Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 141 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 141 Guests :: 3 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Memilih Orang yang Tepat
Page 1 of 1
Memilih Orang yang Tepat
Memilih Orang yang Tepat
Suatu hari kuda milik Confucius (Kong Zi) melarikan diri dan menginjak-injak sawah milik tetangga. Petani yang dirugikan tersebut menjadi sangat marah dan menahan kuda yang ngamuk tersebut. Setelah mendengar kejadian buruk ini, Confucius segera mengutus Tze Kung, salah satu murid terbaiknya, untuk berunding dengan sang petani, mengganti kerusakannya dan memperoleh kembali kudanya.
Tze Kung tiba di rumah petani itu, dan setelah bertanya kepada orang didaerah itu, murid yang berpakaian rapi itu dengan bahasa yang halus dan sikap intelektualnya berusaha meminta maaf kepada petani yang notabennya buta huruf dan kurang berpendidikan itu serta berusaha menyelesaikan masalah tersebut seperti layaknya orang yang berpendidikan.
Tetapi rupanya petani itu dibingungkan oleh tutur kata dan bahasa lembut Tze Kung dan bergegas kembali di rumah, bersembunyi dibalik pintu yang terkunci rapat-rapat. Sambil berdiri dengan sopan di halaman si murid berusaha menjelaskan maksud dan tujuannya yang baik itu. Namun karena tidak memahami satupun tutur kata halus tersebut si petani menjadi merasa bingung dan tersinggung serta dengan keras kepala menolak bertemu dengan Tze Kung.
Setelah seharian penuh berusaha tanpa hasil, Tze Kung merasa kelelahan dan frustasi. Lalu Tze Kung pulang dan melaporkan kegagalannya bernegosiasi kepada gurunya.
“Kamu berdua berasal dari dua tingkatan yang amat berbeda”, Confucius tersenyum penuh arti dan dengan tenangnya berkata, ”Usahamu untuk berunding dengan petani itu ibarat menyajikan makanan yang mahal dan lezat pada seekor sapi atau memainkan musk yang digarap dengan cantik pada seekor ayam. Mereka tidak memahaminya sama sekali”.
Keesokan paginya, Confucius lalu mengutus perawat kudanya untuk mengatasi masalah ini. Setelah melakukan percakapan singkat, si petani dengan sangat gembira menerima syarat-syarat yang diajukan serta mengembalikan kuda tersebut.
Orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hanya orang yang bijaksanalah yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini dengan tepat. Karena perbedaan latar belakang mereka, bahasa halus Tze Kung yang berpendidikan itu tidak dapat dipahami oleh si petani yang kurang berpendidikan. Meskipun jika Tze Kung mempergunakan bahasa yang kasar, yang mungkin dianggap sang petani sebagai penghinaan, petani tersebut tetap saja tidak dapat merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan Tze Kung.
Lalu mengapa Confucius tidak mengutus perawat kudanya sejak semula? Karena Beliau sangat mengerti jikalau muridnya yang berpendidikan dalam keangkuhannya, akan merasa tersinggung jika ia, sebagai seorang pria yang berpendidikan dan berkemampuan, tidak di utus. Selain itu, muridnya akan mendapat suatu pengalaman baru.
Confucius juga melihat bahwa, setelah si murid gagal dalam misinya, keberhasilan si perawat kuda akan jauh lebih dihargai oleh murid-murid yang lainnya. Sehingga murid yang lain tidak akan meremehkan seorang perawat kuda. Confucius yang sangat bijaksana itu melihat bahwa para murid dan pelayannya akan sama-sama memperoleh hikmah dari pengalaman tersebut.
Suatu hari kuda milik Confucius (Kong Zi) melarikan diri dan menginjak-injak sawah milik tetangga. Petani yang dirugikan tersebut menjadi sangat marah dan menahan kuda yang ngamuk tersebut. Setelah mendengar kejadian buruk ini, Confucius segera mengutus Tze Kung, salah satu murid terbaiknya, untuk berunding dengan sang petani, mengganti kerusakannya dan memperoleh kembali kudanya.
Tze Kung tiba di rumah petani itu, dan setelah bertanya kepada orang didaerah itu, murid yang berpakaian rapi itu dengan bahasa yang halus dan sikap intelektualnya berusaha meminta maaf kepada petani yang notabennya buta huruf dan kurang berpendidikan itu serta berusaha menyelesaikan masalah tersebut seperti layaknya orang yang berpendidikan.
Tetapi rupanya petani itu dibingungkan oleh tutur kata dan bahasa lembut Tze Kung dan bergegas kembali di rumah, bersembunyi dibalik pintu yang terkunci rapat-rapat. Sambil berdiri dengan sopan di halaman si murid berusaha menjelaskan maksud dan tujuannya yang baik itu. Namun karena tidak memahami satupun tutur kata halus tersebut si petani menjadi merasa bingung dan tersinggung serta dengan keras kepala menolak bertemu dengan Tze Kung.
Setelah seharian penuh berusaha tanpa hasil, Tze Kung merasa kelelahan dan frustasi. Lalu Tze Kung pulang dan melaporkan kegagalannya bernegosiasi kepada gurunya.
“Kamu berdua berasal dari dua tingkatan yang amat berbeda”, Confucius tersenyum penuh arti dan dengan tenangnya berkata, ”Usahamu untuk berunding dengan petani itu ibarat menyajikan makanan yang mahal dan lezat pada seekor sapi atau memainkan musk yang digarap dengan cantik pada seekor ayam. Mereka tidak memahaminya sama sekali”.
Keesokan paginya, Confucius lalu mengutus perawat kudanya untuk mengatasi masalah ini. Setelah melakukan percakapan singkat, si petani dengan sangat gembira menerima syarat-syarat yang diajukan serta mengembalikan kuda tersebut.
Orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hanya orang yang bijaksanalah yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini dengan tepat. Karena perbedaan latar belakang mereka, bahasa halus Tze Kung yang berpendidikan itu tidak dapat dipahami oleh si petani yang kurang berpendidikan. Meskipun jika Tze Kung mempergunakan bahasa yang kasar, yang mungkin dianggap sang petani sebagai penghinaan, petani tersebut tetap saja tidak dapat merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan Tze Kung.
Lalu mengapa Confucius tidak mengutus perawat kudanya sejak semula? Karena Beliau sangat mengerti jikalau muridnya yang berpendidikan dalam keangkuhannya, akan merasa tersinggung jika ia, sebagai seorang pria yang berpendidikan dan berkemampuan, tidak di utus. Selain itu, muridnya akan mendapat suatu pengalaman baru.
Confucius juga melihat bahwa, setelah si murid gagal dalam misinya, keberhasilan si perawat kuda akan jauh lebih dihargai oleh murid-murid yang lainnya. Sehingga murid yang lain tidak akan meremehkan seorang perawat kuda. Confucius yang sangat bijaksana itu melihat bahwa para murid dan pelayannya akan sama-sama memperoleh hikmah dari pengalaman tersebut.
Similar topics
» orang-orang murtadinkafirun LEBIH MEMILIH MASUK NERAKA BERSAMA SYAITAN DI AKHIRAT NANTI
» Definisi “Tionghoa Half-Blood” Yang Tepat
» PENAFSIRAN YANG TEPAT TERHADAP AYAT2 INJIL KANONIK
» Definisi “Tionghoa Half-Blood” Yang Tepat
» PENAFSIRAN YANG TEPAT TERHADAP AYAT2 INJIL KANONIK
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN