Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 79 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 79 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Memahami Kelembutan Islam
3 posters
Page 1 of 1
Memahami Kelembutan Islam
UMAT Islam akhir-akhir ini terasa termarjinal akibat perilaku dan sikap mereka sendiri, meski ada faktor eksternal di baliknya. Seolah umat ini kehilangan arah dan pedoman bagaimana menyikapi hidup dengan segala dinamikanya. Padahal umat Islam ini pernah menggapai masa keemasaannya (golden age) ketika mereka “dekat” Nabi saw, sebagaimana mereka pun pernah tenggelam dalam catatan sejarah akibat menjauh dari pelita yang dinyalakan Rasulnya.
Seribu persoalan umat saat ini kiranya perlu merujuk penyelesaiannya dengan berkaca pada kehidupan Nabi saw dalam hidupnya. Bagaimana beliau memberikan solusi terhadap problematika kehidupan ini dapat dilihat kilas balik kisah-kisah beliau. Dalam suatu kisah, seorang Yahudi buta di sudut kota Madinah suatu hari sedang memaki Nabi saw: “Muhammad itu pembohong pendusta, tukang sihir, janganlah kalian dekat dengannya,” seru Yahudi itu dengan nada sinis. Nabi saw secara kebetulan menyaksikan dan mendengar “kampanye” si Yahudi. “Black Campaign” itu ternyata tidak membuat Nabi meluapkan emosi. Sebaliknya beliau mengambail posisi mengalah, tetapi tidak untuk kalah. Beliau membeli sejumlah makanan dan mempersembahkan kepada Yahudi yang sedang semangat mengejek dan mengajak semua orang untuk “bergabung” mengisolasikan Nabi Saw.
Yahudi buta itu menyantap makanan yang dipersembahkan itu dengan nyaman dan gembira. Ia merasa banyak orang yang sependapat dan ikut persekongkolan dengannya. Indikatornya ada partisipan yang ikut menyumbangkan makanan dalam “black campaign” itu. Demikianlah hari-hari selanjutnya, Nabi saw telah menyiapkan makanan dan minuman untuk dipersembahkan kepada orang yang membencinya. Perilaku ini mungkin bagi sebagian orang dianggap mustahil, tetapi begitulah kenyataan dalam perjalan dakwah Rasulullah saw.
Hingga akhirnya, Rasul saw dipanggil untuk kembali kepada Tuhannya dan meninggalkan alam yang fana ini, ternyata kisah ini direkam oleh ummi mukminin, Aisyah ra. Setelah selesai prosesi pemakaman baginda Rasul saw, Abubakar as-siddiq mendatangi anaknya, Aisyah ra seraya bertanya: Ya Aisyah, apakah aku menurutmu sudah melaksanakan semua sunnah Nabi saw? Aisyah menjawab; Wahai ayahannda, semua sunnah Nabi telah engkau kerjakan, kecuali satu hal. Adalah kebiasaan Nabi, di pagi hari beliau pergi ke sudut kota Madinah dengan membawa makanan dan minuman. Beliau peruntukkan bawaan itu kepada Yahudi buta yang mencacinya. Mendengar hal tersebut, Abubakar tidak bertanya panjang. Ia langsung merencanakan untuk mengikuti jejak Rasul saw. Esok harinya, di pagi yang cerah, ia berangkat dengan membawa makanan dan minuman sebagaimana dipesankan anaknya, Aisyah. Sesampainya di tempat yang dimaksud, Abukabakar mendekati Yahudi itu untuk menyerahkan makanan. Yahudi buta itu ternyata menolak seraya berkata: “Rasanya, orang yang biasa beda dengan yang ini”. Saat itulah Abubakar tidak menahan tangisnya karena teringat bagaimana Rasulullah saw bersikap yang penuh kasih sayang termasuk kepada orang yang membencinya. Abubakar berkata: “memang betul, orang yang biasanya datang itu afdhalul anbiya, penghulu segala Nabi, lembut perangainya, indah perilakunya, mulia akhlaknya. Yang mulia itu sekarang dipanggil yang kuasa dan pergi untuk selama-lamanya”.
Yahudi buta rupanya tidak bisa menahan rasa sedihnya sambil berucap: “Aduhai celakanya aku. Aku sangka yang memberi makanan tiap hari kepadaku adalah orang yang sepaham denganku, tetapi aku baru tahu ternyata dia yang menjadi musuhku selama ini dan begitu sayang kepadaku. Aku hari ini menyesal atas ucapan dan perbuatanku selama ini. Persaksian di hari ini aku mengucapkan “Asyhadu anal illaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah” (Tiada tuhan melainkan Allah, Muhammad itu utusan Allah).
Cuplikan kisah di atas memberikan pelajaran berharga kepada umatnya, di antaranya: Pertama, Rasulullah saw banyak mengalah terutama dengan kemaslahatan pribadinya. Artinya Rasul saw dalam hidupnya selalu mengedepankan kepentingan orang lain dan masyarakat banyak. Semakin banyak berkontirbusi kepada orang maka semakin tinggi nilai dan manfaat hidup seseorang. “Khairunnan anfa’uhum linnas” demikian titah Rasul saw. Maksudnya adalah manusia yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.
Kedua, Rasul saw merespons masalah dengan kepala dingin, tidak emosi apalagi anarkis. Allah swt sengaja mengutus rasul “basyarun mitslukum”, manusia sepertimu. Artinya secara lahiriah, memiliki kesamaanmu seumpama dalam soal beliau butuh makanan, minum dan sifat manusia lainnya, tentu berbeda dalam konteks beliau sebagai rasul yang menerima wahyu.
Di sini terlihat bahwa manajemen emosional menjadi perihal penting bagi umat Islam kini dalam mempersoalkan persoalan umat baik yang bersifat internal maupun eksternal. Barometer umat dalam konteks ini seharusnya merujuk kepada Rasul saw terutama bagaimana beliau menanggapi dinamika kehidupan yang beliau hadapi.
Ketiga, Rasul saw membalas tuba dengan air susu. Ini barangkali termasuk perilaku ihsan plus. Ihsan dalam konteks muamalah bermakna membalaskan kebaikan di atas kebaikan orang. Seumpama orang berutang membayarnya lebih dari jumlah uang diutangkan tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun. Perilaku Rasul ini pernah dipraktikkan seorang khalifah Umar ibn Abdul Aziz. Umar saat itu sedang melakukan inspeksi rutin ke kampung-kampung. Saat beliau memasuki masjid, ternyata gelap sekali dan Umar secara tidak sengaja menginjak salah seorang yang tidur di dalamnya. Orang yang terinjak itu bangun dan mencerca Umar: “apa engkau buta, tidak melihat?” Umar dengan santai menjawab: “Saya tidak buta”. Ajudan Umar hendak memukul orang ini, tapi Umar berkata: “Jangan lakukan itu, dia cuma tanya apa saya buta dan sudah menjawabnya, ya selesai masalahnya”. Sikap kesederhanaan seorang khalifah yang memiliki otoritas terhadap rakyat kecil ini memang patut untuk diteladani.
Rasulullah saw sebagai seorang nabi dan pemimpin bersikap rendah hati terhadap orang-orang dipimpinnya. Pernah suatu acara diadakan penyembelihan kambing, sahabat sebagian mengatakan: saya yang menyembelih, saya yang memasak dan seterusnya. Nabi mengalah sambil berkata; “saya yang mengumpulkan kayu bakar”. Padahal beliau tidak perlu bekerja, cukup menunjuk orang lain untuk berbuat. Tetapi Rasul saw memilih perbuatan yang lebih berat. Dalam konteks ini, Nabi saw memberikan sebuah sinyal bahwa tugas pemimpin berbuat yang lebih berat dibanding apa yang dikerjakan bawahannya. Setiap pemimpin harus ikhlas mengabdikan diri, harta dan waktunya untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat.
Keempat, dakwah bil hal yakni menunjukkan sikap dan perilaku yang mulia ternyata amat efektif dalam mengajak manusia ke jalan Allah swt. Kisah di atas menginformasikan efekfif akhlak mulia Nabi saw sehingga mengubah sikap Yahudi dari orang yang paling benci kepada Nabi saw dan Islam menjadi orang amat setia.
Kiranya banyak pelajaran yang ditinggalkan agar menjadi tuntutan. Substansi ini diharapkan menjadi pegangan setiap individu umat untuk berubah dalam bingkai: hari ini harus baik dari kemarin dan besok kiranya lebih baik daripada hari ini.
Seribu persoalan umat saat ini kiranya perlu merujuk penyelesaiannya dengan berkaca pada kehidupan Nabi saw dalam hidupnya. Bagaimana beliau memberikan solusi terhadap problematika kehidupan ini dapat dilihat kilas balik kisah-kisah beliau. Dalam suatu kisah, seorang Yahudi buta di sudut kota Madinah suatu hari sedang memaki Nabi saw: “Muhammad itu pembohong pendusta, tukang sihir, janganlah kalian dekat dengannya,” seru Yahudi itu dengan nada sinis. Nabi saw secara kebetulan menyaksikan dan mendengar “kampanye” si Yahudi. “Black Campaign” itu ternyata tidak membuat Nabi meluapkan emosi. Sebaliknya beliau mengambail posisi mengalah, tetapi tidak untuk kalah. Beliau membeli sejumlah makanan dan mempersembahkan kepada Yahudi yang sedang semangat mengejek dan mengajak semua orang untuk “bergabung” mengisolasikan Nabi Saw.
Yahudi buta itu menyantap makanan yang dipersembahkan itu dengan nyaman dan gembira. Ia merasa banyak orang yang sependapat dan ikut persekongkolan dengannya. Indikatornya ada partisipan yang ikut menyumbangkan makanan dalam “black campaign” itu. Demikianlah hari-hari selanjutnya, Nabi saw telah menyiapkan makanan dan minuman untuk dipersembahkan kepada orang yang membencinya. Perilaku ini mungkin bagi sebagian orang dianggap mustahil, tetapi begitulah kenyataan dalam perjalan dakwah Rasulullah saw.
Hingga akhirnya, Rasul saw dipanggil untuk kembali kepada Tuhannya dan meninggalkan alam yang fana ini, ternyata kisah ini direkam oleh ummi mukminin, Aisyah ra. Setelah selesai prosesi pemakaman baginda Rasul saw, Abubakar as-siddiq mendatangi anaknya, Aisyah ra seraya bertanya: Ya Aisyah, apakah aku menurutmu sudah melaksanakan semua sunnah Nabi saw? Aisyah menjawab; Wahai ayahannda, semua sunnah Nabi telah engkau kerjakan, kecuali satu hal. Adalah kebiasaan Nabi, di pagi hari beliau pergi ke sudut kota Madinah dengan membawa makanan dan minuman. Beliau peruntukkan bawaan itu kepada Yahudi buta yang mencacinya. Mendengar hal tersebut, Abubakar tidak bertanya panjang. Ia langsung merencanakan untuk mengikuti jejak Rasul saw. Esok harinya, di pagi yang cerah, ia berangkat dengan membawa makanan dan minuman sebagaimana dipesankan anaknya, Aisyah. Sesampainya di tempat yang dimaksud, Abukabakar mendekati Yahudi itu untuk menyerahkan makanan. Yahudi buta itu ternyata menolak seraya berkata: “Rasanya, orang yang biasa beda dengan yang ini”. Saat itulah Abubakar tidak menahan tangisnya karena teringat bagaimana Rasulullah saw bersikap yang penuh kasih sayang termasuk kepada orang yang membencinya. Abubakar berkata: “memang betul, orang yang biasanya datang itu afdhalul anbiya, penghulu segala Nabi, lembut perangainya, indah perilakunya, mulia akhlaknya. Yang mulia itu sekarang dipanggil yang kuasa dan pergi untuk selama-lamanya”.
Yahudi buta rupanya tidak bisa menahan rasa sedihnya sambil berucap: “Aduhai celakanya aku. Aku sangka yang memberi makanan tiap hari kepadaku adalah orang yang sepaham denganku, tetapi aku baru tahu ternyata dia yang menjadi musuhku selama ini dan begitu sayang kepadaku. Aku hari ini menyesal atas ucapan dan perbuatanku selama ini. Persaksian di hari ini aku mengucapkan “Asyhadu anal illaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah” (Tiada tuhan melainkan Allah, Muhammad itu utusan Allah).
Cuplikan kisah di atas memberikan pelajaran berharga kepada umatnya, di antaranya: Pertama, Rasulullah saw banyak mengalah terutama dengan kemaslahatan pribadinya. Artinya Rasul saw dalam hidupnya selalu mengedepankan kepentingan orang lain dan masyarakat banyak. Semakin banyak berkontirbusi kepada orang maka semakin tinggi nilai dan manfaat hidup seseorang. “Khairunnan anfa’uhum linnas” demikian titah Rasul saw. Maksudnya adalah manusia yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.
Kedua, Rasul saw merespons masalah dengan kepala dingin, tidak emosi apalagi anarkis. Allah swt sengaja mengutus rasul “basyarun mitslukum”, manusia sepertimu. Artinya secara lahiriah, memiliki kesamaanmu seumpama dalam soal beliau butuh makanan, minum dan sifat manusia lainnya, tentu berbeda dalam konteks beliau sebagai rasul yang menerima wahyu.
Di sini terlihat bahwa manajemen emosional menjadi perihal penting bagi umat Islam kini dalam mempersoalkan persoalan umat baik yang bersifat internal maupun eksternal. Barometer umat dalam konteks ini seharusnya merujuk kepada Rasul saw terutama bagaimana beliau menanggapi dinamika kehidupan yang beliau hadapi.
Ketiga, Rasul saw membalas tuba dengan air susu. Ini barangkali termasuk perilaku ihsan plus. Ihsan dalam konteks muamalah bermakna membalaskan kebaikan di atas kebaikan orang. Seumpama orang berutang membayarnya lebih dari jumlah uang diutangkan tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun. Perilaku Rasul ini pernah dipraktikkan seorang khalifah Umar ibn Abdul Aziz. Umar saat itu sedang melakukan inspeksi rutin ke kampung-kampung. Saat beliau memasuki masjid, ternyata gelap sekali dan Umar secara tidak sengaja menginjak salah seorang yang tidur di dalamnya. Orang yang terinjak itu bangun dan mencerca Umar: “apa engkau buta, tidak melihat?” Umar dengan santai menjawab: “Saya tidak buta”. Ajudan Umar hendak memukul orang ini, tapi Umar berkata: “Jangan lakukan itu, dia cuma tanya apa saya buta dan sudah menjawabnya, ya selesai masalahnya”. Sikap kesederhanaan seorang khalifah yang memiliki otoritas terhadap rakyat kecil ini memang patut untuk diteladani.
Rasulullah saw sebagai seorang nabi dan pemimpin bersikap rendah hati terhadap orang-orang dipimpinnya. Pernah suatu acara diadakan penyembelihan kambing, sahabat sebagian mengatakan: saya yang menyembelih, saya yang memasak dan seterusnya. Nabi mengalah sambil berkata; “saya yang mengumpulkan kayu bakar”. Padahal beliau tidak perlu bekerja, cukup menunjuk orang lain untuk berbuat. Tetapi Rasul saw memilih perbuatan yang lebih berat. Dalam konteks ini, Nabi saw memberikan sebuah sinyal bahwa tugas pemimpin berbuat yang lebih berat dibanding apa yang dikerjakan bawahannya. Setiap pemimpin harus ikhlas mengabdikan diri, harta dan waktunya untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat.
Keempat, dakwah bil hal yakni menunjukkan sikap dan perilaku yang mulia ternyata amat efektif dalam mengajak manusia ke jalan Allah swt. Kisah di atas menginformasikan efekfif akhlak mulia Nabi saw sehingga mengubah sikap Yahudi dari orang yang paling benci kepada Nabi saw dan Islam menjadi orang amat setia.
Kiranya banyak pelajaran yang ditinggalkan agar menjadi tuntutan. Substansi ini diharapkan menjadi pegangan setiap individu umat untuk berubah dalam bingkai: hari ini harus baik dari kemarin dan besok kiranya lebih baik daripada hari ini.
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15893
Registration date : 2010-09-20
Re: Memahami Kelembutan Islam
Shalawat dan Salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW... :turban: :turban: :turban:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14654
Registration date : 2010-04-16
Re: Memahami Kelembutan Islam
agus wrote:Shalawat dan Salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW... :turban: :turban: :turban:
semoga bermanfaat bukan rekan2 lainnya mas agus.... amin
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15893
Registration date : 2010-09-20
Re: Memahami Kelembutan Islam
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Dialah manusia teragung yang menjadi teladan bagi umat manusia dari berbagai aspek kehidupan
Dialah manusia teragung yang menjadi teladan bagi umat manusia dari berbagai aspek kehidupan
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6406
Registration date : 2010-07-31
Re: Memahami Kelembutan Islam
Mencarikebenaran wrote:Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Dialah manusia teragung yang menjadi teladan bagi umat manusia dari berbagai aspek kehidupan
Sangat merugilah bagi mereka yang tidak mengenal dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Rasul...
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14654
Registration date : 2010-04-16
Re: Memahami Kelembutan Islam
agus wrote:Mencarikebenaran wrote:Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Dialah manusia teragung yang menjadi teladan bagi umat manusia dari berbagai aspek kehidupan
Sangat merugilah bagi mereka yang tidak mengenal dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Rasul...
Tidak ada manusia yang lebih sempurna dari Muhammad Saw sebagai suri teladan yang paling lengkap. Maka sangat merugilah kalo tidak mengenal.
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6406
Registration date : 2010-07-31
Similar topics
» SUSAN CARLAND, AKTIVIS GEREJA YANG MENEMUKAN KELEMBUTAN ISLAM
» MEMAHAMI KRISTUS 2
» MEMAHAMI KRISTUS 4
» MEMAHAMI KRISTUS 2
» MEMAHAMI KRISTUS 4
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN