MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 76 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 76 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

3 posters

Go down

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

Post by agus Sun 11 Sep 2011, 11:43 am

Terry Holdbrooks Memeluk Islam di Penjara Guantanamo

“Aku sangat tersentuh dengan kelakuan para napi. Mereka terlihat khusyuk menjalankan keyakinan agamanya. Banyak orang Amerika tak peduli lagi dengan Tuhan. Tapi para tahanan itu, bahkan di tempat seperti ini, tetap taat menunaikan shalat.”(Terry Holdbrooks)

PENGANTAR. Siapa tak kenal dengan penjara Guantanamo. Penjara khusus teroris ini menyimpan sejuta kisah penuh misteri. Salah satunya, yang baru-baru ini terungkap, adalah kisah pertemanan sipir penjara Terry Holdbrooks dengan salah seorang tahanan asal Maroko bernama Ahmed Errachidi. Dari pertemanan itu Terry akhirnya memeluk agama Islam. Semuanya berawal dari interaksi intensif di malam hari, di saat petugas lain sedang tertidur lelap. Mereka berbincang banyak hal, dari musik, politik, hingga agama Islam. Prosesinya syahadahnya juga tergolong unik. Terry menyorongkan selembar kertas dan pulpen kepada Ahmed untuk dituliskan kalimah syahadah dalam bahasa Arab dan artinya dalam bahasa Inggris. Terry pun mengeja kedua kalimah penuh hidayah itu. Tepatnya di tengah malam buta nan dingin, di awal 2004, Terry menjadi muslim dan berganti nama menjadi Abdullah Mustafa. Berikut kisah serunya seperti dituturkan kepada majalah Newsweek edisi 21 Maret 2009 dan dikutip situs readingislam.com.

Terry Holdbrooks adalah seorang sipir khusus penjara militer. Dalam perjalanan karirnya, dia pernah ditugaskan di penjara Guantanamo. Sebuah penjara angker yang terkenal dengan kebengisan para tentaranya. Di sana pula dia mengalami sebuah perubahan paling mendasar dalam hidupnya. Ya, dia bersyahadah di penjara paling menakutkan dan penuh kontroversi itu.

Diskusi tengah malam
Ceritanya, suatu malam di awal tahun 2004, dia berbincang-bincang dengan seorang tahanan asal Maroko. Tahanan ini, mungkin karena senioritas, oleh rekan-rekannya kerap dipanggil “jenderal”. Kala itu Terry dapat tugas shift malam. Malam berjalan serasa begitu lambat bagi Terry hingga membuatnya merasa bosan.

“Untuk menghilangkan rasa bosan saya menyapu lantai. Hanya itu yang bisa kita lakukan di tengah malam buta kayak gitu,” kata Terry. Selebihnya dia berbincang-bincang dengan sebagian tahanan yang masih melek dari balik jeruji mereka.

Tak lama berselang, dia terlibat perbincangan serius dengan “sang jenderal” yang punya nama lengkap Ahmed Errachidi. Perbincangan dengan Ahmed di awal 2004 itulah yang akhirnya mengantarkan Terry mengucapkan dua kalimah syahadah.

“Iya, jika aku tugas jaga shift malam, aku sering diskusi dengan Ahmed. Kami awalnya cuma ngobrol-ngobrol biasa tentang perang yang dimotori Amerika, apa yang akan terjadi nanti di Timur Tengah, seratus atau dua ratus tahun kemudian. Menariknya, kendati kami berbincang hingga menyentuh hal-hal sensitif tentang keburukan Amerika, Ahmed sama sekali tak terprovokasi untuk menjelek-jelekkan Amerika. Yeah, itulah salah satu sisi menarik dari pria dengan nomor tahanan 590 ini. Nah akhirnya diskusi merembet kemana-mana hingga menyentuh masalah agama Islam,” urai Terry.

Perbincangan berjam-jam lamanya di tengah malam buta tentang Islam rupanya bikin Terry penasaran. Dia malah jadi risau akan masa depannya sendiri. Begitulah, malam-malam berikutnya mereka makin serius ngobrol. Terry bahkan memesan beberapa buah buku Islam dan bahasa Arab dari kantornya.

Bersyahadah
Akhirnya, satu malam di awal 2004, tepatnya pada pukul 12.49 Terry pun “resmi” masuk Islam. Kala itu, Terry menyorongkan pulpen dan selembar kertas melalui celah pintu penjara dan meminta Ahmed menuliskan dua kalimah syahadah dalam bahasa Arab beserta artinya dalam bahasa Inggris. Lalu, Terry pun segera melafalkan kalimat yang ditulis Ahmed. Ya, dimalam pekat itu, di tengah dinginnya malam dan lembabnya lantai penjara Guantanamo, Terry telah jadi seorang muslim!

Hanya setahun bertugas, Terry keluar dari dinas kemiliteran pada 2005. Dalam satu wawancara dengan majalah Newsweek, bersama dengan beberapa mantan petugas penjara lainnya, dia bercerita tentang sadisme di Guantanamo yang dilakukan oleh para tentara, petugas medis dan juga para interogator terhadap napi. Mereka seakan ingin balas dendam terhadap kejadian teror 9/11 di New York sembilan tahun silam. Begitu kata Terry.

Sejak itulah kedok sadisme penjara Guantanamo, yang selama ini cukup terjaga kerahasiaannya, pun terkuak. Tak hanya sadisme, tabir tentang interaksi rohani antara sipir dan para napi juga mengemuka. Alhasil, empati berbagai pihak pun mulai muncul.

“Para tahanan dulunya cuma bisa bercakap-cakap dari hati ke hati dengan beberapa sipir yang menaruh simpati pada mereka. Kami sering diskusi banyak hal. Dari mulai agama, politik hingga musik,” beber Ahmed kepada Newsweek via e-mail dari kampung halamannya di Maroko. Ahmed sendiri disekap selama lima tahun dan bebas pada 2007 lalu.

Masa kecil yang suram
“Aku dibesarkan di kota Phoenix. Masa kecilku suram. Kedua orangtuaku pecandu narkoba. Aku sendiri, sebelum masuk militer tahun 2002, suka mabuk-mabukan. Lubang di telingaku ini sebagai bukti aku pernah pakai anting-anting. Badan penuh dengan tato. Musik-musik metal dan keras adalah kesukaanku. Pokoknya masa remaja penuh hura-hura,” kisah Terry tentang masa lalunya.

Terry masuk militer sebenarnya untuk memperbaiki kehidupannya. Dia tidak mau hidupnya rusak seperti kedua orangtuanya. Terry, seperti pemuda Amerika umumnya, tak kenal agama, jiwa labil dan berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya. Sewaktu minggat dari rumah, dia bertunangan dengan seorang wanita yang baru dikenalnya dalam bilangan hari. Tiga bulan selepas perkenalan itu mereka menikah.

“Aku tak pernah bersentuhan dengan agama. Jadi tak pernah terbayang dalam hidupku akan masuk Islam. Jujur kukatakan, selama bertugas di penjara, aku sangat tersentuh dengan kelakuan para napi. Mereka terlihat khusyuk menjalankan keyakinan agamanya. Banyak orang Amerika tak peduli lagi dengan Tuhan. Tapi para tahanan itu, bahkan di tempat seperti ini, tetap taat menunaikan shalat," kisah Terry penuh rasa kagum.

Terkesan dengan Ahmed
Kharisma Ahmed rupanya membuat Terry kepincut. Kedekatannya itu hingga dia tahu latar belakang “sang jenderal.” Pria Maroko itu, sebut Terry, dulunya seorang kepala juru masak di Inggris selama hampir 18 tahun. Sebab itu dia lancar berbahasa Inggris. Akhir September 2001, Ahmed mengadakan perjalanan ke Pakistan guna menjenguk anaknya yang baru menjalani operasi. Ketika menyeberang Afganistan dia ditangkap oleh warga lokal dan dijual ke tentara Amerika senilai 5000 dolar (sekitar 50 juta rupiah). Lalu dia dikirim ke penjara Guantanamo dengan tuduhan ikut latihan kelompok Al-Qaeda. Tapi, tahun 2007, dalam sebuah investigasi mendalam yang dilakukan oleh harian London Times dia dinyatakan tak bersalah dan dibebaskan pada tahun itu juga.

Ahmed sendiri lupa kapan persisnya Terry bersyahadah. Yang dia ingat, selama lima tahun di penjara Guantanamo dia memang termasuk aktif “berdakwah” tentang Islam kepada beberapa sipir. Saat Terry mengungkapkan keinginannya masuk Islam, Ahmed bahkan mengingatkan bahwa masuk Islam adalah perkara serius. Konon lagi di Guantanamo. Agar tak terjadi penyesalan di kemudian hari, sebut Ahmed. Terry tetap memutuskan memeluk Islam. Selepas bersyahadah, Terry menyembunyikan status keislamannya itu dengan rapi. Kecuali dua orang sipir yang sekamar dengannya, lainnya tak ada yang tahu.

Dipukul sang komandan
Tapi lambat laun ketahuan juga. Tanpa sepengetahuan Terry, beberapa sipir penjara memerhatikan perubahan sikapnya. Satu waktu, para sipir itu mendengar Terry dipanggil dengan nama "Mustafa" oleh para napi. Pernah pula Terry kedapatan sedang mempelajari bahasa Arab.

“Satu malam, komandan regu beserta lima anak buahnya menyeretku ke lapangan untuk diinterogasi. Mereka membentakku dengan kasar dan menanyakan apa aku sudah jadi penghianat. Lalu, si komandan diikuti dua orang anak buahnya pun meninjuku bertubi-tubi," cerita Terry.

Alhasil, Terry menghabiskan masa dinasnya di Guantanamo dalam kesendirian dan tak ada yang mau bergaul dengannya. Dia dikucilkan oleh rekan-rekannya. Rupanya, sebut Terry, hal seperti itu juga pernah dialami oleh seorang petugas penjara lainnya yang bertugas di sana. “Kapten James Yee nama petugas itu. Bertugas sebagai pendeta penjara di kisaran 2003. Kapten James masuk Islam setahun lebih awal dari aku. James akhirnya ditangkap dengan tuduhan membantu musuh (para napi-red) dan tuduhan-tuduhan kriminal lainnya,” sebut Terry.

Kembali mabuk-mabukan
Masa dinas di penjara Guantanamo pun berakhir. Terry dipindahkan ke penjara Fort Leonard Wood. Sejak itu dia mulai kehilangan pegangan hidup. Dia kembali ke kehidupan lamanya. “Aku sering ke mall untuk membunuh waktu. Atau ke klub-klub malam, mabuk-mabukan sambil nonton tarian striptis," kata dia.

Beberapa bulan kemudian Terry diberhentikan dengan hormat dari tugas militer. Militer AS tak menyebutkan alasan pemberhentian itu. Namun, kuat dugaan, kasusnya di penjara Guantanamo adalah penyebab keluarnya keputusan tersebut.

Terry memutuskan kembali ke kota asalnya Phoenix. Dia kembali mabuk-mabukan. Neely, salah seorang temannya kala di Guantanamo, bercerita bahwa Terry depresi berat akibat tekanan hidup selama di Guantanamo. Terry pernah menghabiskan 60 dolar AS (sekitar 600 ribu rupiah) dalam sehari untuk membeli minuman keras. Tak hanya itu, Terry bahkan menceraikan istrinya.

Kebiasaan buruk Terry tambah kronis hingga dia jatuh sakit akibat kelebihan mengkonsumsi alkohol. Terry terpaksa masuk rumah sakit. Jantungnya sempat anfal selama beberapa kali.

“Ternyata Allah masih sayang padaku. Secara tak terduga aku dipertemukan kembali dengan Ahmed dan kami pun merajut lagi persahabatan yang sempat terputus. Kami saling berkirim kabar via e-mail. Ahmed rupanya juga punya masalah dengan lingkungannya. Dia butuh waktu lama untuk adaptasi. Biasa, orang baru keluar penjara awalnya kan sulit diterima di masyarakat,” kisah Terry lagi. Begitulah, hidup Terry perlahan mulai berjalan ke arah yang benar.

Taubat dan menulis buku
Terry, yang kini berusia 25 tahun, sejak desember 2008 silam telah berhenti minum minuman keras dan mulai aktif shalat lima waktu ke mesjid. Dia sering ke Tempe Islamic Center, sebuah mesjid dekat kampus Universitas Phoenix. Sehari-hari dia bekerja sebagai pegawai bagian pendaftaran di universitas itu. Terry kini menjalankan perintah agama dengan taat. Kepalanya senantiasa tertutup kopiah.

“Aku telah berjanji pada diriku sendiri, berhenti mabuk-mabukan dan berhenti merokok. Aku ingin jadi muslim yang benar. Aku ingin belajar serta mempraktekkan amalan Islam secara sempurna. Tidak mudah memang merubah kebiasaan hidup ini. Banyak sekali tantangannya. Tapi, aku yakin “pintu kehidupan” yang baru pasti akan terbuka,” kata Terry optimis.

Satu ketika, saat imam mesjid Tempe memperkenalkan Terry kepada segenap jamaah, sang imam menceritakan bahwa Terry memeluk Islam saat di penjara Guantánamo. Para jamaah spontan terkesima dan berebutan menyalaminya. "Kita seringkali terbayang oleh kebengisan tentara di penjara Guantanamo. Tapi tak pernah membayangkan bagaimana hidayah bisa sampai ke sana. Ya, seperti Terry ini," ujar Amr Elsamny, imam mesjid Tempe yang berasal dari Mesir.

Begitulah. Terry saat ini sedang menulis semua kisah hidupnya selama bertugas di penjara Guantanamo. Dia bahkan telah meneken kontrak dengan sebuah penerbit. Terry tampaknya ingin berkecimpung di dunia tulis menulis. “Kalau bisa hidup dari buku, aku berencana berhenti kerja dari Universitas Phoenix dan mendedikasikan diri untuk membantu keluarga besar para tahanan Guantanamo,” tutup Terry.

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM SFi_yeeha
agus
agus
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14641
Registration date : 2010-04-16

Back to top Go down

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty Re: SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

Post by masnuntholab Sun 11 Sep 2011, 11:48 am

agus wrote:Terry Holdbrooks Memeluk Islam di Penjara Guantanamo

“Aku sangat tersentuh dengan kelakuan para napi. Mereka terlihat khusyuk menjalankan keyakinan agamanya. Banyak orang Amerika tak peduli lagi dengan Tuhan. Tapi para tahanan itu, bahkan di tempat seperti ini, tetap taat menunaikan shalat.”(Terry Holdbrooks)

PENGANTAR. Siapa tak kenal dengan penjara Guantanamo. Penjara khusus teroris ini menyimpan sejuta kisah penuh misteri. Salah satunya, yang baru-baru ini terungkap, adalah kisah pertemanan sipir penjara Terry Holdbrooks dengan salah seorang tahanan asal Maroko bernama Ahmed Errachidi. Dari pertemanan itu Terry akhirnya memeluk agama Islam. Semuanya berawal dari interaksi intensif di malam hari, di saat petugas lain sedang tertidur lelap. Mereka berbincang banyak hal, dari musik, politik, hingga agama Islam. Prosesinya syahadahnya juga tergolong unik. Terry menyorongkan selembar kertas dan pulpen kepada Ahmed untuk dituliskan kalimah syahadah dalam bahasa Arab dan artinya dalam bahasa Inggris. Terry pun mengeja kedua kalimah penuh hidayah itu. Tepatnya di tengah malam buta nan dingin, di awal 2004, Terry menjadi muslim dan berganti nama menjadi Abdullah Mustafa. Berikut kisah serunya seperti dituturkan kepada majalah Newsweek edisi 21 Maret 2009 dan dikutip situs readingislam.com.

Terry Holdbrooks adalah seorang sipir khusus penjara militer. Dalam perjalanan karirnya, dia pernah ditugaskan di penjara Guantanamo. Sebuah penjara angker yang terkenal dengan kebengisan para tentaranya. Di sana pula dia mengalami sebuah perubahan paling mendasar dalam hidupnya. Ya, dia bersyahadah di penjara paling menakutkan dan penuh kontroversi itu.

Diskusi tengah malam
Ceritanya, suatu malam di awal tahun 2004, dia berbincang-bincang dengan seorang tahanan asal Maroko. Tahanan ini, mungkin karena senioritas, oleh rekan-rekannya kerap dipanggil “jenderal”. Kala itu Terry dapat tugas shift malam. Malam berjalan serasa begitu lambat bagi Terry hingga membuatnya merasa bosan.

“Untuk menghilangkan rasa bosan saya menyapu lantai. Hanya itu yang bisa kita lakukan di tengah malam buta kayak gitu,” kata Terry. Selebihnya dia berbincang-bincang dengan sebagian tahanan yang masih melek dari balik jeruji mereka.

Tak lama berselang, dia terlibat perbincangan serius dengan “sang jenderal” yang punya nama lengkap Ahmed Errachidi. Perbincangan dengan Ahmed di awal 2004 itulah yang akhirnya mengantarkan Terry mengucapkan dua kalimah syahadah.

“Iya, jika aku tugas jaga shift malam, aku sering diskusi dengan Ahmed. Kami awalnya cuma ngobrol-ngobrol biasa tentang perang yang dimotori Amerika, apa yang akan terjadi nanti di Timur Tengah, seratus atau dua ratus tahun kemudian. Menariknya, kendati kami berbincang hingga menyentuh hal-hal sensitif tentang keburukan Amerika, Ahmed sama sekali tak terprovokasi untuk menjelek-jelekkan Amerika. Yeah, itulah salah satu sisi menarik dari pria dengan nomor tahanan 590 ini. Nah akhirnya diskusi merembet kemana-mana hingga menyentuh masalah agama Islam,” urai Terry.

Perbincangan berjam-jam lamanya di tengah malam buta tentang Islam rupanya bikin Terry penasaran. Dia malah jadi risau akan masa depannya sendiri. Begitulah, malam-malam berikutnya mereka makin serius ngobrol. Terry bahkan memesan beberapa buah buku Islam dan bahasa Arab dari kantornya.

Bersyahadah
Akhirnya, satu malam di awal 2004, tepatnya pada pukul 12.49 Terry pun “resmi” masuk Islam. Kala itu, Terry menyorongkan pulpen dan selembar kertas melalui celah pintu penjara dan meminta Ahmed menuliskan dua kalimah syahadah dalam bahasa Arab beserta artinya dalam bahasa Inggris. Lalu, Terry pun segera melafalkan kalimat yang ditulis Ahmed. Ya, dimalam pekat itu, di tengah dinginnya malam dan lembabnya lantai penjara Guantanamo, Terry telah jadi seorang muslim!

Hanya setahun bertugas, Terry keluar dari dinas kemiliteran pada 2005. Dalam satu wawancara dengan majalah Newsweek, bersama dengan beberapa mantan petugas penjara lainnya, dia bercerita tentang sadisme di Guantanamo yang dilakukan oleh para tentara, petugas medis dan juga para interogator terhadap napi. Mereka seakan ingin balas dendam terhadap kejadian teror 9/11 di New York sembilan tahun silam. Begitu kata Terry.

Sejak itulah kedok sadisme penjara Guantanamo, yang selama ini cukup terjaga kerahasiaannya, pun terkuak. Tak hanya sadisme, tabir tentang interaksi rohani antara sipir dan para napi juga mengemuka. Alhasil, empati berbagai pihak pun mulai muncul.

“Para tahanan dulunya cuma bisa bercakap-cakap dari hati ke hati dengan beberapa sipir yang menaruh simpati pada mereka. Kami sering diskusi banyak hal. Dari mulai agama, politik hingga musik,” beber Ahmed kepada Newsweek via e-mail dari kampung halamannya di Maroko. Ahmed sendiri disekap selama lima tahun dan bebas pada 2007 lalu.

Masa kecil yang suram
“Aku dibesarkan di kota Phoenix. Masa kecilku suram. Kedua orangtuaku pecandu narkoba. Aku sendiri, sebelum masuk militer tahun 2002, suka mabuk-mabukan. Lubang di telingaku ini sebagai bukti aku pernah pakai anting-anting. Badan penuh dengan tato. Musik-musik metal dan keras adalah kesukaanku. Pokoknya masa remaja penuh hura-hura,” kisah Terry tentang masa lalunya.

Terry masuk militer sebenarnya untuk memperbaiki kehidupannya. Dia tidak mau hidupnya rusak seperti kedua orangtuanya. Terry, seperti pemuda Amerika umumnya, tak kenal agama, jiwa labil dan berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya. Sewaktu minggat dari rumah, dia bertunangan dengan seorang wanita yang baru dikenalnya dalam bilangan hari. Tiga bulan selepas perkenalan itu mereka menikah.

“Aku tak pernah bersentuhan dengan agama. Jadi tak pernah terbayang dalam hidupku akan masuk Islam. Jujur kukatakan, selama bertugas di penjara, aku sangat tersentuh dengan kelakuan para napi. Mereka terlihat khusyuk menjalankan keyakinan agamanya. Banyak orang Amerika tak peduli lagi dengan Tuhan. Tapi para tahanan itu, bahkan di tempat seperti ini, tetap taat menunaikan shalat," kisah Terry penuh rasa kagum.

Terkesan dengan Ahmed
Kharisma Ahmed rupanya membuat Terry kepincut. Kedekatannya itu hingga dia tahu latar belakang “sang jenderal.” Pria Maroko itu, sebut Terry, dulunya seorang kepala juru masak di Inggris selama hampir 18 tahun. Sebab itu dia lancar berbahasa Inggris. Akhir September 2001, Ahmed mengadakan perjalanan ke Pakistan guna menjenguk anaknya yang baru menjalani operasi. Ketika menyeberang Afganistan dia ditangkap oleh warga lokal dan dijual ke tentara Amerika senilai 5000 dolar (sekitar 50 juta rupiah). Lalu dia dikirim ke penjara Guantanamo dengan tuduhan ikut latihan kelompok Al-Qaeda. Tapi, tahun 2007, dalam sebuah investigasi mendalam yang dilakukan oleh harian London Times dia dinyatakan tak bersalah dan dibebaskan pada tahun itu juga.

Ahmed sendiri lupa kapan persisnya Terry bersyahadah. Yang dia ingat, selama lima tahun di penjara Guantanamo dia memang termasuk aktif “berdakwah” tentang Islam kepada beberapa sipir. Saat Terry mengungkapkan keinginannya masuk Islam, Ahmed bahkan mengingatkan bahwa masuk Islam adalah perkara serius. Konon lagi di Guantanamo. Agar tak terjadi penyesalan di kemudian hari, sebut Ahmed. Terry tetap memutuskan memeluk Islam. Selepas bersyahadah, Terry menyembunyikan status keislamannya itu dengan rapi. Kecuali dua orang sipir yang sekamar dengannya, lainnya tak ada yang tahu.

Dipukul sang komandan
Tapi lambat laun ketahuan juga. Tanpa sepengetahuan Terry, beberapa sipir penjara memerhatikan perubahan sikapnya. Satu waktu, para sipir itu mendengar Terry dipanggil dengan nama "Mustafa" oleh para napi. Pernah pula Terry kedapatan sedang mempelajari bahasa Arab.

“Satu malam, komandan regu beserta lima anak buahnya menyeretku ke lapangan untuk diinterogasi. Mereka membentakku dengan kasar dan menanyakan apa aku sudah jadi penghianat. Lalu, si komandan diikuti dua orang anak buahnya pun meninjuku bertubi-tubi," cerita Terry.

Alhasil, Terry menghabiskan masa dinasnya di Guantanamo dalam kesendirian dan tak ada yang mau bergaul dengannya. Dia dikucilkan oleh rekan-rekannya. Rupanya, sebut Terry, hal seperti itu juga pernah dialami oleh seorang petugas penjara lainnya yang bertugas di sana. “Kapten James Yee nama petugas itu. Bertugas sebagai pendeta penjara di kisaran 2003. Kapten James masuk Islam setahun lebih awal dari aku. James akhirnya ditangkap dengan tuduhan membantu musuh (para napi-red) dan tuduhan-tuduhan kriminal lainnya,” sebut Terry.

Kembali mabuk-mabukan
Masa dinas di penjara Guantanamo pun berakhir. Terry dipindahkan ke penjara Fort Leonard Wood. Sejak itu dia mulai kehilangan pegangan hidup. Dia kembali ke kehidupan lamanya. “Aku sering ke mall untuk membunuh waktu. Atau ke klub-klub malam, mabuk-mabukan sambil nonton tarian striptis," kata dia.

Beberapa bulan kemudian Terry diberhentikan dengan hormat dari tugas militer. Militer AS tak menyebutkan alasan pemberhentian itu. Namun, kuat dugaan, kasusnya di penjara Guantanamo adalah penyebab keluarnya keputusan tersebut.

Terry memutuskan kembali ke kota asalnya Phoenix. Dia kembali mabuk-mabukan. Neely, salah seorang temannya kala di Guantanamo, bercerita bahwa Terry depresi berat akibat tekanan hidup selama di Guantanamo. Terry pernah menghabiskan 60 dolar AS (sekitar 600 ribu rupiah) dalam sehari untuk membeli minuman keras. Tak hanya itu, Terry bahkan menceraikan istrinya.

Kebiasaan buruk Terry tambah kronis hingga dia jatuh sakit akibat kelebihan mengkonsumsi alkohol. Terry terpaksa masuk rumah sakit. Jantungnya sempat anfal selama beberapa kali.

“Ternyata Allah masih sayang padaku. Secara tak terduga aku dipertemukan kembali dengan Ahmed dan kami pun merajut lagi persahabatan yang sempat terputus. Kami saling berkirim kabar via e-mail. Ahmed rupanya juga punya masalah dengan lingkungannya. Dia butuh waktu lama untuk adaptasi. Biasa, orang baru keluar penjara awalnya kan sulit diterima di masyarakat,” kisah Terry lagi. Begitulah, hidup Terry perlahan mulai berjalan ke arah yang benar.

Taubat dan menulis buku
Terry, yang kini berusia 25 tahun, sejak desember 2008 silam telah berhenti minum minuman keras dan mulai aktif shalat lima waktu ke mesjid. Dia sering ke Tempe Islamic Center, sebuah mesjid dekat kampus Universitas Phoenix. Sehari-hari dia bekerja sebagai pegawai bagian pendaftaran di universitas itu. Terry kini menjalankan perintah agama dengan taat. Kepalanya senantiasa tertutup kopiah.

“Aku telah berjanji pada diriku sendiri, berhenti mabuk-mabukan dan berhenti merokok. Aku ingin jadi muslim yang benar. Aku ingin belajar serta mempraktekkan amalan Islam secara sempurna. Tidak mudah memang merubah kebiasaan hidup ini. Banyak sekali tantangannya. Tapi, aku yakin “pintu kehidupan” yang baru pasti akan terbuka,” kata Terry optimis.

Satu ketika, saat imam mesjid Tempe memperkenalkan Terry kepada segenap jamaah, sang imam menceritakan bahwa Terry memeluk Islam saat di penjara Guantánamo. Para jamaah spontan terkesima dan berebutan menyalaminya. "Kita seringkali terbayang oleh kebengisan tentara di penjara Guantanamo. Tapi tak pernah membayangkan bagaimana hidayah bisa sampai ke sana. Ya, seperti Terry ini," ujar Amr Elsamny, imam mesjid Tempe yang berasal dari Mesir.

Begitulah. Terry saat ini sedang menulis semua kisah hidupnya selama bertugas di penjara Guantanamo. Dia bahkan telah meneken kontrak dengan sebuah penerbit. Terry tampaknya ingin berkecimpung di dunia tulis menulis. “Kalau bisa hidup dari buku, aku berencana berhenti kerja dari Universitas Phoenix dan mendedikasikan diri untuk membantu keluarga besar para tahanan Guantanamo,” tutup Terry.

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM SFi_yeeha

Jangan GR kl ada Kristen masuk Islam Bro. Muslim yang masuk Kristen juga banyak ko Bro, yaitu mereka yang dibodohi dengan MIE INSTAN.

masnuntholab
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 422
Reputation : 0
Points : 5257
Registration date : 2011-04-21

Back to top Go down

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty Re: SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

Post by agus Sun 11 Sep 2011, 12:23 pm

Jangan GR kl ada Kristen masuk Islam Bro. Muslim yang masuk Kristen juga banyak ko Bro, yaitu mereka yang dibodohi dengan MIE INSTAN.

Jadi pada dasarnya mereka tertarik pada MIE INSTANNYA, bukan pada KRISTEN-NYA... :04: :04: :04:
agus
agus
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14641
Registration date : 2010-04-16

Back to top Go down

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty Re: SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

Post by Jangan Ngaco Tue 13 Sep 2011, 2:40 am

agus wrote:
Jangan GR kl ada Kristen masuk Islam Bro. Muslim yang masuk Kristen juga banyak ko Bro, yaitu mereka yang dibodohi dengan MIE INSTAN.

Jadi pada dasarnya mereka tertarik pada MIE INSTANNYA, bukan pada KRISTEN-NYA... SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM 104311 SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM 104311 SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM 104311

agama kok pake suap,,,??
SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM 581260 SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM 581260
agama tu dari hati yang ihklas!!
Jangan Ngaco
Jangan Ngaco
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 813
Location : SumSel
Job/hobbies : Memaafkan
Humor : kasihan umat yang diwarisi dosa
Reputation : 12
Points : 5512
Registration date : 2011-08-07

Back to top Go down

SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM Empty Re: SIPIR GUANTANAMO MASUK ISLAM

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum