cara potong islami a.k.a barbar ditolak

cara potong islami a.k.a barbar ditolak



Daging halal adalah cara Islami dalam memakan daging. Metode ini menyebabkan kesakitan yang luar biasa yang dialami oleh hewan yang disembelih. Leher hewan dipotong setengah ketika hewan masih dalam kondisi sadar. Kemudian hewan dibiarkan menggelepar-gelepar kesakitan hingga jantungnya memompa darahnya keluar sampai habis.

Ini adalah kematian yang mengerikan bagi hewan. Orang-orang Muslim dimanapun akan melihat hal ini sebagai hal yang natural untuk dilakukan. Hati nurani maupun akal sehat mereka sama sekali tidak mempedulikan hewan tersebut, demi meminimalkan penderitaan dan kesakitan; padahal ada metode modern dalam menyembelih hewan.

Metode modern jauh lebih manusiawi dimana hewan tersebut dibuat tidak sadar terlebih dahulu sebelum proses penyembelihan dilakukan. Jikapun ada, hewan hanya akan mengalami sakit seminimal mungkin. Namun demikian, orang-orang Muslim tetap berkeras untuk memakan daging yang dibunuh secara halal. Metode penyembelihan hewan yang primitif dan sangat menyakitkan itu bisa kita telusuri dari abad ke-6 Arabia.

Orang Muslim berpikir bahwa dunia seharusnya tidak memperlakukan binatang dengan cara-cara yang lebih manusiawi. Kisah di bawah ini membahas tentang apa yang sedang terjadi di Inggris pada level politis dalam kaitan dengan makanan halal.

Gedung Parlemen Westminster telah menolak tuntutan untuk menghidangkan makanan halal di restoran-restoran mereka.

Para anggota parlemen yang beragama Islam telah diberitahukan bahwa mereka tidak lagi bisa memperoleh daging yang disembelih berdasarkan tradisi Islam karena metode tersebut – menyembelih leher hewan – tanpa terlebih dulu menghilangkan kesadarannya – sangatlah mengganggu kebanyakan dari kolega-kolega non-Muslim mereka. Sejumlah anggota parlemen menjadi sangat marah setelah mereka makan daging di restoran dan café Palace's 23, dan mengetahui bahwa daging yang mereka makan adalah daging yang halal.

Lord Ahmed dari Rotherham berpendapat bahwa makanan halal seharusnya dijadikan sebuah opsi

Lord Ahmed dari Rotherham berkata: “Saya mendapatkan impresi yang salah. Saya pikir seharusnya di restoran parlemen pun disediakan makanan halal.”

Tahun 2010, Surat Kabar the Mail on Sunday memberitakan sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit dan restoran-restoran menghidangkan makanan halal pada para pembeli yang tidak tahu, yang mana makanan tersebut bisa diperoleh di Waitrose, Marks & Spencer, Sainsbury’s, Tesco, Somerfield dan the Co-op. Dan mereka semua mengatakan bahwa mereka menyimpan daging yang disembelih berdasarkan tradisi Islam, dengan tidak menginformasikan hal itu terlebih dulu pada para pembeli mereka.

Restoran-restoran cepat saji, termasuk Domino’s Pizza, Pizza Hut, KFC, ­Nando’s dan Subway, juga menyediakan daging halal tanpa memberitahukan pada para pembeli mereka.
Para anggota Gereja Inggris telah mengajukan keluhan bahwa penyebaran daging halal merupakan 'cara efektif untuk menyebarkan hukum Syariah' di seluruh Inggris.

Meskipun demikian, seorang juru bicara untuk the House of Lords dan the House of Commons menegaskan bahwa mereka tidak menghidangkan daging halal di restoran-restoran mereka.

Alison Ruoff, seorang anggota Gereja Inggris mengatakan: “Adalah sedikit munafik bahwa Dewan Perwakilan Rakyat/the Houses of Parliament, memberi ijin pada orang lain untuk menyediakan makanan halal, padahal mereka sendiri tidak melaksanakannya berdasarkan asumsi-asumsi mereka sendiri.”

Sebelum hewan disembelih, kata-kata Islamik juga diucapkan saat leher hewan itu disembelih. Di rumah-rumah pemotongan hewan yang halal, ribuan burung juga dibunuh setiap jamnya.