Bukti Muhammad itu Pengecut

feifei_fairy wrote:[color=#000000][font='Times New Roman'][font=Georgia]Sahih Muslim Hadith Hadith 6040 Narrated by Anas ibn Malik
Allah's Messenger (peace be upon him) took hold of his sword on the Day of Uhud and said: Who would take it from me? All the persons stretched their hands saying: I would do it, I would do it. He (Allah's Apostle) said: Who would take it in order to fulfil its rights? Then the people withdrew their hands. Simak ibn Kharashah AbuDujanah said: I am here to take it and fulfil its rights. He took it and struck the heads of the polytheists.

Terjemahan:
Hadis Sahih Muslim 6040 Hadis diriwayat oleh Anas ibn Malik
Rasulullah SAW memegang pedang-Nya pada hari Uhud dan berkata: Siapa yang akan mengambil dari saya? Semua orang mengangkat tangan mereka dan berkata: "Aku akan melakukannya, saya akan melakukannya. Dia (Rasul Allah) berkata: "Siapa yang akan bawa dalam rangka memenuhi kewajibannya? Kemudian orang-orang yang menarik tangan mereka. Simak ibn Kharashah AbuDujanah berkata: "Saya di sini untuk mengambil dan memenuhi kewajibannya. Dia mengambil dan mengenai kepala orang yang musyrik.

Sahih Al-Bukhari Hadith Hadith 4.54 Narrated byAbu Huraira
The Prophet said, "By Him in Whose Hands my life is! Were it not for some men amongst the believers who dislike to be left behind me and whom I cannot provide with means of conveyance, I would certainly never remain behind any Sariya' (army-unit) setting out in Allah's cause. By Him in Whose Hands my life is!

Terjemahan
Sahih Al-Bukhari Hadis Hadis 4,54 diriwayat oleh Abu Huraira
Nabi berkata, "Dengan dia, nyawaku ada ditangannya! Kalau tidak untuk beberapa orang di antara orang-orang yang benci akan tertinggal dibelakang saya dan saya tidak dapat menyediakan sarana dengan hak, saya pasti akan tetap tidak pernah ada di belakang Sariya '(unit -tentara) yang telah diatur dijalan Allah. Dengan dia, nyawaku ada ditangannya

Aku akan senang mati bagi Allah dan dibangitkan kemudian mati lagi dan dibangkitkan, mati, dan dibangkitkan dan mati lagi.

*** Muhammad, mengakui dengan kata-katanya, bahwa ia tidak ikut berperang bahkan memimpin peperangan***

Dia lebih memilih mati dalah Jihad daripada Hidup selama ada pengikutnya bukan sendirian.

Memang dasar, emang dasar pengecut.

Dia mengirim para pengikutnya yang lugu dan tidak bersalah untuk mati demi janji harta jarahan dan pemerkosaan terhadap wanita tahanan perang jika mereka selamat dan sejumlah kenikmatan seksual yang ada di surga bersama dengan perawan-perawan jika mereka mati dalam nama allah.

Dengan janji janji itulah, mereka tidak salah dalam berpola piker mati atau hidup.

Kemudian Muhammad yang dikatakan Pemberani, yang tidak ikut berperang mendoktrin para pengikutnya bagaimana ia (Muhammad) mnenyerukan lebih baik mati dijalan Allah****

Ibn Ishaq 373
The apostle wore two coats of mail on the day of Uhud, and he took up a sword and brandished it saying "Who will take this sword with its right?" and he gave it to Abu Dujana Simak bin Kharasha, adding " That you should smite the enemy with it until it bends"

Terjemahan
Rasul memakai dua baju perang pada hari Uhud, dan membuat dia mengambil pedang dan mengacungkannya sambil berkata "Siapa yang akan mengambil pedang ini dengan benar?" dan ia memberikannya kepada Abu Dujana Simak bin Kharasha, menambahkan "Itu Anda harus menebas musuh dengan hingga bends"

*** Muhammad bukanlah Alexander atau Julius Caesar, dia adalah murni pengecut yang tidak berani menempatkan dirinya dalam bahawa dan bersandar pada pengikutnya yang rela mati untuknya, dengan Ide dan janji-janji palsu***


Ibn Ishaq 380
….When the enemy hemmed him (Muhammad) in, the apostle said " Who will sell his life for us?" And Ziyad b al Sakan with five of the Ansar arose. They fought in defence of the apostle man after man, all being killed….

Terjemahan
.... Ketika musuh berada didekat dia (Muhammad) in, rasul berkata, "Siapa yang akan menjual hidupnya bagi kita?" Dan b Ziyad al Sakan dengan lima dari Ansar maju. Mereka berjuang dalam membela dan melindungi Rasul, dan mereka semua yang tewas ....

*** Sekali lagi, walaupun Ibn Hisham telah merubah versi Ibn Ishaq dengan menghilangkan atau menambah kata-kata yang diucapkan Muhammad, cerita itu sebenarnya telah membuktikan betapa takutnya Muhammad dalam medan perang, yang menyuruh pengikutnya yang tidak tahu apa-apa mengantar nyawa tanpa harus secara langsung mengorbankan dirinya. ***

Ibn Ishaq 381
Abu Dijana made his body a shield for the apostle. Arrows were falling on his back as he leaned over him, until there were many stuck in it.

Terjemahan:
Abu Dijana yang tubuhnya yang dibuat perisai bagi Rasul. Panah yang jatuh tepat pada punggungnya selama ia masih bertahan, sampai ada banyak panah dipundaknya

Ibn Ishaq 381
The first man to recognise the apostle of after the rout when men were saying "The apostle has been killed" was Ka'b b Malik, according to what al Zuhri told me. Ka'b said I recognised his eyes gleaming from beneath his helmet, and I called on top of my voice "Take heart, you Muslims, this is the apostle of Allah" but the apostle signed to me to be silent.

Terjemahan
Orang pertama yang mengenali rasul setelah kekalahan perang Muhammad dan orang itu berkata "Rasul telah dibunuh" adalah Ka'b b Malik, sesuai dengan apa al Zuhri katakan kepada. Ka'b mengatakan saya mengenali kedua matanya dari bawah penutup helm, dan saya disebut di atas saya suara "Ambil Jantungnya, kalian umat Muslim, ini adalah Rasul Allah" tetapi rasul untuk memberi tanda kepada saya agar saya diam.

*** Tidak ada Komentar lebih lanjut

Ahadith, ketika dipelajari dengan seksama, menghancurkan semua mitos tentang, pasukan perang, keberanian, dan hati-hati ketika belajar, memusnahkan semua mitos dari kesopanan, keberanian, kasihan, intelijen, pengetahuan, ketulusan, keajaiban, dll, yang kemudian dibuat atas nama dan yang ditujukan di atas memang tdk pantas untuk Muhammad ***


http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud3.html

Akan tetapi begitu Quraisy mendengar Muhammad telah terbunuh,
seperti banjir mereka terjun mengalir ke jurusan tempat dia
tadinya berada. Masing-masing ingin supaya dialah yang
membunuhnya atau ikut memegang peranan didalamnya, suatu hal
yang akan dibanggakan oleh generasi kemudian. Ketika itulah
Muslimin yang dekat sekali dengan Nabi bertindak
mengelilinginya, menjaga dan melindunginya. Iman mereka telah
tergugah kembali memenuhi jiwa, mereka kembali mendambakan
mati, dan hidup duniawi ini dirasanya sudah tak ada arti lagi.
Iman mereka makin besar, keberanian mereka makin bertambah
bilamana mereka melihat batu yang dilemparkan Quraisy itu
telah mengenai diri Nabi. Gigi gerahamnya yang setelah
terkena, wajahnya pecah-pecah dan bibirnya luka-luka. Dua
keping lingkaran rantai topi besi yang menutupi wajahnya,
telah menusuk pula menembusi pipinya. Batu-batu yang
menimpanya itu dilemparkan oleh 'Utba b. Abi Waqqash.

ah....ternyata mokamat dilindungi oleh "perisai hidup" toh?
Tapi masih kena timpuk batu ya? Hehehehe
Jadi luka nya mokamat di medan perang akibat timpukan batu...wakakakakak
Gue kirain luka akibat sabetan pedang lawannya saat duel sengit...wakakakak

Nah sudah keliatan jelas "keberanian" mokamat....xixixixixi
Gue jadi teringat duelnya "Daud" melawan si raksasa "goliath" orang filistin

Mereka duel berhadap-hadapan satu lawan satu kagak pake perlindungan sapa2

Coba bandingin dengan mokamat yang pengecut itu...wkakakakak....

Nabi Muhammad Saw mempunyai keberanian yang mengagumkan dan tiada tandingannya dalam membela agama dan menegakkan kalimatullah Ta’ala.

Beliau mempergunakan nikmat-nikmat Allah Swt yang dicurahkan atas beliau pada tempat yang semestinya.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah mengungkapkan hal itu dalam sebuah hadits, yang artinya: “Nabi Muhammad Saw tidak pernah sama sekali memukul seorangpun kecuali dalam rangka berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau tidak pernah memukul pelayan dan kaum wanita.” (HR: Muslim)

Di antara bukti keberanian beliau adalah kegigihan beliau dalam mendakwahkan agama Islam seorang diri menghadapi kaum kafir Quraisy dan pemuka-pemuka-nya. Demikian juga keteguhan beliau di atas keyakinan tersebut hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan pertolongan-Nya. Beliau tidak pernah mengeluh atau berkata: “Tidak ada yang sudi menyertaiku, sedangkan orang-orang semuanya memusuhiku.” Akan tetapi beliau bersandar serta bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tetap meneruskan perjuangan dakwah beliau.

Nabi Muhammad Saw adalah seorang pemberani dan sangat teguh dalam memegang dan melaksanakan pendirian. Ketika orang-orang lari bercerai berai, beliau tetap teguh bagaikan karang.

Beliau mengasingkan diri untuk beribadah di gua Hira’ selama beberapa tahun. Kala itu beliau belum merasakan gangguan dan orang-orang Quraisy pun belum memerangi beliau. Kaum kafir itu tidak menembakkan sebatang anak panah pun dari busurnya kecuali setelah beliau menyebarkan aqidah tauhid dan memerintahkan untuk memurnikan ibadah mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Beliau sangat mengherankan ucapan kaum kafir sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Katakanlah: “Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan” Maka mereka menjawab:”Alloh”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” (QS: Yunus: 31)

Sementara itu mereka menjadikan berhala-berhala sebagai perantara antara mereka dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan, yang artinya: “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS: Az-Zumar: 3)

Padahal mereka juga meyakini tauhid Rububiyah, sebagaimana yang diungkapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Katakanlah: “Siapakah yang memberikan rizki kepada kalian dari langit dan bumi?” mereka akan menjawab: “Allah”.

Sekarang kita beranjak dari rumah beliau menuju gunung yang berada di sebelah utara. Itulah gunung Uhud, disitulah terjadi peristiwa besar yang menunjukkan keperkasaan Nabi Muhammad Saw dan keteguhan serta kesabaran beliau atas luka yang diderita pada peperangan tersebut. Pada waktu itu wajah beliau yang mulia terluka dan beberapa gigi beliau patah serta kepala beliau terkoyak.

Sahal bin Sa’ad menceritakan kepada kita tentang luka yang diderita beliau . Ia berkata: “Demi Alloh Subhanahu wa Ta’ala, aku benar-benar mengetahui siapakah yang mencuci luka Nabi Muhammad Saw, siapakah yang menyiramkan airnya dan dengan apa luka itu diobati.” Ia melanjutkan: “Fathimah radhiyallahu ‘anha putri beliaulah yang mencuci luka tersebut, sementara Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu menyiramkan airnya dengan perisai. Namun ketika Fathimah radhiyallahu ‘anha melihat siraman air tersebut hanya menambah deras darah yang mengucur dari luka beliau, ia segera mengambil secarik tikar lalu membakarnya kemudian membungkus luka tersebut hingga darah berhenti mengucur. Pada peristiwa itu gigi beliau patah, wajah beliau terluka dan kepala beliau terkoyak lebar.” (HR: Al-Bukhari)


Al-Abbas bin Abdul Muththalib radhiallaahu anhu menceritakan kepahlawanan Nabi Muhammad Saw dalam peperangan Hunain. Ia berkata: “Ketika pasukan kaum muslimin tercerai berai, Nabi Muhammad Saw justru memacu bighalnya ke arah pasukan kaum kafir, sementara aku terus memegang tali kekang bighal tersebut supaya tidak melaju dengan cepat. Saat itu beliau berkata: “Aku adalah seorang nabi bukanlah pendusta. Aku adalah cucu Abdul Muththalib.” (HR: Muslim)


Sementara itu, penunggang kuda yang gagah berani, yang sudah masyhur dan terkenal dengan kisah-kisah kepahlawanannya, yaitu Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu menceritakan keberanian Nabi Muhammad Saw sebagai berikut: “Apabila dua pasukan sudah saling bertemu dan peperangan sudah demikian sengit, kamipun berlindung di belakang Nabi Muhammad Saw, tidak ada seorangpun yang paling dekat kepada musuh daripada beliau.” (HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah , silakan lihat di dalam Shahih Muslim III / no.1401)


Kesabaran Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan dakwah pantas dijadikan contoh dan teladan yang baik. Hingga akhirnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala menegakkan pilar-pilar Islam dan melebarkan sayapnya di segenap pelosok jazirah Arab, negeri Syam dan negeri-negeri di seberang sungai Tigris. Hingga tidak tersisa satu rumahpun kecuali telah dimasuki cahaya Islam.

Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya aku telah mendapat berbagai teror dan ancaman karena membela agama Alloh . Dan tidak ada seorangpun yang mendapat teror seperti itu. aku telah mendapat berbagai macam gangguan karena menegakkan agama Alloh . Dan tidak seorangpun yang mendapat gangguan seperti itu. Sehingga pernah kualami selama 30 hari 30 malam, aku dan Bilal tidak mempunyai sepotong makanan pun yang layak untuk dimakan manusia kecuali sedikit makanan yang hanya dapat dipergunakan untuk menutupi ketiak Bilal.” (HR: At-Tirmidzi dan Ahmad)

Walaupun harta dan ghanimah serta perbenda-haraan dunia dari kemenangan yang diberikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala kepada beliau terus mengalir, namun Nabi Muhammad Saw tidak mewariskan sesuatupun kepada umatnya, tidak dinar maupun dirham, beliau hanya mewariskan ilmu. Itulah warisan nubuwat, barangsiapa yang ingin mengambilnya, maka silakan maju untuk mengambilnya dan selamat berbahagia menerima warisan yang agung itu.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: “Nabi Muhammad Saw tidak meninggalkan dinar, tidak pula dirham, tidak meninggalkan kambing, tidak pula unta. Beliau tidak mewasiatkan harta apapun.” (HR: Muslim)

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Nabi Muhammad Saw, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)