Saran muslim (6): bandingkan Islam dgn Kristen

61. Muhammad Tidak Berdosa

Pendebat Muslim yang tidak mengerti Al-Quran akan sangat ngotot mengklaim bahwa Muhammad tidak berdosa. Namun klaim tersebut tidak memiliki dasar yang kokoh. Al-Quran justeru mengajarkan bahwa Muhamamd adalah orang berdosa. Jika kita bertanya, dimanakah ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad tidak berdosa? Muslim tidak sanggup menunjukkannya sebab tak satu pun ayat Al-Quran yang membenarkan bahwa Muhamad tidak berdosa. Al-Quran sebaliknya menegaskan bahwa Muhammad adalah orang berdosa.
Menurut Al-Quran Muhammad adalah seorang manusia seperti manusia lainnya. Karena manusia telah terjerat dalam hukum dosa, maka Muhammad tidak terkecuali. Allah berfirman:

[18.110] Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

Artinya Muhammad tidak memiliki keistimewaan apa pun. Ia sama seperti orang Islam lainnya. Ayat ini sekaligus membantah dugaan umat Muslim bahwa Muhammad adalah lelaki teragung yang pernah ada dalam serjarah umat manusia.
Allah memberi keterangan yang lebih jelas bahwa Muhammad adalah seorang pendosa. Ia harus meminta ampun atas segala dosa dan kesalahannya.

[40.55] Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”.

Orang Muslim mungkin berpendapat bahwa ayat ini datang dari Allah, dikenakan ke mulut Muhammad, untuk disampaikan kepada umat manusia (pendengar). Namun argumen seperti itu tidak dapat diterima sebab apa yang disampaikan oleh Allah kepada umat Islam berlaku juga bagi Muhammad. Bukankah Muhammad adalah juga orang Islam? Selain ayat-ayat di atas masih ada ayat lainnya.

[48.1-3] Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)”.

Amat sangat jelas bahwa Muhammad diminta oleh Allahnya untuk minta ampun atas segala yang lalu, kini dan akan datang. Sebaliknya, AlQuran tidak memberikan secuilpun catatan bahwa Muhammad tidak berdosa.
Para pendebat Muslim, semisal Hj. Irena Handoyo, dalam bukunya Islam Dihujat: Menjawab The Islamic Invasion (Karya Robert Morey) sama sekali tidak menjawab pertanyaan Robert Morey: Manakah ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad tidak berdosa? Irena hanya menulis dengan nada emosional namun tidak argumentatif sbb.:

“Memohon ampunan Allah adalah sikap para nabi-nabi yang diajarkan kepada umatnya, dan hal itu sama sekali tidak menunjukkan suatu kelemahan apalagi dikatakan sebagai seorang pendosa. Hanya orang yang suka mendongakkan kepala saja yang mengatakan hal itu sebagai kekurangan”. (hal 301).

Pernyataan Irena ini hanya dapat diterima karena Alquran tidak dapat memberikan bukti otentik bahwa Muhammad tidak berdosa, sebab faktanya Muhammad memang seorang pendosa. Kita tidak menemukan satu pun ayat yang memberikan jawaban atas pertanyaan: dimanakah ayat Alquran yang menyatakan bahwa Muhammad tidak berdosa?. Sebaliknya, dalam Al-Quran tercatat pernyataan Allah bahwa Muhammad adalah orang yang berdosa.
Jawaban Irena tidak memuaskan dan mengada-ada. Argumen Irena memberi indikasi kuat seperti ini:

“Muhammad (Islam) berbuat seperti itu, (berdosa) arena nabi-nabi (atau Kristen) juga berbuat seperti itu (berdosa). Jadi, Muhammad (Islam) tidak boleh dikatakan pendosa sebab Muhammad hanya mengikuti kebiasaan nabi-nabi (Yahudi dan Kristen) terdahulu. Muhammad harus dikatakan suci sebab nabi-nabi terdahulu (Yahudi dan Kristen) adalah suci.”

Logika seperti itu tidak dapat dipertahankan. Kalau Muhammad berdosa, maka ia berdosa. Tidak ada sangkut pautnya apakah nabi terdahulu berdosa atau tidak. Demikian juga, kalau Muhammad suci, maka ia suci. Tidak ada sangkut pautnya apakah nabi terdahulu suci atau tidak. Faktanya, Muhammad berbuat dosa, maka ia adalah pendosa.

Kita juga tidak dapat berpikir seperti cara berpikir berikut ini:

“Mengapa sesuatu berwarna merah? Sesuatu berwarna merah karena ada sesuatu yang berwarna hijau”.

Cara berargumentasi seperti itu tidaklah tepat. Sesuatu berwarna merah karena sesuatu itu terdiri dari unsur-unsur warna merah dan bukan karena di luar ‘dirinya’ ada sesuatu yang unsur-unsur berwarna hijau.
Persoalannya lebih lanjut: ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Quran yang sudah kita kutip di atas bukanlah sebuah doa dari Muhammad, tetapi suatu pernyataan bahwa Muhammad berdosa, sekaligus perintah dari Allah agar Muhammad memintakan ampun atas segala dosanya itu. Irena tidak memberikan sanggahan atas pernyataan Allah tersebut. Irena hanya sibuk mengurus tafsiran atas Matius 6:12. Irena menulis:

“Mungkin saja otoritas gereja berkilah bahwa doa di atas hanyalah sekedar ajaran yang tidak menunjukkan bahwa Yesus pernah berdosa, namun demikian tidak ada bukti-bukti yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah bersalah…”.

Tulisan Irena di atas dapat dengan mudah ditimpal. Sebelum bereksistensi sebagai manusia dalam rupa darah dan daging, melalui Malaikat, Yahwe mengatakan bahwa Yesus akan disebut kudus.

“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Elohim Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut KUDUS, PUTERA ELOHIM” (Luk 1:35).

Yahwe Elohim yang adalah Maha Mengenal, tidak mungkin mengatakan bahwa Yesus akan disebut kudus kalau ternyata dalam perjalanan hidupnya ia berdosa. Sebaliknya, Yahwe menegaskan bahwa Yesus akan disebut kudus karena Dia tidak akan berdosa/berbuat dosa. Selanjutnya, Alkitab berkata:

“Dia yang TIDAK MENGENAL DOSA telah dibuatNya menjadi dosa karena kita supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Elohim” (1Kor 5:21).

Kita masih juga menemukan teks Alkitab lainnya yang menegaskan bahwa Yesus tidak berdosa.

“Dan kamu ahu bahwa Ia telah menyatakan diriNya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan DI DALAM DIA TIDAK ADA DOSA” (1Yoh 3:5).

Dalam kitab Ibrani dikatakan:

“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semualangit, yaitu Yesus Putera Elohim, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam besaryang kita punya, bukanlah imam besar yangtidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai HANYA TIDAK BERBUAT DOSA” (Ibr 4:14-15).

Alkitab sekali lagi memberi kesaksian:

“Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejakNya. IA TIDAK BERBUAT DOSA dan TIPU TIDAK ADA dalam mulutNya” (1Ptr 2:21-22).

Yesus memberi tantangan kalau-kalau ada orang Yahudi yang mampu membuktikan bahwa diriNya berdosa.

“Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu kamu tidak percaya kepadaKu. Sipakah diantaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? (Yoh 8:45-46).

Sampai dengan hari ini dan untuk selama-lamanya orang Yahudi dan orang Islam, atau manusia siapa pun dan dari manapun tidak akan mampu membuktikan bahwa Yesus adalah orang berdosa karena memang Ia tidak pernah berdosa. Jadi, ototritas Gereja sama sekali tidak pernah mengklaim bahwa Yesus tidak berdosa, tetapi Alkitablah yang memberi kesaksian bahwa Yesus tidak berdosa. Jika orang Islam menuduh bahwa Yesus berdosa, maka sikap itu tidak Quraniah. Alquran memberi kesaksian tentang Isa Almasih:

1. Seorang Laki-laki Yang Suci. [19.16] Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, [19.17] maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. [19.18] Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". [19.19] Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
2. Sang Kebenaran. [19.33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". [19.34] Itulah Isa putra Maryam, yang MENGATAKAN PERKATAAN YANG BENAR, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.”

3. Seorang yang Saleh. [3.45] (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), [3.46] dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan DIA TERMASUK DIANTARA ORNAG-ORANG YANG SALEH”

Jadi, apa yang dibuat oleh Irena, seorang yang mengakui mantan biarawati Katolik, amat tidak benar. Kini jelaslah sudah bahwa Muhammad adalah seorang pendosa (termasuk dosa karena terlalu banyak membunuh dan nafsu seks yang berlebihan), sedangkan Yesus TIDAK berdosa.

62. Laki-laki Yang Suci

Orang Islam menuduh Yesus berdosa dengan mencari-cari dalil Alkitabiah. Namun kita tahu bahwa Alkitab tidak pernah memberi kesaksian bahwa Yesus adalah orang berdosa. Alkitab sebaliknya memberi kesaksian bahwa Yesus tidak berdosa. Bagaimana dengan pernyataan Al-Quran? Apakah Al-Quran memberi kesaksian bahwa Yesus adalah orang berdosa? Al-Quran tidak pernah menyatakan bahwa Yesus adalah orang berdosa. Al-Quran sebaliknya menegaskan bahwa Yesus adalah laki-laki yang suci:

[19.19] Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".

Pernyataan seperti itu tidak pernah diatributkan oleh Allah kepada Muhammad. Jadi, semua klaim, semua hujat dan semua perkataan kotor yang ke luar dari mulut seorang Islam terhadap Yesus tidak benar menurut takaran Al-Quran.

63. Isa dan Roh Allah


Al-Quran memberi kesaksian panjang lebar tentang Isa yang dikandung dari ruh Allah. Walaupun demikian, kesaksian Al-Quran ini tidak pernah dapat menginsyafkan orang Muslim untuk sedikit mengerti bahwa Yesus itu lebih hebat dari Muhammad. Posisi Isa di hadapan Allah tidak dapat disamakan dengan Muhammad. Muhammad berasal dari tanah dan kembali kepada tanah (mati tidak bangkit-bangkit), sedangkan Isa dari ruh Allah dan kembali kepada Allah (diangkat di sisi Allah jiwa dan raganya). Isa hadir sebagai tanda kekuasaan Allah, sedangkan Muhammad hanya pemberi peringatan. Muhammad datang untuk mengingatkan dunia bahwa Isa adalah tanda kekuasaan Allah.
Allah tidak segan-segan memperkuat Isa dengan Ruhul Kudus. Sebaliknya, Allah tidak pernah memperkuat Muhammad dengan Ruhul Kudusnya.

[2.87] “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada `Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?”. Hal ini diulangi dalam surat “[2.253] Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”

Isa tersebut adalah kalimat Allah dan Roh yang berasal dari Allah. Artinya apa? Jika Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka Yesus juga adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Alasannya? Mustahil eksistensi Allah berbeda dengan Roh Allah.

[4.171]…Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya….”.

Kata-kata yang berada dalam kurung adalah tafsiran kaum Muslim untuk mengubah makna kalimat agar lebih sesuai dengan teologi Islam. Kalimat itu aslinya adalah:

“Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya….”.

Jadi, Isa disebut sebagai “Kalimat Allah/Firman/Sabda Allah”. Dan “Roh dari Allah” Sejatinya Yesus adalah “Roh” yang datang dari Allah.
Ayat-ayat yang lain menandaskan bahwa Allah menguatkan (sama dengan diperkuat) Yesus dengan Ruhul Kudus.

[5.110] (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."

Dari laporan Al-Quran ini kita dapat melihat beberapa hal pokok. 1)Allah menguatkan Isa dengan Ruhul Qudus 2)Allah mengajar Isa menulis, Hikmat, Taurat dan Injil 3)Membuat burung dari tanah 4)Isa menyembuhkan orang buta dan orang yang berpenyakit sopak 5)Isa membangkitkan orang mati 6)Isa dinatu oleh Allah sehingga tidak dibunuh oleh orang Israel. Point-point penting seperti ini sama sekali tidak pernah dilakukan kepada Muhammad.
Kita juga masih disuguhkan sejumlah ayatyang memberi keterangan bahwa Isa jauh lebih unggul dari Muhammad.

[19.16] Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, [19.17] maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Surat lain memberi keterangan bahwa Isa berasal dari Ruh yang ditiupkan ke dalam tubuh Maryam. Isa adalah tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam. Semua pernyataan Al-Quran ini tidak dapat disangkal oleh seorang Muslim yang saleh sekalipun. Semuanya jelas bahwa Isa jauh lebih unggul dari Muhammad.

[21.91] Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam”. Pernyataan tersebut nyaris sama dengan surat “[66.12] dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”

Kita tidak membutuhkan komentar yang lebih jauh dari semuanya itu. Yang pasti Al-Quran memberi kesaksian tentang yang bernama Isa. Isa ini jauhlebih unggul dari manusia teragung manapun.

“Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami” (19:21)

“Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti (tanda) yang nyata bagi (kekuasaan Kami)…(23:50).

Muhammad kemudian oleh tradisi Islam dibuat seolah-olah sama hebatnya dengan Isa Almasih. Namun, Al-Quran sendiri tidak memberi kesaksian yang sama dengan tradisi.

64. Abraham Bukan Yahudi

Allah membuat sebuah pernyataan yang cukup menarik.

[3.67] Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."

Jadi, Abraham bukan seorang Yahudi dan juga bukan seorang Nasrani. Pernyataan Allah tersebut: “Seorang Yahudi/Nasrani dikontraskan dengan “Seorang yang lurus lagi berserah diri” tidak masuk akal, kecuali Yahudi/Nasrani adalah seorang yang tidak lurus dan tidak berserah diri. Jika itu yang terjadi, maka Allah memberi pernyataan yang sangat rancu sebab Yahudi dan Nasrani tidak sama dengan seorang yang tidak lurus dan berserah diri. Lagi pula dalam sejarah Yahudi dan Nasrani terdapat tokoh-tokoh atau orang-orang yang berserah diri dan lurus (antara lain Daud, Sulaiman, Isa dll).
Selain itu Allah memberi pernyataan bahwa Abraham mempunyai agama. Sayangnya Al-Quran tidak memberi penjelasan yang lebih rinci. Siapa nabinya Abraham, apa kitabnya dan siapa Tuhannya.

“[4.125] Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
Sebaliknya, Alkitab tidak memberi kesaksian tentang agama Abraham. Abraham dipilih oleh Yahwe untuk menjadi berkat bagi semua kaum dimuka bumi

“Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, danmengutuk orang-orang yangmengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej 12:1-3)

65. Salat 5 Waktu


Salat 5 waktu merupakan kebanggaan Muslim. Mereka dapat mengejek orang Kristen sebagai orang kafir karena orang Kristen dipandang tidak memiliki tradisi doa 5 waktu. Sebelum doa dimulai, maka toa-toa yang diletakkan di atas bubungan Mesjid berbunyi sehingga mengundang kegaduhan yang tak terkatakan. Dengan itu, orang Muslim mau menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang saleh yang selalu berdoa kepada Allah. Namun, jika Anda membaca Al-Quran, maka Anda tidak akan menemukan perintah doa 5 waktu ini. Paling-paling Allah berkata berdoalah pada waktu pagi dan petang, pada waktu siang dan malam. Kebiasaan salat 5 waktu ini merupakan adaptasi terhadap doa dari para rahib Yahudi dan Kristen yang umumnya 7 kali sehari. Meskipun demikian, model shalat 5 waktu ini sudah sangat berubah. Bentuknya menjadi sangat “over acting” agar dilihat dan dipuji orang. Untuk orang seperti itu, Yesus memberi nasihat yang sangat baik.

“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka telah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat 6:5-6).

Anda mungkin akan bertanya, bagaimana dengan orang-orang Kristen yang berbondong-bondong ke gereja pada hari Minggu. Bukankah hal seperti itu berlebihan juga? Mengapa tidak di kamar tidur saja lalu berdoa di sana? Belum lagi begitu banyak sekte yang terlalu ‘berlebihan’ dalam memamerkan doanya? Sabda Yesus tersebut berlaku juga bagi mereka. Namun ada bedanya. Orang-orang Kristen tidak memakai toa sehingga mengundang kegaduhan dan supaya didengar, dilihat dan dipuji orang, jadi, bentuknya pamer. Jauh dari itu, orang Kristen tidak pernah berdoa dengan maksud agar dapat mengejek orang lain, sebagaimana kebiasaan Ahmed Deedat yang mengejek orang Kristen. (Baca buku Ahmed Deedat, The Choice).

66. Ismael

Tokoh ini menjadi sedemikian populer dikalangan saudara kita Muslim. Namun jika Anda membaca Al-Quran, nama itu tidak terdapat di dalamnya. Inilah kesaksian Al-Quran:

[37:99-113] Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishak. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang lalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”.

Kisah di atas berbanding terbalik dengan kisah Alkitab (Kej 22:1-19). Para ahli kajian Islam sepakat bahwa Al-Quran tidak menyebut nama Ismael karena takut ditertawakan oleh orang Yahudi dan Kristen serta masyarakat kafir kala itu; dimana mereka semua tahu bahwa anak yang diminta untuk dikorbankan bagi Yahwe Tuhan adalah Ishak dan bukan Ismael. Jadi, tidak ada dasar Al-Quran untuk mengatakan bahwa Ismael adalah anak yang diminta oleh Tuhan untuk dipersembahkan kepadaNya. Lagi pula, jawaban Ismael atas perkara besar ini amat tidak masuk di akal.

“Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Jawaban Ismael tanpa basa-basi, tanpa rasa takut, tidak seperti layaknya seorang manusia. Anda bisa saja beranggapan bahwa semua itu dapat terjadi karena Abraham dan Ismael adalah orang-orang yang telah berserah diri kepada Allah. Jika ini jawabannya, maka kita dapat mengerti mengapa begitu banyak orang menjadi teroris dan dapat bertindak tanpa rasa takut untuk mengadakan bom bunuh diri. Hati nuraninya telah tumpul. Semua itu karena mereka telah berserah diri kepada Allah. Itukah yang lebi baik dan rasional?

67. Puasa Ramadhan


Orang Islam beranggapan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci dan penuh berkah. Semua umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Mereka benar-benar berpuasa: tidak makan, tidak minum, tidak menelan air ludah, tidak melakukan aktifitas seksual (suami isteri sekalipun), dan sebagainya. Pada bulan ini pula kita dapat menyaksikan begitu banyak warga masyarakat yang berwajah murung karena menahan lapar dan haus. Banyak toko, kedai (makan minum), restoran ditutup, orang dilarang merokok (sekalipun di jalan umum), masyarakat umum dilarang untuk bergembira. Pendek kata, orang-orang yang tidak seiman dengan mereka diminta untuk mengerti dan mengetahui bahwa orang Islam sedang berpuasa. Ada kesan mereka cari perhatian agar dibilang orang saleh.
Pada bulan ini jugalah kita dapat merasakan bahwa harga bahan-bahan makanan pokok melonjak tajam, biaya transportasi melebihi biasanya, anak-anak diliburkan (suasana belajar/mengajar tidak penuh, perkuliahan pun mandeg), kantor-kantor banyak yang ditidurkan dan masih banyak lagi efek negatif yang ditimbulkannya. Demikianlah sebuah “bulan suci” bagi orang Islam. Semua orang non Islam harus toleran dengan mereka. Mereka harus dihargai, dipuji dan disanjung.
Kitab kutip secuil tulisan yang berjudul “Inflasi Hari Raya” dari M. Ikhsan Modjo, Pengajar Ekonomi Indonesia dari Fakultas ekonomi Universitas Airlangga berikut ini:

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, angka inflasi menjelang Idul Fitri pada tahun ini pun melonjak naik, melebihi angka bulan-bulan sebelumnya…Kelangkaan minyak goreng dan minyak tanah menjelang hari raya sudah sering terjadi dan dialami diberbagai daerah. Begitu pula kenaikan harga bahan makanan yang terjadi serentak di semua daerah hingga puluhan persen, juga bukan fenomena yang tidak semu” (Kompas 11/10/2007 hal. 6).

Pada Koran yang sama, M Hilaly Basya, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), menulis:

“Idul fitri datang lagi. Inilah hari kemenangan setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Selama ini, Idul Fitri dinilai sebagai hari terlahirnya kembali setiap manusia dalam keadaan suci. Kepercayaan itu terkait ajaran bulan puasa terdiri tiga fase, rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan), dan itqu min an-nar (diselamatkan dari api neraka). Puncak pencapaian puasa adalah sucinya manusia. Karena itu bulan ramadhan disebut bulan pencucian atau pembakaran” (Kompas, 11/10/2007. hal 6).

Adakah pemimpin koran ini dengan sengaja menyandingkan dua tulisan yang secara substansial itu bertentangan? Entahlah! Yang pasti itulah puasa dan hari kemenangan Muslim.
Yesus telah memperingatkan orang-orang yang berpuasa secara demikian.

“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat 6:16-18).

Dan inilah puasa yang dikehendaki oeh Yahwe Tuhan semesta alam:

“Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak punya rumah, dan apabila engkau melihat ornag yang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri” (Yes 58:6-7).

Jadi, bukan puasa ala Islam. Puasa agama yang satu itu membuat banyak orang terbelenggu oleh harga-harga bahan makanan pokok yang melambung tinggi dan lain sebagainya.

68. Bahasa Terjemahan Alquran

Orang Islam beranggapan bahwa Al-Quran tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa manapun di dunia ini. Alasannya, Al-Quran ditulis dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa Allah. Jika Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa lain, maka bahasa lain itu bukan bahasa Allah. Jadi, Al-Quran dalam bahasa selain Arab bukanlah Al-Quran yang sesungguhnya. Namun kita tahu bahwa teori itu adalah sebuah prinsip teologi yang dicari-cari untuk melindungi kelemahan Al-Quran.
Pada suatu waktu kami berdiskusi dengan seorang wanita Muslim. Dia mengatakan bahwa Al-Quran seringkali salah dimengerti oleh orang Kristen sebab orang Kristen tidak mengerti bahasa Arab. Bahasa Arab hanya dimengerti oleh orang Islam. Dia mengambil contoh kata “pancunglah batang leher mereka” sebenarnya aslinya adalah “pukullah batang leher mereka”. Sayangnya wanita Muslim ini memberi penjelasan mengenai bahasa terjemahan: “Pancunglah” dan “Pukullah”. Apakah sebabnya “pukullah batang leher mereka” lebih tepat daripada “pancunglah batang leher mereka”? Siapakah yang salah Alquran atau penerjemahnya [Muslim], atau malah orang Kristen yang membaca Alquran terjemahan itu? Padahal kedua kalimat itu sama-sama kita temukan dalam bahasa terjemahan Al-Quran berbahasa Indonesia. Dia sendiri tidak mampu menjawabnya.
Kami memberitahu kepadanya bahwa banyak orang Kristen yang mengerti bahasa Arab. Mereka tahu dan mengerti membaca Al-Quran. Kami meyakinkan dia bahwa di Arab pun banyak orang Kristen. Walaupun demikian dia tetap tidak percaya. Dia justeru mengatakan bahwa sekalipun orang Kristen mengerti bahasa Arab tetapi tetap saja mereka tidak mengerti Al-Quran. Pokoknya Al-Quran hanya dimengerti oleh orang Islam. Al-Quran adalah kitab Allah yang tidak mungkin dapat mengerti oleh orang selain Muslim. Tetapi, bagaimana kalau ada orang Islam yang tidak memahami bahasa Arab?
Sekalipun dia bersih kukuh pada pendapatnya, kami membuktikan bahwa di Indonesia sangat banyak orang Islam yang tidak mengerti bahasa Arab. Jika orang Islam di Indonesia tidak mengerti bahasa Arab maka otomatis mereka tidak dapat mengimani Islam secara benar. Jika demikian halnya, maka Islam yang dipraktekkan oleh orang Indonesia beratus-ratus tahun lamanya tidak dapat dipercaya sebagai ajaran Islam yang benar.
Apa yang membuktikan bahwa orang Indonesia adalah orang yang menghayati agama Islam secara benar adalah karena mereka menerima Al-Quran yang sudah diterjemahkan. Kalau pun mereka tidak membaca Al-Quran yang sudah diterjemahkan, maka paling sedikit Al-Quran itu sudah diterjemahkan di dalam mulut para pendakwa Islam.
Kita tidak dapat mendalilkan bahasa terjemahan sebagai alasan bahwa kita tidak memahami suatu agama. Orang-orang Kristen maupun Islam dapat memahami Islam karena bahasa terjemahan. Jadi, bahasa terjemahanpun dapat dipakai untuk membuktikan bahwa kita dapat memahami suatu ajaran agama.

69. Allah Dikalahkan Paulus

Orang Muslim beranggapan bahwa Isa Almasih (Yesus Kristus) membawa ajaran Allah. Namun seluruh ajaran Isa Almasih tersebut telah dikorup, dicatut dan diselewengkan oleh otoritas Gereja. Ajaran Yesus telah digantikan seluruhnya oleh Paulus. Jika Isa Almasih membawa ajaran Allah, bagaimana mungkin Allah tidak dapat menjaga ajaranNya, sebagaimana Dia telah berhasil menjaga ajaranNya yang di bawa oleh Muhammad? Bagaimana mungkin Allah membiarkan Paulus merusak ajaranNya? Tidak ada kesimpulan lain kecuali Paulus lebih hebat daripada Allah. Paulus telah mengalahkan Allah. Jika demikian, Allah tidak pantas dipercaya kecuali Paulus.

70. Dialog Antar Agama

Orang Islam biasanya memakai Surat Laba-laba (29):46 untuk membenarkan dirinya. Surat itu dipakai untukmemberi kesan bahwa orang Islam dan agama Islam adalah agama yang paling toleran di bumi ini.

“ Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” (29:46).

Biasanya mereka hanya berhenti di situ. Ayat itu selanjutnya berbunyi:

“Kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepadaNya berserah diri” (29:46).

Ayat ini kemudian diperlawankan dengan Alkitab (Luk 19:27). Dr M. Al-Husaini Ismail menulis:

“Kristen (Kitab Perjanjian Baru): Paksalah mereka untuk memeluk agamamu; menjadikan Yesus sebagai Tuhan, atau sembelih…[27] Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku! (Luk 19:27)”

Jika Surat Laba-Laba (29:46.a) di atas dibandingkan dengan Luk 19:27); maka akan diperoleh kesan bahwa Islam adalah agama yang paling damai, toleran sedangkan Kristen penuh dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Ambillah Alkitab dan lihatlah ayat yang dikutip. Kemudian bandingkan dengan Surat Laba-Laba tadi. Apa kesan Anda? Lukas 19:27 berbicara tentang Kerajaan Allah.”Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali” (ayat 12). “Bangsawan” yang dimaksud adalah Yesus, Anak Allah. “Berangkat ke negeri yang jauh” adalah kembali kepada BapaNya (Sorga). “Untuk dinobatkan di situ” adalah dimuliakan melalui salib dan kebangkitanNya. “Dan setelah itu baru kembali” adalah kedatangan Yesus untuk kedua kalinya nati (akhir zaman dan pengadilan terakhir). Pada akhir zaman, jadi bukan selama Ia di dunia’ semua orang yangmenolak Dia akan dibunuh (maksudnya, dimasukkan ke dalam api neraka, hidup menderita kekal).
Kita dapat melihat sejumlah teks Al-Quran yang memperlihatkan kontradiksi dengan surat laba-laba tadi, tetapi sangat ofensif dipraktekkan oleh orang Islam sekarang.

[47.4] Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.

Surat 8:12 tidak berbeda jauh dari ayat-ayat pedang di atas. Allah sendiri mejatuhkan teror kepada orang kafir. Setelah itu orang beriman (Islam) diperintahkan untuk menjagal mereka satu persatu demi menyenangkan hati Allah.

“[8.12] (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”

Orang Islam beranggapan bahwa semua orang non Islam adalah kafir, musyrik. Orang-orang Islam diperintahkan langsung oleh Allah untuk mengepung, mengintai mereka sampai mereka (orang-orang non Islam itu mendirikan salat, menunaikan zakat (masuk Islam).

“[9.5] Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Orang Kristen dilarang menjadi pemimpin. Bagaimana mungkin terjadi dialog yang harmonis, kerjasama yangbaik, jika dalam hati setiap orang Islam terngiang ayat-ayat suci Allah ini?

“[5.51] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”