KESENJANGAN

KESENJANGAN

Yang terjadi di Indonesia adalah kesenjangan peluang berargumentasi
masalah agama,dimana umat Muslim bebas mengkritik Kitab Suci umat
Kristen tapi saat buku-buku sanggahan umat Kristen beredar langsung
dibredel dan penulisnya diadili terus kuliah alias dipenjara.
Kalau anda sedang jalan ketoko buku semisal Gunung Agung ato Gramedia
tentu dengan mudah mendapatkan buku karya Ahmed Deedat"The Choise"
ato" Isa dalam Quran Muhammad dalam Bible" karya Prof Hasbullah Bakri,
juga karya Ustad.Mahsyud SM "Misteri Natal" dan "Dialog santri dan
pendeta" yang melaju aman ditoko buku sedang buku "Alkitab menjawab"
karya pendeta Petrus Salindaho yang tujuan penulis untuk menyanggah
karya ustd.Mahsyud SM dilarang beredar dan tragis memang sang penulis
akhirnya kuliah di penjara.
Saat diinternet beredar gambar Yesus dipasang tanduk iblis sambil
memegang trisula atau Yesus disalib dengan kepala dibawah,justru
saya dikirimi email gambar tersebut oleh meraka yang mengaku beriman.

Jadi sekarang ini sudah jelas kenapa para penulis-penulis dari Kristen
tidak pernah mencantumkan identitas yang sesungguhnya tapi cuma samaran
dan alamat yang tidak jelas,tentu kalian sudah tahu jawabannya.

Misalnya Sdr.Mahsyud SM menulis buku yang berjudul " LELUCON TENTANG
YESUS DALAM ALKITAB " Reaksi spontan dari kami umat Kristen adalah
apakah ustad.Mahsyud dan umat Muslim di Indonesia BISA LAPANG HATI
menerima kritikan balik dari penulis Kristen yang berjudul,
"LELUCON TENTANG MUHAMMAD DALAM QURAN".
Inilah yang sekarang terjadi dinegeri ini dimana umat Islam boleh,bebas
mengkritik Kitab Suci agama lain tetapi non Muslim tidak boleh
mengkritik atau apapun tentang Quran,hadist atau apapun yang
berhubungan dengan agama Islam.
Majalah Islam sabili paling sering dan sudah biasa melecehkan Alkitab
dan Yesus,dalam bimbingan tauhid sabili no.13 TH XVII 21/1/2010 membahas
Markus yang menurut mereka 12 ayat 9-20 adalah palsu.

Seandainya ada majalah Kristen membahas urutan surat-surat koleksi Ali
bin Abi Thalib yang bukan dimulai dari surat Al-fatihah tetapi dimulai
dari surat Al-Alaq karena secara kronologis menuruti pewahyuan,dilain
pihak koleksi Ibn.Mas'ud dimulai dari Al-Baqarah lalu An-Nisa kemudian
Ali'Imran bahkan Ibn.Mas'ud dalam koleksinya tidak menyertakan surat
Al.Fatihah,Al-Falaq dan An-Nas



Jelas kan bahwa umat Islam paling tabu dan tidak bisa terima apapun
yang berhubungan dengan Quran,Muhammad atau yang berhubungan dengan
Islam dikomentari,dibahas,dikritik apalagi dilecehkan,tapi sebaliknya
umat Islam bisa dengan bebas,gampang dan enteng mengkritik,membahas
dan melecehkan Alkitab dan Yesus tanpa beban.

feifei_fairy mengadu

Yang terjadi di Indonesia adalah kesenjangan peluang berargumentasi
masalah agama,dimana umat Muslim bebas mengkritik Kitab Suci umat
Kristen tapi saat buku-buku sanggahan umat Kristen beredar langsung
dibredel dan penulisnya diadili terus kuliah alias dipenjara.
Kalau anda sedang jalan ketoko buku semisal Gunung Agung ato Gramedia
tentu dengan mudah mendapatkan buku karya Ahmed Deedat"The Choise"
ato" Isa dalam Quran Muhammad dalam Bible" karya Prof Hasbullah Bakri,
juga karya Ustad.Mahsyud SM "Misteri Natal" dan "Dialog santri dan
pendeta" yang melaju aman ditoko buku sedang buku "Alkitab menjawab"
karya pendeta Petrus Salindaho yang tujuan penulis untuk menyanggah
karya ustd.Mahsyud SM dilarang beredar dan tragis memang sang penulis
akhirnya kuliah di penjara.
Saat diinternet beredar gambar Yesus dipasang tanduk iblis sambil
memegang trisula atau Yesus disalib dengan kepala dibawah,justru
saya dikirimi email gambar tersebut oleh meraka yang mengaku beriman.

Jadi sekarang ini sudah jelas kenapa para penulis-penulis dari Kristen
tidak pernah mencantumkan identitas yang sesungguhnya tapi cuma samaran
dan alamat yang tidak jelas,tentu kalian sudah tahu jawabannya.

Jelas kan bahwa umat Islam paling tabu dan tidak bisa terima apapun
yang berhubungan dengan Quran,Muhammad atau yang berhubungan dengan
Islam dikomentari,dibahas,dikritik apalagi dilecehkan,tapi sebaliknya
umat Islam bisa dengan bebas,gampang dan enteng mengkritik,membahas
dan melecehkan Alkitab dan Yesus tanpa beban.


Gampang saja, breidel juga buku-buku islam oleh kalangan kristen misalnya, balas why not?

umat Islam menulis sesuai proporsinya, umat lain mencoba stiring-up to deception to islam

dasar otak loe isinya cuman taqiya aja..................... coba km hidup di negeri arab tempat asal mula agamamu...... paling juga km di buang di bawah jembatan ato dilempar ke sungai, ngabis2in gandum, wong km dimata mereka cuman muslim2an...........bahasa mereka aja loe kagak ngerti. sok jd penyambung lidah loe.................. pikirin nasib kaum muslim loe di padang n aceh tuh liat 90% yg bantu org kristen n agama lain...............jgn cuman muncrat aja mulut loe....................tp kalo uda ada bencana alam giliran ngeluarin dompet pada ngacir semua.......................(itu yg namanya agama suci-pergilah sejauh2nya tatkala saudaramu sesama muslim kena bencana jgn keluarkan dompetmu karena emang kagak ada isinya, tp cepat gabung ikut jihad kalo tempat jihadnya kaya harta lumayan pulang dapat jarahan)

Wong ndeso ikut ngomong.
Kita harus jujur mengatakan apabila ada penulis Kristen menulis tentang Nabi Muhamad SAW ataupun menulis tentang Alquran, sudah pasti dibreidel, penulis dipenjara dsb. padahal tulisan tersebut kadang kala obyektif misal, Arswendo pernah mengadakan polling orang-orang yang dikagumi di dunia, ternyata nabi Muhammad posisinya bukan di nomor satu. Apa yang terjadi, massa datang mengobrak-abrik kantor tabloid ( kalau ndak salah tabloid Monitor) dan dengan teriakan Allah hu Akbar berkali kali, dengan ucapan darah Arswendo halal. Kemudan Arswendo meringkuk di penjara, dengan tuduhan melecehkan agama Islam . ini betul-betul terjadi, bukan omong kosong.
Apalagi pemeriksanya, Jaksa, Hakim, menterinya beragama Islam. Kalau ketika itu Arswendo diijinkan bergumen, mungkin ceritanya lain. Tetapi bagaimana pun orang Islam itu membenarkan tindakan tersebut sesuai dengan ayat-ayat yang termaktub di dalam quran.
Ya itulah yang terjadi di Indonesia.
Dan masih banyak kasus-kasus semacam itu yang terjadi di Negeri tercinta Indonesia yang masyarakatnya ramah-ramah, (katanya?)