MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
manhaj dan aqidah EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
manhaj dan aqidah EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
manhaj dan aqidah EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
manhaj dan aqidah EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
manhaj dan aqidah EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
manhaj dan aqidah EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
manhaj dan aqidah EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
manhaj dan aqidah EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
manhaj dan aqidah EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


manhaj dan aqidah Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 60 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 60 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


manhaj dan aqidah

Go down

manhaj dan aqidah Empty manhaj dan aqidah

Post by paulusjancok Fri 12 Aug 2011, 2:35 pm

Manhaj Salaf
Manhaj secara bahasa artinya jalan yang jelas (Qamus Al-Muhith). Istilah yang populer di kalangan ahlul ilmi ialah jalan yang akan mengantarkan kepada pengenalan hakekat ilmu melalui kaidah-kaidah umum yang dapat menjaga jalannya akal dan memberi batasan-batasan yang praktis, sehingga dengan itu akan sampai kepada hasil yang dapat diketahui dengan jelas (lihat Manhajul Istidlal, jilid I, halaman 20, oleh Utsman bin Ali Hasan). Dengan kata lain Manhaj adalah sistem pemahaman dan pengenalan ilmu. Yang dimaksud dengan Manhaj di sini ialah Manhaj sebagai Salafiyyin dalam memahami dan mengamalkan agama ini. Manhaj ini diambil dari para imam ahlul hadits dari kalangan Salafus Shalih dan orang-orang yang mengikuti mereka. Hal ini perlu ditegaskan karena mengingat semakin gencarnya kelompok-kelompok/firqah-firqah sesat menggoncang umat sehingga banyak kalangan manusia tertipu bahkan karena tebalnya asap penyimpangan meliputi dirinya sehingga kebenaran dari Ulama/Imam Ahlul Haditspun tidak dipedulikannya dan menampakkan secara terang-terangan kesalahannya. Na'udzubillah. Hanya kepada Allahlah kita mohon perlindungan. Dalam menelaah Manhaj ini ada beberapa poin yang harus dipahami dan direnungkan bagi para insan yang menginginkan Al Haq, yaitu sebagai berikut :
1. Jalan Kebenaran itu hanya ada satu.
Barangsiapa yang menyimpang dari jalan ini, berarti dia berada di atas kebatilan dan berjalan di atas kesesatan. Jalan tersebut adalah Al qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman Salafus Shalih. ibnu mas'ud radhiallahu 'anhu meriwayatkan :"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. membuat satu garis kemudian beliau bersabda : 'Ini adalah Jalan Allah. ." Kemudian beliau menggaris beberapa garis ke kanan dan ke kiri kemudia bersabda " Ini adalah Subul (jalan-jalan) dan di atas setiap jalan-jalan itu ada setan yang menyeru kepadanya".Kemudian beliau membaca ayat (yang artinya) :" Dan sesungguhnya ini adalah Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan jangan kalian ikuti jalan-jalan lain, niscaya ia akan memisahkan kalian dari jalan Allah." (HR. Ahmad, An-Nasai, Ad-Darimi Al-Hakim dihasankan oleh Al-Arnauth di dalam Syarhus Sunnah Al-Baghawi 1/197).
Imam Al-Lalikai meriwayatkan dalam kitabnya Syarh Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah, jilid 1 halaman 87 riwayat ke 108, pernyataanIbnu mas'ud : " Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu (ilmu Syariah) sebelum ilmu tersebut dicabut Dan ilmu itu dicabut dengan meninggalnya ahli ilmu (para ulama) atau beliau menyatakan : " Orang yang mempunyai ilmu". beliau berkata pula :" Wajib atas kalian untuk berilmu, karena setiap kalian tidak mengetahui kapan dia membutuhkan ilmu tersebut atau butuh kepada apa yang dikandung olehnya. sesungguhnya kalian akan menjumpai beberapa kaum yang mengaku mengajak kalian kepada kitab Allah padahal mereka betul-betul telah melemparkan kitab itu ke belakang punggung mereka. Maka wajib atas kalian untuk berilmu dan jauhilah oleh kalian perbuatan bid'ah, memberat-beratkan diri (dalam beragama ini, pent) dan jauhilah oleh kalian berdalam-dalam di dalam urusan agama serta wajib atas kalian berpegang dengan yang terdahulu (yaitu salafus shalih)." Penyimpangan dari pemahaman sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. terhadap Al Qur'an dan As-Sunnah berarti penyimpangan dari ash-shirath al-mustaqim.Semakin jauh penyimpangan itu semakin jauh pula pelakunya darinya. Orang yang menyimpang ini dinamakan Ahlul 'Ahwa (pengekor Hawa Nafsu) atau dengan istilah lain Ahlul Bid'ah.
2. Ilmu yang paling penting ialah ilmu-ilmu Al Qur'an dan Al Hadits dengan penafsiran para sahabat dan tabi'in. Selain ilmu di atas hanyalah semata-mata pelengkap bagi keduanya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia bagi kemaslahatan kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : " Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Allah akan menjadikan dia paham tantang ilmu Agama. Sesungguhnya aku hanyalah pembagi (zakat) sedangkan Allahlah yang memberinya (yakni pemberi rezeki). Senantiasa akan ada dari umat ini orang yang menunaikan perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sampai datang keputusan Allah". (HR. Bukhari dalam Fathul bary, no.71 dari mu'awiyah bin Abi Sufyan).
Ibnu Hajar Al-'Asqalani menyatakan : " Di dalam hadits ini ada keterangan yang tegas tentang keutamaan ulama di atas segenap manusia dan keutamaan belajar agama ini atas ilmu lain". (lihat fathul bari oleh Ibnu Hajar Al-'Asqalani, jilid 1, halaman 165). Memahami Agama pengertiannya tidak lain adalah memahami Al qur'an dan Al hadits, karena agama seluruhnya hanya diambil dari keduanya. Imam Syafi'i tnÛ¯ tpºÀ menerangkan : " Semua ilmu selain Al Qur'an adalah melalaikan (menyibukkan) kecuali ilmu hadits dan ilmu fiqih dalam agama ini Yang dinamakan ilmu adalah apa-apa yang ada padanya pernyataan : " Telah menceritakan kepada kami (yaitu dengan sanad). Sedangkan selain itu hanyalah semata-mata bisikan syaitan". (lihat Syarh Aqidah Thahawiyah oleh Ibnu Abil 'Izzi, halaman 75).
3. Berpegang dengan As Sunnah An Nabawiyah dan mencintai serta mengamalkannya dalam segala segi kehidupan adalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat. Orang yang demikian dinamakan Ahlus Sunnah. Mencintai As- Sunnah berarti harus pula mencintai Ahlus Sunnah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : " Barangsiapa diantara kalian menginginkan bagian tengah surga, maka hendaklah ia tetap berpegang dengan Al-Jama'ah, karena syaitan itu bersama orang yang bersendiri dan dia (setan) lebih jauh dari orang yang berdua. (Berkata Syaikh Ali hasan Abdul Hamid : Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad I/26; Sanadnya Shahih, lihat Al-Muntaqa An-Nafis Min Talbisil Iblis hal. 31).
Ubay bin Ka'ab menyatakan : " Wajib bagi kalian untuk berpegang dengan jalan dan Sunnah ini, karena orang yang berada di jalan dan Sunnah ini, yang mengingat Ar Rahman (Allah) lalu berlinang air matanya karena takut kepada Allah, tidak akan di sentuh api neraka. Sesungguhnya bersederhana dalam menempuh jalan dan sunnah ini lebih baik dari pada bersemangat dalam penyimpangan dari Sunnah". (Berkata Syaikh Ali Hasan Abdul hamid (Muridnya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani) Atsar ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az-Zuhd, hal. 196, secara panjang lebar dengan sanad hasan).
Imam Al-Lalikai meriwayatkan perkataan Sufyan Atsauri : " Apabila sampai berita kepadamu tentang seorang Ahlus Sunnah di Timur dan lainnya di barat, maka kirimkanlah salam kepada keduanya dan do'akanlah kebaikan bagi mereka. Alangkah sedikitnya Ahlus Sunnah Wal jama'ah. (Lihat Syarh Ushul I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah oleh Al Lalikai, jilid I halaman 64, riwayat ke 50). Al Jama'ah yang dimaksud da dalam hadits di atas adalah para Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali Radhiallahu anhum. Berpegang dengan pemahaman sahabat yang dipimpin oleh beliau berempat ini berarti berpegang dengan Al Jama'ah.
4. Menjauhkan diri dari bid'ah, membencinya, dan membersihkan ilmu dan amal dari kotoran bid'ah serta juga membenci ahlul bid'ah adalah pagar yang akan melindungi sunnah dan pengamalannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : "Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah. Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnhku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid'ah dan semua bid'ah adalah sesat. (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al jami' no. 2549).
Sufyan Ats-Tsauri menyatakan : " Bid'ah itu lebih disukai oleh ilblis daripada maksiat, karena maksiat itu adalah perkara yang pelakunya masih dapat diharapkan bertaubat darinya, sedangkan bid'ah tidak dapat diharapkan pelakunya bertaubat darinya. Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid dalam Al-Muntaqa An-Nafis, halaman 36 : " atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Ja'd dalam musnadnya riwayat 1885." Al- Fudlail bin 'Iyadl menyatakan : "Apabila engkau melihat seorang ahlul bid'ah berjalan di suatu jalan , maka ambilah jalan lain. Dan tidak akan diangkat amalan ahlul bid'ah ke hadapan Allah Yang Maha Mulia. Barangsiapa membantu ahlul bid'ah (pada amalan bid'ah, pent.), maka sungguh dia telah membantu kehancuran Islam." Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim 8/102-104 dari Al-Muntaqa An-Nafis hal 26-27.
Selanjutnya beliau mengatakan pula : "Barangsiapa menikahkan saudara perempuannya dengan ahlul bid'ah, maka berarti dia telah memutuskan silaturahim dengannya dan barangsiapa duduk bersama ahlul bid'ah, maka ia tidak diberi hikmah. Dan apabila Allah Yang Maha Mulia mengetahui dari seorang lelaki bahwa dia membenci ahlul bid'ah maka aku berharap Allah akan mengampuni dosanya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : "Seseorang itu di atas agama orang yang dicintainya, maka hendaklah setiap orang dari kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya." 5. Pengertian tentang siapa Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan siapa pula Ahlul Bid'ah wal Firqah sebagaimana diterangkan oleh para ulama adalah sebagai berikut: Berkata Abul Faraj Ibnu Jauzi Al Baghdadi dalam Talbis Iblis, halaman 17-18 (cet. th. 1928) : "Maka sungguh telah jelas keterangan kami di atas bahwa Ahlus Sunnah itu adalah orang yang mengikuti sunnah (sunnah Nabi-Nya, pent.), sedangkan Ahlul Bid'ah adalah orang-orang yang menampakkan sesuatu dalam agama yang tidak ada contoh dari orang sebelumnya melakukan hal itu dan tidak ada sandaran (dalil)nya, oleh karena itu mereka menyembunyikan bid'ah mereka (tidak menampakkannya kepada sembarang orang, pent.), sedangkan Ahlul Sunnah tidak menutup-nutupi madzhab mereka, sehingga pendapat mereka jelas dan madzhab mereka dikenal dan kemenangan itu bagi mereka."
6. Mengkritik, menyalahkan dan membicarakan penyimpangan ulama ahlus sunnah harus dengan bimbingan ulama pula. Bila ada ulama yang memuji ulama yang mempunyai penyimpangan tersebut, tidak berarti ulama yang memuji itu menyetujui penyimpangan tersebut. Karena itu kritikan ulama terhadap 'alim (ulama) dengan rinci, lengkap dengan bukti dan hujah-hujahnya, lebih diperhatikan daripada yang memujinya. Sebab yang memujinya mungkin belum mengetahui penyimpangan orang yang dipujinya sedangkan pihak pengkritik lebih mengetahui hal penyimpangan tersebut. Hsl ini merupakan kaedah ilmu hadits yang juga diterapkan dalam penilaian terhadap ulama'.
Imam al Hafidh Khatib al Baghdadi dalam kitab beliau berjudul al-Kifayah 'Ilmi Ar Riwayah, hal.105, bab Al-Qaul Fil Jarh Wat Ta'dil Idzajtama'a Ayyuhuma Aula menjelaskan: " Telah sepakat ahlul ilmi (ya'ni ulama) bahwa siapa saja yang dicela oleh seorang atau dua orang dan dipuji oleh orang sebanyak itu, maka celaan itu leih utama (untuk diperhatikan). Sebabnya ialah bahwa pencela itu memberikan perkara yang tersembunyi yang diketahuinya dan pada saat yang bersamaan benar pula ucapan pihak yang memujinya, dan pencela menyatakan kepada yang memujinya: 'Sungguh engkau (pemujinya) telah mengetahui keadaan pihak yang engkau puji itu secara dhahir-nya, dan engkau kosong dari pengetahuan yang tidak engkau ketahui tentang pengujian semestinya terhadap agamanya". Pemberitahuan orang yang memujinya tentang terpujinya orang tersebut tidak pula me-nafi-kan kejujuran pihak pencela dalam apa yang ia beritakan. Oleh karena itu celaan terhadap seseorang itu lebih diutamakam dari pujian terhadapnya".
7. Mengambil ilmu dan riwayat dari ahlul bid'ah adalah tugas para ulama dan bukan tugas orang awam atau orang yang baru belajar agama. Imam Al-khatib al-Baghdadi meriwayatkan bahwa Imam Malik bin Anas trÌ tnÛ¯æÈÀ menyatakan: "Sesungguhnya ilmi ini (As-Sunnah) adalah agama, maka telitilah dari siapa kamu mengambil agamamu." Imam al-Barbahari meriwayatkan ucapan Sufyan Ats-Tsauri : "Barang siapa yang cenderung mendengar dengan telinganya kepada ahli bid'ah, berarti dia keluar dari jaminan perlindungan Allah. Dan Allah serahkan dia kepadanya (bid'ah).(Syarh Sunnah Al-Barbahari, hal. 137 dengan tahqiq Abu Yasir Khalid bin qosim Ar Radadi). Imam Ibnu Baththah dalam Al-Ibanah, jilid I, halaman 205-206, riwayat ke 44 membawakan perkataan Amr bin Qois Al-Malai: Apabila engkau melihat seorang anak muda di awal pertumbuhannya bersama Ahlus Sunnah maka kuatkanlah bagi masa depannya yang baik dan apabila engkau melhat ia bersama ahli bid'ah, maka putus asalah darinya (putus asa mengharapkan kebaikannya), karena anak muda itu keadaannya berdasarkan awal pertumbuhannya.
8. Mencintai atau membela dan memuliakan ahlul bid'ah adalah suatu penyimpangan manhaj yang sangat berbahaya dan merupakan dosa yang besar dan keji. Imam Ibnul Jauzi Abul Faraj Al-Baghdadi meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dari Aisyah Radhiallahu 'Anha, yang artinya : "Barangsiapa menghormati ahlul bid'ah maka sungguh ia telah membantu untuk meruntuhkan Islam."(Talbis Iblis, hal. 14). Berkata Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid dalam Al-Muntaqa An-Nafis, hal. 37 "Hadits ini hasan In sya' Allah." Berkata Syaikhul Islam ketika membantah Al-Ittihadiyah (wihdatul wujud): "Wajib menghukum setiap orang yang menisbahkan diri kepada mereka, membela serta memuji mereka, mengagungkan buku-buku mereka atau diketahui membantu dan menolong mereka, tidak suka berbicara tentang (kejelekan) mereka atau mencari alasan bagi keringanan perbuatan mereka dengan dalih bahwa ucapan mereka tidak dapat dipahami atau berkata dengan meragukan pengarang yang namanya tercantum dalam kitab mereka yang sesat itu. Alasan-alasan seperti ini tidak akan diucapkan, kecuali oleh orang yamg bodoh atau munafik. Bahkan wajib menghukum setiap orang yang mengetahui keadaan mereka tetapi tidak membantu menegakkan hujah untuk membantah mereka karena membantah mereka adalah kewajiban terbesar disebabkan mereka telah merusak akal dan agama orang banyak, para Syaikh dan ulama serta para raja dan penguasa. Mereka telah membuat kerusakkan di muka bumi dan menghalangi orang dari jalan Allah."(Fatawa, juz II/132). Penutup Demikianlah manhaj salaf yang kami saripatikan dari keterangan para ulama salafus shalih. Dengan dasar manhaj ini kami berupaya menggalang persatuan dan menegakkan al-wala' wal bara'. Adapun dengan manhaj ini kami dianggap bodoh, suka mencap orang dengan tuduhan bid'ah dan sesat, suka membuat perpecahan, anti persatuan dan ukhuwah Islamiyah, kami serahkan semua tuduhan itu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kami tetap berdo'a kepada Allah, semoga kami mendapat petunjuk dari Allah dan istiqomah di atas jalan-Nya dengan menggali ilmu salafus shalih, mengamalkan dan mengajarkannya kepada segenap kaum muslimin dan bahkan segenap umat manusia. Kami juga memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. agar orang-orang yang berada dalam penyimpangan mendapat petunjuk dan ampunan Allah, sehingga kita semua dipersatukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. di jalan-Nya dan kemudian dibangkitkan di hari kiamat bersama para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, tabi'in dan tabi'ut tabi'in.



KEWAJIBAN BERPEGANG TEGUH KEPADA AQIDAH YANG BENAR
Aqidah ash-Shahihah (yang benar) adalah aqidah yang berada di atas dalil Kitab (Al Qur'an) dan Sunnah sebagaimana kita dituntut untuk mengikutinya dan wajib untuk berpegang teguh dengannya. Tidak boleh menganggap bahwa Kitab dan Sunnah kadang-kadang ikhtilaf (berselisih) dalam mengemukakan dalil baik tentang aqidah atau lainnya, karena kita mesti sepakat bahwa al-haq adalah yang berdalil dengan keduanya. Yaitu dalil yang telah ditunjukkan realisasinya oleh generasi pertama, berupa manhaj ilmi dan hakekatnya. Maka kita wajib melestarikannya dengan memahami keterangan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam atau atsar shahabat.
Adanya penentuan dalil yang ikhtilaf dalam pembahasan aqidah adalah sama saja dengan menentukan tidak diketahuinya kebenaran. Dan konsekuensi dari penentuan semacam itu berarti akan membatalkan beberapa dalil nash (Al-Qur'an dan As-Sunnah). Kemudian dari situ terjadilah pembatalan terhadap syari'at Allah. Dan secara implisit berarti, bahwa kebenaran yang dengannya Al-Qur'an diturunkan dan diutusnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak memiliki kejelasan. Kalau begitu berarti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam meninggalkan manusia di atas kesesatan dan beliau belum menyampaikan kepada mereka apa-apa yang diturunkan dari Rabbnya. Juga berarti para shahabat pada kenyataannya belum memiliki aqidah. Semua kesimpulan ini adalah batil, dan setiap yang berkesimpulan batil adalah batil. Jelaslah, bahwa dalam hal ini adalah dalil haq tentang aqidah yang wajib dipegang teguh, bahwa berkenaan dengan aqidah mustahil tidak ada dalil dari Kitab dan Sunnah. Dan aqidah yang benar dan wajib dipegang teguh adalah aqidah yang di atasnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, para shahabatnya, tabi'in serta pengikut mereka hingga hari kiamat. Sebagaimana firman Allah: "Diantara orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka….(At-Taubah:100).
Dapat kita uraikan secara garis besar alasan-alasan yang menuntut kita untuk berpegang teguh kepada aqidah shahihah, diantaranya :
1. Ia adalah yang diperintahkan Allah untuk diikuti, sebagaimana firman-Nya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itu agama yang lurus (Al-Bayyinah:5).
2. Ia adalah sesuatu yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Apa yang disampaikan Rasul kepadamu maka terimalah dia." (Al-Hasyr:7)
3. Dihalalkannya memerangi orang yang tidak menerimanya, sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah…
4. Ia adalah al-haq yang karenanya diutus para Rasul dan diturunkan kitab-kitab-Nya : "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Al-Anbiya':25).
5. Ia adalah misi diutusnya para Rasul. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghu"t (An-Nahl:36).
6. Ia merupakan tujuan penciptaan jin dan manusia. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat:56).
7. Ia merupakan barometer kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam: "Semulia-mulia manusia dengan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah, dengan ikhlas dari jiwanya. Setiap nabi memiliki do'a yang mustajab (dikabul), maka bersegeralah para nabi berdo'a kepada-Nya, aku mengakhirkan do'aku sebagai syafa'at umatku. Insya Allah akan diterima oleh siapa saja yang mati dengan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun".
8. Ia merupakan dien Allah yang Dia ridhai. "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)." (Al-An'am:153).
9. Ia adalah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya. Hak Allah atas hamba, hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
10. Ia adalah satu-satunya jalan untuk selamat dari neraka. Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka atas orang-orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah, dengannya hanya mengharap wajah Allah.
11. Ia merupakan awal dakwah yang diwajibkan. Maka hendaklah pertama kali yang kau serukan kepada manusia adalah syahadat bahwa tiada ilah selain Allah, dalam riwayat lain "kepada mentauhidkan Allah".
12. Ia adalah millah Ibrahim yang kita diperintahkan mengikutinya. "Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif, dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb (An-Nahl:123). Allah telah menafsirkan makna millah Ibrahim dengan firman-Nya : "Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya : "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah Rabb) Yang menjadikanku." (Az-Zukhruf:26-27). "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb)." (An-Nahl:120).
13. Bahwa yang ber-iltizam (komitmen) dengannya, haram harta dan darahnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Barangsiapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah dan kufur dengan apa-apa yang disembah selain Allah, maka haram harta dan darahnya dan perhitungannya atas Allah 'Azza wa Jalla".
14. Ia adalah sesuatu yang telah Allah hukumkan dan perintahkan untuk diikuti, sedang apa yang telah dihukumkan dan diperintahkan maka hukumnya wajib. "Dan Tuhanmu telah memerintah supaya kamu jangan menyembah selain Dia." (Al-Isra':23).
15. Allah telah melarang untuk melanggarnya. Katakanlah : " Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu, yaitu : janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia." (Al-An'am:151).
16. Bahwa Rasulullah SAW telah diperintahkan untuk berlepas diri dari segala yang berlawanan dengannya (aqidah yang benar). Katakanlah," Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (Al-Kafirun:1-2).
17. Pujian Allah atas kaum mukminin karena berpegang teguh kepada aqidah shahihah dan meninggalkan hal-hal yang berlawanan dengannya. "Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun)". (Al-Mukminun:59).
18. Ia merupakan dakwah Ibrahim AS. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : "Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala (Ibrahim:35).



Mengapa Harus Salafy ?
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah. Kami memujinya, memohon pertolongan-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan kejelekan amal-amal kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak akan ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya.
Saya bersaksi bahwa tak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, yang tak ada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya.
Amma ba'du. Sesungguhnya perkara yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallalahu 'Alaihi Wa Sallam. Seburuk- buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, sedangkan bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan adalah neraka.
" Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali - Imran : 102).
" Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya ; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
(An - Nisa : 1).
" Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Al-Ahzab : 70-71) .
Maka segala puji hanyalah milik Allah yang telah menjadikan utusan-utusan dari ahlul ilmi pada setiap zaman yang menyeru terhadap orang-orang yang sesat kepada petunjuk, dan bersabar atas cacian dan cercaan dari mereka. Dengan kitabullah mereka menghidupkan orang yang telah mati (hatinya), dan selalu memerangi orang-orang yang buta (hati) dengan nur Allah. berapa banyak orang yang (hatinya) telah terbunuh oleh iblis, lalu Berapa banyak orang yang tersesat, lalu ditunjukkan oleh mereka. Maka alangkah bagusnya pengaruh mereka terhadap manusia, dan alangkah buruknya sikap manusia terhadap mereka. Mereka menyingkirkan penyimpangan orang-orang yang Ghuluw (berlebihan) dalam kitab Allah. Dan penyelewengan orang-orang yang batil, serta takwilnya orang-orang yang bodoh.
Dalam kitab Al-Ajwibatu al-Mufidah'an-As-ilah al-Manahij al Jadidah (baca : Tanya Jawab tentang beragam Manhaj Baru dalam Da'wah bersama Dr. Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al - Fauzan) termuat suatu pertanyaan " Apakah orang yang dinamakan Salafi dianggap sebagai orang yang membentuk golongan (mutahazzib)" .
Beliau menjawab : Penamaan salafi, bila sebenarnya (bukan sekedar nama belaka) adalah tidak mengapa(1). Yang tidak boleh bila hanya dakwaan saja... Oleh karenanya tidak boleh memakai nama salafiyah, bila tidak di atas manhaj salaf. Sebagaimana contoh , Al-Asy'ariah (pengikut manhaj al-Asy'ari), mereka mengatakan : " Kami Ahlu Sunnah Wal-Jamaah". Bagi mereka, penamaan (klaim) semacam itu tidak bisa, sebab mereka tidak di atas manhaj Ahlu Sunnah Wal-Jamaah. Begitu juga dengan yang selainnya. Ibarat syair : Semua mengaku ada hubungan (cinta) dengan Laila. Namun Laila tidak mengakui ada hubungan (cinta) dengan mereka. Orang-orang yang mengaku bahwa dirinya di atas manhaj Ahlu Sunnah Wal-Jamaah, haruslah mengikuti jalan Ahlu Sunnah Wal-Jamaah dan meninggalkan orang-orang yang menyelisihinya. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin menyatukan antara biawak dan ikan paus, atau antara binatang melata yang ada di padang luas dengan binatang melata yang ada di laut, atau antara api dengan air dalam satu wadah. Yang jelas, orang yang mengaku di atas manhaj salaf harus membedakan dirinya dengan yang lain dalam segala hal (dien) dan menjauhinya.
Berkata Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa (4/149) : "Tidak ada aib atas orang menampakkan madzhab salaf, menghubungkan serta menisbatkan diri kepadanya. Bahkan wajib menerima yang demikian itu berdasarkan ittifaq (kesepakatan). Sesungguhnya madzhab salaf adalah madzhab yang benar". Saya (Abu Abdillah) berkata ,"Perhatikan saudaraku, pembaca, perkataan Syaikh al-Islam yang beliau ucapkan sekitar abad 8 hijriyah seakan-akan beliau membantah sebagian orang pada saat ini, yang menisbatkan dirinya sebagai ahli ilmu yang berkata, 'Barangsiapa yang mewajibkan seseorang dengan kewajiban yang sebenarnya dia harus menjadi ikhwani (pengikut IM), atau salafi, atau sururi, atau Tablighi(pengikut Jamaah Tabligh); sesungguhnya dia diperintah untuk bertaubat (dari sikapnya). Jika tidak bertaubat maka dibunuh!'. Dia katakan dalam kaset ketika berdialog dengan para pemuda.
Saya (Abu Abdillah) berkata, "Subhanallah! Bagaiman dia membolehkan dirinya menggabungkan antara manhaj salaf yang benar dengan manhaj-manhaj dan kelompok-kelompok bid'ah yang sesat dan batil! Pertanyaan kami untuk orang yang hidup untuk meraih gelar Magister; "Jika bukan manhaj salaf, lalu harus manhaj apa...?
Al-'Allamah Abdulaziz bin Baz -mufti Saudi ketika ditanya: "Apa yang anda katakan terhadap orang yang menamakan dirinya salafi atau atsari, apakah itu merupakan penyucian? mau hafizhahullah menjawab: "Apabila benar dia itu pengikut atsar atau pengikut manhaj salaf, tidak apa-apa. Seperti yang ada pada salaf dikatakan: Fulan Salafi, fulan Atsari, merupakan pembersihan atas dirinya daripenyimpangan-penyimpangan. Maka pembersihan itu adalah wajib. "Dinukil dari rekaman ceramah beliau dengan judul "Hak Seorang Muslim", pada tanggan 16/1/1413 H di Thaif.
Syaikh Abu Bakar Zaid berkata, "Apabila dikatakan As-Salaf atau As-Salafiyun atau As-Salafiyah, ini menisbatkan kepada Salaf ash-shalih, yakni seluruh sahabat Radiyallahu 'Anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan tanpa condong kepada hawa nafsu.... Dan orang-orang yang tetap di atas manhaj
Nabi Shallalahu 'Alaihi Wa Sallam mereka dinisbatkan kepada salaf ash-shalih. Kepada mereka dikatakan As-salaf, As-Salafiyun. Yang menisbatkan kepada mereka dinamakan salafi, dan itu wajib baginya. Karena sesungguhnya lafazh salaf adalah Salafu ash-Shalih. Lafazh ini secara mutlak yakni setiap orang yang berteladan kepada sahabat. Walaupun dia hidup pada jaman kita ini, harus seperti ini, inilah kalimat ahlu ilmi. Itulah penisbatan dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Bukan merupakan formalitas dan tidak terpisah sedikitpun dari generasi yang pertama, bahkan itu penisbatan dari mereka dan kembali kepada mereka. Sedangkan orang yang menyelisihi as-Salaf, hanya berdasarkan nama dan formalitas belaka, maka jangan. Walaupun mereka hidup sejaman dengan para salafu al-ummah dan setelah mereka". Dinukil dari kitab Hukmu al-Intima ...."(hal 36).
Saya (Abu Abdillah) berkata, " Penisbatan ini terdapat dalam kitab-kitab biografi dan sejarah. Imam Adz-Dzahabi berkata tentang kitab-kitab biografi Muhammad bin Muhammad Al-Bahrani, " Dia mempunyai dien yang baik yang salafi. "(Lihat Mu'jam asy-syuyukh(2/280). Beliau juga berkata tentang biografi Ahmad bin Ahmad bi Nu'man Al-Makdisi,"Dia di atas akidah salaf". Lihat Mu'jam asy-Syuyukh'(1/34).
Jadi penisbatan kepada salaf adalah penisbatan yang harus, sehinggga jelaslah bagi salafi(pengikut salaf) terhadap al-haq dari perkara yang tersembunyi di belakang mereka. Oleh karena itu tidak terjadi kesamaran bagi orang yang ingin berteladan dan tumbuh di atas manhaj mereka.

Catatan : Tersedia di Maktabah Al Wala' Wal Bara' Kitab Asli dari Al- Ajwibatu al-Mufidah 'an-As-ilah al- Manahij al-Jadidah beserta kitab terjemahannya.






Definisi (Batasan) Ibadah Yang Benar
Sesungguhnya ibadah yang disyariatkan Allah dibangun diatas dasar-dasar dan asas-asas yang kuat dan kokoh, ringkasnya adalah sebagai berikut :
Pertama : Sesungguhnya ibadah itu adalah tauqifiyyah (tidak ada tempat bagi rasio/akal di dalamnya), bahkan yang berhak membuatnya hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya : "Maka beristiqomahlah engkau, sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan orang yang bertobat bersamamu dan janganlah engkau melampaui batas." (Hud : 112). Dan firman-Nya : "Dan Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (Al-Jatsiyah : 18).Dan Allah berfirman tentang Nabi-Nya : "Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku." (Al-Ahqaf : 9).
Kedua : Ibadah itu harus ikhlas, yaitu bersih dari noda-noda syirik, sebagaimana firman-Nya: "Maka barangsiapa yang mengharap untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan (melakukan syirik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya." (Al-Kahfi : 110). Bila ibadah telah dimasuki oleh syirik walaupun sedikit saja, maka ia (syirik) akan menggugurkan (membatalkan) amalan itu, sebagaimana firman-Nya : "Dan kalau mereka menyekutukan Allah, sungguh akan hapuslah dari mereka apa yang mereka amalkan." (Al-An'am : 88). Dan firman-Nya : "Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan juga kepada orang-orang yang sebelum kalian; "Jika engkau menyekutukan Allah (berbuat syirik) pasti hilanglah (hapuslah) amalanmu dan engkau menjadi orang yang merugi ." Karena itu hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaknya engkau termasuk orang-orang yang bersyukur." (Az-Zumar : 65 - 66)
Ketiga : Yang menjadi contoh dan panutan dalam ibadah itu haruslah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana firman-Nya : "Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu suri teladan yang baik." (Al-Ahzab : 21). Dan juga firman-Nya : "Dan apa yang dibawa oleh Rasul kepada kalian, maka ambillah ia dan apa yang dilarang olehnya kepada kalian, maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr :7). Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contohnya (dari) urusan kami, maka ia tertolak." (HR. Muslim). Dan dalam suatu riwayat : "Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan kami ini (Islam) yang tidak (ada) asal darinya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim). Dan Beliau bersabda : "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR Bukhari dan Muslim). Dan sabda Beliau yang lain : "Ambillah oleh kalian cara manasik hajji dariku." (HR Muslim). Dan banyal lagi dalil-dalil tentang masalah ini.
Keempat : ibadah itu dibatasi dengan waktu-waktu, ukuran-ukuran dan tidak boleh melampauinya, seperti shalat. Allah berfirman : "Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa' : 103) Dan seperti Haji : "(Musim) Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. ' (Al-Baqarah : 197). Dan seperti puasa : "(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah ) Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan batil). Karena itu, barangsiapa diantara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaknya ia berpuasa di bulan itu." (Al-Baqarah : 185).
Kelima : Ibadah itu harus didasari oleh rasa mahabbah (cinta), merendah, takut dan berharap kepada Allah, sebagaimana firman-Nya : "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut kepada azab-Nya." (Al-Isra' : 57). Dan Allah berfirman tentang keadaan para Nabi-Nya : "Sesungguhnya mereka (para Nabi) sangat bersegera menuju kebaikan dan mereka menyeru kami dalam keadaan senang dan takut dan merekalah orang-orang ysng khusyu' kepada Kami." (Ali-Imran : 90). Dan firman-Nya : "Katakanlah (wahai Muhammad) : "Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang." Katakanlah (wahai Muhammad): "Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam, maka jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." (Ali-Imran : 31-32). Di sini Allah menyebutkan tentang tanda-tanda kecintaan kepada Allah dan buah-buahnya. Termasuk tanda-tandanya adalah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan mengikuti Beliau berarti taat kepada Allah. Adapun hasil dari taat kepada Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah; ia mendapatkan kecintaan, pengampunan dosa dan rahmat dari Allah.
Keenam : Sesungguhnya ibadah itu tidak akan berhenti (selesai) dari seorang mukallaf semenjak baligh dan berakal sampai akhirnya dia wafat, sebagaimana firman-Nya : "Dan janganlah kalian semua mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim." (Ali-Imran : 102). Dan firman-Nya : "Dan beribadahlah engkau kepada Rabbmu sampai engkau mati ." (Al-Hijr : 99).
Maraji' (Daftar Pustaka) :
Dikutip dari kitab : "Haqiqatuth Thashawwuf wa Mauqifush Shufiyyah min Ushulil Ibadah wad Diin."
paulusjancok
paulusjancok
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 809
Age : 36
Humor : Yesus nggak pake sempak...hanya orang GOBLOK yang menyembahnya
Reputation : 1
Points : 6489
Registration date : 2011-08-12

Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum