Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 103 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 103 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
+3
agus
Yishmael Avrahami
Tom Jerry
7 posters
Page 1 of 1
Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Salam sejahtera dalam kasih YESUS,
Baru-baru ini di bulan Maret 2011 terjadi bencana Tsunami di Jepang yang sangat dahsyat… Mungkin ini adalah bencana Tsunami terdahsyat No.2 setelah Aceh dari segi jumlah korban… Korban tewas akibat Tsunami Jepang 2011 diperkirakan 20.000 jiwa lebih (mayoritas orang Jepang yang duniawi), sedangkan korban tewas akibat Tsunami Aceh 2004 diperkirakan 200.000 jiwa lebih (mayoritas Muslim, umat Islam warga Serambi Mekah). Jadi, Tsunami Jepang yang kata orang DAHSYAT itu masih 1/10-nya Tsunami Aceh.
Bencana Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.
Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman moderen.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain.
Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dasyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia.
Berikut ini aku salin dari buku harianku dari tahun 2005 lalu :
“Tadi pagi aku mendengar kisah yang menggetarkan dari tanteku. Beliau adik perempuan ibuku, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah di sini. Kisah itu terlalu mengguncangkan sampai aku merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menuliskannya di sini. Beliau berkisah tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu.
Kisah ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya Tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Para netter yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk mempostingkannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang dikisahkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:1-4)
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas.
Mereka adalah warga kota, tua-tua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya di sini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaan-Nya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah hatimu, hai anak-Ku. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan nama-Ku dari negeri mereka, tidak akan luput dari murka-Ku yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal di sana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tangan-Ku!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “Sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Begitulah intisari kisah tanteku itu. Aku termangu-mangu, teringat pada peristiwa kebinasaan kota Sodom dan Gomora di mana Tuhan juga menyuruh semua orang percaya (keluarga Lot) keluar dari kota itu sebelum bencana itu terjadi.
Lalu aku bertanya kepada beliau dari mana tahu kisah itu. Tanteku mengatakan bahwa pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, memberikan kesaksian kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja di mana tanteku beribadah, di Pekan Baru.
Aku tidak tahu kebenaran kisah tanteku itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah berkisah begitu padaku.
Itulah sebabnya aku tulis dulu di buku harian ini supaya aku tidak lupa dan supaya bila kelak aku telah mendengar kisah yang sama dari orang lain, barulah aku percaya dan akan aku kisahkan kepada sebanyak-banyaknya orang.
Beberapa waktu lalu, aku teringat pada buku harian ini lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. Jika ada, berarti tanteku itu tidak membual padaku, dan berarti peristiwa itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang aku temukan? Aku BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs.
Itulah sebabnya buku harian ini aku publikasikan di Blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP, NYATA dan MAHAKUASA!!!
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18,20)
Salam sejahtera dalam kasih YESUS,
Baru-baru ini di bulan Maret 2011 terjadi bencana Tsunami di Jepang yang sangat dahsyat… Mungkin ini adalah bencana Tsunami terdahsyat No.2 setelah Aceh dari segi jumlah korban… Korban tewas akibat Tsunami Jepang 2011 diperkirakan 20.000 jiwa lebih (mayoritas orang Jepang yang duniawi), sedangkan korban tewas akibat Tsunami Aceh 2004 diperkirakan 200.000 jiwa lebih (mayoritas Muslim, umat Islam warga Serambi Mekah). Jadi, Tsunami Jepang yang kata orang DAHSYAT itu masih 1/10-nya Tsunami Aceh.
Bencana Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.
Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman moderen.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain.
Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dasyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia.
Berikut ini aku salin dari buku harianku dari tahun 2005 lalu :
“Tadi pagi aku mendengar kisah yang menggetarkan dari tanteku. Beliau adik perempuan ibuku, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah di sini. Kisah itu terlalu mengguncangkan sampai aku merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menuliskannya di sini. Beliau berkisah tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu.
Kisah ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya Tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Para netter yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk mempostingkannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang dikisahkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:1-4)
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas.
Mereka adalah warga kota, tua-tua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya di sini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaan-Nya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah hatimu, hai anak-Ku. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan nama-Ku dari negeri mereka, tidak akan luput dari murka-Ku yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal di sana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tangan-Ku!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “Sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Begitulah intisari kisah tanteku itu. Aku termangu-mangu, teringat pada peristiwa kebinasaan kota Sodom dan Gomora di mana Tuhan juga menyuruh semua orang percaya (keluarga Lot) keluar dari kota itu sebelum bencana itu terjadi.
Lalu aku bertanya kepada beliau dari mana tahu kisah itu. Tanteku mengatakan bahwa pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, memberikan kesaksian kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja di mana tanteku beribadah, di Pekan Baru.
Aku tidak tahu kebenaran kisah tanteku itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah berkisah begitu padaku.
Itulah sebabnya aku tulis dulu di buku harian ini supaya aku tidak lupa dan supaya bila kelak aku telah mendengar kisah yang sama dari orang lain, barulah aku percaya dan akan aku kisahkan kepada sebanyak-banyaknya orang.
Beberapa waktu lalu, aku teringat pada buku harian ini lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. Jika ada, berarti tanteku itu tidak membual padaku, dan berarti peristiwa itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang aku temukan? Aku BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs.
Itulah sebabnya buku harian ini aku publikasikan di Blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP, NYATA dan MAHAKUASA!!!
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18,20)
Tom Jerry- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7239
Registration date : 2010-09-21
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
hahaahahaaa,,,,,,,,cerita ludruk lagi,,,,,,,,,,,
kristen memang terkenal dengan karangan indahnya.....................................
kristen memang terkenal dengan karangan indahnya.....................................
Yishmael Avrahami- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 189
Reputation : 0
Points : 4984
Registration date : 2011-03-19
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Tom Jerry wrote:Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Salam sejahtera dalam kasih YESUS,
Baru-baru ini di bulan Maret 2011 terjadi bencana Tsunami di Jepang yang sangat dahsyat… Mungkin ini adalah bencana Tsunami terdahsyat No.2 setelah Aceh dari segi jumlah korban… Korban tewas akibat Tsunami Jepang 2011 diperkirakan 20.000 jiwa lebih (mayoritas orang Jepang yang duniawi), sedangkan korban tewas akibat Tsunami Aceh 2004 diperkirakan 200.000 jiwa lebih (mayoritas Muslim, umat Islam warga Serambi Mekah). Jadi, Tsunami Jepang yang kata orang DAHSYAT itu masih 1/10-nya Tsunami Aceh.
Bencana Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.
Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman moderen.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain.
Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dasyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia.
Berikut ini aku salin dari buku harianku dari tahun 2005 lalu :
“Tadi pagi aku mendengar kisah yang menggetarkan dari tanteku. Beliau adik perempuan ibuku, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah di sini. Kisah itu terlalu mengguncangkan sampai aku merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menuliskannya di sini. Beliau berkisah tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu.
Kisah ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya Tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Para netter yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk mempostingkannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang dikisahkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:1-4)
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas.
Mereka adalah warga kota, tua-tua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya di sini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaan-Nya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah hatimu, hai anak-Ku. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan nama-Ku dari negeri mereka, tidak akan luput dari murka-Ku yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal di sana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tangan-Ku!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “Sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Begitulah intisari kisah tanteku itu. Aku termangu-mangu, teringat pada peristiwa kebinasaan kota Sodom dan Gomora di mana Tuhan juga menyuruh semua orang percaya (keluarga Lot) keluar dari kota itu sebelum bencana itu terjadi.
Lalu aku bertanya kepada beliau dari mana tahu kisah itu. Tanteku mengatakan bahwa pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, memberikan kesaksian kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja di mana tanteku beribadah, di Pekan Baru.
Aku tidak tahu kebenaran kisah tanteku itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah berkisah begitu padaku.
Itulah sebabnya aku tulis dulu di buku harian ini supaya aku tidak lupa dan supaya bila kelak aku telah mendengar kisah yang sama dari orang lain, barulah aku percaya dan akan aku kisahkan kepada sebanyak-banyaknya orang.
Beberapa waktu lalu, aku teringat pada buku harian ini lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. Jika ada, berarti tanteku itu tidak membual padaku, dan berarti peristiwa itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang aku temukan? Aku BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs.
Itulah sebabnya buku harian ini aku publikasikan di Blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP, NYATA dan MAHAKUASA!!!
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18,20)
ini cerita dari siapa ?
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Ah..bukan cerita itu, tp dongeng terbitan tahun 2005...hehhagus wrote:Tom Jerry wrote:Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Salam sejahtera dalam kasih YESUS,
Baru-baru ini di bulan Maret 2011 terjadi bencana Tsunami di Jepang yang sangat dahsyat… Mungkin ini adalah bencana Tsunami terdahsyat No.2 setelah Aceh dari segi jumlah korban… Korban tewas akibat Tsunami Jepang 2011 diperkirakan 20.000 jiwa lebih (mayoritas orang Jepang yang duniawi), sedangkan korban tewas akibat Tsunami Aceh 2004 diperkirakan 200.000 jiwa lebih (mayoritas Muslim, umat Islam warga Serambi Mekah). Jadi, Tsunami Jepang yang kata orang DAHSYAT itu masih 1/10-nya Tsunami Aceh.
Bencana Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.
Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman moderen.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain.
Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dasyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia.
Berikut ini aku salin dari buku harianku dari tahun 2005 lalu :
“Tadi pagi aku mendengar kisah yang menggetarkan dari tanteku. Beliau adik perempuan ibuku, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah di sini. Kisah itu terlalu mengguncangkan sampai aku merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menuliskannya di sini. Beliau berkisah tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu.
Kisah ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya Tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Para netter yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk mempostingkannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang dikisahkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:1-4)
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas.
Mereka adalah warga kota, tua-tua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya di sini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaan-Nya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah hatimu, hai anak-Ku. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan nama-Ku dari negeri mereka, tidak akan luput dari murka-Ku yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal di sana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tangan-Ku!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “Sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Begitulah intisari kisah tanteku itu. Aku termangu-mangu, teringat pada peristiwa kebinasaan kota Sodom dan Gomora di mana Tuhan juga menyuruh semua orang percaya (keluarga Lot) keluar dari kota itu sebelum bencana itu terjadi.
Lalu aku bertanya kepada beliau dari mana tahu kisah itu. Tanteku mengatakan bahwa pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, memberikan kesaksian kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja di mana tanteku beribadah, di Pekan Baru.
Aku tidak tahu kebenaran kisah tanteku itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah berkisah begitu padaku.
Itulah sebabnya aku tulis dulu di buku harian ini supaya aku tidak lupa dan supaya bila kelak aku telah mendengar kisah yang sama dari orang lain, barulah aku percaya dan akan aku kisahkan kepada sebanyak-banyaknya orang.
Beberapa waktu lalu, aku teringat pada buku harian ini lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. Jika ada, berarti tanteku itu tidak membual padaku, dan berarti peristiwa itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang aku temukan? Aku BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs.
Itulah sebabnya buku harian ini aku publikasikan di Blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP, NYATA dan MAHAKUASA!!!
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18,20)
ini cerita dari siapa ?
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
:study: :04: :04: :04:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
agus wrote:Tom Jerry wrote:Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Salam sejahtera dalam kasih YESUS,
Baru-baru ini di bulan Maret 2011 terjadi bencana Tsunami di Jepang yang sangat dahsyat… Mungkin ini adalah bencana Tsunami terdahsyat No.2 setelah Aceh dari segi jumlah korban… Korban tewas akibat Tsunami Jepang 2011 diperkirakan 20.000 jiwa lebih (mayoritas orang Jepang yang duniawi), sedangkan korban tewas akibat Tsunami Aceh 2004 diperkirakan 200.000 jiwa lebih (mayoritas Muslim, umat Islam warga Serambi Mekah). Jadi, Tsunami Jepang yang kata orang DAHSYAT itu masih 1/10-nya Tsunami Aceh.
Bencana Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.
Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman moderen.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain.
Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dasyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia.
Berikut ini aku salin dari buku harianku dari tahun 2005 lalu :
“Tadi pagi aku mendengar kisah yang menggetarkan dari tanteku. Beliau adik perempuan ibuku, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah di sini. Kisah itu terlalu mengguncangkan sampai aku merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menuliskannya di sini. Beliau berkisah tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu.
Kisah ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya Tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Para netter yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk mempostingkannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang dikisahkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:1-4)
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas.
Mereka adalah warga kota, tua-tua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya di sini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaan-Nya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah hatimu, hai anak-Ku. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan nama-Ku dari negeri mereka, tidak akan luput dari murka-Ku yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal di sana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tangan-Ku!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “Sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Begitulah intisari kisah tanteku itu. Aku termangu-mangu, teringat pada peristiwa kebinasaan kota Sodom dan Gomora di mana Tuhan juga menyuruh semua orang percaya (keluarga Lot) keluar dari kota itu sebelum bencana itu terjadi.
Lalu aku bertanya kepada beliau dari mana tahu kisah itu. Tanteku mengatakan bahwa pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, memberikan kesaksian kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja di mana tanteku beribadah, di Pekan Baru.
Aku tidak tahu kebenaran kisah tanteku itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah berkisah begitu padaku.
Itulah sebabnya aku tulis dulu di buku harian ini supaya aku tidak lupa dan supaya bila kelak aku telah mendengar kisah yang sama dari orang lain, barulah aku percaya dan akan aku kisahkan kepada sebanyak-banyaknya orang.
Beberapa waktu lalu, aku teringat pada buku harian ini lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. Jika ada, berarti tanteku itu tidak membual padaku, dan berarti peristiwa itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang aku temukan? Aku BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs.
Itulah sebabnya buku harian ini aku publikasikan di Blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP, NYATA dan MAHAKUASA!!!
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18,20)
ini cerita dari siapa ?
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Cerita yg dek tomtom buat itu adalah cerita bohong.............
Daerah garis pantai Kreung Raya memang menyimpan banyak cerita setelah tsunami reda. Di pantai itu pula ulama besar dari abad silam, Syiah Kuala dimakamkan. Makam yang indah di tepi pantai.
Di tepi pantai itu pula, dua malam sebelum bencana, menurut keterangan penduduk yang selamat, beberapa anggota Brimob yang beragama Kristen merayakan malam Natal. Acara cukup meriah, ujar seorang penduduk yang selamat. Tapi tak hanya perayaan Natal. Pada malam berikutnya, perayaan Natal berganti dengan pesta. Tak jelas, apakah orang-orang yang berada di tempat tersebut sama dengan orang-orang sebelumnya, tapi yang jelas, malam itu lebih meriah dengan malam sebelumnya.
Pesta api unggun hingga pagi hari. Tenda-tenda juga didirikan. Suara-suara perempuan terdengar oleh penduduk dari kejauhan. Entah sedang berlangsung pesta apa di pantai dekat makam Syekh Syiah Kuala itu. Pesta memang terus berlangsung hingga sinar matahari memecahkan gelap langit. Penduduk sekitar menceritakan, orang-orang tersebut bahkan masih berada di pantai saat gempa mengguncang. Peserta pesta semalam itu, dituturkan, terkaget-kaget juga saat air pantai surut hingga jauh ke laut. Mereka terbengong-bengong dan tak tahu apa yang terjadi.
Di saat seperti itulah, air datang. Tapi anehnya, menurut penduduk, air tak hanya datang dari arah laut. Air keluar dari arah makam. Air hitam, tinggi menjulang. Dan para peserta pesta pun terkepung. Dari depan mereka, arah laut, sebelum sempat sadar, gelombang dengan kecepatan setara jet komersial datang menghantam. Sedangkan dari belakang, air yang memancar tinggi, setinggi pohon kelapa dan juga bagai tembok, panjangnya menghalangi jalan keluar.
Benarkah cerita yang dituturkan penduduk Kreung Raya itu? Tentang air hitam yang keluar dengan dahsyat dari areal makam? Wallahu a’lam. Yang jelas, makam Syiah Kuala yang berusia ratusan tahun itu kini telah hilang, nyaris tak meninggalkan bekas di tempatnya.
Keajaiban dan karomah lain diperlihatkan lewat pemeran lain. Kali ini hewan-hewan, bukan manusia. Sebelum gempa dan gelombang tsunami menghantam, tanda-tanda yang disampaikan oleh alam dan hewan telah bertebaran. Kawanan burung putih terbang berarak-arak di langit kota Banda Aceh. Menurut kakek nenek dan orang-orang dulu, jika kawanan burung putih melintas di atas langit, akan ada bencana yang datang dari laut. Begitu juga jika air laut surut dengan cepat dari pantai. Orang tua dulu telah memberikan nasihat turun-temurun, jika air surut dengan cepat, depat-cepat lari naik ke hutan. Karena tak lama, ombak setinggi pohon kelapa akan segera datang.
Setelah bencana terjadi pun, keajaiban yang ditunjukkan oleh alam dan binatang juga terjadi. Mayat-mayat yang terbengkalai di mana-mana, hingga hari ini dikhawatirkan menimbulkan gelombang bencana susulan. Gelombang wabah kolera.
Tapi hingga hari ini, dua pekan lebih setelah hari bencana, belum diketahui ada korban selamat yang terjangkit kolera. Dan ini adalah keajaiban lain.
Keajaiban yang lain adalah, tak ada lalat-lalat yang mengerumuni mayat yang sudah pasti akan membantu cepatnya penyebaran virus atau bakteri kolera. Keheranan akal ini dicermati dengan teliti oleh dr. Mastanto dari Posko Keadilan Peduli Umat (PKPU). “Saya heran, benar-benar tidak ada lalat. Saya tak bisa membayangkan kalau lalat-lalat ada. Kolera pasti tak terbendung,” ujarnya.
Keajaiban dan karomah, kebesaran dan karunia Allah memang tak pernah absen dari kehidupan manusia. Asal kita pandai membaca tanda-tanda, kebesaran Allah selalu ada di mana-mana. Dan seharusnya, kebesaran itu pula yang akan membuat kepala kita kian tertunduk, hati dan jiwa kita kian mengerti bahwa hidup tidak lain kecuali untuk beribadah. Kepada-Nya.
Last edited by hamba tuhan on Fri 01 Apr 2011, 10:03 pm; edited 1 time in total
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15869
Registration date : 2010-09-20
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Air Hanya Berputar di Sekitar Makam Malikussaleh
Di antara serangkaian cerita tragis, ada juga cerita-cerita heroik dari korban selamat. Perjuangan mereka melawan gelombang tsunami sungguh luar biasa dan menyadarkan semua orang betapa berharganya nyawa yang hanya seutas. Ada juga korban yang memilih pasrah kepada Allah karena tidak ada kesempatan lagi menyelamatkan karena gelombang setinggi atap rumah, berwarna hitam dengan buih-buih putih di atasnya, sudah di depan mata.
Itulah yang dilakukan sekitar 50 warga Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu kelabu lalu. "Kami tidak sempat lagi lari menjauh. Ketika mengetahui air laut naik ke daratan, saya baru selesai mandi. Saya lihat di luar, air sudah mendekati rumah kami," ungkap Ibrahim Yakob (29) penduduk Desa Beuringen yang ditemui di makam Malikussaleh yang ada di desa tersebut, Sabtu (01/01/05).
Ibrahim segera membawa kabur istri dan kedua anaknya. Tak ada waktu untuk kabur lebih jauh. Mereka masuk ke dalam Komplek Makam Malikussaleh. Berdesakan dengan puluhan warga lainnya. Ayahnya, M Yakob Saleh (62) yang telah 16 tahun menjadi juru kunci makam Malikussaleh, juga sudah berada di sana. Sementara ibunya, Marliah (76) dan adik ayahnya, Ti Saliyah (56) telah menyelamatkan diri jauh ke depan bersama rombongan warga lainnya.
Belakangan, kedua orang itu ditemukan meninggal dunia bersama empat korban lain dari Desa Beuringen.
Ibrahim dan ayahnya, M Yakob, tidak dapat menjelaskan secara akal sehat mengapa air laut hanya masuk setinggi 15 sentimeter di komplek pemakaman Raja Samudera Pasai itu. "Padahal di luar kami, air sudah setinggi dua meter. Rumah-rumah di sekitarnya sudah rubuh. Air berputar-putar di sekitar Kompleks Makam Malikussaleh," tutur M Yakob yang dibenarkan sejumlah warga lainnya.
Desa Beuringen yang dihuni 112 kepala keluarga, terletak dua kilometer dari bibir pantai. Kendati demikian, gelombang tsunami tidak setinggi di Banda Aceh atau Meulaboh meskipun di desa tersebut, lebih dari 50 unit rumah hancur disapu. Rumah yang lokasinya lebih jauh dari bibir pantai jika dibandingkan dengan makam Raja Malikussaleh, tak ada yang luput dari terjangan. Sementara makam itu sendiri seperti tak tersentuh air.
Seperti yang disaksikan aceh kita bersama sejumlah wartawan lainnya, hari Sabtu, sampah-sampah menumpuk di luar kompleks yang hanya seluas 15 X 20 meter tersebut. Rumah di sekitarnya sudah menukik mencium tanah. Ada yang masih kokoh tapi dindingnya sudah jebol.
Malikussaleh (1270-1297 M) adalah raja Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pertama kali membawa masuk ajaran Islam ke Asia Tenggara. Di samping makam yang teramat sederhana itu, terdapat juga makam putranya, Malikuddhahir (1297-1326 M).
Di antara serangkaian cerita tragis, ada juga cerita-cerita heroik dari korban selamat. Perjuangan mereka melawan gelombang tsunami sungguh luar biasa dan menyadarkan semua orang betapa berharganya nyawa yang hanya seutas. Ada juga korban yang memilih pasrah kepada Allah karena tidak ada kesempatan lagi menyelamatkan karena gelombang setinggi atap rumah, berwarna hitam dengan buih-buih putih di atasnya, sudah di depan mata.
Itulah yang dilakukan sekitar 50 warga Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu kelabu lalu. "Kami tidak sempat lagi lari menjauh. Ketika mengetahui air laut naik ke daratan, saya baru selesai mandi. Saya lihat di luar, air sudah mendekati rumah kami," ungkap Ibrahim Yakob (29) penduduk Desa Beuringen yang ditemui di makam Malikussaleh yang ada di desa tersebut, Sabtu (01/01/05).
Ibrahim segera membawa kabur istri dan kedua anaknya. Tak ada waktu untuk kabur lebih jauh. Mereka masuk ke dalam Komplek Makam Malikussaleh. Berdesakan dengan puluhan warga lainnya. Ayahnya, M Yakob Saleh (62) yang telah 16 tahun menjadi juru kunci makam Malikussaleh, juga sudah berada di sana. Sementara ibunya, Marliah (76) dan adik ayahnya, Ti Saliyah (56) telah menyelamatkan diri jauh ke depan bersama rombongan warga lainnya.
Belakangan, kedua orang itu ditemukan meninggal dunia bersama empat korban lain dari Desa Beuringen.
Ibrahim dan ayahnya, M Yakob, tidak dapat menjelaskan secara akal sehat mengapa air laut hanya masuk setinggi 15 sentimeter di komplek pemakaman Raja Samudera Pasai itu. "Padahal di luar kami, air sudah setinggi dua meter. Rumah-rumah di sekitarnya sudah rubuh. Air berputar-putar di sekitar Kompleks Makam Malikussaleh," tutur M Yakob yang dibenarkan sejumlah warga lainnya.
Desa Beuringen yang dihuni 112 kepala keluarga, terletak dua kilometer dari bibir pantai. Kendati demikian, gelombang tsunami tidak setinggi di Banda Aceh atau Meulaboh meskipun di desa tersebut, lebih dari 50 unit rumah hancur disapu. Rumah yang lokasinya lebih jauh dari bibir pantai jika dibandingkan dengan makam Raja Malikussaleh, tak ada yang luput dari terjangan. Sementara makam itu sendiri seperti tak tersentuh air.
Seperti yang disaksikan aceh kita bersama sejumlah wartawan lainnya, hari Sabtu, sampah-sampah menumpuk di luar kompleks yang hanya seluas 15 X 20 meter tersebut. Rumah di sekitarnya sudah menukik mencium tanah. Ada yang masih kokoh tapi dindingnya sudah jebol.
Malikussaleh (1270-1297 M) adalah raja Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pertama kali membawa masuk ajaran Islam ke Asia Tenggara. Di samping makam yang teramat sederhana itu, terdapat juga makam putranya, Malikuddhahir (1297-1326 M).
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15869
Registration date : 2010-09-20
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
nah, kalau yang ini jelas ceritanya...
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
hamba tuhan wrote:
Cerita yg dek tomtom buat itu adalah cerita bohong.............
Daerah garis pantai Kreung Raya memang menyimpan banyak cerita setelah tsunami reda. Di pantai itu pula ulama besar dari abad silam, Syiah Kuala dimakamkan. Makam yang indah di tepi pantai.
Di tepi pantai itu pula, dua malam sebelum bencana, menurut keterangan penduduk yang selamat, beberapa anggota Brimob yang beragama Kristen merayakan malam Natal. Acara cukup meriah, ujar seorang penduduk yang selamat. Tapi tak hanya perayaan Natal. Pada malam berikutnya, perayaan Natal berganti dengan pesta. Tak jelas, apakah orang-orang yang berada di tempat tersebut sama dengan orang-orang sebelumnya, tapi yang jelas, malam itu lebih meriah dengan malam sebelumnya.
Pesta api unggun hingga pagi hari. Tenda-tenda juga didirikan. Suara-suara perempuan terdengar oleh penduduk dari kejauhan. Entah sedang berlangsung pesta apa di pantai dekat makam Syekh Syiah Kuala itu. Pesta memang terus berlangsung hingga sinar matahari memecahkan gelap langit. Penduduk sekitar menceritakan, orang-orang tersebut bahkan masih berada di pantai saat gempa mengguncang. Peserta pesta semalam itu, dituturkan, terkaget-kaget juga saat air pantai surut hingga jauh ke laut. Mereka terbengong-bengong dan tak tahu apa yang terjadi.
Di saat seperti itulah, air datang. Tapi anehnya, menurut penduduk, air tak hanya datang dari arah laut. Air keluar dari arah makam. Air hitam, tinggi menjulang. Dan para peserta pesta pun terkepung. Dari depan mereka, arah laut, sebelum sempat sadar, gelombang dengan kecepatan setara jet komersial datang menghantam. Sedangkan dari belakang, air yang memancar tinggi, setinggi pohon kelapa dan juga bagai tembok, panjangnya menghalangi jalan keluar.
Benarkah cerita yang dituturkan penduduk Kreung Raya itu? Tentang air hitam yang keluar dengan dahsyat dari areal makam? Wallahu a’lam. Yang jelas, makam Syiah Kuala yang berusia ratusan tahun itu kini telah hilang, nyaris tak meninggalkan bekas di tempatnya.
Keajaiban dan karomah lain diperlihatkan lewat pemeran lain. Kali ini hewan-hewan, bukan manusia. Sebelum gempa dan gelombang tsunami menghantam, tanda-tanda yang disampaikan oleh alam dan hewan telah bertebaran. Kawanan burung putih terbang berarak-arak di langit kota Banda Aceh. Menurut kakek nenek dan orang-orang dulu, jika kawanan burung putih melintas di atas langit, akan ada bencana yang datang dari laut. Begitu juga jika air laut surut dengan cepat dari pantai. Orang tua dulu telah memberikan nasihat turun-temurun, jika air surut dengan cepat, depat-cepat lari naik ke hutan. Karena tak lama, ombak setinggi pohon kelapa akan segera datang.
Setelah bencana terjadi pun, keajaiban yang ditunjukkan oleh alam dan binatang juga terjadi. Mayat-mayat yang terbengkalai di mana-mana, hingga hari ini dikhawatirkan menimbulkan gelombang bencana susulan. Gelombang wabah kolera.
Tapi hingga hari ini, dua pekan lebih setelah hari bencana, belum diketahui ada korban selamat yang terjangkit kolera. Dan ini adalah keajaiban lain.
Keajaiban yang lain adalah, tak ada lalat-lalat yang mengerumuni mayat yang sudah pasti akan membantu cepatnya penyebaran virus atau bakteri kolera. Keheranan akal ini dicermati dengan teliti oleh dr. Mastanto dari Posko Keadilan Peduli Umat (PKPU). “Saya heran, benar-benar tidak ada lalat. Saya tak bisa membayangkan kalau lalat-lalat ada. Kolera pasti tak terbendung,” ujarnya.
Keajaiban dan karomah, kebesaran dan karunia Allah memang tak pernah absen dari kehidupan manusia. Asal kita pandai membaca tanda-tanda, kebesaran Allah selalu ada di mana-mana. Dan seharusnya, kebesaran itu pula yang akan membuat kepala kita kian tertunduk, hati dan jiwa kita kian mengerti bahwa hidup tidak lain kecuali untuk beribadah. Kepada-Nya.
Ini baru bukan dongeng...
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
hamba tuhan wrote:Air Hanya Berputar di Sekitar Makam Malikussaleh
Di antara serangkaian cerita tragis, ada juga cerita-cerita heroik dari korban selamat. Perjuangan mereka melawan gelombang tsunami sungguh luar biasa dan menyadarkan semua orang betapa berharganya nyawa yang hanya seutas. Ada juga korban yang memilih pasrah kepada Allah karena tidak ada kesempatan lagi menyelamatkan karena gelombang setinggi atap rumah, berwarna hitam dengan buih-buih putih di atasnya, sudah di depan mata.
Itulah yang dilakukan sekitar 50 warga Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu kelabu lalu. "Kami tidak sempat lagi lari menjauh. Ketika mengetahui air laut naik ke daratan, saya baru selesai mandi. Saya lihat di luar, air sudah mendekati rumah kami," ungkap Ibrahim Yakob (29) penduduk Desa Beuringen yang ditemui di makam Malikussaleh yang ada di desa tersebut, Sabtu (01/01/05).
Ibrahim segera membawa kabur istri dan kedua anaknya. Tak ada waktu untuk kabur lebih jauh. Mereka masuk ke dalam Komplek Makam Malikussaleh. Berdesakan dengan puluhan warga lainnya. Ayahnya, M Yakob Saleh (62) yang telah 16 tahun menjadi juru kunci makam Malikussaleh, juga sudah berada di sana. Sementara ibunya, Marliah (76) dan adik ayahnya, Ti Saliyah (56) telah menyelamatkan diri jauh ke depan bersama rombongan warga lainnya.
Belakangan, kedua orang itu ditemukan meninggal dunia bersama empat korban lain dari Desa Beuringen.
Ibrahim dan ayahnya, M Yakob, tidak dapat menjelaskan secara akal sehat mengapa air laut hanya masuk setinggi 15 sentimeter di komplek pemakaman Raja Samudera Pasai itu. "Padahal di luar kami, air sudah setinggi dua meter. Rumah-rumah di sekitarnya sudah rubuh. Air berputar-putar di sekitar Kompleks Makam Malikussaleh," tutur M Yakob yang dibenarkan sejumlah warga lainnya.
Desa Beuringen yang dihuni 112 kepala keluarga, terletak dua kilometer dari bibir pantai. Kendati demikian, gelombang tsunami tidak setinggi di Banda Aceh atau Meulaboh meskipun di desa tersebut, lebih dari 50 unit rumah hancur disapu. Rumah yang lokasinya lebih jauh dari bibir pantai jika dibandingkan dengan makam Raja Malikussaleh, tak ada yang luput dari terjangan. Sementara makam itu sendiri seperti tak tersentuh air.
Seperti yang disaksikan aceh kita bersama sejumlah wartawan lainnya, hari Sabtu, sampah-sampah menumpuk di luar kompleks yang hanya seluas 15 X 20 meter tersebut. Rumah di sekitarnya sudah menukik mencium tanah. Ada yang masih kokoh tapi dindingnya sudah jebol.
Malikussaleh (1270-1297 M) adalah raja Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pertama kali membawa masuk ajaran Islam ke Asia Tenggara. Di samping makam yang teramat sederhana itu, terdapat juga makam putranya, Malikuddhahir (1297-1326 M).
Ini juga...
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
hamba tuhan wrote:Air Hanya Berputar di Sekitar Makam Malikussaleh
Di antara serangkaian cerita tragis, ada juga cerita-cerita heroik dari korban selamat. Perjuangan mereka melawan gelombang tsunami sungguh luar biasa dan menyadarkan semua orang betapa berharganya nyawa yang hanya seutas. Ada juga korban yang memilih pasrah kepada Allah karena tidak ada kesempatan lagi menyelamatkan karena gelombang setinggi atap rumah, berwarna hitam dengan buih-buih putih di atasnya, sudah di depan mata.
Itulah yang dilakukan sekitar 50 warga Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu kelabu lalu. "Kami tidak sempat lagi lari menjauh. Ketika mengetahui air laut naik ke daratan, saya baru selesai mandi. Saya lihat di luar, air sudah mendekati rumah kami," ungkap Ibrahim Yakob (29) penduduk Desa Beuringen yang ditemui di makam Malikussaleh yang ada di desa tersebut, Sabtu (01/01/05).
Ibrahim segera membawa kabur istri dan kedua anaknya. Tak ada waktu untuk kabur lebih jauh. Mereka masuk ke dalam Komplek Makam Malikussaleh. Berdesakan dengan puluhan warga lainnya. Ayahnya, M Yakob Saleh (62) yang telah 16 tahun menjadi juru kunci makam Malikussaleh, juga sudah berada di sana. Sementara ibunya, Marliah (76) dan adik ayahnya, Ti Saliyah (56) telah menyelamatkan diri jauh ke depan bersama rombongan warga lainnya.
Belakangan, kedua orang itu ditemukan meninggal dunia bersama empat korban lain dari Desa Beuringen.
Ibrahim dan ayahnya, M Yakob, tidak dapat menjelaskan secara akal sehat mengapa air laut hanya masuk setinggi 15 sentimeter di komplek pemakaman Raja Samudera Pasai itu. "Padahal di luar kami, air sudah setinggi dua meter. Rumah-rumah di sekitarnya sudah rubuh. Air berputar-putar di sekitar Kompleks Makam Malikussaleh," tutur M Yakob yang dibenarkan sejumlah warga lainnya.
Desa Beuringen yang dihuni 112 kepala keluarga, terletak dua kilometer dari bibir pantai. Kendati demikian, gelombang tsunami tidak setinggi di Banda Aceh atau Meulaboh meskipun di desa tersebut, lebih dari 50 unit rumah hancur disapu. Rumah yang lokasinya lebih jauh dari bibir pantai jika dibandingkan dengan makam Raja Malikussaleh, tak ada yang luput dari terjangan. Sementara makam itu sendiri seperti tak tersentuh air.
Seperti yang disaksikan aceh kita bersama sejumlah wartawan lainnya, hari Sabtu, sampah-sampah menumpuk di luar kompleks yang hanya seluas 15 X 20 meter tersebut. Rumah di sekitarnya sudah menukik mencium tanah. Ada yang masih kokoh tapi dindingnya sudah jebol.
Malikussaleh (1270-1297 M) adalah raja Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pertama kali membawa masuk ajaran Islam ke Asia Tenggara. Di samping makam yang teramat sederhana itu, terdapat juga makam putranya, Malikuddhahir (1297-1326 M).
Subhanallah, makam Kakek saya pun di Aceh sana juga Alhamdulillah selamat dari terjangan Tsunami serta bebarapa makam Muslim yg lainnya....padahal jarak makam dari Bibir pantai hanya 50 meter-an di Banda Aceh sana,..namun begitu tidak sedikit juga makam yg hancur rata dengan tanah...Sungguh sebuah keajaiban yg benar2 datangnya dari Allah....
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Cerita Bro HT lebih masuk akal. Wong location-nya aja Aceh. Hehehe...
bayo_lubis- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 5571
Location : Mandailing Natal, Sumatera Utara
Humor : Mari semaikan karet ini, Lalu tanam di tengah sawah. Mari selamatkan planet ini, Buang Alkitab ke tong sampah.
Reputation : -106
Points : 10544
Registration date : 2011-02-27
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
Si otong cumen denger-denger aja, walaupun dibohongin...
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14630
Registration date : 2010-04-16
Re: Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh – Desember 2004
agus wrote:Si otong cumen denger-denger aja, walaupun dibohongin...
saya sendiri yg ngalami tsunami gak tau ceritanya dek tomtom tuh!!!
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5964
Registration date : 2011-07-01
Similar topics
» Keajaiban Adzan di Planet Bumi
» Rahasia Besar Yang Tidak Pernah Kita Bayangkan Sebelumnya
» masih mau merayakan natal 25 desember
» Rahasia Besar Yang Tidak Pernah Kita Bayangkan Sebelumnya
» masih mau merayakan natal 25 desember
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN