Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 84 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 84 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
5 posters
Page 1 of 1
baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
An Nahl
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Ayo mikir..........
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Ayo mikir..........
Re: baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
Udah Keja wab neh ..
Silahkan Klik!!!
- Spoiler:
Lebah makan buah? Bukankah yang dimakan oleh lebah itu sari bunga,
bukan buah? Yang bener yang mana neh, Alqur’an atau guru Biologi?
“Pertanyaan”
ini sering diajukan oleh non-muslim, bukan pertanyaan ingin tahu
sebenarnya, sebuah keheranan dari seorang non-muslim dalam membaca ayat
tersebut… Yang kemudian dikemukakan dengan maksud untuk memojokkan
Al-Qur`an. Rasa heran yang sama bisa saja menghinggapi siapa saja,
bahkan juga seorang Muslim. Karena ketidak fahaman terhadap bahasa
Al-Qur`an, tidak mustahil kemudian memicu sebuah anggapan bahwa
Al-Qur`an aneh, bahasanya rancu, dan lain sebagainya
Keheranan
tersebut tidak akan muncul seandainya dia memahami Bahasa Arab dan
sastranya, yang mana dengannya Al-Qur`an diturunkan. Bahkan akan
berganti dengan kekaguman akan keindahan susunan bahasanya.
Jika dibahas dari segi sastra Arab (Ilmu Balaghah), lafaz ayat tersebut termasuk Mujaz Mursal. Majaz Mursal adalah sebuah perkataan yang dipergunakan bukan pada maknanya yang sesungguhnya, karena adanya ‘alaqah (hubungan)
antara kata yang dilafazkan tersebut dengan makna yang dikehendaki,
yang mana ‘alaqahnya tersebut bukan (perumpamaan), serta adanya musyabbahahqarinah (indikasi) yang menghalangi kata tersebut difahami secara maknanya yang asli.
Qarinah (indikasi, yang menghalangi makna kata tersebut difahami secara hakiki) ada dua macam: lafziyyah (secara lafaz) dan haliyah
(hal yang dapat difahami dari konteks kalimat). Dalam lafaz ayat
tersebut, qarinahnya adalah lafziyyah, yaitu lafaz “dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan”. Suatu hal yang mustahil lebah makan buah. Semua
akal sehat menyatakan demikian.
Mustahil lebah makan buah.
Lebah tidak makan buah, tapi yang dimakan oleh lebah adalah saripati
bunga sebelum menjadi buah. Selain memakan saripati bunga, lebah juga
membantu penyerbukan pada bunga tersebut sehingga bisa menghasilkan
buah. Disebabkan karena proses tersebut, maka terjadilah pembuahan.
Berbagai macam buah-buahan disebabkan oleh karena terjadinya proses
tersebut, maka ‘alaqah dalam lafaz ayat ini adalah sababiyah (hubungan
sebab-akibat).
Dari sini dapat difahmai, makna lafaz ayat
tersebut: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) saripati bunga.
Dengan begitu terjadilah penyerbukkan dan membuahkankan aneka macam
buah-buahan (yang bisa dimanfaatkan oleh manusia)…”.
Diantara ayat lain yang diungkapkan dalam bentuk yang demikian adalah Q.S. Al-Mu’min (40) ayat 13:
“Dia-lah
yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan
menurunkan untukmu rezki dari langit. dan Tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah).”
Lalu kenapa diungkapkan dengan uslub (susunan bahasa) yang demikian? Dari sisi balaghah al-kalam (keindahan susunan kalimat):- Jika
kita perhatikan, pengungkapan kalimat dengan Majaz biasanya
menyebabkan pengungkapan kata menjadi lebih I’jaz (kalimatnya
ringkas namun maknanya dalam dan panjang bila diuraikan). - Manifestasi
balaghah lain yang terdapat dalam penggunaan majaz ini adalah
kelihaian dalam memilih ‘alaqah antara makna hakiki dan makna
majazi, sehingga majaz dapat memberikan gambaran makna yang
dimaksud dengan gambaran yang sebaik-baiknya. - Apabila dicermati
lebih jauh, bentuk Majaz selalu bombastis, indah dan mendatangkan
pengaruh dalam jiwa serta menarik jiwa untuk menghayati dan akal
untuk memikirkan.
- Menerangkan
salah satu proses penyerbukan tanaman, yaitu melalui bantuan
hewan penghisap saripati bunga, yang diantaranya adalah lebah
(dalam ayat lain di Q.S.15:22 diterangkan juga dengan bantuan
angin), dan semua itu adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran
Allah bagi orang-orang yang memikirkan. - Ayat tersebut
menerangkan tentang nikmat Allah yang diberikan kepada manusia
melalui lebah. Yang nampak secara lahiriyah (dan diwujudkan dengan
ungkapan yang dzahir) adalah nikmat berupa madu yang berfungsi
untuk keperluan konsumtif dan obat. Namun ada nikmat lain melalui
lebah yang tidak kalah pentingnya namun kadang dilupakan orang
karena tersembunyinya/ tidak nampak, yaitu membantu proses
penyerbukkan bunga hingga menjadi buah yang bisa dinikmati oleh
manusia. - Menerangkan hukum sebab-akibat, yaitu
penyerbukkan terjadi disebabkan oleh lebah. Namun jangan kemudian
menyembah dan menuhankan hukum sebab-akibat serta melupakan bahwa
Allah-lah pencipta dan yang menetapkan hukum tersebut. Lebah tetap
berada dibawah perintah dan kendali Allah, maka janganlah sombong
dan kufur terhadap nikmat Allah. Tidak sedikit kaum materialis
yang terjebak pada menuhankan hukum sebab akibat ini.
Ungkapan
seperti itu mungkin juga ada dalam bahasa lain, walau mungkin tidak
diakui sebagai sebuah keindahan bahasa, bahkan mungkin akan dianggap
sebagai sebuah kesalahan tata bahasa. Umpamanya ungkapan “jasa guru
sangat besar dalam mendidik para sarjana”. Maksudnya tentu bukan para
sarjana yang dididik, namun mendidik murid-murid mulai TK hingga
perguruan tinggi, sehingga akhirnya melahirkan para sarjana.
Ungkapan
kalimat seperti diungkapkan dalam ayat tersebut adalah hal yang biasa
dalam ungkapan Bahasa Arab, bahkan terdapat keindahan dalam
pengungkapan kalimat seperti itu dalam dzauq (cita rasa) Bahasa Arab.
Dan Al-Qur`an diturunkan dalam Bahasa Arab, maka cita rasa bahasanya
hanya dapat dipahami dan dihayati bila memahami Bahasa Arab.
Dua
ayat yang mulia (QS.An-Nahl:68-69) ini menjelaskan kepada kita
penjelasan yang detail dan ilmiah yang diungkap oleh ilmu pengetahuan
modern tentang cara hidup jenis serangga ini yang aturan yang sangat
unik, yang kita hanya sanggup berkata:"Mahasuci Allah Sebaik-baik Pencipta."
Dan berikut ini beberapa sisi dari ungkapan Al-Qur'an yang indah yang
sejalan dan memiliki kesesuaian secara sempurna dengan apa yang
dibuktikan oleh sains modern berdasarkan observasi yang cermat dan
alat-alat teknik modern.
Kata lebah dalam ayat yang mulia di atas menunjukkan kata feminine (betina) yaitu dari firman-Nya:(اتَّخِذِي، كُلِي، فَاسْلُكِي، بُطُونِهَا) ( buatlah (sarang-sarang), makanlah, tempuhlah (jalan Tuhanmu), perut mereka), padahal dalam bahasa Arab dia adalah maskulin (jantan), yang mana kita mengatakan هذا النحل/ini lebah, bukan هذه النحل sama persis dengan kata النمل/semut, dan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
" يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ"
”Hai semut-semut (jantan), masuklah ke dalam sarang-sarang kalian.” (QS. An-Naml: 18)
Maka
kata an-Naml (semut) dalam ayat di atas datang dengan lafazh maskulin
(menunjukkan jantan), tidak dengan lafazh feminin sebagaimana dalam
kasus lebah. Akan tetapi firman Allah menggunakan bahasa Arab yang jelas
(benar), maka bagaimana hal seperti ini bisa benar??!!
Wahyu
Ilahi ini ditujukkan kepada sekelompok lebah yang ada di dalam sarang
lebah, tugas mereka adalah mendeteksi dan mencari segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh sarang lebah. Kelompok ini disebut kelompok lebah betina
(reagent), dan mereka adalah lebah-lebah betina bukan jantan, bahkan
semua pekerjaan di dalam dan di luar sarang lebah hanya dilakukan betina
bukan jantan. Peran lebah jantan hanya sebatas untuk mengawini lebah
ratu. Dan bahkan terkadang sarang lebah mengeluarkan lebah-lebah jantan
keluar sarang setelah sayap mereka dirobek untuk memastikan tidak
kembalinya mereka ke sarang. Hal itu terjadi dalam kondisi krisis
pangan, dalam rangka untuk menjaga keberlangsungan sarang. Oleh sebab
itu lafazh-lafzah lebah dalam ayat ini menggunakan lafazh feminin
(betina) cocok/sejalan dengan apa yang ditetapkan oleh ilmu pengetahuan
(sains) modern, bertentangan dengan apa yang biasa digunakan oleh
bangsa Arab. Sehingga dengan demikian kita mengetahui bahwa Firman
Allah berlaku/cocok untuk semua tempat dan waktu.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68)
”Di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl: 68)
Huruf jar (preposisi) "من"/dari lebih baik dan lebih akurat maknanya dibandingkan dengan huruf jar (preposisi) "في"/di
untuk mengungkapkan makna bagian, cara dan tempat. Maka lebah-lebah
tersebut memanfaatkan sebagian tempat di sekeliling sarang sebagai
benteng untuk melindunginya dari kerasnya lingkungan yang
mengelilinginya, dan di atasnyalah lebah-lebah itu membangun sarangnya.
Lafazh "من"/dari gunung memberikan faedah
bahwa tempat tinggal mereka adalah pegunungan dan tempat tinggal mereka
ini berasal dari tanah pegunungan. Dan ini adalah apa yang dilakukan
oleh lebah sebenarnya, akam tetapi preposisi "في"/di hanya memberikan faedah tempat saja (bahwa tempat tinggal mereka adalah pegunungan).
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
”Dan dari tempat-tempat yang dibuat/dibangun oleh manusia."
Maknanya
mencakup batang-batang pohon yang di lubangi, dan lubang-lubang dari
lumpur yang telah dikenal pada saat turunnya al-Quran waktu kita
sekarang ini. Dan itu adalah satu-satunya tempat yang dibuat oleh
manusia untuk lebah pada zaman tersebut. Dan ditambah pula dengan
sarang-sarang dari kayu dengan bentuk-bentuk yang berbeda yang di
dalamnya ada sekat-sekat baru dikenal manusia baru-baru ini, setelah
ditemukan oleh manusia bahwa lebah-lebah itu membutuhkan celah yang
ideal untuk mereka lewati di antara sel-sel madu.
Kata “yang dibuat/dibangun oleh manusia”
meliputi semua jenis sarang, baik modern dan klasik. Dan seandainya
al-Qur’an bukan dari sisi Allah tentu akan datang dengan lafazh yang
berbeda dengan lafazh ini, misalnya, "dari tempat-tempat (lumpur) yang dibentuk oleh manusia " seperti yang dikenal pada saat turunnya ayat ini berupa silinder tanah liat.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ
”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan.” (QS. An-Nahl: 69)
Huruf jar (preposisi) "ثم"/kemudian,
menunjukkan makna urutan, dan jeda dalam rangkaian peristiwa yang
dialami oleh lebah, sebagaimana yang ditelah dijelaskan, yaitu membangun
rumah dan memakan buah-buahan. Dan ini benar-benar cocok sekali dengan
kenyataan yang ada.
Maka setelah sekelompok lebah
benar-benar mapan di tempat tinggalnya yang baru, mereka akan tinggal
beberapa waktu di tempat tersebut, kadang lama dan kadang sebentar,
mereka tidak langsung melakukan aktivitas mereka seperti biasa sampai
mereka yakin keamanan/keselamatan tempat tinggal mereka. Kemudian
barulah mereka memulai kehidupan normal mereka yaitu mengumpulkan nektar
dan pembuatan madu.
Kata " كُلِي"/makanlah
kelihatannya aneh, karena yang terlintas dalam benak pikiran kita
ketika menyebutkan lebah adalah madu, dan madu itu diminum, dan ia
dibuat oleh lebah dari sari bunga yang ia berbentuk cairan??!!
Akan
tetapi maknanya tidaklah demikian, tetapi maknanya adalah sebagaimana
yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa lebah makan dan
minum (memiliki bagian-bagian mulut pemakan dan pengisap). Dan ia
memakan serbuk sari (sumber protein untuk lebah) yang dikumpulkan dari
bunga, dan ia meminum nektar (sumber karbohidrat). Oleh karena itu kata " كُلِي"/makanlah digandengkan dengan kata buah-buahan dan buah berasal dari serbuk sari buah yang dimakan oleh lebah !!!!!!
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ
” Dari tiap-tiap (macam) buah-buahan.” (QS. An-Nahl: 69)
Menunjukkan
keumuman segala macam buah-buahan, tanpa terkecuali. Tidak ada satupun
buah melainkan ia memiliki serbuk sari dan tidak ada satupun serbuk
sari melainkan pasti lebah akan memakannya. Seandainya al-Qur’an bukan
dari sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala tentu ayatnya akan mengatakan, misalnya ”buah-buahan yang manis”
atau bahkan tidak disebutkan kata buah-buahan sama sekali, karena hal
itu baru diungkap oleh setelah ditemukannya mikroskop dan alat-alat
penelitian lainnya.
Akan tetapi Dialah Sang Pencipta, Dia yang berfirman di dalam al-Qur’an ini. Dan datang lafazh "مِنْ كُلِّ"/dari
tiap-tiap untuk menunjukkan sebagian, yaitu sebagian dari satu pohon,
maksudnya lebah tidaklah memakan satu pohon keseluruhan, akan tetapi ia
memakan sebagian dari pohon, dan di sisi lain ia memakan seluruh
jenis/macam pohon, bukan pohon-pohon yang berbuah manis saja.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا
”Maka tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” (QS. An-Nahl: 69)
Huruf Fa’
menunjukkan tertib (urutan) dan kesegeraan (tidak ada jeda antara dua
perbuatan), karena lebah pada waktu-waktu ini (setelah memakan sari
bunga dari buah-buahan), ia tidak terlambat untuk pulang ke sarangnya,
akan tetapi mereka bersegera pulang. Dan mereka bersegera melakukan
akifitasnya untuk mengisi sarangnya dengan apa yang ia kumpulkan, supaya
mereka bisa kembali lagi untuk mengumpulkan sari bunga lalu kemudian
diisikan kembali ke sarangnya, dan hal itu berlangsung terus sampai habs
waktu siang hari.
”Maka tempuhlah jalan”
kalimat ini menunjukkan bahwa lebah memiliki rute/jalur yang telah
ditentukan, seperti rute khusus untuk pesawat terbang, dan ini adalah
sesuatu yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa lebah
terkadang terbang dengan jarak yang jauh dari sarangnya, dan terkadamh
sampai sejauh tiga kilometer. Dan supaya mereka tidak tersesat untuk
pulang mereka menjadikan matahari sebagai tanda di udara untuk
menentukan arah, di samping mareka menggunakan aroma-aroma bunga untuk
membantu mereka untuk mengidentifikasi tren serta beberapa jenis aroma
yang dikeluarkan oleh tanaman bunga (sebagai tanda di bumi). Dan dengan
demikian maka lebah memiliki cara dan jalan tersendiri, antara sarang
dan lokasi aktifitasnya (tempat mencari sari bunga), maka mereka tidak
akan pernah salah untuk menempuh tujuannya.
Kemudian mereka mempersalahkan kalimat ini:
“Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”
Pertanyaan
1. Apa benar madu berasal dari perut lebah??
Jawaban:
Sering
terjadi kesalahpahaman di masyarakat seolah madu adalah kotoran lebah
karena berasal dari perut lebah. Madu bukanlah kotoran lebah meskipun
dalam prosesnya melalui perut lebah. Madu ditempatkan di tempat khusus
dalam perut lebah yang disebut perut madu (honey stomach, honey sac atau crop) yang terpisah dari perut besar lebah (large intestine atau stomach). Honey
sac yang berada di perut lebah sebenarnya lebih merupakan tempat
penyimpanan khusus untuk madu selama perjalanan lebah pekerja dari
tempat pengambilan nectar sampai ke sarangnya. Di dalam perut madu
tersebutlah proses penguraian gula komplek (disakarida) diubah menjadi
gula sederhana atau monosakarida. Selanjutnya nectar mengalami proses
fisika dan kimia sekaligus selama perjalanannya di perut lebah dan
dilanjutkan di sarang lebah. Jadi tidak ada yg salah dengan pernyataan madu berasal dari perut lebah.
2.
Apa benar Madu bisa menyembuhkan semua penyakit? Kok bertentangan
dengan kenyataan ya, tidak semua penyakit bisa disembuhkan dengan madu
Jawaban:
Ayat
diatas tidak mengatakan:" fiiha asy-syifaa linnaas" (dengan bentuk
ma'rifat dengan kata syifaa), karena jika demikian maka maknanya madu
itu mengobati segala penyakit manusia. namun tidak demikian, yang
dikatakan adalah:"fiiha syifaa'un linnaas", dengan bentuk nakirah, yang
artinya bahwa madu itu memiliki faktor yang dapat menyembuhkan penyakit
manusia, bukan semua penyakit.
Penelitian ilmiah
telah membuktikan bahwa didalam unsur madu terdapat obat yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Pembahasannya tentu akan melebar jika
seluruh penyakit yang dapat diobati dengan madu disebutkan semuanya.
Berikut saya paparkan sebagian khasiat madu sebagai obat:
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”.
Fakta
ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada
Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi
tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari
madu. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk
pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total.
Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa
resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir,
masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Contoh
manfaat madu dalam dunia medis meliputi: menguatkan otot jantung,
sehingga digunakan juga pada kasus nyeri dada akibat serangan jantung
(angina pectoris) dan setelah operasi jantung; menangkal reaksi garam
makanan, sehingga digunakan pada kasus tekanan darah tinggi; untuk
masalah THT dan pernafasan, madu dapat meredakan hidung tersumbat, nyeri
tenggorok termasuk tonsilitis, batuk, menghilangkan dahak; untuk
pencernaan, madu digunakan dalam mengatasi gangguan pencernaan akibat
kurangnya enzim pencernaan, madu juga dapat menyembuhkan luka (tukak)
lambung dan usus 12 jari, menguatkan hati, menghancurkan batu empedu,
terutama jika ditambah royal jelly dan bee pollen; madu juga baik untuk
pasien neurosis seperti depresi ditandai berkurangnya tremor (buyuten)
dan jantung berdebar, pasien psikotik seperti schizofrenia, kecanduan
alkohol dan morfin, insomnia; memelihara kesehatan saluran kemih, mulut
dan kulit, dan masih banyak lagi.
Sindrom dalam TCM yang bisa ditangani:
Madu
mempunyai rasa yang manis dan sifatnya hangat. Dari rasa dan sifat
inilah madu akan memperbaiki pencernaan. Karena organ limpa/pencernaan
membutuhkan rasa manis dan menyukai yang hangat. Sindrom dalam TCM (
Saya sampaikan yang umum saja ) yang bisa ditangani dengan madu adalah
Sindrom Dingin
Sindrom
ini bersifat Yin, disebabkan oleh serangan faktor patogen dingin atau
kelemahan Yang organ tubuh akibat penyekit kronis. Manifestasi klinis
yang muncul adalah takut dingin, suka hangat, nafsu makan berkurang,
tidak haus, wajah pucat, ekstremitas dingin, urine banyak dan jernih,
feses lembek, diare, dahak encer, lidah pucat dengan lapisan putih serta
nadi lamban dan tegang.
Sindrom Kelemahan Qi
Sindrom
ini ditandai oleh kelemahan Qi organ tubuh, pada umumnya disebabkan
oleh penyakit kronis yang melemahkan organ tubuh atau usia lanjut.
Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada organ yang tersangkut.
Beberapa diantaranya kelelahan, badan lemas, batuk, sesak napas, pusing,
berkeringat spontan, daya pertahanan lemah, nafsu makan berkurang,
diare, urine berlebihan, lidah pucat dengan lapisan putih, dan nadi
lemah.
Sindrom kelemahan Yang
Sindrom
ini bersifat dingin-lembab, pada umumnya disebabkan oleh penyakit
kronis yang telah melemahkan Yang organ tubuh. Yang bersifat panas dan
kering. Yang yang lemah tidak sanggup mengendalikan Yin yang bersifat
dingin dan lembab. Manifestasi klinis tergantung dari organ yang
terserang. Beberapa diantaranya yaitu wajah pucat, bibir dan lidah
pucat, tidak haus, keringat dingin muncul secara spontan, pusing, nafsu
makan berkurang, lesu, lemah, badan dingin, takut dingin, urine jernih,
feses lembek, impotensi, menstruasi tidak teratur, edema, lidah pucat
dengan lapisan putih, nadi lemah.
Sindrom Kekurangan Darah
Sindrom ini ditandai oleh kekurangan darah, pada umumnya disebabkan oleh penyakit kronis, kelemahan Qi-limpa dan perdarahan.
Manifestasi
klinis tergantung dari organ yang tersangkut. Beberapa yang sering
madalah muka pucat ( tidak cemerlang ), pusing, pening,palpitasi,
insomnia, badan lemas, kelelahan, menstruasi lemah, lidah pucat dengan
lapisan putih, dan nadi lemah.
Sejak jutaan tahun yang
lalu lebah telah menghasilkan madu. Satu-satunya alasan mengapa binatang
yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu
secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari
madu yang mengandung “obat bagi manusia” tersebut. Allah menyatakan
tugas lebah ini dalam Al-Qur’an, “kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl:
69)
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi
jumlah kebutuhan lebah (sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka
butuhkan), dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa
lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan
sendirinya”. Dan semoga kita dapat berguru pada lebah.
Ingat
pula bahwa Rasulullah telah bersabda, “Kesembuhan itu terdapat pada
tiga hal, yakni minum madu, sayatan alat bekam, dan kay dengan api.
Sesungguhnya aku melarang umatku dari kay.” (Shohihul Bukhori,
Ath-Thibb, Juz I)
Subhanallah, tanpa bukti inipun kami percaya
kepada firmanMu ya Allah; kami percaya kepada sabda rasul-Mu….bukti
ilmiah ini hanya sebagai tambahan ilmu bagi kami…dan hujjah untuk
menjelaskan kepada orang yang belum yakin akan kebenaran firmanMu.
Dan
telah terbukti madu itu dapat memperkuat sistem imun pada manusia. Dan
sistem imun itu dapat membuat manusia tidak rentan terhadap penyakit,
atau jika seseorang sudah terserang penyakit maka sistem imun itu akan
menjadi penangkal yang tangguh untuk menyembuhkannya. Jadi sama sekali
tidak ada yang salah dengan kalimat : “di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia"
Sementara
itu, sepertinya mereka itu tidak berkaca pada Kitab Suci mereka, yang
mana terdapat ucapan yang lebih aneh lagi, yang mengatakan:
Markus 16: 16-18
(16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
(17)
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan
mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam
bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
(18) mereka akan memegang
ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat
celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang
itu akan sembuh."
Apakah ada yang dapat membuktikan hal
tersebut? Apa benar hanya cukup dengan percaya pada Yesus maka orang
tidak akan mati walaupun digigit ular atau minum racun. Faktanya para
Pendeta bahkan Paus sendiri tidak akan berani membuktikan iman dengan
memegang ular dan meminum racun. Begitu juga dengan meletakkan tangan
diatas orang sakit lalu penyakitnya akan sembuh? Apabila benar seperti
itu, maka manusia tentunya tidak butuh lagi obat-obatan ataupun operasi.
Tidak
mengherankan bila orang-orang non Islam tersebut terheran-heran dengan
susunan bahasa Al-Qur`an, karena mereka memang tidak memahami Bahasa
Arab. Terlebih lagi, Kitab Suci mereka sudah kehilangan keistimewaan ini
(tertulis dalam bahasa asli, sehingga jika ada salah penafsiran makna
maka dapat diselidiki lagi berdasarkan kaidah bahasa aslinya). Ketika
mereka ditanya “Bagaimana metode memahami Kitab Suci anda?”, mereka akan
bingung dan keluarlah jurus andalan “dengan bimbingan Roh Kudus”.
Ini
hanyalah sedikit dari sekian banyak keindahan bahasa Al-Qur`an. Sebuah
bukti kemu’jizatan Al-Qur`an yang abadi. Tidak jarang orang-orang
kafir yang berupaya menghujat Al-Qur`an justru bertekuk lutut
karenanya, diantaranya adalah Dr. Ibrahim Khalil Ahmad, seorang mantan
tokoh Kristen di Mesir.
Semoga kita bisa lebih menghayati dan mengamalkan Al-Qur`an…
Wallahu’alam bishshowab....- Jika
Last edited by Mujahidin™ on Tue 19 Jun 2012, 9:02 pm; edited 1 time in total
Mujahidin™- RED MEMBERS
-
Number of posts : 85
Age : 1134
Reputation : -4
Points : 4686
Registration date : 2011-10-01
Re: baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
kuku bima wrote:An Nahl
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Ayo mikir..........
===========================
makan buah buahan.....makan rujak buah juga
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9467
Registration date : 2011-06-17
Re: baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
Mujahidin wrote:
Udah Keja wab neh ..
Silahkan Klik!!!
- Spoiler:
Lebah makan buah? Bukankah yang dimakan oleh lebah itu sari bunga,
bukan buah? Yang bener yang mana neh, Alqur’an atau guru Biologi?
“Pertanyaan”
ini sering diajukan oleh non-muslim, bukan pertanyaan ingin tahu
sebenarnya, sebuah keheranan dari seorang non-muslim dalam membaca ayat
tersebut… Yang kemudian dikemukakan dengan maksud untuk memojokkan
Al-Qur`an. Rasa heran yang sama bisa saja menghinggapi siapa saja,
bahkan juga seorang Muslim. Karena ketidak fahaman terhadap bahasa
Al-Qur`an, tidak mustahil kemudian memicu sebuah anggapan bahwa
Al-Qur`an aneh, bahasanya rancu, dan lain sebagainya
Keheranan
tersebut tidak akan muncul seandainya dia memahami Bahasa Arab dan
sastranya, yang mana dengannya Al-Qur`an diturunkan. Bahkan akan
berganti dengan kekaguman akan keindahan susunan bahasanya.
Jika dibahas dari segi sastra Arab (Ilmu Balaghah), lafaz ayat tersebut termasuk Mujaz Mursal. Majaz Mursal adalah sebuah perkataan yang dipergunakan bukan pada maknanya yang sesungguhnya, karena adanya ‘alaqah (hubungan)
antara kata yang dilafazkan tersebut dengan makna yang dikehendaki,
yang mana ‘alaqahnya tersebut bukan (perumpamaan), serta adanya musyabbahahqarinah (indikasi) yang menghalangi kata tersebut difahami secara maknanya yang asli.
Qarinah (indikasi, yang menghalangi makna kata tersebut difahami secara hakiki) ada dua macam: lafziyyah (secara lafaz) dan haliyah
(hal yang dapat difahami dari konteks kalimat). Dalam lafaz ayat
tersebut, qarinahnya adalah lafziyyah, yaitu lafaz “dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan”. Suatu hal yang mustahil lebah makan buah. Semua
akal sehat menyatakan demikian.
Mustahil lebah makan buah.
Lebah tidak makan buah, tapi yang dimakan oleh lebah adalah saripati
bunga sebelum menjadi buah. Selain memakan saripati bunga, lebah juga
membantu penyerbukan pada bunga tersebut sehingga bisa menghasilkan
buah. Disebabkan karena proses tersebut, maka terjadilah pembuahan.
Berbagai macam buah-buahan disebabkan oleh karena terjadinya proses
tersebut, maka ‘alaqah dalam lafaz ayat ini adalah sababiyah (hubungan
sebab-akibat).
Dari sini dapat difahmai, makna lafaz ayat
tersebut: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) saripati bunga.
Dengan begitu terjadilah penyerbukkan dan membuahkankan aneka macam
buah-buahan (yang bisa dimanfaatkan oleh manusia)…”.
Diantara ayat lain yang diungkapkan dalam bentuk yang demikian adalah Q.S. Al-Mu’min (40) ayat 13:
“Dia-lah
yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan
menurunkan untukmu rezki dari langit. dan Tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah).”
Lalu kenapa diungkapkan dengan uslub (susunan bahasa) yang demikian? Dari sisi balaghah al-kalam (keindahan susunan kalimat):Secara makna, kita bisa mengambil ibrah dari lafaz ayat yang ringkas tersebut:
- Jika
kita perhatikan, pengungkapan kalimat dengan Majaz biasanya
menyebabkan pengungkapan kata menjadi lebih I’jaz (kalimatnya
ringkas namun maknanya dalam dan panjang bila diuraikan).- Manifestasi
balaghah lain yang terdapat dalam penggunaan majaz ini adalah
kelihaian dalam memilih ‘alaqah antara makna hakiki dan makna
majazi, sehingga majaz dapat memberikan gambaran makna yang
dimaksud dengan gambaran yang sebaik-baiknya.- Apabila dicermati
lebih jauh, bentuk Majaz selalu bombastis, indah dan mendatangkan
pengaruh dalam jiwa serta menarik jiwa untuk menghayati dan akal
untuk memikirkan.
- Menerangkan
salah satu proses penyerbukan tanaman, yaitu melalui bantuan
hewan penghisap saripati bunga, yang diantaranya adalah lebah
(dalam ayat lain di Q.S.15:22 diterangkan juga dengan bantuan
angin), dan semua itu adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran
Allah bagi orang-orang yang memikirkan.- Ayat tersebut
menerangkan tentang nikmat Allah yang diberikan kepada manusia
melalui lebah. Yang nampak secara lahiriyah (dan diwujudkan dengan
ungkapan yang dzahir) adalah nikmat berupa madu yang berfungsi
untuk keperluan konsumtif dan obat. Namun ada nikmat lain melalui
lebah yang tidak kalah pentingnya namun kadang dilupakan orang
karena tersembunyinya/ tidak nampak, yaitu membantu proses
penyerbukkan bunga hingga menjadi buah yang bisa dinikmati oleh
manusia.- Menerangkan hukum sebab-akibat, yaitu
penyerbukkan terjadi disebabkan oleh lebah. Namun jangan kemudian
menyembah dan menuhankan hukum sebab-akibat serta melupakan bahwa
Allah-lah pencipta dan yang menetapkan hukum tersebut. Lebah tetap
berada dibawah perintah dan kendali Allah, maka janganlah sombong
dan kufur terhadap nikmat Allah. Tidak sedikit kaum materialis
yang terjebak pada menuhankan hukum sebab akibat ini.
Ungkapan
seperti itu mungkin juga ada dalam bahasa lain, walau mungkin tidak
diakui sebagai sebuah keindahan bahasa, bahkan mungkin akan dianggap
sebagai sebuah kesalahan tata bahasa. Umpamanya ungkapan “jasa guru
sangat besar dalam mendidik para sarjana”. Maksudnya tentu bukan para
sarjana yang dididik, namun mendidik murid-murid mulai TK hingga
perguruan tinggi, sehingga akhirnya melahirkan para sarjana.
Ungkapan
kalimat seperti diungkapkan dalam ayat tersebut adalah hal yang biasa
dalam ungkapan Bahasa Arab, bahkan terdapat keindahan dalam
pengungkapan kalimat seperti itu dalam dzauq (cita rasa) Bahasa Arab.
Dan Al-Qur`an diturunkan dalam Bahasa Arab, maka cita rasa bahasanya
hanya dapat dipahami dan dihayati bila memahami Bahasa Arab.
Dua
ayat yang mulia (QS.An-Nahl:68-69) ini menjelaskan kepada kita
penjelasan yang detail dan ilmiah yang diungkap oleh ilmu pengetahuan
modern tentang cara hidup jenis serangga ini yang aturan yang sangat
unik, yang kita hanya sanggup berkata:"Mahasuci Allah Sebaik-baik Pencipta."
Dan berikut ini beberapa sisi dari ungkapan Al-Qur'an yang indah yang
sejalan dan memiliki kesesuaian secara sempurna dengan apa yang
dibuktikan oleh sains modern berdasarkan observasi yang cermat dan
alat-alat teknik modern.
Kata lebah dalam ayat yang mulia di atas menunjukkan kata feminine (betina) yaitu dari firman-Nya:(اتَّخِذِي، كُلِي، فَاسْلُكِي، بُطُونِهَا) ( buatlah (sarang-sarang), makanlah, tempuhlah (jalan Tuhanmu), perut mereka), padahal dalam bahasa Arab dia adalah maskulin (jantan), yang mana kita mengatakan هذا النحل/ini lebah, bukan هذه النحل sama persis dengan kata النمل/semut, dan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
" يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ"
”Hai semut-semut (jantan), masuklah ke dalam sarang-sarang kalian.” (QS. An-Naml: 18)
Maka
kata an-Naml (semut) dalam ayat di atas datang dengan lafazh maskulin
(menunjukkan jantan), tidak dengan lafazh feminin sebagaimana dalam
kasus lebah. Akan tetapi firman Allah menggunakan bahasa Arab yang jelas
(benar), maka bagaimana hal seperti ini bisa benar??!!
Wahyu
Ilahi ini ditujukkan kepada sekelompok lebah yang ada di dalam sarang
lebah, tugas mereka adalah mendeteksi dan mencari segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh sarang lebah. Kelompok ini disebut kelompok lebah betina
(reagent), dan mereka adalah lebah-lebah betina bukan jantan, bahkan
semua pekerjaan di dalam dan di luar sarang lebah hanya dilakukan betina
bukan jantan. Peran lebah jantan hanya sebatas untuk mengawini lebah
ratu. Dan bahkan terkadang sarang lebah mengeluarkan lebah-lebah jantan
keluar sarang setelah sayap mereka dirobek untuk memastikan tidak
kembalinya mereka ke sarang. Hal itu terjadi dalam kondisi krisis
pangan, dalam rangka untuk menjaga keberlangsungan sarang. Oleh sebab
itu lafazh-lafzah lebah dalam ayat ini menggunakan lafazh feminin
(betina) cocok/sejalan dengan apa yang ditetapkan oleh ilmu pengetahuan
(sains) modern, bertentangan dengan apa yang biasa digunakan oleh
bangsa Arab. Sehingga dengan demikian kita mengetahui bahwa Firman
Allah berlaku/cocok untuk semua tempat dan waktu.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68)
”Di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl: 68)
Huruf jar (preposisi) "من"/dari lebih baik dan lebih akurat maknanya dibandingkan dengan huruf jar (preposisi) "في"/di
untuk mengungkapkan makna bagian, cara dan tempat. Maka lebah-lebah
tersebut memanfaatkan sebagian tempat di sekeliling sarang sebagai
benteng untuk melindunginya dari kerasnya lingkungan yang
mengelilinginya, dan di atasnyalah lebah-lebah itu membangun sarangnya.
Lafazh "من"/dari gunung memberikan faedah
bahwa tempat tinggal mereka adalah pegunungan dan tempat tinggal mereka
ini berasal dari tanah pegunungan. Dan ini adalah apa yang dilakukan
oleh lebah sebenarnya, akam tetapi preposisi "في"/di hanya memberikan faedah tempat saja (bahwa tempat tinggal mereka adalah pegunungan).
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
”Dan dari tempat-tempat yang dibuat/dibangun oleh manusia."
Maknanya
mencakup batang-batang pohon yang di lubangi, dan lubang-lubang dari
lumpur yang telah dikenal pada saat turunnya al-Quran waktu kita
sekarang ini. Dan itu adalah satu-satunya tempat yang dibuat oleh
manusia untuk lebah pada zaman tersebut. Dan ditambah pula dengan
sarang-sarang dari kayu dengan bentuk-bentuk yang berbeda yang di
dalamnya ada sekat-sekat baru dikenal manusia baru-baru ini, setelah
ditemukan oleh manusia bahwa lebah-lebah itu membutuhkan celah yang
ideal untuk mereka lewati di antara sel-sel madu.
Kata “yang dibuat/dibangun oleh manusia”
meliputi semua jenis sarang, baik modern dan klasik. Dan seandainya
al-Qur’an bukan dari sisi Allah tentu akan datang dengan lafazh yang
berbeda dengan lafazh ini, misalnya, "dari tempat-tempat (lumpur) yang dibentuk oleh manusia " seperti yang dikenal pada saat turunnya ayat ini berupa silinder tanah liat.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ
”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan.” (QS. An-Nahl: 69)
Huruf jar (preposisi) "ثم"/kemudian,
menunjukkan makna urutan, dan jeda dalam rangkaian peristiwa yang
dialami oleh lebah, sebagaimana yang ditelah dijelaskan, yaitu membangun
rumah dan memakan buah-buahan. Dan ini benar-benar cocok sekali dengan
kenyataan yang ada.
Maka setelah sekelompok lebah
benar-benar mapan di tempat tinggalnya yang baru, mereka akan tinggal
beberapa waktu di tempat tersebut, kadang lama dan kadang sebentar,
mereka tidak langsung melakukan aktivitas mereka seperti biasa sampai
mereka yakin keamanan/keselamatan tempat tinggal mereka. Kemudian
barulah mereka memulai kehidupan normal mereka yaitu mengumpulkan nektar
dan pembuatan madu.
Kata " كُلِي"/makanlah
kelihatannya aneh, karena yang terlintas dalam benak pikiran kita
ketika menyebutkan lebah adalah madu, dan madu itu diminum, dan ia
dibuat oleh lebah dari sari bunga yang ia berbentuk cairan??!!
Akan
tetapi maknanya tidaklah demikian, tetapi maknanya adalah sebagaimana
yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa lebah makan dan
minum (memiliki bagian-bagian mulut pemakan dan pengisap). Dan ia
memakan serbuk sari (sumber protein untuk lebah) yang dikumpulkan dari
bunga, dan ia meminum nektar (sumber karbohidrat). Oleh karena itu kata " كُلِي"/makanlah digandengkan dengan kata buah-buahan dan buah berasal dari serbuk sari buah yang dimakan oleh lebah !!!!!!
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ
” Dari tiap-tiap (macam) buah-buahan.” (QS. An-Nahl: 69)
Menunjukkan
keumuman segala macam buah-buahan, tanpa terkecuali. Tidak ada satupun
buah melainkan ia memiliki serbuk sari dan tidak ada satupun serbuk
sari melainkan pasti lebah akan memakannya. Seandainya al-Qur’an bukan
dari sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala tentu ayatnya akan mengatakan, misalnya ”buah-buahan yang manis”
atau bahkan tidak disebutkan kata buah-buahan sama sekali, karena hal
itu baru diungkap oleh setelah ditemukannya mikroskop dan alat-alat
penelitian lainnya.
Akan tetapi Dialah Sang Pencipta, Dia yang berfirman di dalam al-Qur’an ini. Dan datang lafazh "مِنْ كُلِّ"/dari
tiap-tiap untuk menunjukkan sebagian, yaitu sebagian dari satu pohon,
maksudnya lebah tidaklah memakan satu pohon keseluruhan, akan tetapi ia
memakan sebagian dari pohon, dan di sisi lain ia memakan seluruh
jenis/macam pohon, bukan pohon-pohon yang berbuah manis saja.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا
”Maka tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” (QS. An-Nahl: 69)
Huruf Fa’
menunjukkan tertib (urutan) dan kesegeraan (tidak ada jeda antara dua
perbuatan), karena lebah pada waktu-waktu ini (setelah memakan sari
bunga dari buah-buahan), ia tidak terlambat untuk pulang ke sarangnya,
akan tetapi mereka bersegera pulang. Dan mereka bersegera melakukan
akifitasnya untuk mengisi sarangnya dengan apa yang ia kumpulkan, supaya
mereka bisa kembali lagi untuk mengumpulkan sari bunga lalu kemudian
diisikan kembali ke sarangnya, dan hal itu berlangsung terus sampai habs
waktu siang hari.
”Maka tempuhlah jalan”
kalimat ini menunjukkan bahwa lebah memiliki rute/jalur yang telah
ditentukan, seperti rute khusus untuk pesawat terbang, dan ini adalah
sesuatu yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa lebah
terkadang terbang dengan jarak yang jauh dari sarangnya, dan terkadamh
sampai sejauh tiga kilometer. Dan supaya mereka tidak tersesat untuk
pulang mereka menjadikan matahari sebagai tanda di udara untuk
menentukan arah, di samping mareka menggunakan aroma-aroma bunga untuk
membantu mereka untuk mengidentifikasi tren serta beberapa jenis aroma
yang dikeluarkan oleh tanaman bunga (sebagai tanda di bumi). Dan dengan
demikian maka lebah memiliki cara dan jalan tersendiri, antara sarang
dan lokasi aktifitasnya (tempat mencari sari bunga), maka mereka tidak
akan pernah salah untuk menempuh tujuannya.
Kemudian mereka mempersalahkan kalimat ini:
“Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”
Pertanyaan
1. Apa benar madu berasal dari perut lebah??
Jawaban:
Sering
terjadi kesalahpahaman di masyarakat seolah madu adalah kotoran lebah
karena berasal dari perut lebah. Madu bukanlah kotoran lebah meskipun
dalam prosesnya melalui perut lebah. Madu ditempatkan di tempat khusus
dalam perut lebah yang disebut perut madu (honey stomach, honey sac atau crop) yang terpisah dari perut besar lebah (large intestine atau stomach). Honey
sac yang berada di perut lebah sebenarnya lebih merupakan tempat
penyimpanan khusus untuk madu selama perjalanan lebah pekerja dari
tempat pengambilan nectar sampai ke sarangnya. Di dalam perut madu
tersebutlah proses penguraian gula komplek (disakarida) diubah menjadi
gula sederhana atau monosakarida. Selanjutnya nectar mengalami proses
fisika dan kimia sekaligus selama perjalanannya di perut lebah dan
dilanjutkan di sarang lebah. Jadi tidak ada yg salah dengan pernyataan madu berasal dari perut lebah.
2.
Apa benar Madu bisa menyembuhkan semua penyakit? Kok bertentangan
dengan kenyataan ya, tidak semua penyakit bisa disembuhkan dengan madu
Jawaban:
Ayat
diatas tidak mengatakan:" fiiha asy-syifaa linnaas" (dengan bentuk
ma'rifat dengan kata syifaa), karena jika demikian maka maknanya madu
itu mengobati segala penyakit manusia. namun tidak demikian, yang
dikatakan adalah:"fiiha syifaa'un linnaas", dengan bentuk nakirah, yang
artinya bahwa madu itu memiliki faktor yang dapat menyembuhkan penyakit
manusia, bukan semua penyakit.
Penelitian ilmiah
telah membuktikan bahwa didalam unsur madu terdapat obat yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Pembahasannya tentu akan melebar jika
seluruh penyakit yang dapat diobati dengan madu disebutkan semuanya.
Berikut saya paparkan sebagian khasiat madu sebagai obat:
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”.
Fakta
ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada
Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi
tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari
madu. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk
pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total.
Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa
resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir,
masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Contoh
manfaat madu dalam dunia medis meliputi: menguatkan otot jantung,
sehingga digunakan juga pada kasus nyeri dada akibat serangan jantung
(angina pectoris) dan setelah operasi jantung; menangkal reaksi garam
makanan, sehingga digunakan pada kasus tekanan darah tinggi; untuk
masalah THT dan pernafasan, madu dapat meredakan hidung tersumbat, nyeri
tenggorok termasuk tonsilitis, batuk, menghilangkan dahak; untuk
pencernaan, madu digunakan dalam mengatasi gangguan pencernaan akibat
kurangnya enzim pencernaan, madu juga dapat menyembuhkan luka (tukak)
lambung dan usus 12 jari, menguatkan hati, menghancurkan batu empedu,
terutama jika ditambah royal jelly dan bee pollen; madu juga baik untuk
pasien neurosis seperti depresi ditandai berkurangnya tremor (buyuten)
dan jantung berdebar, pasien psikotik seperti schizofrenia, kecanduan
alkohol dan morfin, insomnia; memelihara kesehatan saluran kemih, mulut
dan kulit, dan masih banyak lagi.
Sindrom dalam TCM yang bisa ditangani:
Madu
mempunyai rasa yang manis dan sifatnya hangat. Dari rasa dan sifat
inilah madu akan memperbaiki pencernaan. Karena organ limpa/pencernaan
membutuhkan rasa manis dan menyukai yang hangat. Sindrom dalam TCM (
Saya sampaikan yang umum saja ) yang bisa ditangani dengan madu adalah
Sindrom Dingin
Sindrom
ini bersifat Yin, disebabkan oleh serangan faktor patogen dingin atau
kelemahan Yang organ tubuh akibat penyekit kronis. Manifestasi klinis
yang muncul adalah takut dingin, suka hangat, nafsu makan berkurang,
tidak haus, wajah pucat, ekstremitas dingin, urine banyak dan jernih,
feses lembek, diare, dahak encer, lidah pucat dengan lapisan putih serta
nadi lamban dan tegang.
Sindrom Kelemahan Qi
Sindrom
ini ditandai oleh kelemahan Qi organ tubuh, pada umumnya disebabkan
oleh penyakit kronis yang melemahkan organ tubuh atau usia lanjut.
Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada organ yang tersangkut.
Beberapa diantaranya kelelahan, badan lemas, batuk, sesak napas, pusing,
berkeringat spontan, daya pertahanan lemah, nafsu makan berkurang,
diare, urine berlebihan, lidah pucat dengan lapisan putih, dan nadi
lemah.
Sindrom kelemahan Yang
Sindrom
ini bersifat dingin-lembab, pada umumnya disebabkan oleh penyakit
kronis yang telah melemahkan Yang organ tubuh. Yang bersifat panas dan
kering. Yang yang lemah tidak sanggup mengendalikan Yin yang bersifat
dingin dan lembab. Manifestasi klinis tergantung dari organ yang
terserang. Beberapa diantaranya yaitu wajah pucat, bibir dan lidah
pucat, tidak haus, keringat dingin muncul secara spontan, pusing, nafsu
makan berkurang, lesu, lemah, badan dingin, takut dingin, urine jernih,
feses lembek, impotensi, menstruasi tidak teratur, edema, lidah pucat
dengan lapisan putih, nadi lemah.
Sindrom Kekurangan Darah
Sindrom ini ditandai oleh kekurangan darah, pada umumnya disebabkan oleh penyakit kronis, kelemahan Qi-limpa dan perdarahan.
Manifestasi
klinis tergantung dari organ yang tersangkut. Beberapa yang sering
madalah muka pucat ( tidak cemerlang ), pusing, pening,palpitasi,
insomnia, badan lemas, kelelahan, menstruasi lemah, lidah pucat dengan
lapisan putih, dan nadi lemah.
Sejak jutaan tahun yang
lalu lebah telah menghasilkan madu. Satu-satunya alasan mengapa binatang
yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu
secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari
madu yang mengandung “obat bagi manusia” tersebut. Allah menyatakan
tugas lebah ini dalam Al-Qur’an, “kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl:
69)
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi
jumlah kebutuhan lebah (sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka
butuhkan), dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa
lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan
sendirinya”. Dan semoga kita dapat berguru pada lebah.
Ingat
pula bahwa Rasulullah telah bersabda, “Kesembuhan itu terdapat pada
tiga hal, yakni minum madu, sayatan alat bekam, dan kay dengan api.
Sesungguhnya aku melarang umatku dari kay.” (Shohihul Bukhori,
Ath-Thibb, Juz I)
Subhanallah, tanpa bukti inipun kami percaya
kepada firmanMu ya Allah; kami percaya kepada sabda rasul-Mu….bukti
ilmiah ini hanya sebagai tambahan ilmu bagi kami…dan hujjah untuk
menjelaskan kepada orang yang belum yakin akan kebenaran firmanMu.
Dan
telah terbukti madu itu dapat memperkuat sistem imun pada manusia. Dan
sistem imun itu dapat membuat manusia tidak rentan terhadap penyakit,
atau jika seseorang sudah terserang penyakit maka sistem imun itu akan
menjadi penangkal yang tangguh untuk menyembuhkannya. Jadi sama sekali
tidak ada yang salah dengan kalimat : “di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia"
Sementara
itu, sepertinya mereka itu tidak berkaca pada Kitab Suci mereka, yang
mana terdapat ucapan yang lebih aneh lagi, yang mengatakan:
Markus 16: 16-18
(16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
(17)
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan
mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam
bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
(18) mereka akan memegang
ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat
celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang
itu akan sembuh."
Apakah ada yang dapat membuktikan hal
tersebut? Apa benar hanya cukup dengan percaya pada Yesus maka orang
tidak akan mati walaupun digigit ular atau minum racun. Faktanya para
Pendeta bahkan Paus sendiri tidak akan berani membuktikan iman dengan
memegang ular dan meminum racun. Begitu juga dengan meletakkan tangan
diatas orang sakit lalu penyakitnya akan sembuh? Apabila benar seperti
itu, maka manusia tentunya tidak butuh lagi obat-obatan ataupun operasi.
Tidak
mengherankan bila orang-orang non Islam tersebut terheran-heran dengan
susunan bahasa Al-Qur`an, karena mereka memang tidak memahami Bahasa
Arab. Terlebih lagi, Kitab Suci mereka sudah kehilangan keistimewaan ini
(tertulis dalam bahasa asli, sehingga jika ada salah penafsiran makna
maka dapat diselidiki lagi berdasarkan kaidah bahasa aslinya). Ketika
mereka ditanya “Bagaimana metode memahami Kitab Suci anda?”, mereka akan
bingung dan keluarlah jurus andalan “dengan bimbingan Roh Kudus”.
Ini
hanyalah sedikit dari sekian banyak keindahan bahasa Al-Qur`an. Sebuah
bukti kemu’jizatan Al-Qur`an yang abadi. Tidak jarang orang-orang
kafir yang berupaya menghujat Al-Qur`an justru bertekuk lutut
karenanya, diantaranya adalah Dr. Ibrahim Khalil Ahmad, seorang mantan
tokoh Kristen di Mesir.
Semoga kita bisa lebih menghayati dan mengamalkan Al-Qur`an…
Wallahu’alam bishshowab....
==================================
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9467
Registration date : 2011-06-17
Re: baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
emangnya harusnya makan apa?
Zhapents81- BLUE MEMBERS
-
Number of posts : 253
Age : 27
Reputation : 0
Points : 4580
Registration date : 2012-06-17
Re: baru tahu gue...MAKANAN LEBAH = BUAH-BUAHAN
@Zhapents81
mendingan kamu gak usah aktif disini. disini perjuangan kamu sia2 soalnya yg dilawan sampah2 semua
mendingan kamu gabung disini aja: http://laskarislam.indonesianforum.net/
semua penghuni yg ada disini udh pindah disana semua
mendingan kamu gak usah aktif disini. disini perjuangan kamu sia2 soalnya yg dilawan sampah2 semua
mendingan kamu gabung disini aja: http://laskarislam.indonesianforum.net/
semua penghuni yg ada disini udh pindah disana semua
F-23- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 155
Reputation : -1
Points : 4532
Registration date : 2012-06-16
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN