. Mereka menanggung nodanya bersama orang-orang yang turun ke liang kubur. Dan terus, terus, berlanjut.. tetapi sangat mengerikan membiarkan hidupmu harus dikuasai oleh mehluk¬mahluk itu yang tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali.

TRACK 08

Jeritan-jeritan di neraka: Saya terbaring di dalam sel, dan suasana menjadi gelap, gelap segelap-gelapnya. Suatu kegelapan yang tidak pernah sama sekali saya rasakan sebelumnya! Saya Turun kedalam gua seperti dalam tambang besi dengan kegelapan yang tidak bisa terbayangkan. Saya berusaha merayap keluar dan tampak nya saya berhasil karena mereka membiarkan saya. Saya ingat dimana pintunya, dan merasakannya bahwa saya keluar dari sel.. saya melihat ke satu arah, semuanya hitam, yang saya dengar cuma jeritan dan teriakan dari miliaran orang di tempat ini.

Saya tahu ada jutaan orang, dan ini sangat bising, bayangkan suara satu orang yang menjerit-jerit dapat membuat kita gila… bayangkan kalau yang berteriak itu jberjuta-juta, miliaran orang…dan Anda tidak bisa membayangkan betapa ini sangat berdampak pada pikiranmu... Anda akan Cuma berdiri saja, menutupi telinga tapi tidak bisa mencegah jeritan itu masuk kedalam pikiranmu… dan ketakutan yang mencekam Anda tidak dapat dibayangkan! Karena semua itu dodominasi oleh rasa takut, dan tidak ada tanda kehadiran Tuhan di tempat ini.. jadi Anda terpaksa menanggung ketakutan itu dan penyiksaan dan kegelapan total… Anda tak akan bisa melihat apa yang datang…

Dalam Mazmur 88: 6 “”Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam. “ Wahyu16: 10 “Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, “Yudas 1: 13 “Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya. “

Dan ada pula kegelapan yang di tulis di Keluaran 10: 21 “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu." Saya coba lebih jelas lagi, kegelapan ini begitu kyat, mencekam Anda, seperti habis menonton film horor dan ketakutan itu begitu besar sehingga Sian terlontar keluar keorngkongan Anda…. Coba tahan sejenak, lalu kalikan seribu kali… itulah rasa takut tersebut! Saya sering bereslancar pada saat remaja, aku tahu apa artinya rasa takut..berselancar di Florida dengan di kelilingi hiu macan sepanjang 9 kaki, ikan hiu sempat menggigit papan saya, menangkap kaki saya dan menarik saya ke dalam air… saya bisa melihatnya… lalu tiba-tiba saja dia melepaskan kakiku.

Saya tahu Tuhan membuka mulut ikan hiu itu, tetapi rasa takut itu begitu mencekam saya estela melihat gigi tajam dan besar-besar..seperti di film, tapi rasa takutnya tidak bisa dibandingkan dengan film. Sementara teman saya dirobek hiu tersebut dan harus di gotong ke pantai dengan paha robek dan darah dimana-mana…dia menjerit histeris , kakinya hilang.. Jadi saya mengerti apa artinya ketakutan dan kengerian, tetapi semua itu, BETUL-BETUL, tidak tertandingkan dengan kengerian yang aku rasakan di neraka….. Sama sekali tidak tertandingi, tidak terbayangkan..

Dalam Yesaya 24: 17 “Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan masuk pelubang dan jerat! “ Yesaya 24: 18 “Maka yang lari karena bunyi yang mengejutkan akan jatuh ke dalam pelubang, dan yang naik dari dalam pelubang akan tertangkap dalam jerat. Sebab tingkap-tingkap di langit akan terbuka dan akan bergoncang dasar-dasar bumi.” Dan Ted Couple, pada suatu acaranya “Night Line” satu-setengah tahun yang lalu, dia mengunjungi beberapa penjara negara bagian, lalu menginap semalam disana, dan dia tidak percaya betapa berisiknya disitu,.. orang-orang berteriak, menjerit keras-keras.. dan dia begitu chalet dengan orang2 yang menjerit dan mengeluh sepanjang malam… jadi di dunia saja penjara itu penuh dengan teriakan, jeritan dlsb, bayangkan duara itu dengan jumlah orang yang luar biasa banyaknya di neraka.. Dalam Ayub 18: 14 mengatakan “Ia diseret dari kemahnya, tempat ia merasa aman, dan dibawa kepada raja kedahsyatan.” Iblis benar-benar raja segala terror! Dan saya..

TRACK 09

Terasingkan di neraka. Saya sekarang berada diluar sel dan saya melihat kesatu arah lain, dan tampak nyala api kira-kira 10 mil jauhnya dengan lebar kira-kira 3 mil lebar lubang tempat api itu… jadi dengan cahayanya sudah cukup untuk sedikit menerangi tempat itu,… kegelapan sangat pekat, menelan setiap cahaya,.. tetapi itu cukup untuk melihat bentuk langit-langit yang berwarna coklat…. Betul2 bukan sesuatu yang berasal dari warna-warna kehidupan… hanya batu dan kotoran serta langit hitam pekat…
Ada ayat yang menjelaskan ini, di Ulangan 21: 23 “maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu." Tidak ada kehidupan apapun juga di neraka, sangat aneh berada di dunia tanpa ada kehidupan sama sekali seperti kehidupan yang bisa kita nikmati di dunia.. pepohonana, udara segar… Di neraka semuanya mati dan kematian… juga mengenai panas..

TRACK10

Rasa panas begitu kuatnya sehingga Anda dapat melihat gambaran dan penjelasannya pada Ulangan
32: 24. “Apabila mereka sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang menjalar di dalam debu.” Di Ulangan 1: 7 mengenai Sodom dan Gomorah dan kota-kota lain…..” Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu.” Di Judas 7 dan Mazmur 11: 6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. Itulah yang terjadi di neraka, sangat panas, semua itu akan membunuhmu, tapi tidak menyebabkan kematianmu, Anda tetap harus menanggung semua itu.
Saya ingin memiliki kedamaian dalam pikiran saya untuk terbebas dari jeritan-jeritan itu dan pergi dari situ,.. rasanya seperti kerinduan untuk pulang bila kita berada jauh dari rumah dan hari penuh tekanan.. perasaan damai yang tenang.. Anda tidak bisa lari perasaan mencekam dan kengerian yang ditimbulkan oleh teriakan dan jeritan2 itu. Tidak bisa. Dalam Yesaya 57:21 dikatakan “Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.” Anda akan telanjang di neraka, sesuatu yang harus di tanggung adalah malu.. Ada banyak ayat yang membahas dan menjelaskan lubang di neraka.. Dalam Yehezkiel 32: 24 Di situ Elam dan sekeliling kuburnya seluruh rakyatnya yang banyak; mereka semuanya mati terbunuh, rebah oleh pedang, yaitu yang tanpa disunat turun ke bumi yang paling bawah, yang dari pihaknya menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup. Mereka menanggung nodanya bersama orang-orang yang turun ke liang kubur. Dalam Ayub 26: 6 “Dunia orang mati terbuka di hadapan Allah, tempat kebinasaanpun tidak ada tutupnya. “ Artinya Tuhan dapat melihat kedalam neraka, teramati oleh Tuhan.

TRACK 11

Dan tidak ada air di neraka. Tidak ada! Tidak ada kelembaban di udara dan tidak ada bentuk apapun yang berasal dari air. Begitu kering nya sehingga Anda putus asa mengharapkan air.. walau setitik air! Seperti firman Tuhan dalam Lukas 16: 23-24 “Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.”

“Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.” Tetapi Abraham berkata, “ingatlah anakku”, dan kemudia orang itu mulai berbicara mengenai saudara-¬saudara nya dst… Tetapi satu hal sangat meyolok dijelaskan dalam ayat tersebut.. yaitu kerinduan akan air..setetes saja dari jari yang basah.. sangat luar biasa berarti. Tidak bisa dibayangkan betapa keringnya mulutnya…

Seorang yang berhari-hari lari marathon melewati gurun pasir dengan hanya dibekali setetes air… berlari terus..pasti sangat mengharapkan air yang segar.. Satu hal lain yang menjadi jelas dari firman Tuhan itu adalah jurang pemisah yang tidak bisa dibeberangi yang memisahkan surga dan neraka, tetapi orang kaya tersebut dapat mengenali Abraham yang sama sekali belum pernah dilihatnya.. bagaimana mungkin melihat dari jarak yang sangat luar biasa jauhnya? Tetapi ada saja hal-hal yang pasti di neraka, Anda akan mengerti..seperti yang saya katakan... jarak, seberapa jauh, dan sebagainya…

Salah satu dari setan2 itu mencengkeram saya lalu membawa saya kembali kedalam sel dan mulai menyiksa lagi, dan saya sangat tidak ingin menceritakan nya karena saya tidak ingin menghidupkan kembali pada ingatan2 itu. Mereka mulai menghancurkan tengkorak ku, salah satu setan mencengkeramku lalu mencoba menghancurkan kepala ku dan saya berteriak minta ampun, tetapi tidak ada! Dan pada saat hampir bersamaan mereka memegang satu tanganku dan satu kaki ku dan mencoba merobeknya… saya tidak bisa tahan itu… saya tidak mampu.. lalu tiba-tiba sesuatu menangkapku lalu menarikku keluar dari sel itu.. saya tahu itu adalah Tuhan (waktu itu saya tidak tahu, karena waktu itu saya belum menerima Yesus)…

Saya sama sekali tidak mengerti..sepertinya saya dikirim ke neraka karena saya tidak pernah menerima Tuhan… Saya diletakkan disamping api besar yang saya lihat… saya berdiri di pinggiran lubang besar itu… saya berada di bawah sebuah gua, seperti sebuah gua raksasa, terowongan yang menuju ke atas.. di samping api itu

TRACK 12

Saya dapat melihat melalui api cukup banyak tubuh, manusia, yang menjerit dan bertereiak-teriak minta belas kasihan. Terbakar di tempat ini, saya tidak ingin ketempat itu, saya tahu betul. Rasa sakit yang saya alami sudah cukup berat, tetapi panas dan api itu jauh lwbih buruk lagi.. Orang2 itu meratap untuk bisa keluar dari situ…. Dan ada banyak mahluk yang berbaris di tepian yang menjaga agar orang2 itu tidak bisa keluar dari api.. Saya pikir “Oh”.. tempat ini sungguh mengerikan, sangat-sangat menyeramkan dan mencekam.

Semuanya berlangsung secara bersamaan, rasa lapar, sara haus, dan rasa lelah keahbisan tenaga..... Anda tidak akan tertidur di neraka.. kamu ingin sekali tidur karena tubuhmu butuh tidur. Wahyu 14: 11 berkata “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." Anda tidak akan bisa tertidur, rasanya tidak terbayangkan..

Sekali lagi air, Zefanya 9: 11 “tawanan-tawanan yang di dalam lubang yang tidak ada air”..Betul-betul tidak ada air di neraka. Saya tahu letak neraka ada ditengah bumi. Disitulah tempatnya... saya kira itu sekitar 3700 mil dibawah tanah.. Saya tahu diameter bumi adalah sekitar 8000 mil, setengahnya adalah 4000mil.. saya berada di kedalaman sekitar 3700 mil di Efesus 4: 9 dikatakan “Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Bilangan16: 32 berkata “dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka.”

Disitulah neraka terletak saat ini. Kelak neraka dan kematian akan dibuang kedalam danau api, lalu katanya akan di lemparkan ke luar kegalapan yang jauh.. itu nati setelah kiamat......tapi neraka sekarang masih di dalam buni. Saya sedang berdiri di tepian lubang, dan saya melihat semua setan-setan itu berjejer mengelilingi lubang, segala ukuran, segala bentuk, mahluk2 buruk yang tak terbayangkan, semuanya dengan bentuk ter-deformasi. Ada yang tertekuk, ujud yang kacau, yang sangat besar, kecil, laba-laba raksasa, tikus besar, ular, dan ulat (yesaya 14: 11)

Ada berbagai macam makhluk yang sangat menjijikkan yang tampaknya dirantai ke dinding, saya heran kenapa mereka di rantai di dinding... Saya tidak mengerti, tapi ada ayat yang menjelaskan hal itu di Yudas 1: 6, berkata :”” Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,” Tapi begitulah yang saya lihat, saya tidak mengerti, tapi itulah yang saya jumpai.. Saya senang karena saya tidak membiarkan diri saya kedekat mereka. Mereka semua membenciku dengan bangganya... Itulah salah satu hal lain yang tidak saya mengerti bahwa mereka bukan sekedar mahluk biasa saja.. mereka memiliki kebencian yang besasr terhadap umat manusia.. Saya senang mereka dirantai di dinding...

TRACK 13

Saya mulai mendaki lubang ini, terowongan yang meninggalkan api itu... semakin gelap tetapi saya tetap bisa melihat setan2 itu sepanjang dinding... mereka memiliki kekuatan yang luar biasa... saya berpikir siapa yang dapat mengalahkan mahluk2 itu? Tidak ada yang bisa! Saya masih saja tidak bisa berdiri karena rasa takut yang tidak tertahan kan.... sesuatu yang tidak pernah terbayangkan di neraka. Suatu yang buruk sekali, jauh lebih buruk dari penyiksaan-penyiksaan dan lain-lainnya yang saya ketahui..
Didunia ada kehidupan yang terjadi dan manusianya sama sekali tidak sadar bahwa neraka itu ada di bawah sini... Mereka tidak tahu sebuah kenyataan dengan miliaran orang yang menderita dan memohon belas kasihan dan tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk keluar dari neraka..... dan kebencian atas diri sendiri karena tidak mengambil kesempatan untuk menerima Yesus... Anda terjebak disana selama nya.... Inilah hal terburuk mengenai neraka.. bahwa tidak ada harapan sama sekali untuk keluar dari situ… saya sadar akan hal itu.. saya terperangkam dalam keabadian… saya mengerti apa artinya abadi…. Tapi disini saya tidak yakin mengenai keabadian.
Saya bisa berada disini selamanya..abadi.., tidak mungkin bisa keluar. Saya berpikir mengenai istriku. Saya tidak bisa mendatangi istriku. Saya selalu katakan, bila kami sampai pernah berpisah karena keadaan darurat seperti gempa, atau bencana lain… Saya berjanji akan mendatanginya. Saya akan mencarinya. Tapi sekarang saya tidak bisa menghampiri istriku..Saya tidak akan pernah berjumpa dengannya lagi. Dan istriku tidak mempunyai dugaan dimana saya berada saat ini. Saya tidak akan pernah bisa untuk berbicara dengannya lagi, tidak pernah.. Pikiran itu sungguh sangat mengganggu perasaan saya dengan sangat.

Di dunia selalu saja ada harapan, bahkan orang-orang di kamp konsentrasi masih mempunyai kesempatan untuk bisa keluar, atau setidaknya bisa mati, untuk lepas dari saat itu. Ttidak pernah lepas dari situasi yang tanpa harapan sama sekali. Dala Yesaya 38: 18 di katakan “Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.” Tanpa harapan, dan kebenaran itu adalah Yesus. Dia adalah kebenaran itu.

TRACK 14

Sementara saya memanjat terowongan, dalam keadaan sangat ketakutan dan kehilangan arah, takut terhadap setan2 itu… tiba-tiba saja, benar2 sangat tiba-tiba..Yesus muncul, Terpujilah Tuhan. Cahaya yang sangat terang menerangi tempat ini, saya hanya melihat bentuk (outline) dari seorang laki-laki. Saya tidak bisa melihat wajahnya yang bercahaya sangat terang, saya hanya menatap cahaya dan melihat garis tubuhnya.. saya ambruk, dan berlutut. Saya tidak bisa melakukan apapun selain menyembahNya Saya sangat bersyukur karena beberapa detik yang lalu saya hilang tanpa harapan sama sekali… dan sekarang, dengan mendadak saya telah berada di luar neraka karena saya telah mengenal Yesus..

Orang-orang itu tidak bisa keluar.. hanya karena saya telah mengenal Yesus barulah saya mengerti bahwa tidak ada jalan keluar sama sekali dari neraka. Kecuali oleh Yesus. Hanya Dialah satu-satunya cara yang membuat kita tidak menuju ke arah neraka. Dalam Rev 1: 6 Yohanes berkata, ketika dia naik ke surga Yohanes bertemu dengan Yesus……….. Itulah yang terjadi pada saya. Saya tersungkur dihadapan Nya seperti orang mati.
Sekarang Anda berpikir untuk menanyakan berjuta-juta , tetapi pada saat Anda berhadapan dengan Tuhan yang Anda lakukan hanyalah menyembaha Nya, dan memuji Kebesaran Nama Nya, bersyukur padanya keran Tuhan telah menyelamatkan kita dari neraka. Ketika saya mendapatkan kembali kekuatanku, paling tidak cukup kuat untuk membentuk peikiran¬pikiran… saya berpikir, saya katakan pada Tuhan, saya malah tidak merasa pernah bertanya pada Nya.. saya hanya berpikir tentang sesuatu lalu Dia menjawabku. Saya katakan “Tuhan, mengapa engkau mengirim saya ke tempat ini?” “Karena manusia tidak percaya bahwa tempat itu ada, bahkan umatKu pun banyak yang tidak percaya bahwa tempat itu nyata” Saya terkejut dengan pernyataan itu. Orang Kristen harus percaya bahwa neraka itu ada. Tetapi tidak semuanya percaya secara leteral mengenai terpanggang di neraka.

TRACK 15

Saya tidak mengerti saya yang di kirim ke neraka. Rasanya saya tidak terlalu pantas untuk tempat itu. Saya dan istri tidak menyukai film-film tentang setan, kami membenci hal-hal yang tidak baik. Saya bahkan tidak terlalu menyukai musim panas, walau tudak terlalu panas dibanding neraka. Begitulah! Neraka itu sangat menjijikkan. Serba tidak teratur. Semuanya kacau-balau, tidak berurutan… saya senang melihat yang rapi teratur dan sempurna… dan saya tidak mengerti.. tetapi Tuhan tidak menjelaskan tentang ini pada saya “Saya tidak ingin salah satu ciptaan Ku masuk ke tempat ini. Tidak seorang pun” “Saya tidak menciptakan tempat ini untuk manusia” “Ini diciptakan untuk iblis dan setan--setannya”

“Kamu harus pergi dan mengatakannya pada mereka!” “Saya memberimu mulut, pergi dan katakan pada mereka” Lalu saya berpikir pada diriku, tetapi Tuhan, saya berpikir, manusia tidak akan mempercayai saya. Mereka akan menyangka saya gila atau habis bermimpi buruk. Saya maksud pasti kamu akan berpikir begitu pula bukan? Semua hanya muncul dalam pikiraku saja. Lalu Ttuhan menjawabku dan Dia berkata, “Itu bukan tugasmua untuk meyakin kan mereka” “Itu tugas Roh Kudus!”

“Hanya pergi dan katakan pada mereka” Dan semuanya muncul dipikiranku “Yes Sir!” Saya sacara mutlak harus menyampaikan ini pada manusia, “tidak perlu menjadi takut dan gentar dengan apa yang akan dikatakan manusia mengenai dirimu. Pergi dan lakukan apa yang harus kamu lakukan, dan Tuhan akan mengurus sisanya”. Amin? Dan saya berkata “Tuhan, mengapa mereka sangat membenciku?” “Mengapa mahluk2 itu sangat membenci saya?” Lalu kataNya, “Karena engkau di ciptakan menurut rupaKu, dan mereka membenciKu” “Ketahuilah, iblis tidak bisa melakukan apapun yang buruk terhadap Tuhan. Mereka tidak dapat menyakiti Tuhan. Secara langsung… tetapi dapat menyakiti cipataanNya. Itu sebabnya iblis membenci manusia, dan menghianati mereka, dan membawa mereka ke neraka, menyebarkan penyakit menulari sesama manusia. Apapun akan mereka lakukan untuk menyakiti ciptaan Tuhan. Dan….

TRACK 16

Pada saat yang bersamaan Tuhan membanjiri pikiranku dengan pikiranNYA. Saya di banjiri dengan pikiran-pikiran…Dia membiarkan saya menyntuh sepotong perasaanNYA tentang bagaimana betapa DIA mengasihi umat manusia. Luar biasa! Saya bahkan tidak mampu menerima hal itu. Itu terlampau besar untuk ditanggung!. KasihNYA untuk seorang manusia, tidak bisa Anda letakkan dalam tubuh jasmani kita. Kita bisa mencintai istri kita, atau anak kita,.. tapi berapa besar kita mencintai mereka?

Cinta atau kasih yang kita miliki itu bahkan tidak cukup untuk di bandingkan dengan kasih Tuhan pada kita. Cintanya, kasihNYA jauh lebih besar dan tidak terbatas dibanding dengan kemampuan kita untuk mencintai atau mengasihi. Dan hal itu sama seperti yang di katakan pada Efesus 3: 19 “dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Hal itu jauh melampaui pengetahuan kita, Anda bahkan tak akan menangkapnya.

Saya tidak percaya bagaimana DIA bisa mencintai/mengasihi umat manusia. Sehingga DIA mau mati demi satu orang yang menuju neraka. Dan hal itu sangat-sangat menyakitiNYA bila melihat satu ciptaanNYA menuju ke neraka. Itu menyakitkan Tuhan, DIA menangis saat melihat seorang pergi. Dan saya merasa sangat tidak enak dengan Tuhan, saya merasakan perasaanNYA. Dia memberi kesempatan pada saya untuk bisa merasakan apa yand DIA rasakan, saat DIA merasakan kepedihan bila melihat ciptaanNYA pergi ke neraka. Dan saya berpilir bahwa saya harus segera pergi dan menyampaikan semua ini pada setiap kesempatan yang saya punya selam saya masih bisa bernapas. Saya harus menyampaikan pada dunia mengenai Yesus. Betapa baiknya DIA.

Maksud saya, kita memiliki firman. Itu adalah berita baik. Itu adalah kabar baik, dan dunia tidak mengetahuinya. Mereka harus di beri tahu. Ketahuilah, kita harus berbagi mengenai pengetahuan ini. Orang-orang kurang paham mengenai hal ini. Tuhan ingin kita saling berbagi mengenai betapa baiknya DIA, dan betapa bencinya DIA terhadap tempat itu.

TRACK 17

DIA juga berkata, “Katakan pada mereka saya akan datang segera, sangat segera” Dan dikatakanNYA sekali lag “Katakan pada mereka saya akan datang segera, sangat segera“ Sekarang, saya pikir, keanapa tidak saya tanyakan saja, “Apa maksudnya Tuhan?” “Segera yang seperti...?” Maksud saya, seperti yang biasa kita pikirkan, tapi tidak saya tanyakan. Anda tentunya merasa tidak baik untuk menanyakan itu.

Anda hanya ingin menyembahNYA saja sebisa mungkin selagi berada dekat Tuhan…… Kedamaian yang kurasakan saat berada dekat denganNYA sangat tidak dapat dijelaskan. Saya telah di urapi sama seperti Anda semua tetapi tidak ada yang bisa membandingkan seberapa besar kedamaian dan kasih Tuhan yang Anda rasakan saat berada dekatNYA. Dan ketika saya menengadah dan melihat setan-setan di dinding yang menyeramkan itu, mereka hanya seperti semut. Mereka tetap besar, tetapi dengan kuasa Tuhan disamping mu, seluruh kreatifitas dari kuasaNYA, semua itu tampak seperti semut…. Maksud nya mereka tampak seperti semut2 di dinding. Rasanya tidak mungkin melaluinya… saya pikir, “Tuhan, mereka hanyalah semut¬semut” dan DIA berkata “Kamu hanya perlu mengusir mereka dengan namaKU” Saya pikir, wahh, kuasa itu telah di karuniakan bagi gerejaNYA.

Segala yang menyeramkan itu tidak dapat menandingi kuasaNYA. Tidak ada. Mereka menyeramkan, tetapi bersama DIA mereka semua itu tidak berarti. Hanya kesombongan belaka, dan ketika saya melihat itu, saya merasa”kamu mahluk-mahluk yang menyiksaku dan ingin merobek ku? Kemari! Ayo kemari sekarang! … Lalu sedikit daging atau sesuatu muncul, dan Yesus menghajar mereka. Kami naik keatas kepermukaan bumi, dan kami terus naik menuju permukaan bumi. Kami menuju ke atas karena kami masih di dalam terowongan. Saya tidak bisa melihat lagi, karena itu menjadi seperti angin beliung, kami berada didalam angin puyuh raksasa. Kami terus menuju ke atas. Kami harus sampai di puncaknya untuk bisa keluar dari sini. Saat kami tiba di puncaknya, saya melihat ke bawah ke bumi, dan itu setinggi ini. Kerucut dari bumi seperti itu, sangat luar biasa melihat ke bumi.

Saya percaya Tuhan memperbolehkan hal ini terjadi bagi saya, DIA bisa saja meninggalkan saya kapan saja ketika di terowongan itu kalau DIA mau…DIA tahu hatiku seperti anak kecil yang selalu ingin melihat bumi dari angkasa. Mungkin saya terlalu banyak nonton StarTrek atau lainnya.. saya pikir betapa rapihnya melihat bumi, melihat bumi menggantung bebas. Seperti Alkitab katakan..

Dalam Ayub 26: 7 “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.” Kamu melihat, dan kamu berpikir. Apa yang menahannya? Kuasa Tuhan yang membanjiriku, DIA itulah yang melakukannya, sangat menakjubkan! DIA memiliki kuasa yang sangat luar biasa. Segala sesuatunya ada di dalam kuasaNYA. Tidak selembar rambutpun di kepala mu akan gugur dan jatuh ketanah yang tidak diketahui NYA…. Saya di banjiri dengan pikiran2 itu. Tuhan memiliki sangat banyak kekuasaan… saya di kerumuni dengan semua itu. Ada ayat dalam Yesaya 40: 22 yang mengatakan, “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! “ Disitulah saya juga berada, saya bahkan sempat berpikir, “bagaimana mungkin Tuhan?”…

Sebelum Christopher Columbus menemukan dunia tentunya manusia bisa membaca di Alkitab bahwa dunia itu bundar.. Tahu kan, kalau manusia menyangka bahwa dunia itu datar? Baiklah, saat kami kembali menuju ke bawah, kami meliwati selubung. Saya tahu kami meliwati selubung yang membungkus bumi yang panas… saya tahu itu, dan saya bahkan berpikir… pikiran yang bodoh, beginilah saya bersama Tuhan..”Saya pikir bagaimana DIA bisa meliwati selubung itu?” Bahwa untuk menembus itu diperlukan sudut dan saat yang tepat?.... kammi meliwati itu, dan tanpa masalah. Luar biasa! Saya yakin pasti Tuhan akan …. memutar matanya.. seolah berkata… “Aku bisa urus itu”… .Ada ayat di Psalm 47: 9 yang mengatakan “Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan.” Tuhan mengontrol segala sesuatunya.. Saya tidak ingin DIA pergi dariku. Saya ingin selalu ada dalam kehadiranNYA. Kami meluncur cepat di atas California. Bergerak sangat cepat..datang dengan cepat, dan tiba dirumahku. Dan saya dapat melihat tembus melalui atap rumahku… dan saya dapat melihat dirku terbaring di lantai. Hal ini sangat memukulku disitu karena…

TRACK 18

Dan saya melihat tubuhku terbaring disitu lalu pikirku, “ Itu pasti bukan diriku” Dan Paulus berkata kita hanyalah di sebuah kemah. Hal itu membentur pikiranku dengan hebat, sangat fana sekali..Sangat sementara. Itu adalah diriku yang sebenarnya. Itulah yang dimaksud dengan keabadian… kehidupan yang kita hidupi itu dan kita kuatirkan… seperti uap, kehidupan itu seperti uap seperti dalam Yakobus 4: 14 yang bekata betapa singkatnya hidup ini. Begitu singkat. Walau seratus tahun Anda hidup, itu tidak ada artinya, itu bergerak keatas seperti uap. Lalu saya berpikir, kita harus hidup untuk Tuhan.

Apa yang kita lakukan sekarang berakibat bagi keabadian. Kita harus menjadi saksi. Kita harus pergi keluar sana dan menyelamatkan yang terhilang. Kita tidak perlu kuatir tentang segala hal yang kecil dan tidak penting yang mengokat kita dan menggantungi hidup kita. Kita harus benar¬benar keluar sana dan mengabarkan firman dan kabar baik NYA, karena hidup berakhir dengan begitu cepat. Tetapi saya melihat tubuhku terbaring disitu… saya pikir… rasanya sperti Anda keluar dari mobil dan melihat ke mobil Anda. Itu bukan Anda, itu mobil mu. Itu kendaraan yang membawa
Anda pergi kemana saja. Itu yang saya rasakan saat melihat diri saya yang membawaku kemanapun di dunia.. tapi itu adalah saya yang sebenarnya. Saya berpikir… Tuhan, jangan pergi, jangan pergi. Saya ingin tinggal bersama MU lbeberapa saat lagi, tapi DIA pergi. Saya kembali ke tubuhku.. sesuatu menarik saya kembali kedalam tubuhku. Seperti setelah kita menutup hidung atau mulut. Saat itu juga setelah DIA pergi, saat itulah semua rasa takut, siksaan, penyiksaan itu kembali ke dalam pikiranku, sebab itu di sebutkan dalam Alkitab, “Jadi saya selalu berada di samping kasih yang sejati, saat itu pergi. Saat DIA pergi, tiba-tiba saja semua rasa takut dan ketakutan dari neraka memasuki pikiranku, Saya tidak tahan, saya tidak mampu menahan itu....

Saya berteriak-teriak, seya sedang sedih, saya tidak, tidak dapat hidup dengan semua itu. Saya tahu bahwa tubuh ini yang tidak mampu bertahan terhadap jenis ketakutan seperti itu.... Tubuh kita tidak cukup kuat. Jadi itulah saat ketika saya sedang berdoa dan saat saya mampu berdoa, “Keluarkan semua itu dari pikiranku”..Dalam keadaan normal Anda biasanya harus berkali-kali ke psikolog untuk terbebas dari trauma seperti ini, tetapi Tuhan mangambil itu keluar, dengan tiba-tiba saja mengambil trauma itu. DIA meninggalkan memori nya, tetapi mengabil segala trauma dan ketakutan itu keluar. Saya sangat bersyukur. Walaupun setelah itu banyak sekali hal yang terjadi. Saya harap kita memiliki cukup waktu untuk bisa memahami apa yang Tuhan perbuat pada saya.

TRACK 19

Bila malam ini, hari ini, ada seseorang yang tidak mengerti Tuhan, Anda harus bertanya pada dirimu sendiri. Kamu harus berkata, “Apakah saya pada orang itu, apa yang dilihatnya itu nyata?” Semua orang termasuk Anda?” Tetapi yang lebih penting, adalah apa yang Tuhan katakan mengenai neraka. Apakah Anda akan ambil kesempatan itu dan berkata. “Tida, saya tidak percaya itu” “Saya tidak percaya kalu hal itu nyata” Anda harus mengatakan semua perkataan Tuhan, dan kami semua mencoba mengatakannya padamu...Apakah Anda mau mengambil kesempatan itu untuk seluruh keabadian Anda kelak?

Itu nampaknya sangatlah bodoh bagi saya untuk bilang... ahhhh saya tidak akan...... jangan biarkan iblis menipumu. Mahluk-mahluk besar itu yang akan tertawa akhirnya... mereka akan bersamamu nanti akhirnya. Mereka akan tertawa terbahak-bahak karena anda memiliki kesempatan untuk menerima Tuhan, tetapi Anda sia-siakan. Tetapi sekali Anda berada di sana, tidak ada jalan untuk kembali. Sama sekali tidak ada jalan kembali. Anda akan berada disana untuk selama¬lamanya......

TRACK 20

Dan ketahuilah, Anda akan berkata pada diri sendiri, “saya cukup baik koq” “Saya orang yang cukup baik” “Saya tidak layak berada di tempat itu” dan bahkan lcukup lebih baik di banding dari orang lain pada umumnya. Tetapi itu bukanlah hal yang perlu Anda banding-bandingkan. Standar Tuhan. Standar NYA sangat tinggi dibanding standar Anda. DIA bilang bila kita berdusta hanya satu kali saja, …sekali saja dalam hidup, tiu sudah cukup menajdikan kita sebagai pendusta. Kalau Anda mencuri sesuatu saja, sebuah penjepit kertas, beberapa menit saja dari waktu boss Anda, atau apa saja, sekali saja.. Itu membuat Anda menjadi seorang pencuri.
Bila Anda marah karena alasan yang tidak jelas.. bila Anda tidak mau memaafkan seseorang yang bersalah pada Anda, bila Anda menodai seorang perempuan, salah satu dari hal-hal itu, kalau Anda hanya sekali saja melakukannya, itu sudah cukup menjadikan Anda sebagai orang yang berdosa, dan Anda tidak mungkin masuk surga. Jadi kalau kita melihat betapa mudahnya, kita semua begitu mudah jatuh… tidaklah mungkin kita bisa ke surga dengan kemampuan sendiri.

Dalam Titus 3: 5 dikatakan, “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” Amin. Jadi kalau kita bergantung dari cara kita membandingkan, bila Anda membandingkan….itu seperti seorang wanita melihat sekelompok domba di bukit, dan mereka sangat putih dan sangat indah dengan latar belakang bukit itu… dia berkata, “Lihatlah domba-domba putih itu, betapa indahnya mereka, sangat putih” Ia lalu pergi tidur. Lalu turun salju menutupi bukit itu.

Esok nya dia bangun dan melihat domba-domba itu berwarna lebih kusam atau tidak seputih salju itu… Jadi kita harus membandingkan diri kita dengan Standar Tuhan, dan Standar NYA itu jauh lebih tinggi dari standar kita. Jadi kita harus mencari seorang penyelamat. Kita tidak bisa tiba disana dengan sendirinya. Tuhan menciptakan SUATU hadiah gratis..

TRACK 21

Tuhan katakan dalam Yohanes 14: 6, “"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” DIA adalah satu-satu nya jalan keluar dari tempat itu. Neraka. Jadi bila ada yang tidak mengenal Tuhan… siapa saja yang tidak pernah menanyakan Yesus untuk menjadi juru selamat hidupnya..atau Anda belum pernah sampai benar2 mengucapkan perkataan dari mulutmu, dan berkata… Meminta DIA hadir dalam hidupmu, MAUKAH Anda berdiri sekarang, demi Yesus ?

Jangan biarkan iblis, mahluk-mahluk itu menertawakan Anda. Berdirilah sekarang, selagi ada kesempatan, karena kita tidak rahu berapa banyak waktu yang kita miliki. Kita tidak tahu bila kita harus mati besok, dan berakhir di tempat itu. Biar saya katakan pada Anda, tempat itu, panas nya saja begitu mengerikan untuk di tanggung. Orang-orang yang kita lihat meloncat dari gedung bertingkat, dengan berpegangan tangan….

Betapa mencekamnya itu…Apabila Anda pernah naik ke tempat tinggi, lalu melihat kebawah, meloncat adalah sesuatu yang tidak terpikirkan. Tetapi mereka harus berhadapan dengan panas nya api. Itu sekitar 2000 derajat selama 5 detik. Mereka akan terpanggang dengan panas itu…. Para akhli memperkirakan panas di perut bumi mencapai 12.000 derajat..Anda harus menanggung itu untuk selamanya. Bila Anda mampu untuk meliwati semua itu, itu adalah sangat¬sangat bodoh. Sekarang adalah waktunya…

TRACK 22

Rencana Alkitab sebenarnya, adalah kita orang-orang berdosa, dan siapa saja yang memanggil nama Tuhan akan di selamatkan. Yesus mengatakan bila kamu bersaksi pada manusia tentang AKU, secara terbuka, maka AKU akan bersaksi atasnya pada Bapa SurgawiKU dan para Malaikat. Tetapi bila engkau menyangkal AKU, maka AKU akan menyangkal engkau di hasapan BAPA.
Saya akan menanyakan sesuatu pada Anda, bila Anda tidak pernah secara terbuka, maksud saya dihadapan manusia, bila Anda tidak pernah bersaksi pada orang-orang bahwa Yesus adalah Juru Selamat..bahwa Anda menjadikan DIA sebagai Raja hidupmu… atau bila Anda tidak yakin bila surga adalah rumah abadi Anda…atau Anda tidak yakin bahwa engkau akan pergi menuju surga.. Tuhan menyalibkan diriNYA di pasaran, tergantung disana,.. DIA menanggung dosa Anda…

TRACK 23

Bila Anda berdoa, dengan tulus di dalam hati Anda, Tuhan akan menyelamatkan nyawamu, dan DIA akan memberimu kesempatan yang tidak lama lagi dimasa mendatang agar Anda bisa bersaksi dihadapan publik: berdoalah bersama kami, khusus nya mereka yang berjemaat, atau mereka yang harus tahu, “Tuhan, aku percaya padaMU” ucapkan itu dengan keras “Engkalah penciptaku, saya adalah orang berdosa, saya telah berdosa dalam banyak hal, sengaja tau tidak... saya telah jatuh kedalam dosa.. saya melupakanMU..dan saya tetap dalam dosa.
Yesus, aku percaya padamu. Engkau anak Bapa Surgawi.. Engkau adalah Anak Domba yang Hidup... yang mengambil semua dosa manusia, yang telah mengambil dosa-dosaku. Saya percaya engkau telah mati di kayu salib..mencurahkan darahMu yang tidak berdosa untuk jiwa ku yang berdosa. Aku percaya Engkau telah dikubur..dan pada hari yang ketiga Engkau bangkit. Engkau hidup untuk selamanya... aku memanggilMU yan Tuhanku, aku memanggilMU Sang Juru Selamat.. aku memberikan hidupku..aku akan mengasihiMU, melayaniMU.... sepanjang sisa hidupku.. aku ini milikMU.. bagian yang baik, bagian yang buruk.. dosa¬dosaku.. semua rencana-rencanaku.. semua mimpi-mimpi ku.. kuserahkan semuanya padaMU..Engkau akan menanggung semua perkaraku.. aku percaya aku telah diselamatkan.. bukan karena usahaku, tetapi karena imanku..

Aku percaya pada MU, di dalam Yesus aku telah berdoa. Amin. >>>>>>>>>>>>>>>>>TEPUK TANGAN NYARING>>>>>>>>>>>> Respons ini sangat lah sangat cukup. Alkitab berkata tiada suka cita yang lebih besar ketika seorang berdosa bertobat… dan tidak banyak yang kita ketahui apa sebenanrnya yang terjadi di surga saat Mereka menyaksikan kita melakukannya hari ini. Saya ingin menyampaikan pada Anda sekalian, lalu saya akan selesai. Saya akan memberikan ajakan untuk berubah bagi Anda semua yang mendengarkan semua ini… Kita semua merupakan orang-orang yang paling beruntung karena bisa mendengar pengakuan saudara seiman, Bill.. mengenai pengalamannya.

Saya akan menawarkan sebuah tantangan pada Anda dan saya benar-benar memperingatkan Anda… jangan terima tantangan ini kecuali Anda telah siap dengan kegiatan dari Roh yang ada pada diri Anda… Saya tidak ingin berlebihan, saya Cuma mengatakan bahwa jangan mencoba bersaksi tentang ini bila Anda tidak yakin atau kurang percaya… karena ini memiliki dua bagian. Pertama, saya tidak akan pernah merasa takut oleh ketakutan manusia. Satu faktor penghambat terbesar adalah seolah-olah merasa sangat mengetahui tentang adanya sebuah Surga dan sebuah neraka..

Kedua, saya akan bercerita kepada semua orang yang saya kenal, mengenai Yesus sepanjang sisa hidup saya.., dan mengenai Surga, mengenai neraka. Itu adalah sebuah komitmen yang sangat besar sekali. Setiap orang yang saya kenal yang berkerja untuk menyelamatkan manusia bagi Kristus selalu tiba pada kedua komitmen tadi.. Apa artinya bila kita memiliki hubungan dengan orang lain tanpa mau berbagi mengenai kabar keselamatan yang telah menyelamatkan jiwa-jiwa manusia dari neraka…. Adalah sebuah kejahatan terhadap Roh kudus bila kita mengenal, bertentangan, mencari kesenangan dengan mereka, menikmati kehadiran mereka,… dan tidak pernah menceritakan pada mereka bahwa tanpa Kristus mereka akan menuju neraka…

Setiap hubungan adalah sebuah pintu untuk menyampaikan kebenaran yang kamu temui saat ini.. Itulah yang masuk akal, bila Anda tidak siap untuk melakukannya. Saya mengerti. Tetapi bila Anda siap untuk mengambil kedua komitment itu, bila Anda setuju, katakan ini pada Tuhan “Tuhan, saya percaya padaMU” “Saya percaya pada Yesus AnakMU” “Roh Kudus MU yang berharga” “Saya menrima tantangan itu saat ini” “Saya menyatakan diriku” “Inilahpernyataanku” “Saya tidak akan takut lagi kepada ketakutan manusia” “Saya tidak akan terpengaruh oleh pendapat manusia” “Reputasi ku tidaklah penting” “Saya membenci ketakutan manusia” “Saya akan mengatakan pada semua orang yang saya kenal mengenai Yesus Tuhanku” “Tentang Surga dan tempat yang disebut neraka” “Saya melangkahi garis” “Saya tidak akan berubah, dipengaruhi, tidak perduli” “Aku menerima perintahMU” “Aku tidak akan takut, dan saya akan berbicara” “Inilah pernyataanku pada MU ya Tuhanku….”Munculkan tentaraMU ya Tuhan.

Diseluruh kota, negara, dan di seluruh dunia. Suatu bangsa yang mengerti betapa singkatnya hidup mereka.
Suatu bangsa yang datang dan mengerti tentang keabadian adalah sekejap saja tiba.. Yang melihat dengan jelas pada kemuliaan Surga dan kengerian neraka.. dan urutan-urutan prioritas untuk patuh kepada Tuhan. Sekarang Tuhanku yang Mulia..mereka telah melakukan suatu pernyataan mutlak , tanpa kasih MU semuanya tidak akan bertahan. Kami percaya bahwa KasihMU itu lebih dari cukup untuk membantu kami melakukan apa yang Tuhan ingin kami lakukan.. AnugerahMU, AnugerahMU, AnugerahMU bagio semua orang disini.. Dalam nam Tuhan Yesus. Amin

Bill Wiese: 23 Minutes in Hell


Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Loon, Penyanyi Rap Terkenal AS yang Masuk Islam

Post by cooler Tue 12 Jul 2011, 9:12 am

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Loon-%28rapper%29-image


Grup music rap Bad Boy amatlah kesohor di Amerika. Loon adalah penyanyi yang terkenal bersama grup tersebut yang memiliki nama asli Chauncey L. Hawkins. Setelah masuk Islam, Loon merubah namanya menjadi Amir Junaid Muhaddith. Bukan hanya Loon yang masuk Islam, isteri dan anak-anaknya juga ikut langkah baik pemimpin keluarga mereka.

Tidak berapa lama setelah masuk Islam, Amir berangkat ke tanah suci Makkah, bertemu dengan para Imam Masjidil Haram.

Di depan Ka'bah itulah Amir menemukan jati dirinya sebagai seorang hamba Allah yang memiliki misi ibadah kepada-Nya. Amir masuk Islam setelah kumpulan lagu terakhirnya terjual 7 juta copy. Coba bayangkan, kalau per copy saja keuntungannya $ 1.00, maka maka sekitar $ 7 juta masuk kekantong Loon, atau sekitar 70 miliyar rupiah.

Sungguh uang yang sangat banyak bukan ?

Uang yang melimpah yang ia hasilkan dari musik itu ternyata tidak membuat Amir semakin menikmati hidup ini. Bukan uang yang melimpah dan ketenaran sejagat yang membuat Amir menikmati kebahagiaan hidup. Soal uang, ketenaran dan berbagai penghormatan manusia sudah ia dapatkan, baik di Amerika sendiri maupun dari kawasan dunia lainnya.


Islamlah yang ia pilih untuk menggapai kebahagiaan hakiki itu. Ternyata semua bentuk kesuksesan dunia yang ia dapatkan, tak menghalanginya untuk masuk Islam dan memilih Islam sebagai the way of life-nya.

Tak heran jika setiap Muslim yang melihat atau mendengar kisah Loon ini, spontan terucap di lidah mereka : Alhamdulillah, selamat datang saudaraku seiman. Salut luar biasa. Harta yang melimpah dan ketenaran sejagat ditinggalkan demi hidup sebagai seorang Muslim yang taat. Sementara di negeri kami yang terkenal sebagai negeri Muslim, malah orang berlomba-lomba mengejar fatamorgana dunia dan ketenaran itu.

Sungguh besar pengorbananmu. Uang, harta dan ketenaran itu mungkin tidak akan Anda dapatkan lagi seperti saat sebelum memilih agama yang benar ini sebagai jalan hidup. Pasti Amir sudah memperkirakan itu semua dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang mendalam. Itulah resiko menjadi Muslim taat, khususnya di Amerika yang terkenal pemerintahnya anti Muslim taat seperti Amir.

Amir menemukan cahaya Islam belum genap satu tahun, atau sekitar 10 bulan lalu. Musim Haji yang lalu, ia datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji dan berkunjung ke Madinah, kota Rasul Saw. Amir juga berkunjung ke Riyadh, ibu kota Kerajaan Arab Saudi dan bahkan ke beberapa kota di negara-negara Arab teluk, seperti United Arab Emirates. Dalam kunjungannya itu, Amir mendapatkan sambutan yang luar biasa. Beberapa media pun antri untuk mewawancarainya, termasuk Aljazeera, stasiun tv terkemuka di Qatar yang mampu melawan kebohongan dan hegemoni CNN milik raja media Yahudi bernama Murdoch.

Amir yang saat ini berusia 34 tahun menceritakan isi hatinya yang paling dalam tentang keislamannya sambil berkata : Saya meraih ketenaran yang luar biasa di kalangan masyarakat Amerika karena musik. Saya sukses luar biasa dalam dunia musik sehingga saya menjadi 10 penyanyi top Amerika berdasarkan rating media Amerika sendiri. Ketenaran saya meningkat tajam saat berduet bersama penyanyi kelas dunia Bop Diddy sehingga penjualan kaset rekaman lagunya lebih dari 7 juta copy. Saya telah menulis 52 lagu.

Amir menambahkan; Anda boleh percaya atau tidak. Kendati memiliki harta yang melimpah dan ketenaran, saya tidak pernah merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Sampai ketika saya berkunjung ke Abu Dhabi 7 bulan yang lalu, saya terkaget-kaget dengan budaya kaum Muslimin Arab. Saat itu saya mendengar lantunan suara azan dan saya melihat orang-orang bergerak menuju Masjid-Masjid yang terdekat untuk menunaikan shalat. Mereka terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja. Saat itu timbul pertanyaan dalam benak saya tentang hakikat agama mereka (Islam). Apakah Islam itu hanya khusus untuk bangsa Arab, atau untuk semua manusia? Sampai akhirnya saya mendapat jawaban yang konprehensif bahwa Islam itu adalah agama untuk semua manusia, tanpa membedakan keturunan, suku dan bangsa.

Setelah berfikir mendalam, saya putuskan masuk Islam dan saya shalat pertama kali saat kembali ke tempat tinggal saya di New York. Sejak itulah saya berubah total. Saya tinggalkan musik secara total. Saya keluar total dari komunitas di mana saya habiskan hidup saya sebelumnya selama 17 tahun. Sekarang saya merasakan ketenangan batin yang sejak lama saya rindukan. Saya merasa bertambah tenang lagi setelah isteri dan anak saya juga masuk Islam.

Semangat saya untuk belajar dan mengenal Islam semakin bertambah, karena tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Saya juga telah bergabung dengan lembaga dakwah Islam Kanada, bidang penyebaran Islam. Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya.

Terakhir Amir menyampaikan nasehatnya kepada generasi muda Muslim di mana saja berada : Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi Muda Muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradaban Barat, demikian juga dengan tradisi mereka.

Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu Barat dan prilaku mereka serta apa saja yang dilakukan oleh penyanyi Amerika atau Barat lainnya. Berbanggalah dengan Islam dan agama ini yang sekarang sedang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal Islam, mereka akan tahu bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutu dan berguna.

Banggalah Anda sebagai Muslim. Kenalilah Allah sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul yang membawa misi keselamatan. Shadaqta ya Amir. Anda benar saudaraku.


Last edited by cooler on Tue 12 Jul 2011, 9:22 am; edited 2 times in total
cooler
cooler
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 161
Reputation : -1
Points : 5071
Registration date : 2011-01-04

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty YUSUF ESTES, Mantan Penginjil (Evangelist) Amerika

Post by cooler Tue 12 Jul 2011, 9:17 am



Nama saya Yusuf Estes. Saat ini dipercaya memimpin sebuah organisasi bagi Muslim asli Amerika. Kini sepanjang hidup saya berikan untuk Islam. Saya berkeliling dunia untuk memberikan ceramah dan berbagi pengalaman bagaimana Islam hadir dalam diri saya. Organisasi kami terbuka untuk berdialog dengan berbagai kalangan. Misalnya para pemuka agama seperti pendeta, rabi (ulama kaum Yahudi-red) dan lainnya dimanapun mereka berada.

Kebanyakan medan kerja kami adalah kawasan institusional seperti pusat militer, universitas, hingga penjara. Tujuan utama adalah untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya dan memperkenalkan bagaimana hidup sebagai seorang Muslim. Meskipun Islam saat ini berkembang sebagai salah satu agama terbesar kedua setelah Kristen, namun masih banyak saja terjadi misinformasi tentang Islam. Misalnya Islam selalu diidentikkan dengan hal berbau Arab.

Banyak orang bertanya pada saya bagaimana mungkin seorang pendeta atau pastur Kristen bisa masuk Islam. Padahal tiap hari kami menyampaikan kebenaran Kristen. Belum lagi dengan berita-berita negatif tentang perilaku buruk Islam di media. Pasti tidak ada orang yang tertarik dengan Islam. Pernah seorang pria Kristen bertanya pada saya melalui e-mail kenapa dan bagaimana saya meninggalkan Kristen dan masuk Islam. Saya berterima kasih pada semua yang bersedia mendengar kisah saya berikut ini. Semoga Allah ridha.

Keluarga Kristen taat.

Saya lahir di Ohio, besar dan bersekolah di Texas. Dalam tubuh saya mengalir darah Amerika, Irlandia dan Jerman hingga sering disebut WASP (white anglo saxon protestant). Keluarga kami adalah penganut Kristen yang sangat taat. Tahun 1949, ketika masih di bangku SD kami pindah ke Houston, Texas. Saya dan keluarga sering hadir secara rutin ke gereja. Malah saya dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, masih Texas.

Sebagai seorang remaja, saya punya keinginan untuk bisa berkunjung ke banyak gereja di berbagai tempat guna menambah pengalaman dan pengetahuan Kristen. Kala itu saya benar-benar haus untuk mempelajari ajaran Kristen. Tidak hanya ajaran Kristen, bahkan ajaran Hindu, Budha, Yahudi,hingga Metafisika juga saya pelajari. Hanya satu ajaran yang saya tidak begitu serius dan bahkan tidak menaruh perhatian sama sekali, yakni Islam.

Saya suka musik terutama klasik. Hingga saya sering dapat undangan menyanyi di berbagai gereja. Di kisaran tahun 1960-an saya mengajar musik dan tahun 1963 punya studio sendiri di Laurel, Maryland yang saya beri nama “Estes Music Studios.” Hingga tahun 1990 atau hampir 30 tahun lamanya saya bersama dengan ayah mengelola bisnis entertainment. Kami juga punya toko alat musik piano dan organ di Texas, Oklahoma hingga Florida.

Ayah dulu pernah aktif dalam aneka kegiatan gereja. Dari sekolah minggu hingga aktifitas penggalangan dana bagi pengembangan sekolah Kristen. Dia sangat menguasai Bibel dan juga terjemahannya. Melalui ayah pula saya belajar Bibel dalam berbagai versi dan terjemahan.

Ayah saya, seperti kebanyakan pendeta lainnya, selalu mendapat pertanyaan:”Apakah Tuhan yang menulis Bibel?” Biasanya jawabannya adalah: “Bibel adalah rangkaian kata inspirasi seorang lelaki yang berasal dari Tuhan.” Itu bermakna, menurut saya, manusialah yang menulis Bibel. Tentu saja, selama bertahun-tahun, jawaban itu menimbulkan banyak tanggapan bahkan penolakan. Namun ayah selalu menambahkan,”Akan tetapi (Bibel) itu tetap kata dari Tuhan yang diilhamkan kepada manusia.” Begitulah.

Mencari Tuhan

Selama bertahun-tahun saya mencoba mencari Tuhan dengan berbagai cara. Saya pelajari dan cek dalam agama Budha, Hindu Metafisika, Taoisme, Yahudi dan banyak lagi. Bertahun-tahun saya pelajari hingga mendekati usia ke-50 saya belum menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya. Lalu saya mencoba bergaul dengan banyak kalangan, termasuk dengan para evangelis dan penginjil yang punya pengalaman di berbagai tempat dan negara. Kami sering melakukan perjalanan jauh. Namun tidak ada jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang mau menjawab siapa yang menulis Bibel sebenarnya, kenapa Bibel banyak versi padahal bukunya sama, kenapa banyak sekali terdapat kesalahan versi terkini dengan versi terdahulu. Dan, bahkan, dalam berbagai versi Bibel, saya tidak menemukan satupun kata “Trinitas.”

Kolega saya akhirnya tidak mampu meyakinkan saya. Mereka lelah mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan “nyeleneh” tersebut. Sampai akhirnya datanglah satu kejadian yang merupakan awal perjumpaan saya dengan Islam. Kejadian yang akhirnya meruntuhkan semua konsep-konsep dan keyakinan-keyakinan yang telah membebani saya selama bertahun-tahun. Solusi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya datang justru dengan cara, yang menurut saya, aneh dan ganjil.

Jumpa pria Mesir

Ceritanya, awal 1991 ayah mencoba menjalin bisnis dengan seorang pengusaha dari Mesir. Ia meminta saya untuk bertemu dengan pria Mesir itu. Bagi saya inilah kali pertama mengadakan kontak bisnis internasional. Yang saya tahu tentang Mesir adalah piramid, patung Sphinx, dan sungai Nil. Hanya itu. Lalu ayah menyebut bahwa pria itu seorang Muslim.

Apa? Islam? Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Menjalin hubungan dengan orang Islam? Spontan batin saya menolak. Tidak, no way! Saya mengingatkan ayah agar membatalkan kontak dengan pria itu dengan menyebut hal-hal negatif tentang orang Islam. Orang Islam teroris, pembajak, penculik, pengebom, dan entah apa lagi. Saya sebut juga mereka (orang Islam) tidak percaya dengan Tuhan, tiap hari kerjanya mencium tanah lima kali sehari, dan menyembah kotak hitam di tengah padang pasir (maksudnya Ka’bah-red.). Tidak! Saya tidak mau jumpa orang itu.

Ayah tetap mendesak. Ia menyebut orang itu sangat ramah dan baik hati. Akhirnya saya menyerah dan bersedia bertemu dengan pengusaha Islam tersebut. Tapi untuk pertemuan tersebut saya buat semacam “aturan” khusus. Antara lain; saya mau bertemu dengannya pada hari Minggu setelah kegiatan di gereja, sehingga punya “kekuatan” kala bertemu nanti. Saya musti bawa Bibel, pakai baju jubah dan peci ala gereja bertuliskan “Yesus Tuhan Kami.” Istri dan kedua anak perempuan saya juga harus datang di saat pertemuan pertamakali dengan orang Islam itu.

Tibalah hari H. Ketika saya masuk toko, langsung saya tanya pada ayah mana orang Islam itu. Ayah menunjuk seorang laki-laki di dekatnya. Mendadak saya dilanda kebingungan. Ah sepertinya pria itu bukan si Islam yang dimaksud. Hati saya membatin. Penampilannya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki asal Mesir itu tidak berjanggut, bahkan tidak punya rambut sama sekali alias botak. Ia tidak bersorban dan tidak pula berjubah. Malah pakai jas.

Spontan saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mengamati orang-orang yang hadir. Saya mencari-cari orang yang pakai jubah dengan surban melilit di kepalanya, berjenggot lebat serta alis mata tebal. Khas orang Arab. Namun tidak ada seorangpun yang memenuhi kriteria saya. Yang lebih mengejutkan, pria itu malah menegur saya dengan sangat ramah. Ia menyambut dan menjabat tangan saya dengan hangat. Namun saya tidak terkesan dengan tingkahnya itu. Hanya ada satu pikiran, yakni bagaimana meng-Kristenkan pria Mesir itu.

Interogasi

Selepas perkenalan singkat, saya pun mulai “menginterogasi” pria Mesir tersebut. Anda percaya dengan Tuhan? tanya saya mengawali. Pria itu menjawab ya. Saya mencocornya lagi dengan rentetan pertanyaan lain seperti keyakinan Islam kepada Nabi Adam, Ibrahim. Musa, Daud, Sulaiman hingga Isa Al-Masih. Saya dibuat terpana kala mendengar jawabannya. Ia menjelaskan Islam percaya dengan Nabi-Nabi yang saya sebut tadi. Bahkan makin ternganga kala diberitahu Islam juga beriman dengan salah satu Kitab Allah yakni Injil dan Nabi Isa adalah salah satu utusan-Nya. Fantastik!

Akhirnya kami jadi sering bertemu dan berdiskusi terutama tentang keimanan. Pria ini sangat lain. Ramah, kalem, dan terkesan pemalu. Ia mendengar dengan serius setiap kata-kata saya dan tidak menyela sedikitpun. Lama kelamaan saya jadi menyukai pria itu. Namun waktu itu yang masih terpikir oleh saya adalah mencari cara untuk mengajaknya masuk Kristen. Orang ini sangat potensial menurut saya.

Menjadi mitra bisnis

Saya akhirnya setuju untuk menjalin bisnis dengan pengusaha Mesir itu. Kami sering mengadakan perjalanan bisnis di sepanjang kawasan Utara Texas. Sepanjang hari kami justru banyak berdiskusi hal keyakinan Islam dan Kristen ketimbang masalah bisnis. Kami bicara tentang konsep Tuhan, arti hidup, maksud penciptaan manusia dan alam serta isinya, tentang Nabi, dan banyak lainnya lagi.

Satu ketika saya dapat kabar Muhammad bermaksud pindah rumah. Selama ini ia tinggal bersama dengan seorang temannya. Ia berencana untuk tinggal di mesjid selama beberapa waktu. Saya dan ayah mengajaknya tinggal di rumah kami saja. Ia pun setuju.

Satu ketika salah seorang teman saya –seorang pendeta- mengalami serangan jantung. Kami membawanya ke rumah sakit terdekat dan tinggal beberapa saat disana. Saya pun musti menjenguknya beberapa kali dalam seminggu. Muhammad sering saya ajak serta. Rupanya teman saya itu tidak begitu suka. Bahkan ia dengan nyata menolak berdiskusi apapun tentang Islam. Hingga satu hari datang pasien baru. Seorang pria yang kemudian tinggal satu kamar di rumah sakit dengan teman saya. Ia menggunakan kursi roda. Saya berkenalan dengan pria itu. Sekilas tampaknya pria itu seperti sedang depresi berat.

Pria di kursi roda mencari Tuhan

Akhirnya saya tahu pria itu kesepian dan depresi berat serta butuh teman dalam hidupnya. Jadilah saya mencoba mengingatkan dia tentang Tuhan. Saya kisahkan tentang Nabi Yunus yang hidup dalam perut ikan. Sendirian dalam gelap namun masih ada Tuhan bersamanya.

Selepas mendengar kisah itu, pria berkursi roda itu mendongakkan kepalanya seraya meminta maaf. Ia menceritakan bahwa ada sedikit masalah yang melandanya. Selanjutnya ia ingin mengakuinya kesalahannya itu di hadapan saya. Saya berujar bahwa saya bukan seorang pendeta. Pria itu justru menjawab; “Sebenarnya saya dulu seorang pendeta.”

“Apa? Saya barusan menceramahi seorang pendeta ? Saya benar-benar syok kala itu. Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi dengan dunia ini sebenarnya?

Rupanya pendeta itu –namanya Peter Jacobs- adalah mantan misionaris yang telah berkeliling Amerika Latin dan Meksiko selama 12 tahun. Kini ia malah depresi dan butuh istirahat. Saya menawarkannya untuk tinggal di rumah kami. Dalam perjalanan ke rumah, saya berdiskusi dengan Peter tentang Islam. Saya sungguh terkejut kala diberitahu para pendeta Kristen juga belajar tentang Islam dan bahkan sebagiannya ada yang doktor di bidang itu. Ini hal baru bagi saya tentunya.

Sang pendeta masuk Islam!

Satu hari pendeta Peter Jacobs ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam di Mesjid. Ia pun ikut Muhammad. Sepulang dari sana saya bertanya pada Peter ada kegiatan apa di sana. Peter menyebut tidak ada acara apa-apa di mesjid. Mereka (orang Islam) cuma datang dan shalat saja. Tidak ada acara seremoni apapun. Apa? tidak ada ceramah atau nyanyian apapun?

Beberapa hari kemudian Peter minta ikut lagi ke mesjid. Namun kali ini lain. Mereka tidak pulang-pulang hingga larut malam. Saya khawatir sesuatu terjadi terhadap mereka. Akhirnya Muhammad kembali dengan seorang pria berjubah. Saya sungguh terkejut dengan laki-laki yang datang bersama Muhammad itu. Ia mengenakan jubah dan topi putih. Ah rupanya si Peter. Ada apa dengan kamu tanya saya. Jawaban Peter bak petir di siang bolong. Ia menyebut sudah bersyahadah. Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Pendeta masuk Islam?

Saya benar-benar syok dan semalaman tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Saya ceritakan kejadian tersebut kepada istri. Istri saya justru menyatakan ia juga ingin masuk Islam, karena itulah yang benar. Oh Tuhan! Saya benar-benar tidak percaya.

Sekeluarga masuk Islam

Pagi itu, pukul 11, saya bersyahadah di hadapan dua orang saksi, mantan pendeta Peter Jacobs dan Muhammad Abd. Rahman. Alhamdulillah, di usia ke-47 saya jadi seorang Muslim. Beberapa menit kemudian istri saya juga ikut bersyahadah. Ayah baru memeluk Islam beberapa bulan kemudian. Sejak itu saya dan ayah sering ke mesjid terdekat di kota kami. Ayah mertua saya akhirnya juga mengikuti kami. Di usianya yang ke-86 ia memeluk Islam. Mertua saya meninggal persis beberapa bulan selepas bersyahadah. Semoga Allah ampuni dia. Amiin.

Adapun anak-anak saya pindahkan dari sekolah Kristen ke sekolah Islam. Setelah sepuluh tahun bersyahadah, mereka telah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran.

Sejak itu saya habiskan waktu hanya untuk Islam. Saya berdakwah ke mana-mana, hingga ke luar Amerika. Banyak sudah yang memeluk Islam. Baik dari kalangan birokrat, guru, dan pelajar dari berbagai agama. Dari Hindu, Katolik, Protestan, Yahudi, Rusia Orthodok, hingga Atheis. Saat ini saya juga mengelola sebuah website yakni Islamalways.com yang punya motto terkenal, ” where we’re always open 24 hours a day and always plenty of free parking.” (kami buka 24 jam sehari dan banyak tempat parkir gratis).

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Yusuf-estes
cooler
cooler
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 161
Reputation : -1
Points : 5071
Registration date : 2011-01-04

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Jerarld F Dirks, Mantan Ketua Dewan Gereja Methodist Amerika, Temui Kenikmatan dan Disiplin dalam Islam

Post by cooler Tue 12 Jul 2011, 9:26 am

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 738_dr%20jerald

Jerald F Dirks, sebelumnya ialah seorang pendeta yang dinobatkan sebagai Ketua Dewan Gereja Metodis Kini peraih gelar Bachelor of Arts (BA) dan Master of Divinity (M Div) dari Universitas Harvard, serta pemegang gelar Master of Arts (MA) dan Doctor of Psychology (Psy D) dari Universtas Denver, Amerika Serikat, menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

Dibesarkan di tengah lingkungan masyarakat penganut kepercayaan Kristen Metodis, membuat Jerald kecil terbiasa dengan suara dentingan lonceng yang kerap mengalun dari sebuah bangunan tua Gereja Kristen Metodis yang berjarak hanya dua blok dari rumahnya. Bunyi lonceng yang bergema setiap Minggu pagi ini menjadi tanda bagi seluruh anggota keluarganya agar segera menghadiri kebaktian yang diadakan di gereja.

Tidak hanya dalam urusan kebaktian saja, tetapi juga dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Gereja Kristen Metodis, seluruh anggota keluarga ini turut terlibat secara aktif. Karenanya tak mengherankan jika sejak usia kanak-kanak Jerald sudah diikutsertakan dalam kegiatan yang diadakan oleh pihak gereja. Salah satunya adalah mengikuti sekolah khusus selama dua pekan yang diadakan oleh pihak gereja setiap bulan Juni. Selama mengikuti sekolah khusus ini, para peserta mendapat pengajaran mengenai Bibel.

''Secara rutin saya mengikuti sekolah khusus ini hingga memasuki tahun kedelapan, selain kebaktian Minggu pagi dan sekolah Minggu yang diadakan setiap akhir pekan,'' ungkap muallaf kelahiran Kansas tahun 1950 ini. Diantara para peserta sekolah khusus ini, Jerald termasuk yang paling menonjol. Tidak pernah sekalipun ia absen dari kelas. Dan dalam hal menghafal ayat-ayat dalam Bibel, ia kerap mendapatkan penghargaan.

Keikutsertaan Jerald dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Gereja Metodis terus berlanjut hingga ia memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Diantaranya ia terlibat secara aktif dalam organisasi kepemudaan Kristen Metodis. Dia juga kerap mengisi khotbah dalam acara kebaktian Minggu yang khusus diadakan bagi kalangan anak muda seusianya. Dalam perjalanannya, khotbah yang ia sampaikan ternyata menarik minat komunitas Kristen Metodis di tempat lain. Ia pun kemudian diminta untuk memberikan khotbah di gereja lain, panti jompo, dan dihadapan organisasi-organisasi kepemudaan yang berafiliasi dengan Gereja Metodis. Sejak saat itu Jerald bercita-cita ingin menjadi seorang pendeta kelak.

Ketika diterima di Universitas Harvard, Jerald tidak mensia-siakan kesempatan demi mewujudkan cita-citanya itu. Ia mendaftar pada kelas perbandingan agama yang diajar oleh Wilfred Cantwell Smith untuk dua semester. Di kelas perbandingan agama ini Jerald mengambil bidang keahlian khusus agama Islam. Namun, selama mengikuti kelas ini Jerald justru lebih tertarik untuk mempelajari agama Budha dan Hindu. Dibandingkan dengan Islam, menurut dia, kedua ajaran agama ini tidak ada kemiripan sama sekali dengan keyakinan yang ia anut selama ini.

Akan tetapi untuk memenuhi tuntutan standar kelulusan akademik, Jerald diharuskan untuk membuat makalah mengenai konsep wahyu dalam Alquran. Ia mulai membaca berbagai literatur buku mengenai Islam, yang sebagian besar justru ditulis oleh para penulis non-muslim. Ia juga membaca dua Alquran terjemahan bahasa Inggris dalam versi yang berbeda. Diluar dugaannya buku-buku tersebutlah yang di kemudian hari justru membimbingnya ke kondisi seperti saat ini. Makalah tersebut membuat pihak Harvard memberikan penghargaan Hollis Scholar kepada Jerald. Sebuah penghargaan tertinggi bagi para mahasiswa jurusan Teologi Universitas Harvard yang dinilai berprestasi.

Untuk mewujudkan cita-citanya, bahkan Jerald rela mengisi liburan musim panasnya dengan bekerja sebagai seorang pendeta cilik di sebuah Gereja Metodis terbesar di negeri Paman Sam tersebut. Pada musim panas itu pula ia mendapatkan sertifikat untuk menjadi seorang pengkhotbah dari pihak Gereja Metodis Amerika.

Setelah lulus dari Harvard College di tahun 1971, Jerald langsung mendaftar di Harvard Divinity School atau sejenis sekolah tinggi teologi atas beasiswa dari Gereja Metodis Amerika. Selama menempuh pendidikan di bidang teologi, Jerald juga mengikuti program magang sebagai di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston. Ia lulus dari sekolah tinggi ini tahun 1974 dan mendapatkan gelar Master di bidang teologi. Selepas meraih gelar master teologi, ia sempat menghabiskan liburan musim panasnya dengan menjadi pendeta pada dua Gereja Metodis Amerika yang berada di pinggiran Kansas.

Aktivitasnya sebagai seorang pendeta tidak hanya terbatas di lingkungan gereja saja. Ia mulai merambah ke cakupan yang lebih luas, mulai dari lingkungan sekolah, perkantoran, hingga pesan-pesan ajaran Kristen Metodis ia juga gencar sampaikan kepada para pasien yang datang ke tempat praktiknya sebagai seorang dokter ahli kejiwaan.

Meninggalkan aktivitas gereja

Namun, berbagai upaya dakwah ini dinilainya tidak memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat di sekitar ia tinggal. Ia justru menyaksikan terjadinya penurunan moralitas di tengah-tengah kehidupann beragama masyarakat Amerika. Bahkan kondisi serupa juga terjadi di lingkungan gereja.

''Dua dari tiga pasangan di Amerika selalu berakhir dengan perceraian, aksi kekerasan meningkat di lingkungan sekolah dan di jalanan, tidak ada lagi rasa tanggung jawab dan disiplin di kalangan anak muda. Bahkan yang lebih mencengangkan diantara para pemuka Kristen ada yang terlibat dalam skandal seks dan keuangan. Masyarakat Amerika seakan-akan sedang menuju kepada kehancuran moral,'' paparnya.

Melihat kenyataan seperti ini, Jerald mengambil keputusan untuk menyendiri dan tidak lagi menjalani aktivitasnya memberikan pelayanan dan khotbah kepada para jemaat. Sebagai gantinya ia memutuskan untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh sang istri. Penelitian mengenai sejarah kuda Arab ini membuat ia dan istrinya melakukan banyak kontak dengan warga Amerika keturunan Muslim Arab . Salah satunya adalah dengan Jamal. Babak pergaulan dengan Arab Muslim

Pertemuan Jerald dengan pria Arab-Amerika ini pertama kali terjadi pada musim panas tahun 1991. Dari awalnya sekedar berhubungan melalui sambungan telepon, kemudian berlanjut pada saat Jamal berkunjung ke rumah Jerald. Pada kunjungan kali pertama ini, Jamal menawarkan jasa untuk menterjemahkan berbagai literatur dari bahasa Arab ke Inggris yang disambut baik oleh Jerald dan istrinya.

Ketika waktu shalat ashar tiba, sang tamu kemudian meminta izin agar diperbolehkan menggunakan kamar mandi dan meminjam selembar koran untuk digunakan sebagai alas shalat. Apa yang diminta oleh tamunya itu diambilkan oleh Jerald, kendati dalam hati kecilnya ia berharap bisa meminjamkan sesuatu yang lebih baik dari sekedar lembaran surat kabar sebagai alas shalat. Untuk kali pertama ia melihat gerakan shalat dalam agama Islam.

Aktivitas shalat ashar itu terus ia lihat manakala Jamal dan istrinya berkunjung ke rumah mereka seminggu sekali. Dan, hal itu membuat Jerald terkesima. ''Selama berada di rumah kami, tidak pernah sekalipun ia memberikan komentar mengenai agama yang kami anut. Begitu juga ia tidak pernah menyampaikan ajaran agama yang diyakininya kepada kami. Yang dia lakukan hanya memberikan contoh nyata yang amat sederhana, seperti berbicara dengan suara serendah mungkin jika ada diantara kami yang bertanya mengenai agamanya. Ini yang membuat kami kagum,'' ungkapnya.

Dari perkenalannya dengan Jamal dan keluarganya, justru Jerald mendapat banyak pelajaran yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Sang tamu telah menunjukkan kepadanya sebuah pelajaran disiplin melalui shalat yang dilaksanakannya. Selain pelajaran moral dan etika yang diperlihatkan Jamal dalam urusan bisnis dan sosialnya serta cara Jamal berkomunikasi dengan kedua anaknya. ''Begitu juga yang dilakukan oleh istrinya menjadi contoh bagi istriku.''

Tidak hanya itu, dari kunjungan tersebut Jerald juga mendapatkan pengetahuan seputar dunia Arab dan Islam. Dari Jamal, ia bisa mengetahui tentang sejarah Arab dan peradaban Islam, sosok Nabi Muhammad, serta ayat-ayat Alquran berikut makna yang terkandung di dalamnya. Setidaknya Jerald meminta waktu kurang lebih 30 menit kepada tamunya untuk berbicara mengenai segala aspek seputar Islam. Dari situ, diakui Jerald, dirinya mulai mengenal apa dan bagaimana itu Islam.

Kemudian oleh Jamal, Jerald sekeluarga diperkenalkan kepada keluarga Arab lainnya di masyarakat Muslim setempat. Diantaranya keluarga Wa el dan keluarga Khalid. Dan secara kontinyu, ia melakukan interaksi sehari-hari dengan komunitas keluarga Arab Amerika ini. Dari interaksi tersebut, Jerald mendapatkan sesuatu ajaran dalam Islam yang selama ini tidak ia temui manakalan berinteraksi dengan komunitas masyarakat Kristen, yakni rasa persaudaraan dan toleransi.

Baru di awal Desember 1992, sebuah pertanyaan mengganjal timbul dalam pikirannya, ''Dirinya adalah seorang pemeluk Kristen Metodis, tapi kenapa dalam keseharian justru bergaul dan berinteraksi dengan komunitas masyarakat Muslim Arab?.'' Sebuah komunitas masyarakat yang menurutnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, serta mengedepankan sikap saling menghargai baik terhadap pasangan masing-masing, anggota keluarga maupun sesama. Sebuah kondisi yang pada masa sekarang hampir tidak ia temukan dalam masyarakat Amerika. Serangkaian Kejadian Tak Terduga

Untuk menjawab keraguannya itu, Jerald memutuskan untuk mempelajari lebih dalam ajaran Islam melalui kitab suci Alquran. Dalam perjalanannya mempelajari Aquran, sang pendeta ini justru menemukan nilai-nilai yang sesuai dengan hati kecilnya yang selama ini tidak ia temukan dalam doktrin ajaran Kristen yang dianutnya. Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas membuatnya memutuskan untuk masuk Islam. Ia merasa belum siap untuk melepaskan identitas yang dikenakan selama hampir 43 tahun lamanya dan berganti identitas baru sebagai seorang muslim.

Begitu pun ketika ia bersama sang istri memutuskan untuk mengunjungi kawasan Timur Tengah di awal tahun 1993. Ketika itu, ia seorang diri makan di sebuah restoran yang hanya menyajikan makanan Arab setempat. Sang pemilik restoran, Mahmoud, kala itu memergoki dirinya tengah membaca sebuah Alquran terjemahan bahasa Inggris. Tanpa berkata sepatah kata pun, Mahmoud melontarkan senyum ke arah Jerald.

Kejadian tak terduga lagi-lagi menghampirinya. Istri Mahmoud, Iman, yang merupakan seorang Muslim Amerika, mendatangi mejanya sambil membawakan menu yang ia pesan. Kepadanya Iman berkomentar bahwa buku yang ia baca adalah sebuah Alquran. Tidak hanya itu, Iman juga bertanya apakah Jerald seorang muslim sama seperti dirinya. Pertanyaan tersebut lantas ia jawab dengan satu kata: Tidak.

Namun ketika Imam menghampiri mejanya untuk menyerahkan bukti tagihan, tanpa disadari Jerald melontarkan kalimat permintaan maaf atas sikapnya, seraya berkata: ''Saya takut untuk menjawab pertanyaan Anda tadi. Namun jika Anda bertanya kepada saya apakah saya percaya bahwa Tuhan itu hanya satu, maka jawaban saya adalah ya. Jika Anda bertanya apakah saya percaya bahwa Muhammad adalah salah satu utusan Tuhan, maka jawaban saya akan sama, iya.'' Mendengar jawaban tersebut, Iman hanya berkata: ''Tidak masalah, mungkin bagi sebagian orang butuh waktu lama dibandingkan yang lain.''

Ikut berpuasa dan shalat

Ketika memasuki minggu kelima masa liburannya di Timur Tengah atau bertepatan dengan masuknya bulan Ramadhan yang jatuh pada bulan Maret tahun 1993, untuk kali pertama Jerald dan istrinya menikmati suasana lain dari ibadah orang Muslim. Demi menghormati masyarakat sekitar, ia dan istri ikut serta berpuasa. Bahkan pada saat itu, Jerald juga mulai ikut-ikutan melaksanakan shalat lima waktu bersama-sama para temannya yang Muslim dan kenalan barunya yang berasal dari Timur Tengah.

Bersamaan dengan akan berakhirnya masa liburannya menjelajah kawasan Timur Tengah, hidayah tersebut akhirnya datang. Peristiwa penting dalam hidup Jerald ini terjadi manakala ia diajak seorang teman untuk mengunjungi Amman, ibukota Yordania.

Pada saat ia melintas di sebuah jalan di pusat ibukota, tiba-tiba seseorag lelaki tua datang menghampirinya seraya mengucapkan, Salam Alaikum dan mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman, serta melontarkan pertanyaan apakah iaseorang Muslim?. Sapaan salam dalam ajaran Islam itu membuatnya kaget. Di sisi lain, karena kendala bahasa, ia bingung harus menjelaskan dengan cara apa ke orang tua tersebut bahwa ia bukan seorang Muslim. Terlebih lagi teman yang bersamanya juga tidak mengerti bahasa Arab. Mengikrarkan Keislaman Saat itu Jerald merasa dirinya tengah terjebak dalam situasi yang sulit diungkapkan. Pilihan yang ada dihadapannya saat itu hanya dua, yakni berkata N'am yang artinya iya atau berkata La yang berarti tidak. Hanya ia yang bisa menentukan pilihan tersebut, sekarang atau tidak sama sekali.

Setelah berpikir agak lama dan memohon petunjuk dari Allah, Jerald pun menjawabnya dengan perkataan N'am. Sejak peristiwa tersebut, ia resmi menyatakan diri masuk Islam. Beruntung hidayah tersebut juga datang lepada istrinya di saat bersamaan. Sang istri yang kala itu berusia 33 tahun juga menyatakan diri sebagai seorang Muslimah.

Bahkan tidak lama berselang setelah kepulangannya ke Amerika, salah seorang tetangganya yang juga merupakan seorang pendeta mendatangi kediamannya dan menyatakan ketertarikannya tehadap ajaran Islam. Dihadapannya, tetangganya yang telah berhenti menjadi pendeta Metodis ini pun berikrar masuk Islam.

Kini hari-hari Jerald dihabiskan untuk kegiatan menulis dan memberikan ceramah tentang Islam dan hubungan antara Islam dan Kristen. Bahkan ia juga kerap diundang sebagai bintang tamu dalam program Islam di televisi di banyak negara. Salah satu hasil karyanya yang menjadi best seller adalah "The Cross and the Crescent: An Interfaith Dialogue between Christianity and Islam". Selain itu ia juga menulis lebih dari 60 artikel tentang ilmu perilaku, dan lebih dari 150 artikel tentang kuda Arab dan sejarahnya.
cooler
cooler
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 161
Reputation : -1
Points : 5071
Registration date : 2011-01-04

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 9:52 am

http://johnadisubrata.blogspot.com/2009/01/sekilas-dari-keabadian-1.html

Kesaksian Ian McCormack
Oleh: John Adisubrata
IAN MCCORMACK, JATI DIRINYA

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Ian_1980

‘Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah!” Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik.’ (Mazmur 53:2)
Nama saya Ian McCormack. Saya lahir tahun 1956 di New Zealand, dan dibesarkan di sebuah kota di North Island negara tersebut, yang bernama Rotorua. Kedua orang tua saya, Colin dan Marie McCormack, bekerja sebagai guru sekolah dasar.

Saya mempunyai dua orang saudara, Sharon, kakak perempuan saya, dan Neil, adik laki-laki kami, yang berusia dua tahun lebih muda dari pada saya.
Sekalipun kami sekeluarga adalah penganut agama Kristen yang beraliran Anglican (Church of England), hanya ibu saya seorang saja, yang mempunyai iman dan hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus. Melalui wanita pendiam ini, saya mengetahui untuk pertama kalinya arti kehidupan kristiani yang sejati.
Jauh sebelum saya menginjak usia remaja, setiap malam ia mengajak saya untuk duduk berlutut bersamanya di samping tempat tidur saya. Tak pernah terlupakan anjuran yang selalu diucapkan olehnya, agar saya berdoa kepada

Tuhan dari lubuk hati yang terdalam, dan bukan menggunakan akal pikiran saya sendiri.
Berulang-ulang kali ia berkata kepada saya: “Ian, apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”
Sampai saat ini wejangan yang sering kali dikatakan olehnya tersebut tidak pernah meninggalkan diri saya lagi.
Pada suatu hari, seperti kebiasaan anak-anak kecil yang selalu ingin mengetahui hal-hal yang masih asing bagi mereka, saya mengajukan pertanyaan kepadanya: “Mama, apakah engkau yakin, bahwa Tuhan itu bukan hasil karya khayalan manusia belaka? Kalau Dia benar-benar ada, mengapa doa-doaku tidak pernah ditanggapi oleh-Nya? Mengapa aku tidak pernah merasakan hadirat-Nya?”

Ibu saya menjawab dengan menceriterakan suatu kejadian yang dialami olehnya beberapa tahun sebelumnya. Ketika seorang diri ia harus menghadapi sebuah masalah kehidupan yang amat berat, oleh karena tabiatnya yang ‘introvert’ sekali, ia hanya mempunyai satu pilihan saja, yaitu membawa persoalan tersebut langsung ke hadapan Tuhan. Dengan hati yang hancur, diiringi oleh tetesan-tetesan air mata, ia berseru kepada Tuhan dari lubuk hatinya yang paling dalam untuk memohon bimbingan dan pertolongan-Nya.

Penuh keyakinan ibu saya mengatakan, bahwa pada malam itu juga Tuhan sudah menyatakan diri kepadanya. Percakapan kami tersebut diakhiri olehnya dengan menegaskan sekali lagi kepada saya, bahwa semenjak saat itu ia sudah mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus, bahkan … ia sering bercakap-cakap dengan Dia!
“Bercakap-cakap dengan Tuhan? Apakah pernyataan Mama tersebut harus kutanggapi dengan serius?” Benak pikiran saya yang pada saat itu masih belum mampu untuk mencernakan kebenarannya, segera menolak dengan membisikkan ke dalam hati nurani saya, bahwa hal itu patut sekali saya ragukan!

Dengan amat sinis saya menanggapinya: “Apakah kita harus mengalami suatu ‘tragedy’ terlebih dahulu untuk bisa berhubungan dengan Tuhan, … atau merasakan hadirat-Nya?”
Tak pernah terpikirkan, bahwa komentar sarkastik tersebut akhirnya menjadi suatu kenyataan yang amat mengerikan beberapa tahun berikutnya. Hanya oleh karena kasih karunia Tuhan yang luar biasa saja, peristiwa yang akan saya kisahkan di dalam buku kesaksian ini sudah menjadi awal titik tolak positif bagi perubahan drastis yang sekarang sudah terjadi di dalam kehidupan saya.

Ketika masih berumur 14 tahun, saya mengambil keputusan tegas untuk berhenti mengikuti ibu saya pergi ke gereja setiap hari Minggu. Dengan terus terang sekali saya berkata kepadanya, bahwa agama Kristen adalah sebuah agama yang tidak berguna bagi saya, karena saya tidak bisa melihat makna dan tujuannya bagi kebaikan masa depan hidup saya!

Meskipun tertegun mendengar keputusan saya tersebut, wanita yang mempunyai hati amat lembut ini menjawab penuh pengertian: “Ian, aku tidak akan memaksamu untuk melakukan sesuatu yang tidak engkau kehendaki. Keinginanku hanya untuk membekali masa depanmu dengan menunjukkan kepadamu jalan kebenaran yang harus engkau tempuh di dalam hidup ini. Tetapi Ian, jika ternyata tidak ada satu pun dari segala usahaku untuk membimbing engkau yang bisa membekas di dalam hatimu, camkanlah pesanku yang ini saja ….”
Dan seperti biasa, pada setiap kesempatan yang ada, ia menasihati saya dengan wejangan yang sama: “Apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”

Kendatipun saya menolak, bahkan menyangkal keberadaan Tuhan di hadapannya, saya tahu berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah saya lalui bersama dia selama itu, ibu saya tidak akan pernah berhenti memanjatkan doa kepada Tuhan bagi keselamatan hidup kami sekeluarga.
Tanpa saya sadari sendiri, dalam usia yang masih muda belia, saya sudah mengikrarkan diri saya sendiri sebagai seorang ‘Atheist’.

MUSIM PANAS YANG ABADI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya TamarinBay_4

“Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (Efesus 2:2)
Sedari masa kanak-kanak saya adalah seorang pemuja kehidupan alam terbuka. Berdasarkan ‘hobby’ tersebut saya mengambil keputusan untuk meneruskan pendidikan saya di bidang ‘Agriculture’ (Pertanian), yang sudah saya selesaikan pada tahun 1978 di Lincoln University, sebuah universitas yang terletak di South Island negara kami.
Sebagai seorang pemuda yang hidup di sebuah negara kepulauan yang beriklim dingin sekali, saya selalu merasa tertarik akan negara-negara tropikal yang menawarkan keindahan pantai-pantainya bagi para penggemar olahraga-olahraga air laut, seperti: ‘surfing’ atau ‘diving’.

Diilhami oleh kisah perjalanan dan petualangan dua orang pemuda yang sebaya dan ‘sependirian’ dengan saya di dalam sebuah film termasyhur berjudul: ‘Endless Summer’ (Musim Panas Tanpa Akhir) yang diputar di bioskop pada tahun 1979, saya memutuskan untuk pergi bertamasya mengelilingi dunia. Seperti mereka, saya ingin mengembara menikmati masa muda terlebih dahulu, sebelum saya terjun ke dalam arus dunia pekerjaan yang serius.
Berdua dengan Tony, sahabat karib saya, kami merencanakan suatu perjalanan liburan berjangka panjang untuk mengunjungi negara-negara yang memiliki pantai-pantai terindah di dunia.

Setelah mengumpulkan seluruh ‘harta-harta benda’ paling berharga yang saya miliki, dan kemudian menjualnya, … pada bulan April 1980 kami berdua bertolak meninggalkan New Zealand dengan membawa bekal-bekal yang secukupnya saja. Tanpa mempunyai jadwal perjalanan yang tetap, kami memulainya dengan menelusuri pantai-pantai termasyhur di Australia, Indonesia dan kemudian Malaysia.

Di pulau Penang Tony dan saya memutuskan untuk berpisah, karena ia ingin meneruskan perjalanannya ke India, sedangkan saya mempunyai keinginan untuk mengunjungi seorang sahabat saya di Sri Lanka terlebih dahulu.
Setelah melewati waktu selama beberapa minggu di pantai-pantai terkenal negara itu, untuk menghemat biaya, saya bekerja sebagai salah seorang awak kapal pengangkutan barang-barang yang akan bertolak dari Sri Lanka menuju ke benua Afrika. 26 hari lamanya kami mengarungi lautan sebelum mendarat di sebuah pulau amat mungil yang bernama Mauritius, ... sebuah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Madagascar.

Termangu-mangu saya mengagumi keindahan panorama sepanjang pesisir pulau tersebut yang diliputi oleh kemegahan alam raya Samudera India yang masih natural dan murni sekali. Benar-benar merupakan sebuah pulau optimal yang paling indah di dunia, yang pernah saya saksikan sampai saat itu! Laksana keindahan taman Firdaus yang memiliki kesempurnaan pantai-pantai laut idaman para penggemar olahraga-olahraga air seperti saya.

Di pelabuhan Port Louis kapal kami melemparkan sauhnya. Ketika saya menjejakkan kedua kaki di pulau tersebut untuk pertama kalinya, saya merasa yakin, bahwa saya harus singgah di sana, bahkan melewatkan waktu yang cukup lama, untuk bisa menikmati keindahan pantai-pantainya.
Dengan alasan itu saya membatalkan rencana saya yang mula-mula untuk meneruskan perjalanan bersama kapal tersebut menuju ke benua Afrika.

Saya menyewa sebuah bungalo di daerah pantai yang bernama Tamarin Bay. Di sana saya membaur dan menjalin persahabatan yang erat dengan para nelayan dan penduduk setempat pulau Mauritius yang mempunyai gaya hidup amat sederhana.

Mereka dijuluki orang-orang Creole, penduduk pulau Mauritius keturunan bangsa-bangsa yang berasal dari benua Afrika, yang didatangkan beberapa abad sebelumnya sebagai budak-budak perkebunan milik bangsa-bangsa berkulit putih yang menjajah pulau tersebut semenjak abad yang ke-15 (1598–1710: bangsa Belanda, 1715–1810: bangsa Perancis, dan 1810–1968: bangsa Inggris).

Tidak lama setelah kehadiran orang-orang Creole di pulau Mauritius, pada abad-abad berikutnya pendatang-pendatang yang berasal dari benua Asia, orang-orang Cina dan orang-orang India, juga dipekerjakan di perkebunan-perkebunan tersebut.

Pulau Mauritius diikrarkan sebagai sebuah negara Republik pada tahun 1992. Kendatipun sekarang bahasa Inggris adalah bahasa resmi negara itu, orang-orang Creole mempunyai bahasa tersendiri yang mereka pergunakan sehari-hari. Sebuah bahasa campuran yang berasal dari bahasa Perancis dan bahasa-bahasa dialek Afrika.
Saya hidup di tengah-tengah penduduk lokal Creole, bergaul karib dengan mereka, dan menjalin persahabatan yang erat dengan para pemuda Creole yang berumur sebaya dengan saya.

Sering kali pada waktu malam hari mereka mengajak saya untuk pergi menyelam di dalam laut, di antara batu-batu karang Samudera India. Mereka mengajar saya cara-cara menangkap ikan, ‘crayfish’ atau ‘lobster’ (udang-udang karang yang besar) di tengah kegelapan malam dengan menggunakan lampu-lampu senter tahan air.
Selama berjam-jam kami berkeliaran di dasar lautan di antara batu-batu karang yang terjal untuk mencari bahan-bahan makanan yang kami perlukan.

Sedikit yang saya ketahui pada saat itu, bahwa di bawah permukaan air laut tersedia begitu banyak macam ikan-ikan dan binatang-binatang laut lainnya yang mempunyai potensi besar sekali untuk menjadi lauk-pauk makanan kami sehari-hari.

Semenjak mengunjungi beberapa negara blok ketiga dan menyaksikan sendiri betapa berat perjuangan hidup para penduduknya hanya untuk bisa mencari nafkah hidup mereka sehari-hari, hati nurani saya mulai mempertanyakan makna dan tujuan hidup setiap insan di dunia pada umumnya. Pribadi saya merasa tertegur sekali melihat keekstriman perbedaan jarak taraf-taraf hidup umat manusia di pelbagai negara yang saya kunjungi.

Selama itu saya hanya mengetahui persamaan taraf-taraf hidup penduduk negara-negara blok yang pertama saja, seperti: New Zealand atau Australia. Mereka semua hidup diliputi oleh kemakmuran yang berlimpah-limpah.
Tetapi mengapa rakyat jelata di negara-negara blok ketiga … selalu hidup penuh kekurangan? Apakah yang menyebabkan mereka harus berjuang sedemikian rupa? Di manakah letak keadilannya?

Perjalanan petualangan tersebut juga membuat saya menyadari adanya berbagai-macam agama-agama di dunia, yang menyembah allah-allah yang berbeda dengan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kristiani.
Sebagai seorang ‘atheist’, secara tidak langsung pengamatan tersebut mengakibatkan hati nurani saya bertanya-tanya sendiri. Mengapa ada begitu banyak orang-orang di dunia yang mau memuja ‘sesuatu’ yang secara alamiah tidak bisa dibuktikan sama sekali kebenarannya? Seperti ibu saya, mengapa mereka seolah-olah tahu dan percaya, bahwa selain dunia yang tampak nyata ini, ada suatu alam lain yang tidak kelihatan? Apakah yang menyebabkannya?

Setelah menetap selama dua bulan di pulau indah terpencil itu, tak terasa saya sudah berkelana kurang-lebih setahun lamanya. Kehidupan bebas yang saya nikmati di pesisir pantai Tamarin Bay, surfing dan diving sepanjang hari, mengakibatkan persediaan keuangan saya menjadi semakin menipis. Rekan-rekan ‘travellers’ lainnya menganjurkan, agar saya pergi ke South Africa saja untuk mencari pekerjaan di sana.

Menyetujui anjuran mereka saya terbang ke kota Durban. Di sebuah ‘holiday resort’ kota tersebut saya mendapat pekerjaan sebagai seorang pelatih surfing yang ditugaskan untuk mengajar para turis cara-cara menunggangi ombak-ombak laut.

Sepuluh bulan lamanya saya bekerja di tempat itu dan berhasil mengumpulkan dana cukup besar untuk membiayai rencana perjalanan saya yang berikutnya.
Tetapi ternyata hal itu harus saya tangguhkan terlebih dahulu, karena secara mendadak sekali, saya menerima kabar, bahwa saya harus pulang kembali ke New Zealand untuk menghadiri pesta pernikahan adik saya, Neil.
Karena saya masih mempunyai waktu beberapa minggu, dan terutama … keinginan yang besar sekali untuk mengunjungi pulau Mauritius lagi, saya mengatur jadwal penerbangannya sedemikian rupa, sehingga sebelum terbang kembali ke New Zealand saya masih bisa singgah di Tamarin Bay untuk melewatkan waktu bersama sahabat-sahabat saya, orang-orang Creole.

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, bahwa ternyata perjalanan saya tersebut merupakan perjalanan terakhir yang menentukan, yang akan mengubah sikap hidup saya untuk selama-lamanya!
Suatu peristiwa yang mengerikan sekali telah terjadi pada diri saya di sana, pada suatu malam yang tak terlupakan, di pantai pulau indah yang sudah menawan hati saya semenjak saya melihatnya untuk pertama kali!

KEMBALI KE DALAM FIRDAUS

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya SimonBoat

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9)

Seperti setahun sebelumnya, saya menyewa bungalo yang sama di perumahan para travellers di pesisir pantai Tamarin Bay lagi. Kembali saya berada di tengah-tengah sahabat-sahabat karib saya, orang-orang lokal Creole, surfing dan diving bersama mereka.

Pada suatu malam di awal bulan Mei 1982, kira-kira seminggu sebelum saya harus pergi meninggalkan pulau Mauritius, sahabat karib saya, Simon, dengan dua orang pemuda Creole lainnya datang menjenguk saya di rumah. Mereka bermaksud untuk mengajak saya pergi menyelam bersama mereka tengah malam hari nanti.

Mula-mula saya menolak tawaran mereka, ketika menyaksikan dari atas balkon bungalo, cuaca udara di atas laut yang ditunjuk oleh Simon, tempat di mana kami akan melewatkan waktu menyelam. Keadaan langit sudah mulai menggelap, tertutup oleh gumpalan-gumpalan awan berwarna abu-abu kemerah-merahan, disertai deru-deru suara petir yang tampak menyambar-nyambar dari kejauhan.

Dalam bahasa Perancis yang amat tidak sempurna, saya berkata kepadanya sambil menuding cuaca buruk tersebut: “Tapi Simon, … apakah itu bukan petir-petir yang menandakan tibanya badai sebentar lagi?”
Simon menjawab untuk menenangkan hati saya, “Janganlah kuatir Ian, dalam waktu singkat badai itu akan melewatinya. Percayalah padaku! Daerah tersebut sangat indah, belum pernah sekali pun kita menyelam di sana.”
Kendatipun hati saya masih merasa ragu-ragu dan kurang sejahtera, akhirnya saya menyetujui juga ajakan Simon untuk pergi menyelam bersama mereka.

Setelah badai berlalu, kurang lebih jam 11 malam, kami berangkat menaiki sebuah perahu kecil meninggalkan pantai Tamarin Bay. Berempat kami mendayungnya menuju ke sebuah ‘lagoon’ (danau di tepi laut), yang bernama Riviere Noir (Sungai Hitam).
Lagoon itu dibentuk oleh batu-batu karang tajam yang timbul berderet-deretan mengelilinginya di atas permukaan air laut Samudera India. Batu-batu terjal basah berwarna hitam tersebut tampak indah dan mengesankan sekali dari kejauhan, bergemerlapan memantulkan kembali sinar-sinar redup bulan purnama dan tak terhitung banyaknya bintang-bintang yang menghiasi langit di atasnya.

Bersama-sama kami berempat mendayung memasuki muara danau, meluncurkan perahu dengan pesat di atas permukaan air laut ke daerah di mana kami hendak menyelam. Setiba di tempat itu, sambil membawa lampu senter tahan air masing-masing, Simon, saya dan seorang pemuda Creole lainnya segera terjun menyelam ke dalam air. Atas perintah Simon, Paul, seorang anak laki-laki berumur kira-kira dua belas tahun ditugaskan untuk menunggu di atas permukaan laut sambil menjaga perahu kami.

Seperti biasa, kami memakai perlengkapan-perlengkapan selam yang sudah ditentukan. Simon dan temannya mengenakan pakaian selam berlengan panjang yang menutupi seluruh bagian tubuh mereka, sedangkan saya mengenakan pakaian selam yang berlengan pendek sebatas siku. Kecuali kedua lengan tangan saya, pakaian selam tersebut membungkus dan melindungi seluruh tubuh saya.

Oleh karena kebiasaan hidup di negara yang beriklim dingin sekali, mengingat suhu air laut Samudera India yang cukup hangat, tubuh saya merasa jauh lebih nyaman pada saat menyelam, jika mengenakan baju selam yang berlengan pendek. Apalagi gara-gara badai yang terjadi beberapa jam sebelumnya, suhu air laut di daerah tersebut sudah meningkat naik dengan pesat sekali!

LIMA KALI HUKUMAN MATI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Simon

“Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2 Korintus 1:9)
Kendatipun sengatan keempat tersebut mengakibatkan seluruh tubuh saya sangat menderita, akhirnya saya berhasil mendekati sebuah batu karang besar yang terjulang kira-kira setengah meter tingginya di atas permukaan air laut. Dengan sigap sekali saya memanjatnya hanya menggunakan kekuatan tangan kiri saya saja.

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 9:57 am

Berdiri tegak di atas batu karang itu saya mulai memeriksa keadaan kulit lengan tangan kanan saya, yang ternyata sudah melepuh besar, bergaris-garis merah panjang yang berderet-deret. Permukaan kulit tangan saya tersebut tampak seperti kulit yang baru saja terbakar oleh keganasan api yang amat panas. Sambil menatap penuh kekuatiran, saya menyentuhnya dengan lembut. Akibatnya sungguh luar biasa!

Selain seluruh lengan tangan kanan saya terasa sakit sekali, dada sebelah kanan saya juga ikut terpengaruh oleh sentuhan itu, terutama di bagian bawah ketiak saya. Seakan-akan di sana saya merasakan hantaman keras sebuah tangan yang besar, yang sedang menggenggam erat-erat sebuah bola tenis di dalamnya!

Tak lama kemudian muncullah Simon dari dalam laut. Dengan cekatan sekali ia memanjat sebuah karang terjal yang ada di dekatnya, lalu berjalan melompati beberapa batu-batu karang yang lain untuk datang menghampiri saya.
Seperti Paul, ia menjadi terkejut sekali melihat air muka saya yang tentu sudah mengekspresikan berbagai macam perasaan yang menggambarkan kekuatiran-kekuatiran yang ada di dalam hati saya. Simon tentu sudah bisa mereka-reka, bahwa saya baru saja mengalami musibah yang tak terduga di dasar lautan.

Penuh keprihatinan ia bertanya di dalam bahasa Perancis: “Apakah yang telah terjadi, Ian?”

Saya menunjukkan kepadanya lengan tangan kanan saya yang sudah membengkak besar. Terkejut sekali ia memandangnya dengan mata terbelalak. Disinari oleh pantulan-pantulan terang cahaya bulan purnama di atas permukaan air laut, saya bisa melihat perubahan warna kulit wajah Simon yang hitam, mendadak menjadi pucat seperti kertas!

Reaksi yang diperlihatkan olehnya cukup meneguhkan kekuatiran hati saya selama itu, bahwa peristiwa yang baru saja saya alami di dasar lautan ternyata serius sekali.
Dengan nada gentar Simon berseru nyaring: “Le Invisible? Berapa banyak dari mereka sudah membentur lenganmu, saudaraku?”

Sambil menunjukkan keempat jari tangan saya kepadanya, saya menjawab: “Quatre (Empat)!”
Kali ini saya benar-benar bisa membaca ekspresi wajahnya yang memancarkan kengerian yang luar biasa, … wajah seorang penyelam yang mempunyai pengalaman di dalam laut lebih dari dua puluh tahun lamanya. Ia mengenal Samudera India dan segenap makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya dengan baik sekali.

Berbulan-bulan lamanya saya hidup di sana, menjadi sahabatnya yang terkarib, bahkan mengenal dia seperti saudara kandung saya sendiri. Kendatipun demikian … tidak pernah sekalipun ia memperlihatkan emosi yang ekstrim seperti itu di hadapan saya.

Malam itu tingkah laku Simon membuat hati saya menjadi bertambah kalut, berdebar-debar penuh ketakutan. Sedikit yang saya ketahui, bahwa pada saat itu ia sudah bisa ‘meramal’ jauh ke depan, konsekuensi-konsekuensi yang tidak lama lagi akan terjadi pada diri saya!

Sambil menggerakkan tangannya seolah-olah ia sedang memotong lehernya sendiri, Simon berkata: “Hanya satu sengatan saja dari binatang jahanam tersebut bisa membunuh engkau, Ian! Habislah riwayatmu! Bagaimana hal itu bisa terjadi? Mengapa engkau tidak lebih berhati-hati? Tidakkah engkau tahu, Le Invisible mengandung racun yang amat fatal?”

Menanggapinya saya berkata: “Binatang itu tidak pernah kutemui sebelumnya, Simon. Apakah menurut engkau setiap orang bule harus mengetahui segala sesuatu?”

Tanpa memperdulikan jawaban saya, ia berkata panik: “Kita sudah tidak mempunyai banyak waktu lagi! Engkau harus segera pergi ke rumah sakit di kota Quatre Bomes, saat ini juga! ‘Ale’ (Cepat)! Ale!”

Simon membantu saya untuk terjun kembali ke dalam air, berenang dan mendorong tubuh saya ke arah perahu kami. Berdua dengan temannya yang juga sudah muncul kembali dari dalam laut, mereka menolong dengan mengangkat tubuh saya keluar dari dalam air, agar saya bisa memanjat perahu kecil kami yang menjadi teroleng kian kemari.
Ketika saya hampir saja berhasil melakukannya, lengan tangan kanan saya yang masih terendam di dalam air, tiba-tiba merasakan kembali sengatan aliran arus listrik yang berhasil menggetarkan seluruh tubuh saya, … untuk kelima kalinya!
Sekali lagi tubuh saya tergoncang kejang di dalam air dengan dahsyatnya, disebabkan oleh karena rasa sakit yang sudah tidak dapat saya lukiskan lagi dengan kata-kata.

Sengatan terakhir itu benar-benar merupakan puncak segala penderitaan yang sedang saya alami pada malam yang amat mengerikan tersebut.
Pada saat itu hati saya bertanya-tanya, jengkel dan penasaran sekali: “Mengapa sengatan menyakitkan tersebut selalu terjadi di lengan tangan kananku saja, dan … selalu tepat di bagian yang sama? Apakah yang menyebabkannya? Apakah maksudnya?”

PEMBAYARAN KEMBALI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Jellyfish_1

“Aku akan melakukan pembalasan kepadamu sesuai dengan hasil perbuatanmu, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 21:14a)
Penuh kepedihan saya bertanya-tanya di dalam hati: “Apakah kesalahan yang pernah kulakukan, yang menyebabkan diriku harus menanggung penderitaan sebesar ini?”

Tiba-tiba … di dalam sebuah penglihatan yang amat menakjubkan, gambar-gambar seperti slides bermunculan di depan mata saya. Di sana diparadakan perbuatan-perbuatan dosa yang pernah saya lakukan di masa-masa yang lalu, baik yang saya sadari maupun tidak, baik yang masih segar di dalam ingatan saya maupun yang sudah lama sekali saya lupakan.

Teringatlah saya akan istilah: ‘Pay back!’ (Pembalasan!), yang diajarkan oleh dunia sekuler di sekitar saya: “Apabila engkau melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat, janganlah heran, jika pada suatu hari engkau menerima pembalasan yang setimpal atas tindakan-tindakanmu tersebut!”

Saya merasa yakin sekali, semua itu terjadi hanya dalam waktu beberapa detik saja. Tetapi anehnya, bagi saya saat-saat itu seakan-akan berlangsung amat lama, seperti menonton potongan-potongan adegan film ‘action’ Hollywood, yang sengaja diperlihatkan secara ‘slow motion’ oleh para produsernya.

Teguran lantang suara Simon menggugah perhatian saya kembali akan kenyataan yang sebenarnya. Ketika saya sadar, tubuh saya sudah tergeletak di dalam perahu di samping kaki Paul, di antara beberapa udang-udang karang yang berhasil ditangkap oleh Simon dan temannya.

Simon menganjurkan, agar secepatnya saya mengencingi lengan tangan kanan saya yang terluka. Saya tahu, mereka adalah orang-orang lokal pulau Mauritius yang biasa menggunakan cara-cara pengobatan tradisi yang amat sederhana.
Sering kali saya melihat mereka memakai cuka yang biasanya dipergunakan untuk memasak di dapur sebagai salah satu cara-cara pengobatan untuk mencegah kulit-kulit yang terluka menjadi infeksi oleh karenanya.

Sayang sekali, malam itu kami tidak memiliki cuka di sana, tetapi jikalau air seni saya sendiri bisa dipakai sebagai penggantinya, apalagi Simon yang sudah menganjurkannya kepada saya, … pasti akan saya lakukan!

Menggunakan tangan kiri, saya membuka ritsleting baju selam saya dari leher sampai ke bawah. Himpitan ketat baju yang mencetak segenap tubuh saya, mengakibatkan pernapasan di dalam dada saya menjadi terganggu sekali.
Selain itu kegiatan-kegiatan fisik yang terus-menerus saya lakukan semenjak sengatan yang pertama, telah mempercepat mengalirnya peredaran darah di dalam tubuh saya. Bisa berbahaya itu ternyata sudah ikut menjalar di dalamnya dengan pesat sekali, menerobos dan meracuni paru-paru saya yang sebelah kanan, begitu juga organ-organ penting tubuh saya yang lain, yang ada di dekatnya.

Sebelum saya mengenakan pakaian yang kering, saya berusaha untuk mengencingi luka-luka di kulit lengan tangan kanan saya yang sudah membengkak besar tersebut.

Tapi ternyata oleh karena tubuh saya tak henti-hentinya mengeluarkan keringat dingin akibat serangan racun yang menjalar dengan cepat di dalam pembuluh-pembuluh darah saya, kelembabannya menjadi menurun sekali, sehingga tubuh saya tidak memiliki air seni yang cukup untuk bisa mengencinginya.
Menyadari hal itu, saya segera mengolesi seluruh tubuh saya dengan minyak ‘vaseline’, agar kelembabannya tidak menjadi lebih berkurang lagi.

Sambil memperhatikan wajah mereka berdua yang berenang di dalam air mendorong perahu kami dari belakang, saya bertanya kepada Simon: “Apakah kalian tidak ikut mengantarkan aku pergi ke rumah sakit?”
Dengan tegas ia menjawab pertanyaan saya: “Tidak, engkau harus pergi secepatnya ke sana saat ini juga! Biarlah Paul saja yang mengantarkan engkau ke daratan. Berat tubuh kami berdua hanya akan menghambat perjalanan kalian!”

MELEWATI JALAN PINTAS

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya TamarinBay_Map

“Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.” (Amsal 4:7)
Saya mengerti maksud Simon! Perjalanan menuju ke daratan pantai Tamarin Bay akan menjadi bertambah lama, jika kami harus melewati rute yang sebenarnya, yaitu mendayung perahu kami di atas permukaan air lagoon Riviere Noir yang dibentuk dan dikelilingi oleh batu-batu karang yang terjal.

Baru setelah mencapai muaranya, kami bisa meluncur kembali ke pantai tujuan, bebas dari hambatan batu-batu karang yang tajam dan berbahaya, karena perahu kami sudah berada di atas permukaan laut Samudera India lagi.
Oleh karena itu Simon menganjurkan, agar Paul saja yang mengantarkan saya pergi ke pantai dengan memotong jalan untuk menghemat waktu. Dari belakang mereka berdua berenang mendorong perahu kami sambil berusaha untuk menemukan jalur tercepat di antara batu-batu karang yang timbul di atas permukaan air laut, dan juga yang tersembunyi beberapa sentimeter di bawahnya.

Dengan sekuat tenaga Paul mendayung perahu kami seorang diri dibantu oleh dorongan Simon dan temannya yang seolah-olah mengangkat dan meluncurkan perahu kami di atas permukaan air laut. Kadang-kadang saya bisa mendengar, bahkan merasakan benturan-benturan tubuh perahu kami dengan batu-batu karang tajam yang ada di bawahnya.

Perahu merupakan posesi yang paling berharga bagi penduduk lokal Tamarin Bay yang pada umumnya tidak memiliki harta benda apa-apa. Mereka harus mempunyainya, karena itulah salah satu alat terpenting bagi pencaharian nafkah hidup mereka sehari-hari.

Melihat Simon sudah tidak memperdulikan keadaan perahunya, yang pasti menjadi rusak oleh benturan-benturan batu-batu karang tersebut, menunjukkan keprihatinannya akan masalah yang sedang saya hadapi pada saat itu. Karena ia ingin sekali melihat saya secepatnya diopname di rumah sakit!

Setelah melewati seluruh daerah-daerah yang mereka ketahui terlampau terjal untuk dilalui oleh perahu kami, mereka berhenti mendorongnya dan membiarkan kami berdua meluncur sendiri menjauhi mereka. Kendatipun masih terdapat banyak sekali batu-batu karang tajam yang ada di bawah permukaannya, ketinggian mereka sudah tidak mengganggu perjalanan perahu kami lagi.

Tak lama kemudian kami memasuki daerah air laut Samudera India, bebas dari hambatan-hambatan mereka.
Pengaruh jahat racun ubur-ubur laut tersebut terus menjalar mengikuti arus peredaran darah di dalam tubuh saya. Saya bisa merasakan, bagaimana ia mulai mengganggu daya kerja paru-paru saya yang sebelah kanan, diikuti oleh rasa sakit yang timbul pada organ-organ lain yang ada di bawahnya. Bahkan paha dan kaki kanan saya juga mulai menjadi lemas, seolah-olah saya sudah tidak mempunyai kekuatan untuk mengendalikannya lagi.

Sebagai seorang yang pernah mempelajari anatomi tubuh manusia, saya mengerti fungsi-fungsi peredaran darah yang ada di dalamnya. Saya tahu, jika racun itu menjalar masuk ke pembuluh-pembuluh darah di kaki kiri saya, lalu naik ke atas, menyerang organ-organ penting lainnya, seperti ginjal, hati, jantung, dan akhirnya … otak saya, tentu ajal saya sudah tidak dapat dihindari lagi!

Paul dan saya mengalami banyak kesulitan di dalam berkomunikasi, karena ia tidak menguasai bahasa Inggris atau bahasa Perancis. Sedangkan saya, … bahasa lokal Creole yang saya ketahui tidak cukup untuk bisa dimengerti olehnya.
Ketika kami mencapai daratan pantai Tamarin Bay, ia memberi isyarat kepada saya untuk segera melangkah keluar dari dalam perahunya. Tetapi meskipun saya berusaha beberapa kali untuk bangkit berdiri, saya tetap tidak berdaya untuk melakukannya, dan jatuh tersungkur lagi di hadapannya.

Menyadari hal itu, Paul berusaha untuk menolong memapah saya keluar dari dalam perahu kami. Menggunakan lengan tangan kiri, saya memeluk lehernya dari belakang sambil meraih erat-erat tangan kanan saya yang sudah hampir lumpuh sama sekali. Sedangkan kaki kiri saya pergunakan sebagai penyanggah tubuh saya sendiri untuk mengurangi beban Paul.

Saya melangkah mengikutinya sambil menyeret kaki kanan saya yang sudah tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Seakan-akan dipapah olehnya, terseret-seret di dalam air laut setinggi lutut, kami berjalan setengah berlari di atas batu-batu karang terjal menuju arah daratan pantai.

Setelah melangkah di atas pasir, lalu daerah-daerah yang berumput tebal, kemudian melewati semak-semak rimbun yang bertumbuhan liar di sana, akhirnya kami berhasil mencapai jalan raya terdekat yang ada di pesisir pantai Tamarin Bay.
Paul berusaha menolong, agar saya duduk di atas aspal tepi jalan raya tersebut, yang biasanya selalu dipenuhi oleh keriuhan lalu lintas, terutama pada saat pagi atau sore hari-hari kerja di pertengahan minggu.
Beberapa saat lamanya Paul menatap wajah saya dengan sinar muka penuh kekuatiran, karena ia menyadari kesehatan tubuh saya yang sudah menjadi semakin memburuk. Tetapi tiba-tiba saja saya melihat sikap dan air mukanya menjadi berubah sekali. Ia tampak bingung! Wajahnya memancarkan sinar kepanikan! Berkali-kali ia menatap ke arah lagoon di mana Simon dan temannya masih tertinggal!

Saya bisa segera membaca pikirannya. Tentu ia merasa kuatir sekali, mereka berdua mengalami hal yang sama seperti saya. Sebagai seorang anak muda yang baru berumur dua belas tahun, ia tidak menyadari, bahwa keadaan mereka benar-benar tidak perlu dikuatirkan. Karena mereka mengenakan pakaian-pakaian selam yang lengkap, yang membungkus dan melindungi seluruh bagian tubuh-tubuh mereka.

Pada saat ia memberi isyarat kepada saya, bahwa ia berhasrat untuk pergi ke Reviere Noir lagi, … kali ini saya yang menjadi panik sekali!

Saya berteriak memanggilnya, ketika melihat ia beranjak pergi meninggalkan saya: “Hei Paul, jangan pergi dulu, … jangan tinggalkan aku seorang diri di tempat ini! Antarkanlah aku ke rumah sakit terlebih dahulu.”
Teriakan itu tidak berhasil menghentikan langkah-langkah kakinya, tetapi malah membuat ia berlari lebih cepat lagi!
Berusaha memohon bantuannya, saya berteriak sekali lagi: “Tolonglah aku, Paul! Panggilkan ‘Gendarme’ (Polisi) terlebih dahulu, sebelum engkau pergi meninggalkan aku!”

Tetapi akhirnya saya harus menerima kenyataan yang sebenarnya! Paul tidak mau berhenti berlari! Bahkan dalam waktu sekejab saja ia sudah menghilang di tengah-tengah kegelapan malam, meninggalkan saya terduduk seorang diri, … termangu-mangu di tepi jalan raya pantai Tamarin Bay.

TERHAMPAR SEORANG DIRI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya TamarinBay_2

“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121:1-2)

Suasana di sepanjang jalan raya di pesisir pantai Tamarin Bay tersebut tampak hening sekali, … tidak ada kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang di sana. Maklum sekali, karena waktu tentu sudah menunjukkan lebih dari pukul 12 malam!

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by hamba tuhan1 Tue 12 Jul 2011, 9:59 am

pengakuan yang percaya sai baba kribo india sekalian diposting bung linglung....

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186 Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186 Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186
hamba tuhan1
hamba tuhan1
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5978
Registration date : 2011-07-01

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:02 am

Oleh karena kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di dalam lautan semenjak sengatan yang pertama, dan juga oleh karena pengaruh racun di dalam peredaran darah yang sudah menjalar ke mana-mana, seluruh tubuh saya terasa amat letih. Seolah-olah saya tidak berdaya lagi untuk bertahan membuka kelopak-kelopak mata saya, karena rasa kantuk yang telah menguasai mereka.

Bagian tubuh yang sebelah kanan, terutama tangan dan kaki saya, sudah hampir menjadi lumpuh sama sekali! Pada waktu itu saya masih belum menyadari keganasan racun Box Jellyfish yang dengan mudah bisa mengakibatkan kematian korbannya dalam waktu yang amat singkat!

Di luar kesadaran saya sendiri, ternyata tubuh saya sudah terbaring di atas aspal jalan, memandang ke atas, mengawasi sinar bulan purnama serta bintang-bintang di langit yang bergemerlapan tak terhitung banyaknya. Mereka menaburi langit cerah yang baru beberapa jam sebelumnya tertutup oleh gumpalan-gumpalan awan badai yang amat kelam.

Menatap keindahan langit yang syahdu itu, timbullah keinginan di dalam hati saya untuk beristirahat sejenak saja. Saya merasa tergoda sekali untuk mengatupkan kelopak-kelopak mata saya.

Namun … sebelum saya sempat melakukannya, tiba-tiba saya mendengar suara lembut seorang laki-laki, yang tampaknya sedang berdiri di sebelah kanan saya. Ia berkata: “Anak muda, jika engkau menutup kedua matamu, engkau tidak akan bangun lagi!”

Peringatannya benar-benar menggugah hati saya, menyadarkan akan segala kemungkinan dan konsekuensi-konsekuensi yang bisa terjadi apabila saya meneruskan tindakan tersebut.

“Benar juga.” Saya menggumam sendiri: “Jika aku menutup kedua mataku, bisa-bisa aku jatuh pingsan yang berjangka panjang (‘coma’), dengan kemungkinan yang amat besar, … aku tidak akan pernah sadar kembali!”

Sebagai bekas sukarelawan lifesaver, saya biasa dengan keputusan-keputusan yang harus segera diambil pada saat menghadapi kasus-kasus kecelakaan fatal yang terjadi di dalam lautan seperti itu! Orang-orang yang sudah ‘sekarat’ oleh karena keracunan, tidak diperbolehkan tidur sebelum mereka menerima suntikan anti-toksin dari dokter.
Selain itu saya juga merasa heran, sebab tadi saya tidak menemui seorang pun di sana. Suara laki-laki tersebut memastikan, bahwa ternyata saya tidak sendirian lagi. “Mungkin ia bisa mengantarkan aku pergi ke rumah sakit.” Saya berpikir dengan hati lega.

Sambil membelalakkan mata dan menggeleng-gelengkan kepala guna mengusik rasa kantuk yang sudah menguasai penglihatan saya, saya berusaha untuk bangkit berdiri. Pada waktu itu saya merasa yakin sekali, seorang laki-laki tentu sedang berdiri di samping kanan saya. Harapan saya, ia akan segera menawarkan pertolongannya.
Tetapi setelah beberapa kali mengawasi daerah tersebut dengan lebih seksama, ternyata saya tidak bisa menemukan laki-laki itu di sana.

“Sungguh mengherankan.” Saya termangu-mangu tidak percaya: “Suara siapakah itu? Bukankah baru saja suara itu kudengar dengan jelas? Seolah-olah ia berdiri dekat sekali di sebelah kananku.”

Ketika saya sudah berhasil berdiri tegak, dan mengamat-amati daerah itu sekali lagi, untuk pertama kalinya saya menyadari adanya sebuah ‘petrol station’ milik Caltex di seberang jalan, kira-kira 100 meter dari tempat di mana saya berdiri.

Berbulan-bulan lamanya saya tinggal di pesisir pantai Tamarin Bay, dan sering kali saya berjalan mondar-mandir melewati jalan raya tersebut, tetapi sekalipun juga saya tidak pernah menyadari keberadaannya di tempat itu.
Mendengar kegaduhan gelak-tawa suara percakapan beberapa orang laki-laki dari dalam pekarangannya, timbullah kembali semangat baru di dalam diri saya untuk mencari bantuan. Kali ini saya akan mencobanya di sana! Bersusah-payah sambil mengandalkan kekuatan kaki kiri saya yang masih sehat, saya berusaha menyeberangi jalan raya yang amat lebar tersebut.

Ternyata di pekarangan depan pompa bensin itu saya melihat tiga orang laki-laki yang sedang asyik bercakap-cakap. Mereka berdiri tidak jauh dari tiga taksi yang diparkir berderetan. Paras wajah dan logat bahasa mereka menunjukkan, bahwa mereka adalah penduduk pulau Mauritius keturunan bangsa India.
Dugaan saya, mereka adalah supir-supir taksi yang sedang bertugas malam melayani para turis di daerah pesisir pantai tersebut.

Penuh harapan saya menghampiri mereka, dan bertanya: “Apakah Anda bisa mengantarkan saya pergi ke Victoria Hospital di kota Quatre Bomes?”

Sepintas mereka melirik diri saya dengan acuh sekali, tanpa menunjukkan kemauan untuk menjawab permohonan saya tersebut. Tetapi akhirnya sambil membuang muka, dalam waktu yang hampir bersamaan mereka menjawab: “Tidak, … kami tidak mempunyai waktu untuk mengantarkan engkau!”

Tentu belum apa-apa mereka bertiga sudah meragukan kemampuan saya, sebagai seorang yang masih berusia muda, untuk bisa membayar ongkos ‘service’ yang akan mereka berikan kepada saya.

Tanpa merasa tersinggung, saya memohon sekali lagi kepada mereka: “Tolonglah saya, Pak. Saya harus segera pergi ke rumah sakit, karena saya membutuhkan pengobatan saat ini juga.”

Salah seorang dari mereka menjawab dengan ketus: “Tidak ‘white boy’, kami tidak mempunyai waktu untuk menolongmu!”

Mengetahui bahwa supir-supir taksi itu tidak mau mengubah pendapat mereka, saya mencoba menawarkan uang tunai kepada mereka. Aneh bin ajaib, … seketika itu juga sikap mereka terhadap saya menjadi berubah sekali!
Sambil menatap mata saya dalam-dalam mereka berkata: “Berapakah yang akan engkau berikan kepada kami, white boy? Berapa banyak uangmu?”

Saya menjawab: “Terserah Anda, … 50 Dollar, … 100 Dollar?” Sembari berkata demikian, saya meraba kantong celana saya. Seketika itu juga saya menjadi sadar, bahwa seperti biasa, jika saya pergi menyelam, saya tidak pernah membawa dompet atau barang-barang berharga lainnya!

Oleh karena itu dengan jujur saya mengakui, bahwa pada saat itu saya tidak memiliki uang sepeser pun juga. Tetapi saya berjanji kepada mereka, saya pasti akan membayar ongkos perjalanan taksi mereka, karena uang saya tertinggal di rumah.
Tertawa terbahak-bahak mereka memalingkan tubuh dan mulai melangkah pergi menuju ke taksi-taksi mereka yang diparkir beberapa meter jauhnya dari tempat di mana saya berdiri. Ketiga-tiganya meninggalkan saya sambil mengejek: “Engkau orang gila, white boy!”

Ketika saya masih tertegun merenungkan penolakan mereka, saya mendengar untuk kedua kali-nya suara lembut seorang laki-laki yang baru saja tadi menasehati saya di seberang jalan.
Dengan jelas sekali saya bisa mendengar ia berkata seolah-olah ingin menantang saya: “Anak muda, apakah engkau bersedia merendahkan dirimu sedemikian rupa, mengemis belas kasihan dari ketiga orang itu, agar engkau bisa mendapatkan pertolongan mereka?”

“Mengemis pertolongan mereka agar aku selamat? Tentu saja aku mau!” Saya menjawab di dalam hati. Kali ini saya tidak berusaha lagi untuk menyelidiki asal-usul sumber suara tersebut!

MENGEMIS BELAS KASIHAN

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Ian

“Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.” (Mazmur 123:3-4)

Status kehidupan penduduk pulau Mauritius terbagi menjadi empat tingkat (kasta). Kasta tertinggi diduduki oleh orang-orang yang berkulit putih. Orang-orang Asia keturunan Cina menduduki kasta yang kedua, disusul oleh orang-orang keturunan India. Sedangkan orang-orang yang berkulit hitam, penduduk lokal Creole, menduduki kasta yang paling rendah!

Sering kali di Afrika Selatan saya menyaksikan orang-orang pribumi diperlakukan dengan kejam sekali. Saya pernah melihat mereka yang bekerja sebagai budak-budak, berlutut di hadapan ‘pemilik-pemilik’ mereka, orang-orang yang berkulit putih, sambil menundukkan muka tanpa mempunyai keberanian untuk menatap wajah atau mata mereka.

Oleh karena itu saya memutuskan untuk meniru tindakan-tindakan mereka! Saya akan merendahkan diri saya sedemikian rupa, di mana saya bersedia untuk berlutut di hadapan ketiga pengemudi taksi tersebut, untuk mengemis belas kasihan dan pertolongan mereka!

Seorang laki-laki berkulit putih mengemis belas kasihan, bahkan … berlutut di depan orang-orang Mauritius keturunan bangsa India? Saya yakin sekali, mereka bertiga belum pernah melihatnya.

Sambil menekuk lutut kaki kiri dan mengulurkan kedua tangan saya ke depan, saya menjatuhkan diri di belakang mereka. Kepala saya tundukkan dalam-dalam, dan bagaikan seorang peminta-minta yang sedang memohon belas kasihan dan bantuan ‘sedekah’ dari mereka, saya berkata: “Tolonglah saya, Pak. Saya harus segera diantar ke rumah sakit. Saya berjanji kepada Anda, saya pasti akan memberikan uang yang Anda inginkan tersebut.”

Melalui sudut mata, saya bisa melihat kaki-kaki mereka berhenti melangkah seketika itu juga. Kepala-kepala mereka menoleh, saling menatap penuh keheranan, seolah-olah mereka tidak bisa mempercayai penglihatan mereka sendiri. Supir-supir taksi tersebut tentu tidak pernah menduga sebelumnya, bahwa saya bersedia untuk melakukan hal itu.
Tetapi … tak lama kemudian, dua orang di antara mereka memalingkan tubuh dan meneruskan langkah-langkah mereka lagi.

Saya hanya bisa memperhatikan sepasang kaki saja yang masih terpaku di tempat yang sama, penuh keragu-raguan untuk mengikuti langkah-langkah kaki teman-temannya. Saya merasa kurang yakin, apakah tindakan saya sudah berhasil menggugah hati nuraninya, atau …?

Setelah berdiam diri di tempat beberapa saat lamanya, akhirnya supir taksi tersebut mengambil keputusan untuk datang menghampiri saya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun ia menarik tubuh saya ke atas untuk berdiri dan menolong memapah saya berjalan menuju ke taksinya.

Beberapa menit kemudian kami berdua sudah berada di tengah-tengah jalan raya, meninggalkan pekarangan Caltex Petrol Station melaju dengan pesat menuju ke kota Quatre Bomes.

Di sepanjang jalan supir taksi itu berdiam diri saja. Tampaknya ia sedang asyik memikirkan perbuatan ‘baik’ yang sedang dilakukan olehnya. Ia ingin memastikan, apakah tindakannya tersebut akan membawa keuntungan yang besar bagi dirinya, atau … tidak?

Karena pada waktu itu 100 Dollar adalah sejumlah uang yang amat besar dan berarti sekali bagi penduduk pulau Mauritius!

Mendadak deru suara gaduh mesin taksi yang menggema di dalam mobil tersebut terganggu oleh suaranya yang keras: “Hei white boy, di manakah hotelmu? Marilah kita pergi ke sana dahulu untuk mengambil uangmu.”
“Hotel …?” Saya tertegun, … memandang wajahnya dari samping, lalu menjawab: “Saya tidak tinggal di hotel.”
Terkejut ia menoleh dan menatap wajah saya dengan mata melotot. Penuh kemarahan ia membentak: “Engkau telah mempermainkan aku! Bukankah tadi engkau mengatakan kepada kami, bahwa engkau seorang turis yang tinggal di hotel?”

“Tidak Pak, … saya tidak pernah mengatakannya.” Saya menjawab lagi: “Saya bukan seorang turis dan saya tidak tinggal di hotel. Saya hanya seorang traveller yang menyewa sebuah bungalo di Tamarin Bay.”

Mendengar jawaban saya, supir taksi itu menjadi naik pitam sekali! Setir kendaraan dibanting olehnya ke kanan untuk mengambil jalan samping yang pertama yang bisa ia temukan, dengan tujuan untuk meninggalkan jalan raya yang sedang kami lalui tersebut.

Ia menghentikan taksinya tepat di depan sebuah rumah penginapan yang bernama Tamarin Bay Hotel. Setelah itu dengan kasar sekali ia membentak dan memaki-maki saya: “Engkau sudah menipu aku! Ayo, keluarlah saat ini juga dari dalam taksiku! Carilah pertolongan di dalam hotel itu saja!”

“Sungguh Pak, saya tidak membohongi Anda. Saya mempunyai uang untuk membayar Bapak.” Saya memohon sekali lagi kepadanya setelah menyadari, bahwa pada saat itu kedua kaki saya sudah menjadi lumpuh sama sekali: “Pak, saya tidak bisa melangkah keluar dari dalam taksi ini, sebab kedua kaki saya sudah tidak mampu saya gerakkan lagi. Tolonglah, Pak! Antarkanlah saya ke rumah sakit terlebih dahulu. Saya berjanji kepada Anda, saya pasti akan membayar ongkos taksi Bapak.”

Kali ini supir taksi itu meraih gagang pembuka pintu mobil bagian penumpang di mana saya sedang duduk, membukanya secara kasar sekali sambil membentak keras: “Keluar kau!”

Menyadari bahwa saya benar-benar sudah tidak bisa bergeming dari dalam mobilnya, ia meraih dengan geram ‘safety belt’ (sabuk pengaman) yang saya kenakan, melepaskannya dengan kasar, kemudian mendorong tubuh saya sekuat tenaga keluar dari dalam taksi tersebut.

Karena tangan kanan dan kedua kaki saya sudah lumpuh, saya tidak dapat menahan diri saya jatuh tersungkur dengan kepala menghantam ke tanah di tepi jalan terlebih dahulu.

Mujur sekali, tanah tersebut berumput-lalang yang amat tebal dan panjang!

Ketika supir taksi itu melihat bahwa kaki kiri saya masih tersangkut pada safety belt mobil, ia melepaskannya dari kaitan sabuk pengaman itu dengan geram sekali, menjentikkannya keluar, lalu membanting pintu taksinya keras-keras!
Tanpa memperlihatkan rasa iba sedikit pun juga, ia menekan pedal gas mobil sekuat-kuatnya, sehingga mengakibatkan kedua ban belakang taksinya terputar cepat di atas aspal jalan. Kendaraan tersebut melaju maju dengan kencang sekali, menimbulkan kegaduhan suara hiruk-pikuk yang memecahkan keheningan malam yang syahdu itu.

Dengan kejam sekali ia sudah meninggalkan saya membujur tertelungkup seorang diri di tepi jalan, lumpuh dan tak berdaya di depan hotel Tamarin Bay.

PERTOLONGAN ‘SEORANG’ MALAIKAT

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Daniel

“Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan.” (Keluaran 23:20)

Penuh kesedihan saya meratap: “Apakah hal-hal semacam ini yang biasa dilakukan oleh orang-orang terhadap sesamanya, umat lain yang sedang membutuhkan pertolongan mereka?”

Hati saya terasa hancur sekali, … sedih tak terlukiskan! Harga diri dan hak azasi saya sudah diperkosa secara kejam olehnya, pada saat saya tidak berdaya sama sekali untuk membelanya! Jika saat itu juga saya harus mati, dengan ikhlas sekali saya bersedia meninggalkan planet yang amat mengecewakan ini, yang penduduknya sudah tidak mengenal peri kemanusiaan lagi!

Sementara itu, oleh karena kegaduhan suara yang ditimbulkan oleh terputarnya ban-ban mobil dengan cepat di atas aspal jalan, dari dalam hotel saya melihat seorang laki-laki yang bertubuh tinggi, tegap dan kekar sekali, berlari-lari ke luar ke arah jalan dengan membawa sebuah lampu senter di genggaman tangan kanannya. Sambil mengayun-ayunkan sorotan sinar lampunya kian kemari ia bergegas cepat mendekati tempat di mana saya berada.

Pada saat cahaya terang menyilaukan itu menimpa wajah saya yang sedang memandang ke atas menatap dirinya, saya segera mengenali suara orang itu, ketika ia berteriak terkejut sekali menegur saya: “Ian, apakah yang engkau lakukan di situ?”

Ternyata itu adalah suara Daniel, sahabat karib saya, salah seorang penangkap ikan yang sering melewatkan waktu bersama saya di dalam ‘Pubs’ (Kedai-kedai minum alkohol) pantai Tamarin Bay. Di luar pengetahuan saya, Daniel bekerja pada malam-malam tertentu di tengah minggu sebagai seorang petugas keamanan hotel tersebut.

Dugaan saya, gara-gara keributan yang baru terjadi di jalan, Daniel mengira ada beberapa parawisatawan di luar hotel yang baru saja tiba dari bandar udara. Oleh karena itu ia bermaksud untuk menyambut kedatangan para turis tersebut sambil membantu mengangkatkan koper-koper mereka masuk ke dalam hotel.

Menemukan diri saya tertelungkup di tepi jalan, mula-mula ia menduga, bahwa seperti kebiasaan yang sering kali kami lakukan bersama, saya hanya dalam keadaan mabuk saja.
Tetapi ketika ia memperhatikan dengan lebih seksama lagi wajah saya yang amat pucat, yang tentu sudah menggambarkan seluruh penderitaan yang sedang saya alami selama itu, ia menjadi sadar, bahwa dugaannya tersebut keliru sekali.

Penuh kekuatiran ia bertanya: “Ada apa, Ian? Apakah yang telah terjadi?”

Tanpa mempunyai keinginan untuk menjawab pertanyaannya, dengan bersusah payah saya menarik kaos sweat shirt yang menutupi lengan tangan kanan saya ke atas untuk memperlihatkan kepadanya keadaan kulit saya yang terluka, yang sudah membengkak besar sekali.

“Le Invisible!” Teriaknya sambil bergegas meraih dan mengangkat tubuh saya ke atas.

Mendekapnya erat-erat dengan kedua lengan tangannya yang besar dan kokoh, Daniel meluncur masuk ke dalam hotel laksana ‘seorang’ malaikat yang diutus dari sorga untuk menolong saya. Ia mendudukkan saya di atas sebuah kursi plastik di serambi depan hotel, di dekat kolam renangnya.

Setelah itu, tanpa mengatakan sesuatu apapun ia ‘terbang’ ke luar lagi melalui pintu depan meninggalkan saya, dan menghilang di tengah-tengah kekelaman malam.

Oleh karena semua itu terjadi hanya dalam waktu sekejab saja, saya tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk menegur Daniel. Saya merasa heran, … mengapa ia tega meninggalkan saya dalam keadaan seperti itu di sana? Apakah ia tidak mempunyai hasrat untuk menolong diri saya?

Kendatipun kesehatan tubuh saya sudah lebih menurun lagi, saya tetap menolak untuk menyerah begitu saja.
Saya mengawasi sekeliling ruang depan hotel di mana saya berada. Tidak jauh di seberang kolam renang itu, saya melihat tiga orang laki-laki sedang duduk bercakap-cakap mengelilingi sebuah meja plastik bundar. Raut muka dan logat suara mereka menunjukkan, bahwa ketiga-tiganya adalah penduduk pulau Mauritius keturunan Cina.

Mereka asyik bermain ‘Mahyong’ sambil menikmati bersama sebotol ‘Whiskey’. Di luar pengetahuan saya, salah seorang dari ketiga laki-laki itu adalah pemilik hotel tersebut.

Tanpa mau menghentikan permainannya, bersama-sama mereka menoleh dan menatap saya dari jauh. Seperti Daniel, mula-mula mereka mengira, bahwa saya sedang dalam keadaan mabuk saja. Salah seorang dari ketiga laki-laki tersebut yang tampak berusia paling lanjut bertanya: “Hei white man, mengapa engkau menjadi mabuk seperti itu?”

Dengan suara yang sudah melemah sekali saya menjawab: “Tidak Pak, saya bukan mabuk, … saya sakit Pak! Lengan tangan kanan saya baru saja disengat oleh lima ekor Le Invisible di dalam laut di Riviere Noir. Saat ini saya sangat membutuhkan suntikan anti-toksin dari dokter. Apakah Anda bisa membantu mengantarkan saya pergi ke Victoria Hospital di kota Quatre Bomes, agar secepatnya saya bisa diobati di sana?”

Berpura-pura seolah-olah ia tidak mengerti permohonan saya, laki-laki tua itu berkata: “Aku tidak bisa memahami apa yang engkau katakan, white man.”

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by hamba tuhan1 Tue 12 Jul 2011, 10:05 am

ayo yang kejawen yg percaya nyi roro kidul buat pengalaman kesaksian disini, kayaknya lebih heboh dari kesaksian kristen deh!!!!

Smile Smile
hamba tuhan1
hamba tuhan1
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5978
Registration date : 2011-07-01

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:09 am

Sambil memperlihatkan keadaan kulit lengan tangan kanan saya yang sudah melepuh amat besar dengan goresan-goresan luka berwarna merah yang berderet-deret di atasnya, sekali lagi saya memohon pertolongan mereka: “Ajal saya sudah hampir tiba Pak, … tolonglah saya!”

Laki-laki yang termuda di antara mereka memandang kulit lengan tangan kanan saya dari jauh, bangkit berdiri, lalu berkata: “Oh ‘stupid’ white man, mengapa engkau menyuntiki lengan tanganmu sampai terluka seperti itu?”

Kemudian sambil meniru tingkah laku para pecandu yang sedang menghirup sebuah pipa yang panjang, ia meneruskan perkataannya: “Mengapa engkau tidak menggunakan opium saja seperti orang-orang tua bangsa kami? Dasar engkau orang bule yang goblok!” Ujarnya sambil duduk kembali di atas kursinya.

Lalu mereka meneruskan permainan judinya tanpa memperdulikan diri saya lagi, seolah-olah saya tidak berada di sana. Tentu mereka berpendapat, ... sebagai korban kejahatan obat-obatan narkoba, saya sudah tidak berharga sama sekali untuk menerima pertolongan dari mereka.

Tidak lama kemudian saya merasakan suatu getaran yang amat aneh mulai terjadi, yang tiba-tiba timbul dari dalam tubuh saya, diawali dari lengan tangan kanan saya, dan yang kemudian menyebar ke mana-mana dalam waktu yang amat singkat. Getaran kecil tersebut berakhir dengan sebuah goncangan dahsyat yang mempengaruhi seluruh tubuh saya!

Melihat hal itu mereka menjadi kuatir sekali. Bertiga mereka datang berlari-lari menghampiri diri saya, lalu menekan tubuh saya di atas kursi dengan memegang erat-erat pergelangan-pergelangan tangan dan kaki-kaki saya. Tetapi goncangan-goncangan tersebut ternyata terlampau kuat bagi mereka, karena pada akhirnya saya berhasil menyebabkan mereka terpental ke tiga jurusan!

JEMPUTAN’ PERTAMA

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Ian

“Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?” (Ayub 38:11)

Getaran-getaran dan goncangan-goncangan aneh yang terjadi pada seluruh tubuh saya akhirnya berhenti, diganti oleh rasa dingin yang mengakibatkan seluruh tulang-tulang di dalam tubuh saya terasa ‘ngilu kesakitan, seperti ditusuk-tusuk oleh beribu-ribu jarum yang amat lembut!

Selain itu mata saya juga bisa melihat sebuah kabut hitam yang meliputi kedua kaki saya, dan yang sedang bergerak perlahan-lahan naik ke atas. Tidak lama kemudian seluruh bagian-bagian tubuh saya yang lain ikut terbungkus di dalam kabut hitam tersebut!

Bersamaan dengan kejadian itu, kedinginan alam maut yang membekukan, yang tidak dapat saya uraikan dengan kata-kata terasa ikut menjalar naik melalui setiap tulang-tulang sumsum di dalam tubuh saya. Sehingga ketika rahang saya mulai dipengaruhi olehnya, terdengarlah bunyi benturan-benturan gigi yang bergemeretakan keras tak terkendalikan lagi.

“Oh, ... betapa dinginnya.” Saya menggumam.

Melihat keadaan dan mendengar keluhan saya tersebut, ketiga-tiganya menjadi panik sekali. Bergegas mereka masuk ke dalam hotel untuk mengambil beberapa selimut yang tebal untuk menutupi seluruh tubuh saya.
Salah seorang dari ketiga laki-laki itu juga berusaha menuangkan segelas susu hangat ke dalam mulut saya. Ia mengira cairan panas tersebut bisa membantu mengurangi rasa dingin yang sedang menguasai tubuh saya.
Tetapi kelenjar-kelenjar di dalam leher saya sudah menjadi lumpuh dan tidak berfungsi lagi. Oleh karena itu, tenggorokan saya tidak mampu untuk menelannya, sehingga susu hangat tersebut hanya terkumpul di dalam rongga mulut saya saja. Ketika ia menjadi penuh, cairan itu meluap dan mengalir keluar melalui sisi mulut saya, dan akhirnya jatuh membasahi ubin lantai di samping bawah kursi saya.

Sekilas mata saya menatap dua mobil yang diparkir di halaman depan hotel. Saya merasa yakin, itu adalah mobil-mobil mereka.
Sambil memandang wajah-wajah mereka secara bergantian, saya memohon pertolongan mereka sekali lagi: “Pak, … bukankah itu mobil-mobil Anda? Apakah Anda bisa mengantarkan saya pergi ke Victoria Hospital untuk berobat? Tolonglah saya, Pak! Saya sangat memerlukan suntikan anti-toksin saat ini juga. Jika tidak, … sebentar lagi saya pasti akan mati terkapar di hadapan Anda bertiga!”

Laki-laki yang termuda memandang mobilnya, lalu menatap mata saya lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Oh, … tidak, … tidak white man! Jangan memakai mobil saya. Tunggu saja kedatangan ‘ambulance’! Biarlah mobil itu saja yang membawa engkau pergi ke rumah sakit! Maaf ya!” Katanya sambil menepuk-nepuk bahu saya tanpa menunjukkan rasa iba sama sekali.

Sebenarnya pribadi saya cukup sabar. Jarang sekali saya menjadi marah. Pertikaian-pertikaian kecil, apalagi … pertengkaran-pertengkaran yang berkepanjangan, selalu saya hindari!
Tetapi malam itu, kesabaran saya benar-benar sudah dicobai olehnya. Ia tahu keseriusan masalah yang sedang saya hadapi pada saat itu. Saya sangat membutuhkan pertolongannya! Tetapi dengan tega sekali ia menolak, hanya oleh karena ia terlampau pelit untuk mengorbankan waktunya, dan terutama, … oleh karena ia tidak mau memboroskan bensinnya.

Seketika itu juga timbul di dalam hati saya keinginan yang amat besar untuk memberi pelajaran tata-krama kepadanya mengenai hal-hal peri kemanusiaan! Saya merasa yakin sekali, satu-satunya jalan untuk melaksanakan hasrat tersebut, … saya harus menggunakan kekerasan! Saya ingin menghajar wajahnya dengan segenap kekuatan saya!
Dan … oleh karena ia berada di samping kiri saya, saya tahu, saya harus menggunakan kepalan tangan kanan untuk meninju wajahnya! Hanya sayang sekali, … otot-otot lengan tangan kanan saya sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mengerjakan perintah-perintah yang diberikan oleh otak saya kepada mereka.

Menyadari bahwa saya sudah tidak berdaya untuk menggunakan kepalan tangan kanan saya untuk menghajar wajahnya, saya menjadi semakin naik pitam lagi!

Pikiran dan hati saya yang sedang dipenuhi oleh kemarahan yang memuncak berusaha mempertimbangkan tindakan-tindakan yang harus segera saya lakukan: “Bukankah lengan dan tangan kiriku masih berfungsi? Bukankah racun tersebut masih belum mempengaruhi kesehatannya? Baiklah, … aku akan menggunakannya untuk meraih kerah baju orang ini. Aku akan membenturkan wajahnya pada keningku dengan sekuat tenaga, agar tulang hidungnya hancur!”
Tetapi … sebelum hal itu bisa saya kerjakan, untuk ketiga kali-nya saya mendengar suara lembut seorang laki-laki yang baru saja malam itu menasehati saya di tepi jalan raya pantai Tamarin Bay, dan yang tak lama kemudian menantang saya untuk mengemis belas kasihan dari ketiga laki-laki pengemudi taksi di dalam pekarangan pompa bensin Caltex.

Kali ini dengan jelas sekali saya mendengar ia berbisik di telinga kanan saya: “Anak muda, jika engkau masih berhasrat untuk melakukan kehendakmu itu, racun yang sekarang sudah menjalar di dekat jantungmu akan segera menyebabkan kematianmu!”

“Betul juga.” Saya tersentak kaget dan berpikir: “Racun tersebut tentu sudah menjalar di dekat jantungku. Oleh karena itu alangkah baiknya, jika aku menenangkan diri terlebih dahulu. Kemarahan yang berlebih-lebihan hanya akan merangsang cepatnya jalan peredaran darahku saja!”

Karena saya tidak mempunyai keinginan untuk menatap wajahnya lagi, saya langsung memalingkan kepala saya! Saya tahu, jika hal itu tidak segera saya lakukan, api kemarahan dan rasa benci di dalam hati saya terhadapnya akan menjadi semakin berkobar saja!

Tetapi saya berjanji, … pada suatu hari saya pasti akan datang kembali ke tempat itu untuk mencari dia di sana. Saya bersumpah, saya akan menuntut balas atas perbuatannya yang jahat dan tidak berperi-kemanusiaan itu.
“Awas kau!” Gumam saya dengan hati yang amat geram!

RENAULT 4, SEBUAH AMBULANS

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Renault4

‘banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela’ (Mazmur 3:3)
Ketika hati dan pikiran saya masih diliputi oleh kegeraman, bahkan sedang merancangkan tindakan-tindakan pembalasan dendam yang ingin saya lakukan terhadap orang yang tidak berperi-kemanusiaan itu, tiba-tiba saya melihat Daniel berlari-lari memasuki pintu serambi depan hotel bersama seorang petugas keamanan yang lain.
Secepat kilat yang menyambar mereka berdua mengangkat tubuh saya, menyanggahnya seorang di sebelah kiri sedangkan yang lain di sebelah kanan saya. Tanpa berkata apa-apa mereka membawa saya berjalan ke luar, ke arah teras halaman depan hotel.

Dalam waktu yang bersamaan saya melihat sebuah mobil wagon kecil yang sedang meluncur memasuki pintu gerbang sebelah kanan hotel dengan kecepatan yang amat tinggi. Pada waktu itu saya tidak mengetahui, bahwa mobil itulah yang dipergunakan oleh penduduk pulau Mauritius sebagai ambulans mereka!

Ternyata melalui pertolongan sahabat wanitanya yang bekerja di dekat hotel, Daniel berhasil menghubungi rumah sakit Victoria dan mengusahakan sebuah ambulans untuk datang menjemput saya di hotelnya.
Menyusuri jalan sempit di antara taman-taman bunga pekarangan depan hotel, ambulans tersebut melaju terus memutarinya, melewati depan teras hotel tanpa mau berhenti, dan langsung meluncur menuju ke pintu gerbang yang di sebelah kiri, siap untuk pergi ke luar lagi meninggalkannya.

Oleh karena ia mengendarai ambulansnya dengan begitu kencang, sang pengemudi tidak sempat melihat kami bertiga yang sedang berjalan tertatih-tatih di dalam serambi depan hotel, siap untuk menyongsongnya di depan pintu.
Dan oleh karena ia tidak menjumpai seorang pun yang sedang menunggu di pekarangan depan hotel, pengemudi ambulans itu mengira, bahwa panggilan untuk menjemput seorang pasien di sana hanya suatu kekeliruan belaka. Tanpa mempunyai inisiatif sedikitpun juga untuk mencari penjelasan di dalam ‘lobby’ terlebih dahulu, ia sudah mengambil keputusan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu lagi.

Saya menjadi panik sekali! Hati saya menjerit penuh kekalutan! Saya berusaha bersiul untuk memberi tanda kepadanya, bahwa kami ada di sana! Tetapi lidah, bibir dan mulut saya secara keseluruhan yang sudah mengering, tidak berdaya lagi untuk menciptakan nada suara siulan yang saya inginkan tersebut.

Oh, … hati saya menangis dengan sedih: “Jangan tinggalkan aku, tolong … jangan tinggalkan aku di sini …!”
Ternyata Daniel bisa membaca pikiran saya! Dengan sekuat tenaga ia bersiul mewakili saya! Menggunakan jari-jari tangan yang dilingkarkan di atas lidah yang terputar di dalam mulutnya, nada alunan suara yang ditimbulkan olehnya terdengar melengking tinggi dan keras sekali. Siulan tajam dan memanjang itu ternyata berhasil mengatasi keriuhan deru suara mesin ambulans, sehingga bisa menyentakkan pendengaran pengemudinya untuk segera menghentikan kendaraannya tersebut.

Menyadari kekeliruannya, ia mengerem ambulansnya secara mendadak, lalu memundurkannya dengan sigap sekali sampai kendaraan itu berhenti tepat di hadapan kami bertiga.
Di tengah-tengah kepulan-kepulan debu permukaan jalan halaman hotel yang telah mengering tersebut ia melompat keluar dari dalam ambulansnya, … sebuah mobil wagon kecil buatan Perancis yang bermerek Renault 4.
Mobil tua yang tampak butut itu sudah dirombak menjadi sebuah ambulans dengan hanya membongkar tempat-tempat duduk yang ada di dalamnya, yaitu yang di samping tempat duduk si pengemudi dan yang terletak tepat di belakangnya. Keduanya hanya diganti dengan sebuah ‘stretcher’ (usungan pasien) yang dipasang membujur di atasnya.

Secepatnya mereka bertiga membaringkan saya di atas stretcher tersebut. Ketika Daniel melihat keadaan tubuh saya yang terus-menerus menggigil kedinginan, ia segera menyelimutinya menggunakan sehelai sarung tebal yang tersedia di dalam ambulans itu.

Lalu mereka mendorongnya masuk ke dalam ambulans dengan kedua kaki saya di bagian depan, sedangkan kepala saya terbaring di bagian belakangnya, hampir menyentuh pintu-pintu ambulans ketika mereka berusaha menutupnya.
Tidak lama kemudian saya tahu, ambulans itu sudah mulai bergerak meninggalkan halaman depan hotel Tamarin Bay. Saya juga menyadari, bahwa pengemudinya melarikan kendaraan itu dengan kencang sekali, mengebut melewati daerah-daerah di mana permukaan-permukaan jalannya terasa amat tidak rata!

‘JEMPUTAN’ KEDUA

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya MarieMcCormack

“Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut, ke tempat segala yang hidup dihimpunkan.” (Ayub 30:23)
Victoria Hospital terletak di atas sebuah dataran bukit yang cukup tinggi di kota Quatre Bomes. Oleh karena itu, pada waktu kami mulai memasuki daerah tersebut, di mana jalannya terasa amat berliku-liku, pengemudi ambulans itu harus menekan pedal gas mobil sedalam-dalamnya, agar mesin kendaraan yang sudah tua itu mampu membawa kami naik ke puncaknya.

Ketika dengan bersusah-payah sekali ambulans itu berusaha mendaki jalan yang menanjak tinggi untuk bisa memasuki pekarangan rumah sakit tersebut, tubuh saya yang terbaring dengan kepala di bagian belakangnya, merasakan kederasan arus peredaran darah saya yang mengalir dari bawah ke atas badan, mengakibatkan racun yang ada di dalamnya ikut terbawa dan menyerang semua organ-organ vital tubuh saya.

Saat itu juga saya menyadari untuk kedua kalinya, bahwa maut sudah berdiri di ambang pintu lagi, bersiap-siaga menunggu setiap kesempatan yang ada untuk bisa merengut nyawa saya!
Dalam keadaan yang amat kritis itu, mata saya yang sedang terbuka lebar menatap langit-langit mobil, tiba-tiba menyaksikan dengan jelas sekali sebuah gambar hidup yang seolah-olah sedang dipertunjukkan di layar perak bioskop.

Di sana saya mengikuti kisah hidup seorang anak laki-laki yang berambut pirang, … hampir putih seperti platina yang berkilau-kilauan. Berbagai bagian-bagian terpenting mengenai perkembangan hidupnya diperlihatkan di depan mata saya secara terperinci sekali. Kisah mengenai tahap-tahap pertumbuhannya, dari bayi sampai menginjak usianya yang dewasa. Tetapi yang lebih menakjubkan lagi, … kisah yang ditampilkan di dalam gambar hidup tersebut tampak tidak asing bagi saya.

Tiba-tiba saya tersentak kaget!

“Oh, … semua yang kulihat di sana sebenarnya adalah potongan-potongan ringkas riwayat hidupku sendiri!” Hati saya menjerit pilu: “Apakah mungkin saat ini adalah saat kematianku? Bukankah menurut hasil penyelidikan umum, orang-orang yang sedang menghadapinya selalu menyaksikan kilas balik seluruh riwayat hidup mereka sendiri? Apakah ini yang mereka maksudkan? Apakah ajalku sudah tiba?”

Ketika saya masih kebingungan menyaksikan gambar hidup tersebut, tiba-tiba saya melihat ibu saya tampil tepat di depannya. Dengan sinar pandangan mata yang amat tajam ia menatap wajah saya, penuh dengan kuasa dan wibawa yang menakjubkan.

Terkejut dan terheran-heran saya bertanya-tanya: “Mengapa Mama ada di sini? Apakah yang sedang terjadi?”
Sebelum sempat memikirkannya terlebih lanjut, saya mendengar ia berkata: “Ian, apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”

“Berdoa kepada … Tuhan?” Termangu-mangu saya mempertanyakannya.

Oh, … saya menyadari keadaan diri saya. Sudah lama sekali saya terpisah jauh dari segala hal yang berbau keagamaan. Atas keputusan sendiri, saya sudah meninggalkan Tuhan, bahkan dengan berani sekali saya membelakangi diri-Nya, seolah-olah Dia tidak pernah ada di dalam ingatan saya!

Sebagai seorang ‘atheist’, saya benar-benar sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk memikirkan hal-hal kerohanian, apalagi mengadakan waktu bagi Tuhan!

Selain itu semenjak masa remaja, saya mempunyai pendapat yang sangat ekstrim, dan juga … ‘sarcastic’ sekali.
Saya yakin, Tuhan adalah hasil karya khayalan orang-orang yang ‘berjiwa lemah’, orang-orang yang tidak bisa mengandalkan kekuatan mereka sendiri untuk menghadapi kenyataan hidup yang sebenarnya. Oleh karena itu mereka ‘menciptakan’ Tuhan dan agama, berdasarkan imajinasi pikiran-pikiran mereka sendiri sebagai ‘alasan’ atau ‘tempat pelarian’ mereka, apabila mereka sudah tidak mampu lagi untuk membuktikan semua itu secara logis.

Bukankah sering kali mereka juga menggunakan ajaran-ajaran agama untuk menghakimi atau menakut-nakuti orang-orang lain yang belum percaya, terutama jika hal itu bersangkutan dengan tema kehidupan abadi sesudah kematian jasmani mereka!

Malam itu, terbaring di dalam ambulans dalam keadaan sekarat dan tidak berdaya, saya terpaksa harus menerima kenyataan yang sebenarnya, bahwa saya tidak mempunyai pilihan-pilihan lain lagi yang bisa memberikan kepada saya sebuah jalan keluar di dalam menghadapi masalah yang amat rumit dan membingungkan ini.
Dengan hati kalut saya bertanya-tanya: “Apakah ternyata Tuhan itu benar-benar ada? Apakah mungkin selama ini justru pendapatku yang keliru? Apakah kehidupan sesudah kematian ternyata bukan suatu khayalan manusia belaka?”

BERDOA KEPADA TUHAN YANG MANA?

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya MarieMcCormack

Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10)
“Berdoa kepada Tuhan dari lubuk hati yang terdalam?” Saya berpikir: “Hatiku …? Oh, ... hatiku sudah lama membeku, … keras bagaikan batu! Begitu kerasnya, sebatang korek api bisa tersulut jika tergores padanya!”
“Berseru dan berdoa kepada Tuhan?” Saya terus berargumentasi: “Tuhan yang mana? Di negara-negara yang pernah kukunjungi selama ini, aku sudah melihat sendiri berbagai-macam agama yang menyembah illah-illah, bahkan dewa-dewa yang berbeda-beda. Jadi, … aku harus berdoa kepada allah yang mana?”

Masih dalam keadaan bingung, akhirnya saya mengambil keputusan untuk mengikuti wejangan ibu saya.
Dari lubuk hati yang terdalam saya berkata: “Tuhan, jika Engkau betul-betul ada, tampilkanlah diri-Mu di dalam penglihatan ini!”

Saya berharap agar permintaan saya tersebut segera dipenuhi secara supranatural, di mana salah satu dari allah-allah yang pernah saya dengar itu bersedia menampakkan dirinya di sana untuk menolong saya!
Tetapi sungguh mengecewakan, karena setelah menunggu beberapa saat lamanya, ternyata tidak ada satu ‘allah’-pun yang menampilkan dirinya di depan saya. Tidak ada yang peduli dengan permohonan saya!
Yang masih tetap tampak di dalam penglihatan tersebut adalah ibu saya! Ia terus memberikan semangat, agar saya berdoa dari dalam lubuk hati saya: “Ian, berdoalah kepada Tuhan! Berserulah kepada-Nya dari dalam hatimu, anakku, … dari lubuk hatimu yang terdalam.”

Mendadak saya menjadi teringat akan Tuhan yang disembah oleh ibu saya, ... Tuhan Yesus Kristus, yang sudah dikenal olehnya secara pribadi berpuluh-puluh tahun lamanya!
“Bukankah Mama menyembah Tuhan orang-orang kristiani yang pernah kuketahui pada masa kecilku?” Saya berpikir: “Jika Ia benar-benar ada seperti yang dikatakan olehnya, biarlah saat ini juga aku berdoa kepada-Nya.”

Saya mulai memikirkan tema-tema yang bisa saya ungkapkan untuk mengutarakan isi hati saya kepada Tuhan. Tetapi oleh karena bisa ubur-ubur laut tersebut sudah mulai meracuni pembuluh-pembuluh darah di dalam otak saya, saya tidak mampu lagi untuk melakukannya. Bahkan untuk menemukan kata-kata yang tepat saja, merupakan suatu hal yang sangat sulit bagi saya, karena benak pikiran saya terasa hampa sekali.

Ternyata … pada saat yang amat kritis tersebut, saya sudah tidak mampu lagi untuk berdoa!
Dengan hati hancur saya berseru kepada-Nya: “Tuhan, aku merasa tidak yakin, apakah Engkau masih sudi mendengarkan doaku ini. Aku merasa seperti seorang yang munafik sekali, karena aku hanya mencari Engkau pada saat aku membutuhkan bantuan-Mu saja. Ampunilah aku, Tuhan. Jika Engkau berkenan, tolonglah aku saat ini juga, agar aku bisa memanjatkan doa, karena aku sudah tidak tahu lagi pokok-pokok tema yang harus kuutarakan kepada-Mu. Tuhan, … ajarilah aku untuk berdoa.”

Saya memohonnya dengan hati tulus, ... dengan kata-kata yang terungkapkan dari lubuk hati saya yang paling dalam.
Dan … seketika itu juga, suatu hal yang tidak terduga, ajaib dan amat menakjubkan, tiba-tiba terjadi di sana, … di depan mata saya!

DOA ‘BAPA KAMI’

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Ian

“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Lukas 11:9)

Di dalam penglihatan tersebut saya menyaksikan huruf-huruf abjad yang tiba-tiba timbul dan membentuk suatu barisan kata-kata yang tersusun dengan rapi sekali di depan mata saya.
Penuh keheranan saya membaca kalimat itu: “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami.”

“Memohon ampun akan kesalahan-kesalahanku?” Penuh kebimbangan saya bertanya-tanya sendiri: “Apakah mungkin seseorang bisa menerima pengampunan dosa hanya dengan mengucapkan kalimat yang sependek itu saja? Oh, … dosa-dosaku terlampau banyak, … sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.”
Kembali saya memperhatikan ibu saya terus mendorong dan ‘memaksa’ saya untuk melakukan wejangannya: “Dari dalam hatimu, Ian, … katakanlah semua itu dari dalam lubuk hatimu!”

Sambil terus berusaha mengatasi keragu-raguan di dalam hati saya, sesuai anjurannya saya berseru kepada Tuhan: “Tuhan, aku menyadari, bahwa aku sudah tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk menguraikan segala dosa-dosaku kepada-Mu, sebab jumlahnya terlampau banyak. Tetapi, … jika aku masih berkenan di hati-Mu, … saat ini juga aku memohon pengampunan atas dosa-dosa yang pernah kulakukan sepanjang hidupku.”

Seketika itu juga kalimat pendek itu menjadi kabur, lalu perlahan-lahan menghilang. Sedangkan huruf-huruf abjad yang baru, tampil dengan membentuk barisan kata-kata lain yang berbunyi: “Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”

Saya berpikir: “Mengampuni orang yang bersalah kepadaku?”

Oh, itu mudah sekali! Saya bukan seorang pendendam yang gemar ‘mengumpulkan’ kesalahan orang-orang lain, … apalagi mengingat-ingatnya. Oleh karena itu, tanpa merasa ragu-ragu lagi saya langsung berkata: “Tuhan, aku bersedia mengampuni semua orang yang sudah berbuat salah kepadaku, ... siapa pun juga orangnya, … kesalahan mereka akan kuampuni!”

Baru saja saya berhenti mengatakannya, tiba-tiba wajah kejam seorang laki-laki yang saya kenal, … wajah yang pasti tidak akan saya lupakan lagi untuk selama-lamanya, tampil di hadapan saya!
“Lho, … apakah yang sedang terjadi sekarang? Mengapa orang jahat ini tiba-tiba muncul di depanku?” Tertegun saya memandang wajahnya penuh pertanyaan.

Kembali saya mendengar dengan jelas suara seorang laki-laki yang sepanjang malam itu telah menasihati saya tiga kali: “Apakah engkau bersedia mengampuni kesalahan laki-laki ini, … orang yang baru saja menganiaya engkau dengan mencampakkan dirimu keluar dari dalam


Last edited by Linglung on Tue 12 Jul 2011, 10:56 am; edited 1 time in total

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:18 am

taksinya, … orang yang dengan tega sekali sudah meninggalkan engkau terkapar seorang diri, tak berdaya di tepi jalan?”

Ternyata raut muka supir taksi keturunan India yang tidak mengenal peri kemanusiaan itu ditampilkan oleh-Nya di sana untuk menguji kemurnian pernyataan saya tadi.
Menatap wajah orang jahat yang sudah berhasil menghancurkan harga diri saya pada saat saya sama sekali tidak berdaya untuk membelanya, cukup membuat hati saya terasa amat panas, … membara penuh kebencian. Dengan geram sekali saya berusaha untuk menghindari kenyataan, bahwa pada saat itu Ia sedang menantikan keputusan saya!
Merasa kecewa sekali saya mengeluh: “Oh tidak, … ini pasti suatu kekeliruan yang besar! Tuhan, … apakah Engkau benar-benar serius mengenai hal ini?”

Ketika isi hati saya masih terus berkecamuk tidak menentu, menimbang-nimbang keputusan yang harus segera saya berikan kepada-Nya, tiba-tiba wajah seorang laki-laki lain yang tidak kalah kejamnya muncul di hadapan saya.
“Lho, mengapa ia ada di sini juga?” Saya menjadi semakin heran, karena saya tidak pernah menduga, bahwa Ia akan menghadapkan diri saya dengan kedua orang tersebut, hanya untuk membuktikan ketulusan pernyataan yang baru saya berikan tadi!

Kembali saya mendengar suara laki-laki tersebut bertanya: “Apakah engkau juga bersedia mengampuni kesalahan orang ini, ... yang oleh karena kepelitannya sudah tega menolak untuk mengantarkan engkau pergi ke rumah sakit menggunakan mobilnya? Apakah engkau masih tetap mempunyai keinginan untuk membalas dendam atas perbuatannya yang keji terhadap dirimu?”

Ternyata raut muka laki-laki muda keturunan Cina, pemilik hotel Tamarin Bay, ikut tampil di hadapan saya untuk membangkitkan kembali semua kenangan-kenangan pahit yang baru saya alami malam itu! Oh, … kegeraman di dalam hati saya menjadi semakin memuncak saja!

Ketika itu saya belum menyadari, bahwa Ia mengharapkan sebuah keputusan yang tulus, yang harus keluar dari dalam lubuk hati saya. Ia memperlihatkan wajah kedua laki-laki yang baru saja menganiaya saya tersebut untuk memberi kesempatan kepada saya guna membuktikan ketulusan hati serta kemurnian kata-kata yang saya utarakan tadi!
Memberanikan diri, saya berusaha menguraikan alasan-alasannya: “Tapi Tuhan, … mereka adalah orang-orang yang jahat. Oleh karena tindakan-tindakan mereka yang keterlaluan itu, aku sudah berjanji, bahwa kelak aku akan mencari mereka. Aku hanya ingin memberi pelajaran kepada mereka saja, … suatu pelajaran hidup yang tidak akan pernah mereka lupakan lagi untuk selama-lamanya!”

Sementara itu timbullah kembali rasa ragu-ragu di dalam hati dan pikiran saya: “Siapakah sebenarnya laki-laki ini, yang sedari tadi berusaha menasihati diriku? Bukankah kedua kalimat yang tampil di depan mataku adalah sebagian kecil dari doa ‘Bapa Kami’, yang pernah kupelajari dulu? Mengapa doa tersebut tampak seperti sebuah ‘Jigsaw Puzzle’ yang amat rumit, yang menyebabkan aku tidak ingat dan tidak bisa mengucapkan kata-katanya lagi? Apakah saat ini aku sedang bercakap-cakap dengan Tuhan? Dan … apakah oleh karena kasih karunia-Nya, Ia ingin, agar aku mengampuni mereka? Jelas sekali suara itu bukan suara hatiku sendiri, karena dari semula aku sudah mempunyai keinginan yang amat besar untuk membalas dendam! Jadi, … kesimpulannya, … saat ini aku benar-benar sedang bercakap-cakap dengan Tuhan!”
Oh, … mengingat hal itu, hati saya menjadi gentar sekali! Jadi ... selama ini, untuk pertama kalinya, saya bisa mendengar suara Tuhan, bahkan … bercakap-cakap dengan Dia.
Apakah semua ini benar-benar sedang terjadi? Atau, … apakah saya hanya bermimpi saja?

MENGAMPUNI UNTUK DIAMPUNI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Ian

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13)
Sikap saya yang masih ingin menuntut balas mengakibatkan pertolongan dari-Nya menjadi terhenti seketika itu juga. Tidak ada kalimat-kalimat lain yang tampil, yang bisa membantu mengingatkan saya akan tema atau kata-kata yang harus saya pergunakan untuk berdoa!
Saya menjadi sadar, bahwa keputusan terakhir untuk mengampuni orang-orang yang sudah menganiaya saya tersebut ada di dalam tangan saya sendiri. Ia tidak akan ikut mencampuri atau mempengaruhi saya. Karena keputusan itu harus keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam.

Setelah menyadari kenyataan itu, tanpa membuang-buang waktu lagi saya berseru kepada-Nya: “Oh Tuhan, jika Engkau bersedia mengampuni dosa-dosaku, saat ini juga aku berjanji, aku mau mengampuni tindakan-tindakan mereka yang jahat terhadap diriku! Aku berjanji kepada-Mu, Tuhan, jika aku bisa sembuh kembali, aku tidak akan mencari mereka lagi untuk menuntut balas!”

Terus terang saja, pikiran saya yang amat terbatas tidak mampu memahami cara-cara-Nya untuk mengampuni dosa-dosa saya, yang saya ketahui, … tidak terhitung lagi jumlahnya.
Tetapi saya percaya, melalui kasih karunia-Nya yang luar biasa, pada malam itu Ia telah mendengar dan menerima pernyataan saya tersebut. Saya merasa yakin bahwa hal itu sudah terjadi, karena tidak lama kemudian, Ia membantu saya lagi dengan menampilkan kembali huruf-huruf abjad yang baru, yang membentuk barisan kata-kata berbunyi: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
“Kehendak-Mu? Kehendak Tuhan?” Selama hidup saya hanya melakukan kehendak saya sendiri! Hidup berkecukupan, bebas tanpa ikatan, tidak pernah membutuhkan pertolongan siapapun juga! Saya merasa puas dengan diri saya, bahkan bangga sekali akan status kehidupan saya.

Selama ini saya selalu hidup sesuai dengan keinginan saya sendiri! Jangankan Tuhan, … kedua orang tua saya pun tidak pernah saya ijinkan untuk mencampuri urusan-urusan saya, apalagi … kehendak-kehendak saya!
Menyadari sikap hidup saya selama ini, tanpa merasa ragu-ragu lagi saya berkata: “Tuhan, aku masih belum bisa memahami kehendak-Mu di dalam hidupku. Tetapi, jika aku berhasil melewati peristiwa ini, dan kesehatanku Engkau pulihkan lagi, aku berjanji, aku akan bersungguh-sungguh menelusurinya. Aku akan mencari tahu dan mempelajari apa yang menjadi kehendak-Mu itu! Aku berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Mu sampai akhir hidupku!”
Tidak lama sesudah saya mengucapkan nazar itu, seluruh bagian dari doa Bapa Kami tampil di depan mata saya, berurutan secara lengkap seperti yang pernah saya pelajari ketika saya masih kanak-kanak.

Setelah selesai memanjatkan doa tersebut, saya tahu, … hati saya sudah dipenuhi oleh damai sejahtera sorgawi yang amat menakjubkan.
Peristiwa ajaib yang saya alami tersebut terjadi dalam waktu yang amat singkat, hanya pada saat ambulans kami sedang ‘terengah-engah’ mendaki jalan yang menukik tinggi memasuki pekarangan Victoria Hospital.

Tetapi yang amat mengherankan, waktu sekejab itu terasa lama sekali di dalam penglihatan saya, seperti tidak pernah ada akhirnya. Seolah-olah saya mengalaminya di dalam suatu alam yang berbeda, alam yang tidak terikat lagi dengan jangka-jangka waktu yang berlaku di dunia!
Ketika akhirnya ambulans tersebut berhenti tepat di depan pintu masuk rumah sakit Victoria, saya bisa merasakan perubahan instan yang sudah terjadi pada diri saya.
Di luar pengetahuan saya, pada saat itu juga jiwa saya sudah diyakinkan, karena pengampunan Tuhan sudah dikaruniakan kepada saya melalui doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada para pengikut-Nya 2000 tahun yang lalu. Saya sudah didamaikan kembali dengan Allah Bapa, Pencipta saya. (1)

(1) Catatan Kaki:
Sering kali tanpa sadar kita ‘menghakimi’ orang-orang lain sesudah kematian mereka, menyangka bahwa mereka pasti masuk neraka mengingat riwayat hidup dan tingkah laku mereka semasa hidupnya. Tetapi kesaksian ajaib ini membuktikan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa terjadi di luar dugaan kita. Pada menit-menit terakhir kehidupan seseorang, kasih karunia Tuhan yang luar biasa, yang terlampau ‘dahsyat’ untuk bisa dipahami oleh daya pikiran kita yang amat terbatas, … bisa dicurahkan oleh-Nya kepada orang itu! Karena Ia adalah Hakim Agung yang maha adil, yang mempunyai hak mutlak untuk mengaruniakan kasih-Nya kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya, … sesuai dengan rencana-Nya! Kita tidak mempunyai hak untuk mencampuri ‘urusan’ Tuhan. (Ian McCormack)

PERALATAN MEDIS KUNO

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya VictoriaHospital

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” (Amsal 16:3)
Setelah membuka kedua pintu belakang kendaraannya, pengemudi ambulans tersebut, seorang pria keturunan Perancis, segera menarik keluar stretcher di mana saya terbaring.

Dengan bantuan seorang perawat wanita yang masih muda, ia mengangkat dan memindahkan tubuh saya ke atas sebuah ‘wheel chair’ (kursi-roda). Lalu mereka berdua bergegas mendorongnya berlari-lari melalui lorong-lorong rumah sakit, sebelum membawa saya masuk ke dalam sebuah ruang opname.

Di sana perawat muda itu berusaha mengukur tekanan darah saya. Ia memompa alatnya dengan harapan, agar ia bisa segera membaca hasilnya. Tetapi setelah mencobanya beberapa kali, alat pengukur tekanan darah tersebut tetap tidak mau memberikan tanggapan apa-apa.

Mula-mula ia menyangka, bahwa alat yang dipergunakan olehnya tersebut sudah rusak. Sebab secara jujur saya harus mengakui, ... ruang opname itu dipenuhi oleh peralatan-peralatan kedokteran yang amat ketinggalan zaman. Semuanya tampak seperti alat-alat medis yang berasal dari zaman Perang Dunia Kedua saja!

Selain itu seolah-olah sebagai ‘orang ketiga’, saya merasa diri saya sedang melayang-layang di dalam ruang opname tersebut, … memperhatikan semua yang terjadi di sana dari atas. Dari ketinggian langit-langitnya, menatap ke bawah, saya mengawasi perawat wanita yang masih terus berjuang mengukur tekanan darah tubuh saya.

Setelah berusaha menggunakan beberapa alat-alat yang lain, akhirnya ia berhasil mendapatkannya! Secepatnya ia menyalin data tersebut, lalu dengan bantuan pengemudi ambulans yang masih ada di situ, ia berlari-lari mendorong kursi-roda saya pergi memasuki sebuah ruangan yang lain.

Di sana kasus saya diserahkan oleh mereka kepada seorang dokter keturunan India yang masih berusia amat muda. Dokter itu memulai rutinnya dengan menanyakan nama saya, alamat, umur dan lain sebagainya. Tentu saja pada waktu itu saya sudah tidak mampu lagi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya!

“Oh, … tolonglah aku! Jangan bertele-tele seperti ini!” Saya berseru di dalam hati dengan gemas: “Ayo cepat, … aku harus segera kau obati dengan anti-toksin, … sekarang juga!”

Oleh karena pada saat itu saya hanya mampu menggoyang-goyangkan kedua bola mata saya saja, saya melirik ke samping kirinya, di mana seorang dokter lain, juga keturunan bangsa India, yang sudah berusia lanjut dan tampak jauh lebih berpengalaman dari pada dia, sedang asyik menulis di atas meja kerjanya.

Dengan sinar pandangan mata yang memancarkan keputus-asaan serta permohonan minta tolong yang tak terlukiskan lagi, saya menatap wajahnya terus-menerus tanpa berkedip sambil berteriak-teriak memanggil dia di dalam hati: “Oh Pak Dokter, … tolonglah saya! Tolonglah saya!”

Permohonan tak terucapkan itu akhirnya berhasil menggugah hatinya, ketika ia mengangkat kepalanya dan memandang wajah saya.
Dokter tua itu melompat berdiri dari tempat duduknya, bergegas menghampiri saya sambil berteriak marah kepada rekannya: “Mengapa engkau tidak menolong anak muda ini secepatnya? Ia membutuhkan anti-toksin saat ini juga! Mengapa engkau tidak segera menyuntik dia dengan obat itu? Keadaannya sudah amat kritis! Ayo, … cepat! Cepat!”
Teriakannya cukup berwibawa untuk seketika itu juga mengubah suasana tenang yang sedari tadi menguasai ruang opname tersebut!

Selama mereka berjalan panik kian kemari di sekitar kursi-roda saya, saya bisa mengikuti semua percakapan mereka dengan jelas sekali. Kendatipun kondisi tubuh saya sudah amat memburuk, bahkan saya yakin sekali, … ajal saya sudah hampir tiba, saya tetap sadar akan segala sesuatu yang terjadi di dalam ruangan itu. Seolah-olah dari ‘luar tubuh’, saya tetap bisa memperhatikan dan mengikuti segala perkembangan-perkembangan yang sedang terjadi pada diri saya di sana.

Dokter tua itu membungkukkan dirinya sambil menatap wajah saya dengan pandangan mata penuh rasa iba, lalu berkata untuk memberi semangat kepada saya: “Anak muda, aku tidak yakin engkau masih bisa mendengar suaraku atau tidak. Jika bisa, perhatikanlah perkataanku ini! Kami akan tetap berusaha menolongmu, asal engkau juga bersedia membantu kami! Janganlah menyerah terlebih dahulu. Mari bersama-sama kita melawan racun yang sudah menjalar di mana-mana di dalam tubuhmu ini. Ayo, … berusahalah terus, … jangan mundur! Kami semua ingin melihat engkau sembuh dan menjadi sehat kembali!”

Penuh kepanikan beberapa perawat ikut membantu dia memberi suntikan-suntikan anti-toksin di berbagai bagian tubuh saya. Mereka juga menggantungkan sebuah tabung tetes serum di samping kursi roda saya yang langsung diinfuskan melalui lengan tangan kiri saya.

Salah seorang perawat wanita yang masih muda berusaha menyuntik tangan kanan saya. Menggunakan sebuah jarum yang amat besar, ia berusaha menemukan urat-urat nadi di antara jari-jari tangan saya. Tetapi oleh karena kulitnya sudah melepuh besar, dan juga peredaran darah tubuh saya sudah tidak keruan dan hancur berantakan, upayanya tersebut tidak berhasil sama sekali.

Kulit tangan saya yang tertusuk jarum itu menggelembung besar, dipenuhi oleh cairan obat yang menolak untuk ikut terjalin di dalam peredaran darah tangan saya. Karena perawat itu gugup sekali, tangannya yang gemetaran mengakibatkan jarum suntik di tangannya menjadi tergoyang kian kemari, sehingga kulit tangan saya menjadi sobek dan terluka.

Selain itu ia juga berusaha mengurut gelembung tersebut menggunakan tangan kirinya, untuk memaksakan cairan obat anti-toksin itu memasuki jaringan peredaran darah tangan kanan saya.
Kendatipun tubuh saya sudah tidak bisa menanggapi rasa sakit lagi, saya memandang wajahnya sambil berteriak di dalam hati: “Hai, tolong … berhati-hatilah! Jangan sampai engkau merusak kulit tanganku!”

VONIS YANG TERAKHIR

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya EmergencyUnit

“Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.” (Mazmur 18:5-6)

Memandang wajah-wajah mereka yang sedang berjuang untuk menolong saya, dengan jelas sekali saya bisa membaca sinar-sinar kekuatiran yang dipancarkan olehnya. Tentu mereka telah tahu, bahwa segala upaya mereka untuk menyelamatkan diri saya pada saat itu tidak ada gunanya lagi. Karena seluruh tubuh saya sudah tidak mau memberikan reaksi lagi terhadap usaha-usaha pengobatan mereka!

Dokter tua itu menatap mata saya dengan tajam, lalu berkata: “Anak muda, aku kuatir kami hanya bisa membantumu sampai di sini saja. Aku mengerti penderitaanmu, tetapi kami tidak mampu lagi untuk menolongmu. Racun ubur-ubur laut yang mematikan itu telah berhasil merusak organ-organ vital yang ada di dalam tubuhmu.”

Menolak kenyataan yang baru dikatakan olehnya tersebut, saya menjerit dengan hati pilu: “Aku akan terus berusaha untuk mempertahankan, agar kedua mataku tetap terbuka, karena aku tidak boleh terlena tidur. Aku belum mau mati! Aku harus berjuang untuk melawan racun ganas ini sekuat tenagaku!”

Akhirnya karena menyadari bahwa mereka sudah tidak mampu untuk menolong diri saya lagi, mereka memindahkan saya dari dalam kursi roda ke atas tempat tidur yang tersedia di dalam ruang opname tersebut.
Kadar kelembaban tubuh saya yang tadinya amat menurun, tiba-tiba menjadi meningkat lagi oleh karena cairan tetes botol serum yang sudah diinfuskan ke dalam tubuh saya. Butir-butir keringat dingin mulai tampak merembes keluar melalui pori-pori kulit kepala, terutama di kening saya.

Mata saya yang sudah terasa letih sekali terus berusaha mempengaruhi diri saya untuk menyerah, … untuk segera beristirahat. Hanya sekejab saja, katanya! Tetapi dengan tegas saya menolaknya! Saya tetap memaksakan diri untuk membuka kedua mata saya lebar-lebar, menatap para dokter dan perawat-perawat di depan saya, yang juga sedang memandang wajah saya dengan raut-raut muka penuh rasa iba.

Butir-butir keringat di sekitar kening saya mulai bergabung menjadi satu. Dan oleh karena kepala saya terlena miring ke sebelah kanan, cairan keringat tersebut mengalir turun melewati alis lalu menggenangi rongga mata kanan saya.
Peluh yang mengandung unsur-unsur garam tersebut menimbulkan rasa perih yang menusuk-nusuk bola mata saya. Seketika itu juga pandangan mata kanan saya menjadi kabur sekali!

Dokter tua itu bergerak memalingkan tubuhnya, berhasrat untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut. Melihat hal itu saya berusaha untuk berteriak memanggilnya. Tetapi seperti kenyataan yang sudah semenjak tadi terjadi, mulut saya sama sekali tidak berdaya untuk mengeluarkan suara apa-apa!

Saya hanya mampu menjerit pilu di dalam hati: “Pak dokter, … datanglah kembali, jangan tinggalkan aku! Tolong, … basuhlah mata kananku yang perih ini terlebih dahulu, karena aku tidak bisa melihat dengan jelas lagi. Tolonglah aku, Pak! Tolonglah!”

Tetapi ia telah pergi ke luar meninggalkan saya.

Saya ingin sekali membasuh sendiri cairan keringat yang sedang menggenangi dan mengganggu pandangan mata kanan saya. Tetapi kenyataannya, kedua tangan saya sudah lumpuh sama sekali!
Memakai sisa-sisa kekuatan yang masih ada pada otot-otot leher, saya berusaha memalingkan kepala saya lebih ke kanan lagi, dengan tujuan agar genangan keringat di dalam rongga mata kanan saya tersebut bisa dipaksakan mengalir keluar melalui sampingnya.

Tetapi usaha itu pun gagal, karena ternyata leher saya juga sudah tidak berdaya untuk melakukannya!
Saya berpikir untuk memejamkan kedua mata saya sekuat-kuatnya saja, agar cairan keringat tersebut bisa mengalir keluar melalui kerutan-kerutan kulit yang terbentuk di sisi mata kanan saya.

Tetapi pada saat saya melakukannya, suatu rasa nyaman yang tak terlukiskan, … yang amat menggoda, dan … yang tidak bisa saya hindari lagi, tiba-tiba secara ajaib sekali menguasai diri saya! Kali ini saya tidak dapat menahan keinginan hati saya lagi untuk membiarkan kedua mata saya terus terpejam.

Saya menghembuskan nafas yang panjang sambil menggumam sendiri: “Baiklah, … aku akan beristirahat terlebih dahulu! Biarlah kukatupkan kedua mataku, … lima menit saja! Nanti … jika tubuhku sudah terasa lebih segar, aku akan berjuang lagi. Tapi sekarang, ... lebih baik aku beristirahat sejenak, … sejenak saja!”

Luar biasa sekali, ... saya menikmati suatu kelegaan yang sangat sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata, yang seketika itu juga bisa mengatasi segala penderitaan-penderitaan yang baru saja saya lalui sebelumnya.
Segala usaha untuk berjuang mempertahankan hidup saya menjadi terhenti pada saat itu juga. Saya merasa diri saya seolah-olah sudah dibebaskan. Semua penderitaan yang saya alami semenjak tadi ternyata sudah berakhir! Tubuh saya terasa ringan sekali!
“Oh, … aku telah tertidur!” Saya menggumam lagi sambil menarik nafas lega.

KEBERADAAN YANG TIDAK ADA

[imghttp://4.bp.blogspot.com/_cK_2AFqCo38/SZKJ2wf8qBI/AAAAAAAAAHA/-5Ck73rtjcM/s320/Ian.jpg[/img]

“Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” (Yohanes 6:63)
Di luar pengetahuan saya, pada saat itu saya telah menghembuskan nafas yang terakhir. Nafas kehidupan sudah meninggalkan jasmani saya!

Padahal saya mengira, saya hanya tertidur sejenak saja di atas ranjang rumah sakit.
Tetapi yang amat mengherankan, kalau sebelumnya saya terbaring dengan tubuh sakit, lemah dan tidak berdaya, tiba-tiba secara instan saya sudah berdiri tegak dengan tubuh yang sehat. Selain itu saya merasa segar sekali, seolah-olah tubuh saya tidak pernah menderita seperti yang baru saya alami tadi!

Dan yang lebih mengherankan lagi, … kalau sebelumnya saya terbaring di atas tempat tidur dikelilingi oleh banyak orang di dalam sebuah ruang opname yang gaduh dan diterangi oleh sinar-sinar lampu, tiba-tiba saya berdiri di suatu ‘tempat’ yang amat sunyi dan gelap sekali.

Pertanyaan-pertanyaan yang seketika itu juga timbul di dalam benak pikiran saya adalah: “Sudah berapa lamakah aku tertidur di sini? Mengapa seakan-akan terasa hanya sekejab saja? Dan … mengapa mereka memadamkan lampu-lampunya? Apakah yang telah terjadi? Apakah yang membuat mereka lari meninggalkan aku seorang diri di tengah-tengah kegelapan ini?”

Saya mengawasi keadaan di sekeliling saya dengan penuh harapan untuk bisa melihat paling sedikit seberkas cahaya saja. Sebab saya merasa yakin sekali, di dalam ruang segelap apapun juga, tentu masih akan ada sumber-sumber sinar lain yang dapat menembusinya dari luar! Beberapa kali saya berusaha untuk mencarinya, tetapi tidak ada setitik sinar pun yang bisa saya temukan di sana!

“Mengapa mereka harus memadamkan semua lampu yang menerangi kompleks rumah sakit ini?” Saya mengeluh sambil menggeser-geserkan kedua kaki untuk memeriksa lantai di bawah saya. Kendatipun gagal untuk bisa menemukan suatu permukaan lantai yang keras, saya merasa diri saya mulai bergerak ke samping kanan.
Lalu saya teringat akan tombol-tombol lampu yang bisa ditemukan pada dinding-dinding setiap ruang pasien di rumah sakit.

“Andaikan saja aku mendapatkannya, tentu aku bisa menyalakan salah satu dari lampu-lampu yang ada di dalam ruang gelap ini.” Gumam saya penuh kepastian.
Tetapi setelah beberapa saat lamanya saya berusaha untuk mencarinya, saya merasa sangat heran, karena tidak ada sebuah dinding pun yang bisa saya temukan di sana!

“Jangan-jangan mereka telah memindahkan aku ke sebuah ruangan yang lain.” Saya mereka-reka sendiri: “Mungkin saat ini aku sedang berada di tengah-tengah sebuah ruangan yang besar, … berdiri di antara deretan ranjang-ranjang rumah sakit!”

Oleh karena itu saya mengambil keputusan untuk kembali saja ke tempat mula-mula, di mana saya tadi ‘terjaga’ dari tidur.

Berhati-hati agar tidak membentur ranjang-ranjang pasien lainnya yang sedang tidur, perlahan-lahan saya berjalan kembali ke sana. Saya yakin sekali, setiap tempat tidur di dalam rumah-rumah sakit akan selalu didampingi oleh meja-meja kecil yang berlaci di samping kiri atau kanannya. Pasti salah satu dari meja-meja tersebut mempunyai sebuah lampu duduk di atasnya.

Ketika saya yakin sudah berada di tempat yang sama di mana saya tadi terjaga dari tidur, saya menjadi semakin bertambah heran, karena ternyata ranjang itu pun tidak bisa saya temukan di sana.
‘Ruang’ tersebut memang tampak gelap sekali, suatu kepekatan atmosfir yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya.
Meraba-raba di dalamnya saya berpikir: “Apakah yang telah terjadi di sini? Di manakah tempat tidurku? Apakah yang harus kulakukan sekarang untuk bisa menemukannya kembali?”

Sambil berusaha memandang tangan kiri saya, saya bertanya-tanya penuh keheranan: “Apakah mungkin di dalam kekelaman seperti ini aku juga tidak bisa melihat tanganku sendiri?”
Karena ternyata, meskipun tangan tersebut sudah berada tepat di depan kedua mata saya, saya tetap tidak bisa melihatnya!

“Baiklah aku menyentuh kepalaku saja!” Saya berpikir sambil meraba raut muka saya.
“Lho, … di manakah mukaku? Mengapa kepalaku seolah-olah tidak ada lagi?” Kembali saya tertegun, karena ternyata tangan kiri saya tidak menjamah sesuatu apapun, bahkan ... melewati kepala saya begitu saja!
“Ah, … tidak mungkin kegelapan seperti ini menyebabkan aku tidak bisa menemukan kepalaku sendiri!” Gumam saya penasaran sambil meraihnya menggunakan kedua tangan saya. Kembali saya hanya berhasil menjangkau ‘angin’ saja!
“Lho, kok luput lagi, … kepalaku ada di mana?” Saya mengeluh dengan terkejut.
Lalu saya mencoba untuk bertepuk tangan! Usaha itupun ternyata gagal, karena kedua tangan saya saling menembus, tangan kiri saya tidak bisa menyentuh tangan saya yang sebelah kanan!

Masih tetap tidak mau mempercayai kenyataan itu, saya berusaha untuk memegang dada, perut, paha dan kedua kaki saya. Kembali saya meraba suatu ‘kekosongan’ yang amat mengherankan! Seolah-olah saya ‘tidak ada’, padahal sebenarnya saya bisa merasakan ‘sensasi’ seluruh badan saya sendiri sebagai manusia yang memiliki anggota-anggota tubuh yang lengkap, ... hanya tidak berbentuk raga yang bisa dijamah lagi.

Baru pada saat itu saya menjadi sadar, bahwa ‘sesuatu hal’ yang tak terduga telah terjadi, … dalam bentuk roh saya sudah meninggalkan tubuh saya di rumah sakit Victoria!

DUNIA ORANG MATI

“tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.” (2 Samuel 22:6)
“Jadi … aku sekarang berada di mana?” Termangu-mangu saya mengawasi kekelaman di sekeliling saya: “Tempat gelap ini tidak tertembus oleh sinar apapun juga. Tempat apakah ini?”

Tiba-tiba, … entah berasal dari mana, suatu ‘atmosfir’ dingin yang amat menakutkan melanda daerah itu. Kendatipun gelap gulita, yang menyebabkan saya tidak mampu melihat apa-apa, naruli saya bisa ‘meraba’ kehadiran roh-roh lain yang datang dari berbagai jurusan. Kehadiran mereka di sekeliling saya menimbulkan rasa takut di dalam hati yang sukar sekali untuk diuraikan dengan kata-kata.

Tentu roh-roh tersebut baru menyadari kehadiran saya sebagai seorang pendatang yang belum lama ‘mendarat’ di tempat itu. Saya tahu, saya sedang menjadi pusat perhatian mata-mata limunan mereka yang mengawasi saya dari pelbagai arah!

Kesunyian di situ tiba-tiba dipecahkan oleh suara nyaring bentakan seorang laki-laki yang terdengar sedang berdiri di sebelah kanan saya: “Tutup mulutmu! Engkau sudah mengganggu ketenangan kami!”

“Tutup mulut?! Sedari tadi aku tidak mengatakan sesuatu apapun!” Saya menjawab untuk membela diri.
Ketika itu saya belum menyadari, bahwa segala sesuatu yang ada di dalam pikiran saya merupakan pernyataan-pernyataan yang bisa didengar dengan jelas oleh ‘telinga-telinga’ mereka. Setiap pertanyaan yang sedari tadi berkecamuk di dalam benak pikiran saya sudah mengganggu keheningan yang biasanya menguasai tempat itu!
Menanggapi jawaban saya, dengan suara lantang yang amat menakutkan, seorang lain yang terdengar berdiri di sebelah kiri saya berteriak: “Engkau layak sekali berdiam di tempat ini!”

Terkejut mendengar bentakannya, saya menjawab: “Aku layak tinggal di tempat ini?! Di manakah sebenarnya aku berada sekarang?”

Tepat di hadapan saya seorang laki-laki yang lain lagi menyeringai dengan suara yang menyebabkan bulu-bulu roma di tengkuk leher saya berdiri tegak semua: “Engkau berada di NERAKA!”

“Neraka? Apakah mungkin tempat ini yang dinamakan neraka?” Termangu-mangu saya berpikir sambil berusaha untuk mencernakan jawabannya.

Tempat gelap gulita yang amat dingin tersebut benar-benar menggambarkan dengan jitu sekali tempat pengasingan bagi roh-roh jahat seperti mereka, yang terdengar kasar, keji dan penuh kekerasan.

Bukankah neraka merupakan tempat penghukuman abadi bagi para pemberontak hukum-hukum Tuhan, orang-orang yang selalu mementingkan diri mereka sendiri, dan yang gemar melakukan tindakan-tindakan yang jahat terhadap sesamanya pada masa-masa hidup mereka?

Karena saya tidak mempercayai keberadaan Tuhan, saya juga tidak pernah mempercayai keberadaan neraka. Pada waktu itu saya merasa yakin sekali, bahwa sebenarnya neraka adalah hasil karya imajinasi daya pikiran manusia belaka, dengan tujuan untuk menakut-nakuti orang-orang lain yang menolak untuk mempercayainya.

Tetapi kenyataan yang sedang saya hadapi ketika itu membuat hati saya semakin bertanya-tanya mengenai kemutlakan pendapat saya yang ekstrim tersebut: “Apakah aku benar-benar berada di neraka? Apakah mungkin tempat ini yang disebut oleh orang-orang percaya sebagai neraka?”

Seperti pandangan umum yang gemar sekali melecehkannya, saya juga mempunyai pendapat yang sangat sarkastik mengenai ‘tempat’ itu! Jika neraka betul-betul ada, maka tempat itu tentu merupakan suatu tempat di mana semua insan secara bebas bisa melakukan ‘segala sesuatu’ yang mereka inginkan. Suatu tempat berpesta-pora, di mana kata ‘larangan’ tidak terdapat di dalam perbendaharaan kata-kata mereka. Di sana setiap orang bisa bersuka-ria untuk selama-lamanya, melampiaskan segala hawa nafsu yang dulu tidak ‘sempat’ mereka kerjakan di dunia!

Tetapi kenyataan yang sedang saya alami itu menyadarkan saya: “Benar, … inilah neraka! Tempat ini bukan tempat khayalan manusia belaka, tetapi benar-benar ada! Sekarang aku sudah tidak berbentuk jasmani lagi, sehingga aku tidak terpengaruh oleh rasa lelah, lapar atau haus! Selain itu, tempat ini tidak terikat oleh jarak atau waktu. Aku bisa berada di sini selama lima menit atau 5000 tahun tanpa pernah menyadarinya. Tempat sangat gelap ini tidak mengenal batas-batas untuk mengukur jarak, dan sinar matahari untuk mengukur waktu. Tentu inilah yang dimaksud oleh orang-orang percaya sebagai neraka!”

Hati saya menjadi gundah sekali. Penuh penyesalan saya mengeluh: “Oh, … semuanya sudah terlambat, … sekarang aku harus menanggung hukuman ini! Dulu … setiap kesempatan untuk menerima kebenaran firman Tuhan selalu kutolak, baik yang diberitakan oleh orang-orang percaya, maupun yang ditawarkan oleh ibuku sendiri.”
Teringatlah saya akan doa Bapa Kami yang saya panjatkan di dalam ambulans, yang telah menerima bantuan supranatural … dari sorga.

Mengingat hal itu hati saya menjadi semakin sedih. Penuh kekecewaan saya berargumentasi sendiri: “Bukankah tadi aku sudah memanjatkan doa tersebut dari lubuk hatiku yang paling dalam? Dan setelah itu, bukankah aku juga merasa yakin sekali, bahwa Ia sudah mengampuni dosa-dosaku, bahkan mendamaikan diriku dengan diri-Nya.”
“Oh, … Tuhan.” Saya mengeluh dengan hati hancur: “Jika Engkau benar-benar sudah mengampuni diriku, mengapa Engkau membiarkan aku masuk ke tempat yang amat mengerikan seperti ini?”

SINAR PENGANGKATAN

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya LaserLight

“Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana.” (Amos 9:2)
Baru saja saya berhenti mengutarakan kehancuran isi hati saya kepada-Nya, tiba-tiba di tengah-tengah kekelaman yang menguasai tempat amat gelap itu, tampillah dari jauh sekali di atasnya setitik sinar putih yang amat murni. Sinar tajam terang-benderang itu meluncur turun menembusi kegelapan tersebut dengan amat pesat, datang menuju ke daerah di mana saya berada.

Kemurnian sorotannya mirip sekali dengan ketajaman sebuah sinar laser putih, hanya jauh lebih dahsyat lagi. Tidak pernah sebelumnya saya menyaksikan sinar yang setajam itu.
Bermuara entah dari mana, sinar luar biasa tersebut meluncur turun menghampiri diri saya. Semakin mendekat sorotannya tampak menjadi semakin mengembang, … membentuk sebuah lingkaran bundar yang menaungi, mengelilingi dan membungkus seluruh ‘tubuh’ saya.
Akhirnya sinar tersebut memisahkan diri saya secara total dari kekelaman kekal menakutkan yang menguasai tempat itu!

Ketika wajah saya tersentuh olehnya, saya merasakan suatu kuasa yang amat menakjubkan mengalir dan menyelubungi roh saya. Kuasa ajaib itu mengangkat diri saya laksana sebutir debu yang sudah kehilangan daya tarik bumi. Saya melayang ke atas dengan pesat, tetap di dalam perlindungan lingkaran sinar yang amat terang tersebut.

Sambil terus menatap ke atas saya berusaha untuk mempelajari sumbernya. Dengan jarak yang tampak masih jauh sekali, di antara berkas-berkas cahaya yang terpancar berkilau-kilauan, saya menyadari adanya sebuah terowongan sinar bundar yang amat panjang.

Bagaikan seekor ngengat yang terpesona oleh sinar terang sebuah bola lampu, sehingga tanpa merasa takut akan akibatnya terbang mendekatinya, saya juga merasakan suatu sedotan ajaib yang terus-menerus menarik diri saya untuk melayang datang menghampiri ‘mulut’ lorong yang berkilau-kilauan terang menakjubkan tersebut.
“Apakah ini sungguh terjadi?” Terheran-heran saya berusaha untuk memahaminya.

Keinginan untuk memastikan, bahwa saya tidak hanya bermimpi saja, melainkan benar-benar sudah diangkat olehnya keluar dari tempat gelap itu, menyebabkan saya memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
Jauh di bawah saya melihat kekelaman tempat yang nyata sekali sedang saya tinggalkan. Saya menyadari, bahwa‘tubuh’ saya, yang seolah-olah terbungkus rapat oleh cahaya murni tersebut, sedang melayang menjauhinya dengan kecepatan yang amat pesat.

Oleh karena merasa kuatir, bahwa saya akan ‘jatuh’ kembali ke tempat itu, saya segera memalingkan muka ke atas lagi. Bebas dari hukum gravitasi dunia, saya merasa diri saya terus disedot ke atas oleh suatu tenaga penuh kuasa yang bermuara dari dalam pusar sebuah cahaya terang berkilau-kilauan yang masih berjarak jauh sekali di depan saya.

Setelah melayang beberapa saat lamanya, saya menyadari, bahwa saya sudah mulai memasuki mulut sebuah terowongan bundar yang terbuka dengan lebar. Jauh sekali di ujung sebelah luar lorong terbuka yang bersinar terang-benderang itu, saya melihat sebuah sumber cahaya dahsyat yang berkilau-kilauan indah tak terlukiskan.

Dari dalamnya saya menyaksikan berkas-berkas sinar terang yang tebal dan padat tersembur keluar melayang-layang menyongsong diri saya bagaikan gelombang-gelombang air laut yang sedang bergulung-gulung datang menghampiri batu-batu karang terjal yang ada di tepi pantai untuk membasahi permukaannya.
Ketika disentuh oleh berkas-berkas cahaya tersebut, saya merasa seolah-olah ada suatu cairan lembut yang melumuri seluruh ‘tubuh’ saya dari ujung rambut di kepala sampai ke telapak-telapak kaki saya, suatu perasaan yang sukar sekali untuk dilukiskan dengan kata-kata. Cairan itu men-‘transfer’-kan ke dalam diri saya suatu rasa hangat yang amat menyejukkan!

Hati saya merasa tenteram sekali! Seakan-akan sumber cahaya tersebut ingin menyatakan secara pribadi kepada saya, bahwa Ia menyambut kehadiran saya di sana dengan hangat, di mana Ia memeluk diri saya erat-erat. Rasa curiga akan fenomena yang sedang saya alami itu mulai menghilang!
“Berkas-berkas cahaya ini amat terang, … jauh lebih tajam dari pada sinar-sinar laser. Tampak nyata, tebal dan dahsyat sekali! Sinar ini bukan hanya terlihat secara kasat-mata saja, tetapi juga mengandung suatu ‘emosi’ yang amat mengherankan, … yang bisa kurasakan. Apakah berkas-berkas sinar inilah yang dimaksud dengan sinar kehidupan?” Saya bertanya-tanya sendiri.

Untuk kedua kalinya, penuh keheranan saya menyaksikan gumpalan-gumpalan gelombang berkas-berkas cahaya terang-benderang yang sama, terpancar keluar dari dalam sumber cahaya tersebut melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya.
Sekali lagi saya merasakan suatu cairan lembut yang serupa melumuri seluruh ‘tubuh’ saya dengan ajaib sekali, mengendapkan rasa hangat yang seketika itu juga membuat hati saya dipenuhi oleh kedamaian yang amat menakjubkan!

“Oh …,” saya mengeluh penuh perasaan tidak layak: “Sepanjang hidupku aku berusaha menemukannya di dunia, tetapi yang kudapatkan hanya kedamaian semu belaka, yang tidak bisa menjamin kesejahteraan hidupku! Tetapi … perasaan yang kualami saat ini sungguh berbeda. Siapakah ‘Dia’, … yang sudah mampu memberikan kepadaku kedamaian yang sejati seperti ini?”

PUSAT SEGENAP ALAM SEMESTA

“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.” (Bilangan 6:24-26)

Sambil terus melayang mendekati sumber cahaya tersebut, saya berpikir: “Tadi di dalam kegelapan aku tidak bisa melihat bentuk tanganku sendiri, apalagi menjamahnya. Apakah mungkin aku melihatnya sekarang?”
Saya mengangkat tangan kanan saya. Penuh ketakjuban saya mengamat-amati tangan jasmani saya yang sekarang sudah berubah menjadi sebuah tangan yang transparan. Demikian juga lengan, badan, kedua paha dan kaki-kaki saya, ... semuanya berubah menjadi anggota-anggota tubuh manusia yang tembus pandang!

Yang paling menakjubkan, … seluruh ‘tubuh’ saya juga memancarkan cahaya-cahaya gemerlapan, mirip sekali dengan berkas-berkas sinar dahsyat yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ‘berdiri’ tidak jauh lagi di depan saya.
Seketika itu juga saya menjadi sadar, bahwa berkas-berkas sinar kehidupan yang sudah menjamah diri saya itulah yang menyebabkan ‘tubuh’ saya menjadi berkilau-kilauan indah dan bersinar terang seperti ‘Dia’!


Last edited by Linglung on Tue 12 Jul 2011, 10:39 am; edited 1 time in total

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:19 am

hamba tuhan1 wrote:ayo yang kejawen yg percaya nyi roro kidul buat pengalaman kesaksian disini, kayaknya lebih heboh dari kesaksian kristen deh!!!!

Smile Smile

Dari pada kalian saling membenci dan saling caci maki ya baca-baca ini kalau mau .....he ....he ....he......hiburan segar.

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:22 am

hamba tuhan1 wrote:pengakuan yang percaya sai baba kribo india sekalian diposting bung linglung....

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186 Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186 Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya 280186

:afro: tunggu aja tanggal mainnya..........he ....he....he

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:30 am

“Oh, … sungguh luar biasa! Aku tidak mau berhenti di sini saja! Aku mau maju terus untuk menghampirinya. Aku ingin tahu, … siapakah ‘Dia’ yang berada di balik berkas-berkas cahaya yang sedahsyat ini?”

Sekali lagi saya menyaksikan gumpalan-gumpalan gelombang yang baru dalam bentuk berkas-berkas sinar yang tebal dan padat, terpancar keluar dari dalam sumber cahaya itu melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya.
Keindahan sentuhan cairan lembut yang sukar sekali untuk dijelaskan dengan kata-kata, kembali melumuri seluruh ‘tubuh’ saya. Kali ini rasa hangat yang saya alami menimbulkan sukacita di dalam hati yang amat mengherankan, … yang tidak pernah terjadi pada diri saya sebelumnya!

Akhirnya ketika saya tiba di ujung terowongan, dan berhenti melayang tepat di depan sumber cahaya yang sedang berdiri di sebelah luarnya, saya melangkah mendekatinya tanpa rasa gentar sedikitpun juga.
Laksana sebuah bola sinar raksasa yang berkilau-kilauan memancarkan keagungan yang amat menakjubkan, sumber cahaya itu berdiri tepat di depan saya. Berkas-berkas sinar yang dipancarkan olehnya tampak begitu luas, seluas kemampuan mata saya untuk menelaah kebesarannya. Ke manapun saya mengarahkan pandangan, sinar-sinar dahsyat itu selalu mengikuti dan memenuhinya!
Terpukau menatapnya saya merasa yakin sekali, bahwa sumber cahaya di hadapan saya ini adalah ‘PUSAT SEGENAP

ALAM SEMESTA’!

Berkas-berkas sinar murni yang dipancarkan olehnya membuat keindahan cahaya-cahaya pantulan pelbagai-macam batu-batu permata yang pernah saya lihat di dunia kelihatan pudar sekali, ketajaman sinar laser tampak menjadi tumpul, sedangkan kedahsyatan terik sinar matahari kelihatan seolah-olah bersemu kekuning-kuningan!

Tetapi berbeda dengan ketajaman sinar-sinar mereka, sumber cahaya dahsyat di hadapan saya ini tidak menyebabkan kedua mata saya menjadi silau atau terasa sakit, kendatipun saya menatapnya secara intensif sekali.
Sambil memandangnya penuh kekaguman saya berpikir: “Aku yakin, semua sinar kosmik yang terlihat memenuhi segenap alam semesta pasti bermuara dari dalam sumber cahaya ini! Tentu mereka semua menerima ‘energy’ yang berasal dari ‘Dia’.”

Saya terus mereka-reka: “Apakah ini yang disebut ‘good force’, ... suatu kuasa baik yang dipancarkan untuk melengkapi kesempurnaan alam semesta? Aku ingin mengetahui, apakah ada SESEORANG yang berdiri di dalamnya?”

PULANG KE MANA?

“ … dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.” (Yesaya 35:10)

Ketika saya masih asyik memikirkannya, tiba-tiba saya mendengar suara seorang laki-laki dari tengah-tengah kedahsyatan sumber cahaya tersebut, … suara lembut yang sudah beberapa kali secara ajaib sekali berbicara kepada saya sepanjang malam itu untuk memperingati, menantang, menasehati, bahkan membimbing saya.
Ia bertanya: “Ian, apakah engkau ingin pulang kembali?”

“Dia mengenal namaku?” Saya tersentak kaget: “Bukankah suara laki-laki ini yang kudengar di pantai Tamarin Bay, ketika aku hampir saja tertidur di tepi jalan? Bukankah Ia yang menganjurkan, agar aku mengemis belas kasihan dan pertolongan ketiga pengemudi taksi di dalam pekarangan pompa bensin Caltex? Bukankah Ia juga yang memperingati diriku, agar aku tidak menjadi terlampau marah kepada laki-laki muda pemilik Hotel Tamarin Bay oleh karena penolakannya untuk memberikan pertolongan kepadaku?”

Termangu-mangu saya memikirkan pertanyaan-Nya: “Pulang, … pulang kembali? Aku harus pulang ke mana? Di manakah aku berada saat ini?”

Oleh karena kebingungan, saya menoleh ke belakang untuk memastikan, bahwa saya benar-benar datang dari suatu tempat yang lain. Saya melihat terowongan amat panjang yang dipenuhi oleh cahaya-cahaya indah gemerlapan di belakang saya. Sedangkan jauh sekali di bawahnya tampaklah tempat kelam menakutkan yang baru saja saya tinggalkan.

“Terowongan sinar, ... kegelapan amat pekat, ... ranjang rumah sakit, ... tubuh jasmaniku?” Hati saya mulai merasa bimbang lagi serta mempertanyakan kemungkinan-kemungkinannya: “Apakah aku sudah mati? Mungkinkah aku sudah meninggalkan tubuhku, dan ... terdampar di dalam tempat gelap gulita itu, lalu melalui terowongan sinar tersebut akhirnya aku tiba di sini? Apakah semua ini benar-benar terjadi?”

“Atau, … apakah aku hanya pingsan saja? Mungkin sekali saat ini aku sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit dan mengkhayalkan penglihatan-penglihatan ini? Jadi, ... apakah aku sebenarnya masih hidup, dan sedang menyaksikan sebuah visi saja?”

Kendatipun hati saya masih terus merasa ragu-ragu, saya harus mengakui, bahwa kenyataan yang saya lihat di sana bukan merupakan sesuatu hal yang patut dipertanyakan lagi.

Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajukan sebuah pertanyaan kepada-Nya: “Terus terang saja, aku merasa bingung sekali. Jika aku sudah tidak berada di dalam tubuhku lagi, dan sekarang Engkau menghendaki aku pulang kembali, aku ingin mengetahuinya terlebih dahulu, ... saat ini aku berada di mana?”

Pertanyaan saya tidak dijawab, tetapi ditanggapi oleh-Nya dengan sebuah pernyataan yang lain: “Ian, jika engkau ingin pulang kembali, engkau harus melihat segala-galanya melalui terang sinar pandangan mata yang baru.”
“Aku harus melihat segala-galanya melalui terang sinar pandangan mata yang baru?” Saya tersentak: “Itulah jawabannya, … SINAR, … sinar itu TERANG!”

Memberanikan diri saya bertanya: “Apakah Engkau Terang itu?”

Tiba-tiba tampil di depan mata saya sebuah barisan kata-kata yang membentuk sebuah kalimat pendek yang berbunyi: “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan – 1 Yohanes 1:5”

Kalimat itu mengingatkan saya akan sebuah kartu Natal yang saya terima beberapa tahun yang lalu, di mana ayat pendek tersebut tercantum kecil tak berarti di ujung sebelah bawahnya. Ketika saya membacanya sepintas lalu saja, kalimat itu tidak pernah menarik perhatian saya.

Tetapi yang amat mengherankan, … ayat tersebut ternyata bisa timbul kembali di dalam ingatan saya pada saat-saat yang tidak tersangka-sangka seperti itu. Saya tahu sekarang, bahwa semenjak saya membacanya untuk pertama kali, ayat tersebut tidak pernah meninggalkan diri saya lagi!

“Allah adalah Terang! Di dalam Dia tidak ada kegelapan! Aku baru saja datang dari tempat yang amat gelap, tetapi sumber cahaya ini benar-benar terpisah total dari kegelapan itu! Tidak ada sedikitpun bayang-bayang yang terlihat atau terbentuk pada diri-Nya! Keseluruhan pribadi-Nya tampak putih bersih, jernih dan murni sekali!”
“Apakah mungkin Allah yang berdiri di tengah-tengahnya?” Saya berargumentasi sendiri: “Oh, tentu saja, ... bukankah Ia mengetahui namaku, bahkan ... mengenal diriku! Segala yang ada di dalam benak pikiranku diketahui oleh-Nya, seakan-akan bagi Dia diriku transparan sekali. Tidak ada yang bisa kusembunyikan dari hadapan-Nya! Jadi, ... berarti, ... aku benar-benar sedang berada di dalam hadirat Allah semesta alam!”

Saya menjadi gelisah sekali: “Jika Ia bisa mengetahui segala-galanya, tentu Ia juga mengetahui semua dosa-dosaku.”
Saya merasa tidak layak sekali untuk berdiri di sana, karena hadirat-Nya membuat saya menjadi semakin sadar akan kejahatan-kejahatan yang pernah saya kerjakan.

Saya berpikir: “Suatu kekeliruan telah terjadi di sini. Ia sudah menjemput seseorang yang tidak seharusnya diselamatkan! Karena jelas sekali, aku tidak berhak untuk menerima ‘kehormatan’ sebesar ini! Aku tidak layak untuk berdiri di hadapan Allah yang maha suci seperti Dia! Oh, … lebih baik aku mengundurkan diri saja, bersembunyi, … atau kembali ke tempat gelap mengerikan, di mana seyogianya aku berada?”

Keresahan hati tersebut mendorong diri saya untuk pergi mencari tempat persembunyian yang terdekat. Perlahan-lahan saya melangkah mundur mendekati ‘mulut’ terowongan sinar di belakang saya, mendekap di bawah sambil berusaha untuk menemukan suatu tempat persembunyian di mana saya bisa menyelinap di belakang atau di bawahnya.

ALLAH ADALAH KASIH

“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16)
Tetapi sebelum saya berhasil menemukan sebuah tempat persembunyian, kembali saya menyaksikan berkas-berkas cahaya tebal berbentuk gumpalan-gumpalan gelombang yang terpancar keluar dari dalam sumber cahaya tersebut melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya. Dugaan saya, sentuhan tersebut akan segera menyebabkan diri saya terlontar kembali ke tempat gelap mengerikan yang ada di bawah.

Sambil memejamkan mata penuh kekuatiran saya menantikan hal itu terjadi.
Tetapi dugaan saya ternyata keliru sekali! Ketika disentuh olehnya, saya merasakan cairan lembut yang sama melumuri seluruh ‘tubuh’ saya dengan ajaib sekali. Emosi yang ditimbulkan olehnya meluluhkan segala keragu-raguan, ketidak-percayaan, keangkuhan, kekerasan hati, perasaan tidak layak dan lain sebagainya, yang semenjak tadi sudah meliputi diri saya.

Selain membersihkan saya dari hal-hal itu, ia juga membangkitkan rasa haru di dalam hati yang sukar sekali untuk bisa diuraikan dengan kata-kata. Emosi mengharukan itu meluap-luap keluar dari lubuk hati saya yang terdalam, yang menyebabkan air mata saya mengalir berlinangan membasahi pipi-pipi saya.
Ketika saya masih terus berusaha mempelajari emosi tersebut, kembali saya melihat gumpalan-gumpalan gelombang yang baru dipancarkan keluar dari dalam sumber cahaya itu, melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya.
Sekali lagi tanpa mengerti maknanya, saya merasakan keindahan emosi yang sama, yang menyebabkan keharuan di dalam hati saya menjadi semakin bertambah memuncak saja!

Kalau tadi saya bisa langsung mengenali emosi-emosi yang ditimbulkan olehnya, emosi yang terakhir ini tidak saya ketahui, karena saya tidak pernah mengalami perasaan yang seindah itu sebelumnya!
Sementara saya masih terus berusaha mereka-reka makna emosi yang saya alami tersebut, tampaklah dari dalam sumber sinar itu semburan gelombang berkas-berkas cahaya tebal yang baru, yang dipancarkan keluar olehnya dan melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya lagi.

Kali ini jamahan itu membuat diri saya merasa nyaman sekali. Oh, … hati saya diliputi oleh perasaan tenang, aman dan tenteram, seolah-olah Ia ingin meyakinkan saya, bahwa Ia menghargai dan menerima diri saya seperti apa adanya. Secara tidak langsung Ia sudah menjawab segala usaha-usaha saya untuk mempelajari makna-makna emosi yang sedang saya nikmati tersebut.

Tiba-tiba saya menjadi sadar: “Oh, … aku tahu sekarang, … keindahan emosi ini adalah KASIH, … kasih sejati yang tidak pernah kualami sebelumnya di dunia! Ia sedang menghujani diriku dengan kasih-Nya yang murni sekali, … kasih (‘agape’) yang tidak mengharapkan balasan apa-apa!”
Tercengang dengan hati terharu saya menggumam sendiri: “Dia mengasihi diriku?”

Sekali lagi saya menyaksikan berkas-berkas cahaya tebal berbentuk gumpalan-gumpalan gelombang terpancar keluar dari dalam sumber cahaya itu melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya.

Kali ini saya bisa mengenali dan merasakan keindahan, kemurnian, kesucian dan kekudusan kasih-Nya yang sejati. Kasih yang tidak tersembunyi di balik segala kepalsuan isi hati manusia. Kasih yang bebas dari segala kemunafikan! Kasih yang tidak menuntut ‘favours’ timbal-balik yang biasanya selalu diharapkan oleh SETIAP orang pada saat mereka melakukannya. Benar-benar suatu kasih sejati yang membuat diri saya menjadi semakin merasa tidak berharga untuk menerimanya!

Tak henti-hentinya Ia menghujani saya dengan gelombang-gelombang berkas-berkas cahaya kasih yang baru, untuk meyakinkan saya akan ketulusan kasih-Nya yang tiada batasnya dan tidak bersyarat!
Kendatipun akhirnya Ia berhasil mempengaruhi keyakinan saya akan kasih-Nya yang sejati, keragu-raguan di dalam hati saya mulai timbul kembali: “Jangan-jangan Dia tidak menyadari perbuatan-perbuatanku yang jahat selama ini.”
Timbul dari kesadaran hati nurani saya sendiri, dengan hati pedih dan malu saya mengakui dosa-dosa saya di hadapan-Nya: “Oh Tuhan, aku sering menghujat nama-Mu! Bahkan … tidak jarang aku menjadi marah dan mengutuki diri-Mu!”

Belum juga selesai mengucapkannya, kembali Ia mengirimkan gumpalan-gumpalan gelombang berkas-berkas cahaya kasih yang baru kepada saya.
Menikmati jamahan-Nya hati saya menjadi semakin hancur. Menangis tersedu-sedu saya melanjutkan pengakuan dosa saya kepada-Nya: “Oh Tuhan, … tidakkah Engkau tahu, aku sering berzinah untuk memuaskan hawa nafsu kejantananku sendiri?”

Kembali dengan dahsyat sekali Ia memancarkan gumpalan-gumpalan gelombang berkas-berkas cahaya kasih yang baru untuk menjamah diri saya.
“Oh Tuhan, … apakah Engkau tidak tahu, bahwa aku sering memadat dan menggunakan obat-obatan narkotik yang terlarang untuk memuaskan kekosongan jiwaku? Bagaimana Engkau bisa mengasihi orang berdosa seperti aku?” Kembali saya meratap penuh penyesalan dengan hati pilu dan malu.
Sekali lagi gumpalan-gumpalan gelombang berkas-berkas cahaya kasih yang baru dikirimkan oleh-Nya untuk membuktikan kemurnian kasih-Nya kepada saya!

Tak henti-hentinya Ia menjawab setiap keluhan penyesalan diri yang saya ucapkan dengan jamahan-jamahan kasih-Nya yang berkelimpahan. Saya merasa yakin sekali, bahwa hanya Allah pencipta semesta alam saja, sumber kasih itu sendiri, yang mampu mengaruniakan kasih setulus itu kepada saya. Karena ketika saya masih hidup di dunia, saya tidak pernah mengalaminya!
Saya menjadi sadar, bahwa tidak ada tindakan-tindakan dosa yang pernah saya lakukan, sengaja ataupun tidak, yang bisa menghalang-halangi kasih-Nya kepada saya!

Pada saat saya sedang berada di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Victoria, Allah yang maha tahu ini sudah membeberkan segala kekotoran dan kejahatan hidup yang pernah saya lalui. Saya menentang Dia, bahkan mendahulukan segala keinginan-keinginan hati saya sendiri untuk mengejar kenikmatan-kenikmatan hidup duniawi.
Tetapi semenjak saat itu, Ia juga memberi keyakinan kepada saya, bahwa dosa-dosa tersebut sudah dihapus bersih oleh-Nya, menjadi putih seperti salju segar di musim dingin yang baru saja melayang turun dari langit!

Semua jalinan kata-kata yang saya pergunakan untuk mengisahkan pertemuan saya dengan Allah semesta alam di dalam buku ini, tidak akan pernah bisa memadai kedahsyatan peristiwa yang terjadi sebenarnya. Karena memang tidak ada kata-kata yang tepat di dunia, yang bisa melukiskan keindahan kejadian-kejadian yang saya alami pada saat itu!

BOLEHKAH AKU MEMANDANG-MU?

“Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya, dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel; … ” (Yesaya 17:7)

Perlahan-lahan saya membuka kedua mata saya setelah menyadari, bahwa gumpalan-gumpalan gelombang kasih tersebut telah berhenti menghujani diri saya. Tentu disebabkan oleh karena saya sudah berhenti mempertanyakan diri-Nya dan juga tindakan-tindakan-Nya yang mendemonstrasikan kasih-Nya yang tidak terbatas kepada saya.
Penuh ketakjuban saya menyaksikan suatu keindahan tak terlukiskan yang mengelilingi diri saya, dari ujung rambut di kepala sampai ke telapak-telapak kaki saya. Seluruh ‘tubuh’ saya diliputi oleh sinar-sinar terang gemerlapan yang indah berkilau-kilauan, mirip dengan kedahsyatan cahaya yang mengelilingi diri-Nya. Perbedaannya hanya, … berkas-berkas sinar yang saya pancarkan tersebut tampak tidak berarti sama sekali, jika dibandingkan dengan cahaya dahsyat yang dipancarkan oleh-Nya!

Saya merasakan suatu perubahan yang drastis sudah terjadi di dalam diri saya, setelah mengetahui melalui tindakan-tindakan yang sudah Ia lakukan untuk membuktikan kepada saya, bahwa Ia mengasihi saya dengan kasih yang tulus sekali.

Oleh karena itu memberanikan diri saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada-Nya: “Tuhan, … aku tahu sekarang, Engkau adalah Allah yang maha pengasih. Apakah Engkau mengijinkan aku datang mendekati-Mu? Aku ingin sekali melihat wajah-Mu.”

Beberapa saat lamanya saya menantikan jawaban-Nya. Tetapi Ia tidak mau memberikan tanggapan apa-apa. Oleh karena itu saya menjadi semakin berani, dan bertekad untuk melaksanakan keinginan saya!
Setengah merengek saya mengajukan permohonan itu sekali lagi kepada-Nya: “Tuhan, … apakah Engkau tidak mau menjawab, karena Engkau tidak keberatan?”
I
a tetap berdiam diri, ... membungkam seribu bahasa!

Oleh karena Ia tidak mau menjawab, baik itu merestui ataupun melarang keinginan saya, saya menjadi lebih berani lagi untuk menarik kesimpulan sendiri, bahwa Ia sudah mengabulkannya.

Tanpa merasa ragu-ragu lagi saya merangkak maju, menembusi berkas-berkas cahaya di hadapan saya yang berkilau-kilauan indah tiada taranya. Seketika itu juga saya merasa seolah-olah diri saya menjadi lenyap tiada berbekas tertelan oleh kedahsyatan hadirat-Nya. Sinar-sinar luar biasa yang dipancarkan oleh-Nya itu telah mengambil alih seluruh ‘kepribadian’ saya, bahkan setiap bagian-bagian terkecil yang ada pada ‘tubuh’ saya.
Semakin mendekat mata saya menjadi semakin terbelalak lebar, mengagumi keindahan dan ketajaman berkas-berkas cahaya terang yang melebihi kedahsyatan sinar-sinar yang saya saksikan tadi.

“Aku tidak mau berhenti di sini saja. Oh, ... semuanya tampak begitu mengagumkan. Pasti Dia jauh lebih hebat lagi.” Saya merangkak maju terus, melewati tingkap-tingkap cahaya luar biasa yang dipancarkan oleh-Nya, yang sudah menyebabkan diri saya sirna dalam waktu sekejab saja, … tenggelam di dalam lautan sinar gemerlapan yang ada di sekeliling saya.
“Oh, ... berkas-berkas cahaya ini sungguh dahsyat!” Termangu-mangu penuh kekaguman saya mengawasi keindahan ‘aura’ yang menguasai hadirat-Nya: “Bagaimanakah sebenarnya rupa Allah? Apakah Dia akan mengijinkan aku menatap wajah-Nya?”
Melalui lapisan-lapisan cahaya yang terkelupas satu per satu, akhirnya saya berhasil masuk ke tengah-tengahnya, di mana seluruh berkas-berkas cahaya tersebut bermuara, dipancarkan oleh ‘TUBUH’ seseorang dengan kekuatan kuasa yang amat luar biasa.
Di sana … kedua mata saya menyaksikan suatu keindahan sorgawi yang jauh lebih hebat dan mengagumkan lagi!

KEMULIAAN WAJAH-NYA

“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.” (Lukas 9:29)
Di tengah-tengah segala kegemilangan itu, karena saya merangkak di bawah, saya melihat dengan jelas sekali di depan mata saya sepasang kaki manusia yang memancarkan cahaya berkilau-kilauan indah tak terlukiskan. Sepasang kaki SEORANG LAKI-LAKI yang berperawakan gagah sekali, yang berdiri tegak di hadapan saya mengenakan sebuah jubah panjang berwarna putih bersih.

Kain jubah-Nya memancarkan berkas-berkas cahaya terang-benderang, seolah-olah bahannya terbuat dari rajutan sinar-sinar murni yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya.

Perlahan-lahan saya mengarahkan pandangan mata saya dari bawah ke atas. Saya melihat laki-laki itu berdiri tegap, memandang penuh kewibawaan dengan kedua lengan dan tangan-Nya terbentang lebar. Seakan-akan Ia ingin menyatakan kepada saya, bahwa Ia menyambut kedatangan saya di sana dengan hangat sekali. Bahkan jika memungkinkan, Ia ingin mendekap diri saya erat-erat.

Oh, … detak jantung saya terhenti sejenak, ketika saya menatap wajah-Nya. Karena pada saat itu juga saya menjadi sadar, bahwa saya benar-benar sedang berada di dalam hadirat Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segenap alam semesta!

Kedua mata saya hanya mampu untuk mengenali sinar kemuliaan yang mengelilingi wajah-Nya saja, karena berkas-berkas cahaya tersebut tujuh kali lipat lebih terang dari pada sinar-sinar yang saya saksikan sebelumnya. Seolah-olah sinar dahsyat yang berkilau-kilauan itu dipancarkan keluar melalui setiap pori-pori yang ada pada kulit muka-Nya.
Oleh karena ketajaman pancaran sinar-sinar yang mengelilingi kepala-Nya, kedua mata saya tidak bisa mengenali lekuk-liku paras-Nya. Cahaya kemuliaan tersebut tampak begitu dominan, sehingga raut muka-Nya hanya kelihatan samar-samar belaka. Begitu juga rambut di kepala-Nya yang berkibar-kibar, tampak berkilau-kilauan terang, tajam dan putih sekali, laksana petir-petir yang sedang menyambar kian-kemari!

Hanya memandang sejenak saja berkas-berkas sinar kemuliaan yang dipancarkan oleh wajah-Nya, saya segera bisa mengenali kesucian dan kekudusan kasih-Nya, yang seketika itu juga langsung mengalir memenuhi diri saya.
Saya menjadi semakin yakin akan kedaulatan-Nya: “Sungguh tidak dapat dipungkiri lagi, … Dia-lah Tuhan yang menciptakan segenap alam semesta ini!”

Ketika mata saya masih terus berusaha keras untuk bisa mempelajari paras-Nya, tiba-tiba dengan cekatan sekali Ia bergerak menggeserkan diri-Nya ke samping kanan. Seakan-akan melalui tindakan itu Ia ingin memperingati saya untuk segera berhenti melakukannya.
Bersama dengan diri-Nya, berkas-berkas cahaya intensif yang luas mengelilingi tubuh-Nya itu juga ikut terpindah ke samping kanan.

Oleh karena hal itu terjadi dalam waktu yang amat singkat, dan juga kepadatan berkas-berkas cahaya luar biasa tersebut sudah tidak menghalang-halangi pandangan mata saya lagi, saya yang masih tetap menatap ke depan, … menyaksikan suatu keajaiban sorgawi yang baru!
Ternyata tersembunyi di belakang tubuh-Nya, dan juga di balik kebesaran pancaran-pancaran sinar kemuliaan-Nya, suatu pemandangan dahsyat lainnya, yang tidak pernah saya duga sebelumnya!

LANGIT DAN BUMI YANG BARU

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya NewEarth

“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.” (Wahyu 21:1)

Di sana saya melihat sebuah lubang yang amat besar, yang di sebelah luarnya memperlihatkan suatu pemandangan dahsyat sebuah planet dan langit yang baru. Keindahan panorama yang saya saksikan sukar sekali untuk dilukiskan menggunakan kata-kata bahasa manusia.

Planet baru itu dipenuhi oleh padang-padang yang berwarna amat hijau, di mana rumput-rumput dan tanaman-tanamannya tumbuh dengan segar dan tampak luar biasa sekali, memancarkan sinar-sinar kehidupan yang amat menakjubkan. Seperti cahaya-cahaya gemerlapan yang mengelilingi ‘tubuh’ saya, berkas-berkas sinar yang dipancarkan oleh mereka juga mempunyai persamaan dengan kedahsyatan sinar-sinar kemuliaan yang mengelilingi diri-Nya.

Jauh di belakang padang tersebut saya melihat sebuah sungai yang amat lebar, yang berair jernih sekali. Air yang mengalir di situ memantulkan cahaya-cahaya terang yang berkilau-kilauan. Pohon-pohon yang tinggi, kokoh dan segar tumbuh di tepi-tepinya. Di sebelah kiri sungai tersebut terdapat taman-taman yang dipenuhi oleh tanaman-tanaman yang teratur rapi, dihiasi oleh keindahan warna bunga-bunga yang beraneka-ragam. Sedangkan di sebelah kanannya saya menyaksikan pegunungan-pegunungan yang menjulang tinggi ke langit biru, di mana udaranya tampak cerah, bersih dan murni sekali.

Segala sesuatu yang saya saksikan di planet baru itu benar-benar memancarkan berkas-berkas cahaya kehidupan sejati yang abadi!

Saya termenung penuh ketakjuban: “Mengapa tidak sedari dulu aku hidup di tempat yang seindah ini? Mengapa aku dilahirkan di dunia yang penuh dengan kekacauan, yang keadaannya menjadi semakin memburuk saja, … yang tidak sesempurna planet ini?”

Kendatipun hati saya masih bertanya-tanya, saya merasa yakin sekali, bahwa saya akan hidup di sana untuk selama-lamanya. Karena saya tahu, planet baru yang amat mengesankan itu sudah diciptakan untuk menjadi tempat tinggal yang sempurna bagi saya. Itulah sebabnya Ia memperlihatkannya kepada saya.

Perlahan-lahan saya bangkit berdiri. Sambil melangkah maju menuju ke mulut lubang besar tersebut, saya menggumam sendiri: “Sekarang aku akan memasuki tempat itu untuk menjelajahinya.”
Tetapi baru saja saya maju selangkah, tiba-tiba dengan cekatan sekali Ia bergerak menggeserkan diri-Nya ke samping kiri lagi untuk menghalang-halangi saya memasuki mulut lubang besar tersebut. Seakan-akan Ia ingin menyatakan, bahwa saat itu belum waktunya bagi saya untuk menjejakkan kaki-kaki saya di sana!

Ketika saya masih terpukau menyaksikan hal-hal yang terjadi dalam waktu yang begitu cepat, saya mendengar Ia berkata: “Ian, sekarang setelah engkau melihatnya, ... apakah engkau masih ingin memasuki tempat itu? Atau, ... apakah engkau ingin pulang kembali?”

“Ingin memasuki tempat itu, atau … pulang kembali?” Saya berpikir penuh keheranan: “Apakah Ia benar-benar serius? Pulang ke mana dan untuk apa? Pulang kembali ke dunia? Dunia yang akhir-akhir ini dilanda oleh begitu banyak persoalan, pertikaian, kebencian, peperangan, penderitaan, kesedihan, bencana-bencana alam dan lain sebagainya. Dunia yang keadaannya menjadi semakin memburuk saja, yang aku yakin sekali, oleh karena tingkah laku para penghuninya, suatu saat … pasti akan hancur binasa!”

Sebelum Ia mendahului berkata-kata untuk memutuskannya bagi saya, secepatnya saya menjawab: “Tidak Tuhan, … aku tidak mau pulang kembali. Aku ingin masuk ke dalam planet baru itu.”
Beberapa saat lamanya saya menantikan tanggapan-Nya, atau paling sedikit melihat Dia mau bergerak pergi dari depan mulut lubang besar tersebut, agar saya bisa segera melangkah masuk ke dalamnya.
Tetapi Ia berdiam diri saja, … tidak mengatakan sesuatu apapun! Kelihatannya Ia juga tidak bersedia untuk meninggalkan tempat di mana Ia sedang berdiri.

Kehilangan kesabaran tetapi masih berani berusaha untuk mempengaruhi pendirian-Nya, saya berkata: “Tuhan, aku tidak mempunyai tanggungan apa-apa di dunia. Aku masih bujangan, … belum terikat oleh komitmen-komitmen keluarga! Tidak ada seorangpun yang sedang menantikan kedatanganku kembali dari tempat ini.”
Mendadak saya menjadi sadar, bahwa Ia adalah Allah yang maha kuasa dan maha tahu! Tentu saya tidak perlu menguraikannya, karena Ia sudah mengetahui segala-galanya!

Menyadari hal itu saya menjadi curiga: “Jangan-jangan di luar pengetahuanku sendiri, gara-gara perbuatan zinahku, ... aku telah mempunyai seorang anak. Mungkin Ia menghendaki, agar aku kembali ke dunia untuk mempertanggung-jawabkannya. Apakah mungkin saat ini, … entah di mana, … anak itu sedang membutuhkan pertolongan ayahnya?”
Saya mempunyai keyakinan yang besar, jika kemungkinan itu yang menyebabkan saya harus pulang kembali ke dunia, karena Ia maha tahu, tentu Ia akan memberitahukannya kepada saya.

Tetapi Ia tetap berdiam diri, … tetap menolak untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan yang sedang bergejolak memenuhi benak pikiran saya. Ia juga menolak untuk bergeming dari hadapan saya, dari tempat di mana Ia berdiri.
Saya berusaha terus untuk mereka-reka pikiran-Nya: “Jangan-jangan aku harus memberikan suatu alasan yang lebih tepat untuk bisa mempengaruhi pendirian-Nya!”
Meskipun saya merasa yakin sekali Ia sudah mengetahuinya, memberanikan diri saya berkata lagi: “Tuhan, aku tidak mempunyai hutang kepada siapapun juga, ... baik kepada orang-orang yang kukenal, maupun kepada bank-bank di dunia.”
Ia tetap membisu seribu bahasa, ... tetap tidak mau menanggapi pernyataan-pernyataan saya tersebut, dan … tetap berdiri menutupi mulut lubang besar tersebut.

ADAKAH YANG MENGASIHI AKU?

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:7-Cool

Setelah berpikir cukup lama, menimbang-nimbang alasan yang lebih tepat, yang dapat saya pergunakan untuk ‘menyentuh’ hati-Nya, saya berkata: “Tuhan, tidak ada seorangpun di dunia yang mengasihi aku. Sungguh Tuhan, ... tidak ada! Orang-orang yang berkata, bahwa mereka mengasihi diriku, selalu mempunyai tujuan-tujuan tersembunyi untuk mencari keuntungan bagi kepentingan-kepentingan diri mereka sendiri! Engkaulah satu-satunya yang mengasihi aku dengan kasih sejati yang tidak pernah kualami sebelumnya.”

Alasan yang saya utarakan itu pun ternyata tidak bisa membantu melaksanakan ‘keinginan’ saya! Oleh karena itu hati saya menjadi semakin gelisah dan tidak sabar!
“Baiklah aku memberi ‘salam perpisahan’ kepada dunia yang sudah kutinggalkan jauh di belakangku itu, agar Ia mengijinkan aku masuk ke dalam planet yang baru ini.” Lalu dengan penuh harapan saya menoleh ke belakang sambil bersiap-siap untuk mengucapkan: “Selamat tinggal!” kepadanya.
Tetapi pada saat saya hendak melambaikan tangan, saya menjadi terkejut sekali ketika melihat seorang wanita yang sedang berdiri di belakang saya.

Ternyata di depan mulut terowongan sinar, dan juga tempat gelap gulita yang tampak jauh sekali di belakangnya, berdiri ibu saya, Marie McCormack.
Pada saat itu ia sedang menatap mata saya dalam-dalam, seakan-akan ingin mengingatkan, bahwa pernyataan yang baru saya katakan tadi tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat!
Memandang wajahnya, saya menjadi malu sekali!

Menyadari kekeliruan tersebut dengan hati pilu saya mengaku di hadapan-Nya: “Tuhan, … aku telah berdosa kepada-Mu, karena aku melupakan kasih dan kesetiaan ibuku sendiri. Memang benar, … dia-lah satu-satunya orang di dunia yang mengasihi diriku dengan kasih yang amat murni.”

Teringatlah saya akan segala kebaikan perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan olehnya bagi saya. Tentang … bimbingannya, tentang … ketulusan dan kesabaran hatinya, bahkan tentang … kesetiaannya untuk selalu berdoa bagi keselamatan hidup kami sekeluarga, ... terutama bagi keselamatan hidup saya!

Termangu-mangu saya berpikir: “Jika aku masuk di dalam kehidupan kekal ini, Mama tentu tidak akan pernah mengetahui, bahwa aku sudah menerima hadiah keselamatan hidup dari-Nya. Bukankah Tuhan sendiri yang menolong, kala aku memanjatkan doa ‘Bapa Kami’ di dalam ambulans. Dan hal itu bisa terjadi … hanya oleh karena kesetiaan Mama yang tidak pernah mau berhenti berjuang dan berdoa bagi keselamatan hidupku.”

Oleh karena itu saya menarik kesimpulan sendiri: “Jika Mama mendengar tentang kematianku, tentu ia mengira, bahwa aku sudah masuk ke dalam tempat penghukuman yang abadi. Tuhan ingin aku pulang untuk memberitahukan kepadanya, bahwa Allah yang disembah olehnya benar-benar ada! Sorga dan neraka bukan merupakan tempat-tempat khayalan manusia belaka, melainkan suatu kenyataan yang pasti! Tentu Ia ingin agar aku bersaksi kepadanya, bahwa kepercayaan yang diimani olehnya adalah kepercayaan yang benar!”

Setelah cukup lama memperhatikan wajah ibu saya, saya menoleh kembali memandang Dia sambil berkata: “Tuhan, aku tidak akan pernah bisa memahami, mengapa atau bagaimana aku bisa berakhir di tempat yang maha indah ini. Tetapi sesuai dengan kehendak-Mu, ... aku bersedia untuk pulang kembali ke dunia, ... hanya untuk ibuku saja. Tuhan, … aku berjanji, mulai saat ini aku akan selalu berusaha mengikuti langkah-langkah-Mu. Karena aku ingin sekali datang kembali ke planet indah yang telah Engkau sediakan bagiku ini.”
Menanggapi pernyataan tersebut, Ia mengulangi lagi nasihat yang sudah pernah diucapkan oleh-Nya pada malam itu: “Ian, jika engkau ingin pulang kembali, engkau harus melihat segala-galanya melalui terang sinar pandangan mata yang baru.”

Kali ini saya mengerti maksud-Nya! Ia ingin, agar saya memandang segala-galanya sesuai dengan terang sinar pandangan mata-Nya. Mulai saat itu saya harus selalu menilai segala sesuatu sesuai dengan terang sinar pandangan mata yang kekal, … mata sorgawi, yaitu ... melalui mata kasih-Nya, melalui mata penuh kasih dan pengampunan!
“Tuhan, … aku bisa memahami maksud-Mu. Tetapi … apakah yang harus kulakukan sekarang, agar aku bisa pulang kembali ke sana?” Sambil berkata saya menoleh ke belakang sekali lagi untuk memastikan adanya suatu tempat, dari mana saya datang, dan ... ke tempat yang sama saya harus pulang kembali.
Sekali lagi saya dikejutkan dengan sebuah visi yang lain!
Ternyata di belakang ibu saya, yang masih tetap berdiri di tempat yang sama, Ia menambahkan sebuah penglihatan baru yang amat menakjubkan!

KASIH ALLAH PADA DUNIA

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya TheCross

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Yang tampak di belakang saya, ternyata bukan hanya ibu saya saja, tetapi juga ayah saya Colin McCormack, kakak saya Sharon, adik saya Neil, dan anggota-anggota keluarga saya yang lain. Begitu juga sahabat-sahabat yang saya kenal, dan ... tak terhitung banyaknya orang-orang lain yang berdiri berdesak-desakan di belakang ibu saya.
Karena begitu banyak jumlahnya, wajah-wajah mereka tidak bisa saya kenali lagi, ... lenyap tertelan oleh jarak dan kegelapan yang ada di belakangnya. Di mata saya mereka semua tampak seperti butir-butir pasir yang tak terhitung banyaknya, yang memenuhi tepi-tepi pantai lautan!

Saya berkata kepada-Nya: “Siapakah mereka, Tuhan? Kecuali anggota-anggota keluarga dan teman-temanku, aku tidak pernah mengenal atau bertemu dengan orang-orang tersebut. Apakah hubungan mereka dengan diriku?”
Seketika itu juga Ia menjawab: “Ian, jika engkau tidak pulang kembali, banyak sekali dari orang-orang yang engkau lihat di sana tidak akan pernah memasuki rumah-Ku untuk mendengar nama-Ku.”
Saya yang masih belum mengerti maksud perkataan-Nya, berusaha untuk membela diri: “Tuhan, aku ingin pulang kembali hanya untuk menemui ibuku, keluargaku dan orang-orang yang kukasihi saja. Tetapi orang-orang sebanyak itu, ... siapakah mereka? Aku tidak pernah mengenal mereka. Mengapa Engkau hendak melibatkan diriku dengan orang-orang asing tersebut?”

Kali ini jawaban yang diberikan oleh-Nya segera membuka mata hati nurani saya: “Ian, Aku mengasihi mereka! Aku ingin, agar mereka semua menerima kesempatan untuk mendengar nama-Ku, dan ... mengenal diri-Ku! Sebab Aku mau, agar mereka semua juga diselamatkan! Mereka akan ditelan oleh kegelapan yang engkau saksikan tadi, jika engkau tidak pulang kembali!”

Mendengar jawaban-Nya, saya menjadi malu sekali!

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by DOMBA BERTARING SERIGALA Tue 12 Jul 2011, 10:32 am

A CONFESSION : BY CORINELIA

“RUNTUHNYA KEKRISTENAN KU”
Kristianian, Berpikir kritis dong!!!

ini pertanyaanku dari dulu, yang akhirnya meruntuhkan diriku yang dulu pernah mengaku sebagai seorang “KRISTEN”; pertanyaan logika simpel aja: Kenapa Jesus disebut tuhan??? padahal dia lahirnya dari kemaluan seorang wanita??? berarti apa bedanya dengan kambing, monyet, dan babi??? berarti sama kayak makhluk……trus yang lucunya lagi org kristen kalo berdoa yang dipuji si yesus, padahal yesus sendiri kayak manusia, liat aja waktu perjamuan terakhir, yesus menjamu sekaligus minum anggur. apa iya tuhan makan dan minum anggur??? brati sama kayak gw dulu. Yesus, brati lu ma gw sama, sama2 doyan minum anggur ampe, mabok gak tuh???? wah kalo udah mabok, ngomongnya kaya orang yang gila dong….masa tuhan mabok…kayak gw dulu aja dong!!! lagi2, Yesus, kita sama, sama2 pernah mabok….

knapa kok yg sering disebut tuhan elu sih, Sus, bukanya bapak lu, emak lu, ama kakek lu, ama oma opa lu yg laen, kan mreka lebih dulu ada!!!.

terus, gimana kalo dibandingin sama Adam, kenapa dia gak di bilang Tuhan aja??? padahalkan dia lebih hebat dari Yesus, bayangin aja kalo yesus kan gak punya bapak, tapi punya ibu, tapi kalo Adam jangankan bapak, ibu juga gak punya…coba tuh klo bgitu, kenapa gak disebut Tuhan Adam aja….?????

trus ini yg bner2 lucu, org kristen kalo doa selalu menghadap ke patung Yesus yg di salib…wah aneh…dia aja posisinya lagi disalib, hampir telanjang lagi….hampir2 anunya kliatan (wah coba kalo dulu Yesus matinya disalib sambil ditelanjangin bulet, wah tentunya bakal lucu banget)….trus, apa iya orang yg disalib bisa nolong orang, jangankan dalam bentuk patung, waktu lagi belum mati aja, yesus di cambuk, dipaku dan di salib cuman diem aja merintih, masa tuhan di gituin diem aja….

trus, kayaknya lucu deh kalo yesus itu tuhan. mengapa??? pertama, yesus lahir dari rahim seorang induk sama seperti kita, anjing, babi, dan monyet dan mamalia. Konsekuensinya, kalau manusia dianggap tuhan pasti ia akan terhubung dengan sisilah kekerabatan. misalnya, yesus kan punya ibu, trus ibunya kan punya saudara, misalnya paman, bibi dan ponakan, berarti (secara common sense) mereka boleh dong disebut sebagai pamanya tuhan, bibinya tuhan, dan keponakannya tuhan, bahkan kalo mereka punya anak atau cucu berarti boleh dong kalo mereka disebut keturunan tuhan atw saudaranya tuhan…WAH GIMANA INI???? Jadi kacau semuanya…

trus yg anehnya dulu kalo gw pratiin (gw pernah ngaku org kristen dulu) gambar2 yesus kok gak ada yg sama, bayangin deh, ada gambar yesus matanya biru rambutnya pirang dan kriting badannya putih persis kayak org bule, padahal yesus kan org Ibrani (emang org ibrani dulu wajahnya gak kaya gitu???), slaen itu ada juga gambar yesus yg matanya hitam ada juga rambutnya hitam dan lurus, juga ada versi rambut pirang dan lurus, lalu ada versi badannya agak coklat (bukankah org2 gurun mang smestinya agak coklat, bukan putih, kok ada yg ngegambar putih???? aneh!!!) wah, apa jangan2 yesus itu cuma imajinasi org2 aja ya?? misalnya kalo digambar org buleh jadi putih kulitnya, pirang rambutnya. trus, kaloyg gambar orang cina, berati matanya sipit dong, klo yg gambar orang indonesia, berarti idungnya pesek, kulitnya sawomatang terus cebol dong. Brati kalo yg gambar org ambon atw papua atw afrika brati kulitnya item dong….knapa gak dibuat aja versi yg kayak gitu???? macem2 aja, tuhan kok dipersonifikasikan kayak org aja kayak ketoprak dong…

trus menurut kata keyakinan Kristen, yesus ditakdirkan datang untuk menyelamatkan ummatnya. apa iya??? berarti semua kisah yesus cuma sandiwara aja dong!!! berarti orang yahudi yg menyalib yesus boleh dibilang gak salah dong, lah wong katanya semua udah didesain tuhan buat nyelametin manusia!!!! lagipula aneh yah??? kok tuhan sih yang berkorban buat manusia! kenapa gak manusia aja yang mengabdi buat Tuhan!!! apa tuhan udah keabisan akal yah, sampe harus mati2an disalib..

lalu ini yg sering dibajak oleh orang kristen, katanya orang2 Kristen diberkati oleh tuhan melebihi sebanyak buih dilaut. Apa iya??? coba liat deh orang NTT, orang Tim-tim, orang amerika latin dll. coba bandingin dengan orang jepang dan China yg gak Kristen, kayaknya lebih kaya mereka!!! coba pikir deh, hai org Kristen!!!

saya merasa juga aneh, kenapa negara barat yang pendidikannya udah maju kok mereka malah pencampakkan kristen??? coba aja liat prancis, jerman, inggris dll, mereka kalau hari minggu lebih seneng berjemur dipantai sambil bugil atw cepokan ama pasangannya dari pada ke gereja, shingga gereja jadi sepi dan cuma org jompo aja yg datang…coba bandingin dengan org2 kristen yg ada di Indonesia atw Filipina atw negara2 miskin dan pendidikannya kurang maju, justru malah lebih rajin ke gereja, tapi gak kaya2 dan gak maju2……apa ini berarti Kristen gak laku buat negara maju pendidikannya dan sekuler yah!!!! wah apa jangan2 ini gara2 ulah ajaran Kristen juga sih, gara2 galileo dan copernicus serta ilmuwan barat dulu dicekal oleh gereja. Kasian banget, gereja udah gak dipercaya lagi dan ditinggalkan!!!

trus, ini fakta sejarah, ternyata agama Kristen ini tersebar melalui kolonialisme, sama dgn yg terjadi di indonesia, ini yg smakin membuat keyakinan saya hilang terhadap Kristen. Baca buku kalo gak percaya, bagaimana dahulu org2 indian dibunuh dan dipaksa masuk Katolik oleh portugis dan spanyol, kemudian disishkan, sementara kekayaan mereka dikuras. semboyan org Kristen kan dulu 3 G; Gospel, Gold dan Glory yang berarti sama dengan; Kristenkan, ambil kekayaannya (emas/gold) lalu duduki untuk kejayaan kolonial (Glori). Bagaimana itu bisa terjadi, padahal “katanya” Jesus kan melarang membunuh, bukan hanya itu, kata Jesus mestinya kalau dita ditampar pipi sebelah, maka berikanlah pipi sebelahnya lagi, berarti seharusnya org kristenlah yg seharusnya dianiyaya, tapi ini sebaliknya, malah menganiaya org India Maya dan Aztec, serta melakukan Holocaust terhadap org yahudi. Padahal kalau org yahudi dulu gak nyalib Jesus, istilah Kristen gak akan pernah ada sampai kapanpun. Harusnya org Kristen berterima kasih sama org Yahudi, oleh sebab mereka lah, salib kemudian menjadi lambang Kristen. Wah berarti kesimpulannya, Kristen tersebar melalui Kolonialisme dong!!!! Wah, kalo si Yesus bilang kayak begitu, trus ngeliat umatnya berlaku sadis kayak gitu, kira2 Yesus marah gak yah sama org kristen???? bagaimana mungkin perkataan yg “katanya” perkataan “tuhan” kok gak diikutin sama org yg katanya ngefans sama Yesus.bagaimana ini???

hal2 seperti inilah yang sungguh2 sekarang membuat saya udah bner2 gak percaya sama kristenan saya dahulu…semakin saya pikirkan semakin dalam keraguan hingga akhirnya Kristen saya campakkan, dan saya bersumpah gak akan kembali lagi…cz buat apa percaya sama hal yg kalo dipikir malah buat orang smakin ragu……

Oleh karena itulah, wahai saudaraku yg masih Kristen, berpikirlah yg kristis terhadap ajaranmu dengan logika!! jgn logika yg rumit2 dulu deh, pake logika Common sense dulu aja yg sederhana, sebab coba pikir, kalo ternyata apa yg anda imani “si Yesus” itu ternyata bukan bahkan gak pernah menjadi tuhan..lalu Yesus memutar logika berpikir anda, mungkin dia akan bilang: “dasar Tolol kamu, masa aku dibilang Tuhan, padahal di bible pun disebutkan kalo aku ini lahir, makan, minum dan mampus (disalib lagi), knapa bukan mami ku saja yg kalian dijadikan tuhan, aku kan dilahirin sama mami…”

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t9720-a-confession-by-corinelia?highlight=corinelia
DOMBA BERTARING SERIGALA
DOMBA BERTARING SERIGALA
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 2734
Reputation : -5
Points : 7974
Registration date : 2010-09-24

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:38 am

Allah adalah Kasih, … itulah pengertian terpenting yang saya pelajari mengenai kebenaran diri-Nya sepanjang malam bersejarah tersebut. Melalui pengalaman itu Ia ingin, agar saya juga belajar mengasihi semua orang seperti Dia mengasihi mereka!

Karena KUNCI untuk memasuki Kerajaan Sorga adalah KASIH!

Setelah berdiam diri sejenak, akhirnya saya mengajukan beberapa pertanyaan lagi: “Tuhan, … apakah yang harus kulakukan sekarang untuk bisa pulang kembali ke sana? Apakah aku harus melayang melalui terowongan sinar di belakangku, ... melalui tempat gelap yang mengerikan itu, ... lalu kembali lagi ke dalam ruang rumah sakit di mana tubuhku kutinggalkan? Tuhan, aku tidak akan pernah bisa memahami kasih karunia dan kuasa-Mu yang sudah membawa diriku ke tempat ini. Tetapi sekarang, ... apakah yang akan Engkau lakukan, agar aku bisa masuk ke dalam tubuh jasmaniku lagi?”

Ia menjawab: “Ian, miringkanlah kepalamu ke arah kanan, … rasakan cairan keringat memedihkan yang sedang menggenangi rongga mata kananmu, dan setelah itu ... bukalah mata tersebut!”
Tepat seperti yang diperintahkan oleh-Nya, ... semua itu segera saya kerjakan!

PULANG KEMBALI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya HospitalWard

‘Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah keluar!” (Yohanes 11:43)
Setelah menutup kedua mata saya sejenak, perlahan-lahan saya mengintip melalui mata kanan saya untuk melihat apa yang akan saya saksikan di sana.

Ternyata saya ‘terjaga’ di atas ranjang di dalam ruangan yang sama di Victoria Hospital dengan mata kanan yang terasa perih. Cairan keringat asin yang tadi menggenangi rongganya masih meninggalkan bekas-bekasnya.
Ketika itu saya belum mengetahui, bahwa para dokter dan perawat-perawat rumah sakit itu sedang mempersiapkan tubuh saya untuk dipindahkan ke ruang jenazah mereka.

Dengan mata kanan yang sekarang sudah terbuka lebar, saya melihat dokter muda keturunan India tersebut berdiri di depan saya. Ia sedang mengangkat kaki kanan saya dengan tangan kirinya. Menggunakan sebilah pisau bedah di tangan kanannya, ia menusuk-nusuk kulit telapak kaki saya.

Dokter muda itu masih belum menyadari, bahwa Tuhan baru saja mengembalikan nafas hidup ke dalam tubuh saya. Oleh karena itu ia menjadi terkejut sekali, ketika melihat mata kanan saya tiba-tiba terbuka lebar.

Kulit wajahnya yang hitam langsung berubah menjadi pucat. Ia tersentak ketakutan, karena mengira, tusukan pisau bedahnya telah mengenai salah satu urat syaraf di telapak kaki kanan saya yang menyebabkan mata kanan saya tiba-tiba terbuka, bahkan … terbelalak lebar, seolah-olah hendak melompat keluar dari dalam rongga matanya!
Mematung ia memandang wajah saya, … juga dengan mata terbelalak! Kaki saya semakin dicengkeram erat-erat olehnya, sedangkan pisau bedah di tangan kanannya terlepas jatuh ke atas ubin lantai, menimbulkan suara berdentingan yang amat nyaring!

Setelah meletakkan kaki kanan saya di atas tempat tidur lagi, ia membungkukkan badannya untuk mendekati wajah saya. Mata kanan saya diamat-amati olehnya dengan cermat. Tentu suatu situasi yang tampak amat menggelikan bagi orang-orang lain yang sedang mengawasi tingkah-tingkah laku kami berdua pada saat itu! Karena tanpa menyadari keadaan yang sebenarnya, penuh kecurigaan ia dan saya saling mengamat-amati keadaan masing-masing dengan mata-mata yang melotot!

Keajaiban yang baru terjadi itu membuat hati saya menjadi semakin merasa bingung. Keragu-raguan mulai memenuhi benak pikiran saya lagi. Seandainya saja roh saya yang melayang turun dari sorga, menerobosi awan-awan, menembus atap rumah sakit, dan akhirnya … masuk kembali ke dalam tubuh saya, tentu saya akan lebih bisa memahaminya.

Tetapi … pada waktu itu saya tidak mengetahui, bahwa firman Tuhan mempunyai kuasa yang amat mutlak. Segala sesuatu yang difirmankan oleh-Nya pasti terjadi!

Kebingungan pikiran saya mulai melantur lagi: “Apakah aku benar-benar sudah mati, dan … bertemu dengan Tuhan?”
Masih tetap meragukan semua itu saya berpikir: “Kejadian yang manakah yang sebenarnya kualami? Apakah aku baru saja terjaga dari tidur yang lelap? Mungkinkah aku tadi hanya bermimpi saja? Atau, … apakah justru saat ini aku sedang bermimpi?”

Belum juga selesai mempertanyakannya, saya mendengar suara-Nya sekali lagi untuk memberikan kepastian kepada saya: “Ian, Aku baru saja mengembalikan nafas hidup ke dalam tubuhmu.”
Pada waktu itu seluruh tubuh saya masih terasa kaku sekali, terutama kedua kaki dan tangan-tangan saya yang tidak berdaya lagi untuk mengerjakan kehendak-kehendak saya. Bahkan ketika saya berusaha untuk memalingkan kepala saya ke samping kiri, otot-otot leher saya juga tidak mampu untuk melakukannya.

Memberanikan diri, saya memohon pertolongan-Nya: “Tuhan, aku ingin mengawasi keadaan di sekeliling ruangan ini. Aku ingin sekali memalingkan wajahku, karena sudah cukup lama aku memandang wajah dokter muda di depanku ini. Tolonglah aku Tuhan, … berikanlah kekuatan pada leherku.”
Seketika itu juga, pada saat saya berusaha sekali lagi untuk memalingkannya, penuh keajaiban Ia memberikan kekuatan yang baru pada otot-otot di dalam leher saya. Sambil membuka kelopak mata kiri saya, saya berhasil menoleh ke samping kiri!

Melihat wajah saya yang tiba-tiba terpaling ke arah mereka, kali ini bukan hanya dokter muda itu saja yang terhenyak mundur ke belakang dengan paras ketakutan, tetapi juga beberapa dokter lainnya dan para perawat yang sedang berdiri di ambang pintu mengawasi saya dari jauh dengan mata-mata yang terbelalak.

Bahkan seorang perawat wanita yang berdiri paling depan, yang menjadi terkejut sekali, berteriak keras sambil melompat mundur ke belakang, hampir saja jatuh pingsan! Reaksinya yang spontan itu mengakibatkan beberapa orang lain yang juga berdiri di ambang pintu di belakangnya ikut terdesak mundur. Mereka terhenyak jatuh seorang di atas yang lain di depan pintu kamar saya!

“Apakah yang sedang terjadi?” Kembali saya bertanya-tanya di dalam hati: “Mengapa mereka semua mengamat-amati diriku seakan-akan aku baru saja bangkit kembali dari kematian?” Ketidak-percayaan akan kuasa Tuhan mulai menguasai benak pikiran saya lagi!

Mata saya mengawasi sudut ruang di sebelah kiri dengan harapan untuk bisa melihat seorang dokter lain yang baru menggunakan sebuah mesin ‘Defibrilator’ untuk merangsang ritme jantung saya.
Saya ingin memastikan, bahwa di sana ada seseorang yang kedua tangannya sedang menggenggam alat medis tersebut, karena ia baru saja menggunakannya untuk menyetrum dada saya, dengan tujuan untuk ‘membangkitkan’ saya kembali dari ‘coma’ (mati suri).

Tetapi setelah mengawasi daerah di sekeliling saya dengan lebih seksama lagi, ternyata saya tidak bisa melihat seorang pun yang sedang berdiri di samping kiri saya!
“Jadi, … bagaimana aku bisa menjadi sadar dan bernafas lagi? Yang pasti … bukan mereka yang menyebabkannya!” Pikiran saya dibanjiri lagi oleh pertanyaan-pertanyaan penuh kebimbangan: “Apakah aku benar-benar telah bertemu dengan Tuhan? Bukankah sering kali dengan sarkastik sekali aku mencemoohkan, bahwa jika aku bisa melihat Dia, barulah aku mau percaya. Jadi sekarang, ... setelah aku menemui-Nya, apakah yang harus kulakukan?”
Di tengah-tengah segala keragu-raguan dan ketidak-percayaan tersebut, saya mendengar Ia berkata lagi penuh kesabaran: “Ian, jika engkau mengijinkan Aku bekerja di dalam hidupmu, engkau akan menjalankan kehidupan yang kudus bagi-Ku!”

KARUNIA KESEMBUHAN INSTAN

“TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.” (Mazmur 30:3)
Kecuali leher saya yang sekarang sudah mampu menggoyang-goyangkan kepala, seluruh bagian bawah tubuh saya masih terasa kaku dan lumpuh. Menyadari hal itu saya berseru kepada-Nya: “Tuhan, apakah gunanya jika keadaan tubuhku seperti ini, … lumpuh dan terus tergantung pada mesin-mesin medis rumah sakit selama hidupku?Bukankah Engkau yang sudah membangkitkan aku? Tentu untuk menyembuhkan diriku juga bukan merupakan suatu hal yang sulit bagi-Mu. Tuhan, jika Engkau tidak mau melakukannya, ijinkanlah aku memasuki planet baru yang telah Kauperlihatkan kepadaku itu.”

Sekali lagi Ia membuktikan, bahwa perintah-perintah yang diberikan kepada setiap orang yang sudah dipilih oleh-Nya selalu disertai dengan kesetiaan akan janji-janji-Nya!
Melalui kuasa adikodrati yang amat menakjubkan, saya merasakan bagaimana Ia membersihkan seluruh peredaran-peredaran darah tubuh saya dari pengaruh-pengaruh racun Box Jellyfish, yang beberapa saat yang lalu sudah berhasil membunuh diri saya.

Proses pembersihan darah tersebut berlangsung kurang-lebih tiga jam. Selama itu saya merasa seolah-olah ada aliran listrik yang hangat bergetar menjelajahi seluruh tubuh saya. Bersamaan dengan fenomena yang sedang terjadi itu, tak henti-hentinya saya berdoa kepada-Nya.

Tak lama kemudian kedua tangan dan kaki-kaki saya mulai berfungsi lagi. Meskipun seluruh permukaan kulitnya masih terasa kebal, sedikit demi sedikit saya mulai bisa menggerak-gerakkan mereka. Begitu pula rasa peka pada kulit beberapa bagian tubuh saya perlahan-lahan juga mulai timbul kembali. Ketika seorang perawat wanita menyuntik lengan tangan kanan saya, untuk pertama kalinya saya bisa merasakan benaman jarum yang menyakitkan itu di kulitnya.

Oleh karena proses kesembuhan tubuh saya berjalan dengan pesat sekali, lagipula sebagai seorang pasien keadaan saya sudah tidak kritis dan menguatirkan lagi, mereka memindahkan saya dari dalam ruang darurat ke ‘General Ward’ rumah sakit tersebut.
Sepanjang malam saya terus berusaha untuk bertahan agar tidak tertidur. Karena kendatipun kedua kaki saya bisa digerak-gerakkan lagi, permukaan kulitnya masih tetap terasa kebal. Hal itu membuat saya tidak yakin, bahwa seluruh tubuh saya benar-benar sudah ‘dibersihkan’ secara total dari pengaruh jahat racun ubur-ubur laut tersebut. Saya menjadi kuatir, ada sisa-sisa racun yang masih mengendap di beberapa bagian pembuluh-pembuluh darah saya, yang bisa mengakibatkan kematian saya lagi. Oleh karena itu, sekalipun tubuh saya sudah terasa penat sekali, saya tetap menolak untuk memejamkan kedua mata saya.

Menjelang subuh perlahan-lahan saya mulai merasakan kepekaan permukaan kulit kaki-kaki saya. Menggunakan ujung kuku ibu jari kaki kiri, saya mencoba menekan kulit kaki saya yang sebelah kanan. Baru setelah saya bisa merasa sakit oleh karenanya, saya menjadi yakin, bahwa kesehatan tubuh saya sudah pulih kembali.
Beberapa kali saya berhasrat untuk memejamkan kedua mata saya, tetapi keragu-raguan masih tetap mengganggu benak pikiran saya. Saya merasa kuatir, apabila saya tertidur lelap, roh saya akan ‘bangun’ kembali di tempat gelap yang amat menakutkan itu!

Sesudah mencoba beberapa kali menutup mata kiri saya saja, lalu mata saya yang sebelah kanan, kemudian kedua-duanya, dan … ternyata saya masih tetap berada di dalam ruangan itu, baru akhirnya saya berani memejamkan kedua mata saya tanpa merasa kuatir lagi.
Kira-kira jam delapan pagi saya tertidur dengan nyenyak sekali, … beristirahat sepanjang siang hari tersebut.

TERANG SINAR PANDANGAN MATA YANG BARU

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya HospitalWindow

“dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khalik-Nya.” (Kolose 3:10)

Menjelang sore, pada saat saya terjaga dari tidur, saya melihat Simon dan sahabat-sahabat Creole lainnya sedang berdiri berdesak-desakan di luar jendela kamar saya. Di antara mereka saya mengenali wajah-wajah Paul dan Spencer, dua orang travellers lainnya yang berasal dari Australia dan New Zealand. Sudah lama mereka menjadi tetangga-tetangga saya di Tamarin Bay.

Ketika kelompok anak-anak muda itu mengamat-amati saya sedang tidur dari luar, Simon dan teman-temannya merasa yakin sekali, bahwa semenjak kemarin malam saya sudah mati. Mereka tahu, sebab oleh sengatan seekor ubur-ubur laut saja, korbannya pasti binasa, … apalagi saya! Bukankah saya sudah disengat oleh lima ekor?

Oleh karena itu pada saat mereka melihat kelopak-kelopak mata saya mulai bergerak-gerak dan tiba-tiba terbuka lebar, mereka menjadi panik sekali! Terbirit-birit mereka lari meninggalkan jendela rumah sakit tersebut sambil berteriak-teriak ketakutan. Tentu mereka menduga, bahwa saya sudah menjelma menjadi hantu!

Saya bisa memahami perasaan mereka, sebab saya mengenal tradisi-tradisi hidup mereka sehari-hari. Pada waktu itu penduduk lokal Creole adalah penyembah-penyembah berhala yang masih percaya akan segala sesuatu yang berkenaan dengan ketahayulan!
Paul dan Spencer, yang tidak menyadari keseriusan peristiwa yang terjadi pada diri saya semalam, melompat masuk melewati jendela kamar rumah sakit, menghampiri saya dan menganjurkan agar saya segera mengikuti mereka pulang kembali ke bungalo kami di Tamarin Bay.

Saya berusaha menjelaskan kepada mereka, bahwa semalam saya sudah meninggal dunia. Sesuai dengan laporan para dokter rumah sakit tersebut, saya dinyatakan ‘clinically death’ kurang lebih 15 menit lamanya.
Tetapi sebagai kaum muda yang masih gemar bercanda, mereka kelihatannya tidak tertarik sama sekali dengan kisah yang saya ceriterakan tersebut. Seolah-olah belum apa-apa mereka sudah menolak untuk mempercayainya.
Termenung saya menggumam sendiri di dalam hati: “Apalagi jika mereka mendengar tentang kejadian-kejadian ajaib yang kualami pada saat kematianku itu! Tentang kenyataan neraka, terowongan cahaya panjang yang amat terang, planet baru yang menakjubkan, dan terutama, … tentang pertemuanku dengan Tuhan, Pencipta segenap alam semesta!”

Paul dan Spencer tetap memaksa untuk membawa saya pulang ke rumah. Oleh karena melihat botol-botol infusi yang tadinya bergantungan di samping tempat tidur saya sudah disingkirkan semua, saya menjadi yakin, bahwa kesehatan tubuh saya sudah pulih kembali secara total.

Bertentangan dengan keinginan saya sendiri, akhirnya mereka berdua berhasil menyelundupkan saya keluar dari dalam rumah sakit tersebut. Menggunakan taksi, mereka membawa saya pulang kembali ke bungalo-bungalo kami di Tamarin Bay.

Malam itu untuk pertama kalinya saya menyadari adanya serangan-serangan gencar kuasa-kuasa kegelapan yang terus-menerus berusaha untuk meruntuhkan kekokohan iman saya. Sepanjang malam saya harus bersandar penuh pada kuasa dan kasih karunia Tuhan saja. Tak henti-hentinya saya berdoa untuk memohon pertolongan dan perlindungan-Nya, sampai pada akhirnya saya berhasil menghalau roh-roh jahat tersebut pergi dari hadapan saya!

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, saya pergi mengunjungi sahabat-sahabat saya di tepi pantai. Ketika para nelayan Creole itu melihat kedatangan saya dari jauh, mereka menjadi panik dan ketakutan sekali. Sambil berteriak-teriak keras mereka memunguti batu-batu untuk melempari diri saya. Selain itu mereka juga menggunakan potongan-potongan ranting pohon yang besar untuk menghalau saya pergi dari sana!

Pada saat itu untuk pertama kalinya saya menyadari kemampuan saya untuk bisa melihat semuanya melalui terang sinar pandangan mata yang berbeda!

Tiba-tiba saja, seolah-olah saya bisa ‘membaca’ pikiran-pikiran mereka! Dan yang lebih menakjubkan lagi, saya mampu melihat ke alam roh yang menguasai atmosfir daerah pantai Tamarin Bay. Di sana saya menyaksikan kuasa-kuasa kegelapan sudah berhasil mengelabui, membelenggu, menguasai dan mempengaruhi kehidupan mereka.
Penuh ketakjuban saya bertanya kepada Tuhan: “Apakah yang terjadi pada diriku? Mengapa sekarang aku bisa melihat hal-hal seperti ini? Tuhan, aku tidak ingin terlibat di dalamnya.”
Sekali lagi Ia menjawab: “Ian, sekarang engkau mempunyai kemampuan untuk melihat mereka dengan terang sinar pandangan mata yang baru.”

PULANG KE KAMPUNG HALAMAN

[img]http://1.bp.blogspot.com/_cK_2AFqCo38/SZqBz93BqmI/AAAAAAAAARI/0yWXfTWkTUc/s320/NewZealand.jpg[img]

“Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.’ (Lukas 8:39)
Sesuai dengan rencana mula-mula, pada hari yang sudah ditentukan, saya terbang meninggalkan pulau Mauritius menuju ke kota Perth di Australia.

Di sepanjang perjalanan yang amat jauh itu, kejadian ajaib yang saya alami pada saat kematian saya tersebut selalu terbayang di dalam benak pikiran saya. Semua kenangan yang mengerikan, mengharukan, mengesankan, maupun yang menakjubkan, mendorong diri saya untuk terus berdoa kepada Tuhan. Di dalam pesawat selama perjalanan di udara tak henti-hentinya saya bercakap-cakap dengan Dia.

Masih tiga minggu lamanya saya melewatkan waktu di Australia, di kota-kota Perth, Melbourne dan Sydney, sebelum meneruskan perjalanan saya pulang kembali ke kampung halaman saya di New Zealand.

Selama itu saya bisa merasakan perubahan-perubahan drastis yang terjadi pada pribadi saya, begitu juga pada pola kehidupan saya secara keseluruhan. Hal-hal yang dahulu tampak begitu penting, mendadak menjadi tidak berarti lagi bagi saya. Keinginan-keinginan untuk mengejar dan meraih segala sesuatu yang masih bersifat keduniawian menjadi lenyap tak berbekas!

Kejahatan-kejahatan di balik kebiasaan-kebiasaan yang dahulu selalu saya kerjakan mendadak tampak nyata sekali. Seolah-olah melalui terang sinar pandangan mata-Nya, mata hati nurani saya menjadi peka akan dosa-dosa yang mau-tak-mau selalu tersembunyi di belakangnya.

Pergaulan-pergaulan yang bebas, perzinahan, konsumsi minuman-minuman alkohol yang berlebih-lebihan, kecanduan akan rokok, ganja dan opium, … saya sadari sekarang adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus segera saya tinggalkan.

Bahkan yang paling menakjubkan, kefanatikan saya semenjak kanak-kanak akan olahraga-olahraga laut seperti: surfing dan diving, tiba-tiba saja menghilang tiada berbekas. Seakan-akan ‘passion’ tersebut sudah dicabut ke luar oleh-Nya secara supranatural, lenyap dari dalam kehidupan saya untuk selama-lamanya.

Begitu juga hati dan pikiran saya, … selalu dipenuhi oleh hadirat-Nya di manapun saya berada. Hasrat untuk berdoa dan berkomunikasi dengan-Nya semakin hari menjadi semakin bertambah besar. Mengenakan ‘headphone’ untuk menikmati lagu-lagu generasi muda pada masa itu yang ditawarkan di dalam pesawat selama perjalanan di udara juga tidak berhasil mengalihkan pikiran saya dari-Nya.

Mungkin suatu gejala hidup yang biasanya hanya bisa dihayati oleh orang-orang yang sedang dimabuk cinta.
Penuh keheranan saya berkata: “Tuhan, mengapa aku selalu memikirkan Engkau saja? Apakah sebenarnya yang terjadi, sehingga seluruh kehidupanku menjadi berubah seperti ini, seolah-olah semuanya telah Engkau ambil alih!”
Ketika itu saya mendengarkan sebuah lagu baru yang pada masa itu sedang menguasai penjualan pasaran musik sekuler di seluruh dunia: ‘Down Under’, yang dibawakan oleh pop-grup asal Australia: ‘Men at Work’.

Irama merdu lagu tersebut tiba-tiba diatasi oleh suara seseorang yang berkata: “Ian, engkau adalah seorang ‘Re-born Christian’.”
Istilah ‘Re-born Christian’ tidak pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga tidak mengerti makna perkataan itu!

Di Bandara Auckland kedua orang tua saya datang untuk menjemput saya. Mereka merasa takjub sekali melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya, terutama sikap saya sebagai seorang anak terhadap mereka!
Ketika mendengar secara ringkas kisah yang saya alami di pulau Mauritius pada malam yang amat mengerikan tersebut, ibu saya menangis tersedu-sedu. Ia menjelaskan, bahwa saya baru saja mengalami suatu fenomena kristiani yang disebut: ‘Born Again’ (Kelahiran Baru), suatu istilah lain yang mempunyai arti yang sama dengan ‘Re-born’.

Di dalam perjalanan tersebut untuk pertama kalinya saya mendengar, bahwa pada detik-detik yang sama menjelang kematian saya di pulau Mauritius, ibu saya di New Zealand juga menerima suatu visi dan wahyu yang ajaib dari Tuhan. Di sana ia melihat tubuh saya terbaring tertelentang menatap ke atas dengan mata yang terbelalak lebar. Kedua-duanya berwarna merah darah memancarkan rasa takut yang amat mengerikan hatinya.
Pada saat itu juga ia mendengar suara Tuhan memerintahkan kepadanya untuk segera memanjatkan doa peperangan bagi keselamatan hidup saya!

Oh, … hati saya merasa terharu sekali! Keterangan yang diberikan olehnya memperkokoh kebenaran peristiwa yang telah saya alami tersebut! Bahkan berhasil mengusir segala keraguan-keraguan di dalam hati yang masih sering dipergunakan oleh Iblis untuk mengganggu pikiran-pikiran saya.

Ayah saya, seorang yang masih belum percaya, ikut merasa takjub melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya. Anak laki-lakinya menjadi seorang Kristen yang sudah ‘lahir baru’? Tentu sesuatu hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Sampai di rumah, saya melihat kamar saya sedikitpun tidak berubah susunannya seperti ketika saya pergi meninggalkannya dua tahun yang lalu, … tampak rapih dan bersih sekali. Plakat-plakat raksasa yang menggambarkan adegan-adegan surfing dan diving, begitu juga panorama-panorama keindahan pantai-pantai laut yang terkenal di dunia masih tetap tertempel menghiasi dinding-dindingnya.

Memandang sekeliling ruang tersebut hati saya merasa terharu sekali. Dua tahun yang lalu saya meninggalkannya sebagai seorang pemuda yang mempunyai hasrat amat besar untuk bisa menikmati semua kebebasan-kebebasan hidup yang ditawarkan oleh dunia kepada saya.

Tetapi sekarang saya berada di dalam kamar yang sama, bukan sebagai Ian McCormack yang dulu lagi, melainkan yang sudah lahir baru, … yang sudah mampu melihat segala sesuatu dengan terang sinar pandangan mata yang baru!

KEBENARAN FIRMAN TUHAN

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Bible

“Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemui padang rumput.” (Yohanes 10:9)

Malam pertama ketika saya masih beristirahat di dalam kamar, tiba-tiba saya terjaga dari tidur di tengah malam buta dengan keringat-keringat dingin yang bercucuran membasahi seluruh tubuh saya.
Duduk di tepi tempat tidur dengan hati gundah saya berseru kepada-Nya: “Tuhan, … mengapa hatiku merasa gelisah sekali? Katakanlah apa yang harus kulakukan sekarang?”
Saat itu juga Ia memerintahkan: “Ian, sekarang sudah tiba waktunya bagimu untuk membaca dan mempelajari isi Alkitab.”

Setelah meminjam dari ayah saya, malam itu saya mulai membacanya. Ternyata dalam waktu enam minggu, saya berhasil mempelajari segenap isi firman Tuhan dari halaman yang pertama sampai halaman yang terakhir.
Selama itu saya tidak pernah mau berpisah darinya. Ke manapun saya pergi, buku itu selalu berada di dalam genggaman tangan saya.

Ibu saya menjadi kuatir melihat tingkah laku saya, karena semenjak menetap di rumah lagi, saya gemar sekali menyendiri. Pada suatu hari ia menegur saya: “Ian, apakah engkau akan terus menghindari ajakan-ajakan sahabat-sahabatmu untuk pergi ke luar bersama mereka di malam minggu?”

Jawaban yang saya berikan membuat air matanya mengalir turun membasahi pipi-pipinya: “Mama, yang terpenting bagiku sekarang adalah kebenaran firman Tuhan. Aku ingin mengetahui, siapakah Dia yang sudah menciptakan alam semesta ini? Aku ingin mengenal dan menelusuri segala rencana-rencana-Nya, karena aku sudah berjanji kepada Tuhan, bahwa mulai saat pertemuanku dengan-Nya itu, aku akan hidup sesuai dengan kehendak-kehendak-Nya.”

Saya tahu, jawaban saya bukan hanya mengharukan hatinya saja, tetapi sudah membuat ia merasa bahagia sekali. Melalui pertobatan dan perubahan sikap hidup saya, ia mendapat kepastian, bahwa paling sedikit, permohonan doa yang dipanjatkan olehnya bertahun-tahun lamanya bagi kami sekeluarga, sebagian sudah dijawab dan dipenuhi oleh Tuhan.

Ketika membaca ayat-ayat pertama yang mengawali Kitab Kejadian, saya menjadi tertegun sekali: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, …” (Kejadian 1:1-2a)

Hati saya tersentak, karena teringat akan tempat gelap menakutkan yang pertama-tama saya ‘kunjungi’ pada detik-detik kematian saya. Saya melihat dan merasakan kepekatan atmosfir mengerikan yang menguasai daerah itu. Suatu tempat gelap gulita yang dingin sekali, yang terpisah total dari segala sumber-sumber cahaya yang saya ketahui, ... tempat yang saya ketahui dengan pasti, dihuni oleh roh-roh yang amat jahat! Nyaris sekali saya dihukum di sana, di tengah-tengah mereka, terasingkan dari kasih karunia Tuhan untuk selama-lamanya!
“… dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, …” (Kejadian 1:2b-4a)

Kembali saya bisa memahami pengertian ayat-ayat tersebut. Sinar terang itu bukan hanya baik saja, tetapi baik sekali! Bahkan berdasarkan kejadian-kejadian yang saya alami sendiri, … sinar itu luar biasa baiknya!
“… lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.” (Kejadian 1:4b)

Saya juga segera bisa memahami makna ayat tersebut! Terang itu sama sekali terpisah dari gelap! Saya telah melihat, bahkan mengalaminya sendiri! Dan kedua tempat yang amat kontras tersebut dihubungkan oleh sebuah terowongan sinar yang amat panjang. Melalui lorong itulah saya sudah bertemu dengan Tuhan, Sumber Cahaya Yang Mahadahsyat, Pencipta segenap alam semesta ini!

Ketika saya membaca keempat Injil Perjanjian Baru, saya segera mengenali ciri-ciri karakter Tuhan Yesus Kristus melalui ajaran-ajaran-Nya yang diabadikan di sana. Ajaran yang selalu berpusat pada KASIH.

Begitu juga keajaiban-keajaiban yang sudah Ia lakukan selama masa-masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia. Saya bisa menghayatinya, karena banyak sekali tindakan-tindakan-Nya yang penuh kasih, yang dikisahkan di sana, pernah saya alami sendiri pada malam bersejarah tersebut. Rasul Yohanes mencatat di dalam Injil pernyataan Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12)

Membaca tentang pengampunan dosa dan kasih karunia yang Tuhan berikan secara cuma-cuma kepada semua umat yang dari semula sudah dipilih oleh-Nya, air mata saya mengalir bercucuran tak terkendalikan lagi.
Lebih dari 14 tahun lamanya saya tidak pernah menangis seperti itu. Tangisan yang berlangsung lama sekali, yang meluapkan ke luar segala masalah, persoalan, penderitaan, kekecewaan, kepahitan dan lain sebagainya, yang tanpa saya ketahui … semenjak dahulu selalu terpendam dan tersembunyi di dalam hati saya.
Seakan-akan melalui kuasa Roh Kudus, Tuhan sedang membebaskan diri saya dari belenggu-belenggu ikatan dosa yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.

Rasul Paulus menulis di Roma 10 ayat ke-13: “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”

Ayat itu mengingatkan saya akan penglihatan yang terjadi di dalam ambulans, di mana melalui pertolongan Tuhan sendiri saya menerima kesempatan yang pertama untuk bisa berdoa dan memanggil nama-Nya. Hanya oleh karena berkat kasih karunia Tuhan yang tidak terbatas saja, saya berhasil menerima kesempatan yang ajaib dan luar biasa tersebut!

Selain itu saya juga bisa menghayati perasaan rasul Yohanes! Ketika membaca kitab Wahyu, saya yakin, pertemuannya dengan Tuhan Yesus Kristus yang digambarkan olehnya di sana, meskipun tidak sama persis, sangat identik dengan pertemuan yang saya alami pada saat kematian saya.

Rasul Yohanes melukiskannya: “Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.” (Wahyu 1:13-14)

Begitu juga pengertian ayat-ayat yang ditulis olehnya: “Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” (Wahyu 22:1-2)
Gambaran kesejahteraan dan keindahan sebuah planet baru yang tertera di dalam kitab tersebut adalah detil-detil panorama planet yang sama, yang telah saya saksikan di balik lubang besar terbuka yang saya ketahui dengan pasti, adalah tempat yang disediakan oleh Tuhan bagi mereka yang mengasihi-Nya!

Suatu tempat yang abadi, di mana pada suatu saat saya dan semua umat Tuhan lainnya, yang sudah ditebus dan diselamatkan oleh-Nya, akan hidup bersama-sama diliputi oleh kedamaian dan sukacita di bawah naungan kasih Tuhan yang tiada batasnya.

Saya yakin sekali, pengalaman yang saya uraikan di dalam buku ini adalah bukti kenyataan kasih karunia dan janji-janji Allah yang harus saya bagikan kepada setiap orang. Dialah yang mengutus saya untuk memberitakannya ke seluruh dunia, ... mengenai keberadaan-Nya, bahkan keberadaan sorga dan neraka!

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:43 am

Allah mengasihi kita semua, dan Ia ingin agar semua orang tidak binasa, melainkan beroleh kehidupan yang kekal.
Dan saya juga yakin sekali, dalam waktu dekat saya akan berjumpa lagi dengan-Nya, muka dengan muka! Hanya kali ini ... saya akan selalu menikmati kasih-Nya, dan juga kehidupan abadi yang sudah diperlihatkan oleh-Nya kepada saya.
Jadi ... bukan hanya mendapat kesempatan untuk menatap KEABADIAN itu SEKILAS saja!
Haleluya! Amin!

PENUTUP: NUBUATAN DIGENAPI

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Sekilas_Cover

“Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.” (Kisah Para Rasul 26:16)

Tuhan menawarkan pilihan kepada Ian McCormack untuk kembali ke dunia dengan tujuan, agar orang-orang yang tidak terhitung banyaknya yang dilihat olehnya di dalam visi pada saat kematiannya, menerima kesempatan untuk mendengar nama Tuhan melalui pelayanan yang akan dipercayakan kepadanya.

Semenjak pulang kembali ke tanah airnya pertengahan tahun 1982 Ian bekerja untuk kakaknya, Sharon, yang mengusahakan hasil-hasil pertanian dan perternakan di sebuah desa yang bernama Okorire.
Awal tahun 1983 ia mendengar panggilan Tuhan untuk meninggalkan semuanya, dan memulai pekerjaannya di ladang Tuhan. Tetapi untuk pelayanan yang sudah bertaraf antarbangsa seperti sekarang ini, Ian harus sabar menunggu selama lima tahun!

Pertama-tama Tuhan mengirim Ian untuk bergabung dengan sebuah grup pelayanan misi di kota Hamilton yang bernama: ‘Go Team’. Setahun kemudian ia menjadi anggota grup ‘Anastasis’, sebuah tim misi lainnya yang berada di bawah naungan ‘YWAM’ (Youth With A Mission), sebuah kelompok muda-mudi Kristen internasional yang terbesar di dunia. Bersama mereka Ian pergi melayani ke negara-negara kepulauan di dekat New Zealand, seperti Fiji, Samoa, New Caledonia dan Tonga.

Pada tahun 1985 ia pergi bersama YWAM melayani ke Singapore. Bermarkas di Calvary Charismatic Church Singapore, Ian mengabarkan Injil ke daerah-daerah terpencil di negara-negara Asia Tenggara, bahkan sempat hidup selama setahun di antara para pengayau pulau Kalimantan untuk mengabarkan Injil kepada mereka.
Di Singapore Ian bertemu dengan kekasih hatinya, Jane Stephens, seorang gadis sepelayanan yang berasal dari Canada.

Awal tahun 1988 Ian mengajak Jane pulang ke kampung halamannya di New Zealand. Selama beberapa bulan mereka menetap di sana sambil merancangkan persiapan-persiapan bagi upacara pernikahan mereka yang akan diselenggarakan di Vancouver, Canada, kota asal Jane.

Tetapi beberapa minggu sebelum hari keberangkatan mereka ke sana, Ian menerima sebuah undangan. Pada suatu malam Pertemuan Para Petani di kota Hamilton, ia diminta oleh penduduk setempat untuk memberikan penyajian mengenai kesaksian hidupnya yang ajaib tersebut.

Di tempat itulah Tuhan memulai penggenapan semua rencana-rencana-Nya bagi kehidupan Ian, sesuai dengan nubuatan yang diucapkan oleh-Nya sendiri!
Tak pernah terduga oleh Ian, bahwa peristiwa menakjubkan yang sudah mengubah hidupnya secara drastis tersebut akan membawanya pergi mengelilingi dunia lagi. Hanya sekarang perjalanan itu mempunyai alasan dan tujuan yang amat berbeda!

Kali ini ia pergi bukan untuk memuaskan keinginan hatinya sendiri, melainkan untuk menyenangkan hati Bapa di sorga, … untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus ke seluruh dunia melalui kisah nyata yang dialami olehnya.
Ternyata pelayanannya yang bertaraf antarbangsa itu diawali oleh sebuah video kesaksian yang direkam secara spontan pada malam hari itu. Hasilnya dilipat-gandakan dan dibagi-bagikan secara bebas oleh orang-orang yang sudah terjamah hidupnya setelah mendengarkan kisah nyata yang dialami oleh Ian pada saat kematiannya. Pengalaman yang amat mengesankan itu diceriterakan olehnya dengan penuh ketrampilan, … penuh urapan dan ‘kuasa’ Roh Kudus.
Malam itu suatu hal yang tak terduga sebelumnya telah terjadi! Untuk pertama kalinya Ian menyadari, bahwa penyajian kisah petualangan dan pertobatannya tersebut bisa mempengaruhi dan mengubah kehidupan orang-orang yang mendengarkannya. Ia melihat sendiri hasilnya, bagaimana mereka bersedia untuk bertobat pada saat itu juga, dan seperti yang sudah dialami olehnya sendiri, hidup mereka secara instan diubahkan oleh kasih karunia Tuhan untuk selama-lamanya!

Selain itu video amatiran yang direkam di sana juga telah mengakibatkan gelombang-gelombang pertobatan hidup yang terjadi di mana-mana. Kisah luar biasa mengenai perjalanan, penderitaan, perjuangan, pengampunan, penyelamatan dan pembaharuan hidup anak muda yang hilang ini tersebar luas ke seluruh dunia dalam waktu yang amat singkat, terutama di negaranya sendiri: New Zealand, dan juga di negara-negara lainnya seperti: Australia, Canada dan England.

Ia teringat akan visi yang diperlihatkan oleh Tuhan kepadanya, di mana ia menyaksikan tak terhitung banyaknya jumlah orang-orang yang berdiri berdesak-desakan di belakang ibunya. Begitu banyak jumlahnya, sehingga wajah-wajah mereka tidak bisa dikenali lagi, ... lenyap tertelan oleh jarak dan kegelapan yang ada di belakang mereka, membuat mereka semua tampak seperti butir-butir pasir di tepi pantai saja!

Ia juga teringat akan pernyataan Tuhan kepadanya pada saat itu: “Ian, jika engkau tidak pulang kembali, banyak sekali dari orang-orang yang engkau lihat di sana tidak akan pernah memasuki rumah-Ku untuk mendengar nama-Ku.”
Ternyata malam bersejarah di kota Hamilton itu merupakan awal penggenapan nubuatan Tuhan Yesus Kristus atas kehidupan dan pelayanan Pastor Ian McCormack!

Ian dan Jane menikah di Canada bulan September 1988. Sekarang mereka sudah dikaruniai tiga orang anak. Semenjak awal tahun 1989 mereka menetap dan melayani di New Zealand, di mana pada tahun 1991 Ian dilantik menjadi seorang pendeta di gerejanya.

Lebih dari 10 tahun lamanya Ian dan keluarganya berkelana ke seluruh dunia, memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus melalui kesaksiannya yang amat unik tersebut.

Semenjak tahun 1993, tanpa mengenal lelah, mereka sekeluarga pergi ‘mengembara’ dari benua ke benua, negara ke negara, kota ke kota, bahkan dari gereja ke gereja. Mereka hidup dengan iman, … penuh keyakinan, bahwa Tuhan akan memelihara dan mencukupi kebutuhan mereka, di mana pun mereka berada.

Mulai bulan Agustus 2007 mereka sekeluarga pindah ke England untuk bermukim di sana. Bermarkas di kota London, ia akan meneruskan pelayanannya ke seluruh dunia, ke mana Tuhan berkenan mengirim dia untuk melayani umat-Nya. Tidak ada gereja-gereja yang terlampau ‘kecil’ atau ‘tak berarti’ baginya, di mana oleh karenanya ia tidak bersedia untuk datang melayani di sana. Ia tidak pernah memandang bulu!

Kesaksian hidup Ian McCormack sudah dikaryakan dua kali secara professional dalam bentuk documentaries. Video atau DVD kesaksiannya bisa didapatkan secara cuma-cuma di beberapa kota di Australia dan New Zealand, atau paling sedikit dijual murah sekali di gereja-gereja, hanya sebagai pengganti ongkos harga sekeping DVD kosong belaka. Usaha-usaha pelayanan itu dibiayai oleh badan-badan misi dengan bantuan keuangan dari beberapa sponsors setempat.

Dari tahun ke tahun banyak sekali websites dan acara-acara televisi kristiani di dunia yang menampilkan kisahnya. Bersama berlalunya waktu, Tuhan juga mengirimkan banyak sekali volunteers di bidang-bidang yang diperlukan oleh Ian untuk membantu dan melengkapi pelayanannya di ladang Tuhan.

Jika Anda mempunyai hasrat untuk mengundang Pastor Ian McCormack datang melayani di gereja Anda sebagai seorang tamu pembicara, silahkan menghubungi hamba Tuhan ini melalui website pribadinya: http://www.aglimpseofeternity.org/. Di sana Anda bisa mempelajari semua jadwal perjalanannya sepanjang tahun, bahkan tahun yang berikutnya.

Apabila kesaksian hidup hamba Tuhan ini sudah berhasil memberkati, bahkan menguatkan iman Anda, lalu Anda berhasrat untuk membagikannya kepada orang lain yang Anda tahu ... sedang membutuhkannya, selain mereka bisa membaca bagian terbesar kisah tersebut melalui blog ini, Anda juga bisa memberikannya dalam bentuk hardcopy kepada mereka yang kurang menyukai internet.
Kisahnya yang lengkap bisa Anda baca di dalam buku ‘Sekilas dari Keabadian’ - Sebuah Kisah Nyata Ian McCormack, yang menjelang akhir tahun 2008 sudah diterbitkan di Indonesia.

DOA PERTOBATAN

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Jesus_Thorn

‘Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! “Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?” “TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” Sela’ (Mazmur 24:9-10)

Jikalau Anda mempunyai keinginan untuk mengenal Kristus dan mau menjadikan Dia Tuhan, Raja dan Juruselamat di dalam kehidupan Anda, Anda harus Lahir Baru terlebih dahulu. Keputusan itu adalah suatu tindakan bebas yang harus timbul dari kesadaran hati kita sendiri, dan harus keluar dari lubuk hati kita yang terdalam, di mana kita mengundang Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalamnya.

Melalui kuasa Roh Kudus, sesuai dengan janji Tuhan yang tidak pernah berubah sampai selama-lamanya, Alkitab menjamin, bahwa “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih” (Kolose 1:13).

Apabila Anda bersedia melakukannya, diri dan pribadi Anda PASTI akan diubahkan oleh-Nya, seperti yang sudah terjadi di dalam kehidupan Pastor Ian McCormack, dan juga melalui kesaksian-kesaksian sejati banyak pengikut-pengikut Kristus yang lain.

Kita tidak perlu ‘harus’ mengalami peristiwa mengerikan yang mirip seperti peristiwa yang sudah dilalui oleh Ian di pulau Mauritius pada malam bersejarah tersebut, untuk akhirnya memutuskan diri kita menjadi pengikut-pengikut Kristus.
Karena tidak setiap orang menerima kesempatan yang kedua seperti dia. Banyak orang mengeraskan hati mereka, menolak tawaran-tawaran keselamatan hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, dan ternyata … sesudahnya, mereka tidak pernah menerima kesempatan itu lagi.

Kasus Ian sangat berbeda! Selain ia memang sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil-Nya ke seluruh dunia, Ian juga menerima kesempatan yang baru oleh karena kesetiaan ibunya yang tidak pernah mau menyerah untuk berdoa bagi keselamatan hidupnya.

Apakah Anda yakin ada anggota-anggota keluarga Anda, sahabat-sahabat Anda, atau orang-orang lain yang bersedia melakukan hal yang sama seperti ibu Ian bagi Anda?

Jika tidak, Pastor Ian McCormack menganjurkan kepada Anda untuk memutuskannya sekarang juga.

Ingatlah akan anjuran ibu Ian kepadanya sepanjang masa pertumbuhannya: “Ian, apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”

Nasihat itu memang beralasan sekali, patut diterima dan dipraktekkan oleh semua orang. Karena doa yang mempunyai khasiat besar, harus keluar dari lubuk hati manusia yang paling dalam. Hanya doa yang berasal dari dalam hati saja yang mempunyai makna sejati di hadapan hadirat Tuhan.

Pastor Ian McCormack mengajak Anda untuk memanjatkan doa bersama-sama dengannya. Ucapkanlah kalimat-kalimat di dalam doa pertobatan di bawah ini dengan tulus, … dari lubuk hati Anda yang paling dalam:
Bapa di sorga,

Aku percaya, Anak-Mu Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku. Aku percaya, Ia sudah bangkit kembali, naik ke sorga, dan duduk di sebelah kanan-Mu.

Bapa, aku mengakui dosa-dosaku dan berjanji akan meninggalkan semua itu. Ampunilah aku, seperti aku juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku.

Bersihkanlah diriku, agar aku menjadi putih seperti salju. Kuduskanlah aku dengan kuasa darah-Nya.
Terima kasih, karena Engkau sudah mengaruniakan Roh-Mu yang kudus kepadaku. Dengan iman aku sudah menerimanya.

Aku berjanji, mulai saat ini aku hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Dan aku akan selalu mengikuti langkah-langkah-Mu.
Bapa, aku berikan seluruh hidupku kepada-Mu. Engkaulah Tuhan dan Penebus hidupku.
Semua ini kupanjatkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku sampai selama-lamanya.

Amin!

Jika Anda mengucapkan doa tersebut dari dalam lubuk hati Anda, maka Anda baru saja ‘Lahir Baru’. Karena sekarang Kristus sudah bersemayan di dalam hati dan kehidupan Anda. Percayalah, Anda akan segera merasakan perbedaan yang akan terjadi di dalam kehidupan Anda! Seperti Ian, Anda akan melihat segala-galanya dengan terang sinar pandangan mata yang baru, pandangan mata-Nya, pandangan mata sorgawi!

Selain itu hati Anda akan selalu dipenuhi oleh kasih-Nya yang membakar kerinduan untuk melihat anggota-anggota keluarga Anda juga mengalami kelahiran baru.

Siapa tahu, kali ini adalah tugas Anda untuk menjadi pendoa syafaat bagi pertobatan mereka, seperti tugas yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada ibu Ian bagi keselamatan Ian McCormack dan seluruh keluarganya?
Terpujilah nama Tuhan, karena besar kasih-Nya, dan juga … karena kesabaran-Nya yang luar biasa! Haleluya!

Amin!

John Adisubrata
Januari 2008
Diolah kembali: Februari 2009



Last edited by Linglung on Tue 12 Jul 2011, 10:54 am; edited 1 time in total

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 10:52 am

DOMBA BERTARING SERIGALA wrote:A CONFESSION : BY CORINELIA

“RUNTUHNYA KEKRISTENAN KU”
Kristianian, Berpikir kritis dong!!!

ini pertanyaanku dari dulu, yang akhirnya meruntuhkan diriku yang dulu pernah mengaku sebagai seorang “KRISTEN”; pertanyaan logika simpel aja: Kenapa Jesus disebut tuhan??? padahal dia lahirnya dari kemaluan seorang wanita??? berarti apa bedanya dengan kambing, monyet, dan babi??? berarti sama kayak makhluk……trus yang lucunya lagi org kristen kalo berdoa yang dipuji si yesus, padahal yesus sendiri kayak manusia, liat aja waktu perjamuan terakhir, yesus menjamu sekaligus minum anggur. apa iya tuhan makan dan minum anggur??? brati sama kayak gw dulu. Yesus, brati lu ma gw sama, sama2 doyan minum anggur ampe, mabok gak tuh???? wah kalo udah mabok, ngomongnya kaya orang yang gila dong….masa tuhan mabok…kayak gw dulu aja dong!!! lagi2, Yesus, kita sama, sama2 pernah mabok….

knapa kok yg sering disebut tuhan elu sih, Sus, bukanya bapak lu, emak lu, ama kakek lu, ama oma opa lu yg laen, kan mreka lebih dulu ada!!!.

terus, gimana kalo dibandingin sama Adam, kenapa dia gak di bilang Tuhan aja??? padahalkan dia lebih hebat dari Yesus, bayangin aja kalo yesus kan gak punya bapak, tapi punya ibu, tapi kalo Adam jangankan bapak, ibu juga gak punya…coba tuh klo bgitu, kenapa gak disebut Tuhan Adam aja….?????

trus ini yg bner2 lucu, org kristen kalo doa selalu menghadap ke patung Yesus yg di salib…wah aneh…dia aja posisinya lagi disalib, hampir telanjang lagi….hampir2 anunya kliatan (wah coba kalo dulu Yesus matinya disalib sambil ditelanjangin bulet, wah tentunya bakal lucu banget)….trus, apa iya orang yg disalib bisa nolong orang, jangankan dalam bentuk patung, waktu lagi belum mati aja, yesus di cambuk, dipaku dan di salib cuman diem aja merintih, masa tuhan di gituin diem aja….

trus, kayaknya lucu deh kalo yesus itu tuhan. mengapa??? pertama, yesus lahir dari rahim seorang induk sama seperti kita, anjing, babi, dan monyet dan mamalia. Konsekuensinya, kalau manusia dianggap tuhan pasti ia akan terhubung dengan sisilah kekerabatan. misalnya, yesus kan punya ibu, trus ibunya kan punya saudara, misalnya paman, bibi dan ponakan, berarti (secara common sense) mereka boleh dong disebut sebagai pamanya tuhan, bibinya tuhan, dan keponakannya tuhan, bahkan kalo mereka punya anak atau cucu berarti boleh dong kalo mereka disebut keturunan tuhan atw saudaranya tuhan…WAH GIMANA INI???? Jadi kacau semuanya…

trus yg anehnya dulu kalo gw pratiin (gw pernah ngaku org kristen dulu) gambar2 yesus kok gak ada yg sama, bayangin deh, ada gambar yesus matanya biru rambutnya pirang dan kriting badannya putih persis kayak org bule, padahal yesus kan org Ibrani (emang org ibrani dulu wajahnya gak kaya gitu???), slaen itu ada juga gambar yesus yg matanya hitam ada juga rambutnya hitam dan lurus, juga ada versi rambut pirang dan lurus, lalu ada versi badannya agak coklat (bukankah org2 gurun mang smestinya agak coklat, bukan putih, kok ada yg ngegambar putih???? aneh!!!) wah, apa jangan2 yesus itu cuma imajinasi org2 aja ya?? misalnya kalo digambar org buleh jadi putih kulitnya, pirang rambutnya. trus, kaloyg gambar orang cina, berati matanya sipit dong, klo yg gambar orang indonesia, berarti idungnya pesek, kulitnya sawomatang terus cebol dong. Brati kalo yg gambar org ambon atw papua atw afrika brati kulitnya item dong….knapa gak dibuat aja versi yg kayak gitu???? macem2 aja, tuhan kok dipersonifikasikan kayak org aja kayak ketoprak dong…

trus menurut kata keyakinan Kristen, yesus ditakdirkan datang untuk menyelamatkan ummatnya. apa iya??? berarti semua kisah yesus cuma sandiwara aja dong!!! berarti orang yahudi yg menyalib yesus boleh dibilang gak salah dong, lah wong katanya semua udah didesain tuhan buat nyelametin manusia!!!! lagipula aneh yah??? kok tuhan sih yang berkorban buat manusia! kenapa gak manusia aja yang mengabdi buat Tuhan!!! apa tuhan udah keabisan akal yah, sampe harus mati2an disalib..

lalu ini yg sering dibajak oleh orang kristen, katanya orang2 Kristen diberkati oleh tuhan melebihi sebanyak buih dilaut. Apa iya??? coba liat deh orang NTT, orang Tim-tim, orang amerika latin dll. coba bandingin dengan orang jepang dan China yg gak Kristen, kayaknya lebih kaya mereka!!! coba pikir deh, hai org Kristen!!!

saya merasa juga aneh, kenapa negara barat yang pendidikannya udah maju kok mereka malah pencampakkan kristen??? coba aja liat prancis, jerman, inggris dll, mereka kalau hari minggu lebih seneng berjemur dipantai sambil bugil atw cepokan ama pasangannya dari pada ke gereja, shingga gereja jadi sepi dan cuma org jompo aja yg datang…coba bandingin dengan org2 kristen yg ada di Indonesia atw Filipina atw negara2 miskin dan pendidikannya kurang maju, justru malah lebih rajin ke gereja, tapi gak kaya2 dan gak maju2……apa ini berarti Kristen gak laku buat negara maju pendidikannya dan sekuler yah!!!! wah apa jangan2 ini gara2 ulah ajaran Kristen juga sih, gara2 galileo dan copernicus serta ilmuwan barat dulu dicekal oleh gereja. Kasian banget, gereja udah gak dipercaya lagi dan ditinggalkan!!!

trus, ini fakta sejarah, ternyata agama Kristen ini tersebar melalui kolonialisme, sama dgn yg terjadi di indonesia, ini yg smakin membuat keyakinan saya hilang terhadap Kristen. Baca buku kalo gak percaya, bagaimana dahulu org2 indian dibunuh dan dipaksa masuk Katolik oleh portugis dan spanyol, kemudian disishkan, sementara kekayaan mereka dikuras. semboyan org Kristen kan dulu 3 G; Gospel, Gold dan Glory yang berarti sama dengan; Kristenkan, ambil kekayaannya (emas/gold) lalu duduki untuk kejayaan kolonial (Glori). Bagaimana itu bisa terjadi, padahal “katanya” Jesus kan melarang membunuh, bukan hanya itu, kata Jesus mestinya kalau dita ditampar pipi sebelah, maka berikanlah pipi sebelahnya lagi, berarti seharusnya org kristenlah yg seharusnya dianiyaya, tapi ini sebaliknya, malah menganiaya org India Maya dan Aztec, serta melakukan Holocaust terhadap org yahudi. Padahal kalau org yahudi dulu gak nyalib Jesus, istilah Kristen gak akan pernah ada sampai kapanpun. Harusnya org Kristen berterima kasih sama org Yahudi, oleh sebab mereka lah, salib kemudian menjadi lambang Kristen. Wah berarti kesimpulannya, Kristen tersebar melalui Kolonialisme dong!!!! Wah, kalo si Yesus bilang kayak begitu, trus ngeliat umatnya berlaku sadis kayak gitu, kira2 Yesus marah gak yah sama org kristen???? bagaimana mungkin perkataan yg “katanya” perkataan “tuhan” kok gak diikutin sama org yg katanya ngefans sama Yesus.bagaimana ini???

hal2 seperti inilah yang sungguh2 sekarang membuat saya udah bner2 gak percaya sama kristenan saya dahulu…semakin saya pikirkan semakin dalam keraguan hingga akhirnya Kristen saya campakkan, dan saya bersumpah gak akan kembali lagi…cz buat apa percaya sama hal yg kalo dipikir malah buat orang smakin ragu……

Oleh karena itulah, wahai saudaraku yg masih Kristen, berpikirlah yg kristis terhadap ajaranmu dengan logika!! jgn logika yg rumit2 dulu deh, pake logika Common sense dulu aja yg sederhana, sebab coba pikir, kalo ternyata apa yg anda imani “si Yesus” itu ternyata bukan bahkan gak pernah menjadi tuhan..lalu Yesus memutar logika berpikir anda, mungkin dia akan bilang: “dasar Tolol kamu, masa aku dibilang Tuhan, padahal di bible pun disebutkan kalo aku ini lahir, makan, minum dan mampus (disalib lagi), knapa bukan mami ku saja yg kalian dijadikan tuhan, aku kan dilahirin sama mami…”

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t9720-a-confession-by-corinelia?highlight=corinelia

Banyak muslimer yang meninggalkan muslimnya karena merasa diselamatkan Jesus , sedangkan kristener yang meninggalkan kristennya karena ketemu kuasa kegelapan dan terpikat olehnya.

Wajah Jesus terbaru digambar oleh artis korea.

Sumber : http://b4r12y.wordpress.com/2011/01/18/gambar-neraka-dari-pelukis-korea/

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Pict-from-pit-eternally

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 11:04 am

TVRI pernnah bilang dalam iklannya banyak yang ditawarkan bijaksanalah dalam memilih.

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Linglung Tue 12 Jul 2011, 11:23 am

DOMBA BERTARING SERIGALA wrote:A CONFESSION : BY CORINELIA

“RUNTUHNYA KEKRISTENAN KU”
Kristianian, Berpikir kritis dong!!!

ini pertanyaanku dari dulu, yang akhirnya meruntuhkan diriku yang dulu pernah mengaku sebagai seorang “KRISTEN”; pertanyaan logika simpel aja: Kenapa Jesus disebut tuhan??? padahal dia lahirnya dari kemaluan seorang wanita??? berarti apa bedanya dengan kambing, monyet, dan babi??? berarti sama kayak makhluk……trus yang lucunya lagi org kristen kalo berdoa yang dipuji si yesus, padahal yesus sendiri kayak manusia, liat aja waktu perjamuan terakhir, yesus menjamu sekaligus minum anggur. apa iya tuhan makan dan minum anggur??? brati sama kayak gw dulu. Yesus, brati lu ma gw sama, sama2 doyan minum anggur ampe, mabok gak tuh???? wah kalo udah mabok, ngomongnya kaya orang yang gila dong….masa tuhan mabok…kayak gw dulu aja dong!!! lagi2, Yesus, kita sama, sama2 pernah mabok….

knapa kok yg sering disebut tuhan elu sih, Sus, bukanya bapak lu, emak lu, ama kakek lu, ama oma opa lu yg laen, kan mreka lebih dulu ada!!!.

terus, gimana kalo dibandingin sama Adam, kenapa dia gak di bilang Tuhan aja??? padahalkan dia lebih hebat dari Yesus, bayangin aja kalo yesus kan gak punya bapak, tapi punya ibu, tapi kalo Adam jangankan bapak, ibu juga gak punya…coba tuh klo bgitu, kenapa gak disebut Tuhan Adam aja….?????

trus ini yg bner2 lucu, org kristen kalo doa selalu menghadap ke patung Yesus yg di salib…wah aneh…dia aja posisinya lagi disalib, hampir telanjang lagi….hampir2 anunya kliatan (wah coba kalo dulu Yesus matinya disalib sambil ditelanjangin bulet, wah tentunya bakal lucu banget)….trus, apa iya orang yg disalib bisa nolong orang, jangankan dalam bentuk patung, waktu lagi belum mati aja, yesus di cambuk, dipaku dan di salib cuman diem aja merintih, masa tuhan di gituin diem aja….

trus, kayaknya lucu deh kalo yesus itu tuhan. mengapa??? pertama, yesus lahir dari rahim seorang induk sama seperti kita, anjing, babi, dan monyet dan mamalia. Konsekuensinya, kalau manusia dianggap tuhan pasti ia akan terhubung dengan sisilah kekerabatan. misalnya, yesus kan punya ibu, trus ibunya kan punya saudara, misalnya paman, bibi dan ponakan, berarti (secara common sense) mereka boleh dong disebut sebagai pamanya tuhan, bibinya tuhan, dan keponakannya tuhan, bahkan kalo mereka punya anak atau cucu berarti boleh dong kalo mereka disebut keturunan tuhan atw saudaranya tuhan…WAH GIMANA INI???? Jadi kacau semuanya…

trus yg anehnya dulu kalo gw pratiin (gw pernah ngaku org kristen dulu) gambar2 yesus kok gak ada yg sama, bayangin deh, ada gambar yesus matanya biru rambutnya pirang dan kriting badannya putih persis kayak org bule, padahal yesus kan org Ibrani (emang org ibrani dulu wajahnya gak kaya gitu???), slaen itu ada juga gambar yesus yg matanya hitam ada juga rambutnya hitam dan lurus, juga ada versi rambut pirang dan lurus, lalu ada versi badannya agak coklat (bukankah org2 gurun mang smestinya agak coklat, bukan putih, kok ada yg ngegambar putih???? aneh!!!) wah, apa jangan2 yesus itu cuma imajinasi org2 aja ya?? misalnya kalo digambar org buleh jadi putih kulitnya, pirang rambutnya. trus, kaloyg gambar orang cina, berati matanya sipit dong, klo yg gambar orang indonesia, berarti idungnya pesek, kulitnya sawomatang terus cebol dong. Brati kalo yg gambar org ambon atw papua atw afrika brati kulitnya item dong….knapa gak dibuat aja versi yg kayak gitu???? macem2 aja, tuhan kok dipersonifikasikan kayak org aja kayak ketoprak dong…

trus menurut kata keyakinan Kristen, yesus ditakdirkan datang untuk menyelamatkan ummatnya. apa iya??? berarti semua kisah yesus cuma sandiwara aja dong!!! berarti orang yahudi yg menyalib yesus boleh dibilang gak salah dong, lah wong katanya semua udah didesain tuhan buat nyelametin manusia!!!! lagipula aneh yah??? kok tuhan sih yang berkorban buat manusia! kenapa gak manusia aja yang mengabdi buat Tuhan!!! apa tuhan udah keabisan akal yah, sampe harus mati2an disalib..

lalu ini yg sering dibajak oleh orang kristen, katanya orang2 Kristen diberkati oleh tuhan melebihi sebanyak buih dilaut. Apa iya??? coba liat deh orang NTT, orang Tim-tim, orang amerika latin dll. coba bandingin dengan orang jepang dan China yg gak Kristen, kayaknya lebih kaya mereka!!! coba pikir deh, hai org Kristen!!!

saya merasa juga aneh, kenapa negara barat yang pendidikannya udah maju kok mereka malah pencampakkan kristen??? coba aja liat prancis, jerman, inggris dll, mereka kalau hari minggu lebih seneng berjemur dipantai sambil bugil atw cepokan ama pasangannya dari pada ke gereja, shingga gereja jadi sepi dan cuma org jompo aja yg datang…coba bandingin dengan org2 kristen yg ada di Indonesia atw Filipina atw negara2 miskin dan pendidikannya kurang maju, justru malah lebih rajin ke gereja, tapi gak kaya2 dan gak maju2……apa ini berarti Kristen gak laku buat negara maju pendidikannya dan sekuler yah!!!! wah apa jangan2 ini gara2 ulah ajaran Kristen juga sih, gara2 galileo dan copernicus serta ilmuwan barat dulu dicekal oleh gereja. Kasian banget, gereja udah gak dipercaya lagi dan ditinggalkan!!!

trus, ini fakta sejarah, ternyata agama Kristen ini tersebar melalui kolonialisme, sama dgn yg terjadi di indonesia, ini yg smakin membuat keyakinan saya hilang terhadap Kristen. Baca buku kalo gak percaya, bagaimana dahulu org2 indian dibunuh dan dipaksa masuk Katolik oleh portugis dan spanyol, kemudian disishkan, sementara kekayaan mereka dikuras. semboyan org Kristen kan dulu 3 G; Gospel, Gold dan Glory yang berarti sama dengan; Kristenkan, ambil kekayaannya (emas/gold) lalu duduki untuk kejayaan kolonial (Glori). Bagaimana itu bisa terjadi, padahal “katanya” Jesus kan melarang membunuh, bukan hanya itu, kata Jesus mestinya kalau dita ditampar pipi sebelah, maka berikanlah pipi sebelahnya lagi, berarti seharusnya org kristenlah yg seharusnya dianiyaya, tapi ini sebaliknya, malah menganiaya org India Maya dan Aztec, serta melakukan Holocaust terhadap org yahudi. Padahal kalau org yahudi dulu gak nyalib Jesus, istilah Kristen gak akan pernah ada sampai kapanpun. Harusnya org Kristen berterima kasih sama org Yahudi, oleh sebab mereka lah, salib kemudian menjadi lambang Kristen. Wah berarti kesimpulannya, Kristen tersebar melalui Kolonialisme dong!!!! Wah, kalo si Yesus bilang kayak begitu, trus ngeliat umatnya berlaku sadis kayak gitu, kira2 Yesus marah gak yah sama org kristen???? bagaimana mungkin perkataan yg “katanya” perkataan “tuhan” kok gak diikutin sama org yg katanya ngefans sama Yesus.bagaimana ini???

hal2 seperti inilah yang sungguh2 sekarang membuat saya udah bner2 gak percaya sama kristenan saya dahulu…semakin saya pikirkan semakin dalam keraguan hingga akhirnya Kristen saya campakkan, dan saya bersumpah gak akan kembali lagi…cz buat apa percaya sama hal yg kalo dipikir malah buat orang smakin ragu……

Oleh karena itulah, wahai saudaraku yg masih Kristen, berpikirlah yg kristis terhadap ajaranmu dengan logika!! jgn logika yg rumit2 dulu deh, pake logika Common sense dulu aja yg sederhana, sebab coba pikir, kalo ternyata apa yg anda imani “si Yesus” itu ternyata bukan bahkan gak pernah menjadi tuhan..lalu Yesus memutar logika berpikir anda, mungkin dia akan bilang: “dasar Tolol kamu, masa aku dibilang Tuhan, padahal di bible pun disebutkan kalo aku ini lahir, makan, minum dan mampus (disalib lagi), knapa bukan mami ku saja yg kalian dijadikan tuhan, aku kan dilahirin sama mami…”

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t9720-a-confession-by-corinelia?highlight=corinelia

Coba perhatikan kata-kata mualaf diatas , sama persis yang dikatakan Bill Wiese dalam kunjungannya ke neraka :

Yang satunya berbeda sekali dengan mahluk tadi.. dengan duri-duri atau taji yang sangat tajam diseluruh tangannya.. arahnya tidak beraturan…dengan bentuk yang tertekuk-tekuk, tidak memiliki proporsi, tidak simetris, satu tangan lebih panjang dari tangan yang lain.. benar-benar mahluk yang sangat aneh, mengerikan, mengerikan…dan mereka semua menghujat Tuhan,… mengana mereka sangat membenci Tuhan?... Lalu mereka mengalihkan perhatiannya pada saya… dan saya merasakan kebencian yang sama juga terhadap saya, dan saya berpikir mengapa mereka membenci saya, saya tidak pernah melakukan apa-¬apa terhadap mereka.. tetapi mereka membenciku dengan kebencian yang tidak pernah saya rasakan didunia. Melampaui kemampuan manusia untuk membenci.. mereka secara mutlak membenciku….

Linglung
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 516
Reputation : 3
Points : 5831
Registration date : 2009-11-07

Back to top Go down

Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya Empty Re: Kesaksian orang-orang menemukan Tuhannnya

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum