MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Admin JANCOK, Si Kafir Bandel EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Admin JANCOK, Si Kafir Bandel Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 40 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 40 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Admin JANCOK, Si Kafir Bandel

2 posters

Go down

Admin JANCOK, Si Kafir Bandel Empty Admin JANCOK, Si Kafir Bandel

Post by paulusjancok Wed 14 Dec 2011, 3:51 am

Al-Kufru al-Asghar (kafir kecil) ialah sesuatu yang tidak bertentangan dengan pokok iman dan tidak mengeluarkan pelakunya dari agama (Islam), tidak menyebabkannya kekal di dalam neraka, meskipun ia tetap mendapat siksaan dan ancaman jika ia melakukannya.

Ibnu Qayyim ra mengatakan, "Al-Kufru al-Ashghar (kafir kecil) menyebabkan seseorang mendapatkan siksaan, tetapi ia tidak kekal di dalam neraka, sebagaimana firman Allah SWT -ayat ini hukumnya di nasakh, tetapi masih berlaku bacaannya, "Janganlah kamu sekalian membenci nenek moyang kami, karena hal itu adalah kafir," dan sabda Rasulullah saw, "Ada dua perkara pada umatku yang merupakan kekafiran, yaitu menjelaskan silsilah keluarga dan membunuh seorang muslim." Demikian pula sabda Nabi saw dalam sunan Abu Daud, "Orang yang menggauli istrinya dalam keadaan haidh atau dari duburnya, maka ia telah mengufuri apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw." Dan dalam hadis lain disebutkan,"Orang yang mendatangi dukun atau paranormal dan ia mempercayai apa yang telah diucapkannya, maka ia telah mengufuri apa yang telah diturunkan Allah kepada Muhammad saw." Sabdanya lagi, "Janganlah kamu kembali kepada kekafiran setelah aku, di mana sebagian dari kamu akan membunuh (memenggal) sebagian yang lain."

Berikut ini, penafsiran dari Ibnu Abbas dan para sahabat pada umumnya tentang firman Allah SWT, "Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Al-Maidah: 44). Ibnu Abbas ra berkata, "Hal ini bukanlah kekafiran yang dapat memindahkan seseorang menjadi agama lain (keluar dari Islam), tetapi jika ia melakukannya, ia menjadi kafir, tapi tidak sama dengan orang yang kafir kepada Allah dan hari akhir." Thawus juga berkata demikian.

Atha' berkata, "Orang yang melakukan demikian adalah kafir di bawah kafir, dzalim di bawah dzalim dan fasik di bawah fasik."
Berdasarkan ini pulalah, ketaatan di sebut iman, sebagaimana firman Allah SWT: " ...dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu." (Al-Baqarah: 143). Maksud iman dalam ayat ini adalah salat menghadap ke Baitul Maqdis (Yerussalem), seperti bunyi ayat ini secara lengkap, "Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan Kiblat yang menjadi Kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi beberapa orang yang telah diberi petunjuk Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (Al-Baqarah: 143). Dalam ayat ini disebutkan pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Ka'bah (Mekah).

Adapun perbuatan dosa disebut 'kufur', seperti pada beberapa penjelasan di muka, dalam konteks penjelasan Ibnu Qayyim umpamanya, tetapi apa yang di sebut kafir dalam konteks ini bukanlah kafir yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam.

Beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut adalah disebutkannya ungkapan perbuatan dosa, seperti saling bunuh, mendatangi dukun, dan lain-lain. Adapun dalam keadaan tertentu, dosa (ma'siat) mencakup kafir dan selain kafir, seperti firman Allah SWT menyebutkan, "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." (Al-Jinn: 23). Dengan disebutkannya perbuatan dosa, dapatlah diketahui sejauh mana hal itu dapat menghilangkan pokok tauhid, dan pada umumnya jika bukan sebagai perbuatan dosa, maka hal itu adalah syirik yang nyata atau salah satu dari macam-macam kafir, yang termasuk kafir kecil sebagaimana disepakati secara bulat (sesuai Ijma') oleh ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah bahwa Rasulullah saw menyebut pertikaian di kalangan kaum muslimin sebagai kekafiran sebagaimana tergambar dalam sabdanya, "Janganlah kamu menjadi kafir setelahku, di mana sebagian kamu akan membunuh (memenggal) sebagian yang lain."

Allah SWT juga berfirman, "Sesungguhnya ada dua golongan di antara orang-orang yang beriman yang saling membunuh...."

Dengan demikian, kekafiran yang dimaksud dengan hadis ini bukanlah kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari Islam, jika tidak demikian, mengapa Allah menyebut orang-orang yang saling membunuh sebagai orang-orang beriman? Karena, mustahil apabila Sunnah bertentangan dengan Alquran, tetapi Sunnah merupakan penjelas bagi Alquran sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Maka, hadis tersebut cenderung mengandung pengertian yang tidak bertentangan dengan Alquran dengan menyebut orang-orang beriman yang saling membunuh.

Perbuatan ma'siat (dosa) kadang-kadang juga disebut sebagai perbuatan jahiliyah, karena keburukannya dan hal itu tidak menjadikan kafir pelakunya, kecuali kemusyrikan. Imam al-Bukhari ra berkata, "Perbuatan dosa merupakan perbuatan jahiliyah, tetapi hal itu tidak menyebabkan pelakunya menjadi kafir, kecuali kemusyrikan." Hal ini berdasarkan hadis rasululah saw, "Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat perbuatan jahiliyah," dan firman Allah SWT, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (An-Nisa': 48). Kemudian al-Bukhari mengemukakan hadis dari Abu Dzarr tentang seseorang yang mencela orang lain dan ia mengejek ibunya dan Rasulullah saw menyebutkan hadis di atas.

Imam Badruddin al-'Aini mengatakan, "Aspek dalil yang ditunjukkan oleh hadis tersebut adalah bahwa beliau berkata kepada orang tersebut: 'Tindakanmu yang mengejek ibunya', hal itu merupakan perbuatan yang dilakukan orang-orang jahiliyah, dan bukan semata-mata kamu orang jahil (bodoh). Seandainya perbuatan tersebut merupakan suatu kekafiran, maka rasulullah saw akan menjelaskannya kepada Abu Dzarr dan tidak akan cukup dengan mengatakan: "Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat perbuatan jahiliyah," sebagaimana dipahami dari hadis ini bahwa yang dimaksudkannya bukanlah jahiliyah itu sendiri, sebab jahiliyah pada masanya adalah kekafiran, tetapi tindakannyalah yang merupakan perilaku jahiliyah.

Ibnu Hajar ra mengatakan, "Barangsiapa di dalam dirinya terdapat salah satu sifat dari sifat-sifat jahiliyah selain syirik, ia tidaklah keluar dari iman, baik dosa kecil maupun besar."

Maksudnya adalah bahwa sesuatu yang dikategorikan sebagai kekafiran tidak selamanya menyebabkan seseorang keluar dari Islam hingga terlihat hakikatnya dari segi bentuk kekafiran tersebut, kecil atau besar. Syekh Islam Ibnu Taymiyyah mengatakan, "Tidak setiap orang yang melakukan salah satu bagian dari kekafiran menjadi kafir mutlak sampai jelas hakikat kekafiran yang dilakukannya."

Sebagaimana kekafiran terbagi menjadi kecil dan besar, maka demikian pula halnya dengan kezaliman, kefasikan dan kemunafikan. Yang besar dari semua dosa tersebut menyebabkan pelakunya keluar dari agama dan kekal di dalam neraka, serta sinonim dengan kekafiran yang besar, sedangkan yang kecil, ia tidak menyebabkan hilangnya pokok keimanan dan tidak menghapuskannya secara keseluruhan, tetapi ia hanya mengurangi kesempurnaannya dan bagian-bagiannya, yang secara syara' menjadikan orang tersebut tercela. Jika terdapat hukum-hukum yang berlaku bagi kaum muslimin, maka hukum-hukum tersebut diberlakukan pula baginya, karena ia tidak keluar dari Islam.

Adapun ciri-ciri dari kezaliman, kefasikan, dan kemunafikan yang kecil adalah sebagaimana ciri-ciri kafir kecil seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Syekh al-Hakami ra mengatakan, "Tidak ada sesuatu yang dihilangkan dari seseorang karena perbuatannya yang termasuk kefasikan atau pelakunya sebagai fasik dan ia dapat tetap dikatakan muslim serta diberlakukan baginya hukum-hukum kaum muslimin. Sebab, tidak setiap kefasikan menyebabkan kafir, dan tidak setiap yang dinamakan kafir atau zalim mengeluarkan seseorang dari Islam, sampai jelas bukti-bukti dan tanda-tandanya. Hal demikian disebabkan karena setiap kekafiran, kezaliman, kefasikan, dan kemunafikan (sebagaimana dijelaskan dalam nas-nas yang ada) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Kategori besar, yang mengeluarkan pelakunya dari agama, karena menghilangkan pokok iman secara mendasar.
- Kategori kecil, yang mengurangi keimanan dan menghilangkan kesempurnaannya, tetapi tidak mengeluarkan pelakunya dari iman, sehingga kategori ini disebut kafir di bawah kafir, zalim di bawah zalim, fasik di bawah fasik, dan munafik di bawah munafik.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tentang kafir kecil di atas adalah sebagai berikut:


1. Orang-orang yang berbuat dosa tidak dikatakan mu'min, karena nas-nas tidak menyebutkan demikian, dan merupakan suatu keharusan memberlakukan nas-nas tersebut dan menetapkannya seperti adanya. Akan tetapi, karena perbuatan tersebut, mereka tidak pula dikatakan telah keluar dari agama. Iman yang hilang dari mereka adalah iman yang teraplikasikan, bukan fondasi iman, karena pangkal iman masih ada pada diri mereka.

Berdasarkan hal di atas, Muhammad bin Nashr al-Marwazi berkata, "Allah dan Rasul-Nya serta jama'ah kaum muslimin menyebut sesuatu dengan sebutan yang secara umum berlaku untuk tindakan tersebut. Maka, orang yang berzina disebut fasik, yang menuduh seseorang berzina disebut fasik dan peminum khamr (minuman keras) itu fasik. Mereka tidak menyebutkan pelaku-pelaku dosa tersebut sebagai orang yang bertakwa dan wara' (menjauhi diri dari dosa, maksiat, dan sesuatu yang syubhat), tetapi kaum muslimin sepakat bahwa di dalam diri mereka yang melakukan dosa masih terdapat pangkal takwa dan wara', dan hal itu menjaganya untuk menjadi kafir atau menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu (syirik). Hal itu juga tidak menyebabkan mereka tidak dimandikan jenazahnya atau tidak disalatkan, mereka tetap dimandikan dan disalatkan.... Mereka juga tidak menyebut, orang yang melakukan dosa tersebut sebagai orang yang bertakwa atau wara', karena tindakannya yang melakukan sebagian dosa besar, tetapi mereka menyebutnya sebagai fasik dan fajir (orang berdosa), yang pada saat bersamaan ia juga telah melakukan sebagian dari ketakwaan dan wara, karenanya perbuatan dosa tersebut menghalangi penyebutan takwanya sebagai pujian dan kesucian dan Allah akan memberikan ampunan dan sorga. Kami juga tidak menyebutnya sebagai mukmin, tetapi menyebutnya sebagai orang fasik yang berzina, meskipun di dalam hatinya terdapat pangkal iman. Karena, iman adalah suatu sebutan yang dipuji oleh Allah bagi kaum mu'minin dan iman tersebut menyucikan mereka dan menjanjikan sorga bagi mereka.

2. Sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya menyebut perbuatan-perbuatan dosa dengan sebutan kafir tanpa menyelewengkannya, sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan di dalam kitab-Nya (Alquran) dan apa yang diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad saw. Maka, perbuatan yang disebutnya kafir, kami menyebutnya pula sebagai kafir, demikian pula yang disebut zalim atau fasik, kami menyebutnya zalim atau fasik. Adapun hukum-hukumnya, kami memberlakukannya sesuai dengan tujuan Allah dan Rasul-Nya, maka kafir kecil meskipun disebutkan oleh syar'i (Allah dan Rasul-Nya) sebagai tindakan melakukan sebagian dosa besar, hal itu tidak mengeluarkan seorang hamba dari iman dan tidak memisahkannya dari agama, darahnya, hartanya dan keluarganya pun tidak halal (tidak boleh dibunuh).

Oleh karena itu, kafir besar dan kafir kecil harus dibedakan, hingga tidak terjerumus pada bahaya dengan menanggalkan iman dari pemiliknya dan memberikannya kepada orang yang tidak berhak.

Sumber: Al-Jahl bi Masail al-'Itiqaad wa Hukmuhu, Abdurrazzaq bin Thahir bin Ahmad Ma'asy
paulusjancok
paulusjancok
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 809
Age : 36
Humor : Yesus nggak pake sempak...hanya orang GOBLOK yang menyembahnya
Reputation : 1
Points : 6486
Registration date : 2011-08-12

Back to top Go down

Admin JANCOK, Si Kafir Bandel Empty Re: Admin JANCOK, Si Kafir Bandel

Post by Gerabah Wed 14 Dec 2011, 5:26 pm

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam', padahal al-Masih sendiri berkata: 'Hai Bani Israil sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu'. Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka Allah telah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang Haq untuk disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pastilah orang-orang kafir dari mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka mengapa mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tidaklah al-Masih putra Maryam itu melainkan hanya seorang rasul yang telah berlalu beberapa rasul sebelumnya, dan ibunya adalah seorang yang benar, kedua-dua biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahlul Kitab) tanda-tanda (keesaan Allah), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari ayat-ayat Kami dan kebenarannya)." (Al-Maaidah: 72-75).

Dalam beberapa ayat ini Allah menjelaskan dan menyatakan dengan tegas bahwa orang yang mengatakan Allah itu Isa al-Masih bin Maryam adalah kafir. Padahal, jelas-jelas Isa al-Masih sendiri telah menyeru kepada kaumnya, yaitu Bani Israil, yang memang ia diutus oleh Allah kepada mereka, agar mereka menyembah Allah, Tuhannya Isa dan Tuhan mereka (baca Injil Markus 12:29) . Allah tidak memaksakan seseorang untuk menyembah-Nya walaupun Dia kuasa melakukan itu, karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Namun, manusia disuruh-Nya menggunakan akalnya agar berpikir, apakah masuk akal mempertuhankan seseorang yang bukan Tuhan, bahkan ia sendiri menyeru umatnya untuk menyembah Tuhannya yang ia sembah, bukan menyembah dirinya.

Kekufuran mereka yang mengatakan bahwa Allah itu salah satu dari tiga Tuhan semakin Allah tegaskan dengan ayat kedua. Dengan sangat gamblang Alquran menyatakan bahwa yang sebenarnya Tuhan yang Haq untuk disembah itu hanyalah satu, tak bersekutu, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Bahkan, selanjutnya Allah menerangkan apa yang akan menjadi balasan bagi mereka yang berkata atau meyakini yang demikian. Balasan mereka adalah diharamkannya surga bagi mereka dan mereka ditempatkan di neraka, dan tidak akan ada seorang penolong pun bagi mereka dari siksaan Allah yang sangat pedih.

Maka, adalah sangat mengherankan jika mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya serta kembali kepada ajaran yang benar, yaitu menyembah Allah semata, Tuhannya Isa al-Masih bin Maryam, Tuhannya sekalian manusia, Tuhan semesta alam. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun bagi dosa-dosa mereka, lagi Maha Penyayang terhadap mereka jika mereka bertaubat dan memohon ampunan? Namun, enggan dan malu mengakui kesalahan biasanya sering menjadi penghalang bagi seseorang untuk kembali ke jalan yang benar, kecuali orang-orang yang sadar dan mendapat petunjuk Allah.

Kemudian Allah memaparkan sebuah logika yang dapat dicerna siapa pun, yaitu bahwa Isa itu hanyalah seorang rasul dari sekian rasul yang telah Allah utus sebelum Isa, dan dia beserta ibunya, Maryam, hanyalah manusia yang biasa dan butuh makan. Tuhan tidaklah butuh makan, Tuhan yang berhak disembah itu adalah Sang Maha Sempurna, dan di antara kesempurnaannya itu adalah Dia tidak butuh apa-apa, termasuk makan. Di antara kesempurnaan-Nya adalah Dia mampu mengampuni dosa hambanya sebesar apa pun jika Dia kehendaki. Adalah tidak masuk akal apabila Tuhan harus menyalib diri demi mengampuni manusia. Bukankah hal yang demikian menunjukkan kelemahan? Padahal, Tuhan itu Maha Kuat dan Maha Kuasa. Tidakkah orang-orang itu berpikir dengan benar? Apakah hati mereka telah tertutup?

Hal ini semakin dipertegas dengan menyebut "bin Maryam" sesudah nama Isa al-Masih. Ini merupakan bantahan yang nyata bagi orang yang mengatakan bahwa al-Masih itu anak Tuhan. Sebenarnya penciptaan Isa tanpa bapak itu adalah salah satu tanda kekuasaan Allah atas segala sesuatu.

Nah, jika sudah demikian gamblang Allah menerangkan kebenaran-Nya dengan mengajak mereka berpikir dengan logika yang benar, namun masih saja mereka tersesat dan berpaling dari kebenaran itu, maka neraka Jahannam adalah balasan yang pantas bagi mereka.

Tak kalah pentingnya adalah bahwa pernyataan Allah ini merupakan bantahan tegas bagi pendapat yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, bagi pendapat bahwa Islam itu artinya berserah diri, sehingga siapa pun yang berserah diri maka ia telah Islam. Sungguh, pendapat demikian adalah suatu kesesatan yang nyata. Adalah suatu hal yang tak masuk akal bahwa orang yang menyembah Allah Tuhan semesta alam sama dengan orang yang menyembah salah satu ciptaan Allah, seperti Isa bin Maryam, batu, sapi, matahari, api atau yang lainnya. Apakah mungkin ajaran yang bertentangan dikatakan sama? Di mana akal sehat kita? Adalah suatu kebatilan bahwa seseorang sudah menjadi Islam dengan hanya berserah diri. Definisi Islam haruslah kita sesuaikan dengan definisi dari Allah dan Rasul-Nya. Bukankah Allah telah menerangkan bahwa orang mu'min itu adalah orang yang beriman kepada-Nya serta rukun-rukun iman yang lain. Bukankah Islam seseorang itu harus dengan menyatakan syahadah (kesaksian) bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kemudian ditindaklanjuti dengan menegakkan rukun-rukun Islam yang lain, sebagaimana diterangkan dalam hadis Jibril. Adakah orang-orang kafir, selain Islam itu, berbuat demikian? Sekali-kali tidak.

Demikianlah beberapa hal singkat yang dapat kita jadikan landasan berpikir yang benar tentang ketuhanan. Semoga Allah memberi kita manfaatnya di dunia dan akhirat. Wallahu a'alam.
Gerabah
Gerabah
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Number of posts : 2335
Reputation : -3
Points : 7034
Registration date : 2011-11-15

Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum