MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Misi Kristen di Indonesia EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Misi Kristen di Indonesia EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Misi Kristen di Indonesia EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Misi Kristen di Indonesia EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Misi Kristen di Indonesia EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Misi Kristen di Indonesia EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Misi Kristen di Indonesia EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Misi Kristen di Indonesia EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Misi Kristen di Indonesia EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Misi Kristen di Indonesia Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 112 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 112 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Misi Kristen di Indonesia

Go down

Misi Kristen di Indonesia Empty Misi Kristen di Indonesia

Post by cinta_islam Tue 18 May 2010, 9:20 pm

PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap komunitas memiliki keinginan kuat untuk
memperbanyak jumlah keanggotaan dan pengikut selama keberadaannya dalam
kancah kehidupan. Keinginan ini sebetulnya merupakan insting yang
tertanam pada kedalaman jiwa masing-masing individu,
mengigat bahwa manusia memang merupakan mahluk dengan naluri sosial
yang tinggi. Jumlah yang banyak merupakan bagian dari wujud eksistensi
dan merupakan data dan fakta tentang keberadaan dan hak-hak untuk
memiliki kehidupan yang layak ditengah masyarakat manusia. Maka tak
heran jika agama sebagai identitas yang melekat pada manusia juga
berusaha keras untuk mengumpulkan sesama dalam ruang lingkup keyakinan
dan kepercayaan.

Islam sendiri menganggap bahwa missi
untuk mengajak orang lain menuju pintu gerbang Islam adalah merupakan
perintah Tuhan yang berlandaskan semangat kitab suci. Pandangan ini
berdasarkan pada asumsi bahwa Islam adalah jalan keselamatan terakhir
menuju Allah swt. Hanya saja, jika dibandingkan dengan seksama, missi
dalam Islam hanyalah sebatas menawarkan dan tidak memiliki hak pemaksaan
dan intimidasi. Penawaran di sini sebagai bukti bahwa kebenaran yang
diyakini oleh seorang Muslim telah disampaikan kepada orang lain. Out
put berupa ketertarikan dan pemilihan Islam sebagai agama tidaklah
menjadi target utama dalam Islam. Sementara dalam Kristen, missi tidak
sekedar menawarkan ajaran Kristen kepada pihak lain, tetapi juga
mengadung keharusan agar objek missi benar-benar dapat dikatakan sebagai
penganut Kristen secara formal. Dengan demikian, beban di pundak
missonaris lebih berat dibanding beban da’i dalam Islam. Maka tidaklah
mengherankan jika missi Kristen terkadang terkesan melalui cara-cara
yang tidak lazim dilakukan oleh missionaris terhadap agama-agama lain.

Makalah ini berusaha menelusuri missi
Kristen di Indonesia dengan berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana
bentuk missi Kristen di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan
keberagamaan.

KRISTENISASI
Kata kristenisasi adalah padanan kata islamisasi. Keduanya mengadung
upaya-upaya sistemis untuk mengajak pihak lain, baik kalangan internal
maupun eksternal untuk menganut cara hidup masing-masing agama yang
dipropagandakan. Namun, dari segi istilah, kristenisasi merupakan sebuah
gerakan keagamaan yang yang bernuansa politik yang muncul setelah
berakhirnya perang salib dengan tujuan menyebarkan agama Nasrani kepada
semua komunitas manusia yang ada di dunia ketiga secara umum dan kepada
kaum Muslim secara khusus, dengan harapan dapat menegaskan kekuasaan
mereka terhadap bangsa-bangsa yang ada.

Kaum Kristen biasanya merujuk sejumlah
ayat dalam Bibel sebagai legitimasi kewajiban menjalankan misi Kristen
kepada bangsa-nagsa non-Kristen. Kitab markus, 16 : 15 misalnya,
menyerukan, “pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada
segala mahluk.” Maka baik kaum Kristen Protestan maupun Katolik sama
menegaskan pentingnya misi dalam agama Kristen.

Yang pertama kali melakukan aktifitas
Kristenisasi secara resmi adalah seorang warga Jerman bernama Raimon
Lull (1890 M) setelah perang salib mengalami kegagalan. Raimon telah
belajar bahasa Arab dan berkunjung ke beberapa Negara Arab sambil
berdiskusi dengan beberapa kalangan ulama. Pada tahun 1924, Raymond Lull
berhasil menemui Paulus V. Dia mengajukan dua buku yang mencakup dua
rancangan Lull untuk mengkristenkan umat Islam.Pertama, menjadikan ilmu
dan sekolahan sebagai sarana kristenisasi. Kedua, kristenisasi dengan
kekerasan jika tidak dapat dicapai dengan cara halus.

Semenjak itulah missionaris Kristen
mengarahkan perhatiannya untuk menyebarkan agama Kristen kepada
negara-negara ketiga yang mayoritas beragama Islam. Aktifitas
Kristenisasi ini mengalamai momentum yang cukup baik karena ketika itu
negara-negara Muslim masih diliputi oleh kebodohan dan kemiskinan. Belum
lagi masalah kesehatan dan kelemahan penguasa negeri Muslim dalam
mengatasi problem interen mereka.

Jika diperhatikan dengan seksama,
sebenarnya negara-negara barat banyak mengutus missonaris ke seluruh
dunia dengan alasan untuk pengembangan kehidupan kerohanian dan sebagai
upaya menciptakan keselamatan dunia, sebagaimana tampak di Perancis.
Perancis secara terbuka memerangi missionaris dalam konteks negaranya
tetapi berusaha memanfaatkan dan melindungi missionaris yang berada di
Negara lain. Demikian pula Italia yang menampakkan permusuhannya
terhadap Gereja tetapi memperkuat politik imprealisme mereka dengan
bantuan para missionaris. Bahkan banyak kalangan militer di Inggris yang
menasehati negaranya untuk mengutus missonaris ke seluruh dunia.

Dalam aktifitas ini, missionaris sangat
menyadari bahwa kaum Muslim memiliki keteguhan yang tinggi dalam
memegang keyakinan yang mereka anut. Dengan demikian beragam kedala
mereka temui di lapangan. Dengan adanya kenyataan demikian, upaya dan
segala yang dimiliki berupa kekuatan rohani dan jasmani mereka
persiapakan untuk melancarkan aktifitas ini. Hal ini tampak dalam upaya
missionaris untuk menaklukkan Indonesia dan Negara-negara Afrika.

SEJARAH
KRISTENISASI DI INDONESIA

Berdasarkan kutipan Lukman al-Hakim dari buku Sejarah Gereja Katolik di
Indonesia, permulaan perkembangan agama Kristen di Indonesia sebagaimana
ditunjukkan oleh Y Bakker terjadi pada pertengahan abad ke-7 dengan
didirikannya episkopat Syria di Sumatra. Tetapi hasil krsitenisasi mulai
tampak sejak dilakukannya secara gencar oleh orang-orang Portugis,
terutama di Maluku pada abad ke-16. Setelah itu, Organisasi dagang
Belanda (VOC) yang didirikan pada tanggal 1602 memang tidak memiliki
nuansa politik yang berusaha menciderai Islam. Namun ketika diminta
untuk menyebarkan nilai-nilai Kristen di tanah jajahan, maka tidak ada
cara lain kecuali mengikuti cara yang telah diperaktekkan oleh Portugis
sebelumnya berupa pemaksaan.

Sebagai perwujudannya, sebagaimana
dituturkan oleh Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda, pada
tahun 1661 VOC melarang umat Islam melaksanakan ibadah haji. Kebijakan
ini merupakan realisasi anjuran Bogart, seorang Katolik ekstrim di
parlemen Belanda. Dalam asumsi Bogart, para jemaah haji tersebut sangat
berbahaya secara politis. Karena itu, melarang perjalanan ibadah haji
jauh lebih baik ketimbang menembak mati para haji itu. C. Guillot dalam
Kiai Sadrach: Riwayat Kristenisasi di Jawa menuturkan bahwa pada awalnya
pusat penyebaran Kristen adalah Maluku. Banyak orang Maluku yang
menjadi tentara yang kemudian dikirim ke kawasan-kawasan utama militer
Belanda di Jawa, seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya. Mereka itulah
yang pertama kali membentuk jemaah Kristen pribumi.

Berbeda dengan di atas, terdapat
analisa lain yang menganggap bahwa orang Kristen pertama yang sampai ke
Nusantara adalah pada abad 12 masehi. Yang mana, ia singgah di Sumatra
Utara. Setelah itu missionaris yang bernama Fransiskan Ordorikus
menyusul dan berusaha mengelilingi pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Kemudian datang setelahnya missionaris Katolik yang sangat mashur yang
bernama Fransiskus Oksafiarus pada tahun 1546 masehi. Ia memulai
missinya di Ambon kemudian memperluasnya hingga mencakup Maluku Utara.
Kemudian setelahnya datanglah orang-orang Belanda yang beragama
Protestan ke pulau ini dan berusah menyaingi penganut Katolik. Namun
kemudian perkembangan agama Protestan banyak terjadi di Nusa Tenggara
Timur. Hal ini terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke-18 masehi. Pada
tahun 1904 M tibalah Fan Leis ke Yogyakarta dan berusaha mendirikan
sekolah Kanisius yang berpusat di da’erah Muntilan dan Mendut.

Keterkaitan antara kolonialisme dengan
kristenisasi sebetulnya sangat sulit untuk dinafikan. Namun demikian
tokoh-tokoh Kristen di Indonesia seperti TB Simatupang biasanya tidak
setuju tentang adanya keterkaitan tersebut. Mereka menganggap bahwa
misionaris sema sekali tidak terkait dengan ambisi duniawi para
kolonialis. Penyebaran Kristen lebih disebabkan oleh kuasa Alkitab dan
bukan semata-mata disebabkan oleh orang-orang Kristen. Namun anggapan
semcam itu sulit diterima mengingat fakta-fakta sejarah bantuan dan
sikap politik kaum kolonialis terhadap misi Kristen sangatlah nyata.

Setelah Indonesia Merdeka, Indonesia
menjadi sasaran misi Kristen dari segenap penjuru dunia. Beragam media
digunakan seperti film, kaset, buku-buku, kapal-kapal penginjil yang
mengitari pantai-pantai dan kepulauan seperti Lombok, Sumbawa, Sulawesi
dan Kalimantan. Di daerah luar Jawa seperti NTT dan Kalimantan misi
Kristen telah memiliki pemancar radio dan pesawat terbang cesna. Bahkan
pada wilayah-wilayah tertentu , mereka mendirikan landasan pesawat
khusus dengan izin dari Depertemen Perhubungan.

Demikianlah sehingga agama Kristen
berkembang di Indonesia terutama pada momen jatuhnya Sukarno pada
peristiwa pemberontkan G 30 S PKI pada tahun 1965. Orang-orang Kristen
memanpaatkan kesempatan ini dengan memasukkan para tawanan komunis ke
dalam agama Kristen dengan beralasan bahwa para pelaku penyembelihan
adalah orang-orang Islam. Sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri
kecuali dengan beralih keyakinan.

TARGET
KRISTENISASI

Tujuan utama Kristenisasi sebenarnya adalah membongkar keyakinan yang
dianut oleh kaum Muslim dan berusaha mengalihkan mereka dari sikap tegas
dalam memegang keyakinan Islam sebagai pola hidup dan pola keyakinan.
Jalan yang ditempuh untuk maksud tersebut berupa Kristenisasi dan
penjajahan. Tetapi kemudian mendapatkan penetangan yang luar biasa dari
pihak Muslim sehingga Samuel Zwemer menegaskan kepada missonaris untuk
menguatkan semangat mereka dengan megatakan, “Tujuan Kristenisai di
negara-negara Muslim yang ditugaskan kepada kalian oleh Negara-negara
Kristen bukanlah bermaksud untuk memasukkan kaum Muslim ke dalam agama
Kristen. Karena hal demikian merupakan kehormatan dan hidayah buat
mereka. Tetapi tugas kalian adalah mengeluarkan mereka dari Islam
sehingga mereka menjadi mahluk yang tidak memiliki hubungan dengan Tuhan
dan tidak memiliki afiliasi terhadap nilai-nilai etika yang menjadi
landasan utama kehidupan berbagai bangsa.

SARANA
DAN METODE KRISTENISASI

Sarana dan metode yang dijalankan missionaris di Indonesia sangatlah
beragam. Di antara media dan metode yang digunakan di banyak Negara
adalah :
1. Pendidikan dengan beragam bentuknya mulai dari TK hingga perguruan
tinggi.
2. Seminar, ceramah dan kegiatan olah raga.
3. Penerbitan buku-buku dan pendirian percetakan modern.
4. Koran, majalah dan terbitan khusus.
5. Pendirian rumah sakit, tempat-tempat hiburan dan pondokan anak yatim.
6. Bantuan kemanusian dan hadiah, utamanya ketika terjadi bencana alam
dan krisis ekonomi.
7. Gerakan politik.

Untuk mengenal program Kristenisasi di
Indonesia, yang pertama dilakukan adalah mengenal lembaga Kristenisasi
yang memiliki peranan utama dalam memperluas cakupan missinya di
Indonesia. Doulus World Mission Indonesia adalah sebuah lembaga yang
berusaha memperluas cakupan penganut Kristen kepada lebih dari 125
kelompok mayarakat terbelakang di pedalaman. Berangkat dari program ini,
Doulus berusaha mendirikan sekolah tinggi bernama Sekolah Tinggi
Teologi Doulus yang dijadikan sebagai sarana untuk menyiapkan sebanyak
2.500 missionaris Kristen. Berdasarkan pada program yang direncanakan,
Doulus berharap dapat menyelesaikan missi ini pada tahun 2000 M. Tetapi
pada kenyataannya, masyarakat Indonesia makin terlihat bersemangat
mepelajari Islam, terutama pasca jatuhnya soeharto dari tampuk kekuasaan
pada tahun 1998.
Berdasarkan penelitian lembaga ini, di Indonesia terdapat lebih dari 250
suku terasing yang belum tersentuh oleh Kasih Yesus dan nilai-nilai
Kristen. Karena itulah, lembaga ini menyiapkan program khusus bagi
masing-masing suku terasing tersebut, di antaranya :
• Proyek Yeriko 2000 untuk Jawa Barat.
• Proyek Karapan 2000 untuk Madura dan Jawa Timur secara umum.
• Proyek andalas 2000 untuk Sumatra Utara.
• Proyek Mandau 2000 untuk Kalimantan.
• Proyek Baju Bungku 2000 untuk Sulawesi Tenggara.
• Proyek Cenderawasih 2000 untuk Irian Jaya.
• Proyek Sriwijaya 2000 untuk Riau, Sumatra.

METODOLOGI
KRISTENISASI DI INDONESIA

Beragam cara yang dilakukan oleh missionaris dalam rangka menarik hati
pemeluk Islam di Indonesia. Di antara metode yang digunakan dalam missi
ini berdasarkan sejumlah penelusuran adalah :
1. Membagun Gereja di Lingkungan Muslim.
Langkah ini merupakan cara lama yang masih dipraktekkan oleh missonaris
untuk proyek Kristenisasi di Indonesia. Hanya saja resistensi yang
ditampakkan oleh warga sekitar terhadap proyek pendirian Gereja menjadi
masalah setiap kali hal ini dilakukan. Salah satu contoh adalah proyek
pendirian Gereja terbesar di Asia Tenggara yang direncanakan oleh Jems
Riyadi di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Gereja ini dinamakan Gereja
Pembaharuan Injil. Setelah bangunan Gereja mulai tampak, kelompok Muslim
di Kemayoran mengadakan pertemuan khusus dan menyapakati beberapa
langkah untuk menyetop pembangunan Gereja. Salah satunya adalah mengirim
surat kepada Gubernur sebanyak tiga kali, tetapi hal tersebut tidak
mendapatkan respon dari pemerintah setempat. Melihat sikap warga yang
menolak proyek, pihak Kristen berusaha mendekati warga dengan membagikan
alat perlengkapan shalat dan hewan kurban ketika tiba hari Idul Adha
serta kunjungan ke beberapa pesantren. Hanya saja warga merasakan bahwa
itu merupakan bentuk sogokan agar mereka tidak menolak kehadiran Gereja,
sehingga cara ini tidaklah berhasil menghadang langkah warga untuk
menolak pembangunan Gereja tersebut.
Hal serupa juga terjadi di Depok, Jawa Barat ketika Gereja Sallom
berhasil didirikan. Panitia berusaha mendatangkan jamaah dari da’erah
lain untuk mengadakan acara di Gereja Sallom. Setiap minggu berbagai
kegiatan ramai di adakan di Gereja sehingga beberapa warga sekitar mulai
tertarik dengan kegiatan yang mereka lakukan. Keberadaan Gereja pun
lambat laun mulai menimbulkan sikap antipati warga sehingga mereka
melakukan sikap yang tidak baik terhadap Gereja tersebut di kemudian
hari.

2. Menciderai Kehormatan Wanita
Muslimah.
Metode ini merupkan cara terbaru yang dilakukan oleh pihak missionaris
di Indonesia. Pada awalanya cara ini ditujukan kepada putri-putri dari
tokoh-tokoh keagamaan yang disegani oleh masyarakat. Sebagai contoh,
seorang da’i bernama H Kasep dinodai kehormatan putrinya oleh salah
seorang missionaris yang mengaku telah beragama Islam. Sehingga pada
akhirnya sang gadis bunuh diri karena tidak bisa menaggung rasa malu
akibat kejadian tersebut.

Kejadian berwal dari tahun 1420 H ketika
seorang pemuda sering bertandan ke rumah sang gadis. Sejak itu
kebersamaan keduanya makin terlihat mesra. Sang gadis beserta ayahnya
tidak mengetahui kalau sang pemuda adalah seorang Kristen. Satu hari
sang ayah menawarkan kepada pemuda tersebut agar hubungan dengan
putrinya diresmikan melalui pernikahan. Tetapi sang pemuda mengajukan
syarat agar acara pernikahan dilakukan di Gereja. Sejak saat itulah sang
gadis kecewa dan hanya mengurung diri di kamar, hingga suatu ketika ia
ditemukan meningal di ruang kamarnya dengan sebotol racun serangga.

Di tempat lain, seorang missionaris
mengaku telah menjadi Muslim lalu mempersunting seorang gadis Muslimah
yang berjilbab. Pada malam pertama perkawinannya, ia menugaskan salah
seorang sahabatnya untuk mengambil gambar hubungan suami istri yang
dilakukan pada malam itu. Setelah usia perkawinan berjalan beberapa
bulan, sang suami meminta istrinya memilih antara masuk Kristen atau
foto-foto hasil hubungannya pada malam pertama tersebut disebarkan ke
halayak ramai. Sang istri pun tidak memiliki pilihan lain kecuali masuk
Kristen demi menjaga kehormatannya.

Kejadian serupa juga terjadi di Jakarta
Timur. Seorang missionaris menikahi seorang gadis yang bernama Fatma.
Setelah keduanya mendapatkan dua momongan, sang missionaris membuka
kedoknya dan memaksa istrinya untuk memeluk agama Kristen. Setelah
beberapa hari kejadian tersebut berlalu, sang missionaris ketahuan
kedoknya. Ia ternyata salah satu alumni dari sekolah tinggi teologi yang
berpusat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.

3. Menyebarkan Narkoba.
Penyebaran narkoba merupakan cara baru yang ditampilkan missionaris
dalam menjaring pengikut baru. Cara ini mulai ditemukan hampir bersamaan
dengan cara sebelumnya, menodai kehormatan Muslimah. Cara ini
terbilang ampuh, karena pengguna narkoba memiliki tingkat ketergantungan
yang sangat besar terhadap obat-obatan yang mereka komsumsi dan berefek
pada pelemahan jiwa. Sehingga pengguna dipastikan tidak bisa hidup
kecuali dengan bantuan orang lain. Efek ini manarik perhatian missonaris
sehingga secara tidak langsung, mereka mensuplai narkotika ke tempat
nongkrong para pemuda pengangguran. Jika di masyarakat mulai muncul
orang-orang yang memiliki tingkat ketergantungan obat yang tinggi,
tempat-tempat rehabilitasi narkoba pun didirikan dengan berupaya
menyusupkan nilai-nilai Kristen selama proses penyembuhan berlangsung.
Setelah kesembuhan pasien, banyak di antara mereka yang telah menjadi
pengikut Kristen.

Hal demikian ditemukan oleh Harian
Republika di Bandung, Jawa Barat. Sekolah Tinggi Teologi Doulus berusaha
melakukan missi dengan penyebaran narkotika kepada siswa yang berumur
antara 15 hingga 18 tahun. Ketika terjadi ketergantunga obat,
pusat-pusat rehabilitasi mental pengguna narkoba didirikan sekaligus
menawarkan agama Kristen kepada para pasien.

Demikan pula dengan peristiwa yang
dialami oleh salah seorang siswa sekolah Muhammadiyah di Semarang. Pada
awalnya ia disuguhi narkoba oleh salah seorang oknum sehingga ia
menjadi pengguna. Setelah keadaannya demikian, ia diobati di salah satu
rumah sakit Kristen. Beberapa hari kemudian tampilan sang siswa mulai
berubah dari sebelumnya sering memakai baju koko, dengan tampilan yang
lebih gaul dan dengan tanda salib di lehernya.

4. Mengkristenkan Pasien Muslim.
Di antara metode ampuh yang dikembangkan oleh missionaris adalah
mendirikan rumah sakit Kristen di berbagai belahan dunia Muslim. Rumah
sakit seperti ini telah mencapai 213 buah pada tahun 1421 H. pendirian
rumash sakit demikian memang atas nama missi kemanusiaan, tetapi tidak
bisa dipungkiri bahwa ia terkadang menjadi tempat terjadinya missi
terselubung kepada pasien non Kristen. Betapa banyak kita dengar pasien
dari kalangan ekonomi lemah direhabilitasi di rumah sakit-rumah sakit
Kristen lalu dikemudian hari mereka berganti identitas keagamaan. Bahkan
tidak cukup dengan pendirian rumah sakit-rumah sakit, missionaris juga
berusaha membagikan brosur-brosur yang berisi ajaran ajaran Kristen
serta adab-adab dalam Kristen bagi orang sakit kepada pasien Muslim.

Hal demikian terjadi di rumah sakit
Advent di Bandung. Missionaris mengumpulkan pasien Muslim lalu
mengadakan do’a bersama atas kesembuhan mereka kepada tuhan yesus. Di
samping itu, mereka juga memberikan layanan gratis bagi mereka yang
telah meninggal dunia keluarganya, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk
membayar beban biaya rumah sakit.

Cara seperti ini juga pernah dialami
oleh seoraang tokoh Islam papan atas, Bapak Muhammad Natsir. Ketika
menjelang kedatangan ajalnya, ia didtangi oleh missionaris dan
menawarkan agama Kristen kepadanya. Padahal sang missinaris sangat
mengetahui bahwa Natsir adalah seorang tokoh yang sangat kuat menentang
uapaya Kristenisasi di Indonesia. Tetapi mereka berpura-pura tidak tahu
dan berusaha melakukan kegiatan mereka.

5. Kesaksian Palsu yang Dilakukan oleh
Oknum yang Mengaku Murtad dari Islam.
Penomena menarik yang banyak terjadi dikalangan intelektuan non Muslim
adalah ketertarikan mereka terhadap Islam yang diawali dengan rasa
keingintahuan tentang makna kehidupan. Pengembaraan intelektual pun
mereka lakukan dengan mencari jawaban dari berbagai agama, termasuk
agama-agama abrahamaik selain Islam. Mereka menghindari Islam karena
stigma media massa yang seolah telah menenmpatkan Islam sebagai agama
kekerasan dan anti perempuan. Tetapi karena jawaban yang mereka temui
selama pencarian tidaklah memuaskan dahaga intelektual mereka, sehingga
Islam pun dilirik. Ketika mereka mulai banyak membaca literatul Islam,
terutama terjemahan al-Qur’an, umumnya mereka tersadar bahwa ternyata
Islam adalah jawaban dari berbagai kegelisahan yang mereka alami selama
ini. Setelah mereka menemukan jawaban, pengakuan tentang proses yang
mereka lalui hingga menemukan Islam mereka tulis atau umumkan kepada
media Islam sehingga tidak sedikit menginspirasi non Muslim lainnya,
bahkan termasuk orang Muslim sendiri untuk lebih mendalami Islam. Hal
ini menimbulkan efek yang luar biasa kepada masyrakat.

Melihat cara demikian banyak menarik
perhatian masyarakat kaum beragama, terutama non Muslim, oknum dari
pihak Kristen pun berusaha melakukan hal serupa. Sekali pun hal demikian
sering kali didesain sendiri dan tidak mereperesentasikan keadaan
sebenarnya. Mereka kemudian menulis kisah serupa pada beberapa majalah
atau selebaran atau pada buku-buku tertentu dengan harapan dapat
melakukan upaya tandingan terhadap apa yang terjadi pada intelektual non
Muslim ketika memutuskan Islam sebagai pilihan.

Cara demikian mulai ditemukan di
Indonesia pada tahun1974. Yang pertama melakukannya adalah seseorang
yang bernama Kemas Abu Bakar. Pada awalnya, ia mengaku sebagai jebolan
universitas Islam di Bandung dan pernah tercatat sebagai salah satu
dewan juri pada penyelenggaraan MTQ tingkat Internasional. Ia berusaha
menafsirkan al-qur’an berdasarkan kehendaknya semata kemudian
menyebarkannya ke masyarakat dalam bentuk kaset. Tetapi setelah diadakan
investigasi oleh kalangan Muslim ternyata terbukti ia melakukan
kebohongan karena tidak mampu mendemonstrasikan kekmampuannya membaca
al-qur’an. Karena tindakan ini ia dipenjara di Surabaya selama 8 tahun.

Di Jakarta pun kasus serupa ditemukan.
Seseong bernama Yusuf Maulana mengaku murtad dari Islam dan masuk ke
agama Kristen. Ia mengaku anak dari seorang dai terkenal, Qasim Nurseha.
Karena pengakuan demikian, khotbah-khotbahnya di Gereja cepat beredar
dengan menceritakan sebab-sebab ia memilih Kristen sebagai agamanya.
Setelah dilakukan investigasi oleh kalangan Muslim terbukti bahwa ia
bukanlah anak dari Qasim Nurseha, sebagaimana pengakuannya selama ini.

Setelah itu, kasus di Bandung dengan
motif yag sama juga ditemukan. Ada seseorang mengaku saudara kandung
dari Buya Hamka (Haji Abdul Karim Wadud Amrullah). Ia mengaku bernama
Wili Abdul Wadud Karim Amrullah. Setelah pengakuannya tersebut, ia
menjadi orang yang sangat terkenl di Bandung. Bahkan banyak dari
kalangan kaum Muslim mulai terpropokasi dengan pengakuannya. Tetapi
setelah investigasi dilakukan dengan seksama oleh kalangan Muslim
terbukti ia hanya pembual layaknya pendahulu-pendahulunya.

Beberapa orang yang terhitung menyatakan
diri murtad dari Islam dan beralih profesi sebagai missinaris Kristen
di antaranya adalah :
• Purnama Winangun yang dijuluki sebagai haji Amos.
• Hajjah Kristina Fatimah yang disebut Tini Rustini.
• Rudi Muhammad Nurdin.
• Matius.
• Muhammad Sholihin.

6. Missi Kristen Atas Nama Bantun
Kemanusiaan.
Sebenarnya hal ini merupakan cara lama yang selalu digunakan oleh
missonaris untuk malakukan missinya. Cara ini dianggap cocok untuk
negeri-negeri Muslim mengingat kemiskinan menjadi penomena umum di
banyak Negara Muslim. Jika dipetakan secara kasar, benua afrika yang
nota bene banyak berpenduduk Muslim, banyak menjadi target utama cara
ini. Kelaparan yang terjadi di mana-mana akibat perang yang berkanjangan
menjadi lahan subur bagi missionaries untuk menjalankan aksinya.
Analisa bahwa kemiskinan menjadi penyebab utama keberhasilan missi
Kristen sangatlah relevan. Apalagi jika dibuktikan dengan temuan-temuan
lapangan, terutama ketika terjadi bencana alam pada level tinggi
sehingga mengundang keterlibatan donor asing. Biasanya, mengalirnya dana
kemanusian selalu dibarengi dengan missi sampingan yang melibatkan
kepercayaan tertentu.

Cara seperti ini misalnya ditemukan di
Tangerang. Yaitu sebuah pemberian beasiswa kepada 6 desa yang
bertetangga dengan Lippo Karawaci, sebuah kawasan mewah di Tangerang.
Sponsor utama beasiswa ini adalah Jems Riyadi, pemiliki bank Lippo. Pada
ke-6 desa tersebut terdapat 26 SD dengan jumlah total siswa sebanyak
kurang lebih 10.000. Semuan murid-murid tersebut diberikan beasiswa
sebagai wujud bantuan kemanusiaan. Berdasarkan temuan Majalah Media
Da’wah, salah satu media Islam yang memiliki kepedulian terhadap
perkembangan missi Kristen di Indonesi, bahwa para murid yang berada
antara kelas 1 hingga kelas 3 masing-masing mendapatkan beasiswa sebesar
Rp 1.179.000 per tahun. Adapun murid-murid yang berada dalam bimbingan
khusus mereka tentu mendapatkan lebih dari nilai sebelumnya, yaitu Rp
1.539.000 per siswa per tahun. Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah
bahwa masyarakat miskin yang berada pad ke-6 desa tersebut merasa sangat
terbantu dengan program demikian. Sekali pun, pada kenyataannya
terdapat sekitar 500 lebih siswa yang aktif mengikuti berbagai kegitan
di Gereja. Sementara di pihak lain, orang tua mereka tidak memiliki
kemampuan untuk mencegah praktek demikian karena telah merasakan bantuan
besar tersebut.

Pada lingkup lebih luas, terjadinya
Tsunami di Aceh menjadi momen penting bagi kaum missionaries untuk
melakukan aksi mereka.

7. Kristenisasi Dengan Menggunakan
Simbol-Simbol Islam.
Metode ini merupakan cara terbaru yang dipraktekkan missonaris di
Indonesia. Bahkan cara ini dilakukan secara masif dan agresif. Media
yang digunakan seperti pelaksanaan ritual Kristen dengan dengan tampilan
yang Islami. Misalnya perayaan natal dengan menampilkan pakaian adat
betawi yang sangat kental nuansa Islamnya. Selain itu, missionaries juga
melakukan penyebaran bulletin-bulletin yang mirip dengan bulletin
da’wah yang memuat ayat-ayat al-qur’an disertai dengan ayat-ayat bible
serta analisa yang mengunggulkan ajaran Kristen atas pandangan Islam
tentang masalah-masalah tertentu. Hal lain yang juga tidak luput dari
penyebaran missi denga cara ini adalah penerbitan buku-buku yang
menampilkan judul-judul yang sangat bernuansa Islam.

Orang Muslim banyak tertipu dengan
cara-cara sperti ini, karena ketidakmampuan mereka membedakan antara
Islam sebagai aksesoris dengan ritual keagamaan yang murni Kristen. Cara
ini makin membingungkan masyarakat dengan adanya terjemahan bible yang
berbahasa Arab dan kajian yang dilakukan di Gereja yang mirip bentuk
masjid. Sementara para peserta kajian memakai pakaian layaknya seorang
santri dan para peserta membaca kitab bible berbahasa Arab layaknya
orang yang sedang membaca al-qur’an dengan cara tartil.

A. Perayaan Natal dengan
Tampilan Islami.

Cara seperti ini pernah dilakukan oleh pihak Kristen pada hari sabtu, 25
desember 2003. Mereka melakukan perayaan natal di Gereja ortodoks yang
bernama Santovatius di Jakarta. Dalam perayaan ini mereka menampilkan
peserta yang berbusana Islami mulai dari laki-laki, perempuan dan anak
kecil. Bahkan acara inidissirkan secara langsung oleh salah satu
televise swasta terkemuka di negeri ini dan disaksikan oleh banyak
pemirsa di seluruh tanah air. Seperti yang diduga oleh pihak pelaksana
sendiri, acara ini menui protes keras dari banyak pemirsa. Bahkan protes
yang berbentuk ancaman dan terror sempat beredar sebagai wujud
resitensi ummat Muslim di Indonesia terhadap acara-acara yang berpotensi
mengancam hubungan antar ummat beragama di negeri ini. Cara-cara
demikian sebenarnya tida hanya terjadi sekali dan dua kali saja. Bahkan
adanya upaya pembacaan bible berbahasa Arab dengan mengikuti metode
tilawatil Qur’an dengan nada tertentu juga masuk dalam kategori ini.
Belum lagi tata cara ibadah yang dipereaktekkan oleh Kristen Syria
dengan meniru tata cara shalat dalam Islam. Semua fenomena tersebut
merupakan metode penyebaran agama yang kurang menghargai aspek toleransi
yang dibangun dalam lingkup keindonesiaan dan keragaman.

B. Penyebaran buku-buku Kristen
yang menyerupai tampilan buku-buku Islam.

Para penulis beserta judul-judul yang sempat beredar di tengah
masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Karangan Purnama Winangun yang dikenal dengan nama Haji Amos.
Beberapa tulisan Purnama yang ditemukan beredar di tengah masyakat
adalah seperti, Upacara lbadah Haji, Ayat-ayat Al Qur’an Yang
Menyelamatkan, Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam, dan Riwayat
Singkat Pustaka Peninggalan Nabi Muhammad saw.
2) Karangan Danu Kholildinata yang dikenal dengan nama Amin Barkah.
Kristus dan Kristen di Dalam Al-Qur’an (Al Masih Wal Masihiyun Fil
Quur’an).

3) Karangan Hamran Amri.
Allah Sudah Pilihkan Saya Kasih Buat Hidup Baru Dalam Yesus
Kristus, Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa, Dengan
Kasih Kita Jawab, Jawaban Atas Buku Bible Qur’an dan Science, Dialog
Tertulis Islam-Kristen, Surat bari Mesir, Siap Sedia Menjawab Tantangan
Benteng Islam, Sebuah Memori Yang Tak Terlupakan, dll.

4) Karangan Muhammad Nurdin.
Ayat-Ayat Penting Di Dalam Al-Qur’an, Keselamatan Di Dalam Islam,
Selamat Natal Menurut Al Qur’an, Kebenaran Yang Benar (As Shodiqul
Mashduuq), Rahasia Allah Yang Paling Besar (Sirrullahil Akbar), Telah
Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar, Ya Allah Ya Ruhul Qudus Aku
Selamat Dunia dan Akhirat, Wahyu Tentang Neraka, Wahyu Keselamatan
Allah, dan lain-lain.

5) Terbitan yayasan pusat
Kristen Nehemia.

Kerudung Yang Dikoyak, oleh Gulshan Ester; Seorang Gadis Kristen
Mempertanggungjawabkan Imannya, oleh Nita; Apakah Al Qur’an Benar-benar
Wahyu Allah, oleh Ev. J. Litik; Kebenaran Firman Allah, oleh Pdt. M.
Matheus; Lima Alasan Pokok Tentang Isi Al Qur’an Yang Menyebabkan Saya
Beralih Dari Islam ke Kristen, oleh Ev. J. Litik; dll.

6) Cetakan yayasan Jalan Rahmat.
Sejarah Naskah Al Qur’an dan Alkitab, oleh John Gilchrist; Sulitkah
Menjadi Orang Kristen, oleh Abdul Masih; Siapakah Kristus Selayaknya
Menurut Anda, oleh Abdul Masih; Sudah Kutemukan, oleh Iskandar Jadeed;
Benarkah Al kitab Dipalsukan, oleh Iskandar Jadeed; Injil Barnabas Suatu
Kesaksian Palsu, oleh Iskandar Jadeed; Kesempurnaan Taurat dan Injil,
oleh Iskandar Jadeed; Bagaimana Supaya Dosa Diampuni, oleh Iskandar
Jadeed; Bagaimana Kita Berdoa, oleh Iskandar Jadeed; Kri stus Menurut
Islam dan Kristen, oleh John Gilchrist, Benarkah Nabi Isa Disalib, oleh
John Gilchrist; Allah Itu Esa di Dalam Tritunggal Yang Kudus, oleh
Zachariah Butrus; Selidikilah, Anda Pasti Selamat, oleh Sultan Muhammad
Paul.

7) Brosur, kaset dan kaligrafi.
Brosur-brosur sperti: Brosur Dakwah Ukhuwah, Brosur Shirathal Mustaqim,
Brosur Jalan Al Rachmat, dll. Kaligrafi dan kalender tulisan Arab yang
berisikan ayat-ayat Injil tentang ketuhanan Yesus. Kaset: Kaset
tilawatul Injil, Dzat dan Sirat Allah (ceramah Pendeta Kemas Abubakar
Mashur Yusuf Roni), Kesaksian murtadin Muhammad Imran, Kesaksian
murtadin Ikhwan Luqman, Kesaksian murtadin Pdt. Akmal Sani, Kesaksian
murtadin Lies Saodah, Kesaksian murt adin Haji Ahmad Maulana yang
mengaku-ngaku putera KH. Kosim Nurzeha, dll.

PENGARUH
KRISTENISASI DI INDONESIA.

Melihat penetrasi yang dilakukan oleh missonaris maka bisa dipastikan
bahwa efek yang ditimbulkan dalam rangka perluasan dukungan dan pemeluk
di Nusantara mengalami kenaikan secara signifikan dalam berbagai sektor
kehidupan. Beberapa aspek yang hendak dipaparkan di sini adalah :

• Aspek Politik.
Aspek penting yang menjadi fokus utama missi Kristen pada banyak Negara
Islam adalah aspek perpolitikan. Aspek ini menjadi penting mengingat
beragam bentuk aturan lahir melalui mekanisme politik. Hal ini
ditegaskan dalam sebuah hasil Muktamar Nasional Wali Gereja di Jakarta
pada tahun 1976 M. Dalam hasil keputusan muktamar tersebut tercatat :
Adalah merupakan kewajiban bagi kita komunitas Kristen untuk memastikan
bahwa arah perpolitikan Negara tetap mengarah dan berkiblat ke Barat,
terutama kepada Amerika Serikat. Kalian harus mengetahui bahwa Golkar
dan pemerintahannya berkiblat ke Amerika. Inilah alasan mengapa kita
mengarahkan para pengikut Kristen agar berafiliasi kepada Golkar dan
berupaya untuk memenangkannya pada setiap Pemilu. Selayaknyalah para
pengikut Kristen mengetahui bahwa Golkar adalah partai Kristen. Dialah
yang bertanggung jawab penuh terhadap kesuksesan missi Kristen hingga
batas-batas yang kita saksikan sekarang di Indonesia. Kita juga harus
terus dapat memastikan bahwa media cetak Indonesia, siaran radio, dan
Televisi menyiarkan tentang hal-hal yang kontroversi seputar Islam dan
menyebarkan beragam fitnah terhadap barisan kaum Muslim agar mereka
terpropokasi untuk melakukan pertengkaran sesama mereka. Adu dombalah,
cerai beraikan, kuasai dan aturlah mereka sedemikian rupa. Itulah
strategi dan taktik kita untuk dapat menundukkan kaum Muslim di
Indonesia. Kita harus memanfaatkan beragam Koran dan media lainnya yang
berada di bawah kendali kita untuk menyebarkan propaganda yang dapat
mengoyak kesatuan kaum Muslim di Indonesia.

Hal ini sebanarnya sangat jelas
mengingat peran politik mereka sangat kuat dalam bentangan sejarah
Negara Indonesia. Salah satu peran politik kaum Kristen di Indonesia
adalah masalah sila pertama dalam Pancasila. Pada awal pembentukannya,
bunyi sila pertama adalah ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban
melaksanakan syari’at Islam bagi pemeluknya. Namun karena resistensi
dari warga Indonesia bagian timur yang merupakan reperesentasi agama
Kristen, penghapusan kata yang mengadung kewajiban melaksanaan syari’ah
bagi pemeluk agama Islam pun dihapus. Yang menjadi masalah di sini
bukanlah terkait penghapusan tersebut, tetapi terkait tentang betapa
jangkaun politis kaum Kristen di Indonesia memang kuat.

Di sisi lain, terelpasnya Timor Timur
dari wilyah kesatuan Republik Indonesia juga berindikasi kuatnya peran
politik kaum Kristen di Indonesia. Hal ini tentu tidak lepas dari
peranan penting yang dimainkan oleh Uskup Belo dalam upaya penyebaran
informasi subyektif tentang upaya-upaya licik ABRI untuk mengislamkan
penduduk Timur Timor. Propaganda Uskup Belo tentang kondisi Kristen yang
mengalami degradasi akibat upaya islamisasi yang dipelopori oleh ABRI
tersebut berlangsung cukup lama. Sekali pun bukti lapangan menegaskan
kondisi sebaliknya. Selama Timor Timur berada dalam wilayah NKRI
pertumbuhan penduduk Kristen mengalami kenaikan secara signifikan. Hal
tersebut terbukti karena sensus penduduk pada tahun 1972 menunjukkan
jumlah penganut Kristen berjumlah sekitar 187.540 jiwa dari jumlah total
penduduk setempat yang mencapai 674.550 jiwa. Yakni bahwa persentase
mereka pada tahun 1972 adalah 27,8 %. Lalu pada tahun 1994 jumlah
penganut Kristen mencapai 722.789 jiwa dari jumlah total penduduk
sekitar 783.086 jiwa. Ini berarti bahwa prosentase ummat Kristen berada
pada kisaran 92,3 % sementara kaum Muslim hanya berjumlah 3,1 % saja.

• Aspek Kemasyarakatan.
Dalam aspek ini, pertumbuhan jumalah kaum Kristen di Indonesia dan
terjadinya penurunan persentase penganut agama Islam secara umum
merupakan bukti nyata. Ada sebuah analisa yang menganggap bahwa hal
tersebut terjadi sebagai akibat dari keberhasilan KB yang digencarkan
oleh pemerintah terhadap masyarakat. Di sisi lain, menguatnya
missionaries dalam menjalankan aktifitasnya juga ditengarai sebagai
factor lain. Kedua alasan tersebut adalah sisi pandang yang dikemukakan
oleh MUI dan sebagai temuan yang juga diperkuat oleh Deperetemen Agama.
Berdasarkan Survey Antar Sensus (Supas) yang pernah dilakukan oleh Biro
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1990 ditemukan fakta bahwa ddari 200
juta jiwa penduduk Indonesia, prosentase umat Islam mencapai 87, 3 %.
Sementara ummat Kristen berjumlah 9,6 % (Portestan 6 % dan Katolik 3,6
%), Hindu 1,8 %, Budha 1% dan agama lain 0,3 %.

Selain hal di atas, fenomena libur
Nasional pekanan bagi semua aktifitas formal yang ditetapkan pada hari
Minggu juga dianggap sebagai bagian dari pengaruh Kristen di Indonesia.
Tetapi asumsi demikian dianggap berlebihan mengingat perkembangan
jumlah masjid terutama di wilyah perkantoran dan di kota-kota besar di
Indonesia banyak diilhami oleh kebutuhan untuk melaksanakan ibadah
shalat lima waktu dan terutama shalat jum’at di tempat kerja. Jika
kemudian libur nasional dikaji ulang dan disepakati pada harui jum’at,
lalu karena pertimbangan yang sama kaum Kristen di Indonesia meminta
permbangunan gereja di lingkungan kerja tentu juga akan menjadi
permsalahan baru. Belum lagi jika kita melihat fenomena perkembagan
keislaman yang kini tumbuh dengan baik di kalangan professional
perkantoran yang mengandalkan sisa-sisa waktu yang ada untuk melakukan
kajian keislaman pekanan dengan mendatangkan nara sumber ahli.

Tetapi jika pada kenyataannya bahwa
ummat Kristen memanfaatkan media televise dalam rangka penyampaian
nilai-nilai kristiani kepada pemirsa yang baisanya dilakukan pada hari
Minggu mungkin sedikit memiliki relevansi. Menginagat hari minggu
sebagai hari liburan biasanya dimanfaatkan oleh banyak keluarga untuk
duduk di depan tv. Tetapi sebagaimana kita saksikan setelah terjadinya
reformasi, tampilnya ustadz kondang, terutama KH Gymnastiar juga
mengambil bentuk yang sama. Sehingga penomena demikian sesungguhnya
tidaklah bisa dipandang bias hanya karena adanya kemiripan semata.

• Aspek Pendidikan.
Salah seorang missionaries pernah berkata, sebagimana dikutip oleh
Kholidi dari buku Re-Thingking Mission “sekolah-sekolah yang dikelola
oleh missi Kristen di seluruh Negara haruslah memiliki tujuan yang
sama. Yag paling pokok adalah sekolah-sekolah haruslah berfungsi sebagai
sarana utuk menciptakan pendeta-pendeta gereja. Sehingga materi-materi
sekuler yang diambil dari buku-buku Barat dan diajarkan langsung oleh
guru-guru dari Barat, harus membawa pola pemikiran Kristen.”

KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, kristenisasi sebagai lawan kata dari
islamisasi adalah merupakan upaya untuk mengembangkan ajaran Kristen
terhadap kalangan internal maupun kalangan eksternal. Dalam batasan
demikian, missi Kristen dainggap tidak bermasalah karena itu merupakan
perwujudan dari hak masing-masing agama untuk mengekspresikan dirinya
kepada mayskarakar luas. Permasalahan terjadi ketika missi tersebut
disertai dengan cara-cara yang tidak lazim, sebagaimana ditunjukkan
dalam makalah, seperti pendirian gereja di kawasan yang tidak memiliki
jumlah pengikut hingga jumlah tertentu, sebagimana telah disepakati
bersama.

Cara-cara seperti menciderai kehormatan
muslimah, bantuam kemanusian yang disertai missi terselubung, penyebaran
narkoba, pelaksanaan ibadah Kristen dengan tampilan yang berwajah
islami merupakan bagian dari tata cara yang berada di luar etika
keagamaan yang disandang oleh masing-masing agama. Jika dirunut lebih
jauh maka akar permaslahan sesungguhnya terkait denga toleransi adalah
adanya pihak tertentu dari kalangan beragama yang melanggar kode etik
penyiaran agama sehingga menimbulkan reaksi dari pihak lain.

Sedangkan terkait dengan pengaruh missi
Kristen di Indonesia maka aspek politik memiliki sisi yang kuat di
tambah dengan efek yang besar terhadap aspek pendidikan dan
kemasyarakatan. Wallahu a’lam.
cinta_islam
cinta_islam
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 556
Age : 34
Location : martapura - kota intan
Job/hobbies : pembela islam
Humor : bisakah musik rock di pake di gereja?
Reputation : 55
Points : 6121
Registration date : 2010-03-08

https://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=120658514619705&topi

Back to top Go down

Misi Kristen di Indonesia Empty Re: Misi Kristen di Indonesia

Post by cinta_islam Wed 19 May 2010, 1:47 am

sundul ah

biar umat salibis pd tau kebejatan agama mereka.
cinta_islam
cinta_islam
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 556
Age : 34
Location : martapura - kota intan
Job/hobbies : pembela islam
Humor : bisakah musik rock di pake di gereja?
Reputation : 55
Points : 6121
Registration date : 2010-03-08

https://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=120658514619705&topi

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum