Ajaran Kristen akan membimbing anda kedalam sex bebas

Jesuschrist wrote:Dari IFF laaah dari mana lagi kalo Hoax pasti dari sana,....

johansyah wrote:

Jesuschrist wrote:Dari IFF laaah dari mana lagi kalo Hoax pasti dari sana,....

oooh pantes...

jesus christ wrote:dan juga menurut survey bahwa dalam alkitab ada banyak pelajaran seks

72 BIDADARI wrote:Obati Paman, Cabuli Ponakan, Disel oleh Polisi

Selasa, 18 Mei 2010





BOGOR
(Pos Kota) – Berdalih mengobati sakit depresi yang dialami sang paman,
malah ponakan yang dicabuli hingga hamil lima bulan. Kelakuan ustad
kampung Empang ini, akhirnya berakhir dibalik jeruji besi Mapolresta
Bogor Senin (17/5) malam.
Tersangka Ustad Toha 45, ditangkap petugas sekitar pukul 22.00 WIB
dirumahnya dikawasan Empang Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.
Penangkapan tersangka yang sering mengisi pengajian keliling kampung
ini, membuat sang istri Junaenah 40, kaget dan histeris.
Namun kesedihan wanita beranak tiga ini perlahan membaik, setelah petugas menjelaskan motif penangkapan suaminya.
Keterangan ibu korban, Sri Isnaeni 45, pelaku sering melakukan
pengajian bagi ibu-ibu di kawasan Gunung Batu. Atas kelebihannya ini,
dia meminta, agar mengobati adiknya, Gunawan 42, yang mengalami
gangguan jiwa akibat depresi.
Permintaan ini disanggupi pelaku dengan mendatangi rumah Sri di RT
05/01 Kelurahan Gunung Batu Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Namun
tersangka rupanya menaruh hati pada anak semata wayang Sri yang sudah
bercerai dengan suaminya sejak H, 15, masih berusia 2 tahun saat
kedatangan pertamanya sekitar Agustus 2009 lalu.
Untuk mewujudkan niat cabulnya itu, pelaku lalu memberi perhatian
lebih dengan cara memberi pelajar sekolah menengah ini uang. Tidak
hanya itu, korban juga dibelikan HP dan baju baru.
Setelah akrab dengan korban, tersangka lalu melakukan niat jahatnya.
Korban semula menolak. Namun tersangka mengancam, jika tidak mau
melayaninya, maka segala pemberiannya baik uang maupun barang, harus
dikembalikan.
“Karena saya tidak sanggup mengembalikan uang dan baju yang sudah
saya pakai, makanya saya pasrah saja ketika hubungan itu terjadi
sekitar awal September 2009 lalu,” kata korban saat berada diruang
perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polresta Bogor Selasa (18/5) sore.
Ibunda korban Sri meminta, agar pelaku dihukum sesuai dengan
perbuatannya, karena telah merusak masa depan anaknya. “Saya besarin H
seorang diri sejak bapaknya meninggalkan kami waktu dia masih berusia 2
tahun. Sekarang sudah besar, dinodai orang. Saya tidak ikhlas,” papar
Sri, karyawan sebuah perusahaan roti di Bogor.
Sri menyatakan, sebagai ustadz seharusnya Ustad Toha bisa membedakan
hal yang baik dan buruk. Sri lebih menyesali, mengingat saat korban
lahir yang melantunkan adzan adalah Toha yang tidak lain tersangka
sendiri.
Tersangka Toha kepada wartawan mengatakan, dia lima kali menggauli
korban. Saat perbuatan itu dilakukan, ibu korban sedang bekerja.
Sedangkan kedua paman korban Gunawan dan Yusuf, selalu menghindar saat
dirinya datang.
Tentang pemberian uang berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu setiap
kali datang kerumah korban, diakui tersangka. Namun ia membantah, jika
pemberian uang, HP dan baju baru tersebut, sebagai motif untuk
memperlancar niat jahatnya.
“Saya kasih dia baju, uang dan HP karena saya sayang sama dia. Kami suka sama suka,” kata Toha.
Bibi korban yang juga seorang guru menuturkan, sejak diketahui
hamil, pelaku berusaha menggugurkan kandungan keponakannya dengan cara
membeli obat apotik dan nanas. Namun upaya ini gagal hingga akhirnya
tertangkap.
“Sekitar pukul 16.00 WIB Senin, kami berusaha damai, namun tersangka
hanya mau menikahi tanpa memberi nafkah. Dari pada jadi beban dan
status anak tidak jelas, kami lapor polisi saja,” ujar wanita berjilbab
yang enggan disebutkan namanya saat mendampingi korban di kantor polisi.
Kasat Reskrim Polresta Bogor, AKP Indra Gunawan didampingi Kanit
PPA, Ipda Ika Shanti mengungkapkan, tersangka akan dijerat UU
Perlindungan Anak pasal 82 dengan ancaman penjara selama 15 tahun. (yopi/dms)

loh, yang lagi dibahas kan sex bebas, ko yang diposting tentang kriminal sih, mulai oot deh, ngeles lagi deh....
pasti loe mo bilang masa ustad kelakuannye kaya gini, dapet ajaran darimana tuh,..
gw cuma bisa bilang itu oknum... selesai kan...., jadi lo mo ngekik balik umat silam dengan berita yg beginian.... eehhhmmm, dangkal sekali otak anda, ga ada pembelaan dengan argument anda sendiri ya..... kasian banget, udah basi tuh..

72 BIDADARI wrote: Wanita Arab Lebih Memilih Operasi Selaput Dara di Paris


Senin, 26 April 2010 | 11:15 WIB

.



TEMPO Interaktif, Paris -Karena melanggar tabu, wanita Arab dan negara-negara di Timur Tengah lebih memilih operasi selaput dara di Prancis.

Wanita-wanita
ini telah melakukan hubungan seks di luar nikah dan jika ketahuan,
mereka menghadapi risiko dikucilkan lingkungan mereka sendiri atau
bahkan dibunuh. Dengan tekanan sosial yang begitu besar bahkan beberapa
wanita sampai bunuh diri.

Mereka melakukan operasi selaput dara
karena ingin memastikan ada darah yang tertumpah di sprei tempat tidur
di malam pertama perkawinan. Mereka bersedia mengeluarkan uang sekitar
2.000 euro atau sekitar Rp 24 juta untuk operasi pembedahan yang dapat
mengembalikan keperawanan mereka.

Sonia yang tidak ingin
identitas aslinya diketahui, misalnya, pergi ke klinik Dr Marc
Abecassis di Paris yang melakukan pembedahan untuk menyambung kembali
selaput daranya. "Semula saya sempat berpikir untuk bunuh diri setelah
melakukan hubungan seks pertama kali," kata dia, "Tapi sekarang saya
melihat ada jalan keluar."

Sonia adalah mahasiswi muda berambut
cokelat yang sedang belajar seni di sebuah akademi di Paris. Walaupun
lahir di Prancis, hidup Sonia sangat kental dengan budaya dan tradisi
Arab dan dia tumbuh di bawah pengawasan keluarga besar Arab yang
tradisional.

Ia mengatakan tak akan pernah membeberkan rahasia
ini ke siapa pun, khususnya kepada calon suaminya nanti. "Saya
mengangap ini adalah kehidupan seks saya dan saya tidak perlu
memberitahu siapa pun soal ini," kata dia. "Kaum pria lah yang membuat
saya berbohong soal ini," Sonia menambahkan.

Dr Abecassis
melakukan bedah menyambung selaput dara atau disebut juga sebagai
"hymenoplasty" paling tidak dua sampai tiga kali seminggu. Proses
menyambung kembali selaput dara memerlukan waktu sekitar 30 menit
dengan bius lokal. Dia mengatakan rata-rata pasiennya berumur 25 tahun
dan mereka berasal dari semua kelas sosial.

Walaupun pembedahan
ini dilakukan di seluruh dunia, Dr Abecassis adalah satu dari sedikit
ahli bedah keturunan Arab yang mau berbicara secara terbuka mengenai
hal ini.

Beberapa wanita datang ke klinik dia karena mereka
memerlukan sertifikat perawan sebagai syarat untuk menikah. "Dia bisa
menghadapi bahaya karena kadang-kadang ini adalah masalah tradisi dan
keluarga," kata Dr Abecassis. "Saya yakin kami sebagai dokter tak
berhak menentukan apapun bagi dia atau menghakimi dia."

Pabrik-pabrik
Cina memimpin dalam industri ini, sekarang ada pilihan non bedah yang
tersedia di pasaran. Satu situs internet menjual selaput dara palsu
hanya sekitar US$20 atau sekitar Rp 200 ribu. Selaput dara buatan Cina
ini terbuat dari bahan elastis yang diisi dengan darah palsu. Begitu
dimasukkan ke dalam vagina, wanita penggunanya bisa kembali perawan,
begitu klaim perusahaan pembuatnya.

Tapi ini bukan pilihan bagi
Nadia. Sebagai anak perempuan yang tumbuh di daerah pedesaan Libanon,
dia jatuh cinta dan kemudian kehilangan keperawanannya. "Saya sangat
khawatir keluarga saya akan tahu khususnya karena mereka tidak merestui
hubungan saya," kata dia. "Saya takut mereka mungkin akan membunuh
saya."

Setelah berhubungan selama tujuh tahun, keluarga pacarnya
ingin anak laki-laki mereka menikahi wanita lain. Nadia berusaha bunuh
diri. "Saya minum sebotol Panadol dan sebotol bahan pembersih," kata
dia. "Saya tenggak dan berkata, 'inilah akhirnya'." Nadia sekarang
berumur 40 tahun dan baru mengetahui soal bedah selaput dara sekitar
enam tahun lalu.

Dia sekarang sudah menikah dan punya dua anak.
Bagi dia malam pertamanya adalah siksaan yang panjang. "Saya tidak
tidur sepanjang malam. Saya menangis," kata dia. "Saya sangat takut
tapi suami saya tidak curiga sama sekali." Itu adalah rahasia Nadia
yang akan dibawanya hingga ke liang kubur. "Saya siap untuk
merahasiakan ini sampai mati," kata dia. "Hanya Tuhan yang akan tahu
soal ini."

72 BIDADARI wrote:Kamis, 31/05/2007 17:51 WIB
22,6% Remaja Indonesia Penganut Seks Bebas

Ari Saputra - detikNews




Jakarta
- Dunia seks bagi kalangan remaja masih misterius dan ditutup-tutupi.
Yang tidak mengerti, akan salah melangkah dan terjerumus dalam seks
bebas.
Data kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar nikah
karena diperkosa sebanyak 3,2 %; karena sama-sama mau sebanyak 12,9 %
dan tidak terduga sebanyak 45 %. Seks bebas sendiri mencapai 22,6 %.
Demikian dibeberkan oleh pengamat kesehatan reproduksi remaja Dr Boy
Abidin SpOG usai menjadi salah satu pembicara sex education
di SMA 68, Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2007). "Hal itu
karena minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi
sehingga mencari tahu sendiri jawabannya," kata Boy Abidin tanpa
menjelaskan berapa jumlah responden dan waktu riset tersebut.
Ia menambahkan, akibat ketidaktahuan mengenai seks banyak remaja
terjebak pada penyakit seks bebas seperti sifilis, gonorhoe dan
HIV/AIDS.
"Ini yang kita hindari. Dengan pendidian seks yang cukup, diharapkan
siswa/siswi bisa mengerti bahaya seks bebas," kata Boy. Riset di Jakarta
Di Jakarta saja, hasil survei Boy dkk terbaru masih menyatakan, siswi
SMU tahu informasi seks dari teman (69%), dari orangtua (14 %) dari
sekolah (13%) dan dari pacar (4%). Riset itu dilakukan dengan
melibatkan 1.400 siswi pada 1-30 Mei 2007.
Temuan lainnya dalam riset ini adalah tentang pemahaman siswi Jakarta
mengenai keperawanan. Siswi SMU Jakarta menyatakan bahwa keperawanan
masih penting. Sehingga dengan hilangnya keperawanan, berarti pula
kehilangan masa depan (63%).
Kemudian, akibat hilangnya keperawanan, menjadikan "hidup enggan mati
tak mau" sebanyak 23 %. Hanya 6 persen saja yang menilai keperawanan
hanya simbol semata.
Berikut hasil lengkap survei itu:
Survei "Perilaku Seks" Siswi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh
produsen pembalut perempuan Laurier. Jumlah responden 1400 siswi se-DKI
Jakarta dengan sistem acak. Survei dilakukan sejak 1 Mei 2007 hingga 30
Mei 2007.
1. Sumber informasi seks
Teman (69%), Orangtua (14%) Sekolah (13%), pacar (4%)
2. Makna kehilangan keperawanan Tidak terpengaruh, hanya simbol saja (6
%), Hidup enggan mati tak mau (23%) Kehilangan masa depan (63%) Sudah
mengikuti tren (6 %), lain-lain (8%) 3. Makna seks
Berpelukan (1 %), berciuman dan bercumbu (1 %), melakukan hubungan
intim (95%)
4. Yang dilakukan saat pacaran
Hang out/makan/nonton (79%), Bercumbu, petting, seks oral (1 %),
hubungan badan, ciuman (13%), lain-lain (7%).
5. Definisi tidak perawan
Sudah melakukan hubungn seks (85%), sudah menikah (1%), masturbasi
(1%), tidak berdarah saat malam pertama (9%), sudah punya anak (4%).
6. Makna selaput dara
Tanda fisik keperawanan (27%), selaput di tengah vagina (53%), tidak
tahu (20%) (Ari/nrl)

The census forms did not include any questions regarding sexual orientation, making it impossible to compile
data comparing heterosexual and homosexual populations. However, two
questions were asked that allowed same-sex partnerships to be
counted. The questionnaires asked the sex of each person in a household
and they asked what the relationship was between each of the members of
the household. Respondents could check "Husband/wife" or "unmarried
partner" or a number of other relationships.^[10][11]
Responses were tabulated and the Census Bureau reported that
there were more than 658,000 same-sex couples heading households in the
United States. However, only about 25% of gay men and 40% of lesbians
are in shared-household partnerships at any one time, according to
non-Census surveys.^[12]
For every same-sex couple tallied in the census, there could be three
to six more homosexual un-partnered individuals who would not be counted
as gay. The Census reported that same-sex male couples numbered 336,001
and female same-sex couples numbered 329,522.^[13]
Extrapolating from those figures and the surveyed partnering habits of
homosexuals, as many as 4.3 million homosexual adults could have been
living in the U.S. in 2000. The exact number cannot be known because the
Census did not count them specifically. Bisexual and transgendered
populations were not counted, either, as there were no questions
regarding this information. Also unavailable is the number of additional
same-sex couples living under the same roof as the first, though this
applies to additional heterosexual couples as well. The lack of accurate
numbers makes it difficult for lawmakers who are considering
legislation on hate crimes or social services for gay families with
children.^[14]
It also makes for less accuracy when predicting the fertility of a
population.^[15]
Another issue that concerned gay rights advocates involved the
automatic changing of data during the tabulation process. This automatic
software data compiling method, called allocation, was designed to counteract mistakes
and discrepancies in returned questionnaires. Forms that were filled out
by two same-sex persons who checked the "Husband/wife" relationship box
were treated as a discrepancy. The Census Bureau explained that same-sex "Husband/wife" data samples were changed to
"unmarried partner" by computer processing methods in 99% of the cases.
In the remaining 1%, computer systems used one of two possibilities: a)
one of the two listed sexes was changed, making the partnership appear
heterosexual, or b) if the two partners were more than 15 years apart in
age, they might have been reassigned into a familial parent/child
relationship.^[16]
The process of automatic reassignment of same-sex marriage data was
initiated so that the Census Bureau would not contravene the Defense of Marriage Act passed in
1996. The Act states:

“

In determining the meaning of any Act of Congress, or of any ruling, regulation or interpretation of the various administrative bureaus and agencies of the United States, the word 'marriage' means only a legal union between one man and one woman as husband and wife, and the word 'spouse' refers only to a person of the opposite sex who is a husband or wife.[16]

”

With allocation moving married same-sex couples to the unmarried
partner category, statisticians lost any data that could have been
extracted relating to the social stability of a same gender couple who
identify themselves as married.^[15]

Warga dari negara-negara Arab menjadi
pengunjung
setia sejumlah situs porno di negara Yahudi itu. Beberapa operator menyebutkan 2-10 persen penikmat dari Arab
Saudi,
Tunisia, Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina.

Jesuschrist wrote:@ salahkah and 72 Bidadari,

Duh susahnya nerangin sama otak goblok kalian berdua ini

Panjang lebar tulisan loe engga membuktikan apa apa,..
tetep Negara dengan Mayoritas Kristen Pelaku sex bebas terbesar,.....

Mungkin loe ga ngerti (karna dongok,..) jadi skali lagi
postingan loe tentang segala macem kriminal DLL tetep lebih banyak negara Kristen yang melakukan,....

Mudah mudahan kali ini loe ngerti maksud gue,.....

Saya suka kitab Kidung Agung, menurut pengalaman, saya belum pernah
menemukan kitab yang lebih agung darinya ketika berbicra tentang cinta.
Tuhan adaah Cinta, manusia adalah makluk cinta. Tanpa cinta, manusia
kehilangan kodratnya.
Tulisan yang indah crucifianode, seolah angin gunung menyusuri
lembah, menerpa daun-daun cemara, senandungkan kisah.

Saya Juka suka membaca Kitab Kidung Agung. Semakin menemukan arti dan
kedalaman Cinta Allah ketika membacanya.

(b) Berkata wanita tersebut: "Rajaku sedang berbaring di dipannya.... "
'Kekasihku mempunyai penciuman dari Myrrh sewaktu dia berbaring pada buah dadaku ". ( Injil - Kidung Agung 1: 12-13).