Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 62 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 62 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
+11
Christ Killer
almer
krent
antipaganism
Al-Quds
DOMBA BERTARING SERIGALA
Mencarikebenaran
adeknya_yesus
mohamek
you7tube7com
humanisme_sekuler
15 posters
Page 1 of 1
Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
Profesor ahli Islam yang Mualaf
Sekarang jadi Murtad
Oleh Dr. Sami Alrabaa (penulis Kuwait
Times)
05 Oct, 2008
Surah2 yang
mengandung ajakan melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap
wanita dalam Qur’an dan Sunnah harus dilenyapkan atau dipandang sebagai hal yang
hanya cocok untuk sejarah masa lampau saja jika Islam dan Muslim ingin diterima
dalam masyarakat modern.
Di awal bulan September 2008, media Jerman melaporkan pendapat
dari Profesor Jerman ahli Islam bernama Sven
(Muhammad) Kalisch, seorang mualaf yg mengajar ilmu agama Islam di Universitas Munster di Jerman. Prof. Kalisch
menyatakan bahwa dia merasa sangat ragu bahwa
Muhammad sang Nabi Islam itu pernah benar2 ada. Dia juga menduga kemungkinan
bahwa Muhammad dianggap Nabi hanya setelah dia mati.
Prof. Sven (Muhammad)
Kalisch
Keberanian ahli Islam seperti Prof. Kalisch mengungkapkan
pendapat patut diacungkan jempol, mengingat banyak orang lain ketakutan
mengritik Islam karena segala macam intimidasi Muslim. Hampir dua tahun yang
lalu, pemikiran dan kuliah Prof. Kalisch sangatlah berbeda dengan sekarang.
Contohnya, pada kuliah umumnya di tanggal 16 Maret 2006, dia membela Syariah sebagai
hukum Tuhan. Sewaktu aku menentang pendapatnya sambil menunjukkan ayat2 keji
Qur’an yang membujuk Muslim utk melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
atas wanita (silakan periksa Islam is a violent
Faith (Islam adalah Agama Penuh Kekerasan) http://europenews.dk/en/node/13862),
dia mulai gelagapan dan tidak tahu harus menjawab apa.
Sudah jelas bahwa
Kalisch secara drastis telah berubah dalam kurun waktu dua tahun, dari Muslim
(mualaf) yang kolot mengikuti dogma Islam, menjadi Muslim “liberal” atau KTP
saja. Apakah yang terjadi? Kita tidak tahu. Tapi satu hal yang jelas. Bagi
kebanyakan Muslim kaffah, Kalisch jelas
dianggap bid’ah atau bahkan murtad.
Sekarang kita tinggal tunggu saja dikeluarkannya sebuah fatwa bagi pembunuhan
Kalisch.
Dalam wawancaranya dengan harian Jerman di tanggal 29 Desember,
2004, Kalisch ditanyai mengapa
dia memeluk Islam. Dia menjawab, “Karena nalar dijunjung tinggi dalam Islam.”
Nalar?! Ini sungguh suatu hal yang sangat menggelikan. Qur’an dan Sunnah sarat
dengan ancaman, ketakutan, benci, kekerasan, dan diskriminasi terhadap kafirun
dan wanita. Arti Islam sebenarnya adalah “tunduk,” (dan bukan "menggunakan nalar"
!)
Bahkan para mahasiswa Kalisch juga tercengang melihat perubahan
dalam dirinya. Salah seorang mahasiswanya berkata padaku, “Aku tidak tahu apa
yang telah terjadi pada Prof. Kalisch. Dia dulu membela mati2an setiap kata
dalam Qur’an, bahkan hal yang sudah tidak dilakukan lagi di jaman ini. Sekarang dia malah habis2an menolak Qur’an dan
menuntut agar Islam diubah. Dia bahkan berkata bahwa Islam membutuhkan seorang
Martin Luther.”
Para mahasiswa Kalisch yang dalam setahun akan
lulus dan mulai mengajar di sekolah2 Islam, terbagi dalam kelompok Islam moderat
dan Islam sejati (dogmatik – mengikuti ajaran Islam per kata dalam Qur’an).
Asisten Kalisch yang bernama Lamya Kaddor sekarang masih mengajarkan Islam
dogmatik. Bu Kaddor terkenal di kalangan murid2nya (yang umumnya adalah orang2
Turki dan Arab asli) di Universitas Münster dan Sekolah Negeri Glückauf di kota
Jerman Barat bernama Dinslacken-Lohberg dekat Essen, seperti yang dinyatakan
koran Spiegel Online pada tanggal 14
Maret, 2008. Alasan mengapa dia terkenal ternyata tidak dimuat oleh Der Spiegel. Kaddor mengulang-ulang ajaran di
hadapan para muridnya bahwa : seluruh dunia takut akan Islam karena Islam mengandung
argumen yang kuat dan tak lama lagi Kalifah Muslim, kesultanan Islam, akan
berdiri dan berkuasa di seluruh dunia. Karena itu, bergembiralah wahai
Muslim!
Menurut harian Turki, Zaman, Kalisch menolak disertasi doktor (S3)
Kaddor dengan tuduhan dissertasinya sarat plagiarisme. Kalisch juga menuduh
asistennya mengkorupsi uang riset.
Seorang mahasiswa Kalisch mengatakan
padaku bahwa mayoritas koleganya lebih memilih mengajarkan berbagai bentuk Islam
dogmatik.
Menteri Pendidikan di NRW, sebuah negara bagian Jerman,
menunjuk Kalisch untuk melatih guru2 Islam untuk sekolah2 Islam dan telah
menetapkan aturan umum pendidikan Islam di sekolah2 NRW. Rincian aturannya tidak
dijelaskan.
Ayub Axel Köhler, Ketua Konsul Pusat Muslim di Jerman dan
beberapa mahasiswa Kalisch ngotot bahwa sekolah2 di Jerman harus mengajarkan
Qur’an dan Sunnah karena “Keduanya adalah firman Allah SWT.”
Wolfgang
Borgfeld, yang setelah mualaf lalu mengganti namanya menjadi Muhammad Siddiq,
mendirikan organisasi yang disebutnya sebagai “Rumah Islam” di sebelah selatan
Frankfurt. “Rumah” ini digunakan sebagai hotel dan tempat untuk berbagai seminar
dan konferensi Islam yang didanai orang2 Saudi dan Kuwait. Akan tetapi, rumah
ini umumnya merupakan sekolah untuk belajar Qur’an tanpa pengawasan resmi dari
Pemerintah.
Baru2 ini aku mengunjungi “Rumah Islam” dan Pak Siddiq
dengan gembira menunjukkan sekolahnya dan mempertemukan aku dengan murid2nya.
Aku jadi ingin tahu apakah yang telah dipelajari murid2nya (8 sampai 18 tahun).
Aku bertanya pada seorang murid perempuan berusia 16 tahun mengapa dia pakai
jilbab. Dia menjawab bahwa dia sangat bangga dengan jilbabnya karena ini berarti
dia memenuhi perintah Allah SWT.
Aku bertanya pada murid laki berusia 15
tahun apakah arti Jihad. Dia menjawab, “Jihad
berarti berperang bagi Islam agar Islam menang.”
Aku bertanya lebih lanjut,
“Apakah perlu pakai senjata?” Dia menjawab dengan tegas, “Jika perlu, ya harus
pakai senjata.”
Rumah Siddiq ini memiliki sekitar 60 murid.
Sepertiga dari mereka adalah mualaf dan mereka benar2 Muslim kaffah. Uta Rasche
menulis di Frankfurter Allgemeine (September 1, 2004):
“Jumlah mualaf di Jerman adalah sekitar 13.000 sampai
60.000 berdasarkan beberapa perhitungan. Secara umum, mereka merupakan jumlah
kecil dari 3 juta Muslim di Jerman. Tapi banyak mualaf yang punya kisah2
istimewa. Seringkali mereka sangat erat memeluk Islam – dan kadang2 mereka jadi
berbahaya. Mereka ingin membuktikan pada umat Muslim bahwa mereka serius
memeluk Islam dan ingin menunjukkan komitmen agamanya.”
Rasche
melanjutkan:
“Memang benar bahwa tidak semua
madrasah Islam menghasilkan Muslim ekstrimis dan tidak semua mualaf jadi
teroris. Tapi tatkala fundamentalis Islamis mencari orang2 di Jerman yang dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan tujuan2 mereka, para mualaf baru ini seringkali
jadi target yang ideal: mereka penuh semangat akan Islam, ingin membuktikan jati
dirinya sebagai Muslim, telah memutuskan segala hubungan dengan rekan2 kafir
Baratnya demi umat Muslim. Ada pula kelebihan dari mereka: mereka punya passport
Jerman sehingga bisa pergi bebas ke seluruh Eropa, mampu berbahasa Inggris
dengan baik, dan tidak tampak mencurigakan sama sekali."
Gudrun
Krämer, seorang profesor ahli Islam dari Universitas Berlin (Berlin University
(FU)) juga mendukung anggapan Professor Kalisch bahwa Muhammad sang pemimpin
Muslim sebenarnya “mungkin tidak pernah ada.” Profesor wanita ini menjelaskan
bahwa dia telah memikirkan akan hal itu dan berakhir dengan kesimpulan yang
sama. Jika memang benar begitu, mengapa dunk dia membela Qur’an yang di setiap
artikel2 dan buku2 yang ditulisnya? Contohnya, dia mencoba membenarkan ajaran
Qur’an yang menerapkan diskriminasi terhadap wanita yang jadi saksi hukum.
Penjelasan dia mengapa kesaksian wanita hanya separuh nilai kesaksian pria dalam
Qur’an adalah karena saat wanita mengalami datang bulan, mereka tidak bisa
berpikir dan mengingat dengan jelas. Lagipula, tambahnya, para wanita tersebut
buta huruf. Padahal kenyataannya, sebagian besar pria di jaman Islam awal juga
buta huruf.
(Adadeh: Nabinya sendiri juga buta
huruf!!)
Krämer bukanlah satu2nya ahli Islam relatif (plintat-plintut) di
dunia Barat. Sampai sekarang, tiada satu pun para ahli Islam ini yang berani
mengritik Qur’an dan Sunnah yang penuh ajaran melakukan kekerasan, kebencian dan
diskriminasi terhadap wanita dan kafirun. George Stauth, ahli Islam relatif
lainnya, membela Islam sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan konsumerisme
modern Barat. Stauth menambahkan bahwa Islam merupakan “gerakan protes” terhadap
korupsi dan kemiskinan di dunia Muslim.
Jika memang begitu alasannya,
maka para Islamis, yang melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
terhadap kafir dan wanita berdasarkan Qur’an dan Sunnah, sudah jelas tidak akan
mampu memperbaiki keadaan umat Muslim. Jika para Islamis ini berkuasa, mereka
akan mengganti satu bentuk kejahatan dengan kejahatan lain yang lebih buruk.
Mereka akan menolak pluralisme dalam politik dan agama sama sekali.
Dalam segala kasus, kami para Muslim punya hak melaksanakan ibadah agama
Islam, sama seperti umat agama lain. Tapi di saat yang sama, kita harus bersikap
tidak peduli dengan ayat2 Qur’an dan Sunnah yang mengajarkan pelanggaran hak
azasi manusia, atau kita bisa bekukan ayat2 itu, atau diskusikan ayat2 itu dalam
konteks sejarah masa lalu saja. Pengikut2 ajaran agama lain telah melakukan hal
tersebut, contohnya, umat Kristen, Yahudi, dll.
Bukan masalah apakah
Nabi Muhammad itu pernah ada atau tidak. Akan tetapi, Islam adalah kenyataan
hidup. Tapi jika kita umat Muslim ingin diterima masyarakat dunia, maka kita
harus menolak kekerasan, kebencian dan diskriminasi terhadap kaum wanita. Kita
harus menerima keberadaan agama lain seperti umat agama lain menerima kita.
Jalan mencapai tujuan itu akan panjang dan berduri. Baik masyarakat
Barat maupun Muslim yang cinta damai harus bekerja sama untuk mencapainya.
Kuliah2 Islam relatif dan rasa takut untuk menyatakan kebenaran hanyalah
memperkuat kaum Islamis dan ideologi mereka yang menghancurkan. Perang melawan
ekstrimisme dan fanatisme harus dimulai.
Sekarang jadi Murtad
Oleh Dr. Sami Alrabaa (penulis Kuwait
Times)
05 Oct, 2008
Surah2 yang
mengandung ajakan melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap
wanita dalam Qur’an dan Sunnah harus dilenyapkan atau dipandang sebagai hal yang
hanya cocok untuk sejarah masa lampau saja jika Islam dan Muslim ingin diterima
dalam masyarakat modern.
Di awal bulan September 2008, media Jerman melaporkan pendapat
dari Profesor Jerman ahli Islam bernama Sven
(Muhammad) Kalisch, seorang mualaf yg mengajar ilmu agama Islam di Universitas Munster di Jerman. Prof. Kalisch
menyatakan bahwa dia merasa sangat ragu bahwa
Muhammad sang Nabi Islam itu pernah benar2 ada. Dia juga menduga kemungkinan
bahwa Muhammad dianggap Nabi hanya setelah dia mati.
Prof. Sven (Muhammad)
Kalisch
Keberanian ahli Islam seperti Prof. Kalisch mengungkapkan
pendapat patut diacungkan jempol, mengingat banyak orang lain ketakutan
mengritik Islam karena segala macam intimidasi Muslim. Hampir dua tahun yang
lalu, pemikiran dan kuliah Prof. Kalisch sangatlah berbeda dengan sekarang.
Contohnya, pada kuliah umumnya di tanggal 16 Maret 2006, dia membela Syariah sebagai
hukum Tuhan. Sewaktu aku menentang pendapatnya sambil menunjukkan ayat2 keji
Qur’an yang membujuk Muslim utk melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
atas wanita (silakan periksa Islam is a violent
Faith (Islam adalah Agama Penuh Kekerasan) http://europenews.dk/en/node/13862),
dia mulai gelagapan dan tidak tahu harus menjawab apa.
Sudah jelas bahwa
Kalisch secara drastis telah berubah dalam kurun waktu dua tahun, dari Muslim
(mualaf) yang kolot mengikuti dogma Islam, menjadi Muslim “liberal” atau KTP
saja. Apakah yang terjadi? Kita tidak tahu. Tapi satu hal yang jelas. Bagi
kebanyakan Muslim kaffah, Kalisch jelas
dianggap bid’ah atau bahkan murtad.
Sekarang kita tinggal tunggu saja dikeluarkannya sebuah fatwa bagi pembunuhan
Kalisch.
Dalam wawancaranya dengan harian Jerman di tanggal 29 Desember,
2004, Kalisch ditanyai mengapa
dia memeluk Islam. Dia menjawab, “Karena nalar dijunjung tinggi dalam Islam.”
Nalar?! Ini sungguh suatu hal yang sangat menggelikan. Qur’an dan Sunnah sarat
dengan ancaman, ketakutan, benci, kekerasan, dan diskriminasi terhadap kafirun
dan wanita. Arti Islam sebenarnya adalah “tunduk,” (dan bukan "menggunakan nalar"
!)
Bahkan para mahasiswa Kalisch juga tercengang melihat perubahan
dalam dirinya. Salah seorang mahasiswanya berkata padaku, “Aku tidak tahu apa
yang telah terjadi pada Prof. Kalisch. Dia dulu membela mati2an setiap kata
dalam Qur’an, bahkan hal yang sudah tidak dilakukan lagi di jaman ini. Sekarang dia malah habis2an menolak Qur’an dan
menuntut agar Islam diubah. Dia bahkan berkata bahwa Islam membutuhkan seorang
Martin Luther.”
Para mahasiswa Kalisch yang dalam setahun akan
lulus dan mulai mengajar di sekolah2 Islam, terbagi dalam kelompok Islam moderat
dan Islam sejati (dogmatik – mengikuti ajaran Islam per kata dalam Qur’an).
Asisten Kalisch yang bernama Lamya Kaddor sekarang masih mengajarkan Islam
dogmatik. Bu Kaddor terkenal di kalangan murid2nya (yang umumnya adalah orang2
Turki dan Arab asli) di Universitas Münster dan Sekolah Negeri Glückauf di kota
Jerman Barat bernama Dinslacken-Lohberg dekat Essen, seperti yang dinyatakan
koran Spiegel Online pada tanggal 14
Maret, 2008. Alasan mengapa dia terkenal ternyata tidak dimuat oleh Der Spiegel. Kaddor mengulang-ulang ajaran di
hadapan para muridnya bahwa : seluruh dunia takut akan Islam karena Islam mengandung
argumen yang kuat dan tak lama lagi Kalifah Muslim, kesultanan Islam, akan
berdiri dan berkuasa di seluruh dunia. Karena itu, bergembiralah wahai
Muslim!
Menurut harian Turki, Zaman, Kalisch menolak disertasi doktor (S3)
Kaddor dengan tuduhan dissertasinya sarat plagiarisme. Kalisch juga menuduh
asistennya mengkorupsi uang riset.
Seorang mahasiswa Kalisch mengatakan
padaku bahwa mayoritas koleganya lebih memilih mengajarkan berbagai bentuk Islam
dogmatik.
Menteri Pendidikan di NRW, sebuah negara bagian Jerman,
menunjuk Kalisch untuk melatih guru2 Islam untuk sekolah2 Islam dan telah
menetapkan aturan umum pendidikan Islam di sekolah2 NRW. Rincian aturannya tidak
dijelaskan.
Ayub Axel Köhler, Ketua Konsul Pusat Muslim di Jerman dan
beberapa mahasiswa Kalisch ngotot bahwa sekolah2 di Jerman harus mengajarkan
Qur’an dan Sunnah karena “Keduanya adalah firman Allah SWT.”
Wolfgang
Borgfeld, yang setelah mualaf lalu mengganti namanya menjadi Muhammad Siddiq,
mendirikan organisasi yang disebutnya sebagai “Rumah Islam” di sebelah selatan
Frankfurt. “Rumah” ini digunakan sebagai hotel dan tempat untuk berbagai seminar
dan konferensi Islam yang didanai orang2 Saudi dan Kuwait. Akan tetapi, rumah
ini umumnya merupakan sekolah untuk belajar Qur’an tanpa pengawasan resmi dari
Pemerintah.
Baru2 ini aku mengunjungi “Rumah Islam” dan Pak Siddiq
dengan gembira menunjukkan sekolahnya dan mempertemukan aku dengan murid2nya.
Aku jadi ingin tahu apakah yang telah dipelajari murid2nya (8 sampai 18 tahun).
Aku bertanya pada seorang murid perempuan berusia 16 tahun mengapa dia pakai
jilbab. Dia menjawab bahwa dia sangat bangga dengan jilbabnya karena ini berarti
dia memenuhi perintah Allah SWT.
Aku bertanya pada murid laki berusia 15
tahun apakah arti Jihad. Dia menjawab, “Jihad
berarti berperang bagi Islam agar Islam menang.”
Aku bertanya lebih lanjut,
“Apakah perlu pakai senjata?” Dia menjawab dengan tegas, “Jika perlu, ya harus
pakai senjata.”
Rumah Siddiq ini memiliki sekitar 60 murid.
Sepertiga dari mereka adalah mualaf dan mereka benar2 Muslim kaffah. Uta Rasche
menulis di Frankfurter Allgemeine (September 1, 2004):
“Jumlah mualaf di Jerman adalah sekitar 13.000 sampai
60.000 berdasarkan beberapa perhitungan. Secara umum, mereka merupakan jumlah
kecil dari 3 juta Muslim di Jerman. Tapi banyak mualaf yang punya kisah2
istimewa. Seringkali mereka sangat erat memeluk Islam – dan kadang2 mereka jadi
berbahaya. Mereka ingin membuktikan pada umat Muslim bahwa mereka serius
memeluk Islam dan ingin menunjukkan komitmen agamanya.”
Rasche
melanjutkan:
“Memang benar bahwa tidak semua
madrasah Islam menghasilkan Muslim ekstrimis dan tidak semua mualaf jadi
teroris. Tapi tatkala fundamentalis Islamis mencari orang2 di Jerman yang dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan tujuan2 mereka, para mualaf baru ini seringkali
jadi target yang ideal: mereka penuh semangat akan Islam, ingin membuktikan jati
dirinya sebagai Muslim, telah memutuskan segala hubungan dengan rekan2 kafir
Baratnya demi umat Muslim. Ada pula kelebihan dari mereka: mereka punya passport
Jerman sehingga bisa pergi bebas ke seluruh Eropa, mampu berbahasa Inggris
dengan baik, dan tidak tampak mencurigakan sama sekali."
Gudrun
Krämer, seorang profesor ahli Islam dari Universitas Berlin (Berlin University
(FU)) juga mendukung anggapan Professor Kalisch bahwa Muhammad sang pemimpin
Muslim sebenarnya “mungkin tidak pernah ada.” Profesor wanita ini menjelaskan
bahwa dia telah memikirkan akan hal itu dan berakhir dengan kesimpulan yang
sama. Jika memang benar begitu, mengapa dunk dia membela Qur’an yang di setiap
artikel2 dan buku2 yang ditulisnya? Contohnya, dia mencoba membenarkan ajaran
Qur’an yang menerapkan diskriminasi terhadap wanita yang jadi saksi hukum.
Penjelasan dia mengapa kesaksian wanita hanya separuh nilai kesaksian pria dalam
Qur’an adalah karena saat wanita mengalami datang bulan, mereka tidak bisa
berpikir dan mengingat dengan jelas. Lagipula, tambahnya, para wanita tersebut
buta huruf. Padahal kenyataannya, sebagian besar pria di jaman Islam awal juga
buta huruf.
(Adadeh: Nabinya sendiri juga buta
huruf!!)
Krämer bukanlah satu2nya ahli Islam relatif (plintat-plintut) di
dunia Barat. Sampai sekarang, tiada satu pun para ahli Islam ini yang berani
mengritik Qur’an dan Sunnah yang penuh ajaran melakukan kekerasan, kebencian dan
diskriminasi terhadap wanita dan kafirun. George Stauth, ahli Islam relatif
lainnya, membela Islam sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan konsumerisme
modern Barat. Stauth menambahkan bahwa Islam merupakan “gerakan protes” terhadap
korupsi dan kemiskinan di dunia Muslim.
Jika memang begitu alasannya,
maka para Islamis, yang melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
terhadap kafir dan wanita berdasarkan Qur’an dan Sunnah, sudah jelas tidak akan
mampu memperbaiki keadaan umat Muslim. Jika para Islamis ini berkuasa, mereka
akan mengganti satu bentuk kejahatan dengan kejahatan lain yang lebih buruk.
Mereka akan menolak pluralisme dalam politik dan agama sama sekali.
Dalam segala kasus, kami para Muslim punya hak melaksanakan ibadah agama
Islam, sama seperti umat agama lain. Tapi di saat yang sama, kita harus bersikap
tidak peduli dengan ayat2 Qur’an dan Sunnah yang mengajarkan pelanggaran hak
azasi manusia, atau kita bisa bekukan ayat2 itu, atau diskusikan ayat2 itu dalam
konteks sejarah masa lalu saja. Pengikut2 ajaran agama lain telah melakukan hal
tersebut, contohnya, umat Kristen, Yahudi, dll.
Bukan masalah apakah
Nabi Muhammad itu pernah ada atau tidak. Akan tetapi, Islam adalah kenyataan
hidup. Tapi jika kita umat Muslim ingin diterima masyarakat dunia, maka kita
harus menolak kekerasan, kebencian dan diskriminasi terhadap kaum wanita. Kita
harus menerima keberadaan agama lain seperti umat agama lain menerima kita.
Jalan mencapai tujuan itu akan panjang dan berduri. Baik masyarakat
Barat maupun Muslim yang cinta damai harus bekerja sama untuk mencapainya.
Kuliah2 Islam relatif dan rasa takut untuk menyatakan kebenaran hanyalah
memperkuat kaum Islamis dan ideologi mereka yang menghancurkan. Perang melawan
ekstrimisme dan fanatisme harus dimulai.
humanisme_sekuler- RED MEMBERS
- Number of posts : 12
Reputation : 0
Points : 5576
Registration date : 2009-02-03
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
humanisme_sekuler wrote:Profesor ahli Islam yang Mualaf
Sekarang jadi Murtad
Oleh Dr. Sami Alrabaa (penulis Kuwait
Times)
05 Oct, 2008
Surah2 yang
mengandung ajakan melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap
wanita dalam Qur’an dan Sunnah harus dilenyapkan atau dipandang sebagai hal yang
hanya cocok untuk sejarah masa lampau saja jika Islam dan Muslim ingin diterima
dalam masyarakat modern.
Di awal bulan September 2008, media Jerman melaporkan pendapat
dari Profesor Jerman ahli Islam bernama Sven
(Muhammad) Kalisch, seorang mualaf yg mengajar ilmu agama Islam di Universitas Munster di Jerman. Prof. Kalisch
menyatakan bahwa dia merasa sangat ragu bahwa
Muhammad sang Nabi Islam itu pernah benar2 ada. Dia juga menduga kemungkinan
bahwa Muhammad dianggap Nabi hanya setelah dia mati.
Prof. Sven (Muhammad)
Kalisch
Keberanian ahli Islam seperti Prof. Kalisch mengungkapkan
pendapat patut diacungkan jempol, mengingat banyak orang lain ketakutan
mengritik Islam karena segala macam intimidasi Muslim. Hampir dua tahun yang
lalu, pemikiran dan kuliah Prof. Kalisch sangatlah berbeda dengan sekarang.
Contohnya, pada kuliah umumnya di tanggal 16 Maret 2006, dia membela Syariah sebagai
hukum Tuhan. Sewaktu aku menentang pendapatnya sambil menunjukkan ayat2 keji
Qur’an yang membujuk Muslim utk melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
atas wanita (silakan periksa Islam is a violent
Faith (Islam adalah Agama Penuh Kekerasan) http://europenews.dk/en/node/13862),
dia mulai gelagapan dan tidak tahu harus menjawab apa.
Sudah jelas bahwa
Kalisch secara drastis telah berubah dalam kurun waktu dua tahun, dari Muslim
(mualaf) yang kolot mengikuti dogma Islam, menjadi Muslim “liberal” atau KTP
saja. Apakah yang terjadi? Kita tidak tahu. Tapi satu hal yang jelas. Bagi
kebanyakan Muslim kaffah, Kalisch jelas
dianggap bid’ah atau bahkan murtad.
Sekarang kita tinggal tunggu saja dikeluarkannya sebuah fatwa bagi pembunuhan
Kalisch.
Dalam wawancaranya dengan harian Jerman di tanggal 29 Desember,
2004, Kalisch ditanyai mengapa
dia memeluk Islam. Dia menjawab, “Karena nalar dijunjung tinggi dalam Islam.”
Nalar?! Ini sungguh suatu hal yang sangat menggelikan. Qur’an dan Sunnah sarat
dengan ancaman, ketakutan, benci, kekerasan, dan diskriminasi terhadap kafirun
dan wanita. Arti Islam sebenarnya adalah “tunduk,” (dan bukan "menggunakan nalar"
!)
Bahkan para mahasiswa Kalisch juga tercengang melihat perubahan
dalam dirinya. Salah seorang mahasiswanya berkata padaku, “Aku tidak tahu apa
yang telah terjadi pada Prof. Kalisch. Dia dulu membela mati2an setiap kata
dalam Qur’an, bahkan hal yang sudah tidak dilakukan lagi di jaman ini. Sekarang dia malah habis2an menolak Qur’an dan
menuntut agar Islam diubah. Dia bahkan berkata bahwa Islam membutuhkan seorang
Martin Luther.”
Para mahasiswa Kalisch yang dalam setahun akan
lulus dan mulai mengajar di sekolah2 Islam, terbagi dalam kelompok Islam moderat
dan Islam sejati (dogmatik – mengikuti ajaran Islam per kata dalam Qur’an).
Asisten Kalisch yang bernama Lamya Kaddor sekarang masih mengajarkan Islam
dogmatik. Bu Kaddor terkenal di kalangan murid2nya (yang umumnya adalah orang2
Turki dan Arab asli) di Universitas Münster dan Sekolah Negeri Glückauf di kota
Jerman Barat bernama Dinslacken-Lohberg dekat Essen, seperti yang dinyatakan
koran Spiegel Online pada tanggal 14
Maret, 2008. Alasan mengapa dia terkenal ternyata tidak dimuat oleh Der Spiegel. Kaddor mengulang-ulang ajaran di
hadapan para muridnya bahwa : seluruh dunia takut akan Islam karena Islam mengandung
argumen yang kuat dan tak lama lagi Kalifah Muslim, kesultanan Islam, akan
berdiri dan berkuasa di seluruh dunia. Karena itu, bergembiralah wahai
Muslim!
Menurut harian Turki, Zaman, Kalisch menolak disertasi doktor (S3)
Kaddor dengan tuduhan dissertasinya sarat plagiarisme. Kalisch juga menuduh
asistennya mengkorupsi uang riset.
Seorang mahasiswa Kalisch mengatakan
padaku bahwa mayoritas koleganya lebih memilih mengajarkan berbagai bentuk Islam
dogmatik.
Menteri Pendidikan di NRW, sebuah negara bagian Jerman,
menunjuk Kalisch untuk melatih guru2 Islam untuk sekolah2 Islam dan telah
menetapkan aturan umum pendidikan Islam di sekolah2 NRW. Rincian aturannya tidak
dijelaskan.
Ayub Axel Köhler, Ketua Konsul Pusat Muslim di Jerman dan
beberapa mahasiswa Kalisch ngotot bahwa sekolah2 di Jerman harus mengajarkan
Qur’an dan Sunnah karena “Keduanya adalah firman Allah SWT.”
Wolfgang
Borgfeld, yang setelah mualaf lalu mengganti namanya menjadi Muhammad Siddiq,
mendirikan organisasi yang disebutnya sebagai “Rumah Islam” di sebelah selatan
Frankfurt. “Rumah” ini digunakan sebagai hotel dan tempat untuk berbagai seminar
dan konferensi Islam yang didanai orang2 Saudi dan Kuwait. Akan tetapi, rumah
ini umumnya merupakan sekolah untuk belajar Qur’an tanpa pengawasan resmi dari
Pemerintah.
Baru2 ini aku mengunjungi “Rumah Islam” dan Pak Siddiq
dengan gembira menunjukkan sekolahnya dan mempertemukan aku dengan murid2nya.
Aku jadi ingin tahu apakah yang telah dipelajari murid2nya (8 sampai 18 tahun).
Aku bertanya pada seorang murid perempuan berusia 16 tahun mengapa dia pakai
jilbab. Dia menjawab bahwa dia sangat bangga dengan jilbabnya karena ini berarti
dia memenuhi perintah Allah SWT.
Aku bertanya pada murid laki berusia 15
tahun apakah arti Jihad. Dia menjawab, “Jihad
berarti berperang bagi Islam agar Islam menang.”
Aku bertanya lebih lanjut,
“Apakah perlu pakai senjata?” Dia menjawab dengan tegas, “Jika perlu, ya harus
pakai senjata.”
Rumah Siddiq ini memiliki sekitar 60 murid.
Sepertiga dari mereka adalah mualaf dan mereka benar2 Muslim kaffah. Uta Rasche
menulis di Frankfurter Allgemeine (September 1, 2004):
“Jumlah mualaf di Jerman adalah sekitar 13.000 sampai
60.000 berdasarkan beberapa perhitungan. Secara umum, mereka merupakan jumlah
kecil dari 3 juta Muslim di Jerman. Tapi banyak mualaf yang punya kisah2
istimewa. Seringkali mereka sangat erat memeluk Islam – dan kadang2 mereka jadi
berbahaya. Mereka ingin membuktikan pada umat Muslim bahwa mereka serius
memeluk Islam dan ingin menunjukkan komitmen agamanya.”
Rasche
melanjutkan:
“Memang benar bahwa tidak semua
madrasah Islam menghasilkan Muslim ekstrimis dan tidak semua mualaf jadi
teroris. Tapi tatkala fundamentalis Islamis mencari orang2 di Jerman yang dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan tujuan2 mereka, para mualaf baru ini seringkali
jadi target yang ideal: mereka penuh semangat akan Islam, ingin membuktikan jati
dirinya sebagai Muslim, telah memutuskan segala hubungan dengan rekan2 kafir
Baratnya demi umat Muslim. Ada pula kelebihan dari mereka: mereka punya passport
Jerman sehingga bisa pergi bebas ke seluruh Eropa, mampu berbahasa Inggris
dengan baik, dan tidak tampak mencurigakan sama sekali."
Gudrun
Krämer, seorang profesor ahli Islam dari Universitas Berlin (Berlin University
(FU)) juga mendukung anggapan Professor Kalisch bahwa Muhammad sang pemimpin
Muslim sebenarnya “mungkin tidak pernah ada.” Profesor wanita ini menjelaskan
bahwa dia telah memikirkan akan hal itu dan berakhir dengan kesimpulan yang
sama. Jika memang benar begitu, mengapa dunk dia membela Qur’an yang di setiap
artikel2 dan buku2 yang ditulisnya? Contohnya, dia mencoba membenarkan ajaran
Qur’an yang menerapkan diskriminasi terhadap wanita yang jadi saksi hukum.
Penjelasan dia mengapa kesaksian wanita hanya separuh nilai kesaksian pria dalam
Qur’an adalah karena saat wanita mengalami datang bulan, mereka tidak bisa
berpikir dan mengingat dengan jelas. Lagipula, tambahnya, para wanita tersebut
buta huruf. Padahal kenyataannya, sebagian besar pria di jaman Islam awal juga
buta huruf.
(Adadeh: Nabinya sendiri juga buta
huruf!!)
Krämer bukanlah satu2nya ahli Islam relatif (plintat-plintut) di
dunia Barat. Sampai sekarang, tiada satu pun para ahli Islam ini yang berani
mengritik Qur’an dan Sunnah yang penuh ajaran melakukan kekerasan, kebencian dan
diskriminasi terhadap wanita dan kafirun. George Stauth, ahli Islam relatif
lainnya, membela Islam sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan konsumerisme
modern Barat. Stauth menambahkan bahwa Islam merupakan “gerakan protes” terhadap
korupsi dan kemiskinan di dunia Muslim.
Jika memang begitu alasannya,
maka para Islamis, yang melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
terhadap kafir dan wanita berdasarkan Qur’an dan Sunnah, sudah jelas tidak akan
mampu memperbaiki keadaan umat Muslim. Jika para Islamis ini berkuasa, mereka
akan mengganti satu bentuk kejahatan dengan kejahatan lain yang lebih buruk.
Mereka akan menolak pluralisme dalam politik dan agama sama sekali.
Dalam segala kasus, kami para Muslim punya hak melaksanakan ibadah agama
Islam, sama seperti umat agama lain. Tapi di saat yang sama, kita harus bersikap
tidak peduli dengan ayat2 Qur’an dan Sunnah yang mengajarkan pelanggaran hak
azasi manusia, atau kita bisa bekukan ayat2 itu, atau diskusikan ayat2 itu dalam
konteks sejarah masa lalu saja. Pengikut2 ajaran agama lain telah melakukan hal
tersebut, contohnya, umat Kristen, Yahudi, dll.
Bukan masalah apakah
Nabi Muhammad itu pernah ada atau tidak. Akan tetapi, Islam adalah kenyataan
hidup. Tapi jika kita umat Muslim ingin diterima masyarakat dunia, maka kita
harus menolak kekerasan, kebencian dan diskriminasi terhadap kaum wanita. Kita
harus menerima keberadaan agama lain seperti umat agama lain menerima kita.
Jalan mencapai tujuan itu akan panjang dan berduri. Baik masyarakat
Barat maupun Muslim yang cinta damai harus bekerja sama untuk mencapainya.
Kuliah2 Islam relatif dan rasa takut untuk menyatakan kebenaran hanyalah
memperkuat kaum Islamis dan ideologi mereka yang menghancurkan. Perang melawan
ekstrimisme dan fanatisme harus dimulai.
TERANG AJA.. DIA ASLINYA BUKAN DR ISLAM, TP DARI AGAMA LAIN LALU MASUK ISLAM ( MUALAF ). MUNGKIN DIA PUNYA TUJUAN UTK MENCARI KELEMAHAN ISLAM DENG CARA MUALAF, WHO KNOWS... DAN URAIAN2 YG DIA SAMPAIKAN SAMA SEKAI TIDAK MENDUKUNG ADANYA KELEMAHAN DR ISLAM..
you7tube7com- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 3297
Reputation : -35
Points : 8559
Registration date : 2010-01-23
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
Ah muslimers tai semua...kalo waktu dia mualaf aja..tepok tangan alloh akbar semua lo...begitu dia murtad di hina2 dan di curigai...kenyataan emang islam gak lebih dari imajinasi mohamek aja....
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
mohamek- Number of posts : 5
Reputation : 0
Points : 4921
Registration date : 2010-11-12
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
alah mohamek cm bsa ngmong doang...
ktanya pgn mmbasmi org islam, ayo dilakukan, kalo mmang anda mrasa bnar knp takut..???
biar lo cpt mmpus...huahahaaa
nb: smw org yg ikut d forum ini adlah pgcut trmasuk gw cz gw kn msih satu darh sm tuhan yg trcncang di tiang salib slma bertahun2...
ktanya pgn mmbasmi org islam, ayo dilakukan, kalo mmang anda mrasa bnar knp takut..???
biar lo cpt mmpus...huahahaaa
nb: smw org yg ikut d forum ini adlah pgcut trmasuk gw cz gw kn msih satu darh sm tuhan yg trcncang di tiang salib slma bertahun2...
adeknya_yesus- RED MEMBERS
-
Number of posts : 9
Reputation : 0
Points : 4927
Registration date : 2010-11-13
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
mohamek wrote:Ah muslimers tai semua...kalo waktu dia mualaf aja..tepok tangan alloh akbar semua lo...begitu dia murtad di hina2 dan di curigai...kenyataan emang islam gak lebih dari imajinasi mohamek aja....
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
Hancurkan siapapun yang berani menghalangi Islam.
Mencarikebenaran- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1289
Reputation : 24
Points : 6384
Registration date : 2010-07-31
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
Snouck Hourgronje jaman masa kini mulai banyak muncul, pura2 masuk Islam...
DOMBA BERTARING SERIGALA- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 2734
Reputation : -5
Points : 7962
Registration date : 2010-09-24
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
Assalamualaikum........
Islam adalah agama yang indah.........alhamdulillah saya terlahir sebagai muslim......saya akan terus berjalan di jalan Allah SWT.......dari artikel yang saya baca di atas sangat menggelitik.......Terbukti adanya kesalahpahaman dalam ajaran Islam yang di ajarkan kepada para muallaf & kesalah pahaman mereka dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.......Al-Qur'an sebagai kitab suci mengandung kata-kata yang sangat indah. Bahasa yang terkandung di dalamnya sangatlah mulia dan setiap kata mengandung arti yang sangat istimewa......Bahasa Arab yang di gunakan di dalam Al-Qur'an sangatlah indah untuk itu perlu kehati-hatian dalam menafsirkan setiap kata-katanya......Karena jika terjadi kesalahan maka akan menimbulkan arti yang berbeda......Makanya bahasa Asli Al-Qur'an selalu ada dari dulu hingga sekarang dan tidak pernah di hilangkan. Hal ini bertujuan agar para muslim tahu yang sebenarnya. Karena menceritakan suatu hal jika bukan bersumber dari yang asli. Melainkan dari hasil terjemahan yang berubah2 setiap generasi dapat menimbulkan "Kesalahan data yang akurat" dan informasi yang diterima berubah2 setiap tahunnya dapat disimpulkan bahwa sudah tidak 100% lagi asli.
Mengenai "Rumah Islam" yang didirikan oleh salah seorang Islam untuk membimbing para muallaf ada kesalahan dari segi pengajarannya jika benar pembicaraan yang di lakukan oleh si penanya dengan nara sumber. seorang murid laki2 mengatakan tentang "Jihad....Jika memungkinkan mengapa tidak! jika harus menggunakan pedang" Inilah bukti kekeliruannya. Rasulullah mengajarkan jihad yang sesungguhnya adalah memerangi "HAWA NAFSU" itu lah makna Jihad yang "SESUNGGUHNYA" bukan dengan jalan harus berperang. Kondisi untuk berperang adalah pada saat agama Allah SWT di serang oleh para kaum kafir dan dalam kondisi ini maka kita diwajibkan harus memerangi mereka. Itulah perbedaan yang sebenarnya tentang "Jihad" banyak orang yang berpikiran dangkal dan menganggap Jihad harus dengan berperang. Padahal Jihad yang sesungguhnya ada pada diri mereka masing-masing.
semoga dapat memberikan pencerahan.
Allah SWT Maha Berkehendak atas tiap2 Ciptaan-Nya.
Wassalam.......
Islam adalah agama yang indah.........alhamdulillah saya terlahir sebagai muslim......saya akan terus berjalan di jalan Allah SWT.......dari artikel yang saya baca di atas sangat menggelitik.......Terbukti adanya kesalahpahaman dalam ajaran Islam yang di ajarkan kepada para muallaf & kesalah pahaman mereka dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.......Al-Qur'an sebagai kitab suci mengandung kata-kata yang sangat indah. Bahasa yang terkandung di dalamnya sangatlah mulia dan setiap kata mengandung arti yang sangat istimewa......Bahasa Arab yang di gunakan di dalam Al-Qur'an sangatlah indah untuk itu perlu kehati-hatian dalam menafsirkan setiap kata-katanya......Karena jika terjadi kesalahan maka akan menimbulkan arti yang berbeda......Makanya bahasa Asli Al-Qur'an selalu ada dari dulu hingga sekarang dan tidak pernah di hilangkan. Hal ini bertujuan agar para muslim tahu yang sebenarnya. Karena menceritakan suatu hal jika bukan bersumber dari yang asli. Melainkan dari hasil terjemahan yang berubah2 setiap generasi dapat menimbulkan "Kesalahan data yang akurat" dan informasi yang diterima berubah2 setiap tahunnya dapat disimpulkan bahwa sudah tidak 100% lagi asli.
Mengenai "Rumah Islam" yang didirikan oleh salah seorang Islam untuk membimbing para muallaf ada kesalahan dari segi pengajarannya jika benar pembicaraan yang di lakukan oleh si penanya dengan nara sumber. seorang murid laki2 mengatakan tentang "Jihad....Jika memungkinkan mengapa tidak! jika harus menggunakan pedang" Inilah bukti kekeliruannya. Rasulullah mengajarkan jihad yang sesungguhnya adalah memerangi "HAWA NAFSU" itu lah makna Jihad yang "SESUNGGUHNYA" bukan dengan jalan harus berperang. Kondisi untuk berperang adalah pada saat agama Allah SWT di serang oleh para kaum kafir dan dalam kondisi ini maka kita diwajibkan harus memerangi mereka. Itulah perbedaan yang sebenarnya tentang "Jihad" banyak orang yang berpikiran dangkal dan menganggap Jihad harus dengan berperang. Padahal Jihad yang sesungguhnya ada pada diri mereka masing-masing.
semoga dapat memberikan pencerahan.
Allah SWT Maha Berkehendak atas tiap2 Ciptaan-Nya.
Wassalam.......
Al-Quds- RED MEMBERS
- Number of posts : 86
Reputation : 1
Points : 5068
Registration date : 2010-09-28
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
humanisme_sekuler wrote:Profesor ahli Islam yang Mualaf
Sekarang jadi Murtad
Oleh Dr. Sami Alrabaa (penulis Kuwait
Times)
05 Oct, 2008
Surah2 yang
mengandung ajakan melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap
wanita dalam Qur’an dan Sunnah harus dilenyapkan atau dipandang sebagai hal yang
hanya cocok untuk sejarah masa lampau saja jika Islam dan Muslim ingin diterima
dalam masyarakat modern.
Di awal bulan September 2008, media Jerman melaporkan pendapat
dari Profesor Jerman ahli Islam bernama Sven
(Muhammad) Kalisch, seorang mualaf yg mengajar ilmu agama Islam di Universitas Munster di Jerman. Prof. Kalisch
menyatakan bahwa dia merasa sangat ragu bahwa
Muhammad sang Nabi Islam itu pernah benar2 ada. Dia juga menduga kemungkinan
bahwa Muhammad dianggap Nabi hanya setelah dia mati.
Prof. Sven (Muhammad)
Kalisch
Keberanian ahli Islam seperti Prof. Kalisch mengungkapkan
pendapat patut diacungkan jempol, mengingat banyak orang lain ketakutan
mengritik Islam karena segala macam intimidasi Muslim. Hampir dua tahun yang
lalu, pemikiran dan kuliah Prof. Kalisch sangatlah berbeda dengan sekarang.
Contohnya, pada kuliah umumnya di tanggal 16 Maret 2006, dia membela Syariah sebagai
hukum Tuhan. Sewaktu aku menentang pendapatnya sambil menunjukkan ayat2 keji
Qur’an yang membujuk Muslim utk melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
atas wanita (silakan periksa Islam is a violent
Faith (Islam adalah Agama Penuh Kekerasan) http://europenews.dk/en/node/13862),
dia mulai gelagapan dan tidak tahu harus menjawab apa.
Sudah jelas bahwa
Kalisch secara drastis telah berubah dalam kurun waktu dua tahun, dari Muslim
(mualaf) yang kolot mengikuti dogma Islam, menjadi Muslim “liberal” atau KTP
saja. Apakah yang terjadi? Kita tidak tahu. Tapi satu hal yang jelas. Bagi
kebanyakan Muslim kaffah, Kalisch jelas
dianggap bid’ah atau bahkan murtad.
Sekarang kita tinggal tunggu saja dikeluarkannya sebuah fatwa bagi pembunuhan
Kalisch.
Dalam wawancaranya dengan harian Jerman di tanggal 29 Desember,
2004, Kalisch ditanyai mengapa
dia memeluk Islam. Dia menjawab, “Karena nalar dijunjung tinggi dalam Islam.”
Nalar?! Ini sungguh suatu hal yang sangat menggelikan. Qur’an dan Sunnah sarat
dengan ancaman, ketakutan, benci, kekerasan, dan diskriminasi terhadap kafirun
dan wanita. Arti Islam sebenarnya adalah “tunduk,” (dan bukan "menggunakan nalar"
!)
Bahkan para mahasiswa Kalisch juga tercengang melihat perubahan
dalam dirinya. Salah seorang mahasiswanya berkata padaku, “Aku tidak tahu apa
yang telah terjadi pada Prof. Kalisch. Dia dulu membela mati2an setiap kata
dalam Qur’an, bahkan hal yang sudah tidak dilakukan lagi di jaman ini. Sekarang dia malah habis2an menolak Qur’an dan
menuntut agar Islam diubah. Dia bahkan berkata bahwa Islam membutuhkan seorang
Martin Luther.”
Para mahasiswa Kalisch yang dalam setahun akan
lulus dan mulai mengajar di sekolah2 Islam, terbagi dalam kelompok Islam moderat
dan Islam sejati (dogmatik – mengikuti ajaran Islam per kata dalam Qur’an).
Asisten Kalisch yang bernama Lamya Kaddor sekarang masih mengajarkan Islam
dogmatik. Bu Kaddor terkenal di kalangan murid2nya (yang umumnya adalah orang2
Turki dan Arab asli) di Universitas Münster dan Sekolah Negeri Glückauf di kota
Jerman Barat bernama Dinslacken-Lohberg dekat Essen, seperti yang dinyatakan
koran Spiegel Online pada tanggal 14
Maret, 2008. Alasan mengapa dia terkenal ternyata tidak dimuat oleh Der Spiegel. Kaddor mengulang-ulang ajaran di
hadapan para muridnya bahwa : seluruh dunia takut akan Islam karena Islam mengandung
argumen yang kuat dan tak lama lagi Kalifah Muslim, kesultanan Islam, akan
berdiri dan berkuasa di seluruh dunia. Karena itu, bergembiralah wahai
Muslim!
Menurut harian Turki, Zaman, Kalisch menolak disertasi doktor (S3)
Kaddor dengan tuduhan dissertasinya sarat plagiarisme. Kalisch juga menuduh
asistennya mengkorupsi uang riset.
Seorang mahasiswa Kalisch mengatakan
padaku bahwa mayoritas koleganya lebih memilih mengajarkan berbagai bentuk Islam
dogmatik.
Menteri Pendidikan di NRW, sebuah negara bagian Jerman,
menunjuk Kalisch untuk melatih guru2 Islam untuk sekolah2 Islam dan telah
menetapkan aturan umum pendidikan Islam di sekolah2 NRW. Rincian aturannya tidak
dijelaskan.
Ayub Axel Köhler, Ketua Konsul Pusat Muslim di Jerman dan
beberapa mahasiswa Kalisch ngotot bahwa sekolah2 di Jerman harus mengajarkan
Qur’an dan Sunnah karena “Keduanya adalah firman Allah SWT.”
Wolfgang
Borgfeld, yang setelah mualaf lalu mengganti namanya menjadi Muhammad Siddiq,
mendirikan organisasi yang disebutnya sebagai “Rumah Islam” di sebelah selatan
Frankfurt. “Rumah” ini digunakan sebagai hotel dan tempat untuk berbagai seminar
dan konferensi Islam yang didanai orang2 Saudi dan Kuwait. Akan tetapi, rumah
ini umumnya merupakan sekolah untuk belajar Qur’an tanpa pengawasan resmi dari
Pemerintah.
Baru2 ini aku mengunjungi “Rumah Islam” dan Pak Siddiq
dengan gembira menunjukkan sekolahnya dan mempertemukan aku dengan murid2nya.
Aku jadi ingin tahu apakah yang telah dipelajari murid2nya (8 sampai 18 tahun).
Aku bertanya pada seorang murid perempuan berusia 16 tahun mengapa dia pakai
jilbab. Dia menjawab bahwa dia sangat bangga dengan jilbabnya karena ini berarti
dia memenuhi perintah Allah SWT.
Aku bertanya pada murid laki berusia 15
tahun apakah arti Jihad. Dia menjawab, “Jihad
berarti berperang bagi Islam agar Islam menang.”
Aku bertanya lebih lanjut,
“Apakah perlu pakai senjata?” Dia menjawab dengan tegas, “Jika perlu, ya harus
pakai senjata.”
Rumah Siddiq ini memiliki sekitar 60 murid.
Sepertiga dari mereka adalah mualaf dan mereka benar2 Muslim kaffah. Uta Rasche
menulis di Frankfurter Allgemeine (September 1, 2004):
“Jumlah mualaf di Jerman adalah sekitar 13.000 sampai
60.000 berdasarkan beberapa perhitungan. Secara umum, mereka merupakan jumlah
kecil dari 3 juta Muslim di Jerman. Tapi banyak mualaf yang punya kisah2
istimewa. Seringkali mereka sangat erat memeluk Islam – dan kadang2 mereka jadi
berbahaya. Mereka ingin membuktikan pada umat Muslim bahwa mereka serius
memeluk Islam dan ingin menunjukkan komitmen agamanya.”
Rasche
melanjutkan:
“Memang benar bahwa tidak semua
madrasah Islam menghasilkan Muslim ekstrimis dan tidak semua mualaf jadi
teroris. Tapi tatkala fundamentalis Islamis mencari orang2 di Jerman yang dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan tujuan2 mereka, para mualaf baru ini seringkali
jadi target yang ideal: mereka penuh semangat akan Islam, ingin membuktikan jati
dirinya sebagai Muslim, telah memutuskan segala hubungan dengan rekan2 kafir
Baratnya demi umat Muslim. Ada pula kelebihan dari mereka: mereka punya passport
Jerman sehingga bisa pergi bebas ke seluruh Eropa, mampu berbahasa Inggris
dengan baik, dan tidak tampak mencurigakan sama sekali."
Gudrun
Krämer, seorang profesor ahli Islam dari Universitas Berlin (Berlin University
(FU)) juga mendukung anggapan Professor Kalisch bahwa Muhammad sang pemimpin
Muslim sebenarnya “mungkin tidak pernah ada.” Profesor wanita ini menjelaskan
bahwa dia telah memikirkan akan hal itu dan berakhir dengan kesimpulan yang
sama. Jika memang benar begitu, mengapa dunk dia membela Qur’an yang di setiap
artikel2 dan buku2 yang ditulisnya? Contohnya, dia mencoba membenarkan ajaran
Qur’an yang menerapkan diskriminasi terhadap wanita yang jadi saksi hukum.
Penjelasan dia mengapa kesaksian wanita hanya separuh nilai kesaksian pria dalam
Qur’an adalah karena saat wanita mengalami datang bulan, mereka tidak bisa
berpikir dan mengingat dengan jelas. Lagipula, tambahnya, para wanita tersebut
buta huruf. Padahal kenyataannya, sebagian besar pria di jaman Islam awal juga
buta huruf.
(Adadeh: Nabinya sendiri juga buta
huruf!!)
Krämer bukanlah satu2nya ahli Islam relatif (plintat-plintut) di
dunia Barat. Sampai sekarang, tiada satu pun para ahli Islam ini yang berani
mengritik Qur’an dan Sunnah yang penuh ajaran melakukan kekerasan, kebencian dan
diskriminasi terhadap wanita dan kafirun. George Stauth, ahli Islam relatif
lainnya, membela Islam sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan konsumerisme
modern Barat. Stauth menambahkan bahwa Islam merupakan “gerakan protes” terhadap
korupsi dan kemiskinan di dunia Muslim.
Jika memang begitu alasannya,
maka para Islamis, yang melakukan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi
terhadap kafir dan wanita berdasarkan Qur’an dan Sunnah, sudah jelas tidak akan
mampu memperbaiki keadaan umat Muslim. Jika para Islamis ini berkuasa, mereka
akan mengganti satu bentuk kejahatan dengan kejahatan lain yang lebih buruk.
Mereka akan menolak pluralisme dalam politik dan agama sama sekali.
Dalam segala kasus, kami para Muslim punya hak melaksanakan ibadah agama
Islam, sama seperti umat agama lain. Tapi di saat yang sama, kita harus bersikap
tidak peduli dengan ayat2 Qur’an dan Sunnah yang mengajarkan pelanggaran hak
azasi manusia, atau kita bisa bekukan ayat2 itu, atau diskusikan ayat2 itu dalam
konteks sejarah masa lalu saja. Pengikut2 ajaran agama lain telah melakukan hal
tersebut, contohnya, umat Kristen, Yahudi, dll.
Bukan masalah apakah
Nabi Muhammad itu pernah ada atau tidak. Akan tetapi, Islam adalah kenyataan
hidup. Tapi jika kita umat Muslim ingin diterima masyarakat dunia, maka kita
harus menolak kekerasan, kebencian dan diskriminasi terhadap kaum wanita. Kita
harus menerima keberadaan agama lain seperti umat agama lain menerima kita.
Jalan mencapai tujuan itu akan panjang dan berduri. Baik masyarakat
Barat maupun Muslim yang cinta damai harus bekerja sama untuk mencapainya.
Kuliah2 Islam relatif dan rasa takut untuk menyatakan kebenaran hanyalah
memperkuat kaum Islamis dan ideologi mereka yang menghancurkan. Perang melawan
ekstrimisme dan fanatisme harus dimulai.
jadi murtad koq bangga sih....
antipaganism- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 403
Reputation : 14
Points : 5397
Registration date : 2010-09-18
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
mohamek wrote:Ah muslimers tai semua...kalo waktu dia mualaf aja..tepok tangan alloh akbar semua lo...begitu dia murtad di hina2 dan di curigai...kenyataan emang islam gak lebih dari imajinasi mohamek aja....
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
kalau berani bunuh aja tetangga lu yg muslim, kalau ngak berani artinya mulut ama pantat lu .. podo wae...
krent- RED MEMBERS
- Number of posts : 24
Reputation : 0
Points : 5241
Registration date : 2010-01-15
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
mohamek wrote:Ah muslimers tai semua...kalo waktu dia mualaf aja..tepok tangan alloh akbar semua lo...begitu dia murtad di hina2 dan di curigai...kenyataan emang islam gak lebih dari imajinasi mohamek aja....
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
Lo mau bunuh muslim??...Buktikan kalo lo berani jangan cuma omong kosong !
antipaganism- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 403
Reputation : 14
Points : 5397
Registration date : 2010-09-18
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
aku ingatkan, hati-hati sama kristen,
mereka (kristen) dapat menggunakan ayat-ayat dalam Alkitab untuk melenyapkan orang yang berbeda agama jika diperlukan... itu yang telah mereka lakukan selama perang salib dulu, juga dukungan gereja dalam kurun waktu ratusan tahun kepada umatnya di Eropa untuk melakukan penjajahan kepada seluruh bangsa di dunia..
so, hati-hati.. ingat, ada Lukas 19:27, Imamat 24:16, Matius 10:34, Lukas 12:49, Lukas 2:51, Matius 15:30, Lukas.19:26... semua ayat itu dapat dijadikan alasan pembenaran dari sisi agama untuk melakukan bumi hangus, kekerasan dan pembunuhan sebagaimana telah mereka lakukan sebelumnya...
mereka (kristen) dapat menggunakan ayat-ayat dalam Alkitab untuk melenyapkan orang yang berbeda agama jika diperlukan... itu yang telah mereka lakukan selama perang salib dulu, juga dukungan gereja dalam kurun waktu ratusan tahun kepada umatnya di Eropa untuk melakukan penjajahan kepada seluruh bangsa di dunia..
so, hati-hati.. ingat, ada Lukas 19:27, Imamat 24:16, Matius 10:34, Lukas 12:49, Lukas 2:51, Matius 15:30, Lukas.19:26... semua ayat itu dapat dijadikan alasan pembenaran dari sisi agama untuk melakukan bumi hangus, kekerasan dan pembunuhan sebagaimana telah mereka lakukan sebelumnya...
almer- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 176
Reputation : 0
Points : 5049
Registration date : 2011-01-08
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
ALO MUALAF KEMBALI MENJADI MURTAD.. ITU GAK ANEH... YANG ANEH ADALAH MURTAD TETEP MURTAD.. HAHAHAHA... KENAPA ANEH??? KARENA MEMANG DIA GAK PUNYA TUJUAN HIDUP YANG SEMPURNA DI DUNIA DAN AKHIRAT, KENAPA GAK PUNYA TUJUAN??? KARENA MEMANG TIDAK MEMPELAJARI ISLAM DENGAN BAIK DAN BENAR.. KENAPA TIDAK BISA MEMPELAJARI ISLAM DENGAN BAIK DAN BENAR??? KARENA MEMANG TERLAHIR MURTAD/KAFIR.. JADI UPAYA SEORANG MUALAF TIDAK MUDAH.. KARENA APA TIDAK MUDAH??? KARENA ALLAH SWT MAHA MENGETAHUI.. DAN MENJADI SEORANG MUALAF ITU KARENA HATINYA SUDAH DIBERI PETUNJUK OLEH ALLAH SWT..BUKAN KARENA DIAJAK-AJAK ORANG LAIN,GITU CUYYY...
JADI PARA MURTADIN DAN KAFIRUN.. JANGAN BANGGA KALAU JADI MUALAF DAN AKHIRNYA MURTAD/KAFIR KEMBALI.. JUSTRU ISLAM AKAN BANGGA JIKA KALIAN KEMBALI KEASAL KALIAN YAITU MURTAD DAN KAFIR..
JADI PARA MURTADIN DAN KAFIRUN.. JANGAN BANGGA KALAU JADI MUALAF DAN AKHIRNYA MURTAD/KAFIR KEMBALI.. JUSTRU ISLAM AKAN BANGGA JIKA KALIAN KEMBALI KEASAL KALIAN YAITU MURTAD DAN KAFIR..
Christ Killer- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 2276
Age : 1004
Location : USA
Job/hobbies : KILLING NASRANI NOT NASRUDIN
Humor : I WILL KILL U CHRIST...
Reputation : 2
Points : 7453
Registration date : 2011-01-19
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
hoax ni yee.....
iman indah- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 547
Reputation : -22
Points : 5391
Registration date : 2011-05-25
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
mohamek wrote:Ah muslimers tai semua...kalo waktu dia mualaf aja..tepok tangan alloh akbar semua lo...begitu dia murtad di hina2 dan di curigai...kenyataan emang islam gak lebih dari imajinasi mohamek aja....
Bunuh Muslim di muka bumi ini...
Berani Loe bunuh muslim, berarti loe berani bunuh presiden loe sendiri.....
Yesus Gila Susu Perawan- RED MEMBERS
- Number of posts : 29
Reputation : 0
Points : 4732
Registration date : 2011-06-16
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
muslim ketakutan setengah mati kalo ada yang murtad, sebab orang murtad akan menyebarkan informasi sebenarnya tentang isllam,jadi muslim takut keburukan islam dan mamod diekspos
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9497
Registration date : 2011-06-17
Re: Profesor ahli Islam yang Mualaf Sekarang jadi Murtad
gk tuhkermit katak lucu wrote:muslim ketakutan setengah mati kalo ada yang murtad, sebab orang murtad akan menyebarkan informasi sebenarnya tentang isllam,jadi muslim takut keburukan islam dan mamod diekspos
yang berserah diri- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 903
Location : BUMI ALLAH SWT
Job/hobbies : MEMBERI PERINGATAN
Humor : A: kenapa yesus disalib?,,,|B: untuk menebus dosa| | A: salah | B: terus apa dong? | A: karena jalannya lambat|
Reputation : -1
Points : 5785
Registration date : 2011-01-16
Similar topics
» Profesor Mualaf Jerman Sudah Murtad
» Indigo: Islam nya sediri yang bikin saya murtad
» murtadin yang jadi pastur terancam hukuman mati karna murtad di iran
» Indigo: Islam nya sediri yang bikin saya murtad
» murtadin yang jadi pastur terancam hukuman mati karna murtad di iran
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN