Petualang Berspekulasi Dalam Naik dan Jatuhnya Harga Minyak Dunia

Secara fakta nyata sangatlah kompleks untuk menjelaskan secara detail
kenaikan drastis harga minyak dunia dan jatuh terjerembabnya harga
minyak secara mendadak. Namun tidak bisa disangkal bahwa kejadian ini
dilatar belakangi oleh para spekulan Islam Arab yang tadinya berniat
mendemonstrasikan kekuatan dananya yang di investasikan diberbagai
perusahaan Amerika, Eropah dan negara2 maju lainnya.

Perumpamaan yang diberikan fei fei dibawah ini bisa diadopsi bagi yang
ingin lebih jelas proses terjadinya. Secara singkat bisa saya
ungkapkan bahwa ada spekulan2 Arab Islam kaya raya yang punya akses ke
negara2 OPEC. Mereka ini mendapatkan pesanan minyak dari spekulan
Amerika yang juga terkenal sebelumnya dalam pembelian minya yang
jumlah nya enggak masuk akal pedagang minyak manapun juga.

Pertama, pesanan itu dibeli dengan harga $30/barrel padahal harga
minyak waktu itu masih $24/barrel. Kemudian pesanan itu datang lagi,
sekarang ditawar dengan harga $50/barrel, kemudian setelah semua
pesanan dipenuhi dan uang pesanan itu dinikati para Arab Islam ini,
datang lagi pesanan baru tapi harganya sekarang $75/barrel. Wajar
saja siapa yang enggak mau untung ??? Kembali ditubruk sukses,
tawarannya datang lagi sekarang $100/barrel, kemudian pesanan baru
lagi $125/barrel, dan terakhir pesanannya jadi $150/barrel dalam
jumlah yang betul2 mustahil, namun karena keserakahan dan keyakinan
akan keajaiban Allah yang membuka jalan tegaknya Syariah Islam sudah
dekat, maka diboronglah semua minyak OPEC dan minyak dari belahan bumi
lain dengan harga yang juga gila2an. Setelah si Arab Islam ini
berhasil membelinya, mendadak si spekulan Amerika menyatakan batal
membelinya karena adanya krisis ekonomi di Amerika. Maka bluntaslah
keuntungan spekulan Arab Islam ini, minyak ber-tumpuk2 yang harganya
melebih semua modal yang dikeluarkannya sekarang cuma jadi minyak yang
harganya dibawah $30 perbarrel-nya kerugian gila2an betul2 membuat
mereka mau bunuh diri.

Ternyata para spekulan minyak dari Amerika ini membeli minyak besaran
itu untuk disupply kan ke Cina dan India, dan mereka membatalkan
pembelian dari spekulan Arab Islam ini karena pemerintah Amerika
mendadak membuka ledeng cadangan minyaknya kepasaran bebas dengan
harga yang betul2 membuat spekulan2 Arab Islam ini bangkrut.

Namun apakah kejadian ini disengaja atau memang kebetulan bisa
didiskusikan lebih lanjut. Karena kalo menganalisa jumlah pengeluaran
pemerintah Amerika dalam membiayai perang Afghanistant dan Iraq, bisa
diyakini kejadian ini bukanlah kebetulan memang betul2 direncanakan
dengan rapih. Apalagi mengingat begitu banyaknya uang US$ palsu yang
tersebar diseluruh dunia yang ternyata berasal dari negara2 di Timur
Tengah yang mulanya diduga dilakukan oleh Sadam Hussein. Ternyata
Sadam Hussein terlibat dalam penyebarannya bukan pencetakkannya
sedangkan pencetaknya juga saya yakin sudah diketahui namun belum
dilakukan tindakan2 sampai persiapan selanjutnya bisa diyakini.

Kelebihan petro dollar bukan membawa berkah kepada demokrasi melainkan
hanya mengundang meningkatnya jumlah terrorist, dana keuntungan
penjualan minyak diinvestasikan dalam usaha2 terrorist katimbang
mengembangkan industri dinegaranya dan membuka lapangan pekerjaan bagi
rakyatnya.

Untuk lebih jelasnya, sebaiknya anda membaca perumpamaan fei fei
dibawah ini bagaimana perdagangan monyet yang tadinya murah menjadi
naik harganya dan akhirnya terjerembab jatuh bangkrut si pedagangnya.

fei fei wrote:
Suatu hari di sebuah perkampungan kecil di Indonesia [ penerj:
kenapa Indonesia yang dipilih ya, bukannya Nepal atau Pakistan ],
seorang lelaki keturunan CHINA menawarkan kepada para penduduk
setempat bahwa ia akan membayar 10 dollar untuk setiap monyet yang
diserahkan kepadanya. Para penduduk yang tahu bahwa di hutan banyak
terdapat monyet segera menuju hutan untuk menangkapi monyet-monyet
itu. Lelaki itu akhirnya mendapatkan ratusan monyet dari penduduk
setempat dan kemudian membayar sesuai janjinya.

Namun sesaat kemudian jumlah monyet yang berhasil dikumpulkan
penduduk menjadi semakin berkurang dan lelaki keturunan CHINA itu
menawarkan kembali dengan 20 dollar per monyet.

Tawaran ini kemudian membangkitkan kembali semangat penduduk dan
mereka berbondong-bondong lagi ke hutan untuk menangkapi monyet-monyet.

Segera kemudian jumlah monyet yang bisa diperoleh penduduk semakin
sedikit dan lelaki itupun kemudian menaikkan tawarannya menjadi 25
dollar per monyet sampai akhirnya tidak seekor monyetpun yang masih
kelihatan di hutan itu.

Lelaki itu kemudian menawarkan bahwa sekarang ia mau membayar 50
dollar per monyet. Akan tetapi ia akan pergi dahulu ke kota dan
sementara ia pergi asistennya yang akan mengurusi pembelian
monyet-monyet itu.

Ketika lelaki itu pergi, asistennya mengatakan kepada penduduk,
"Lihatlah monyet-monyet di kandang besar itu. Aku akan menjualnya
kepada kalian dengan harga 35 dollar per monyet dan nanti kalau
atasanku kembali dari kota maka kalian bisa menjual kembali kepadanya
dengan harga 50 dollar per monyet."

Para penduduk segera memeras uang simpanan mereka [penerj: kalau
perlu ngutang deh] dan kemudian membeli monyet-monyet itu semuanya.
Sejak itu, mereka tidak pernah melihat lelaki itu maupun asistennya
lagi … hanya monyet yang kelihatan dimana-mana.

Itulah kalau hewan yang namanya monyet yang sebenarnya bukan milik
penduduk disitu dianggap sebagai komoditas alias barang dagangan.
Bukankah yang dibayar oleh si lelaki pengusaha itu adalah "ongkos
menangkap monyet" dan bukan "harga si monyet".