apakah ini firman Tuhan dalam alkitab?

hamba tuhan wrote:Kel. 19:14 Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci pakaiannya.
Kel. 19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Kel. 19:25 Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan hal itu kepada mereka.
Kel. 34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.

kalo ayat2 diatas adalah firman Tuhan dalam alkitab.... kepada siapakah Tuhan memfirmankan ayat2 tsb?????? monggo temen2 kristen.....

izin nyimak orang yg merasa pintar.

Rhapsody of Fire wrote:

hamba tuhan wrote:Kel. 19:14 Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci pakaiannya.
Kel. 19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Kel. 19:25 Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan hal itu kepada mereka.
Kel. 34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.

kalo ayat2 diatas adalah firman Tuhan dalam alkitab.... kepada siapakah Tuhan memfirmankan ayat2 tsb?????? monggo temen2 kristen.....

izin nyimak orang yg merasa pintar.

newbie lg atau ganti id neh... monggo

Siapa Yang Menulis Injil?
Kita telah membuktikan bahwa Alkitab itu berisi banyak kesalahan, bukanlah wahyu, dan bukanlah kesaksian dari orang yang bisa dipercaya. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa Alkitab bahkan tidak ditulis oleh orang-orang yang dikatakan telah menulisnya. Marilah kita melihat lima kitab pertama dari Alkitab: Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy. Kelima buku tersebut menceritakan kisah penciptaan dunia dan alam semesta, wahyu Tuhan kepada manusia, dan sejarah awal suku orang Israel yang semuanya dikatakan telah ditulis oleh Musa. Bahkan kenyataannya, kelima buku itu sering disebut “Buku-buku Musa”. Akan tetapi, pengarangan Musa jelaslah tidak mungkin, karena di dalam buku-buku tersebut terdapat laporan tentang kematian Musa.
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ulangan 34:5-6)
Bagaimana mungkin seseorang menuliskan tentang kematian dan penguburannya sendiri? Setidaknya buku Ulangan pasti telah ditulis oleh seseorang selain Musa.
Sekarang marilah kita melihat kepada Perjanjian Baru. Injil Matius seharusnya telah ditulis oleh Matius (pemungut cukai/pajak, orang yang ragu, orang yang beriman kecil), salah seorang murid Yesus. Dengan mudah kita tunjukkan bahwa Matius tidak mungkin menulis Injil Matius. Kita membaca:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9:9)
Baik di jaman sekarang maupun di jaman dulu orang menuliskan dirinya sebagai orang ketiga. Kalau Matius benar-benar telah menulis Injil Matius, kita akan mengharapkan untuk membaca ayat itu sebagai berikut:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat saya duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah saya mengikut Dia.”
Tentunya Injil Matius tidak ditulis oleh Matius, tetapi oleh pihak ketiga. Siapa pihak ketiga ini kita tidaklah tahu, tetapi sarjana-sarjana Alkitab telah menebak-nebak. Di dalam prakata dari terjemahan Injil Matius, sarjana Alkitab terkemuka J.B Phillip mengatakan:
Tradisi awal menganggap Injil Rasul Matius berasal darinya tetapi hampir semua sarjana Alkitab di jaman sekarang menolak nilai tradisi ini. Pengarang tersebut, yang mana supaya lebih mudah masih kita panggil Matius telah mengumpulkan sebuah koleksi tentang tradisi-tradisi yang diucapkan. Dia telah menggunakan injil Markus dengan sesuka hati, meskipun dia telah mengganti urutan-urutan kejadian, dan di dalam beberapa kasus, telah menggunakan kata-kata yang lain untuk sebuah cerita yang sama.
Ini tentunya adalah sebuah pengakuan yang sangat mengganggu, apalagi pengakuan ini berasal dari seorang sarjana Alkitab Kristen yang terkenal. Kita diberitahu bahwa “hampir semua” sarjana Alkitab moderen menolak ide bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius itu sendiri. Kita diberitahu bahwa meskipun pengarang asli injil Matius itu tidak diketahui siapa, akan “lebih mudah” (convenient) untuk memanggilnya dengan nama Matius. Berikutnya kita juga diberitahu bahwa siapapun yang menulis Injil Matius telah “dengan sesuka hati” menjiplak banyak dari Injil Markus. Dalam kata lain, Injil Matius adalah jiplakan yang tidak bertanggungjawab (plagiarism) yang mana bahan-bahannya telah “diatur ulang” dan di susun dalam “kata-kata yang berbeda”. Maka ternyata di dalam Kitab Matius, bukan saja kita tidak menemukan kata-kata Tuhan, kita bahkan tidak menemukan kata-kata dari Matius yang asli.
Berkat tulisan dari sarjana Alkitab seperti Profesor J.B. Phillups, mereka secara terbuka mengakui hal ini dan keragu-raguan lain tentang pengarang asli dari Alkitab, tetapi pengakuan-pengakuan tersebut telah membuat klaim bahwa Injil-injil telah ditulis oleh murid-murid Yesus jelaslah tidak benar.

Rhapsody of Fire wrote:
izin nyimak orang yg merasa pintar.

saya juga izin nyimak postingan orang yg merasa pintar nyimak

Gravelord wrote:Siapa Yang Menulis Injil?
Kita telah membuktikan bahwa Alkitab itu berisi banyak kesalahan, bukanlah wahyu, dan bukanlah kesaksian dari orang yang bisa dipercaya. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa Alkitab bahkan tidak ditulis oleh orang-orang yang dikatakan telah menulisnya. Marilah kita melihat lima kitab pertama dari Alkitab: Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy. Kelima buku tersebut menceritakan kisah penciptaan dunia dan alam semesta, wahyu Tuhan kepada manusia, dan sejarah awal suku orang Israel yang semuanya dikatakan telah ditulis oleh Musa. Bahkan kenyataannya, kelima buku itu sering disebut “Buku-buku Musa”. Akan tetapi, pengarangan Musa jelaslah tidak mungkin, karena di dalam buku-buku tersebut terdapat laporan tentang kematian Musa.
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ulangan 34:5-6)
Bagaimana mungkin seseorang menuliskan tentang kematian dan penguburannya sendiri? Setidaknya buku Ulangan pasti telah ditulis oleh seseorang selain Musa.
Sekarang marilah kita melihat kepada Perjanjian Baru. Injil Matius seharusnya telah ditulis oleh Matius (pemungut cukai/pajak, orang yang ragu, orang yang beriman kecil), salah seorang murid Yesus. Dengan mudah kita tunjukkan bahwa Matius tidak mungkin menulis Injil Matius. Kita membaca:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9:9)
Baik di jaman sekarang maupun di jaman dulu orang menuliskan dirinya sebagai orang ketiga. Kalau Matius benar-benar telah menulis Injil Matius, kita akan mengharapkan untuk membaca ayat itu sebagai berikut:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat saya duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah saya mengikut Dia.”
Tentunya Injil Matius tidak ditulis oleh Matius, tetapi oleh pihak ketiga. Siapa pihak ketiga ini kita tidaklah tahu, tetapi sarjana-sarjana Alkitab telah menebak-nebak. Di dalam prakata dari terjemahan Injil Matius, sarjana Alkitab terkemuka J.B Phillip mengatakan:
Tradisi awal menganggap Injil Rasul Matius berasal darinya tetapi hampir semua sarjana Alkitab di jaman sekarang menolak nilai tradisi ini. Pengarang tersebut, yang mana supaya lebih mudah masih kita panggil Matius telah mengumpulkan sebuah koleksi tentang tradisi-tradisi yang diucapkan. Dia telah menggunakan injil Markus dengan sesuka hati, meskipun dia telah mengganti urutan-urutan kejadian, dan di dalam beberapa kasus, telah menggunakan kata-kata yang lain untuk sebuah cerita yang sama.
Ini tentunya adalah sebuah pengakuan yang sangat mengganggu, apalagi pengakuan ini berasal dari seorang sarjana Alkitab Kristen yang terkenal. Kita diberitahu bahwa “hampir semua” sarjana Alkitab moderen menolak ide bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius itu sendiri. Kita diberitahu bahwa meskipun pengarang asli injil Matius itu tidak diketahui siapa, akan “lebih mudah” (convenient) untuk memanggilnya dengan nama Matius. Berikutnya kita juga diberitahu bahwa siapapun yang menulis Injil Matius telah “dengan sesuka hati” menjiplak banyak dari Injil Markus. Dalam kata lain, Injil Matius adalah jiplakan yang tidak bertanggungjawab (plagiarism) yang mana bahan-bahannya telah “diatur ulang” dan di susun dalam “kata-kata yang berbeda”. Maka ternyata di dalam Kitab Matius, bukan saja kita tidak menemukan kata-kata Tuhan, kita bahkan tidak menemukan kata-kata dari Matius yang asli.
Berkat tulisan dari sarjana Alkitab seperti Profesor J.B. Phillups, mereka secara terbuka mengakui hal ini dan keragu-raguan lain tentang pengarang asli dari Alkitab, tetapi pengakuan-pengakuan tersebut telah membuat klaim bahwa Injil-injil telah ditulis oleh murid-murid Yesus jelaslah tidak benar.

waduh bung GL... gebukin kristen jg neh!!!!!

:D

hehehe, salam damai dulu, ane cuma ngungkapin fakta aja kok.

Gravelord wrote:hehehe, salam damai dulu, ane cuma ngungkapin fakta aja kok.

faktanya buat tetangga sebelah kita kebakaran jenggot.... yadah, besok dilanjut lg kalo ada wkt ya.... salam damai jg.....

Gravelord wrote:Siapa Yang Menulis Injil?
Kita telah membuktikan bahwa Alkitab itu berisi banyak kesalahan, bukanlah wahyu, dan bukanlah kesaksian dari orang yang bisa dipercaya. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa Alkitab bahkan tidak ditulis oleh orang-orang yang dikatakan telah menulisnya. Marilah kita melihat lima kitab pertama dari Alkitab: Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy. Kelima buku tersebut menceritakan kisah penciptaan dunia dan alam semesta, wahyu Tuhan kepada manusia, dan sejarah awal suku orang Israel yang semuanya dikatakan telah ditulis oleh Musa. Bahkan kenyataannya, kelima buku itu sering disebut “Buku-buku Musa”. Akan tetapi, pengarangan Musa jelaslah tidak mungkin, karena di dalam buku-buku tersebut terdapat laporan tentang kematian Musa.
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ulangan 34:5-6)
Bagaimana mungkin seseorang menuliskan tentang kematian dan penguburannya sendiri? Setidaknya buku Ulangan pasti telah ditulis oleh seseorang selain Musa.
Sekarang marilah kita melihat kepada Perjanjian Baru. Injil Matius seharusnya telah ditulis oleh Matius (pemungut cukai/pajak, orang yang ragu, orang yang beriman kecil), salah seorang murid Yesus. Dengan mudah kita tunjukkan bahwa Matius tidak mungkin menulis Injil Matius. Kita membaca:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9:9)
Baik di jaman sekarang maupun di jaman dulu orang menuliskan dirinya sebagai orang ketiga. Kalau Matius benar-benar telah menulis Injil Matius, kita akan mengharapkan untuk membaca ayat itu sebagai berikut:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat saya duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah saya mengikut Dia.”
Tentunya Injil Matius tidak ditulis oleh Matius, tetapi oleh pihak ketiga. Siapa pihak ketiga ini kita tidaklah tahu, tetapi sarjana-sarjana Alkitab telah menebak-nebak. Di dalam prakata dari terjemahan Injil Matius, sarjana Alkitab terkemuka J.B Phillip mengatakan:
Tradisi awal menganggap Injil Rasul Matius berasal darinya tetapi hampir semua sarjana Alkitab di jaman sekarang menolak nilai tradisi ini. Pengarang tersebut, yang mana supaya lebih mudah masih kita panggil Matius telah mengumpulkan sebuah koleksi tentang tradisi-tradisi yang diucapkan. Dia telah menggunakan injil Markus dengan sesuka hati, meskipun dia telah mengganti urutan-urutan kejadian, dan di dalam beberapa kasus, telah menggunakan kata-kata yang lain untuk sebuah cerita yang sama.
Ini tentunya adalah sebuah pengakuan yang sangat mengganggu, apalagi pengakuan ini berasal dari seorang sarjana Alkitab Kristen yang terkenal. Kita diberitahu bahwa “hampir semua” sarjana Alkitab moderen menolak ide bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius itu sendiri. Kita diberitahu bahwa meskipun pengarang asli injil Matius itu tidak diketahui siapa, akan “lebih mudah” (convenient) untuk memanggilnya dengan nama Matius. Berikutnya kita juga diberitahu bahwa siapapun yang menulis Injil Matius telah “dengan sesuka hati” menjiplak banyak dari Injil Markus. Dalam kata lain, Injil Matius adalah jiplakan yang tidak bertanggungjawab (plagiarism) yang mana bahan-bahannya telah “diatur ulang” dan di susun dalam “kata-kata yang berbeda”. Maka ternyata di dalam Kitab Matius, bukan saja kita tidak menemukan kata-kata Tuhan, kita bahkan tidak menemukan kata-kata dari Matius yang asli.
Berkat tulisan dari sarjana Alkitab seperti Profesor J.B. Phillups, mereka secara terbuka mengakui hal ini dan keragu-raguan lain tentang pengarang asli dari Alkitab, tetapi pengakuan-pengakuan tersebut telah membuat klaim bahwa Injil-injil telah ditulis oleh murid-murid Yesus jelaslah tidak benar.

Teman, kalau menuliskan sesuatu mbok ya konsisten, kalau mau bhasa indonesia ya indonesia saja, jangan begitu. Kacau sekali.

Rhapsody of Fire wrote:

Gravelord wrote:Siapa Yang Menulis Injil?
Kita telah membuktikan bahwa Alkitab itu berisi banyak kesalahan, bukanlah wahyu, dan bukanlah kesaksian dari orang yang bisa dipercaya. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa Alkitab bahkan tidak ditulis oleh orang-orang yang dikatakan telah menulisnya. Marilah kita melihat lima kitab pertama dari Alkitab: Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy. Kelima buku tersebut menceritakan kisah penciptaan dunia dan alam semesta, wahyu Tuhan kepada manusia, dan sejarah awal suku orang Israel yang semuanya dikatakan telah ditulis oleh Musa. Bahkan kenyataannya, kelima buku itu sering disebut “Buku-buku Musa”. Akan tetapi, pengarangan Musa jelaslah tidak mungkin, karena di dalam buku-buku tersebut terdapat laporan tentang kematian Musa.
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ulangan 34:5-6)
Bagaimana mungkin seseorang menuliskan tentang kematian dan penguburannya sendiri? Setidaknya buku Ulangan pasti telah ditulis oleh seseorang selain Musa.
Sekarang marilah kita melihat kepada Perjanjian Baru. Injil Matius seharusnya telah ditulis oleh Matius (pemungut cukai/pajak, orang yang ragu, orang yang beriman kecil), salah seorang murid Yesus. Dengan mudah kita tunjukkan bahwa Matius tidak mungkin menulis Injil Matius. Kita membaca:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9:9)
Baik di jaman sekarang maupun di jaman dulu orang menuliskan dirinya sebagai orang ketiga. Kalau Matius benar-benar telah menulis Injil Matius, kita akan mengharapkan untuk membaca ayat itu sebagai berikut:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat saya duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah saya mengikut Dia.”
Tentunya Injil Matius tidak ditulis oleh Matius, tetapi oleh pihak ketiga. Siapa pihak ketiga ini kita tidaklah tahu, tetapi sarjana-sarjana Alkitab telah menebak-nebak. Di dalam prakata dari terjemahan Injil Matius, sarjana Alkitab terkemuka J.B Phillip mengatakan:
Tradisi awal menganggap Injil Rasul Matius berasal darinya tetapi hampir semua sarjana Alkitab di jaman sekarang menolak nilai tradisi ini. Pengarang tersebut, yang mana supaya lebih mudah masih kita panggil Matius telah mengumpulkan sebuah koleksi tentang tradisi-tradisi yang diucapkan. Dia telah menggunakan injil Markus dengan sesuka hati, meskipun dia telah mengganti urutan-urutan kejadian, dan di dalam beberapa kasus, telah menggunakan kata-kata yang lain untuk sebuah cerita yang sama.
Ini tentunya adalah sebuah pengakuan yang sangat mengganggu, apalagi pengakuan ini berasal dari seorang sarjana Alkitab Kristen yang terkenal. Kita diberitahu bahwa “hampir semua” sarjana Alkitab moderen menolak ide bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius itu sendiri. Kita diberitahu bahwa meskipun pengarang asli injil Matius itu tidak diketahui siapa, akan “lebih mudah” (convenient) untuk memanggilnya dengan nama Matius. Berikutnya kita juga diberitahu bahwa siapapun yang menulis Injil Matius telah “dengan sesuka hati” menjiplak banyak dari Injil Markus. Dalam kata lain, Injil Matius adalah jiplakan yang tidak bertanggungjawab (plagiarism) yang mana bahan-bahannya telah “diatur ulang” dan di susun dalam “kata-kata yang berbeda”. Maka ternyata di dalam Kitab Matius, bukan saja kita tidak menemukan kata-kata Tuhan, kita bahkan tidak menemukan kata-kata dari Matius yang asli.
Berkat tulisan dari sarjana Alkitab seperti Profesor J.B. Phillups, mereka secara terbuka mengakui hal ini dan keragu-raguan lain tentang pengarang asli dari Alkitab, tetapi pengakuan-pengakuan tersebut telah membuat klaim bahwa Injil-injil telah ditulis oleh murid-murid Yesus jelaslah tidak benar.

Teman, kalau menuliskan sesuatu mbok ya konsisten, kalau mau bhasa indonesia ya indonesia saja, jangan begitu. Kacau sekali.

itu ane juga ga tau apa nama dalam bahasa indonesia, kalau Deutronomy = Deuterokanonika, itu injil yang cuma terdapat dalam katolik. heheehe

Gravelord wrote:

Rhapsody of Fire wrote:

Gravelord wrote:Siapa Yang Menulis Injil?
Kita telah membuktikan bahwa Alkitab itu berisi banyak kesalahan, bukanlah wahyu, dan bukanlah kesaksian dari orang yang bisa dipercaya. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa Alkitab bahkan tidak ditulis oleh orang-orang yang dikatakan telah menulisnya. Marilah kita melihat lima kitab pertama dari Alkitab: Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy. Kelima buku tersebut menceritakan kisah penciptaan dunia dan alam semesta, wahyu Tuhan kepada manusia, dan sejarah awal suku orang Israel yang semuanya dikatakan telah ditulis oleh Musa. Bahkan kenyataannya, kelima buku itu sering disebut “Buku-buku Musa”. Akan tetapi, pengarangan Musa jelaslah tidak mungkin, karena di dalam buku-buku tersebut terdapat laporan tentang kematian Musa.
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ulangan 34:5-6)
Bagaimana mungkin seseorang menuliskan tentang kematian dan penguburannya sendiri? Setidaknya buku Ulangan pasti telah ditulis oleh seseorang selain Musa.
Sekarang marilah kita melihat kepada Perjanjian Baru. Injil Matius seharusnya telah ditulis oleh Matius (pemungut cukai/pajak, orang yang ragu, orang yang beriman kecil), salah seorang murid Yesus. Dengan mudah kita tunjukkan bahwa Matius tidak mungkin menulis Injil Matius. Kita membaca:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9:9)
Baik di jaman sekarang maupun di jaman dulu orang menuliskan dirinya sebagai orang ketiga. Kalau Matius benar-benar telah menulis Injil Matius, kita akan mengharapkan untuk membaca ayat itu sebagai berikut:
“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat saya duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah saya mengikut Dia.”
Tentunya Injil Matius tidak ditulis oleh Matius, tetapi oleh pihak ketiga. Siapa pihak ketiga ini kita tidaklah tahu, tetapi sarjana-sarjana Alkitab telah menebak-nebak. Di dalam prakata dari terjemahan Injil Matius, sarjana Alkitab terkemuka J.B Phillip mengatakan:
Tradisi awal menganggap Injil Rasul Matius berasal darinya tetapi hampir semua sarjana Alkitab di jaman sekarang menolak nilai tradisi ini. Pengarang tersebut, yang mana supaya lebih mudah masih kita panggil Matius telah mengumpulkan sebuah koleksi tentang tradisi-tradisi yang diucapkan. Dia telah menggunakan injil Markus dengan sesuka hati, meskipun dia telah mengganti urutan-urutan kejadian, dan di dalam beberapa kasus, telah menggunakan kata-kata yang lain untuk sebuah cerita yang sama.
Ini tentunya adalah sebuah pengakuan yang sangat mengganggu, apalagi pengakuan ini berasal dari seorang sarjana Alkitab Kristen yang terkenal. Kita diberitahu bahwa “hampir semua” sarjana Alkitab moderen menolak ide bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius itu sendiri. Kita diberitahu bahwa meskipun pengarang asli injil Matius itu tidak diketahui siapa, akan “lebih mudah” (convenient) untuk memanggilnya dengan nama Matius. Berikutnya kita juga diberitahu bahwa siapapun yang menulis Injil Matius telah “dengan sesuka hati” menjiplak banyak dari Injil Markus. Dalam kata lain, Injil Matius adalah jiplakan yang tidak bertanggungjawab (plagiarism) yang mana bahan-bahannya telah “diatur ulang” dan di susun dalam “kata-kata yang berbeda”. Maka ternyata di dalam Kitab Matius, bukan saja kita tidak menemukan kata-kata Tuhan, kita bahkan tidak menemukan kata-kata dari Matius yang asli.
Berkat tulisan dari sarjana Alkitab seperti Profesor J.B. Phillups, mereka secara terbuka mengakui hal ini dan keragu-raguan lain tentang pengarang asli dari Alkitab, tetapi pengakuan-pengakuan tersebut telah membuat klaim bahwa Injil-injil telah ditulis oleh murid-murid Yesus jelaslah tidak benar.

Teman, kalau menuliskan sesuatu mbok ya konsisten, kalau mau bhasa indonesia ya indonesia saja, jangan begitu. Kacau sekali.

itu ane juga ga tau apa nama dalam bahasa indonesia, kalau Deutronomy = Deuterokanonika, itu injil yang cuma terdapat dalam katolik. heheehe

Bagaimana anda mau mengkritik hal yg anda tidak kuasai sama sekali ? tidakkah itu konyol ?

masalahnya ane ga punya alkitab dalam bahasa indonesia. ane punya yang untuk referensi tuh yang bahasa inggris yang versi internasional.
barusan kan belum sempat terjemahkan kata leviticus, dah tau sekarang leviticus = immamat.
gimana?
silahkan di reply yang berhubungan dengan yang ane tulis, bukan dengan mengalihkan topik.
kalo tulisan ane ada yang salah, tolong koreksi dengan benar, bukan di ketepikan trus ngeyel.

Gravelord wrote:masalahnya ane ga punya alkitab dalam bahasa indonesia. ane punya yang untuk referensi tuh yang bahasa inggris yang versi internasional.
barusan kan belum sempat terjemahkan kata leviticus, dah tau sekarang leviticus = immamat.
gimana?
silahkan di reply yang berhubungan dengan yang ane tulis, bukan dengan mengalihkan topik.
kalo tulisan ane ada yang salah, tolong koreksi dengan benar, bukan di ketepikan trus ngeyel.

Bukannya mau mengalihkan topik, tetapi anda sama sekali tidak menguasai hal yg ingin anda kritik. Ibaratnya anda sedang berusaha menjadi seorang komentator sepak bola, tetapi kenyataannya peraturan peraturan dasar dalam sepak bola sajapun tidak anda kuasai. Apakah saya mau bilang kalau jadi seorang komentator sepak bola harus yg mahir main bola ? tidak ! Yang mau saya katakan adalah kalau mau jadi seorang komentator sepak bola paling tidak anda harus tahu peraturan peraturan dasar dalam sepak bola. Dan setelah melihat postingan anda saya menarik kesimpulan anda tidak tahu sama sekali yg bagai mana OFFSIDE . Lalu bagaimana anda mau mengkritik kalau tidak faham sama sekali !

Kejadian, Keluaran, Leviticus, Bilangan, dan Deutronomy

hal ini menunjukkan kalau anda baru beberapa saat ini saja melihat Alkitab, dan mempelajarinya.

itu ane juga ga tau apa nama dalam bahasa indonesia, kalau Deutronomy = Deuterokanonika, itu injil yang cuma terdapat dalam katolik. heheehe

Dan yang ini lebih parah. anda sama sekali awam, Kawan.
Sudahlah ! Maaf saya tidak akan menanggapi karena saya pernah lihat postingan anda yg ini :

Re: 7 ALASAN O'ON KENAPA TETAP JADI SLIMMER NUNGGING

Post Gravelord on Tue Sep 27, 2011 11:50 am
+
----
-
salam sodara2
dari kemaren2 ane udah ga tahan ngelihat perseteruan antara islam ama kristen, saling mencibir, saling hina, saling menyalahkan, mohon dengarkan kata2 saya sebentar, mohon beneran
daripada saling mempersalahkan ajaran dari masing2, kenapa tidak saling memuji persamaan kebaikan dari ajaran saja, bukankah lebih baik, bisa saling damai, saling diskusi untuk perdamaian, bukannya menjadi saling memusuhi.
umat Buddha dari dulu cuma melihat saja dari samping, sedangkan islam dan kristen saling berseteru terus. kali ini ane sebagai umat Buddha udah ga tahan, ane mau turun kata (soalnya disini cuma bisa nulis doank). udah rese ane jadinya ngelihat kata2 yang saling serang.
karena Buddha pernah bersabda: "Kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir apabila dibalas dengan CINTA KASIH".
jadi marilah kita sebarkan cinta kasih dan persamaan kita, bukan saling memusihi (membenci).
coba kita bahas, oh ajaran yang ini bagus kita bisa jadi senang ya, oh ayat itu indah jadi tenang mendengarnya ya, oh kitab ini betul ya bisa kita pake nih. nah, bukan nya jadi damai tuh.
peace ya

kalo ada yang tidak berkenan, silahkan komplain ke saya aja, jangan saling menyalahkan lagi
kita ini sama- sama punya pikiran, sama- sama punya ego untuk memebenarkan apa yang kita yakini.
jadi alangkah baiknya kita saling memuji daripada saling menghina.

_________________
'Jangan'lah berbuat jahat, tambahlah kebajikan.
Sucikan Hati dan Pikiran, itulah ajaran Buddha.


Gravelord
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts: 119
Age: 27
Location: Sungai Guntung
Job/hobbies: Freelancer / reading
Humor: anything will do
Reputation: 6
Points: 152
Registration date: 2011-09-24

View user profile Send private message

Back to top Go down

Dan itu baru beberapa hari yg lalu, masa anda lupa ?