MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 58 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 58 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

3 posters

Go down

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

Post by kafirunmurtadin Mon 22 Mar 2010, 4:49 am

Muhammad menerapkan hukuman rajam bagi sepasang Yahudi yang berzinah

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 531-533


    Ibnu Ishaq berkata bahwa Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata kepadaku, ia mendengar seseorang dari Muzainah dari salah seorang ulama yang berbicara dengan Sa'id bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata kepada mereka, bahwa rahib-rahib Yahudi berkumpul di Baitul Midras -ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah- dan sebelumnya salah seorang dari mereka telah berzina -setelah ia menikah- dengan seorang wanita Yahudi yang telah menikah.

    Mereka berkata, `Bawalah pria dan wanita ini kepada Muhammad, kemudian tanyakan kepadanya bagaimana hukum keduanya, dan beri dia hak untuk mengadili keduanya. Jika ia menjatuhkan hukuman cambuk kepadanya seperti kalian, dia seorang raja dan ikuti dia. Jika dia menjatuhkan hukuman rajam kepadanya, dia seorang nabi dan jagalah apa yang ada pada kalian jangan sampai dia merampasnya.'

    Mereka mendatangi Rasulullah SAW kemudian berkata, `Hai Muhammad. orang ini telah menikah kemudian berzina dengan wanita ini yang juga telah menikah. Adililah keduanya, karena kami telah memberi hak kepadamu untuk mengadili keduanya.'

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan hingga tiba di rahib-rahib mereka di Baitul Midras. Beliau bersabda kepada mereka. `Hai orang-orang Yahudi, keluarkan untukku ulama kalian.'

    Mereka mengeluarkan Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam.
    Ibnu Ishaq berkata bahwa sebagian orang dari Bani Quraidzah berkata kepadaku, selain mengeluarkan Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka juga mengeluarkan Abu Yasir bin Akhthab dan Wahb bin Yahudza. Rahib-rahib Yahudi berkata, `Orang-orang inilah ulama kami.'

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya kepada rahib-rahib Yahudi tentang masing-masing ulama mereka tersebut hingga akhirnya mereka berkata tentang Abdullah bin Shuriya, `Orang ini lebih pandai tentang Taurat daripada ulama-ulama kami lainnya.'

    Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk berduaan dengan Abdullah bin Shuriya. Abdullah bin Shuriya adalah orang termuda di antara ulama-ulama Yahudi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mencecar Abdullah bin Shuriya dengan pertanyaan-pertanyaan, dan bertanya kepada Abdullah bin Shuriya, `Hai anak Shuriya, aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah, dan dengan hari-hari Allah yang ada di Bani Israel, tidakkah engkau tahu bahwa Allah memutuskan hukuman rajam bagi muhshan (orang yang telah menikah) yang berzina dalam Taurat.'

    Abdullah bin Shuriya berkata. `Ya, demi Allah! Demi Allah, wahai Abu Al-Qasim, sesungguhnya orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa engkau nabi yang diutus, namun mereka merasa iri kepadamu.'

    Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar dan memerintahkan kedua orang tersebut dirajam di depan pintu masjid beliau di Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Shuriya kafir dan tidak mengakui kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang orang-orang Yahudi tersebut,


      Hai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera kepada kekafiran, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka, Kami telah benman, ' padahal hati mereka belum beriman, dan di antara orang-orang Yahudi yang amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan perkataan orang lain yang belum pemah datang kepadamu; mereka mengubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, Jika diberikan ini kepada kalian, maka terimalah, dan jika kalian diberi yang bukan ini, maka hati hatilah. Barangsiapa Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka memperoleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar.' (Al-Maidah: 41)

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah berkata kepadaku dari Ismail bin Ibrahim dari Ibnu Abbas yang berkata,"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan pelaksanaan hukuman rajam kepada kedua pelaku zina tersebut, kemudian keduanya dirajam di depan masjid beliau. Ketika laki-laki Yahudi tersebut mulai mendapatkan lemparan batu, ia berdiri menuju sahabat wanitanya, kemudian menelungkupinya guna melindungi dari lemparan batu hingga akhirnya keduanya mati. Itulah salah satu yang diperbuat Allah bagi Rasul-Nya dalam melaksanakan eksekusi zina terhadap kedua orang tersebut."


Muhammad dan para pengikutnya juga berzinah, tapi tidak dihukum rajam

Tabaqat Ibn Sa’d, Vol 8, hal. 195

    Ibnu Sa’d menulis: “Abu Bkr menceritakan bahwa Rasul SAW melakukan persetubuhan dg Mariyah di rumah Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk digerbang (di belakang pintu yg terkunci). Dia bilang pada nabi, O rasul, apa anda melakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Nabi berkata, kendalikan dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah membuatnya (Mariyah) haram bagiku. Hafsa berkata, "Aku tidak terima kecuali kamu bersumpah bagiku." Hazrat (yg mulia) itu berkata, "Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya lagi.”



Tidak lama berselang, dia bukannya taubat karena telah berzinah dg Mariyah, malah dia mengarang ayat untuk membatalkan sumpahnya itu supaya dia boleh meniduri Mariyah kembali:

Q 66:1-2

    Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Muhammad terus melakukan zinah dengan Mariyah, dan status Mariyah tetap budak (bukan istri) sampai dia melahirkan anak haram.

http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html

    Akan tetapi tidak lama ia mengalami kesedihan itu, dengan melalui Maria orang Koptiik, Tuhan telah memberi karunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim, nama yang diambil dari Ibrahim leluhur para nabi, para hunif yang patuh kepada Tuhan. Sejak Maria diberikan oleh Muqauqis kepada Nabi sampai pada waktu itu masih berstatus hamba sahaja. Oleh karena itu tempatnya tidak di samping mesjid seperti isteri-isteri Nabi Umm'l-Mukminin yang lain. Oleh Muhammad ia ditempatkan di 'Alia, di bagian luar kota Medinah, di tempat yang sekarang diberi nama Masyraba Umm Ibrahim, dalam sebuah rumah di tengah-tengah kebun anggur.


Sumber-sumber Islam tertua lainnya membenarkan riwayat di atas:

Buku Asbabun Nuzul Imam Suyuti, Halaman 585: Sebab-sebab turunnya surat At-Tahrim

    Diriwayatkan oleh Anas: Suatu hari Rasulullah menggauli seorang budak wanita miliknya. Aisyah dan Hafshah lantas terus-menerus memperbincangkan kejadian tersebut sampai akhirnya Rasulullah menjadikan budaknya itu haram bagi diri beliau (tidak akan digauli lagi). Allah lalu menurunkan At-Tahrim ayat 1: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Buku Asbabun Nuzul Imam Suyuti, Halaman 586: Sebab-sebab turunnya surat At-Tahrim

    Suatu ketika, Rasulullah menggauli Maria, seorang budak wanitanya, di rumah Hafsah. Tiba-tiba Hafsah muncul dan mendapati Maria tengah bersama Rasulullah. Hafsah lalu berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa harus di rumah saya, tidak di rumah istri-istri engkau yang lain?" Rasulullah lalu berkata, "Wahai Hafsah, mulai saat ini haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali. Rahasiakanlah ucapan saya ini dari siapapun." Akan tetapi ketika Hafsah keluar dan bertemu dengan Aisyah, ia lantas membocorkannya. Allah lalu menurunkan ayat 1, "Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu demi menyenangkan hati istri-istrimu...."


Tafsir Maududi Q33:50 (http://www.quranenglish.com/tafheem_quran/033-2.htm)

    Dari empat budak ini (yaitu Raihanah, Juwairiyah, Safiyyah, dan Mariyah), Muhammad membebaskan 3 orang dan menikahinya, sedangkan dengan Mariyah dia memiliki “hubungan suami istri” atas dasar dia adalah budaknya. Dalam kasus Mariyah ini, tidak ada bukti bahwa Muhammad membebaskan dan menikahinya.


Dalam Alquran yang diterbitkan Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377 H, Tafseer dan terjemahan ke dalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi, dijelaskan secara gamblang latar belakang dikarangnya ayat-ayat at-Tahrim tersebut:


    Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara istri2nya. Dan ketika tiba giliran Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi ke rumah ayahnya Omar Khattab, dengan alasan ayahnya memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Coptik yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan pintu terkunci dari dalam. Dia duduk di depan pintu tsb sampai sang nabi selesai dengan ‘bisnis’nya dan keluar rumah dengan keringat bercucuran di wajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan pada hari giliranku ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata, 'diamlah meski dia itu budakku dan oleh karenanya halal bagiku, utk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah, nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah Hafsah ketuk dinding yang memisahkan kamarnya dengan Aisha dan menceritakan semuanya.


Dan ini juga sama, kelakuan para pengikutnya, MEMPERKOSA PARA WANITA TAWANAN:

Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:

    Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
    Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus (=membuang sperma di luar vagina). Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:

    Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri:
    Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyetubuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …


Memperkosa para tawanan dengan teknik azl memang sudah menjadi kebiasaan Muhammad dan pengikutnya:

Al-Waqidi vol.i, p.413

    Seorang Yahudi berkata padaku, "Abu Said, tidak heran mengapa kau mau menjual dia (tawanan wanita) karena apa yang dikandungnya dalam perutnya adalah bayi dari kamu.” Aku berkata, “Tidak, aku melakukan ‘azl.” Mendengar ini dia menjawab (dengan kasar), “Itu hampir sama dengan pembunuhan anak!” Ketika aku sampaikan kisah ini kepada sang Nabi, dia berkata, “Orang2 Yahudi itu bohong. Orang2 Yahudi itu bohong.”


Malah, Muhammad juga mengijinkan pengikutnya menzinahi wanita tawanan di depan suaminya:

Hadist Sunan Abu Dawud Nomor 2150

    Rasul allah mengutus ekspedisi militer ke Awtas pada saat perang Hunain. Mereka bertemu dengan musuh dan bertempur dengan mereka. Mereka mengalahkan musuh dan mengambil mereka sebagai tawanan. Beberapa teman rasul allah enggan berhubungan seks dengan wanita tawanan di depan suami mereka yang kafir. Maka allah mengirimkan ayat quran sura 4:24. "Dan (diharamkan) bagimu kecuali mereka (tawanan) yang kamu miliki."


Demi keadilan, apa hukuman buat Muhammad dan para pengikutnya????????
Dia menerapkan rajam bagi pelaku zinah Yahudi, tapi kenapa dia sendiri yang berzinah kebal dari hukum???
kafirunmurtadin
kafirunmurtadin
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 197
Reputation : -2
Points : 5672
Registration date : 2008-12-19

Back to top Go down

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty Re: Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

Post by cinta_islam Mon 22 Mar 2010, 8:43 am

kafirunmurtadin wrote:Muhammad menerapkan hukuman rajam bagi sepasang Yahudi yang berzinah

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 531-533


    Ibnu Ishaq berkata bahwa Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata kepadaku, ia mendengar seseorang dari Muzainah dari salah seorang ulama yang berbicara dengan Sa'id bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata kepada mereka, bahwa rahib-rahib Yahudi berkumpul di Baitul Midras -ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah- dan sebelumnya salah seorang dari mereka telah berzina -setelah ia menikah- dengan seorang wanita Yahudi yang telah menikah.

    Mereka berkata, `Bawalah pria dan wanita ini kepada Muhammad, kemudian tanyakan kepadanya bagaimana hukum keduanya, dan beri dia hak untuk mengadili keduanya. Jika ia menjatuhkan hukuman cambuk kepadanya seperti kalian, dia seorang raja dan ikuti dia. Jika dia menjatuhkan hukuman rajam kepadanya, dia seorang nabi dan jagalah apa yang ada pada kalian jangan sampai dia merampasnya.'

    Mereka mendatangi Rasulullah SAW kemudian berkata, `Hai Muhammad. orang ini telah menikah kemudian berzina dengan wanita ini yang juga telah menikah. Adililah keduanya, karena kami telah memberi hak kepadamu untuk mengadili keduanya.'

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan hingga tiba di rahib-rahib mereka di Baitul Midras. Beliau bersabda kepada mereka. `Hai orang-orang Yahudi, keluarkan untukku ulama kalian.'

    Mereka mengeluarkan Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam.
    Ibnu Ishaq berkata bahwa sebagian orang dari Bani Quraidzah berkata kepadaku, selain mengeluarkan Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka juga mengeluarkan Abu Yasir bin Akhthab dan Wahb bin Yahudza. Rahib-rahib Yahudi berkata, `Orang-orang inilah ulama kami.'

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya kepada rahib-rahib Yahudi tentang masing-masing ulama mereka tersebut hingga akhirnya mereka berkata tentang Abdullah bin Shuriya, `Orang ini lebih pandai tentang Taurat daripada ulama-ulama kami lainnya.'

    Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk berduaan dengan Abdullah bin Shuriya. Abdullah bin Shuriya adalah orang termuda di antara ulama-ulama Yahudi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mencecar Abdullah bin Shuriya dengan pertanyaan-pertanyaan, dan bertanya kepada Abdullah bin Shuriya, `Hai anak Shuriya, aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah, dan dengan hari-hari Allah yang ada di Bani Israel, tidakkah engkau tahu bahwa Allah memutuskan hukuman rajam bagi muhshan (orang yang telah menikah) yang berzina dalam Taurat.'

    Abdullah bin Shuriya berkata. `Ya, demi Allah! Demi Allah, wahai Abu Al-Qasim, sesungguhnya orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa engkau nabi yang diutus, namun mereka merasa iri kepadamu.'

    Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar dan memerintahkan kedua orang tersebut dirajam di depan pintu masjid beliau di Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Shuriya kafir dan tidak mengakui kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang orang-orang Yahudi tersebut,


      Hai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera kepada kekafiran, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka, Kami telah benman, ' padahal hati mereka belum beriman, dan di antara orang-orang Yahudi yang amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan perkataan orang lain yang belum pemah datang kepadamu; mereka mengubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, Jika diberikan ini kepada kalian, maka terimalah, dan jika kalian diberi yang bukan ini, maka hati hatilah. Barangsiapa Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka memperoleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar.' (Al-Maidah: 41)

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah berkata kepadaku dari Ismail bin Ibrahim dari Ibnu Abbas yang berkata,"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan pelaksanaan hukuman rajam kepada kedua pelaku zina tersebut, kemudian keduanya dirajam di depan masjid beliau. Ketika laki-laki Yahudi tersebut mulai mendapatkan lemparan batu, ia berdiri menuju sahabat wanitanya, kemudian menelungkupinya guna melindungi dari lemparan batu hingga akhirnya keduanya mati. Itulah salah satu yang diperbuat Allah bagi Rasul-Nya dalam melaksanakan eksekusi zina terhadap kedua orang tersebut."


Muhammad dan para pengikutnya juga berzinah, tapi tidak dihukum rajam

Tabaqat Ibn Sa’d, Vol 8, hal. 195

    Ibnu Sa’d menulis: “Abu Bkr menceritakan bahwa Rasul SAW melakukan persetubuhan dg Mariyah di rumah Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk digerbang (di belakang pintu yg terkunci). Dia bilang pada nabi, O rasul, apa anda melakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Nabi berkata, kendalikan dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah membuatnya (Mariyah) haram bagiku. Hafsa berkata, "Aku tidak terima kecuali kamu bersumpah bagiku." Hazrat (yg mulia) itu berkata, "Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya lagi.”



Tidak lama berselang, dia bukannya taubat karena telah berzinah dg Mariyah, malah dia mengarang ayat untuk membatalkan sumpahnya itu supaya dia boleh meniduri Mariyah kembali:

Q 66:1-2

    Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Muhammad terus melakukan zinah dengan Mariyah, dan status Mariyah tetap budak (bukan istri) sampai dia melahirkan anak haram.

http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html

    Akan tetapi tidak lama ia mengalami kesedihan itu, dengan melalui Maria orang Koptiik, Tuhan telah memberi karunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim, nama yang diambil dari Ibrahim leluhur para nabi, para hunif yang patuh kepada Tuhan. Sejak Maria diberikan oleh Muqauqis kepada Nabi sampai pada waktu itu masih berstatus hamba sahaja. Oleh karena itu tempatnya tidak di samping mesjid seperti isteri-isteri Nabi Umm'l-Mukminin yang lain. Oleh Muhammad ia ditempatkan di 'Alia, di bagian luar kota Medinah, di tempat yang sekarang diberi nama Masyraba Umm Ibrahim, dalam sebuah rumah di tengah-tengah kebun anggur.


Sumber-sumber Islam tertua lainnya membenarkan riwayat di atas:

Buku Asbabun Nuzul Imam Suyuti, Halaman 585: Sebab-sebab turunnya surat At-Tahrim

    Diriwayatkan oleh Anas: Suatu hari Rasulullah menggauli seorang budak wanita miliknya. Aisyah dan Hafshah lantas terus-menerus memperbincangkan kejadian tersebut sampai akhirnya Rasulullah menjadikan budaknya itu haram bagi diri beliau (tidak akan digauli lagi). Allah lalu menurunkan At-Tahrim ayat 1: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Buku Asbabun Nuzul Imam Suyuti, Halaman 586: Sebab-sebab turunnya surat At-Tahrim

    Suatu ketika, Rasulullah menggauli Maria, seorang budak wanitanya, di rumah Hafsah. Tiba-tiba Hafsah muncul dan mendapati Maria tengah bersama Rasulullah. Hafsah lalu berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa harus di rumah saya, tidak di rumah istri-istri engkau yang lain?" Rasulullah lalu berkata, "Wahai Hafsah, mulai saat ini haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali. Rahasiakanlah ucapan saya ini dari siapapun." Akan tetapi ketika Hafsah keluar dan bertemu dengan Aisyah, ia lantas membocorkannya. Allah lalu menurunkan ayat 1, "Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu demi menyenangkan hati istri-istrimu...."


Tafsir Maududi Q33:50 (http://www.quranenglish.com/tafheem_quran/033-2.htm)

    Dari empat budak ini (yaitu Raihanah, Juwairiyah, Safiyyah, dan Mariyah), Muhammad membebaskan 3 orang dan menikahinya, sedangkan dengan Mariyah dia memiliki “hubungan suami istri” atas dasar dia adalah budaknya. Dalam kasus Mariyah ini, tidak ada bukti bahwa Muhammad membebaskan dan menikahinya.


Dalam Alquran yang diterbitkan Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377 H, Tafseer dan terjemahan ke dalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi, dijelaskan secara gamblang latar belakang dikarangnya ayat-ayat at-Tahrim tersebut:


    Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara istri2nya. Dan ketika tiba giliran Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi ke rumah ayahnya Omar Khattab, dengan alasan ayahnya memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Coptik yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan pintu terkunci dari dalam. Dia duduk di depan pintu tsb sampai sang nabi selesai dengan ‘bisnis’nya dan keluar rumah dengan keringat bercucuran di wajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan pada hari giliranku ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata, 'diamlah meski dia itu budakku dan oleh karenanya halal bagiku, utk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah, nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah Hafsah ketuk dinding yang memisahkan kamarnya dengan Aisha dan menceritakan semuanya.


Dan ini juga sama, kelakuan para pengikutnya, MEMPERKOSA PARA WANITA TAWANAN:

Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:

    Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
    Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus (=membuang sperma di luar vagina). Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:

    Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri:
    Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyetubuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …


Memperkosa para tawanan dengan teknik azl memang sudah menjadi kebiasaan Muhammad dan pengikutnya:

Al-Waqidi vol.i, p.413

    Seorang Yahudi berkata padaku, "Abu Said, tidak heran mengapa kau mau menjual dia (tawanan wanita) karena apa yang dikandungnya dalam perutnya adalah bayi dari kamu.” Aku berkata, “Tidak, aku melakukan ‘azl.” Mendengar ini dia menjawab (dengan kasar), “Itu hampir sama dengan pembunuhan anak!” Ketika aku sampaikan kisah ini kepada sang Nabi, dia berkata, “Orang2 Yahudi itu bohong. Orang2 Yahudi itu bohong.”


Malah, Muhammad juga mengijinkan pengikutnya menzinahi wanita tawanan di depan suaminya:

Hadist Sunan Abu Dawud Nomor 2150

    Rasul allah mengutus ekspedisi militer ke Awtas pada saat perang Hunain. Mereka bertemu dengan musuh dan bertempur dengan mereka. Mereka mengalahkan musuh dan mengambil mereka sebagai tawanan. Beberapa teman rasul allah enggan berhubungan seks dengan wanita tawanan di depan suami mereka yang kafir. Maka allah mengirimkan ayat quran sura 4:24. "Dan (diharamkan) bagimu kecuali mereka (tawanan) yang kamu miliki."


Demi keadilan, apa hukuman buat Muhammad dan para pengikutnya????????
Dia menerapkan rajam bagi pelaku zinah Yahudi, tapi kenapa dia sendiri yang berzinah kebal dari hukum???

ha....ha....ha....ilmu copas dari duladi kampret bin ketupret dan situs iblis FFI.
buat saudaraku umat muslim janganlah terpengaruh dari copasan pengikut dajjal. kuatkan lah iman anda sebagai muslim, apakah anda percaya nabi junjungan kita melakukan hal seperti itu?nggak khan?

ini tanggapan saya wahai kafirunmurtadin yang kafirnya nggak ketolongan:

Banyak kritikan pedas yg dilancarkan oleh kaum non-Muslim kepada Hz.
Rasulullah saw dengan mengatakan bahwa Nabi saw (na'udzubillah min
dzalik) telah berzinah dan tidak menikahi Hz. Maria ra dari Coptic.


Buat saya tidak diragukan lagi bahwa Hz. Sayyidina Muhammad saw
telah menikahi Hz. Maria ra sebelum beliau menggaulinya dan telah
menjadikan Hz. Maria ra sebagai istri yang setara kedudukannya dengan
istri-istri yang lain.


Memang diakui bahwa banyak anggapan yg keliru dan dibesar-besarkan
dalam sejarah dunia Islam bahwa adalah sah meniduri budak dengan
sebebas-bebasnya - karena budak adalah milik tuannya.


Sehingga muncul pertanyaan: " Apakah dulu orang Islam boleh atau
tidak meniduri budak ?" - Al-Quran Karim menggunakan istilah ini dengan
kata "malakat aymanukum" (milik tangan kananmu - your right hands
possess) (4:3, 4:24) - berbeda artinya dengan pengertian yg umum dlm
terjemah- an Dep-Agama dan terjemahan Indonesia lainnya yg memakai arti
BUDAK".


Yang menjadi titik perhatian utama pada zaman Islam di masa awal
adalah: KAPAN dan BAGAIMANA seseorang yg menjadi "milik tangan kananmu
- your right hands possess" (yaitu orang (musyrik) yg berstatus : hamba
sahaya/budak atau tawanan perang perempuan atau budak karena pemberian)
dapat digauli/ditiduri.


Al-Quran Karim menyatakan dengan tegas bahwa yang menjadi milik
tangan kananmu dapat digauli/ditiduri JIKA telah dimerdekakan, beriman
(Islam) dan dinikahi (4:3, 4:24, 2:221, dll).


Titik utama perhatian Al-Quran Karim dan ajaran Hz. Sayyidina
Muhammad saw adalah: Bahwa seorang hamba sahaya/budak BUKANLAH manusia
yang NISTA dan KOTOR.


Ketaqwaan adalah ukuran mulia atau nistanya seseorang di hadapan

Allah Ta'ala. Jika mereka beriman dan mematuhi perintah Allah dan
rasul-Nya - maka kedudukan mereka (budak/hamba sahaya tsb) adalah
sangat mulia dan sederajat dengan perempuan yg merdeka. Jika mereka
dimerdekakan, beriman dan dinikahi, maka kedudukan mereka sebagai istri
sederajat dengan istri yg lain.


Jadi, Al-Quran Karim dan Hz. Rasulullah saw datang untuk mengangkat

derajat/martabat "orang yang menjadi milik tangan kananmu"
sedemikian rupa tingginya, sama dan sederajat dengan orang yang
merdeka.


Dan harus diakui, usaha revolusi sosial Islam dalam masyarakat Arab
pada waktu itu untuk mengangkat derajat "orang yang menjadi milik
tangan kananmu" juga banyak mengalami hambatan. Beberapa kasus,
istri-istri nabi yang lain (terutama istri2 yang aslinya adalah orang
merdeka (tidak pernah jadi "milik tangan kanan") masih merasa "lebih
tinggi" kedudukannya dibanding dengan Hz. Maria Qibtiyah ra. Ini adalah
alamiah dan merupakan sifat dasar manusia.


Apalagi, kemudian lahir Ibrahim - maka "kecemburuan sosial" mereka
(istri-istri) menjadi lebih meningkat kepada Hz. Maria ra yang ex-budak
Raja Mesir itu. Tapi, kemudian berangsur-angsur mereka mengerti dan
menghormati ketulusan, ke'itaatan dan ketaqwaan Hz. Maria ra sebagai
istri dari Hz. Rasulullah saw.


Beliau ra wafat pada masa khilafat Hz. Umar Faruq ra - dan Hz.
Khalifah Umar ra beserta kaum Muslim menyembahyangkan jenazah Hz. Maria
ra dan memuliakan beliau sebagai salah satu dari Ummul Mukminin.


Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 626304
Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Lol
cinta_islam
cinta_islam
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 556
Age : 34
Location : martapura - kota intan
Job/hobbies : pembela islam
Humor : bisakah musik rock di pake di gereja?
Reputation : 55
Points : 6136
Registration date : 2010-03-08

https://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=120658514619705&topi

Back to top Go down

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty Re: Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

Post by cinta_islam Mon 22 Mar 2010, 8:23 pm

nih ada tambahan lagi kalo kafir berzina hukumnya apa sih, kalo islam khan hukum rajam, nah kalo di kristen apa?.....
ada yang bisa menjelaskan. mas taro mungkin bisa menjawab...............

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186 Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? 280186
cinta_islam
cinta_islam
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 556
Age : 34
Location : martapura - kota intan
Job/hobbies : pembela islam
Humor : bisakah musik rock di pake di gereja?
Reputation : 55
Points : 6136
Registration date : 2010-03-08

https://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=120658514619705&topi

Back to top Go down

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty Re: Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

Post by answering-ff Tue 23 Mar 2010, 2:11 am

dimaafin ajah deh.....pantesan prostitusi marak dilakukan oleh kristian....
answering-ff
answering-ff
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 3333
Location : ruang humor
Humor : "gile ada yang ngrampok baju gw, Tuhan elu", kata Yesus
Reputation : 10
Points : 8936
Registration date : 2009-11-13

http://www.aboutkutukupret.tk

Back to top Go down

Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam? Empty Re: Muhammad berzinah, kenapa tidak dirajam?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum