Hai kafir,,setiap jengkal tanah dibumi ini harus jadi saksi,, Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah,, Muhammad sungguh diutus buat semue manusia didunie,,

hajar'kabeh'aswad wrote:Kagak bang,,aye kagak benci ato phobia ame ape ape,,


Sebelomnye,,

Judul ame dalilnye singkron kan bang,,??

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:Kagak bang,,aye kagak benci ato phobia ame ape ape,,


Sebelomnye,,

Judul ame dalilnye singkron kan bang,,??

Silahkan cari referensi dari hadits itu di google, nanti setelah tahu konteks dan latar belakang adanya hadits tsb. nanti kamu bisa menyimpulkan, apakah judul topik dengan dalil hadits tsb. Ok coi..........

hajar'kabeh'aswad wrote:

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:Kagak bang,,aye kagak benci ato phobia ame ape ape,,

Sebelomnye,,

Judul ame dalilnye singkron kan bang,,??

Silahkan cari referensi dari hadits itu di google, nanti setelah tahu konteks dan latar belakang adanya hadits tsb. nanti kamu bisa menyimpulkan, apakah judul topik dengan dalil hadits tsb. Ok coi..........

Menurut lo gimane bang,,?? Jangan kate google,,

Gerabah wrote:Selengkapnya teks terjemahan hadits tsb. sbb :

Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar:
Rasul Allah berkata, “Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa dan harta mereka dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.”

Mudah-mudahaan kamu tidak dihinggapi perasaan "paranoid" (takut yg tdk beralasan) terhadap Islam karena hadits ini. Apalagi mendengar kata "memerangi". Pemerintah dan masyarakat bersepakat "memerangi narkobah" yang telah merusak generasi muda. Negara siap memerangi kejahatan terorisme, Aparat penegak hukum berusaha memerangi tindak premanisme yang terjadi akhir-akhir ini. Semua itu diucapkan dalam konteks ketatanegaraan atau pemerintahan. Kalau pingin tahu konteks dari hadits tsb. silahkan cari di google, mudah-mudahan kamu mengerti maksudnya......

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:Kagak bang,,aye kagak benci ato phobia ame ape ape,,

Sebelomnye,,

Judul ame dalilnye singkron kan bang,,??

Silahkan cari referensi dari hadits itu di google, nanti setelah tahu konteks dan latar belakang adanya hadits tsb. nanti kamu bisa menyimpulkan, apakah judul topik dengan dalil hadits tsb. Ok coi..........

Menurut lo gimane bang,,?? Jangan kate google,,

Makanya sebelum mbuat thraet itu dicari dulu referensi tentang hadits itu, sambil belajar dan sekaligus tahu konteksnya. Ibarat mau maju perang itu kamu harus siap amunisinya, apa yang jadi kekuatani musuh dan apa kelemahan musuh itu harus kamu ketahui. Jangan cuma modal copasan doang...........!

hajar'kabeh'aswad wrote:

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:

Gerabah wrote:

hajar'kabeh'aswad wrote:Kagak bang,,aye kagak benci ato phobia ame ape ape,,

Sebelomnye,,

Judul ame dalilnye singkron kan bang,,??

Silahkan cari referensi dari hadits itu di google, nanti setelah tahu konteks dan latar belakang adanya hadits tsb. nanti kamu bisa menyimpulkan, apakah judul topik dengan dalil hadits tsb. Ok coi..........

Menurut lo gimane bang,,?? Jangan kate google,,

Makanya sebelum mbuat thraet itu dicari dulu referensi tentang hadits itu, sambil belajar dan sekaligus tahu konteksnya. Ibarat mau maju perang itu kamu harus siap amunisinya, apa yang jadi kekuatani musuh dan apa kelemahan musuh itu harus kamu ketahui. Jangan cuma modal copasan doang...........!

Lah itu die,,

https://murtadinkafirun.forumotion.com/t15027-adakah-umat-nabi-saw-muhammad-yg-mau-jelasin-ini

Biar kagak kayak diatas,,

Aye mangkanye mau tanya dulu,,aye sambil blajar,,sebelum aye punye ktp ntar brape bulan lagi,, Nangkep ya bang,,

Yg jelas,,abang setuju ame judul aye dulu bang,,trus kaitannye ke hadis yg aye bawa,,

Nah kalo copasan hadis,,itu banyak bang,,

Mangkanye,,kayak di thread laen,,kan abang ngelurusin,,

Itu mangkanye aye mau blajar,,

hajar'kabeh'aswad wrote:Bang,,ini yg jelas dulu,,lo dah sepakat antare judul ame dalil ?,,

Kalo iye,,baru kite lanjutin,,

Santai aje dulu,,atu atu bang,,

Aye kira kagak perlu di bawa ayat kitab palsu bang,,

Gerabah wrote:
Hadits tsb. selengakapnya sbb. :

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dari Uqail dari az-Zuhri dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai KHALIFAH (Kepala Pemerintahan islam) setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab MELAKUKAN KEKUFURAN (kejahatan) dalam negara, maka Umar bin al-Khaththab berkata kepada Abu Bakar,:

“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi mereka (orang-orang yg melakukan kekufuran-kejahatan pidana-), sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia (orang2 kufur yg memberontak, berbuat kejahatan) hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Selanjutnya Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan memerangi ORANG YANG MEMBEDAKAN antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, KALAU MEREKA MENGHALANGIKU karena KEENGGANAN mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.’

Maka Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Kahalifah Abu Bakar untuk “memerangi (mereka) Ialu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran. (Shahih Muslim No 29. Bab Kitab Iman)

Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Sebagai tambahan gw kutip beberapa ayat di bible ini buat pembanding saja,

Yosua 16:10 Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi.

Yosua 17:13 Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Roma 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Matius 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh
dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak
Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:
Hadits tsb. selengakapnya sbb. :

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dari Uqail dari az-Zuhri dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai KHALIFAH (Kepala Pemerintahan islam) setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab MELAKUKAN KEKUFURAN (kejahatan) dalam negara, maka Umar bin al-Khaththab berkata kepada Abu Bakar,:

“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi mereka (orang-orang yg melakukan kekufuran-kejahatan pidana-), sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia (orang2 kufur yg memberontak, berbuat kejahatan) hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Selanjutnya Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan memerangi ORANG YANG MEMBEDAKAN antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, KALAU MEREKA MENGHALANGIKU karena KEENGGANAN mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.’

Maka Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Kahalifah Abu Bakar untuk “memerangi (mereka) Ialu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran. (Shahih Muslim No 29. Bab Kitab Iman)

Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Sebagai tambahan gw kutip beberapa ayat di bible ini buat pembanding saja,

Yosua 16:10 Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi.

Yosua 17:13 Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Roma 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Matius 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Berarti tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat berbuat jahat sehingga harus diperangi..
Yang gue herannya dalam hadis itu tujuan memerangi itu utamanya adalah:

hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh
dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak
Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Berarti Ada tujuan yang penting dibalik tujuan memerangi orang yang jahat,yaitu mengislamkan manusia..

Gerabah wrote:

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:
Hadits tsb. selengakapnya sbb. :

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dari Uqail dari az-Zuhri dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai KHALIFAH (Kepala Pemerintahan islam) setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab MELAKUKAN KEKUFURAN (kejahatan) dalam negara, maka Umar bin al-Khaththab berkata kepada Abu Bakar,:

“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi mereka (orang-orang yg melakukan kekufuran-kejahatan pidana-), sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia (orang2 kufur yg memberontak, berbuat kejahatan) hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Selanjutnya Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan memerangi ORANG YANG MEMBEDAKAN antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, KALAU MEREKA MENGHALANGIKU karena KEENGGANAN mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.’

Maka Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Kahalifah Abu Bakar untuk “memerangi (mereka) Ialu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran. (Shahih Muslim No 29. Bab Kitab Iman)

Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Sebagai tambahan gw kutip beberapa ayat di bible ini buat pembanding saja,

Yosua 16:10 Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi.

Yosua 17:13 Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Roma 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Matius 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Berarti tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat berbuat jahat sehingga harus diperangi..
Yang gue herannya dalam hadis itu tujuan memerangi itu utamanya adalah:

hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh
dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak
Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Berarti Ada tujuan yang penting dibalik tujuan memerangi orang yang jahat,yaitu mengislamkan manusia..

Itu kesimpulan yang salah, kalau kamu katakan tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat jahat sehingga harus diperang.

Yang benar dalam konteks hadits itu adalah dalam suatu pemerintahan Islam bila terjadi pengkhianatan atas undang-undang yang berlaku oleh orang-orang siapapun mereka. mereka harus diperangi atau mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi yg tidak mau mengucapkan diperangi, sedangkan yang mau mereka aman baik harta atau jiwanya.

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:
Hadits tsb. selengakapnya sbb. :

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dari Uqail dari az-Zuhri dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai KHALIFAH (Kepala Pemerintahan islam) setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab MELAKUKAN KEKUFURAN (kejahatan) dalam negara, maka Umar bin al-Khaththab berkata kepada Abu Bakar,:

“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi mereka (orang-orang yg melakukan kekufuran-kejahatan pidana-), sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia (orang2 kufur yg memberontak, berbuat kejahatan) hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Selanjutnya Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan memerangi ORANG YANG MEMBEDAKAN antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, KALAU MEREKA MENGHALANGIKU karena KEENGGANAN mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.’

Maka Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Kahalifah Abu Bakar untuk “memerangi (mereka) Ialu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran. (Shahih Muslim No 29. Bab Kitab Iman)

Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Sebagai tambahan gw kutip beberapa ayat di bible ini buat pembanding saja,

Yosua 16:10 Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi.

Yosua 17:13 Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Roma 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Matius 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Berarti tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat berbuat jahat sehingga harus diperangi..
Yang gue herannya dalam hadis itu tujuan memerangi itu utamanya adalah:

hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh
dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak
Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Berarti Ada tujuan yang penting dibalik tujuan memerangi orang yang jahat,yaitu mengislamkan manusia..

Itu kesimpulan yang salah, kalau kamu katakan tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat jahat sehingga harus diperang.

Yang benar dalam konteks hadits itu adalah dalam suatu pemerintahan Islam bila terjadi pengkhianatan atas undang-undang yang berlaku oleh orang-orang siapapun mereka. mereka harus diperangi atau mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi yg tidak mau mengucapkan diperangi, sedangkan yang mau mereka aman baik harta atau jiwanya.

Anda mulai lupa ingatan ya, apapun alasan anda tujuan utamanya itu adalah mengucapkan syahadat .
Jika sudah syahadat artinya apa ya bung???

Gerabah wrote:Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:

Pengikut wrote:

Gerabah wrote:
Hadits tsb. selengakapnya sbb. :

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dari Uqail dari az-Zuhri dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai KHALIFAH (Kepala Pemerintahan islam) setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab MELAKUKAN KEKUFURAN (kejahatan) dalam negara, maka Umar bin al-Khaththab berkata kepada Abu Bakar,:

“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi mereka (orang-orang yg melakukan kekufuran-kejahatan pidana-), sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia (orang2 kufur yg memberontak, berbuat kejahatan) hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Selanjutnya Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan memerangi ORANG YANG MEMBEDAKAN antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, KALAU MEREKA MENGHALANGIKU karena KEENGGANAN mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.’

Maka Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Kahalifah Abu Bakar untuk “memerangi (mereka) Ialu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran. (Shahih Muslim No 29. Bab Kitab Iman)

Penjelasan lebih detail:

Hadits tsb konteksnya berkenaan dengan kejahatan orang-orang dalam pemerintahan Islam yang harus diperangi, kemudian Umar bin Khatab menandaskan kepada Khalifah Abu Bakar untuk bertindak tegas sesuai perintah Rasulullah tsb. kepada orang-orang yang beritnadk kufur (kejahatan). Kemudian dalam pemerintahan Kahlifah Umar dipertegas dengan kewajiban membayar pajak (zityah).

Islam dalam mencapai kejayaannya pada masa Rasulullah dan kekhalifaan empat sahabat dalam Pemerintahan Islam, tidak lepas dari peran orang-orang dan masyarakat (umat) yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi menegakkan hukum-hukum Allah. Mereka inilah yang berada pada barisan paling depan saat membela harga diri Islam dari serangan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan, orang-orang (kafir dan munafik) yang tidak ikut serta pada masa-masa tsb, mereka tidak diganggu dan tetap dibiarkan pada aktivitasnya sehari-hari. Dan ini membuktikan letak kesantunan Islam, mereka tidak dipaksa untuk ikut berperang, tetapi dengan catatan, orang-orang tersebut cukup membantu secara moril saja. Sebab orang kafir sendiri, jika disuruh untuk memilih antara berperang atau bayar pajak, pasti dia akan memilih bayar pajak.

Bahwa dalam kemerdekaan sebuah negara Islam, orang muslimlah yang berperang dan menghadang bahaya. Merekalah yang akan terbunuh, mengalami luka dan ditawan, sementara warganya yang kafir tidak akan mengalami hal hal seperti itu. Maka konsekuensinya, bukan hanya warganya yang kafir saja wajib membayar pajak, tapi juga yang muslim. Sebut saja sebagai pajak keselamatan nyawa. Dan bukannya ini cukup adil bukan?

Muslim membela anda, dan memelihara nyawa, darah dan kehormatan anda saat perang berkecamuk pada negeri mayoritas muslim—dengan perintah Allah— sebagai imbalan sedikit harta tsb. Anda dan keluarga anda pun juga hidup aman dalam rumah anda. Bahkan di zaman sekarang, banyak orang yang rela mengorbankan harta sebagai imbalan pemeliharaan anak-anak mereka dari berbagai bahaya.

Sebagai tambahan gw kutip beberapa ayat di bible ini buat pembanding saja,

Yosua 16:10 Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi.

Yosua 17:13 Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Roma 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Matius 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Berarti tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat berbuat jahat sehingga harus diperangi..
Yang gue herannya dalam hadis itu tujuan memerangi itu utamanya adalah:

hingga mereka mengucapkan, “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah‘, maka sungguh
dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak
Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.

Berarti Ada tujuan yang penting dibalik tujuan memerangi orang yang jahat,yaitu mengislamkan manusia..

Itu kesimpulan yang salah, kalau kamu katakan tujuannya tetap untuk mengislamkan manusia, atau siapa yang murtad dianggap berbuat jahat sehingga harus diperang.

Yang benar dalam konteks hadits itu adalah dalam suatu pemerintahan Islam bila terjadi pengkhianatan atas undang-undang yang berlaku oleh orang-orang siapapun mereka. mereka harus diperangi atau mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi yg tidak mau mengucapkan diperangi, sedangkan yang mau mereka aman baik harta atau jiwanya.

Anda mulai lupa ingatan ya, apapun alasan anda tujuan utamanya itu adalah mengucapkan syahadat .
Jika sudah syahadat artinya apa ya bung???